Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN PERENCANAAN KURIKULUM

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Kurikulum”

Dosen Pengampu :

Siti Khurota A’yunin, M.Pd

Disusun Oleh :

Toha Hasan Anwar (20202000213)

PROGRAM STUDI MANEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA

PACITAN

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Illahi


Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya sehinnga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Manajemen Perencanaan Kurikulum”.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Kurikulum. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentangManajemen
Perencanaan Kurikulum.

Kami berterima kasih kepada Ibu Siti Qurota A’yunin, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Manajemen Kurikulum yang telah memberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada
semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan
makalah ini.

Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Kami menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan kami
sendiri. Oleh karena itu, sangatlah kami harapkan saran dan kritik yang positif dan
membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa
yang akan datang.

Pacitan, 2 Mei 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai suatu sistem, pendidikan nasional haruslah dikelola dengan tepat agar
sebagai subsistem sebagai pembangunan nasional, tujuan sisdiknas seperti yang
diminta dalam pasal Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 dapat tercapai secara
efektif dan efisien.
Khususnya pada Pendidikan Dasar perlu mendapat perhatian khusus.
Kurikulum yang ada sekarang bukan saja terlalu “overload”. Sebagai konsekuensi
logis dari kurikulum yang sentralistik, juga karena proses penyusunan sampai pada
pelaksanaan dan evaluasi kurikulum masih steril dari jamahan masyarakat. Dalam hal
ini kurikulum menjadi salah satu penentu kesuksesan dunia pendidikan.
Kurikulum adalah landasan yang digunakan Pendidik atau Guru untuk
membimbing peserta didiknya ke arah tujuan pendidikan yang diinginkan, melalui
akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental. Sedangkan
Manajemen Kurikulum dapat diartikan sebagai kemampuan merencanakan dan
mngorganisasikan kurikulum.
Dalam UU No.20 th 2008 tentang Sistem pendidikan nasional menyebutkan
bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Kegiatan pengembangan kurikulum harus berlandaskan pada fungsi-fungsi
manajemen. Untuk dapat dipahami sebagai pengalaman untuk mempersiapkan peserta
didik dalam mencapai tujuan pendidikan, baik yang diperoleh dari dalam maupun luar
lembaga pendidikan, maka kurikulum hendaknya melalui fungsi perencanaan yang
matang serta sistematis dan terpadu, pengorganisasian yang baik, diimplementasikan
di lapangan, dan diawasi pelaksanaannya.
Dengan perencanaan kurikulum diharapkan dapat memberi kesempatan belajar
mengajar untuk membina siswa atau peserta didik ke arah perubahan tingkah laku
yang digunakan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa atau peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan kurikulum ?
2. Apa saja karakteristik dalam perencanaan kurikulum ?
3. Apa saja asas-asas yang digunakan dalam perencanaan kurikulum ?
4. Bagaimana tahap-tahap dalam perencanaan kurikulum
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan kurikulum
2. Untuk mengetahui karakteristik dalam perencanaan kurikulum
3. Untuk mengetahui asas-asas dalam perencanaan kurikulum
4. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam perencanaan kurikulum
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Kurikulum


