Anda di halaman 1dari 38

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN AKITIVITAS BELAJAR

PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA


DI MASA PANDEMI COVID-19 DI KELAS V
MADRASAH IBTIDAIYAH 1 OGAN ILIR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Menyelesaikan Pendidikan

Oleh :

SINDI SETIA RINI

NIM 1830201209

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upaya pendidikan pada hakikatnya merupakan amanah dari Tuhan Yang

Maha Esa. Oleh karena itu, manusia harus mempertanggung jawabkan semua

upaya pendidikan kepada-Nya. Oleh karena itu pulalah, setiap upaya pendidikan

tidak hanya dilandasi oleh nilai-nilai yang dihasilkan oleh manusia sebagai hasil

renungan dari pengalamannya, lebih jauh nilai-nilai ketuhanan dan nilai yang

bersumber dari Tuhan harus dijadikan landasan untuk menilai pendidikan, dan

untuk menentukan nilai mana yang baik dan tidak baik didalam pendidikan

(Sadulloh, 2012, hal. 88).

Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 2

Tahun 1989 Bab 1, Pasal 1, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi

peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan adalah suatu proses dalam

rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyelesaiakan diri sebaik

mungkin dengan lingkungannya. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini

agar sasaran dan perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan

(Hamalik, 2014, hal. 2).

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di

masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak

1
2

menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya, guru juga

merupakan unsur aparatur negara dan abdi negara. Karena itu, guru mutlak perlu

mengetahui kebijksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan,

sehingga dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan yang merupakan

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan tersebut (Soetjipto dan

kosasi. 1999. hal. 42). Guru menjadi faktor yang menentukan mutu pendidikan

karena guru berhadapan langsung dengan para peserta didik dalam proses

pembelajaran di kelas. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, mrmbimbing, melatih, dan mengevaluasikan peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah (shabir, 2009, hal. 3)

Pendidikan selalu berhubungan dengan upaya pembinaan manusia, maka

keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada unsur manusianya. Unsur

manusia yang paling menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksana

pendidikan yaitu guru. Berdasarkan pandangan tersebut, maka pendidikan

merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan sisi

kemanusiaannya dalam melakukan tugas membimbing, melatih, mengajar dan

menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi

muda. (Nana Sudjana, 1991, hal. 2).

Berbicara masalah pendidikan, maka kegiatan inti di setiap lembaga

pendidikan adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran itu meliputi

aktivitas guru dan aktivitas siswa. Pelaksanaan proses pembelajaran, menuntut

guru untuk memperhatikan perbedaan individual siswanya, yaitu pada aspek


3

biologis, intelektual dan psikologisnya. Oleh karena itu, tampaklah dua posisi

subjek di mana guru bertindak sebagai pihak yang mengajar sekaligus pemegang

kunci keberhasilan proses pembelajaran, sedangkan siswa adalah pihak yang

belajar untuk mendewasakan diri. Hubungan antara guru dan siswa ini harus

didasari oleh hal-hal yang bersifat mendidik dalam rangka pencapaian tujuan.

(Riduwan, 2010, hal. 190).

Belajar pada prinsipnya adalah berbuat atau beraktivitas. Tidak ada

belajar jika tidak ada aktivitas. aktivitas merupakan prinsip penting dalam proses

pembelajaran. Aktivitas siswa dalam pembelajaran merupakan hal penting dan

perlu diperhatikan sehingga belajar yang ditempuh benar-benar memperoleh

hasil optimal. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat

saja, tetapi lebih kompleks dari itu. Aktivitas siswa merupakan salah satu tujuan

yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran. Makin tinggi aktivitas belajar

siswa, maka makin tinggi pul a peluang berhasilnya pengajaran. Ini berarti

kegiatan guru mengajar, harus mampu merangsang siswa melakukan berbagai

aktivitas belajar. (Nana Sudjana, 2009, hal. 72).

Faktor aktivitas siswa sebagai subjek belajar sangat menentukan, karena

dalam proses tersebut siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap

informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa terlibat secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran, agar hasil belajarnya lebih baik dan sempurna. Dengan

demikian, maka untuk merangsang aktivitas siswa dalam belajar guru harus

melakukan upaya-upaya.
4

Upaya ini merupakan usaha ataupun kegiatan yang mengerahkan tenaga

dan pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Upaya yang dapat dilakukan guru

untuk meningkatkan aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung

tentunya terdiri dari beragam usaha ataupun kegiatan yang disesuaikan dengan

kondisi para siswanya. Upaya yang dilakukan guru harus bisa membangkitkan

aktivitas siswa baik secara fisik (jasmani) maupun mental (rohani). Upaya guru

dalam meningkatkan aktivitas siswa meliputi usaha-usaha dalam mengaktifkan

indera, akal, ingatan dan emosi siswanya. Upaya ini menuntut guru untuk dapat

memahami karakter setiap siswa ketika belajar dan berdasarkan pemahaman itu

pula guru bisa menciptakan pembelajaran yang mampu mendorong siswa befikir

serta bertindak secara aktif dan kreatif.

