Anda di halaman 1dari 105

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Kondisi Ideal

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur


Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan
Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya sebagaimana telah
diubah menjadi Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2016, pengawas
sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas,
tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan
pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Tugas
pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan
akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi
penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan
pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian,
pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil
pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan
di daerah khusus.

Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, maka seorang


pengawas sekolah dituntut untuk memiliki kualifikasi dan kompetensi
yang dipersyaratkan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah yang menyatakan bahwa pengawas sekolah harus
memiliki enam dimensi kompetensi yang dipersyaratkan, yaitu:
Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Supervisi Akademik, Kompetensi
Supervisi Manajerial, Kompetensi Evaluasi Pendidikan, Kompetensi
Penelitian dan Pengembangan, Kompetensi Sosial. Untuk mencapai
2

keenam kompetensi yang dipersyaratkan bagi Pengawas Sekolah


tersebut, maka diperlukan berbagai upaya diantaranya diklat penyiapan
calon pengawas sekola Diklat Fungsional Calon Pengawas Sekolah yang
diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Garut yang
bekerjasama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2021 ini dilaksanakan dalam 4 tahap dengan pola 171
JP, yaitu On The Job Training 1 (OJT-1) sejumlah 21 JP atau setara
dengan 11 hari, In Service Training 1 (IST-1) sejumlah 50 JP setara
dengan 6 hari dan On The Job Training 2 (OJT-2) sejumlah 75 JP setara
dengan 8 hari, serta In Service Training 2 (IST-2) sejumlah 25 JP setara
dengan 3 hari.

Porsi waktu On The Job Training 2 (OJT-2) lebih besar karena


calon pengawas sekolah dituntut untuk belajar langsung di lapangan
melaksanakan Rencana Tindak Lanjut Program pengawasan (RTLPP)
yaitu untuk mengasah kompetensi diri calon pengawas sekolah di dua
sekolah magang, yaitu sekolah magang 1 sebagai sekolah tempat calon
pengawas sekolah bertugas dan sekolah magang 2 sebagai sekolah mitra.
Di sekolah magang 1, calon pengawas sekolah melaksanakan tugas
kepengawasan meliputi pembinaan guru melalui superisi akademik;
menganalisis hasil PKG yang telah dilakukan oleh KS; pembimbingan
dan pelatihan (Bimlat) profesional guru dan penyusunan Proposal PTS.
Sementara di sekolah magang 2, calon pengawas sekolah melakukan
tugas pengawasan, yaitu Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan
peningkatan kompetensi calon pengawas sekolah Berdasarkan hasil
AKPK.

Dari hasil Diklat Fungsional Calon Pengawas Sekolah tersebut


diharapkan dapat menghasilkan pengawas-pengawas yang profesional
dibidangnya.

2. Permasalahan Utama Pembelajaran

Permasalahan utama pembelajaran yang terjadi di sekolah


3

magang 1, yaitu SD Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong Garut adalah


terkait pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran. Kondisi
pandemi saat ini menuntut dan mengharapkan guru agar optimal dalam
memanfaatkan IT sebagai sarana dalam proses pembelajaran. Namun
pada kenyataannya masih banyak guru yang belum terampil dalam
mengembangkan dan memanfaatkan media pembelajaran yang berbasis
teknologi informasi seperti media interaktif. Selama pandemi ini, guru-
guru SD Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong Garut melakukan
pembelajaran hanya sebatas menggunakan moda workshop, classroom
dan zoom, serta pemberian tugas. Sehingga proses pembelajaran terkesan
monoton dan peserta didik tidak dapat berpertisipasi aktif dalam
pembelajaran, serta berdampak pada hasil belajar yang rendah. Ironisnya,
hal tersebut kurang mendapat perhatian dari guru, karena dianggap
problem atau menambah pekerjaan Ada beberapa indikasi terhadap
kondisi demikian, diantaranya kurangnya kreatifitas guru dalam
mengembangkan media interaktif. Guru cenderung statis dalam
mengembangkan media interaktif yang sesuai dengan materi yang
diberikan. Guru tidak mencari alternatif sendiri untuk mempersiapkan
dan mengembangkan media interaktif sesuai pembelajaran yang
dilaksanakan.

Hal ini disebabkan oleh kemampuan guru-guru dalam


mengembangkan media interaktif masih belum optmal, terlihat dari
metode mengajar guru masih secara konvensional. Proses belajar
mengajar masih terfokus pada guru dan kurang terfokus pada peserta
didik. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar lebih
menekankan pada pengajaran dari pada pembelajaran.

Selama ini belum ada solusi yang efektif untuk meningkatkan


kualitas pembelajaran yang berorientasi melayani kebutuhan belajar
peserta didik (students weelbeing)

3. Solusi (Pemecahan Masalah Pembelajaran)


4

Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang ada di SD


Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong Garut tersebut, perlu adanya solusi
dan tindakan nyata. Beberapa solusi yang akan dilakukan oleh calon
pengawas sekolah diantaranya melaksanakan bimbingan dan pelatihan
profesional untuk meningkatkan kompetensi guru dalam
mengembangkan media interaktif melalui kegiatan workshop.

Strategi lain yang bisa dilakukan oleh calon pengawas sekolah


adalah melaksanakan pembinaan melalui supervisi akademik agar guru
dapat memanfaatkan media interaktif dalam proses pembelajaran.
Dengan harapan apabila guru memanfaatkan media interaktif dalam
proses pembelajaran, maka peserta didik akan berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran, merasa senang dan tertarik, serta berpengaruh pada nilai
hasil belajarnya.

B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan RTLPP pada On The Job Training 2 (OJT-2)
ini adalah :
1. Melaporkan hasil praktik-praktik kepengawasan yang dilakukan calon
pengawas sekolah di SD Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong Garut
untuk memecahkan masalah utama pembelajaran yaitu mengembangkan
dan memanfaatkan media interaktif dalam pembelajaran melalui
supervisi akademik serta pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dalam bentuk workshop.
2. Melaporkan hasil praktik penilaian kinerja kepala sekolah (PKKS) di
sekolah magang 2 yaitu di SDIT Najahan Bayongbong Garut dan
praktik menganalisis hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang sudah
dilakukan olah kepala sekolah di SD Negeri 5 Banjarsari Kec.
Bayongbong Garut.
3. Melaporkan hasil penyempurnaan penyusunan proposal Penelitian
5

Tindakan Sekolah yang terkait dengan masalah pembelajaran.


4. Melaporkan peningkatan kompetensi calon pengawas sekolah
berdasarkan hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian
(AKPK), yaitu dimensi kompetensi supervisi manajerial khususnya
pada kompetensi merefleksikan hasil-hasil yang dicapai untuk
menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas
pokok di sekolah

C. Ruang Lingkup Pelaksanaan RTLPP


Ruang lingkup pelaksanaan RTLPP calon pengawas adalah:

1. Melaksanakan pembinaan guru melalui supervisi akademik di sekolah


magang 1 SD Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong Garut dalam rangka
menyelesaikan masalah utama pembelajaran.

2. Melaksanakan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) di sekolah


magang 2, yaitu SDIT Najahan Bayongbong Garut.

3. Melaksanakan analisis hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang telah


dilakukan oleh kepala sekolah di SD Negeri 5 Banjarsari Kec.
Bayongbong Garut

4. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru di SD


Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong Garut dalam rangka
menyelesaikan masalah utama pembelajaran

5. Melaksanakan penyempurnaan penyusunan proposal Penelitian


Tindakan Sekolah dengan judul “Upaya Meningkatkan Kompetensi
Guru dalam Mengembangkan Media Interaktif di SD Negeri 5
Banjarsari Kec. Bayongbong Garut”.

6. Dalam upaya meningkatkan kompetensi yang masih kurang, calon


pengawas belajar tentang kepengawasan di SDIT Najahan Bayongbong
Garut. Dalam hal ini calon pengawas belajar pad dimensi kompetensi
superisi manajerial khususnya pada kompetensi merefleksikan hasil-
6

hasil yang dicapai untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam


melaksanakan tugas pokok di sekolah.

D. Visi, Misi dan Tujuan Pengawasan

1. Visi

"Terselenggaranya Pengawasan Sekolah yang berkualitas, profesional,


akuntabel dan berkelanjutan".

2. Misi

a. Mengembangkan helping relationship dalam melaksanakan


kepengawasan.
b. Meningkatkan kompetensi pengawas sekolah yang profesional
melalui pendidikan pelatihan dan pengembangan profesi.
c. Melaksanakan pembinaan, penilaian, dan pemantauan terhadap
sekolah, kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan dalam
menerapkan 8 SNP.
d. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang
kreatif, inovatif, dan berkarakter.
e. Meningkatkan mutu pendidikan melalui efektivitas pelaksanaan
pengawasan yang berorientasi akuntabilitas, objektivitas, dan
mandiri.

3. Tujuan pengawasan

a. Tujuan Umum

Pengawasan sekolah bertujuan untuk memfasilitasi sekolah


meningkatkan dan mengembangkan sistem penjaminan mutu dalam
memenuhi standar nasional pendidikan sesuai dengan tujuan
7

pendidikan nasional.

b. Tujuan Khusus

1) Terhimpun data kinerja sekolah dalam memenuhi SNP


2) Terlaksana pembinaan kepala sekolah dan guru dalam
memecahkan permasalahan nyata dalam pekerjaan dengan
menggunakan hasil nalisis kebutuhan nyata kepala sekolah dan
guru dalam meningkatkan efektivitas kinerja secara
berkelanjutan
3) Tersusunnya informasi tentang perkembangan sistem
pengelolaan sekolah sebagai dasar untuk meningkatkan kinerja
pengelolaan.
4) Tersusunnya informasi tentang perkembangan sistem
pembelajaran sebagai dasar untuk meningkatkan kinerja serta
serta perbaikan mutu lulusan.

E. Sasaran Pengawasan
Sasaran pengawasan pelaksanaan On The Job Training 2 (OJT-2) ini
adalah :

1. Sasaran Pembinaan melalui Supervisi Akademik adalah 2 guru kelas


dari SD Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong Garut.

2. Sasaran Pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah adalah Kepala


SDIT Najahan Bayongbong Garut.

3. Sasaran Analisis Hasil Penilaian Kinerja Guru adalah 10 dokumen PKG


dari guru SD Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong Garut.

4. Sasaran Pembimbingan dan Pelatihan (BIMLAT) Profesional Guru


yaitu guru ASN dan Non ASN SD Negeri 5 Banjarsari Kec.
Bayongbong Garut
8

BAB II
DESKRIPSI KONDISI SEKOLAH

A. Kondisi Sekolah Tempat Calon Pengawas Sekolah Bertugas


1. Deskripsi profil singkat SD Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong Garut
a. Profil Sekolah
1. Nama Sekolah : SDN 5 Banjarsari
2. NSS : 101021115026
3. NPSN : 20225686
4. Status Sekolah : Negeri
5. Alamat :
a. Kampung : Palnunjuk
b. Desa : Banjarsari
c. Kecamatan : Bayongbong
d. Kabupaten : Garut
e. Provinsi : Jawa Barat
f. Kode Pos : 44162
g. Email : sdn5banjarsaribayongbong@gmail.com
6. Posisi Geografis :
a. Lintang : -7.2306
b. Bujur : 107.834
7. Nama Kepala Sekolah : Dr. Ratu Andriani Hikmahwati,
S.Pd.
8. NIP Kepala Sekolah : 197107182006042008
9. Mulai Operasional : 1965
10. Luas Tanah : 1122 M2
11. Luas Bangunan : 341 M2
12. Status Tanah : Milik Sendiri Bersertifikat
(Pemerintah Kabupaten Garut)
13. Status Bangunan : Milik Sendiri Bersertifikat
(Pemerintah Kabupaten Garut)
9

14. Akreditasi :B
15. Tahun Akreditasi : 2019
16. Kurikulum yang digunakan : Kurikulum 2013
17. Nomor Rekening : 0007670788100
18. Nama Bank : BPD Jabar Banten
19. Rekening Atas Nama : SDN 5 Banjarsari
20. NPWP : 00.507.636.9-443.000
21. Nama Wajib Pajak : Bend SD Negeri Banjarsari 6

22. Visi dan Misi Sekolah

Visi SDN 5 Banjarsari


Menciptakan lulusan yg berkompeten dan beraklaqul karimah
Misi SDN 5 Banjarsari
1. Menciptakan lingkungan sekolah yg dpt membangun
karakter akhlak mulia peserta didik
2. Meningkatkan kinerja guru agar dapat meciptakan lulusan
yg berkompeten dan berakhlaqul karimah
3. Selalu melakukan perbaikan dan peningkatan dlm kegiatan
pembelajaran secara optimal agar dapat menciptakan
lulusan yg berkompeten

23. Jumlah Siswa dan Rombel Dua Tahun Terakhir


Tahun Pelajaran
No Kelas 2018-2019 2019-2020 2020-2021
Jumlah Rombel Jumlah Rombel Jumlah Rombel
1. I 24 1 14 1 16 1
2. II 16 1 23 1 21 1
3. III 22 1 16 1 17 1
4. IV 25 1 21 1 21 1
5. V 19 1 24 1 29 1
6. VI 27 1 19 1 20 1
Jumlah 133 6 118 6 124 6
10

24. Jumlah Guru dan Tenaga Kependidikan


a. Jumlah PTK Berdasarkan Tingkat Kualifikasi Akademik
Tingkat Pendidikan Terakhir
No Status/ Jabatan
< SLTP SLTA D2 D3 S1*) S2 S3
1. Kepala Sekolah - - - - - - 1
2. Guru PNS/PPPK - - - - 1 - -
3. Guru Bantu/Honda - - - - - - -
4. Guru Sukwan/Honor - - - - 8 - -
5. Penjaga sekolah PNS - 1 - - - - -

b. Kualifikasi Pendidik berdasarkan tingkat kompetensi sertifikasi


Jumlah Personil yang Lulus Sertifikasi/
No Status/ Jabatan
Jumlah Tahun
1. Kepala Sekolah 1 2012
2. Guru PNS - -
3. Guru Bantu/Honda - -
4. Guru Sukwan/Honor - -

25. Jumlah Ketersediaan Buku dan Sarana Pendukung


a. Koleksi Perpustakaan
No Jenis Koleksi Buku Jumlah Satuan
1. Buku Teks Utama 2512 Examplar
2. Buku Bacaan 0 Examplar
3. Buku Referensi 0 Examplar

b. Peralatan Pendidikan
No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kondisi
1. Alat Peraga IPA (Torso) 1 Unit Rusak
2. IPS 1 Set Cukup
3. Matematika 2 Unit Cukup
4. Bahasa Indonesia 3 Unit Cukup
5. KIT IPA 3 Unit Cukup

c. Media Pendidikan
No Jenis Media Jumlah Satuan Kondisi
1. Perangkat Komputer 1 Unit Baik
2. Laptop 2 Unit Baik
3. Printer 1 Unit Baik
4. Infokus 1 Unit Baik
11

No Jenis Media Jumlah Satuan Kondisi


5. Router Jaringan 1 Unit Baik
6. Tablet Evercoss 20 Unit Baik

d. Perabot Sekolah
No Jenis Perabotan Jumlah Satuan Kondisi
Sekolah
1. Meja/kursi Kepala 1 Set Baik
Sekolah
2. Meja/kursi Guru 8 Set Baik
3. Meja Siswa 78 Buah Cukup
4. Kursi Siswa 156 Buah Cukup
5. Meja Komputer 1 buah Baik
6. Lemari Kelas 6 buah Cukup
7. Rak Buku Perpustakaan 10 buah Baik
8. Meja Osin 4 buah Baik
9. Papan Tulis/ White 6 buah Baik
Board
10. Papan Data Kantor 1 Unit Cukup

26. Jumlah Ketersediaan Ruangan


a. Ruangan Pokok
No Nama Ruangan Jumlah Ukuran Satuan Kondisi
1. Ruang Kelas/ 6 6x7 M2 6 = Rusak

Belajar Berat
2
2. Kantor 1 4x6 M Cukup

b. Ruangan Penunjang
No Nama Ruangan Jumlah Ukuran Satuan Kondisi
1. Perpustakaan 1 8x8 M2 Baik
2. Gudang 1 2x4 M2 Rusak Berat
3. WC Guru 1 2x2 M2 Cukup
4. WC Murid 4 1,5 x 1,5 M2 Baik
12

DENAH LOKASI SDN 5 BANJARSARI

KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3

Gudang

LAPANG
KELAS 4

RUANG WC
KEPALA
SEKOLAH

KELAS 5

KELAS 6

PERPUSTAKAAN
13

2. Capaian 8 SNP (Standar NasionalPendidikan)

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang

sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Standar Nasional Pendidikan menurut peraturan pemerintah

(PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 yang telah dirubah

dengan PP Nomor 13 tahun 2015 Standar Nasional Pendidikan terdiri

dari :

a. Standar Kompetensi Lulusan, adalah kriteria mengenai kualifikasi


kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
b. Standar Isi, adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
c. Standar Proses, adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran
pada satu satuan pendidikan untuk mencapai SKL.
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, adalah kriteria mengenai
pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta
pendidikan dalam

e. Standar Sarana dan Prasarana, adalah kriteria mengenai ruang belajar,


tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium,
bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta
sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan TIK.
f. Standar Pengelolaan, adalah kriteria mengenai perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
g. Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya
14

biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.


h. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik

Tabel 1
Rekapitulasi Hasil Pemantauan 8 SNP di SD Negeri 5 Banjarsari Kec.
Bayongbong Garut

No. Komponen Nilai Kategori


1 Standar Kompetensi Lulusan 6,99 SNP
2 Standar Isi 6,97 SNP
3 Standar Proses 6,99 SNP
4 Standar Penilaian 6,99 SNP
5 Standar Pendidik dan tendik 5,91 Menuju SNP 4
6 Standar Sarpras 3,40 Menuju SNP 3
7 Standar Pengelolaan 6,92 SNP
8 Standar Pembiayaan 6,99 SNP
ta-rata 6,40
Sumber: Rapor Mutu 2020 SD Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong
Garut

Berdasarkan tabel diatas dari delapan Standar Nasional

Pendidikan terdapat 6 standar yang sudah mencapai SNP yaitu Standar

Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian,

Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan. Sedang 1 standar menuju

SNP 4 yaitu Standar Pendidik dan tendik dan 1 standar Menuju SNP 3

yaitu Standar Sarpras.

