Anda di halaman 1dari 11

MENGIDENTIFIKASI MASALAH DAN MERUMUSKAN MASALAH DALAM

PENELITIAN TINDAK KELAS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Metodelogi Penelitian Tindak Kelas

Dosen Pengampu:

Hudan Ngisa Ashori

Disusun Oleh:

1. Arizka Putri Agustina 206210036


2. Awalin Uthfita Sari 206210038
3. Dea Ayu Febriana 206210044
4. Eva Rindy 206210058
5. Faiz Winardi 206210060

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian tindak kelas adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mengatasi masalah yang ada dalam lingkungan tertentu. Dalam proses penelitian
ini, khususnya dalam mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah sangat
penting karena untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas penelitian. Kesesuaian
tersebut antara masalah yang diidentifikasikan dan formulasi masalah dengan
tujuan penelitian akan mempengaruhi kesesuaian dan efektivitas penelitian.
Dalam penelitian tindak kelas, peneliti harus memperhatikan masalah yang akan
berpengaruh terhadap sosial, ekonomi, dan politik, serta memastikan kesesuaian
formulasi masalah dengan tujuan penelitian.
Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah dalam penelitian
tindak kelas memiliki kesesuaian dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini, peneliti
harus memperhatikan masalah yang ada pada lingkungannya. Yang nantinya akan
memudahkan peneliti dalam mengidentifikasi perumusan masalah yang jelas serta
membuka peluang untuk menetapkan tindakan perbaikan (alternatif dan solusi)
yang nantinya perlu dilakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana indentifikasi masalah dalam tindakan penelitian kelas, serta
tahapan/cara mengidentifikasi penelitian kelas?
2. Bagaimana merumuskan masalah dalam penelitian tindak kelas, serta
tahapan/cara merumuskan masalah dalam penelitian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian indentifikasi masalah tindak masalah kelas,
serta tahapan/cara mengidentifikasinya.
2. Dapat mengetahui tentang merumuskan masalah dalam penelitian tindak
kelas, serta tahapan/cara merumuskan masalah dalam penelitian.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengidentifikasi Masalah Dalam Penelitian Tindakan Kelas


1. Konsep mengidentifikasi masalah dalam penelitian tindakan kelas
Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama dalam penelitian
tindakan kelas. Langkah ini merupakan langkah yang menentukan, karena
masalah yang akan diteliti harus dirasakan dan diidentifikasi oleh peneliti sendiri.
Masalah dapat berupa kekurangan yang dirasakan dalam pengetahuan,
keterampilan, sikap, etos kerja, kelancaran komunikasi, kreativitas, dan lain
sebagainya. Pada dasarnya, masalah adalah kesenjangan antara kenyataan dan
keadaan yang diinginkan.1
Seperti halnya penelitian pada umumnya, PTK diawali dengan kesadaran
akan adanya permasalahan. Terkait dengan PTK, permasalahan itu dianggap
menghalangi pencapaian tujuan pendidikan, sehingga berdampak kurang baik
terhadap proses dan/atau hasil belajar siswa, dan/atau implementasi suatu program
sekolah. Suatu hal yang harus diperhatikan pada PTK adalah bahwa permasalahan
harus benar-benar dihayati oleh guru sebagai pelaku penelitian selama praktik
pembelajaran yang dikelolanya dan bahkan permasalahan lain atau pemasalahan
yang disarankan oleh pihak di luar guru mana pun. Pada lingkup PTK
permasalahan itu sendiri biasanya mencangkup tentang siswa, bahan ajar,
kurikulum, interaksi pembelajaran guru kepada siswa, dan hasil belajar siswa.
Masalah adalah suatu kesenjangan antara harapan dengan capaian antara
yang seharusnya dengan kenyataan, dan antara yang diperlukan dengan yang
tersedia. Mengidentifikasi masalah adalah upaya peneliti untuk mengenal
masalah, karena penelitian harus berangkat dari masalah atau wujud dari situasi
dan kondisi yang menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan atau teori
dengan kenyataan atau praktik di lapangan.

1 Muhammad Taqwa, Firdha Razak, Amrullah Mahmud, Penelitian Tindakan Kelas Teknologi

OJS dan Software R, (Sleman: Deepublish, 2021), 91.

