SKRIPSI
Oleh :
BADRUL MUNIR
NIM 202042101104621
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu upaya yang signifikan dalam membentuk
sumber daya manusia yang berkualitas. Karena pendidikan dapat mengembangkan
kemampuan, ilmu pengetahuan, dan tekhnologi serta meningkatkan mutu kehidupan
dan martabat manusia yang dihrapkan. Secara kuantitatif kita dapat mengatakan
bahwa pendidikan Indonesia telah mengalami kemajuan. Indikator keberhasilan
pendidikan ini dapat dilihat melalui kemampuan baca tulis masyarakat yang mencapai
67,24%. Hal ini sebagai akibat dari program pemerataan pendidikan.1
Proses pembelajaran dapat dilakukan secara formal di sekolah dan non formal
di lembaga-lembaga luar sekolah. Dalam situasi pendidikan formal di sekolah guru,
adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar, oleh karena
itu guru harus mampu membawa peserta didiknya untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
1
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan : Problema, Solusi, Dan Reformasi Pendidikan Di
Indonesia, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2012), Hal. 6
2
UUD’45: Yang Sudah Diamandemen, (Surabaya Apollo 2009), Hal. 22.
2
Perkembangan pendidikan tentunya tidak lepas dari peran sentral guru dan
tenaga kependidikan yang professional. Begitu pula dengan pendidikan agama Islam
dapat berkrmbang dengan baik berkat peran guru pendidikan agama Islam. Hal ini
tentunya tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan yang berupaya mencerdaskan
kehidupan bangsa meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di
Indonesia. Pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian
integral dan program pengajaran pada setiap jenjang pendidikan serta merupakan
usaha bimbingan dan pembinaan guru terhadap peserta didik dan memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia yang
bertaqwa dan menjadi warga negara yang baik.
Pendidikan Islam bukan sekedar transfer of knowledge ataupun transfer
training, tetapi lebih merupakan suatu system yang ditata di atas fondasi keimanan
dan kesalehan.3 Pendidikan dalam arti luas adalah meliputi perbuatan atau semua
usaha generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya,
pengalamannya, kecakapan, serta keterampilannya kepada generasi muda. Sebagai
usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik
jasmaniah maupun rohaniyah.
3
diminta oleh bidang profesional lainnya. Aspek intuisis mengajar berkembang
melalui suatu proses refleksi yang otomatis, berkesinambungan, dan mengambil
seluruh perilaku kepekaan visual dan yang berkaitan dengan panca indera dari
banyak stimuli yang berasal dari interaksi siswa dan guru dalam suatu konteks yang
spesifik. Saat guru mempraktekkan seni mereka dan merefleksikannya pada hasil dan
praktik tersebut, mereka membuat suatu kerangka kerja bagi tindakan intuitif dan
spontan yang memajukan pembelajaran siswa. Mengajar sebagai suatu ilmu
pengetahuan adalah jelas dalam strategi-strategi yang para guru belajar
menggunakannya untuk meraih hasil yang diinginkan dalam pembelajaran siswa. 5
Peran guru dalam proses belajar mengajar sangat besar pengaruhnya terhadap
pemahaman siswa dalam menerima pelajaran, guru juga harus mampu merencanakan
dan menerjemahkan dokumen kurikulum yang statis menjadi aktivitas yang dinamis
dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran konvensional dengan metode
ceramah dan hafalan terlalu bersifat monoton dan membosankan, yang masih
diterapkan oleh guru tidak dapat menunjang pemahaman siswa secara optimal dalam
menerima materi pembelajaran. Apalagi dengan adanya perubahan sistem kurikulum
yang menuntut siswa untuk menggunakan metode discovery learning , model
pembelajaran konvensional kurang cocok seiring dengan perubahan kurikulum
tersebut. Hal inilah yang mempengaruhi pemahaman siswa terhadap suatu materi
pelajaran, akibatnya prestasi belajar siswa menurun.
5
Gene E. Hali, Dkk, Mengajar Dengan Senang: Menciptakan Perbedaan Dalam Pembelajaran
Siswa, (Jakarta : PT. Indeks, 2008), Hal. 362
4
ketergantungan terhadap guru, dan guru yang menentukan apa yang harus dipelajari
murid, bagaimana mereka harus belajar, kapan dan berapa jauh. 6
Oleh sebab itu,
peran guru dalam memberikan materi pelajaran dengan tujuan memberikan
pemahaman kepada peserta didik sangatlah penting dengan dituntut untuk dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang baru yang dimungkinkan dapat
meningkatkan pemahaman pada siswa sebagai obyek yang menerima materi
pelajaran.
Dewasa ini masih sering dijumpai metode mengajar yang masih terkesan
monoton, sehingga pembelajaran hanya terpaku pada hal yang kurang menarik dan
mengurangi minat belajar siswa. Karena kurangnya minat belajar siswa tersebut
mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran
tertentu. Pembelajaran Fiqih pada kelas X di Madrasah Aliyah termuat materi Fiqih
Ibadah, salah satunya adalah materi Haji dan Umroh dimana dalam proses
pembelajarannya tidak hanya terpaku pada teori saja melainkan juga diperlukan
praktek dalam meningkatkan pemahaman siswa, hal ini dikarenakan apabila yang
dipelajari hanya sebatas teori masih ditemui kebingungan karena mengingat materi
Haji dan Umrah memerlukan prakeik guna memberikan pemahaman kepada siswa.
MAN 2 Blitar merupakan Madrasah Aliyah yang dalam sistem
pembelajarannya menggunakan sistem SKS (Sistem Kredit Semester), bahkan sistem
SKS yang yang diselenggarakan oleh MAN 2 Bitar menjadi bahan rujukan studi
banding Madrasah Aliyah se-Indonesia. Penyelenggaraan sistem SKS ini melalui
pengoraganisasian pembelajaran bervariasi dan pengelolahan waktu yang fleksibel.
6
Thomas Gordon, Guru Yang Efektif, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996),
5
Pengorganisasian pembelajaran yang bervariasi yaitu, melalui unit-unit pembelajaran
utuh untuk setiap mata pelajaran yang dapat diikuti oleh peserta didik. Pengolahan
waktu belajar yang fleksibel dilakukan melalui pengambilan beban belajar pada unit-
unit pembelajaran untuh utuk setiap mata pelajaran oleh peserta didik sesuai dengan
kecepatan belajar masing- masing peserta didik. 7
Sesuai dengan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
dan membahas kegiatan Manasik Haji tersebut dalam dalam sebuah skripsi dengan
judul : “Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada
Materi Haji Dan Umrah Melalui Manasik di MAN 2 Blitar”
B. Fokus Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum Manasik Haji di MAN 2 Blitar?
7
Pidato bapak Drs. Khusnul Khuluk, M.Pd, pada pembukaan PPL di MAN 2 Blitar pada 19
September 2022.
8
Wawancara dengan bapak M. Syamsul Arifin, S.Pd.I, pada tanggal 15 September 2022.
9
Widyo Nugroho Penerapan Manajemen Pengetahuan Dalam Penyelenggaraan Manasik Haji,
(Jakarta: Universitas Gunadarma, 2010), Hal. 1.
6
2. Bagaimana peran guru Fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi
Haji dan Umroh?
3. Bagaimana peran guru Fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi
Haji dan Umroh?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran umum Manasik Haji di MAN 2 Blitar?
2. Untuk mengetahui peran guru Fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada
materi Haji dan Umroh?
3. Untuk mengetahui peran guru Fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada
materi Haji dan Umroh melalui Manasik?
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang berjudul “Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan
Pemahaman Siswa Pada Materi Haji dan Umrah Melalui Manasik Di MAN 2
Blitar”. Ini akan memberikan kegunaan baik secara teoritik maupun praktis.
1. Secara Teoritis
Memberi tambahan wawasan secara teoritik terkait dengan usaha guru dalam
mendidik akhlak siswa. Juga sebagai pengkajian penelitian selanjutnya untuk
dikembangkan, baik bagi peneliti sendiri maupun peneliti lain.
2. Secara Praktis
a. Bagi Perpustakaan STIT Al-Muslihuun Tlogo Kanigoro
Hasil penelitian ini bagi perpustakaan STIT Al-Muslihuun Tlogo Kanigoro
berguna untuk menambah literature di bidang pendidikan.
b. Bagi MAN 2 Blitar
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur seberapa jauh peran
guru dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Dan
dapat menjadikan motivasi siswa untuk belajar.
c. Bagi Peneliti
Bagi peneliti agar dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam
mengenai peran guru Fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa di dalam
proses pembelajaran.
7
d. Bagi Peneliti yang akan datang
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti yang akan datang sebagai
bahan kajian penunjang dan bahan pengembang perancang penelitian dalam
meneliti hal-hal yang berkaitan dengan topik di atas.
e. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada pembaca
terkait peran guru Fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi
Haji dan Umroh.
E. Penegasan Istilah
Untuk memberikan kemudahan dan menghindari kesalahan penafsiran dalam
mengartikan istilah yang terdapat di adalam judul skripsi “Peran Guru Fiqih
Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji dan Umrah Melalui
Manasik Di MAN 2 Blitar”. Berikut definisi masing-masing istilah dalam judul
penelitian ini, yaitu :
1. Penegasan Konsteptual
a. Peran
Peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah suatu
tindakan yang dilakukan oleh orang atau lembaga untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. 10
b. Pemahaman
Pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta didik dapat
menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau
didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan
menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. 11
c. Manasik
Manasik artinya tata cara ibadah. Yang pada intinya membelajarkan
bagaimana tata cara ibadah Haji/Umroh. Kegiatan itu bisa dikatakan juga
Workshop atau pelatihan untuk melaksanaan ibadah Haji/Umroh. 12
2. Penegasan Operasional
10
E. Mulyasa, Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 1982), Hal. 246.
11
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1995). Hal.24.
12
Widyo Nugroho Penerapan Manajemen Pengetahuan Dalam Penyelenggaraan Manasik Haji,
…, Hal. 1.
8
“Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji
dan Umroh Melalui Manasik Di MAN 2 Blitar” yang dimaksud adalah usaha, upaya,
tindakan, peran serta guru mata pelajaran Fiqih dalam meningkatkan pemahaman
siswa pada materi Haji dan Umroh melalui praktek Manasik. Dimana dalam
penerapannya guru tidak hanya berperan untuk memindahkan pengetahuan (transfer
of knowledge), ia juga harus menanamkan nilai-nilai pemahaman yang tidak hanya
terbatas pada aspek pengetahuan saja kepada peserta didiknya, agar mereka bisa
mengaitkan antara ajaran agama dengan ilmu pengetahuan.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk dapat melakukan pembahsan yang sistematis, maka peneliti
menggunakan sistematika pembahsan yang jelas. Adapun sistematikanya sebagai
berikut :
Bagian awal berisi sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman
pengesahan, pernyataan keaslian, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi,
daftar lampiran, dan abstrak yang memuat tentang uraian yang dibahas dalam
skripsi.
Penelitian ini terdiri dari enam bab. Bab pertama berisi pendahuluan. Pada
bab pendahuluan, pertama-tama dipaparkan konteks penelitian yang mengungkapkan
berbagai permasalahan yang diteliti sehingga diketahui hal-hal yang melandasi
munculnya focus penelitian yang akan dikaji dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
yang membantu proses penelitian. Dalam bab ini, tujuan merupakan arah yang akan
dituju dalam penelitian kemudian dilanjutkan manfaat penelitian yang menjelaskan
konstribusi apa yang akan diberikan setelah selesai penelitian baik secara teoritis
mauapun praktis.
Bab kedua berisi tentang kajian teori yang berkenaan pembahasan teori-
teori yang digunakan untuk mengkaji “Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatakan
Pemahaman Siswa Materi Haji Dan Umroh Melalui Manasik di MAN 2 Blitar”,
meliputi tahapan proses penerapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
9
Bab ketiga berisi metode yang akan digunakan dalam penelitian dimana
pembahasannya meliputi rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan
data, dan tahapan-tahapan penelitian.
Bagian akhir memuat daftar rujukan yang merupakan daftar buku yang
menjadi refrensi oleh peneliti. Kemudian, diberikan juga lampiran-lampiran yang
memuat dokumen-dokumen terkait penelitian. Pada bagian paling akhir ditutup
dengan biodata peneliti yang menjelaskan biografi peneliti secara lengkap.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
11
1. Pengertian Guru
Pendidik mempunyai dua pengertian, arti yang luas dan arti yang sempit.
