Anda di halaman 1dari 45

1

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK


MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA
(Penelitian Eksperimen Quasi di kelas IV SDN 2 Mekarjaya Cikajang Garut)

JURNAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan islam (S1) Fakultas Pendidikan Islam da Keguruan

Oleh
Lia Nurhayati
NPM: 2406314035

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS GARUT
2020 M/ 1441 H
2

ABSTRAK
Lia Nurhayati: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA (Penelitian
Eksperimen Quasi di kelas IV SDN 2 Mekarjaya Cikajang
Garut)

Pembelajaran Inkuiri adalah kegiatan pemblajaran dimana siswa didorong


untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan
melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip – prinsip
untuk diri mereka sendiri.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui penerapan strategi
pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata
pelajaran IPA di kelas IV SDN 2 Mekarjaya kecamatan Cikajang Kabupaten
Garut.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksperimen quasi. Terdapat
2 kelas yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu kelas eksperimen yang
berjumlah 21 siswa dan kelas kontrol dengan jumlah 21 siswa. Adapun instrumen
yang digunakan berupa observasi dan tes. Dari hasil penelitian ini diharapkan
dapat mengoptimalkan kreativitas siswa dengan menilai kemampuan siswa dalam
mengamati, menganalisis serta memecahkan masalah.
Dari hasil analisis data post test, diketahui bahwa terdapat peningkatan
kemampuan kreativitas dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dibuktikan
dari hasil perhitungan pre test dengan thitung sebesar 0,07 dan ttabel sebesar 2,15
dengan db = 42 , α = 0,05 sebesar 45 maka kemampuan awal siswa berada pada
penerimaan H 0 dimana tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen. Sedangkan hasil dari perhitungan post test didapat thitung
sebesar 1,87 dan ttabel sebesar 2,15 dengan db = 42 , α = 0,05 sebesar 45 maka
berada diluar penerimaan H 0, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan kemampuan kreativitas dengan menggunakan model pembelajaran
Inkuiri.
3

A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan

sesorang. Pendidikan lah yang menentukan dan menuntun masa depan dan

arah hidup seseorang. Walaupun tidak semua orang berpendapat seperti itu,

namun pendidikan tetaplah menjadi kebutuhan manusia nomor wahid. Bakat

dan keahlian seseorang akan terbentuk dan terasah melalui pendidikan.

Pendidikan juga umumnya dijadikan tolak ukur kualitas setiap orang.

Pendidikan juga dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk

mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik. Secara sederhana, dan

pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat

memahami, mengerti, dan menjadikan manusia lebih kritis dalam berpikir

Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang

sistematis dan berlaku secara umum (universal) yang membahas tentang

sekumpulan data mengenai gejala alam yang dihasilkan berdasarkan hasil

observasi, eksperimen, penyimpulan, dan penyusunan teori. Istilah Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) dikenal juga dengan istilah ilmu sains. Kata sains

berasal dari bahasa Latin yaitu scientia, yang secara harfiah berarti

pengetahuan,namun dalam perkembangan pengertiannya menjadi khusus

Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains

Sadirman (2014:5) mengemukakan bahwa interaksi belajar mengajar

antara guru dan siswa sebagai subjek pembelajaran, dalam proses ini guru

harus mampu memberikan dan mengembangkan motivasi kepada siswa agar


4

dapat melaksanakan kegiatan belajar secara optimal. Kreativitas siswa dalam

proses pembelajaran memiliki peran penting. Dalam situasi ini siswa tidak

hanya aktif dalam mengamati, mendengarkan, dan mengikuti, tetapi siswa

terlibat langsung dalam melakukan percobaan, menyeragaman, dan

mendemonstrasikan sesuatu.

Berdasarkanh hasil diskusi dengan guru dan siswa kelas IV SDN 2

Mekarjaya rnengatakan bahwa pembelajaran IPA masih bersifat abstrak Guru

belum menggunakan dunia nyata sebagai sarana untuk memperjelas materi

dalam proses pernbelajaran sehingga membuat pemahaman siswa menjadi

rendah. Pembelajran IPA di sekolah tersebut sejauh ini masih didominasi oleh

pembelajaran konvensional. diposisikan sebagai objek siswa dianggap tidak

tahu atau belum tahu apa-apa sementara guru menposisikan diri sebagai yamg

pengetahuan. Guru berceramah dan menggurui, otoritas tertinggi adalah guru.

Siswa hanya menghafal materi sehingga tidak ada ke bermaknaan

dalam mempelajari materi tersebut yang sebenarnya banyak aplikasinya

dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, hasil belaja IPA siswa rendah.

Penelitian yang sudah dilalakukan menunjukan bahwa rendahnya hasil

belajar IPA adalah variasi strategi pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan

usaha meningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran, yaitu dengan

menambah variasi strategi pembelajarannya yang menarik atau

menyenangkan melibatkan aktivitas dan tanggung jawab siswa. Salah satu

strategi pembelajaran yang inovatif adalah dengan menggunakan strategi

pembelajaran inkuiri.
5

Kreativitas pada dasarnya adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan

kepada setiap manusia, yaitu berupa kemampuan untuk mencipta (creative)

dan berkreasi. Kreativitas sangat penting dalam pembelajaran, dan guru

dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatif,

kreativitas ditandai dengan kegiatan menciptakan sesuatu yang baru, sesuatu

yang baru disini tidak berarti harus benar-benar baru, tetapi dapat juga

merupakan kombinasi dari elemen. elemen yang sudah ada sebelumnya.

Dengan demikian, guru dituntut untuk kreatif, profesional dan menciptakan

suasana yang menyenangkan selama proses belajar mengajar.

Berpikir kreatif memungkinkan manusia untuk lebih terbuka dan

divergen, artinya tidak selalu terikat dengan hal-hal yang sudah ada, sehingga

sangat memungkinkan untuk menerima perubahan dan inovasi.

Tersirat pula dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 39-41 :

‫س لِِإۡل ن ٰ َس ِن ِإاَّل َما َس َع ٰى َوَأ َّن َس ۡعيَهۥُ َس ۡوفَ ي َُر ٰى ثُ َّم ي ُۡجز َٰىهُ ۡٱل َجزَٓا َء ٱَأۡل ۡوفَ ٰى‬
َ ‫َوَأن لَّ ۡي‬
Artinya : Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya dan bahwasanya usaha itu kelak akan
diperlihatkan (kepadanya) Kemudian akan diberi balasan kepadanya
dengan balasan yang paling sempurna.