B. Kondisi Sekolah Tempat calon Pengawas Sekolah Magang


1. Deskripsi profil singkat SDIT Najahan Bayongbong Garut

a. Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SDIT NAJAAHAAN
2 NPSN : 20260358
3 Jenjang Pendidikan : SD
15

4 Status Sekolah : Swasta


5 Alamat Sekolah : JL RAYA BAYONGBONG KM. 12
RT / RW : 1 / 10
Kode Pos : 44162
Kelurahan : Bayongbong
Kecamatan : Kec. Bayongbong
Kabupaten/Kota : Kab. Garut
Provinsi : Prov. Jawa Barat
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -7,3222 Lintang
107,833
Bujur
4

7 SK Pendirian Sekolah : -
8 Tanggal SK Pendirian : 2008-07-01
9 Status Kepemilikan : Yayasan
10 SK Izin Operasional : 421.2/2459
Tgl SK Izin
11 : 2008-10-31
Operasional
Kebutuhan Khusus
12 :  
Dilayani
13 Nomor Rekening : 0007949103100
14 Nama Bank : BPD JABAR BANTEN...
15 Cabang KCP/Unit : BPD JABAR BANTEN CABANG...
16 Rekening Atas Nama : SDITNAJAAHAAN/BOSPROV...
17 MBS : Ya
18 Memungut Iuran : Tidak
19 Nominal/siswa : 0
20 Nama Wajib Pajak : SDIT NAJAAHAAN
21 NPWP : 211122817443000
2. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 081220908588
21 Nomor Fax : 081220908588
22 Email : najaahaan.sdit@gmail.com
23 Website : http://www.sditnajaahaan.sch.id
3. Data Periodik
Waktu
24 : Pagi/6 hari
Penyelenggaraan
Bersedia Menerima
25 : Ya
Bos?
26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
27 Sumber Listrik : PLN
16

28 Daya Listrik (watt) : 900


29 Akses Internet : Telkomsel Flash
Akses Internet
30 : Telkom Speedy
Alternatif
4. Sanitasi
Sustainable Development
Goals (SDG)
31 Sumber air : Mata air terlindungi
32 Sumber air minum : Disediakan oleh sekolah
33 Kecukupan air bersih : Cukup sepanjang waktu
Sekolah menyediakan
jamban yang
dilengkapi dengan
34 fasilitas pendukung : Ya
untuk digunakan oleh
siswa berkebutuhan
khusus
35 Tipe jamban : Leher angsa (toilet duduk/jongkok)
Sekolah menyediakan
36 : Tidak ada
pembalut cadangan
Jumlah hari dalam
seminggu siswa
37 mengikuti kegiatan : 5 hari
cuci tangan
berkelompok
Jumlah tempat cuci
38 : 10
tangan
Jumlah tempat cuci
39 : 2
tangan rusak
Apakah sabun dan air
40 mengalir pada tempat : Ya
cuci tangan
Sekolah memiiki
Ada saluran pembuangan air limbah
41 saluran pembuangan :
ke selokan/kali/sungai
air limbah dari jamban
Sekolah pernah
menguras tangki
septik dalam 3 hingga
42 : Tidak/Tidak tahu
5 tahun terakhir
dengan truk/motor
sedot tinja
Stratifikasi UKS :  
43 Sekolah memiliki : Ya
selokan untuk
menghindari genangan
17

air
Sekolah menyediakan
tempat sampah di
setiap ruang kelas
44 : Ya
(Sesuai permendikbud
tentang standar
sarpras)
Sekolah menyediakan
tempat sampah
45 : Ya
tertutup di setiap unit
jamban perempuan
Sekolah menyediakan
46 cermin di setiap unit : Ya
jamban perempuan
Sekolah memiliki
tempat pembuangan
47 : Ya
sampah sementara
(TPS) yang tertutup
Sampah dari tempat
pembuangan sampah
48 : Tidak
sementara diangkut
secara rutin
Ada perencanaan dan
penganggaran untuk
49 kegiatan pemeliharaan : Ya
dan perawatan sanitasi
sekolah
Ada kegiatan rutin
untuk melibatkan
siswa untuk
50 : Ya
memelihara dan
merawat fasilitas
sanitasi di sekolah
: ✓ Ada, dengan pemerintah
daerah
Ada kemitraan dengan Ada, dengan perusahaan
 
51 pihak luar untuk swasta
sanitasi sekolah Ada, dengan

puskesmas
Ada, dengan lembaga
 
non-pemerintah
Jamban
52 Jumlah jamban dapat : Jamban perempua Jamban
digunakan laki-laki n bersama
1 1 1
18

Jamban
53 Jumlah jamban tidak :Jamban perempua Jamban
dapat digunakan laki-laki n bersama
0 0 0
Sekolah memiliki kegiatan dan media komunikasi, informasi dan
edukasi (KIE) tentang sanitasi sekolah
Kegiatan dan Media Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE)
Rua
Variabel Sel Rua
Gu ng Toil Ka
asa ng
ru Kela et ntin
r UKS
  s
53 Cuci tangan pakai sabun ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
54 Kebersihan dan kesehatan ✓ ✓ ✓      
Pemeliharaan dan
55 ✓   ✓      
perawatan toilet
56 Keamanan pangan ✓          
57 Ayo minum air ✓ ✓ ✓ ✓ ✓  

2. Capaian 8 SNP (Standar NasionalPendidikan)


Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal
tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan
menurut peraturan pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor
19 tahun 2005 yang telah dirubah dengan PP Nomor 13 tahun
2015 Standar Nasional Pendidikan terdiri dari :
a. Standar Kompetensi Lulusan, adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
b. Standar Isi, adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
c. Standar Proses, adalah kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
SKL.
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, adalah kriteria
19

mengenai pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun


mental, serta pendidikan dalam jabatan.
e. Standar Sarana dan Prasarana, adalah kriteria mengenai ruang
belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi
dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan TIK.
f. Standar Pengelolaan, adalah kriteria mengenai perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
g. Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama
satu tahun.
h. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
Peserta Didik .
Tabel 2
Rekapitulasi Hasil Pemantauan 8 SNP di SDIT Najahan
Bayongbong
No. Komponen Nila Kategori
i
1 Standar Kompetensi Lulusan 6.17 Menuju SNP 4
2 Standar Isi 5.64 Menuju SNP 4
3 Standar Proses 5.59 Menuju SNP 4
4 Standar Penilaian 6.33 Menuju SNP 4
5 Standar Pendidik dan tendik 6.19 Menuju SNP 4
6 Standar Sarpras 4.79 Menuju SNP 3
7 Standar Pengelolaan 6.12 Menuju SNP 4
8 Standar Pembiayaan 6.07 Menuju SNP 4
Rata-rata 5,86
Sumber: Rapor Mutu 2020 SDIT Najahan Bayongbong Garut
20

Berdasarkan tabel diatas kecuali Standar Sarpras yang


menuju SNP 3, semua Standar Nasional Pendidikan menuju
pada SNP 4.
21

BAB III
PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT PROGRAM
PENGAWASAN

A. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Guru Melalui Supervisi Akademik

1. Deskripsi Persiapan Pembinaan Guru

Permasalahan utama pembelajaran yang diangkat pada program


RTLPP ini adalah kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan
dan memanfaatkan media yang menarik dan interaktif dalam proses
pembelajaran, sehingga berdampak pada aktivitas dan partisipasi peserta
didik yang kurang maksimal. Peserta didik kurang bersemangat dan
cenderung pasif. Salah satu solusi yang dilakukan calon pengawas sekolah
dalam pembinaan guru adalah dengan melalui supervisi akademik.
Beberapa persiapan yang dilakukan oleh pengawas sekolah adalah :
a. Menentukan sasaran kegiatan supervisi akademik melalui koordinasi
terlebih dahulu dengan Kepala SD Negeri 5 Banjarsari Kec.
Bayongbong Garut.
b. Melakukan koordinasi dengan guru sasaran supervisi akademik
c. Menentukan jadwal pelaksanaan supervisi akademik
d. Menyusun RPA Supervisi akademik
e. Mempersiapkan instrumen supervisi akademik
f. Mempersiapkan instrumen student wellbeing
g. Mempersiapkan surat keterangan pelaksanaan supervisi akademik
h. Mempersiapkan daftar hadir
i. Mempersiapkan perlengkapan dokumentasi
j. Mempersiapkan perlengkapan lainnya yang diperlukan

Fokus kegiatan supervisi akademik ini adalah kemampuan guru


dalam memanfaatkan media pembelajaran berupa media interaktif yang
sudah dikembangkan dalam kegiatan pembimbingan dan pelatihan
profesional guru melalui workshop yang sudah dilakukan sebelumnya.
22

Sehingga kegitan supervisi akademik ini bertujuan untuk mengetahui


apakah guru cukup terampil memanfaatkan media interaktif yang sudah
dibuat sendiri.

2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a. Waktu Pelaksanaan Superisi Akademik

Kegiatan supervisi akademik ini dilaksanakan selama 4 hari


terhitung mulai hari Sabtu sampai dengan Rabu pada tanggal 23 – 27
Oktober 2021.

b. Tempat Pelaksanaan Supervisi Akademik

SD Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong Garut sebagai sekolah


magang 2 menjadi tempat pelaksanaan supervisi akademik ini.

3. Sasaran Pembinaan

Adapun yang menjadi sasaran kegiatan supervisi akademik ini


adalah 2 orang guru kelas.

4. Pendekatan dan Metode

Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan supervisi akademik


ini adalah pendekatan kolaboratif. Pada pendekatan ini calon pengawas
sekolah maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan
struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan
terhadap masalah yang dihadapi guru.

Dalam supervisi akdemik ini menggunakan metode wawancara,


observasi, dan studi dokumen. Metode wawancara dilakukan calon
pengawas sekolah melalui kegiatan pra obserasi membahas tentang
persiapan guru sebelum memulai aktivitas pembelajaran dan kegiatan
pasca observasi membahas hasil obserasi dan tindaklanjutnya. Sementara
metode observasi digunakan calon pengawas sekolah untuk melakukan
pengamatan saat pembelajaran berlangsung. Dan studi dokumen terhadap
perangkat yng dipersiapkan oleh guru.
2
3

5. Capaian Target Keberhasilan

Target keberhasilan yang akan dicapai dalam kegiatan supervisi


akademik adalah :
a. Kemampuan guru dalam memanfaatkan media interaktif dalam proses
pembelajaran meningkat.
b. Kualitas pembelajaran menjadi lebih baik, khususnya berkaitan
dengan kemampuan guru dalam memanfaatkan media interaktif.

6. Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru

a. Pelaksanaan supervisi akademik

Kegiatan supervisi akademik dilakukan melalui langkah-


angkah sebagai berikut :
1) Pada hari Senin, 18 Oktober 2021 calon pengawas sekolah
melakukan koordinasi dengan Kepala serta guru guru SD Negeri
5 Banjarsari Kec. Bayongbong Garut untuk menetapkan guru
yang menjadi sasaran supervisi akademik. Dari hasil koordinasi
diperoleh dua orang guru yang akan disupervisi, yaitu dua guru
kelas. Adapun identitas kedua guru tersebut adalah :
a) Nama : Ai Reni, S.Pd
NIP : 198208052021212014
Jenis Guru : Guru Kelas 1
Status kepegawaian : PNS
b) Nama : Wirna Utami, S.Pd
NIP :-
Mata pelajaran : Guru Kelas 6
Status : Non ASN
2
4

2) Pada hari kedua, Selasa, 19 Oktober 2021calon pengawas


sekolah melakukan koordinasi dengan kedua guru sasaran
membahas tentang persiapan kegiatan supervisi akademik,
adapun hasil koordinasi tersebut diantaranya :
a) Jadwal pelaksanaan kegiatan supervisi dilakukan pada hari
Kamis dan Jumat tanggal 25-26 Oktober 2021. Kesepakatan
tersebut berdasarkan berbagai pertimbangan mengingat
kesibukan kedua guru tersebut cukup padat, karena kondisi
sekolah masih awal tahun ajaran, sehingga masih banyak
kegiatan yang harus dilakukan pihak sekolah.
b) Proses pembelajaran dilakukan secara daring (Pembelajaran
Jarak jauh), mengingat kondisi pandemi Covid-19 tidak
memungkinkan untuk melakukan tatap muka.
c) Persiapan penggunaan moda daring perlu dimantapkan,
karena secara teknis membutuhkan persiapan yang matang,
dan dapat meminta bantuan teman guru yang menguasai IT.
d) Kedua guru sepakat akan mempersiapkan diri dengan
sebaik- baiknya.
3) Hari Sabtu, 23 Oktober 2021 dimanfaatkan oleh calon pengawas
untuk mempersiapkan perangkat supervisi akademik.
4) Sesuai kesepakatan, maka pada hari Senin, 25 Oktober 2021
kegiatan supervisi akademik dimulai dengan melakukan
wawancara pra observasi dengan kedua guru tentang persiapan-
persiapan yang sudah dilakukan.
5) Selanjutnya pada hari Selasa, 25 Oktober 2021 kegiatan
observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh pengawas
sekolah melalui pengamatan langsung secara daring. Dan setelah
itu dilanjutkan dengan kegiatan wawancara pasca observasi
membahas hasil-hasil observasi dan tindak lanjutnya.
6) Kemudian Rabu, 26 Oktober 2021 dimanfaatkan oleh calon
pengawas sekolah untuk melakukan analisis terhadap hasil
2
5

instrumen supervisi akademik.

b. Hasil analisis instrumen supervisi akademik

Instumen yang digunakan pada supervisi akademik meliputi


intrumen supervisi RPP, instrumen pra observasi, instrumen observasi
pelaksanaan pembelajaran, dan intrumen pasca observasi. Hasil
analisis inatrumen tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
1) Hasil analisis instrumen supervisi RPP
Hasil analisis yang dilakukan pengawas sekolah terhadap
RPP yang sudah dibuat oleh kedua guru sasaran supervisi
akademik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3
Analisis Instrumen Supervisi RPP

GURU 1 GURU 2
No ASPEK
(Ai Reni) (Wirna U)
A. Tujuan/ Indikator Capaian Pembelajaran
1 Penjabaran Kompetensi
8 9
Kompetensi dasar (KD)
2 Kesesuaian indikator dengan
kompetensi inti (KI) dan kompetnsi 9 9
dasar (KD)
3 Peringkat atau level rumusan aspek
9 9
sikap
4 Peringkat atau level pengetahuan 7 7
5 Peringkat atau level keterampilan 9 9
6 Keterukuran rumusan indikator 9 9
7 Rumusan tujuan pembelajaran
memuat aspek audience, behavior, 9 9
condition, dan degree (ABCD)
8 Rumusan tujuanpembelajaran
mengimplementasikan 9 9
HOTS/literasi/4C
B. Langkah-langkah Pembelajaran
9 Kesesuaian materi ajar
9 8
dengan KD dan indikator
10 Kemampuan menjabarkan
8 7
lingkup materi secara benar
11 Pengembangan materi dengan
8 7
urutan logis
12 Pengembangan materi secara 8 8
2
6

GURU 1 GURU 2
No ASPEK
(Ai Reni) (Wirna U)
terpadu, saling terkait satu
dengan lainnya
13 Penyajian sumber bahan 9 9
14 Pengaitan materi dengan
9 7
kehidupan nyata
15 Kesesuaian strategi dan model
8 8
dengan tujuan pembelajaran
16 Kesesuaian antara alat bantu
dan media dengan model dan 9 9
tujuan pembelajaran
C. Penilaian Pembelajaran
17 Keberadaan penilaian untuk 9 9
menggali atau mengetahui
kemampuan awal siswa
18 Keberadaan penilaian untuk 9 9
mengetahui kualitas proses
pembelajaran
19 Kelengkapan instrumen 8 9
penilaian hasil belajar yang
meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
Jumlah Skor 163 159
Nilap 85,79 83,68

Tabel diatas menggambarkan hasil telaah RPP yang


menunjukkan bahwa RPP yang dikembangkan oleh guru 1
memperoleh nilai 85,79 dengan predikat baik. Sementara itu
perolehan nilai yang didapat guru 2 sebesar 83,63 dengan predikat
baik.

2) Hasil analisis pra observasi


Hasil wawancara pada pra observasi pada kedua guru
sasaran supervisi akademik adalah seperti tampak pada tabel di
bawah ini.
2
7

Tabel 4
Hasil Wawancara Pra Observasi

NAMA
NO HASIL WAWANCARA
GURU
1 Ai Reni, Materi yang akan disajikan dalam pembelajaran
S.Pd adalah tema 3. Kegiatanku. Subtema 2. Kegiatan
Pagi Hari. Penggunaan moda daring dilakukan
karena masih diberlakukan PJJ, sesuai anjuran
pemerintah belum memungkinkan sekolah untuk
tatap muka. Pembelajaran daring dilakukan melalui
zoom meeting, WAGroup, dan Gsuite. Dan model
yang digunakan adalah Discovery Learning.
Penilaian dilakukan secara tertulis (kuis) dan
praktik (keterampilan). Sementara itu media
pembelajaran menggunakan Power Point, Kuis dan
Wordwall. Kompetensi yang diharapkan dimiliki
oleh peserta didik, yaitu peserta didik dapat
mengamati (membaca), menganalisis
permasalahan, menuliskan penyelesaian masalah
tentang materi besaran dan satuan. Yang menjadi
fokus perhatian guru adalah memahami
karakteristik siswa yang merupakan siswa baru
kelas I.
2 Wirna Materi yang akan disampaikan dalam
Utami, pembelelajaran adalah tema 3. Tokoh dan
S.Pd Penemuan sub tema 2. Penemu dan Manfaatnya,
dengan menggunakan moda daring melalui zoom
meeting, WAGroup, dan google classroom.
Sementara model pembelajarannya adalah
2
8

Discovery Inkuiri. Kondisi pandemi saat ini tidak


memungkinkan untuk tatap muka. Jenis penilaian
yang digunakan adalah kuis. Power Point, youtube
dan Wordwall adalah sebagai media pembelajaran.
Kompetensi yang diharapkan dari peserta didik
adalah memahami tentang isi dari cerita legenda
melalui media yang disajikan. Hal-hal yang
menjadi perhatian khusus bagi guru adalah
keaktifan peserta didik ketika mengikuti
pembelajaran.

Dari hasil wawancara pra observasi tersebut di atas


menggambarkan bahwa kedua guru telah mempersiapkan diri
dengan baik sebelum memulai pembelajaran. Guru sudah
memahami RPP yang dirancang. Beberapa perangkat juga sudah
dipersiapkan.
1) Hasil analisis observasi pelaksanaan pembelajaran
Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran
menggambarkan hasil seperti di bawah ini.

