Anda di halaman 1dari 56

1

BAB I

1.1 Latar Belakang


Guru sebagai tenaga professional berkewajiban untuk selalu meningkatkan
mutu dan proses pembelajarannya, untuk mewujudkan pendidikan yang
berkualitas. Seperti yang diisyaratkan dalam Undang-Undang Replublik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan nasional,pasal 19 Ayat (2)
mengisyaratkan :
Pendidik, merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdiankepada masyarakat, terutama bagi pendidik perguruan tinggi.
(Depdiknas, 2003:2007).

Guru yang professional melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya,


tanpa perhitungan atau pengharapan penghargaan dari siapapun, akan tetapi ia
akan mengerti hak dan kewajibannya sebagai seorang pegawai.
Guru memiliki peranan penting dalam pembelajaran, seperti sebagai
pembimbing, fasilitator, dan motivator. Peran tersebut takan pernah bisa
digantikan oleh apapun termasuk media modern sekalipun karena sebaik-baiknya
kurikulum disusun, sebagus-bagusnya sarana prasarana disediakan, namun peran
guru tetap menentukan berhasil tidaknya pembelajaran. Dengan demikian dengan
seiring era globalisasi sangat dibutuhkan guru-guru yang kompeten.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar, tidak selamanya berjalan
mulus, akan tetapi sering ditemukan berbagai permasalahan dalam proses maupun
hasil pembelajaran. Seperti pemilihan metode yang kurang berpengaruh pada
hasil, atau hasil pembelajaran yang dicapai siswa tidak sesuai dengan target yang
diharapkan. Permasalahan tersebut harus dicarikan solusinya, dan itu sebagai
kewajiban dan tanggungjawab guru untuk memecahkan masalah pembelajaran
tersebut.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu cara guru untuk
1
2

menyelesaikan permasalahan seputar pembelajaran di kelas masing-masing. Peran


guru itu selain tugas utamanya mengajar, juga sebagai peneliti, seperti yang
diungkapkan oleh Wina Sanjaya (2009:28): “Dalam proses pengembangan
kurikulum peran guru lebih banyak dalam tataran kelas. Murray Printr (1993)
peran guru mencatat dalam level ini adalah sebagai: 1. Implementers, 2. Adapters,
3. Develovers, 3. Reseachers..”
Dalam Penelitian tindakan kelas ini banyak hal yang diteliti guru, seperti
yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya (2009: 29) :
Dalam peran sebagai peneliti, guru memiliki tanggungjawab untuk
menguji berbagai komponen kurikulum , misalnya menguji bahan-bahan
kurikulum,, menguji efektivitas program, menguji strategi dan model
pembelajaran, dan lain sebagaimya termasuk mengumpulkan data tentang
keberhasilan siswa mencapai target kurikulum

Banyak hal yang harus diselesaikan guru terkait masalah pembelajaran


yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya sebagai tenaga professional. Dengan
demikian untuk memecahkan berbagai permasalahan tersebut guru harus
melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian jenis ini sangat sederhana,
disamping itu guru dapat melakukannya dengan tidakperlu meninggalkan tugas
mengajarnya, karena penelitiannya seputar kelas yang menjadi
tanggungjawabnya.
Sebagai tenaga yang professional diharapkan guru dapat melakukan
penelitian tindakan kelas ini, agar permasalahan segera mendapat solusinya, akan
tetapi masih banyak guru yang tidak mampu melakukan penelitian tersebut
dikarenakan berbagai faktor seperti keterbatasan keilmuan cara penulisan PTK,
keterbatasan buku sumber/referensi, keterbatasan waktu untuk penelitian,
minimnya kemampuan menggunakan IT dan sebagainya. Permasalahan ini tidak
bisa dibiarkan secara berlarust-larut karena akan berdampak pada masa depan
siswa, dan masa depan guru itu sendiri. Guru akan terhambat kenaikan tingkatnya,
dikarenakan penulisan karya ilmiah merupakan prasyarat wajib untuk naik
golongan. Banyak guru yang terhambat naik golongan dikarenakan tidak dapat
menyampaikan karya ilmiahnya sampai jangka waktu yang lama. Dengan
3

demikian permasalahan tersebut harus dicarikan sebuah metode dalam


membimbing guru-guru dalam menulis Laporan Penelitian kelas.
Pemberlakuan Pembatasan .Kegiatan Masyarakat (PPKM) mengakibatkan
terbatasnya kegiatan pertemuan dengan guru-guru, maka jalan keluarnya adalah
penggunaan media internet dalam meakukan pembimbingan penulisan PTK, yaitu
melalui metode daring dan email.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik menulis
Laporan Penelitian dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA INTERNET
DALAM MEMBIMBING PENULISAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN
KELAS PADA KELOMPOK KERJA GURU TAMAN KANAK-KANAK
KECAMATAN PASEH TAHUN 2021”

1.2 Identifikasi Masalah


Supaya mempermudah dalam memecahkan permasalahan serta agar
pengambilan tindakan lebih tepat, maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
1. Guru tidak biasa membuat penelitian, karena sebagian guru yang belum
pernah membuat penelitian
2. Terbatasnya referensi yang mereka miliki, akan menyulitkan mencari
teoritis yang mendukung penelitian
3. Beban guru dalam keadministrasian dan kegiatan lain banyak menyita
waktu
4. keterbatasan ruang dan waktu karena masa pandemic covid-19 sangat
membatasi aktivitas guru.

1.3 Rumusan Masalah


Dari latar belakang penelitian ini dapat dirumuskan masalah penelitian,
adalah:
1. Bagaimana kemampuan guru TK dalam menulis Laporan Penelitian
Tindakan Kelas sebelum pembimbingan melalui internet?
4

2. Bagaimana Langkah-langkah penggunaan internet untuk meningkatkan


kemampuan guru TK dalam Menulis Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Guru TK?
3. Bagaimana kemampuan guru TK dalam menulis Laporan Penelitian
Tindakan Kelas setelah pembimbingan dengan menggunakan media
internet?
1.4 Tujuan Penelitian
Pelaksanaksanaan penelitian ini bertujuan adalah
1. Untuk mendeskrsikan kemampuan guru TK dalam menulis Laporan
Penelitian Tindakan Kelas sebelum pembimbingan melalui internet?
2. Untuk mendeskripsikan Langkah-langkah penggunaan internet untuk
meningkatkan kemampuan guru TK dalam Menulis Laporan Penelitian
Tindakan Kelas Guru TK?
3. Untuk mendeskripsikan kemampuan guru TK dalam menulis Laporan
Penelitian Tindakan Kelas setelah pembimbingan dengan menggunakan
media internet?

1.5 Anggapan Dasar


Penelitian Tindakan Kelas merupakan bagian dari tugas dan kewajiban
guru dalam menjalankan tugas profesinya. Berbagai kendala pastilah ditemukan
dalam mengajarnya dengan berbagai macam permasalahan mulai dari kemampuan
siswa menyerap materi pelajaran, penggunaan metode mengajar, strategi
pembelajaran, pengembangan materi, kurikulum. Permasalahan ini harus segera
dicari solusinya agar tidak menjadi hambatan dan permasalahan dalam
melaksanakan tugas mengajarnya sera dapat menghasilkan pembelajaran yang
berkualitas.Dengan demikian kemampuan menulis Laporan Penelitian Tindakan
Kelas wajib dimiliki oleh setiap guru. Untuk memperoleh kemampuan tersebut
perlu adanya upaya untuk mewujudkannya.
Di era globalisasi teknologi dan informasi dapat digunakan untuk
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, dengan IT pembimbingan penulisan
penelitian tinakan kelas bisa dilakukan , untuk pertemuan tatap muka, diskusi
5

dapat menggunakan moda daring seperti google meet, zoom meeting, sedangkan
pengiriman dokumen dapat menggunakan email. Dengan strategi ini diyakini akan
dapat membantu para guru dalam pembimbingan penulisan karya ilmiah bentuk
Penelitian Tindakan Kelas.

1.6. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Dapat membantu para guru dalam mengatasi kesulitannya menulis
Laporan Penelitian tindakan kelas
2. Dapat menambah wawasan dan pengalaman guru serta dapat dijadikan
bekal untuk penelitian selanjutnya
3. Bagi lembaga Perguruan Tinggi dapat dijadikan koleksi perpustakaan
kampus
4. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan dasar untuk penelitian serupa yang lebih
mendalam.

1.7 Definisi Operasional


Untuk menghindari salah pengertian dari berbagai istilah, perlu kiranya
menuangkan definisi operasional dalam penulisan laporan penelitian ini.
1. Penelitian Tindakan Kelas, adalah penelitian yang dilakukan guru di kelas
tempatnya mengajar dengan responden peserta didik di kelasnya, dengan
maksud untuk memecahkan permasalah yang terjadi sekitar pembelajaran
2. Internet adalah media komunikasi alternatif yang dalam batas batas

pemakaian tertentu dapat digunakan untuk menggantikan media

komunikasi tradisional seperti pos, telepon dan fax.


6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi guru sudah merupakan hal yang tak
asing lagi, karena merupakan bagian dari kewajiban dan tanggungjawab guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Setiap tahun minimal satu kali penelitian
dilakuka guru tentang sekitar permasalahan yang berhubungan dengan
pembelajaran Namun sebelum lebih jauh, sebaiknya mengenal beberapa pokok
tulisan yang berkaitan seputar penelitian tindakan kelas.

