MAKALAH
diajukan guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Pengampu :
Jefri Rieski Triyanto, M.Pd.
Dr. Mohamad Naim, M.Pd.
Oleh Kelompok 2 :
Siti Lilin Hardiyanti Rukmana 210210302005
Jeny Dwi Pratiwi 210210302007
Farah Nabila Kuranta 210210302008
Desy Kusuma Putri 210210302009
Kelas A
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Identifikasi Masalah Penelitian Tindakan Kelas” dengan tepat waktu. Berkaitan
dengan tugas yang penulis selesaikan, penulisan makalah ini memiliki tujuan, yaitu
untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr. Mohamad Naim, M.Pd , dan Bapak Jefri
Rieski Triyanto, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pengampu mata kuliah Penelitian
Tindakan Kelas. Selain itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk memperluas dan
menambah wawasan bagi pembaca serta penulis makalah ini mengenai Identifikasi
Masalah Penelitian Tindakan Kelas.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih terhadap semua pihak yang
turut membantu dan berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini. Dengan penuh
kesadaran, penulis memahami bahwa makalah ini masih belum sempurna. Karena
keterbatasan penulis, maka kritik dan saran yang membangun terhadap penulisan
maupun materi makalah akan penulis terima sebagai masukan agar lebih baik
kedepannya lagi. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
1.3.4 Untuk mengetahui rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis, untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
menulis, kemampuan berpikir kritis, kepekaan terhadap sebuah
permasalahan dalam pembuatan Makalah. Penulis dapat mengkaji dan
menganalisis secara mendalam mengenai identifikasi masalah pada
Penelitian Tindakan Kelas.
1.4.2 Bagi Pembaca, untuk menambah wawasan, memperdalam pengetahuan
mengenai karakteristik, tujuan dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas.
Pembaca juga dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan referensi
yang relevan dengan topik bahasan.
2
BAB 2. PEMBAHASAN
3
interaksi guru-siswa, siswa-materi ajar, dan siswa-lingkungan
belajar
2.2 Identifikasi Masalah
Setiap pendidik pastinya mengerti bagaimana kondisi atau suasana kelas yang
ditemui disetiap harinnya. Ketika seorang pendidik merasa terdapat permasalahan
dalam kelas, seorang pendidik harus sudah tahu langkah apa yang akan dilakukan
untuk meneliti permasalahan tersebut. Penilaian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
salah satu cara untuk mengidentifikasi masalah apa yang sedang terjadi dalam ruang
kelas tersebut. Masalah dalam ruang kelas tidak dapat langsung disimpulkan
permasalahan apa yang sedang terjadi namun harus pendidik identifikasi terlebih
dahulu masalah tersebut. Perumusan suatu masalah merupakan titik dari kagiatan
penelitian, dimana hal ini karena ada permasalahan yang harus diselesaikan oleh
pendidik. Dalam memilih atau menerapkan fokus permsalahan sebaiknya pendidik
harus mempertimbangkan beberapa aspek, seperti:
Minat Guru Apakah isu ini merupakan hal yang saya minatiuntuk
diteliti?
4
a. Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh guru, murid dan atau sekolah
b. Jangan memilih masalah yang berada di luar kemampuan
c. Pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil.
a. Isu atau masalah apa yang menarik sehingga perlu dilakukan penelitian?
b. Kenapa perlu dilkukan penelitian terhadap isu/masalah tersebut?
c. Bukti apa yang dapat diperoleh untuk menunjukan bahwa isu/masalah
tersebut perlu diteliti?
d. Apa yang dapat atau harus saya lakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut?
Berdasarkan yang telah ditulis dalam sebuah proposal penelitian, peneliti
(pendidik) perlu duduk bersama pendidik yang lain, kepala sekolah, dan pihak yang
dianggap perlu terlibat dalam penelitian tindakan kelas ini. Menurut Soedarsono
(1997:5) Peneliti dapat menyatakan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut:
a. Apa yang menjadi keprihatinan Anda?
b. Mengapa Anda memprihatinkan masalah tersebut?
c. Menurut Anda, apa yang dapat dilakukan untuk menghadapi masalah itu?
d. Bukti-bukti apa yang dapat Anda kumpulkan agar membantu membuat
penilaian tentang apa yang terjadi?
e. Bagaimana Anda mengumpulkan bukti-bukti tersebut?
f. Bagaimana Anda melakukan pengecekan terhadap kebenaran dan
keakuratan tentang apa yang terjadi?
