Anda di halaman 1dari 43

PROGRAM KERJA

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS)


(School Action Research)

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI TEKNIK LESSON


STUDY SECARA KOLABORATIF DAN RUTIN
DI SLB MUTIARA BUNDA LOSARI KABUPATEN CIREBON

PTS ini diajukan untuk mengikuti seminar publikasi ilmiah tingkat Gugus 29
Kabupaten Cirebon

Disusun Oleh:
SARMIN, S. Pd
NIP. 19640516 198610 1 001

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SLB MUTIARA BUNDA LOSARI
Jl. Soekarno-Hatta KM. 28 Desa Losari Kec. Losari Kab. Cirebon
Tahun 2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT


karena atas petunjuk dan ijin-Nya, penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS) ini sebagai salah satu cara untuk menemukan pendekatan yang tepat
dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Penelitian Tindakan Sekolah
(PTS) ini berjudul "Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Teknik Lesson Study
Secara Kolaboratif dan Rutin Di SLB Mutiara Bunda Losari Kabupaten Cirebon".
Pendekatan ini saya laksanakan di SLB Mutiara Bunda Losari Kabupaten
Cirebon dikarenakan saya sebagai Kepala Sekolah ingin membentuk tenaga pendidik
yang produktif profesional dan mampu meningkatkan mutu pembelajaran dengan
cara mengontrol dan mengevaluasi sejauh mana persiapan guru sebelum
melaksanakan tugasnya di kelas. Di samping memberi motivasi kepada guru dan
membina kekompakan antara guru dan kepala sekolah dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam visi dan misi SLB Mutiara Bunda Losari Kabupaten Cirebon.
Upaya memberikan pertolongan kepada guru dalam proses pembelajaran di kelas
adalah sebagai suatu terobosan yang saya coba untuk membentuk tenaga pendidik
yang handal dan profesional.
Penulis berharap Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bermanfaat sebagai
bahan masukkan bagi para guru, dan kepala sekolah terutama dalam peningkatan
mutu pelajaran di SLB lainnya.
Kepada semua pihak yang telah membantu sampai terealisasinya Penelitian
Tindakan Sekolah (PTS) ini, penulis ucapkan terima kasih semoga mendapat balasan
yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin.

Cirebon, Oktober 2022


Penulis

S A R M I N , S. Pd.
NIP. 196405161986101001

ii
Abstrak

Tuntutan masyarakat saat ini adalah pendidikan yang bermutu, sekolah dituntut
memperbaiki atau meningkatkan pencitraan publik sehingga masyarakat yakin bahwa
sekolah tersebut layak menjadi pilihan putra-putrinya.
Lesson study dengan karakteristiknya nampaknya dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut sehingga pencitraan publik sekolah
meningkat.
Memang Lesson Study banyak menekankan pada pembelajaran di kelas namun
dampak kegiatan ini bisa pada aspek yang lain misal: peningkatan sarana pembelajaran,
inovasi sekolah, perubahan visi dan misi sekolah, motivasi guru dan pimpinan sekolah, serta
muncul aktivitas ekstrakurikuler dan lain-lain.
Lesson study berbasis sekolah yang dilakukan secara rutin akan muncul inovasi
pada sekolah sehingga dapat digunakan sebagai upaya memperbaiki citra publik sekolah,
kegiatan bisa berlangsung dengan baik perlu adanya komitmen kepala sekolah dan kemauan
guru untuk memperbaiki diri.

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa kita adalah
persoalan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai
usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain
melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan
alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan meningkatkan mutu
manajemen sekolah. Namun demikian, indikator mutu pendidikan belum
menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota,
menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan,
sebagian besar lainnya masih memprihatinkan.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah
khususnya melalui Departemen Pendidikan Nasional terus menerus berupaya
melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan kita. Salah
satu upaya yang sudah dan sedang dilakukan, yaitu berkaitan dengan faktor guru.
Lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan
Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan,
pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang di dalamnya memuat usaha
pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia. Michael G.
Fullan yang dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) mengemukakan
bahwa "educational change depends on what teachers do and think...". Pendapat
tersebut mengisyaratkan bahwa perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan
sangat bergantung pada "what teachers do and think", atau dengan kata lain
bergantung pada penguasaan kompetensi guru.
Jika kita amati lebih jauh tentang realita kompetensi guru saat ini agaknya
masih beragam. Sudarwan Danim (2002) mengungkapkan bahwa salah satu ciri
krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja.

1
(work performance) yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
guru belum sepenuhnya ditopang oleh derajat penguasaan kompetensi yang
memadai, oleh karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna
meningkatkan kompetensi guru.
Berdasarkan masalah di atas, maka berbagai pihak mempertanyakan apa
yang salah dalam penyelenggaraan pendidikan kita? Kurangnya pemahaman guru
akan tugasnya sebagai agen pembelajaran, merupakan salah satu faktor rendahnya
mutu pembelajaran. Guru sebagai agen pembelajaran harus memiliki beberapa
kompetensi diantaranya adalah kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Apabila guru mampu menguasai
kompetensi tersebut maka mutu pendidikan akan meningkat.
Dari uraian di atas, penulis selaku kepala sekolah melakukan terobosan
untuk menyikapi sekaligus memperbaiki pola-pola pemikiran yang salah dengan
memberikan pengarahan/ pembinaan guru berbasis sekolah yang dinamakan
dengan (Lesson Study) secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-
prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar,
untuk membekali guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai agen pembelajaran.
Kata kuncinya adalah "rutinitas" penulis mempunyai keyakinan bahwa dengan
pengarahan secara rutin, terprogram dengan baik dan kontrol terhadap persiapan
guru sebelum melaksanakan tugas mengajar di kelas maka akan terbentuk tenaga
pendidik yang produktif/ profesional dan mampu meningkatkan mutu
pembelajaran. Memang, dalam awal-awal pelaksanaan program ini ada beberapa
diantara guru yang menunjukkan sikap acuh tak acuh, tetapi dengan kesabaran dan
ketekunan akhirnya guru tersebut sangat antusias setelah merasakan dampak dan
manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan program tersebut.
Hubungan kepala sekolah dengan guru-guru harus baik, tanggung jawab,
didasari dengan kejujuran, kesetiaan, keikhlasan dan kerjasama. Apabila
diibaratkan dalam satu keluarga, maka hubungan Kepala Sekolah dengan guru-

guru lainnya harus beriangsung bagaikan hubungan satu saudara dengan


saudara lainnya, dan hubungan kepala sekolah dengan siswa harus seperti
hubungan ayah dengan anak.
Maka berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan upaya
perbaikan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SLB Mutiara Bunda Losari
Kabupaten Cirebon melalui Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan judul:
"Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Teknik Lesson Study Secara
Kolaboratif dan Rutin Di SLB Mutiara Bunda Kabupaten Cirebon"

2
B. Rumusan Masalah
Dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1) Bagaimana perencanaan guru dalam melaksanakan tugas mengajar agar
mutu pembelajaran meningkat?
2) Bagaimana pemahaman guru terhadap tugasnya sebagai agen
pembelajaran?
3) Bagaimana guru menerapkan teknik praktek rencana pembelajaran di kelas
untuk meningkatkan mutu pembelajaran?
4) Apakah tingkat kesadaran dan tanggung jawab guru sebagai pendidik sudah
seimbang dengan tugas pokok dan fungsi yang dibebankan oleh pemerintah?

C. Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti berupaya:
1. Melakukan pengamatan terhadap kinerja guru-guru.
2. Mengadakan supervisi klinis
3. Melakukan pembinaan dengan cara mengumpulkan guru SLB Mutiara
Bunda Losari Kabupaten Cirebon dengan kegiatan (tidakan) : Penjelasan
tentang pentingnya Lesson Study Secara rutin

D. Tujuan
Secara khusus tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab guru akan tugas pokok
dan fungsinya yang dibebankan oleh orang tua, masyarakat dan
pemerintah.
b. Menyusun dan mengevaluasi perencanaan guru dalarn melaksanakan
tugas mengajar agar mutu pembelajaran meningkat.
c. Meningkatkan pemahaman guru terhadap tugasnya sebagai agen
pembelajaran.
d. Membentuk dan menciptakan disiplin kerja serta iklim budaya kerja
sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
E. Manfaat
1) Manfaat Teoritis
Melalui kegiatan penelitian ini diperoleh alternatif solusi dalam
meningkatkan kemampuan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran di
kelas.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
3
Peran guru yang dapat berubah-ubah: siapapun dapat berperan
sebagai guru pengajar dalam satu waktu dan menjadi guru pengamat
dilain waktu. Pergantian peran ini menciptakan rasa saling mengerti
serta mendukung diantara guru dan secara efektif meningkatkan mutu
proses belajar-mengajar.
Memberikan keuntungan dan kesempatan kepada para guru untuk
dapat:
- Memikirkan secara lebih teliti lagi tentang tujuan, materi tertentu
yang akan dibelajarkan kepada siswa.
- Memikirkan secara mendalam tentang tujuan-tujuan pembelajaran
untuk kepentingan masa depan siswa, misalnya tentang arti penting
sebuah persahabatan, pengembangan perspektif dan cara berfikir
siswa, serta kegandrungan siswa terhadap ilmu pengetahuan.
- Mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan dalam
pembelajaran melalui belajar dari para guru lain (peserta atau
partisipan lesson study),
- Belajar tentang isi atau materi pelajaran dari guru lain sehingga dapat
menambah pengetahuan tentang apa yang harus diberikan kepada
siswa.
- Mengembangkan keahlian dalam mengajar, baik pada saat
merencanakan maupun selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran

b. Manfaat bagi Sekolah


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan umpan balik bagi
pembinaan dan pengembangan kompetensi guru untuk meningkatkan
mutu pembelajaran dan pendidikan.

c. Manfaat Bagi Siswa


Siswa akan menikmati pembelajaran yang lebih tertib dan bermutu
karena guru telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

Kajian teoritis adalah kajian atas tanggapan terhadap teori dan informasi lain
dengan masalah yang diidentifikasikan. Oleh karena itu sifatnya selektif sedangkan
penelitian hendaknya kritis, kreatif dan analitis.
Tujuan dan maksud kajian teoritis adalah untuk memperjelas penganalisasian
dan pembahasan masalah yang sedang diteliti. Penelitian yang tidak ditunjang oleh
sumber pustaka, diragukan kekuatannya secara ilmiah.
Ada beberapa sumber yang digunakan dalam kajian teoritis ini antara lain
buku-buku teks makalah, artikel, e-books, panduan dan sumber lain yang diakui
kebenaran ilmiah.

A. Tugas Pokok Kepala Sekolah


Tugas pokok Kepala Sekolah adalah merencanakan, melaksanakan program
manajamen sekolah termasuk memantau, menilai mensupervisi, membina, dan
melaporkan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran, kinerja sekolah dalam
mengelola pendidikan. Sofyan Salim (2007) tugas yang harus dilakukan Kepala
Sekolah adalah melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja
sekolah, kinerja guru dan kinerja seluruh staf sekolah. Kepala sekolah managerial
pada dasarnya memberikan pembinaan, penilaian dan bantuan/ bimbingan mulai dari
rencana program, proses dan sampai dengan hasil.
Fungsi Kepala Sekolah adalah sebagai mitra guru, pembaru (inovator),
penyuluh (konselor), pendorong (motivator), kerjasama (kolabolator), penilaian
(asesor), konsultan didalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya
terhadap kinerja guru dalam pembelajaran dan kinerja kepala sekolah dalam
mengelola pendidikan.
Salim (2007) mengemukakan Kepala Sekolah satuan pendidikan
melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi
manajerial. Adapun sasaran supervisi akademik antara lain membantu guru dalam
merencanakan kegiatan pembelajaran dan atau bimbingan, mengembangkan interaksi
pembelajaran (metode, strategi, teknik, model, pendekatan dan lain-lain) yang tepat
guna.

5
Manajemen pendidikan merupakan proses pengembangan kegiatan kerjasama
sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Proses
pengendalian kegiatan kelompok tersebut mencakup perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakkan (actuating), dan pengawasan
(controling) sebagai suatu proses untuk menjadikan visi menjadi aksi.
Engkoswara (2001; 2) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan dalam
arti seluas-luasnya adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber
daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana
menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta dalam mencapai tujuan
yang di sepakati bersama.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa penataan mengandung makna mengatur,
memimpin, mengelola atau mengadministrasikan sumber daya meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan. Sumber daya terdiri dan sumber daya
manusia (peserta didik, pendidik, dan pemakai jasa pendidikan), sumber belajar dan
kurikulum (segala sesuatu yang disediakan lembaga pendidikan untuk mencapai
tujuan), serta fasilitas (peralatan, barang, dan keuangan yang menunjang
kemungkinkan terjadinya pendidikan). Tujuan pendidikan yang produktif berupa
prestasi yang efektif dan suasana atau proses efisien, sedangkan keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan yang produktif dapat dilihat dari sudut administrative
psikologis, dan ekonomis.