2.1.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas


Berbagai pengertian penelitian kelas banyak disampaikan oleh para ahli
tentang

penelitian tindakan kelas. Seperti yang disampaikan oleh Muslihudin (2009;7)


bahwa

penelitian tindakan adalah pengkajian terhadap permasalahan dengan ruang


lingkup yang tidak terlalu luas yang berkaitan dengan suatu perilaku seseorang
atau sekelompok orang tertentu disuatu lokasi tertentu, disertai dengan
penelaahan yang teliti terhadap suatu perlakuan tertentu dan mengkaji sampai
sejauh manadampak perlakuan itu terhadap perilaku yang sedang diteliti itu.

Pengertian diatas menekankan bahwa ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas,
serta menelaah dampak dari sebuah perlakuan. Sejalan dengan pegertian di atas
Carl dan kemmis ( Muslihudin 2009: 7) merumuskan :
Penelitian tindakan adalah salah satu bentu penelaahan atau inquiri melalui
refleksi dari yang dilakukan oleh peserta kegiatan tertentu ( misalnya guru,
siswa atau kepala sekolah) dalam situasi sosial (termasuk pendidikan)
untuk rasionalitas an kebenaran serta keabsahan dari (a) praktek-praktek
sosial atau kependudukan yang mereka lakukan sendiri, (b) pemahaman
mereka mengenal praktek-praktek tersebut, dan (c) situasi kelembagaa
tempat praktek-praktek itu dilaksanakan.

Berdasarkan uraan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud


dengan PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan oleh gur yang sekaligus
7

7
sebagai peneliti,
sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penelitian terhadap tindakan nyata di
dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar , untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran yang dilakukan.

2.1.2 Karakteristik PTK


Penelitian dapat dilakukan dengan berbagai model , yang setiap modelnya
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Begitu halnya dengan penelitian
tindakan kelas memiliki karakteristik, yaitu. Pertama problema yang diangkat
sehari-hari yang dihadapi oleh guru di kelas. Kedua, dilakukan secara kolaboratif
dengan guru yang lainnya, Ketiga, adanya tindakan-tindakan( aksi) tertentu untuk
memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Keempat, PTK kasus menunjukkan
adanya perubahan kea rah perbaikan dan peningkatan secara positif.. Disamping
itu PTK memiliki tiga ciri pokok, yaitu; Inquiri, kolaboratif dan reflektif.

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas


1. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas, memiliki tujuan dalam rangka pendidikan dan
pengajaran, seperti yang dijelaskan oleh Muslihudin (2009: 34) adalah sebagai
berikut :
a. Untuk enanggulangi masalah atau kesulitan dalam pendidikan dan
pengajaran yang dihadapi oleh guru dan tenaga kependidikan, terutama
yang berkenaan dengan masalah pembelajaran dan pengembangan materi
pengajarannya.
b. Untuk memberikan pedoman bagi guru/kepala sekolah untuk memperbaiki
dan meningkatkan mutu kinerja atau mengubah system kerjanya agar
menjadi lebih baik dan produktif. Penelitian tindakan diharapkan dapat
menjadi arahan berpikir sistematik-sistematik tentang upaya pendidikan di
kelas atau sekolahnya.
8

c. Untuk melaksanakan program pelatihan, terutama pelatihan dalam jabatan


guru, yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri, agar
peserta lebih menghayati dan langsung menerapkan hasil pelatihan
tersebut.
d. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaharuan dalam system pengajaran
yang sedang berjalan dan sulit untuk ditembus oleh upaya pembaharuan
pada umumnya.
e. Untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi
antara praktisi (dalam hal ini gur) dengan para peneliti akademis.
f. Untuk perbaikan suasana keseluruhan system atau masyarakat sekolah
yang melibatkan administrator pendidikan, guru, siswa orangtua siswa
serta pihak-pihak lain yang bersangkutan dengan kehidupan sekolah.

2. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas


Beberapa manfaat dapat diperoleh dari melakukan penelitian kelas
baik secara akademik maupun praktik. Menurut Muslihudin (2009:25)
mengemukakan segi akademik PTK bermanfaat “ untuk membantu guru
menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk
memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek. Hal ini dimungkinkan
karena dewasa ini pendapat kalangan pendidikan berubah”. Selanjutnya
dijelaskan bahwa manfaat dari segi praktis adalah:
a. Manfaat dari Inovasi Pembelajaran
Karena PTK berangkat dari permasalahan pembelajaran, sehingga guru
berusaha untuk selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan
meningkatkan pendekatan, metode, atau gaya pembelajarannya agar ia
mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
kelasnya, termasuk karakteristik siswanya.
b. Manfaat dari Pengembangan Kurikulum di Tingkat Sekola/Kelas
Hasil penelitian tingkatan kelas dapat dijadikan salah satu masukkan
penting dalam pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas .
Dengan PTK guru akan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap
9

teori dan pemikiran yang melandasi reformasi kurikulum itu karena ia


mengalami secara empiric implementasi dari teori dan pemikiran yang
abstrak itu di dalam kelasnya.
c. Manfaat bagi Pengembangan Profesi Guru
Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas memiliki manfaat yang penting bagi
pengembangan profesionalisme guru. Guru yang professional tentu tidak
akan enggan melakukan perubahan-perubahan dalam proses
pengembangan yang dia lakukan dengan tujuan agar proses pembelajaran
itu tetap relevan, walaupun model yang diterapkannya sekarang sudah
dirasakan memuaskan, oleh sebagian besar guru. Disamping itu PTK dapat
dijadikan prasyarat untuk naik golongan bagi PNS.
2.1.4 Model dan Bentuk PTK
Beberapa model penelitian tindakan kelas, dapat dijadikan pilihan, dengan
lebih mengenal model penelitian kelas ini guru akan lebih jelas dan teratah dalam
mengembangkan design penelitian tindakan.
1. Desain Penelitian Tindakan Model Kurt Lewin
Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat
komponen, yaitu : a) perencanaan (planning), b) Tindakan (acting), c)
pengamatan (observing) dan d refleksi (reflecting). Hubungan keempat
komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan
sebagai berikut :
Acting

Planning Observating

Reflekting
10

Disain PTK Model Kemmis & Mc Teggart

PERENCANAAN
S

REFLEKSI I
PELAKSANAAN TINDAKAN 1 K
& PENGAMATAN L 1

PERBAIKAN

PERENCANAAN S

I
REFLEKSI
K
PELAKSANAAN TINDAKAN 2

& PENGAMATAN
L 2

PERBAIKAN

PERENCANAAN S
REFLEKSI I
PELAKSANAAN TINDAKAN 3 K
& PENGAMATAN L 3

PERBAIKAN

Gambar 3.1 : Tahapan dan Siklus Penelitian Tindakan Kelas


(Kasihani dan Wayan, 2008: 38)
11

2.1.5 Sistematika Laporan PTK


Laporan penelitian tindakan kelas dengan kelengkapan dan sistematika
sebagai berikut :
SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (KALAU ADA)
DAFTAR GAMBAR (KALAU ADA)
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah dan Pemecahannya
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Hasil Penelitian
E. Hipotesis Tindakan (jika diperlukan)
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Pikir
III. PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Prosedur Penelitian
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
12

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Contoh Perangkat Pembelajaran
2. Instrumen Penelitian
3. Personalia Peneliti
4. Curriculum Vitae (semua peneliti)
5. Data Penelitian
6. Bukti Lain Pelaksanaan Penelitian (termasuk berita acara seminar, Draf
laporan)

2.2 Pemanfaatan Internet

2.2.1 Pengertian Internet

Internet merupakan kependekan dari interconnected networking atau


international networking yaitu kumpulan yang sangat luas dari jaringan
komputer besar dan kecil yang saling berhubungan dengan menggunakan
jaringan komunikasi yang ada di seluruh dunia (Sutedjo, 2007:52). Pengertian
lainnya menurut Oetomo (2002:52) internet adalah sebuah jaringan komputer
yang sangat besar yang terdiri dari jaringan-jaringan kecil yang saling terhubung
yang menjangkau seluruh dunia. Menurut Hariningsih (2005:125) internet
adalah media komunikasi alternatif yang dalam batas batas pemakaian tertentu
dapat digunakan untuk menggantikan media komunikasi tradisional seperti pos,
telepon dan fax.
Sedangkan pengertian internet menurut beberapa ahli yang dikutip oleh
Uno dan Lamatenggo (2010:104) internet merupakan sebuah jaringan komputer,
jaringan ini menghubungkan jutaan komputer yang tersebar di seluruh dunia.
Internet terdapat berbagai informasi di dalamnya baik itu positif ataupun negatif
dan dapat digunakan untuk menunjang berbagai kebutuhan, semua tergantung
13

dari pengunaanya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa


internet merupakan suatu jaringan yang menghubungkan juataan komputer yang
memiliki berbagai manfaat dan dapat digunakan untuk mendapatkan berbagi
informasi yang dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun.
2.2.2.Fungsi Internet

Internet memiliki berbagai fungsi menurut Munir (2010:196) terdapat


enam fungsi internet, yaitu:
1. Fungsi alat komunikasi

Internet dapat digunakan sebagai sarana komunikasi ke mana saja secara


cepat. Komunikasi yang dimaksud dapat berupa e-mail atau berdiskusi
melalui chatting maupun mailing list.
2. Fungsi akses informasi

Internet dapat digunakan untuk mengakses berbagai informasi yang disajikan


oleh berbagai surat kabar atau majalah tanpa harus berlangganan. Informasi
sederhana sampai hal-hal yang berkaitan dengan perekonomian, sosial,
politik dapat diakses melalui internet.
3. Fungsi pendidikan dan pembelajaran

Perkembangan teknologi internet yang sangat pesat dimanfaatkan oleh para


ahli untuk mengembangkan perangkat lunak yang dapat menunjang upaya
peningkatan mutu pendidikan atau pembelajaran.