Berdasarkan jawaban para pihak yang ditanya pada pertanyaan di atas, pendidik
atau peneliti dapat mengidentifikasi secara pasti masalah apa yang menjadi masalah
nyata yang dihadapi pendidik dan sekolah. Dalam identifikasi masalah, pendidik
harus dapat membedakan masalah yang bersifat individual yang di hadapi oleh
peserta didik dengan masalah umum yang di hadapai oleh sebagian besar peserta
didik yang ada dalam kelas. masalah PTK yang dapat diteliti adalah permasalahan
yang terjadi di dalam kelas, seperti masalah pada keterampilan pendidik, persepsi
mereka pada peserta didik, dan hal lain yang telah dirasakan dalam kelas. Masalah
PTK harus memenuhi karakteristik, yaitu:
a. Masalah PTK harus mencerminkan kebutuhan nyata yang di rasakan oleh
guru dalam kaitan dengan praktik pembelajaran di kelas.
b. Masalah PTK bukan merupakan suatu dugaan atau anggpan, akan tetapi di
dasarkan atas fakta atau kenyataan.
5
c. Masalah PTK bukan merupakan hipotesis, akan tetapi dapat di gunakan
untuk merumuskan hipotesis tindakan yang dapat di laksanakan.
d. Masalah PTK harus di batasi dan dirumuskan secara spesifik agar dapat
memberikan arah penelitian yang jelas dan tidak membingungkan peneliti.
e. Masalah penelitian harus relevan dengan bidang keahlian dan minat peneliti
serta ada kemampuan untuk melaksanakannya.
Menurut Hopkin (1993) proses mengidentifikasi mungkin bagi seorang
pendidik sangat membingungkan tetapi pendidik tidak harus memulai dengan
sebuah masalah, bias juga memulai dengan gagasan untuk melakukan perbaikan,
kemudian mencoba menfokuskan gagasan tersebut. Adapun teknik
mengidentifikasi masalah yaitu:
a. Mengumpulkan masalah yang sedang terjadi dikelas. Pendidik menulis
semua masalah yang sedang terjadi dikelas kemudian menuliskan dalam
catatannya.
b. Menentukan masalah yang urgent atau penting. Diantara banyaknya
permasalahan yang terkumoul dan tercatat, kemudian pendidik memilih
salah satu permasalahan yang perlu dan segera atau secepatnya untuk
diselesaikan.
c. Memilih masalah sesuai dengan kemampuan. Dalam memilih masalah
sebaiknya pendidik memahami dulu antara kemampuan dirinya dengan
masalah yang akan diteliti.
d. Untuk mengumpulkan masalah apa yang sedang terjadi, amaka pendidik
dalam hal ini melakukan beberapa pertanyaan supaya nantika
mempermudah pendidik ketika mengidentifikasi masalah yang akan diteliti.
Pertanyaan tersebut seperti
1) Apa yang sedang terjadi dalam kelas saya?
2) Masalah apa yang muncul dalam kelas saya?
3) Apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi masalah ini?
Teknik mengidentifikasi tersebut kemudian akan dijelaskan dalam berikut:
6
4. Kemampuan peserta didik dalam
menerima konsep sejarah rendah
7
Akan tetapi, di satu sisi lainnya, pemilihan masalah juga tidak dianjurkan
apabila terlalu sempit. Contoh, meneliti 5 orang siswa dari 30 orang siswa di dalam
kelas yang lambat dalam mengikuti pembelajaran. Masalah tersebut digolongkan
sebagai masalah yang sempit dan tidak dianjurkan untuk diambil karena masih
banyak masalah lain yang menyangkut kepentingan sebagian besar siswa. Oleh
karena itu, apabila ingin meningkatkan hasil belajar melalui PTK terhadap siswa
yang jumlahnya kurang dari 10 siswa, sebaiknya niat itu diurungkan karena
masalahnya terlalu kecil, kecuali jumlah siswa pada satu kelas memang hanya 10
orang atau kurang.
Dalam memilih masalah untuk PTK, hendaknya memilih masalah yang
cukup besar dan strategis. Kesulitan siswa memahami bacaan secara cepat dan
sulitnya siswa berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran merupakan contoh dari
masalah yang cukup besar dan strategis karena diperlukan oleh sebagian besar mata
pelajaran. Semua siswa memerlukan keterampilan itu dan dampaknya terhadap
proses belajar siswa cukup besar. Selain itu, dianjurkan pula untuk memilih masalah
yang menjadi ketertarikan pribadi dan memilih masalah yang memang benar-benar
terjadi.
Menurut Kerlinger (1986) ada tiga kriteria untuk menentukan permasalahan
yang baik dan pernyataan masalah yang baik, yaitu:
1. Masalah itu harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau
lebih, misalnya apakah A menyebabkan B
2. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk
pertanyaan
3. Masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan dengan cara tertentu
yang menyiratkan adanya kemungkinan pengujian empiris. Salah satu ciri
PTK adalah munculnya masalah yang dirasakan oleh guru, dimana masalah
tersebut masih sulit dipecahkan. Oleh karena itu, sebagai seorang guru
dituntut untuk jujur pada diri sendiri.
Berikut beberapa contoh masalah yang sering muncul di dalam kelas dan cukup
urgen serta strategis untuk dijadikan sebagai masalah dalam PTK, karena apabila
berhasil memecahkan masalah tersebut akan memberikan manfaat yang besar
dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil belajar
8
4. Siswa kurang dapat mengaitkan isi pelajaran dengan keadaan alam
sekitarnya
5. Tingkat kehadiran siswa rendah (setiap kali pertemuan lebih dari 3 orang
bolos tanpa izin)
9
4. Masalah yang dipilih dalam PTK adalah masalah yang memiliki nilai yang
bukan sesaat, yang memungkinkan diperoleh tindakan yang efektif dalam
pemecahan masalah.
5. Masalah yang diangkat haruslah benar-benar ada dan terjadi serta dirasakan
dalam tugas keseharian guru
6. Masalah tersebut haruslah bersumber dari refleksi atau masalah sendiri dan
bukan masalah orang lain
Adapun bidang kajian Penelitian Tindakan Kelas menurut pedoman Diknas adalah:
1. Masalah belajar siswa di sekolah (masalah belajar di kelas, kesalahan-
kesalahan pembelajaran, miskonsepsi)
2. Desain dan strategi pembelajaran di kelas (masalah pengelolaan dan
prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode
pembelajaran, interaksi didalam kelas, partisipasi orang tua dalam proses
belajar siswa)
3. Alat Bantu, media dan sumber belajar (masalah penggunaan media,
perpustakaan dan sumber belajar didalam/diluar kelas, peningkatan
hubungan antara sekolah dan masyarakat)
4. Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran ( masalah
evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen asesmen)
5. Pengembangan pribadi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan
lainnya (peningkatan kemandirian dan tanggung jawab peserta didik,
peningkatan keefektifan hubungan antara pendidik, peserta didik dan orang
tua dalam PBM, peningkatan konsep diri peserta didik)
6. Masalah kurikulum ( Implementasi KTSP, interaksi guru dan siswa, siswa
dengan bahan ajar dan siswa dengan lingkungan pembelajaran).
2.4 Rumusan Masalah
Masalah tidak akan bisa dirumuskan dengan jelas, jika tidak melakukan
analisis. Mills (2000) mengatakan bahwa tanpa melakukan analisis, mungkin
masalah yang yang kita identifikasi masih kabur. Analisis dapat dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri atau yang disebut refleksi, atau dengan
mengkaji ulang dokumen seperti pekerjaan siswa, daftar hadir siswa, atau daftar
nilai atau bahkan bahan pelajaran yang kita siapkan. Semua tergantung dari jenis
masalah yang kita identifkasi (Mu'alimin 2014, 24).
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Masalah merupakan
kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Kesenjangan antara
rencana dengan hasil pembelajaran. Sedangkan rumusan masalah pada umumnya
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang menggambarkan sesuatu yang ingin
dipecahkan atau dicari jawabanya melalui penelitian. Antara rumusan masalah
dengan masalah memiliki keterkaitan dimana, rumusan masalah didasarkan pada
masalah yang terjadi. Masalah yang dihadapi guru mungkin sangat luas, oleh karena
itu, guru perlu mengfokuskan perhatianya pada masalah yang mungkin dapat dia
10
tanggulangi dan yang memang memerlukan prioritas untuk segera ditangani.
Masalah hendaknya dijabarkan atau dirinci secara operasional agar rencana
perbaikannya dapat terarah (Mu'alimin 2014, 25).
Adapun langkah dalam merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Menentukan fokus penelitian.
2. Mencari berbagai kemungkinan faktor yang memiliki hubungan dengan
fokus.
3. Membuat sebanyak mungkin rumusan pertanyaan guna mengungkapkan
fokus penelitian.
Seperti penelitian-penelitian lain, PTK harus diawali dengan masalah. Masalah
yang dapat dipecahkan melalui PTK banyak sekali dan salah satunya telah
disebutkan, yaitu bagaimana membelajarkan materi tertentu agar siswa mau dan
mampu belajar. Masalah-masalah lain yang mungkin dihadapi oleh guru dapat
berupa beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagaimana meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar; guru atau
dosen masa depan yang “ideal” dapat meningkatkan antusiasme siswa
sehingga mereka menjadi “tidak sabar” menunggu-nunggu datangnya jam
pelajaran yang dibina oleh guru tersebut.
2. Bagaimana mengajak siswa agar benar-benar aktif mempelajari materi yang
sedang dibelajarkan di kelas (aktif secara mental maupun fisik).
3. Bagaimana menghubungkan materi pembelajaran dengan lingkungan
kehidupan siswa sehari-hari agar mereka dapat menggunakan pengetahuan
dan pemahamannya mengenai materi itu dalam kehidupan sehari-hari dan
tertarik untuk mempelajari karena tahu manfaatnya.
4. Bagaimana memilih strategi pembelajaran yang paling tepat untuk masing-
masing materi yang akan diajarkan.
5. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif.
Rumusan masalah berfungsi sebagai pendorong suatu penelitian tindakan
kelas untuk dilakukan, rumusan masalah juga berperan sebagai pedoman, penentu
arah suatu penelitian yang berkaitan dengan data yang diperlukan. Karena itu suatu
rumusan masalah harus menggambarkan alur suatu penelitian sampai dia terjawab
di hasil penelitian. Tidak salah dikatakan bahwa rumusan masalah ini adalah
setengah dari penelitian karena setengahnya lagi adalah hasil penelitian.
Pada penelitian tindakan kelas, dapat menggunakan rumusan masalah yang bersifat
deskriptif dan komparatif. Rumusan masalah deskriptif adalah yang menyatakan
adanya suatu variabel yang bersifat mandiri atau lebih variabel. Contohnya adalah
sebagai berikut :
11
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memperbandingkan
antara satu variabel dengan variabel lainnya. Contohnya adalah sebagai berikut :
Dari contoh tersebut, variabel bebas (X1 = pengaruh metode ceramah, dan X2 =
pengaruh model make a match), sedangkan variabel peserta didik dalam materi
mengenal malaikat dan tugasnya.
12
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah merupakan penyimpangan antara apa yang seharusnya dengan apa
yang terjadi, peyimpangan antara teori dan praktik, peyimpangan antara rencana
dengan pelaksanaan, peyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan. Contohnya
rencana pembelajaran yang tidak sesuai dengan pelaksanaannya maka akan
mengakibatkan kekacauan atau mengakibatkan ketidakberhasilan dalam
pembelajaran. Masalah tersebut merupakan hal umum yang pasti dirasakan oleh
setiap pendidik.
Setiap pendidik pastinya mengerti bagaimana kondisi atau suasana kelas yang
ditemui disetiap harinnya. Ketika seorang pendidik merasa terdapat permasalahan
dalam kelas, seorang pendidik harus sudah tahu langkah apa yang akan dilakukan
untuk meneliti permasalahan tersebut. Penilaian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
salah satu cara untuk mengidentifikasi masalah apa yang sedang terjadi dalam ruang
kelas tersebut.
Setiap masalah selalu berada dalam konteks ruang, tempat, dan waktu. Tak
pernah ada masalah yang terisolasi, terpisah, atau terasing dari faktor-faktor, unsur-
unsur, serta pengaruh-pengaruh lain yang berada di sekitar masalah tersebut. Dalam
proses melakukan penilaian melalui PTK perlu disusun rumusan masalah. Rumusan
masalah berbeda dengan masalah. Masalah merupakan kesenjangan antara yang
diharapkan dengan yang terjadi. Kesenjangan antara rencana dengan hasil
pembelajaran. Sedangkan rumusan masalah pada umumnya dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan yang menggambarkan sesuatu yang ingin dipecahkan atau dicari
jawabanya melalui penelitian. Antara rumusan masalah dengan masalah memiliki
keterkaitan dimana, rumusan masalah didasarkan pada masalah yang terjadi.
3.2 Saran
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja karena keterbatasan
sebagai penulis, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14