Upaya guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dapat dilakukan

dengan memperhatikan cara atau metode mengajar secara tepat, efisien dan

efektif. Sebagaimana dikatakan oleh slameto agar siswa dapat

menerima,menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran maka guru harus

bisa memilih cara yang tepat yang perlu direncanakan dengan baik sebelum

memulai proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan cara atau metode tersebut

merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk mempengaruhi

aktivitas belajar siswa, yang nantinya dapat meningkatkan kegiatan belajar

mengajar dan motivasi belajar siswa. Harapannya upaya yang dilakukan guru

dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa benar-benar dapat membantu para

siswa dalam memahami materi pelajaran tanpa ada rasa jenuh dan bosan serta

bertindak aktif dalam proses pembelajaran tersebut. (Slameto, 2003, hal. 65).
5

Makhluk Allah yang diberi kewajiban dalam mencari ilmu adalah

manusia. Yang mana ilmu tersebut berguna untuk bekal kehidupannya di dunia

maupun diakhirat. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW:

‫لى كُ ِل ُمس ِْل م‬


َ ‫ع‬ َ ‫ب ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬
َ ٌ‫ضة‬ ُ َ ‫طل‬
َ

Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.”

Selain itu, dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11

Artinya:“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Q.s. al-

Mujadalah : 11)

Selain itu dalam penyampaian materi maupun bimbingan terhadap

peserta didik hendaknya dilakakuan dengan cara yang baik yaitu dengan lemah

lembut, tutur kata yang baik, serta dengan cara yang bijak.

Artinya: “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata

yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (taha:44) Proses

belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar manakala ada interaksi

yang kondusif antara guru dan peserta didik. Komunikasi yang arif dan bijaksana

memberikan kesan mendalam kepada para siswa sehingga “teacher oriented”

akan berubah menjadi “student oriented”. Guru yang bijaksana akan selalu

memberikan peluang dan kesempatan kapada siswanya untuk berkembang.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada

tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum

yang telah ada sebelumnya, baik kurikulum berbasis kompetensi yang telah
6

dirintis pada tahun 2004 maupun kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada

tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada kurikulum 2013 ini adalah

adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi

aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan Pembelajaran. Pada

kurikulum 2013 lebih bersifat tematik integrative dalam semua mata pelajaran.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa kurikulum 2013 adalah sebuah

kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan

kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan

pengetahuan. (Fadlillah, 2014, hal. 16).

Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang

tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang

diperoleh siswa melalui pengetahuan dibangku sekolah. Dengan kata lain antara

soft skills dan hard skills dapat tertanam secara seimbang, berdampingan dan

dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya kurikulum

2013 harapannya siswa dapat memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan

pengetahuan yang meningkat dan berkembang sesuai dengan jenjang pendidikan

yang sedang ditempuh siswa. (Fadlillah, 2014, hal 16-17).

Pembelajaran tematik sebagai pendekatan baru merupakan seperangkat

wawasan dan aktivitas berpikir dalam merancang butir-butir pembelajaran yang

ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan keterampilan

yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran secara utuh dan padu. Atau dengan

pengertian lain pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran


7

yang menghubungkan, merakitkan atau menghubungkan sejumlah konsep dari

berbagai mata pelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat

perhatian atau mengembangkan pengetahuan atau keterampilan siswa secara

stimulan.

Sesuai dengan kurikulum yang baru, saat ini pembelajaran di SD atau MI

mulai diarahkan pada kurikulum 2013, atau lebih sering disebut dengan

pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik menggabungkan beberapa

pelajaran dalam satu tema yang masih memiliki keterkaitan antara mata

pelajarannya. Pembelajaran tematik juga berisikan pembelajaran yang bermakna

bagi siswa.

Pembelajaran tematik merupakan suatu wahana pembelajaran yang

diharapkan tumbuh seiring dengan perkembangan siswa dalam melihat diri dan

lingkungannya. Dalam pembelajaran yang aktif, siswa dituntut untuk mengalami

sendiri, berlatih, berkegiatan, sehingga baik daya pikir, emosional, dan

keterampilan mereka dalam belajar terus berlatih. Siswa juga harus berpartisipasi

dalam proses pembelajaran dengan melibatkan diri dalam berbagai jenis kegiatan

sehingga secara fisik mereka merupakan bagian dari pembelajaran tersebut.

Di dunia saat ini sedang marak wabah coronavirus yang dapat

menyebabkan penyakit yang disebut COVID-19. COVID-19 yang terjadi di

berbagai negara termasuk Indonesia berdampak pada berbagai bidang termasuk

pendidikan. Saat ini dunia pendidikan sedang menghadapi permasalahan yang

cukup kompleks. Serangan virus tersebut berdampak pada penyelenggaraan

pembelajaran di semua jenjang pendidikan. Tentunya tidak ada banyak kendala


8

pada jenjang perguruan tinggi dan sebagian sekolah menengah yang sudah

terbiasa menerapkan pembelajaran online, namun tidak demikian dengan jenjang

pendidikan dasar (sekolah dasar) yang bahkan tidak diperbolehkan membawa

perangkat komunikasi (handphone) ke sekolah atau ke ruang kelas.

Pada tanggal 24 Maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020 tentang

pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran COVID-19.

Proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh

yang bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses

pembelajaran. Pembelajaran daring membuat siswa memiliki keleluasaan waktu

belajar, dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat berinteraksi dengan

guru menggunakan beberapa aplikasi seperti classroom, video converence,

telepon atau live chat, zoom maupun melalui whatsapp group. Pembelajaran ini

merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan

sumber belajar yang variatif. (Nakayama M, Yamamoto,hal, 2007: 200).

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di Madrasah Ibtidaiyah

1 Ogan Ilir, terlihat bahwa guru tematik sudah cukup baik melaksanakan

pembelajaran dan sudah tampak adanya upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswanya, seperti memberikan kesempatan

kepada siswa agar terlibat langsung atau bersikap aktif selama berlangsungnya

proses pembelajaran dan guru juga menggunakan media pembelajaran guna


9

memotivasi siswa belajar. Namun, penulis masih melihat terjadinya fenomene-

fenomena berikut:

1. Masih ada siswa yang kurang bersemangat ketika mengikuti pelajaran

khususnya dimasa pandemi covid-19.

2. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan gurunya menerangkan pelajaran

tematik khususnya dimasa pendemi covdid-19.

3. Masih ada siswa yang tidak mencatat materi yang dijelaskan oleh gurunya.

4. Masih ada siswa yang kurang berani dalam mengajukan dan menjawab

pertanyaan.

5. Masih ada siswa yang mencontek ketika mengerjakan tugas yang diberikan

oleh gurunya.

Melihat gejala-gejala dilapangan tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Upaya Guru Dalam Meningkatkan

Aktifitas Belajar Pada Pembelajaran Tematik Siswa Di Masa Pandemi

Covid 19 Di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam Penelitian kualitatif ini adalah:

1. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan aktifitas belajar pada

pembelajaran tematik pada masa pandemi covid-19 siswa kelas V Madrasah

Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir ?


10

2. Apa saja faktor pendukung guru dalam meningkatkan aktifitas belajar pada

pembelajaran tematik dimasa pandemi covid-19 siswa kelas V Madrasah

Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir ?

3. Apa saja faktor penghambat guru dalam meningkatkan aktifitas pada

pembelajaran tematik dimasa pandemi covid-19 siswa kelas V Madrasah

Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir?

C. Pembatasan Masalah

Agar peneliti lebih terarah dan lebih sesuai dengan tujuan yang

diharapkan, perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas V di Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir

pada semester genap.

2. Mata pelajaran tematik tema 7 peristiwa dalam kehidupan dan sub tema 1

peristiwa kebangsaan masa penjajahan pembelajaran ke 2

3. Hasil belajar siswa ditunjukkan dalam ranah psikomotorik yaitu

mempraktikkan gerak sikap tubuh (duduk, membaca, berdiri, jalan), dan

bergerak secara lentur serta seimbang.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini ialah ingin meningkatkan aktifitas belajar

pada pembelajaran tematik siswa masa pandemi covid-19 kelas V Madrasah

Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir.


11

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Sebagai sumber informasi dan dapat dijadikan bahan kajian untuk

mengadakan koreksi diri. Sekaligus untuk memperbaiki kualitas diri sebagai

pendidik professional dalam upaya untuk meningkatkan mutu, proses dan

hasil belajar peserta didik.

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan upaya

peningkatan hasil belajar peserta didik sehingga dapat merubah prolehan

pringkat yang lebih maksimal.

3. Bagi Sekolah

Penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan masukkan

bagi sekolah untuk memperbaiki praktek pembelajaran suapaya lebih efektif

dan dapat meningkatkan proses pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah

1 Ogan Ilir.

4. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan

serta memenuhui salah satu persyaratan gelar sarjana strata (S1) dalam bidang

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan

UIN Raden Fatah Palembang.


12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Guru
Secara umum guru dapat diartikan sebagai orang yang memiliki

tanggung jawab mendidik. Secara khusus, guru dapat diartikan sebagai orang

yang bertanggung jawab terhadap perkembangan murid dengan

mengupayakan

perkembangan seluruh potensinya, baik potensi afektif, kognitif, dan

psikomotorik. Secara ethimologi Istilah guru menurut kamus bahasa

Indonesia adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesi)

mengajar. Dan secara terminologi yang diberikan oleh para ahli, istilah guru

adalah sebagai berikut:

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, guru adalah

seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan

anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-baiknya dengan anak

didik, sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan

keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan, dan keilmuan.

Sedangkan menurut Mulyasa, istilah guru adalah pendidik yang

menjadi tokoh, panutan dan identifikasi para peserta didik dan

lingkungannya, karena itulah guru harus memiliki standar kualitas pribadi

tertantu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.


13

Menurut Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar

Mengajar menjelaskan bahwa guru adalah “satu komponen manusiawi dalam

proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber

daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru

yang merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan harus berperan serta

secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional

sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang).

Dari beberapa pengertian yang diberikan oleh para ahli, seperti yang

telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa guru adalah seorang

pendidik/pengajar yang bertanggung jawab dalam tugasnya untk mengajar

secara profesional juga membangun citra pada dirinya bahwa ia pantas

menjadi panutan para peserta didiknya di sekolah maupun dilingkungan

masyarakat sekitarnya.

Dengan demikian pengertian guru adalah seorang yang pekerjaannya

bertanggung jawab mendidik/mengajar secara profesional yang mencakup

tanggung jawab, wibawa,mandiri,dan disiplin yang mana setiap perkataan

dan perbuatannya menjadi panutan bagi anak didik dan lingkungan

masyarakat sekitarnya.

2. Upaya Meningkatkan

A. Pengertian Upaya

Upaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan

sebagai usaha atau kegiatan yang mengerahkan tenaga, pikiran untuk


14

mencapai suatu tujuan. Upaya juga berarti usaha, akal, ikhtiar untuk

mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan mencari jalan

keluar.Upaya dapat dipahami sebagai suatu kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan sesorang untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan

dengan mengerahkan tenaga dan pikirannya.

B. Pengertian Meningkatkan

Meningkatkan berasal dari kata meningkat. Menurut Poerwadarminta

meningkatkan adalah suatu proses yang harus ditingkatkan dari yang rendah,

sedang maupun tinggi. Meningkatkan mengandung pengertian :Menaikkan,

mempertinggi dan memperhebat.

1) Mengangkat diri.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa

upaya meningkatkan adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan

sesorang dalam rangka menaikkan, mempertinggi dan memperhebat

sesuatu yang ingin dicapainya dengan mengerahkan segenap tenaga dan

pikirannya.

3. Aktivitas Belajar

A. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam

interaksibelajar mengajar. Hal ini dikarenakan belajar itu sendiri pada

prinsipnya adalah berbuat/beraktivitas. Tidak ada belajar, jika tidak ada

aktivitas. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama


15

berlangsungnya proses pembelajaran. Siswa akan tampak melakukan

aktivitas ketika mereka belajar.

Hal lain yang bisa dikatakan bahwa dari semua asas didaktik,

aktivitaslah asas terpenting karena belajar itu sendiri merupakan suatu

kegiatan. Tanpa kegiatan tak mungkin seseorang belajar. Aktivitas yang

dimaksud bukan aktivitas jasmani saja melainkan juga aktivitas rohani.

Hal ini juga dibenarkan oleh setiap ahli pendidik.

Dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa, aktivitas belajar

mengandung beberapa prinsip diantaranya:

1) Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru

2) Menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh

siswa

Aktivitas belajar siswa mencakup dua aspek yang tidak dapat

dipisahkan, yakni aktivitas mental (emosional-intelektual-sosial) dan

aktivitas motorik (gerak fisik). Kedua aspek tersebut saling berkaitan satu

sama lain, saling mengisi dan menentukan.

Ahmad Rohani mengemukakan bahwa aktivitas mental adalah jika

daya jiwanya bekerja secara aktif, seperti mendengarkan, mengamati,

menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu

dengan yang lainnya dan sebagainya. Aktivitas motorik adalah siswa giat,

aktif anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja seperti

melakukan percobaan, mencatat dan sebagainya.


16

Berdasarkan penjelasan di atas, maka aktivitas belajar dapat

disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan siswa selama

berlangsungnya proses pembelajaran, baik itu melibatkan jasmani maupun

mentalnya sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang baru pada diri

siswa tersebut.

B. Jenis-jenis Aktivitas Belajar

Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengar dan mencatat seperti

yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul. B Diedrich yang

dikutip oleh Sardiman, bahwa aktivitas atau kegiatan jasmani dan rohani

yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah meliputi:

1) Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya, memberi,

membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan pekerjaan

orang lain.

2) Oral Activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

3) Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,

musik, pidato.

4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

5) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta,


diagram.
17

6) Motor Activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model mereparansi, bermain, berkebun, beternak.

7) Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Emosional Activities, menaruh minat, merasa bosan,

gembira,bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa aktivitas

belajar siswa itu bermacam-macam, tidak hanya mendengar dan mencatat

penjelasan guru, tetapi lebih luas dari hal itu. Kesemua jenis aktivitas

belajar siswa bisa diamati ketika berlangsungnya proses pembelajaran.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar

Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar

siswa, yaitu faktor internal (di dalam diri siswa) dan faktor eksternal (di

luar diri siswa).

1) Faktor Internal, yang meliputi:

a. Faktor Fisiologis, yang berhubungan dengan kondisi fisik siswa.

Kondisi fisik berpengaruh terhadap aktivitas belajar seseorang.

Kondisi fisik yang sehat akan memberikan pengaruh positif

terhadap kegiatan belajar siswa. Sebaliknyakondisi fisik siswa

yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar

yang maksimal.

b. Faktor Psikologis, yang meliputi:

1. Intelegensi/kecerdasan siswa
18

Intelegensi diartikan sebagai kemampuan Psiko-fisik

dalam rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkugan

melalui cara yang tepat. Intelegensi merupakan faktor yang

penting dalam faktor belajar siswa yang akan menentukan

kualitas belajarnya.

2. Motivasi

Motivasi adalah proses di dalam individu yang aktif,

mendorong, memberikan arah dan menjaga perilaku setiap saat.

Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena motivasi

merupakan salah satu penentu hasil belajar.

3. Minat

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seseorang yang tidak

berminat untuk belajar tidak akan bersemangat dalam proses

pembelajaran dan bahkan tidak mau belajar.

4. Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif

berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan

cara yang relative tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan

sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

5. Bakat

Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah

satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar.


19

Kemampuan baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata

setelah belajar atau berlatih

2) Faktor Eksternal, terdiri dari:

a. Faktor Keluarga, meliputi:

1. Cara orang tua mendidik

2. Relasi antara anggota keluarga

3. Keadaan ekonomi keluarga

4. Latar belakang Kebudayaan

5. Pengertian orang tua

b. Faktor Sekolah, yang meliputi:

1. Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus

dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang

baik akan mempengaruhi belajar yang tidak baik pula. Agar

siswa dapat belajar dengan baik, maka metode harus tepat,

efektif dan efisien.

2. Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar adalah

menyajikan agar siswa menerima, menguasai dan

mengembangkan bahan pelajaran itu.


20

3. Alat Pelajaran

Alat pelajaran yang baik dan lengkap sangat diperlukan,

agar guru dapat mengajar dengan baik dan siswa dapat

menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik

pula.

4. Relasi siswa dengan baik

Relasi guru yang baik terhadap siswa, menyebabkan

siswa menyukai gurunya, mata pelajaran yang diberikan

sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya.

5. Relasi siswa dengan siswa

Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu,

agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar

siswa.

6. Keadaan Gedung

Variasi karakteristik siswa, menuntut keadaan gedung

yang memadai dalam setiap kelas. Siswa tidak akan bisa belajar

dengan nyaman kalau kelas tidak memadai.

7. Waktu sekolah

Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar

mengajar di sekolah baik pagi, siang, sore atau malam hari.

8. Metode belajar

Hasil belajar siswa akan meningkat bila cara belajar

siswa tepat dan cukup istirahat.


21

4. Pembelajaran Tematik

A. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah salah satu strategi pembelajaran terpadu

yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran satu

dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan pengalaman yang

bermakna pada siswa. Tema menjadi pokok pembicaraan dan gagasan yang

mudah memusatkan siswa pada satu tema tertentu. Dengan strategi

pembelajaran tematik ini, siswa akan lebih fokus dan konsentrasi sehingga

pemahaman terhadap satu materi pelajaran akan lebih mendalam. (Rusman,

2011, hal. 250).

Pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk mengembangkan

pengetahuan siswa dalam pendekatan pengetahuan berdasarkan interaksi

dengan lingkungan baik itu dilingkungan sekolah maupun lingkungan

dirumah dan masyarakat. Selain itu pengembangan pengetahuan siswa juga

dapat dilihat dari pengalamanan kehidupan yang pernah mereka alami.

(Rusman, 2011, hal. 250). Jadi pembelajaran tematik merupakan suatu

pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa

aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan

adanya pemaduan itu siswa dapat memperoleh pengetahuan dan

keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi

siswa.

Pembelajran tematik merupakan model pembelajaran yang


22

mengembangkan dimulai dengan menentukan topik tertentu topik sebagai

tema atau topik sentral. Setelah tema ditetapkan, selanjutnya tema itu

dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub-sub tema dari bidang studi lain

yang terkait (Fogarti, 1991: Hesty, 2008). Tema adalah pokok pikirkan atau

gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan . Selanjutnya menurut

Kunanda, tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan berbagai

konsep kepada anak didik secara utuh

B. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik

1) Menentukan Tema

Tema dapat ditetapkan oleh pengambil kebijakan guru atau

ditetapkan bersama dengan peserta didik.

2) Mengintegrasikan tema dengan kurikulum pada tahap ini guru harus

mampu mendesain tema pembelajaran dengan cara terintegrasi sejalan

dengan tuntutan kurikulum, dengan mengedepankan dimensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

3) Mendesain rencana pembelajaran tahapan ini mencangkup

pengorganisasian sumber belajar, bahan belajar, media belajar, teramsuk

kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk menunjukkan suatu tema

pembelajaran terjadi dalam kehidupan nyata.

C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik

1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah digunakan

untuk memadukan bidang studi


23

2) Tema harus bermakna, artinya tema yang dipilih harus memberikan bekal

bagi siswa untuk belajar selanjutnya.

3) Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat

siswa.

4) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.

5) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa yang aktual

dalam kehidupan siswa.

6) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang

berlaku serta harapan masyarakat.

7) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan ketersediaan sumber

belajar.

D. Manfaat PembelajaranTematik

Dengan menerapkan pembelajaran tematik, peserta didik dan guru

mendapatkan banyak manfaat, diantara manfaat tersebut adalah.

1. Pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman konseptual peserta

didik terhadap realitas sesuai dengan tingkat perkembangan

intelektualitasnya. Pasalnya, anak-anak membentuk konsep melalui

pengalaman langsung.

2. Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik mampu

mengekplorasi pengetahuan melalui serangkaian proses kegiatan

pembelajaran. Melalui tema, menghubungkan informasi yang

terpisahpisah menjadi satu kesatuan yang utuh.


24

3. Pembelajaran tematik mampu meningkatkan eratan antara hubungan

antar peserta didik. Tema-tema pembelajaran yang erat hubungannya

dengan pola kehidupan sosial, sangat membantu peserta didik agar

mampu beradaptasi dan berganti peran dalam melakukan pekerjaan yang

berbeda.

4. Pembelajaran tematik membantu guru dalam meningkatkan

keprofesionalismenya. Pembelajaran tematik membutuhkan kecermatan

dan keseriusan guru, baik dalam menemukan tema yang kontekstual,

merancang rencana pembelajaran, menyiapkan metode yang tepat,

merumuskan tujuan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran secara

konsisten dengan tema pembelajaran, sampai menyusun instrumen

penilaian (evaluasi) yang relevan dengan kegiatan pembelajaran

E. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah,

pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student contered), hal

ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih bnyak

berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan

kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.


25

2) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung

kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini,

siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk

memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3) Pemisahan pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran

menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada

pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan

siswa.

4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai

mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian,

siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini

diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah

yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru

dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata

pelajaran yang lainnya. Bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa

dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.


26

6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa Siswa

diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya

sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan


Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAIKEM yaitu
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. (Majid, 2014,
hal. 89-90).
27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi tempat penelitian adalah Madrasah

Ibtidaiyah Negeri 01 Ogan Ilir yang terletak di jalan Lanang Kuaso No. 80 Km

67 Payaraman Kabupaten Ogan Ilir Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Secara harfiah, sesuai dengan namanya, penelitian kualitatif adalah

jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur

kuantifikasi, perhitungan statistic, atau bentuk cara-cara lainnya yang

menggunakan ukuran angka. Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan

aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik fakta, kualitas, nilai atau

makna hanya dapat diungkapkan melalui linguistic, bahasa, atau kata-kata.

Adapun penelitian kualitatif menurut Bogdan & Taylor adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan berprilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada

latar dan individu secara holistik (utuh).

Lebih lanjut, Creswell mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif

adalah pendekatan untuk membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan

perspektifkontruktif (misalnya, makna-makna yang bersumber dari


28

pengalaman individu, nilai-nilai sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk

membangun teori atau pola pengetahuan tertentu), atau berdasarkan perspektif

partisipatori (misalnya: orientasi terhadap politik, isu, kolaborasi, atau

perubahan).

Berdasarkan definisi tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatakan pemahaman

yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan social, bukan

mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan

penelitian kuantitatif dengan positivismenya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena dalam

melakukan tindakan kepada subyek penelitian yang sangat diutamakan adalah

mengungkapkan makna, yakni makna dan proses pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan motivasi, kegairahan, dan prestasi belajar melalui tindakan yang

dilakukan.

Pendekatan ini juga digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generelisasi.

Metode yang digunakan oleh peneliti adalah Metode studi kasus,

Metode studi kasus adalah meneliti suatu kasus atau fonemena tertentu yang

ada dalam Masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari

latar belakang, keadaan, interaksi yang terjadi. Studi kasus dilakukan pada
29

suatu kesatuan sistem yang bisa berupa program, kegiatan, pristiwa, atau

sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi tertentu.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sesuai dengan

tujuan peneliti lakukan dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan

kelengkapan data yang ingin diteliti, maka di perlukan dua jenis data yaitu

primer dan sekunder, data tersebut yang meliputi:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

diamati dan dicatat untuk pertama kalinya, penelitian berhubungan langsung

dengan penelitian yang bersangkutan. Data primer yang diperoleh oleh

peneliti adalah:

1) Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, tentang faktor penghambat

dan pendukung Upaya meningkatkan aktifitas belajar Pada

pembelajaran Tematik masa pandemi COVID-19 Madrasah Ibtidaiyah

1 Ogan Ilir .

2) Hasil wawancara dengan guru pengajar pada pembelajaran tematik di

Kelas V, Tentang Upaya Guru dalam meningkatkan aktifitas belajar

Pada pembelajaran Tematik masa pandemi COVID-19 Madrasah

Ibtidaiyah 1 Ogan ilir.


30

3) Hasil wawancara dengan siswa pada pembelajaran tematik di Kelas V,

Tentang aktifitas belajar Pada pembelajaran Tematik masa pandemi

COVID-19 Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti tetapi data yang sudah jadi dituangkan dalam

lapangan penelitian.

Misalnya data dari biro satatistik, majalah, Koran, keterangan-

keterangan atau publikasi lainnya.

2. Sumber Data

Yang di maksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek

penelitian darimana data di peroleh. Sedangkan menurut Suharsini Arikunto

yang di maksud dengan sumber data adalah subjek darimana data-data di

peroleh. Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang

didapat melalui wawancara sumber data peristiwa (situasi) yang didapat

melalui observasi. Dan sumber data dari dokumen di dapat dari instansi

terkait. “Menurut LOfland sumber data utama dalam penelitian kualitatatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain.

Sumber data disini merupakan subjek dari mana data yang diperoleh yaitu :

a. Sumber data berupa manusia, yakni Kepala Sekolah, Guru dan Siswa.
31

b. Sumber data berupa suasana dan kondisi proses pelaksanaan pembelajaran

tematik.

c. Sumber data berupa dokumnetasi, berupa foto kegiatan, arsip dokumentasi

resmi yang berhubungan dengan keberadaan sekolah baik jumlah siswa

dan sistem pembelajaran di Sekolah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini peneliti menggunakan tiga macam teknik pengumpulan

data yaitu:

1. Observasi (observation)

Dalam observasi ini ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian. Yamin (2009) menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif

peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang

mereka ucapkan, dan berpatisipasi aktif dalam aktifivitas mereka” (hal.79).

penelitian partisipatif ini kemudian dikhususkan lagi menjadi partisipasi

pasif (passive participation) artinya peneliti datang ke tempat kegiatan

orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung

terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati

kegiatankegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran

tematik Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir. Observasi yang

dilakukan penulis dalam skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman

observasi yang disusun sebagai berikut:


32

a. Mencatatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku, cara

berfikir.

b. Tindakan saat dalam proses belajar mengajar.

c. Tindakan ketika menyelesaikan tugas.

d. Tindakan ketika diskusi.


e. Tindakan ketika presentasi belajar.

f. Social dan tempat lingkungan.

g. Ekspresi saat wawancara.

2. Wawancara

Umar menyatakan wawancara adalah pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. Wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur

(semistructure interview) dimana pelaksanaannya lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu

bila peneliti atau pengumpul dan telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh . Dalam skripsi ini, penulis menggunakan

metode wawancara yang dilakukan kepada subyek dengan menggunakan

dokumentasi catatan lapangan.

Adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai berikut:

a) Latar belakang, lingkungan dan aktivitas belajar pada masa pandemi

COVID-19 siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir.


33

b) Berlangsungnya proses pembelajaran Tematik pada masa pandemi

COVID-19 siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir.

c) Faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan aktifitas belajar

siswa dalam pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir.

3. Dokumentasi (Dokoumentation)

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang

bersumber dari arsip dan dokumen baik yang yang berada di Madrasah

Ibtidaiyah 1 Ogan ilir, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut.

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau

mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai

dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui

dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang diteliti. Adapun di

dalam skripsi ini penulis mengumpulkan : sejarah sekolah, profil sekolah,

jumlah seluruh siswa, struktur organisasi, Visi dan misi., tujuan, keadaan

personil sekolah, dan data siswa kelas V. Foto atau gambar, penggunaan

foto dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang tidak dapat

ditemukan secara tertulis sekaligus menjadi pelengkap serta bukti

penelitian. Foto yang digunakan adalah foto yang dihasilkan oleh peneliti di

Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam


34

unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis merupakan cara

untuk mengolah data agar diperoleh kesimpulan yang digunakan peneliti untuk

menguraikan dan mengolah data pada objek yang diteliti.

1. Analisis Sebelum di lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti

memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi

pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan

fokus penelitian. Namun, fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan

akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.

2. Analisis data di lapangan

Peneliti ini menggunakan teknik analisis data deskriftif kualitatif

yaitu menguraikan, menggambarkan, dan menjelaskan data yang didapat dari

hasil penelitian kemudian di ambil kesimpulan sebagai hasil dari analisis.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam

periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis

terhadap jawaban yang diwawancarai. Jika jawaban yang diwawancarai

setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan

pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.

Sugiyono, mengemukakan bahwa aktivitas dalam anlisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai


35

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu

data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Saiful Annur sebagai berikut:

a. Reduksi Data (Pengkodean data)

Reduksi data adalah suatu proses pemilihan, pemusatan, perhatian

pada penyerdahanaan, pengabtrakan dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menghilangkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data

dengan cara yang sedemikian rupa hingga kesimpulan akhir dapat ditarik.

b. Penyajian Data (pentabelan)

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.

c. Verifikasi (menarik kesimpulan)

Verifikasi adalah suatu tinjauan ulang catatan-catatan lapangan,

atau peninjauan kembali data yang ada. Dari data tersebut harus diuji

kebenarannya, dan kecocokannya yang merupakan validitas setelah itu

baru di tarik suatu kesimpulankesimpulan.

G. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan temuan merupakan konsep penting yang diperbarui dari

konsep keshahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut vesri

“passitivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan


36

paradigmanya sendiri. Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria

tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan,

kebergantunagn dan kepastian.

Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan

sendiri-sendiri. Kriteria derajat kepercayaan. Pemeriksaan datanya dilakukan

dengan:

1. Ketekunan pengamatan, bermaksud menemukna ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

dicari dan kemudian memusaatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

2. Triangulasi, adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Teknik

triangulasi yang bnyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber

lainnya kepada orang lain mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

H. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji validitas

internal, validitas eksternal, reliabilitas, dan obyektivitas. (Sugiyono, 2017

:270). Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji kredibilitas untuk menguji

keabsahan data. Uji kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi

adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu. Terdapat tiga triangulasi dalam keabsahan data, yakni

triangulasi sumber, triangulasi pengumpulan data dan triangulasi waktu


37

(Sugiyono 2017:73). Pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi

sumber. Menurut Sugiyono (2017) triangulasi sumber untuk menguji

kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini data dari subjek akan

saling dicek melalui triangulasi sumber untuk memperoleh data yang kredibel.

Anda mungkin juga menyukai