Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DESI PUTRI WULANDARI

858557664

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) IDIK4008

PROGRAM STUDI S1 PGSD BI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UPBJJ UNIVERSITAS TERBUKA MALANG

2021.1
LEMBAR PENGESAHAN

Penelitian Tindakan Kelas Dengan Judul:

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING DALAM


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI ZAT
TUNGGAL DAN CAMPURAN PADA SISWA KELAS V MI AL
MAARIF NGADRI KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN
BLITAR

Telah Disetujui oleh:

Dosen Pembimbing Mahasiswa

Dr. Yeni Dwi Febriliyanti, S.Pd., M.Pd.I Desi Putri Wulandari


ID. 74000687 NIM. 858557664

1
A. JUDUL PENELITIAN

“PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING DALAM


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI ZAT
TUNGGAL DAN CAMPURAN PADA SISWA KELAS V MI
AL MAARIF NGADRI KECAMATAN BINANGUN
KABUPATEN BLITAR”.

B. BIDANG KAJIAN

Bidang kajian dalam penelitian ini difokuskan pada


permasalahan perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dalam hal penerapan model pembelajaran. Dalam artian
penelitian ini ditujukan untuk peningkatan prestasi belajar siswa
dalam materi IPA, adapun upaya dalam meningkatkan prestasi
belajar tersebut menggunakan model pembelajaran Kooperatif
Learning.

Kooperatif Learning merupakan sebuah model


pembelajaran yang menggunakan kelompok kelompok kecil
sehingga siswa bekerja sama untuk memaksimalkan kegiatan
belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain.

C. LATAR BELAKANG

1. Latar Belakang

Pengetahuan yang dimiliki manusia merupakan hal


yang paling pokok dan mendasar dalam menjalani
kehidupannya. seiring dengan perkembangan zaman yang
semakin pesat, yang diiringi dengan munculnya berbagai
teknologi canggih serta berbagai macam produk buatan
manusia. Hal tersebut tentunya menuntut adanya Sumber
Daya Manusia (SDM) yang unggul berkualitas. Untuk

2
menciptakan SDM yang unggul dan berkualitas tentunya
harus disertai dengan beberapa faktor penunjang untuk
merealisasikannya. Adapun faktor penunjang yang dirasa
perlu untuk mendasari terciptanya SDM yang unggul
berkualitas serta bermutu adalah pendidikan.

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan


pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
atau latihan yang berlangsung disekolah dan di luar sekolah
sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat memerankan peranan dalam berbagai lingkungan
hidup secara tepat dimasa yang akan datang.1 Berdasarkan
jalurnya pendidikan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu
pendidikan formal, non-formal, dan informal yang dapat
saling melengkapi dan memperkaya.2 Perbedaan tempat
tidaklah menjadi alasan seseorang untuk mencari sebuah
ilmu pengetahuan. Sejak lahir manusia sudah dibekali
beberapa potensi yang berbeda-beda antara satu sama lain.
Namun potensi tersebut perlu adanya pengembangan melalui
dorongan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari suatu
pendidikan. Pada dasarnya dalam sebuah pendidikan ituyang
diutamakan adalah proses berpikir dari yang semula tidak
tahu menjadi tahu. Menurut Beyer bahwa keterampilan
berpikir merupakan suatu kebutuhan, karena dengan
keterampilan tersebut seseorang akan memiliki kunci-kunci
dalam menyelesaikan masalah, menyaring informasi,
mencapai prestasi, atau membentuk kepribadian.3

1
Binti maunah, landasan pendidikan. (Yogyakarta: teras, 2009), hal. 5
2
Tim penyusun undang-undang, UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL (UU RI No. 20
tahun 2003). (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hal.12
3
Rosma Hartiny, Model Penelitian Tindakan Kelas “Teknik Bermain Konstruktifistik Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA”. (Yogyakarta: Teras, 2010), hal. 1
3
Pendidikan dan pembelajaran merupakan suatu kegiatan
yang mengarah pada tujuannya, sebagaimana yang
tercantumkan pada undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 menyatakan:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.4

Adapun anjuran untuk memperoleh pendidikan, sudah


tercantumkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang diantaranya
adalah dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 sebagai berikut:

          
        
    

Artinya:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia


telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam.[1589]Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.