Tabel 5
Analisis Instrumen Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran

GURU 1 GURU 2
NO ASPEK (Ai (Wirna
Reni) U)
A. Kegiatan Pendahuluan
2
9

GURU 1 GURU 2
NO ASPEK (Ai (Wirna
Reni) U)
1 Guru mengkondisikan kelas 9 9
2 Guru memotivasi siswa 8 8
3 Guru melakukan apersepsi 9 9
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 9 9
atau indikator ketercapaian kompetensi
5 Guru menyampaikan pentingnya kompetensi 8 7
yang akan dicapai
6 Guru menyampaikan garis besar kegiatan 8 7
pembelajaran
7 Guru mengecek/ memeriksa kemampuan 8 8
awal siswa
B. Kegiatan Inti
8 Guru menunjukkan pemahaman materi 9 9
secara benar
9 Guru mendemontrasikan keterampilan 8 8
secara benar
10 Guru menunjukkan perilaku positif terhadap 9 8
materi pembelajaran
11 Guru menyajikan materi pembelajaran 9 8
secara berurutan
12 Guru menyajikan materi pembelajaran 9 8
secara terpadu
13 Guru menunjukkan relevansi materi 9 8
pembelajaran dengan kehidupan nyata
14 Guru menyajikan pembelajaran yang 9 9
memadukan pengalaman materi ajar,
edagogik, serta pendekatan lain yang
relevan
3
0

GURU 1 GURU 2
NO ASPEK (Ai (Wirna
Reni) U)
15 Guru menyajikan langkah pembelajaran 8 8
sesuai sintaks model atau metode/ strategi
yang dipilih
C. Kegiatan Penutup
16 Guru menyimpulkan hasil pembelajaran 9 7
17 Guru melakukan evaluasi hasil belajar 8 9
18 Guru melakukan refleksi proses 7 7
pembelajaran bersama siswa
19 Guru memberikan tugas tindak lanjut setelah 9 9
kegiatan pembelajaran
Jumlah Skor 162 156
Nilai 85,26 82,11
Predikat Baik Baik

Hasil pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh


kedua guru sasaran supervisi akademik menunjukkan hasil
perolehan sebesar 85,26 didapatkan oleh guru 1, dengan
predikat Baik.Sementara guru 2 memperoleh nilai sebesar
82,11 dengan predikat baik.
2) Hasil analisis pasca observasi
Setelah dilakukan analisis, maka hasil wawancara
pasca observasi seperti pada tabel berikut.
3
1

Tabel 6
Hasil Wawancara Pasca Observasi

NAMA
NO HASIL WAWANCARA
GURU
1 Ai Reni, Pendapat setelah menyajikan pelajaran adalah merasa
S.Pd senang, karena peserta didik aktif, interaktif dan
komunikatif. Ada timbal balik interaktif dan
menyenangkan dari peserta didik. Sebagian besar
proses pembelajaran sudah sesuai dengan yang
direncanakan, hanya saat pretes terkendala jaringan
kurang mendukung, sehingga pretes diberikan dalam
bentuk pertanyaan lisan. Hal-hal yang memuaskan
adalah saat mengadakan penilaian akhir pembelajaran
dan menyimpulkan materi, anak anak menyimak dari
awal dan memberikan respon.Tujuan pembelajaran
sudah tercapai. Kesulitan peserta didik adalah pada
pemahaman tentang alat-alat pengukuran, ada
beberapa alat pengukuran yang belum dikenal oleh
peserta didik. Sedangkan kesulitan yang dialami guru
adalah kurang menguasai IT dan lupa menyiapkan alat
pengukuran yang asli, sehingga hanya menunjukkan
gambar saja. Alternatif solusi akan menyiapkan alat-
alat praktik yang asli dan menjelaskan cara
penggunaannya. Pada pertemuan berikutnya akan
mempersiapkan rencana pembelajaran secara matang
dan mempersiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan
2 Wirna Belum puas dengan pembelajaran yang dilakuan,
Utami, karena ada kendala teknis da peserta didik kesulitan
S.Pd untuk join masuk zoom. Dalam proses pembelajaran
beberapa hal sudah sesuai rencana. Hal-hal yang
memuaskan pada saat appersepsi awal menggunakan
permainan dan peserta didik merasa senang.Tujuan
agar peserta didik mampu memahami dan
3
2

NAMA
NO HASIL WAWANCARA
GURU
menyampaikan pesan lisan sudah tercapai.
Komunikasi menggunakan bahasa Sunda menjadi
kesulitan bagi peserta didik, karena kurang
menguasai dan kurang terbiasa berkomunikasi
meggunakan krama alus. Kesulitan guru adalah
keterampilan menggunakan IT. Alternatif solusi
adalah lebih sering belajar keterampilan IT.
Pertemuan berikutnya akan mengguakan zoom
meeting
dengan metode dan media yang lebih menarik.
Tabel di atas menggambarkan bahwa setelah selesai
melakukan pembelajaran guru menemukan sendiri kekuatan
dalam mengelola kelas dan kekurangannya pada
keterampilan dalam menguasai IT.

3) Laporan Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik


Hasil analisis intrumen supervisi akademik dan
interpretasi tersebut di atas dituangkan oleh calon pengawas
sekolah secara tertulis dalam bentuk laporan evaluasi
pelaksanaan supervisi akademik seperti tertera pada tabel
dibawah ini.
3
3

Tabel 7
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik

LanjutTindak
Ketercapaian

Kesimpula n
Hambatan
Kegiatan

Sasaran

Metode
Target
Aspek
No

1 Pemanf Kegiat 2 100 Ob Ke 100% Guru Pembi


aatan an or % ser se guru telah naan
telaah an guru va pa telah mam
g ma si, ka pu
gu mpu ta
ru n
2 media RPP, mat mema waw men menda menink Merenc
intera pra a nfaat anc ent pat atk an ana kan
kti f observa pela kan ara, uka pembin kemam PKB
dalam si, jara media stud n aan pua bagi
pembe observa n intera i wak guru nnya guru
la si ktif dok tu melalui dalam
jaran pelaksn dalam ume pela supervi meman
belum aa n pemb n ksa si faat
optim pembela elajar naa akadem kan
al ja ran an n ik media
dan supe interak
pasca rvi tif
observa si dalam
si aka pembel
dem ajar
ik an
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kedua guru yang
telah disupervisi semua dengan ketercapaian 100%. Keduanya
mampu memanfaatkan media interaktif dalam pembelajaran. dan
untuk tindak lanjutnya berupa pembinaan dan merencanakan PKB
bagi guru.

c. Hasil Monev Supervisi Akademik

Instrumen monev supervisi akademik yang sudah diisi oleh 2


orang guru yang menjadi sasaran menunjukkan hasil sebagai berikut.

Tabel 8
Hasil Monev Supervisi Akademik
3
4

No Kegiatan Uraian Guru 1 Guru 2


1 Persiapan 1. Menentukan sasaran kegiatan 1 1
2. Koordinasi dengan guru sasaran 1 1
3. Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan 1 1
4. Mempersiapkan instumen supervisi 1 1
akademik
5. Mempersiapkan surat keterangan 1 1
pelaksanaan kegiatan
6. Menyiapkan daftar hadir 1 1
7. Mempersiapkan perlengkapan lainnya 1 1
Jumlah Skor Persiapan (1) 7 7
2 Pelaksanaan 1. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan 1 1
jadwal
2. Pelaksanaan kegiatan praktik 1 1
pengawasan berjalan sesuai dengan
perencanaan yang dibuat dalam
matrik RTLPP
3. Pelaksanaan kegiatan praktik 1 1
pengawasan menggunakan
pendekatan dan metode yangsesuai
4. Pelaksanaan kegiatan praktik 1 1
pengawasan dilaksanakan secara
kolaboratif
5. Pelaksanaan kegiatan praktik 1 1
pengawasan dilaksanakan dalam
waktu yang tidak mengganggu tugas
pokok calon pengawas sekolah
Jumlah Skor Pelaksanaan (2) 5 5
3 Hasil 1. Telaah RPP 4 4
2. Pra Obserasi 3 4
3. Pelaksanaan Obserasi 3 3
3
5

No Kegiatan Uraian Guru 1 Guru 2


4. Pasca Obserasi 3 3
Jumlah Skor Hasil (3) 13 14
Skor Perolehan (1) + (2) + (3) 25 26
Total Perolehan 89,29 92,86
(skor perolehan : skor maksimal(28)) x 100)
Rata-rata Hasil 91,07

Kriteria Sangat Baik

Mengacu pada tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata hasil


monev 89,29 untuk guru 1 dan 92,86 untuk guru.

Hasil laporan tersebut di atas, maka tindak lanjutnya :

a. Mengadakan pembinaan guru terkait permasalahan pembelajaran.

b. Menyelenggarakan PKB dalam bentuk IHT, workshop atau


kegiatan di KKG terkait keterampilan menggunakan IT dan
mengembangkan media interaktif lainnya yang lebih inovatif.

7. Simpulan

Simpulan dari keseluruhan kegiatan supervisi akademik ini adalah :

a. RPP yang dikembangkan guru sudah menunjukkan adanya


pemanfaatan media pembelajaran yang interaktif meskipun masih
sederhana, dan masih perlu ditingkatkan.

b. Kemampuan guru dalam memanfaatkan media interaktif sudah baik,


tetapi mesih perlu dikembangkan lagi dengan memanfaatkan media
interaktif lainnya yang lebih inovatif.

8. Rekomendasi

Berdasarkan hasil supervisi yang telah dijabarkan di atas, maka calon


3
6

pengawas sekolah merekomendasikan kepada dua guru yang menjadi sasaran


supervisi akademik agar :
a. Guru mengikuti pembinaan yang dilakukan kepala sekolah
mauun pengawas sekolah.
b. Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah ataupun
pengawas sekolah.
c. Diskusi dengan teman sejawat membahas masalah-masalah
pembelajaran yang dialami.
d. Mengikuti kegiatan PKB yang terkait dengan pengembangan
media pembelajaran yang lebih interaktif lainnya ataupun
keterampilan dalam mengunakan IT melalui IHT, workshop
ataupun mengikuti kegiatan di KKG.

LAMPIRAN BUKTI KETERLAKSANAAN KEGIATAN (Dokumen tertulis,


foto, dan data pendukung lainnya)

A.1. RPA Supervisi Akademik


A.2. Data Guru Sasaran Supervisi Akademik
A.3. Notula Hasil Koordinasi dengan Guru
A.4. Jadwal Pelaksanaan Supervisi Akademik
A.5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A.6. Instrumen Supervisi Telaah RPP
A.7. Hasil Analisis Supervisi Telaah RPP
A.8. Hasil Wawancara Supervisi Pra Obserasi Pembelajaran
A.9. Instrumen Supervisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
A.10. Hasil Analisis Supervisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
A.11. Hasil Wawancara Supervisi Pasca Observasi Pembelajaran
A.12. Surat Keterangan Pelaksanaan Supervisi Akademik
A.13. Daftar Hadir Supervisi Akademik
A.14. Foto Kegiatan Supervisi Akademik

B. Pelaksanaan Penilaian Kinerja


3
7

1. Deskripsi Persiapan Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja yang dilakukan oleh calon pengawas sekolah


pada OJT- 2 sebagai salah satu pelaksanaan program RTLPP meliputi
dua kegiatan, yaitu Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan Analisis Hasil
Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang telah dilakukan oleh Kepala
Sekolah. Kegiatan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dillaksanakan pada
sekolah magang 2, yaitu SDIT Najahan Bayongbong Garut. Sementara
kegiatan Analisis Hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG) dilaksanakan di
sekolah magang 1, yaitu SD Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong
Garut.

Untuk melaksankan kedua kegiatan tersebut, hal-hal yang


dipersiapkan oleh calon pengawas sekolah adalah :
a. Persiapan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
Pada kegiatan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah di sekolah magang
2, persiapan yang dilakukan calon pengawas sekolah adalah :
1) Melakukan sosialisasi di SDIT Najahan Bayongbong Garut
dengan menemui Kepala Sekolah beserta guru untuk
menyampaikan maksud dan tujuan pelaksanaan program RTLPP
yang melibatkan SDIT Najahan Bayongbong Garut dengan 2
agenda kegiatan, salah satunya adalah Penilaian Kinerja Kepala
Sekolah.
2) Kepala SDIT Najahan Bayongbong Garut yang dinilai membuat
laporan kinerja secara tertulis maupun lisan yang dilengkapi
dengan bukti- bukti yang dibutuhkan untuk penilaian kinerja
kepala sekolah.
3) Menyusun jadwal kunjungan di sekolah magang 2 selama 3 hari
terhitung mulai tanggal 28 Oktober s.d 30 Oktober 2021.
4) Menyusun RPM untuk kegiatan Penilaian Kinerja Kepala
Sekolah.
5) Membuat surat keterangan pelaksanaan Penilaian Kinerja
3
8

Kepala Sekolah.
6) Mempersiapkan daftar hadir.
7) Mempersiapkan instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah.
8) Mempersiapkan buku notula untuk mencatat hal-hal yang
diamati
9) Mempersiapkan perlengkapan dokumentasi.
10) Mempersiapkan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan.
Dalam penilaian kinerja kepala sekolah ini, calon pengawas sekolah
menggali informasi dari pihak-pihak yang sehari-hari dapat
mengetahui perilaku dan kinerja kepala sekolah yang bersangkutan
dalam menjalankankan tugas dan fungsinya. Para pihak yang
dilibatkan dalam penilaian kinerja kepala sekolah ini adalah guru dan
tenaga kependidikan yang membidangi 8 standar.
b. Persiapan Analisis Hasil Penialaian Kinerja Guru (PKG)
Kegiatan analisis Penilaian Kinerja Guru (PKG)
dilaksanakan dengan persiapan sebagai berikut :
1) Menemui Kepala SD Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong
Garut untuk menyampaikan maksud dan tujuan pelaksanaan
analisis hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG).
2) Koordinasi dengan koordinator PKG terkait rencana
pelaksanaan analisis hasil PKG pada 10 guru kelas.
3) Penyerahan 10 berkas PKG kepada calon pengawas sekolah
4) Mengembangkan instrumen analisis hasil PKG.
5) Mempersiapkan perlengkapan dokumentasi.
6) Mempersiapkan perlengkapan lain yang dibutuhkan.

2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a. Waktu Pelaksanaan

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dilaksanakan selama 3 hari


terhitung mulai tanggal 28 Oktober – 1 November 2021. Sementara
itu kegiatan analisis hasil PKG dilakukan selama 2 hari pada tanggal
3
9

28 Oktober sampai dengan 29 Oktober 2021.

b. Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan PKKS di sekolah magang 2, yaitu SDIT


Najahan Bayongbong Garut, dan analisis hasil PKG bertempat di
sekolah magang 1, yaitu SD Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong
Garut.

3. Sasaran Penilaian Kinerja

Sasaran Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dalam pelaksanaan


program RTLPP diklat calon pengawas sekolah ini adalah 1 orang
Kepala Sekolah, yaitu Kepala SDIT Najahan Bayongbong Garut.
Sedangkan sasaran analisis hasil PKG adalah dokumen PKG dari 10
orang guru kelas.

4. Pendekatan dan Metode

a. Pendekatan dan metode pada Penilaian Kinerja Kepala


Sekolah menggunakan :
1) Wawancara
Meminta konfirmasi dan penjelasan atas laporan kinerja secara
tertulis maupun lisan yang disampaikan oleh kepala sekolah
yang dinilai atau meminta informasi dari guru yang membidangi
8 SNP.
2) Studi Dokumen
Memeriksa dan mempelajari dokumen berupa bukti fisik terkait
kompetensi Kepribadian dan Sosial, Kepemimpinan
Pembelajaran, Pengembangan Sekolah, Manajemen Sumber
Daya, Kewirausahaan, dan Supervisi Pembelajaran.
3) Observasi
Melakukan pengamatan dan pencatatan bukti-bukti lain yang
ada di lingkungan sekolah yang belum atau tidak dapat
disertakan dalam laporan. Bukti-bukti ini dapat diidentifikasi
4
0

melalui pengamatan terhadap kondisi fisik yang ada di


lingkungan sekolah.

b. Pendekatan dan metode yang digunakan pada Analisis


Hasil PKG adalah :
1) Studi Dokumen
Memeriksa dan mempelajari dokumen hasil PKG yang telah
dilakukan oleh Kepala sekolah.
2) Wawancara
Untuk menjaga validitas data dilakukan kroscek data hasil studi
dokumen melalui wawancara dengan guru yang bersangkutan.
Selain itu dilakukan wawancara dengan koordinator PKG dan
kepala sekolah.

5. Hasil Penilaian Kinerja

a. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS)


1) Konsep

Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah merupakan


serangkaian proses penilaian untuk menentukan derajat mutu
kinerja terhadap target kegiatan kepala sekolah/madrasah dalam
melaksanakan tugas pokoknya. Tugas pokok kepala sekolah
adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajerial dalam rangka
mencapai visi, misi dan tujuan sekolah yang dipimpinnya.
Penilaian kinerja kepala sekolah sebagaimana dikemukakan di
atas tidak hanya berkisar pada aspek karakter individu
melainkan juga pada hal-hal yang menunjukkan proses dan hasil
kerja yang dicapai seperti kualitas, kuantitas hasil kerja,
ketepatan waktu kerja, dan sebagainya. Apa yang terjadi dan
dikerjakan kepala sekolah merupakan sebuah proses pengolahan
input menjadi output tertentu.

2) Ruang Lingkup
4
1

Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dimaksudkan untuk


menilai sejauh mana seorang kepala sekolah/madrasah
mengejawantahkan kompetensi- kompetensi yang
dipersyaratkan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sehari-
hari. Kinerja kepala sekolah/madrasah dinilai berdasarkan
Peraturan Kemdiknas nomor 35 tahun 2010. Berdasarkan
peraturan tersebut, terdapat 6 (enam) komponen penilaian yang
merupakan ruang lingkup pelaksanaan penilaian kinerja kepala
sekolah meliputi: a) Kepribadian dan Sosial, b) Kepemimpinan
Pembelajaran, c) Pengembangan Sekolah, d) Manajemen
Sumber Daya, e) Kewirausahaan, dan f) Supervisi
Pembelajaran.

3) Pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS)

Langkah-langkah dalam pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala


Sekolah sebagai berikut :

a) Penilaian kinerja kepala sekolah dihadiri oleh kepala


sekolah yang dinilai dan 8 orang guru dan tendik yang
membidangi 8 standar.

b) Penilaian diawali dengan penyampaian laporan kinerja oleh


kepala sekolah yang dinilai secara lisan. .

c) Calon pengawas sekolah melakukan konfirmasi dan


meminta penjelasan atas laporan kinerja lisan yang
disampaikan oleh kepala sekolah.

d) Calon pengawas sekolah memeriksa dan mempelajari


dokumen berupa bukti fisik yang disertakan, serta
melakukan wawancara meminta informasi dari guru yang
membidangi 8 SNP.

e) Calon pengawas sekolah melakukan pengamatan dan


4
2

pencatatan bukti-bukti lain yang ada di lingkungan sekolah


yang belum atau tidak dapat disertakan dalam laporan lisan.
Bukti tersebut diidentifikasi melalui pengamatan terhadap
kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah.

f) Melakukan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dengan


mengisi instrumen PKKS berdasarkan hasil wawancara,
studi dokumen dan obserasi.

g) Melaksanakan pengolahan hasil Penilaian Kinerja Kepala


Sekolah.

h) Membuat laporan pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala


Sekolah.

4) Hasil Pengolahan dan Analisis Penilaian Kinerja Kepala


Sekolah.

Data yang diperoleh melalui instrumen penilaian


kinerja kepala sekolah selanjutnya diolah dan dianalisis. Tujuan
pengolahan dan analisis data hasil penilaian kinerja kepala
sekolah adalah untuk memperoleh informasi sampai sejauh
mana tingkat kinerja kepala sekolah berdasarkan indikator dan
deskriptor yang telah ditentukan. Atas dasar informasi tersebut
diperoleh nilai derajat kinerja yang dinyatakan dalam angka
yang dimaknai sebagai indeks nilai kinerja kepala sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara, studi dokumen dan


observasi, maka hasil pengolahan dan analisis Penilaian Kinerja
Kepala Sekolah yang telah dilakukan oleh calon pengawas
sekolah terhadap Kepala SDIT Najahan
Tabel 9
Hasil Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

No Kom Hasil
ponen
4
3

1. Kepribadian dan Sosial 4,00


2. Kepemimpinan Pembelajaran 3,80
3. Pengembangan Sekolah 3,71
4. Manajemen Sumber Daya 3,75
5. Kewirausahaan 3,40
6 Supervisi Pembelajaran 3,67
Jumlah 22,33
Nilai Kinerja 94
Kategori Amat Baik

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada


kompetensi Kepribadian dan Sosial memperoleh hasil sebesar
4,00. Sedangkan pada kompetensi Kepemimpinan Pembelajaran
mencapai nilai 3,80. Sementara itu kompetensi Pengembangan
Sekolah memperoleh 3,71. Nilai sebesar 3,75 pada kompetensi
Manajemen Sumber Daya, kompetensi Kewirausahaan
memperoleh 3,40 dan Superisi Pembelajaran mendapat nilai
3,67. Sehingga jumlah nilai yang diperoleh sebesar 22,33
dengan nilai kinerja 94 dan berada pada kategori Amat Baik.

5) Laporan Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala


Sekolah Hasil pengolahan dan analisis data serta interpretasi
tersebut di atas dituangkan oleh calon pengawas sekolah
secara tertulis dalam bentuk laporan evaluasi pelaksanaan
penilaian kinerja kepala sekolah seperti tertera pada tabel
dibawah ini.

Tabel 10
Laporan Ealuasi Pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
4
4

Tindak Lanjut
Ketercapaian

Kesimpulan
Hambatan
Kegiatan

Sasaran

Metode
Target
Aspek
No

1 Penilaia Pelaksan 1 orang 100% Wawa Wak 100% Masih Merencana


n a n t
kinerja an Kepala Kepala cara, unya Kepala perlu kan
PKKS
kepala Sekolah Sekolah studi terba Sekolah peningka Pembinaan
t ta
sekolah dapat dokum as telah n pada Pengemban
e
dinilai n,obse dinilai kompete gan
r nsi
kinerjany vasi kinerjany kewiraus kewirausah
a ah
a, dengan aan aan bagi
nilai kepala
kinerja sekolah
mencapai
88 (Baik)

Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan bahwa


Penilaian Kinerja Kepala Sekolah yang telah dilakukan oleh
calon pengawas sekolah pada 1 orang kepala sekolah telah
mencapai hasil 100% yang artinya kepala sekolah bersangkutan
telah dinilai kinerjanya dengan nilai kinerja sebesar 94 dan
dalam kategori Amat Baik. Dan dapat disimpulkan bahwa masih
perlu peningkatan pada Kompetensi Kewirausahaan. Untuk itu,
tindak lanjut yang akan dilakukan adalah merencanakan
Pembinaan Pengembangan kewirausahaan bagi kepala sekolah.
1) Hasil Monev Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS)
Hasil Intrumen monev Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
yang sudah dianalisis dapat disajikan pada tabel di bawah
ini.
4
5

Tabel 11
Hasil Monev Peilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS)

Resp Resp Resp


No Kegiatan Uraian
.1 .2 .3
1 Persiapan 1. Koordinasi dengan Kepala Sekolah dan
1 1 1
guru
2. Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan
1 1 1

3. Mempersiapkan instumen PKKS


1 1 1

4. Mempersiapkan surat keterangan


pelaksanaan kegiatan 1 1 1

5. Menyiapkan daftar hadir


1 1 1

6. Mempersiapkan perlengkapan dan


administrasi lainnya 1 1 1

Jumlah Skor Persiapan (1) 6 6 6


2 Pelaksanaan 1. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan
1 1 1
jadwal
2. Pelaksanaan kegiatan praktik
pengawasan berjalan sesuai dengan
1 1 1
perencanaan yang dibuat dalam
matrik RTLPP
4
6

Resp Resp Resp


No Kegiatan Uraian
.1 .2 .3
3. Pelaksanaan kegiatan praktik
pengawasan menggunakan 1 1 1
pendekatan dan metode yangsesuai
4. Pelaksanaan kegiatan praktik
pengawasan dilaksanakan secara 1 1 1
kolaboratif
5. Pelaksanaan kegiatan praktik
pengawasan dilaksanakan dalam
1 1 1
waktu yang tidak mengganggu tugas
pokok calon pengawas sekolah
Jumlah Skor Pelaksanaan (2) 5 5 5
3 Hasil 1. Kepribadian dan Sosial 4 3 3
2. Kepemimpinan Pembelajaran 3 3 4
3. Pengembangan Sekolah 3 3 4
4. Manajemen Sumber Daya 4 3 3
5. Kewirausahaan 3 3 3
6. Supervisi Pembelajaran 3 4 4
Jumlah Skor Hasil (3) 20 19 21

Skor Perolehan (1) + (2) + (3) 31 30 32


Total Perolehan
88,57 85,71 91,43
(skor perolehan : skor maksimal(35)) x 100)
Rata-rata 88,57

Kriteria Sangat Baik

Hasil perolehan monev Penilaian Kinerja Kepala Sekolah


(PKKS) berdasarkan tabel di atas sebesar 88,57 dengan kriteria
sangat baik.
a. Menganalisis Hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG)
yang telah dilakukan oleh Kepala Sekolah.
4
7

6) Konsep

Penilaian kinerja guru (PKG) dapat diartikan sebagai


suatu upaya untuk memperoleh gambaran tentang pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi, yang ditunjukkan dalam kegiatan pembelajaran dikelas
.Dalam melaksanaakan pembelajaran berpedoman pada
Permendiknas Nomer 41 Tahun 2007 tentang standar proses
untuk pendidikan dasar dan menengah. PKG pada hakikatnya
merupakan suatu kegiatan untuk membina dan mengembangkan
guru profesional yang dilakukan dari guru, oleh guru, dan untuk
guru. Hal ini penting terutama untuk melakukan pemetaan
terhadap kompetensi dan kinerja seluruh guru dalam berbagai
jenjang dan jenis pendidikan. Hasil penilaian kinerja tersebut
dapat digunakan oleh guru, kepala sekolah, dan pengawas untuk
melakukan refleksi terkait dengan tugas dan fungsinya dalam
rangka memberikan layanan kepada masyarakat dan
meningkatkan

7) Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelaksanaan analisis hasil penilaian


kinerja guru meliputi kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial
dan profesional.

8) Pelaksanaan Analisis Hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG)


Kegiatan menganalisis hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG)
yang sudah dilakukan oleh kepala sekolah, dilaksankan melalui
langkah-langkah berikut :

a) Calon pengawas sekolah memeriksa dan mempelajari 10


dokumen hasil PKG yang telah dilakukan oleh Kepala
sekolah.
4
8

b) Melakukan kroscek data hasil studi dokumen melalui


wawancara dengan guru yang bersangkutan.

c) Mengisi instrumen analisis hasil PKG berdasarkan hasil


studi dokumen dan wawancara.

d) Melakukan pengolahan dan analisis dokumen hasil PKG.

e) Melakukan wawancara dengan koordinator PKG dan kepala


sekolah terkait hasil analisis dokumen PKG.

f) Membuat laporan pelaksanaan Analisis hasil PKG

9) Hasil Analisis Penilaian Kinerja Guru (PKG).

Hasil Analisis Penilaian Kinerja Guru (PKG) terhadap


berkas PKG dari 10 orang guru kelas menunjukkan, bahwa
secara umum kinerja guru sudah menunjukkan kriteria baik,
hanya guru masih perlu untuk dibimbing dan didampingi agar
dalam melaksanakan tupoksinya memenuhi standar proses
dalam Permendikbud 65 Tahun 2013 dan Permendikbud 57
tahun 2014, yang mengamanatkan guru sekolah dasar wajib
melaksanakan pembelajaran tematik integrative berbasis
saintifik, serta penilaian otentik. Hasil Analisis Penilaian Kinerja
Guru (PKG) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 12
Rekapitulasi Nilai Penilaian Kinerja Guru (PKG)

KOMPETE NAMA GURU


NO
NSI GURU S AR AT SK WU ES FA SN HA HZ
A. PEDAGOGIK
Menguasai
1. karakteristik 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3
peserta didik
4
9

KOMPETE NAMA GURU


NO
NSI GURU S AR AT SK WU ES FA SN HA HZ
Menguasai
teori belajar
dan prinsip-
2. prinsip 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
pembelajara
n yang
mendidik
Pengembang
3. an 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4
kurikulum
Kegiatan
pembelajara
4. 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3
n yang
mendidik
Pengembang
5. an potensi 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
peserta didik
Komunikasi
6. dengan 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3
peserta didik
Penilaian
7. dan evaluasi 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4
B. KEPRIBADIAN
Bertindak
sesuai
dengan
norma
8. agama, 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
hukum,
sosial dan
kebudayaan
nasional
Menunjukka
n pribadi
9. 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4
yang dewasa
dan teladan
Etos kerja,
tanggung
jawab yang
10 tinggi, rasa
bangga
. menjadi
3 4 4 4 3 4 4 4 3 4
guru
C. SOSIAL
5
0

KOMPETE NAMA GURU


NO
NSI GURU S AR AT SK WU ES FA SN HA HZ
Bersikap
inklusif,
11 bertindak
4 3 4 4 4 4 4 3 4 3
. obyektif,
serta tidak
diskriminatif
Komunikasi
dengan
sesama guru,
tenaga
12
.
kependidika 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
n, orang tua,
peserta
didik, dan
masyarakat
D. PROFESIONAL
Penguasaan
materi,
struktur,
konsep dan
pola pikir
13
keilmuan 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3
.
yang
mendukung
mata
pelajaran
yang diampu
Mengemban
gkan
keprofesiona
14
.
lan melalui 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3
tindakan
yang
reflektif
Jumlah (Hasil
50 48 49 49 49 49 48 48 47 47
PKG)
Konversi Nilai 89, 85, 87, 87, 87, 87, 85, 85, 83, 83,
PKG 29 71 50 50 50 50 71 71 93 93

Sedangkan untuk hasil analisis pada setiap kompetensi guru


dapat dilihat pada tabel berikut.
5
1

Tabel 13
Analisis Hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG)
KOMPETENSI NAMA GURU Rata-
NO
GURU rata
EW TW W RR LR AY DM DF RH I
1 A. Pedagogik 3,57 3,29 3,14 3,57 3,57 3,43 3,14 3,43 3,29 3,29 3,37
2 B. Kepribadian 3,67 4,00 4,00 3,33 3,67 3,67 4,00 4,00 3,67 4,00 3,80
3 C. Sosial 4,00 3,50 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 3,00 3,50 3,00 3,70
4 D. Profesional 3,00 3,00 3,50 3,00 2,50 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00

Tabel diatas menunjukkan hasil analisis dari hasil PKG


yang telah dilakukan Kepala Sekolah pada 10 orang guru kelas.
Data tersebut menggambarkan perolehan hasil analisis pada 4
kompetensi guru. Dimana pada kompetensi Pedagogik
memperoleh rata-rata 3,37. Sementara itu pada kompetensi
Kepribadian mencapai rata-rata 3,80. Sedangkan rata-rata yang
diperoleh pada kompetensi Sosial sebesar 3,70. Dan kompetensi
Profesional mencapai 3,00. Dari hasil analisis tersebut dapat
diketahui bahwa kompetensi Profesional memperoleh rata-rata
yang paling rendah dari ke-10 guru tersebut. Kompetensi inilah
yang perlu ditingkatkan. Dari hasil analisis tersebut kompetensi
Profesional yang rendah adalah pada kompetensi guru dalam
PKB.
1) Laporan Evaluasi Pelaksanaan Analisis Hasil
Penilaian Kinerja Guru (PKG).
5
2

Tabel 14
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Analisis Hasil Penilaian
Kinerja Guru (PKG)
No Aspek Kegiat Sasar Target Metode Hambatan Ketercap Kesimpula Tindak
an an aian n
Lanjut
1 Analisi Pelaksa 10 100% guru Studi Waktu 100% Masih Merencan
s hasil naan oran dapat dokume terbatas guru perlu akan
PKG analisis g dianalisis n, untuk telah peningkat PKB bagi
guru melaku dianalis an pada guru
hasil hasil PKG wawanc kan is hasil kompeten
PKG nya ara wawanc PKG si
ara nya. profesion
al

Tabel diatas menggambarkan bahwa kegiatan analisis


PKG terhadap 10 dokumen PKG guru kelas telah terlaksana
dengan persentase capaian sebesar 100% yang berarti 10 guru
kelas telah dianalisis hasil PKG nya. Namun dari hasil analisis
tersebut diketahui bahwa kompetensi yang paling lemah/kurang
dan perlu ditingkatkan adalah pada kompetensi Profesional.
Maka tindak lanjutnya adalah merencanakan PKB bagi guru.
1) Hasil Monev Analisis Penilaian Kinerja Guru (PKG)
Hasil analisis instrumen monitoring dan evaluasi pada
kegiatan analisis hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG)
menunjukkan hasil sebagai berikut.
5
3

Tabel 15
Hasil Monev Analisis Penilaian Kinerja Guru (PKG)

.1Resp_1

Resp_2

Resp_3

Resp_4
Resp_5
Urai
No Kegiatan
an

1 Persiapan 1. Koordinasi dengan


koordinator PKG 1 1 1 1 1

2. Menentukan waktu
pelaksanaan kegiatan 1 1 1 1 1

3. Mempersiapkan instumen
analisis hasil PKG 1 1 1 1 1

4. Mempersiapkan surat
keterangan pelaksanaan 1 1 1 1 1
kegiatan
5. Mempersiapkan administrasi
dan perlengkapan lainnya 1 1 1 1 1

Jumlah Skor Persiapan (1) 5 5 5 5 5


2 Pelaksanaa 1. Kegiatan dilaksanakan
n sesuai 1 1 1 1 1
dengan jadwal
2. Pelaksanaan kegiatan
praktik pengawasan
berjalan sesuai dengan 1 1 1 1 1
perencanaan yang
dibuat dalam matrik RTLPP
3. Pelaksanaan kegiatan
praktik pengawasan 1 1 1 1 1
5
4

menggunakan pendekatan
dan metode yang
sesuai
4. Pelaksanaan kegiatan
praktik
1 1 1 1 1
pengawasan dilaksanakan
secara kolaboratif
5. Pelaksanaan kegiatan
praktik pengawasan
dilaksanakan dalam waktu
1 1 1 1 1
yang tidak mengganggu
tugas pokok
calon pengawas sekolah
Jumlah Skor Pelaksanaan (2) 5 5 5 5 5
3 Hasil 1. Memeriksa dan mempelajari
10
4 4 4 3 4
dokumen hasil PKG
2. Melakukan kroscek dokumen
melalui wawancara dengan
3 3 3 4 3
guru yang bersangkutan
3. Melakukan pengolahan
dan
4 3 3 3 3
analisis dokumen hasil PKG
4. Menyampaikan hasil
analisis PKG kepada guru
dan Kepala 3 4 3 4 3
Sekolah
Jumlah Skor Hasil (3) 14 14 13 14 13
Skor Perolehan (1) + (2) + (3) 24 24 23 24 23
Total Perolehan
(skor perolehan : skor maksimal(14)) x 88,4
92,31 92,31 92,31 88,46
100) 6
Rata-rata 90,
77
5
5

Kriteria Sangat Baik

Tabel di atas menggambarkan perolehan monev analisis hasil


Penilaian Kinerja Guru (PKG) sebesar 90,77 dengan kriteria sangat baik.
1. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang akan dilakukan oleh calon pengawas sekolah setelah
terlaksananya kegiatan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan Analaisis
Hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang telah dilaksanakan oleh
Kepala Sekolah adalah :
a. Tindak Lanjut Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil Penilaian Kinerja Kepala sekolah yang
menunjukkan perlunya peningkatan pada kompetensi
kewirausahaan, maka tindak lanjut yang dilakukan adalah
merencanakan pembinaan pengembangan kewirausahaan bagi
kepala sekolah melalui kegiatan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB).
b. Tindak lanjut Analaisis Hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG)
Mengacu pada hasil analisis terhadap hasil PKG yang
menggambarkan bahwa dari ke-4 kompetensi guru yang paling rendah
adalah kompetensi Profesional, maka tindaklanjutnya dengan
merencanakan PKB bagi guru melalui seminar, IHT, ataupun workshop.

2. Kesimpulan
a. Hasil Penilaian Kinerja Kepala Sekolah terhadap Kepala SDIT
Najahan Bayongbong menunjukkan bahwa secara umum
kompetensi kepala sekolah sudah memenuhi standar kompetensi
kepala sekolah dalam Permendikbud nomor 13/2007 dan nomor
28/2010. Hasil PKKS yang diperoleh sebesar 20,95 dengan nilai
kinerja 88 dan berada pada kategori Baik. tetapi masih ada
5
6

kompetensi yang perlu ditingkatkan, yaitu kompetensi


kewirausahaan.

b. Hasil analisis pada 10 dokumen hasil PKG yang telah dilakukan


oleh kepala sekolah pada tahun 2020 di SD Negeri 5 Banjarsari
Kec. Bayongbong Garut menggambarkan perolehan hasil
analisis pada 4 kompetensi guru. Dimana pada kompetensi
Pedagogik memperoleh rata-rata 3,37. Sementara itu pada
kompetensi Kepribadian mencapai rata-rata 3,80. Sedangkan
rata-rata yang diperoleh pada kompetensi Sosial sebesar 3,70.
Dan kompetensi Profesional mencapai 3,00. Dari hasil analisis
tersebut dapat diketahui bahwa kompetensi Profesional
memperoleh rata-rata yang paling rendah dari ke-10 guru
tersebut.
3. Rekomendasi
a. Calon pengawas sekolah merekomendasikan kepala sekolah
untuk melakukan pengembangan PKB melalui workshop,
kerjasama atau studi banding ke sekolah lain terkait
pengembangan kewirausahaan.

b. Merekomendasikan agar guru mengikuti Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan melalui diklat online, bimbingan
pelatihan di KKG, seminar, IHT maupun workshop.

C. Pembimbingan dan Pelatihan (Bimlat) Profesional Guru dan/atau


KS
1. Deskripsi Persiapan Pelaksanaan Bimlat
Berdasarkan identifikasi permasalahan pembelajaran yang
telah dilakukan calon pengawas sekolah di sekolah magang 1
bahwa selama ini pembelajaran jarak jauh yang dilakukan guru
mayoritas berupa direct instructional yang berpusat pada guru
dengan metode ceramah melalui zoom meeting, WAgroup dan
5
7

Google Calssroom dan penugasan saja. Guru mendominasi seluruh


aspek pembelajaran dan peserta didik hanya sebagai obyek yang
pasif dan tidak kreatif. Guru kurang optimal dalam
mengembangkan dan memanfaatkan media pembelajaran. Sehingga
berdampak pada aktivitas, motiasi dan semangat peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran.

Pembimbingan dan Pelatihan (Bimlat) Profesional Guru perlu


dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi guru.
Melalui Pembimbingan dan Pelatihan Profesional ini diharapkan
guru mampu berinovasi dalam mengembangkan dan memanfaatkan
media interaktif dalam pembelajaran. Sebelum pelaksanaan Bimlat
dilakukan beberapa persiapan, diantaranya :
a. Menyusun program Bimlat
b. Menyusun RPA Bimlat
c. Melakukan kordinasi dengan kepala sekolah dan
sosialisai pada guru– guru
d. Menyusun proposal kegiatan Bimlat

e. Membentuk panitia Bimlat


f. Membuat jadwal kegiatan Bimlat
g. Menyusun undangan Bimlat
h. Mempersiapkan meeting room Bimlat
i. Membuat link daftar hadir
j. Menyusun instrumen penilaian produk media interaktif
k. Menyiapkan bahan tayang materi Bimlat
l. Menyiapkan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Pembimbingan dan Pelatihan (Bimlat) Profesional
Guru ini dilaksanakan selama 6 hari terhitung mulai hari Senin
sampai dengan Sabtu pada tanggal 2 Oktober – 6 November
5
8

2021. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dua kali pertemuan


tatap muka secara virtual dan ditindaklanjuti dengan
pembimbingan tugas terstruktur.
b. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan Bimlat ini di SD Negeri 5 Banjarsari Kec.
Bayongbong Garut.

3. Sasaran Bimlat
Sasaran dalam kegiatan Pembimbingan dan Pelatihan (Bimlat)
Profesional Guru ini adalah seluruh guru-guru SD Negeri 5
Banjarsari Kec. Bayongbong Garut yang berjumlah 39 orang.

4. Pendekatan dan Metode


Pendekatan kolaboratif adalah pendekatan yang digunakan dalam
Pembimbingan dan Pelatihan (Bimlat) Profesional Guru ini dengan
metode workshop.

5. Target Keberhasilan
Target keberhasilan yang diharapkan dalam kegiatan
Pembimbingan dan Pelatihan (Bimlat) Profesional Guru ini adalah
100% guru mampu mengembangkan media interaktif.

LAMPIRAN
BUKTI KETERLAKSANAAN KEGIATAN
(Dokumen tertulis, foto, dandata pendukung lainnya)
B.1. Rencana Pengawasan Manajerial (RPM) PKKS
B.2. Analisis Instrumen PKKS
B.3. Surat Keterangan Pelaksanaan PKKS
B.4. Daftar Hadir Pelaksanaan PKKS
B.5. Foto Kegiatan PKKS
B.6. RPA Analisis Hasil PKG
B.7. Dokumen Hasil PKG
B.8. Rekapitulasi Nilai PKG
5
9

B.9. Analisis Hasil PKG


B.10. Surat Keterangan Pelaksanaan Analisis Hasil PKG
B.11. Foto Kegiatan Analisis Hasil PK

6. Hasil Pelaksanaan Bimlat


a. Pelaksanaan kegiatan Bimlat
Pembimbingan dan Pelatihan (Bimlat) Profesional Guru ini
dilaksanakan melalui workshop dengan tema Workshop
Peningkatan Kompetensi Guru dalam Mengembangkan Media
Interaktif. Beberapa langkah yang dilakukan oleh calon
pengawas sekolah dalam penyelenggaraan workshop ini
meliputi :
1) Hari pertama pelaksanaan Bimlat melalui kegiatan
workshop ini adalah pada hari Kamia, 28 Oktober 2021
melalui tatap muka virtual menggunakan zoom meeting.
Pada hari pertama ini materi yang disampaikan adalah
pengembangan RPP dengan memanfaatkan media interaktif.
2) Hari Jumat, 29 Oktober 2021, calon pengawas sekolah
melakukan pembimbingan terhadap guru dalam
mengembangkan RPP yang memanfaatkan media interaktif.
Pembimbingan dilakukan secara virtual maupun tatap muka
langsung.
3) Pada hari Sabtu, 30 Oktober 2021 masih melanjutkan
kegiatan pembimbingan.
4) Hari ke 4, yaitu hari Senin tanggal 1 November 2021
pelaksanaan workshop kedua yang dilakukan secara virtual
menggunakan zoom meeting dengan materi pengembangan
media interaktif.
5) Hari Selasa, 2 November 2021 dilakukan pembimbingan
6
0

guru dalam mengembangkan media interaktif secara virtual


maupun tatap muka langsung.
6) Rabu, 3 November 2021 calon pengawas sekolah
melakukan penilaian dan analisis terhadap produk media
interaktif yang sudah dikembangkan oleh guru.

b. Hasil Pelaksanaan Bimlat

Mengacu hasil penilaian dan analisis yang dilakukan


oleh calon pengawas sekolah sebanyak 79 % guru atau
sebanyak 31 guru yang mengikuti workshop telah mampu
mengembangkan media interaktif. Dari hasil produk yang
sudah dikembangkan sangat bervariasi tergantung kemampuan
dari guru masing-masing. Adapun hasil kemampuan guru
dalam mengembangkan media interaktif ini disajikan pada
tabel berikut.

Tabel 16
Hasil Penilaian Produk Pengembangan Media Interaktif

ANGKA HURUF JML PERSE


NO KRITERIA
(Kuantitatif) (Kualitatif) GURU NTASE
Sangat Baik/Sangat
1 86 - 100 A 8 28%
Memadai

2 71 – 85,99 B Baik/Memadai 14 48%

Cukup Baik /Cukup


3 56 – 70,99 C 6 21%
Memadai
Kurang Baik/ Kurang
4 < 56 D 1 3%
Memadai

29 100%
6
1

Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa


kemampuan guru dalam mengembangkan media interaktif
sangat bervariasi. Ada sebanyak 8 guru dengan persentase
sebesar 28% sangat baik dalam mengembangkan media
interaktif. Dan sejumlah 14 guru mencapai kriteria baik dengan
persentase sebesar 48%. Sementara itu, 21% guru hasil produk
media interaktifnya cukup baik hasilnya. Dan masih ada 1
guru (3%) yang berada pada kriteria kurang untuk hasil
produknya.

c. Laporan Pelaksanaan Bimlat

Hasil pelaksanaan Bimlat melalui workshop ini


ditindaklanjuti dengan membuat laporan evaluasi pelaksanaan
Bimlat seperti yang tertuang pada tabel di bawah ini.
Tabel 17
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Pembimbingan dan Pelatihan
Profesional Guru
No Progra Materi Target Hasil Kesenj Alternatif Simpulan Tindak
m Kegiata Pencapa yang angan Pemecahan Lanjut
n ian Dicapai masalah
1 Pengem Bimlat 100 % 79 % 21% Memberikan Bimlat guru Monitorin
bangan Pengem guru guru pembimbingan dalam g
media bangan mampu sudah individual bagi mengembang pemanfaa
interaktif Media menge menge 21% guru yang kan media tan media
Interaktif mbangk mbangk belum mampu interaktif interaktif
an an mengembangka mencapai dalam
media media n media target 79% pembelaj
interaktif interaktif interaktif aran dan
pembimbi
ngan
individual

Berdasarakan tabel di atas bahwa pelaksanaan bimlat


mencapai sebanyak 79% guru mampu mengembangan media
interaktif, sementara sebanyak 21% guru belum mampu. Bagi
guru yang belum mampu diberikan pembimbingan indiidual.
Sementara yang sudah mampu ditindaklanjuti melakukan
6
2

monitoring.

d. Hasil Monev Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru

Gambaran tentang perolehan hasil Monev


Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru seperti tampak
pada tabel di bawah ini.

Tabel 18
Hasil Monev Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru

Resp_2

Resp_3

Resp_4

Resp_5
Resp_1
No Kegiatan Uraian

1 Persiapan 1. Kordinasi dengan kepala 1 1 1 1 1


sekolah dan sosialisai pada guru–
guru
2. Menyusun proposal kegiatan 1 1 1 1 1
Bimlat

3. Membentuk panitia Bimlat 1 1 1 1 1


4. Membuat jadwal kegiatan Bimlat 1 1 1 1 1
5. Mempersiapkan meeting room 1 1 1 1 1
Bimlat
6. Menyiapkan bahan tayang materi 1 1 1 1 1
7. Bimlat
8. Menyusun intrumet penilaian 1 1 1 1 1
produk media interaktif
9. Menyiapkan administrasi dan 1 1 1 1 1
perlengkapan lainnya yang
dibutuhkan
Jumlah Skor Persiapan (1) 8 8 8 8 8
2 Pelaksanaan 1. Kegiatan dilaksanakan sesuai 1 1 1 1 1
dengan jadwal
2. Pelaksanaan kegiatan praktik 1 1 1 1 1
pengawasan berjalan sesuai
dengan perencanaan yang dibuat
dalam matrik RTLPP
3. Pelaksanaan kegiatan praktik 1 1 1 1 1
pengawasan menggunakan
6
3

Resp_2

Resp_3

Resp_4

Resp_5
Resp_1
No Kegiatan Uraian

pendekatan dan metode yang


sesuai
4. Pelaksanaan kegiatan praktik 1 1 1 1 1
pengawasan dilaksanakan secara
kolaboratif
5. Pelaksanaan kegiatan praktik 1 1 1 1 1
pengawasan dilaksanakan dalam
waktu yang tidak mengganggu
tugas pokok calon pengawas
sekolah
Jumlah Skor Pelaksanaan (2) 5 5 5 5 5
3 Hasil
1. Workshop Pertemuan 1 3 4 3 3 3
2. Workshop Pertemuan 2 3 3 4 3 3
3. Pembimbingan 4 2 3 3 3
4. Produk Media Interaktif 3 3 3 2 4
Jumlah Skor Hasil (3) 13 12 13 11 13
Skor Perolehan (1) + (2) + (3) 26 25 26 24 26
Total Perolehan
(skor perolehan : skor maksimal(14)) x 100) 89,66 86,21 89,66 82,76 89,66
Rata-rata Hasil
87,59
Kriteria
Sangat Baik

Tabel di atas menunjukkan perolehan hasil monev


kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
sebesar 87,59 dengan kriteria sangat baik.
a. Hasil Pencapaian Student Wellbeing
Instrumen pencapaian Student Wellbeing yang sudah diisi oleh
peserta didik menunjukkan hasil sebagai berikut.

Tabel 19
Hasil Pencapaian Student Wellbeing
6
4

SKOR
No NAMA KRITERIA
Jabatan Total
1 2 3 4 5 6 7 Jml
Skor

1 Suryana, S.Pd. Guru 3 4 3 3 4 4 4 25 89,3 Sangat Baik


2 Ai Reni, S.Pd. Guru 3 4 3 3 4 3 4 24 85,7 Baik
3 Ai Tita Argentina, S.Pd.I. Guru 3 3 3 3 3 3 3 21 75,0 Baik
4 Silpi Kawati, S.Pd. Guru 3 3 4 3 3 4 3 23 82,1 Baik
5 Wirna Utami, S.Pd. Guru 4 4 4 4 4 4 4 28 100 Sangat Baik
6 Elis Siti Hamidah, S.Pd. Guru 4 4 3 3 3 3 3 23 82,1 Baik
7 Faris Abdillah, S.Pd. Guru 3 4 3 3 3 3 3 22 78,6 Baik
8 Siska Nopianti, S.Pd. Guru 3 3 3 3 3 2 3 20 71,4 Baik
9 M. Heiga Alamanda S, S.Pd. Guru 3 4 4 4 4 3 4 26 92,9 Sangat Baik
10 H.Hilman Dzulfiqar,S.Pd Guru 4 4 4 4 4 4 4 28 100 Sangat Baik
11 Ani Napisah,S.E Guru 2 3 1 2 1 1 3 13 46,4 Kurang Baik
12 Henti Lisnawati Guru 3 4 4 3 4 3 3 24 85,7 Baik
13 Sopa Marwah,S.Pd Guru 3 3 3 4 4 3 4 24 85,7 Baik
14 Faradisa Amalia Rahmi,S.Pd Guru 3 3 3 3 3 4 3 22 78,6 Baik
15 Ade Isma Solihah,S.Pd Guru 3 3 3 3 3 3 4 22 78,6 Baik
16 Widi Hijriantini,S.Pd Guru 4 4 3 3 3 4 4 25 89,3 Sangat Baik
17 Lisna Lestari Fauziah,S.Pd Guru 4 4 3 3 3 3 3 23 82,1 Baik
18 Siti Novianti,S.Pd Guru 3 4 4 3 4 4 4 26 92,9 Sangat Baik
19 Sahab Sa'adillah,S.E Guru 4 4 4 4 4 4 4 28 100 Sangat Baik
20 Hilda Rohmatillah,S.Pd Guru 2 2 3 2 2 3 3 17 60,7 Cukup Baik
21 Imas Siti Humairoh,S.Pd,I Guru 4 4 4 4 4 4 4 28 100 Sangat Baik
22 Nuri Nurhayati,S.Pd Guru 4 4 4 4 4 4 4 28 100 Sangat Baik
23 Riska Siti Fauziah Guru 4 4 4 4 4 4 4 28 100 Sangat Baik
24 Siti Maryam,S.KOM Guru 3 3 3 3 3 3 3 21 75,0 Baik
25 Siti Nurkhodijah,S.Pd Guru 3 4 3 4 4 3 3 24 85,7 Baik
26 Pipih Komariah,S.Pd Guru 3 3 4 3 3 3 3 22 78,6 Baik
27 Ghesa Lailatul Fauziyyah,S.Pd Guru 3 4 3 3 4 3 3 23 82,1 Baik
28 Lisna Siti Nurjanah,S.Pd Guru 3 3 3 4 3 4 4 24 85,7 Baik
29 Ilma Darojah,S.Pd Guru 2 3 3 3 3 3 3 20 71,4 Baik
103

101

Jumlah
96

98
93

95

96

Rata-rata
80,2
88,8
82,8
81,9
84,5
82,8
87,1

Rata-rata hasil 84,0


Kriteria Sangat Wellbeing

Tabel di atas menunjukkan hasil analisis instrumen pencapaian


6
5

student wellbeing pada 29 peserta didik, yaitu perolehan rata-rata


hasil sebesr 86,9 dengan kriteria sangat wellbeing

7. Tindak Lanjut

Tindak lanjut yang dilakukan calon pengawas setelah


selesai melaksanakan Pembimbingan dan Pelatihan Profesional
Guru melalui workshop adalah melakukan monitoring terhadap
guru dalam memanfaatkan media interaktif dalam pembelajaran
dan pembimbingan secara individual bagi guru yang belum mampu
mengembangkan media interaktif.

8. Simpulan

Sebanyak 79% guru telah mampu mengembangkan media


interaktif dalam pembelajaran dari 100% target pencapaian yang
diharapkan. Dan 21% guru belum mampu mengembangkan media
interaktif. Rekomendasi Guru diharapkan dapat mempraktikkan
hasil pengembangan media interaktif dalam proses pembelajaran.
Dan senantiasa berinovasi mengembangkan dan memanfaatkan
media interaktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga
meningkatkan partisipasi aktif, motivasi dan semangat peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran.
LAMPIRAN BUKTI KETERLAKSANAAN KEGIATAN (Dokumen tertulis,
foto, dan data pendukung lainnya)
C.1. Program Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru
C.2. Rencana Pengawasan Akademik (RPA) Bimlat
C.3. Proposal Kegiatan Bimlat
C.4. Susunan Panitia Bimlat
C.5. Jadwal Kegiatan Bimlat
C.6. Surat Undangan Peserta Bimlat
C.7. Daftar Hadir
C.8. Bahan Tayang Materi Bimlat
C.9. Surat keterangan pelaksanaan Bimlat
6
6

C.10. Berita Acara Pelaksanaan Bimlat


C.11. Produk Bimlat
C.12. Hasil Penilaian Produk Bimlat
C.13. Foto Kegiatan Bimlat

D. Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)


Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang
1. Kondisi Riel
Dewasa ini, dunia pendidikan memasuki era dunia media,
di mana kegiatan pembelajaran menuntut pemakaian banyak
media pembelajaran. Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran
saat ini lebih menekankan pada keterampilan proses dan aktif
learning, maka kiranya peranan media pembelajaran menjadi
semakin penting. Media pembelajaran merupakan salah
faktor penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Hal
tersebut disebabkan adanya perkembangan teknologi dalam
bidang pendidikan yang menuntut efisiensi dan efektivitas
dalam pembelajaran. Untuk mencapai tingkat efisiensi dan
efektivitas yang optimal, salah satu upaya yang perlu
dilakukan adalah mengurangi bahkan jika perlu
menghilangkan dominasi sistem penyampaian pelajaran yang
bersifat verbalistik dengan cara memnfaatkan media
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bagian
penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, akan tetapi
pengembangan media pembelajaran selama ini masih menjadi
kendala atau problematika.

Kondisi pandemi saat ini menuntut dan mengharapkan


guru agar optimal dalam memanfaatkan IT sebagai sarana
dalam proses pembelajaran. Namun pada kenyataannya masih
banyak guru yang belum terampil dalam mengembangkan
6
7

dan memanfaatkan media pembelajaran yang berbasis


teknologi informasi seperti media interaktif. Guru melakukan
pembelajaran hanya sebatas menggunakan moda workshop,
classroom dan zoom, serta pemberian tugas. Sehingga proses
pembelajaran terkesan monoton dan peserta didik tidak dapat
berpertisipasi aktif dalam pembelajaran, serta berdampak
pada hasil belajar yang rendah. Ironisnya, hal tersebut kurang
mendapat perhatian dari guru, karena dianggap problem atau
menambah pekerjaan terutama dengan mengembangkan
media interaktif yang cocok dan mendukung terhadap
pembelajaran yang dilaksanakan.

Ada beberapa indikasi terhadap kondisi tersebut,


diantaranya kurangnya kreatifitas guru dalam
mengembangkan media interaktif. Guru cenderung statis
dalam mengembangkan media interaktif yang sesuai dengan
materi yang diberikan. Guru tidak mencari alternatif sendiri
untuk mempersiapkan dan mengembangkan media interaktif
sesuai pembelajaran yang dilaksanakan. Atas dasar ini, tidak
ada suatu upaya yang kreatif dari guru untuk
mengembangkan sendiri media interaktif dalam berbagai
bentuk. Hal ini disebabkan oleh kemampuan guru-guru dalam
mengembangkan media interaktif masih belum optmal,
terlihat dari metode mengajar guru masih secara
konvensional. Proses belajar mengajar masih terfokus pada
guru dan kurang terfokus pada peserta didik. Hal ini
mengakibatkan kegiatan belajar mengajar lebih menekankan
pada pengajaran dari pada pembelajaran.

2. Kondisi yang diharapkan


Mengacu pada kondisi tersebut diatas, maka diharapkan
para guru senantiasa meningkatkan kemampuannya dalam
6
8

mengembangkan dan memanfaatkan media interaktif agar


proses pembelajaran menarik, menyenangkan, bermakna dan
peserta didik dapat berpartisipasi aktif. Guru perlu
mengembangkan media interaktf sendiri yang disesuaikan
dengan karakteristik lingkungan sosial, budaya, dan
geografis, juga mencakup tahapan perkembangan peserta
didik, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar
belakang keluarga dan lain-lain. Maka media interaktif yang
dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik sebagai sasaran.

Media interaktif dapat didesain dari berbagai sumber


dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Melalui media
interaktif guru akan lebih mudah dalam melaksanakan
pembelajaran dan peserta didik akan lebih terbantu dan
mudah dalam belajar. Apabila media interaktif sesuai dengan
tuntutan kurikulum, maka tidak ada satupun yang sulit
diperoleh, sehingga mengembangkan media interaktif sendiri
adalah suatu keputusan yang bijak.

Untuk mengembangkan media interaktif, referensi dapat


diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa pengalaman
ataupun pengetahuan sendiri, ataupun penggalian informasi
dari nara sumber baik ahli ataupun teman sejawat. Dari
paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan dan
pemanfaatan media interaktif dalam proses pembelajaran
menjadi hal yang mutlak dan tidak dapat diabaikan.

Media interaktif merupakan sarana yang dipergunakan


atau dimanfaatkan agar pengajaran dapat berlangsung dengan
baik, memperdekat atau memperlancar jalan ke arah tujuan
yang telah direncanakan. Disamping itu juga kegiatan
6
9

pembelajaran menjadi menarik sehingga dapat menimbulkan


motivasi belajar, dan perhatian peserta didik menjadi terpusat
kepada topik yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukannya.
3. Permasalah yang muncul
Seorang guru yang kurang optimal dalam
mengembangkan dan memanfaatkan media interaktif akan
berdampak buruk pada peserta didik dan guru dianggap gagal
atau kurang berhasil dalam mendidik.

Beberapa permasalahan yang dapat muncul sebagai


akibat dari kurang optimalnya guru dalam mengembangkan
dan memanfaatkan media interaktif dalam proses
pembalajaran, diantaranya :
a. Materi yang diberikan kurang dipahami oleh peserta
didik. Artinya materi pelajaran yang disampaikan guru
tidak dapat diterima oleh peserta didik dengan optimal,
lebih parahnya lagi peserta didik salah menangkap isi
materi yang disampaikan guru.
b. Proses pembelajaran yang kurang menarik dan
menyenangkan. Peserta didik cepat merasa bosan,
disebabkan penjelasan guru yang sukar dicerna dan
dipahami, serta kurang menarik.
c. Peserta didik kurang berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran. Peserta didik kurang aktif, kreatif dalam
proses pembelajaran dan rasa keingintahuan juga masih
belum optimal.
d. Nilai hasil belajar peserta didik rendah
e. Peserta didik tidak wellbeing.

4. Cara Mengatasi
Kondisi tersebut tentu tidak bisa dibiarkan terus
7
0

menerus, tetapi harus ada solusi dan tindakan nyata. Para


guru tersebut harus mendapatkan pembinaan agar mampu
meningkatkan kompetensinya dalam mengembangkan media
pembelajaran, khususnya media yang menggunakan teknologi
informasi seperti media interaktif.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, peneliti sebagai


calon pengawas sekolah berupaya melakukan bimbingan dan
pelatihan profesional untuk meningkatkan kompetensi guru
dalam mengembangkan media interaktif melalui kegiatan
workshop. Dengan harapan apabila guru mampu
mengembangkan media interaktif dan memanfaatkannya
dalam proses pembelajaran, maka peserta didik akan
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, merasa senang dan
tertarik, serta berpengaruh pada nilai hasil belajarnya.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sebagai


calon pengawas sekolah tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan sekolah dalam upaya meningkatkan kemampuan
guru mengembangkan media interaktif melalui kegiatan
workshop di SD Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong Garut
yang dituangkan dalam bentuk judul: “Upaya Meningkatkan
Kompetensi Guru dalam Mengembangkan Media Interaktif
Melalui Workshop di SD Negeri 5 Banjarsari Kec.
Bayongbong Garut”.

b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam
penelitian tindakan sekolah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah kemampuan guru dalam mengembangkan media
interaktif dapat ditingkatkan melalui workshop?.
2. Apakah aktivitas guru meningkat selama mengikuti workshop
peningkatan kompetensi guru dalam mengembangkan media
7
1

interaktif ?.

c. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan yang
akan dicapai dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah :
1. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
mengembangkan media interaktif melalui Workshop.
2. Untuk meningkatkan aktivitas guru selama mengikuti
Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dalam
Mengembangkan Media Interaktif.

d. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dan penelitian tindakan sekolah ini
dapat memberikan masukan yang berarti sebagai sumbangan
pemikiran terhadap berbagai pihak :
1. Secara teoritis
a. Penelitian ini untuk menambah khazanah ilmu
pengetahuan tentang pengembangan media interaktif.

b. Sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian tindakan


sekolah lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis :
Manfaat penelitian tindakan sekolah ini, dilakukan
dengan harapan memberikan manfaat bagi peserta
didik, guru, pihak sekolah dan pengawas sekolah.
a. Manfaat bagi peserta didik.

1) Memperoleh pengalaman belajar yang lebih menarik.

2) Meningkatkan minat peserta didik di dalam belajar.

3) Meningkatkan penguasaan materi pembelajaran.

4) Menumbuhkan keberanian mengemukakan pendapat


dalam kelompok/ membiasakan bekerja sama dengan
peserta didik lain.
7
2

5) peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam proses


pembelajaran.

6) Nilai hasil belajar peserta didik meningkat dan peserta


didik wellbeing.

b. Manfaat bagi guru

1) Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan


pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan dan
efektif.

2) Meningkatkan kemampuan guru dalam


mengembangkan media interaktif.
c. Manfaat bagi sekolah

1) Meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang


akademis.

2) Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan


profesionalisme guru.
d. Manfaat bagi pengawas sekolah

1) Meningkatkan kompetensi pengawas sekolah dalam


melakukan PTS

2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan


rujukan dalam penelitian selanjutnya untuk kemajuan
kepengawasan.

Bab II Kajian Pustaka


a. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Kajian Teori
a. Media Interaktif

1) Pengertian Media Interaktif


7
3

Media interaktif merupakan alat atau media yang


dikembangkan dan digunakan secara tepat dapat memberi
manfaat bagi guru dan peserta didik, karena pengguna
dapat memilih secara bebas apa yang diinginkan.
Pengembangan media interaktif merupakan alternatif
media pembelajaran di sekolah yang dapat menjebatani
proses pembelajaran untuk lebih memotivasi peserta didik,
memahami materi, serta sebagai sarana pengenalan peserta
didik terhadap teknologi dan informasi yang semakin
berkembang.

Konsep media interaktif menurut para ahli dapat


berbeda dilihat dari sudut pandang masing-masing.
Pengertian media interaktif menurut beberapa ahli
dijelaskan sebagaiberikut:
(a) Menurut Daryanto (2010:51), menyatakan bahwa
media interaktif merupakan media yang dilengkapi
dengan alat pengontrol untuk digunakan pengguna,
sehingga tergantung pada pengguna untuk
memutuskan atau memilih proses berjalannya media
interaktif itu.
(b) Sedangkan Munir (2015:110), mengemukakan media
interaktif merupakan media yang dibuat dengan
tampilan yang memenuhi fungsi untuk menyampaikan
informasi atau pesan serta mempunyai interaktifitas
bagi penggunanya.
(c) Sementara Surjono (2017:41), berpendapat bahwa
media interaktif adalah program pembelajaran
kombinasi text, gambar, video, animasi dll, yang
terpadu dengan bantuan komputer digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan pengguna dapat
beriteraksi dengan program secara aktif.
7
4

Berdasarkan difinisi beberapa ahli, dapat


disimpulkan bahwa media interaktif adalah pengaplikasian
penggunaan media dalam proses pembelajaran dimana
media yang dibuat menggabungkan teks, grafik, video,
animasi dan suara. Untuk menyampaikan suatu pesan dan
informasi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran,
serta memiliki alat pengontrol dan interaktifitas bagi
penggunanya.

2) Komponen Media Interaktif

Salah satu keunggulan media interaktif yaitu lebih


menyenangkan/efisien dari media lain karena memiliki
beberapa komponen. Menurut Munir (2015:16-19), media
merupakan penggunaan dari berbagai macam media
seperti teks, grafik, suara, animasi dan video kemudian
ditambah dengan komponen interaktif yang digunakan
untuk menyampaikan informasi. Berikut adalah penjelasan
komponen media interaktif tersebut.
(a) Teks adalah kombinasi kalimat yang bertujuan untuk
menjelaskan materi pembelajaran yang dapat dengan
mudah dan cepat dipahami oleh pembacanya..
(b) Grafik merupakan salah satu komponen penting
dalam media interaktif, disini gambar adalah salah
satu contoh penggunaan grafik.
(c) Gambar merupakan bentuk informasi berupa visual.
Gambar dikembangkan dengan menggunakan
komputer atau perangkat lunak sehingga lebih
menarik dan efektif jika digunakan dalam media
pembelajaran
(d) Video adalah media yang dapat memvisualisasikan
7
5

simulasi pada benda nyata. Video merupakan sarana


penyampaian informasi yang memiliki kelebihan
yaitu menarik, langsung dan efektif.
(e) Animasi dapat diartikan penggabungan teks gambar
dan suara dalam satu pergerakan. Animasi berguna
untuk memvisualisasikan sesuatu selain dengan
menggunakan video.
(f) Audio diartikan berbagai bunyi berbentuk digital
seperti musik, suara, narasi dan lain-lain. Dengan
penggunaan audio dapat meningkatkan daya ingat
pendengar.
(g) Interaktivitas merupakan elemen penting didalam
sebuah media interaktif. Beberapa aspek interaktif
dapat berupa navigasi, permainan dan latihan.

Sementara itu menurut Herman Dwi Surjono


(2017:6), multimedia interaktif memiliki limaelemen yaitu
teks, gambar, suara, animasi, dan video. Sedangkan
menurut Sutopo (2012:104), multimedia memiliki
beberapa objek antara lain teks, image, animasi, audio,
ideo, dan link interaktif.

Berdasarkan difinisi beberapa ahli, dapat


disimpulkan bahwa elemen media interaktif ada enam
yaitu teks, gambar, video, suara, animasi dan link
interaktif. Sehingga dalam pembuatan sebuah media
interaktif minimal memiliki beberapa eleman atau lebih
baik jika memiliki kesemua elemen tersebut.

3) Manfaat Media Interaktif

Menurut Daryanto (2010:52), secara umum manfaat


penggunaan media interaktif dalam pembelajaran yaitu
proses pembelajaran akan lebih menarik bagi peserta
7
6

didik, selain itu pembelajaran menjadi interaktif serta


waktu mengajar dapat lebih pendek, pemahaman peserta
didik dalam belajar suatu materi dapat ditingkatkankarena
dapat belajar mandiri dengan dilakukan dimana saja dan
kapan saja.

4) Keunggulan Media Interaktif

Media interaktif dijadikan alternatif untuk


membantu proses pembelajaran pasti memiliki
keunggulan/kelebihan. Kelebihan media interaktif yaitu
dapat memberikat keleluasaan kepada pengguna untuk
mengoperasikan media tersebut sehingga dapat melatih
indera dan memotivasi peserta didik karena tampilan yang
menarik. Media interaktif dinilai efektif untuk digunakan
dalam pembelajaran. Menurut Munir (2015:113), terdapat
beberapa kelebihan penggunaan media interaktif dalam
pembelajaran, yaitu:
(a) Pembelajaran akan terasa lebih interaktif dan inovatif.
(b) Guru sebagai pendidik dituntut agar selalu kreatif
serta inovatif dalam medapatkanterobosan
pembelajaran.
(c) Dengan penggunaan mendia interaktif dapat
menggabungkan berbagai media seperti teks, audio,
gambar, video, animasi dan lain lain, dalam satu
kesatuan yang mendukung satu sama lain untuk
tercapainya tujuan pembelajaran.
(d) Motivasi peserta didik dalam belajar selama proses
pembelajaran dapat meningkat sehingga tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
(e) Dapat memudahkan dalam memvisualisasikan materi
sulit jika menggunakan alat konvensional atau alat
7
7

peraga.
(f) Melatih peserta didik untuk belajar mandiri dalam
mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan.

5) Jenis Media Interaktif

Menurut Suyanto (seperti dikutip Benardo, 2011)


jenis media interaktif terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
(a) Media Interaktif Online
Multimedia interaktif online adalah media interaktif
yang cara penyampaiannya melalui jalur/
kawat/saluran/jaringan. Contohnya situs Web,
Yahoo Messengers, dan lain sebagainya.

Media Interaktif Offline Multimedia interaktif


offline adalah media interaktif yang cara
penyampainnya tidak melalui jalur/kawat/saluran/
jaringan. Contohnya CD interaktif.
Beberapa media interaktif yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar antara
lain:
(a) Game
Game merupakan permainan yang paling disukai
baik usia muda sampai tua. Game tidak hanya
dimainkan untuk menghibur saja tetapi game
memberikan pesan, maksud dan tujuan yang dapat
tersampaikan kepada pemainnya. Namun dalam
konteks pembelajaran interaktif, game bukan hanya
semata-mata sebagai permainan biasa tanpa
mengedukasi. Game pun harus dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat menyampaikan materi-materi
kepada peserta didik. Dengan menggunakan media
ini untuk pembelajaran akan dapat membantu
7
8

menarik perhatian dan minat para peserta didik,


sehingga mereka dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik. Karena game disukai oleh berbagai
kalangan, maka ketika mengembangkan game
interaktif ini dengan menyesuaikan jenjang peserta
didik.
(b) Power Point
Power Point adalah media interaktif yang paling
sering digunakan oleh mayoritas guru di Indonesia.
Dengan menggunakan powerpoint, memungkinkan
untuk menampilkan materi lebih menarik. Selain
pengajar, para peserta didik biasanya juga sering
melakukan presentasi kelompok dengan powerpoint.
Dengan power point ini peserta didik dituntut untuk
bisa berkreasi dalam pembuatan materi serta dalam
menyampaikan isi materi dengan jelas. Hal ini dapat
membantu melatih peserta didik lebih berani tampil
didepan umum, berani untuk mengungkapkan
pendapatnya, serta mampu dalam mengambil sebuah
keputusan.
(c) Matlab
Matlab adalah salah satu aplikasi media interaktif
yang dapat digunakan guru untuk mata pelajaran
matematika khususnya. Didalam matlab bisa
mendesain program latihan soal untuk peserta didik
yang menarik dan dapat juga dijadikan sebagai
kalkulator dalam pembelajaran. Bisa didesain
dengan berbagai soal tanya jawab pilihan ganda,
menginputkan bilangan-bilangan dan lainnya. Cukup
dengan memberikan perintah yang diharus
dijalankan untuk program yang didesain. Dengan
7
9

bahasa pemrograman yang sesuai maka dapat


memudahkan peserta didik dalam mempelajari
materi yang dipelajari. Matlab juga bisa dibuat
sebagai aplikasi untuk handphone, dengan
mendesaian konten-konten materi yang diberikan
secara menarik yang dapat digunakan untuk
membantu peserta didik dalam mengerjakan soal.
Cara kerja aplikasi ini mirip seperti program
kalkulator sehingga memudahkan peserta didik.

(d) Video
Menggunakan video dalam proses pembelajaran
sangat membantu peserta didik, karena dengan video
(audio visual) yang terdapat konten edukasi di
dalamnya memudahkan peserta didik dalam
melihat, mendengar, mengingat, sehingga mereka
akan mudah memahami materi yang dipelajari hanya
dengan ‘menonton video’. Banyak ditemui peserta
didik yang dapat mengingat sebuah film hingga
beberapa bagian dialognya pun mereka ingat. Ini
membuktikan bahwa pembelajaran dengan video pun
juga dapat dilakukan jika kontennya pun sesuai.
Dengan adanya video interaktif, waktu belajar pun
terasa sangat fleksibel karena mereka dapat
menonton video kapan saja. Tentu dalam membuat
video yang interaktif juga harus diperhatikan antara
konsep, konteks, dan konten.

b. Workshop

1) Konsep Workshop
Ditinjau dari asal katanya, workshop merupakan
frasa kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu work
8
0

(yang memiliki arti kerja ataupun pekerjaan) dan shop


(yang memiliki arti toko ataupun tempat menjual
sesuatu). Menurut Mangkuprawira (2013: 75) bahwa
workshop merupakan sebuah proses mengajarkan
pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar
seseorang semakin terampil dan mampu melaksanakan
tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan
standar. Dessler (2004: 141) berpendapat workshop
adalah proses mengajarkan keterampilan yang
dibutuhkan seseorang untuk melakukan pekerjaannya.
Rivai (2016: 94) mengatakan workshop merupakan
bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di
luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang
relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan
praktik daripada teori

Workshop yang dilakukan dalam dunia pendidikan


adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengembangkan kesanggupan berfikir dan bekerja
bersama- sama secara kelompok ataupun bersifat
perseorangan untuk membahas dan memecahkan segala
permasalahan yang ada baik mengenai masalah-masalah
yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis
dengan tujuan untuk dapat meningkatkan kualitas
kompetensi pedagogik guru sehingga dapat
menyelesaikannya sesuai tugas masing-masing.
Workshop dilakukan untuk menghasilkan guru yang
memiliki kemampuan berfikir yang baik dalam kegiatan
pembelajaran.

Di dalam modul 3 diklat calon pengawas tentang


8
1

Supervisi manajerial menyebutkan bahwa workshop


merupakan salah satu metode yang dapat ditempuh
pengawas dalam melakukan supervisi manajerial.
Metode ini tentunya bersifat kelompok dan dapat
melibatkan beberapa guru, kepala sekolah, guru dan/atau
perwakilan komite sekolah. Penyelenggaraan workshop
ini tentu disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya, dan
dapat diselenggarakanbersama dengan Musyawarah
Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Kelompok KerjaKepala
Sekolah (KKKS), Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah
(MKPS), Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS)
atau organisasi sejenis lainnya. Sebagai contoh,
pengawas dapat mengambil inisiatif untuk mengadakan
workshop tentang pengembangan KTSP, sistem
administrasi, peran serta masyarakat, sistem penilaian
dan sebagainya.

Agar pelaksanaan workshop berjalan efektif, perlu


dilakukan langkah-langkahsebagai berikut.
(a) Menentukan materi atau substansi yang akan dibahas
dalam workshop. Materi workshop biasanya terkait
dengan sesuatu yang bersifat praktis, walaupun tidak
terlepas dari kajian teori yang diperlukan sebagai
acuannya.
(b) Menentukan peserta. Peserta workshop hendaknya
mereka yang terkait dengan materi yang dibahas.
(c) Menentukan penyaji.

2) Tujuan Workshop.
Adapun tujuan workshop adalah :
(a) Untuk memperoleh informasi melalui pengalaman
langsung dan saling menyampaikan informasi.
8
2

(b) Mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan


keterampilan para peserta. Objeknya seorang atau
sekelompok orang.

(c) Sasarannya untuk memberikan pemahaman,


pengetahuan, dan keterampilan kepada target sesuai
kebutuhan masing-masing.

3) Manfaat Workshop
(a) Untuk meningkatkan kualifikasi profesi mereka
yang sesuai dengan bidang kerjanya. Artinya,
kegiatan workshop mampu memberikan manfaat
serta meningkatkan kemampuan dan juga kualitas
seseorang.

(b) Sebagai wadah dalam membangun kemitraan,


kebersamaan, dan kerjasama antar peserta. Jenis-
jenis workshop

4) Kelebihan Workshop
Romivera (2013: 2) menyebutkan bahwa
kelebihan workshop adalah :
(a) Peserta mendapatkan keterangan teoritis
yang luas dan mendalam tentang masalah
yang dibahas.

(b) Peserta mendapatkan petunjuk-petunjuk


praktis untuk melaksanakan tugasnya.

(c) Peserta dibina untuk bersikap dan berfikir


secara ilmiah, Terpupuknya kerja sama
antar peserta, Terhubungnya lembaga
pendidikan dan masyarakat.

5) Langkah-langkah Workshop
Berikut ini langkah-langkah workshop yang terdiri
8
3

atas:
(a) Sambutan pihak pelaksana kegiatan workshop
Biasanya akan langsung disampaikan oleh ketua
pelaksanaan kegiatan workshop. Isinya adalah
berupa pelaporan akan kegiatan workshop.
(b) Pembukaan
Dalam acara ini, biasanya akan diikuti dengan
upacara pembukaan yang langsung dipimpin oleh
ketua pelaksana.
(c) Acara inti
Acara inti adalah acara workshop yang akan
dipegang langsung oleh narasumber workshop.
Penyampaian materi dengan memaparkan semua
materi yang akan dibahas adalah hal yang paling
awal disampaikan. Di dalamnya nanti ada pelatihan
atau praktik nyata dari materi yang disampaikan..
(d) Diskusi
Kegiatan ini bisa menanyakan beberapa pertanyaan
dalam hal belum paham teori atau belum paham
praktik.

(e) Penutup
Ini adalah acara terakhir dalam workshop. Yang
berisi mengambil benang merah dari solusi masalah
yang telah didiskusikan.

b. Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan dengan judul penelitian


tindakan sekolah ini adalah :
1) Penelitian tindakan sekolah yang dilakukan oleh Sumarni,
8
4

Kepala SD Negeri Tanjungsari 02 Kecamatan Wanasari


Kabupaten Brebes. Penelitian dilakukan pada tahun 2014
dengan judul Meningkatkan Kemampuan Guru dalam
Pengembangan Media pembelajaran. melalui In House Training
(IHT), Latihan, dan Sistem Lomba pada guru SD Negeri
Tanjungsari 02 Kecamatan Wanasari Kab. Brebes. Adapun hasil
penelitiannya adalah (1) IHT, Latihan, dan Sistem Lomba
mampu meningkatkan profesionalitas guru sebesar 0.90 atau
30.77% dalam pembuatan media pembelajaran pada guru diSD
Negeri Tanjungsari 02 Kecamatan Wanasari Kab.Brebes. (2)
IHT, Latihan, dan Sistem Lomba mampu meningkatkan
profesionalitas guru sebesar 0.41 atau 14.35% dalam
penggunaan media pembelajaran pada guru di SD Negeri
Tanjungsari 02 Kecamatan Wanasari.
2) Penelitian tindakan sekolah yang dilakukan oleh: Asnawati,
Kepala Sekolah SD Negeri 63 Pekanbaru dengan judul Upaya
Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menggunakan Media
Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi
Akademik Kepala Sekolah SD Negeri 36 Pekanbaru. Hasil
penelitian melalui supervise akademik yang dilakukan oleh
kepala sekolah SD Negeri 063 Pekanbaru sebagai berikut: 1.
Pada siklus 1 diperoleh persentase dengan skor persentase
sebesar 73% dengan klasifikasi cukup baik dalam rentang
klasifikasi (71–80). Penelitian pada siklus 1 masih belum
berhasil karena 73 berada dibawah indicator kinerja yaitu >75 2.
Pada siklus 2 diperoleh persentase keberhasilan dengan skor
persentase sebesar 85% dengan klasifikasi baik dalam rentang
klasifikasi (81 – 90).. Refleksi kegiatan siklus 2 dikatakan
berhasil karena 85 berada diatas indicator kinerja >75.
Terjadinya peningkatan pemahaman penggunaan media
pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Kelemahan-kelemahan
8
5

pada siklus I tersebut setelah diperbaiki pada siklus II dan pada


siklus 2 mencapai tingkat sempurna sehingga dapat
meningkatkan hasil yang memuaskan dengan klasifikasi baik.

Bab III Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan
sekolah. Menurut Ghani (2014: 25-26) bahwa penelitian tindakan
sekolah merupakan penelitian partisipatoris yang menekankan pada
tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis
untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, dan
memperbaiki situasi dan kondisi sekolah/ pembelajaran secara praktis.

Penelitian tindakan sekolah ini mengacu pada penelitian


tindakan model Stephen Kemmis dan MC.Taggart (1998) yang
diadopsi oleh Suranto (2000; 49) yang kemudian diadaptasi dalam
penelitian ini. Model ini menggunakan sistem spiral refleksi diri yang
dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan
kembali yang merupakan dasar untuk rancangan pemecahan masalah.
Peneliti menggunakan model ini karena dianggap paling praktis dan
aktual.
a. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah seluruh


guru SD Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong Garut yang
berjumlah 8 orang.

2. Lokasi Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian tindakan sekolah mengambil
lokasi di SD Negeri 5 Banjarsari Kec. Bayongbong Garut yang
beralamat di Kp. Palnunjuk Desa Banjarsari kec. Bayongbong
8
6

Garut.
3. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan sekolah dilaksanakan selama 4-6 bulan,
terhitung mulai bulan Juli 2021 sampai dengan bulan
Desember 2021.
b. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan minimal dua siklus
dan dalam satu siklus minimal 2 kali pertemuan. Setiap siklus
terdiri dari empat rangkaian utama yang dilakukan dalam siklus
berulang yang meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi. Kegiatan setiap siklus dalam penelitian tindakan sekolah
ini berpusat pada aktivitas workshop yang kegiatan intinya adalah:
1. Perencanaan
Secara rinci langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan
pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut :
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Akademik.
b) Menyusun panduan workshop

c) Menyusun jadwal pelaksanaan workshop


d) Membuat undangan workshop untuk guru sebagai
peserta
workshop.
e) Mengembangkan instrumen observasi
kegiatan workshop dan aktivitas guru, serta
instrumen penilaian produk.
f) Mempersiapkan bahan tayang materi workshop.
g) Mempersiapkan alat bantu yang diperlukan (LCD,
laptop, dll)
h) Menyiapkan program aplikasi, media,
laboratorium komputer dan perlengkapannya
sebagai tempat workshop.
i) Mempersiapkan kolaborator sebagai observer.
8
7

2. Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap
pelaksanaan penelitian tidakan sekolah ini meliputi :
a) Pertemuan Awal
1) Kepala sekolah menjelaskan tujuan workshop.
2) Kepala sekolah memberikan motivasi kepada peserta
workshop.
b) Pertemuan Inti
1) Pengawas sekolah memaparkan konsep tentang media
interaktif.

2) Pengawas sekolah memaparkan langkah-langkah


mengembangkan salah satu jenis media interaktif.

3) Sesi tanya jawab

4) Pengawas sekolah membimbing guru dalam


mempraktikkan langkah-langkah mengembangkan
salah satu jenis media interaktif.

5) Guru mempresentasikan hasil media interaktif yang


sudah dikembangkan.

6) Guru lain memberikan tanggapan dan masukan hasil


presentasi.

c) Pertemuan Akhir
1) Pengawas sekolah mengonfirmasikan hasil presentasi.

2) Guru melakukan refleksi hasil pengembangan media


interaktif untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangannya.

3) Pengawas sekolah memberikan tugas mandiri untuk


menyempurnakanhasil pengembangan media interaktif.

4) Pengawas sekolah melakukan refleksi pelaksanaan


8
8

workshop.

3. Observasi
Pada tahap ini pengawas sekolah dan kolaborator melakukan
obserasi menggunakan pedoman observasi. Fokus observasi
pada tindakan yang dilakukan pengawas pada saat kegiatan
workshop dan pada aktivitas guru selama mengikuti
workshop.
4. Refleksi
Hasil pengumpulan data obserasi dan penilaian produk
tersebut direfleksi, dievaluasi dan dianalisis serta
diinterpretasikan pemaknaannya. Hasil refleksi tersebut
digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan pada
tindakan siklus berikutnya.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan sekolah adalah Observasi dan Penilaian Produk.
1. Observasi
Observasi merupakan cara pengambilan data melalui
pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang nampak dan
dapat diselidiki, dalam pelaksanaan observasi harus memiliki
kriteria yang spesifik (Komalasari, Wahyuni, & Karsih,
2011). Alat pengumpul data atau instrumen yang digunakan
adalah pedoman observasi tindakan yang dilakukan oleh
peneliti melalui kegiatan workshop dan aktivitas guru selama
mengikuti workshop.
2. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan
dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam
wujud produk dalam waktu tertentu sesuai dengan
kriteriayang telah ditetapkan baik dari segi proses maupun
hasil akhir. Penilaian produk dilakukan terhadap kualitas
8
9

suatu produk yang dihasilkan. Alat pengumpul data atau


instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan sekolah
ini lembar penilaian produk yang digunakan untuk menilai
kualitas produk media interaktif yang dikembangkan guru.

d. Teknik Analisis Data


Analisis data dilakukan untuk menarik kesimpulan dari
seluruh data yang telah diperoleh. Analisis data dalam penelitian
tindakan sekolah ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif
dan deskriptif komparatif.

Proses analisis deskriptif kualitatif dimulai dengan


mengolah data hasil observasi tindakan yang dilakukan oleh
peneliti dalam kegiatan workshop dan data aktivitas guru selama
mengikuti kegiatan workshop, serta data yang diperoleh dari hasil
penilaian produk pengembangan media interaktif. Pengolahan
data tersebut dilakukan dengan menggunakan deskriptif
persentase yang kemudian ditarik suatu simpulan. Sementara
teknik analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan cara
membandingkan hasil penelitian dengan indikator keberhasilan
maupun antar siklus.
e. Indikator Keberhasilan Penelitian
Indikator keberhasilan yang akan dicapai dalam penelitian
tindakan sekolah ini adalah :
1. Indikator Keberhasilan Proses
a) Tindakan peneliti dalam melaksanakan kegiatan
workshop dinyatakan berhasil apabila minimal mencapai
kriteria baik dengan persentase minimal sebesar 80 %.

b) Aktivitas guru selama mengikuti workshop dinyatakan


berhasil apabila minimal 80% guru mencapai kriteria aktif
dan/ atau sangat aktif.
2. Indikator Keberhasilan Hasil
9
0

a) Kemampuan guru dalam mengembangkan media interaktif


dinyatakan berhasil apabila minimal 80% guru hasil
produknya mencapai kriteria baik dan/atau sangat baik.

Daftar Pustaka

Bagiyati. 2012. 60 Tanya Jawab Teori dan Praksis Penelitian Tindakan &
Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Paramitra Publishing

Dessler. 2004. Human Resource Management, 8th Edition. New Jersey: Prentice
Hall Inc

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.


Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Direktorat P3GTK. 2020. Supervisi Manajerial. Modul 3. Jakarta:


Kemendikbud

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Komalasari, Gantina, Eka Wahyuni, dan Karsih. 2011. Teori dan Teknik
Konseling. Jakarta: Indeks

Mangkunegara. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Bandung: Remaja Rosdakarya.
9
1

Sukiman. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru


Pembimbing (Bimbingan dan Konseling). Yogyakarta: Paramitra
Publishing

Sugiyono. 2017.Statistik untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta

Widyoko, Eko Putro.2012. Tenik Penyusunan Instrumen


Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hasil Monev Penyempurnaan Penyusunan Proposal PTS menggambarkan


perolehan sebagai berikut.
Tabel 20
Hasil Monev Penyempurnaan Penyusunan Proposal PTS

No Kegiatan Uraian Resp.1Resp.2 Resp.3


1 Persiapan 1. Membuat perencanaan 1 1 1
2. Mempersiapkan buku referensi 1 1 1
3. Mempersiapkan perlengkapan yang 1 1 1
dibutuhkan
Jumlah Skor Persiapan (1) 3 3 3
2 Pelaksanaan 1. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan 1 1 1
jadwal
2. Pelaksanaan kegiatan praktik 1 1 1
pengawasanberjalan sesuai
dengan perencanaan yang dibuat
9
2

dalam
matrik RTLPP
3. Pelaksanaan kegiatan praktik 1 1 1
pengawasan menggunakan
pendekatan dan metode yangsesuai
4. Pelaksanaan kegiatan praktik 1 1 1
pengawasan dilaksanakan secara
kolaboratif
5. Pelaksanaan kegiatan praktik 1 1 1
pengawasan dilaksanakan dalam
waktu yang tidak mengganggu
tugas pokok calon pengawas
sekolah

Jumlah Skor Pelaksanaan (2) 5 5 5


3 Hasil 1. Penyempurnaan Penyusunan Bab I 3 3 4
2. Penyempurnaan Penyusunan Bab II 3 4 3
3. Penyempurnaan Penyusunan Bab III 3 3 3
Jumlah Skor Hasil (3) 9 10 10
Skor Perolehan (1) + (2) + (3) 17 18 18
Total Perolehan
85,00 90,00 90,00
(skor perolehan : skor maksimal(11)) x 100)
Rata-rata 88,33
Kriteria Sangat Baik

Data hasil perolehan monev penyempurnaan penyususnan proposal PTS


sebesar 88,33 dengan kriteria sangat baik.

LAMPIRAN BUKTI KETERLAKSANAAN KEGIATAN (Dokumen tertulis,


foto, dan data pendukung lainnya)

D.1. Perencanaan Penyempurnaan Proposal PTS

D.2. Foto Kegiatan


9
3

E. Peningkatan Kompetensi Calon Pengawas Sekolah

Berdasarkan AKPK Berdasarkan Hasil Analisis Kebutuhan


Pengembangan Keprofesian (AKPK) yang telah diisi oleh calon pengawas
sekolah dan dianalisis oleh Tim dari LPMP Proinsi Jawa Baratmenunjukkan
hasil sebagai berikut.
Tabel 21
Data Nilai AKPK Calon Pengawas Sekolah
NO KOMPETENSI JUMLAH
1 Kepribadian 93,18
2 Manajerial 55,21
3 Supervisi Akademik 77,94
4 Evaluasi Pendidikan 80,00
5 Penelitian Pengembangan 90,00
6 Sosial 75,00

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kompetensi yang masih


kurang/rendah dari calon pengawas sekolah adalah pada kompetensi
manajerial. Hal tersebut tergambar dari hasil perolehan jumlah nilai
kompetensi manajerial yang paling rendah jika dibandingkan dengan jumlah
nilai pada kompetensi lainnya, yaitu sebesar 55,21.

Mengacu pada Permendiknas RI No.12 Tahun 2007 tentang Standar


Pengawas Sekolah/ Madrasah, maka kompetensi yang masih kurang/ rendah
dari calon pengawas tersebut terletak pada dimensi kompetensi superisi
manajerial khususnya pada kompetensi merefleksikan hasil-hasil yang dicapai
untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas
pokok di sekolah yang meliputi:
1. Cara mengevaluasi pelaksanaan program sekolah secara komprehensif.
2. Refleksi diri dan evaluasi terhadap hasil-hasil dari program kerja yang
telah dijalankan.
3. Penggunaan hasil evaluasi/ pemetaan untuk mengetahui kekuatan dan
9
4

kelemahan pelaksanaan program kerja.


4. Penggunaan data hasil pemetaan untuk mengetahui kekuatan dan area
yang perlu di tingkatkan pada sekolah.
5. Peningkatan area yang masih perlu diperbaiki dalam rangka persiapan
akreditasi.

Dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi tersebut, maka calon


pengawas sekolah melakukan pembelajaran dan pengkajian pada sekolah
magang 2, yaitu SDIT Najahan Bayongbong Garut.
1. Persiapan
Sebelum memulai kegiatan peningkatan kompetensi manajerial
berdasarkan AKPK, calon pengawas sekolah terlebih dahulu melakukan
sosialisasi di SDIT Najahan Bayongbong Garut dengan menemui Kepala
Sekolah beserta guru untuk menyampaikan maksud dan tujuan
pelaksanaan program RTLPP yang melibatkan SDIT Najahan Bayongbong
Garut dengan 2 agenda kegiatan, salah satunya adalah peningkatan
kompetensi manajerial dari calon pengawas berdasarkan AKPK.
Hasil koordinasi dengan Kepala Sekolah beserta Kepala Sekolah
adalah sebagai berikut :
a. Jadwal kunjungan di sekolah magang 2 selama 3 hari terhitung mulai
tanggal 11 – 14 November 2021.
b. Kesepakatan teknik dan metode pengumpulan data adalah
menggunakan panduan wawancara dan studi dokumen.
c. Pihak sekolah magang 2 akan mempersiapkan beberapa stakeholder
sekolah yang membidangi 8 SNP terkait dengan wawancara yang akan
dilakukan oleh calon pengawas sekolah.
d. Kepala Sekolah memberikan ruang dan waktu yang sebaik-baiknya
kepada calon pengawas sekolah.
Menindaklanjuti kesepakatan tersebut, calon pengawas sekolah
mempersiapkan beberapa hal, diantaranya :

a. Menyusun jadwal kunjungan ke sekolah mitra


9
5

b. Mengembangkan instrumen wawancara (panduan wawancara)

c. Mempersiapkan notula untuk mencatat hal-hal yan penting

d. Mempersiapkan daftar hadir

e. Mempersiapkan perlengkapan dokumentasi

f. Mempersiapkan perlengkapan lainnya yang diperlukan.

2. Pelaksanaan
Mengacu pada hasil koordinasi dengan Kepala Sekolah dan guru,
bahwa pelaksanaan kegiatan peningkatan kompetensi manajerial calon
pengawas sekolah dilaksanakan selama 3 hari, mulai tanggal 11 – 14
November 2021, maka rincian kunjungan wawancara yang dilaksanakan
oleh calon pengawas sekolah adalah sebagai berikut :
a. Pada hari pertama Kamis, 11 November 2021 calon pengawas
sekolah menemui Kepala Sekolah untuk memohon ijin melaksanakan
wawancara dan studi dokumen. Wawancara dilakukan terhadap 2
orang guru tentang aspek Standar Isi, Standar Proses, Standar
Penilaian dan Standar Kompetensi Lulusan. Pada pertemuan ini, calon
pengawas sekolah melakukan wawancara secara bergantian terhadap
ke dua orang guru tersebut dengan didampingi Kepala Sekolah dan
mendapatkan banyak informasi terkait bagaimana cara merefleksi dan
mengevaluasi program kerja pada Standar Isi dan Standar Proses,
Standar Penilaian dan Standar Kompetensi Lulusan.
b. Hari ke dua Jumat, 12 November 2021 wawancara dilakukan pada 2
orang guru yang membidangi Standar Pendidik, Tenaga Kependidikan
serta Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan serta Standar Sarana
dan Prasarana dengan didampingi Kepala Sekolah. Pada wawancara
kali ini, calon pengawas sekolah memperoleh wawasan terkait
bagaimana menemukan kekuatan-kekuatan pada program kerja dan
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kekuatan tersebut.
c. Hari ke tiga Sabtu, 13 November 2021, kegiatan yang dilakukan
9
6

calon pengawas sekolah adalah :


1) Menyerahkan instrumen peningkatan kompetensi manajerial
calon pengawas sekolah berdasarkan hasil AKPK untuk diisi oleh
Kepala Sekolah, guru dan tendik pada sekolah magang 2.
2) Melakukan analisis terhadap hasil wawancara, kemudian
menyimpulkan.
3) Menganalisis hasil isian instrumen peningkatan kompetensi
manajerial calon pengawas sekolah berdasarkan hasil AKPK.
4) Menyusun laporan hasil pelaksanaan peningkatan kompetensi
manajerial berdasarkan AKPK.
3. Hasil
Hasil yang diperoleh calon pengawas selama melakukan kegiatan
peningkatan kompetensi di sekolah magang 2 pada dimensi
kompetensi supervisi manajerial khususnya pada kompetensi
merefleksikan hasil-hasil yang dicapai untuk menemukan kelebihan
dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokok di sekolah
dideskripsikan sebagai berikut:
a. Pihak sekolah magang 2 dalam menilai pelaksanaan program
kerja secara komprehensif dilakukan dalam berbagai strategi,
yaitu :
1) Keberhasilan guru dalam mengembangkan bahan ajar,
pedoman guru serta pengembangan guru dalam berbagai
disiplin ilmu (mengikuti IHT, seminar, lokakarya, dll), serta
pengembangan diri membuat karya ilmiah, PTK, jurnal,
dsb.
2) Keberhasilan peserta didik dalam berprestasi dan/atau
mampu melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi
3) Sarana dan prasarana yang dapat digunakan secara optimal
untuk membangun dan mengembangkan prestasi guru dan
dalam prestasi keilmuan (perpustakaan, laboratorium,
lapangan olah raga, dll).
9
7

4) Perangkat kurikulum yang standar. Guru dapat membuat


perangkat yang kreatif dan menyenangkan dengan
menggunakan model pembelajaran yang inovatif.
5) Dari guru yang membuat perangkat pembelajaran kreatif
dan inovatif.
6) Saat ada superisi dari kepala sekolah pada tiap bidang-
bidang standar.
7) Dengan melihat apakah program kerja tersebut terlaksana
atau tidak.
8) Jika program kerja sudah terlaksana dengan baik dan selesai
sesuai jadwal yang ditetapkan
9) Melalui akreditasi dan PKKS
10) Dengan menyelesaikan SPJ setiap bulan

b. Hasil refleksi diri dan evaluasi terhadap hasil-hasil dari


program kerja yang telah dijalankan dapat digambarkan
melalui:
1) Pencapaian dalam pembelajaran atau ketercapaian peserta
didik dalam belajar yang diwujudkan dalam bentuk
evaluasi, menggali minat peserta didik dalam proses
pembelajaaran serta mengidentifikasi kekurangan.
2) Peserta didik dalam memanfaatkan sarana prasarana.
3) peserta didik yang berprestasi baik akademik maupun non
akademik yang diperoleh dalam waktu tertentu. Ini sebagai
bahan refleksi keberhasilan program kerja yang telah
dirancang
4) Gambaran refleksi diri menunjukkan hasil yang baik dilihat
dari hasil belajar peserta didik.
5) Masih ada beberapa guru yang perlu meningkatkan
kompetensinya dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang
menunjang kinerjanya.
6) Berjalan dengan baik, meskipun masih ada sedikit
9
8

kekurangan
7) Selama ini tidak ada koreksi dari eluasi pihak terkai
8) Masih ditemukan beberapa komponen yang perlu perbaikan,
meskipun secara umum sudah berjalan dengan baik.
c. Kekuatan dan kelemahan yang ditemukan dalam pelaksanaan
program kerja berdasarkan hasil evaluasi/ pemetaan adalah :
1) Kekuatan
a) Guru sudah bertanggung jawab dalam menjalankan
tugas pembelajaran.

b) Lingkungan sekolah yang kondusif.

c) Instrumen pembelajaran dan insrumen evaluasi yang


memadai

d) Sarana buku pendukung yang memadai.

e) Program-program yang sudah direncanakan terlaksana


dengan optimal.

f) Guru cepat dan tanggap dalam menyelesaikan tugas


dalam program kerja.

g) Daya serap dana BOS sudah sesuai target.

h) Program kerja telah dilaksanakan oleh penanggung


jawab standar.

2) Kelemahan :
a) Penanaman budaya karakter belum tercapai secara
optimal, misal 5 S, kerja bakti, bakti sosial, dan
tatatertib peserta didik belum berjalan sempurna.

b) Sarana sekolah belum dimanfaatkan secra maksimal,


misal pengunjung perpustakaan yang masih sedikit.

c) Beberapa guru belum mengembangkan diri secara


9
9

berkelanjutan (PKB).

d) Sarana prasarana yang belum optimal dimanfaatkan


oleh guru maupun peserta didik dalam proses belajar
mengajar.

e) Masih dijumpai bentuk laporan hasil program yang


belum memenuhi target.

f) Kurang optimal dalam pelaporan hasil program.

g) Programnya padat tetapi waktunya singkat.

h) Pengarsipan/ dokumentasi.

i) Masih belum optimal dukungan sarana prasarana yang


tersedia.

d. Berdasarkan data hasil pemetaan, maka kekuatan dan area


yang perlu ditingkatkan pada sekolah magang 2 adalah :
1) Program pelatihan guru yang dilakukan secara berkala dan
pengembangan diri guru.
2) Sarana perpustakaan yang dapat menumbuhkan keinginan
untuk berkunjung.
3) Menambah durasi pelatihan bagi guru yang ada
hubungannya dengan proses pembelajaran.
4) Kesiapsiagaan panitia dalam membuat laporan program
kegiatan
5) Kebersihan lingkungan, karena area sekolah yang luas
dengan tenaga kebersihan yang terbatas.
6) Pengarsipan/ dokumentasi
7) Sumber dan alat pembelajaran
8) Sarana prasarana yang masih harus ditingkatkan.

e. Upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah magang 2 untuk


meningkatkan kekuatan sekolah adalah :
1
0

1) Mengadakan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan


pembelajaran analisis instrumen pembelajaran.
2) Menghimbau koordinator untuk membuat laporan yang
lebih baik.
3) Meminta kepada ketua panitia untuk membuat laporan yang
komprehensif
4) Upgrade alat-alat kebersihan yang lebih modern, agar
mempercepat dan mempermudah pekerjaan.
5) Meningkatkan kerjasama antar standar untuk dokumentasi
6) Pengadaan sumber dan alat pembelajaran
7) Mencoba bekerjasama dengan stakeholder dalam
mengatasi berbagai permasalahan.

f. Kelemahan atau area yang masih perlu diperbaiki pada sekolah


magang 2 adalah :
1) Sarana prasarana, yaitu buku-buku perpustakaan yang
belum lengkap dan cara peminjaman buku di perpustakaan
masih tradisional.
2) Fasilitas sarana prasarana
3) Dari sisi perencanaan dan pelaksanaan program harus
disiapkan lebih matang
4) Perencanaan bagi guru yang paripurna
5) Peralatan yang memadai dan perlu pelatihan atau bimbingan
pada para tenaga kebersihan agar bekerja lebih maksimal.
6) Pengelolaan/ dokumentasi
7) Bagian peralatan dan perlengkapan

g. Upaya yang dilakukan sekolah magang 2 untuk memperbaiki


kelemahan yang ada di sekolah dalam rangka persiapan
akreditasi , yaitu :

1) Meningkatkan kemampuan guru dan warga sekolah dalam


berbagai disiplin ilmu serta membiasakan untuk tertib
1
0

dokumen yang harus dimiliki guru maupun sekolah.

2) Meningkatkan dan melibatkan guru dalam pengembangan


diri

3) Meningkatkan program peserta didik agar berprestasi


secara akademik maupun non akademik

4) Melengkapi sarana prasarana sekolah yang menunjang


keberhasilan guru maupun peserta didik.

5) Mengikuti lomba-lomba, baik untuk peserta didik maupun


sekolah (sekolah bersih, lomba perustakaan)

6) Menyusun program lebih optimal dan komprehensif

7) Mempersiapkan berkas-beras yang diperlukan, melengkapi


data- data yang kurang lengkap.

8) Peningkataan kerjasama antar pengelola standar.

9) Lebih mensosialisasikan penyerapan dana BOS pada


warga sekolah.
10) Memenuhi peralatan dan perlengkapan secara bertahap.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa sekolah magang 2 yaitu SDIT Najahan Bayongbong Garut sebagai
salah satu SD Negeri di Kabupaten Garut mampu merefleksikan hasil-hasil
yang dicapai untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam
pelaksanaan program sekolah dengan sangat baik, sehingga SDIT Najahan
Bayongbong memang layak sebagai tempat pembelajaran dan peningkatan
kompetensi yang sangat berarti bagi calon pengawas sekolah.
Hasil refleksi dan evaluasi yang dilakukan pihak SDIT Najahan
Bayongbong Garut terhadap program sekolah yang sudah dilaksanakan
adalah untuk kepentingan sekolah itu sendiri dalam perbaikan kinerjanya
dari kedelapan SNP. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari
1
0

pelaksanaan refleksi dan evaluasi bagi sekolah dapat disimpulkan sebagai


berikut :
1. Sekolah dapat mengidentifikasikan kelebihan serta
kekurangannya sendiri dan merencanakan pengembangan ke depan.
2. Memiliki data dasar yang akurat sebagai dasar untuk pengembangan
dan peningkatan di masa mendatang.
3. Dapat mengidentifikasikan peluang untuk meningkatkan mutu
pendidikan yang disediakan, mengkaji apakah inisiatif peningkatan
tersebut berjalan dengan baik dan menyesuaikan program sesuai
dengan hasilnya.
4. Dapat memberikan laporan formal kepada pemangku kepentingan
demi meningkatkan akuntabilitas sekolah.
. Salah satu kunci dalam refleksi dan evaluasi pelaksanaan program
sekolah adalah kejujuran, menilai apa adanya karena dengan mengetahui
kelemahan dan kekurangannya akan bisa dilakukan perbaikan yang
diperlukan. Dengan demikian pelaksanaan refleksi dan evaluasi di sekolah
dan kegiatan tindak lanjutnya akan mempunyai efek positif bagi sekolah.
Adapun peningkatan yang telah calon pengawas dapatkan dan
rasakan selama magang di sekolah magang 2 adalah memperoleh
pengetahuan dan wawasan yang sangat bermanfaat dalam merefleksikan
hasil-hasil yang dicapai untuk menemukan kelebihan dan kekurangan
dalam pelaksanaan program sekolah dengan baik. Peningkatan kompetensi
yang telah diperoleh tersebut sebagai bekal bagi calon pengawas sekolah
ketika nantinya sudah menjalankan tugas sebagai pengawas sekolah.
Dimana salah satu tugas pengawas sekolah adalah sebagai fasilitator atau
pembimbing bagi sekolah dalam melakukan refleksi dan evaluasi terhadap
pelaksanaan program sekolah, terutama memastikan bahwa proses refleksi
dan evaluasi yang dilakukan secara benar dan bukti-bukti fisik sekolah
tersedia. Pengawas sekolah terlibat secara penuh untuk mendukung
sekolah dalam proses tersebut, serta dalam mengimplementasikan rencana
perbaikan yang dikembangkan berdasarkan hasil dari proses refleksi dan
1
0

evaluasi tersebut. Keterlibatan pengawas sekolah juga akan mendorong


terciptanya transparansi dan keandalan data yang dikumpulkan, serta
membantu sekolah untuk melangkah maju dalam program perbaikan
berkelanjutan.
Pengawas sekolah dan kepala sekolah akan menjadi pemain inti
dalam pelibatan pemangku kepentingan untuk mendapatkan gambaran
yang realistis mengenai sekolah dalam melakukan perbaikan, dan bukan
hanya sekedar mengisi data yang menunjukkan pencapaian standar. Untuk
itu perlu diantisipasi agar sekolah dapat melakukan proses refleksi dan
evaluasi dengan benar. Penting untuk ditekankan bahwa sekolah harus
mendeskripsikan situasi nyata yang ada di sekolah dan saat proses ini
diulang, pihak sekolah harus mampu menunjukkan adanya perbaikan
seiring dengan waktu yang berjalan.
Sementara itu hasil intrumen peningkatan kompetensi calon
pengawas sekolah yang telah diisi oleh Kepala Sekolah, guru dan tendik
pada sekolah magang 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 22
Analisis Instrumen Peningkatan Kompetensi Calon Pengawas
Berdasarkan Hasil AKPK di Sekolah Magang 2

Responden 1 Responden Responden 3 Responden 4


No Uraian Indikator (KS) 2 (Guru) (Guru) (Tendik)
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Cara
mengevaluasi
pelaksanaan
1 4 3 4 3
program sekolah
secara
komprehensif
1
0

Refleksi diri
dan evaluasi
terhadap hasil-
2 hasil dari 4 3 4 4
program kerja
yang telah
dijalankan
Penggunaan
hasil evaluasi/
pemetaan untuk
3 4 4 3 4
mengetahui
kekuatan dan
kelemahan
pelaksanaan
program kerja

Penggunaan
data hasil
pemetaan untuk
mengetahui
4 4 4 4 4
kekuatan dan
area yang perlu
di tingkatkan
pada sekolah
Peningkatan
area yang
masih perlu
5 3 3 3 3
diperbaiki
dalam rangka
persiapan
akreditasi
Jumlah Skor 16 3 0 0 8 9 0 0 12 6 0 0 12 6 0 0
Total Skor Per-
19 17 17 18
Responden
Hasil (Skor diperoleh
: 20 (Skor 95,00 85,00 85,00 90,00
maksimal)
x100)
Rata-rata Hasil 88,75
Kriteria Keseluruhan Sangat Baik

Tabel di atas menunjukkan rata-rata hasil yang diperoleh dari 4


responden sebesar 88,75 dengan kriteria Sangat Baik/ Sangat Memadai.
Hal tersebut menggambarkan bahwa calon pengawas sekolah telah dapat
1
0

meningkatkan kompetensi manajerial yang kurang berdasarkan hasil


AKPK.

4. Refleksi
a. Setelah melakukan kegiatan wawancara dan observasi di sekolah
magang 2, yaitu SDIT Najahan Bayongbong Garut, calon pengawas
sekolah mendapat pengalaman dalam meningkatkan kompetensi
manajerial.

b. Calon pengawas sekolah merasa senang dan bangga karena bertambah


pengetahuan dan wawasan yang sangat bermanfaat dalam
merefleksikan hasil-hasil yang dicapai untuk menemukan kelebihan dan
kekurangan dalam pelaksanaan program sekolah dengan baik.

c. Peningkatan kompetensi yang telah diperoleh tersebut sebagai bekal


bagi calon pengawas sekolah ketika nantinya sudah menjalankan tugas
sebagai pengawas sekolah.

LAMPIRAN BUKTI KETERLAKSANAAN KEGIATAN (Dokumen


tertulis,foto, dan data pendukung lainnya)

E.1. Hasil Instrumen AKPK


E.2. Instrumen Wawancara
E.3. Transkrip Hasil Wawancara
E.4. Surat Keterangan Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Manajerial
Berdasarkan Hasil AKPK
E.5. Daftar Hadir
E.6. Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai