Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN ON THE JOB LEARNING

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

NAMA GURU : ASNI SIHOMBING,S.Pd.SD


MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN : GURU KELAS TINGGI
NIP : 196302281991082001
UNIT KERJA : SDN 009 TARAKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2017
Jurnal Kegiatan Mandiri pada On the Job Learning
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Moda Tatap Muka In-On-In
Nama Peserta : ASNI SIHOMBING,S.Pd.SD
Sekolah : SDN 009 TARAKAN
Mapel/Paket Keahlian : GURU KELAS TINGGI
Kelompok Kompetensi : B DAN C
Jenjang : SD KELAS TINGGI
No Hari/Tanggal Esensi Materi dari Kegiatan Aktivitas Pembelajaran/
Pembelajaran yang Dipelajari Lembar Kerja yang
Diselesaikan
1 18 Oktober 2017 Teori Belajar Latihan 01 Modul B Pedagogik
2 19 Oktober 2017 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Latihan 02 Modul B Pedagogik
3 20 Oktober 2017 Pecahan Sebagai Perbandingan Tugas 1 Kegiatan
Pembelajaran 2 Modul B
Profesional
4 21 Oktober 2017 Statistika Tugas 2 Kegiatan
Pembelajaran 1 Modul B
Profesional
5 22 Oktober 2017 Statistika Tugas 3 Kegiatan
Pembelajaran 2 Modul B
Profesional
6 23 Oktober 2017 Karakteristik Pelaksanaan Kurikulum LK 01 Modul C Pedagogik
yang di Indonesia

7 24 Oktober 2017 Penerapan Pendidikan Karakter dalam LK 02 Modul C Pedagogik


pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum
2013

8 25 Oktober 2017 Analisis Pengalaman Belajar Siswa LK 03 Modul C Pedagogik


berkarakter dalam Kurikulum 2013

9 26 Oktober 2017 Pengembangan Soal LK 22 Modul C Profesional

10 27 Oktober 2017 Evaluasi Evaluasi Modul C Profesioanal

Tarakan, 27 Oktober 2017


Mengetahui Peserta,
Kepala Sekolah,

Elvida Lugan,S.Pd Asni Sihombing,S.Pd.SD


NIP. 196007281980112001 NIP. 196302281991082001
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru sebagai pendidik pada jenjang satuan pendidikan anak usia dini, dasar, dan
menengah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
peserta didik sehingga menjadi determinan peningkatan kualitas pendidikan di
sekolah. Pentingnya peran guru dalam pendidikan diamanatkan dalam Undang–
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
yang mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru
sebagai aktualisasi dari profesi pendidik.

Untuk merealisasikan amanah undang-undang sebagaimana dimaksud,


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan program
peningkatan kompetensi bagi semua guru, baik yang sudah bersertifikat
maupun belum bersertifikat. Untuk melaksanakan program tersebut,
pemetaan kompetensi telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) di
seluruh Indonesia sehingga dapat diketahui kondisi objektif guru saat ini dan
kebutuhan peningkatan kompetensinya.

Pada tahun 2017, Ditjen GTK mengembangkan Program Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan yang merupakan kelanjutan dari Program Guru
Pembelajar dengan tujuan utama untuk meningkatkan kompetensi guru yang
ditunjukkan dengan kenaikan capaian nilai UKG dengan rata-rata nasional
yaitu 70. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini
dilaksanakan berbasis komunitas Guru dan Tenaga Kependidikan (komunitas
GTK).

Pemberdayaan komunitas GTK, dalam hal ini Pusat Kegiatan Gugus/Kelompok


Kerja Guru (KKG)/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)/Musyawarah
Guru Bimbingan Konseling (MGBK)/Kelompok Kerja Kepala Sekolah
(KKKS)/Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS), merupakan salah satu
prioritas Ditjen GTK. Oleh karena itu dalam rangka pemberdayaan komunitas
GTK, Ditjen GTK melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dalam hal ini Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan, Teknologi Informasi, dan
Komunikasi (LPPPTK KPTK), serta Dinas Pendidikan atau instansi publik
lainnya menyelenggarakan Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan yang berbasis komunitas GTK.

Mengingat penyelenggaraan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


membutuhkan biaya yang sangat besar, pelaksanaan program ini diharapkan
tidak hanya didanai oleh anggaran pemerintah pusat, namun melibatkan juga
anggaran pemerintah daerah, lembaga swasta/BUMN melalui Corporate Social
Responsibility (CSR), serta pembiayaan mandiri dari peserta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru


dan Tenaga Kependidikan mengembangkan Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan dalam 3 (tiga) moda, yaitu (1) Tatap Muka; (2)
Daring Murni (full online learning); dan (3) Daring Kombinasi (kombinasi
daring dan tatap muka (blended learning)).

Klasifikasi moda tersebut dilaksanakan dengan mempertimbangkan hal-hal


berikut:

1. Peta kompetensi guru berdasarkan hasil UKG


2. Jumlah guru yang sangat besar
3. Letak geografis dan distribusi guru diseluruh Indonesia
4. Ketersediaan koneksi internet
5. Tingkat literasi guru dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
6. Efisiensi biaya dan fleksibilitas pembelajaran
7. Adanya beberapa unsur mata pelajaran (misalnya pelajaran vokasi) yang
sulit untuk disampaikan secara daring.

Petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan bagi para pihak yang berkepentingan
dalam pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
dengan berbagai moda.
B. Dasar Hukum
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dikembangkan dengan
memperhatikan beberapa peraturan sebagai berikut.

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang


Guru.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 –
2019.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16


Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik Konselor.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
Pendidikan Khusus.
9. Peraturan Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya.

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35


Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 57 Tahun 2012 tentang Uji Kompetensi Guru.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 16 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

C. Tujuan

Petunjuk Teknis (Juknis) ini disusun sebagai acuan kerja bagi semua pihak baik
penyelenggara, pengguna, dan pihak lain atau pemangku kepentingan untuk:

1. Merencanakan dan melaksanakan Program Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan untuk guru kelas, guru mata pelajaran/kompetensi keahlian
dan guru bimbingan konseling untuk semua jenjang pendidikan.

2. Mengelola peningkatan kompetensi guru dalam rangka meningkatkan


kualitas pendidikan.

D. Sasaran

Juknis ini disusun untuk digunakan oleh para pemangku kepentingan terkait
pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, antara
lain:

1. Direktorat Jenderal Guru danTenaga Kependidikan;


2. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PPPPTK) dan Lembaga Pengembangan ]=
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan – Kelautan Perikanan
dan Teknologi Komunikasi (LPPPTK-KPTK);
3. Dinas Pendidikan Provinsi;
4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
5. Satuan Pendidikan;
6. Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Kerja Guru;
7. Guru dan/atau Tenaga Kependidikan;
8. Asosiasi profesi guru.

E. Manfaat

Manfaat dari Juknis ini adalah sebagai berikut.


Bagi Ditjen GTK
a. Sebagai acuan operasional dalam pelaksanaan program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
b. Sebagai panduan dalam pelaksanaan program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan agar lebih sistematis, terencana, dan
bermanfaat.

c. Sebagai panduan dalam memfasilitasi, memonitor dan mengevaluasi


pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

oleh UPT.
Bagi PPPPTK dan LPPPTK-KPTK sebagai unit pelaksana teknis
(UPT)
a. Sebagai acuan operasional dalam pelaksanaan program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
b. Sebagai panduan dalam pelaksanaan Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan agar lebih sistematis, terencana, dan
bermanfaat.

c. Sebagai panduan dalam memfasilitasi, mengorganisasi, memonitor


dan mengevaluasi, serta melakukan pendampingan dalam
pelaksanaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Bagi Dinas Pendidikan Prov./ Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

a. Membantu menentukan Instruktur Nasional/Mentor dan guru sebagai


peserta Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sesuai
peruntukannya.

b. Membantu menentukan Pusat Belajar.


BAB II ON THE JOB LEARNING

A. Waktu dan Tempat

Waktu

Waktu pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda Tatap Muka

In 1 Tanggal 16 – 17 Oktober 2017, On Tanggal 18 – 27 Oktober 2017 dan In 2 Tanggal 28

Oktober 2017

Tempat

Penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan menggunakan

sekolah/gedung tempat kegiatan KKG/MGMP sebagai tempat pembelajaran dan disebut

dengan Pusat Belajar. Pusat Belajar ini digunakan untuk kegiatan pembelajaran moda tatap

muka maupun daring kombinasi. Selain sekolah/gedung tempat kegiatan KKG/MGMP,

tempat pembelajaran juga dapat menggunakan Tempat Uji Kompetensi (TUK) di

Kabupaten/Kota, atau sekolah tempat peserta bertugas mengajar


B. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Moda Tatap Muka

Deskripsi Kegiatan

Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap


muka adalah proses pembelajaran dan peningkatan kompetensi guru
secara tatap muka sebagai tindak lanjut dari hasil UKG. Hasil UKG akan
mengindikasikan kelompok kompetensi apa yang akan diikuti oleh guru.
Guru sebagai peserta melakukan pembelajaran secara tatap muka dan
berinteraksi langsung dengan Instruktur Nasional (IN) sebagai fasilitator
dan peserta lainnya. Moda tatap muka terdiri dari tatap muka penuh dan
tatap muka In-On-In.

a. Tatap Muka Penuh

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka penuh


adalah kegiatan pelatihan yang seluruh alokasi waktu
pembelajarannya (60 JP atau 100 JP) dilaksanakan secara tatap
muka antara peserta dan fasilitator.

b. Tatap Muka In-On-In

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda tatap muka In-On-In


adalah kegiatan pelatihan yang pembelajarannya dilakukan sebagian
secara tatap muka dan sebagian dilakukan secara mandiri. Kegiatan
pembelajaran pada moda ini terdiri dari kegiatan In-Service Training (In)
1, kegiatan On-the-Job Learning (On) dan kegiatan In-Service Training
(In) 2.
Kegiatan In-Service Training (In) adalah pembelajaran melalui
kegiatan tatap muka antara peserta dengan fasilitator. Kegiatan tatap
muka di awal kegiatan diberi istilah In-1, sementara kegiatan tatap
muka di akhir kegiatan diberi istilah In-2. Materi pada kegiatan In-1
dan In-2 dijelaskan pada bagian struktur program.

Kegiatan On-the-Job Learning (On) merupakan kelanjutan proses


pembelajaran dari kegiatan In-1. Pada saat On peserta melakukan
pendalaman materi dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
pada saat In-1.

Struktur Program

Pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan moda


tatap muka bagi guru mata pelajaran, guru kelas SD, dan guru BK adalah

60 Jam Pelajaran (JP) @ 45 menit untuk dua kelompok kompetensi


sedangkan bagi guru kejuruan produktif adalah 100 JP @ 45 menit untuk
satu kelompok kompetensi.

a. Moda Tatap Muka Penuh Pola 60 JP

Tabel 4. 1 Struktur Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Moda
Tatap Muka Penuh Pola 60
JP

No Materi JP
UMUM 4
1. Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2
2. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) 2
POKOK 54
3. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-1) 9
4. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-1) 18
5. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-2) 9
6. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-2) 18
PENUNJANG 2
7. Tes Akhir 2

Total 60

b. Moda Tatap Muka Penuh Pola 100 JP

Tabel 4. 2 Struktur Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Moda
Tatap Muka Penuh Pola 100
JP

No Materi JP
UMUM 4
1. Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2
2. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) 2
POKOK 94
3. Pendalaman Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … 28
4. Pendalaman Materi Profesional Kelompok Kompetensi … 66
PENUNJANG 2
5. Tes Akhir 2
Total 100

c. Moda Tatap Muka In-On-In

Tabel 4. 3 Struktur Program Kegiatan Tatap Muka In-On-In Pola 20-30-10

No Materi JP
In Service Training 1 (In-1) 20
1. Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 1
2. Kajian Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-1) 3
terintegrasi
3 Kajian Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-1) 6
Penguatan
terintegrasi Pendidikan Karakter
Penguatan Pendidikan Karakter
4. Kajian Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-2) 3
terintegrasi
5. Kajian Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-2) 6
Penguatan
terintegrasi Pendidikan Karakter
6. Rencana Belajar Mandiri (informasi tugas On) 1
On thePenguatan Pendidikan
Job Learning (On) Karakter 30
7. Pendalaman Materi Pedagogik dan Profesional 30
In Service Training 2 (In-2) 10
8. Presentasi Hasil Kerja Peserta 6
9. Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut 2
10. Tes Akhir 2
Total 60

Tabel 4. 4 Struktur Program Kegiatan Tatap Muka In-On-In Pola 20-20-20

No Materi JP
In Service Training 1 (In-1) 20
1. Kebijakan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 1
2. Kajian Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-1) 3
terintegrasi
3 Kajian Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-1) 6
Penguatan
terintegrasi Pendidikan Karakter
4. Kajian Materi Pedagogik Kelompok Kompetensi … (ke-2) 3
Penguatan
terintegrasi Pendidikan Karakter
5. Kajian Materi Profesional Kelompok Kompetensi … (ke-2) 6
Penguatan
terintegrasi Pendidikan Karakter
6. Rencana Belajar Mandiri (informasi tugas On) 1
On thePenguatan Pendidikan
Job Learning (On) Karakter 20
7. Pendalaman Materi Pedagogik dan Profesional 20
In Service Training 2 (In-2) 20
8. Presentasi Hasil Kerja Peserta 7
9. Refleksi Penguasaan Substansi Pembelajaran 10
10. Rencana Tindak Lanjut 1
11. Tes Akhir 2
Total 60

Penetapan materi pedagogik dan profesional disesuaikan dengan kelompok


kompetensi yang diambil berdasarkan hasil UKG yang telah ditetapkan oleh masing-
masing UPT.

Dalam mempelajari modul melalui moda tatap muka In-On-In, kegiatan dapat
dilaksanakan dalam rentang waktu 13 – 14 hari untuk pola 60 JP dan 19 – 20 hari untuk
pola 100 JP. Kegiatan In-On-In tersebut dapat dilakukan dengan variasi seperti pada
Tabel 4.5 dan Tabel 4.6.

Tabel 4. 5 Variasi pelaksanaan pembelajaran moda tatap muka pola 60 JP

Variasi In-1 On In-2 Keterangan


1 20 JP, 20 JP, selama 20 JP, selama
selama 10 hari (2 2 hari
JP/hari)
30 JP, selama 10 JP, selama 1 JP = 45 menit
2 20 JP,
2 hari 10 hari (3 1 hari
selama
JP/hari)
2 hari

Tabel 4. 6 Variasi pelaksanaan pembelajaran moda tatap muka pola 100 JP

Variasi In-1 On In-2 Keterangan


1 20 JP, 60 JP, selama 20 JP, selama
selama 15 hari (4 2 hari 1 JP = 45 menit
JP/hari) 10 JP, selama
2 20 JP, 70 JP, selama
2 hari 1 hari
selama 17 hari (4 – 5
2 hari JP/hari)
Produk yang dihasilkan dalam bentuk Lembar Kerja (LK)
BAB III. PENUTUP

Keberhasilan pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


ditentukan oleh kesungguhan semua pihak dalam melaksanakan program.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan langkah
strategis untuk meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan sehingga
dapat melakukan pembelajaran yang menarik dan berinovasi sesuai kebutuhan
materi yang diajarkan.

Guru mempunyai tugas, fungsi, dan peran sangat penting serta strategis dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang profesional diharapkan mampu
berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia
yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, unggul dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, berjiwa sosial,
dan berkepribadian yang baik.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan jenjang TK, SD/SDLB,


SMP/SMPLB, SMA/SMALB dan SMK/SMKLB belum sepenuhnya menjangkau
keseluruhan guru dikarenakan terbatasnya anggaran. Oleh karena itu, Dinas
Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota serta pihak terkait lainnya
hendaknya terlibat dalam rangka meningkatkan kompetensi guru.

Anda mungkin juga menyukai