Anda di halaman 1dari 104

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN AKITIVITAS BELAJAR

PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA DI MASA PANDEMI


COVID DI KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH 1 OGAN ILIR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Penulisan Skripsi

Oleh : SINDI SETIA RINI


NIM 1830201209

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir penelitian Upaya

Guru Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Pembelajaran Tematik

Siswa di Masa Pandemi COVID-19 Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1

Ogan Ilir ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari proposal skripsi ini adalah untuk

memenuhi penulisan skripsi. Selain itu, proposal ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi

sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Saya

menyadari, tugas penelitian yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang akan saya nantikan demi kesempurnaan.

Palembang, Juni 2022 Penulis,

Sindi Setia Rini Nim 1830201209

ii
ABSTRAK

Nama : Sindi Setia Rini

Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : Upaya Guru Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada


Pembelajaran Tematik Siswa di Masa Pandemi COVID-
19
Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Ogan Ilir.

Skripsi ini membahas tentang Upaya Guru Dalam Meningkatkan Aktivitas


belajar pada Pembelajaran Tematik Siswa Masa Pandemi COVID-19 Kelas V
Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir. peneliti akan memfokuskan penelitiannya pada:
1). upaya guru dalam meningkatkan aktivitas belajar pada pembelajran tematik
dimasa pandemi COVID-19 siswa kelas V 2). Upaya guru dalam mengatasi faktor
penghambat dalam aktivitas belajar pada pembelajaran tematik dimasa pandemi
COVID-19 siswa kelas V 3). Faktor pendukung guru dalam meningkatkan
aktivitas belajar pada pembelajaran tematik dimasa pandemi COVID-19 siswa
kelas V. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek
penelitian:kepala sekolah, guru kelas V, siswa kelas V, Teknik pengumpulan data:
observasi, wawancara, dokumentasi.
Hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : 1).
upaya guru dalam meningkatkan pembalajran tematik di masa pandemi covid -19
di Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir adalah dengan cara mengajar seorang guru,
ketika seorang pengajar kreatif dalam mengajar dan menjelaskan pembelajaran
kepada siswa/i nya tentu saja siswa tersebut tidak merasa bosan atau jenuh dalam
mengikuti pembelajran itu tentu saja disini juga guru dituntut untuk merancang
rpp dan media pembelajaran tematik yang membuat siswa/i berperan aktif
didalam pembelajarannya. 2) Kendala yang dihadapi oleh guru dalam
meningkatkan aktivitas belajar tematik di masa pandemi COVID-19 ini di sekolah
Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir adalah pengaruh teman yang ribut saat
pembelajaran, dan waktu belajar, interaksi dan pendekatan guru yang biasanya
tidak dibatasi karena masa pandemi COVID-19 ini siswa jadi dibatasi semua
kegiatan belajar dalam pembelajaran tematik dan pembelajaran lainya.3). Faktor
pendukung yang membantu guru dalam meningkatkan pembelajaran tematik
dalam masa pandemi COVID-19 di Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir adalah guru
menyiapkan pembelajaran yang kreatif dimulai dari persiapan rpp, metode belajar,
dan media yang bervariasi suapaya kegaiatan belajar mengajar lebih efektif dan
efesien serta sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diajarkan.
Kata Kunci : aktivitas belajar, Pembelajaran tematik, masa pandemi COVID-19

iii
ABSTRACT

Name : Sindi Setia Rini

Study Program : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education

Judul : Teachers' Efforts to Increase Learning Activities in


Thematic Learning ofStudents during the COVID-19
Pandemic Class V Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir

This thesis discusses the Teacher's Efforts to Increase Learning Activities


in Student Thematic Learning during the COVID-19 Pandemic, Class V,
Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir. Researchers will focus their research on: 1).
the teacher's efforts to increase learning activities in thematic learning during the
COVID-19 pandemic, grade V students 2). The teacher's efforts to overcome
inhibiting factors in learning activities in thematic learning during the COVID-19
pandemic, grade V students 3). Teacher supporting factors in increasing learning
activities in thematic learning during the COVID-19 pandemic for grade V
students. This study used a qualitative approach. Research subjects: principal,
class V teacher, grade V students, data collection techniques: observation,
interviews, documentation.
The results of research conducted by researchers are as follows: 1). The
teacher's effort in increasing thematic learning during the Covid -19 pandemic in
Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir public elementary schools is by teaching a
teacher, when a teacher is creative in teaching and explaining learning to
students, of course the student does not feel bored or bored in following the
learning, of course here the teacher is also required to design RPP and thematic
learning media that make students play an active role in their learning. 2) The
obstacles faced by teachers in increasing thematic learning activities during the
COVID-19 pandemic in Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir public elementary
schools are the influence of noisy friends during learning, and learning time,
teacher interactions and approaches which are usually not limited because
during the COVID-19 pandemic, students were limited to all learning activities in
thematic learning and other learning. 3). Supporting factors that help teachers
improve thematic learning during the COVID-19 pandemic in 44 Madrasah
Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir public elementary schools is that teachers prepare creative
learning starting from rpp preparation, learning methods, and various media so
that teaching and learning activities are more effective and efficient and in
accordance with the learning objectives being taught.
Keywords: learning activities, thematic learning, COVID-19 pandemic