4. Fungsi pengganti

Internet dapat dimanfaatkan siswa apabila siswa tidak berangkat sekolah.


Siswa dapat mengakses internet untuk mencari materi sebagai pengganti
materi yang disampaikan oleh guru.
Internet sebagai suatu jaringan yang mudah di akses oleh bayak orang serta
memiliki berbagai fungsi yang dapat berguna untuk mempermudah berbagai
kegiatan seseorang. Berbagai fungsi yang ada diinternet juga dapat
14

dimanfaatkan siswa dalam menunjang kegiatan pembelajaran baik di sekolah


maupun di luar sekolah, sehingga dapat mempermudah siswa untuk belajar.

2.2.3 Layanan Internet

Selain memiliki bebagai macam fungsi, internet juga memiliki berbagai


layanan. Layanan yang ada tersebut memiliki manfaat sendiri bagi pengguna
internet. Fauzi (2008:344) menyebutkan tujuh macam layanan internet yaitu:
1. World Wide Web (WWW)

Layanan WWW (3W) merupakan jenis layanan yang paling populer


dikalangan pengguna internet. WWW tidak hanya berfungsi sebagai media
untuk mencari informasi, tetapi web sudah banyak digunakan secara
komersial oleh hampir semua perusahaan untuk mengiklankan usaha.
2. FTP (File Transfer Protocol)

FTP adalah suatu aplikasi program yang merealisasikan konsep client-server


antarhost di internet atau semua host yang memakai TCP (Transmssion
Control
Protocol) sebagai transport protokolnya.

3. Telnet

Telnet adalah suatu aplikasi program komunikasi interaktif dua arah


berbasiskan protokol TCP/IP yang digunakan untuk emulasi terminal ke
remote komputer atau terminal server dan dapat menikmati fungsi yang sama
dengan terminal yang dihubungkan langsung ke komputer tersebut.
4. E-mail

E-mail merupakan koponen utama yang paling banyak digunakan dalam

komunikasi informasi saat ini, bukan saja di internet tapi juga outernet
(jaringan lain di luar internet). Jenis layanan e-mail yang populer berbentuk
15

web-based email, yaitu layanan e-mail yang dapat diakses menggunakan


browser Web.
5. UseNet

UseNet atau NetNews adalah suatu jaringan komputer berbasiskan konsep


clientserver yang berfungsi seperti forum diskusi elektronik internasional
tentang berbagai macam hal.
6. Ghoper

Ghoper adalah komponen internet yang digunakan untuk mencari dan

mengambil informasi berdasarkan konsep client-server. Informasi tersebut


dapat berupa data teks, gambar maupun suara.
7. IRC (Internet Relay Chat)

IRC adalah suatu program client-server yang berfungsi seperti perintah talk
di Unix. Bedanya, pada IRC jumlah pemakai yang berkomunikasi dapat lebih
dari dua orang pada saat yang bersamaan.

Berdasarkan pendapat di atas terdapat bayak layanan yang ada di internet


yang dapat digunakan untuk menunjang kemudahan dalam proses pembelajaran
serta dapat digunakan sebagai media komunikasi ataupun diskusi. Keberadaan
internet diharapkan dapat membantu siswa mencari materi pembelajaran yang
dibutuhkan dan dapat menyaring informasi sebaik mungkin.

2.2.4 Dampak Penggunaan Internet

Internet memiiki berbagai macam manfaat atau dampak positif menurut


Oetomo (2002:94) banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan
fasilitas-fasilitas akses ke internet yaitu:

1. Bagi siswa, yaitu hemat, biaya terkendali dan fleksibel


16

2. Bagi masyarakat pada umumnya, yaitu dapat membuka peluang kerja dan
dapat menjadikannya sebagai wahana kompetisi bagi masyarakat untuk
mengembangkan bakatnya.
3. Bagi dunia akademik, yaitu memberikan tantangan baru bagi dunia
akademis untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang memahami dan
menguasai bidang tersebut, dan membuka kerangka baru dalam penjualan
jasa pendidikan.
Selain oetomo, Uno dan Lamatenggo (2010:169) juga menjelaskan
dampak positif yang didapatkan melalui penggunaan internet, antara lain:
1. Kemudahan dalam memperoleh informasi.

Internet memungkinkan siapa saja mengakses berita-berita terkini melalui


koran-koran elektronik seperti Media Online (www.media.co.id), Republika
(www.republika.co.id), dan Kompas Cyber Media (www.kompas.com). Hasil
riset dalam bentuk abstraksi atau terkadang dalam bentuk makalah lengkap,
majalah, katalog atau bahkan buku elektronik dapat diperoleh secara online.
2. Internet mendukung transaksi dan operasi bisnis atau yang dikenal dengan
sebutan e-business.
Melalui internet dimungkinkan untuk dilakukan pembelian dan penjualan
barang secara online.
3. Berbagai aktivitas baru dapat ditangani oleh internet, antara lain: sistem
pembelajaran jarak jauh (distance learning atau e-learning), sistem telepon
dengan biaya murah, pencarian lowongan kerja, transfer uang.
Berdasarkan uraian di atas internet memiliki banyak manfaat salah
satunya dalam bidang pendidikan. Pemanfaatan internet dalam bidang
pendidikan dapat berguna untuk peningkatan prestasi belajar siswa. Apabila
internet dimanfaatkan dengan baik dan maksimal. Penggunaan internet di dunia
pendidikan merupakan suatu yang tidak bisa terelakkan. Internet menjadi sarana
yang sangat handal dan sangat bermanfaat bagi kepentingan para peneliti, guru,
dan peserta didik, sehingga perlu dipahami karakteristik dan potensi internet
agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan dunia pendidikan,
17

khususnya dalam pembelajaran (Uno dan Lamatenggo, 2010:126). Menurut


Fauzi (2008:340) internet sebagai pusat pembelajaran sangat kaya akan
informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi lainnya
Selain terdapat dampak positif atau keuntungan dari adanya internet,
dampak negatif atau kekurangan terdapat dalam internet. Uno dan Lamatenggo
(2010:170) menjelaskan adanya dampak negatif dari penggunaan internet, antara
lain:

1. Kemudahan orang untuk menjiplak karya orang lain.

2. Kejahatan penggunaan kartu kredit.

3. Perusakan sistem melalui virus.

4. Penayangan pornografi.

5. Kemudahan melakukan agitasi


Munadi (2008:157) menjelaskan meskipun teknologi komunikasi dalam
bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang pembelajaran
anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain ada juga kelemahan
dan kekurangannya, antara lain:
1. Dari segi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan
internetnya sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari.
2. Komputer cenderung membuat orang pasif secara fisik.

3. Komputer cenderung mengisolasi, yakni terjadi proses pembelajaran yang


terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat
sosial.

4. Aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya kesesuaian


informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak-anak kurang
memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh.
18

5. Bagi anak-anak sekolah dasar, penggunaan internet yang kurang


proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang bersifat
manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dan sebagainya.
Internet memiliki dampak positif ataupun negatif didalamnya. Dampak
yang akan diperoleh baik itu positif ataupun negatif bergantung pada
penggunaanya. Internet yang dimanfaatkan dengan baik oleh siswa akan mampu
menunjang dan memberikan kemudahan dalam proses belajarnya. Pemanfaatan
internet merupakan suatu kegiatan memanfaatkan fasilitas internet baik di
sekolah maupun di rumah oleh siswa yang digunakan sebagai sarana
mempermudah proses belajar. Pemanfaatan internet ini merupakan satu upaya
siswa dapat menambah materi belajar, menambah pemahaman pengetahuan dan
meningkatkan prestasi belajar siswa (Abdiyansyah, 2017). Pemanfaatan internet
dapat dikatakan pula sebagai upaya untuk menggunakan internet dalam hal
positif yang bertujuan untuk mempermudah pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa sehingga dapat
meningkatan prestasi belajar siswa.

2.2.5 Indikator Pemanfaatan Internet

Internet dapat digunakan untuk membantu siswa agar dapat belajar


mandiri. Ada beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur pemanfaatan
internet. Menurut Saufika (2018) indikator yang digunakan untuk mengukur
pemanfaatan
internet yaitu:

1. Pemahaman serta sikap siswa terhadap konsep internet.

Pemahaman mendasar mengenai internet penting untuk dipahami oleh siswa


sehingga, internet tidak disalah artikan penggunaanya dan siswa dapat
menentukan sikap terhadap penggunaan internet.
2. Ketersediaan internet.
19

Ketersediaan internet sangat penting dalam pemanfaataanya pada


pembelajaran. Sekolah sebagai fasilitator, dengan tersediannya internet siswa
dapat dengan mudah terhubung ke internet, sehingga dapat mengakses materi
pelajaran.
3. Ketepatan fungsi internet.

Siswa harus mengerti fungsi internet dengan tepat. Siswa harus dapat
memanfaatkan internet untuk pembelajaran agar dapat mendapatkan manfaat
yang maksimal untuk menambah wawasannya.
4. Intensitas siswa mengakses informasi dari internet.

Intensitas pemanfaatan internet adalah frenkuensi seberapa sering siswa


mengakses internet untuk digunakan sebagai sarana pembelajaran baik di
sekolah maupun di luar sekolah.
5. Fasilitas-fasilitas yang sering digunakan di internet.

Siswa harus mengetahui fasilitas-fasilitas yang ditawarkan internet yang


mampu mrnunjang pembelajaran, sehingga memudahkan siswa untuk
memperoleh materi pembelajaran.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Mudiyanah (2015) indikator yang
digunakan untuk mengukur pemanfaatan internet antara lain:
1. Kemampuan siswa mengakses internet.

2. Intensitas siswa menggunakan internet.

3. Internet sebagai sumber informasi.

4. Internet sebagai media pembelajaran jarak jauh.

5. Internet sebagai hiburan.

6. Internet sebagai alat komunikasi.


20

Berdasarkan uraian di atas indikator yang digunakan untuk mengetahui


pengaruh pemanfaatan internet oleh siswa yaitu (1) Pemahaman serta sikap
siswa terhadap konsep internet, hal ini bertujuan untuk mengatahui seberapa
dalam pengetahuan siswa terhadap konsep internet. (2) Ketersediaan internet,
merupakan upaya untuk mengatahui ketersediaan internet yang ada di
lingkungan sekolah ataupun di lingkungan rumah. (3) Ketepatan fungsi internet,
merupakan upaya untuk mengatahui bagaimana siswa memanfaatkan fungsi
internet, siswa harus dapat memanfaatkan internet untuk pembelajaran agar
mendapatkan manfaat yang maksimal untuk menambah pengetahuan. (4)
Intensitas siswa mengakses informasi dari internet, yaitu untuk mengetahui
seberapa sering siswa memanfatkan internet untuk digunakan sebagai sarana
pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah. (5) Fasilitas-fasilitas yang
sering digunakan di internet, bertujuan untuk mengetahui fasilitas apa saja yang
biasanya siswa gunakan dalam internet.
21

BAB III
METODDOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada guru-guru yang berada di wilayah binaan
yaitu Kecamatan, Paseh Kabupaten Sumedang. Sedangkan pembimbingan
melalui pemanfaat media internet
3.1.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dalam tenggang waktu enam bulan, yaitu
mulai Januari 2021 sampai dengan Juni 2021. Bimbingan dilaksanakan setiap
satu minggu atau dua minggu sekali.

3.2 Subjek Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru TK yang berstatus Pegawai
Negeri Sipil dan Non PNS yang bersertifikat , tercantum dalam table 3.5 di
bawah ini :
Tabel 3.4
Data Guru –guru TK Gugus Mentari
No Nama Pendidikan Status Golongan

1 Euis Aswati, S.Pd AUD S1 PNS III.a


2 Cucu Caswati, S.Pd AUD S1 PNS III.a
3 Nanih Sumarni, S.Pd AUD S1 PNS III.a
4 Neni Rohaeni, S.Pd S1 PNS III.a
5 Cicih Sukaesih, S.Pd AUD S1 PNS III.a
6 Popon Ratnengsih, S.Pd S1 PNS III.a
7 Titin SugiartiSapari, M.Pd S2 PNS IV.a

3.3 Desain Penelitian


Desain penelitian ini sebagai suatu bentuk kajian yang berbentuk reflektif,
yang dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan dan tindakan-tindakan dalam
melaksanakan tugas pembelajaran, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-
tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi pembelajaran untuk guru.
22

22
Prosedur penelitian tindakan sekolah ini terdiri dari tiga siklus, tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Menurut Kemmis dan
Mc Taggart (2006:22), ada empat komponen penelitian tindakan kelas terdiri dari:
a. Perencanaan (Planning)
b. Aksi/Tindakan (Action)
c. Observasi (Observing)
d. Balikan/Refleksi (Reflecting)

Berikut adalah gambar tahapan dalam siklus Penelitian Tindakan Kelas


Model Spiral Kemmis (Kasihani & Wayan, 2006:38).
Kegiatan Pra Siklus
Sebelum masuk ke kegiatan siklus, dilakukan kegiatan pra siklus terlebih
dahulu, dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Guru dibagi kedalam empat kelompok, setiap orang memiliki nomor 1,2,3,4
pada setiap kelompoknya.
2. Guru yang memiliki nomor yang sama berkumpul, untuk mendengarkan tugas
dan petunjuk dari pengawas/superpisor/pembimbing
3. Tugas Kelompok no 1 mempelajari Bab 1, Kelompok nomor 2 mempelajari
Bab II tentang cara penulisan teoritis, Bab III mempelajari tentang metodologi
penelitian dan Bab IV mempelajari Laporan Hasil dan pembahasan penelitian.
Kelompok ini disebut sebagai tim ahli.
4. Setiap kelompok diberi buku sumber atau panduan pembuatan penelitian
tindakan kelas, untuk dipelajari samapi betul-betul memahami sesuai
tugasnya.
5. Setelah dipahami kelompok berkumpul kembali, untuk berdiskusi bersama
pembimbing/pengawas.
6. Setiap anggota ahli kembali ke kelompok asal untuk mulai menulis Bab I
dibimbing oleh ahli nomor 1.
a. Perencanaan
Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
1. Menyampaikan permasalahan sekitar pembuatan Penelitian Tindakan Kelas
2. Pengamatan terhadap daft PTK guru
23

3. Mengemukakan langkah-langkah dalam kerja kelompok


4. Merencanakan waktu dan tempat pelaksanaan Kerja Kelompok Guru
5. Membuat alat penilaian kinerja guru dalam melaksanakan PTK, dan penilaian
komponen laporan PTK
6. Merencanakan teknik pelaksanaan, pengamatan dan tindakan balikan
b. Pelaksanaan Tindakan
Prosedur yang harus ditempuh dalam melaksanakan supervise klinis terdiri dari
1. Pertemuan awal atau pertemuan pendahuluan
2. Pertemuan awal atau pertemuan pendahuluan adalah dialog antara Pengawas
dengan guru atau beberapa orang guru.Kegiatan dalam pertemuan tersebut
hendaknya menghasilkan kesepakatan-kesepakatan tentang :
1) Pengawas menyampaikan permasalahan dalam pembuatan PTK
2) Pengawas bersama guru membahas beberapa alternative jenis tindakan
3) Guru dan Pengawas menyusun program tindakan
4) Guru dan Pengawas menetapkan kriteria keberhasilan tindakan
5) Guru dan Pengawas menyusun instrument untuk mengukur kemampuan
guru dalam membuat PTK
6) Menetapkan jadwal kegiatan dan tindakan
3. Observasi
Pada tahap observasi ini Pengawas/supervisor mengobservasi perilaku dan
kinerja guru dalam melakukan diskusi, Guru akan dinilai aktivitasnya ketika
berdiskusi, karena ini ada korelasinya dengan aktivitasnya dalam melaksanakan
penelitian dan penulisan laporan.Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap
hasil laporannya.

4. Refleksi
Pertemuan balikan yakni pertemuan Pengawas dan guru sasaran supervisi
klinis, yang berbentuk refleksi. Bertujuan untuk menganalisa hasil tindakan
guru serta menetapkan keputusan cara pemecahan masalah kesulitandalam
menyusunrencana pembelajaran yang dialami guru. Pada pertemuan balikan
24

Pengawas harus banyak mendengar apa yang disampaikan guru, memberikan


komentar kepada guru jika diperlukan.

PERENCANAAN
S

I
REFLEKSI

PELAKSANAAN TINDAKAN 1 K

& PENGAMATAN L 1

PERBAIKAN

PERENCANAAN S

I
REFLEKSI
K
PELAKSANAAN TINDAKAN 2

& PENGAMATAN
L 2

PERBAIKAN

Gambar 3.1 : Tahapan dan Siklus Penelitian Tindakan Kelas

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan berkaitan dengan
penelitian ini adalah:
a. Observasi
25

Observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis


dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera terutama mata terhadap
kejadian-kejadian yang langsung. (Bimo Walgito, 1987:54)
Observasi yang dilakukan disini yaitu pengamatan kepada guru dalam
kegiatan diskusi baik perilakunya maupun kinerjanya. Observasi ini dilakukan
untuk melihat sejauh mana kemampuan guru dalam menulis Laporan Penelitian
tindakan kelas
b. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mengamati dokumen draft penulisan PTK , untuk
melihat kemampuan guru dalam membuat laporan PTK . Studi dokumentasi ini
diperlukan untuk melihat perkembangan kinerja guru dalam menulis Laporan
Penelitian Tindakan Kelas tahap demi tahap.
2. Teknik Pengolahan Data
Untuk mempermudah pengolahan data dalam penelitian, penilaian pada
penelitian ini diberi bobot nilai. Untuk menghitung kemampuan menyusun
rencana pembelajaran dalam penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan
rumus sebagai berikut:
1. Ketercapaian Aspek yang diteliti/Indikator:

∑Perolehan nilai
KI = X 100
Standar Nilai Tertinggi x ∑guru

Keterangan: KI = Ketercapaian Indikator

2. Kemampuan individu:

∑Perolehan nilai
KI = X 100
Standar Nilai Tertinggi x ∑ Aspek yang diamati

Keterangan: KI = Kemampuan Individu

Standar nilai yaitu :


26

Baik Sekali : Jika Penulisan PTK yang dibuat melebihi indikator yang diharapkan

Baik : Jika PTK yang dibuat sesuai indikator yang diharapkan

Cukup : Jika PTK yang dibuat memuat sebagian besar indikator

yang diharapkan

Kurang : Jika PTK yang dibuat memuat sedikit indikator yang diharapkan

Rentang Nilai :
90 – 100 Baik Sekali
80-89 Baik
70-79 Cukup
≤ 69 Kurang

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, sistematis, sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto, 2010:203).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk format observasi
untuk menilai perilaku kinerja guru, dan format studi dokumentasi untuk menilai
kemampuan guru dalam menyusun Penelitian TIndakan Kelas.
Jumlah Skor :…………………….