Perencanaan itu terjadi pada semua kegiatan. Perencanaan merupakan tahap
awal dalam sebuah manajemen sesuatu untuk mencapai suatu tujuan yang hendak
dicapai. Perencanaan adalah hal yang sangat esensial karena dalam kenyataanya
perencanaan memegang peranan lebih bila di banding dengan fungsi-fungsi
manajemen yang lainnya, seperti pengorganisasian, penggerakkan, pengawasan.
Dimana fungsi-fungsi manajemen tersebut sebenarnya hanya merupakan pelaksanaan
dari sebuah perencanaan. Sedangkan pengertian kurikulum sendiri itu menurut para
ahli mempunyai makna yang berbeda-beda. Lazimnya rencana yang disusun untuk
melancarkan kegiatan yang hendak dicapai baik dalam lingkungan Formal atau Non
formal.
Kurikulum merupakan progam pendidikan, bukan progam pengajaran. Yaitu
progam yang direncanakan, diprogamkan dan dirancanagkan yang berisi berbagai
bahan ajar dan pengalaman belajar baik yang berasal dari waktu yang lalu, sekarang
maupun yang akan datang. Kesemuanya tersebut direncanakan secara sistematik,
artinya direncanakan dengan memperhatikan keterlibatan berbagai faktor pendidikan
secara harmonis.
Perencanaan kurikulum Menurut Rusman adalah perencanaan kesempatan-
kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah perubahan
tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa. Menurut Hamalik perencanaan kurikulum merupakan suatu
proses sosial yang kompleks yang menuntut berbagai jenis dan tingkat pembuatan
keputusan.1
Perencanaan kurikulum memiliki berbagai definisi. Menurut Saidiharjo,
perencanaan kurikulum adalah sebuah proses dimana para perencana mengambil
bagian pada berbagai level pembuat keputusan mengenai tujuan pembelajaran yang
seharusnya, bagaimana tujuan dapat direalisasikan melalui proses belajar-mengajar,
dan apakah tujuan tersebut memang tepat dan efektif.2
Menurut kelompok kami, perencanaan kurikulum adalah langkah awal
membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil
1 Muhammad Kristiawan, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta : CV.BUDI UTAMA,2017) ,87
2 Ibid,87
tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta
didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha
mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Manajemen dalam
perencanaan kurikulum adalah keahlian “managing” dalam arti kemampuan
merencanakan dan mengorganisasikan kurikulum. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam proses perencanaan kurikulum adalah siapa yang bertanggung jawab dalam
perencanaan kurikulum, dan bagaimana perencanaan kurikulum itu direncanakan
secara professional.
B. Karakteristik Perencanaan Kurikulum
Dalam terdapat beberapa aspek yang dipandang dan juga perlu diperhatikan.
Aspek-aspek yang menjadi karakteristik perencanaan kurikulum,3 yaitu sebagai
berikut:
1. Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas tentang berbagai
hal yang menjadikan kehidupan menjadi lebih baik, karakteristik masyarakat
sekarang, dan masa depan, serta kebutuhan dasar manusia.
2. Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja yang komprehensif,
yang mempertimbangkan dan mengoordinasi unsur esensial belajar-mengajar
efektif.
3. Perencanaan kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipatif. Pendidikan harus
responsif terhadap kebutuhan individual anak didik, untuk membantu anak didik
menuju kehidupan kondusif.
4. Tujuan-tujuan Pendidikan harus meliputi rentang yang luas akan kebutuhan dan
minat yang berkenaan dengan individu dan masyarakat.
5. Rumusan berbagai tujuan pendekatan harus diperjelas dengan ilustrasi konkret,
agar dapat digunakan dalam pengembangan rencana kurikulum yang spesifik.
Jika tidak, persepsi yang muncul kurang jelas dan kontradiktif.
6. Masyarakat luas mempunyai hak dan tanggung jawab untuk mengetahui
berbagai hal yang ditujukan bagi anak-anak mereka melalui perumusan tujuan
Pendidikan. Berkaitan dengan hal ini, para pendidiklah yang berkewajiban untuk
memberitahukannya.
7. Dengan keaahlian professional mereka, pendidik berhak dan bertanggung jawab
mengidentifikasi program sekolah yang akan membimbing anak didik ke arah
pencapaian tujuan pendidikn. Masyarakat boleh saja memberikan saran, namun
keputusan akhir ada pada pendidik.