Makna yang tersirat pada ayat tersebut di atas, secara luas dapat

dijabarkan bahwa manusia haruslah selalu mengembangkan diri untuk

berkreasi agar mempunyai kemampuan yang lebih dalam hal tertentu.Seperti

halnya seorang guru yang harus mampu mengembangkan dirinya sendiri

untuk dapat berbuat yang lebih baik dalam pembelajaran


6

Yeni Rachmawati dkk (2011: 14) berpendapat bahwa kreativitas

adalah proses mental individu yang melahirkan ide dan proses efektif, strategi

atau produk baru yang imajinatif, estetis, fleksibel, terintegrasi, suksesi, dan

diferensiasi efektif dalam berbagai bidang untuk memecahkan suatu masalah.

Guru perlu mengembangkan kreativitas belajar siswa agar pembelajaran yang

dilakukan siswa lebih bermakna.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

mengkaji lebih dalam tentang "Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA

Kelas IV SDN 2 Mekarjaya.

Tabel 1.1
Nilai Rekapitulasi Siswa
Nilai ulangan harian Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV A SDN 2
Mekarjaya

No Nama Nilai Ket


1 Abdul Mu’taz M 65 Tdk Tuntas
2 Ade Wardan 65 Tdk Tuntas
3 Adrian Jaelani 70 Tuntas
4 Ahmad Nursihabudin 65 Tdk Tuntas
5 Aliansyah 65 Tdk Tuntas
6 Burhanudin 64 Tdk Tuntas
7 Cahaya Mutiara 65 Tdk Tuntas
8 Cantika Maharani 65 Tdk Tuntas
9 Dimas Andrian 70 Tuntas
10 Febi Ramdani 65 Tdk Tuntas
11 Guntur 70 Tuntas
12 Gilang Alamsyah 71 Tuntas
13 Imam 64 Tdk Tuntas
14 Iman Lukmansyah 64 Tdk Tuntas
15 Ine Kustini 65 Tdk Tuntas
16 Jajang Jamil 65 Tdk Tuntas
17 Jamaludin 72 Tuntas
18 Muhammad Fawwaz M 70 Tuntas
7

No Nama Nilai Ket


19 Muhamad Faisal 67 Tdk Tuntas
20 Muhamad Ikhsan 75 Tuntas
21 Nuri Handayani 70 Tuntas
Jumlah 1887
Rata-rata 67
(Sumber : Guru Kelas IV A Tahun Ajaran 2019-2020)

Tabel 2.2
Nilai ulangan harian Ilmu Pengetahuan Alam kelas IVB SDN 2
Mekarjaya
No Nama Nilai Ket
1. Perdi P 68 Tdk Tuntas
2. Cila Mega 65 Tdk Tuntas
3. Adam F 70 Tuntas
4. Adelia P 73 Tuntas
5. Ade Risma 70 Tuntas
6. Adinda P 72 Tuntas
7. Alfian N 65 Tdk Tuntas
8. Ayang Siti 73 Tuntas
9. Ayu Yunisa 72 Tuntas
10. Dea Firnanda 70 Tuntas
11. Desti S 70 Tuntas
12. Dila Pratiwi 67 Tdk Tuntas
13. Fitria R 70 Tuntas
14. Indri A 73 Tuntas
15. Juansah 60 Tdk Tuntas
16. Maira E 65 Tdk Tuntas
17. Maitsya E 70 Tuntas
18. Muhammad Andi 77 Tuntas
19. Muhammad Azril 67 Tdk Tuntas
20. M.Reza 60 Tdk Tuntas
21. Muhammad Ridwan 70 Tuntas
Jumlah 1447
Rata-rata 68

Dengan latar belakang masalah tersebut, penulis ingin mengetahui hal

yang baru, yaitu dengan mempraktikan dan menerapkan dalam sebuah judul

“Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Kreativitas


8

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA ( Penelitian Eksperimen Quasi di

Kelas IV SDN 2 Mekarjaya Cikajang-Garut )

Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan

menjadi beberapa rumusan masalah sebagai berikut : (1). Bagaimana

kreativitas belajar siswa sebelum penerapan pembelajaran inkuiri di kelas IV

SDN 2 Mekarjaya?; (2). Bagaimana pelaksanaan penerapan pembelajaran

inkuiri dalam meningkatkan kreativitas belajar di kelas IV SDN 2

Mekarjaya ?; dan (3). Bagaimana hasil kreativitas belajar siswa setelah

menerapkan pembelajaran inkuiri di kelas IV SDN 2 Mekarjaya ?

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut : (1).

Untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa dengan penerapan metode

pembelajaran inkuiri di kelas IV SDN 2 Mekarjaya; (2). Untuk mengetahui

penerapan pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan kreativitas belajar di

kelas IV SDN 2 Mekarjaya; DAN (3). Untuk mengetahui penerapan strategi

pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata

pelajaran IPA di kelas IV SDN 2 Mekarjaya


9

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Pendidikan Dalam Islam

1.1. Pengertian Pendidikan Islam

Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Islam, Maka harus terlebih

dahulu mendefinisikan apa itu pendidikan. Istilah pendidikan dalam bahasa

Indonesia, berasal dari kata “didik”, dengan memberikan awalan “pe-” dan

akhiran “an” berarti sifat perbuatan membina atau melatih atau mengajar

dan mendidik itu sendiri, oleh karena itu pendidikan adalah pembinaan. ,

pelatihan, pengajaran, dan segala sesuatu yang merupakan bagian dari upaya

manusia untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilannya (Hasan

Basri, 2014: 53).

Istilah pedidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu

kepada ter al-tarbiyah, al-ta‟dib, dan al-ta‟lim. Dari ketiga istilah tersebut

term yang popular digunakan dalam pendidikan Islam adalah term al-

tarbiyah. Penggunaan istilah al-Tarbiyah berasal dari kata rabb. Walaupun

kata ini memiliki kata banyak arti, akan tetapi pengertian dasarnya

menunjukkan makna tumbuh, berkembang, memelihara, merawat,

mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya. Dalam konteks yang

luas, pengertian Pendidikan Islam yang dikandung dalam term al-tarbiyah

terdiri atas empat unsur pendekatan, yaitu memelihara dan menjaga fitrah

peserta didik menjelang dewasa (baligh), mengembangkan seluruh potensi

menuju kesempurnaan, mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan,

serta melaksanakan pendidikan secara bertahap.


10

Pendidikan secara terminologi dapat diartikan sebagai pembinaan,

pembentukan, pengetahuan, kecerdasan, pelatihan yang ditujukan kepada

seluruh peserta didik secara formal maupun informal dengan tujuan

membentuk peserta didik yang cerdas, berkepribadian, memiliki

keterampilan atau keahlian tertentu sebagai bekal dalam kehidupan

masyarakatnya. Jika dikaitkan dengan Islam, maka pendidikan Islam dapat

diartikan sebagai pendidikan yang berpola dan berwawasan Islam.

Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia

dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang

selalu bertakwa kepada-Nya, dan dapat mencapai kehidupan yang

berbahagia didunia dan diakhirat. Ini sesuai dengan firman Allah SWT

dalam surat Al-dzariyah ayat 56 sebagai berikut:

َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإْل ْن‬


ِ ‫س ِإاَّل لِيَ ْعبُ ُد‬
‫ون‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

Artinya:
”dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan mereka
mengabdi kepada-Ku.”
Dalam konteks sosiologi pribadi yang bertakwa menjadi rahmatan

lil’alamin, baik skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam

islam inilah yang apt disebut juga sebagai tujuan akhir pendidikn islam.
11

2. Kreativitas Belajar

2.1. Pengertian Kreativitas

Baron dalam Satiadarma dkk. berpendapat (2013; 108), “Kreativitas

adalah suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan atau

produk baru, atau mengombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya

akan melekat pada dirinya. Sedangkan menurut Munandar yang

diterjemahkan Sukmadinata (2014:104) Kreativitas adalah kemampuan a)

untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data informasi atau unsur yang

ada, b) berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak

kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya

adalah pada kualitas, ketepat gunaan dan keragaman jawaban, c) yang

mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinilitas dalam berfikir serta

kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan

2.2. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu perubahan yang relatif tetap, yang terjadi

sebagai hasil pengalaman. Menurut Anni (2014:2), Belajar merupakan

suatu kegiatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Belajar juga

merupakan sesuatu yang dilakukan untuk menguasai hal tertentu. Manusia

belajar dengan cara melihat, mendengar, mencium, dan meraba. Dalam

belajar guru adalah lingkungannya, dari lingkungan sekitar manusia dapat

mengetahui secara nyata hal-hal yang terjadi dalam lingkungan masyarakat,

misalnya langit berwarna biru, gandum berstruktur lembut, bau sampah itu

busuk dll.
12

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

2.3. Pengertian Kreativitas Belajar

Kreativitas belajar merupakan kemampuan untuk menemukan cara-

cara bagi pemecahan problema-problema yang dihadapi dalam

situasi belajar yang didasarkan pada tingkah laku siswa guna menghadapi

perubahan-perubahan yang tidak dapat dihindari dalam perkembangan

proses belajar siswa.

2.4. Ciri-ciri Kreativitas Belajar

Sungguh menarik mengamati anak-anak yang mempelajari dunia

disekeliling mereka. Menurut Freema dan Munandar (2010:248), beberapa

ciri yang mencerminkan kreativi tas alamiah anak adalah sebagai berikut:

a. Senang menjajaki lingkungannya.

b. Mengamati dan memegang segala sesuatu, mendekati segala tempat atau

pojok, seakan-akan haus akan pengalaman.

c. Rasa ingin tahu yang besar

d. Selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru

e. Senang melakukan eksperimen.

f. Jarang merasa bosan dan selalu ingin melakukan macam-macam hal yang

ingin dilakukan.

g. Mempunyai imajinasi yang tinggi.

h. Faktor Pendukung Perkembangan Kreativitas Belajar


13

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seorang anak yang

mendapat rangsangan (dengan melihat, mendengar, dan bergerak) akan

lebih berpeluang lebih cerdas dibandingkan dengan sebaliknya. Salah satu

bentuk rangsangan yang penting adalah dengan kasih sayang. Dengan kasih

sayang anak akan memiliki kemampuan untuk menyatukan berbagai

pengalaman emosional dan mengolahnya dengan baik. Kreatifitas sangat

terkait dengan kebebasan kepribadian.

Hal itu berarti seorang anak harus memiliki rasa aman dan

kepercayaan diri yang tinggi, sebelum berkreasi. Sedangkan pondasi untuk

membangun rasa aman dan kepercayaan diri adalah dengan kasih sayang.

Menurut Rahmawati dan Kurniati (2010:27), ada empat hal yang

diperhitungkan dalam perkembangan kreativitas yaitu:

a. Memberikan rangsangan mental baik pada aspek kognitif maupun

kepribadiannya serta suasana psikologis

b. Menciptakan lingkungan kondusif yang akan memudahkan anak untuk

mengakses apapun yang dilihatnya, dipegang, didengar, dan dimainkan

untuk pengembangan kreativitasnya. Perangsangan mental dan

lingkungan kondusif dapat berjalan beriringan seperti halnya kerja

simultan otak kiri dan otak kanan.

c. Peran serta guru dalam mengembangkan kreativitas, artinya ketikan

anak ingin menjadi kreatif, maka juga dibutuhkan pula guru yang

kreatif pula dan mampu memeberikan stimulasi yang tepat pada anak.

d. Peran serta orang tua yang mengembangkan kreativitas anak.


14

Menurut Hurlock (2011:11) beberapa kegiatan untuk meningkatkan

kreativitas adalah:

a. Waktu

Untuk menjadi kreatif kegiatan anak seharusnya jangan diatur

sedemikian rupa sehingga anak mempunyai sedikit waktu bebas untuk

bermain-main dengan gagasan dan konsep yang dipahaminya.

b. Kesempatan

Apabila mendapat tekanan dari kelompok, kemudian anak menyendiri

maka ia menjadi lebih kreatif.

c. Dorongan

Orang tua sangat berperan dalam hal ini, anak seharusnya dibebaskan

dari ejekan dan kritik yang seringkali memojokkan anak

d. Sarana

Harus disediakan untuk merangsang dorongan eksperimen dan

eksplorasi yang merupakan unsur penting dari kreativitas.

e. Lingkungan

Keadaan lingkungan yang meragsang kreativitas anak.

f. Hubungan dengan orang tua

Orang tua yang terlalu mellindungi atau posesif terhadap anak dapat

menghambat proses kreativitas.

g. Cara mendidik anak


15

Mendidik secara demokratis dan pesimis dirumah dan di sekolah akan

meningkatkan kreativitas, sedangkan mendidik dengan otoriter

menghambat proses kreativitas.

h. Pengetahuan

Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak maka semakin

banyak dasar untuk mencapai proses kreativitas.

3. Strategi Pembelajaran Inkuiri

3.1. Pengertian Strategi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), strategi adalah

rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

Syaiful Bahri Djamarah, mengartikan strategi adalah suatu garis-garis besar

haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah

ditentukan.

3.2. Strategi Pembelajaran Inkuiri

1. Pengertian

Menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat diacapai secara efektif dan efisien, (Wina Sanjaya,

2013:126)

Menurut Kunandar (2010: 371) menyatakan bahwa pembelajaran

inkuiri adalah kegiatan pembelajaran dimana siswa didorong untuk


16

belajar melalui keterlibatan aktf mereka sendiri dengan konsep-konsep

dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki

pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa

menemukan prinsip – prinsip untuk diri mereka sendiri.