Proses dalam pendidikan ini merupakan peranan yang


sangat penting dalam kehidupan. Berbagai macam ilmu
pengetahuan yang diperoleh pada dasarnya merupakan

4
Tim Penyusun Undang-Undang, Undang-Undang SISDIKNAS..., hal. 7
4
sumber acuan dalam menjalani berbagai aktivitas. Sebut saja
pada mata pelajaran IPA. IPA merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia sehari-hari. Dengan demikian dirasa sangat perlu
memberikan pembelajaran IPA pada anak sejak dini
khususnya bagi anak yang menginjak sekolah dasar. Hasil
belajar IPA sangatlah penting bagi siswa kelas awal di
sekolah dasar karena akan selalu digunakan mereka seumur
hidup, dalam kegiatan sehari-hari berkaitan erat dengan
pembelajaran IPA. Selain itu pembelajaran IPA juga perlu
diberikan pada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar
untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta bekerja sama.5
Begitulah tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh seorang
guru.

Setiap guru maupun siswa pasti selalu mengharapkan


agar setiap proses pembelajaran dapat mencapai hasil belajar
yang memuaskan. Namun jika kita amati secara kontekstual
yang terjadi di lapangan sering kita jumpai beberapa
problematika-problematika yang muncul saat proses
pembelajaran diantaranya siswa kurang mampu memahami
penjelasan guru, ada siswa yang mendapat nilai rendah,
bahkan ada siswa yang tidak mampu mengerjakan soal
maupun mengerjakan soal dengan asal-asalan. Berdasarkan
beberapa uraian problematika yang sering dijumpai saat
pembelajaran di kelas maka dari itu merupakan tugas bagi
guru untuk selalu mengadakan perbaikan secara terus
menerus dalam proses pembelajaran, agar masalah kesulitan

5
Daryanto, et. all., Model Pembelajaran Inovatif. (Yogjakarta: Gava Media, 2012), hal. 240
5
belajar siswa dapat diatasi, sehingga hasil belajar siswa
mencapai tujuan yang diharapkan.

Masalah-masalah yang dialami siswa saat pembelajaran


tidak muncul begitu saja melainkan, terdapat beberapa faktor
penyebab antara lain terkait dengan penggunaan model
pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan guru
sangat erat kaitannya dengan keberhasilan siswa dalam
sebuah proses pembelajaran. Pada umumnya mayoritas guru
masih menggunakan model pembelajaran konvensional
dimana guru berpusat sebagai sumber ilmu sedangkan siswa
sebagai penerima ilmu. Pada umumnya model pembelajaran
konvensional ini diterapkan guru dengan metode ceramah
dimana guru menjelaskan dan siswa hanya mendengarkan
saja. Akibatnya jika konsenterasi siswa menurun maka
materi pembelajaran yang disampaikan guru tidak dapat
diterima siswa secara maksimal. Seiring dengan
perkembangan zaman kini banyak sekali ilmuan-ilmua yang
menggagas model pembelajaran aktif, kreatif dan inovatif
yang tidak hanya berpusat pada guru tetapi lebih
menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif. Dengan
demikian seorang guru hendaknya mampu memilih sebuah
model pembelajaran yang relevan dan disesuaikan dengan
karakteristik peserta didiknya. Berdasarkan uraian di atas,
maka peneliti melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang berhubungan dengan penggunaan model
pembelajaran yang berjudul “Penerapan Model Kooperatif
Learning dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Zat
Tunggal dan Campuran pada siswa Kelas V MI Al Maarif
Ngadri Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar”.

6
D. RUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Identifikasi Masalah

Setelah mengevaluasi dan mengamati hasil belajar siswa, serta


mengingat kembali proses pembelajaran, maupun melihat
catatan harian pada pembelajaran IPA, diperoleh kesimpulan
bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA belum
maksimal dan dirasa perlu adanya perbaikan dan peningkatan
hasil belajar siswa. Adapun masalah-masalah yang terjadi saat
pembelajaran IPA antara lain:

a. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru

b. Sebagian besar siswa cenderung pasif karena merasa


kurang percaya diri akan kemampuannya.

c. Ada beberapa siswa yang kurang fokus saat proses


pembelajaran.

d. Rendahnya kemampuan bertanya siswa

e. Rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA

2. Analisis Masalah

Tabel 1 Hasil Analisis

Masalah Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Masalah


Kurangnya 1) Penjelasan Guru Kurang dipahami.
Keberhasilan 2) Guru kurang memberikan motivasi belajar
Siswa Kelas V pada siswa.
terhadap 3) Guru Kurang mengasah kemampuan siswa
penguasaan untuk berani melakukan unjuk kerja.
materi IPA yang 4) Guru jarang menggunakan model
di ajarkan pembelajaran yang menuntut keaktifan
siswa.
5) Guru Kurang mengaitkan konsep materi
pada kehidupan sehari-hari.

7
3. Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil analisis yang mengungkapkan berbagai


penyebab munculnya masalah dalam proses pembelajaran IPA,
maka fokus perbaikan pembelajaran dapat dirumuskan sebagai
berikut:

“Apakah melalui penerapan model Kooperatif Learning pada


pembelajaran IPA Materi Zat Tunggal dan Campuran dapat
meningkatkan Keaktifan dan prestasi belajar siswa?”

4. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, pemecahan masalah


atau alternatif tindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:

a. Sebelum guru memulai pembelajarn guru terlebih dahulu


memberikan motivasi belajar dan mengaitkan konsep materi
dalam kehidupan sehari-hari.

b. Guru menggunakan Model pembelajaran Kooperatif


Learning dengan membagi siswa ke dalam kelompok kecil.

c. Guru memberikan tugas kelompok berupa pengamatan dan


Percobaan materi secara langsung. (Guru mendampingi
siswa dalam kegiatan tersebut).

d. Guru memberikan tugas berupa unjuk kerja pada masing-


masing kelompok dengan mempresentasikan hasil
pengamatan dan percobaan.

e. Guru memberikan penguatan materi

f. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.

g. Guru memberikan soal refleksi pada masing-masing siswa


8
E. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Kegiatan penelitian ini secara umum bertujuan untuk


mendeskripsikan dan menemukan kebenaran penerapan model
kooperatif learning pada pembelajaran IPA dapat
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

a. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi


pembelajaran IPA.

b. Meningkatkan perhatian, keaktifan dan prestasi belajar


siswa melalui penggunaan medel kooperatif learning.

c. Membangkitkan motivasi belajar siswa pada mata


pelajaran IPA.

d. Membiasakan siswa belajar mandiri dan menemukan


sendiri tujuan pembelajaran melalui pengamatan dan
percobaan.

F. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru yaitu dapat mengembangkan pengetahuan dan


keterampilan serta membangkitkan rasa percaya diri
sehingga guru senantiasa bersemangat untuk memperbaiki
pembelajaran secara terus menerus. penelitian ini juga
bermanfaat bagi guru untuk memperbaiki pembelajaran IPA
dengan menggunakan model kooperatif learning melalui
pengamatan, percobaan dan diskusi kelompok.
9
2. Bagi Siswa yaitu dapat meningkatkan pemahaman dalam
menyerap materi yang dipelajari sehingga proses dan hasil
belajar dapat meningkat.

3. Bagi Sekolah yaitu untuk membantu sekolah dalam


mengembangkan dan menciptakan lembaga pendidikan
yang berkualitas yang akan menjadi contoh atau model bagi
sekolah-sekolah lainnya. selain itu kajian penelitian ini
dapat memberikan ilmu dalam mencetak lulusan yang
berkualitas, berilmu dan mempunyai motivasi tinggi.

G. KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Belajar dan Mengajar

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak


dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu
dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan
siswa. serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.6 Belajar merupakan usaha siswa untuk mencari,
menemukan suatu pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
suatu usaha membimbing siswa agar mengalami proses belajar.7

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa dalam proses


belajar mengajar ini memiliki dua unsur penting yaitu siswa atau
peserta didik yang mencari pengetahuan dan seseorang yang
memberikan pengetahuan atau biasa disebut dengan guru. Guru
bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu
pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat
mengumpulkan dan menerimanya.8
6 ?
Ahmad Susanto, ’’Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar”. (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013), hal. 1
7 ?
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hal. 92
8 ?
Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran “Mengembangkan Wacana dan
Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional”. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal.
10
a. Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan


seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.9

Belajar juga dikatakan sebagai proses manusia untuk


mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan
sikap. Adapun proses belajar ini dimulai sejak manusia lahir
sampai akhir hayat. Kemampuan manusia untuk belajar
merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia
dengan makhluk lainnya. Belajar mempunyai keuntungan baik
bagi individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu
kemampuan belajar secara terus menerus akan memberikan
kontribusi dalam pengembangan kualitas hidupnya.
Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran yang
sangat penting dalam meneruskan budaya belajar dan
pengetahuan dari generasi ke generasi.

Kesuksesan seseorang dalam belajar akan ditandai


dengan timbulnya pemahaman seseorang yang disertai dengan
perubahan tingkah laku. Berikut akan dijelaskan ciri-ciri
perubahan tingkah laku yang diperoleh dari proses belajar,
diantaranya adalah:10

1) Perubahan yang terjadi secara sadar.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

17
9 ?
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor ..., hal. 2
10 ?
Ibid, hal. 3
11
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

b. Mengajar

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya jika belajar


dan mengajar merupakan aktifitas yang saling terkait.
Mengajar diartikan Proses menyajikan bahan epelajaran oleh
seseorang kepada orang lain, agar orang lain itu menerima,
menguasai dan mengembangkannya.11 Dalam ruang lingkup
pendidikan orang lain yang dimaksud adalah siswa sedangkan
seseorang yang menyajikan adalah guru.

Jika diamati proses mengajar di Indonesia ini masih


menggunggulkan peran seorang guru. Karena masih banyak
lembaga pendidikan formal di Indonesia yang menganut
sistem pendidikan terpusat pada guru. Berbicara tentang
wacana lama sebelum Indonesia berkembang mengajar
diartikan sebagai penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-
pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita, atau usaha
mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikut
sebagai generasi penerus.12

Berdasarkan definisi wacana lama, jika kita kaji lebih lanjut


nampak sekali bahwa aktifitas itu terletak pada guru.
Sedangkan siswa hanya mendengarkan dan menerima saja apa
yang diberikan oleh guru. Semua materi yang diberikan guru
ditelan mentah-mentah, tanpa diolah di dalam jiwanya dan
tanpa diragukan kebenarannya. Siswa beranggapan bahwa apa

11 ?
Ibid, hal. 65
12 ?
Ibid, hal. 65
12
yang dikatakan oleh guru semuanya adalah benar. Hal yang
demikian ini tentunya akan berakibat buruk bagi
perkembangan pendidikan. Karena siswa tidak diberi
kesempatan untuk bereksplorasi dan mengembangkan
pengetahuan yang telah dimiliki.

2. Hakitat Pembelajaran IPA di SD

IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara


sistematik dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh
adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan
sikap ilmiah. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta adanya kemajuan pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari.13

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu


pengetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa Inggris
“Since”. Kata science sendiri berasal dari kata dalam bahasa
latin. Perkembangan science sering diterjemahkan sebagai sains
yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam. 14

Sejalan dengan laksmi prihantoro mengatakan bahwa IPA


hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi.15
Sebagai produk IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan
sekumpulan konsep dan bagan konsep, Sebagai suatu proses,
IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari
objek studi, menemukan dan mengembangkan produk produk

13
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya
?

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksar, 2010. hal:
136.
14 ?
Ibid, hal. 136.
15 ?
Ibid, hal. 137.
13
sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan
teknologi yang dapat memberikan bagi kehidupan.

Berdasarkan pengertian diatas, pada hakikatnya IPA


merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan
pengetahuan, sikap dan nilai-nilai ilmiah pada siswa serta salah
satu mata pelajaran yang menuntut keterlibatan siswa secara
aktif.

3. Model-Model Pembelajaran

Joyce & Weil, menyatakan bahwa model pembelajaran


adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
merancang tatap muka di kelas atau pembelajaran tambahan di
luar kelas dan untuk menyusun materi pembelajaran.16

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa (1)


model pembelajaran merupakan kerangka dasar pembelajaran
yang dapat diisi oleh beragam muatan mata pelajaran, sesuai
dengan kerakteristik kerangka dasarnya, (2) model pembelajaran
dapat muncul dalam beragam bentuk dan variasinya sesuai
dengan landasan filosofis dan pedagogik yang melatar
belakanginya.

Adapun beberapa model-model pembelajaran diantaranya


sebagaimana berikut ini:

a. Model Pembelajaran Langsung

Pendekatan pembelajaran langsung pertama kali


diperkenalkan pada tahun 1968 oleh Sieg Friend Engelmann.
Engelmann menggunakan pendekatan ini untuk membantu

16 ?
Suyanto, dkk. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional.
Yogyakarta : Multi Pressinsdo. 2013. hal: 154.

14
anak-anak dalam kota-kota belajar dan menguasai materi
pelajaran. Melalui pendekatan ini guru bisa memberikan
pencapaian yang cepat dalam meningkatkan rasa percaya diri
siswa.17

Huitt menyatakan bahwa pembelajaran langsung sepenuhnya


diarahkan oleh guru.18 Strategi ini menggunakan banyak contoh
gambar-gambar dan demonstrasi untuk menjembatani antara
konsep-konsep kongkrit dan abstrak.

Pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk


menunjang proses belajar siswa baik menyangkut pengetahuan
prosedural maupun pengetahuan deklaratif. Pengetahuan
prosedural adalah pengetahuan mengenai bagaimana orang
melakukan sesuatu.

Ciri-ciri pembelajaran langsung

 Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur hasil penilaian


hasil belajar.

 Adanya sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan


pembelajaran.

 Adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang


mendukung berlangsungnya dan berhasilnya proses
pembelajaran.

b. Model Pembelajaran Tidak Langsung.

Berbeda dengan model pembelajaran langsung seperti yang


sudah diuraikan di depan. model pembelajaran tidak langsung

17 ?
Ibid, hal. 158-159.
18 ?
Ibid, hal. 159.
15
berpusat pada siswa. peran guru dalam pembelajaran ini bukan
memberi informasi melainkan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dan mendengarkan siswa serta memberikan
penghargaan atau pujian kepada siswa.

Melalui pembelajaran ini siswa lebih terlibat aktif, siswa


merasa terbiasa, mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi dan dapat mengatasi rasa takut memberikan
jawaban yang kurang tepat. Selain itu, pembelajaran ini juga
dapat mengembangkan kreativitas, keterampilan dan
kemampuan siswa secara perorangan. Model pembelajaran ini
sangat cocok digunakan oleh guru karena memungkinkan
munculnya hasil-hasil pemikiran atau penemuan para siswa
yang tidak diketahui guru. Fokus pembelajaran adalah
pemahaman materi dan ingatan jangka panjang.

c. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran


yang mengutamakan kerjasama antar siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran.19

Ciri-ciri model kooperatif

 Bertujuan menuntaskan materi yang dipelajari dengan cara


siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.

 Kelompok yang dibentuk terdiri siswa-siswa yang


memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah.

 Dalam kelas, terdapat siswa yang berbeda baik ras, suku,


budaya , jenis kelamin. untuk itu, dalam setiap kelompok
diuayakan terdiri atas ras, suku, budaya, jenis kelamin
yang berbeda pula.
19 ?
Ibid, hal. 163.
16
 Penghargaan atas keberhasilan belajar lebih diutamakan
pada kerja kelompok daripada perorangan.