3Arif Munandar, Pengantar Kurikulum,( Yogyakarta: CV.BUDI UTAMA, 2018), 104


8. Perencanaan dan pengembangan kurikulum paling efektif jika dikerjakan secara
bersamaan. Hal ini dikarenakan beragamnya unsur-unsur kurikulum yang
menuntuttentang keahlian secara luas.4
9. Perencanaan kurikulum harus memuat artikulasi program sekolah dan anak didik
pada setiap jenjang dan tingkatan sekolah. Berkaitan dengan hal ini, kurikulum
harus terdiri atas intregasi berbagai pengalaman yang relevan.
10. Program sekolah harus dirancang untuk mengoordinasikan semua unsur dalam
kurikulum kerangka kerja Pendidikan.
11. Masing-masing sekolah mengembangkan dan memperhalus suatu struktur
organisasi yang memfasilitasi studi masalah-masalah kurikulum dalam
mensponsori kegiatan perbaikan kurikulum
12. Perlunya penelitian tindakan dan evaluasi , untuk menyediakan revitalisasi
rencana dan program kurikulum.
13. Partisipasi kooperatif harus dilaksanakan dalam kegiatan perencanaann
kurikulum, terutama keterlibatan masyarakat dan para anak didik dalam
perencanaan situasi belajar-mengajar yang spesifik.
14. Dalam perencanaan kurikulum, harus diadakan evaluasi secara kontinu terhadap
semua aspek pembuatan keputusan kurikulum, yang juga meliputi bekerja relatif
bebas untuk mencapai suatu tujuan.
C. Asas Perencanaan Kurikulum
Ada beberapa asas yang dijadikan dasar dalam perencanaan kurikulum,5 yaitu:
1. Objektivitas
Perencanaan kurikulum memiliki tujuan yang jelas dan spesifik berdasarkan
tujuan pendidikan nasional, data input yang nyata sesuai dengan kebutuhan.
2. Keterpaduan
Perencanaan kurikulum memadukan jenis dan sumber dari semua disiplin ilmu,
keterpaduan sekolah dan masyarakat, keterpaduan internal, serta keterpaduan
dalam proses penyampaian.
3. Manfaat
Perencanaan kurikulum menyediakan dan menyajikan pengetahuan dan
keterampilan sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan dan
tindakan, serta bermanfaat sebagai acuan strategis dalam penyelenggaraan
Pendidikan.

4 Ibid, 105
5 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, ( Jakarta : Penerbit Erlangga, 2007), 152
4. Efisiensi dan Efektivitas
Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan prinsip efisiensi dana, tenaga, dan
waktu dalam mencapai tujuan dan hasil pendidikan.
5. Kesesuaian
Perencanaan kurikulum disesuaikan dengan sasaran peserta didik, kemampuan
tenaga kependidikan, kemajuan IPTEK, dan perubahan atau perkembangan
masyarakat.
6. Keseimbangan
Perencanaan kurikulum memperhatikan keseimbangan antara jenis bidang studi,
sumber yang tersedia, serta antara kemampuan dan program akan dilaksanakan.
7. Kemudahan
Perencanaan kurikulum memberikan kemudahan bagi para pemakainya yang
membutuhkan pedoman berupa bahan kajian dan metode untuk melaksanakan
proses pembelajaran.
8. Berkesinambungan
Perencanaan kurikulum ditata secara berkesinambungan sejalan dengan tahapan,
jenis, dan jenjang satuan pendidikan.
9. Pembakuan
Perencanaan kurikulum dibakukan sesuai dengan jenjang dan jenis satuan
Pendidikan. Sejak dari pusat sampai daerah.
10. Mutu
Perencanaan kurikulum memuat perangkat pembelajaran yang bermutu,
sehingga turut meningkatkan mutu proses belajar dan kualitas lulusan secara
keseluruhan.
D. Tahap Perencanaan Kurikulum
Hafni Ladjid dalam bukunya Pengembangan Kurikulum mengemukakan
bahwa kegiatan pengembangan kurikulum tingkat lembaga dibagi menjadi 3 tahapan
yaitu: (1) perumusan tujuan institusional, (2) tahapan pengembangan setiap bidang
studi, (3) pengembangan program pengajaran dikelas.6
1. Perumusan tujuan isntitusional
Dalam tujuan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan
suatu lembaga pendidikan tertentu, misalnya SMP, SMU dan lain-lainnya,
adalah hal-hal yang harus diperhatikan bagi para fungsi lembaga pendidikan itu.