N = Skor perolehan X 100%


Jumlah aspek x nilai Max

Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Subvariabel Indikator Aspek Yang diteliti Pengumpul No
Data Item
Penelitian Pendahuluan 1. Merumuskan Studi
Tindakan Judul PTK Dokumentasi
Kelas Isi 2. Latar Belakang Studi
Dokumentasi
3. Merumuskan Studi
masalah Dokumentasi
4. Merumuskan Studi
27

Tujuan Dokumentasi
5. Merumuskan Studi
manfaat peneltian Dokumentasi
Tinjauan 6. Merumuskan Studi
Pustaka teoritis Dokumentasi
Desain 7. Menentukan Studi
Penelitian Desain Penelitian Dokumentasi
8. Menentukan Studi
Teknik Dokumentasi
Pengumpul Data
Pembahsan 9. Laporan Hasil Studi
Hasil Penelitian Dokumentasi
10. Pembahasan Studi
Penelitian Dokumentasi
Kesimpulan 11. Kemampuan Studi
Mrnyimpulkan Dokumentasi
12. Menentukan Studi
teknik Dokumentasi
Pengolahan Data
Tata Tata Kalimat 1. Tata Kalimat Studi
Bahasa Dokumentasi
2. Bahasa Ilmiah Studi
Dokumentasi
3. Kesinambungan Studi
antar bahasan Dokumentasi
Penuangan 4. Menuangkan ide- Studi
Ide/Pokok ide /pokok pikiran Dokumentasi
Pikiran 5. Teknik Studi
menanggapi . dokumentasi
Tata Tulis Teknik 6. Penggunaan tanda Studi
Penulisan baca Dokumentasi
7. Cara pengutipan Studi
Dokumentasi
8. Sistimatika Studi
penulisan Dokumentasi
28

Format Observasi

Observasi Perilaku Kerja Guru

Nama Guru : …………………….. Siklus : ………………………………


Hari : …………………….. Tangga l: …………………………........

Hasil Penilaian
Kadang- Tidak
No. Aspek yang Diobservasi Selalu Sering kadang Pernah

1 2 3 4
1. Ketekunan dalam bekerja
2. Kerjasama dalam kelompok
3. Pemahaman materi
4. Suka bertanya
5. Terbuka
6. Kemampuan berargumentasi
7. Lalulintas pembicaraan
8. Mempresentasikan hasil
9. Kemampuan menyimpulkan
10. Kemampuan menjawab pertanyaan
SKOR

Observer
29

1. Format Studi Dokumentasi

PENILAIAN LAPORAN PENELITIAN


Nama Guru : …………………….. Siklus : ………………………………
Hari : …………………….. Tangga l: …………………………........

Nilai
No Aspek
1 2 3 4
1 Merumuskan Judul PTK
2 Latar Belakang
3 Merumuskan masalah
4 Merumuskan teoritis
5 Menentukan Teknik Pengumpul
Data
6 Menentukan teknik Pengolahan
Data
7 Laporan Hasil Penelitian
8 Pembahasan Penelitian
9 Kemampuan Menyimpulkan
10 Tata Kalimat
11 Bahasa Ilmiah
12 Menuangkan ide-ide /pokok pikiran
13 Penggunaan tanda baca
14 Teknik Pengutipan
15 Sistimatika penulisan
Jumlah

Observer
30

Jumlah Skor :…………………….

N = Skor perolehan X 100%


Jumlah aspekxnilai Max

Kriteria Penilaian:

Sangat Baik dengan nilai 4 ; Jika Guru memiliki kemampuan melebihi indicator
yang diharapkan

Baik dengan nilai 3 : Jika Guru memilikikemampuan sesuai


denganindikator yang diharapkan

Cukup dengan nilai 2 : Jika guru memiliki kemampuan mendekati


indikator yang diharapkan

Kurang dengan nilai1 : Jika guru memiliki kemampuan tidak sesuai


dengan indikator yang diharapkan
31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


1.1.1. Deskripsi Data Awal Kemampuan Guru Membuat Rencana
Pembelajaran Mingguan

Sebelum melakukan penelitian harus diketahui terlebih dahulu data awal


kemampuan guru, yang akan dijadikan titik tolak dari pelaksanaan penelitian
selanjutnya.
Setelah dilakukan penelaahan melalui studi dokumentasi Rencana
Pembelajaran Mingguan yang dibuat oleh masing-masing guru, maka hasilnya
tercantum pada table 4.1.di bawah ini
Tabel 4.1
Data Awal Kemampuan Guru Membuat PTK
No Absen Jml %
No Aspek yang di amati
1 2 3 4 5 6 7
1. Merumuskan Judul PTK 2 2 2 2 2 2 3
15 53.6
2. Latar Belakang 2 2 2 2 2 2 3
15 53.6
3. Merumuskan masalah 2 2 2 2 2 2 3
15 53.6
4. Merumuskan teoritis 2 2 2 2 2 2 3
15 53.6
5. Menentukan Teknik 3 3 3 3 3 3 3
Pengumpul Data 21 75
6. Menentukan teknik 1 1 1 1 1 1 3
Pengolahan Data 9 32.1
7. Laporan Hasil Penelitian 2 2 2 2 2 2 3
15 53.6
8. Pembahasan Penelitian 2 2 2 2 2 2 2
14 50
9. Kemampuan 3 3 2 3 3 2 3
Menyimpulkan 19 67.9
10. Tata Kalimat 2 2 2 2 2 2 3
15 53.6
11 Bahasa Ilmiah 3 3 3 3 3 3 3 21 75
12 Menuangkan ide-ide /pokok 2 2 2 2 2 2 3
pikiran 15 53.6
13 Penggunaan tanda baca 3 3 3 3 3 3 3 21 75
14 Teknik Pengutipan 3 2 3 3 2 2 3 18 64.3
15 Sistimatika penulisan 3 3 3 3 3 3 3 21 75
Jumlah 35 34 34 35 34 33 44 59.30
32

% 58 57 57 58 57 55 73.3 %
Berdasarkan pada table 4.1. kemampuanguru dalam membuat karya ilmiah
khususnya Penelitian Tindakan Kelas masih sangat rendah sekali , dilihat dari
perolehan data awal hanya mencapai 59,30 %. Pembahasan penelitian masih
50%, Merumuskan judul , membuat latar belakang penelitian, , merumuskan
masalah, merumuskan teoritis,melaporkan hasil penelitian , tata kalimat,
menuangkan ide/pokok pikiran hanya mencapai 53,6 % yang paling rendah
adalah menentukan teknik pengolahan data hanya 32,1 % sedangkan untuk
penggunaan bahasa ilmiah, yangteknik pengutipan dan menyimpulkan mencapai
61 %, Teknik pengutipan sudah diatas 60% , sedangkan menentukan teknik
pengumpulan data , menggunakan Bahasa ilmiah sudah mencapai 75%.
Berdasarkan perolehan data awal yang sangat rendah sehingga dapat
diputuskan bahwa penelitian harus dilanjutkan ke siklus 1.

4.1.2 Deskripsi Siklus


4.1.2.1 Keg:iatan Pra Siklus
Sebelum masuk ke siklus satu dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut
a. Pengawas memeriksa dokumentasi penulisan penelitian tindakan kelas
yang dibuat guru-guru yang dikirimkan melalui email .

1.2.2 . Siklus I
1. Perencanaan
Sebelum melakukan pelaksanaan pembelajaran kooperatif , pengawas
terlebih dahulu membuat perencanaan sebagai berikut ;
a. Pengawas bersama guru merencanakan Waktu pertemuan .
b. Pengawas merancang instrument penilaian makalah.
c. Pengawas merancang lembar observasi perilaku kinerja guru dalam
kelompok diskusi dalam kemampuan guru membuat rencana
pembelajaran
d. Pengawas merancang teknik melaksanakan diskusi
e. Pengawas membuat schedule googlemeet dan menyebarkan alamat email
untuk mengirim dokumen.
33

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I


Siklus I dilaksanakan pada tanggal 2 Febuari 2021, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :

1. Pengawas mengadakan pertemuan melalui media google meeting


membahas langkah-langkah bimbingan
2. Pengawas memeriksa hasil karya ilmiah guru-guru, yang dikirim lewat
email atau whats app
3. Pengawas menandai beberapa tulisan yang harus diperbaiki, serta
diemailkan kembali
4. Pengawas menyampaian berbagai temuan baik berbentuk kekurangan atau
kesalahan di dalam penulisan laporan penelitian melalui google meet
5. Pengawas menyapaikan waktu pengiriman kembali hasil perbaikan
melalui email
6. Guru-guru memperbaiki laporan penelitiannya.

