Anda di halaman 1dari 81

PERAN GURU MATA PELAJARAN FIQIH

TERHADAP HASIL BELAJAR


SISWA KELAS X DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2
KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI

Oleh :
BADRUL MUNIR
NIM 202042101104621

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STIT AL- MUSLIHUUN TLOGO
KABUPATEN BLTAR
2023

1
BAB I
PENDAHULUAN 

A. Konteks Penelitian 
Pendidikan merupakan salah satu upaya yang signifikan dalam membentuk
sumber daya manusia yang berkualitas. Karena pendidikan dapat mengembangkan
kemampuan, ilmu pengetahuan, dan tekhnologi serta meningkatkan mutu kehidupan
dan martabat manusia yang dihrapkan. Secara kuantitatif kita dapat mengatakan
bahwa pendidikan Indonesia telah mengalami kemajuan. Indikator keberhasilan
pendidikan ini dapat dilihat melalui kemampuan baca tulis masyarakat yang mencapai
67,24%. Hal ini sebagai akibat dari program pemerataan pendidikan.1

Pendidikan merupakan aspek yang mendasar bagi pembangunan bangsa suatu


negara. Hal ini sesuai dengan tujuan system pendidikan nasional yang tertuang dalam
UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat 3 menegaskan bahwa : 
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan, ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang”2 
 
Dengan demikian, pemerintah sangat memperhatikan dan mementingkan
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Hal ini tentunya
ditujukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk berprestasi dalam segala bidang
pembangunan, termasuk prestasi belajar siswa di sekolah yang dapat diperoleh
melalui kegiatan pembelajaran. 

Proses pembelajaran dapat dilakukan secara formal di sekolah dan non formal
di lembaga-lembaga luar sekolah. Dalam situasi pendidikan formal di sekolah guru,
adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar, oleh karena
itu guru harus mampu membawa peserta didiknya untuk mencapai tujuan
pembelajaran. 

1
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan : Problema, Solusi, Dan Reformasi Pendidikan Di
Indonesia, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2012), Hal. 6
2
UUD’45: Yang Sudah Diamandemen, (Surabaya Apollo 2009), Hal. 22.

2
Perkembangan pendidikan tentunya tidak lepas dari peran sentral guru dan
tenaga kependidikan yang professional. Begitu pula dengan pendidikan agama Islam
dapat berkrmbang dengan baik berkat peran guru pendidikan agama Islam. Hal ini
tentunya tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan yang berupaya mencerdaskan
kehidupan bangsa meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di
Indonesia. Pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian
integral dan program pengajaran pada setiap jenjang pendidikan serta merupakan
usaha bimbingan dan pembinaan guru terhadap peserta didik dan memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia yang
bertaqwa dan menjadi warga negara yang baik.
 
Pendidikan Islam bukan sekedar transfer of knowledge ataupun transfer
training, tetapi lebih merupakan suatu system yang ditata di atas fondasi keimanan
dan kesalehan.3 Pendidikan dalam arti luas adalah meliputi perbuatan atau semua
usaha generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya,
pengalamannya, kecakapan, serta keterampilannya kepada generasi muda. Sebagai
usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik
jasmaniah maupun rohaniyah. 

Guru merupakan figur yang sangat menentukan maju mundurnya pendidikan.


Dalam kondisi yang bagaimanapun guru tetap memegang peran penting. Ekstensi
seorang guru tetap penting, karena peran guru tidak seluruhnya dapat digantikan
dengan teknologi. Bagimanapun canggihnya komputer, tetap saja bodoh
dibandingkan dengan guru, karena komputer tidak dapat diteladani bahkan dapat
menyesatkan jika penggunanya tanpa kontrol. Fungsi kontrol inilah yang
memposisikan figur guru tetap penting. 4
Guru adalah tokoh yang memiliki peran
mendidik dan mengajar muridnya untuk memperoleh sebuah pengetahuan baik itu
berupa pengetahuan dari materi pelajaran ataupun materi di luar pelajaran. Guru juga
sebagai pendidik yang sebenarnya, bahkan seorang guru merupakan sebuah kunci
dalam proses pembelajaran. Mengajar juga dilukiskan sebagai suatu seni dan ilmu
pengetahuan. Mengajar sebagai seni membutuhkan tingkat intuisi yang jarang
3
Mansur Isna., Diskursus Pendidikan Islam (Yogyakarta : Global Pustaka Umum. 2001), Hal.
38-40 
4
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Hal. 3 

3
diminta oleh bidang profesional lainnya. Aspek intuisis mengajar berkembang
melalui suatu proses refleksi yang otomatis, berkesinambungan, dan mengambil
seluruh perilaku kepekaan visual dan yang berkaitan dengan panca indera dari
banyak stimuli yang berasal dari interaksi siswa dan guru dalam suatu konteks yang
spesifik. Saat guru mempraktekkan seni mereka dan merefleksikannya pada hasil dan
praktik tersebut, mereka membuat suatu kerangka kerja bagi tindakan intuitif dan
spontan yang memajukan pembelajaran siswa. Mengajar sebagai suatu ilmu
pengetahuan adalah jelas dalam strategi-strategi yang para guru belajar
menggunakannya untuk meraih hasil yang diinginkan dalam pembelajaran siswa. 5

Peran guru dalam proses belajar mengajar sangat besar pengaruhnya terhadap
pemahaman siswa dalam menerima pelajaran, guru juga harus mampu merencanakan
dan menerjemahkan dokumen kurikulum yang statis menjadi aktivitas yang dinamis
dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran konvensional dengan metode
ceramah dan hafalan terlalu bersifat monoton dan membosankan, yang masih
diterapkan oleh guru tidak dapat menunjang pemahaman siswa secara optimal dalam
menerima materi pembelajaran. Apalagi dengan adanya perubahan sistem kurikulum
yang menuntut siswa untuk menggunakan metode discovery learning , model
pembelajaran konvensional kurang cocok seiring dengan perubahan kurikulum
tersebut. Hal inilah yang mempengaruhi pemahaman siswa terhadap suatu materi
pelajaran, akibatnya prestasi belajar siswa menurun. 

Peran guru dalam memberikan pemahaman suatu materi pelajaran sangatlah


penting, bahkan merupakan suatu keharusan. Karena keberhasilan peserta didik
dalam pembelajaran merupakan tujuan utama dari pengajaran seorang guru dan
rangkaian pendidikan. Perkembangan murid merupakan tujuan semua sekolah dan
semua guru. Memang, metode mengajar yang digunakan guru dan murid tetap
bergantung kepada guru, murid tetap tidak matang, dan masih bersifat kekanak-
kanakan. Berlawanan dari pertumbuhan rasa tanggung jawab, guru dan kepala
sekolah mendikte dan mengontrol semua murid seolah-olah mereka adalah makhluk
yang belum bisa dipercaya dan tidak akan pernah bertanggung jawab. Berlawanan
dari rasangsangan tumbuhnya kebebasan, sekolah menanamkan sikap

5
Gene E. Hali, Dkk, Mengajar Dengan Senang: Menciptakan Perbedaan Dalam Pembelajaran
Siswa, (Jakarta : PT. Indeks, 2008), Hal. 362 

4
ketergantungan terhadap guru, dan guru yang menentukan apa yang harus dipelajari
murid, bagaimana mereka harus belajar, kapan dan berapa jauh. 6
Oleh sebab itu,
peran guru dalam memberikan materi pelajaran dengan tujuan memberikan
pemahaman kepada peserta didik sangatlah penting dengan dituntut untuk dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang baru yang dimungkinkan dapat
meningkatkan pemahaman pada siswa sebagai obyek yang menerima materi
pelajaran. 

Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran yang berada di lingkup


Pendidikan Agama Islam (PAI). Di dalam mata pelajaran Fiqih termuat materi Haji
dan Umroh, diamana siswa dituntut untuk menguasai dan memahami materi tersebut
secara menyeluruh. Namun, pada praktek pembelajarannya guru seringkali hanya
menggunakan metode pembelajaran yang konvensional dan terkesan monoton.
Bahkan sering dijumpai guru yang hanya memberikan tugas saja kemudian
meninggalkan ruang kelas, akibatnya pemahaman siswa hanya terbatas pada aspek
pengetahuan saja. 

Dewasa ini masih sering dijumpai metode mengajar yang masih terkesan
monoton, sehingga pembelajaran hanya terpaku pada hal yang kurang menarik dan
mengurangi minat belajar siswa. Karena kurangnya minat belajar siswa tersebut
mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran
tertentu. Pembelajaran Fiqih pada kelas X di Madrasah Aliyah termuat materi Fiqih
Ibadah, salah satunya adalah materi Haji dan Umroh dimana dalam proses
pembelajarannya tidak hanya terpaku pada teori saja melainkan juga diperlukan
praktek dalam meningkatkan pemahaman siswa, hal ini dikarenakan apabila yang
dipelajari hanya sebatas teori masih ditemui kebingungan karena mengingat materi
Haji dan Umrah memerlukan prakeik guna memberikan pemahaman kepada siswa.
 
MAN 2 Blitar merupakan Madrasah Aliyah yang dalam sistem
pembelajarannya menggunakan sistem SKS (Sistem Kredit Semester), bahkan sistem
SKS yang yang diselenggarakan oleh MAN 2 Bitar menjadi bahan rujukan studi
banding Madrasah Aliyah se-Indonesia. Penyelenggaraan sistem SKS ini melalui
pengoraganisasian pembelajaran bervariasi dan pengelolahan waktu yang fleksibel.
6
Thomas Gordon, Guru Yang Efektif, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), 

5
Pengorganisasian pembelajaran yang bervariasi yaitu, melalui unit-unit pembelajaran
utuh untuk setiap mata pelajaran yang dapat diikuti oleh peserta didik. Pengolahan
waktu belajar yang fleksibel dilakukan melalui pengambilan beban belajar pada unit-
unit pembelajaran untuh utuk setiap mata pelajaran oleh peserta didik sesuai dengan
kecepatan belajar masing- masing peserta didik. 7 

MAN 2 Blitar merupakan Madrasah Aliyah yang melaksanakan program


Manasik Haji setiap tahunnya dengan peserta siswa-siswi kelas X. 8
Manasik Haji
yang dilaksanakan di MAN 2 Blitar merupakan salah satu upaya peningakatan
prestasi belajar siswa kelas X pada pelajaran Fiqih materi Haji dan Umroh.
Kegiatan ini juga difungsikan untuk memberikan pengalaman pada siswa tentang
pelaksanaan Haji dan Umroh. 

Manasik Haji pada dasarnya adalah memberikan pembelajaran atau informasi


kepada calon jamaah Haji mengenai tata cara pelaksanaan ibadah Haji. 9 Manasik
Haji diadakan di sekolah dengan tujuan agar peserta didik mengetahui dan
memahami materi ibadah Haji dan Umroh secara langsung tidak hanya melulu
mengetahui teorinya saja tetapi juga tahu akan prakteknya secara langsung meskipun
hanya melalui Manasik. Oleh sebab itu, guru Fiqih berperan penting dalam proses
pembelajaran Fiqih khususnya praktek pelaksanaan Manasik Haji dalam
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Haji dan Umroh. 

Sesuai dengan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
dan membahas kegiatan Manasik Haji tersebut dalam dalam sebuah skripsi dengan
judul : “Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada
Materi Haji Dan Umrah Melalui Manasik di MAN 2 Blitar”

B. Fokus Penelitian 
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini, adalah sebagai berikut: 
1. Bagaimana gambaran umum Manasik Haji di MAN 2 Blitar? 
7
Pidato bapak Drs. Khusnul Khuluk, M.Pd, pada pembukaan PPL di MAN 2 Blitar pada 19
September 2022.
8
Wawancara dengan bapak M. Syamsul Arifin, S.Pd.I, pada tanggal 15 September 2022.
9
Widyo Nugroho Penerapan Manajemen Pengetahuan Dalam Penyelenggaraan Manasik Haji,
(Jakarta: Universitas Gunadarma, 2010), Hal. 1. 

6
2. Bagaimana peran guru Fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi
Haji dan Umroh? 
3. Bagaimana peran guru Fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi
Haji dan Umroh? 

C. Tujuan Penelitian 
Tujuan penelitian dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran umum Manasik Haji di MAN 2 Blitar?
2. Untuk mengetahui peran guru Fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada
materi Haji dan Umroh?
3. Untuk mengetahui peran guru Fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada
materi Haji dan Umroh melalui Manasik?
 
D. Kegunaan Penelitian 
Hasil penelitian yang berjudul “Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan
Pemahaman Siswa Pada Materi Haji dan Umrah Melalui Manasik Di MAN 2
Blitar”. Ini akan memberikan kegunaan baik secara teoritik maupun praktis.  

1. Secara Teoritis 
  Memberi tambahan wawasan secara teoritik terkait dengan usaha guru dalam
mendidik akhlak siswa. Juga sebagai pengkajian penelitian selanjutnya untuk
dikembangkan, baik bagi peneliti sendiri maupun peneliti lain. 
2. Secara Praktis 
a. Bagi Perpustakaan STIT Al-Muslihuun Tlogo Kanigoro 
Hasil penelitian ini bagi perpustakaan STIT Al-Muslihuun Tlogo Kanigoro
berguna untuk menambah literature di bidang pendidikan. 
b. Bagi MAN 2 Blitar 
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur seberapa jauh peran
guru dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Dan
dapat menjadikan motivasi siswa untuk belajar. 
c. Bagi Peneliti 
Bagi peneliti agar dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam
mengenai peran guru Fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa di dalam
proses pembelajaran. 

7
d. Bagi Peneliti yang akan datang 
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti yang akan datang sebagai
bahan kajian penunjang dan bahan pengembang perancang penelitian dalam
meneliti hal-hal yang berkaitan dengan topik di atas. 
e. Bagi Pembaca 
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada pembaca
terkait peran guru Fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi
Haji dan Umroh.

E. Penegasan Istilah 
Untuk memberikan kemudahan dan menghindari kesalahan penafsiran dalam
mengartikan istilah yang terdapat di adalam judul skripsi “Peran Guru Fiqih
Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji dan Umrah Melalui
Manasik Di MAN 2 Blitar”. Berikut definisi masing-masing istilah dalam judul
penelitian ini, yaitu : 
1. Penegasan Konsteptual
a. Peran 
  Peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah suatu
tindakan yang dilakukan oleh orang atau lembaga untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. 10
b. Pemahaman 
  Pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta didik dapat
menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau
didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan
menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. 11
c. Manasik
Manasik artinya tata cara ibadah. Yang pada intinya membelajarkan
bagaimana tata cara ibadah Haji/Umroh. Kegiatan itu bisa dikatakan juga
Workshop atau pelatihan untuk melaksanaan ibadah Haji/Umroh. 12
2. Penegasan Operasional 
10
E. Mulyasa, Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 1982), Hal. 246.
11
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1995). Hal.24.
12
Widyo Nugroho Penerapan Manajemen Pengetahuan Dalam Penyelenggaraan Manasik Haji,
…, Hal. 1.

8
“Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji
dan Umroh Melalui Manasik Di MAN 2 Blitar” yang dimaksud adalah usaha, upaya,
tindakan, peran serta guru mata pelajaran Fiqih dalam meningkatkan pemahaman
siswa pada materi Haji dan Umroh melalui praktek Manasik. Dimana dalam
penerapannya guru tidak hanya berperan untuk memindahkan pengetahuan (transfer
of knowledge), ia juga harus menanamkan nilai-nilai pemahaman yang tidak hanya
terbatas pada aspek pengetahuan saja kepada peserta didiknya, agar mereka bisa
mengaitkan antara ajaran agama dengan ilmu pengetahuan. 

F. Sistematika Pembahasan 
Untuk dapat melakukan pembahsan yang sistematis, maka peneliti
menggunakan sistematika pembahsan yang jelas. Adapun sistematikanya sebagai
berikut :
 
Bagian awal berisi sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman
pengesahan, pernyataan keaslian, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi,
daftar lampiran, dan abstrak yang memuat tentang uraian yang dibahas dalam
skripsi. 

Penelitian ini terdiri dari enam bab. Bab pertama berisi pendahuluan. Pada
bab pendahuluan, pertama-tama dipaparkan konteks penelitian yang mengungkapkan
berbagai permasalahan yang diteliti sehingga diketahui hal-hal yang melandasi
munculnya focus penelitian yang akan dikaji dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
yang membantu proses penelitian. Dalam bab ini, tujuan merupakan arah yang akan
dituju dalam penelitian kemudian dilanjutkan manfaat penelitian yang menjelaskan
konstribusi apa yang akan diberikan setelah selesai penelitian baik secara teoritis
mauapun praktis. 

Bab kedua berisi tentang kajian teori yang berkenaan pembahasan teori-
teori yang digunakan untuk mengkaji “Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatakan
Pemahaman Siswa Materi Haji Dan Umroh Melalui Manasik di MAN 2 Blitar”,
meliputi tahapan proses penerapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
 

9
Bab ketiga berisi metode yang akan digunakan dalam penelitian dimana
pembahasannya meliputi rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan
data, dan tahapan-tahapan penelitian. 

Bab keempat berisi tentang laporan hasil penelitian yang memaparkan


bagaimana “Peran guru Fiqih dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi
Haji dan Umroh”, yang diperoleh melalui pengamatan, dan atau hasil wawancara,
serta deskripsi informasi lainnya yang dikumpulkan oleh peneliti melalui prosedur
pengumpulan data. Paparan hasil penelitian tersebut terdiri dari deskripsi data,
temuan penelitian, dan analisis data.

Bab kelima berisi tentang pembahasan yang memuat keterkaitan antara


pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan atau teori yang
ditemukan terhadap teori-teori temuan sebelumnya, serta interprestasi dan penjelasan
dari temuan teori yang diungkapkam dari lapangan. 

Bab keenam penutup yang pertama, berisi kesimpulan yang disajikan


melalui hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran temuan serta
merupakan jawaban dari konteks penelitian, dan mencerminkan makna dari temuan-
temuan tersebut. Kedua, berisikan saran yang sesuai dengan kegunaan penelitian dan
jelas ditunjukkan kepada siapa pekerjaan atau tanggung jawabnya terkait dengan
permasalahan yang diteliti dan bagaimana implementasinya. Saran juga ditunjukkan
kepada peneliti selanjutnya jika peneliti menemukan masalah baru yang perlu diteliti
lebih lanjut, serta ditunjukkan kepada instansi atau profesi. 

Bagian akhir memuat daftar rujukan yang merupakan daftar buku yang
menjadi refrensi oleh peneliti. Kemudian, diberikan juga lampiran-lampiran yang
memuat dokumen-dokumen terkait penelitian. Pada bagian paling akhir ditutup
dengan biodata peneliti yang menjelaskan biografi peneliti secara lengkap. 
 

