Anda di halaman 1dari 41

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini penelitian tindakan kelas ( PTK ) menjadi populer dilakukan oleh

para guru, sebagai upaya menyelesaikan masalah dalam peningkatan mutu

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pelakasanaan PTK di sekolah sangat

bermanfaat bagi guru dalam meningkatkan proses dan kualitas pembelajaran di kelas.

PTK dengan karakteristik bentuk tindakan dalam pelaksanaanya serta tahapan –

tahapan yang harus dilakukan, guru akan dapat menemukan masalah yang dihadapi,

guru juga dapat menemukan penyelesaian bagi masalah yang dihadapi di kelasnya

sendiri, seringnya guru melakukan PTK diharapkan guru mampu mengembangkan

keterampilan-keterampilan baru, strategi baru atau pendekatan baru untuk memecahkan

masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia nyata.

Kegiatan penelitian tindakan kelas ( PTK ) oleh membantu guru secara teoritis

akan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, menerapkan teori-teori pembelajaran

bermakna.

Secara praktis: guru dapat melakukan inovasi pembelajaran, guru dapat

meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan permasalahan

pembelajaran, guru terlatih mengembangkan kurikulum, tercapai peningkatkan

profesionalisme guru
2

Mengingat akan pentingnya kegiatan penelitian tindakan kelas ( PTK ) sudah

seharusnya ada upaya pembimbingan yang sitematis dan berkelanjutan, akan tetapi saat

ini tidak semua guru mendapatkan pendidikan dan pelatihan penelitian tindakan kelas

baik dari LPMP maupun dinas pendidikan.

Sebagian besar guru hanya mendapat informasi saja tugas Penelitian tindakan

kelas ( PTK ) tanpa mendapatkan diklat secara khusus, ini akan menjadikan sebagian

guru tidak memahami arti, manfaat, serta makna dari tugas penelitian tindakan kelas

yang pada akhirnya sebagian guru beranggapan bahwa Kegiatan penelitian tindakan

kelas hanya sebagai proyek formalitas saja, terutama sebagai syarat untuk kenaikan

pangkat golongan.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan guru pada pelaksanaan kegiatan

penelitian tindakan kelas ( PTK ) sudah seharusnya pelaku pendidikan di daerah yang

berhadapan langsung dengan kondisi riil mengupayakan kegiatan yang bersifat

membantu dan mendorong terciptanya iklim sehat dalam peningkatan kemempuan guru

dalam melaksanakan penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas.

Sebagai alternatif peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan PTK

salah satunya dengan penerapan forum diskusi kelompok kecil di sekolah, langkah ini

dirasakan sesuai diterapkan karena guru akan berinteraksi dengan sesama guru sehingga

tercipta persamaam persepsi terhadap Tugas Penelitian tindakan kelas, selain itu guru

akan saling membantu dalam menyelesaikan tugas baik pada tahap menemukan

masalah, merencanakan tindakan, merefleksi dan merevisi apa yang telah dilakukan
3

Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba melakukan

penelitian dengan permasalahan pokok “MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU

SD NEGERI 2 SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN TRENGGALEK

DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DENGAN

MENERAPKAN FORUM DISKUSI KELOMPOK KECIL”

B. Rumusan Masalah

Secara operasional, lingkup masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah pengetahuan guru SD Negeri 2 Suruh Kecamatan Suruh

Kabupaten Trenggalek tentang penelitian tindakan kelas sebelum diadakan

Forum Diskusi kelompok Kecil?

2. Bagaimanakah pengetahuan guru SD Negeri 2 Suruh Kecamatan Suruh

Kabupaten Trenggalek tentang penelitian tindakan kelas setelah diadakan Forum

Diskusi kelompok Kecil

3. Apakah ada peningkatan pengetahuan guru SD Negeri 2 Suruh Kecamatan

Suruh Kabupaten Trenggalek sebelum dan sesudah diadakan Forum Diskusi

kelompok Kecil ?
4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peningkatan Kemampuan guru SD Negeri 2 Suruh

Kecamatan Suruh Kabupaten Trenggalek dalam melaksanakan Penelitian

tindakan kelas

2. Guna mengetahui metode pendekatan yang tepat kepada guru dan dapat

diterapkan di SD Negeri 2 Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Trenggalek.

3. Untuk Mengetahui kemampuan guru dalam melaksanakan penelitian

tindakan kelas.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang metode pendekatan

dalam meningkatkan Profesionalisme guru

2. Sumbangan pemikiran kepada pengawas lain dalam meningkatkan

kemampuan guru melaksanakan penelitian tindakan kelas.

3. Mengembangkan metode yang sesuai dengan kebutuhan guru di sekolah.

E. Ruang lingkup penelitian

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang

meliputi:
5

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada guru SD Negeri 2 Suruh Kecamatan Suruh

Kabupaten Trenggalek.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun palajaran 2009/2010.