3. Observasi dan Studi Dokumentasi.

Tabel 4.2
Rekapitulasi Hasil Obesrvasi Perilaku Guru dalam Diskusi Kelompok
Siklus 1

No Absen Jml %
No Perilaku yang Diamati
1 2 3 4 5 6 7
1 Ketekunan dalam bekerja 2 2 3 3 3 3 3
19 67.9
2 Kerjasama dalam kelompok 2 3 3 2 3 3 3
19 67.9
3 Pemahaman materi 2 2 2 2 3 3 3
17 60.7
4 Suka bertanya 3 2 2 3 3 3 3
19 67.9
5 Terbuka 3 2 3 3 3 2 3
19 67.9
6 Kemampuan berargumentasi 2 2 2 2 3 3 2
16 57.1
7 Lalulintas pembicaraan 3 3 3 3 3 3 3
21 75
8 Kemampuan menjawab 2 3 2 2 3 3 3 18 64.3
34

pertanyaan
9 Kemampuan menyimpulkan 3 3 2 2 3 3 3
19 67.9
10 Kemampuan 2 2 2 2 3 3 3
mempresentasikan
17 60.7
Jumlah 24 24 24 24 30 29 29
65.73
% 60 60 60 60 75 72.5 7.3

Berdasarkan table 4.2 Hasil Observasi perilaku kinerja guru dalam diskusi
kelompok pada siklus I baru mencapai 65,73 % . Kemampuan guru
berargumentasi masih rendah baru mencapai 57,1%, ini dikarenakan guru tidak
dibiasakan untuk bebas mengeluarkan ide, pikiranan, sementara pemahaman
materi, dan kemampuan mempresentasikan mencapai 60.7%, sementara
kemampuan menjawab pertanyaan mencapai 64,3%, ketekunan, kerjasama, suka
bertanya ,sikap terbuka, dan kemampuan menyimpulkan mencapai 67,9 % dan
yang paling tinggi adalah lalulintas pembicaraan mencapai 75%.
jiwa terbuka mencapai 69%, lalulintas pembicaraan dalam diskusi sudah cuku
baik. . Perilaku kinerja guru tidak merata ada yang berani dan memiliki
kemampuan berbicara formal dan ada juga yang pasif dalam berdiskusi.

Tabel 4.3
Data Kemampuan Guru Membuat PTK Siklus I

N Nomor Absen Jml %


Aspek yang di amati
o 1 2 3 4 5 6 7
1. Merumuskan Judul 3 3 3 3 3 3 4
PTK 22 78.6
2. Latar Belakang 3 3 2 2 2 2 3 17 60.7
3. Merumuskan masalah 3 3 2 3 2 2 3 18 64.3
4. Merumuskan teoritis 2 3 2 3 2 2 4 18 64.3
5. Menentukan Teknik 3 3 3 3 3 3 3
Pengumpul Data 21 75
6. Menentukan teknik 2 2 2 2 2 2 3
Pengolahan Data 15 53.6
7. Laporan Hasil 3 2 3 2 2 2 4
Penelitian 18 64.3
8. Pembahasan 2 2 2 2 2 2 2 14 50
35

Penelitian
9. Kemampuan 3 3 3 3 3 3 4
Mrnyimpulkan 22 78.6
10 Tata Kalimat 3 3 2 2 2 2 4
. 18 64.3
11 Bahasa Ilmiah 3 3 3 3 3 3 3 21 75
12 Menuangkan ide4-ide
2 2 2 2 2 2 3
/pokok pikiran 15 53.6
13 Penggu39naan tanda
3 3 3 3 3 3 3
baca34 21 75
14 Teknik Pengutipan 3 3 3 3 2 2 4 20 71.4
15 Sistimatika penulisan 3 3 3 3 3 3 3 21 75
Jumlah 41 41 38 39 36 36 50
66.91
% 68.3 68.3 63 65 60 60 83

Berdasarkan table 4.3 yaitu hasil studi dokumentasi laporan Penelitian


Tindakan Kelas sudah ada peningkatan dengan rata-rata 66.91 % ada kenaikan
dari data awal sebesar 7,61 % ,sudah ada peningkatan di berbagai komponen,
Yang masih rendah dibawah 60% adalah menentukan teknik pengolahan
data53,6%, pembahasan penelitian masih 50%, menuangkan ide-ide/pokok
pikiran baru 53,6% guru-guru sulit menentukan ide sendiri. Beberapa indicator
yang sudah ada peningkatan mencapai di atas 60 % adalah merumuskan
masalah penelitan , 60,7%, merumuskan teoritis, merumuskan teoritis,
membuat laporan hasil penelitian, menggunakan Bahasa ilmiah mencapai
64,3%, sedangkan indicator yang mencapai di atas 70% adalah merumuskan
judul penelitian , kemampuan menyimplkan mencapai 78,6%, menentukan
teknik pengumpulan data , menggunakan Bahasa ilmiah , menggunakan tanda
baca , sistematika penulisan ,mencapai 75%, sementara teknik pengutipan
mencapai 71,4%.
Dilihat dari rata-rata data di siklus satu belum mencapai hasil yang
diharapkan, maka penelitian harus dilanjutkan ke siklus dua.

4. Tindakan Balikan
Berdasarkan hasil observasi kinerja guru yang baru mencapai 65,73%
sedangkan hasil studi dokumentasi rencana pembelajaran mingguan yang
dibuat guru-guru kemampuannya baru mencapai 66,91%. Jika dibandingkan
36

dengan data awal sudah ada peningkatan sekitar 7,61 % walaupun


peningkatannya belum signifikan. Pencapaian angka tersebut masih belum
masuk pada katagori baik atau berhasil. Hal ini dimungkinkan beberapa
penyebabnya diantaranya :
a. guru tidak berani menyampaikan kesulitannya atau masalahnya dalam
membuat berdiskusi, karena belum terbiasa berargumentasi, silang pendapat
dalam sebuah diskusi.
b. Guru masih belum memahami materi yang disampaikan rekan-rekannya
c. Guru belum terbiasa membuat laporan hasil penelitian, terutama dalam
penghitungan data hasil penelitian..
Melihat hasil yang belum memadai, maka perlu dilanjutkan ke siklus II
dengan perbaikan pada memotivasi guru untuk aktif dalam berdiskusi, tidak ragu-
ragu menyampaikan pendapat dan permasalahan.
.
4.1.2.3 Siklus II
1. Perencanaan
Sebelum melakukan pelaksanaan pembelajaran kooperatif , pengawas
terlebih dahulu membuat perencanaan sebagai berikut ;
a. Pengawas membuat schedule meeting dan disebarkan di wa grup
b. Pengawas merencanakan bahan materi pertemuan berdasarkan hasil
temuan dokumen hasil penulisan peneitian guru yang dikirim melalui
email
c. Pengawas /supervisor menyiapkan format/instrument penilaian untuk
siklus dua.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pada pelaksanaan siklus II inidilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2015


dengan beberapa langkah yang dilakukan oleh pengawas dan guru-guru, yaitu :
a. Pengawas menyampaikan beberapa temuan hasil dari studi dokumentasi
laporan penelitian tindakan kelas melalui google meet
37

b. Guru-guru bersama pengawas melakukan tanya jawab/ diskusi


c. Guru-guru menyampaikan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
penelitiannya.
d. Pengawas berdiskusi menentukan waktu ksiapan mengirimkan hasil
perbaikan / revisi.

3. Observasi dan Studi Dokumentasi

Rekapitulasi Hasil Obesrvasi Perilaku Guru dalam Diskusi Kelompok

N Nomor Absen Jml %


Perilaku yang Diamati
o 1 2 3 4 5 6 7
1 Ketekunan dalam bekerja 3 3 4 4 3 4 4
25 89.3
2 Kerjasama dalam kelompok 3 4 4 3 3 4 4
25 89.3
3 Pemahaman materi 3 3 3 3 4 4 4
24 85.7
4 Suka bertanya 4 3 3 4 4 4 3
25 89.3
5 Terbuka 4 3 4 4 3 3 4
25 89.3
6 Kemampuan 3 3 3 3 4 3 3
berargumentasi
22 78.6
7 Lalulintas pembicaraan 4 4 4 4 3 3 4
26 92.9
8 Kemampuan menjawab 3 4 3 3 4 3 4
pertanyaan 24 85.7
9 Kemampuan 4 4 3 3 4 4 4
menyimpulkan
26 92.9
10 Kemampuan 3 3 3 3 4 4 4
mempresentasikan 24 85.7
Jumlah 34 34 34 34 36 36 38
87.87
% 85 85 85 85 90 90 95

Berdasarkan table 4.4 hasil observasi perilaku kinerja guru dalam diskusi
kelompok banyak sekali peningkatan mencapai 22.24 % dari hasil siklus I .
Pada siklus II ini perilaku kinerja guru mencapai 87,87% % ,perilaku guru dalam
ketekunan, kerjasama ,dalam kelompok,suka bertanya, terbuka mencapai 89,3 %
kemampuan menyimpulkan dan lalulintas pembicaraan mencapai 92,9 %,
38

kemampuan menjawab pertanyaan dan kemampuan mempresentasikan mencapai


85,7 %, sementara yang masih rendah adalah kemampuan berargumentasi baru 78
% hal ini dikarenakan guru tidak terbiasa berargumentasi, sikap ragu-ragu dan
kurang percaya diri masih melekat. Namun demikian sudah terjadi peningkatan
yang signifikan [ada siklus II ini.