B. Peran Kepala Sekolah


Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut
memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun, jika
kita selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi,
sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif kebijakan
pemerintah, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang
sederhana. Untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya
yang sungguh-sungguh dan komprehensif.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala
sekolah. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2000) mengemukakan bahwa
"kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel,
terutama meningkatkan kompetensi profesional guru." Dalam perspektif kebijakan
pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah
yaitu, sebagai:(1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor
(penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan;

6
Merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan oleh
Depdiknas di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran
kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru.

1. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)


Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru
merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah
yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum
dan kegiatan belajar mengajar disekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan
tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha
memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus
meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
efektif dan efisien.

2. Kepala sekolah sebagai manajer


Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan
kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan
profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat memfasiltasi dan
memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan
kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan,
baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti: KKG tingkat sekolah, in house training,
diskusi profesional dan sebagainya, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di
luar sekolah, seperti: kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai
kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.

3. Kepala sekolah sebagai administrator


Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya
peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah
dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru tentunya akan
mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala
sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya
peningkatan kompetensi guru.

7
4. Kepala sekolah sebagai supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran,
secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat
dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran
secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang
digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (E. Mulyasa, 2004).
Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan,
Selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga
guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan
keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.

5. Kepala sekelah sebagai leader (pemimpin)


Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat menumbuh-
suburkan kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap peningkatan kompetensi
guru?. Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan
yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang
berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang
kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat
dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan
kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat
sebagai berikut: (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani mengambil
resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan (E.
Mulyasa, 2003).

6. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja


Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih
termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk
meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan
iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut: (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang
dilakukannya menarik dan menyenangkan; (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan
jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia
bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut; (3) para
guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya;

8
(4) pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu
hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik
guru, sehingga memperoleh kepuasan (modifikasi dari pemikiran E. Mulayasa
tentang Kepala Sekolah sebagai Motivator, E. Mulyasa, 2003).

7. Kepala sekolah sebagai wirausahawan


Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan
peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan
pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala
sekolah dengan sikap kewirausahaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-
perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang
berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.
Sejauh mana kepala sekolah dapat mewujudkan peran-peran di atas, secara
langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan
kompetensi guru, yang pada gilirannya dapat membawa efek terhadap peningkatan
mutu pendidikan di sekolah.

C. Lesson Study Dalam Kegiatan Pembelajaran


Lesson Study merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-
prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
Lesson Study adalah program yang diterapkan oleh SISTTEMS,
(Strengthening In-Service Teacher Training of Mathematics and Science Education at
Junior Secondary Level) yaitu bentuk kerjasama antara JICA (Japan International
Cooperation Agency) dan MONE / Depdiknas (Ministry of National Education /
Departemen Pendidikan Nasional) Indonesia.
Lesson Study bukan merupakan metoda atau strategi pembelajaran tetapi
kegiatan yang dapat menerapkan berbagai metoda dan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan situasi, kondisi, kemampuan komunitas pembelajaran serta berbagai
permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.
Lesson Study adalah metode yang berorientasi pada praktek untuk
meningkatkan keterampilan mengajar oleh guru-guru itu sendiri.
D. Teknik Lesson Study
Lesson Study biasanya terdiri dari tahapan-tahapan berikut:
1. Guru mempersiapkan rencana pembelajaran (PLAN-tahap perencanaan),
2. Salah seorang guru mempraktekkan rencana pembelajaran di kelas yang

9
sesungguhnya, sedangkan para guru pendamping yang lain dan kepala sekolah
mengamati pembelajaran tersebut (DO-tahap pembelajaran terbuka),
3. Setelah pembelajaran, guru pengajar dan para guru pengamat mendiskusikan
hasil pembelajaran, kemudian disampaikan kepada kepala sekolah untuk
menyampaikan umpan balik pada guru pengajar.
Kelebihan dari metode ini adalah, peran guru yang dapat berubah-ubah:
siapapun dapat berperan sebagai guru pengajar dalam satu waktu dan menjadi guru
pengamat dilain waktu. Pergantian peran ini menciptakan rasa saling mengerti serta
mendukung diantara guru dan secara efektif meningkatkan mutu proses belajar-
mengajar. Bermacam-macam istilah yang digunakan untuk metode sejenis ini
diberbagai sumber pustaka, misalnya: "action research", "coaching", dan "clinical
supervision". Dalam program ini, lesson study akan digunakan sebagai istilah umum
untuk kegiatan yang berusaha untuk mengembangkan profesi guru.
Revolusi pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan Lesson Study telah
menunjukkan hasil yang luar biasa. Indikator keberhasilannya itu dapat dilihat
diantaranya:
1. Tumbuhnya semangat guru dalam mencari dan menerapkan berbagai metoda
atau strategi pembelajaran. Hal ini dikarenakan setiap dilaksanakan implementasi
Lesson Study, guru dituntut untuk memilih metoda atau strategipembelajaran yang
lain dari yang pernah dipakai dalam implementasi- implementasi sebelumnya.
2. Tumbuhnya prinsip kolegalitas diantara guru-guru mata pelajaran, khususnya
yang sejenis. Hal ini ditunjukkan dengan semakin efektifnya kegiatan Kelompok
Kerja Guru (KKG). Sebelumnya, kegiatan KKG itu, kalaupun ada, hanya
terbatas bila menghadapi ujian nasional saja. Bahkan kegiatan KKG pun
biasanya diselenggarakan oleh sub rayon, bahkan rayon, yang tentu secara
domisili kesulitan dijangkau oleh transportasi, terutama di sekolah-sekolah yang
berada di pinggiran. Melalui kegiatan KKG yang diselenggarakan di Base Camp,
lebih mudah dijangkau oleh guru-guru anggota KKG, sehingga silaturrahmi dan
kolegalitas, sebagai ruh Lesson Study, dapat tercipta.
3. Dukungan moril dan materil dari pimpinan sekolah semakin kuat. Hal ini bisa
dilihat pada setiap kegiatan Lesson Study melalui KKG mendapat dukungan dari
kepala sekolah. Bahkan hampir setiap kegiatan Lesson Study dihadiri langsung
oleh kepala sekolah-kepala sekolah, khususnya dalam satu base camp. Tentunya,
dengan dukungan yang besar dari pimpinan akan memberi motivasi bagi untuk
mengikuti kegiatan KKG. Tetapi sebaliknya, bila pimpinan sekolah tidak
memberi motivasi, maka gurunya pun tidak akan semangat mengikuti kegiatan
KKG.