F.Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut

 Bab I, Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan, ruang lingkup dan keterbatasan

dan sistematika penulisan

 Bab II, Tinjauan Pustaka, terdiri dari tugas pokok kepengawasan, tinajuan penelitian

tindakan kelas, definisi forum diskusi.

 Bab III, Metodologi, terdiri dari rancangan penelitian tindakan sekolah , Rancangan

penelitian tindakan sekolah, instrumen penelitian , teknik pengumpulan data, dan

teknik analisis

 Bab IV, Hasil penelitian dan pembahasan. berisi tentang tindakan yang

dilaksanakan dan hasil kegiatan setiap siklusnya.

 Bab V, Penutup, berisi kesimpulan dan saran- saran.


6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tugas pokok kepengawasan

Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan penilaian

dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik

maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada

tiga kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni:

1. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah,

Penyusunan RPP, dan kinerja seluruh staf sekolah,

2. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta

pengembangannya,

3. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah

secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah.

Mengacu pada SK Menpan nomor 118 tahun 1996 tentang jabatan fungsional

pengawas dan angka kreditnya, Keputusan bersama Mendikbud nomor 03420/O/1996

dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara nomor 38 tahun 1996 tentang

petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional pengawas serta Keputusan Mendikbud nomor

020/U/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah

dan angka kreditnya, dapat dikemukakan tentang tugas pokok dan tanggung jawab

pengawas sekolah yang meliputi:

6
7

1. Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan

penugasannya pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA.

2. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar/bimbingan dan hasil prestasi

belajar/bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Tugas pokok yang pertama merujuk pada supervisi atau pengawasan manajerial

sedangkan tugas pokok yang kedua merujuk pada supervisi atau pengawasan akademik.

Pengawasan manajerial pada dasarnya memberikan pembinaan, penilaian dan

bantuan/bimbingan mulai dari rencana program, proses, sampai dengan hasil.

Bimbingan dan bantuan diberikan kepada kepala sekolah dan seluruh staf sekolah

dalam pengelolaan sekolah atau penyelenggaraan pendidikan di sekolah untuk

meningkatkan kinerja sekolah. Pengawasan akademik berkaitan dengan membina dan

membantu guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran/bimbingan dan

kualitas hasil belajar siswa.

Sedangkan wewenang yang diberikan kepada pengawas sekolah meliputi: (1)

memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam

melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik profesi, (2)

menetapkan tingkat Penyusunan RPP dan tenaga lainnya yang diawasi beserta faktor-

faktor yang mempengaruhinya, (3) menentukan atau mengusulkan program pembinaan

serta melakukan pembinaan. Wewenang tersebut menyiratkan adanya otonomi

pengawas untuk menentukan langkah dan strategi dalam menentukan prosedur kerja

kepengawasan. Namun demikian pengawas perlu berkolaborasi dengan kepala sekolah


8

dan guru agar dalam melaksanakan tugasnya sejalan dengan arah pengembangan

sekolah yang telah ditetapkan kepala sekolah.

Berdasarkan kedua tugas pokok di atas maka kegiatan yang dilakukan oleh

pengawas antara lain:

1. Menyusun program kerja kepengawasan untuk setiap semester dan setiap tahunnya

pada sekolah yang dibinanya.

2. Melaksanakan penilaian, pengolahan dan analisis data hasil belajar/bimbingan siswa

dan kemampuan guru.

3. Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan, proses

pembelajaran/bimbingan, lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap

perkembangan hasil belajar/bimbingan siswa.

4. Melaksanakan analisis komprehensif hasil analisis berbagai faktor sumber daya

pendidikan sebagai bahan untuk melakukan inovasi sekolah.

5. Memberikan arahan, bantuan dan bimbingan kepada guru tentang proses

pembelajaran/bimbingan yang bermutu untuk meningkatkan mutu proses dan hasil

belajar/ bimbingan siswa.

6. Melaksanakan penilaian dan monitoring penyelenggaran pendidikan di sekolah

binaannya mulai dari penerimaan siswa baru, pelaksanaan pembelajaran,

pelaksanaan ujian sampai kepada pelepasan lulusan/pemberian ijazah.

7. Menyusun laporan hasil pengawasan di sekolah binaannya dan melaporkannya

kepada Dinas Pendidikan, Komite Sekolah dan stakeholder lainnya.


9

8. Melaksanakan penilaian hasil pengawasan seluruh sekolah sebagai bahan kajian

untuk menetapkan program kepengawasan semester berikutnya.

9. Memberikan bahan penilaian kepada sekolah dalam rangka akreditasi sekolah.

10. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pihak sekolah dalam memecahkan

masalah yang dihadapi sekolah berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas maka tugas pengawas mencakup: (1) inspecting

(mensupervisi), (2) advising (memberi advis atau nasehat), (3) monitoring (memantau),

(4) reporting (membuat laporan), (5) coordinating (mengkoordinir) dan (6) performing

leadership dalam arti memimpin dalam melaksanakan kelima tugas pokok tersebut

(Ofsted, 2003).