Tabel 4.5
Rekapitulasi Kemampuan Guru Membuat PTK siklus dua

Nomor Absen Jml %


No Aspek yang di amati
1 2 3 4 5 6 7
1. Merumuskan Judul 3 3 3 3 3 3 4
PTK 22 78.6
2. Latar Belakang 3 3 3 3 3 3 4
22 78.6
3. Merumuskan 3 3 3 3 3 3 3
masalah 21 75
4. Merumuskan 3 3 3 3 3 3 4
teoritis 22 78.6
5. Menentukan Teknik 4 4 4 3 4 3 4
Pengumpul Data 26 92.9
6. Menentukan teknik 3 3 3 3 3 3 3
Pengolahan Data 21 75
7. Laporan Hasil 3 3 3 3 4 3 4
Penelitian 23 82.1
8. Pembahasan 3 3 3 3 3 3 3
Penelitian 21 75
9. Kemampuan 4 4 3 3 4 3 4
Menyimpulkan 25 89.3
10. Tata Kalimat 3 3 3 3 4 3 4
23 82.1
11 Bahasa Ilmiah 3 3 3 3 3 3 4 22 78.6
12 Menuangkan ide- 4 3 3 3 4 3 4
ide /pokok pikiran 24 85.7
13 Penggunaan tanda 3 3 3 3 4 4 4
baca 24 85.7
14 Teknik Pengutipan 4 4 3 3 4 3 4 25 89.3
15 Sistimatika 4 4 4 4 4 4 4
penulisan 28 100
Jumlah 50 49 47 46 53 47 57
83.1
% 83 81.6 78.8 76.6 83.3 78.8 95
39

Berdasarkan table 4.5 hasil studi dokumentasi laporan penelitian yang dibuat
guru-guru TK di Kecamatan Paseh pada siklus II ini mencapai 803.1 %,
peningkatan yang signifikan mencapai16.19%. Kemampuan yang paling tinggi
diperoleh adalah kemampuan membuat sistematika penulisan mencapai 100%,
menentukan teknik pengumpulan data mencapai 92.9mencapai 92.2%,
Kemampuan menyimpulkan mencapai 89,3 %, menyampaikan laporan 82,1 %,
me mencapai 78,6 %. Yang mencapai nilai di atas 80% adalah teknik pengutipan
89,3%, penggunaan tanda baca, menuangkan ide/pokok pikiran mencapai nilai
85,7% yang masih tergolong rendah adalah menntukan teknik pengolahan data ,
dimungkinkan guru kesulitan dengan penggunaan rumus penghitungan dan
pembahasan penelitian hanya sampai 75% hal ini karena dalam pembahasan harus
dikaitkan dengan teoritis guru masih bingung, tertukan dengan pembahasan
teoritiss. Dari hasil perolehan data tersebut di atas sudah menunjukkan
peningkatan kemampuan menulis Laporan Penelitian mencapai peningkatan yang
signifikan. Dengan demikian penelitian cukup sampai siklus dua.

4.Tindakan Balikan

Berdasarkan pada hasil observasi perilaku kinerja guru dalam diskusi


kelompok guru-guru TK pada siklus II ini mencapai 87,87 % dan hasil studi
dokumentasi penelitian tindakan kelas yang dibuat guru sudah mencapai 83,1%.
Hasil tersebut sudah termasu katagori baik dan berhasil. Namun demikian masih
ada beberapa hal yang harus dilakukan guru adalah terus berlatih- dan berlatih
baik dengan cara berkelompok maupun secara individual. Karena peningkatan
sudah signifikan, maka penelitian cukup sampai pada siklus II.Pada akhir siklus
dua ini guru sudah bisa beraktivitas dalam kegiatan berdiskusi kelompok
diantaranya : dapat menyampaikan permasalahan, cara menyampaikan dan
menjawab pertanyaan, mempresentasikan dan menyimpulkan banyak sekali
peningkatan. Dari kemampuan berdiskusi kelompok berdampak pula pada
kemampuan membuatlaporan Penelitian Tindakan Kelas. yang dibuat guru-guru
sudah sesuai standar yang diharapkan.
40

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian


1. Analisis Pelaksanaan Pembimbingan media internet untuk
Meningkatkan Kemampuan Guru TK dalam Menulis Laporan
Penelitian Tindakan Kelas

Setiap orang selalu menginginkan kepuasan dari pekerjaannya. Apabilaguru


mendapatkan kepuasan tersebut, mereka akan semakin bersemangat dalam
menjalankan pekerjaannya, demikian pula sebaiknya.Dalam usaha membantu
guru untuk meningkatkan prestasi, Pengawas/Kepala TK secara terus menerus
membina dan membimbing mereka.
Dalam usaha menolong guru terus berkembang dalam jabatannya ada
beberapa teknik yang dilakukan pengawas dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya salah satunya adalah pembimbingan dan pelatihan professional
guru, dapat dilakukan dengan cara pembimbingan dengan pembelajaran koperatif
teknik Jigsaw.
Pembelajaran adalah upaya aktif yang dilakukan oleh pendidik/pengawas ,
dengan maksud agar terjadi belajar pada peserta didik (dalam hal ini guru sebagai
peserta didik). Seperti Ali, 2007:52 menyatakan : Upaya aktif yang dilakukan
guru adalah proses belajar yang terjadi pada diri siswa dengan secara terarah dan
sistematis, sehingga proses dan hasil belajarnya bisa efektif dan efisien
dibandingkan jika belajar siswa itu dilakukan tanpa intervensi guru.
Teknik pembelajaran untuk guru tidak akan berbeda dengan pembelajaran
pada anak didik , akan tetapi pembelajarannya lebih berorientasi pada
pembelajaran yang inovatif dan konstruktif , karena dengan pembelajaran seperti
ini dapat mengubah paradigma dari pembelajaran yang pasif ke aktif. Seperti yang
diuangkapkan oleh Komarudin (Trianto, 2007:2):” Salah satu paradigm
pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran dari yang semula berpusat
pada guru ( teacher centered), beralih berpusat pada murid (student centered);
metodologi yang semula lebih didominasi ekspository beralih ke partipatori; dan
pendekatan yang semula bersipat tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua
perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari
segi proses maupun hasil pendidikan”.
41

Menurut Bisri (Tesis Usman, 2010) pembelajaran yang efektif


adalah”pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa secara aktif, baik mental,
fisik, maupun sosialnya”. Pembelajaran dikatakan berhasil tidak cukup hanya
dilihat hasilnya saja melainkan juga bagaimana proses pembelajaran berlangsung.
Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila seluruh atau sebagian
besar anak didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial anak dalam
pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran dilakukan tanya jawab, praktek
langsung. Dari segi hasil, pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi
perubahan cara berpikir ke arah yang positif, dan tercapainya tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan, hal ini dapat terlihat dari perubahan cara berpikir guru
tentang bagaimana memperoleh pengalaman membuat rencana pembelajaran
mingguan .
Pembelajaran yang baik ditandai adanya interaksi antara peserta didik
dan pendidik, peserta didik diberi kesempatan untuk mengemukan berbagai
permasalahannya, pendapatnya, mengungkapkan pikiran dan perasaan. Di sinilah
pendidik berperan aktif dalam merangsang untuk berani menyampaikan
semuanya.
Guru kembali melakukan interaksi secara langsung dengan anak-anak
dengan teknik tanya jawab . kemampuan guru dalam menyampaikan dan
menjawab pertanyaan sangat penting. Dalam proses pembelajaran, strategi
pembelajaran apapun yang digunakan, bertanya merupakan kegiatan yang selalu
merupakan bagian yang tidak terpisahkan. “Para ahli percaya pertanyaan yang
baik memiliki dampak yang positif terhadap siswa”(W. Sanjaya, 2009 : 34).
Diskusi kelompok merupakan bagian pokok dalam pembelajaran
kooperatif, dimana setiap anggota kelompok melakukan Tanya jawab, bertukar
pikiran dan pendapat serta ide , mengerjakan tugas masing-masing. Kegiatan
tersebut akan lebih meningkatkan sikap social anggota kelompok, disamping
memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Seperti yang dijelaskan oleh Trianto,
(2007;45): “Keterampilan kooperatif tersebut berfungsi untuk melancarkan
peranan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kierja dapat
42

dibangundengan mengembangkankomunikasi antar anggota kelompok, sedangkan


peranan tugass dapat dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok”.
Dasar pemikiran penggunaan internet, Petama mengingat keterbatan
ruang dan waktu dengan terjadinya musibah pandemic covid-19, sehingga
diberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat, social distancing, sementara
kegiatan harus tetap berlangsung, jangan samapi terjadi matinya pendidikan ,
maka penggunan internetlah jalan keluarnya.
Sebagai kegiatan akhir adalah setiap anggota kelompok/individu
membuat tugas membuat proposal penelitian.. Hal ini dilakukan untuk dijadikan
bahan evaluasi sejauh mana perkembangan keterampilan guru dalam membuat
rencana penelitian kelas. Dari hasil kerja guru akan kembali di amati untuk
melihat perkembangan kemampuan guru dan untuk memutuskan apakah perlu di
lanjut ke siklus berikutnya atau tidak.