Pendidik dalam arti yang luas adalah semua orang yang berkewajiban membina anak-
anak. Pendidik dalam arti sempit adalah orang orang yang disiapkan dengan sengaja
untuk menjadi guru dan dosen. 13
Dalam pepatah Jawa guru adalah, sosok yang digugu omongane lan ditiru
kelakuane (dipercaya ucapannya dan dicontoh tindakannya). Menyandang profesi
guru, berarti harus menjaga citra, wibawa, keteladanan, integritas, dan
kredibilitasnya. Ia tidak hanya mengajar di depan kelas, tapi juga mendidik,
membimbing, menuntun, dan membentuk karakter moral yang baik bagi peserta
didiknya.
Guru dikenal dengan al-mu’alim atau al-uztadz dalam bahasa Arab, yang
bertugas memberikan ilmu dalam majelis ta’lim. Artinya, guru adalah seseorang
yang memberikan ilmu. 14
Pendapat klasik mengatakan bahwa guru adalah orang
yang pekerjaannya mengajar (hanya menekankan satu sisi tidak melihat sisi lain
sebagai pendidik dan pelatih). Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang
yang memberikan ilmu pengetahuan pada anak didik. Guru dalam pandangan
masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat- tempat tertentu,
tidak mesti di lembaga formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau, di rumah dan
sebagainya. 15
13
Binti Maunah, Landasaan Pendidikan, Yogyakarta : Teras, 2009), Hal. 139.
14
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional : Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru,
(Jakarta : Ar-Ruzz Media, 2014), Hal. 23.
15
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rinrka
Cipta, 2005), Hal. 31.
12
Guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini
tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan
pekerjaan sebagai guru. Profesi guru memerlukan syarat-syarat khusus, apalagi
sebagai guru profesional, yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan
pembelajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan. Profesi ini juga perlu pembinaan
dan pengembangan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan pra-jabatan.
Guru adalah seorang pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
menengah. 16
Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan
merancang program pembelajaran, merencanakan dan menerjemahkan dokumen
kurikulum yang statis menjadi aktivitas yang dinamis dalam proses pembelajaran,
serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dapat belajar dan pada akhirnya
dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir proses pendidikan.
2. Peran Guru
Peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah suatu tindakan
yang dilakukan oleh orang atau lembaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 17
Seorang guru memiliki banyak peran tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi juga
di lingkungan masyarakat, dan keluarga. Menurut Mohammad Surya mengatakan di
sekolah, guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran,
penilai hasil pembelajaran siswa, pengarah pembelajaran dan pembimbing siswa. 18
Peran guru tidak hanya sebagai pengajar, pembimbing, dan pendidik, masih
ada berbagai peran guru lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Surya
sebagai berikut : 19
16
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional : Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru,
… Hal. 24.
17
E. Mulyasa, Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 1982), Hal. 246.
18
Mohammad Surya, Perlindungan Profesi Guru : Kode Etik Dan Undang-Undang Guru,
Makalah, (Bandung : Upi Bandung 2005), Hal. 15.
19
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran (Bandung : Pustaka Bani Quraisy,
2003) Hal. 185.
13
1. Guru sebagai pelatih, artinya seorang guru harus memberikan peluang yang
sebesar-besarnya bagi anak didik untuk mengembangkan cara-cara
pembelajarannya sesuai dengan kondisi masing-masing.
2. Guru sebagai konselor, yaitu seorang guru harus mampu menciptakan situasi
interaksi belajar mengajar, dimana anak didik melakukan perilaku pembelajaran
dalam suasana psikologis yang kondusiaf dan tidak ada jarak yang kaku dengan
guru.
3. Guru sebagai manager pembelajaran, artinya guru memiliki kemandirian dan
otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar
mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang
pembelajaran.
4. Guru sebagai partisipan, artinya guru tidak hanya berperilaku mengajar akan
tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya dengan anak didik.
5. Guru sebagai pemimpin, artinya seorang guru diharapkan mampu menjadi
seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku
menuju tujuan bersama.
6. Guru sebagai panutan, artinya seorang guru benar-benar menjadi contoh dalam
perilaku dan kebiasaan baik diluar maupun didalam proses pembelajaran yang
dilakukan.
7. Guru sebagai pembelajar, artinya guru secara terus menerus belajar dalam rangka
menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya.
8. Guru sebagai pengarang, artinya guru selalu kreatif dan inovatif menghasilkan
karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas keprofesionalannya.
20
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005), Hal. 27.
14
4. Guru sebagai pembimbing, yaitu memberikan petunjuk atau bimbingan tentang
gaya pembelajaran siswa mencari kelebihan dan kelemahan siswa.
5. Guru sebagai pelayan, yaitu memberikan layanan pembelajaran yang nyaman dan
aman sesuai dengan individual siswa.
6. Guru sebagai perancang, guru merancang program pengajaran dan pembelajaran
berdasarkan kurikulum yang berlaku.
7. Guru sebagai pengelolah, yaitu melaksanakan administrasi kelas.
8. Guru sebagai innovator, yaitu bertugas meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dalam menggunakan strategi dan metode mengajar.
9. Guru sebagai penilai, yaitu bertugas menyusun tes dan penilaian siswa secara
objektif.
Zikri Neni Iska mengemukakan guru sebagai pendidik tugasnya adalah
mengajar, melatih dan memberikan bimbingan. Guru berperan memberikan
bimbingan penguasaan nilai, disiplin diri, perencanaan masa depan, membantu
mengatasi kesulitan yang dihadapi karena sedemikian besarnya tuntutan
kehidupan dan masalah yang dihadapi, guru merupakan pendidik formal di
sekolah. 21
Selain peran yang tersebut diatas guru juga harus melakukan inovasi
pembelajaran, kata inovasi secara bahasa artinya pemasukan atau pengenalan
hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau sudah
dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat. 22 Sedangkan dalam
bahasa Inggris berasal dari kata innovation yang artinya pembaharuan. Inovasi
pendidikan dan pengajaran merupakan langkah yang tepat dalam mengatasi
berbagai permasalahan dalam proses pendidikan umumnya dan proses
pembelajaran pada khususnya. Dalam dunia pendidikan kita mengenal adanya
inovasi kurikulum, inovasi pembelajaran, inovasi desain dan manajemen
pembelajaran.
3. Status Guru
Dalam melaksanakan tugas, status seorang guru adalah sebagai berikut.23
1) Guru sebagai PNS atau pegawai swasta yang memiliki Surat Keputusan (SK)
mengajar.
21
Zikri Neni Iska, Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), Hal. 2.
22
Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 1990), Hal. 333.
23
Ibid, Hal. 26.
15
2) Guru sebagai profesi (ibu profesi) karena melahirkan banyak profesi.
3) Guru sebagai social leadership, dianggap serbatahu, teladan, dan sumber
pengetahuan.
4. Tugas Guru
Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang
dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk
membentuk dan mengembangakan kepribadian anak didik menjadi seseorang yang
berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia
susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun
bangsa dan negara. 24
24
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2005), Hal. 36.
25
Departemen Agama RI , Al-Quran Dan Terjemahannya, (Jakarta : CV Pustaka Harapan
Agung), Hal. 553.
16
Ayat diatas menggambarkan bahwa tugas Rosul adalah melakukan
pencerahan, pemberdayaan, transformasi dan mobilisasi potensi umat manusia
menuju kepada cahaya (nur) setelah sekian lama terbelenggu kegelapan.
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas maupun di
luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Guru merupakan profesi/jabatan atau
pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar
bidang kependidikan walaupun pada kenyataan masih ada dan bahkan masih
banyak dilakukan oleh orang di luar kependidikan.
5. Pengertian Fiqih
َو َما َكا َن ٱل ُْمْؤ ِمنُو َن لِيَ ِنف ُرو ۟ا َكٓافَّ ۭةً ۚ َفلَ ْواَل َن َف َر ِمن ُك ِّل فِ ْرقَ ۢ ٍة ِّم ْن ُه ْم طَٓاِئَف ۭةٌ لِّيََت َف َّق ُهو ۟ا فِى
ِ ٱلدِّي ِن ولِي
نذ ُرو ۟ا َق ْو َم ُه ْم ِإذَا َر َجعُ ٓو ۟ا ِإلَْي ِه ْم لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْح َذ ُرو َنَُ
Artinya : ”Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
26
Ibid, Hal. 38-39.
27
H.A Syafi’i Karim, Fiqih Ushul Fiqih, (Bandung : Pustaka Setia, 1997) Hal. 11
28
Al-Qur’an Dan Terjemahan, …, Hal. 277.
17
Pengertian Fiqih seperti yang tergambar pada ayat di atas merupakan
pengertian yang sebenarnya. Pengertian tersebut dalam perkembangannya
kemudian memiliki penyempitan makna. Secara istilah F iqih adalah ilmu tentang
hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyah, yang digali dan ditemukan dari dalil-
dalil yang tafhsili. Menurut ulama lain Fiqih adalah apa yang dicapai oleh
mujtahid dengan zatnya. Sedangkan Al-Amidi memberikan definisi yang tidak
berbeda : “Fiqih adalah ilmu tentang seperangkat hukum-hukum syara’ yang
bersifat furu’iyah (cabang) berhasil didapatkan melalui penalaran atau istidlal”, oleh
karena itu, dari berbagai pengertian dapat diketahui bahwa hakekat Fiqih :
1) Fiqih adalah ilmu tentang hukuman Alloh.
2) Fiqih bersifat amaliyah furu’iyah.
3) Pengetahuan tentang hukum Alloh didasarkan pada dalil tafshilihi (terurai).
4) Fiqih digali dan ditemukan melalui penalaran dan istidhal seorang mujtahid atau
faqih. 29
Ibadah (Fiqih) terdiri dari ibadah khusus dan ibadah umum. Ibadah
secara khusus adalah bentuk ibadah langsung kepada Alloh yang tata cara
pelakasanaannya telah diatur dan ditetapkan oleh Alloh dan dicontohkan oleh
29
Zurnial Dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, 2008) , Hal. 5.
18
Rosulullah. Sedangkan ibadah umum dalam bentuk hubungan antara manusia
dengan manusia atau manusia dengan alam yang memiliki makna ibadah.
30
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakrya), Hal. 155.
31
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatanbaru, (Bandung :
Remaja Rosda Karya, 2002), Hal. 10.
32
Mu lyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung :Remaja Rosdakarya, 2004), Hal.
100.
19
mengaitkan materi pembelajaran yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari atau
dalam konteks kehidupan nyata maka proses pembelajaran benar-benar bermakna
dan membekas di benak peserta didik.
Mata pelajaran Fiqih yang merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di madrasah merupakan hal yang penting bagi peserta didik yang
secara garis besar untuk memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci
dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli maupun aqli serta mengamalkan hukum
Islam dengan benar. 33
33
Khairuddin, El. Al.,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) : Konsep Dan
Implementasi Di Madrasah, (Yogyakarta : Pilar Media, 2007), Hal. 197.
34
Peratuaran Menteri Agama Republik Indonesia No. 2, Tahun 2008, Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab, Bab
VII, Hal. 50.
20
c. Karakteristik Pembelajaran Fiqih
35
Ibid, Hal. 53.
21
dan Umroh yang sesuai dengan Kurikulum 2013 meliputi sebagai berikut : 36
Standar Kompetensi
1.4 Membiasakan sikap tolong menolong sebagai implementasi
Hikmah ibadah Haji dan Umroh
2.4 Menelaah ketentuan Islam tentang H aji dan U mroh,
Undang- U ndang penyelenggaraan Haji dan Umroh beserta
3.4 Memperagakan simulasi manasik Haji dan Umroh
Tabel 2.1
Metode berasal dari kata meta dan hodos “meta” berarti melalui dan“hodos”
berarti jalan atau cara. Secara bahasa berarti cara atau jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan. 37
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan/
Metode mengajar adalah alat yang merupakan bagian dari perangkat alat
22
nayata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berikut adalah
Ketiga, metode tanya jawab adalah cara penyajian pengajaran oleh guru
metode pembelajaran, metode ceramah dan diskusi saja belum tentu cocok
untuk seluruh proses pembelajaran. Untuk itu pada pelajaran tertentu perlu
seperti orang yang dimaksudkan, dengan tujuan agar orang itu dapat
40
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009),
Hal. 76.