Tugas pokok inspecting (mensupervisi) meliputi tugas mensupervisi kinerja

kepala sekolah, Penyusunan RPP, kinerja staf sekolah, pelaksanaan kurikulum/mata

pelajaran, pelaksanaan pembelajaran, ketersediaan dan pemanfaatan sumberdaya,

manajemen sekolah, dan aspek lainnya seperti: keputusan moral, pendidikan moral,

kerjasama dengan masyarakat.

Tugas pokok advising (memberi advis/nasehat) meliputi advis mengenai sekolah

sebagai sistem, memberi advis kepada guru tentang pembelajaran yang efektif,

memberi advis kepada kepala sekolah dalam mengelola pendidikan, memberi advis

kepada tim kerja dan staf sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah, memberi advis

kepada orang tua siswa dan komite sekolah terutama dalam meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pendidikan.


10

Tugas pokok monitoring/pemantauan meliputi tugas: memantau penjaminan/

standard mutu pendidikan, memantau penerimaan siswa baru, memantau proses dan

hasil belajar siswa, memantau pelaksanaan ujian, memantau rapat guru dan staf

sekolah, memantau hubungan sekolah dengan masyarakat, memantau data statistik

kemajuan sekolah, memantau program-program pengembangan sekolah.

Tugas pokok reporting meliputi tugas: melaporkan perkembangan dan hasil

pengawasan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Propinsi dan/atau

Nasional, melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke masyarakat publik,

melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke sekolah binaannya.

Tugas pokok coordinating meliputi tugas: mengkoordinir sumber-sumber daya

sekolah baik sumber daya manusia, material, financial dll, mengkoordinir kegiatan

antar sekolah, mengkoordinir kegiatan preservice dan in service training bagi Kepala

Sekolah, guru dan staf sekolah lainnya, mengkoordinir personil stakeholder yang lain,

mengkoordinir pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah.

Tugas pokok performing leadership/memimpin meliputi tugas: memimpin

pengembangan kualitas SDM di sekolah binaannya, memimpin pengembangan inovasi

sekolah, partisipasi dalam meminpin kegiatan manajerial pendidikan di Diknas yang

bersangkutan, partisipasi pada perencanaan pendidikan di kabupaten/kota, partisipasi

pada seleksi calon kepala sekolah/calon pengawas, partisipasi dalam akreditasi sekolah,

partisipasi dalam merekruit personal untuk proyek atau program-program khusus

pengembangan mutu sekolah, partisipasi dalam mengelola konflik di sekolah dengan

win-win solution dan partisipasi dalam menangani pengaduan baik dari internal sekolah
11

maupun dari masyarakat. Itu semua dilakukan guna mewujudkan kelima tugas pokok di

atas.

Berdasarkan uraian tugas-tugas pengawas sebagaimana dikemukakan di atas,

maka pengawas satuan pendidikan banyak berperan sebagai: (1) penilai, (2) peneliti,

(3) pengembang, (4) pelopor/inovator, (5) motivator, (6) konsultan, dan (7) kolaborator

dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah binaannya. Dikaitkan dengan

tugas pokok pengawas sebagai pengawas atau supervisor akademik yaitu tugas pokok

supervisor yang lebih menekankan pada aspek teknis pendidikan dan pembelajaran, dan

supervisor manajerial yaitu tugas pokok supervisor yang lebih menekankan pada aspek

manajemen sekolah dapat dimatrikkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1. Matrik Tugas Pokok Pengawas

Pengawasan Manajerial
Rincian Pengawasan Akademik
(Administrasi dan Manajemen
Tugas (Teknis Pendidikan/Pembelajaran)
Sekolah)
1. Pelaksanaan kurikulum mata 1. Pelaksanaan kurikulum sekolah
pelajaran 2. Penyelenggaraan administrasi
2. Proses pembelajaran/praktikum/ sekolah
studi lapangan 3. Kinerja kepala sekolah dan staf
Inspecting/
3. Kegiatan ekstra kurikuler sekolah
Pengawasan
4. Penggunaan media, alat bantu 4. Kemajuan pelaksanaan
dan sumber belajar pendidikan di sekolah
5. Kemajuan belajar siswa 5. Kerjasama sekolah dengan
6. Lingkungan belajar masyarakat
Advising/ 1. Menasehati guru dalam 1. Kepala sekolah di dalam
Menasehati pembelajaran/bimbingan yang mengelola pendidikan
efektif 2. Kepala sekolah dalam
2. Guru dalam meningkatkan melaksanakan inovasi
kompetensi professional pendidikan
3. Guru dalam melaksanakan 3. Kepala sekolah dalam
penilaian proses dan hasil belajar peningkatan kemamapuan
12