6 Ibid, 160
Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan dalam merumuskan tujuan
institusional sekurang-kurangnya ada tiga sumber yang penting, yaitu tujuan
pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang sistem pendidikan
nasional, pandangan atau harapan masyarakat dan dunia pekerjaan, harapan
lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
2. Tahapan pengembangan setiap bidang studi
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan setiap
program studi ini meliputi: (1) merumuskan tujuan kurikuler, (2) merumuskan
tujuan pengajaran, (3) menetapkan pokok bahasan atau sub pokok bahasan, (4)
menyusun garis-garis besar program pengajaran, (5) menyusun pedoman khusus.
3. Pengembangan program pengajaran dikelas
Pengembangan program pengajaran dikelas khususnya di indonesia
bertolak dengan suatu dasar konsep sistem. Secara sederhana sistem itu
mempunyai komponen-komponen sebagai berikut: (1) tujuan, (2) bahan/isi, (3)
metode, (4) alat, (5) evaluasi dan (6) proses.
Menurut Harie Dalam sebuah blog yang ditulis oleh Harie,
mengemukakan tahapan pengembangan kurikulum dibagi menjadi 4 tahapan
yaitu:
a) Merumuskan tujuan pembelajaran (instructional objective),
Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang
pertama yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah
memahami tiga sumber, yaitu siswa (source of student), masyarakat
(source of society), dan konten (source of content). Tahap kedua adalah
merumuskan tentative general objective atau standar kompetensi (SK)
dengan memperhatikan landasan sosiologi (sociology), kemudian di-
screen melalui dua landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu
landasan filsofi pendidikan (philosophy of learning) dan psikologi belajar
(psychology of learning), dan tahap terakhir adalah merumuskan precise
education atau kompetensi dasar (KD).
b) Menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar (selection of learning
experiences),
Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar
dalam pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman
belajar dan landasan psikologi belajar (psychology of learning).
Pengalaman belajar merupakan bentuk interaksi yang dialami atau
dilakukan oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk memperoleh
pengetahuan dan ketrampilan. Pengalaman belajar yang harus dialami
siswa sebagai learning activity menggambarkan interaksi siswa dengan
objek belajar. Belajar berlangsung melalui perilaku aktif siswa; apa yang
ia kerjakan adalah apa yang ia pelajari, bukan apa yang dilakukan oleh
guru. Dalam merancang dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar
juga memperhatikan psikologi belajar.
c) Mengorganisasi pengalaman-pegalaman belajar (organization of learning
experiences),
Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak
didik untuk belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari
beberapa hal penting yang mendukung, yakni: tentang teori, konsep,
pandangan tentang pendidikan, perkembangan anak didik, dan kebutuhan
masyarakat. Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. Oleh karena itu kurikulum menentukan apa
yang akan dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk mempelajari,
keseimbangan bahan pelajaran, dan keseimbangan antara aspek-aspek
pendidikan yang akan disampaikan.
d) Mengevaluasi (evaluating).
Kurikulum Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah
evaluasi. Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang
terkumpul dan dibuat pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem.
Evaluasi yang seksama adalah sangat esensial dalam pengembangan
kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai suatu proses membuat keputusan,
sedangkan riset sebagai proses pengumpulan data sebagai dasar
pengambilan keputusan. Perencanaan kurikulum menggunakan berbagai
tipe evaluasi dan riset. Tipe-tipe evaluasi adalah konteks, input, proses,
dan produk. Sedagkan tipe-tipe riset adalah aksi, deskripsi, historikal, dan
eksperimental. Di sisi lain perencana kurikulum menggunakan evaluasi
formatif (proses atau progres) dan evaluasi sumatif (outcome atau produk).

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengertian perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum
ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk
menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.
Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha
mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional.
2. Karakteristik perencanaan kurikulum adalah Perencanaan kurikulum harus
berdasarkan konsep yang jelas, kerangka kerja yang komprehensif, bersifat
reaktif dan antisipatif, harus memuat artikulasi program sekolah dan anak didik
pada setiap jenjang dan tingkatan sekolah.
3. Asas perencanaan kurikulum diantaranya adalah : Objektivitas, keterpaduan,
manfaat, Efisiensi dan Efektivitas, Kesesuaian, Keseimbangan, Kemudahan,
Berkesinambungan, Pembakuan, Mutu.
4. Tahap perencanaan kurikulum diantaranya adalah : Perumusan tujuan
institusional, Tahapan pengembangan setiap bidang studi, Pengembangan
program pengajaran di kelas.
B. SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya . makalah ini di
gunakan oleh para pembaca sebagai referensi dan menambah wawasan tentang
“Manajemen Perencanaan Kurikulum” . Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mohon kritik,
saran, ataupun tanggapan dari para pembaca terutama pada Hidayatul Mufidah M.Pd.,
selaku dosen pembimbing dalam pembuatan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Kristiawan, Muhammad,2017.Manajemen Pendidikan.Yogyakarta : CV.BUDI UTAMA


Munandar, Arif,2018.Pengantar Kurikulum,Yogyakarta: CV.BUDI UTAMA

Qomar Mujamil, 2007.Manajemen Pendidikan Islam.Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai