Anda di halaman 1dari 18

PERAN PENGAWAS DALAM KAITANNYA DENGAN PEMBINAAN

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah

“Supervisi Manajerial”

Dosen Pengampu:

Fata Asyrofi Yahya, M,Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 5/MPI6B:

1. Awalin Uthfita Sari 206210038


2. Fadzillah Dyah Nabin P. 206210059
3. Faiz Winardi 206210060

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawasan mempunyai pengertian suatu kegiatan yang bukan hanya
mencari kesalahan objek pengawasan itu semata-mata, tetapi juga mencari hal-
hal yang sudah baik, untuk dikembangkan lebih lanjut. Pengawas bertugas
melakukan pengawasan, dengan memperhatikan semua komponen sistem
sekolah/madrasah dan peristiwa yang terjadi sekolah/ madrasah
Tujuan administrasi adalah mencapai tujuan bersama. Usaha bersama atau
mengatur sekolah pada hakekatnya adalah mengatur agar tujuan institusional
itu tercapai. Dalam mencapai tujuan dekerjakan dengan penuh ibovatif, kreatif,
dan pemberdayaan seluruh potensi yang tersedia. Dengan demikian tujuan
administratif sekolah adalah untuk mencapai tujuan institusional sekolah yang
ditampakan pada peningkatan kualitas layanan belajar di sekolah.1
Pengawas yang baik selalu menyiapkan dirinya untuk selalu meningkatkan
kompetensinya terlebih-lebih bagaimana kurikulum sekarang selalu
dikembangkan sesuai dengan keadaan siswa. Guru dan pengawas professional
harus memiliki kemampuan untuk merancang berbagai model pembelajaran.
Dalam pengertian ini atas dasar bimbingan para pengawas sekolah diharapkan
oleh guru mampu merancang tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran,
tapi guru juga harus mampu merumuskan berbagai pengalaman belajar dan
berbagai kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

1 Satrio et al., “Administrasi Kurikulum, Kesiswaan, Pendidikdan Tenaga


Kependidikandalam Tinjauan Administasi Sekolah,” Indonesian Journal of Islamic Educational
Management Vol 4, No. 2 (Oktober 2021): 92–101.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kurikulum yang meliputi; administrasi struktur
kurikulum, beban belajar dan kalender akademik
2. Bagaimana konsep pembelajaran yang meliputi; perencanaan proses
pembelajaran, administrasi pelaksanaan proses pembelajaran, administrasi
penilaian hasil pembelajaran dan administrasi pengawasan proses
pembelajaran
3. Bagaimana upaya dan kontribusi pengawas dalam pembinaan kurikulum
dan pembelajaran
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana konsep kurikulum yang meliputi; administrasi
struktur kurikulum, beban belajar dan kalender akademik
2. Mengetahui bagaimana konsep pembelajaran yang meliputi; perencanaan
proses pembelajaran, administrasi pelaksanaan proses pembelajaran,
administrasi penilaian hasil pembelajaran dan administrasi pengawasan
proses pembelajaran
3. Mengetahui bagaimana upaya dan kontribusi pengawas dalam pembinaan
kurikulum dan pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Kurikulum
1. Administrasi struktur kurikulum
Administrasi kurikulum merupakan semua proses kegiatan yang
akan direncanakan secara tidak kebetulan dan bersungguh-sungguh dan
pembimbingan secara teratur terhadap keadaan belajar mengajar secara
efektif dan efesien dengan niat agar dapat membantu tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditentukan.2 Kurikulum dan pendidikan merupakan
sebuah hubungan yang tidak dapat dipisah. Kurikulum berperan sangat
penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Apabila tidak ada kurikulum
kegiatan pendidikan atau belajar akan terhambat dan tidak efektif serta
tujuan pendidikan tidak dapat terwujud. Dalam penyusunan kurikulum
harus selalu disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Kurikulum
disusun dengan sistematis, jelas, dan rinci dengan tujuam agar mudah
dipahami dan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan proses belajar
mengajar3. Adapun proses administrasi kurikulum sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan belajar untuk mengarahkan
peserta didik atau siswa untuk merubah tingkah lakunya sesuai yang
diharapkan. Pada proses ini ada tahapan-tahapannya diantaranya yakni
melakukan identifikasi masalah, dalam tahapan ini memerlukan
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan guna merumuskan dan
melaksanakan kurikulum. Selain itu tahapan lainnya yakni menentukan
tujuan, dimana kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional serta diimbangi dengan memerhatikan
perkembangan peserta didik dan menyesuaikan lingkungan, kebutuhan
pembangunan nasional.

2 Hade Afriansyah Putri Asifa, “Pengertian Dan Proses Administrasi Pendidikan,”


(Universitas Negeri Padang) 2019, 1–6.
3 Mimil Efritania, “Pentingnya Administrasi Kurikulum Dalam Pendidikan”, (Universitas

Negeri Padang) 1–8.

3
b. Pelaksanaan
Usaha dalam melaksanakan kurikulum pada dasarnya merupakan
pembinaan kurikulum disekolah. Proses pelaksanakan kurikulum
sebenarnya terjadi pada saaat proses belajar mengajar yang didasarkan
dengan prinsip-prinsip dan persyaratan kurikulum yang sudah disusun
sebelumnya.
c. Pengawasan
Pengawasan menurut winardi merupakan aktivitas yang dilakukan
manajer untuk memastikan bahwa hasilnya sesuai dengan rencana.
Menurut simbolon pengawasan bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan
dapat mencapai tujuan yang efesien dan efektiv sesuai dengan rencana
yang telah disusun sebelumnya.
d. Evaluasi
Evaluasi merupakan juga bagian dari sistem manajemen. Kurikulum
juga disusun dari tahap perencanaan, organisasi kemudian melakukan
evaluasi dan monitoring. Tanpa adanya evaluasi maka akan tidak tau
bagaimana kondisi kurikulum yang sudah disusun. Evaluasi dalam
kurikulum terbagi menjadi dua yakni evaluasi hasil belajar dimana
kegiatan yang dilakukan guna memberikan informasi terkait proses dan
hasil belajar siswa yang sudah dicapai. Evaluasi program pengajaran
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar dapat
melihat tingkat keberhasilan program, serta fakto-faktor yang
mendukung atau mengahmbat keberhasilan program tersebut.4
2. Beban belajar
Beban belajar merupakan bentuk satuan waktu yang digunakan oleh
siswa guna mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan individu untuk mencapai standar
kompetensi ulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa
yang dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban belajar dapat

4 Muthia Marda Rani and H Afriansyah, “Administrasi Kurikulum,” Administrasi

Kurikulum, (Universitas Negeri Padang), No. 9 (2019): 1–6.

4
diartikan beban belajar sistem paket pada jenjang sekolah menegah. Sistem
paket ini siswa diwajibkan untuk mengikuti seluruh program pembelajaran
yang sudah ditetapkan disetiap kelas.5 Adapun contoh beban belajar sebagai
berikut:
a. Beban belajar tingkat SD

b. Beban belajar MTS

5 Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan, “Buku-3 Bimbingan Teknis Peningkatan

Mutu Manajemen LKP,” STANDAR -2 Standar Isi Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP), 2017.

5
c. Beban belajar MA

6
3. Kalender akademik
Kalender Akademik merupakan keseluruhan pelaksanaan kegiatan
proses pembelajaran yang disusun oleh universitas atau sekolah dalam satu
tahun akademik. Fungsi dari kalander akademik ini yakni sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan akademik kampuas atau sekolah agar selama proses
pembelajaran berlangsung dengan lancar. Adapun contoh dari kalender
akademik sebagai berikut:

B. Konsep Pembelajaran
1. Perencanaan proses pembelajaran
Perencanaan pada hakikatnya adalah sebuah proses, dimana dalam
perencanaan ditu terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi. Melakukan
proses perencanaan merupakan menyiapkan langkah-langkah yang akan
dilakukan untuk memperoleh atau mencapai tujuan seperti yang
diharapkan.6 Oleh karena itu, perencanaan adalah suatu proses yang harus

6
Widyasari, Rasmitadila, and Teguh Prasetyo, “Perencanaan Pembelajaran,” Juni 2018.

7
diperhatikan segala komponennya agar apa yang menjadi langkah-langkah
nanti bisa berjalan dengan semaksimal mungkin.
Perencanaan pembelajaran hendaknya dipandang sebagai suatu alat
yang dapat membantu para guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagai pengajar, serta mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efektif
dan efisien. Dengan perencanaan yang matang seorang guru akan lebih
sistematis dan lebih mudah dalam memantau dan mengontrol pelaksanaan
proses pembelajaran dan pencapaian tujuan. Guru yang mengajar tanpa
perencanaan pembelajaran yang matang maka sudah dapat dipastikan
hasilnya tidak akan memuaskan dan tidak akan dapat mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran
merupakan langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pengelola pembelajaran.7
Menurut PP 57 tahun 2021 tentang standar proses, perencanaan
pembelajaran merupakan aktivitas yang dilakukan untuk merumuskan: (1)
Capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit
pembelajaran; (2) Cara untuk mencapai tujuan belajar, dan (3) Cara untuk
menilai ketercapaian tujuan belajar.
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian
pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
a. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP

7 Lise Chamisijatin Jarot Sugiono, “Prinsip-Prinsip Perencanaan Pembelajaran,”

Pengembangan Kurikulum, 1–41.