10
4. Guru mendapat banyak pencerahan, selain dari teman sejawat, juga dari para
dosen pembimbing (fasilitator) yang setiap pertemuan selalu hadir untuk
memberikan dukungan, baik ketika melakukan PLAN (perencanaan), DO
(pelaksanaan/implementasi) dan SEE (refleksi).
Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan kegiatan Lesson Study agar berjalan
lebih baik harus mendapat perhatian dan merupakan tugas dan tanggung jawab
bersama, baik bagi guru-guru, kepala sekolah, dinas pendidikan dan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang terlibat langsung dengan kegiatan
Lesson Study.
E. Tahapan Lesson Study
Lalu bagaimana kiatnya agar Lesson Study yang kita lakukan efektif?
Berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam Lesson Study ini, dijumpai beberapa
pendapat. Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson Study dilakukan melalui empat
tahapan dengan menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA). Sementara itu,
Slamet Mulyana (2007) mengemukakan tiga tahapan dalam Lesson Study, yaitu:
(1) Perencanaan (Plan); (2) Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See). Sedangkan
Bill Cerbin dan Bryan Kopp dan University of
Wisconsin mengetengahkan enam tahapan dalam Lesson Study, yaitu:
1. Form a Team: membentuk tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang
bersangkutan dan pihak-pihak lain yang kompeten serta memilki
kepentingan dengan Lesson Study.
2. Develop Student Learning Goals: anggota tim mendiskusikan apa yang akan
dibelajarkan kepada siswa sebagai hasil dari Lesson Study.
3. Plan the Research Lesson: guru-guru mendesain pembelajaran guna
mencapai tujuan belajar dan mengantisipasi bagaimana para siswa akan
merespons.
4. Gather Evidence of Student Learning: salah seorang guru tim melaksanakan
pembelajaran, sementara yang lainnya melakukan pengamatan,
mengumpulkan bukti-bukti dari pembelajaran siswa.
5. Analyze Evidence of Learning: tim mendiskusikan hasil dan menilai
kemajuan dalam pencapaian tujuan belajar siswa
6. Repeat the Process: kelompok merevisi pembelajaran, mengulang tahapan-
tahapan mulai dari tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-5 sebagaimana
dikemukakan di atas, dan tim melakukan sharing atas temuan-temuan yang
ada.

11
Untuk lebih jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Slamet Mulyana (2007)
dan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA), di bawah ini akan diuraikan secara ringkas
tentang empat tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study
1. Tahapan Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam Lesson Study
berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis
kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti
tentang: kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati
kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya, sehingga dapat
diketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan
pembelajaran. Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk
memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis
kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan
dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang
benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala
kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran
berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap akhir
pembelajaran.
2. Tahapan Pelaksanaan (Do)
Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang
disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang
telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang
dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya (baca:
guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang
bertindak sebagai pengamat/observer).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan,
diantaranya:
1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun
bersama.
2. Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting
yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang
disebabkan adanya program Lesson Study.
3. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak
diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan
mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.

12
4. Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi siswa-
siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya, dengan
menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya
dan disusun bersama-sama.
5. Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan
bukan untuk mengevalusi guru.
6. Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo
digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan
kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
7. Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama
pembelajaran berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa
dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang bersangkutan,
terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas belajar
siswa. Catatan dibuat berdasarkan pedoman dan urutan pengalaman
belajar siswa yang tercantum dalam RPP.

3. Tahapan Refleksi (Check)


Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya
perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman
analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam
bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh
kepala sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari
penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran,
dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus
atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan
dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah
disusun.
Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran
secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan
terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-
sarannya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari
hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai pembicaraan yang
berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta
untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran.

13
Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan
pembiearaan yang berlangsung dalam diskusi.
4. Tahapan Tindak Lanjut (Act)
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau
keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses
pembelajaran, baik pada tataran individual, maupun menajerial.
Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang
disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentunya
menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun
observer untuk mengembangkan proses pembelajaran kearah lebih baik.
Pada tataran manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah
sebagai peserta Lesson Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh
sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan pengembangan
manajemen pendidikan disekolahnya secara keseluruhan. Kalau selama ini
kepala sekolah banyak disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan, dengan
keterlibatannya secara langsung dalam Lesson Study, maka dia akan lebih
dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya
dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah dapat
semakin lebih fokus lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai pemimpin
pendidikan di sekolah.

14
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Sebagai mekanisme penelitian yang dapat menggambarkan tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan maka ditempuhlah prosedur penelitian tindakan sekolah ini
dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Pelaksanaan penelitian kualitatif ditempuh dengan cara penelitian lebih
banyak melibatkan norma-norma berfikir rasional dan logis berdasarkan data-data
atau kesimpulan yang terdapat pada buku panduan atau acuan literatur yang dijadikan
obyek penelitian. Dalam hal ini penelitian menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
a) Menentukan Sumber Data
i. Jenis data
Data yang diperoleh adalah berupa informasi dan atau keterangan hasil
pengamatan terhadap kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode Lesson Study.
ii. Sumber data pendukung diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
2. Guru
iii. Analisis Data
Setelah seluruh data yang diperlukan maka langkah selanjutnya adalah
mengolah data dan menganalisis data yang cara-caranya sebagai berikut:
1. Deduksi yaitu upaya memperoleh data yang bersifat khusus melalui
penalaran dan penganalisisan data-data yang bersifat umum.
2. Induksi upaya memperoleh data-data yang bersifat umum melalui
penalaran dan penganalisasian terhadap data yang bersifat khusus.

3. Menyandingkan beberapa keterangan atau data yang diperoleh untuk


mendapatkan argumentasi yang lebih serta mampu memberikan
kejelasan yang layak untuk dijadikan pegangan dalam penelitian.

15
B. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah guru kelas sebagai berikut :
Pangkat Jml.
No Nama Kelas Asal sekolah
/Gol Jam
1 Siti Rusmiyati - 24 1 SDLB SLB MUTIARA BUNDA
2 Ani Hanifah,S.Pd. - 24 7 SMPLB SLB MUTIARA BUNDA
3 Rusdin,S.Pd. - 24 10 SMALB SLB MUTIARA BUNDA

C. Waktu Penelitian Tindakan Sekolah


Jadwal kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini direncanakan dan
dilaksanakan sebagaimana pada tabel di bawah ini :
Tabel 1
No. Tanggal Siklus Tindakan
1 12 Oktober 2022 1 Pengamatan dan penilaian RPP guru-guru
2 14 Oktober 2022 1 Melakukan Supervisi Klinis
3 20 Oktober 2022 2 Mengadakan Pembinaan Melalui Metode
Lesson Study.
4 25 Oktober 2022 2 Supervisi akademik (Pembuatan RPP)

D. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan Tindakan Sekolah dilakukan dengan penilaian terlebih
dahulu terhadap kebutuhan-kebutuhan guru yang diperoleh dari informasi
hasil pembicaraan dengan guru. Diperoleh kesimpulan bahwa guru memiliki
keterbatasan dalam menyusun RPP. Permasalahan ini diangkat menjadi isu
pembinaan dengan memberikan penyuluhan tentang penyusunan RPP.
Sebagai langkah pertama adalah melakukan penilaian terhadap RPP
yang disusun oleh guru dengan menggunakan instrumen penilaian RPP.
Teknik dan alat pengumpul data adalah menggunakan teknik observasi atau
pengamatan terhadap dokumentasi perangkat pembelajaran guru (RPP) dan
eksen pembelajarannya di kelas dengan menggunakan instrumen sebagai
berikut:

16
LEMBAR PENILAIAN
Petunjuk
Berilah skor pada butir-butir perencanaan pembelajaran dengan cara
melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria
sebagai berikut:
1= sangat tidak baik
2= tidak baik
3 = kurang baik
4 = baik
5 = sangat baik

No. Aspek yang dinilai Skor


1. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan 12345
penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar)
2. Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik 12345
peserta didik)
3. Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika 1234
materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu) 5
4. Pemilihan sumber/ media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, 12345
materi dan katakteristik peserta didik)
5. Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah, 12345
kegiatan pembelajaran: awal, inti, dan penutup)
6. Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin 12345
strategi/ metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)
7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran 12345
8. Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran) 12345

Skor Total ................

Cirebon, Oktober 2022


Penilai,

................................................

17
2. Pelaksanaan Tindakan
Setelah dilakukan penilaian terhadap RPP, dilakukan penyuluhan
penyusunan RPP sesuai pedoman.
3. Observasi/Pengamatan
RPP yang sudah disusun dilaksanakan dikelas dengan menggunakan
instrumen sebagai berikut:
PENILAIAN MENGAJAR
Satuan Pendidikan : .............................................................................
Nama Guru : .............................................................................
Mata Pelajaran : .............................................................................
Hari/ Tanggal : ............................................................................
No Aspek Indikator Deskriptor Nilai
Penilaian A B C D
1. Membuka Apersepsi 1. Membuka pelajaran dengan doa/
pelajaran salam/ memeriksa kehadiran
peserta.
2. Mengajukan pertanyaan/ menggali
informasi berkaitan dengan
kompetensi yang akan dicapai.
3. Mengemukakan kompetensi yang
akan dicapai dalam kegiatan
pembelajaran.
4. Mengkaitkan peran/ manfaat
penguasaan kompetensi dalam
kehidupan peserta.
2. Melaksan Penggunaan 1. Metode yang digunakan
akan Metode melibatkan peserta mengalami/
kegiatan melakukan aktivitas pembelajaran
inti sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai.
2. Metode yang digunakan
melibatkan peserta menemukan
prosedur/ konsep/ prinsip/
karakteristik berkaitan dengan
kompetensi yang akan dicapai.
3. Metode yang digunakan
melibatkan peserta menerapkan
apa yang telah ditemukan dalam
situasi yang baru/konteks yang
berbeda.
4. Metode yang digunakan
mengharuskan untuk
mengukuhkan temuan peserta.

Penggunaan 1. Menggunakan media yang


Media otentik.
2. Memberdayakan media yang
ada disekeliling peserta, yaitu
lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat.
3. Media yang digunakan sesuai
untuk mencapai kompetensi
yang akan dicapai.
4. Media yang digunakan
memungkinkan peserta
5. melakukan pengamatan,
bertanya, mengumpulkan data,
menganalisis data dan menarik
kesimpulan.
Penguasaan 1. Guru mendemonstrasikan
Kompetensi perilaku pembelajaran yang
seharusnya dikuasai peserta
melalui contoh/ pemodelan.
2. Tugas yang diberikan kepada
peserta mencerminkan tahapan
untuk mencapai kompetensi
yang seharusnya dikuasai
peserta.
3. Guru memberikan balikan
secara jelas terhadap perilaku
pembelajaran yang sesuai/ tidak
sesuai dengan kompetensi yang
seharusnya dikuasai peserta.
4. Guru dapat merespon pertanyaan
dan komentar peserta secara tepat
dan memadai.
Pembelajar 1. Guru memberdayakan
an permainan/ humor/ metode yang
menyenang bervariasi untuk menyegarkan
- kan suasana.
2. Peserta yang banyak melakukan
aktivitas pembelajaran dan
peserta melaksanakan aktivitas
pembelajaran dengan gembira.
3. Peserta tidak takut mengajukan
pertanyaan/ saran/ pendapat.

4. Peserta tidak takut


mengekspresikan kegembiraan,
misalnya dengan bertepuk
tangan.
Keterkaitan 1. Metode yang digunakan
metode melibatkan peserta untuk
dengan melakukan kerjasama (Learning
pengembanga community).
n kecak a 2. metode yang digunakan
mendorong peserta untuk
mengajukan pertanyaan/
pendapat kritis dan kreatif.
3. Metode yang digunakan bersifat
menantang, sehingga
mendorong peserta melakukan
aktivitas secara sungguh-
sungguh dan antusias.
4. Metode yang digunakan
mendorong peserta untuk
mempertahankan pendapat dan
berpendapat yang berbeda.
3. Refleksi Refleksi 1. Guru mendorong peserta
dan mengungkapkan apa yang telah
penilaian dipelajari.
2. Guru mendorong peserta
mengungkapkan kesan-kesan
berkaitan dengan pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
3. Guru mendorong peserta
mengungkapkan saran untuk
perbaikan pembelajaran.
4. Guru memberikan penguatan/
pujian
No Aspek Indikator Deskriptor Nilai
Penilaian
A B C D
terhadap upaya/kerja keras
yang telah dilakukan peserta.
Penilaian 1. Guru melakukan penilaian
sesuai dengan kompetensi
yang seharusnya dicapai.
2. Kriteria penilaian jelas dan
dapat diukur.
3. Guru memberi kesempatan
peserta untuk melakukan
self-assesment (penilaian diri
sendiri)/ peer-assesment
(penilaian antar teman)
dengan kriterian yang telah
ditetapkan.
4. Penilaian dilaksanakan
selama dan setelah
aktivitas pembelajaran
(proses dan produk).
4. Faktor penun Penggunaan 1. Ucapan jelas dan mudah
jang bahasa dipahami.
2. Menggunakan kosakata dan
tata bahasa baku.
3. Kalimat-kalimat yang
digunakan bervariasi, tidak
monoton.
4. Pembicaraan lancar, tidak
tersedat-sedat.
Rasa percaya 1. Tatapan mata dan gerak
diri tubuh menunjukkan sikap
tenang.
2. Nada suara dan intonasi
menunjukkan sikap tegas,
optimis dan tidak ragu-ragu.
3. Merespon setiap pertanyaan,
tanggapan atau saran dari
peserta dengan emosi yang
stabil (tidak larut dalam
emosi).
4. Semua pertanyaan,
tanggapan atau saran dijawab
dengan tenang, tidak gugup
dan penuh rasa optimis
Jumlah Seluruh Skor
Nilai= Jumlah seluruh skor
10

20
Cara pemberian nilai untuk setiap indikator:
Nilai A (skor 4) : Sangat baik, jika tiga atau empat deskriptor tampak/teramati
Nilai B (skor 3) : Baik, jika dua deskriptor tampak/teramati
Nilai C (skor 2) : Kurang, jika satu deskriptor tampak/teramati
Nilai D (skor1) : Sangat kurang, jika tidak ada deskriptor yang tampak/teramati
Simpulan penilaian dan Rekomendasi :
..........................................................................................................................
................................................................................................................................
........
Cirebon, Oktober 2022
Penilai,

................................................

21
1. Refleksi
Tindakan-tindakan tersebut diimplementasikan dalam tiga siklus tindakan dan setiap
siklus diakhiri dengan refleksi. Siklus pertama penilaian RPP menghasilkan penilaian
perlunya diberi penyuluhan penyusunan RPP. Siklus kedua yaitu melakukan
pembinaan melalui tekhnik Lesson Study dan siklus ketiga menghasilkan
pembicaraan lebih lanjut tentang supervisi akademik (pembuatan RPP).
22
BAB IV
PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi Persiklus
Pelaksanaan PTS yang direncanakan oleh penulis dalam bentuk pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul "Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui
Tekhnik Lesson Study Secara Kolaboratif dan Rutin Di SLB Mutiara Bunda Losari
Kabupaten Cirebon" berjalan sesuai dengan perencanaan PTS.
Hasil penelitian yang direfleksi dari permasalahan yang menjadi fokus
penelitian menunjukan hasil yang membawa pengaruh positif pada guru. Terlihat dari
hasil penelitian.
Hasil penilaian dapat terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN
Nilai Hasil Evaluasi
No Nama
Siklus I Siklus II
1 Siti Rusmiati 27 35

2 Ani Hanifah,S.Pd. 26 31
3 Rusdin,S.Pd. 27 36
JUMLAH 80 102
Rata-rata 62,67 78

Adapun dalam bentuk diagramnya adalah sebagai berikut:

120

100

80

60

40

20

0
Siklus 1 Siklus 2

Keterangan :
Penguasaan guru dalam melakukan pembelajaran mengalami peningkatan
dari siklus pertama ke siklus kedua setelah diberikan teknik short briefing
secara rutin mengenai penyusunan RPP yang benar, materi pelajaran yang
akan disampaikan dari siklus ke siklus.
23
Siklus ke I mencapai rata-rata nilai 62,67 Siklus ke II mencapai 78 Dari 3
guru kelas
Berdasarkan temuan-temuan yang didapat selama mengadakan penelitian
terhadap pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai kepala sekolah dan penerapan metode
Lesson Study secara rutin sebelum guru melakukan tugas mengajar menunjukkan
adanya peningkatan produktifitas, profesional dan mutu pembelajaran di kelas.
B. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah guru-guru di SLB Mutiara Bunda
Losari Kabupaten Cirebon.
Tabe1 3
DAFTAR PERSONIL SLB MUTIARA BUNDA LOSARI
MENGAJAR
NO NAMA GOL JABATAN
DI KELAS
1 Sarmin, S. Pd IV/b Kepala Sekolah -
2 Siti Rusmiyati - Guru 1-3
3 Sofiani Dewi,S.Pd. - Guru 4-5
4 Devi Ayu Novita,S.Pd. - Guru 6
5 Sulistyowati - Guru 6
6 Rusdin - Guru 10
7 Shohib Irfan Nurshofa,S.Pd. - Guru 11
8 Ani Hanifah,S.Pd. - Guru 7-9
9 Fadlan Nurhadi - TU -
10 Wardini - Penjaga Sekolah -

C. Pembahasan Tiap Siklus


Kondisi awal sebelum diterapkan metode Lesson Study secara rutin
sebelum guru melakukan tugas mengajar menunjukkan:
1. Kurangnya kesadaran dan tanggung jawab guru akan tugas pokok dan fungsi
yang dibebankan oleh pemerintah.
2. Kurangnya perencanaan yang matang dalam melaksanakan tugas dan belum
siapnya guru untuk mengadakan perubahan kearah yang lebih maju sesuai
dengan perkembangan dunia pendidikan.
3. Kurangnya pemahaman guru akan tugasnya sebagai agen pembelajaran.
4. Belum terbentuknya disiplin sekolah dan iklim budaya kerja sekolah yang
mengacu pada peningkatan mutu pembelajaran.

24
Pemahaman guru terhadap tugas sebelum diterapkannya pendekatan tersebut
adalah dalam melaksanakan tugasnya hanya mengandalkan persiapan seadanya
bahkan kadang sama sekali tidak ada persiapan. Hal ini terjadi karena fungsi kontrol
sebagai salah satu tugas kepala sekolah tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Disamping itu seolah-olah guru hanya sekedar melaksanakan tugas tanpa ada
perancanaan yang matang dan tidak berpikir bagaimana hasil akhir setelah
melaksanakan tugas mengajar. Dapat dibayangkan jika seorang kepala sekolah tidak
mempunyai kemampuan untuk mengatur, memimpin, mengelola atau
mengadministrasikan sumber daya meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
dan pembinaan terhadap guru-guru sebagai bawahannya.
Teknik Lesson Study dikemas agar menarik, memukau dan apa yang kepala
sekolah sampaikan langsung masuk dan dapat diaplikasikan dalam kegiatan
pembelajaran oleh guru-guru.
Pertama kali yang harus disadari adalah apa yang akan kita sampaikan. Kepala
sekolah harus memahami visi sekolah. Visi sekolah akan menurunkan Misi yang
sekolah buat dalam waktu yang pendek. Misi yang sekolah buat inilah yang akan
menurunkan culture kerja. Culture kerja inilah yang kemudian akan memunculkan
Motivasi kerja. Jadi dengan memahami Visi, kepala sekolah akan dapat menciptakan
budaya kerja dalam tim sekolah dan sekaligus memunculkan motivasi personil.
Yang kedua, yang harus kepala sekolah sadari bahwa pada saat teknik Lesson
Study dimulai, kepala sekolah harus menyadari secara sepenuhnya bahwa teknik ini
adalah teknik yang berkesinambungan, yang akan membutuhkan waktu untuk bisa
beradaptasi dengan teknik baru, maka diperlukan keuletan dan kesabaran dalam
mengolah manajemen di sekolah.
Strategi melaksanakan lesson study berdasarkan hasil penelitian penulis:

1. Perencanaan (Plan)

Gambar 1.
Guru sebidang studi secara kolaborasi mengidentifikasi permasalahan pembelajaran
dan menghasilkan perangkat pembelajaran
25
A. Identifikasi Masalah Pembelajaran
1. Materi Ajar
a. kedalaman materi
b. kesesuaian dengan tuntutan kurikulum
c. tingkat kesulitan
2. Strategi Pembelajaran
a. pendahuluan memotivai siswa belajar
b. kegiatan inti
aktivitas belajar yang diharapkan
rancangan interaksi siswa dengan bahan ajar
rancangan interaksi siswa dengan siswa
rancangan interaksi siswa dengan guru
c. penutup
aktivitas siswa yang diharapkan untuk menyimpulkan pelajaran
3. Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran
a. Silabus
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
c. Lembar Kegiatan Siswa
d. Alat tes
B. Menentukan Observer
1. Kepala Sekolah
2. Guru
3. Pengawas Sekolah

C. Menentukan Guru Model (pelaksana pembelajaran di kelas)

Gambar 2.
Guru model mengajar dan observer mengobservasi pelaksanaan pembelajaran
26
II. Pelaksanaan (Do)
a. Pertemuan singkat (briefing) dipimpin fasilitator (kepala sekolah).
b. Guru model mengemukakan rencana singkat (rencana
pembelajaran, tujuan, kedudukan materi ajar dalam kurikulum,
perkiraan kemungkinan respon siswa).
c. Kepala sekolah mengingatkan observer untuk tidak
mengintervensi proses belajar mengajar.
d. Observer dipersilahkan memilih tempat strategis sesuai rencana pengamatan.
e. Guru model melaksanakan proses belajar mengaja
Observasi
Observer membuat catatan tentang:
1. Komentar siswa dalam diskusi.
2. Kerja sama siswa.
3. Aktivitas belajar.
4. Strategi penyelesaian masalah.

Pedoman observer:
a. Kejelasan tujuan pembelajaran.
b. Aktivitas mengarah ke pencapaian tujuan.
c. Langkah-langkah pembelajaran berkaitan mendukung pemahaman siswa.
d. Media pembelajaran mendukung pencapaian tujuan.
e. Diskusi kelas membantu pemahaman konsep.
f. Materi ajar sesuai tingkat kemampuan siswa.
g. Penggunaan pengetahuan awal untuk mendukung pemahaman konsep.
h. Pertanyaan guru mendorong dan memfasilitasi cara berpikir siswa.
i. Pemberian penghargaan gagasan siswa.
j. Kesimpulan didasarkan pendapat siswa.
k. Kesimpulan sesuai tujuan.
l. Pemberian penguatan.

III. Refleksi (See)


A. Menentukan fasilitator.
B. Fasilitator mengenalkan observer dengan spesifikasi bidang ilmu.
C. Fasilitator menyampaikan agenda refleksi.
27
D. Fasilitator menyampaikan aturan main.
1. berbicara dengan tertib (jadi pendengar yang baik)
2. berbicara sopan tidak untuk mengadili guru model
3. setiap peserta diberi kesempatan berbicara
4. berbicara berdasarkan temuan pengamatan\
5. masukan difokuskan pada "bagaimana siswa belajar
E. Guru model menyampaikan:
1. kejadian yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan harapan.
2. sesuatu yang berubah dari rencana.
F. Team pengembang memberi komentar.
G. Fasilitator memberi kesempatan observer berkomentar
H. Fasilitator mempersilahkan tenaga ahli merangkum diskusi.
I. Fasilitator mengucapkan terimakasih dan mengumumkan
kegiatan lesson study berikutnya.
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bab
sebelumnya melalui "Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Teknik Lesson Study
Secara Kolaboratif dan Rutin Di SLB Mutiara Bunda Losari Kabupaten Cirebon "
dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:
1. Pelaksanaan program yang rutin dan berkesinambungan merupakan kunci
keberhasilan dalam melaksanakan tugas sebagai kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
2. Pada "Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Teknik Lesson Study Secara
Kolaboratif dan Rutin Di SLB Mutiara Bunda Losari Kabupaten Cirebon" ternyata
mampu membentuk tenaga pendidik yang produktif/ profesional dan mampu
meningkatkan mutu pembelajaran.
3. Dengan adanya terobosan dan inovasi melalui pendekatan "Upaya Peningkatan
Kinerja Guru Melalui Teknik Lesson Study Secara Kolaboratif dan Rutin Di
SLB Mutiara Bunda Losari Kabupaten Cirebon " ternyata ada pengaruh yang besar
terhadap hasil belajar siswa.
Dengan demikian "Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Teknik Lesson
Study Secara Kolaboratif dan Rutin Di SLB Mutiara Bunda Losari Kabupaten
Cirebon" ternyata dapat meningkatkan mutu pembelajaran di kelas SLB Mutiara
Bunda Losari Kabupaten Cirebon.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, guru dituntut untuk melaksanakan beberapa
hal dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam meningkatan
penguasaan materi pelajaran dan keaktifan siswa dalam belajar.
Adapun hal-hal yang harus dilakukan guru diantaranya :
1. Menentukan tujuan pembelajaran (lesson) satuan (unit) pelajaran, dan mata
pelajaran yang efektif.
2. Mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa.
3. Memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru.
4. Menentukan tujuan jangka panjang yang akan dicapai para siswa.
5. Menentukan pelajaran secara kolaboratif.
6. Mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa.
7. Mengembangkan pengetahuan pembelajaran yang dapat diandalkan.
8. Melakukan refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan
pandangan siswa dan koleganya.
29
Disamping itu, pengalaman dalam pelaksanaan penelitian tindakan sekolah
(PTS) perlu adanya kelompok kerja antara guru, untuk saling tukar pikiran dan
pengalaman, serta saling membantu dalam memecahkan masalah yang dihadapi
sehari-hari dalam tugas yang diemban dalam mengajar.

30
DAFTAR PUSTAKA

Hendayana S.. 2006. Lesson Study Suatu Strategi untuk Meningkatkan


Keprofesionalan Guru (Pengalaman JUSTEP-JICA). Bandung: UPI Press.

Parmin dan Siti Aminah. 2008. Menerapkan Lesson Study Dalam Pembelajaran di
MI Madariful Huda Pati. Laporan Penelitian Dosen Muda. FMIPA:
Universitas Negeri Semarang.

Widhiartha, Putu Ashintya. Dwi Sudarmanto. Nining Ratnasingsih. 2008. Lesson


Study Sebuah Upaya Peningkatan Mutu Pendidik Pendidikan Non Formal.
Surabaya: Prima Printing.

Yusak, Muchlas. 2008. Lesson Study: Pengembangan Profesi Guru Secara


Berkelanjutan Berbasis Sekolah. Semarang: LPMP Jawa Barat.

http://www.slideshare.net/aminhers/lesson-study, Lesson Study-Presentation


Transcript, 2010

31
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………..…...…


HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………........
KATA PENGANTAR …………………………………………................…
DAFTAR ISI ………………………………………………………....….......
DAFTAR TABEL ……………………………………………………...........
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………...…….......
ABSTRAK …………………………………………………………….…......
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………….....
A. Latar Belakang Masalah ……………………………….............……....….
B. Rumusan Masalah ………………………………….............………….......
A. Pemecahan Masalah ....................................................................................
B. Tujuan Penelitian ……………………..................…....…………………...
C. Manfaat Penelitian .......................................................................................
BAB II. LANDASAN TEORI ………........…………………………….......
A. Tugas Pokok Kepala Sekolah .......................................................................
B. Peran Kepala Sekolah....................................................................................
C. Lesson Study................. ...............................................................................
D. Teknik Lesson Study.....................................................................................
E. Tahapan Lesson Study .................................................................................
1. Tahapan Perencanaan ..........................................................................
2. Tahapan Pelaksanaan............................................................................
3. Tahapan Refleksi (Check)....................................................................
4. Tahapan Tindak Lanjut........................................................................
BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................
A. Pendekatan Penelitian .................................................................................
B. Subjek Penelitian .........................................................................................
C. Waktu Penelitian .........................................................................................
D. Prosedur Penelitian......................................................................................
1. Perencanaan Tindakan..........................................................................
Lembar Penilaian..................................................................................
2. Pelaksanaan Tindakan .........................................................................
3. Observasi..............................................................................................
CARA PENILAIAN INDIKATOR...............................................................
1. Refleksi..................................................................................................
BAB IV. HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN...........................
A. Deskripsi Persiklus ...................................................................................
B. Subjek Penelitian ......................................................................................
C. Pembahasan tiap siklus... ..........................................................................
I. Perencanaan (Plan)...................................................................................
A. Identifikasi Masalah Pembelajaran.................................................................
1. Materi Ajar.....................................................................................................
2. Strategi Pembelajaran.....................................................................................
3. Mempersiapkan Materi Pembelajaran ...........................................................
B. Menentukan Observer ......................................................................................
C. Menentukan Guru Model (Pelaksana Pembelajaran di kelas)......................
II. Pelaksanaan (Do)............................................................................................
OBSERVASI.................................................................................................
III. Refleksi .........................................................................................................
BAB V PENUTUP .........................................................................................
A. Kesimpulan ...........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................
D DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................................
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian …...........................……………………..………...


Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Penilaian............. ..................................................
Tabel 3 Daftar Personil SLB Mutiara Bunda Losari........................................
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Peneliti .................................................................................


Lampiran 2 Personalia/Tim Peneliti .....................................................................
Lampiran 3 Rencana Anggaran Biaya Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas .......
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................
Lampiran 5 Lembar Soal Pretest dan Posttest ......................................................
Lampiran 6 Foto Penelitian …………….....................…………………...……...
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya

terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan Penelitian ini.

Dengan selesainya laporan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak

yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Ibu Hj. Iis Sri Heryati, S. Pd, M. Si, selaku Pengawas Sekolah Luar Biasa

Kabupaten Cirebon.

2. Seluruh rekan sejawat serta staf pengajar SLB Mutiara Bunda Losari Kabupaten

Cirebon atas segala dukungan dan pelayanannya.

Semoga laporan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas

kepada pembaca. Walaupun laporan penelitian ini memiliki kelebihan dan

kekurangan. Penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.

Terima kasih.

Cirebon, Oktober 2022

Penulis,

S A R M I N , S.Pd.

NIP. 196405161986101001
a. Judul Penelitian : UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU
MELALUI TEKNIK LESSON STUDY
SECARA KOLABORATIF DAN RUTIN
DI SLB MUTIARA BUNDA LOSARI
KABUPATEN CIREBON

b. Jenis Penelitian : Penelitian Tindakan Sekolah


2. Ketua Peneliti :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Sarmin, S. Pd
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIP : 19640516 198610 1 001
d. Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I, IV/b
e. Jabatan Fungsional : Guru Madya
4. Lama Penelitian : 6 bulan
5. Lokasi Penelitian : SLB Mutiara Bunda
6. Biaya yang diperlukan : Rp 5.500.000,-

Cirebon, Oktober 2022


Mengesahkan
Pengawas SLB Ketua Peneliti

Iis Sri Heryati, S. Pd, M. Si Sarmin, S. Pd


NIP. 19630728 198512 2 001 NIP. 19640516 198610 1 001
BIODATA PENELITI

1. Nama dan Gelar : Sarmin, S. Pd


2. Tempat/Tanggal Lahir : Kuningan, 16 Mei 1964
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Pangkat/Gol : Pembina Tk. I, IV/b
5. NIP : 19640516 198610 1 001
6. Jabatan Fungsional : Guru Madya
7. Unit Kerja : SLB Mutiara Bunda Losari
8. Alamat Unit Kerja : Jl. Soekarno-Hatta KM 28, Desa Losari
Kec. Losari, Kab. Cirebon

Cirebon, Oktober 2022


Peneliti

Sarmin, S. Pd
NIP. 19640516 198610 1 001
FOTO KEGIATAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

Anda mungkin juga menyukai