Sedangkan menurut Wina (2013:196) menyatakan bahwa strategi

pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pemelajaran yang

menekankanpada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk

mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang di

pertanyakakan.

Jadi model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model

yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Menurut

Mulyasa ( 2011: 236 ) Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah:

a. Guru memberikan penjelasan, intruksi atau pertanyaan terhadap

materi yang akan diajarkan.

b. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab

pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses

pembelajaran yang dialami siswa.

c. Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang

mungkin membingungkan peserta didik.

d. Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari

sebelumnya.

e. Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang

dapat di pertanggung jawabkan.


17

2. Kelebihan-kelebihan Metode Inkuiri

a. Real life skills: siswa belajar tentang hal-hal penting namun mudah

dilakukan,siswa didorong untuk ‘melakukan’, bukan hanya

‘duduk,diam, dan mendengarkan’.

b. Open-ended topic: tema yang dipelajari tidak terbatas, bisa

bersumber dari mana saja; buku pelajaran, pengalaman

siswa/guru,internet,televisi,radio, dan seterusnya. Siswa akan

belajar lebih banyak.

c. Intuitif, imajinatif, inovatif: siswa belajar dengan mengerahkan

seluruh potensi yang mereka miliki, mulai dari kreativitas hingga

imajinasi. Siswa akan menjadi pembelajar aktif, out of the box,

siswa akan belajar karena mereka membutuhkan, bukan sekedar

kewajiban.

d. Peluang mlakukan peneuan: dengan berbagai observasi dan

eksperien, siswa memiliki peluang besar untuk melakukn

penemuan. Siswa akan segera mendapat hasil dari materi atau topik

yang mereka pelajari

3. Ciri-Ciri Pembelajaran Berbasis Inkuiri.

Ada banyak hal .yang bisa dilakukan untuk mengetahui

efektivitas inkuiri dalam proses pembelajaran, salah satunya dengan

mengamati ciri-cirinya. Berikut adalah ciri-ciri yang dimaksud:

a. Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal

untuk mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri


18

menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses

pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima

pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka

berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran yang

disampaikan.

b. Seluruh aktivitas y ang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari

dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,

sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri.

Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru

bukan sebagai sumber belajar. Akan tetapi sebagai fasilitator dan

motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan

melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh karena itu,

kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan

syarat utama dalam melakukan inkuiri.

c. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah

mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan

kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian

dari proses mental.

4. Pembelajaran IPA

4.1. Pengertian Pembelajaran IPA

IPA sendiri berasal dari kata sains yang artinya alam. Sains menurut

Sulistyorini (2014: 23) merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia


19

yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti hentinya serta di peroleh melaluui

metode tertentu yait teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku

secara universal. Sedngkan menurut Abdullah (2013: 18) IPA adah

pengetahuan khsus yatu dengsn melakukan observasi, eksperimentasi,

penyimpilan, penyususnan teori da demikian seterusny kait-mengait antara

cara yang satu dengan cara yang lain.

Sulistyorini (2012: 46) juga berpendapat bahw IPA merupakan suatu

ilmu pengetahuan alam yang disiplin ilmu bukan bersifat teortis melaikan

gabungan (kombinasi) antara disiplin ilmu yang bersipat produktif.

Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa IPA merupakn

pengetahuan dari hasil kegiatan manusiayang berupa metode ilmiah dan di

daatkan dar hasil eksperimen atau obserfasi yang bersifat umum

sehinggaakan terus disempurnakan.

Dalam pembelajaran IPA mecakup semua materi yang tercakup

dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu mahluk

hidup, energy dan perubahannya, bumi dan alam semestea serta proses

materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi Dan

Kimia. Pada aspek Fisika IPA lebih memfokuskan pada benda-benda tak

hidup.pada aspek Biologi IPA mengkaji pada persoalan yang trkait pada

mahluk hidup serta lingkungannya. Sedangkan pada aspek Kimia IPA

mempelajari gejala gejala kimia baikyang ada pada mahluk hidup maupun

padabenda tak hidup yang ada di alam.


20

Ruang ligkup bahan kajian IPA di SD secara umum melputi dua aspek

yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi

kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreatvitas,

pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep

dalam kurukulim KTSP relative sama jika di bandingkan dengan kurikulum

berbasis kompetensi (KBK) yang sebelumnya di gunakan. Secara terperinci

lingkup materi yang terdapat dalam kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk

hidup dan pross kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuuhan dan

interaksinya dengan lingkungan dan kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-

sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan

sederhana. (4) bumi dan alam semestta meliputi: tanah, bumi,tata surya, dan

benda-benda langit lainya. Dengan demikian, dalam pelaksnaan

pembelajaran IPA kedua sapek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja

ilmiah di perlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep

IPA.

4.2. Tujuan Pembelajaran IPA

Tujuan pembelajara IPA di SD/MI menurut Sulistyorini, Sri (2014:40)

adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkanrasa ingin tahu dan suatu sikap positif sains,


teknologi dan masyarakat.
b. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar
memecahkan masalah dan embuat keputusan.
c. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains
yang akan bermanfaat dan akan di terapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
21

d. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dala


kehhidupan sehari-hari
e. Mengalihkan pengetuhuan, keterampilan dan pemahaman kebidang
pegajaran lain
f. Ikutserta dalam memelihara menjaga dan melestarikan lingkungan
alam. Menghargai berbagai bentuk ciptaan tuhan di alam semesta ini
untuk di pelajari.

Sedangkan tujuan pembelajaran IPA itu sendiri menurut kurikulum KTSP

(Depniknas 2013) scara terperinci adalah sebagai berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kesabaran Tuhan Yang Maha Esa


berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam sekitar_Nya.
b. Mengembangkan pengetahuandan pemahaman konsep-konsep IPA
yang beranfaat dn dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mepengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Menngkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, enjaa
dan elestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai
salah satu siptaan Tuhan.
f. Emperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

C. METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode dan Desain Penilitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 40), mengemukakan bahwa metode

penelitian kuantitatif diartikan sebagai cara ilmiah yang digunakan untuk

mendapatkan data yang objektif, valid dan reliabel dengan tujuan dapat

ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan, sehingga dapat

digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah yang

diteliti. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kuantitatif,

Quasi Eksperimen Design.Bentuk eksperimen ini merupakan pengembangan


22

dari true exsperimental design,yang sulit di laksanakan. design ini

mempunyai kelompok control tetapi tidak dapat berpungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan

eksperimen.

Oleh karena itu dalam mengatasi kesulitan dalam menetukan kelompok

control dalam penelitian, maka di kembangkan desain quasi eksperimen.

Dengan rumus sebagai berkut: (Sugiono, 2016:79).

O1 X O2

…………………………

O3 O4

Keterangan :

X =Model pembelajaran Inkuiri

O1=Pengukuran awal hasil belajar kelompok eksperimen

O2=Pengukuran akhir hasil belajar kelompok eksperimen

O3=Pengukuran awal hasil belajar kelompok kontrol

O4=Pengukuran akhir hasil belajar kelompok kontrol

2. Tehnik Pengumpulan data

2.1. Wawancara (interview)


23

Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh sebuah informasi dari yang diwawancara (Arikunto, 2013:132).

Wawancara akan dilakukan dengan sumber data yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian. Sumber data tersebut antara lain guru-guru di SDN

2 Mekarjaya yang dijadikan tempat atau objek penelitian tentang

permasalahan atau kendala ketika pembelajaran sedang berlangsung.

2.2. Observasi (pengamatan)

Observasi yaitu melakukan pengamatan atau monitoring secara langsung pada

objek penelitian dengan mengamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan

dengan keperluan penelitian. Dalam hal ini untuk mengumpulkan data yang

berkenaan dengan penggunaan model Inkuiri dalam keterampilan berpikir

siswa di SDN 2 Mekarjaya

2.3. Operasioanl Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

1. Variabel bebas (independent variable), yaitu variable yang

mempengaruhi atau variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

3.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


24

1. Temuan Hasil Variabel X ( Inkuiri)

Observasi pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran Inkuiri

dilakukan berupa pengamatan guru dan siswa. Observasi ini bertujuan untuk

mengetahu langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan guru sesuai atau

tidak dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan. Sedangkan

observasi kepada siswa ini bertujuan untuk mengamati kegiatan siswa telah sesuai

dengan indikator yang telah direncanakan.

Observasi dilakukan berdasarkan pedoman-pednoman observasi yang

telah direncanakan. Observasi dilakukan dengan memberi tanda ( √ ) apabila

kriteria atau aspek yang dinilai telah dilakukan dengan tepat atau tidak tepat.

Tabel. 4.7
Lembar Observasi Kegiatan Guru
Keterangan

No
Aspek yang diamati pada Guru

Kurang
Cukup
Baik

Persiapan (mempersiapkan rencana pembelajaran √


1
dengan baik) dan apersepsi
Menyampaikan tujuan dan metode pembelajaran

2 dengan menggunakan model pembelajaran
Inkuiri
Menyajikan materi sesuai dengan topik √
3
pembelajaran
Memberikan tugas dan mnjelaskan secara singkat

4 permasalahan yang harus dipecahkan siswa sesuai
dengan materi
Menuntun/ melatih siswa memecahkan masalah √
5
dan mampu kreativitas
Memberikan waktu kepada siswa untuk √
6
berdiskusi

7 Mengatur siswa dengan baik

8 Berinteraksi baik dengan siswa
25

Meminta siswa membuat kesimpulan dengan √


9
menjelaskan secara keseluruhan di depan kelas
Memberi penguatan dan kesempatan bertanya √
10
bagi siswa yang masih belum paham
Jumlah 4 6

Skor 12 12

Total Skor 24 24

Persentase

Keterangan :

Baik : Bernilai 3
Cukup : Bernilai 2
Kurang : Bernilai 1

Persentase dihitung dengan rumus :

jumlah yang diperoleh


Persentase : x100%
jumlah skor makksimal

24
Yaitu : x100%= 80.00 %
30

Bila ada pada rentan skor dan persentase berikut diinterpretasikan, bahwa

observasi guru pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran :

0%-20% = buruk sekali

21%-40% = buruk

41%-60% = cukup

61%-80% = baik
26

81%-100% = baik sekali

Hasil presentasi dari observasi guru kelas IV SDN Mekarjaya 02 pada

mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri mencapai

angka 80% sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil temuan observasi guru

dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri baik.

Setelah dilakukan observasi pada guru, selanjutnya peneliti melakukan

observasi pada siswa. Hal ini dilakukan ketika kegiatan proses belajar mengajar

sedang berlangsung. Adapun hasil observasi siswa pada mata pelajaran IPA

dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.8
Lembar Observasi Siswa
Keterangan

Cuku
No Baik Kurang
Aspek yang diamati pada siswa p
(3) (1)
(2)

1 Siswa mengetahui tentang butir–butir Sifat-sifat √


bunyi
2 Siswa mengetahui tentang nilai –nilai Sifat-sifat √
bunyi beserta maknanya
3 Siswa mengamati permasalahan yang berkaitan √
dengan nilai-nilai Sifat-sifat bunyi
4 Siswa mengeksplorasi permasalahan melalui √
study kasus yang telah disiapkan
5 Siswa menjelaskan hasil pengamatan dan √
eksplorasinya
6 Siswa memahami maksud dan gagasan dari butir- √
butir Sifat-sifat bunyi
7 siswa merangkum hasil kegiatan eksplorasinya √
dan menyimpulkanya
27

8 Kelompok menggabungkan hasil pemikiran dari √


setiap anggota
9 √
Memperhatikan penjelasan guru
10 Bekerja dengan baik secara mandiri maupun √
kelompok
Jumlah 3 7

Skor 9 14

Persentase 70.00%

Keterangan :

Baik : Bernilai 3
Cukup : Bernilai 2
Kurang : Bernilai 1

Persentase dihitung dengan rumus :

jumlah yang diperoleh


Persentase : x100%
jumlah skor makksimal

21
Yaitu : x100%= 70.00 %
30

Temuan hasil untuk variabel X (Model Inkuiri) peneliti dengan

menggunakan observasi untuk mengetahui peningkatan hasil dari pembelajaran

yang telah dilaksanakan kelas eksperimen model pembelajaran kelas eksperimen

dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri yaitu mencapai 70, 00 %

dengan kategori baik.

2. Analisis Data Hasil Pengujian Tes untuk Variabel Y

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan model Inkuiri,

pertama kali peneliti melakukan uji coba soal dikelas atas yaitu kelas IV dimana
28

hal tersebut dilakukan agar dapat diketahui validitas soal, realibilitas soal, daya

pembeda serta tingkat kesukaran soal. Adapun hasil dari uji coba tersebut

diuraikan sebagai berikut :

a. Uji Validitas Soal

Dari hasil data yang ditemukan untuk kelas IV yang merupakan kelas yang

digunakan untuk uji coba soal terdapat 10 soal Valid. Dapat disimpulkan

bahwa dari 10 soal yang diuji cobakan seluruh soal dinyatakan Valid. Adapun

data hasilnya sebagai berikut :

Tabel 4.9
Data hasil uji Validitas soal
NO. Soal tHitung tTabel Keputusan
Soal1 2,4768 2,080 Valid
Soal2 5,6776 2,080 Valid
Soal3 4,0292 2,080 Valid
Soal4 2,4988 2,080 Valid
Soal5 2,2478 2,080 Valid
Soal6 2,5602 2,080 Valid
Soal7 2,3262 2,080 Valid
Soal8 2,5965 2,080 Valid
Soal9 3,2714 2,080 Valid
Soal10 5,3464 2,080 Valid

b. Uji Reliabilitas

Dari 10 soal yang valid didapat varian item sebesar 2,42 dan varian total

sebesar 5,85 dengan reliabilitas sebesar 0,65 maka dapat dinyatakan bahwa soal

reliabel dengan interpretasi tinggi.

Tabel 4.10
Reliabilitas Soal
Varian Varian
Jumlah soal Item total Realibilitas Interpretasi
10 1,528 2,1285 0,80 Tinggi
29

c. Daya Pembeda

Dari hasil perhitungan data daya pembeda diuraikan pada tabel berikut :

Tabel 4.11
Rekapitulasi daya pembeda soal
NO soal SA SB IA DP Ket
1 18 12 6 0,6429 Sedang
2 21 14 7 0,7500 Mudah
3 18 12 6 0,6429 Sedang
4 18 12 6 0,6429 Sedang
5 13 9 4 0,4643 Sedang
6 20 13 7 0,7143 Mudah
7 19 12 7 0,6786 Sedang
8 18 12 6 0,6429 Sedang
9 18 12 6 0,6429 Sedang
10 18 11 7 0,6429 Sedang

d. Tingkat kesukaran

Dari hasil perhitungan soal didapat tingkat kesukaran soal pada tabel berikut :

Tabel 4.12
Rekapitulasi perhitungan tingkat kesukaran soal
NO soal SA SB IA IB TK Keterangan
1 18 12 6 18 0,6429 Sedang
2 21 14 7 21 0,7500 Mudah
3 18 12 6 18 0,6429 Sedang
4 18 12 6 18 0,6429 Sedang
5 13 9 4 13 0,4643 Sedang
6 20 13 7 20 0,7143 Mudah
7 19 12 7 19 0,6786 Sedang
8 18 12 6 18 0,6429 Sedang
9 18 12 6 18 0,6429 Sedang
10 18 11 7 18 0,6429 Sedang

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, terdapat beberapa soal dengan

tingkat kesukaran yang berbeda dimana terdapat 1 soal terlalu mudah 2 soal
30

mudah, 4 soal sedang, 2 soal sukar dan 1 soal sangat sukar. (Data perhitungan

terlampir)

3. Hasil Analisis Pre test

Setelah diketahui validitas soal, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal

yang diujicobakan di kelas IV SDN Mekarjaya 2 dan soal dinyatakan tepat untuk

diberikan kepada kelas IV.A dan VB SDN Mekarjaya 2 untuk dijadikan pre test

dimana hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal antara kelas

IV.A dan kelas IV.B maka dilanjutkan dengan pengujian normalitas, homogenitas

dan uji t. Adapun hasil analisis datanya sebagai berikut :

1. Uji normalitas pre test

Dari hasil analisis data pretest, diketahui bahwa sebelum diberikan

perlakuan pembelajaran kemampuan awal siswa kelas IV.A memiliki nilai

rata- rata yang lebih tinggi dibanding kelas B dimana, rata- rata kelas A

sebesar 67,2 sedangkan rata-rata kelas IV.B sebesar 79,8. Dari hasil

perhitungan rata- rata pre test tersebut, maka dapat diketahui kelas IV.A

merupakan kelas eksperimen yang akan diberikan perlakuan dengan model

pembelajaran Inkuiri dan kelas IV.B merupakan kelas kontrol dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional. (hasil perhitungan dapat

dilihat pada lampiran).

Analisis data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan

materi pembelajaran. Setelah semua data yang diperlukan dalam penelitian


31

lengkap, selanjutnya dilakukan pengolahan data berdasarkan langkah-langkah

yang telah diuraikan sebelumnya. Dari perhitungan dengan menggunakan

sistem operasi Microsoft Excel diperoleh data-data sebagai berikut :

a) Nilai rata-rata dan simpangan baku

Tabel 4.12
Nilai Rata-rata Simpangan Baku Pretest
Jumlah Simpangan
Kelas Rata-rata
Siswa Baku
Eksperimen 21 67,2 16,74
Kontrol 21 79,8 17,41

Berdasarkan tabel di atas, kemampuan awal siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol hampir relatif sama. Hal ini bisa dilihat dari

nilai rata-rata hasil pretest yang tidak jauh berbeda antara kelas

eksperimen dan kontrol.

b) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan sistem operasi

Microsoft Excel dari perhitungan tersebut diperoleh data-data sebagai

berikut :

Tabel 4.13
Rekapitulasi Uji Normalitas Pretest
Chi Hitung Chi Kuadrat Tabel
Kelas Kesimpulan
2 2
(X hitung ¿ (X tabel )

Eksperimen 5,265 7,81 Normal

Kontrol 4,360 7,81 Normal


32

Berdasarkan tabel di atas, dengan derajat kebebasan 25, nilai X 2tabel

pada taraf signifikan 5% adalah sebesar (7,81) . Dan seperti terlihat pada

tabel di atas di peroleh nilai X 2hitung(5,265)< X 2tabel (7,81), maka sebaran

data kelas eksperimen berdistribusi normal. Begitu juga untuk kelas

kontrol diperoleh nilai X 2hitung (4,360) < X 2tabel (7,81), maka sebaran data

kelas kontrol juga berdistribusi normal. (Data perhitungan dapat dilihat

pada lampiran).

Karena kedua data berdistribusi normal, maka selanjutnya akan

dilakukan uji homogenitas.

4. Uji homogenitas pre test

Uji homogenitas dua varians dihitung dengan menggunakan uji F. Dari

hasil perhitungan diperoleh:

Tabel 4.14
Uji Homogenitas
Kelas Simp. Baku Varians Fhitung Ftabel

Eksperimen 16,74 280


0,92 1,95
Kontrol 17,41 303

Dengan Fhitng = 10,92 dan Ftabel hasil perhitungan alpha 0,05 yang dicari

dengan interpolasi Ftabel = 1,95 , berarti Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan

bahwa kedua varians homogen. (Data perhitungan dapat dilihat pada

lampiran).

Karena kedua varians homogen maka selanjutnya dilakukan uji

kesamaan dua rata-rata.


33

2. Uji kesamaan dua rata-rata (Uji t)

Dari hasil perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas diketahui

bahwa data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi

normal dan kedua varians homogen, maka selanjutnya dilakukan uji

kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Adapun perhitungan Uji t

diuraikan sebagai berikut :

a) Daviasi standar gabungan

dsg=
√( 24−1 ) 16,74+ ( 21−1 ) 14,71
24+21−2

=√
385,02+294,2
43

= √ 9,52
= 3,08

b) Nilai thitung

5,66−5,25
t=
9,08
√ 24 +21
24 (24)

= 1,70

3. derajat kebebasan

db= 24+21-2

= 43

4. Nilai ttabel

=(0,05)(43)

= 2,15

Sehingga dapat disimpulkan pada tabel berikut :


34

Tabel 4.15
Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Kelas N N(n1+n2) thitung ttabel Kesimpulan

Eksperimen 21 Tidak ada


43 1,70 2,15
Kontrol 21 perbedaan

Dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 1,70 dan ttabel sebesar

2,15 dengan db = 43 , α = 0,05 sebesar 43 . Dan diuji dengan uji satu pihak,

maka thitung berada di daerah penerimaan Ho. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.

Data perhitungan dapat dilihat pada lampiran.

3. Analisis Hasil Post test

a) Uji Normalitas Post Test

Analisis data hasil pos test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan materi

pelajaran dan pembelajaran. Setelah semua data yang diperlukan

terkumpul, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data berdasarkan

langkah-langkah yang telah diuraikan sebelumnya. Dari hasil

perhitungan diperoleh data sebagai berikut:

b) Nilai rata-rata dan simpangan baku

Tabel 4.16
Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku
Kelas Jumlah Siswa Rata-rata Simpangan baku

Eksperimen 21 6,95 13,34

Kontrol 21 6,23 14,10


35

Berdasarkan tabel terlihat bahwa rata-rata skor kelas eksperimen

lebih besar daripada kelas kontrol. Hal ini menunjukan bahwa setelah

dibeikan pembelajaran kemampuan rata-rata kelas eksperimen lebih baik

daripada kelas kontrol.

c) Uji normalitas

Tabel 4.17
Uji Normalitas
Kelas Kesimpulan

Eksperimen 6,68 7,81 Normal

Kontrol 7,21 7,81 Normal

Dengan nilai pada taraf signifikan 5% adalah sebesar 7,81.

dan seperti terlihat pada tabel nilai kelas eksperimen sebesar

6,68, hal ini menunjukan bahwa data hasil postest kelas eksperimen

berdistribusi normal. Begitu juga nilai kelas kontrol sebesar 7,21,

dan sebesar 7,81 menunjukan bahwa data hasil postest kelas

kontrol juga berdistribusi normal. Data perhitungannya dapat dilihat pada

lampiran.

Karena keduanya berdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan

uji homogenitas kedua varians.

1. Uji homogenitas
36

Tabel 4.18
Uji Homogenitas
Kelas Simp. Baku Varians Fhitung Ftabel

Eksperimen 13,34 178


0,89 1,95
Kontrol 14,10 199

Dengan Fhitng = 0,89 dan Ftabel hasil perhitungan alpha 0,05 yang dicari dengan

interpolasi Ftabel = 1,95 berarti Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua

varians homogen. Data perhitungan dapat dilihat pada lampiran.

Karena kedua varians homogen, maka selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua

rata-rata.

a. Uji kesamaan dua rata-rata (Uji t)

Adapun hasil perhitungan uji t diuraikan sebagai berikut :

1. daviasi standar gabungan

√( 24−1 ) 13,34+ ( 21−1 ) 14,10


dsg=
24+ 21−2

=√
308+ 282
43

= √ 13,69

= 3,70

2. Nilai thitung

6,95−6,23


t= 3,70 24+ 21
24(24)

= 1,86

3. derajat kebebasan
37

db= 24+21-2

= 43

4. Nilai ttabel

=(0,05)(45)

= 2,15

Sehingga dapat disimpulkan pada tabel berikut:

Tabel 4.19
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Kelas N N(n1+n2) thitung ttabel Kesimpulan

Eksperimen 21 Kelas eksperimen


50 1,82 2,15 lebih baik dari pada
Kontrol 21 kelas kontrol

Dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar dan ttabel yang diuji dengan uji

satu pihak dengan db = 25, α = 0,05 sebesar , maka t hitung berada di luar daerah

penerimaan Ho.Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara siswa

dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif lebih baik dari pada yang

menggunakan pembelajaran klasikal. Data perhitungan lengkap dapat dilihat pada

lampiran.

4.4 Pengujian Hipotesis

Kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jika t-hitung <, maka Ho diterima, artinya tidak ada peningkatan

kreativitas siswa setelah menggunakan model pembelajaran Inkuiri

2. Jika t-hitung >t-tabel, maka H1 diterima, artinya terdapat peningkatan

kreativitas siswa setelah menggunakan model pembelajaran Inkuiri


38

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

4.5.1 Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Model Inkuiri pada mata

pelajaran IPA

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model

pembelajaran Inkuiri berjalan dengan lancar, peserta didik antusias dalam proses

pembelajaran. Keantusiasan peserta didik dalam proses pembelajaran

mempengaruhi hasil nilai tes yang diberikan oleh pendidik.

Sebagaimana pendapat Bruner (1985), bahwa: “Inkuiri can be defined as

the learning that takes place when the student is not presented with subject matter

in the final form, but rather is required to organize it him self” (Lefancois dalam

Emetembun, 1986). Ide dasar Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan

bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas.

Model Pembelajaran Inkuiri (Pustekkom, 2016) menunjang proses belajar

perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu peserta didik pada tahap

eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Inkuiri Environment, yaitu lingkungan

dimana peserta didik dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang

belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.

Lingkungan seperti ini bertujuan agar peserta didik dalam proses belajar dapat

berjalan dengan baik dan lebih kreatif. Untuk memfasilitasi proses belajar yang

baik dan kreatif harus berdasarkan pada manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan

tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Manipulasi bahan pelajaran

bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan peserta didik dalam berpikir

(merepresentasikan apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat perkembangannya.


39

Dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri pada mata pelajaran IPA

khususnya materi memahami nilai-nilai Sifat-sifat bunyi, peserta didik merasa

senang, tidak merasa bosan, lebih mudah terangsang dalam memahami materi

pelajaran dan mereka merasa terhibur. Peserta didik yang pada awal mendapat

nilai tinggi, sedang, rendah mengungkapkan pembelajaran IPA dengan

menggunakan model pembelajaran Inkuiri cukup menyenangkan. Selain itu,

siswa menjadi lebih aktif dan mau berpikir dalam proses kegiatan belajar

mengajar. Hal ini dibuktikan dengan nilai hasil observasi siswa yang dilakukan

peneliti yakni mencapai 70,00% dengan predikat baik.

Pada dasarnya siswa Sekolah Dasar (SD) usia berkisar antara 6 atau 7

tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase

operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan

dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun

masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Dari usia perkembangan

kognitif bahkan psikomotorik siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang

dapat ditangkap oleh panca indra.

Dalam kegiatan pembelajaran siswa perlu melakukan kegiatan yang

diharapkan mampu untuk dapat meningkatkan kepercayaan diri, kreativitas dan

mampu memberikan ide dan gagasan. Oleh karena itu guru harus mampu untuk

melakukan inovasi terhadap model pembelajaran, yang melibatkan siswa secara

langsung dalam proses pembelajaran, menggunakan strategi pembelajaran yang

menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan dan menuntut siswa untuk berperan

aktif selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengatasi permasalah


40

tersebut. Keterlibatan siswa secara langsung selama proses pembelajaran inilah

yang akan memfokuskan siswa dalam proses belajar.

4.5.2 Kreativitas Siswa Menggunakan Model Inkuiri

Dari hasil analisis data pretest, diketahui bahwa sebelum diberikan

perlakuan pembelajaran kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol relatif sama. Tetapi setelah diberikan perlakuan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Inkuiri kemampuan siswa dari kelas

eksperimen meningkat lebih pesat dibandingkan dengan kemampuan siswa di

kelas kontrol yang dapat dilihat dari perolehan rata-rata skor hasil postest yaitu

kelas eksperimen sebesar 87,6 sedangkan kelas kontrol hanya mencapai 67,6

Setelah diadakan uji t dengan uji satu pihak pada taraf 5% didapat nilai thitung =

1,85 , dan ttabel = 2,15 dinyatakan bahwa kreativitas siswa dengan menggunakan

model Inkuiri lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran klasikal. Jadi

dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian: “kreativitas siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Inkuiri lebih baik dibandingkan dengan siswa

yang menggunakan pembelajaran klasikal” diterima (H1 diterima)


41

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model

pembelajaran Inkuiri berjalan dengan lancar, peserta didik antusias dalam proses

pembelajaran. Keantusiasan peserta didik dalam proses pembelajaran

mempengaruhi hasil nilai tes yang diberikan oleh pendidik.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Inkuiri pada mata

pelajaran IPA dikelas eksperimen sebagai berikut :

a. Penerapan model pembelajaran Inkuiri pada mata pelajaran IPA dikelas

eksperimen berada pada tingkat baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai

presentasi hasil perhitungan hasil observasi siswa sebesar 70,07 % dengan

kriteria peniliaian “baik”.

b. Kreativitas siswa pada mata pelajaran IPA di kelas eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran Inkuiri mengalami peningkatan. Hal ini

dibuktikan dengan nilai rata- rata pre test kelas eksperimen sebesar 65,7 dan

nilai rata-rata post test sebesar 87,6.

c. Terdapat peningkatan kreativitas dengan menggunakan model pembelajaran

Inkuiri dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat

dibuktikan dari hasil perhitungan pre test dengan thitung sebesar 0,07 dan ttabel

sebesar 2,15 dengan db = 43 , α = 0,05 sebesar 45 maka kemampuan awal

siswa berada pada penerimaan H 0 dimana tidak ada perbedaan yang signifikan
42

antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sedangkan hasil dari perhitungan

post test didapat thitung sebesar 1,87 dan ttabel sebesar 2,15 dengan db = 43 , α =

0,05 sebesar 45 maka berada diluar penerimaan H 0, sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kekampuan kreativitas dengan

menggunakan model pembelajaran Inkuiri.

2. Saran

Bertitik tolak dari keseluruhan pembahasan diatas, maka dapat

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

a. Bagi guru khususnya guru kelas IV SDN 2 Mekarjaya, dengan tidak

mengurangi rasa hormat sebaiknya kegiatan pembelajaran dilaksanakan

dengan menggunakan berbagai model pembelajaran sehingga siswa lebih aktif

dalam berpikir dan berinteraksi satu sama lain, melatih kemampuan siswa

untuk bereksplorasi dan memecahkan permasalahan oleh dirinya sendiri,

melatih kepercayaan diri dalam kegiatan belajar sehingga guru dapat lebih

mengarahkan siswa dan meluruskan kesalah fahaman dalam proses kegiatan

belajar mengajar.

b. Bagi siswa, senantiasa melatih dirinya agar selalu percaya diri, memiliki rasa

toleransi dan kerjasama yang baik serta terus berlatih agar dapat berkembang

lebih baik lagi khususnya dalam proses kreativitas siswa.

c. Bagi para peneliti sejenis, berdasarkan pada berbagai keterbatasan pada

penelitian ini, maka disarankan kepada berbagai pihak untuk melakukan

penelitian lebih lanjut berkenaan dengan aspek kreativitas pada mata pelajaran

IPA.
43

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Adang Heriawan – Darmajari – Arip Senjaya. 2012. Metodologi Pembelajaran
(Kajian Teoretis Praktis), Banten ; LP3G (Lembaga Pembinaan dan
Pengembangan Profesi Guru)

Anni, Catharina Tri. 2014. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Pess

Sadiman, 2004. Media pendidikan, pengertian, pengembangan, dan


pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.

Riduwan. 2007. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung :


Alfabeta

Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta : Kencana

Sundayana. 2009. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Syaodih, Nana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Drajat, Zakiyah.1996). Metodologi Agama Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

Geoedukasi Volume III Nomor 2, Oktober 2014, Kusmijati, N., 103 –


110_______ 103 – 109

Hamalik, O. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara


Kunandar, 2009.Langkah Mudah Penelitiaan Tindakan Kelas.
Jakarta : Rajawali Pres.

Hurlock, E. 2011. Psikologi perkembangan. Alih bahasa: dr. Med. Metasari T. & Dra.
Muslichah Z. Jakarta: Erlangga

Khoirul Anam, M.A. 2015/2016. Pelajaran Berbasis Inkuiri. Yogyakarta ;


Pustaka Pelajar.

Kunandar. 2010. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press


44

Mulyasa. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, strategi dan Implementasi.


Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:


Rineka Cipta.

Satiadarma, M.P. dan Waruwu, F.E. 2013. Mendidik Kecerdasan. Jakarta: Pustaka
Populer Obor

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :


Rineka Cipta.

Sulistyorini, Sri. 2014. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar Dan Penerapannya
dalam KTSP. Yogyakarta : Tiara Wacana

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung ;


Alfabeta.

Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada
Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
45

Anda mungkin juga menyukai