2
Untuk dapat mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran khususnya
untuk keperluan PTK, peneliti perlu mengenali variabel-variabelnya yang pada
kenyataanya variabel tersebut saling berkaitan satu sama lain. Variabel tersebut
diantaranya adalah: Guru (kompetensi), Siswa, Perangkat Pembelajaran, Media
pembelajaran, Alat, Perlengkapan, Fasilitas, dan Proses Pembelajaran.2
Adapun beberapa kriteria dalam penentuan masalah PTK yaitu:3Masalah
apa yang akan diteliti,
A. Masalah benar-benar terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas.
B. Penting dan bermanfaat untuk meningkatkan mutu PBM.
C. Masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus
signifikan dilihat dari segi pengembangan lembaga.
D. Masalah hendaknya dalam jangkauan penanganan, baik dari segi tenaga,
biaya, dan waktu.
E. Pernyataan masalah harus mengungkap beberapa dimensi fundamental
mengenai penyebab dan akibat sehingga pemecahannya data dilakukan
berdasarkan hal-hal fundamental.
F. Alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan.
G. Cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari suatu permasalahan
tersebut.
H. Jangan mengangkat masalah yang guru tidak mungkin dapat
menyelesaikannya karena diluar jangkauan tugas guru, misalnya bagaimana
meningkatkan kondisi sosial ekonomi orang tua siswa.
I. Masalah yang riil dan problematika. Pilih masalah yang rill, ada dalam
pekerjaan Anda sehari-hari dan memang problematika (memerlukan
pemecahan dan jika ditunda dampak negatifnya cukup besar).
J. Pilihlah fokus penelitian yang spesifik dan terbatas yang dapat dicari solusinya
dalam waktu singkat.

2 Ade Haerullah, Said Hasan, PTK & Inovasi Guru, (Ponorogo, Uwais Inspirasi Indonesia,
2021), 17-18.
3 Nurulanningsih, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sebagai Pengembangan Profesi Guru

Bahasa Indonesia, Didactique Bahasa Indonesia 4, no. 1 (2023): 51

3
2. Cara mengidentifikasi masalah dalam penelitian tindakan kelas
Agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, seorang
guru dituntut jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang
dikelolanya sebagai bagian yang penting dari dunianya. Berbekalkan
kejujuran dan kesadaran tersebut, untuk mengidentifikasi kesalahannya, guru
dapat mengajukan pertanyaan berikut kepada diri sendiri
a. Permasalahan apa yang sedang terjadi di kelas saya?
b. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu?
c. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya?
d. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut saya biarkan?
e. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut guru perlu merenung atau


melakukan refleksi tentang apa yang terjadi di dalam kelas. Refleksi akan
efektif jika guru mempunyai pemahaman yang tinggi akan fungsi
pembelajaran dan jujur terhadap diri sendiri. Jika setelah menjawab
pertanyaan tersebut guru sampai pada kesimpulan bahwa ia memang
menghadapi masalah dalam bidang tertentu, berarti ia sudah berhasil
mengidentifikasi masalah.

Jika masalah sudah teridentifikasi, maka muncul pertanyaan, masalah


mana yang mugkin dipecahkan melalui PTK? Apakah semua masalah layak
dipecahkan melalui PTK? Untuk menjawab pertanyaan ini, rambu-rambu
berikut dapat dijadikan pegangan. Bidang yang layak dijadikan fokus PTK
adalah: a) Melibatkan kegiatan belajar mengajar, b) Mungkin ditangani oleh
guru, c) Sangat menarik minat guru, serta d) Ingin diubah/diperbaiki oleh
guru.4

Pada tahap ini yang paling penting adalah menghasilkan gagasan-gagasan


awal mengenai permasalahan aktual yang dialami seorang guru dikelas. Dari
gagasan-gagasan awal tersebut, peneliti dapat memperbaiki keadaan dengan

4 Desak Putu Eka Nilakusmawati, Kartika Sari, Ni Made Puspawati, Panduan Penelitian

Tindakan Kelas, (Bali: Universitas Udayana, 2015), 10-11.

4
menggunakan PTK. Masalah yang dirasakan atau yang dialami dapat juga
dicatat. Masalah tersebut dapat berasal dari guru, siswa, bahan ajar,
kurikulum, interaksi pembelajaran, hasil belajar, media, dan sebagainya.
Apabila kesulitan dalam mengidentifikasi masalah dapat meminta bantuan
kepada sesama guru, berdiskusi dengan mitra/ melacak sumber-sumber
kepustakaan yang relevan.5(FONOTE MODUL )Dalam persiapan melakukan
PTK, guru melaksanakan langkah-langkah mengidentifikasi masalah PTK
dengan urutan sebagai berikut:

a. Merasakan adanya masalah


Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pastinya terjadi berbagai
permasalahan, tetapi guru jarang menyadari hal tersebut dan suatu hal
yang perlu dicarikan pemecahannya. Oleh karena itu guru perlu
menumbuhkan kepekaan terhadap adanya masalah pembelajarannya.
Guru dapat menganggap ada masalah pembelajaran apabila ada
kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kenyataan yang
dihadapinya dikelas, yaitu apa yang terjadi dikelas tidak seperti yang
diharapkan. Salah satu cara untuk merasakan adanya masalah yaitu
bertanya kepada diri sendiri mengenai kualitas pembelajaran yang
selama ini dicapai.
b. Mengidentifikasi Masalah
Masalah-masalah yang dihadapi perlu diindentifikasi untuk dicari
masalah mana yang layak dipecahkan terlebih dahulu. Kita tidak
mungkin memecahkan masalah yang teridentifikasi secara sekaligus
dalam satu PTK yang berskala kelas karena masalah-masalah yang
dihadapi cenderung berbeda sama lain, terutama dalam hal
kepentingan atau nilai strateginya. Untuk dapat memilih masalah
secara tepat kita perlu menyusun masalah-masalah itu berdasarkan
beberapa kriteria, yakni tingkat kepentingan, nilai strategis atau nilai

5 Sarwiji Suwandi, Penelitian Tindakan Kelas, (Surakarta: Modul Pendidikan dan Pelatihan

Profesi Guru PPG, 2013), 6-8.

5
prasyarat. Akhirnya, harus dipilih salah satu dari masalah-masalah
tersebut, misalnya yang terpilih adalah “peserta didik cepat bosan
mengikuti pelajaran biologi.” Setelah dipilih salah satu masalah,
deskripsikan masalah serinci mungkin untuk memberikan gambaran
tentang pentingnya masalah itu ditinjau dari pengaruhnya terhadap
pembelajaran secara umum maupun jumlah peserta didik yang terlibat.
Selanjutnya dipilih alternatif tindakan yang dianggap dapat mengatasi
masalah tersebut.
c. Menganalisis masalah
Setelah melakukan proses tersebut, selanjutnya menganalisis masalah.
Analisis terhadap masalah juga dimaksudkan untuk mengetahui proses
tindak lanjut perbaikan atau pemecahan yang dibutuhkan. Analisis
masalah tersebut dipergunakan untuk merancang tindakan, baik dalam
bentuk spesifikasi tindakan, keterlibatan peneliti yang akan
dikolaborasi dan berpartisipasi. Selain itu analisis masalah ini juga
digunakan untuk merancang waktu dalam satu siklus,
mengidentifikasi indikator perubahan, dan mengukur adanya
peningkatan sebagai dampak tindakan.
d. Memilih dan merusumuskan masalah
Dalam memilih masalah yang layak di kat sebagai masalah PTK perlu
diperhatikan beberapa hal berikut:
1. Masalah tersebut adalah masalah pembelajaran faktual yang benar-
benar ada dalam pembelajaran di sekolah.
2. Masalah tersebut dapat dicari dan diidentifikasi faktor penyebabnya.
Faktor penyebab tersebut menjadi dasar untuk menentukan alternatif
tindakan yang akan diberikan.
3. Ada alternatif tindakan yang dipilih untuk dilakukan peneliti.
4. Masalah memiliki nilai strategis bagi peningkatan atau perbaikan
proses dan hasil pembelajaran
Pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengkaji kelayakan masalah yang
dipilih antara lain sebagai berikut.

6
1. Apakah masalah sudah teridentifikasi dengan jelas?
2. Apakah ada bukti empiris yang memperlihatkan keberhasilan
tindakan serupa yang dilakukan sebelumnya?
3. Bagaimana kesiapan peneliti melaksanakan tindakan yang telah
dipilih?

Masalah-masalah yang telah di identifikasi selanjutnya dirumus kan secara


jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas memungkinkan
peneliti untuk memilih tindakan yang tepat.6

B. Tahapan Merumuskan Masalah Dalam Penelitian Tindakan Kelas


1. Konsep/Pengertian Merumuskan Masalah Dalam Penelitian Tindakan
Kelas
Setelah menetapkan fokus permasalahan serta mengidentifikasinya
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, selanjutnya yaitu perlu merumuskan
permasalahan secara lebih jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan
masalah yang jelas akan membuka peluang untuk menetapkan tindakan
perbaikan (alternatif dan solusi) yang perlu dilakukannya. Jenis data yang
perlu dikumpulkan yaitu prosedur perekamannya serta cara
menginterpretasikannya. khususnya yang perlu dilakukan, sementara tindakan
perbaikan dilaksanakan dan data mengenai proses dan/atau hasilnya itu
direkam. Di samping itu, penetapan tindakan perbaikan yang akan dilakukan
itu juga memberikan arahan untuk melakukan berbagai persiapan termasuk
yang berbentuk pelatihan guna meningkatkan keterampilan untuk melakukan
tindakan perbaikan yang dimaksud.7 Permasalahan adalah pertanyaan-
pertanyaan yang jawabannya ingin dikaji melalui penelitian. Permasalahan
hendaknya dirumuskan secara jelas, rinci dan sebaiknya dalam bentuk
pertanyaan. Perlu diingat bahwa permasalahan yang akan dikaji merupakan

6 Herawati Susilo, Husnul Chotimah, Yuyun Dwitasari, Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru, (Malang: Bayumedia Publishing, 2011),
44-46.
7 Imam Machali, “Bagaimana Melakukan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru?,” Indonesian

Journal of Action Research 1, no. 2 (30 November 2022): 315–27, https://doi.org/10.14421/ijar.2022.12-


21.

7
permasalahan nyata yang terdapat di kelas atau sekolah. Oleh karena itu,
variabel yang akan dikaji harus diungkapkan secara jelas dan juga hubungan
antar variabel yang dikaji. Dengan kata lain, dalam merumusan masalah
hendaknya tergambar permasalahan dan tindakan yang akan dilakukan.
Penentuan permasalahan memerlukan kehati-hatian serta kecermatan.8
2. Tahapan Merumuskan Masalah Dalam Penelitian Tindakan Kelas
Rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) seharusnya
mencakup deskripsi situasi saat ini dan keadaan yang diinginkan. Terdapat
beberapa petunjuk dari Suyanto dan Sukarnyana yang dapat dijadikan acuan:
Masalah harus jelas dan tidak memiliki makna ganda, biasanya dalam bentuk
pertanyaan. Rumusan masalah harus mencerminkan jenis tindakan yang akan
dilakukan dan hubungannya dengan variabel lain. Rumusan masalah harus
dapat diuji secara empiris, artinya memungkinkan pengumpulan data untuk
menjawab pertanyaan tersebut.9
Selain itu, Wardhani, dkk menekankan pentingnya merumuskan masalah
secara operasional agar perbaikan pembelajaran dapat dilakukan dengan
terarah.
Sedangkan menurut Wiriatmadja menyarankan agar guru berdiskusi dengan
rekan sejawat atau meminta bantuan dosen yang berpengalaman dalam model
penelitian tindakan ini untuk memastikan fokus permasalahan yang diteliti.10

8 lameto, Slameto. “Implementasi Penelitian Tindakan Kelas.” Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan 5, no. 3 (8 Desember 2015): 47–58. https://doi.org/10.24246/j.scholaria.2015.v5.i3.p47-58.
9
Sukajati, Penelitian Tindakan Kelas Di SD. Pusat Pengembangan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Matematika, (Yogyakarta : 2008), h.120.
10 Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2008), h.65.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agar mengidentifikasi masalah dalam penelitian tindakan sekolah dapat
tercapai dengan baik. Maka seorang peneliti harus memerhatikan kriteria dan
cara dalam penelitian khususnya penelitian tindak kelas. Serta memerhatikan
dalam merumuskan masalah dalam penelitian tindak sekolah.
Dengan melakukan mengidentifikasi masalah dalam penelitian tindakan
sekolah, nantinya diharapkan memberikan ketercapaian tujuan pendidikan,
memberikan dampak baik terhadap proses siswa dan hasil belajar siswa, serta
implementasi program sekolah yang dapat terlaksana. Penelitian tindakan kelas
adalah salah satu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan dilakukan penelitian
tindakan kelas, guru dapat melakukan inovasi pembelajaran, meningkatkan
kemampuan reflektifnya, dan mampu memecahkan masalah dalam
pembelajaran yang akan datang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amrullah Mahmud, Muhammad Taqwa, Firdha Razak, Penelitian Tindakan Kelas


Teknologi OJS dan Software R, (Sleman: Deepublish, 2021).

Machali Imam, “Bagaimana Melakukan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru”


Indonesian Journal of Action Research 1, no. 2 (30 November 2022).

Nilkusmawati Desak Putu Eka, Kartika Sari, Ni Made Puspawati, Panduan


Penelitian Tindakan Kelas, (Bali: Universitas Udayana, 2015).

Nurulanningsih, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sebagai Pengembangan Profesi


Guru Bahasa Indonesia, Didactique Bahasa Indonesia 4, no. 1 (2023).

Rochiati, Wiriaatmadja. Metode Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2008).

Said Hasan, Ade Haerullah, PTK & Inovasi Guru, (Ponorogo, Uwais Inspirasi
Indonesia, 2021).

Slameto, lameto. “Implementasi Penelitian Tindakan Kelas.” Scholaria: Jurnal


Pendidikan Dan Kebudayaan 5, no. 3 (8 Desember 2015).

Sukajati, Penelitian Tindakan Kelas Di SD. Pusat Pengembangan Pendidik dan


Tenaga Kependidikan Matematika, (Yogyakarta : 2008).

Suwandi Sarwiji, Penelitian Tindakan Kelas, (Surakarta: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Profesi Guru PPG, 2013).

Yuyun Dwitasari, Herawati Susilo, Husnul Chotimah, Penelitian Tindakan Kelas


Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru,
(Malang: Bayumedia Publishing, 2011).

10

Anda mungkin juga menyukai