2. Hasil Penelitian Kemampuan Guru dalam menulis penelitian tindakan


kelas setelah menggunakan media internet
Penelitian dilakukan dengan dua siklus, dengan empat kali pertemuan
persiklusnya .Pada tahap awal kemampuan guru dalam membuat laporan
penelitian sangat rendah sekali hanya mencapai rata-rata 59,30%, Pada siklus satu
perilaku kinerja guru baru mencapai 65,73% sedangkan kemampuan menulis
penelitian tindakan kelas mencapai 66.91%, karena hasil masih sangat rendah
maka perlu diulang pada siklus dua dengan hasil observasi perilaku kinerja guru
mencapai 87,87 % sementara hasil studi dokumentasi kemampuan menulis PTK
83,1 %. Karena pencapaian sudah melebihi 80 % yang artinya sudah termasuk
katagori baik, maka penelitian tidak perlu diulang kembali. Jika digambarkan
kenaikan hasilnya sebagai berikut pada table 4.7.
43

Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Penelitian Kemampuan Guru Menulis Laporan Penelitian
Tindakan Kelas
No Data Penelitian Studi Dokumentasi Observasi
1 Awal 59,3 -
2 Siklus I 66,91 65.73
3 Siklus II 87.87 83.1

Chart Title
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Data Awal Siklus 1 Siklus 2

Menulis PTK Perilaku Kerja Column1

Gambar 4.1
Diagram Batang Perilaku Kinerja dan Kemampuan Guru dalam Membuat
Perencanaan Mingguan
Melihat grafik pada gambar 4.1 terihat terjadi peningkatandari tahap demi
tahapnya. Hasil observasi perilaku kinerja guru banyak peningkatan .Sekarang
guru-guru sudah biasa melakukan diskusi dan kerja kelompok, menyampaikan
permasalahan, menjawab pertanyaan, membuat kesimpulan, berargumentasi,
44

mempresentasikan hasil , apalagi kerjasama menunjukkan peningkatan yang


signifikan, sedangkan hasil studi dokumentasi juga mengalami banyak
peningkatan. Sekarang guru sudah dapat merumuskan judul penelitian, membuat
latar belakang masalah, merumuskan masalah, menuangkan teoritis, mengolah
data, menyusun tulisan dengan bahasa ilmiah dengan tata kalimat yang benar
termasuk penggunakaan tanda baca, bisa menuagkan ide/pokok-pokok pikiran ke
dalam tulisan serta dapat membuat kesimpulan .
Dari hasil penelitian di atas akhirnya dapat disimpulkan bahwa dengan
penggunaan internet dalam pembimbingan penulisan penelitian tindakan kelas
ternyata dapat meningkatkan kemampuan guru-guru TK dalam menulis Penelitian
Tindakan Kelas.
45

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melakukan penelitian melalui dua siklus, dengan alat pengumpul


data observasi dan studi dokumentasi, maka hasil penelitian dengan judul
“Penggunaan Internet dalam pembimbingan penulisan PTK untuk meningkatkan
Kemampuan Guru TK dalam Membuat Laporan Penelitian Tindakan Kelasdi
Kelompok Kerja Guru-guru TK Keamatan Paseh Tahun 2021 ” dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kemampuan guru menulis Laporan Penelitian tindakan kelas sebelum
pembimbingan melalui penggunaan internet sangat rendah sekali, hanya
mencapai rata-rata 59,30%. Guru-guru kurang mampu membuat judul
penelitian, merumuskan latar belakang, menuangkan ide pokok pikiran,
menyusun buah pikiran dengan bahasa ilmiah dan tata kalimat yang benar,
mengolah data dan membahas penelitian sampai membuat kesimpulan..
2. Pelaksanaan pembimbingan menulisan PTK melalui penggunaan internet,
diawalai dengan pemeriksaan dokumen laporan penelitian yang dikirim lewat
email, selanjutnya mengadakan pertemuan dengan moda daring menggunakan
googlemeet. Pembimbingan selanjtnya guru - guru mengirimkan dokumen
lewat email, setelah diperiksa ditandai kekurangannya,diberi catatan dan
pesan-pesan , begitu dan seterusnya sampai selesai
3. Setelah dilaksanakan pembimbingandengan memanfaatkan internet dan
dilaksanakan melalui tiga siklus penelitian, maka hasilnya menjadi banyak
peningkatan. Hasil akhir siklus tiga kemampuan guru dalam menyusun
laporan penelitian mencapai 83,1 %, sekaran guru-guru memahami bagaimana
membuat judul penelitian, merumuskan latar belakang, menuangkan ide
pokok pikiran, menyusun buah pikiran dengan bahasa ilmiah dan tata kalimat
yang benar, mengolah data dan membahas penelitian sampai membuat
kesimpulan..
46

Berdasarkan hal tersebut di atas maka demikian dapat disimpulkan bahwa


penggunaan internet dapat meningkatkan kemampuan guru-guru TK dalam
menulis Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok Kerja Guru TK Kecamatan
Paseh Tahun 2015.

5.2 Saran/Rekomendasi
1. Bagi Pembina/pengawas
Beberapa teknik dapat dilakukan dalam membelajarkan/ membimbing guru
untuk meningkatkan professional guru , salah satunya adalah membimbing guru
dalam penulisan penelitiantindakan kelas melalui penggunaan internet.

2. Bagi Guru

Guru-guru disarankan untuk banyak melakukan diskusi kelompok baik di


lembaga sekolah, maupun dalam organisasi gugus. Tidak ragu-ragu
mengemukakan permasalahan atau menyampaikan ide.

3. Bagi Peneliti Lain


Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan bahwa, Supervisi klinis
dapat meningkatkan kemampuan guru, maka disarankan untuk mengadakan
penelitian lanjutan dengan permasalahan yang sejenis.

.
47

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,


Jakarta; Depdiknas.

Depdiknas. 2007, Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah pada Kegiatan


Pengembangan Profesi Pengawas, Jakarta, depdiknas

Depdiknas. 2010, Kurikulum Taman Kanak-kanak( Pedoman Pengembangan


Silabus diTK), Jakarta, Kemendiknas Dirjen Manajemen Dikdasmen
Direktorat Pembinaan TK dan SD

Depdiknas.2009, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia


Nomor 58 Tahun 2009, Jakarta Depdiknas

Majid Abdul. 2007, Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru), Bandung, Remaja Rosdakarya.

Muslihuddin. 2009, Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas( Panduan


Praktis untuk Guru dan Tenaga Kependidikan), Bandung, Lotus
Mandiri
Sa’ud Syefudin U (2009), Pengembangan Profesi Guru, Bandung, Alfabeta

Saputra, Yudha (2004). Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan


KeterampilanAnak TK, Bandung, Depdiknas

Sudjana. 2008, Penelitian Tindakan Kepengawasan, Bandung, Binamitra


Puslitbang.

Trianto, (2007). Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik:Jakarta,


perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT).
48

JADWAL PENELITIAN

Januari Februari Maret

No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Identifikasi , Analisis dan 


Rencana, Pemecahan
Masalah

2 Penyusunan proposal
Penelitian
3 Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
danInstrumen Penelitian
4 Pelaksanaan Siklus I

5 Pelaksanaan Siklus II

6 Pelaksanaan Siklus III

7 Tabulasi dan Analisis Data

8 Penyusunan Hasil Laporan


Penelitian
49

Format Observasi

Observasi Perilaku Kerja Guru

Nama Guru : …………………….. Siklus : ………………………………


Hari : …………………….. Tangga l: …………………………........

Hasil Penilaian
Kadang- Tidak
No. Aspek yang Diobservasi Selalu Sering kadang Pernah

1 2 3 4
1. Ketekunan dalam bekerja
2. Kerjasama dalam kelompok
3. Pemahaman materi
4. Suka bertanya
5. Terbuka
6. Kemampuan berargumentasi
7. Lalulintas pembicaraan
8. Mempresentasikan hasil
9. Kemampuan menyimpulkan
10. Kemampuan menjawab pertanyaan
SKOR

Observer
50

2. Format Studi Dokumentasi

PENILAIAN LAPORAN PENELITIAN


Nama Guru : …………………….. Siklus : ………………………………
Hari : …………………….. Tangga l: …………………………........

Nilai
No Aspek
1 2 3 4
1 Merumuskan Judul PTK
2 Latar Belakang
3 Merumuskan masalah
4 Merumuskan teoritis
5 Menentukan Teknik Pengumpul
Data
6 Menentukan teknik Pengolahan
Data
7 Laporan Hasil Penelitian
8 Pembahasan Penelitian
9 Kemampuan Menyimpulkan
10 Tata Kalimat
11 Bahasa Ilmiah
12 Menuangkan ide-ide /pokok pikiran
13 Penggunaan tanda baca
14 Teknik Pengutipan
15 Sistimatika penulisan
Jumlah
51

FOTO KEGIATAN BIMBINGAN ONLINE


52

Email penerimaan dokumen untuk diperiksa


53

Email Pengiriman/ balasan dokumen hasil setelah diperiksa


54

PUSAT KEGIATAN GURU PENDIDIKAN


ANAK USIA DINI
GUGUS MENTARI
KELOMPOK KERJA GURU TAMAN
KANAK-KANA
Alamat :TK Negeri Pembina Jl H. Basar Desa Legok Kaler Kec. Paseh Sumedang

SURAT KETERANGAN
No: 05/ggs Metari/2021
55

Yang bertandatangan di bawah ini Ketua KKG Gugus I Kec. Cimalaka,


menerangkan bahwa :
Nama : Dra/ DEDE SUWANGSIH M.Pd
NIP : 19650116 198403 2 001
Jabatan : Pengawas TK
Unit Kerja : Dinas Pendidikan Kab. Sumedang

Telah melaksanakan penelitian di KKG Mentari Kec. Paseh engan Judul :


Penggunaan Internet dalam Membimbing Penulisan Penelitian Tindakan
Kelas di Kelompok Kerja Guru Taman Kanak-kanak Pash Tahun 2021 “
(Penelitian Tindakan Sekolah pada Guru-guru Anggota Kelompok Kerja
Guru TK Gugus Mentari Kec. Paseh Tahun 2021)
Demikian surat keterangan ini dibuat, agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Sumedang, 22 Agustus 2013


Ketua Gugus Mentari
Kec.Paseh

Nanih Sumarni , S.Pd


56

FOTO-FOTO KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai