Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN KOMPONEN REINFORCEMENT SKILL DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA


PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS II

PROPOSAL

Diajukan untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat Guna Penyusunan
Skripsi dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :

TRI HANDAYANI

NPM. 1611100052

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI LAMPUNG

RADEN INTAN LAMPUNG

2019
BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kegiatan yang paling penting dalam kemajuan


manusia. Dalam dunia pendidikan akan selalu muncu masalah-masalah baru sering
tuntutan perkembangan zaman karna pada dasarnya sistem pendidikan nasional
senantiasa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan pekembangan baik ditingkat
lokal dan nasional. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kkuatan spiritual, keagamaan, pengendalian
diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1

Istilah pendidikan dalam islam biasanya seperti tarbiyah (pendidikan), al – ta’lim


(pengajaran), al – ta’dib (pendidikan sopan santun).2 Pendidikan dalam konteks ini
terkait dengan gerak dinami, positif, dan kontinu setiap individu menuju idealitias
kehidupan manusia agar mendapatkan nilai terpuji.
Dalam terminologi pendidikan diartikan sebagai suatu proses perbaikan, penguatan
dan penyempurnaan terhadap semua kemampuan potensi manusia. Pendidikan juga dapat
diartikan sebagai suatu ikhtiar manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan
nilai-nilaidan kebudayaan yang ada dalam masyarakat.3

Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus di


penuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok
manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan apirasi ( cita-cita) untuk maju,
sejahterah dan bahagia.4 Salah satu manusia yang terbentuk dalam jiwanya secara

1
Habullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 4.
2
Prof. Dr. H. Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta: KALAM MULIA,2015), hlm. 15.
3
Dr. Moh. Roqib, M. Ag, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di
Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, (Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang, 2009), hlm. 15.
4
Fuad Hasan, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2013 ), h.2.
individual adalah kemampuan dasar yang disebut para ahli psikologi sebagai instink
greogorius (naluri untuk hidup berkelompok) atau hidup bermsyarakat.

Berdasarkan definisi tentang pendidikan maka dapat disimpulkan bahwa


pendidikan adalah salah satu proses jangka pajang yang sudah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dalam kehidupan dunia, sebab hanya dengan melalui proses
pendidikan yang baik, maka manusia akan mampu meraih dan menguasai ilmu
pengetahuan untuk bekal hidupnya. Dengan pendidikan seseorang akan dapat
mengetahui apa-apa saja yang tidak di ketahuinya. Sebagai firman Allah dalam surah
Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:

Artinya:

:“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Maha mulia. Yang mengajar
(manusia) dengan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.5

Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan pembelajaran yang baik adalah
lingkungan yang memicu dan menantang peserta didik dalam belajar. Tujuan pembelajaran
pada dasarnya adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah
memperoleh pengalaman belajar.6 Pembelajaran di sd pada kurikulum 2013 baik di kelas
rendah maupun kelas tinggi menggunakan pembelajaran tematik.

Pembelajaran tematik adalah suatu konsep pembelajaran yang melibatkan beberapa


mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada anak. Dalam
pembelajaran ini pendidik harus mampu membangun bagian keterpaduan melalui satu tema.
Pembelajaran tematik sangat menuntut kreatifitas pendidik dalam memilih dan
mengembangkan tema pembelajaran. Tema yang di pilih hendaknya diangkat dari lingkungan

5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Jakarta: Sygma, 2009), hlm. 597.
6
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana,
2016), Cet. Ke-4. h. 183.
kehidupan peserta didik , agar pembelajaran menjadi hidup dan tidak kaku.7 Salah satu cara
dalam menciptakan pembelajaran yang hidup dan tidak kaku serta berkualitas adalah dengan
memberikan penguatan reinforcement terhadap peseta didik.

Dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum 2006, khususnya mengenai struktur
kueikulum SD/MI, salah satunya ditentukan bahwa pembelajaran pada kelas I sampai kelas
III dilaksanakan melalui pendekatan tematik (BNSP, 2006). Penetapan pendekatan tematik
pada pembelajaran di SD dikarenakan perkembangan peserta didik pada kelas rendah sekolah
dasar pada umumnya berada pada tingkat perkembangan peserta didik pada kelas rendah
sekolah dasar pada umumnya berada di tingkat perkembangan yang masih melihat segala
sesuatu sebagai satu seutuhan serta baru mampu memahami hubungan antar konsep secara
sederhana. Pembelajaran yang dilakukan dengan mata pelajaran yang terpisah akan
menyebabkan kurang mengembangkan siswa untuk berfikir holistik dan membuat kesulitan
bagi siwa untuk mengaitkan konsep dengan kehidupan nyata mereka sehari-hari8

Pendidik harus senantiasa mengetahui dan memahami berbagai karakteristik peserta


didiknya, mengingat peserta didik adalah subjek sekaligus objek dari pendidikan yang harus
di kembangkan pendidik sehingga tercapai tujuan pendidikan yang di harapkan. Banyak
upaya yang harus dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas agar tercipta sebuah
pembelajaran yang efektif. Salah satunya adalah guru harus senantiasa menguasain
keterampilan dasar mengajar, dimana keterampilan dasar mengajar tersebut harus di
perhatikan pada saat guru melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Guru di katakan
berhasil dalam pembelajaran apabila ia dapat melakukan tugas mengajarnya dengan baik.
Sehingga dalam mengajar guru memerlukan keterampilan- keterampilan yang harus di
kuasai. Salah satu keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh guru adalah keterampilan
dalam memberikan penguatan ( reinforcement). Di dalam proses KMB, peserta didik
memerlukan sebuah penguatan atas perilaku yang ia lakukan sebagai wujud timbal balik atas
apa yang ia lakukan. Hal ini dapat penumbuhkan semangat dan lebih memusatkan perhatian
peserta didik pada saat pembelajaran. Peserta didik akan mendapatkan prestasi belajar yang
baik setelah peserta didik melaksanakan proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan yang di
maksud harus didukung dengan tingkah laku yang baik pula. 9
7
Nurul Hidayah,” Pembelajaran Tematik Integratifdi Sekolah Dasar”, Terampil Pendidikan
dan Pembelajaran Dasar Volume 2 Nomor 1 2015 hal 35
8
Nur ain, maris kurniawati, “Implementasi Kurikulum KTSP: Pembelajaran Tematik Di
Sekolah Dasar” Jurnal Inspirasi Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang, hal. 317
9
Mahmudi, chairul amriyah, “Korelasi Antara Kedisiplinan Dan Prestasi Belajarpeserta
Didik Di Mi Nurul Amal (Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang)”
Teori reincement menjelaskan secara khusus bagaimana orang belajar perilaku dan
belajar bagaimana bertindak. Juga instruktur yang berbeda yang berusaha membawa motivasi
bagi siswa harus memastikan bahwa guru-guru ini tidak akan memberikan hadiah kepada
semuah siswa pada waktu yang bersamaan. Maksudnya guru mengatakan kepada siswa siapa
yang tidak berperilaku baik dan tidak mengikuti pembelajaran dengan baik tidak akan
mendapat hadiahnya. Guru pada dasarnya harus membawa kesadaran kepada siswa dan
mengajar mereka tentang apa mereka bisa mereka bisa mendapatkan penguatan positif. Teori
penguatan motivasi menyoroti keadaan pikiran setiap orang, yaitu emosi dan perasaannya.
Teori penguatan pada umumnya berkonsentrasi pada perubahan yang terjadi pada setiap
orang ketika ia mengalami beberapa tindakan atau tindakan beberapa prilaku. Teori
penguatan sangat ampuh untuk mengendalikan proses tindakan dan prilaku pada setiap
orang.10

Reinforcement (penguatan) merupakan hal yang dapat memberikan atau


meningkatkan motivasi kepada peserta didik dalam memahami konsep-konsep yang di
pelajarinya, guru dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Reinforcement
memiliki peranan yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Seorang peserta didik
akan senang belajar setelah uasahanya berhasil ia akan terdorong untuk maju lebih jauh
dalam belajar, bentuk kepuasan itu berupa rasa bangga dan percaya diri.11

Pemberian penguatan ( reinforcement) menjadi tanggung jawab guru dalam


mengajar, keberhasilan tersebut banyak tergantung pada usaha untuk dapat membangkitlkan
motivasi. Mc Clelland ( dalam Uno2011:9) “ amotiv isthere dinitegration by a cueof
achangein an affective situasion” yang berati motif merupakan implikasi dari hasil
pertimbangan yang telah di pelajari ( redintegration) dengan di tandai suatu perubahan pada
situasi afektif. Menurut Uno (2011.23) motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrisik
yang salah satunya merupakan dorongan kebutuhan belajar dan faktor ekstrinsik yng salah
satunya berupa penghargaan.12

TerampilPendidikan dan Pembelajaran Dasar Volume 2 Nomor 1 2015 hal.35


10
Marzien Gordan, “ Rainforcement Theory Of Motivation” International Journal Of
Research In Education Methodology. Vol 5, no 3 2014 hal 682
11
Siti nurvalah, ono wiharna, yayat, “Pemberian Reinforcement Untuk Meningkatkan
Motivasi, Aktivitas, Dan Hasil Belajar Siswa Smk Pada Kompetensi Dasar Pemeliharaan/Servis
Sistem Kopling Dan Komponennya” Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No.1,
2016 hal. 135
12
Sulaiman, “Pengaruh Pemberian Penguatan (Reinforcement) Oleh Guru B Erhadap
Motivasi Belajar Siswa Di Kelas Iv Sdn Unggul Lampeuneurut Aceh Besar”, Jurnal Pesona Dasar
Vol. 2 No. 3, 2014 hal.86
Penguatan (reinforcement) yang merupakan bagian dari keterampilan dasar dalam
mengajar di artikan sebagai konsukuensi yang memperkuat prilaku. Penguatan tersebut
berupapenguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positifyang berupa imbalan atau
pujian. Sedangkan penguatan negatif berupa hukuman.

Penguatan (reinforcement) adalah salah satu bentuk penciptaan suasana belajar yang
menyenangkan. Penguatan ( reinforcement) di berikan pada peserta didikdengan tujuan
utama agar frekuensinya tingkah laku positif peserta didik dapat meningkat.hal ini sesuai
dengan teori belajar skinner yang menyatakan bahwa tingkah laku peserta didik dapat
dikondisikan dengan memberikan penguatan. Agar penguatan ( reinforcement) memberikan
pengaruh yangb efektif,semuah bentuk penguatan harus diberikan dengan memperhatikan
siapa sasarannya dan bagaimana teknik pelaksanaannya. Disamping itu, penguatan juga harus
diberikan dengan sangat dan penuh semangat. Penguatan harus bermakna bagi peserta
didikdan jangan menggunakan kata-kata yang tidak etis.

Penguatan adalah segala bentuk respon yang merupakan bagaian dari modifikasi
tingkah laku guru terhadap tingkah laku peserta didik yang memberikan informasi atau
umpan balik peserta didik atas perbuatannya sebagai suatu tindakan dorongan . penguatan
merupakan pujian yang di berikan kepada siswa dan merupakan salah satu keterampilan yang
harus dimiliki guru. Menurut moore dalam rahim “ umumnya pujian yang diberikan guru
kepada siswa ialah penguatan verbal dengan menggunakan kata seperti bagus, ya, baik.13

Sesuai latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
bagaimana guru dalam menerapkan keterampilan memberikan penguatan ( reinforcement
skill) didalam kelas khususnya untuk kelas II yang merupakan pemeliharan dari kelas bawah.
Dari uraian di atas peneliti berminat untuk melakukan penelitian dengan judul “
PENERAPAN KOMPONEN REINFORCEMENT SKILL DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK
KELAS II “

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dapat didefinisikan
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Kurang interaksi antara guru dan siswa

13
Farida rahim,Pengajaran Membaca Sekolah Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hal.
117
2. Proses pembelajaran masih kurang aktif

3. Guru belum menggunakan metode yang berfariasi dalam metode pembelajaran

4. Rendanya prestasi belajar siswa kelas II

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu penerapan komponen reinforcement

skill pada pembelajaran tematik kelas II MI/SD

D. Rumusam Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang di atas secara umum penulis dalam
penelitian Penerapan Komponen Reinforcement Skill Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Pada Pembelajaran Tematik. adapun rinciannya sebagai berikut:
“ seberapa besar pengaruh Komponen Reinforcement Skill Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Pada Pembelajaran Tematik?

E. Tujuan Masalah
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berhasilkah seorang guru dalam
menerapkan Komponen Reinforcement Skill Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pada
Pembelajaran Tematik .
1. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kepustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan dan dapat dijadikan studi banding oleh penelitian lainnya.
2. Penelitian ini diharapkan berhasil diterapkan dan dapat menambah wawasan bagi
penulis lainnya sebagai bekal untuk mempersiapkan diri sebagai calon pendidik.
3. Penelitian ini diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam memahami
pembelajaran tematik.

F. Metode
Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dimana saat
mengambil data harus berisi komponen – komponen penting yaitu : (1) jenis dan
desain penelitian yang dimana hal ini harus fokus pada desain survei; (2)
Identifikasi dan definisi operasional variabel penelitian; (3) populasi dan sampel;
(4) instrumen atau alat pengumpulan data; dan (5) analisis data.14
Selain kreativitas guru juga dituntut harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang tinggi dalam berbagai aspek. Tuntutan semacam itu tidak dapat
ditawar-tawar lagi, karena perubahan gaya belajar peserta didik yang begitu
kompleks. Peserta didik merasa dirinya telah dibekali dengan sejumlah potensi
sejak lahir, maka seorang pendidik harus peka terhadap dinamika yang dialami
oleh anak didiknya. Episode belajar yang direncanakan harus mampu
meningkatkan tingkat atau taraf belajar siswa, oleh karena itu seorang pendidik
harus menyiapkan perangkat belajar yang mudah dicerna, fleksibel dan dapat
dipelajari serta dimanfatkan oleh peserta didik dimanapun dan kapanpun juga.15

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Kencana.

14
A. Supratiknya, Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Dalam Psikologi,
(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2015), hlm. 48.
15
Erlyn Juniati, “Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Drill Dan Diskusi
Kelompok Pada Siswa Kelas VI Sd”, Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 7, No 3,
2017, 283.
A. Supratiknya. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Dalam Psikologi,
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Jakarta: Sygma.

Dr. Moh. Roqib, M. Ag. 2009. Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif
di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang.

Erlyn Juniati. 2017. “Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Drill Dan
Diskusi Kelompok Pada Siswa Kelas VI Sd”. Scholaria: Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan. Vol. 7. No 3 : 283.
Farida rahim. 2008. Pengajaran Membaca Sekolah Dasar, Jakarta : Bumi Aksara.

Fuad Hasan. 2013. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Habullah.2012. Dasar-Dasar Ilmu pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Mahmudi, Chairul Amriyah. 2015. Korelasi Antara Kedisiplinan Dan Prestasi Belajar
Peserta Didik Di Mi Nurul Amal (Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang
Bawang). Jurnal Terampil pendidikan dan Pembelajaran Dasar. Vol. 2. No 1: 35

Marzein Gordan. 2014. Rainforcement Theory Of Motivation. international journal of


research in education methodology. Vol. 5. No 3:682

Nur ain, maris kurniawati. Implementasi Kurikulum KTSP: Pembelajaran Tematik Di


Sekolah Dasar. Jurnal Inspirasi Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang, hal. 317

Nurul Hidayah. 2015. Pembelajaran Tematik Integratif Di Sekolah Dasar. Terampil


Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Volume 2 Nomor 1.hal 35.

Prof. Dr. H. Ramayulis. 2015. Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan.
Jakarta: Kalam Mulia.
Siti nurvalah, ono wiharna, yayat.2016.Pemberian Reinforcement Untuk Meningkatkan
Motivasi, Aktivitas, Dan Hasil Belajar Siswa Smk Pada Kompetensi Dasar
Pemeliharaan/Servis Sistem Kopling Dan Komponennya. Journal of Mechanical
Engineering Education.Vol. 3. No.1. hal. 135.
Sulaiman.2016. Pengaruh Pemberian Penguatan (Reinforcement) Oleh Guru Berhadap
Motivasi Belajar Siswa Di Kelas Iv Sdn Unggul Lampeuneurut Aceh
Besar. Jurnal Pesona Dasar.Vol. 2 No. 3. hal. 86.

Anda mungkin juga menyukai