8
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
2. Administrasi pelaksanaan proses pembelajaran
Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor
22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah,
alokasi waktu jam tatap muka pembelajaran adalah:
a. SD/MI : 35 menit
b. SMP/MTs : 40 menit
c. SMA/MA : 45 menit
d. SMK/MAK : 45 menit
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP,
meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
a. Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran
2) Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai
manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari,
dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang
peserta didik
3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapa
5) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
b. Kegiatan inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.

9
1) Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang
dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, hingga mengamalkan.
2) Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Untuk
memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik
sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis
penyingkapan/penelitian. Untuk mendorong peserta didik
menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun
kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).
3) Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi mata
pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong
peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga
penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu
melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis
penyingkapan/penelitian dan pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c. Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
1) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung
2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

10
3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,
baik tugas individual maupun kelompok
4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
3. Administrasi penilaian hasil pembelajaran
Peningkatan mutu pendidikan diperlukan proses penilaian yang
dapat memenuhi dan menunjukkan pencapaian kompetensi oleh siswa.
Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada saat ini menunjuk ke
arah lebih luas. Lingkup sasaran penilaian mencakup tiga sasaran, yaitu
program pendidikan, proses belajar-mengajar dan hasil-hasil belajar.8
Penilaian otentik diperlukan untuk mengukur keberhasilan terhadap
kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Hasil penilaian
otentik digunakan guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial)
pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain
itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki
proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan.
Evaluasi proses pembelajaran adalah suatu kegiatan untuk
memperoleh informasi pencapaian hasil belajar dan kemajuan belajar siswa
serta mengefektifkan penggunaan informasi tersebut untuk mencapai tujuan
pendidikan, dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat:
lembar pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi.
Sedangkan evaluasi hasil pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
dirancang untuk mengukur keefektifan suatu sistem pendidikan secara
keseluruhan, atau dengan kata lain dilakukan saat proses pembelajaran dan
di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: tes
lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan
evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran.9

8 Annisa Istiqomah and Delfiyan Widiyanto, “Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Siswa
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewargenegaraan,” Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial Dan
Pendidikan 2, no. 2 (2021): 56.
9 Adi Suryanto, “Modul Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran,” 2020, 1–42.

11
4. Administrasi pengawasan proses pembelajaran
Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah,
pengawas, dan dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan.
a. Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.
b. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk
supervisi akademik dan supervise manajerial.
Sedangkan dalam proses pengawasannya meliputi kegiatan :
a. Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan
melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan,
perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
b. Supervisi
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui
antara lain, pemberian contoh pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi,
atau pelatihan.
c. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut
pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan.
d. Tindak Lanjut
Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk:
1) Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja
yang memenuhi atau melampaui standar
2) Pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program
pengembangan keprofesionalan berkelanjutan

12
C. Upaya dan Kontribusi Pengawas dalam Pembinaan Kurikulum dan
Pembelajaran
Pengawas pada pembinaan kurikulum, pengawas memiliki peran
penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pengawas dapat membantu
guru dalam mengembangkan kurikulum yang relevan, berbasis kompetensi, dan
berbasis pendidikan berbasis data. Pengawas juga dapat membantu guru dalam
mengembangkan kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Pengawas adalah seorang yang memiliki tugas mengawasi dan
membantu guru dalam melakukan tugas-tugasnya. Dalam pembinaan
kurikulum belajar, pengawas memiliki beberapa upaya untuk membantu guru
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Adapun upaya dan kontribusi yang dapat dilakukan pengawas sebagai berikut:10
1. Membuat Program Pembinaan: Pengawas dalam hal ini mengarahkan dalam
membuat program-program yang tepat untuk meningkatkan kompetensi
guru, sehingga mereka menjadi guru yang profesional di bidangnya.
Contohnya: melakukan program pengembangan kurikulum dan
pengembangan bahan ajar.
2. Mengadakan Pelatihan dan Penataran: Melalui pelatihan, pengawas dapat
memperkuat kompetensi guru dalam mengimplementasikan kurikulum dan
metode pembelajaran yang efektif.
Contohnya: Pelatihan keterampilan pengajaran, manajemen kelas, dan
penggunaan teknologi dalam pendidikan.
3. Melakukan Kegiatan acara Ilmiah: Pengawas dapat mengadakan acara
seminar, workshop, dan kegiatan ilmiah lainnya untuk memperbarui
pengetahuan dan keterampilan guru dalam bidang pendidikan.

10 Rachmayani; Murniati; Nasir, “Strategi Pengawas Dalam Meningkatkan Kompetensi

Pedagogik Guru Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bungcala Kabupaten Aceh Besar,” Jurnal
Administrasi Pendidikan : Program Pascasarjana Unsyiah 7, no. 1 (2019): 21–25.