professional kepala sekolah


4. Guru dalam melaksanakan
4. Menasehati staf sekolah dalam
penelitian tindakan kelas
melaksanakan tugas
5. Guru dalam meningkatkan
administrasi sekolah
kompetensi pribadi, sosial dan
5. Kepala sekolah dan staf dalam
pedagogik
kesejahteraan sekolah
1. Penyelenggaraan kurikulum
1. Ketahanan pembelajaran 2. Administrasi sekolah
2. Pelaksanaan ujian mata pelajaran 3. Manajemen sekolah
Monitoring/ 3. Standar mutu hasil belajar siswa 4. Kemajuan sekolah
Memantau 4. Pengembangan profesi guru 5. Pengembangan SDM sekolah
5. Pengadaan dan pemanfaatan 6. Penyelenggaraan ujian sekolah
sumber-sumber belajar 7. Penyelenggaraan penerimaan
siswa baru
1. Mengkoordinir peningkatan
1. Pelaksanaan inovasi mutu SDMsekolah
pembelajaran 2. Penyelenggaraan inovasi di
Coordinating/
2. Pengadaan sumber-sumber sekolah
mengkoordini
belajar 3. Mengkoordinir akreditasi
r
3. Kegiatan peningkatan sekolah
kemampuan profesi guru 4. Mengkoordinir kegiatan
sumber daya pendidikan
1. Penyusunan RPP dalam
1. Kinerja kepala sekolah
melaksanakan pembelajaran
2. Kinerja staf sekolah
Reporting 2. Kemajuan belajar siswa
3. Standar mutu pendidikan
3. Pelaksanaan tugas kepengawasan
4. Inovasi pendidikan
akademik

B. Kajian Tentang Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas atau lebih ngetrend disebut classroom action

research merupakan kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik

pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang mereka

lakukan dan merefleksi hasil tindakannya (Hopkins 1993).


13

Penelitian tindakan adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri

sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis, terencana,

dan dengan sikap mawas diri (Kemmis dan Mc Tanggart 1988).

Karakteristik PTK meliputi: (1) dirancang untuk mengatasi permasalahan

nyata, (2) diterapkan secara kontekstual, (3) terarah pada peningkatan kinerja guru di

kelas, (4) bersifat fleksibel, (5) data diperoleh langsung dari pengamatan atas perilaku

dan refleksi, (6) bersifat situasional dan spesifik (Natawidjaya 1997).

Tujuan PTK:

a. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang pendidikan dan

pengajaran

b. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja

c. Untuk melaksanakan program pelatihan dan jabatan guru

d. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaruan dalam sistem pembelajaran.

e. Untuk meningkatkan interaksi pembelajaran

f. Untuk perbaikan suasana keseluruhan stakeholders pendidikan (Natawidjaya 1997)

Manfaat PTK:

a. Secara teoretis (1) membantu guru mengembangkan ilmu pengetahuan, (2)

menerapkan teori-teori pembelajaran bermakna.

b. Secara praktis: (1) guru dapat melakukan inovasi pembelajaran, (2) guru dapat

meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan permasalahan

pembelajaran, (3) guru terlatih mengembangkan kurikulum, (4) tercapai

peningkatkan profesionalisme guru.


14

Mengacu pengertian di atas dapat dimaknai bahwa PTK merupakan penelitian

yang bersifat reflektif. Permasalahan riil yang dihadapi guru dalam proses

pembelajaran merupakan kata kunci untuk melakukan PTK, kemudian dicarikan

alternatif pemecahannya,dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata (action)

yang dilakukan guru (dan bersama pihak lain).

C. Penelitian Pembelajaran yang Dilakukan di Kelas

Berbagai kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan guru dengan

melibatkan para siswanya, antara lain adalah dengan melakukan penelitian di

kelasnya. Ada dua macam penelitian yang dapat dilakukan di dalam kelas, yaitu: (a)

penelitian eksperimen, dan (b) penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian eksperimen

atau PTK, lebih diharapkan dilakukan guru dalam upayanya menulis KTI karena: (1)

Merupakan laporan dari kegiatan nyata yang dilakukan para guru di kelasnya dalam

upaya meningkatkan mutu pembelajarannya – (ini tentunya berbeda dengan KTI yang

berupa laporan penelitian korelasi, penelitian diskriptif, ataupun ungkapan gagasan,

yang umumnya tidak memberikan dampak langsung pada proses pembelajaran di

kelasnya), dan penelitian tindakan dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari

penelitian deskriptif maupun eksperimen; (2) Dengan melakukan kegiatan penelitian

tersebut, maka para guru telah melakukan salah satu tugasnya dalam kegiatan

pengembangan profesinya.

 Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau

data tentang akibat dari adanya suatu treatment atau perlakuan. Penelitian eksperimen
15

dilakukan untuk mengetes suatu hipotesis dengan ciri khusus: (a) adanya variabel

bebas yang dimanipulasi, (b) adanya pengendalian atau pengontrolan terhadap semua

variabel lain kecuali variabel bebas yang dimanipulasi, (c) adanya pengamatan dan

pengukuran tindakan manipulasi variabel bebas. terhadap variabel terikat sebagai

akibat dari tindakan yang dilakukan di memperbaiki / meningkatkan mutu praktik

pembelajaran

 Di samping kedua macam penelitian tersebut, ada pula yang dinamakan

penelitian tindakan (action research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki

mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses

belajar-mengajar yang terjadi di kelas. PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang

terjadi di dalam kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan

nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk

memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut

dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk

meningkatkan PTK adalah penelitian kegiatan nyata guru dalam pengembangan

profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan

nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas, yang dialami

langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.
16

D. Definisi Diskusi kelompok Kecil

Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/

pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran

(gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat saling

beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang

kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian yang

tak terpisahkan dari penerapan berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah),

curah pendapat, diskusi kelompok, permainan, dan lain-lain

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:

1. Membentuk kelompok terdiri dari 4 - 5 guru.

2. Mendiskusikan topik yang akan dipresentasikan, bisa juga berdasarkan penelitian

yang dilakukan guru, misalnya pelaporan hasil angket atau studi pustaka.

3. Menulis naskah lengkap. Masing-masing kelompok berbagi tugas siapa yang

menulis latar belakang, permasalahan, tujuan, bagian pokok, kesimpulan dan saran.

4. Menyusun point of talks, yakni hal-hal pokok yang akan disampaikan dalam

presentasi. Naskah presentasi berbeda dengan naskah makalah, yakni berisi hal-hal

penting atau ringkasan dari makalah.

5. Tanya jawab/diskusi.

6. Pemberian evaluasi, diberikan setelah sekian/seluruh kelompok maju dengan soal

bersumber dari proses presentasi dan diskusi.


17

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.  Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat dimana suatu penelitian dilaksanakan guna

memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SD Negeri 2 Suruh

Kecamatan Suruh Kabupaten Trenggalek.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September

semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah guru SD Negeri 2 Suruh Kecamatan Suruh

Kabupaten Trenggalek dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 10 orang guru.

A. Rancangan Penelitian Tindakan Sekolah

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart

(dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang

berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation

(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah

17
18

perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk

pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan

yang diperoleh dari hasil observasi awal tentang kemampuan guru dalam melaksanakan

penelitian tindakan kelas ( PTK ).

Kemmis dan Taggart

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Lembar Observasi forum diskusi kelompok kecil

2. Lembar observasi KBM.

3. Lembar Observasi Kegiatan penelitian tindakan kelas


19

D. Teknik pengumpulan data

Fraenkel and Wallen (2000:115) menyatakan bahwa data adalah informasi yang

didapat dari subjek penelitian, data tersebut dapat berupa angka dan gambaran

kenyataan yang ada di lapangan (Arikunto, 2002:96). Metode pengumpulan data

tersebut dibahas secara ditail sebagai berikut :

1. Metode Angket

Pengertianya seperti yang dikemukakan oleh Prof. H.M Sugiyono Adalah

suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Angket merupakan daftar pertanyaan tertulis diisi dengan keadaan yang

sebenarnya. Teknik pengumpulan data angket ini dipergunkan untuk memperoleh

data tentang kemampuan guru dalam melaksanakan PTK Sebagai responden dalam

angket ini adalah guru, yang dimungkinkan mengetahui kemampuan dalam

melaksanakan PTK. Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dipandang dari cara menjawab, maka memakai kuesioner tertutup karena peneliti

sudah menyediakan jawaban. Dipandang dari cara menjawab, maka memakai

kuesioner langsung karena responden menjawab tentang dirinya, bukan orang lain,

dan angket yang digunakan angket tiap pilihan

2. Observasi

Observasi adalah kegiatan pencatatan sistematis dan pengamatan terhadap

sebuah fenomena tertentu. Menurut Hadi (2002:136), observasi adalah pengambilan


20

data melalui pengamatan langsung dalam penelitian. Dalam penelitian ini, obsevasi

dilaksanakan di tiap siklus untuk memperoleh data partisipasi guru di kelas.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan tertulis yang berisi pernyataan tertulis yang

disusun seseorang berdasarkan atas serangkaian kegiatan. Arikunto (2002:206)

menyatakan bahwa dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berupa

catatan, transkrip, buku, koran, majalah, foto dll. Dalam peneliitan ini dokument

yang diambil adalah foto kegiatan guru di kelas baikdalam pelaksanaan Penelitian

tindakan kelas maupun pada saat pelaksanaan forum diskusi kelompok kecil.