Senada dengan ciri-ciri tersebut Stahl mengemukakan ciri-


ciri pembelajaran kooperatif antara lain: (1) Belajar bersama
dengan teman. (2) Selama proses belajar terjadi tatap muka
antar teman. (3) saling mendengarkan pendapat antara anggota
kelompok. (4) Belajar dari teman sendiri dalam kelompok. (5)
Belajar dalam kelompok kecil. (6) Produktif berbicara atau
saling mengemukakan pendapat. (7) Keputusan tergantung
anggota.20

Slavin mendefinisikan bahwa belajar kooperatif adalah suatu


model pembelajarn dimana didwa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
4-6 orang heterogen.21

H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di kelas


V MI Al Maarif Ngadri kecamatan Binangun Kabupaten
Blitar Jawa Timur. Mata pelajaran yang menjadi subjek
penelitian yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dengan materi pokok “Zat tunggal dan zat campuran”,
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
learning.

Jumlah siswa kelas V MI Al Maarif Ngadri yang akan


dijadikan subjek penelitian sebanyak 13 siswa, terdiri dari 7

20 ?
Tanireja, Tukiran, dkk. 2013. Model-model Pembelajaran Inovatif dan
Efektif. Bandung : Alfabeta. hal. 59.
21 ?
Suyanto, dkk. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional.
Yogyakarta : Multi Pressinsdo. 2013. hal: 163-164
17
orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan.
Adapun tingkat kemampuan siswa bervariasi ada yang
memiliki tingkat kemampuan rendah, ada yang sedang dan
ada pula yang memiliki tingkat kemampuan di atas rata-
rata.

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam


kurun waktu 10 hari, yaitu mulai tanggal 22 Mei hingga 31
Mei 2021.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini


antara lain:

a. Perencanaan

Meliputi penyampaian materi pelajaran,


persiapan instrumen penelitian yang berikaitan dengan
percobaan, pembagian kelompok, diskusi kelompok,
unjuk kerja, pemberian penguatan materi, ulangan
harian.

b. Tindakan / pelaksanaan kegiatan

1) Siklus I

Kegiatan siklus I meliputi:

 Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan ini terdiri dari


pengondisian siswa pada situasi pembelajaran,
memberikan motivasi, Review materi yang telah
diajarkan, mengaitkan materi yang akan diajarkan
dalam kehidupan sehari-hari.
18
 Kegiatan inti

Kegiatan inti ini terdiri dari kegiatan pengamatan


zat tunggal dan campuran, diskusi kelompok, serta
unjuk kerja, tanya jawab terkait materi.

 Penutup

Kegiatan penutup ini terdiri dari pemberian


penguatan dari guru dan penarikan kesimpulan atas
pembelajaran yang dilakukan.

2) Siklus II

Kegiatan siklus II meliputi:

 Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan ini terdiri dari


pengondisian siswa pada situasi pembelajaran,
memberikan motivasi, Review materi yang telah
diajarkan, mengaitkan materi yang akan diajarkan
dalam kehidupan sehari-hari, Pemberian soal Post-
Test.

 Kegiatan inti

Kegiatan inti ini terdiri dari kegiatan pengamatan


zat tunggal dan campuran, diskusi kelompok, serta
unjuk kerja, Pemberian soal Pre-Test.

 Penutup

19
Kegiatan penutup ini terdiri dari pemberian
penguatan dari guru dan penarikan kesimpulan atas
pembelajaran yang dilakukan.

3) Siklus III

Kegiatan siklus II meliputi:

 Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan ini terdiri dari


pengondisian siswa pada situasi pembelajaran,
memberikan motivasi, Review materi yang telah
diajarkan, mengaitkan materi yang akan
diajarkan dalam kehidupan sehari-hari,
Pemberian soal Post-Test.

 Kegiatan inti

Kegiatan inti ini terdiri dari kegiatan


pengamatan zat tunggal dan campuran, diskusi
kelompok, serta unjuk kerja, Pemberian soal
Pre-Test.

 Penutup

Kegiatan penutup ini terdiri dari pemberian


penguatan dari guru dan penarikan kesimpulan atas
pembelajaran yang dilakukan.

c. Refleksi

20
Kegiatan refleksi ini dimaksudkan untuk
membahas adanya perkembangan dari beberapa
siklus yang nantinya akan dipergunakan untuk
menentukan kesimpulan atau hasil akhir dari
penelitian tindakan kelas.

I. JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Tanggal

1. Identifikasi Masalah 25-28 April 2021

2. Merencanakan Tindakan 5-8 Mei 2021

3. Menyusun Proposal 16-20 Mei 2021

4. Melaksanakan Penelitian 22-31 Mei 2021


(tindakan)

5. Membuat draf laporan 1-5 Juni 2021

6. Membuat laporan PTK 6-8 Juni 2021

J. BIAYA PENELITIAN

Diperkirakan penelitian ini akan menghabiskan biaya sebesar


Rp. 300.000, dengan perincian sebagai berikut:

No Uraian Biaya

1. Biaya Rapat Rp. 50.000

2. ATK Rp. 20.000

21
3. Pengadaan Instrumen penelitian Rp. 50.000

4. Pengetikan Rp. 25.000

5. Pembuatan dokumentasi Rp. 25.000

6. Penggandaan Rp. 30.000

7. Penjilidan Rp. 45.000

8. Transportasi Rp. 55.000

Jumlah Rp. 300.000

K. PERSONALIA PENELITIAN

Penelitian ini melibatkan beberapa pihak antara lain:

1. Kepala Madrasah : Umi Kumaidah, S.Pd.I

2. Teman Sejawat : Ismafatul Aminin, S.Pd (Guru Kelas III)

Enggar Nawang, S.Pd (Guru Kelas II)

Muasiroh, S.Pd.I (Guru Kelas IV)

Hanik Atur Rosyidah,S.Ag (Guru PJOK)

Desica Wahyu, S.Pd (Guru Agama)

22
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, Dkk. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogjakarta: Gava Media.

Hartiny, Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas “Teknik Bermain


Konstruktifistik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA”. (Yogyakarta:
Teras)
Maunah , Binti. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Teras.

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. (Jakarta: Rineka


Cipta,)

Susanto Ahmad. 2013. ’’Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar”.


(Jakarta: Prenadamedia Group).
Suyanto, dkk. 2013. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional.
Yogyakarta : Multi Pressinsdo.

Tanireja, Tukiran, dkk. 2013. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.


Bandung : Alfabeta.
Thobroni dan Mustofa, Arif. 2013. Belajar dan Pembelajaran “Mengembangkan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional”.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Tim Penyusun Undang-Undang. 2006 .Uu Sistem Pendidikan Nasional (Uu Ri
No. 20 Tahun 2003). Jakarta: Sinar Grafika
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Bumi Aksar.

23
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Desi putri wulandari, S.Pd.

Tempat, tanggal lahir : Blitar, 11 Agustus 1994

Pendidikan Terakhir : S1 pendidikan IPA

Alamat : Ds. Salamrejo, Rt 02 rw 01 Kec. Binangun Kab. Blitar

No Telp : 0857 4859 6236

PENDIDIKAN FORMAL

1. TK PKK Salamrejo 1998-2000

2. SDN Salamrejo 2000-2006

3. MTs Da’arul Uluum Margomulyo Pangungrejo Blitar 2006-2009

4. MAN Tlogo Blitar 2009-2012

5. IAIN Tulungagung 2012-2016

PENDIDIKAN NONFORMAL

1. Pondok Modern Tarbiyatus Sholikhin tahun 2009-2012


2. Khursus Mahir Tingkat Dasar (KMD) tahun 2016

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Teater Pro-Test IAIN Tulungagung


2. Sanggar Banyu Tulungagung

24
Lampiran 2

SURAT KETERAGAN

Nomor:

Yang bertanda tangan di bawah ini kami Kepala Madrasah


Ibtidaiyah Al Maarif Ngadri Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar
menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:

Nama : DESI PUTRI WULANDARI

Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS TERBUKA MALANG

NIM : 858557664

Jurusan : PGSD BI

Telah melaksanakan penelitian di MI Al Maarif Ngadri


Binangun Blitar mulai tanggal 20 Mei s/d 26 Mei 2021 berkaitan
dengan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul
“Penerapan Model Kooperatif Learning dalam Meningatkan Prestasi
Belajar Materi Zat Tunggal dan Campuran pada Siswa Kelas V MI
Al Maarif Ngadri Kecamatan Binangun Blitar”

Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Blitar, 22 Mei 2021

Kepala Madrasah

Umi Kumaidah, S.Pd.I

25

Anda mungkin juga menyukai