 
 
 

10
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Tentang Peran Guru Fiqih 

11
1. Pengertian Guru 
Pendidik mempunyai dua pengertian, arti yang luas dan arti yang sempit.
Pendidik dalam arti yang luas adalah semua orang yang berkewajiban membina anak-
anak. Pendidik dalam arti sempit adalah orang orang yang disiapkan dengan sengaja
untuk menjadi guru dan dosen. 13

Dalam pepatah Jawa guru adalah, sosok yang digugu omongane lan ditiru
kelakuane (dipercaya ucapannya dan dicontoh tindakannya). Menyandang profesi
guru, berarti harus menjaga citra, wibawa, keteladanan, integritas, dan
kredibilitasnya. Ia tidak hanya mengajar di depan kelas, tapi juga mendidik,
membimbing, menuntun, dan membentuk karakter moral yang baik bagi peserta
didiknya. 

Guru dikenal dengan al-mu’alim atau al-uztadz dalam bahasa Arab, yang
bertugas memberikan ilmu dalam majelis ta’lim. Artinya, guru adalah seseorang
yang memberikan ilmu. 14
Pendapat klasik mengatakan bahwa guru adalah orang
yang pekerjaannya mengajar (hanya menekankan satu sisi tidak melihat sisi lain
sebagai pendidik dan pelatih). Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang
yang memberikan ilmu pengetahuan pada anak didik. Guru dalam pandangan
masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat- tempat tertentu,
tidak mesti di lembaga formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau, di rumah dan
sebagainya. 15 

Namun, pada dinamika selanjutnya, definisi guru berkembang secara luas.


Guru disebut pendidik profesional karena guru itu telah menerima dan memikul
beban dari orangtua untuk ikut mendidik anak. Guru juga dikatakan sebagai
seseorang yang memperoleh Surat Keputusan (SK), baik dari pemerintah ataupun
swasta untuk melaksanakan tugasnya, dan karena itu memiliki hak dan kewajiban
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah. 

13
Binti Maunah, Landasaan Pendidikan, Yogyakarta : Teras, 2009), Hal. 139.
14
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional : Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru,
(Jakarta : Ar-Ruzz Media, 2014), Hal. 23. 
15
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rinrka
Cipta, 2005), Hal. 31.

12
Guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini
tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan
pekerjaan sebagai guru. Profesi guru memerlukan syarat-syarat khusus, apalagi
sebagai guru profesional, yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan
pembelajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan. Profesi ini juga perlu pembinaan
dan pengembangan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan pra-jabatan. 
 
Guru adalah seorang pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
menengah. 16
Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan
merancang program pembelajaran, merencanakan dan menerjemahkan dokumen
kurikulum yang statis menjadi aktivitas yang dinamis dalam proses pembelajaran,
serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dapat belajar dan pada akhirnya
dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir proses pendidikan. 

2. Peran Guru 
Peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah suatu tindakan
yang dilakukan oleh orang atau lembaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 17
Seorang guru memiliki banyak peran tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi juga
di lingkungan masyarakat, dan keluarga. Menurut Mohammad Surya mengatakan di
sekolah, guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran,
penilai hasil pembelajaran siswa, pengarah pembelajaran dan pembimbing siswa. 18

Peran guru tidak hanya sebagai pengajar, pembimbing, dan pendidik, masih
ada berbagai peran guru lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Surya
sebagai berikut : 19

16
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional : Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru,
… Hal. 24.
17
E. Mulyasa, Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 1982), Hal. 246.
18
Mohammad Surya, Perlindungan Profesi Guru : Kode Etik Dan Undang-Undang Guru,
Makalah, (Bandung : Upi Bandung 2005), Hal. 15. 
19
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran (Bandung : Pustaka Bani Quraisy,
2003) Hal. 185. 

13
1. Guru sebagai pelatih, artinya seorang guru harus memberikan peluang yang
sebesar-besarnya bagi anak didik untuk mengembangkan cara-cara
pembelajarannya sesuai dengan kondisi masing-masing. 
2. Guru sebagai konselor, yaitu seorang guru harus mampu menciptakan situasi
interaksi belajar mengajar, dimana anak didik melakukan perilaku pembelajaran
dalam suasana psikologis yang kondusiaf dan tidak ada jarak yang kaku dengan
guru. 
3. Guru sebagai manager pembelajaran, artinya guru memiliki kemandirian dan
otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar
mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang
pembelajaran. 
4. Guru sebagai partisipan, artinya guru tidak hanya berperilaku mengajar akan
tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya dengan anak didik. 
5. Guru sebagai pemimpin, artinya seorang guru diharapkan mampu menjadi
seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku
menuju tujuan bersama. 
6. Guru sebagai panutan, artinya seorang guru benar-benar menjadi contoh dalam
perilaku dan kebiasaan baik diluar maupun didalam proses pembelajaran yang
dilakukan. 
7. Guru sebagai pembelajar, artinya guru secara terus menerus belajar dalam rangka
menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya. 
8. Guru sebagai pengarang, artinya guru selalu kreatif dan inovatif menghasilkan
karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas keprofesionalannya. 

Menurut Suparlan peran guru dapat dibagi menjadi : 20


1. Guru berperan sebagai pendidik tugasnya mengembangkan kepribadian dan
membina budi pekerti siswa. 
2. Guru sebagai tenaga pengajar tugasnya menyampaiakan ilmu pengetahuan, melatih
keterampilan, merancang pengajaran, melaksnakan pembelajaran, menilai aktivitas
pembelajaran. 
3. Guru sebagai fasilitator, yaitu memberikan motivasi siswa, membantu,
membimbing siswa dalam proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas. 

20
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005), Hal. 27.

14
4. Guru sebagai pembimbing, yaitu memberikan petunjuk atau bimbingan tentang
gaya pembelajaran siswa mencari kelebihan dan kelemahan siswa. 
5. Guru sebagai pelayan, yaitu memberikan layanan pembelajaran yang nyaman dan
aman sesuai dengan individual siswa. 
6.  Guru sebagai perancang, guru merancang program pengajaran dan pembelajaran
berdasarkan kurikulum yang berlaku. 
7. Guru sebagai pengelolah, yaitu melaksanakan administrasi kelas. 
8. Guru sebagai innovator, yaitu bertugas meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dalam menggunakan strategi dan metode mengajar. 
9. Guru sebagai penilai, yaitu bertugas menyusun tes dan penilaian siswa secara
objektif. 
Zikri Neni Iska mengemukakan guru sebagai pendidik tugasnya adalah
mengajar, melatih dan memberikan bimbingan. Guru berperan memberikan
bimbingan penguasaan nilai, disiplin diri, perencanaan masa depan, membantu
mengatasi kesulitan yang dihadapi karena sedemikian besarnya tuntutan
kehidupan dan masalah yang dihadapi, guru merupakan pendidik formal di
sekolah. 21
Selain peran yang tersebut diatas guru juga harus melakukan inovasi
pembelajaran, kata inovasi secara bahasa artinya pemasukan atau pengenalan
hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau sudah
dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat. 22 Sedangkan dalam
bahasa Inggris berasal dari kata innovation yang artinya pembaharuan. Inovasi
pendidikan dan pengajaran merupakan langkah yang tepat dalam mengatasi
berbagai permasalahan dalam proses pendidikan umumnya dan proses
pembelajaran pada khususnya. Dalam dunia pendidikan kita mengenal adanya
inovasi kurikulum, inovasi pembelajaran, inovasi desain dan manajemen
pembelajaran. 

3. Status Guru 
Dalam melaksanakan tugas, status seorang guru adalah sebagai berikut.23
1) Guru sebagai PNS atau pegawai swasta yang memiliki Surat Keputusan (SK)
mengajar. 

21
Zikri Neni Iska, Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), Hal. 2.
22
Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 1990), Hal. 333.
23
Ibid, Hal. 26.

15
2) Guru sebagai profesi (ibu profesi) karena melahirkan banyak profesi. 
3) Guru sebagai social leadership, dianggap serbatahu, teladan, dan sumber
pengetahuan. 

4. Tugas Guru 
Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang
dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk
membentuk dan mengembangakan kepribadian anak didik menjadi seseorang yang
berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia
susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun
bangsa dan negara. 24 

Dalam prespektif Islam, mengemban amanat sebagai guru, bukan terbatas


pada pekerjaan atau jabatan seseorang, melainkan memiliki dimensi nilai yang lebih
luas dan agung, yaitu tugas ke-Rosul-an dan ke-Tuhan-an. Diakatakan sebagai tugas
ke-Tuhan-an karena, mendidik merupakan sifat “fungsional” Alloh (sifat rububiyah)
sebagai “rabb”, yaitu sebagai “guru” bagi semua makhluk, sedangkan tugas ke-
Rosul-an, yaitu menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada umat manusia. Secara
lebih khusus, tugas Nabi dan kaitannya dengan pendidikan, sebagaiamana tercantum
dalam surat Al-Jumu’ah ayat 2 :
ِ ِِ ۟ ِّ ‫ث فِى‬
َ ‫ُه َو ٱلَّ ِذى َب َع‬
َ َ‫ٱُأْلم ِّيۦ َن َر ُسو ۭلًا ِّم ْن ُه ْم َي ْتلُوا َعلَْي ِه ْم َء ٰايَتهۦ َو ُي َز ِّكي ِه ْم َو ُي َعلِّ ُم ُه ُم ٱلْك ٰت‬
‫ب‬

َ ‫ْح ْك َمةَ َوِإن َكانُو ۟ا ِمن َق ْب ُل لَِفى‬


‫ض ٰلَ ۢ ٍل ُّمبِي ۢ ٍن‬ ِ ‫وٱل‬ 
َ
Artinya : “Dia-lah yang mengutus kaum yang buta huruf seorang Rosul diantara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan
mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (as-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” 25

24
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2005), Hal. 36.
25
Departemen Agama RI , Al-Quran Dan Terjemahannya, (Jakarta : CV Pustaka Harapan
Agung), Hal. 553.

16
Ayat diatas menggambarkan bahwa tugas Rosul adalah melakukan
pencerahan, pemberdayaan, transformasi dan mobilisasi potensi umat manusia
menuju kepada cahaya (nur) setelah sekian lama terbelenggu kegelapan.

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas maupun di
luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Guru merupakan profesi/jabatan atau
pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar
bidang kependidikan walaupun pada kenyataan masih ada dan bahkan masih
banyak dilakukan oleh orang di luar kependidikan.

Tugas seorang guru bukan merupakan sebuah tugas yang ringan.


Memiliki profesi guru harus berdasarkan panggilan jiwa, sehingga dapat
menunaikan tugas dengan baik dan ikhlas. Guru harus mendapatkan haknya
secara proposional dengan gaji yang patut diperjuangkan melebihi profesi-
profesi lainnya, sehingga keinginan peningkatan kompetensi guru dan kualitas
belajar anak didik bukan sebuah slogan diatas kertas. 26

5. Pengertian Fiqih

Fiqih menurut bahasa berarti paham yang dimaksud adalah kefahaman


dalam masalah-masah agama (syari’at) yang diajarkan Alloh dan Rosulnya. 27

‫َو َما َكا َن ٱل ُْمْؤ ِمنُو َن لِيَ ِنف ُرو ۟ا َكٓافَّ ۭةً ۚ َفلَ ْواَل َن َف َر ِمن ُك ِّل فِ ْرقَ ۢ ٍة ِّم ْن ُه ْم طَٓاِئَف ۭةٌ لِّيََت َف َّق ُهو ۟ا فِى‬

ِ ‫ٱلدِّي ِن ولِي‬
‫نذ ُرو ۟ا َق ْو َم ُه ْم ِإذَا َر َجعُ ٓو ۟ا ِإلَْي ِه ْم لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْح َذ ُرو َن‬َُ
Artinya : ”Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,

supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S At-Taubah: 122). 28

26
Ibid, Hal. 38-39.
27
H.A Syafi’i Karim, Fiqih Ushul Fiqih, (Bandung : Pustaka Setia, 1997) Hal. 11
28
Al-Qur’an Dan Terjemahan, …, Hal. 277.

17
Pengertian Fiqih seperti yang tergambar pada ayat di atas merupakan
pengertian yang sebenarnya. Pengertian tersebut dalam perkembangannya
kemudian memiliki penyempitan makna. Secara istilah F iqih adalah ilmu tentang
hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyah, yang digali dan ditemukan dari dalil-
dalil yang tafhsili. Menurut ulama lain Fiqih adalah apa yang dicapai oleh
mujtahid dengan zatnya. Sedangkan Al-Amidi memberikan definisi yang tidak
berbeda : “Fiqih adalah ilmu tentang seperangkat hukum-hukum syara’ yang
bersifat furu’iyah (cabang) berhasil didapatkan melalui penalaran atau istidlal”, oleh
karena itu, dari berbagai pengertian dapat diketahui bahwa hakekat Fiqih :
1) Fiqih adalah ilmu tentang hukuman Alloh.
2) Fiqih bersifat amaliyah furu’iyah.
3) Pengetahuan tentang hukum Alloh didasarkan pada dalil tafshilihi (terurai).
4) Fiqih digali dan ditemukan melalui penalaran dan istidhal seorang mujtahid atau
faqih. 29

Pelajaran Fiqih dalam kurikulum Madrasah Aliyah merupakan salah satu


d ari mata pelajaran agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta
didik mengenal, memahami, mengahayati, dan mengamalkan hukum Islam yang
kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui bimbingan,pengajaran,
latihan, penggunaan, pengamalan, dan pembiasaan. Materi pembelajaran Fiqih
pada tingkatan Madrasah Aliyah meliputi fiqih Ibadah dan Mu’amalah.

Mata pelajaran Fiqih mempunyai karakteristik khusus yaitu, ibadah.


Fiqih sering juga dikatakan sebagai mata pelajaran ibadah. Ibadah artinya
menghambakan diri kepada Alloh. Ibadah merupakan tugas hidup manusia di
dunia, karena itu manusia yang beribadah kepada Alloh disebut ‘abdullah atau
hamba Alloh. Tujuan ibadah adalah membersihkan dan menyucikan jiwa
dengan mengenal dan mendekatkan diri serta beribadat kepada Alloh.

Ibadah (Fiqih) terdiri dari ibadah khusus dan ibadah umum. Ibadah
secara khusus adalah bentuk ibadah langsung kepada Alloh yang tata cara
pelakasanaannya telah diatur dan ditetapkan oleh Alloh dan dicontohkan oleh

29
Zurnial Dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, 2008) , Hal. 5.

18
Rosulullah. Sedangkan ibadah umum dalam bentuk hubungan antara manusia
dengan manusia atau manusia dengan alam yang memiliki makna ibadah.

B. Kajian Tentang Pembelajaran Fiqih


1. Pengertian Pembelajaran Fiqih

Pembelajaran adalah proses yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar.


Sebelum peneliti menjelaskan pengertian pembelajarn F iqih terlebih dahulu akan
dijelaskan mengenai pengertian belajar.

Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang


belajar, apakah itu mengarah pada yang lebih baik ataupun kurang baik,
direncanakan atau tidak. Hal lain juga akan selalu terkait dalam belajar adalah
pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau
lingkungannya. 30

Secara umum pengertian belajar menurut Muhibin Syah adalah tahapan


perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetapkan sebagai
hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 31
Menurut
Mulyasa, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya, sehingga terjadi perilaku ke arah yang lebih baik. 32

Sedangkan Fiqih adalah ilmu yang menjelaskan tentang hukum syari’ah


yang berhubungan dengan segala tindakan manusia baik berupa ucapan atau
perbuatan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran mata pelajaran
Fiqih adalah sebagai proses belajar untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang
dapat meningkatkan kemampuan belajar peserta didik, serta dapat meningkatkan
kemampuan membangun pengetahuan baru yang didapat dari pengalaman dalam
proses pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Hal
ini sesuai dengan komponen pembelajaran secara kontekstual bahwa dengan

30
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakrya), Hal. 155.
31
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatanbaru, (Bandung :
Remaja Rosda Karya, 2002), Hal. 10.
32
Mu lyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung :Remaja Rosdakarya, 2004), Hal.
100.

19
mengaitkan materi pembelajaran yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari atau
dalam konteks kehidupan nyata maka proses pembelajaran benar-benar bermakna
dan membekas di benak peserta didik.

Mata pelajaran Fiqih yang merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di madrasah merupakan hal yang penting bagi peserta didik yang
secara garis besar untuk memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci
dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli maupun aqli serta mengamalkan hukum
Islam dengan benar. 33

2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih


a. Tujuan Pembelajaran Fiqih

Pembelajara Fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat


memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi muslim yang
selalu taat menjalankan syari’at Islam kaffah (sempurna). 34

b. Fungsi Pembelajaran Fiqih

Pembelajaran Fiqih pada umumnya berfungsi untuk : (a) penanaman


nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Alloh SWT; (b)
penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta didik
dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan masyarakat dan
madrasah; (c) pembentukan kedispilanan dan rasa tanggung jawab sosial di
Madrasah dan masyarakat; (d) pengembangan keimanan dan ketaqwaan
kepada Alloh SWT; (e) pengembangan mental peserta didik terhadap
lingkungan fisik dan sosial melalui ibadah dan mu’amalah; (f) perbaikan
kesalahan, kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah
dalam kehidupan sehari-hari; (g) pembekalan peserta didik untuk mendalami
Fiqih pada jenjang pendidikan selanjutnya.

33
Khairuddin, El. Al.,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) : Konsep Dan
Implementasi Di Madrasah, (Yogyakarta : Pilar Media, 2007), Hal. 197.
34
Peratuaran Menteri Agama Republik Indonesia No. 2, Tahun 2008, Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab, Bab
VII, Hal. 50.

20
c. Karakteristik Pembelajaran Fiqih

Mata pelajaran Fiqih dalam kurikulum Madrasah Aliyah adalah salah


satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang
diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan
hukum Islam. 35
Hal ini kemudian menjadi dasar pandangan hidup bagi peserta
didik melalui kegiatan sehari-harinya.

Karakteristik suatu pembelajaran dalam mata pelajaran tertentu perlu


didefinisikan dalam rangka pengembangan silabus mata pelajaran tersebut.
Struktur suatu mata pelajaran menyangkut dimensi standar kompetensi-
kompetensi dasar dan materi pokok atau struktur keilmuan mata pelajaran
tersebut. Hasil identifikasi karakteristik mata pelajaran tersebut bermanfaat
sebagai acuan dalam mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran bagi seorang pendidik untuk meningkatkan kualitas mengajarnya.

Sebagaimana lazimnya suatu bidang studi, materi keilmuan mata pelajaran


fiqih mencakup dimensi pengetahuan (knowlwdge), keterampilan (skill), dan nilai
(value). Hal ini sesuai dengan tujuan pokok pembelajaran mata pelajaran
Fiqih yaitu, mengarahkan peserta didik untuk memahami, mengenal,
menghayati, dan mengamalkan hukum Islam yang mengarah pada penciptaan
yang taat kepada Alloh SWT melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
pelatihan, serta pengalaman peserta didik sehingga menjadi muslim yang selalu
bertambah keimanannya kepada Alloh SWT.

d. Kompetensi Dasar Fiqih kelas X Madrasah Aliyah

Standar kompetensi mata pelajaran Fiqih berisi sekumpulan kemampuan


yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh mata pelajaran Fiqih di
Madrasah Aliyah. Kemampuan ini berorientasi kepada perilaku afektif
dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka
memperkuat keimanan, ketaqwaan, dan ibadah kepada Alloh SWT. Maka standar
kompetensi mata pelajaran Fiqih kelas X Madrasah Aliyah semester 1 materi Haji

35
Ibid, Hal. 53.

21
dan Umroh yang sesuai dengan Kurikulum 2013 meliputi sebagai berikut : 36

Standar Kompetensi
1.4 Membiasakan sikap tolong menolong sebagai implementasi
Hikmah ibadah Haji dan Umroh
2.4 Menelaah ketentuan Islam tentang H aji dan U mroh,
Undang- U ndang penyelenggaraan Haji dan Umroh beserta
3.4 Memperagakan simulasi manasik Haji dan Umroh
Tabel 2.1

Standar kompetensi untuk materi Haji dan Umroh

C. Kajian Tentang Manasik Haji dan Umroh


1. Pengertian Manasik

Sebelum membahas mengenai manasik peneliti akan membahas terlebih

dahulu mengenai metode pembelajaran, karena manasik merupakan

kegiatan praktek langsung yang dalam dunia pembelajaran biasa disebut

dengan metode demonstrasi atau metode simulasi.

Metode berasal dari kata meta dan hodos “meta” berarti melalui dan“hodos”

berarti jalan atau cara. Secara bahasa berarti cara atau jalan yang dilalui untuk

mencapai tujuan. 37
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan/

pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara

akurat,maka guru akan mampu mencapai suatu tujuan pengajaran. 38

Metode mengajar adalah alat yang merupakan bagian dari perangkat alat

dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar. 39


Jadi, metode

pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan


36
Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Jendral Pendidikan Agama Islam Kementerian
Agama RI Tahun 2014, Hal. 129-134.
37
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet. 5, Hal. 61.
38
Syaiful Bahri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: RinekaCipta,
2006), Cet III, Hal.75.
39
JJ Hasibun Dan Moedjiono , Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosadakarya,
1995), Cet VI, Hal. 3.

22
nayata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berikut adalah

macam-macam metode yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran,

pertama metode ceramah ialah metode yang digunakan diantaranya adalah

metode ceramah dalam mengawali penyampaian materi pelajaran, metode

ceramah ialah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.

Metode ceramah efektif untuk keperluan penyampaian informasi dan

pengertian. Kelemahannya adalah siswa cenderung pasif, dan cenderung

menempatkan pengajar sebagai otoritas terakhir. 40

Kedua, metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran

dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa kelompok-

kelompok siswa) untuk mengadakan suatu perbincangan ilmiah guna

mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai

alternatif pemecahan atas suatu masalah. 41

Ketiga, metode tanya jawab adalah cara penyajian pengajaran oleh guru

dengan memberikan pertanyaan dan meminta jawaban kepada siswa.

Metode tanya jawab dapat merangsang siswa untuk dapat mengemukakan

pendapat dan pikiran masing-masing. 42

Keempat, metode demonstrasi atau metode simulasi, dalam penggunaan

metode pembelajaran, metode ceramah dan diskusi saja belum tentu cocok

untuk seluruh proses pembelajaran. Untuk itu pada pelajaran tertentu perlu

menggunakan metode demonstrasi di kelas ataupun metode simulasi secara

langsung. Metode Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku

seperti orang yang dimaksudkan, dengan tujuan agar orang itu dapat
40
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009),
Hal. 76.
41
Team Didaktik Metodik Krikulum IKIP Suarabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum
PBM, (Jakarta: Rajawali, 1976), Hal. 52.
42
Comie Semiawan, Pendidikan Keterampilan Proses : Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam
Belajar, (Jakarta: PT. Gramedia, 1992), Hal. 76.

23
mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa berbuat

sesuatu. 43
Jadi siswa itu berlatih memegang peranan sebagai orang lain.

Seperti contoh pada simulasi Haji siswa meragakan sebagai orang yang sedang

naik Haji, seakan-akan siswa itu seperti orang yang sedang menjalankan Haji

sungguhan.

Adapun tujuan dari penerapan metode simulasi adalah : 44

a) Untuk melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat professional


maupun bagi kehidupan sehari-hari.
b) Untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip.
c) Untuk melatih memecahkan masalah.
d) Untuk membangun kerja sama kelompok (Cooperatif Learning)
Dan manfaat metode simulasi tersebut adalah : 45
a) Belajar siswa menjadi menyenangkan. Menggalakkan guru untuk
mengembangkan kreativitas siswa.
b) Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan
yang sebenarnya.
c) Menimbulkan semacam interaksi antar siswa.
d) Menumbuhkan cara berpikir kritis.

Manasik artinya tata cara ibadah. Yang pada intinya


membelajarkan bagaimana tata cara ibadah Haji/Umroh. Kegiatan itu bisa
dikatakan juga workshop atau pelatihan untuk melaksanaan ibadah
Haji/Umroh. 46
Manasik dapat dikatakan sebagai suatu proses pembelajaran.
K egaiatan manasik yang biasanya dilaksanakan oleh berbagai lembaga
bimbingan haji dengan tujuan memberikan pelatihan kepada calon jamaah Haji.

Pelaksanaan ibadah Haji sangat berkaitan dengan adanya bimbingan

43
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Hal. 23.
44
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997), Hal. 27.
45
Ibid, Hal. 28.
46
Widyo Nugroho, Penerapan Manajemen Pengetahuan Dalam Penyelenggaraan Manasik
Haji, (Jakarta : Universitas Gunadarma, 2010), Hal. 1.

24
manasik Haji. Bimbingan manasik Haji ini sangat penting dilakukan
sebelum para jamaah H aji berangkat ke tanah suci. Tujuan dari bimbingan
manasik H aji ialah meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang tata
cara pelaksanaan ibadah H aji. Pengetahuan seputar ibadah Haji yang
diberikan meliputi syarat, rukun dan wajib Haji sampai akhlak, hikmah,
kesehatan dan lain-lain dapat diterima oleh calon jamaah Haji melalui
bimbingan Manasik Haji.

Seperti kita ketahui bahwasannya biaya pelaksanaan Haji di negara kita


ini masih tergolong sangat tinggi sehingga tidak semua jama’ah mampu
mengulang kembali ibadah tersebut, pelatihan atau manasik ini bertujuan agar
para jamaah melaksanakan ibadah dengan benar saat berada di Baitulloh.

Seiring perkembangan zaman, di lembaga pendidikan sekolah mulai dari


tingkat dasar hingga tingkat menengah atas sekarang telah banyak yang
melaksanakan praktik Manasik H aji untuk menunjang pemahaman materi
mengenai ibadah Haji dan Umroh serta memberikan pengalaman kepada peserta
didik tentang ibadah Haji dan Umroh.

2. Pengertian Haji dan Umroh


a. Pengertian Haji
Haji asal maknanya adalah menyengaja sesuatu. Menurut syara’
adalah sengaja mengunjungi Ka’bah (rumah suci) untuk melakukan
beberapa amal ibadah, dengan syarat-syarat tertentu. 47
Dalam Islam Haji
merupakan rukun ibadah yang ke lima setelah syahadat, sholat, zakat,
puasa dan rukun ini merupakan tiang tetap tegaknya agama Islam.

Ibadah ini hanya wajib dilaksanakan sekali dalam seumur hidup dan hanya
wajib bagi yang mampu (istitho’ah) karena melibatkan tiga aspek sekaligus baik
jasmani, rohani, maupun amaliah. Selain itu Haji dipandang sebagai puncak
ibadah yang dengannya manusia diharapkan dapat mencapai puncak
kesadaran akan kehadiran Tuhan dengan sejelas-jelasnya. Seperti yang

47
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Jakarta : PT. Sinar Baru Algensindo, 2002), Hal. 247.

25
diterangkan dalam Al-Qur’an (Q.S Ali Imron - 97) sebagai berikut : 48

ِ ‫يم ۖ َو َمن َد َخلَهۥُ َكا َن َء ِام ۭنًا ۗ َولِلَّ ِه َعلَى ٱلن‬


ِ ‫َّاس ِح ُّج ٱلْب ْي‬ ِ ‫ت َّم َق ِإ‬ ۢ ِِ
‫ت‬ َ ُ ٌۭ َ‫فيه َءايَٰتٌ َبِّي ٰن‬
َ ‫ام ْب َٰره‬
ِ ِ ِ ِ َ َ‫ٱستَط‬
َ ‫اع ِإلَْيه َسبي ۭلًا ۚ َو َمن َك َف َر فَِإ َّن ٱللَّهَ غَن ٌّى َع ِن ٱل َْٰعلَم‬
‫ين‬ ْ ‫َم ِن‬
Artinya : “ Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya)
maqam Ibrohim. Barangsiapa memasukinya (Baitulloh itu) menjadi
amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Alloh,
Yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitulloh.
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka sesungguhnya Alloh
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

Dalam menunaikan ibadah Haji itu hukumnya wajib sekali dalam seumur
hidup. Adapun dalam melaksanakan Haji itu ada 3 cara : 49

1. Haji Ifrad : mengerjakan Haji terlebih dahulu kemudian


mengerjakan Umroh.
2. Haji tamttu’ : mendahulukan Umroh kemudian Haji.
3. Haji qiran : mengerjakan Haji dan Umroh secara bersamaan. Caranya
adalah melakukan ihrom untuk keduanya pada waktu ihrom Haji, dan
mengerjakan sekalian urusan Haji. Urusan Umroh dengan sendirinya termasuk
dalam pekerjaan Haji.

b. Syarat Wajib Haji

Syarat wajib H aji antara lain, Islam (tidak wajib, tidak sah Haji orang
kafir), baligh (sampai umur 15 tahun,atau baligh dengan tanda-tanda lain), dan
berakal (tidak wajib atas orang gila atau orang bodoh). Kemudian disyaratkan
kesanggupan untuk melaksanakan ibadah Haji itu. Secara garis besar,
kesanggupan tergambar dalam dua cara yaitu mengerjakan sendiri dan
diwakilkan kepada orang lain. Kesanggupan sendiri meliputi kesanggupan
badan, harta dan aman dalam perjalanan. Sedangkan orang yang tidak

48
Yusuf Abdurrohman , Hikmah Dan Keajaiban Perjalanan Haji, (Yogyakarta : Media
Insane Pustaka , 2008), Hal. 1.
49
Sulaiaman Rasjid, Fiqih Islam…, Hal. 263.

26
sanggup melaksanakannya sendiri tetapi sanggup mewakilkannya kepada
orang lain. 50

c. Rukun Haji
Rukun-rukun Haji adalah pekerjaan yang jika salah satunya dilalaikan, maka
Haji tersebut menjadi batal dan tidak bisa diganti dengan kaffarat dan fidyah.
Adapun rukun-rukun Haji sebagai berikut :
1. Ihram (niat) adalah berniat ketika memasuki Haji. Niat ini merupakan
pokok terpenting diantara rukun-rukun Haji.
2. Wuquf di Arofah, merupakan inti dari seluruh amalan-amalan Haji.
3. Thowaf ifadah, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali yang
dimulai dari Hajar Aswad dengan mengkirikannya.

Macam-macam Thowaf, yaitu :

a. Thowaf Qudum, yaitu thowaf ketika baru sampai yang hampir sama
dengan sholat tahiyatul masjid ketika baru sampai di masjid.
b. Thowaf Ifadah, yaitu thowaf yang merupakan rukun Haji.
c. Thowaf Wada’, yaitu thowaf ketika akan meninggalkan Makkah.
d. Thowaf Tahallul, yaitu penghalalan barang yang haram karena
ihrom.
e. Thowaf Nazar, yaitu thowaf yang dinazarkan.
f. Thowaf Sunat, yaitu thowaf yang disunatkan.
4. Sa’i anatar Shofa dan Marwah, yaitu berjalan atau berlari-lari kecil dari
bukit Shofa menuju bukit Marwah dan sebaliknya.
5. Tahallul, yaitu mencukur rambut di kepala minimal 3 helai rambut.

d. Wajib Haji
Selain rukun Haji diatas, ada lagi yang disebut dengan wajib Haji.
Wajib Haji ini jika tidak dilakukan dapat menyembelih hewan ternak
sebagai dam (denda) dan ibadah H aji tersebut tetap sah. Wajib Haji

tersebut adalah : 51

a. Ihram dari miqat (tempat yang ditentukan dan masa tertentu).


50
Ibid, Hal. 264.
51
Ali Imran Sinaga, Fikih, (Bandung :Citapustaka Media Perintis, 2011), Hal. 132.

27
b. Berhenti di Muzdalifah sesudah tengah malam yaitu di malam hari raya
Haji sesudah hadir di padang Arofah.
c. Melontar jumroh al-‘aqobah pada hari raya Haji.
d. Melontar ketiga jumroh. Jumroh yang pertama (jumroh al-ula), kedua
(jumroh al-wustho), dan ketiga (jumroh al-‘aqobah), dilontar pada
tanggal 11, 12, 13 bulan haji. Tiap-tiap jumroh dilontar dengan tujuh
batu kecil yang waktunya sudah tergelincir matahari pada tiap-tiap
hari.
e. Bermalam di Mina.
f. Thowaf wada’ (thowaf ketika akan meninggalkan Makkah).
g. Menjauhkan diri dari segala yang dilarang atau yang
diharamkan.

e. Pengertian Umroh
Sedangkan ibadah Umroh memiliki pengertian berkunjung ke Ka’bah
untuk melakukan serangkaian ibadah dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Umroh disunahkan bagi setiap muslim yang mampu. Ibadah umroh dapat
dilaksanakan kapan saja kecuali pada tanggal 10 Dzulhijjah dan hari- hari
Tasyrik yaitu tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah. Ibadah Umroh memiliki kegiatan
yang wajib dilakukan, yaitu mengerjakan ihrom, thowaf, sa’i, dan diakhiri
dengan tahallul.

f. Rukun Umroh

1. Ihrom serta niat, pelaksanaan ihrom mencakup berpakaian ihrom, sholat


sunat ihrom dan do’a ihrom.
2. Berthowaf sekeliling Ka’bah, tempat memulai thowaf adalah garis lurus
berwarna cokelat dimulai dari Hajarul Aswad, jika memungkinkan
untuk menciumnya. Thowaf ini dilakukan sebanyak tujuh kali.
3. Sa’i diantara bukit Shofa dan Marwah yang dimulai dari bukit Shofa
kemudian diakhiri di bukit Marwah sebanyak tujuh kali perjalanan pulang
pergi.
4. Tahallul, yaitu mencukur rambut di kepala minimal 3 helai rambut.
5. Tertib, menjalankan keempat rukun tersebut.

28
g. Miqot Umroh

Miqot Zamani (ketentuan masa), yaitu sepanjanag tahun boleh


ihrom untuk Umroh.

Miqot Makani (ketentuan tempat), seperti Haji, berarti tempat ihrom


yang telah lalu itu juga tempat ihrom. Kecuali bagi bagi yang bermaksud
Umroh dari Mekkah, hendaklah ia keluar dari Tanah Harom ke Tanah
Halal. Jadi, miqot orang yang di Mekkah adalah Tanah Halal.

h. Wajib Umroh
1. Ihrom dan miqotnya.

2. Menjauhkan diri dari segala muharromat atau larangan umroh.

D. Tinjauan Tentang Peningakatan Pemahaman Siswa


1. Pengertian Pemahaman

Agar individu, dalam hal terutama para pendidik dan pengajar dapat
berinteraksi dengan baik dengan individu lain, terutama para pendidik dan
pengajar dapat berinteraksi dengan baik dengan individu lain, terutama dengan
para terdidik dan siswanya, maka diperlukan suatu pemahaman. Pemahaman
tentang dirinya sendiri (self understanding) dan juga pemahaman tentang
orang lain (understanding the other). 52

Beberapa definisi tentang pemahaman telah diungkapkan oleh para ahli.


Menurut Nana Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta didik
dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau
didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan
menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. 53

52
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2009), Hal. 214
53
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1995). Hal.24.

29
Pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari
bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi
pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu
kebentuk lain, seperti rumus matematika ke dalam bentuk kata-kata, membuat
perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu seperti dalam
grafik. 54 Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :

1) Tingkat rendah, yakni pemahaman terjemahan mulai dari terjemahan dalam arti
yang sebenarnya. Misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
2) Tingkat sedang yakni pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-
bagian terdahulu yang diketahui berikutnya atau menghubungkan
beberapa bagian dari grafik pengetahuan.
3) Tingkat tertinggi yakni pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi
diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang ditulis dapat membuat
ramalan konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi,
kasus atau masalahnya.

Jadi pengertian pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa siswa dapat


memahami apabila siswa mengerti serta mampu untuk menjelaskan kembali kata-
katanya sendiri tentang materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru serta
mampu menerapkan ke dalam konsep-konsep lain serta mampu menerapkan
kedalam kehidupan sehari-hari.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus
keberhasilan siswa ditinjau dari segi komponen pendidikan adalah sebagai
berikut :
1) Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai
dalam kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan akan mempengaruhi juga
kepada kegiatan siswa. 55
2) Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan
kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang
54
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : Gramedia, 1989), Hal. 150.

30
profesionalnya. Dalam satu kelas antara anak didik satu dengan yang lainnya
berbeda. Nantinya akan berpengaruh pula terhadap keberhasilan belajar. Dalam
keadaan yang demikian itu seorang guru dituntut untuk memberikan suatu
pendekatan belajar sesuai dengan keadaan anak didik sehingga akan tercapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan. 56
3) Anak Didik
Anak didik adalah orang yang sengaja datang ke sekolah. Anak didik yang
berkumpul disekolah mempunyai karakteristik kepribadian sehingga daya serap
(pemahaman) siswa yang didapat juga berbeda-beda, dalam setiap bahan
pelajaran yang diberikan oleh guru, karena itu dikenallah adanya tingkat
keberhasilan, yaitu tingkat maksimal, optimal, minimal atau kurang.
4) Kegiatan Pengajaran
Kegiatan pengajaran adalah proses terjadinya interaksi antara guru dengan
anak didik dalam kegiatan belajar mengajar. 57
Kegiatan belajar mengenai
bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang sehat, strategi belajar yang
digunakan, pendekatan-pendekatan, metode dan media pembelajaran serta evaluasi
pengajaran. Dimana hal-hal tersebut jika dipilih dan digunakan secara tetap,
maka akan mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar.
5) Bahan dan Alat Evaluasi
Bahan dan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum
yang sudah dipelajari siswa dalam rangka evaluasi. Penguasaan pemahaman
siswa tergantung pada evaluasi yang diberikan guru kepada siswa. Hal ini berarti juga
siswa mampu menjawab dan mempraktekkan dengan baik, maka siswa dapat
dikatakan faham terhadap materi yang diberikan.
6) Suasana Belajar
Keadaan kelas yang tenang, aman, disiplin juga mempengaruhi terhadap
tingkat pemahaman siswa pada materi, karena dengan pemahaman materi
berpengaruh pula terhadap jawaban yang diberikan siswa jika tingkat
pemahaman siswa tinggi, maka keberhasilan proses belajar mengajar pun akan
tercapai.

55
Nana Sudjana, Penilian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya , 1995), Hal. 24.
56
Ibid, Hal. 124.
57
Ibid, Hal. 129.

31
Adapun faktor-faktor lain yang mempengarhi pemahaman atau keberhasilan
belajar siswa adalah :
1) Faktor Internal (Individu Sendiri)
a. Faktor Jasmaniyah (fisiologi) meliputi : keadaan panca indera yang sehat,
tidak mengalami cacat (gangguan) tubuh, sakit atau perkembangan yang tidak
sempurna.
b. Faktor Psikologi, meliputi : intelektual (kecerdasan), minat bakat dan
potensi yang dimiliki.
2) Faktor Eksternal (Dari Luar Individu)
a. Faktor sosial, meliputi : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan kelompok dan lingkungan masyarakat.
b. Faktor budaya, meliputi : adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
c. Faktor lingkungan spiritual (keagamaan). 58

Aspek jasmani berpengaruh dalam pemahaman karena didalam tubuh yang


sehat terdapat jiwa yang sehat. Bagaimana mungkin jasmani seseorang yang
penuh beberapa penyakit bisa berfikir serius, melaksanakan skema
pemikirannya menerobos dunia oleh karena itu dengan fisik yang kuat seseorang
akan mampu melaksanakan dan memahami atas apa yang dimengerti.

Aspek psikologi sebagai pembeda antara manusia dengan makhluk


lainnya. Manusia dengan akalnya mampu mengubah dunia dan membangun dan
merambah kehidupan manuju sebuah kehidupan yang hakiki. Dengan akal
seseorang dapat berfikir, melihat dan merenung sehingga dengan itu ia sampai
kepada keimanan kepada Alloh SWT, Malaikat-Nya, kitab-kitab suci-Nya, Rosul-
Rosul-Nya, hari akhir, Qodlo’ dan Qodar serta dapat menangkap sunnah-sunnah
Alloh di alam semesta. Dengan akal juga seseorang akan terjaga dari sikap
pembangkangan, penyimpangan, kesesatan, dan tenggelam dalam kesesatan
dunia yang membuat ia tersesat dari kebenaran dan kehilangan akhirat.

3. Langkah-Langkah Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa

58
Moh. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 1993), Hal. 10.

32
Pada Pelajaran Fiqih

1) Memperbaiki Proses
Langkah ini merupakan langkah awal dalam meningkatkan proses
pemahaman siswa dalam belajar, perbaikan proses pengajaran meliputi :
a. Perbaikan tujuan pembelajaran khususnya tujuan intruksional khusus bahan
(materi) pelajaran.
b. Metode dan media yang tepat serta pengadaan evaluasi belajar. Yang mana
evaluasi ini bertjuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang disajikan. Evaluasi ini dapat berupa tes formatif,
subsumatif dan sumatif.

2) Adanya Kegiatan Bimbingan Belajar


Kegiatan bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan
kepada individu tertentu (siswa) agar dapat mencapai taraf perkembangan dan
kebahagiaan secara optimal. 59
a. Mencatat cara-cara belajar yang efektif dan efisien bagi siswa.
b. Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku pelajaran.
c. Memberikan informasi dalam memilih bidang studi program, jurusan dan
kelompok belajar yang sesuai dengan bakat, minat kecerdasan dan lain-lain.
d. Membuat tugas sekolah baik individu atau kelompok.
e. Menunjukkan cara-cara menyelesaikan kesulitan belajar.

Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan


belajar diberikan untuk mencegah terjadinya suatu kegagalan belajar,
menghindari kesalahan dan memperbaikinya.

3) Penambahan Waktu Belajar Dan Feed Back (Umpan Balik) Dalam Belajar.

Berdasarkan John Carroll (1936) dalam observasinya mengatakan


bahwa bakat untung bidang studi tertentu dapat ditentukan oleh tingkat

59
Abin Syamsudin Makmum, Psikologi Kependidikan, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1996), Hal. 188.

33
belajar siswa menurut waktu yang diberikan pada tingkat tertentu. 60

Disamping penambahan waktu belajar juga harus mengadakan


feed back (umpan balik) sebagai pemantapan belajar. Karena dengan adanya feed
back jika terjadi kesalahan pada anak, maka akan segera memperbaikinya. 61

4) Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah suatu jiwa yang mendorong individu untuk


aktivitas-aktivitas belajar dan untuk mencapai tujuan belajar terhadap situasi
disekitarnya. Motivasi belajar ada 2, yaitu :

a. Ekstrinsik, yaitu dorongan yng timbul untuk mencapai tujuan yang akan
datang dari luar dirinya. Misalnya : orang tua / guru yang memberikan
penghargaan, hadiah, perhatian atau menciptakana suasana belajar yang
sehat.
b. Intrinsik, yaitu dorongan agar siswa melakukan kegiatan belajar atas dasar
keinginan dan kebutuhan serta kesadaran diri sendiri sebagai siswa. 62

5) Kemauan Belajar

Kemauan belajar adalah hal paling penting dalam belajar. Karena kemauan
merupakan fungsi jiwa untuk mencapai tujuan dan merupakan kekuatan diri
dalam jiwa seseorang. Artinya seseorang siswa mempunyai suatu kekuatan dari
dalam jiwa untuk melakukan aktifitas belajar.

6) Pengajaran Perbaikan

Pengajaran perbaikan adalah suatu pengajaran yang bersifat membetulkan


(pengajaran yang membuat menjadi baik).

60
Mustaqim Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1991), Hal.
113.
61
Ibid, Hal. 116
62
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Argesindo,
1998), Hal. 160-161.

34
Adapun sasaran pokok dari tindakan perbaikan pengajaran adalah
sebagai berikut :

a. Siswa yang prestasinya dibawah minimum diusahakan dapat memenuhi


kriteria dan keberhasilan minimum.
b. Siswa yang sedikit kurang atau telah mencapai bakat maksimal dalam
keberhasilan akan dapat disempurnakan atau ditinggalkan pada program yang
lebih tinggi lagi.
7) Keterampilan Mengadakan Variasi

Yang dimaksud variasi adalah suatu kegiatan dalam p r oses belajar


mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga situasi
belajar mengajar murid senantiasa aktif dan fokus pada pelajaran yang
disampaikan. Keterampilan dalam mengadakan variasi ini meliputi : 63

a) Variasi dalam cara mengajar guru.


b) Variasi dalam penggunaan strategi belajar dan metode pembelajaran.
c) Variasi pola interaksi guru dan siswa.

Dengan keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar


mengajar yang memungkinkan untuk membangkitkan gairah belajar, sehingga akan
ditemukan suasana belajar yang hidup. Dengan keadaan yang demikian
pemahaman siswa akan mudah tercapai bahkan akan menemukan suatu
keberhasilan belajar yang diinginkan.

4. Evaluasi Pemahaman
Pembelajaran sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk membuat
siswa belajar, tentu menuntut adanya kegiatan evaluasi. Penilaian dilakukan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan (pemahaman) siswa dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran. Penilaian pada proses
menjadi hal yang seyogyanya diprioritaskan oleh seorang guru. Agar
penilaian tidak hanya berorientasi pada hasil, maka evaluasi hasil belajar
memiliki sasaran ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan yang

63
M. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990). Hal.
87.

35
diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu : 64
a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan , pengertian, dan
keterampilan berpikir.
b. Affective Domain (Ranah Afektif), berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap,
apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor), berisi prilaku-prilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan,
mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga
domain tersebut diantaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara,
yaitu : cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah : penalaran,
penghayatan, dan pengamalan. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali
menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis
(bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku
yang paling kompleks.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang berhubungan


dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi serta
pengembangan keterampilan intelektual. Menurut Taksonomi Bloom
(penggolongan) ranah kognitif ada enam tingkatan, yaitu : 65

1. Pengetahuan, merupakan tingkat terendah dari ranah kognitif.


Menekankan pada proses mental dalam mengingat dan
mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah siswa peroleh
secara tepat sesuai dengan apa yang telah mereka peroleh sebelumnya.
Informasi yang dimaksud berkaitan dengan simbol-simbol, terminologi dan
pengistilahan, fakta- fakta, keterampilan dan prinsip-prinsip.
2. Pemahaman (Comprehension), berisikan kemampuan untuk memaknai
dengan tepat apa yang telah dipelajari tanpa harus menerapkannya.

64
Dimiyati dan Mujiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT Rineka Cipta,
1999).Hal.201
65
Ibid,Hal. 202.

36
3. Aplikasi (Application), pada tingkat ini seseorang memiliki
kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori
sesuai dengan situasi konkrit.
4. Analisis (Analysis), seseorang akan mampu menganalisis informasi yang
masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi kedalam bagian
yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu
mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah kondisi
yang rumit.
5. Sintesis (Synthesis), seseorang di tingkat sintesa akan mampu
menjelaskan struktur atau pola dari sebuah kondisi yang
sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi
yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan.
6. Evaluasi (Evaluation), kemampuan untuk memberikan penilaian berupa
solusi, gagasan, metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau
standar yang ada untuk memastikan nilai efektifitas atau manfaatnya.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap, terdiri dari lima aspek yaitu
p enerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
Sedangkan ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak, ada enam aspek yakni gerakan reflek,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan kajian tentang peran guru F iqih dalam


meningkatkan pemahaman siswa pada materi H aji dan Umroh melalui
manasik di MAN 2 Blitar. Untuk menghindari adanya kesamaan dengan hasil
penelitian terdahulu, maka peneliti memaparkan beberapa hasil penelitian
terdahulu yang pembahasannya relevan dengan penelitian ini dalam bentuk tabel
sebagaimana berikut :
Tabel 2.2
PERBANDINGAN PENELITIAN-PENELITIAN TERDAHULU DENGAN
PENELITIAN YANG DILAKUKAN

37
Penelitian Terdahulu
NO Nama Peneliti Fokus Penelitian Persamaan Perbedaaan
dan Judul
Penelitian
1 Achmad Faizin, 1. Apakah - Materi - Obyek
Peningkatan peningkatan pelajaran penelitian
Pemahaman Mata pemahaman mata yaitu Fiqih yaitu siswa
Pelajaran Fiqih pelajaran Fiqih dengan kelas V MI
Materi Haji dalam materi Haji materi Haji Ar-Rosyidin
Melalui Metode siswa kelas V MI dan Umroh Ngandong
Demonstrasi Pada Ar-Rosyidin dan tujuan Kecamatan
Siswa Kelas V MI Ngandong dapat pembelajaran Grabang
Ar Rasyidin dilakukan dengan yaitu, Kabupaten
Ngandong metode meningkatkan Magelang.
Kecamatan demonstrasi? pemahaman
Grabang siswa.
Kabupaten - Metode
Magelang Tahun demonstrasi.
2010
2 Juwariyah, Upaya 1. Apakah - Materi - Tujuan
Meningkatkan penerapan pelajaran pembelajaran,
Hasil Belajar metode yaitu Fiqih yaitu
Fiqih Kelas V cooperative dengan meningkatkan
Semester II learning tipe materi haji hasil belajar
Dengan Metode jigsaw dapat dan umroh. - Metode
Cooperative meningkatkan pembelajaran
Learning Tipe hasil belajar yaitu,
Jigsaw Pada siswa terhadap Metode
Materi Ketentuan pembelajar Fiqih Cooperative
Ibadah Haji Di MI pada materi Learning Tipe
Negeri Jambu ketentuan ibadah Jigsaw.
Kecamatan Jambu
Haji semester II di - Obyek
Kabupaten
kelas V MI penelitian
Semarang.” Tahun
Negeri Jambu yaitu siswa di
2010
Kabupaten tingkat MI.
Semarang tahun
pelajaran
2009/2010?
2. Adakah
peningkatan
sikap siswa
terhadap
pembelajar Fiqih
pada materi

38
ketentuan ibadah
Haji semester II di
kelas V MI
Negeri Jambu
Kabupaten
Semarang tahun
pelajaran
2009/2010?

3 Rohmat, Upaya 1. Apakah melalui - Materi - Tujuan


Meningkatkan metode gallery pembelajaran penelitian
Prestasi Belajar walk dan simulasi F iqih Haji dan yaitu,
Fiqih Siswa Kelas pada U mroh. meningkatan
VIII Melalui pembelajaran - Metode prestasi
Penerapan Metode Fiqih dapat simulasi belajar Fiqih
Gallery Walk Dan meningkatkan - Obyek
Simulasi (studi prestasi belajar penelitian
tindakan di MTs Al- siswa kelas VIII di yaitu, siswa
Hadi Girirkususma Al-Hadi Kelas VIII
Banyumeneng Girirkususma MTs
Mranggen Demak) Banyumeneng - Metode
Tahun 2010 Mranggen pembelajaran
Demak? yaitu,
Gallery Walk
Penelitian Yang Akan Dilakukan
1 Badrul Munir, 1. Bagaimana - Materi - Tujuan
Peran Guru Fiqih gambaran umum pembelajaran, pembelajaran,
Dalam Manasik Haji di yaitu haji dan yaitu
Meningkatkan MAN 2 Blitar? umroh. meningkatkan
Pemahaman Siswa 2. Bagaimana peran pemahaman
Pada Materi Haji guru Fiqih dalam siswa.
Dan Umroh meningkatkan - Metode
Melalui Manasik pemahaman pembelajaran
di MAN 2 Blitar siswa pada materi yaitu,
Haji melalui Manasik.
Manasik? - Obyek
3. Bagaimana peran penelitian
guru Fiqih dalam yaitu siswa
meningkatkan kelas X di
pemahaman tingkat MA.
siswa pada materi
Umroh melalui
Manasik?

39
F. Pradigma Penelitian

40
Pada dasarnya, dalam suatu peneltian deskriptif, peneliti ingin mengetahui
sebuah fenomena yang diperankan di lapanagan secara lebih detail. Maka dari itu
dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui peran guru Fiqih dalam proses
pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. Peneliti ingin mengetahui secara
lebih detail mengenai peran guru F iqih dalam meningkatkan pemahaman siswa
pada materi Haji dan Umroh melalui Manasik.

Keberhasilan peningkatan pemahaman siswa terhadap suatu mata pelajaran


dapat diukur dengan hasil dari evalusi pembelajaran, berupa tes formatif dan sumatif.
Dan apabila hasil tes tersebut masih belum mencapai nilai K KM maka peran
guru Fiqih dalam lembaga tersebut perlu dipertanyakan.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menuangkan kerangka


pemikirannya dalam bentuk skema pradigma penelitian sebagai berikut :

Peran Guru  

Fiqih
Meningkatkan
Pemahaman Siswa
Kajian Teori
Manasik Haji

Bagan 2.1
Skema Pradigma Penelitian

 
 

41
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pola/Jenis Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini, adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik, dan dengan cara
deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 66

2. Rancangan Penelitian
Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan
menganalisis sampai menyusun laporannya. 67
Dalam penelitian yang berjudul “Peran
Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji Melalui Manasik
Haji Di MAN 2 Blitar”. Kegiatan teoritis dan empiris pada penelitian ini diklasifikasikan
dalam metode deskriptif kualitatif untuk melaporkan hasil penelitian.

Desain dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Data-


data yang diperoleh berupa kata-kata tertulis, ucapan lisan, bentuk perilaku yang dapat
diamati melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, maka peneliti menganalisis
dengan cara kualitatif.

Menurut Bodgan dan Taylor metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian


yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. 68
Sehingga penulis menulis metode kualitatif karena
sesuai dengan judul dan rumusan masalah.

3. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan karena
instrument dalam peneliti itu sendiri. Jadi, disamping peneliti bertindak sebagai
instrument peneliti juga sekaligus sebagai pengumpul data. Oleh karena itu, validitas

66
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif:Edisi Revisi, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), Hal. 6.
67
Cholid Nurbako & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009)
Hal. 2
68
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2008) Hal. 4

42
dan reabilitas data kualitatif banyak tergantung pada ketrampilan metodologis, kepekaan
dan integritas peneliti sendiri. 69

Kehadiran peneliti merupakan hal yang paling penting dalam mengamati dan
mendapatkan data yang valid, sebab penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
yang pada prinsipnya sangat menekankan latar belakang yang alamiah dari objek
penelitian yang dikaji, yaitu siswa kelas X MAN 2 Blitar.

Dalam penelitian ini, peneliti datang langsung ke lokasi penelitian yaitu MAN 2
Blitar untuk melakukan penelitian di lapangan, guna mengamati dan mengikuti kegiatan
secara langsung.

4. Lokasi Penelitian
Hal pertama yang selalu muncul kaitannya dengan metodologi penelitian adalah
tempat dimana proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan penelitian
berlangsung. Lokasi penelitian yang dijadikan objek penelitian ini adalah MAN 2 Blitar
yang beralamat di jalan Panglima Sudirman No.1, Ngambak, Beru, Kec.Wlingi
Kab.Blitar. Yang berada satu komplek dengan masjid raya Miftahul Jannah. 70

Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan yaitu karena MAN
2 Blitar memiliki agenda rutin tahunan salah satunya adalah kegiatan manasik haji dan
umroh yang membantu peran guru dalam proses pembelajaran dan juga memberikan
pendidikan keagamaan mengenai ibadah kepada siswa. Selain itu MAN 2 Blitar
merupakan Madrasah Aliyah pertama di Indonesia yang menggunakan sistem SKS
(Sistem Kredit Semester) dalam proses pembelajarannya.

5. Sumber Data
Sumber data adalah subyek darimana data diperoleh sesuai klasifikasi
data yang dikemukakan. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber
data, peneliti mengklasifikasikan sumber data menjadi 3P yakni Person, Place, Paper.
Sumber data Person adalah sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara, dalam hal ini yang menjadi sumber data atau informasi,
yaitu :
1. Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 B l i t a r bapak Drs. Khusnul
Khuluk, M.Pd.
2. Waka kurikulum MAN 2 Blitar bapak M. Syamsul Arifin, S.Pd.I
69
Dede Oetomo Dalam Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta : Kencana, 2007)
Hal. 186
70
Wawancara dengan bapak Drs. Khusnul Khuluk, M.Pd. pada 11 Januari 2023

43
3. Wali kelas X Agama ibu Eko Wahyuningtyas, S.Pd.
4. Guru mata pelajaran Fiqih kelas X bapak Saifudin Zuhri, M.Pd.
5. Siswa Kelas X Agama MAN 2 Blitar, yaitu :
a. Farhanna Afifah
b. Ahmad Bahrudin
c. Aisyah Irma
d. Sholihuddin Al-Faruqi
 Sumber data Place adalah sumber data yang bisa memberikan data yang
menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Dalam penelitian ini
yang merupakan sumber data place adalah tempat kegiatan dengan segala
fasilitas yang ada sebagai sarana pendukung dalam pelaksanaan
pembelajaran, yaitu MAN 2 Blitar beserta seluruh fasilitas pendukungnya.
 Sumber data Paper adalah data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka,
atau simbol-simbol lain yang cocok untuk menggunakan metode
dokumentasi. Dalam hal ini yang termasuk data paper meliputi :
1. Dokumentasi gambar/ foto kegiatan pembelajaran dan kegiatan manasik
haji di MAN 2 Blitar.
2. Sejarah MAN 2 Blitar
3. Visi, misi, dan tujuan sekolah
4. Kondisi dan keadaan siswa
5. Data guru dan karyawan
6. Data sarana dan prasarana sekolah
7. Data prestasi sekolah
Yang semua itu peneliti peroleh dari bagian administrasi sekolah sesuai
dengan prosedur.

6. Teknik Pengumpulan Data


Dalam mengumpulkan data-data, peneliti menggunakan metode Field
Research yaitu data yang diambil dari lapangan dengan menggunakan metode :
a) Metode Observasi Partisipan
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis
mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian
dilakukan pencatatan. 71

Observasi Pertisipan adalah apabila observasi (orang yang melakukan


observasi) turut ambil bagian atau berada dalam keadaan objek yang diobservasi
(observers). Observasi ini digunakan dalam penelitian eksploratif. Ahmad
71
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2006) Hal. 63

44
Tanzeh menjelaskan observasi partisipan adalah sebuah penelitian yang
pengumpulan datanya dengan metode observasi berpartisipasi dan bukan
menguji hipotesis, melainkan mengambangkan hipotesis. Oleh karena itu,
penelitian ini dapat dikatakan sebagai peneliti untuk mengembangkan teori
dan karenanya hanya dapat dilakukan oleh peneliti yang menguasai macam-
macam teori yang telah ada dibidang yang menjadi perhatiaanya. 72

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang


yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap,
tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. 73

b) Metode Wawancara Mendalam

Salah satu metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dan


hal itu biasanya menjadi wawancara yang mendalam (dalam cita rasa
menarik) bahwa pewawancara dan responden/informan bisa melihat satu sama

lain sebagai teman. 74


Kegiatan wawancara mendalam dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-
pertanyaan pada para responden. 75

Menurut Burhan Bungin wawancara mendalam adalah suatu cara


mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan
informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik
yang diteliti. Wawancara mendalam dilakukan secara intensif dan berulang-
ulang. Pada penelitian kualitatif, wawancara mendalam menjadi alat utama yang
dikombinasikan dengan observasi partisipan. 76

Dari uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa wawancara


mendalam adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam upayanya
mendapatkan informasi daripada informan, sehingga jelas bahwa wawancara
dilakukan lebih dari satu orang yaitu antara informan dan peneliti yang di
dalamnya berisi percakapan-percakapan. Dalam wawancara, peneliti mewawancarai
72
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2011) Hal. 61
73
Sugiono, Metodelogi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Dan R&D ,(Bandung :
Alfabeta, 2011) Hal. 145
74
Abdul Manab, Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, (Yogyakarta : Kalimedia,
2015), Hal. 90.
75
Ibid., Hal. 39
76
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001)
Hal. 157
Suharisimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2001) Ha l . 1 5 7

45
sumber-sumber kunci, yaitu :

c) Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- hal atau variable
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya. 77

Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan keterangan di MAN 2


Blitar yang meliputi : tinjauan historis, letak geografis, struktur organisasi,
keadaan para pengajar dan siswa, serta sarana dan prasarana. Dokumentasi yang
peneliti gunakan adalah dengan mengumpulkan data yang ada di kantor MAN 2
B l i t a r , tepatnya diperoleh dari bagian ruang Tata Usaha (TU) dan Kurikulum,
data ini penulis gunakan untuk mendapatkan data sebagai pendukung.

7. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan & Biklen analisis data kulitatif merupakan upaya yang
d ilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensisnya, mencari
dan menemukan apa yang penting dan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
78

Proses pengumpulan data dan analisis data pada prakteknya tidak mutlak
dipisahkan, kegiatan itu kadang-kadang berjalan secara bersamaan. Analisis data
dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama, di
lapangan, dan setelah proses pengumpulan data.

Proses analisi data dalam penelitian ini mengandung tiga komponen


utama yaitu :

a. Reduksi Data

Istilah reduksi data dalam penelitian kualitatif dapat disejajarkan maknanya


dengan istilah pengelolaan data (memulai dari editing, koding, hingga
tabulasi data) dalam penelitian kualitatif. Ia mencakup kegiatan
mengikhtisarkan hasil pengumpulan data selengkap mungkin memilah-
milahkannya ke dalam konsep tertentu, kategori tertentu, atau tema tertentu.
77
Suharisimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta), Hal. 206
78
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif…, Hal. 248

46
b. Penyajian Data
Seperangkat hasil reduksi data juga perlu diorganisasikan ke dalam suatu
bentuk tertentu (display data) sehingga terlihat sosoknya secara lebih
utuh. Itu mirip semacam pembuatan table, atau bentuk-bentuk lain. Itu sangat
diperlukan untuk memudahkan upaya pemaparan dan penegasan kesimpulan.
Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan, yang paling sering diguanakan
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif.

c. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ditemui sebelumnya. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. 79

8. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk memperoleh keabsahan temuan perlu diteliti kredibilitasnya


dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
a) Triangulasi

Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan


sesuatu yang lain dari luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding
terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah
pemeriksaan melalui sumber lainnya. Ada tiga macam triangulasi menurut Denzin,
yaitu : 80
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif. 81


Dan hal ini dapat dicapai melalui dengan
jalan (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,
(2) membandingkan apa yang dikaitkan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakanya secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang
tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, (4)
membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan
pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau
perguruan tinggi, orang berada, orang pemerintah, (5) membandingkan hasil
79
Sugiono, Metodelogi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Dan R&D..., Hal. 99
80
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif…, Hal. 330
81
Ibid, Hal. 331

47
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

2. Triangulasi Metode
Terdapat dua strategi pada triangulasi dengan metode, yaitu : (1)
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data, dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber
data dengan metode yang sama.

3. Triangulasi Teknik
Triangulasi dengan teknik dapat diperoleh dengan jalan memanfaatkan peneliti
atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan
data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemenclengan dalam
pengumpulan data. Pada dasarnya penggunaan suatu tim penelitian dapat
direalisasikan dilihat dari segi teknik ini. Cara lain ialah membandingkan hasil
pekerjaan seseorang analis dengan analis lainnya.

b) Pemeriksaan Sejawat
Pemeriksaan sejawat berarti teknik yang dilakukan dengan cara
mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk
diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. 82

Informasi yang berhasil digali dibahas bersama teman sejawat yang


memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti
sehingga peneliti bisa mereview persepsi, pandangan dan analisis yang sedang
dilakukan. Jadi pengecekan keabsahan temuan menggunakan teknik ini
adalah dengan mencocokkan data dengan sesama peneliti.

c) Perpanjangan Keikutsertaan
Yang dimaksud perpanjangan keikutsertaan ialah teknik pemeriksaan
keabsahan data berdasakan perpanjangan keikutsertaan peneliti dalam pengumpulan
data, yaitu apakah peneliti melakukan perpanjangan waktu secara terus menerus
atau tidak? Didalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam pengumpulan data, perpanjangan keikutsertaan peneliti
sangat menentukan. Sebab perpanjangan keikutsertaan didalam pengumpulan data
akan memungkinkan kredibilitas data yang dikumpulkan. 83

d) Penambahan Referensi
82
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif…,Hal. 204
83
Hussaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), Hal. 88

48
Referensi dalam sebuah penulisan penelitian merupakan suatu hal yang
sangat signifikan, sebagai acuan keabsahan teori yang ditulis peneliti dengan teori
yang telah dikemukakan oleh para tokoh. Sehingga dalam penulisan sebuah
penelitian berdasarkan pada referensi yang nyata dan bukan merupakan karangan
peneliti semata.

e) Ketekunan Pengamatan
Ketekunan adalah sikap mental yang disertai dengan ketelitian dan keteguhan
didalam melakukan pengamatan untuk memperoleh data penelitian. Adapun
pengamatan merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis
(mata, telinga) dan psikologis (daya adaptasi yang didukung oleh sifat kritis
dan cermat). 84

9. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap Penelitian tentang “Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan
Pemahaman Siswa Materi Haji Dan Umroh di MAN 2 B l i t a r ”, dibagi menjadi
tiga tahapan. Adapun tahapan pertama adalah perencanaan, tahap kedua persiapan
dan tahap ketiga pelaksanaan.
a. Tahap Perencanaan
Tahap ini peneliti membuat rencana judul yang akan digunakan dalam
penelitian yaitu dengan mencari berbagai data di lapangan dan sumber-sumber buku
di perpustakaan.

b. Tahap Persiapan
Peneliti mengajukan judul skripsi ke Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam, kemudian menyusun proposal penelitian yang judulnya telah disetujui. Penulis
mempersiapkan surat-surat dan kebutuhan lainnya sebelum memasuki lokasi
penelitian dan penulis juga selalu memantau perkembangan yang terjadi di lokasi
penelitian.

c. Tahap Pelaksanaan
Merupakan kegiatan inti dari suatu penelitian. Karena pada tahap
pelaksanaan ini peneliti mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan. Setelah
mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah MAN 2 B l i t a r , kemudian peneliti
mulai memasuki lembaga tersebut dan mulai melakukan penelitian dimulai dengan
melakukan pengamatan mendalam, wawancara terhadap subjek, dan mengumpulkan
data-data dari dokumentasi.
84
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung : Mandar Maju,1990), Hal.
159

49
d. Tahap Pelaporan
Pada tahap ini penulis menyusun semua data yang telah terkumpul secara
sistematis dan terinci sehingga data tersebut mudah dipahami dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain secara jelas.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data

50
Berikut ini adalah data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang akan
peneliti paparkan berdasarkan fokus penelitian yang diperoleh peneliti sebagai berikut :
1. Gambaran Umum Manasik Haji dan Umrah di MAN 2 Blitar
Pada dasarnya manasik merupakan bentuk latihan suatu kegiatan ibadah dengan
tujuan memberikan gambaran secara langsung. Manasik dapat dikatakan sebagai suatu
proses pembelajaran, kegiatan manasik biasanya dilaksanakan oleh berbagai lembaga
bimbingan haji dengan tujuan memberikan pelatihan kepada calon jamaah haji. Namun
di sekolah khususnya di MAN 2 Blitar kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud
tambahan ilmu pengetahuan dan keimanan dalam beribadah sesuai dengan rukun Islam
yang ke 5. Di MAN 2 Blitar manasik haji dan umrah merupakan kegiatan yang rutin
dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk realisasi kegiatan tahunan sekolah. Seperti
yang diungkapkan oleh oleh bapak Drs. Khusnul Khuluk, M. Pd :
“Manasik haji dan umrah ini, merupakan kegiatan tahunan yang rutin
dilaksanakan setiap tahunnya oleh pihak sekolah, kegiatan ini bertujuan
memberikan gambaran langsung pelaksanaan ibadah haji dan umrah agar siswa
memahami ibadah haji dan umrah tidak hanya terbatas pada teori saja.” 85
Hal yang senada juga diungkapkan oleh bapak Syamsul Arifin, S. Pd. selaku waka
kurikulum MAN 2 Blitar. Beliau mengungkapkan :
“Manasik haji dan umrah dilaksanakan setiap tahun di sekolah ini sebagai wujud
dari pengenalan ibadah kepada siswa, yang mana nantinya harapan kami siswa
akan mendapatkan manfaatnya. 86
Berikut foto contoh pelaksanaan kegiatan manasik haji dan umrah :

Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023 87

Hal ini diperkuat dengan observasi peneliti mengenai pelaksanaan manasik haji
dan umrah di MAN 2 Blitar yang diikuti seluruh siswa kelas X (sepuluh), di semester
ganjil pada tahun ajaran baru. 88 Seperti yang diungkapkan oleh oleh bapak Drs. Khusnul
Khuluk, M. Pd :

85
Wawancara Bapak Drs.Khusnul Khuluk, M.Pd. Kepala Sekolah MAN 2 Blitar tanggal 20 Februari
2023, Pukul 07.30 WIB
86
Wawancar Bapak M. Syamsul Arifin, S.Pd.I WAKA kurikulum MAN 2 Blitar Tanggal 21 Februari
2023, Pukul 08.30 WIB
87
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023
88
Observasi 21 Pebruari 2023

51
“Kegiatan ini dilaksanakan pada tahun ajaran baru agar peserta didik
memperoleh ilmu mengenai haji dan umrah sejak dini, karena di kelas X ada
materi haji dan umrah. Sehingga kegiatan yang terprogram sedemikian rupa akan
sangat membantu mereka.” 89

Hal yang sama juga diungkapkan oleh bapak Saifudi Zuhri, S. Pd. I. Beliau
mengungkapkan :
“Program manasik haji dan umrah ini memang dikhusukan untuk siswa kelas X,
karena kelas X mendapatkan materi haji dan umrah. Kegiatan ini nantinya akan
membantu siswa dalam menguasai materi tidak hanya teori tapi juga praktik.”90

Manasik haji selain bermanfaat dalam memberikan wawasan kepada siswa hal
ini juga membantu pelaksanaan kurikulum sekolah seperti yang diungkapkan oleh bapak
Syamsul Arifin, S. Pd.I :
“Kurikulum terbaru adalah K13, MAN 2 Blitar sendiri telah mengikutnya, dan
kurikulum ini menuntut siswa sebagai pusat pembelajaran sedangkan guru
mendampingi. Jadi kegiatan manasik haji dan umrah sangat membantu dalam
penerapan kurikulum 2013 ini.”91

Hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu Eko Wahyuningtyas, S. Pd. selaku
wali kelas X Agama, beliau mengungkapkan :
“Saya sebagai guru yang mengajar dan menjalankan kurikulum sering merasa
bingung dengan kurikulum pendidikan yang berganti-ganti dan harus belajar dari
nol lagi. Sehingga kegiatan manasik ini saya rasa cukup membantu kegiatan
pembelajaran sebagai realisasi K13 yang menuntut siswa aktif dalam
pembelajaran.92

Kegiatan manasik haji dan umrah yang diselenggarakan oleh MAN 2 Blitar ini
dilaksanakan di lapangan Beji Boyolanagu Tulungagung atau biasa disebut dengan
lapangan Kenongo. Halaman MAN 2 Blitar yang tidak memungkinkan untuk
melaksanakan kegiatan manasik haji tersebut dikarenakan berhadapan dan satu lokasi
dengan MTs Negeri 3 Blitar. Seperti yang diungkapkan oleh Drs. Khusnul Khuluk, M.
Pd :

89
Wawancara Bapak Drs. H. Slamet Riyadi, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 2 Blitar, Tanggal 20
Pebruari 2023, Pukul 07.30 WIB
90
Wawancara Bapak Saifudin Zuhrii, M. Pd. Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023,
Pukul 09.00 WIB
91
Wawancara Bapak Syamsul Arifin, S. Pd.I WAKA kurikulum MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
92
Wawancara Eko Wahyuningtyas, S.Pd. wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB

52
“Kami biasa melaksanakan kegiatan lapangan di lapangan Kenogo karensa
memang keadaan halaman sekolah yang tidak memungkinkan untuk
melkasnakan kegiatan manasik yang memerlukan lokasi yang luas, karena
sekolah kami yang satu lingkungan dengan MTsN 3 Blitar ini, jadi kami harus
berbagi dan tidak saling menganggu kegiatan belajar satu sama lain, kan kalau
kami melksanakan kegiatan manasik di sini akan menyebabkan kegaduhan dan
mengganggu kegiatan pembelajaran di MTsN. 93

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Saifudin Zuhri, M. Pd., beliau
mengungkapkan:
“Dalam pelaksanaan manasik haji dan umrah kami harus pergi ke lapangan
Kenongo, karena halaman sekolah yang tidak memungkinkan untuk kegiatan
manasik yang memerlukan lokasi luas. Selain itu jumlah peserta yang tidak
sedikit dan sudah besar-besar. Beda kalau dengan anak TK yang masih kecil
masih mudah diarahkan. Kasihan apabila peserta yang sudah besar-besar harus
berdesak-desakan.”

Hal ini diperkuat dengan observasi yang peneliti lakukan di MAN 2 Blitar terkait
dengan keadaan halaman sekolah yang tidak dapat digunakan untuk pelaksanaan
manasik haji dan umrah.94

Keadaan Halaman MAN 2 Blitar95


Lokasi pelaksanaan manasik yang berada di luar lingkungan sekolah membuat
siswa harus melakukan persiapan lebih awal untuk menuju lokasi pelaksanaan manasik
haji. Meskipun pelaksanaan berada di lapangan desa Kenongo, namun tidak mengurangi
semangat peserta untuk mengikuti kegiatan manasik tersebut, seperti yang diungkapkan
oleh salah satu siswa MAN 2 Blitar, ia mengungkapkan :

93
Wawancara Bapak Drs. H. Slamet Riyadi, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 2 Blitar, Tanggal 20
Pebruari 2023, Pukul 07.30 WIB
94
Observasi 21 Pebruari 2023
95
Dokumentasi pada tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul 09.00 WIB

53
“Meskipun kami harus berjalan kaki untuk sampai di lokasi namun kami tetap
semangat karena berbondong-bondong seluruh siswa berjalan ke sana, dan di
sana kami akan mendapatkan ilmu baru. Mungkin sudah banyak yang pernah
mengikuti kegiatan manasik namun bagi yang belum pernah seperti saya, sudah
pasti ini menjadi hal yang baru dan rasa penasaran menjadi pendorong semngat
saya untuk mengikuti kegiatan manasik haji dan umrah ini.”96

Selain lokasi pelaksaan manasik, fasilitas tidak kalah penting demi kelancaran
terlaksannya kegiatan. Fasilitas dalam pelaksanaan manasik ini, media manasik
disediakan oleh pihak sekolah dan peserta membawa fasilitasnya sendiri. Berikut
wawancara yang saya lakukan dengan bapak Saifudin Zuhri,M.Pd. berkaitan dengan
pelaksanaan manasik haji :
“Dalam pelaksanaan kegiatan manasik ini, sudah pasti diperlukan berbagai
persiapan abik dari pihakkepanitiaan, sarana dan prasaran kegiatan manasik, oleh
karena itu pihak sekolah menyediakan media manasik sebgai sarana danprasaran
seperti miniatur ka’bah, tempat wukuf, tempat tawaf, tempat sa’i, dan
sebagainya. Namun, untuk fasilitas seperti pakaian ihram dan batu untuk
melempar jumroh siswa membawa sendiri.”97

Tersedianya fasilitas manasik haji dan umrah sangat memudahkan siswa dalam
melaksanakan kegiatan manasik haji dan umrah seperti yang diungkapakn oleh salah
satu siswa MAN 1 Tulungagung, ia mengungkapkan :
“Fasilitas yang diberikan oleh sekolah sangat memudahkan kami dalam
mengikuti pelaksanaan manasik haji dan umrah, kami tidak perlu menyediakn
semua perlengakapan karena sudah disediakan oleh panitia, sehingga kami hanya
cukup membawa peralatan pribadi seperti pakaian untuk haji dan batu kerikil
untuk melempar jumrah.98

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh siswa lain yaitu Ahmad Bahrudin,
ia mengungkapkan :
“Saya merasa terbantu dengan tersedianya fasilitas dari sekolah, karena saya
tidak perlu repot dan hanya cukup menyediakan perlengkapan pribadi dalam
pelaksanaan manasik haji dan umrah.”99

96
Wawancara dengan Aisyah Irma, siswa kelas X di MAN 2 Blitar, tanggal 24 Pebruari 2023, pukul 10.00
WIB
97
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul
10.00 WIB
98
Wawancara dengan Aisyah Irma, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023, Pukul 10.00
WIB
99
Wawancara dengan Ahmad Bahrudin, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023, Pukul
11.00 WIB

54
Berikut contoh foto kegiatan manasik haji dan umrah :

Gambar 4.3
Peserta Mengenakan Pakain Ihram Dan Melempar Jumrah100

Selain menyediakan berbagai fasilitas dalam pelaksanaan manasik pihak sekolah


juga memberikan arahan kepada siswa mengenai pelaksanaan ibadah haji dan umrah,
seperti yang diungkapkan oleh bapak Saifudin Zuhri, S. Pd. I :
“Dari pihak sekolah benar-benar memberikan gambaran nyata dan pelajaran
berharga kepada siswa melalui kegiatan manasik haji dan umrah ini. Dengan cara
memberikan arahan yang benar. Pertama-tama panitia mengajak seluruh peserta
berada dalam keadaan tanggal sebelum 8 Dzulhijjah dimana calon jamaah mulai
melakukan thawaf qudum di masjid Al Haram Makkah peserta menggunakan
pakain ihram sesuai miqatnya dan berniat haji kemudain membaca bacaan
Talbiyah. Kemudian melanjutkan perjalanan ke padang Arafah untuk
menjalankan ibadah wukuf, lalu mereka dituntun untuk melakukan perjalanan ke
Muzdhalifah untuk mengambil batu yang akan digunakan melempar jumroh,
perjalanan peserta dilanjutkan ke Mina untuk ibadah lontar jumrah, kemudian
peserta diajak untuk melaksnakan thawaf dan yang terakhir diajak kembali ke
Makkah, seperti tiu gambaran singkat dari pelaksanaan manasik ini.101

Dalam pelaksanaan manasik haji dan umrah ada beberapa kendala yang ditemui
namun tidak begitu berarti. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Saifudin Zuhri berikut
ini :

100
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023
101
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023,
Pukul 10.00 WIB

55
“Tidak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan manasik haji dan umrah ini,
meskipun terkadang ada beberapa siswa yang sulit diatur, hal itu merupakan
sesuatu yang wajar karena berkumpul dengan banyak teman sehingga mereka
sulit untuk tidak berbincang dengan temannya namun, dari panitia keagamaan
mampu mengkondisikannya dengan menggunakan alat pengeras suara agar
seluruh peserta manasik mampu mendengar instruksi dari panitia. Selain itu ada
beberapa peserta dalam kondisi tidak fit mengalami dehidrasi dan jatuh pingsan,
namun dari pihak panitia telah menyediakan tim kesehatan dari petugas UKS dan
ekstarkulikuler PMR untuk memberikan pertolongan kepada peserta.”102

Hal yang sama juga diungkapkan oleh bapak Nurhadi yang pernah mengampu
mata pelajaran Fiqih dan ikut serta sebagai panitia pelaksanaan manasik haji dan umrah,
beliau mengungkapkan :
“Beberapa kendala sering kami alami seperti sulitnya mengkondisikan peserta
didik yang gaduh sendiri sehingga kami memerlukan pengeras suara untuk
mengkondisikan mereka, selain itu juga ada peserta dalam kondisi kurang sehat
mengalami kelelahan atau bahkan jatuh pingsan sehingga panitia harus
menyediakan tim kesehatan untuk menanggulanginya.”103

Sedangkan kendala yang diarasakan siswa antara lain lokasi yang jauh dan
keadaan cuaca sperti yang diungkapkan oleh salah satu siswa MAN 2 Blitar sebagai
berikut :
“Memang ada beberapa hal yang kami rasa sedikit memberatkan yaitu harus
berjalan ke lapangan desa untuk melaksanakan kegiatan manasik haji dan umrah
apalagi cuaca yang panas membuat kami merasa dehidrasi.”104

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Ahmad Bahrudin, ia


mengungkapkan bahwa :
“Cuaca yang panas membuat saya merasa kepanasan apalagi lapangan stadion
tempat pelaksanaan yang cukup luas dan tidak ada pepohonan, pernah ada waktu
itu siswa yang pingsan karena dehidrasi.”105

Selain mereka berdua Sholihuddun juga memberikan tanggapan mengenai

102
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023,
Pukul 10.00 WIB
103
Wawancara Bapak Nurhadi, S. Ag. Guru Fiqih Di MAN 2 BLitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul
09.00 WIB
104
Wawancara dengan Aisyah Irma, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2017,
Pukul 10.00 WIB
105
Wawancara dengan Ahmad Bahrudin, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023,
Pukul 08.00 WIB

56
kendala yang ia alami saat mengikuti kegiatan manasik haji dan umrah, ia
mengungkapkan :
“Saya merasa kendalanya tidak begitu berarti meskipun cuaca panas dan lokasi
yang tandus tidak mematahkan smengat saya untuk mengikuti kegiatan manasik
haji dan umrah ini sampai selesai.”106

Sesuai dengan observasi peneliti di lapangan menunjukkan bahwa meskipun


cuaca panas dan tanah lapang yang gersang siswa tetap semangat mengikuti kegiatan
manasik haji dan umrah.107 Hal ini diperkuat dengan hasil dokumentasi yang peneliti
peroleh dari pihak sekolah berupa foto yang menunjukkan gambar bahwa mereka masih
sangat semangat mengikuti kegiatan manasik haji dan umrah seperti yang terlihat pada
foto berikut ini :

Gambar 4.4
Foto Siswa Saat Melaksanakan Kegiatan Manasik Haji Dan Umrah108

Secara umum pelaksanan manasik haji dan umrah di MAN 2 Blitar terbilang
sudah cukup bagus, karena kerjasama antara panitia dan peserta telah berjalan
semestinya. Dengan diadakannya manasik haji dan umrah ini siswa menjadi tahu dan
memahami ibadah haji dan umrah secara keseluruhan baik teori mapun praktiknya,
sehingga diharapkan kegiatan ini mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan
memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam belajar khusunya pada pelajaran fiqih
pada materi haji dan umrah.

2. Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji
Dan Umrah

Dalam hal yang berkaitan dengan peran guru fiqih dalam meningkatkan
pemahaman siswa pada materi haji dan umrah, peneliti berusaha untuk mendapatkan
106
Wawancara dengan Sholihuddin Al-Faruqi, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari
2017, Pukul 10.00 WIB
107
Observasi 21 Pebruari 2023
108
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023

57
data secara langsung dari sumber data yang ada di MAN 2 Blitar. Sumber data tersebut
meliputi wawancara dengan kepala sekolah, guru fiqih, wali kelas, siswa, serta guru-
guru yang mendukung penelitian. Selain data wawancara peneliti juga menggunakan
data hasil observasi dan dokumentasi.

Dari pengamatan yang peneliti lakukan di MAN 2 Blitar dalam rangka


meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran Fiqih materi haji dan umrah sesuai yang
diamanatkan didalam Visi dan Misi MAN 2 Blitar, maka guru memiliki peran yang
sangat penting di dalamnya. Berikut wawancara yang saya lakukan dengan bapak Drs.
Khusnul Khuluk, M. Pd :
“Berkaitan dengan visi dan misi dari MAN 2 Blitar, maka sudah semestinya
sekolah ini terus berusaha melakukan peningkatan mutu pendidikan, pihak
sekolah sangat mendukung dan mengharapkan agar tenaga pendidik terus
berupaya sepenuhnya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, agar
peserta didik mampu menyerap ilmu secara optimal, karena harapan kami agar
sekolah ini mampu unggul dibidang agama maupun bidang akademiknya.”109

Dalam melaksankan proses pembelajaran guru memgang peran yang sangat


penting, ibarat mobil yang sedang melaju guru merupakan pengemudi yang menentukan
arah mobil berjalan, didalam dunia pendidikan guru ialah orang yang menjadi lokomotif
penggerak pembelajaran sehingga dalam melaksnakan perannya guru harus maksimal
tidak boleh setengah-stengah. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Drs.Khusnul
Khuluk, M. Pd :
“Karean guru merupakan sentral dari pembelajaran, dan sekolah ini sangat
mengedepankan siswanya untuk unggul dalam prestasi baik agama maupun
akademis. Jadi, sudah seharusnya para gur di sekolah ini melakukan perannya
dengan maksimal dalam pembelajaran, guru harus mampu memberikan yang
terbaik untuk siswa.”110

Hal yang sama juga diungkapkan oleh bapak M.Syamsul Arifin, S. Pd.I :
“Guru yang berperan dalam dunia pendidikan sudah sewajarnya harus mampu
menerjemahkan dokumen kurikulum menjadi sebuah pembelajaran yang dinamis
dan statis dan memberikan pengajaran secara optimal kepada siswa, agar siswa
mampu memahami pelajaran yang mereka terima.”111

109
Wawancara Bapak Drs. Khusnul Khuluk, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 2 Blitar, Tanggal 20
Pebruari 2023, Pukul 07.30 WIB
110
Wawancara Bapak Drs. Khusnul Khuluk, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 2 Blitar, Tanggal 20
Pebruari 2023, Pukul 07.30 WIB
111
Wawancara Bapak M.Syamsul Arifin, S. Pd.I WAKA kurikulum MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB

58
Sebagai seorang guru yang harus mampu menjalankan perannya dengan baik,
ibu Eka Wahyuningtyas mengungkapkan :
“Sebagai seorang guru selain mengajar masih banyak tugas yang haru diemban
baik tugas kedinasan maupun tugas luar. Oleh sebab itu guru bukanlah seoarng
yang memiliki pekerjaan ringan, sehingga guru harus bekerja keras dalam upaya
memberikan pengajaran yang maksimal kepada siswa. Kita tidak boleh
membawa masalah pribadi dalam bekerja, misalnya hati sedang sakit dalam
mengajar juga harus tetap tersenyum, semua masalah ditinggal kalau di sekolah
kewajibannya adalah melaksanakan peran sebagai seorang guru.”112

Berkaitan dengan guru yang harus menjalankan perannya dengan baik salah
seorang siswa MAN 2 Blitar memberikan tanggapan, ia mengungkapkan :
“Kalau di sekolah guru menjadi orang tua kami, sehingga tindak tanduknya
adalah hal yang kami contoh, sehingga sudah seharusnya peran guru disekolah
harus yang sebaik-baiknya dalam memberikan ilmu dan mendidik kami.”113

Berdasarkan dari observasi peneliti pada tanggal 21 Pebruari 2023 dalam


kegiatan pembelajaran guru mendampingi siswa belajar di kelas dan memberikan
pendampingan selain itu guru juga memberikan pelayanan pelajaran kepada siswa.114

Gambar 4.5
Contoh Foto Kegiatan Pembelajarn Di Kelas115
Berkaitan dengan materi haji dan umrah guru Fiqih adalah pemegang peran
uatam didalamnya, berkaitan dengan pembelajaran Fiqih berikut hasil wawancara
peneliti dengan guru mata pelajaran Fiqih bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. I, beliau
mengungkapkan :
’’Pembelajaran fiqih di MAN 2 Blitar sudah cukup efektif, guru berperan sebagai
menejer pembelajaran untuk membantu siswa dalam mempelajari dan
112
Wawancara Eka Wahyuningtyas, S.Pd, wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
113
Wawancara dengan Sholihuddin Al-Faruqi, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari
2023, Pukul 10.00 WIB
114
Observasi 21 Pebruari 2023
115
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023

59
memhamai materi pelajaran haji dan umrah. Guru tidak semata-mata menjadi
sosok yang ditakuti oleh peserta didik namun, guru menjadi seorang teman yang
dapat membuat siswa tidak tegang dalam menerima pelajaran, guru berusaha
menjadi teman belajar bukan sebgai sosok yang ditakuti ini memang bukan hal
yang mudah, karena mengubah mindset yang telah tertanam sejak kecil dipikiran
siswa bukanlah hal yang mudah. Mualai dari bangku PAUD mereka terbiasa
dengan peran guru sebagai sosok yang ditakuti, sedangakan untuk menciptakan
keadaan pembelajaran yang santai dan tidak tegang bukanlah perkara yang
mudah. Apabila suasana pembelajaran tersebut dapat tercipta siswa akan lebih
mudah dalam menerima materi. Mengingat sekarang guru tidak harus melulu
menyampaikan materi sebagai seorang penceramah, melainkan guru memiliki
lebih banyak peran sebagai fasilitator mengikuti perubahan kurikulu yang
sekarang kita ikuti adalah kuriulum 2013.”116

Berkaitan dengan pembelajaran Fiqih, guru melaksanakan perannya sebagai


menejer pembelajaran yang membantu siswa mempelajari dan memhami materi haji dan
umrah, salah seorang siswa MAN 2 Blitar memberikan tanggapan mengenai peran guru
dalam pembelajaran, sebagai berikut :
“Dalam mengajarkan materi haji dan umrah guru memberikan rasa nyaman
kepada kami sehingga kami dapat belajar dengan nyaman, guru tidak diktaktor
dan memberikan kami kebebasan dalam berpendapat sehingga kami menjadi
senang terhadap pelajaran Fiqih ini.”117

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 21 Pebruarai 2023 guru


memang terkesan menjadi teman belajar bagi para siswa, guru tidak semata menjadi
sosok yang ditakuti oleh siswa, bahkan guru diajak bercanda oleh siswa agar dalam
pembelajaran tidak tegang.118 Hal ini diperkuat dengan hasil dokumentasi peneliti seperti
yang terlihat dalam foto berikut ini :

116
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023,
Pukul 09.00 WIB
117
Wawancara dengan Aisyah Irma, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023,
Pukul 10.00 WIB
118
Observasi 21 Pebruari 2023

60
Gambar 4.6
Suasana pembelajaran Fiqih di kelas119

Sebagai fasilitator pembelajran guru harus mampu merencanakan serta


memprogram dengan baik dan sistematis dan juga harus melaksnakan dengan maksimal
tugasnya sebagai seorang guru yang harus menjalankan kegiatan pembelajaran dalam
interaksinya dengan peserta didik, seperti yang diungkapan oleh bapak Saifudin Zuhri :
“Sebagai seorang fasilitator pembelajaran, khusunya dalam pembelajaran fiqih
ini guru bertindak sebagai pendamping belajar dan memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam proses pembelajaran fiqih, selain itu susana yang
demokratis dan menyenngkan juga harus diciptakan dalam pembelajaran,
mengingat sekarang siswa harus belajar sesuai dengan kurikulum yang baru
apalagi materi fiqih yang terfokus pada kegiatan ibadah dalam kehidupan sehari-
hari, jadi peran guru sebagai fasilitator sangatlah penting.”120

Sebagai upaya dalam memahamkan materi pelajaran kepada siswa, g uru juga
melakukan usaha-usha yang bertujuan untuk mencapaitujuan pembelajaran. Adapun
usaha-usahanya adalah sebagai berikut :
a. Penggunaan Metode Pembelajaran
Sebagai upaya dalam memahamkan materi pelajaran kepada siswa, guru juga
menggunakan beberapa metode pembelajaran agar para siswa lebih mudah memahami
maksud yang terkandung di dalam materi pelajaran, berikut hasil wawancara saya
dengan bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. mengenai metode yang digunakan dalam
pembelajaran fiqih pada materi haji dan umrah :
“Metode pembelajaran yang saya gunakan dalam menyampaikan materi haji dan
umrah diantaranya adalah, metode ceramah untuk mengawali penyampaian
materi, karena pada umunya semua kegiatan pembelajaran dimuali dengan
penyampaian materi secara sekilas sebelum siswa melangkah kepada tahapan

119
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023
120
Wawancara Bapak Saifudon Zuhri, M. Pd. , Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari
2023, Pukul 09.00 WIB

61
pembelajaran selanjutnya, apabila guru tidak memberikan gamabaran umum
terlebihdahulu sudah pasti siswa akan merasa bingung, kemudian menggunakan
metode diskusi dan presentasi agar siswa aktif dalam proses pembelajaran
sehingga wawasan mereka lebih luas dari penemuan pemeikiran yang siswa
lakukan secara berkelompok, para siswa juga dapat saling bertukar pendapat.
Selain itu juga menggunakan metode demostrasi dan simulasi agar siswa lebih
memahami materi haji dan umrah, karena materi haji dan umrah juga
memerlukan gambaran tidak hanya melalui teori saja.”121

Berkaitan dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru Fiqih dalam
menyampaikan materi haji dan umrah Ibu Eka Wahyuningtyas, S. Pd. memberikan
tanggapan, beliau mengungkapakan :
“Dalam pembelajaran metode memang hal yang sangat penting dalam
menyampaikan materi pelajaran agar materi dapat diterima dan dipahami oleh
siswa. Meskipun pada umunya metode yang paling sering digunakan adalah
metode ceramah namun alangkah baiknya menggunakan metode yang lain untuk
mendukung pembelajaran apalagi materi haji yang umrah yang terbilang
rumit.”122

Berkaitan dengan penggunaan metode dalam pembelajaran siswa memiliki pesan


dan kesan tersendiri seperi yang diungkapkan oleh salah seorang siswa MAN 2 Blitar
yang berhasil peneliti wawancarai :
“Metode pembelajaran yang digunakan membuat kami tidak bosan dalam
pembelajaran di kelas, apalagi metode yang diguanakan sangat membantu kami
dalam memahami materi haji dan umrah ini. Kami jadi memperoleh cara
mempelajari materi dengan metode yang digunakan oleh guru.”123

Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwasanya memang benar guru


menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran Fiqih materi haji dan umrah.124 Hal
ini diperkuat dengan hasil dokumentasi yang peniliti dapatkan berupa foto kegiatan
pembelajaran di kelas :

121
Wawancara Bapak Saifudon Zuhri, M. Pd. , Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023,
Pukul 09.00 WIB
122
Wawancara Eka Wahyuningtyas, S.Pd. wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari 2023,
Pukul 08.30 WIB
123
Wawancara dengan Aisyah Irma, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023,
Pukul 10.00 WIB
124
Observasi 21 Pebruari 2023

62
Gambar 4.7
Contoh Foto Penerapan Metode Diskusi Di Kelas125

b. Pengunaan Media Pembelajaran


Sebagai penunjang kegiatan pembelajaran penggunaan media tidak kalah
pentingnya dengan penggunaan metode pembelajaran, apalagi pada materi haji dan
umrah penggunaan media sangat diperlukan mengingat materi haji dan umrah yang
tidak mudah dipahami apabila hanya melalui teori saja tanpa ada gambaran secara
umum maupun khusus. Berikut hasil wawancara saya dengan dengan bapak Saifudin
Zuhri, M. Pd. mengenai penggunaan media dalam pembelajaran fiqih pada materi haji
dan umrah:
“Didalam proses pembelajaran fiqih, dalam menyampaikan materi pembelajaran
materi haji dan umrah guru menggunakan media pembelajaran yang telah
disediakan oleh lembaga madrasah yaitu, berupa LCD proyektor yang sangat
membantu terlaksananya proses pmebelajaran, karena materi haji dan umrah
apabila hanya disampaikan melalui teori kemungkinan tingkat pemahaman siswa
masih rendah. Dengan adanya LCD ini guru dapat lebih mudah menyampaikan
materi karena bisa menampilkan simulasi haji dan umrah melalui video,
sehingga pembelajaran berlangsung dengan efektif. Dengan adanya media
tersebut harapan guru pastinya siswa akan lebih memahami materi.”126

Kegiatan pembelajaran dengan mengguanakan media LCD proyrktor memang


benar-benar dilakukan oleh guru hal ini berdasarkan observasi peneliti di kelas dan
mengamati pembelajaran materi haji dan umrah.127 Selain itu hal ini diperkuat dengan
hasil dokumentasi peneliti sebagai berikut :

125
Dokumentasi MAN Blitar 2023
126
Wawancara Bapak Saifudon Zuhri, M. Pd. , Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari
2023, Pukul 09.00 WIB
127
Observasi 21 Pebruari 2023

63
Gambar 4.8
Contoh Foto Kegiatan Pembelajaran Dengan Menggunakan LCD128

Penggunaan media pembelajaran LCD proyektor sangat membantu selain guru


tetapi juga bagi siswa, seperti yang diungkapkan oleh Farhanna Afifah, sebagai berikut :
“Dalam materi haji dan umrah ini, guru menggunakan LCD proyektor sangat
membantu, saya menjadi tahu tentang gambaran pelaksanaan haji dan umrah
yang apabila hanya dijelaskan teori saja masih membingungkan, dengan
ditayangkan melalui LCD saya jadi tahu dan lebih mudah untuk memhami
materi haji dan umrah.”129

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ahmad Bahrudin, ia mengungkapkan :


“LCD proyektor saya rasakan benar –benar memberikan kemudahan dalam
kegiatan pembelajaran karena saya merasa lebih mudah menangkap materi
pelajaran ketika ditampilkan materi haji dan umrah. Kalau hanya dari penjelasan
guru saya masih sering lupa.”130

c. Selalu Melakukan Inovasi Dalam Pembelajaran


Tidak dipungkiri bahwasanya dunia pendidikan terus mengalami perkembangan
yang sangat pesat diiringi dengan kemajuan iptek yang semakin berkembang. Sehingga
para pemeran dunia pendidikan terutama guru dituntut untuk terus melakukan inovasi
dalam proses pembelajaran sebagai upaya pembaharuan terhadap berbagai komponen
yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran berupa ilmu pengetahuan dari
tenaga pendidik kepada para peserta didik dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan yang sedang berlangsung. Berikut hasil wawancara saya dengan bapak Moh.
Riza Zaenudin, M. Pd. I mengenai inovasi pembelajaran yang beliau lakukan:
“Saat ini dunia pendidikan mengalami perubahan yang sangat pesat, ditambah
128
Dokumentasi MAN 1 Tulungagung 2023
129
Wawancara dengan Farhanna Afifah, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023,
Pukul 08.00 WIB
130
Wawancara dengan Ahmad Bahrudin, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023,
Pukul 12.00 WIB

64
dengan adanya perubahan kurikulum, sebagai seorang pendidik saya harus
melakukan inovasi pembelajaran agar tidak kalah dalam persaingan prestasi di
era globalisasi pendidikan ini. Selain itu perlunya dilakukannya inovasi
pembelajaran adalah untuk memotivasi minat belajar siswa, agar siswa tidak
jenuh dalam proses pembelajaran yang monoton.”131

Bentuk dari inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh bapak Saifudin Zuhri
adalah dengan menerapkan model pembelajaran inovatif kepada siswa, seperti yang
beliau ungkapkan sebagai berikut :
“Dalam menyampaikan materi haji dan umrah ini, penggunaan model
pemeblajaran inovatif dirasakan sanagat efektif, karena pembelajaran lebih
bersifat student centered, yaitu pembelajaran yang lebih memberikan peluang
kepada siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan mereka secara mandiri dan
didiskusikan dengan teman sekelas mereka, hal ini sesuai dengan kurikulum
yang baru dalam pembelajaran.”132

Adanya usaha yang dilakukan oleh guru fiqih sangat membantu proses belajar
siswa seperti yang diungkapakan oleh salah seorang siswa yang berhasil peneliti
wawancarai, ia mengungkapkan :
“Dalam pembelajaran fiqih khususnya materi haji dan umrah, guru
menyampaiakan materi secara gamblang dan jelas, hal tersebut juga didukung
dengan adanya meia pembelajaran yang membantu kami para siswa untuk lebih
memahami materi haji dan umrah, selain itu metode demonstrasi dan kegiatan
manasik sangat mendukung dalam materi pelajaran ini, karena saya jadi lebih tau
dan lebih paham terhadap ibadah haji dan umrah.”133

Dengan adanya usaha-usaha yang dilakukan oleh guru fiqih, yang tersebut diatas
diaharapkan agar siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, dan
mampu memhami apa yang telah disamapikan oleh guru khususnya pada pelajaran fiqih
materi haji dan umrah.

3. Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji
Dan Umrah Melalui Manasik

131
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul
10.30 WIB
132
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul
10.30 WIB
133
Wawancara dengan Aisyah Irma, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023,
Pukul 10.00 WIB

65
Dalam upaya meningkatkan pemhaman siswa peran guru sangatlah penting,
tidak hanya melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas akan tetapi perlu adanya
pelaksanaan praktik secara langsung guna memberikan gambaran yang lebih jelas
kepada siswa terhadap suatu materi mata pelajaran tertentu.

Di MAN 2 Blitar manasik haji dan umrah merupakan kegiatan yang rutin
dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk realisasi kegiatan tahunan sekolah dengan
harapan peningkatan pemahaman siswa. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Nurhadi :
“Manasik haji dan umrah ini, merupakan kegiatan tahunan yang rutin
dilaksanakan setiap tahunnya oleh pihak sekolah, kegiatan ini bertujuan
memberikan gambaran langsung pelaksanaan ibadah haji dan umrah agar siswa
memahami ibadah haji dan umrah tidak hanya terbatas pada teori saja. Dulu
waktu saya masih mengampu mata pelajaran fiqih di kelas X, kegiatan ini sangat
membantu saya dalam melaksnakan tugas sebagai seorang pengajar, materi haji
dan umrah memang tidak mudah apabila hanya dijelaskan secara teori saja, siswa
juga memerlukan suatu metode yang dapat memperkuat inagatan mereka
mengenai suatu pelajaran tertentu, sehingga kegiatan manasik ini sangat besar
dan luar buasa manfaatnya bagi saya pribadi maupun seluruh warga sekolah.” 134

Dalam materi haji dan umrah guru melaksanakan perannya sebagai fasilitator
dalam kegiatan manasik haji dan umrah dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.
Seperti yang diungkapkan oleh bapak Drs. Khusnul Khuluk, M. Pd :
“Pada kegiatan manasik haji dan umrah yang diselenggarakan oleh MAN 2
Blitar, telah dibentuk panitia pelaksana dari bapak dan ibu guru, sedangkan guru
mata pelajaran Fiqih melaksanakan perannya sebagai fasilitator.”135

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan bapak M.Syamsul Arifin,S. Pd. I ,


beliau mengungkapkan :
“Memang dalam pelaksanaan kegiatan manasik haji dan umrah guru mata
pelajaran Fiqih hanya sebatas memberikan pendampingan kepada siswa atau
lebih tepatnya sebagai fasilitator.”136

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dra. Sri Munfarida, beliau
mengungkapkan :

134
Wawancara Bapak Nurhadi, Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul 09.00
WIB
135
Wawancara Bapak Drs. Khusnul Khuluk, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 2 Blitar, Tanggal 20
Pebruari 2023, Pukul 07.30 WIB
136
Wawancara Bapak M.Syamsul Arifin, S. Pd.I WAKA kurikulum MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB

66
“Dalam pelaksanaan manasik haji dan umrah memang telah dibentuk tim
kepanitiaan dari bapak dan ibu guru MAN 2 Blitar sehingga guru mata pelajaran
Fiqih hanya mendampingi pelaksanaannya saja.”137

Selain beberapa pernyataan diatas salah seoarang siswa MAN 2 Blitar


memberikan tanggapan mengenai panitia pelaksanaan manasik haji dan umrah, ia
mengungkapkan :
“Panitia dalam pelaksanaan manasik haji dan umrah telah dibentuk pihak sekolah
dari bapak dan ibu guru selain itu juga ada petugas kesehatan yang membantu
peserta kalau ada yang kurang sehat.”138

Mengingat pembelajaran sekarang telah mengalami berbagai inovasi dan


kemajuan, berkaitan dengan perubahan kurikulum dan pelaksanaan manasik haji, guru
merupakan pemegang peran penting dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, seperti yang
diungkapkan oleh bapak Syamsul Arifin, S. Pd. I sebagai berikut:
“Peran guru memegang kendali penting dalam pelaksaan pembelajarn di kelas
utamnaya dalam penyampaian materi pembelajaran, karena guru harus mampu
menerjemahkan dokumen kurikulum yang statis menjadi aktivitas yang dinamis
dalam proses pembelajaran. Dengan hal ini maka sudah semestinya kegiatan
manasik haji merupakan sebuah aktivitas dinamis yang akan mendorong siswa
untuk lebih giat belajar.139

Berikut contoh foto kepanitiaan kegiatan manasik haji dan umrah di MAN 2 Blitar :

137
Wawancara Eka Wahyuningtyas,S.Pd. wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
138
Wawancara dengan Farhanna Afifah, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023,
Pukul 08.00 WIB
139
Wawancara Bapak Syamsul Arifin, S. Pd. I WAKA kurikulum MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB

67
Gambar 4.9
Foto Guru Sebagai Panitia Kegiatan Manasik Haji Dan Umrah140

Didalam materi haji dan umrah, kegiatan mansik sangat membantu peran guru
dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa, dimana manasik dapat dikatakan sebagai
metode simulasi dan direalisasikan dalam bentuk praktik langsung dan guru berperan
sebgai fasilitator. Berikut wawancara yang saya lakukan dengan bapak Saifudin Zuhri :
“Kegiatan manasik haji dan umrah ini sangat membantu dalam kegiatan
pembelajaran, karena sudah pasti apabila hanya teori yang dijelaskan di kelas
siswa masih memiliki rasa bingung terhadap materi haji dan umrah secara teori.
Adanya kegiatan manasik sangat membantu upaya guru dalam meningkatkan
pemahaman siswa khususnya dalam materi haji dan umrah ini, dan dalam
pelaksanaanya guru memiliki peran sebgai fasilitator yang melayani dan
memberikan kemudahan kepada siswa agar kegiatan manasik ini dapat berjalan
semestinya. Dalam praktiknya guru dibantu oleh segenap panitia penyelengagara
manasik haji dan umrah, panitia memang dibentuk dari para bapak ibu guru
untuk membantu terlaksnanya kegiatan secara maksimal ”141

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan ibu Eka Wahyuningtyas, S.Pd. selaku
wali kelas yang juga merupakan seorang guru, beliau mengungkapkan :
“Dalam proses pembelajaran teori hanya dapat didengar dan kebanyakan siswa
sulit untuk memahaminya, jadi kegaiatan manasik haji ini kan merupakan
kegiatan praktik yang akan memberikan pengalaman pada ingatan siswa yang
akan mendukung pemahaman pada siswa.”142

Kegiatan mansik ini selain bertujuan memberikan pelatihan ibadah haji dan
umrah kepada siswa akan tetapi juga berpengaruh terhadap pemahaman dan prestasi
140
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023
141
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul
10.30 WIB
142
Wawancara Eka Wahyuningtyas,S.Pd. wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB

68
belajar siswa. berikut adalah hasil wawancara dengan bapak Saifudin Zuhri, M.Pd. :
“Kegiatan manasik haji memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran
haji dan umrah di kelas, hal itu dapat dilihat dari nilai siswa sebelum dan sesudah
melaksanakan manasik haji. Nilai mereka mengalami peningkatan, siswa
menjadi tahu pelaksanaan ibadah haji melalui kegiatan manasik tersebut. Karena
apa yang telah dipraktikkan biasanya akan lebih melekat pada ingatan
dibandingkan dengan apa yang siswa hafalkan. Sejauh ini tidak sampai 50%
siswa yang nilainya berada dibawah KKM. Di MAN 2 Blitar sendiri memiliki
tiga macam nilai KKM untuk kategori kelas yang berbeda yaitu, 75 untuk kelas
reguler, 80 untuk kelas unggulan, dan 85 untuk kelas PDCI. Sehingga dalam
proses pengajarannya guru harus melakukannya dengan maksimal.”143

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dari wali kelas X Agama 2 MAN 2 Blitar,
ibu Eka Wahyuningtyas,S.Pd., beliau mengungkapkan :
“Sudah pasti kegiatan manasih haji dan umrah ini akan membantu siswa dalam
meningkatkan pemahaman mereka, karena tidak hanya tau secara teori namun
mereka paham setelah melaksnakan praktik.”144

Dalam melaksanakan perannya sebagai guru Di MAN 2 Blitar memiliki 3


macam kriteria penilaian untuk 3 kategori kelas yang ada yaitu kelas reguler, unggulan,
dan PDCI. Karena memiliki kriteria yang berbeda dalam pemeblajarannya tidak melulu
satu orang guru untuk mengampu seluruh kelas tersebut, seperti yang diungkapkan oleh
bapak Bapak Saifudin Zuhri, M.Pd :
“Saya tidak mengampu keseluruhan kelas sepuluh dalam mata pelajaran fiqih,
karean di sekolah ini memiliki kriteria penilaian berbeda untuk setiap kelas.
Kalau untuk kelas reguler dan unggulan itu masih saya yang mengajar, karena
walapun ada perbedaan dalam pengajaran namun tidak begitu jauh karena proses
belajar mereka yang sama. Sedangkan untuk kelas PDCI itu gurunya da sendiri
mengingat kelas PDCI adalah kelas percepatan.145

Berikut adalah jadwal kegiatan mengajar bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. yang peneliti
peroleh berdasrkan observasi pada tanggal 21 pebruari 2023 : 146

143
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul
10.30 WIB
144
Wawancara Eka Wahyuningtyas,S.Pd. wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
145
Wawancara Bapak Saifudin Zuhri, Guru Fiqih Di MAN 2 Blitar, Tanggal 20 Pebruari 2023, Pukul
10.30 WIB
146
Observasi 21 Pebruari 2023

69
No. Hari Waktu Kelas

1 Selasa 11.00 – 12.30 X MIA U2

2 Rabu 06.45 – 08.30 X Agama U

3 Kamis 08.30 – 10.00 X Agama 2

4 Jum’at 10.00 – 11.30 X MIA 2

12.15 – 13.00
5 Sabtu Sholat X Agama 1
14.00 – 14.45
Tabel 4.1
Jadwal Mengajar Bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Guru Mata Pelajaran Fiqih Kelas
X147

Terkait dengan pembagian jadwal mengajar guru pada masing-masing kategori


kelas tersebut, bapak Drs. Khusnul Khuluk, M. Pd mengungkapkan :
“Dalam pembagian pengajaran di kelas, memang tidak bisa dilakukan pemilihan
secara sembarangan sehingga untuk kelas PDCI memiliki kriteria pengajar yang
kompeten mengingat kelas ini merupakan kelas percepatan, berbeda dengan
kelas reguler dan unggulan.”148

Sejauh pengamatan bapak Saifudin Zuhri selama mengampu mata pelajaran fiqih
di kelas X beberapa kelas memiliki nilai yang cukup memuaskan. Hal tersebut diperkuat
dengan ungkapkan wali kelas X Agama, yaitu ibu Eka Wahyuningtyas. Berikut adalah
hasil wawancara dengan beliau:
“Sejauh ini prestasi siswa sudah cukup baik diseluruh materi pelajaran, menurut
ibu Eka sebagai wali kelas merasa bangga dengan apa yang telah dicapai oleh
siswanya. Berkaitan dengan kegiatan manasik haji dan umrah dalam menunjang
pembelajaran fiqih pada materi haji dan umrah.” 149

Peran guru fiqih dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi haji
dan umrah memiliki dampak positif tehadap nialai siswa, seperti yang diungkapkan oleh
147
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023
148
Wawancara Bapak Drs. Khusnul Khuluk, M.Pd, Kepala Sekolah MAN 2 Blitar, Tanggal 20
Pebruari 2023, Pukul 07.30 WIB
149
Wawancara Eka Wahyuningtyas,S.Pd. wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB

70
ibu Eka Wahyuningtyas, S. Pd. :
“Berdampak pada nilai yang dicapai oleh siswa yang cukup memuaskan. Hal
merupakan wujud peran guru pelajaran fiqih memuaskan. Hal merupakan wujud
peran guru pelajaran fiqih yang telah mengoptimlakan dalam proses
pembelajaran, selain itu kegiatan manasik ibu Sri rasa sangat membantu dan
mendukung dalam pencapaian tujuan pendidikan, dimana tujuan tersebut dicapai
salah satunya melalui prestasi belajar siswa di dalam kelas.”150

Selain pernyataan yang diberikan oleh ibu Eka Wahyuningtyas, S.Pd. peniliti
juga datang ke MAN 2 Blitar pada tanggal 21 Pebruari 2023 untuk mendapatkan
rekapitulasi hasil belajar Fiqih pada materi haji dan umrah kepada guru mata pelajaran
Fiqih yaitu, bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. 151

Berikut adalah dokumen rekap nilai siswa kelas X Agama pada pelajaran Fiqih :

Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa Kelas X Agama MAN 2 Blitar Tahun Ajaran
2016/2017152

Selain bermanfaat dalam meningkatkan prestasi siswa, siswa di MAN 2 Blitar


juga merasa senang dengan kegiatan manasik haji karena mereka menjadi tahu
bagaimana pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Berikut hasil wawancara dengan
Farhanna Afifah yang merupakan siswa kelas X :
“Sejauh ini Hanna tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran fiqih. Akan
tetapi pada materi haji dan umrah ia terasa sulit apabila hanya dijelaskan melalui
teori saja. Praktik manasik ini sangat membantunya dalam mempelajari materi
haji dan umrah karena ia terlibat langsung dan menjadi lebih paham. Sebelum
mengikuti kegiatan manasik Hanna merasa bingung karena ia hanya sebatas tau
dan belum memahami bagaimana pelaksanaan haji dan umrah secara praktik.
Setelah mengikuti kegiatan manasik Hanna mengaku lebih mudah memahami

150
Wawancara Eka Wahyuningtyas,S.Pd. wali kelas X Agama MAN 2 Blitar, Tanggal 21 Pebruari
2023, Pukul 08.30 WIB
151
Observasi 21 Pebruari 2023
152
Dokumentasi MAN 2 Blitar 2023

71
materi pelajaran haji dan umrah, hal tersebut ia buktikan ketika bertemu dengan
soal berkaitan dengan materi haji dan umrah ia lebih mudah untuk
menjawabnya.” 153

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sholihuddin berkaitan dengan manasik
haji, ia yang sekarang telah duduk di kelas XI :
“Kegiatan manasik haji menurut Sholahuddin sangat banyak manfaatnya. Ketika
kelas sepuluh dulu ia sempat mendapat kesulitan ketika menerima materi haji
dan umrah karena masih dijelaskan teorinya, tetapi setelah dilaksanakan manasik
haji ia menjadi tau dan paham mengenai ibadah haji dan umrah. Dan pada saat
ujian akhir semester terasa mudah karena praktik manasik melekat di ingatannya.
Selain itu ia juga mengungkapkan bahawa apabila suatu saat nanti pergi haji
ataupun umrah ia sedikit banyak telah mendapat ilmu mengenai pelakasanaan
ibadah haji dan umrah.” 154

Dari kegiatan manasik haji dan umrah siswa memperoleh pengalaman baru
berupa pengetahuan secara langsung yang melekat dalam ingatan mereka. Kegiatan
manasik sangat membantu peran guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran
Fiqih dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa khusunya pada materi haji dan
umrah.

Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan-pernyataan yang diungkapkan oleh


siswa yang peneliti wawancarai. Selain itu meningkatnya pemahaman siswa dapat
dilihat dari hasil nilai sebelum dan sesudah pelaksanaan manasik haji dan umrah,
peneliti mengambil sampel nilai dari 2 kelas yaitu kelas X MIA 2 dan kelas X MIA U2,
yang peneliti sajikan didalam lampiran.

B. Temuan Penelitian
Berdasarkan paparan dan analisis data di atas maka diperoleh temuan data
sebagai berikut:
1. Gambaran Umum Manasik Haji dan Umrah Di MAN 2 Blitar
Berdasarakan hasil temuan di lapanagan peneliti menemukan bahwa pelaksanaan
manasik haji dan umrah di MAN 2 Blitar merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang
dilaksanakan oleh lembaga sekolah. Dengan tujuan agar siswa tahu dan paham
mengenai pelaksanaan ibadah haji dan umrah, namun tidak terbatas disitu saja

153
Wawancara dengan Farhanna Afifah, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari 2023,
Pukul 08.00 WIB
154
Wawancara dengan Sholihuddin Al-Faruqi, Siswa Kelas X Di MAN 2 Blitar, Tanggal 24 Pebruari
2023, Pukul 10.00 WIB

72
bahwasanya pihak sekolah juga menaruh harapan besar agar prestasi belajar siswa
meningkat dengan adanya kegiatan ini.

Dalam pelaksanaan manasik haji dan umrah pihak sekolah membentuk panitia
keagamaan guna mengkondisikan jalannya pelaksanaan manasik haji dan umrah dan
panitia kesehatan untuk menanggulangi peserta yang berada dalam kondisi banadn
kurang fit, karena jumlah peserta yang tidak sedikit dan lokasi pelaksanaan berada di
tanah lapang yang cukup luas yaitu di lapangan Kenongo Kel.Beru Kec.Wlingi.

Kegiatan manasik dilakasanakan di lapangan Kenongo, dikarenakan halaman


MAN 2 Blitar yang berahadapan langsung dengan MTs Negeri 3 Blitar yang kondisinya
sempit, sehingaa tidak memungkinkan untuk pelakasanaan kegiatana manasik haji dan
umrahmeningat jumlah peserta yang banyak dan memerlukan beberapa tempat untuk
meletakkan media manasik yang memerlukan lokasi yang luas.

Selain dibentuknya panaitia keagamaan sebagai pengkondisi jalannnya kegiatan


mansik dan tim kesehatan sebagai penanggulang peserta yang kurang fit, pihak sekolah
juga menyediakan media manasik berupa miniatur ka’bah, tempat wukuf, tempat tawaf,
tempat sa’i, dan sebagainya. Namun, untuk fasilitas seperti pakaian ihram dan batu
untuk melempar jumroh siswa membawa perlengkapan sendiri.

Dalam pelaksanaan manasik haji dan umroh ditemui adanya kendala yaitu,
berupa peserta yang sulit dikondisikan sehingga suasan menjadi gaduh, selain itu adanya
beberapa peserta dalam kondisi tidak fit jatuh pingsan. Namun, hal tersebut dapat
ditangani oleh panitia kesehatan

2. Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji
Dan Umrah
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan peneliti memperoleh temuan penelitian
bahwa guru fiqih memiliki peran yang sentral dalam meningkatkan pemahaman siswa
pada materi pelajaran haji dan umrah. Disini guru berperan sebagai menejer dan
fasilitator pembelajaran yang selalu berupaya meningkatkan pemahaman dan hasil
prestasi belajar siswa.

Upaya yang dilakukan oleh guru fiqih dalam proses pembelajaran sangat
beragam dengan maksud agar siswa menjadi paham terhadap materi pelajaran haji dan
umrah. Sebagai guru yang mengemban tugas memberikan ilmu pelajaran kepada siswa
sudah menjadi kewajiban guru untuk terus berupaya dalam meningkatkan pemahaman

73
siswa dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun yang dilakukan oleh guru fiqih dalam upaya meningkatkan pemahaman
siswa pada materi haji dan umrah antara lain menggunakan berbagai metode
pembelajaran dalam menyampaikan materi. Seperti metode ceramah yang diguankan
untuk mengawali kegiatan pembelajaran utamnaya dalam membuka materi pelajaran,
kemudian metode diskusi dan presentasi dengan tujian siswa mampu berdiskusi dan
menemukan pengetahuan baru untuk saling bertukar pendapat, dan selanjutnta adalah
metode demonstrasi untuk memberikan gambaran mengenai suatu materi pelajaran
khusunya materi haji dan umrah kepada siswa. Selain itu guru juga menggunakan media
pembelajaran agar mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran, media yang
digunakan berupa LCD proyektor untuk menampilkan video pelaksanaan ibadah haji
dan umrah. Tidak hanya menggunakan metode dan media pembelajaran, guru juga terus
melakukan inovasi pembelajaran setiap waktu dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan yang sedang berlangsung.

3. Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji
Dan Umrah Melalui Manasik
Dari hasil temuan yang peneliti lakukan di MAN 2 Blitar bahwa guru fiqih
dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi haji dan umrah melalui
manasik sudah sangat efektif, guru memegang peran sebagai fasilitator dalam
pelaksanaan kegiatan manasik haji dan umrah. Kegiatan manasik sangat mendukung dan
membantu peran guru dalam pembelajaran fiqih materi haji dan umrah karena, siswa
menjadi tahu pelaksanaan ibadah haji dan umrah secara langsung tidak hanya teori di
dalam kelas yang masih membuat para siswa bingung.

Kegiatan manasik haji dan umrah terbukti mampu meningkatkan pemahaman


siswa pada materi haji dan umrah, dari wawancara yang peneliti lakukan dengan
sejumlah siswa mereka mengunkapkan hal yang sama bahwa setelah mengikuti kegiatan
manasik siswa menjadi tau dan lebih paham mengenai pelaksanaan ibadah haji dan
umrah, sehingga berpengaruh terhadap pengetahuan materi haji dan umrah dan mereka
mampu menjawab soal ujian dengan lebih mudah setelah pelkasnaan praktik manasik.

Peran guru dalam meningkatkan pemahaman siswa melalui manasik selain


membantu peran guru dalam melaksnakan tugasnya sebagai pengajar juga berpengaruh
terhadap nilai hasil belajar siswa, dari wawancara yang peneliti lakukan dengan wali
kelas beliau mengungkapkan guru mata pelajaran fiqih telah melaksanakan tugasnya
dengan baik hal ini terlihat dari niali siswa yang hampir seluruhnya berada diatas KKM.

74
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan bapak Saifudin Zuhri, M.Pd. selaku guru mata
pelajaran fiqih, dari hasil wawancara saya dengan beliau, beliau mengungkapkan sejauh
ini tidak sampai 50% siswa yang nilainya berada dibawah KKM. Di MAN 2 Blitar
sendiri memiliki tiga macam nilai KKM untuk kategori kelas yang berbeda yaitu, 75
untuk kelas reguler, 80 untuk kelas unggulan, dan 85 untuk kelas PDCI.

Sehingga guru harus mampu menyesuaikan perannya dalam pengajaran yang


diberikan kepada siswa secara optimal sehingga siswa menjadi paham dan mampu
mengalami peningkatan prestasi mereka untuk mencapai dan melampaui nilai KKM
tersebut.

C. Analisis Data

Berdasarkan dari temuan data diatas, selanjutnya peneliti menganalisis temuan


data tersebut sebgai berikut :

1. Gambaran Umum Manasik Haji dan Umrah Di MAN 2 Blitar

Setelah peneliti melakukan penelitian di lapangan, maka pada fokus pertama


diperoleh beberapa temuan. Pertama di MAN 2 Blitar manasik haji menjadi kegiatan
rutin tahunan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah sebagai wahana menambah
wawasan mengenai pelaksanaan ibadah haji dan umrah, dan membantu guru dalam
melakasnakan tugas pembelajaran materi haji dan umrah.

Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi haji dan
umrah melalui manasik beliau memberikan informasi-informasi dan sumber-sumber
yang kaitannya dengan kegiatan manasik haji dan umrah yang dilaksnakan di MAN 2
Blitar sebgai pembelajaran ibadah kepada siswa.

Berdasarkan temuan penelitian di atas, melalui penemuan pertama ini dapat


disimpulkan bahwa kegiatan manasik haji dan umrah di MAN 2 Blitar merupakan
agenda rutin tahunan sebagai wahana ilmu pengetahuan ibadah haji dan umrah kepada
siswa dan membantu guru agar lebih mudah dalam melaksanakan tugasnya sebagai
penyampai materi pelajaran kepada siswa.

75
Temuan penelitian yang kedua, pelaksanaan manasik haji dan umrah dilakukan
setiap tahun di awal tahun ajaran baru, dengan peserta seluruh siswa kelas X.

Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu kegiatan dikhususkan untuk siswa kelas X yang memperoleh
materi haji dan umrah. Karena materi haji dan umrah dapat lebih mudah dipahami
apabila melalui kegiatan praktik, seperti kegiatan manasik haji dan umrah yang tidak
hanya terbatas pada teori saja.

Melalui temuan yang kedua ini dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan
manasik haji dan umrah di MAN 2 Blitar diikuti oleh seluruh siswa kelas X sebagai
sasaran utama kegiatan manasik haji dan umrah karena di kelas X terdapat materi haji
dan umrah sehingga manasik mampu memberikan pemahaman terhada siswa baik secara
teori maupun praktik.

Temuan yang ketiga, Kegiatan manasik dilaksanakan dengan bantuan tim


keagamaan sebagai panitia pengkondisi kegiatan manasik dan tim kesehatan sebagai
penangulang terhadap kondisi kesehatan peserta manasik yang jumlahnya tidak sedikit.

Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu dalam pelaksanaan kegiatan manasik haji dan umrah guru
dibantu oleh panitia keagamaan sebagai pengkondisi jalannya kegiatan manasik untuk
mengkondisikan peserta agar rapi dan teratur, selain itu juga adanya tim kesehatan yang
disiagakan untuk menolong peserta yang mengalami dehidrasi ataupun peserta yang
sampai jatuh pingsan.

Melalui temuan yang ketiga ini dapat didimpulkan bahwa dalam pelaksanaan
kegiatan manasik haji dan umrah banyak pihak yang terlibat diantaranya panitia
keagamaan yang terbentuk dari para guru dan melibatkan petugas UKS serata
ekstrakurikuler PMR MAN 2 Blitar. Semua itu dilakukan agar pelaksanaan manasik haji
dan umrah adapat berjalan semestinya.

76
Temuan yang keempat, dalam pelaksanaan manasik pihak sekolah telah
menyediakan fasilitas manasik haji dan umrah kecuali pakaian ihram dan batu kerikil
untuk melepar jumrah.

Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu untuk memberikan kemudahan pelaksanaan manasik haji dan
umrah kepada siswa pihak sekolah menyediakan berbagai fasilitas berupa sarana dan
prasarana kegiatan manasik sebagai pendukung kegiatan, sarana dan prasaran tersebut
berupa miniatur ka’bah, tempat wukuf, tempat tawaf, tempat sa’i, dan sebagainya.

Melalui temuan yang keemapt ini dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan
manasik haji dan umrah pihak sekolah menyediakan berbagai fasilitas manasik berupa
berupa miniatur ka’bah, tempat wukuf, tempat tawaf, tempat sa’i, dan sebagainya,
namun untuk pakaian peserta laki-laki mapun perempuan dan kerikil untuk melempar
jumrah peserta membawa sendiri.

2. Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji
Dan Umrah

Melalui penelitian di lapangan melalui fokus kedua diperoleh beberapa temuan


penelitian. Pertama, guru melakukan kegiatan pembelajaran sebagai menejer
pembelajaran di kelas.

Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu guru dalam menyampaikan materi haji dan umrah, guru
mengelola setiap kegiatan pembelajaran yang ada di kelas dan bekerjasama dengan
siswa dalam proses pembelajaran.

Melalui temuan pertama ini dapat disimpulkan bahwa peran guru fiqih dalam
kegiatan pembelajran di kelas adalah sebagai menejer pembeljaran yang haru smampu
mengelola kelas sehingga pemeblajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Guru
harus terampil dalam mengelola kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

77
Temuan penelitian yang kedua, guru dalam meningkatkan pemahaman siswa
pada materi haji dan umrah guru melaksanakan perannya sebagai fasilitator.

Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu beliau menjelaskan bahwa peran guru sebagai fasilitator
pembelajaran bertindak sebagai pendamping belajar dan memberikan pelayanan untuk
memudahkan siswa dalam proses pembelajaran fiqih khusunya pada materi haji dan
umrah, selain itu susana yang demokratis dan menyenngkan juga harus diciptakan dalam
pembelajaran, mengingat sekarang siswa harus belajar sesuai dengan kurikulum yang
baru apalagi materi fiqih yang terfokus pada kegiatan ibadah dalam kehidupan sehari-
hari.

Melalui temuan kedua ini dapat disimpulkan bahwa guru dalam melaksanakan
perannya sebagai fasilitator pembelajaran dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa
pada matei haji dan umrah, guru bereperan dalam memberikan pendampingan dan
pelayanan pelajaran terhadap proses pembelajaran di dalam kelas

Temuan yang ketiga, dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa guru


melakukan beberapa upaya dianataranya, yang pertama, adalah menggunakan metode
dan media pemebelajaran dalam proses pembelajaran.

Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu metode yang diguanakan dalam menyampaikan materi
pelajaran haji dan umrah diantaranya adalah metode ceramah, metode diskusi dan
metode demonstrasi dalam menyampaikan materi pelajaran di dalam kelas. Sedangkan
media pembelajaran yang diguanakan ialah media yang telah disedikan pihak sekolah
berupa LCD proyektor.Karena materi haji dan umrah cenderung masih membingungkan
apabila hanya dijelaskan melalui teori saja. Dengan adanya media pembelajaran
diharapkan siswa menjadi lebih paham terhadap materi haji dan umrah

78
Melalui temuan ketiga ini dapat disimpulkan bahwa guru dalam menyampaikan
materi pelajaran haji dan umrah menggunakan beberapa metode pembelajaran yaitu
metode ceramah, diskusi, presentasi dan tanya jawab selain itu juga menggunakan media
pembelajaran berupa LCD proyrktor.

Temuan yang keempat guru dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada
materi haji dan umrah ialah selalu melakukan inovasi pembelajaran.

Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu guru melakukan inovasi pembelajaran sebagai upaya
pembaharuan terhadap berbagai komponen yang diperlukan dalam penyampaian materi
pelajaran berupa ilmu pengetahuan dari tenaga pendidik kepada para peserta didik
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang sedang berlangsung.

Melalui temuan keemapt ini dapat disimpulkan bahwa guru dalam upayanya
meningkatkan pamahamn siswa dengan melakukan inovasi pembelajaran berupa berbagi
metode dan model pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dengan proses kegiatan
belajar mengajar dan agar siswa lebih memiliki motivasi belajar setelah dilakukannya
inovasi oleh guru.

Dengan adanya upaya guru dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi
haji dan umrah maka sudah selayaknya siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar
dan juga hasil belajar siswa meningkat.

3. Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Haji
Dan Umrah Melalui Manasik

Melalui penelitian di lapangan melalui fokus ketiga diperoleh beberapa temuan


penelitian. Pertama guru dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi haji
dan umrah berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan manasik haji dan umrah.

79
Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru
mata pelajaran fiqih kelas X di MAN 2 Blitar, yaitu bapak Saifudin Zuhri, M. Pd. Hasil
wawancara tersebut yaitu guru melakukan peran sebgai fasilitator dalam kegiatan
manasik haji dan umrah yang mendampingi dan melayani siswa selama kegiatan
manasik berlangsung, karena siswa dituntut untuk berperan aktif dalam kegiatan tersebut
agar mereka mampu menemukan pengalaman dan ilmu baru khususnya pada materi haji
dan umrah.

Melalui temuan pertama ini dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan manasik
haji dan umrah guru melaksnakan perannya sebagai fasilitator terhadap siswa, yaitu guru
mrndampingi selama siswa mengikuti kegiatan manasik haji dan umrah, guru
memberikan pelayanan berupa menjawab pertanyaan yang belum dipahami oleh siswa
terkait materi dan pelakasnaan manasik haji dan umrah.

Temuan yang kedua, kegiatan manasik haji dan umrah mampu meningkatkan
pemahaman siswa pada pelajaran fiqih materi haji dan umrah.

Temuan ini berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan wali
kelas X Agama MAN 2 Blitar yaitu ibu Eka Wahyuningtyas, S.Pd. hasil wawancara
tersebut yaitu nilai pelajaran siswa pada mata pelajaran fiqih khususnya pada materi haji
dan umrah mengalamipeningkatan, hamper seluruh siswa mendapat nilai diatas KKM.
Hal ini tidak lepas dari peran guru dalam upayanya meningkatkan pemahaman siswa
melalui kegiatan manasik haji dan umrah, karena setelah mengikuti kegiatan tersebut
siswa mampu memahami praktiknya dan apabila menjumpai soal ujian berkaitan dengan
materi haji dan umrah siswa mampu menjawabnya.

Melalui temuan ini dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam meningkatkan
pemahaman siswa pada materi haji dan umrah melalui manasik terbukti mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa, hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan wali kelas
yang mengungkapkan bahwa nilai siswa pada materi haji dan umrah hamper seluruhnya
berada di atas nilai KKM.

80
Temuan yang ketiga, manasik haji dan umrah memberikan dampak yang positif
bagi siswa.

Temuan ini berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa MAN 2 Blitar, hasil
wawancara tersebut ialah hamper keseluruhan siswa yang peneliti wawancarai
mengungkapkan hal yang sama bahwa setelah mengikuti kegiatan manasik haji dan
umrah mereka menjadi lebih paham mengenai ibadah haji dan umrah dan ketika mereka
ujian pada akhir semester dan menjumpai materi seputar haji dan umrah para siswa
dengan mudah menjawab pertanyaan tersebut karena telah ikut melaksanakan praktik
manasik haji dan umrah yang menjadikan pengalaman itu selalu melekat diingatan para
siswa.

Melalui temuan yang ketiga ini dapat disimpulkan bahwa peran guru fiqih dalam
meningkatkan pemahaman siswa pada materi haji dan umrah memberikan dampak
positif terhadap siswa. selain mereka tau bagaimana proses pelaksanaan haji dan umrah
dan mereka mendapatkan penagalaman baru yang selalu melekat pada ingatan siswa dan
apabila menemui soal ujian terkait materi haji dan umrah siswa dengan lebih mudah
mampu menyelesaikan soal tersebut.

81

Anda mungkin juga menyukai