41
Team Didaktik Metodik Krikulum IKIP Suarabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum
PBM, (Jakarta: Rajawali, 1976), Hal. 52.
42
Comie Semiawan, Pendidikan Keterampilan Proses : Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam
Belajar, (Jakarta: PT. Gramedia, 1992), Hal. 76.
23
mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa berbuat
sesuatu. 43
Jadi siswa itu berlatih memegang peranan sebagai orang lain.
Seperti contoh pada simulasi Haji siswa meragakan sebagai orang yang sedang
naik Haji, seakan-akan siswa itu seperti orang yang sedang menjalankan Haji
sungguhan.
43
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Hal. 23.
44
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997), Hal. 27.
45
Ibid, Hal. 28.
46
Widyo Nugroho, Penerapan Manajemen Pengetahuan Dalam Penyelenggaraan Manasik
Haji, (Jakarta : Universitas Gunadarma, 2010), Hal. 1.
24
manasik Haji. Bimbingan manasik Haji ini sangat penting dilakukan
sebelum para jamaah H aji berangkat ke tanah suci. Tujuan dari bimbingan
manasik H aji ialah meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang tata
cara pelaksanaan ibadah H aji. Pengetahuan seputar ibadah Haji yang
diberikan meliputi syarat, rukun dan wajib Haji sampai akhlak, hikmah,
kesehatan dan lain-lain dapat diterima oleh calon jamaah Haji melalui
bimbingan Manasik Haji.
Ibadah ini hanya wajib dilaksanakan sekali dalam seumur hidup dan hanya
wajib bagi yang mampu (istitho’ah) karena melibatkan tiga aspek sekaligus baik
jasmani, rohani, maupun amaliah. Selain itu Haji dipandang sebagai puncak
ibadah yang dengannya manusia diharapkan dapat mencapai puncak
kesadaran akan kehadiran Tuhan dengan sejelas-jelasnya. Seperti yang
47
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Jakarta : PT. Sinar Baru Algensindo, 2002), Hal. 247.
25
diterangkan dalam Al-Qur’an (Q.S Ali Imron - 97) sebagai berikut : 48
Dalam menunaikan ibadah Haji itu hukumnya wajib sekali dalam seumur
hidup. Adapun dalam melaksanakan Haji itu ada 3 cara : 49
Syarat wajib H aji antara lain, Islam (tidak wajib, tidak sah Haji orang
kafir), baligh (sampai umur 15 tahun,atau baligh dengan tanda-tanda lain), dan
berakal (tidak wajib atas orang gila atau orang bodoh). Kemudian disyaratkan
kesanggupan untuk melaksanakan ibadah Haji itu. Secara garis besar,
kesanggupan tergambar dalam dua cara yaitu mengerjakan sendiri dan
diwakilkan kepada orang lain. Kesanggupan sendiri meliputi kesanggupan
badan, harta dan aman dalam perjalanan. Sedangkan orang yang tidak
48
Yusuf Abdurrohman , Hikmah Dan Keajaiban Perjalanan Haji, (Yogyakarta : Media
Insane Pustaka , 2008), Hal. 1.
49
Sulaiaman Rasjid, Fiqih Islam…, Hal. 263.
26
sanggup melaksanakannya sendiri tetapi sanggup mewakilkannya kepada
orang lain. 50
c. Rukun Haji
Rukun-rukun Haji adalah pekerjaan yang jika salah satunya dilalaikan, maka
Haji tersebut menjadi batal dan tidak bisa diganti dengan kaffarat dan fidyah.
Adapun rukun-rukun Haji sebagai berikut :
1. Ihram (niat) adalah berniat ketika memasuki Haji. Niat ini merupakan
pokok terpenting diantara rukun-rukun Haji.
2. Wuquf di Arofah, merupakan inti dari seluruh amalan-amalan Haji.
3. Thowaf ifadah, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali yang
dimulai dari Hajar Aswad dengan mengkirikannya.
a. Thowaf Qudum, yaitu thowaf ketika baru sampai yang hampir sama
dengan sholat tahiyatul masjid ketika baru sampai di masjid.
b. Thowaf Ifadah, yaitu thowaf yang merupakan rukun Haji.
c. Thowaf Wada’, yaitu thowaf ketika akan meninggalkan Makkah.
d. Thowaf Tahallul, yaitu penghalalan barang yang haram karena
ihrom.
e. Thowaf Nazar, yaitu thowaf yang dinazarkan.
f. Thowaf Sunat, yaitu thowaf yang disunatkan.
4. Sa’i anatar Shofa dan Marwah, yaitu berjalan atau berlari-lari kecil dari
bukit Shofa menuju bukit Marwah dan sebaliknya.
5. Tahallul, yaitu mencukur rambut di kepala minimal 3 helai rambut.
d. Wajib Haji
Selain rukun Haji diatas, ada lagi yang disebut dengan wajib Haji.
Wajib Haji ini jika tidak dilakukan dapat menyembelih hewan ternak
sebagai dam (denda) dan ibadah H aji tersebut tetap sah. Wajib Haji
tersebut adalah : 51
27
b. Berhenti di Muzdalifah sesudah tengah malam yaitu di malam hari raya
Haji sesudah hadir di padang Arofah.
c. Melontar jumroh al-‘aqobah pada hari raya Haji.
d. Melontar ketiga jumroh. Jumroh yang pertama (jumroh al-ula), kedua
(jumroh al-wustho), dan ketiga (jumroh al-‘aqobah), dilontar pada
tanggal 11, 12, 13 bulan haji. Tiap-tiap jumroh dilontar dengan tujuh
batu kecil yang waktunya sudah tergelincir matahari pada tiap-tiap
hari.
e. Bermalam di Mina.
f. Thowaf wada’ (thowaf ketika akan meninggalkan Makkah).
g. Menjauhkan diri dari segala yang dilarang atau yang
diharamkan.
e. Pengertian Umroh
Sedangkan ibadah Umroh memiliki pengertian berkunjung ke Ka’bah
untuk melakukan serangkaian ibadah dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Umroh disunahkan bagi setiap muslim yang mampu. Ibadah umroh dapat
dilaksanakan kapan saja kecuali pada tanggal 10 Dzulhijjah dan hari- hari
Tasyrik yaitu tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah. Ibadah Umroh memiliki kegiatan
yang wajib dilakukan, yaitu mengerjakan ihrom, thowaf, sa’i, dan diakhiri
dengan tahallul.
f. Rukun Umroh
28
g. Miqot Umroh
h. Wajib Umroh
1. Ihrom dan miqotnya.
Agar individu, dalam hal terutama para pendidik dan pengajar dapat
berinteraksi dengan baik dengan individu lain, terutama para pendidik dan
pengajar dapat berinteraksi dengan baik dengan individu lain, terutama dengan
para terdidik dan siswanya, maka diperlukan suatu pemahaman. Pemahaman
tentang dirinya sendiri (self understanding) dan juga pemahaman tentang
orang lain (understanding the other). 52
52
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2009), Hal. 214
53
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1995). Hal.24.
29
Pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari
bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi
pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu
kebentuk lain, seperti rumus matematika ke dalam bentuk kata-kata, membuat
perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu seperti dalam
grafik. 54 Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :
1) Tingkat rendah, yakni pemahaman terjemahan mulai dari terjemahan dalam arti
yang sebenarnya. Misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
2) Tingkat sedang yakni pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-
bagian terdahulu yang diketahui berikutnya atau menghubungkan
beberapa bagian dari grafik pengetahuan.
3) Tingkat tertinggi yakni pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi
diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang ditulis dapat membuat
ramalan konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi,
kasus atau masalahnya.
30
profesionalnya. Dalam satu kelas antara anak didik satu dengan yang lainnya
berbeda. Nantinya akan berpengaruh pula terhadap keberhasilan belajar. Dalam
keadaan yang demikian itu seorang guru dituntut untuk memberikan suatu
pendekatan belajar sesuai dengan keadaan anak didik sehingga akan tercapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan. 56
3) Anak Didik
Anak didik adalah orang yang sengaja datang ke sekolah. Anak didik yang
berkumpul disekolah mempunyai karakteristik kepribadian sehingga daya serap
(pemahaman) siswa yang didapat juga berbeda-beda, dalam setiap bahan
pelajaran yang diberikan oleh guru, karena itu dikenallah adanya tingkat
keberhasilan, yaitu tingkat maksimal, optimal, minimal atau kurang.
4) Kegiatan Pengajaran
Kegiatan pengajaran adalah proses terjadinya interaksi antara guru dengan
anak didik dalam kegiatan belajar mengajar. 57
Kegiatan belajar mengenai
bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang sehat, strategi belajar yang
digunakan, pendekatan-pendekatan, metode dan media pembelajaran serta evaluasi
pengajaran. Dimana hal-hal tersebut jika dipilih dan digunakan secara tetap,
maka akan mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar.
5) Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan dan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum
yang sudah dipelajari siswa dalam rangka evaluasi. Penguasaan pemahaman
siswa tergantung pada evaluasi yang diberikan guru kepada siswa. Hal ini berarti juga
siswa mampu menjawab dan mempraktekkan dengan baik, maka siswa dapat
dikatakan faham terhadap materi yang diberikan.
6) Suasana Belajar
Keadaan kelas yang tenang, aman, disiplin juga mempengaruhi terhadap
tingkat pemahaman siswa pada materi, karena dengan pemahaman materi
berpengaruh pula terhadap jawaban yang diberikan siswa jika tingkat
pemahaman siswa tinggi, maka keberhasilan proses belajar mengajar pun akan
tercapai.
55
Nana Sudjana, Penilian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya , 1995), Hal. 24.
56
Ibid, Hal. 124.
57
Ibid, Hal. 129.
31
Adapun faktor-faktor lain yang mempengarhi pemahaman atau keberhasilan
belajar siswa adalah :
1) Faktor Internal (Individu Sendiri)
a. Faktor Jasmaniyah (fisiologi) meliputi : keadaan panca indera yang sehat,
tidak mengalami cacat (gangguan) tubuh, sakit atau perkembangan yang tidak
sempurna.
b. Faktor Psikologi, meliputi : intelektual (kecerdasan), minat bakat dan
potensi yang dimiliki.
2) Faktor Eksternal (Dari Luar Individu)
a. Faktor sosial, meliputi : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan kelompok dan lingkungan masyarakat.
b. Faktor budaya, meliputi : adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
c. Faktor lingkungan spiritual (keagamaan). 58
58
Moh. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 1993), Hal. 10.
32
Pada Pelajaran Fiqih
1) Memperbaiki Proses
Langkah ini merupakan langkah awal dalam meningkatkan proses
pemahaman siswa dalam belajar, perbaikan proses pengajaran meliputi :
a. Perbaikan tujuan pembelajaran khususnya tujuan intruksional khusus bahan
(materi) pelajaran.
b. Metode dan media yang tepat serta pengadaan evaluasi belajar. Yang mana
evaluasi ini bertjuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang disajikan. Evaluasi ini dapat berupa tes formatif,
subsumatif dan sumatif.
3) Penambahan Waktu Belajar Dan Feed Back (Umpan Balik) Dalam Belajar.
59
Abin Syamsudin Makmum, Psikologi Kependidikan, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1996), Hal. 188.
33
belajar siswa menurut waktu yang diberikan pada tingkat tertentu. 60
4) Motivasi Belajar
a. Ekstrinsik, yaitu dorongan yng timbul untuk mencapai tujuan yang akan
datang dari luar dirinya. Misalnya : orang tua / guru yang memberikan
penghargaan, hadiah, perhatian atau menciptakana suasana belajar yang
sehat.
b. Intrinsik, yaitu dorongan agar siswa melakukan kegiatan belajar atas dasar
keinginan dan kebutuhan serta kesadaran diri sendiri sebagai siswa. 62
5) Kemauan Belajar
Kemauan belajar adalah hal paling penting dalam belajar. Karena kemauan
merupakan fungsi jiwa untuk mencapai tujuan dan merupakan kekuatan diri
dalam jiwa seseorang. Artinya seseorang siswa mempunyai suatu kekuatan dari
dalam jiwa untuk melakukan aktifitas belajar.
6) Pengajaran Perbaikan
60
Mustaqim Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1991), Hal.
113.
61
Ibid, Hal. 116
62
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Argesindo,
1998), Hal. 160-161.