13
Contohnya: Membuat tujuan dan rancangan acara kegiatan, membuat
jadwal lokasi membuat formular pendaftaran acara kegiatan, dan lain-lain
sebagainya.
4. Melakukan Evaluasi dan Monitoring: Pengawas dalam hal ini bertanggung
jawab terhadap kegiatan yang dilakukan sekaligus mengevaluasi kinerja
guru dan efektivitas kurikulum.
Contohnya: Melakukan kegiatan observasi kelas, wawancara dengan guru,
dan analisis data pembelajaran.
5. Mengidentifikasi dan Mengatasi Hambatan: Pengawas dalam hal ini dapat
mengidentifikasi hambatan dalam proses pembelajaran dan pengajaran.
Contonya: Kurangnya motivasi guru atau keterbatasan sumber daya, dan
mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran: Pengawas dapat membantu guru
dalam memilih dan mengimplementasikan strategi pembelajaran yang
paling efektif dan efisien, yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
dan pengalaman belajar siswa. Contohnya: Membantu guru dalam memilih
bahan belajar yang sesuai dengan tingkatan siswa dan membuat bahan
belajar yang efektif.
7. Meningkatkan Kualitas Pendidikan: Melalui berbagai upaya di atas,
pengawas berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan secara
keseluruhan, dengan memastikan bahwa guru memiliki kompetensi yang
diperlukan dan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan siswa.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum disusun dengan sistematis, jelas, dan rinci dengan tujuan agar
mudah dipahami dan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan proses belajar
mengajar. Proses administrasinya meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi. Sedangkan beban belajar berupa paket yang
diwajibkan untuk siswa agar mengikuti seluruh program pembelajaran yang
sudah ditetapkan dengan kalender akademik, yaitu keseluruhan pelaksanaan
kegiatan proses pembelajaran yang disusun oleh sekolah dalam satu tahun.
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan RPP dan penyiapan media dan sumber
belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajarannya berupa implementasi dari RPP, yang meliputi
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
Penilaian diperlukan untuk mengukur keberhasilan terhadap kesiapan
peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Digunakan untuk
merencanakan program perbaikan pembelajaran, pengayaan, atau pelayanan
konseling. Setelah proses pembelajaran diimplementasikan maka sistem
pengawasan dilakukan oleh internal yang dilakukan oleh kepala sekolah,
pengawas, dan dinas pendidikan dan LPPM dengan proses; pemantauan,
supervisi, pelaporan, dan tindak lanjut.
Pengawas menjadi peran penting pada pembinaan kurikulum dan
pembelajaran, dengan berbagai upaya dan kontribusi yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pengawas berperan dalam
mengembangkan kurikulum yang relevan dan berbasis kompetensi, serta
mendukung guru dalam mengembangkan kompetensi yang diperlukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui program pembinaan, pelatihan
dan penataran, kegiatan ilmiah, evaluasi dan monitoring, serta

15
pengidentifikasian dan pengatasan hambatan, pengawas berkontribusi pada
peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan. “Buku-3 Bimbingan Teknis


Peningkatan Mutu Manajemen LKP.” STANDAR -2 Standar Isi Lembaga
Kursus Dan Pelatihan (LKP), 2017.

Efritania, Mimil. “PENTINGNYA ADMINISTRASI KURIKULUM DALAM


PENDIDIKAN,” n.d., 1–8.

Istiqomah, Annisa, and Delfiyan Widiyanto. “Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar


Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewargenegaraan.” Jurnal
Kalacakra: Ilmu Sosial Dan Pendidikan 2, no. 2 (2021): 56.

Jarot Sugiono, Lise Chamisijatin. “Prinsip-Prinsip Perencanaan Pembelajaran.”


Pengembangan Kurikulum, n.d., 1–41.

Nasir, Rachmayani, Murniati, “Strategi Pengawas Dalam Meningkatkan


Kompetensi Pedagogik Guru Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bungcala
Kabupaten Aceh Besar,” Jurnal Administrasi Pendidikan : Program
Pascasarjana Unsyiah 7, no. 1 (2019): 21–25.

Putri Asifa, Hade Afriansyah. “Pengertian Dan Proses Administrasi Pendidikan,”


2019, 1–6. http://dx.doi.org/10.31227/osf.io/a76mq.

Rani, Muthia Marda, and H Afriansyah. “Administrasi Kurikulum.” Administrasi


Kurikulum 53, no. 9 (2019): 1–6.

Satrio, Lias Hasibuan, Kasful Anwar Us, and Ahmad Fadhil Rizki. “Administrasi
Kurikulum, Kesiswaan, Pendidikdan Tenaga Kependidikandalam Tinjauan
Administasi Sekolah.” Indonesian Journal of Islamic Educational
Management 4, no. 2 (2021): 92–101.

Suryanto, Adi. “Modul Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran,” 2020, 1–


42.

Widyasari, Rasmitadila, and Teguh Prasetyo. “Perencanaan Pembelajaran,” 2018.

17

Anda mungkin juga menyukai