E. Teknik Analisa data

Untuk megolah data yang telah terkumpul, memerlukan strategi analisis data

yang tepat. Hal tersebut dilakukan sehubungan dengan kemampuan penulis untuk

mengolah data yang ada dan jenis data yang dapat diperoleh. Dalam penelitian ini

teknik yang digunakan adalah secara statistik. Adapun rumus statistik sebagai berikut :

1. Untuk analisis angket digunakan rumus statistik rata rata

2. Untuk lembar observasi

a. Lembar observasi pengolahan KBM, Untuk menghitung lembar observasi KBM

digunakan rumus sebagai berikut:

P1  P2
X 
2

Dimana: P1 = pengamat 1 dan P2 = pengamat 2


21

b. Lembar observasi PTK

Untuk menghitung lembar observasi kegiatan PTK digunakan rumus sebagai

berikut:

X jumlah.hasil . pengama tan P1  P2


% x100% dengan X  
X jumlah. pengamat 2

dimana: % = Persentase pengamatan

X = Rata-rata

 X = Jumlah rata-rata

P1 = Pengamat 1

P2 = Pengamat 2

BAB IV
22

HASIL PENELITIAN

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini, peneliti melakukan observasi

awal untuk mengetahui kemampuan guru dalam melaksanan penelitian tindakan kelas

dengan menggunakan angket dengan hasil sebagai berikut:

HASIL JAWABAN 10 RESPONDEN TENTANG PENGETAHUAN TENTANG


PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Nomor Jawaban Responden Untuk Item Jawaban


Jml
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 50
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 50
3 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 39
4 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 39
5 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 32
6 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 51
7 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 39
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 50
9 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 28
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 51
JUMLAH 429

Skor maksimal = 50
Skor minimal = 28 .-
Range = 22
r1 = 5 Pj ki 22 = 4.4
5
Keterangan :
40 - 50 : Baik sekali
30 - 40 : Cukup
20 - 30 : Kurang
10 - 20 : Kurang sekali
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
23

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Peneliti melakukan diskusi kelompok kecil dengan guru, membahas

langkah dan tindakan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, pada

tahap ini peneliti mempersiapkan media yang terdiri dari pedoman pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas sedangkan guru mempersiapkan Rencana pelajaran 1

dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar

observasi pengolahan pelaksanaan penelitian tindakan kelas, dan lembar

observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 3

September 2009 di Kelas VI dengan jumlah siswa 22 siswa sebagai obyek

penelitian tindakan kelas. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan dan pengawas

dibantu 2 orang guru melakukan analisa pelaksanaan penelitian tindakan kelas

yang dilaksanakan oleh guru, Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksaaan belajar mengajar.

Tabel 1. Pengelolan Proses Belajar Mengajar pada Siklus I

No Aspek yang diamati Penilaian


24

P1 P2 Rata-
rata
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 2,5
2. Menyampaikan tujuan Pengajaran 2 2 2
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa 3 3 3
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3 3 3
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok 3 3 3
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan
hasil peneyelidikan 3 3 3
5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan menemukan konsep 2 3 2,5
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 3 3 3

II Pengelolaan Waktu 2 2 2
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias 3 2 2,5
2. Guru Antusias 3 3 3
Jumlah 33 33 33

Keterangan : Nilai : Kriteria

1. : Tidak Baik 3 : Cukup Baik

2.: Kurang Baik 4 : Baik

Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik

adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan Pengajaran, pengelolaan waktu, dan

siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat penilaian kurang baik di atas,

merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I. Dan akan dijadikan bahan kajian

untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.

Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada

tabel berikut.
25

Tabel 2. Aktivitas Guru pada Siklus I

No Aktivitas Guru yang diamati Persentase


1 Menyampaikan tujuan 8,3
2 Memotivasi siswa 8,3
3 Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya 5,0
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 6,7
5 Menjelaskan/melatih menggunakan alat 13,3
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan permainan 21,7
7 Meminta siswa mendiskusikan hasil kegiatan 10,0
8 Memberikan umpan balik 18,3
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 8,3

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling

dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa dalam

mengerjakan kegiatan yaitu 21,7%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup

besar adalah memberi umpan balik/evaluasi/Tanya jawab dan

menjelaskan/melatih menggunakan alat yaitu masing-masing sebesar 18,3%

dan 13,3%. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah

mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5%. Aktivitas lain yang

persentasenya cukup besar adalah bekerja dengan menggunakan alat/media,

diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru, yaitu masing-masing 18,8% dan

11,5%.

Pada siklus I, secara garis besar Pelaksanaan penelitian tindakan kelas

sudah dilaksanakan dengan baik.


26

HASIL PENGAMATAN AKTIFITAS GURU DALAM PELAKSANAAN


PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I

Aktivitas
Aktivitas Guru yang diamati dalam pelaksanaan
No Tidak
PTK Dilakukan
dilakukan
1 Melakukan observasi √
2 Melakukan persiapan media dan alat pembelajaran √
3 Melaksanakan tindakan √
4 Melakukan tes √
5 Melakukan refleksi pelaksanaan √ √
6 Melakukan revisi

7 Mendiskusikan dengan kelompok

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut:

1. Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan

Pengajaran

2. Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3. Siswa kurang begitu antusias selama Pengajaran berlangsung.

d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus

berikutnya.

1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam

menyampaikan tujuan Pengajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat

langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.


27

2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan

3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa

sehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi kelompok kecil dengan guru,

membahas langkah dan tindakan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas,

siklus II pada tahap ini peneliti mempersiapkan media yang terdiri dari

pedoman pelaksanaan Penelitian tindakan kelas sedangkan guru

mempersiapkan Rencana pelajaran 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan pelaksanaan

penelitian tindakan kelas, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 5 September 2009 di Kelas VI dengan jumlah siswa 22 siswa.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada

siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

penelitian tindakan kelas.


28

Tabel 3. Pengelolaan diskusi pada Siklus II

Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 4 3
2. Menyampaikan tujuan Pengajaran 3 3 3,5
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa 3 4 3,5
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 4 4 4
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasilkegiatan dalam
kelompok 4 3 3.5
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan
hasil peneyelidikan 4 4 4
5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan menemukan
konsep 3 4 3,5
C. Penutup
1. Membimbing siswa membut rangkuman 4 4 4
2. Memberikan evaluasi 3 4 3,5
II Pengelolaan Waktu 3 3 3
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias 4 3 3,5
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 41 43 42

Keterangan : Nilai : Kriteria

1 : Tidak Baik

2 : Kurang Baik

3 : Cukup Baik

4 : Baik

Dari tabel diatas, tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan

belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan

model Pelaksanaan penelitian tindakan kelas mendapatkan penilaian yang

cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat

nilai kurang. Namum demikian penilaian tersebut belum merupakan hasil yang
29

optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian utnuk

penyempurnaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Aspek-aspek tersebut

adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/

menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas dalam penerapan model

Pengajaran apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya

sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa yang telah mereka lakukan.

Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa

Tabel 4. Aktivitas Guru pada Siklus II

No Aktivitas Guru yang diamati Persentase


1 Menyampaikan tujuan 6,7
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah/hipotesis 6,7
3 Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya 6,7
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 10,7
5 Menjelaskan/melatif menggunakan alat 11,7
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan belajar 25,0
7 Meminta siswa menyanyikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 8,2
8 Memberikan umpan balik 16,6
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 6,7

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling

dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa dalam

mengerjakan kegiatan belajar yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I,

aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan

adalah memberi umpan balik/evaluasi/Tanya jawab (16,6%),

menjelaskan/melatih menggunakan alat (11,7). Meminta siswa mendiskusikan

dan menyanyikan hasil kegiatan (8,2%), dan membimbing siswa merangkum

pelajaran (6,7%).
30

HASIL PENGAMATAN AKTIFITAS GURU DALAM PELAKSANAAN


PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II

Aktivitas
Aktivitas Guru yang diamati dalam pelaksanaan
No Tidak
PTK Dilakukan
dilakukan
1 Melakukan observasi √
2 Melakukan persiapan media dan alat pembelajaran √
3 Melaksanakan tindakan √
4 Melakukan tes √
5 Melakukan refleksi pelaksanaan √
6 Melakukan revisi √
7 Mendiskusikan dengan kelompok √

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut:

1. Memotivasi siswa

2. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3. Pengelolaan waktu

d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belelajar pada siklus II ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada

siklus II antara lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih

termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut

dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.


31

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan

Pengajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal

latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan media yang dijadikan acuan

pelaksanaan penelitian tindakan kelas dan guru membuat rencana pelajaran 3,

dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar

observasi pengelolaan Pengajaran dan lembar observasi aktivitas guru dan

siswa.

b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan

pada tanggal 8 September 2009 di Kelas VI dengan jumlah siswa 22 siswa.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dan media

dari pengawas serta dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga

kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar..
32

Tabel 5. Pengelolaan diskusi pada Siklus III

Penilaian Rata-
No Aspek yang diamati
P1 P2 rata
I Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan Pengajaran 4 4 4
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa 4 4 4
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 4 4 4
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasilkegiatan dalam
kelompok 4 4 4
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan
hasil peneyelidikan 4 3 3,5
5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan menemukan
konsep 3 3 3
C. Penutup
1. Membimbing siswa membut rangkuman 4 4 4
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 3
III Antusiasme Kelas
1. Siswa Antusias 4 4 4
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 45 44 44,5

Keterangan : Nilai : Kriteria

1 : Tidak Baik

2 : Kurang Baik

3 : Cukup Baik

4 : Baik

Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan

belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan

media hasil diskusi dalam Pelaksanaan penelitian tindakan kelas mendapatkan

penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing

siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.


33

Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan model

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas diharapkan dapat berhasil semaksimal

mungkin.