34
Adapun sasaran pokok dari tindakan perbaikan pengajaran adalah
sebagai berikut :
4. Evaluasi Pemahaman
Pembelajaran sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk membuat
siswa belajar, tentu menuntut adanya kegiatan evaluasi. Penilaian dilakukan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan (pemahaman) siswa dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran. Penilaian pada proses
menjadi hal yang seyogyanya diprioritaskan oleh seorang guru. Agar
penilaian tidak hanya berorientasi pada hasil, maka evaluasi hasil belajar
memiliki sasaran ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan yang
63
M. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990). Hal.
87.
35
diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu : 64
a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan , pengertian, dan
keterampilan berpikir.
b. Affective Domain (Ranah Afektif), berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,
apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor), berisi prilaku-prilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan,
mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga
domain tersebut diantaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara,
yaitu : cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah : penalaran,
penghayatan, dan pengamalan. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali
menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis
(bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku
yang paling kompleks.
64
Dimiyati dan Mujiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT Rineka Cipta,
1999).Hal.201
65
Ibid,Hal. 202.
36
3. Aplikasi (Application), pada tingkat ini seseorang memiliki
kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori
sesuai dengan situasi konkrit.
4. Analisis (Analysis), seseorang akan mampu menganalisis informasi yang
masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi kedalam bagian
yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu
mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah kondisi
yang rumit.
5. Sintesis (Synthesis), seseorang di tingkat sintesa akan mampu
menjelaskan struktur atau pola dari sebuah kondisi yang
sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi
yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan.
6. Evaluasi (Evaluation), kemampuan untuk memberikan penilaian berupa
solusi, gagasan, metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau
standar yang ada untuk memastikan nilai efektifitas atau manfaatnya.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap, terdiri dari lima aspek yaitu
p enerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
Sedangkan ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak, ada enam aspek yakni gerakan reflek,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.
E. Penelitian Terdahulu
37
Penelitian Terdahulu
NO Nama Peneliti Fokus Penelitian Persamaan Perbedaaan
dan Judul
Penelitian
1 Achmad Faizin, 1. Apakah - Materi - Obyek
Peningkatan peningkatan pelajaran penelitian
Pemahaman Mata pemahaman mata yaitu Fiqih yaitu siswa
Pelajaran Fiqih pelajaran Fiqih dengan kelas V MI
Materi Haji dalam materi Haji materi Haji Ar-Rosyidin
Melalui Metode siswa kelas V MI dan Umroh Ngandong
Demonstrasi Pada Ar-Rosyidin dan tujuan Kecamatan
Siswa Kelas V MI Ngandong dapat pembelajaran Grabang
Ar Rasyidin dilakukan dengan yaitu, Kabupaten
Ngandong metode meningkatkan Magelang.
Kecamatan demonstrasi? pemahaman
Grabang siswa.
Kabupaten - Metode
Magelang Tahun demonstrasi.
2010
2 Juwariyah, Upaya 1. Apakah - Materi - Tujuan
Meningkatkan penerapan pelajaran pembelajaran,
Hasil Belajar metode yaitu Fiqih yaitu
Fiqih Kelas V cooperative dengan meningkatkan
Semester II learning tipe materi haji hasil belajar
Dengan Metode jigsaw dapat dan umroh. - Metode
Cooperative meningkatkan pembelajaran
Learning Tipe hasil belajar yaitu,
Jigsaw Pada siswa terhadap Metode
Materi Ketentuan pembelajar Fiqih Cooperative
Ibadah Haji Di MI pada materi Learning Tipe
Negeri Jambu ketentuan ibadah Jigsaw.
Kecamatan Jambu
Haji semester II di - Obyek
Kabupaten
kelas V MI penelitian
Semarang.” Tahun
Negeri Jambu yaitu siswa di
2010
Kabupaten tingkat MI.
Semarang tahun
pelajaran
2009/2010?
2. Adakah
peningkatan
sikap siswa
terhadap
pembelajar Fiqih
pada materi
38
ketentuan ibadah
Haji semester II di
kelas V MI
Negeri Jambu
Kabupaten
Semarang tahun
pelajaran
2009/2010?
39
F. Pradigma Penelitian
40
Pada dasarnya, dalam suatu peneltian deskriptif, peneliti ingin mengetahui
sebuah fenomena yang diperankan di lapanagan secara lebih detail. Maka dari itu
dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui peran guru Fiqih dalam proses
pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. Peneliti ingin mengetahui secara
lebih detail mengenai peran guru F iqih dalam meningkatkan pemahaman siswa
pada materi Haji dan Umroh melalui Manasik.
Peran Guru
Fiqih
Meningkatkan
Pemahaman Siswa
Kajian Teori
Manasik Haji
Bagan 2.1
Skema Pradigma Penelitian
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pola/Jenis Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini, adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik, dan dengan cara
deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 66
2. Rancangan Penelitian
Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan
menganalisis sampai menyusun laporannya. 67
Dalam penelitian yang berjudul “Peran
Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji Melalui Manasik
Haji Di MAN 2 Blitar”. Kegiatan teoritis dan empiris pada penelitian ini diklasifikasikan
dalam metode deskriptif kualitatif untuk melaporkan hasil penelitian.
3. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan karena
instrument dalam peneliti itu sendiri. Jadi, disamping peneliti bertindak sebagai
instrument peneliti juga sekaligus sebagai pengumpul data. Oleh karena itu, validitas
66
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif:Edisi Revisi, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), Hal. 6.
67
Cholid Nurbako & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009)
Hal. 2
68
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2008) Hal. 4
42
dan reabilitas data kualitatif banyak tergantung pada ketrampilan metodologis, kepekaan
dan integritas peneliti sendiri. 69
Kehadiran peneliti merupakan hal yang paling penting dalam mengamati dan
mendapatkan data yang valid, sebab penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
yang pada prinsipnya sangat menekankan latar belakang yang alamiah dari objek
penelitian yang dikaji, yaitu siswa kelas X MAN 2 Blitar.
Dalam penelitian ini, peneliti datang langsung ke lokasi penelitian yaitu MAN 2
Blitar untuk melakukan penelitian di lapangan, guna mengamati dan mengikuti kegiatan
secara langsung.
4. Lokasi Penelitian
Hal pertama yang selalu muncul kaitannya dengan metodologi penelitian adalah
tempat dimana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan penelitian
berlangsung. Lokasi penelitian yang dijadikan objek penelitian ini adalah MAN 2 Blitar
yang beralamat di jalan Panglima Sudirman No.1, Ngambak, Beru, Kec.Wlingi
Kab.Blitar. Yang berada satu komplek dengan masjid raya Miftahul Jannah. 70
Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan yaitu karena MAN
2 Blitar memiliki agenda rutin tahunan salah satunya adalah kegiatan manasik haji dan
umroh yang membantu peran guru dalam proses pembelajaran dan juga memberikan
pendidikan keagamaan mengenai ibadah kepada siswa. Selain itu MAN 2 Blitar
merupakan Madrasah Aliyah pertama di Indonesia yang menggunakan sistem SKS
(Sistem Kredit Semester) dalam proses pembelajarannya.
5. Sumber Data
Sumber data adalah subyek darimana data diperoleh sesuai klasifikasi
data yang dikemukakan. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber
data, peneliti mengklasifikasikan sumber data menjadi 3P yakni Person, Place, Paper.
Sumber data Person adalah sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara, dalam hal ini yang menjadi sumber data atau informasi,
yaitu :
1. Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 B l i t a r bapak Drs. Khusnul
Khuluk, M.Pd.
2. Waka kurikulum MAN 2 Blitar bapak M. Syamsul Arifin, S.Pd.I
69
Dede Oetomo Dalam Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta : Kencana, 2007)
Hal. 186
70
Wawancara dengan bapak Drs. Khusnul Khuluk, M.Pd. pada 11 Januari 2023
43
3. Wali kelas X Agama ibu Eko Wahyuningtyas, S.Pd.
4. Guru mata pelajaran Fiqih kelas X bapak Saifudin Zuhri, M.Pd.
5. Siswa Kelas X Agama MAN 2 Blitar, yaitu :
a. Farhanna Afifah
b. Ahmad Bahrudin
c. Aisyah Irma
d. Sholihuddin Al-Faruqi
Sumber data Place adalah sumber data yang bisa memberikan data yang
menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Dalam penelitian ini
yang merupakan sumber data place adalah tempat kegiatan dengan segala
fasilitas yang ada sebagai sarana pendukung dalam pelaksanaan
pembelajaran, yaitu MAN 2 Blitar beserta seluruh fasilitas pendukungnya.
Sumber data Paper adalah data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka,
atau simbol-simbol lain yang cocok untuk menggunakan metode
dokumentasi. Dalam hal ini yang termasuk data paper meliputi :
1. Dokumentasi gambar/ foto kegiatan pembelajaran dan kegiatan manasik
haji di MAN 2 Blitar.
2. Sejarah MAN 2 Blitar
3. Visi, misi, dan tujuan sekolah
4. Kondisi dan keadaan siswa
5. Data guru dan karyawan
6. Data sarana dan prasarana sekolah
7. Data prestasi sekolah
Yang semua itu peneliti peroleh dari bagian administrasi sekolah sesuai
dengan prosedur.
44
Tanzeh menjelaskan observasi partisipan adalah sebuah penelitian yang
pengumpulan datanya dengan metode observasi berpartisipasi dan bukan
menguji hipotesis, melainkan mengambangkan hipotesis. Oleh karena itu,
penelitian ini dapat dikatakan sebagai peneliti untuk mengembangkan teori
dan karenanya hanya dapat dilakukan oleh peneliti yang menguasai macam-
macam teori yang telah ada dibidang yang menjadi perhatiaanya. 72
45
sumber-sumber kunci, yaitu :
c) Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- hal atau variable
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya. 77
Menurut Bogdan & Biklen analisis data kulitatif merupakan upaya yang
d ilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensisnya, mencari
dan menemukan apa yang penting dan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
78
Proses pengumpulan data dan analisis data pada prakteknya tidak mutlak
dipisahkan, kegiatan itu kadang-kadang berjalan secara bersamaan. Analisis data
dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama, di
lapangan, dan setelah proses pengumpulan data.
a. Reduksi Data
46
b. Penyajian Data
Seperangkat hasil reduksi data juga perlu diorganisasikan ke dalam suatu
bentuk tertentu (display data) sehingga terlihat sosoknya secara lebih
utuh. Itu mirip semacam pembuatan table, atau bentuk-bentuk lain. Itu sangat
diperlukan untuk memudahkan upaya pemaparan dan penegasan kesimpulan.
Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan, yang paling sering diguanakan
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif.
c. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ditemui sebelumnya. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. 79
47
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
2. Triangulasi Metode
Terdapat dua strategi pada triangulasi dengan metode, yaitu : (1)
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data, dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber
data dengan metode yang sama.
3. Triangulasi Teknik
Triangulasi dengan teknik dapat diperoleh dengan jalan memanfaatkan peneliti
atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan
data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemenclengan dalam
pengumpulan data. Pada dasarnya penggunaan suatu tim penelitian dapat
direalisasikan dilihat dari segi teknik ini. Cara lain ialah membandingkan hasil
pekerjaan seseorang analis dengan analis lainnya.
b) Pemeriksaan Sejawat
Pemeriksaan sejawat berarti teknik yang dilakukan dengan cara
mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk
diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. 82
c) Perpanjangan Keikutsertaan
Yang dimaksud perpanjangan keikutsertaan ialah teknik pemeriksaan
keabsahan data berdasakan perpanjangan keikutsertaan peneliti dalam pengumpulan
data, yaitu apakah peneliti melakukan perpanjangan waktu secara terus menerus
atau tidak? Didalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam pengumpulan data, perpanjangan keikutsertaan peneliti
sangat menentukan. Sebab perpanjangan keikutsertaan didalam pengumpulan data
akan memungkinkan kredibilitas data yang dikumpulkan. 83
d) Penambahan Referensi
82
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif…,Hal. 204
83
Hussaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), Hal. 88
48
Referensi dalam sebuah penulisan penelitian merupakan suatu hal yang
sangat signifikan, sebagai acuan keabsahan teori yang ditulis peneliti dengan teori
yang telah dikemukakan oleh para tokoh. Sehingga dalam penulisan sebuah
penelitian berdasarkan pada referensi yang nyata dan bukan merupakan karangan
peneliti semata.
e) Ketekunan Pengamatan
Ketekunan adalah sikap mental yang disertai dengan ketelitian dan keteguhan
didalam melakukan pengamatan untuk memperoleh data penelitian. Adapun
pengamatan merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis
(mata, telinga) dan psikologis (daya adaptasi yang didukung oleh sifat kritis
dan cermat). 84
9. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap Penelitian tentang “Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan
Pemahaman Siswa Materi Haji Dan Umroh di MAN 2 B l i t a r ”, dibagi menjadi
tiga tahapan. Adapun tahapan pertama adalah perencanaan, tahap kedua persiapan
dan tahap ketiga pelaksanaan.
a. Tahap Perencanaan
Tahap ini peneliti membuat rencana judul yang akan digunakan dalam
penelitian yaitu dengan mencari berbagai data di lapangan dan sumber-sumber buku
di perpustakaan.
b. Tahap Persiapan
Peneliti mengajukan judul skripsi ke Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam, kemudian menyusun proposal penelitian yang judulnya telah disetujui. Penulis
mempersiapkan surat-surat dan kebutuhan lainnya sebelum memasuki lokasi
penelitian dan penulis juga selalu memantau perkembangan yang terjadi di lokasi
penelitian.
c. Tahap Pelaksanaan
Merupakan kegiatan inti dari suatu penelitian. Karena pada tahap
pelaksanaan ini peneliti mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan. Setelah
mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah MAN 2 B l i t a r , kemudian peneliti
mulai memasuki lembaga tersebut dan mulai melakukan penelitian dimulai dengan
melakukan pengamatan mendalam, wawancara terhadap subjek, dan mengumpulkan
data-data dari dokumentasi.
84
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung : Mandar Maju,1990), Hal.
159
49
d. Tahap Pelaporan
Pada tahap ini penulis menyusun semua data yang telah terkumpul secara
sistematis dan terinci sehingga data tersebut mudah dipahami dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain secara jelas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
50
Berikut ini adalah data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang akan
peneliti paparkan berdasarkan fokus penelitian yang diperoleh peneliti sebagai berikut :
1. Gambaran Umum Manasik Haji dan Umrah di MAN 2 Blitar
Pada dasarnya manasik merupakan bentuk latihan suatu kegiatan ibadah dengan
tujuan memberikan gambaran secara langsung. Manasik dapat dikatakan sebagai suatu
proses pembelajaran, kegiatan manasik biasanya dilaksanakan oleh berbagai lembaga
bimbingan haji dengan tujuan memberikan pelatihan kepada calon jamaah haji. Namun
di sekolah khususnya di MAN 2 Blitar kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud
tambahan ilmu pengetahuan dan keimanan dalam beribadah sesuai dengan rukun Islam
yang ke 5. Di MAN 2 Blitar manasik haji dan umrah merupakan kegiatan yang rutin
dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk realisasi kegiatan tahunan sekolah. Seperti
yang diungkapkan oleh oleh bapak Drs. Khusnul Khuluk, M. Pd :
“Manasik haji dan umrah ini, merupakan kegiatan tahunan yang rutin
dilaksanakan setiap tahunnya oleh pihak sekolah, kegiatan ini bertujuan
memberikan gambaran langsung pelaksanaan ibadah haji dan umrah agar siswa
memahami ibadah haji dan umrah tidak hanya terbatas pada teori saja.” 85
Hal yang senada juga diungkapkan oleh bapak Syamsul Arifin, S. Pd. selaku waka
kurikulum MAN 2 Blitar. Beliau mengungkapkan :
“Manasik haji dan umrah dilaksanakan setiap tahun di sekolah ini sebagai wujud
dari pengenalan ibadah kepada siswa, yang mana nantinya harapan kami siswa
akan mendapatkan manfaatnya. 86
Berikut foto contoh pelaksanaan kegiatan manasik haji dan umrah :
Hal ini diperkuat dengan observasi peneliti mengenai pelaksanaan manasik haji
dan umrah di MAN 2 Blitar yang diikuti seluruh siswa kelas X (sepuluh), di semester
ganjil pada tahun ajaran baru. 88 Seperti yang diungkapkan oleh oleh bapak Drs. Khusnul
Khuluk, M. Pd :
85
Wawancara Bapak Drs.Khusnul Khuluk, M.Pd. Kepala Sekolah MAN 2 Blitar tanggal 20 Februari
2023, Pukul 07.30 WIB
86
Wawancar Bapak M. Syamsul Arifin, S.Pd.I WAKA kurikulum MAN 2 Blitar Tanggal 21 Februari
2023, Pukul 08.30 WIB
87
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023
88
Observasi 21 Pebruari 2023
51
“Kegiatan ini dilaksanakan pada tahun ajaran baru agar peserta didik
memperoleh ilmu mengenai haji dan umrah sejak dini, karena di kelas X ada
materi haji dan umrah. Sehingga kegiatan yang terprogram sedemikian rupa akan
sangat membantu mereka.” 89
Hal yang sama juga diungkapkan oleh bapak Saifudi Zuhri, S. Pd. I. Beliau
mengungkapkan :
“Program manasik haji dan umrah ini memang dikhusukan untuk siswa kelas X,
karena kelas X mendapatkan materi haji dan umrah. Kegiatan ini nantinya akan
membantu siswa dalam menguasai materi tidak hanya teori tapi juga praktik.”90
Manasik haji selain bermanfaat dalam memberikan wawasan kepada siswa hal
ini juga membantu pelaksanaan kurikulum sekolah seperti yang diungkapkan oleh bapak
Syamsul Arifin, S. Pd.I :
“Kurikulum terbaru adalah K13, MAN 2 Blitar sendiri telah mengikutnya, dan
kurikulum ini menuntut siswa sebagai pusat pembelajaran sedangkan guru
mendampingi. Jadi kegiatan manasik haji dan umrah sangat membantu dalam
penerapan kurikulum 2013 ini.”91
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Eko Wahyuningtyas, S. Pd. selaku
wali kelas X Agama, beliau mengungkapkan :
“Saya sebagai guru yang mengajar dan menjalankan kurikulum sering merasa
bingung dengan kurikulum pendidikan yang berganti-ganti dan harus belajar dari
nol lagi. Sehingga kegiatan manasik ini saya rasa cukup membantu kegiatan
pembelajaran sebagai realisasi K13 yang menuntut siswa aktif dalam
pembelajaran.92
Kegiatan manasik haji dan umrah yang diselenggarakan oleh MAN 2 Blitar ini
dilaksanakan di lapangan Beji Boyolanagu Tulungagung atau biasa disebut dengan
lapangan Kenongo. Halaman MAN 2 Blitar yang tidak memungkinkan untuk
melaksanakan kegiatan manasik haji tersebut dikarenakan berhadapan dan satu lokasi
dengan MTs Negeri 3 Blitar. Seperti yang diungkapkan oleh Drs. Khusnul Khuluk, M.
Pd :
89
Wawancara Bapak Drs. H. Slamet Riyadi, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 2 Blitar, Tanggal 20
Pebruari 2023, Pukul 07.30 WIB
90
Wawancara Bapak Saifudin Zuhrii, M. Pd. Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023,
Pukul 09.00 WIB
91
Wawancara Bapak Syamsul Arifin, S. Pd.I WAKA kurikulum MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
92
Wawancara Eko Wahyuningtyas, S.Pd. wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
52
“Kami biasa melaksanakan kegiatan lapangan di lapangan Kenogo karensa
memang keadaan halaman sekolah yang tidak memungkinkan untuk
melkasnakan kegiatan manasik yang memerlukan lokasi yang luas, karena
sekolah kami yang satu lingkungan dengan MTsN 3 Blitar ini, jadi kami harus
berbagi dan tidak saling menganggu kegiatan belajar satu sama lain, kan kalau
kami melksanakan kegiatan manasik di sini akan menyebabkan kegaduhan dan
mengganggu kegiatan pembelajaran di MTsN. 93
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Saifudin Zuhri, M. Pd., beliau
mengungkapkan:
“Dalam pelaksanaan manasik haji dan umrah kami harus pergi ke lapangan
Kenongo, karena halaman sekolah yang tidak memungkinkan untuk kegiatan
manasik yang memerlukan lokasi luas. Selain itu jumlah peserta yang tidak
sedikit dan sudah besar-besar. Beda kalau dengan anak TK yang masih kecil
masih mudah diarahkan. Kasihan apabila peserta yang sudah besar-besar harus
berdesak-desakan.”
Hal ini diperkuat dengan observasi yang peneliti lakukan di MAN 2 Blitar terkait
dengan keadaan halaman sekolah yang tidak dapat digunakan untuk pelaksanaan
manasik haji dan umrah.94
93
Wawancara Bapak Drs. H. Slamet Riyadi, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 2 Blitar, Tanggal 20
Pebruari 2023, Pukul 07.30 WIB
94
Observasi 21 Pebruari 2023
95
Dokumentasi pada tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul 09.00 WIB
53
“Meskipun kami harus berjalan kaki untuk sampai di lokasi namun kami tetap
semangat karena berbondong-bondong seluruh siswa berjalan ke sana, dan di
sana kami akan mendapatkan ilmu baru. Mungkin sudah banyak yang pernah
mengikuti kegiatan manasik namun bagi yang belum pernah seperti saya, sudah
pasti ini menjadi hal yang baru dan rasa penasaran menjadi pendorong semngat
saya untuk mengikuti kegiatan manasik haji dan umrah ini.”96
Selain lokasi pelaksaan manasik, fasilitas tidak kalah penting demi kelancaran
terlaksannya kegiatan. Fasilitas dalam pelaksanaan manasik ini, media manasik
disediakan oleh pihak sekolah dan peserta membawa fasilitasnya sendiri. Berikut
wawancara yang saya lakukan dengan bapak Saifudin Zuhri,M.Pd. berkaitan dengan
pelaksanaan manasik haji :
“Dalam pelaksanaan kegiatan manasik ini, sudah pasti diperlukan berbagai
persiapan abik dari pihakkepanitiaan, sarana dan prasaran kegiatan manasik, oleh
karena itu pihak sekolah menyediakan media manasik sebgai sarana danprasaran
seperti miniatur ka’bah, tempat wukuf, tempat tawaf, tempat sa’i, dan
sebagainya. Namun, untuk fasilitas seperti pakaian ihram dan batu untuk
melempar jumroh siswa membawa sendiri.”97
Tersedianya fasilitas manasik haji dan umrah sangat memudahkan siswa dalam
melaksanakan kegiatan manasik haji dan umrah seperti yang diungkapakn oleh salah
satu siswa MAN 1 Tulungagung, ia mengungkapkan :
“Fasilitas yang diberikan oleh sekolah sangat memudahkan kami dalam
mengikuti pelaksanaan manasik haji dan umrah, kami tidak perlu menyediakn
semua perlengakapan karena sudah disediakan oleh panitia, sehingga kami hanya
cukup membawa peralatan pribadi seperti pakaian untuk haji dan batu kerikil
untuk melempar jumrah.98
Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh siswa lain yaitu Ahmad Bahrudin,
ia mengungkapkan :
“Saya merasa terbantu dengan tersedianya fasilitas dari sekolah, karena saya
tidak perlu repot dan hanya cukup menyediakan perlengkapan pribadi dalam
pelaksanaan manasik haji dan umrah.”99
96
Wawancara dengan Aisyah Irma, siswa kelas X di MAN 2 Blitar, tanggal 24 Pebruari 2023, pukul 10.00
WIB
97
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul
10.00 WIB
98
Wawancara dengan Aisyah Irma, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023, Pukul 10.00
WIB
99
Wawancara dengan Ahmad Bahrudin, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023, Pukul
11.00 WIB
54
Berikut contoh foto kegiatan manasik haji dan umrah :
Gambar 4.3
Peserta Mengenakan Pakain Ihram Dan Melempar Jumrah100
Dalam pelaksanaan manasik haji dan umrah ada beberapa kendala yang ditemui
namun tidak begitu berarti. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Saifudin Zuhri berikut
ini :
100
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023
101
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023,
Pukul 10.00 WIB
55
“Tidak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan manasik haji dan umrah ini,
meskipun terkadang ada beberapa siswa yang sulit diatur, hal itu merupakan
sesuatu yang wajar karena berkumpul dengan banyak teman sehingga mereka
sulit untuk tidak berbincang dengan temannya namun, dari panitia keagamaan
mampu mengkondisikannya dengan menggunakan alat pengeras suara agar
seluruh peserta manasik mampu mendengar instruksi dari panitia. Selain itu ada
beberapa peserta dalam kondisi tidak fit mengalami dehidrasi dan jatuh pingsan,
namun dari pihak panitia telah menyediakan tim kesehatan dari petugas UKS dan
ekstarkulikuler PMR untuk memberikan pertolongan kepada peserta.”102
Hal yang sama juga diungkapkan oleh bapak Nurhadi yang pernah mengampu
mata pelajaran Fiqih dan ikut serta sebagai panitia pelaksanaan manasik haji dan umrah,
beliau mengungkapkan :
“Beberapa kendala sering kami alami seperti sulitnya mengkondisikan peserta
didik yang gaduh sendiri sehingga kami memerlukan pengeras suara untuk
mengkondisikan mereka, selain itu juga ada peserta dalam kondisi kurang sehat
mengalami kelelahan atau bahkan jatuh pingsan sehingga panitia harus
menyediakan tim kesehatan untuk menanggulanginya.”103
Sedangkan kendala yang diarasakan siswa antara lain lokasi yang jauh dan
keadaan cuaca sperti yang diungkapkan oleh salah satu siswa MAN 2 Blitar sebagai
berikut :
“Memang ada beberapa hal yang kami rasa sedikit memberatkan yaitu harus
berjalan ke lapangan desa untuk melaksanakan kegiatan manasik haji dan umrah
apalagi cuaca yang panas membuat kami merasa dehidrasi.”104
102
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023,
Pukul 10.00 WIB
103
Wawancara Bapak Nurhadi, S. Ag. Guru Fiqih Di MAN 2 BLitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul
09.00 WIB
104
Wawancara dengan Aisyah Irma, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2017,
Pukul 10.00 WIB
105
Wawancara dengan Ahmad Bahrudin, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023,
Pukul 08.00 WIB
56
kendala yang ia alami saat mengikuti kegiatan manasik haji dan umrah, ia
mengungkapkan :
“Saya merasa kendalanya tidak begitu berarti meskipun cuaca panas dan lokasi
yang tandus tidak mematahkan smengat saya untuk mengikuti kegiatan manasik
haji dan umrah ini sampai selesai.”106
Gambar 4.4
Foto Siswa Saat Melaksanakan Kegiatan Manasik Haji Dan Umrah108
Secara umum pelaksanan manasik haji dan umrah di MAN 2 Blitar terbilang
sudah cukup bagus, karena kerjasama antara panitia dan peserta telah berjalan
semestinya. Dengan diadakannya manasik haji dan umrah ini siswa menjadi tahu dan
memahami ibadah haji dan umrah secara keseluruhan baik teori mapun praktiknya,
sehingga diharapkan kegiatan ini mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan
memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam belajar khusunya pada pelajaran fiqih
pada materi haji dan umrah.
2. Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji
Dan Umrah
Dalam hal yang berkaitan dengan peran guru fiqih dalam meningkatkan
pemahaman siswa pada materi haji dan umrah, peneliti berusaha untuk mendapatkan
106
Wawancara dengan Sholihuddin Al-Faruqi, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari
2017, Pukul 10.00 WIB
107
Observasi 21 Pebruari 2023
108
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023
57
data secara langsung dari sumber data yang ada di MAN 2 Blitar. Sumber data tersebut
meliputi wawancara dengan kepala sekolah, guru fiqih, wali kelas, siswa, serta guru-
guru yang mendukung penelitian. Selain data wawancara peneliti juga menggunakan
data hasil observasi dan dokumentasi.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh bapak M.Syamsul Arifin, S. Pd.I :
“Guru yang berperan dalam dunia pendidikan sudah sewajarnya harus mampu
menerjemahkan dokumen kurikulum menjadi sebuah pembelajaran yang dinamis
dan statis dan memberikan pengajaran secara optimal kepada siswa, agar siswa
mampu memahami pelajaran yang mereka terima.”111
109
Wawancara Bapak Drs. Khusnul Khuluk, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 2 Blitar, Tanggal 20
Pebruari 2023, Pukul 07.30 WIB
110
Wawancara Bapak Drs. Khusnul Khuluk, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 2 Blitar, Tanggal 20
Pebruari 2023, Pukul 07.30 WIB
111
Wawancara Bapak M.Syamsul Arifin, S. Pd.I WAKA kurikulum MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
58
Sebagai seorang guru yang harus mampu menjalankan perannya dengan baik,
ibu Eka Wahyuningtyas mengungkapkan :
“Sebagai seorang guru selain mengajar masih banyak tugas yang haru diemban
baik tugas kedinasan maupun tugas luar. Oleh sebab itu guru bukanlah seoarng
yang memiliki pekerjaan ringan, sehingga guru harus bekerja keras dalam upaya
memberikan pengajaran yang maksimal kepada siswa. Kita tidak boleh
membawa masalah pribadi dalam bekerja, misalnya hati sedang sakit dalam
mengajar juga harus tetap tersenyum, semua masalah ditinggal kalau di sekolah
kewajibannya adalah melaksanakan peran sebagai seorang guru.”112
Berkaitan dengan guru yang harus menjalankan perannya dengan baik salah
seorang siswa MAN 2 Blitar memberikan tanggapan, ia mengungkapkan :
“Kalau di sekolah guru menjadi orang tua kami, sehingga tindak tanduknya
adalah hal yang kami contoh, sehingga sudah seharusnya peran guru disekolah
harus yang sebaik-baiknya dalam memberikan ilmu dan mendidik kami.”113
Gambar 4.5
Contoh Foto Kegiatan Pembelajarn Di Kelas115
Berkaitan dengan materi haji dan umrah guru Fiqih adalah pemegang peran
uatam didalamnya, berkaitan dengan pembelajaran Fiqih berikut hasil wawancara
peneliti dengan guru mata pelajaran Fiqih bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. I, beliau
mengungkapkan :
’’Pembelajaran fiqih di MAN 2 Blitar sudah cukup efektif, guru berperan sebagai
menejer pembelajaran untuk membantu siswa dalam mempelajari dan
112
Wawancara Eka Wahyuningtyas, S.Pd, wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
113
Wawancara dengan Sholihuddin Al-Faruqi, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari
2023, Pukul 10.00 WIB
114
Observasi 21 Pebruari 2023
115
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023
59
memhamai materi pelajaran haji dan umrah. Guru tidak semata-mata menjadi
sosok yang ditakuti oleh peserta didik namun, guru menjadi seorang teman yang
dapat membuat siswa tidak tegang dalam menerima pelajaran, guru berusaha
menjadi teman belajar bukan sebgai sosok yang ditakuti ini memang bukan hal
yang mudah, karena mengubah mindset yang telah tertanam sejak kecil dipikiran
siswa bukanlah hal yang mudah. Mualai dari bangku PAUD mereka terbiasa
dengan peran guru sebagai sosok yang ditakuti, sedangakan untuk menciptakan
keadaan pembelajaran yang santai dan tidak tegang bukanlah perkara yang
mudah. Apabila suasana pembelajaran tersebut dapat tercipta siswa akan lebih
mudah dalam menerima materi. Mengingat sekarang guru tidak harus melulu
menyampaikan materi sebagai seorang penceramah, melainkan guru memiliki
lebih banyak peran sebagai fasilitator mengikuti perubahan kurikulu yang
sekarang kita ikuti adalah kuriulum 2013.”116
116
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023,
Pukul 09.00 WIB
117
Wawancara dengan Aisyah Irma, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023,
Pukul 10.00 WIB
118
Observasi 21 Pebruari 2023
60
Gambar 4.6
Suasana pembelajaran Fiqih di kelas119
Sebagai upaya dalam memahamkan materi pelajaran kepada siswa, g uru juga
melakukan usaha-usha yang bertujuan untuk mencapaitujuan pembelajaran. Adapun
usaha-usahanya adalah sebagai berikut :
a. Penggunaan Metode Pembelajaran
Sebagai upaya dalam memahamkan materi pelajaran kepada siswa, guru juga
menggunakan beberapa metode pembelajaran agar para siswa lebih mudah memahami
maksud yang terkandung di dalam materi pelajaran, berikut hasil wawancara saya
dengan bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. mengenai metode yang digunakan dalam
pembelajaran fiqih pada materi haji dan umrah :
“Metode pembelajaran yang saya gunakan dalam menyampaikan materi haji dan
umrah diantaranya adalah, metode ceramah untuk mengawali penyampaian
materi, karena pada umunya semua kegiatan pembelajaran dimuali dengan
penyampaian materi secara sekilas sebelum siswa melangkah kepada tahapan
119
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023
120
Wawancara Bapak Saifudon Zuhri, M. Pd. , Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari
2023, Pukul 09.00 WIB
61
pembelajaran selanjutnya, apabila guru tidak memberikan gamabaran umum
terlebihdahulu sudah pasti siswa akan merasa bingung, kemudian menggunakan
metode diskusi dan presentasi agar siswa aktif dalam proses pembelajaran
sehingga wawasan mereka lebih luas dari penemuan pemeikiran yang siswa
lakukan secara berkelompok, para siswa juga dapat saling bertukar pendapat.
Selain itu juga menggunakan metode demostrasi dan simulasi agar siswa lebih
memahami materi haji dan umrah, karena materi haji dan umrah juga
memerlukan gambaran tidak hanya melalui teori saja.”121
Berkaitan dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru Fiqih dalam
menyampaikan materi haji dan umrah Ibu Eka Wahyuningtyas, S. Pd. memberikan
tanggapan, beliau mengungkapakan :
“Dalam pembelajaran metode memang hal yang sangat penting dalam
menyampaikan materi pelajaran agar materi dapat diterima dan dipahami oleh
siswa. Meskipun pada umunya metode yang paling sering digunakan adalah
metode ceramah namun alangkah baiknya menggunakan metode yang lain untuk
mendukung pembelajaran apalagi materi haji yang umrah yang terbilang
rumit.”122
121
Wawancara Bapak Saifudon Zuhri, M. Pd. , Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023,
Pukul 09.00 WIB
122
Wawancara Eka Wahyuningtyas, S.Pd. wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari 2023,
Pukul 08.30 WIB
123
Wawancara dengan Aisyah Irma, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023,
Pukul 10.00 WIB
124
Observasi 21 Pebruari 2023
62
Gambar 4.7
Contoh Foto Penerapan Metode Diskusi Di Kelas125
125
Dokumentasi MAN Blitar 2023
126
Wawancara Bapak Saifudon Zuhri, M. Pd. , Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari
2023, Pukul 09.00 WIB
127
Observasi 21 Pebruari 2023
63
Gambar 4.8
Contoh Foto Kegiatan Pembelajaran Dengan Menggunakan LCD128
64
dengan adanya perubahan kurikulum, sebagai seorang pendidik saya harus
melakukan inovasi pembelajaran agar tidak kalah dalam persaingan prestasi di
era globalisasi pendidikan ini. Selain itu perlunya dilakukannya inovasi
pembelajaran adalah untuk memotivasi minat belajar siswa, agar siswa tidak
jenuh dalam proses pembelajaran yang monoton.”131
Bentuk dari inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh bapak Saifudin Zuhri
adalah dengan menerapkan model pembelajaran inovatif kepada siswa, seperti yang
beliau ungkapkan sebagai berikut :
“Dalam menyampaikan materi haji dan umrah ini, penggunaan model
pemeblajaran inovatif dirasakan sanagat efektif, karena pembelajaran lebih
bersifat student centered, yaitu pembelajaran yang lebih memberikan peluang
kepada siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan mereka secara mandiri dan
didiskusikan dengan teman sekelas mereka, hal ini sesuai dengan kurikulum
yang baru dalam pembelajaran.”132
Adanya usaha yang dilakukan oleh guru fiqih sangat membantu proses belajar
siswa seperti yang diungkapakan oleh salah seorang siswa yang berhasil peneliti
wawancarai, ia mengungkapkan :
“Dalam pembelajaran fiqih khususnya materi haji dan umrah, guru
menyampaiakan materi secara gamblang dan jelas, hal tersebut juga didukung
dengan adanya meia pembelajaran yang membantu kami para siswa untuk lebih
memahami materi haji dan umrah, selain itu metode demonstrasi dan kegiatan
manasik sangat mendukung dalam materi pelajaran ini, karena saya jadi lebih tau
dan lebih paham terhadap ibadah haji dan umrah.”133
Dengan adanya usaha-usaha yang dilakukan oleh guru fiqih, yang tersebut diatas
diaharapkan agar siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, dan
mampu memhami apa yang telah disamapikan oleh guru khususnya pada pelajaran fiqih
materi haji dan umrah.
3. Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji
Dan Umrah Melalui Manasik
131
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul
10.30 WIB
132
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul
10.30 WIB
133
Wawancara dengan Aisyah Irma, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023,
Pukul 10.00 WIB
65
Dalam upaya meningkatkan pemhaman siswa peran guru sangatlah penting,
tidak hanya melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas akan tetapi perlu adanya
pelaksanaan praktik secara langsung guna memberikan gambaran yang lebih jelas
kepada siswa terhadap suatu materi mata pelajaran tertentu.
Di MAN 2 Blitar manasik haji dan umrah merupakan kegiatan yang rutin
dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk realisasi kegiatan tahunan sekolah dengan
harapan peningkatan pemahaman siswa. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Nurhadi :
“Manasik haji dan umrah ini, merupakan kegiatan tahunan yang rutin
dilaksanakan setiap tahunnya oleh pihak sekolah, kegiatan ini bertujuan
memberikan gambaran langsung pelaksanaan ibadah haji dan umrah agar siswa
memahami ibadah haji dan umrah tidak hanya terbatas pada teori saja. Dulu
waktu saya masih mengampu mata pelajaran fiqih di kelas X, kegiatan ini sangat
membantu saya dalam melaksnakan tugas sebagai seorang pengajar, materi haji
dan umrah memang tidak mudah apabila hanya dijelaskan secara teori saja, siswa
juga memerlukan suatu metode yang dapat memperkuat inagatan mereka
mengenai suatu pelajaran tertentu, sehingga kegiatan manasik ini sangat besar
dan luar buasa manfaatnya bagi saya pribadi maupun seluruh warga sekolah.” 134
Dalam materi haji dan umrah guru melaksanakan perannya sebagai fasilitator
dalam kegiatan manasik haji dan umrah dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.
Seperti yang diungkapkan oleh bapak Drs. Khusnul Khuluk, M. Pd :
“Pada kegiatan manasik haji dan umrah yang diselenggarakan oleh MAN 2
Blitar, telah dibentuk panitia pelaksana dari bapak dan ibu guru, sedangkan guru
mata pelajaran Fiqih melaksanakan perannya sebagai fasilitator.”135
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dra. Sri Munfarida, beliau
mengungkapkan :
134
Wawancara Bapak Nurhadi, Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul 09.00
WIB
135
Wawancara Bapak Drs. Khusnul Khuluk, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 2 Blitar, Tanggal 20
Pebruari 2023, Pukul 07.30 WIB
136
Wawancara Bapak M.Syamsul Arifin, S. Pd.I WAKA kurikulum MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
66
“Dalam pelaksanaan manasik haji dan umrah memang telah dibentuk tim
kepanitiaan dari bapak dan ibu guru MAN 2 Blitar sehingga guru mata pelajaran
Fiqih hanya mendampingi pelaksanaannya saja.”137
Berikut contoh foto kepanitiaan kegiatan manasik haji dan umrah di MAN 2 Blitar :
137
Wawancara Eka Wahyuningtyas,S.Pd. wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
138
Wawancara dengan Farhanna Afifah, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023,
Pukul 08.00 WIB
139
Wawancara Bapak Syamsul Arifin, S. Pd. I WAKA kurikulum MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
67
Gambar 4.9
Foto Guru Sebagai Panitia Kegiatan Manasik Haji Dan Umrah140
Didalam materi haji dan umrah, kegiatan mansik sangat membantu peran guru
dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa, dimana manasik dapat dikatakan sebagai
metode simulasi dan direalisasikan dalam bentuk praktik langsung dan guru berperan
sebgai fasilitator. Berikut wawancara yang saya lakukan dengan bapak Saifudin Zuhri :
“Kegiatan manasik haji dan umrah ini sangat membantu dalam kegiatan
pembelajaran, karena sudah pasti apabila hanya teori yang dijelaskan di kelas
siswa masih memiliki rasa bingung terhadap materi haji dan umrah secara teori.
Adanya kegiatan manasik sangat membantu upaya guru dalam meningkatkan
pemahaman siswa khususnya dalam materi haji dan umrah ini, dan dalam
pelaksanaanya guru memiliki peran sebgai fasilitator yang melayani dan
memberikan kemudahan kepada siswa agar kegiatan manasik ini dapat berjalan
semestinya. Dalam praktiknya guru dibantu oleh segenap panitia penyelengagara
manasik haji dan umrah, panitia memang dibentuk dari para bapak ibu guru
untuk membantu terlaksnanya kegiatan secara maksimal ”141
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan ibu Eka Wahyuningtyas, S.Pd. selaku
wali kelas yang juga merupakan seorang guru, beliau mengungkapkan :
“Dalam proses pembelajaran teori hanya dapat didengar dan kebanyakan siswa
sulit untuk memahaminya, jadi kegaiatan manasik haji ini kan merupakan
kegiatan praktik yang akan memberikan pengalaman pada ingatan siswa yang
akan mendukung pemahaman pada siswa.”142
Kegiatan mansik ini selain bertujuan memberikan pelatihan ibadah haji dan
umrah kepada siswa akan tetapi juga berpengaruh terhadap pemahaman dan prestasi
140
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023
141
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul
10.30 WIB
142
Wawancara Eka Wahyuningtyas,S.Pd. wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
68
belajar siswa. berikut adalah hasil wawancara dengan bapak Saifudin Zuhri, M.Pd. :
“Kegiatan manasik haji memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran
haji dan umrah di kelas, hal itu dapat dilihat dari nilai siswa sebelum dan sesudah
melaksanakan manasik haji. Nilai mereka mengalami peningkatan, siswa
menjadi tahu pelaksanaan ibadah haji melalui kegiatan manasik tersebut. Karena
apa yang telah dipraktikkan biasanya akan lebih melekat pada ingatan
dibandingkan dengan apa yang siswa hafalkan. Sejauh ini tidak sampai 50%
siswa yang nilainya berada dibawah KKM. Di MAN 2 Blitar sendiri memiliki
tiga macam nilai KKM untuk kategori kelas yang berbeda yaitu, 75 untuk kelas
reguler, 80 untuk kelas unggulan, dan 85 untuk kelas PDCI. Sehingga dalam
proses pengajarannya guru harus melakukannya dengan maksimal.”143
Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dari wali kelas X Agama 2 MAN 2 Blitar,
ibu Eka Wahyuningtyas,S.Pd., beliau mengungkapkan :
“Sudah pasti kegiatan manasih haji dan umrah ini akan membantu siswa dalam
meningkatkan pemahaman mereka, karena tidak hanya tau secara teori namun
mereka paham setelah melaksnakan praktik.”144
Berikut adalah jadwal kegiatan mengajar bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. yang peneliti
peroleh berdasrkan observasi pada tanggal 21 pebruari 2023 : 146
143
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul
10.30 WIB
144
Wawancara Eka Wahyuningtyas,S.Pd. wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
145
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul
10.30 WIB
146
Observasi 21 Pebruari 2023
69
No. Hari Waktu Kelas
12.15 – 13.00
5 Sabtu Sholat X Agama 1
14.00 – 14.45
Tabel 4.1
Jadwal Mengajar Bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas
X147
Sejauh pengamatan bapak Saifudin Zuhri selama mengampu mata pelajaran fiqih
di kelas X beberapa kelas memiliki nilai yang cukup memuaskan. Hal tersebut diperkuat
dengan ungkapkan wali kelas X Agama, yaitu ibu Eka Wahyuningtyas. Berikut adalah
hasil wawancara dengan beliau:
“Sejauh ini prestasi siswa sudah cukup baik diseluruh materi pelajaran, menurut
ibu Eka sebagai wali kelas merasa bangga dengan apa yang telah dicapai oleh
siswanya. Berkaitan dengan kegiatan manasik haji dan umrah dalam menunjang
pembelajaran fiqih pada materi haji dan umrah.” 149
Peran guru fiqih dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi haji
dan umrah memiliki dampak positif tehadap nialai siswa, seperti yang diungkapkan oleh
147
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023
148
Wawancara Bapak Drs. Khusnul Khuluk, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 2 Blitar, Tanggal 20
Pebruari 2023, Pukul 07.30 WIB
149
Wawancara Eka Wahyuningtyas,S.Pd. wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
70
ibu Eka Wahyuningtyas, S. Pd. :
“Berdampak pada nilai yang dicapai oleh siswa yang cukup memuaskan. Hal
merupakan wujud peran guru pelajaran fiqih memuaskan. Hal merupakan wujud
peran guru pelajaran fiqih yang telah mengoptimlakan dalam proses
pembelajaran, selain itu kegiatan manasik ibu Sri rasa sangat membantu dan
mendukung dalam pencapaian tujuan pendidikan, dimana tujuan tersebut dicapai
salah satunya melalui prestasi belajar siswa di dalam kelas.”150
Selain pernyataan yang diberikan oleh ibu Eka Wahyuningtyas, S.Pd. peniliti
juga datang ke MAN 2 Blitar pada tanggal 21 Pebruari 2023 untuk mendapatkan
rekapitulasi hasil belajar Fiqih pada materi haji dan umrah kepada guru mata pelajaran
Fiqih yaitu, bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. 151
Berikut adalah dokumen rekap nilai siswa kelas X Agama pada pelajaran Fiqih :
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa Kelas X Agama MAN 2 Blitar Tahun Ajaran
2016/2017152
150
Wawancara Eka Wahyuningtyas,S.Pd. wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
151
Observasi 21 Pebruari 2023
152
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023
71
materi pelajaran haji dan umrah, hal tersebut ia buktikan ketika bertemu dengan
soal berkaitan dengan materi haji dan umrah ia lebih mudah untuk
menjawabnya.” 153
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sholihuddin berkaitan dengan manasik
haji, ia yang sekarang telah duduk di kelas XI :
“Kegiatan manasik haji menurut Sholahuddin sangat banyak manfaatnya. Ketika
kelas sepuluh dulu ia sempat mendapat kesulitan ketika menerima materi haji
dan umrah karena masih dijelaskan teorinya, tetapi setelah dilaksanakan manasik
haji ia menjadi tau dan paham mengenai ibadah haji dan umrah. Dan pada saat
ujian akhir semester terasa mudah karena praktik manasik melekat di ingatannya.
Selain itu ia juga mengungkapkan bahawa apabila suatu saat nanti pergi haji
ataupun umrah ia sedikit banyak telah mendapat ilmu mengenai pelakasanaan
ibadah haji dan umrah.” 154
Dari kegiatan manasik haji dan umrah siswa memperoleh pengalaman baru
berupa pengetahuan secara langsung yang melekat dalam ingatan mereka. Kegiatan
manasik sangat membantu peran guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran
Fiqih dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa khusunya pada materi haji dan
umrah.
B. Temuan Penelitian
Berdasarkan paparan dan analisis data di atas maka diperoleh temuan data
sebagai berikut:
1. Gambaran Umum Manasik Haji dan Umrah Di MAN 2 Blitar
Berdasarakan hasil temuan di lapanagan peneliti menemukan bahwa pelaksanaan
manasik haji dan umrah di MAN 2 Blitar merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang
dilaksanakan oleh lembaga sekolah. Dengan tujuan agar siswa tahu dan paham
mengenai pelaksanaan ibadah haji dan umrah, namun tidak terbatas disitu saja
153
Wawancara dengan Farhanna Afifah, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023,
Pukul 08.00 WIB
154
Wawancara dengan Sholihuddin Al-Faruqi, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari
2023, Pukul 10.00 WIB
72
bahwasanya pihak sekolah juga menaruh harapan besar agar prestasi belajar siswa
meningkat dengan adanya kegiatan ini.
Dalam pelaksanaan manasik haji dan umrah pihak sekolah membentuk panitia
keagamaan guna mengkondisikan jalannya pelaksanaan manasik haji dan umrah dan
panitia kesehatan untuk menanggulangi peserta yang berada dalam kondisi banadn
kurang fit, karena jumlah peserta yang tidak sedikit dan lokasi pelaksanaan berada di
tanah lapang yang cukup luas yaitu di lapangan Kenongo Kel.Beru Kec.Wlingi.
Dalam pelaksanaan manasik haji dan umroh ditemui adanya kendala yaitu,
berupa peserta yang sulit dikondisikan sehingga suasan menjadi gaduh, selain itu adanya
beberapa peserta dalam kondisi tidak fit jatuh pingsan. Namun, hal tersebut dapat
ditangani oleh panitia kesehatan
2. Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji
Dan Umrah
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan peneliti memperoleh temuan penelitian
bahwa guru fiqih memiliki peran yang sentral dalam meningkatkan pemahaman siswa
pada materi pelajaran haji dan umrah. Disini guru berperan sebagai menejer dan
fasilitator pembelajaran yang selalu berupaya meningkatkan pemahaman dan hasil
prestasi belajar siswa.
Upaya yang dilakukan oleh guru fiqih dalam proses pembelajaran sangat
beragam dengan maksud agar siswa menjadi paham terhadap materi pelajaran haji dan
umrah. Sebagai guru yang mengemban tugas memberikan ilmu pelajaran kepada siswa
sudah menjadi kewajiban guru untuk terus berupaya dalam meningkatkan pemahaman
73
siswa dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun yang dilakukan oleh guru fiqih dalam upaya meningkatkan pemahaman
siswa pada materi haji dan umrah antara lain menggunakan berbagai metode
pembelajaran dalam menyampaikan materi. Seperti metode ceramah yang diguankan
untuk mengawali kegiatan pembelajaran utamnaya dalam membuka materi pelajaran,
kemudian metode diskusi dan presentasi dengan tujian siswa mampu berdiskusi dan
menemukan pengetahuan baru untuk saling bertukar pendapat, dan selanjutnta adalah
metode demonstrasi untuk memberikan gambaran mengenai suatu materi pelajaran
khusunya materi haji dan umrah kepada siswa. Selain itu guru juga menggunakan media
pembelajaran agar mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran, media yang
digunakan berupa LCD proyektor untuk menampilkan video pelaksanaan ibadah haji
dan umrah. Tidak hanya menggunakan metode dan media pembelajaran, guru juga terus
melakukan inovasi pembelajaran setiap waktu dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan yang sedang berlangsung.
3. Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji
Dan Umrah Melalui Manasik
Dari hasil temuan yang peneliti lakukan di MAN 2 Blitar bahwa guru fiqih
dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi haji dan umrah melalui
manasik sudah sangat efektif, guru memegang peran sebagai fasilitator dalam
pelaksanaan kegiatan manasik haji dan umrah. Kegiatan manasik sangat mendukung dan
membantu peran guru dalam pembelajaran fiqih materi haji dan umrah karena, siswa
menjadi tahu pelaksanaan ibadah haji dan umrah secara langsung tidak hanya teori di
dalam kelas yang masih membuat para siswa bingung.
74
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan bapak Saifudin Zuhri, M.Pd. selaku guru mata
pelajaran fiqih, dari hasil wawancara saya dengan beliau, beliau mengungkapkan sejauh
ini tidak sampai 50% siswa yang nilainya berada dibawah KKM. Di MAN 2 Blitar
sendiri memiliki tiga macam nilai KKM untuk kategori kelas yang berbeda yaitu, 75
untuk kelas reguler, 80 untuk kelas unggulan, dan 85 untuk kelas PDCI.
C. Analisis Data
Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi haji dan
umrah melalui manasik beliau memberikan informasi-informasi dan sumber-sumber
yang kaitannya dengan kegiatan manasik haji dan umrah yang dilaksnakan di MAN 2
Blitar sebgai pembelajaran ibadah kepada siswa.
75
Temuan penelitian yang kedua, pelaksanaan manasik haji dan umrah dilakukan
setiap tahun di awal tahun ajaran baru, dengan peserta seluruh siswa kelas X.
Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu kegiatan dikhususkan untuk siswa kelas X yang memperoleh
materi haji dan umrah. Karena materi haji dan umrah dapat lebih mudah dipahami
apabila melalui kegiatan praktik, seperti kegiatan manasik haji dan umrah yang tidak
hanya terbatas pada teori saja.
Melalui temuan yang kedua ini dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan
manasik haji dan umrah di MAN 2 Blitar diikuti oleh seluruh siswa kelas X sebagai
sasaran utama kegiatan manasik haji dan umrah karena di kelas X terdapat materi haji
dan umrah sehingga manasik mampu memberikan pemahaman terhada siswa baik secara
teori maupun praktik.
Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu dalam pelaksanaan kegiatan manasik haji dan umrah guru
dibantu oleh panitia keagamaan sebagai pengkondisi jalannya kegiatan manasik untuk
mengkondisikan peserta agar rapi dan teratur, selain itu juga adanya tim kesehatan yang
disiagakan untuk menolong peserta yang mengalami dehidrasi ataupun peserta yang
sampai jatuh pingsan.
Melalui temuan yang ketiga ini dapat didimpulkan bahwa dalam pelaksanaan
kegiatan manasik haji dan umrah banyak pihak yang terlibat diantaranya panitia
keagamaan yang terbentuk dari para guru dan melibatkan petugas UKS serata
ekstrakurikuler PMR MAN 2 Blitar. Semua itu dilakukan agar pelaksanaan manasik haji
dan umrah adapat berjalan semestinya.
76
Temuan yang keempat, dalam pelaksanaan manasik pihak sekolah telah
menyediakan fasilitas manasik haji dan umrah kecuali pakaian ihram dan batu kerikil
untuk melepar jumrah.
Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu untuk memberikan kemudahan pelaksanaan manasik haji dan
umrah kepada siswa pihak sekolah menyediakan berbagai fasilitas berupa sarana dan
prasarana kegiatan manasik sebagai pendukung kegiatan, sarana dan prasaran tersebut
berupa miniatur ka’bah, tempat wukuf, tempat tawaf, tempat sa’i, dan sebagainya.
Melalui temuan yang keemapt ini dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan
manasik haji dan umrah pihak sekolah menyediakan berbagai fasilitas manasik berupa
berupa miniatur ka’bah, tempat wukuf, tempat tawaf, tempat sa’i, dan sebagainya,
namun untuk pakaian peserta laki-laki mapun perempuan dan kerikil untuk melempar
jumrah peserta membawa sendiri.
2. Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji
Dan Umrah
Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu guru dalam menyampaikan materi haji dan umrah, guru
mengelola setiap kegiatan pembelajaran yang ada di kelas dan bekerjasama dengan
siswa dalam proses pembelajaran.
Melalui temuan pertama ini dapat disimpulkan bahwa peran guru fiqih dalam
kegiatan pembelajran di kelas adalah sebagai menejer pembeljaran yang haru smampu
mengelola kelas sehingga pemeblajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Guru
harus terampil dalam mengelola kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
77
Temuan penelitian yang kedua, guru dalam meningkatkan pemahaman siswa
pada materi haji dan umrah guru melaksanakan perannya sebagai fasilitator.
Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu beliau menjelaskan bahwa peran guru sebagai fasilitator
pembelajaran bertindak sebagai pendamping belajar dan memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam proses pembelajaran fiqih khusunya pada materi haji dan
umrah, selain itu susana yang demokratis dan menyenngkan juga harus diciptakan dalam
pembelajaran, mengingat sekarang siswa harus belajar sesuai dengan kurikulum yang
baru apalagi materi fiqih yang terfokus pada kegiatan ibadah dalam kehidupan sehari-
hari.
Melalui temuan kedua ini dapat disimpulkan bahwa guru dalam melaksanakan
perannya sebagai fasilitator pembelajaran dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa
pada matei haji dan umrah, guru bereperan dalam memberikan pendampingan dan
pelayanan pelajaran terhadap proses pembelajaran di dalam kelas
Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu metode yang diguanakan dalam menyampaikan materi
pelajaran haji dan umrah diantaranya adalah metode ceramah, metode diskusi dan
metode demonstrasi dalam menyampaikan materi pelajaran di dalam kelas. Sedangkan
media pembelajaran yang diguanakan ialah media yang telah disedikan pihak sekolah
berupa LCD proyektor.Karena materi haji dan umrah cenderung masih membingungkan
apabila hanya dijelaskan melalui teori saja. Dengan adanya media pembelajaran
diharapkan siswa menjadi lebih paham terhadap materi haji dan umrah
78
Melalui temuan ketiga ini dapat disimpulkan bahwa guru dalam menyampaikan
materi pelajaran haji dan umrah menggunakan beberapa metode pembelajaran yaitu
metode ceramah, diskusi, presentasi dan tanya jawab selain itu juga menggunakan media
pembelajaran berupa LCD proyrktor.
Temuan yang keempat guru dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada
materi haji dan umrah ialah selalu melakukan inovasi pembelajaran.
Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu guru melakukan inovasi pembelajaran sebagai upaya
pembaharuan terhadap berbagai komponen yang diperlukan dalam penyampaian materi
pelajaran berupa ilmu pengetahuan dari tenaga pendidik kepada para peserta didik
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang sedang berlangsung.
Melalui temuan keemapt ini dapat disimpulkan bahwa guru dalam upayanya
meningkatkan pamahamn siswa dengan melakukan inovasi pembelajaran berupa berbagi
metode dan model pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dengan proses kegiatan
belajar mengajar dan agar siswa lebih memiliki motivasi belajar setelah dilakukannya
inovasi oleh guru.
Dengan adanya upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi
haji dan umrah maka sudah selayaknya siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar
dan juga hasil belajar siswa meningkat.
3. Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji
Dan Umrah Melalui Manasik
79
Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu guru melakukan peran sebgai fasilitator dalam kegiatan
manasik haji dan umrah yang mendampingi dan melayani siswa selama kegiatan
manasik berlangsung, karena siswa dituntut untuk berperan aktif dalam kegiatan tersebut
agar mereka mampu menemukan pengalaman dan ilmu baru khususnya pada materi haji
dan umrah.
Melalui temuan pertama ini dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan manasik
haji dan umrah guru melaksnakan perannya sebagai fasilitator terhadap siswa, yaitu guru
mrndampingi selama siswa mengikuti kegiatan manasik haji dan umrah, guru
memberikan pelayanan berupa menjawab pertanyaan yang belum dipahami oleh siswa
terkait materi dan pelakasnaan manasik haji dan umrah.
Temuan yang kedua, kegiatan manasik haji dan umrah mampu meningkatkan
pemahaman siswa pada pelajaran fiqih materi haji dan umrah.
Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan wali
kelas X Agama MAN 2 Blitar yaitu ibu Eka Wahyuningtyas, S.Pd. hasil wawancara
tersebut yaitu nilai pelajaran siswa pada mata pelajaran fiqih khususnya pada materi haji
dan umrah mengalamipeningkatan, hamper seluruh siswa mendapat nilai diatas KKM.
Hal ini tidak lepas dari peran guru dalam upayanya meningkatkan pemahaman siswa
melalui kegiatan manasik haji dan umrah, karena setelah mengikuti kegiatan tersebut
siswa mampu memahami praktiknya dan apabila menjumpai soal ujian berkaitan dengan
materi haji dan umrah siswa mampu menjawabnya.
Melalui temuan ini dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam meningkatkan
pemahaman siswa pada materi haji dan umrah melalui manasik terbukti mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa, hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan wali kelas
yang mengungkapkan bahwa nilai siswa pada materi haji dan umrah hamper seluruhnya
berada di atas nilai KKM.
80
Temuan yang ketiga, manasik haji dan umrah memberikan dampak yang positif
bagi siswa.
Temuan ini berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa MAN 2 Blitar, hasil
wawancara tersebut ialah hamper keseluruhan siswa yang peneliti wawancarai
mengungkapkan hal yang sama bahwa setelah mengikuti kegiatan manasik haji dan
umrah mereka menjadi lebih paham mengenai ibadah haji dan umrah dan ketika mereka
ujian pada akhir semester dan menjumpai materi seputar haji dan umrah para siswa
dengan mudah menjawab pertanyaan tersebut karena telah ikut melaksanakan praktik
manasik haji dan umrah yang menjadikan pengalaman itu selalu melekat diingatan para
siswa.
Melalui temuan yang ketiga ini dapat disimpulkan bahwa peran guru fiqih dalam
meningkatkan pemahaman siswa pada materi haji dan umrah memberikan dampak
positif terhadap siswa. selain mereka tau bagaimana proses pelaksanaan haji dan umrah
dan mereka mendapatkan penagalaman baru yang selalu melekat pada ingatan siswa dan
apabila menemui soal ujian terkait materi haji dan umrah siswa dengan lebih mudah
mampu menyelesaikan soal tersebut.
81