Tabel 6. Aktivitas Guru pada Siklus III

No Aktivitas Guru yang diamati Persentase


1 Menyampaikan tujuan 6,7
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah/hipotesis 6,7
3 Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya 10,7
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 13,7
5 Menjelaskan/melatif menggunakan alat 10,7
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam melakukan kegiatan 21,0
7 Meminta siswa menyajikgurun mendiskusikan hasil kegiatan 10,0
8 Memberikan umpan balik 11,7
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 10,0

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling

dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa dalam

mengerjakan kegiatan yaitu 21,6%, sedangkan aktivitas menjelaskas/melatih

menggunakan alat dan memberi umpan balik/evaluasi/Tanya jawab menurun

masing-masing sebesar (10%) san (11,7%). Aktivitas lain yang mengalami

peningkatan adalah mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya (10%),

menyampaikan materi/strategi /langkah-langkah (13,3%), meminta siswa

menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan (10%), dan membimbing siswa

merangkum pelajaran (10%). Adapun aktivitas yang tidak mengalami perubaan

adalah menyampaikan tujuan (6,7%) dan memotivasi siswa (6,7%).


34

HASIL PENGAMATAN AKTIFITAS GURU DALAM PELAKSANAAN


PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS III

Aktivitas
Aktivitas Guru yang diamati dalam pelaksanaan
No Tidak
PTK Dilakukan
dilakukan
1 Melakukan observasi √
2 Melakukan persiapan media dan alat pembelajaran √
3 Melaksanakan tindakan √
4 Melakukan tes √
5 Melakukan refleksi pelaksanaan √
6 Melakukan revisi √
7 Mendiskusikan dengan kelompok √

c. Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Dari data-data yang telah diperoleh

dapat duraikan sebagai berikut:

1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua Pengajaran

dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi

persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama

proses belajar berlangsung.

3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan

peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4. Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.


35

d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah melakukan Penelitian tindakan kelas dengan

baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses

belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi

terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah

memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar

pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya dapat meningkatkan

proses belajar mengajar sehingga tujuan Pengajaran dapat tercapai.

B. Pembahasan

1. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pengajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses diskusi

dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan

meningkatnya kemampuan siswa dalam penguasaan materi pada setiap siklus yang

terus mengalami peningkatan.

2. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pengajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses Pengajaran

dengan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang paling dominan adalah bekerja

dengan menggunakan alat / media, mendengarkan / memperhatikan penjelasan

guru, dan diskusi antar siswa / antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan

bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama Pengajaran telah melaksanakan

langkah-langkah Diskusi yang sesuai dengan apa yang diberikan pengawas melalui
36

media forum diskusi kelompok kecil dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru

yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam

mengerjakan kegiatan Pengajaran, menjelaskan/melatih menggunakan alat,

memberi umpan balik/evaluasi/Tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di

atas cukup besar.

4. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas oleh guru dalam kelompok

Berdasarkan tabel data pengamatan dari siklus I sampai dengan silus III,

diperoleh data aktivitas dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas menonjol

adalah adalah mempersiapkan alat / media, pembelajaran dan mendiskusikan hasil

kegiatan bersama kelompok, melakukan refleksi dan revisi


37

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mengacu pada hasil kegiatan pelaksnaan penelitian tindakan kelas yang telah

dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang

telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas sebelum

diterpkannya forum diskusi kelompok kecil masih kurang sekali dibuktikan dari

hasil analisa hasil jawaban angket adalah skor maksimal 50, skor minimal 28.

2. Selain hal tersebut di atas, penerapan forum diskusi kelompok kecil yang dilakukan

oleh pengawas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan guru

dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini du buktikan dengan pelaksanaan

penelitian tindakan kelas dapat berjalan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan

hasil berupa laporan penelitian tindakan kelas dari seluruh guru.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, maka disampaikan saran sebagai

berikut:

1. Guru perlu mematangkan persiapan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas

Baik itu topik mapun media yang akan digunakan dalam proses penelitian.

2. Guna peningkatan mutu penelitian tindakan kelas utamanya di SD Negeri 2 Suruh

Kecamatan Suruh Kabupaten Trenggalek. Maka perlu adanya kegiatan penelitian

37
38

lanjutan yang mengarah pada peningkatan penguasaan guru terhadap pelaksanaan

penelitian tindakan.

3. Dengan dilaksanakan penelitian tindakan sekolah diharapkan mampu menemukan

memebantu guru dalam melaksanakan PTK .


39

DAFTAR PUSTAKAN

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineksa Cipta
Sugiyono,prof DR 2004 metode penelitian administrasi jakarta CV Alfabet
Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.
Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kerjasama. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional
Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidian. Bandung: Sinar Baru.
Suharta, I.G.P. 2002. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi dalam KBK.
Makalah disajikan dalam Seminar Nasional, Universitas Negeri Malang,
Malang, 12 Oktober.

39
40

DOKUMNTASI KEGIATAN FORUM DISKUSI KELOMPOK


DI SD NEGERI 2 SURUH KECAMATAN SURUH
KABUPATEN TRENGGALEK

KELOMPOK I
41

DOKUMNTASI KEGIATAN FORUM DISKUSI KELOMPOK


DI SD NEGERI 2 SURUH KECAMATAN SURUH
KABUPATEN TRENGGALEK

KELOMPOK II

Anda mungkin juga menyukai