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER SKRIPSI................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................9
C. Batasan Masalah.........................................................................................10
D. Rumusan Masalah.......................................................................................10
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian..................................................................11
F. Tinjauan Pustaka.........................................................................................12
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................17
A. Kajian Teori................................................................................................17
1. Guru.........................................................................................................17
2. Upaya Meningkatkan..............................................................................18
a. Pengertian Upaya.................................................................................18
b. Pengertian Meningkatkan....................................................................19
a. Aktivitas Belajar..................................................................................24
b. Jenis-jenis Aktivitas Belajar................................................................26
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar..........................27
3. Pembelajaran Tematik.............................................................................31
a. Pengertian Pembelajaran Tematik.......................................................31
b. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik....................................................33
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik................................................33
d. Manfaat Pembelajaran Tematik...........................................................34
e. Karakteristik Pembelajaran Tematik...................................................35
4. Pandemi Covid dan Pelaksanaan Pendidikan..........................................36

v
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................50
A. Lokasi Penelitian.........................................................................................50
B. Pendekatan dan Metode Penelitian.............................................................50
C. Jenis dan Sumber Data................................................................................51
D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................53
E. Teknik Analisis Data...................................................................................56
F. Teknik Keabsahan Data..............................................................................58
G. Uji Keabsahan Data....................................................................................59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................60
A. Deskripsi Lokasi Penelitian........................................................................60
1. Sejarah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman....................................60
2. Keadaan Guru MIN 1 Ogan Ilir..............................................................61
3. Keadaan Siswa MIN Payaraman.............................................................64
4. Struktur Organisasi Min Payaraman.......................................................65
5. Keadaan sarana dan prasarana MIN Payaraman.....................................66
6. Kurikulum Pendidikan...........................................................................67
7. Tujuan Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman..............68
8. Visi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman..........................................68
B. Temuan Khusus (Pembahasan)......................................................................69
BAB V PENUTUP.................................................................................................85
A. KESIMPULAN...........................................................................................85
B. SARAN.......................................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................60
LAMPIRAN...........................................................................................................62

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4 1 Daftar Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman....................................61


Tabel 4 2 Keadaan Guru dan Pegawai Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman.............62
Tabel 4 3 Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman Tahun Ajaran
2020/2021........................................................................................................................64
Tabel 4 4 Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman..........67

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4 1 Struktur Organisasi MIN Payaraman Tahun Ajaran 2021/2022...................66
Gambar 4 2 Wawancara dengan Kepala Sekolah Drs. Srigani MM.................................70
Gambar 4 3 Wawancara dengan Guru kelas V Bapak Ridwan.........................................75
Gambar 4 4 Wawancara dengan Juwita siswi kelas V.....................................................77
Gambar 4 5 upaya yang dilakukan.................................................................................79
Gambar 4 6 faktor yang mepengaruhi..............................................................................84

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya Pendidikan pada hakikatnya merupakan amanah dari Tuhan Yang

Maha Esa. Oleh karena itu, manusia harus mempertanggung jawabkan semua

upaya pendidikan kepada-Nya. Oleh karena itu pulalah, setiap upaya pendidikan

tidak hanya dilandasi oleh nilai-nilai yang dihasilkan oleh manusia sebagai hasil

renungan dari pengalamannya, lebih jauh nilai-nilai ketuhanan dan nilai yang

bersumber dari Tuhan harus dijadikan landasan untuk menilai pendidikan, dan

untuk menentukan nilai mana yang baik dan tidak baik didalam pendidikan.

Seperti Yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 2

Tahun 1989 Bab 1, Pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi

peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan adalah suatu proses dalam

rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyelesaiakan diri sebaik

mungkin dengan lingkungannya. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini

agar sasaran dan perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan.

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di

masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak

menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya, guru juga merupakan

unsur aparatur Negara dan abdi Negara. Karena itu, guru mutlak perlu mengetahui

kebijksanaan- kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan, sehingga dapat

melaksanakan ketentuan-ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah

1
dalam bidang pendidikan tersebut (Soetjipto dan kosasi. 1999. hal. 42). Guru

menjadi faktor yang menentukan mutu pendidikan karena guru berhadapan

langsung dengan para peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas. Guru

adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

mrmbimbing, melatih, dan mengevaluasikan peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Pendidikan selalu berhubungan dengan upaya pembinaan manusia, maka

keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada unsur manusianya. Unsur

manusia yang paling menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksana

pendidikan yaitu guru. Berdasarkan pandangan tersebut, maka pendidikan

merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan sisi kemanusiaannya

dalam melakukan tugas membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-

nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda.

Berbicara masalah pendidikan, maka kegiatan inti di setiap lembaga

pendidikan adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran itu meliputi aktivitas

guru dan aktivitas siswa. Pelaksanaan proses pembelajaran, menuntut guru untuk

memperhatikan perbedaan individual siswanya, yaitu pada aspek biologis,

intelektual dan psikologisnya. Oleh karena itu, tampaklah dua posisi subjek di

mana guru bertindak sebagai pihak yang mengajar sekaligus pemegang kunci

keberhasilan proses pembelajaran, sedangkan siswa adalah pihak yang belajar

untuk mendewasakan diri. Hubungan antara guru dan siswa ini harus didasari oleh

hal-hal yang bersifat mendidik dalam rangka pencapaian tujuan.

Belajar pada prinsipnya adalah berbuat atau beraktivitas. Tidak ada belajar

2
jika tidak ada aktivitas. aktivitas merupakan prinsip penting dalam proses

pembelajaran. Aktivitas siswa dalam pembelajaran merupakan hal penting dan

perlu diperhatikan sehingga belajar yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil

optimal. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat saja,

tetapi lebih kompleks dari itu. Aktivitas siswa merupakan salah satu tujuan yang

ingin dicapai melalui proses pembelajaran. Makin tinggi aktivitas belajar siswa,

maka makin tinggi pula peluang berhasilnya pengajaran. Ini berarti kegiatan guru

mengajar, harus mampu merangsang siswa melakukan berbagai aktivitas belajar.

Faktor aktivitas siswa sebagai subjek belajar sangat menentukan, karena

dalam proses tersebut siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap

informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa terlibat secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran, agar hasil belajarnya lebih baik dan sempurna. Dengan

demikian, maka untuk merangsang aktivitas siswa dalam belajar guru harus

melakukan upaya- upaya.

Aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi

belajar mengajar. Hal ini dikarenakan belajar itu sendiri pada prinsipnya

adalah berbuat/beraktivitas. Tidak ada belajar, jika tidak ada aktivitas. Belajar

merupakan aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama berlangsungnya proses

pembelajaran Siswa akan tampak melakukan aktivitas ketika mereka belajar.

Hal lain yang bisa dikatakan bahwa dari semua asas didaktik, aktivitaslah asas

terpenting karena belajar itu sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa

kegiatan tak mungkin seseorang belajar. Aktivitas yang dimaksud bukan

aktivitas jasmani saja melainkan juga aktivitas rohani. Hal ini juga

3
dibenarkan oleh setiap ahli pendidik

Upaya ini merupakan usaha ataupun kegiatan yang mengerahkan tenaga dan

pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk

meningkatkan aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung tentunya

terdiri dari beragam usaha ataupun kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi para

siswanya. Upaya yang dilakukan guru harus bisa membangkitkan aktivitas siswa

baik secara fisik (jasmani) maupun mental (rohani). Upaya guru dalam

meningkatkan aktivitas siswa meliputi usaha-usaha dalam mengaktifkan indera,

akal, ingatan dan emosi siswanya. Upaya ini menuntut guru untuk dapat

memahami karakter setiap siswa ketika belajar dan berdasarkan pemahaman itu

pulaguru bisa menciptakan pembelajaran yang mampu mendorong siswa befikir

serta bertindak secara aktif dan kreatif.

Upaya guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dapat dilakukan

dengan memperhatikan cara atau metode mengajar secara tepat, efisien dan

efektif. Sebagaimana dikatakan oleh Slamet agar siswa dapat

menerima,menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran maka guru harus bisa

memilih cara yang tepat yang perlu direncanakan dengan baik sebelum memulai

proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan cara atau metode tersebut merupakan

salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk mempengaruhi aktivitas belajar

siswa, yang nantinya dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan motivasi

belajar siswa. Harapannya upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan

aktivitas belajar siswa benar-benar dapat membantu para siswa dalam memahami

materi pelajaran tanpa ada rasa jenuh dan bosan serta bertindak aktif dalam proses

4
pembelajaran tersebut.

Makhluk Allah yang diberi kewajiban dalam mencari ilmu adalah manusia.

Yang mana ilmu tersebut berguna untuk bekal kehidupannya di dunia maupun

diakhirat. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW: Artinya: “Menuntut ilmu

itu wajib atas setiap muslim.”Selain itu, dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-

Mujadalah ayat 11 yang berbunyi: Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman di antaramu dan orang-orangyang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat” (Q.s. al-Mujadalah : 11).

Selain itu dalam penyampaian materi maupun bimbingan terhadap peserta

didik hendaknya dilakakuan dengan cara yang baik yaitu dengan lemah

lembut, tutur kata yang baik, serta dengan cara yang bijak. Artinya: “Maka

berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut,

mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (taha:44)

Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar manakala ada

interaksi yang kondusif antara guru dan peserta didik. Komunikasi yang arif dan

bijaksana memberikan kesan mendalam kepada para siswa sehingga “teacher

oriented” akan berubah menjadi “student oriented”. Guru yang bijaksana akan

selalu memberikan peluang dan kesempatan kapada siswanya untuk berkembang.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada

tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum

yang telah ada sebelumnya, baik kurikulum berbasis kompetensi yang telah

dirintis pada tahun 2004 maupun kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada

tahun 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada kurikulum 2013 ini adalah

5
adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi

aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan Pembelajaran. Pada

kurikulum 2013 lebih bersifat tematik integrative dalam semua mata pelajaran.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa kurikulum 2013 adalah sebuah

kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan

kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan

pengetahuan.

Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang

tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh

siswa melalui pengetahuan dibangku sekolah. Dengan kata lain antara soft skills

dan hard skills dapat tertanam secara seimbang, berdampingan dan dapat

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya kurikulum 2013

harapannya siswa dapat memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan

pengetahuan yang meningkat dan berkembang sesuai dengan jenjang pendidikan

yang sedang ditempuh siswa.

Pembelajaran tematik sebagai pendekatan baru merupakan seperangkat

wawasan dan aktivitas berpikir dalam merancang butir-butir pembelajaran yang

ditujukan untuk menguntai tema, topik maupun pemahaman dan keterampilan

yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran secara utuh dan padu. Atau dengan

pengertian lain pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

menghubungkan, merakitkan atau menghubungkan sejumlah konsep dari berbagai

mata pelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian atau

mengembangkan pengetahuan atau keterampilan siswa secara stimulan.

6
Pembelajaran tematik adalah salah satu strategi pembelajaran terpadu

yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran satu

dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan pengalaman yang

bermakna pada siswa. Tema menjadi pokok pembicaraan dan gagasan

yang mudah memusatkan siswa pada satu tema tertentu. Dengan strategi

pembelajaran tematik ini, siswa akan lebih fokus dan konsentrasi sehingga

pemahaman terhadap satu materi pelajaran akan lebih mendalam.

Sesuai dengan kurikulum yang baru, saat ini pembelajaran di Mi mulai

diarahkan pada kurikulum 2013, atau lebih sering disebut dengan pembelajaran

tematik. Pembelajaran tematik menggabungkan beberapa pelajaran dalam satu

tema yang masih memiliki keterkaitan antara mata pelajarannya. Pembelajaran

tematik juga berisikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Pembelajaran tematik merupakan suatu wahana pembelajaran yang

diharapkan tumbuh seiring dengan perkembangan siswa dalam melihat diri dan

lingkungannya. Dalam pembelajaran yang aktif, siswa dituntut untuk mengalami

sendiri, berlatih, berkegiatan, sehingga baik daya pikir, emosional, dan

keterampilan mereka dalam belajar terus berlatih. Siswa juga harus berpartisipasi

dalam proses pembelajaran dengan melibatkan diri dalam berbagai jenis kegiatan

sehingga secara fisik mereka merupakan bagian dari pembelajaran tersebut.

Di dunia saat ini sedang marak wabah Corona Virus yang dapat

menyebabkan penyakit yang disebut COVID-19. COVID-19 yang terjadi di

berbagai negara termasuk Indonesia berdampak pada berbagai bidang termasuk

pendidikan. Saat ini dunia pendidikan sedang menghadapi permasalahan yang

7
cukup kompleks. Serangan virus tersebut berdampak pada penyelenggaraan

pembelajaran di semua jenjang pendidikan. Tentunya tidak ada banyak kendala

pada jenjang perguruan tinggi dan sebagian sekolah menengah yang sudah

terbiasa menerapkan pembelajaran online, namun tidak demikian dengan jenjang

pendidikan dasar (sekolah dasar) yang bahkan tidak diperbolehkan membawa

perangkat komunikasi (handphone) ke sekolah atau ke ruang kelas.

Pada tanggal 24 Maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan

kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran COVID-19. Proses belajar

dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh yang bertujuan

untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Pembelajaran daring

merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran daring membuat siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat

belajar kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat berinteraksi dengan guru

menggunakan beberapa aplikasi seperti classroom, video converence, telepon atau

live chat, Aplikasi Zoom maupun melalui whatsapp group. Pembelajaran ini

merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan

sumber belajar yang variatif.

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di Madrasah

Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir, terlihat bahwa guru tematik sudah cukup baik

melaksanakan pembelajaran dan sudah tampak adanya upaya yang dilakukan

untuk meningkatkan aktivitas belajar siswanya, seperti memberikan kesempatan

kepada siswa agar terlibat langsung atau bersikap aktif selama berlangsungnya

8
proses pembelajaran dan guru juga menggunakan media pembelajaran guna

memotivasi siswa belajar. Namun, penulis masih melihat terjadinya fenomena-

fenomena berikut:

1. Masih ada siswa yang kurang bersemangat ketika mengikuti pelajaran

khususnya dimasa pandemi COVID-19.

2. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan gurunya menerangkan

pelajaran tematik khususnya dimasa pendemi covdid-19.

3. Masih ada siswa yang tidak mencatat materi yang dijelaskan oleh gurunya.

4. Masih ada siswa yang kurang berani dalam mengajukan dan menjawab

pertanyaan.

5. Masih ada siswa yang mencontek ketika mengerjakan tugas yang diberikan

oleh gurunya.

Melihat gejala-gejala dilapangan tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Upaya Guru Dalam Meningkatkan

Aktivitasbelajar Pada Pembelajaran Tematik Siswa Masa Pandemi Covid 19

Kelas V Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir”.

B. Identifikasi Masalah

1. Masih ada siswa yang kurang bersemangat ketika mengikuti pelajaran

khususnya dimasa pandemi COVID-19.

2. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan gurunya menerangkan

pelajaran tematik khususnya dimasa pendemi covdid-19.

3. Masih ada siswa yang tidak mencatat materi yang dijelaskan oleh

9
gurunya.

4. Masih ada siswa yang kurang berani dalam mengajukan dan menjawab

pertanyaan.

5. Masih ada siswa yang mencontek ketika mengerjakan tugas yang

diberikan oleh gurunya.

C. Batasan Masalah

Agar peneliti lebih terarah dan lebih sesuai dengan tujuan yang

diharapkan, perlu adanya batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas V Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan

Ilir.

2. Mata Pelajaran Tematik Tema 2 Udara Bersih Bagi Kesehatan Sub Tema

2 Pentingnya Udara Bersih Untuk Kesehatan pembelajaran ke 3 .

3. Hasil belajar siswa ditunjukkan dalam ranah afektif yaitu berisi prilaku-

prilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi seperti minat, sikap,

apresiasi,dan cara penyesuaian diri

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian kualitatif ini adalah:

1. Bagaimana aktivitas belajar pada pembelajaran tematik pada masa

pandemi COVID-19 siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir?

10
2. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan aktivitas pada

pembelajaran tematik dimasa pandemi COVID-19 siswa Kelas V

Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi peningkatan aktivitas belajar

pada pembelajaran tematik dimasa pandemi COVID-19 pada siswa

kelas V Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir?

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini ialah:

a. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar pada pembelajaran

tematik pada masa pandemi COVID-19 siswa Kelas V Madrasah

Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir.

b. Untuk mengetahui bagaimana upaya guru dalam meningkatkan

aktivitas pada pembelajaran tematik dimasa pandemi COVID-19

siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir.

c. Untuk mengetahui Apa saja faktor pendukung dan penghambat guru

dalam meningkatkan aktivitas belajar pada pembelajaran tematik

dimasa pandemi COVID-19 siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah 1

Ogan Ilir.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

11
a. Bagi Guru

Sebagai sumber informasi dan dapat dijadikan bahan kajian untuk

mengadakan koreksi diri. Sekaligus untuk memperbaiki kualitas diri

sebagai pendidik professional dalam upaya untuk meningkatkan mutu,

proses dan hasil belajar peserta didik.

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

upaya peningkatan hasil belajar peserta didik sehingga dapat merubah

prolehan pringkat yang lebih maksimal.

c. Bagi Sekolah

Penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

masukkan bagi sekolah untuk memperbaiki praktek pembelajaran

suapaya lebih efektif dan dapat meningkatkan proses pembelajaran

tematik di kelas V Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir.

d. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk mengintegrasikan keterampilan dan

penetahuan serta memenuhui salah satu persyaratan gelar sarjana

strata (S1) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di

Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden

Fatah Palembang.

F. Tinjauan Pustaka

a. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Aji Fatma Dewi (2020) dengan

12
judul “Dampak COVID-19 terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di

Sekolah Dasar”. Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan.

Pengumpulan data diperoleh dari berita dan artikel-artikel pada jurnal

online. Peneliti melakukan penelusuran artikel dengan menggunakan kata

kunci “Dampak COVID-19” dan “Pembelajaran Daring”. Dari 10 sumber

yang didapatkan, kemudian dipilih yang paling relevan dan diperoleh 3

artikel dan 6 berita yang dipilih. Teknik penelitian dilakukan dengan

dokumentasi. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dampak

COVID-19 terhadap implementasi pembelajaran daring di sekolah dasar

dapat terlaksanakan dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil

data 3 artikel dan 6 berita yang menunjukan bahwa dampak COVID-19

terhadap implementasi pembelajaran daring di Mi dapat terlaksana dengan

cukup baik apabila adanya kerjasama antara guru, siswa dan orang tua

dalam belajar di rumah.

Persamaan dengan penelitian adalah sama-sama membahas aktivitas

variabel pembelajaran pada saat pandemic covid 19. Sedangkan perbedaan

adalah pada variabel pambelajaran tematik, dimana penelitian senelumnya

tidak menggunakan pembelajaran pola tematik dan lokasi penelitian yang

dilakukan pada Madrasah bukan di Sekolah Dasar .

b. Penelitian tentang Upaya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar

pada Pembelajaran Tematik Siswa Masa Pandemi Covid-19 Kelas V

Sekolah Dasar Negeri 44/X Rantau Rasau. Penelitian ini dilakukan oleh

seorang mahasiswi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas

13
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada

Tahun 2020 yang bernama Zakiyah Aprilia Rezky TPG.161988. Zakiyah

menyimpulkan bahwa dengan cara mengajar seorang guru, ketika seorang

pengajar kreatif dalam mengajar dan menjelaskan pembelajaran kepada

siswa/i nya tentu saja siswa tersebut tidak merasa bosan atau jenuh dalam

mengikuti pembelajran itu tentu saja disini juga guru dituntut untuk

merancang rpp dan media pembelajaran tematik yang membuat siswa/i

berperan aktif didalam pembelajarannya. Dan bukan guru saja yg tuntut

kreatif dalam mengajar tapi siswa juga dituntut berperan dan mandiri

dalam menyelaikan pembelajaran yang diajarkan oleh gurunya tersebut.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama sama membahas aktivitas

pembelajaran pada saat pandemic covid dan menggunakan pembelajaran

tematik. Perbedaaan ada pada lokasi penelitian yang dilakukan yaitu di

Madrasah bukan di Sekolah Dasar Negeri.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Rosidah, Maman Suherman (2020) dengan

judul “Potensi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

(PJOK) di tengah Pandemi Corona Virus Disease (COVID)- 19 di

SekolahDasar”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif

dengan pendekatan eksplanasi.. Unit analisis dalam penelitian ini adalah

Dina, dalam hal ini segala komponen yang terlibat pembelajaran

Pendidikan Jasmani ditetapkan sebagai unit analisis melalui purposive

sampling. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, melalui

teknik pengumpulan data yakni wawancara, pengamatan dan penelusuran

14
pustaka daring dengan analisis data kualitatif deskriptif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pembelajaran PJOK memiliki potensi untuk

dikembangkan di tengah masa pandemi COVID-19 melalui model

pembelajaran jarak jauh dengan pendekatan kolaboratif.

Persamaan dengann penelitian ini adalah sama-sama membahas aktivitas

pembelajaran di saat pandemic covid dengan metode daring. Sedangkan

pernedaannya pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan lokasi

penelitian.

d. Erwinestri Hanidar Nur Afifi1, Fatimatus Zahro Upaya Guru Dalam

Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Pembelajaran Tematik Siswa Di

Masa Pandemi Covid-19 Kelas V Sd Ies Al-Ghuroba Kabupaten Sorong

Dari hasil observasi yang diperoleh, aktivitas belajar siswa yang telah di

upayakan guru pada masa pandemi yaitu berjalannya beberapa aktivitas

dengan baik sesuai dengan upaya yang telah di rencanakan seperti (siswa

aktif membaca, rasa ingin tahu yang tinggi, siswa menulis catatan

pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru, dan siswa dapat

merangkum materi dengan baik). Adapun beberapa siswa yang tidak aktif

dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran yang telah di upayakan oleh

guru, sehingga menjadikan kegiatan aktivitas belajar belum sepenuhnya

terlaksana dengan baik sesuai dengan upaya guru.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama sama membahas aktivitas

pembelajaran pada saat pandemic covid dan menggunakan pembelajaran

tematik. Perbedaaan ada pada lokasi penelitian yang dilakukan yaitu di

15
Madrasah.

e. Suryana, Sukmawati, Suryani 2022 dengan judul Peningkatan Aktivitas

Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Di Kelas I Sekolah Dasar

Berdasarkan hasil penelitian terhadap aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran tematik dikelas I Sekolah Dasar Negeri 24 Kubu Raya secara

umum dapat dikatakan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa

dengan kategori peningkatan aktivitas tinggi. Aktivitas fisik mengalami

peningkatan yang signifikan dari Baseline dengan rata-rata persentase

53,70%, menjadi 77,78% pada Siklus I. Selanjutnya dari Siklus I dengan

rata-rata persentase 77,78% menjadi 88,89% pada Siklus II dengan kriteria

Sangat Baik. Aktivitas mental mengalami peningkatan yang signifikan dan

Baseline dengan rata-rata persentase 41,67% menjadi 59,72% pada Siklus

I dengan kriteria Baik. Selanjutnya dari Siklus I dengan rata-rata

persentase 59,72% menjadi 75% pada Siklus II dengan kriteria Baik.

Aktivitas emosional mengalami peningkatan yang signifikan dari Baseline

dengan rata-rata persentase 46,3% menjadi 63% pada Siklus I dengan

kriteria Baik. Selanjutnya dari Siklus I dengan rata-rata persentase 63%,

menjadi 83,33% pada Siklus II dengan kriteria Sangat Baik.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama sama membahas aktivitas

pembelajaran pada saat pandemic covid dan menggunakan pembelajaran

tematik. Perbedaaan ada pada lokasi penelitian yang dilakukan yaitu di

Madrasah

16
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Guru

Secara umum guru dapat diartikan sebagai orang yang memiliki

tanggung jawab mendidik. Secara khusus, guru dapat diartikan sebagai orang

yang bertanggung jawab terhadap perkembangan murid dengan mengupayakan

perkembangan seluruh potensinya, baik potensi afektif, kognitif, dan

psikomotorik. Secara ethimologi Istilah guru menurut kamus bahasa Indonesia

adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesi) mengajar.

Dan secara terminologi yang diberikan oleh para ahli, istilah guru

adalah sebagai berikut: Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk

kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-baiknya dengan

anak didik, sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan

keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan, dan keilmuan.

Sedangkan menurut Mulyasa, istilah guru adalah pendidik yang

menjadi tokoh, panutan dan identifikasi para peserta didik dan lingkungannya,

karena itulah guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertantu yang

mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.

Menurut Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar

Mengajar menjelaskan bahwa guru adalah “satu komponen manusiawi dalam

proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber

17
daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru

yang merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan harus berperan serta

secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai

dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang).

Dari beberapa pengertian yang diberikan oleh para ahli, seperti yang

telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa guru adalah seorang

pendidik/pengajar yang bertanggung jawab dalam tugasnya untk mengajar

secara profesional juga membangun citra pada dirinya bahwa ia pantas menjadi

panutan para peserta didiknya di sekolah maupun dilingkungan masyarakat

sekitarnya.

Dengan demikian pengertian guru adalah seorang yang pekerjaannya

bertanggung jawab mendidik/mengajar secara profesional yang mencakup

tanggung jawab, wibawa,mandiri,dan disiplin yang mana setiap perkataan dan

perbuatannya menjadi panutan bagi anak didik dan lingkungan masyarakat

sekitarnya.

2. Upaya Meningkatkan
a. Pengertian Upaya
Upaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan

sebagai usaha atau kegiatan yang mengerahkan tenaga, pikiran untuk

mencapai suatu tujuan. Upaya juga berarti usaha, akal, ikhtiar untuk

mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan mencari jalan

keluar.Upaya dapat dipahami sebagai suatu kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan sesorang untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan

dengan mengerahkan tenaga dan pikirannya.

18
b. Pengertian Meningkatkan
Meningkatkan berasal dari kata meningkat. Menurut

Poerwadarminta meningkatkan adalah suatu proses yang harus

ditingkatkan dari yang rendah, sedang maupun tinggi. Meningkatkan

mengandung pengertian:

1) Menaikkan, mempertinggi dan memperhebat.

2) Mengangkat diri.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat penulis simpulkan

bahwa upaya meningkatkan adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan sesorang dalam rangka menaikkan, mempertinggi dan

memperhebat sesuatu yang ingin dicapainya dengan mengerahkan

segenap tenaga dan pikirannya.

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan

dosen, duru adalah pendidik professional dengan utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,menilai dan

mengevakuasi pesera didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Guru yang hebat adalah guru yang kompeten secara metodologi

pembelajaran dan keilmuan. Tautan antara keduanya tercermin dalam

kinerjanya selama pembelajaran. Pada konteks pembelajaran inilah guru

harus memiliki kompetensi dalam mengelola semua sumber daya kelas,

seperti ruang kelas, fasilitas pembelajaran, suasana kelas, siswa, dan

interaksi sinergisnya.

19
Disinilah esensi bahwa guru guru harus kompeten di bidang

managemen kelas atau lebih luas disebut sebagai managemen

pembelajaran. Peters dan Amstrong membagi tugas dan tanggung jawab

guru menjadi lima kategori, yaitu:

1) Guru bertanggung jawab dalam pengajaran

Tanggung jawab guru yang terpenting ialah memberikan

pengajaran kepada siswa untuk mencapai perkembangan dan

pertumbuhan yang diinginkan. Guru harus membimbing siswa agar

mereka memperoleh keterampilan-keterampilan, pemahaman,

perkembangan sebagai kemampuan, kebiasaan-kebiasaan yang baik

serta perkembangan sikap serasi. Selain itu, guru juga membantu siswa

dalam mengembangkan dan menumbuhkan kecerdasan intelektual,

emosional dan spiritual.

2) Guru bertanggung jawab dalam memberikan bimbingan

Guru memberikan tugas dan memberika bantuan kepada siswa

dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Tugas ini merupakan

aspek endidik, sebab tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu

pengetahuan, tetapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan

pembentukan nilai-nilai para siswa.

3) Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan kurikulum

Guru adalah salah satu orang yang mengetahui tentang

kebutuhan kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

Untuk menentukan kurikulum, guru dapat meminta saran kepada pihak

20
terkait.

4) Tanggung jawab dalam mengembangkan professional guru

Seorang guru harus mampu mengembangkan

keprofesionalannya. peningkatan kemampuan ini meliputi kemampuan

untuk melaksanakan tanggung jawab tugas di sekolah. Selain itu, guru

harus bisa merealisasikan tanggung jawabnya di lingkungan luar

sekolah. Kemampuan tersebut harus ditanamkan dalam diri seorang

guru sejak mengikuti pendidikan guru sampai bekerja.

5) Tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat

Dengan mengenal masyarakat guru dapat memahami siswa

lingkungan masyarakatnya. Sehingga nantinya ketika guru sudah

memahami siswa maka ia dapat menyesuaikan pelajarannya secara

aktif. Jadi guru adalah seseorang yang mengajarkan dalam hal kebaikan

maupun pendidikan. Guru merupakan pendidik professional dalam hal

mengajar, mengarahkan, melatih, mengevaluasi peserta didik di dalam

kelas.

Seorang guru wajib memiliki beberapa kualifikasi seperti yang

tercantum pada Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen pada BAB IV Pasal 8, bahwa guru wajib memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan

rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.

21
Ada empat macam kompetensi yang dimaksud diatas harus

dimiliki oleh seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian,

profesional dan sosial

1) Kompetensi pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat

(3) butir (a) dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2) Kompetensi kepribadian

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat

(3) butir (b) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi

kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,

dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan

berakhlak mulia.

3) Kompetensi profesional

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat

(3) butir (c) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi

profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing

peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam

Standar Nasional Pendidikan.

22
4) Kompetensi sosial

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat

(3) butir (d) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Memperhatikan penjelasan di atas, selain tidak lepas dari tugas

dan tanggung jawab, seorang guru juga harus memiliki kompetensi

guna menunjang kemampuannya dalam tugasnya sebagai pendidik dan

pengajar. Kompetensi itu meliputi kompetensi pedagogik yakni

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi

pemahaman terhadap siswa, perencanan, pelaksanaaan, dan evaluasi

pembelajaran, serta pengembangan siswa untuk mengaplikasikan

berbagai potensi yang dimilikinya, yang kedua kompetensi profesional

yaitu kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara

luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing siswa memenuhi

standar kompetensi yang sudah ditetapkan, yang ketiga kompetensi

kepribadian yaitu sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru seperti

berwibawa mantap, stabil, dewasa, bijak, sehingga kondisi pribadi guru

dapat menjadi contoh bagi siswa, dan yang terakhir kompetensi sosial

yaitu kemampuan guru berkomunikasi secara efektif dengan siswa,

teman sejawat, dan masyarakat.

23
Dari keempat kompetensi tersebut sudah mencakup ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik. Maka dari itu, agar seorang guru

berkompeten dalam bidangnya, guru harus memiliki dan menguasai

keempat macam kompetensi tersebut.

a. Aktivitas Belajar

1) Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam

interaksibelajar mengajar. Hal ini dikarenakan belajar itu sendiri pada

prinsipnya adalah berbuat/beraktivitas. Tidak ada belajar, jika tidak

ada aktivitas. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan oleh siswa

selama berlangsungnya proses pembelajaran. Siswa akan tampak

melakukan aktivitas ketika mereka belajar.

Menurut Mulyono adalah kegiatan atau keaktifan. Jadi

aktivitas adalah segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan

yang terjadi baik fisik maupun non-fisik. Menurut Sriyono aktivitas

adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau

rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan

salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Belajar adalah suatu proses perubahan baik jasmani maupun

rohani seseorang hal ini sebagaimana diutarakan oleh Hamalik

(2003:28) bahwa belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku

individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Lebih lanjut

24
diungkapkan bahwa aspek-aspek tingkah laku tersebut adalah:

pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,

emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap

Belajar merupakan proses antara manusia dengan

lingkungannya juga diutarakan oleh Sardiman (2001: 22) yang

menyatakan: “Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri

manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi,

fakta, konsep ataupun teori”. Aktivitas belajar sebagai proses menurut

Sudjana dapat dilihat dalam enam hal: (1) turut serta dalam

melaksanakan tugas belajarnya (2) terlibat dalam pemecahan masalah

(3) bertanya pada siswa lain atau guru apabila tidak memahami

persoalan yang di hadapi (4) berusaha mencari berbagai informasi

yang diperlukan untuk memecahkan masalah (5) melatih diri dalam

memecahkan masalah atau soal (6) menilai kemampuan dirinya dan

hasil-hasil yang diperoleh

Hal lain yang bisa dikatakan bahwa dari semua asas didaktik,

aktivitaslah asas terpenting karena belajar itu sendiri merupakan suatu

kegiatan. Tanpa kegiatan tak mungkin seseorang belajar. Aktivitas

yang dimaksud bukan aktivitas jasmani saja melainkan juga aktivitas

rohani. Hal ini juga dibenarkan oleh setiap ahli pendidik.

Dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa, aktivitas belajar

mengandung beberapa prinsip diantaranya:

1) Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh

25
guru

2) Menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi

oleh siswa

Aktivitas belajar siswa mencakup dua aspek yang tidak dapat

dipisahkan, yakni aktivitas mental (emosional-intelektual-sosial) dan

aktivitas motorik gerak fisik). Kedua aspek tersebut saling berkaitan

satu sama lain, saling mengisi dan menentukan.

Ahmad Rohani mengemukakan bahwa aktivitas mental adalah

jika daya jiwanya bekerja secara aktif, seperti mendengarkan,

mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan

ketentuan satu dengan yang lainnya dan sebagainya. Aktivitas motorik

adalah siswa giat, aktif anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau

bekerja seperti melakukan percobaan, mencatat dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka aktivitas belajar dapat

disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan siswa selama

berlangsungnya proses pembelajaran, baik itu melibatkan jasmani

maupun mentalnya sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang baru

pada diri siswa tersebut.

b. Jenis-jenis Aktivitas Belajar


Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengar dan mencatat seperti

yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul. B Diedrich yang

dikutip oleh Sardiman, bahwa aktivitas atau kegiatan jasmani dan rohani

yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah meliputi:

26
1) Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya, memberi,

membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan

pekerjaan orang lain.

2) Oral Activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

3) Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin.

5) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

6) Motor Activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model mereparansi, bermain, berkebun, beternak.

7) Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan

soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Emosional Activities, menaruh minat, merasa bosan,

gembira,bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa

aktivitas belajar siswa itu bermacam-macam, tidak hanya mendengar

dan mencatat penjelasan guru, tetapi lebih luas dari hal itu. Kesemua

jenis aktivitas belajar siswa bisa diamati ketika berlangsungnya

proses pembelajaran.

27
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar
Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar

siswa, yaitu faktor internal (di dalam diri siswa) dan faktor eksternal (di

luar diri siswa).

1) Faktor Internal, yang meliputi:

a. Faktor Fisiologis, yang berhubungan dengan kondisi fisik

siswa.

Kondisi fisik berpengaruh terhadap aktivitas belajar seseorang.

Kondisi fisik yang sehat akan memberikan pengaruh positif

terhadap kegiatan belajar siswa. Sebaliknyakondisi fisik siswa yang

lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang

maksimal.

b. Faktor Psikologis, yang meliputi:

(1) Intelegensi/kecerdasan siswa

Intelegensi diartikan sebagai kemampuan Psiko-fisik dalam

rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkugan melalui cara

yang tepat. Intelegensi merupakan faktor yang penting dalam faktor

belajar siswa yang akan menentukan kualitas belajarnya.

(2) Motivasi

Motivasi adalah proses di dalam individu yang aktif,

mendorong, memberikan arah dan menjaga perilaku setiap saat.

Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena motivasi

merupakan salah satu penentu hasil belajar.

28
(3) Minat

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seseorang yang tidak

berminat untuk belajar tidak akan bersemangat dalam proses

pembelajaran dan bahkan tidak mau belajar.

(4) Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang

relative tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik

secara positif maupun negatif.

(5) Bakat

Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu

komponen yang diperlukan dalam proses belajar. Kemampuan baru

akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata setelah belajar atau

berlatih

2). Faktor Eksternal, terdiri dari:

Faktor Keluarga, meliputi: Cara orang tua mendidik , Relasi antara

anggota keluarga Keadaan ekonomi keluarga Latar belakang

budaya Pengertian orang tua

3). Faktor Sekolah, yang meliputi:

a) Metode mengajar, Metode mengajar adalah suatu cara atau

jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar

guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar yang tidak

29
baik pula. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode

harus tepat, efektif dan efisien.

b) Kurikulum, Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan

yang diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar

adalah menyajikan agar siswa menerima, menguasai dan

mengembangkan bahan pelajaran itu.

c) Alat Pelajaran, Alat pelajaran yang baik dan lengkap sangat

diperlukan, agar guru dapat mengajar dengan baik dan siswa

dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar

dengan baik pula.

d) Relasi siswa dengan baik, Relasi guru yang baik terhadap

siswa, menyebabkan siswa menyukai gurunya, mata pelajaran

yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-

baiknya.

e) Relasi siswa dengan siswa, Menciptakan relasi yang baik antar

siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang

positif terhadap belajar siswa.

f) Keadaan Gedung, Variasi karakteristik siswa, menuntut

keadaan gedung yang memadai dalam setiap kelas. Siswa tidak

akan bisa belajar dengan nyaman kalau kelas tidak memadai.

g) Waktu sekolah. Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses

belajar mengajar di sekolah baik pagi, siang, sore atau malam

hari.

30
h) Metode belajar, Hasil belajar siswa akan meningkat bila cara

belajar siswa tepat dan cukup istirahat.

3. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah salah satu strategi pembelajaran

terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata

pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan pengalaman

yang bermakna pada siswa. Tema menjadi pokok pembicaraan dan gagasan

yang mudah memusatkan siswa pada satu tema tertentu. Dengan strategi

pembelajaran tematik ini, siswa akan lebih fokus dan konsentrasi sehingga

pemahaman terhadap satu materi pelajaran akan lebih mendalam. (Rusman,

2011, hal. 250).

Pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk mengembangkan

pengetahuan siswa dalam pendekatan pengetahuan berdasarkan interaksi

dengan lingkungan baik itu dilingkungan sekolah maupun lingkungan

dirumah dan masyarakat. Selain itu pengembangan pengetahuan siswa juga

dapat dilihat dari pengalamanan kehidupan yang pernah mereka alami.

(Rusman, 2011, hal. 250). Jadi pembelajaran tematik merupakan suatu

pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa

aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan

adanya pemaduan itu siswa dapat memperoleh pengetahuan dan

keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi

31
siswa.

Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang

mengembangkan dimulai dengan menentukan topik tertentu topik sebagai

tema atau topik sentral. Setelah tema ditetapkan, selanjutnya tema itu

dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub-sub tema dari bidang studi lain

yang terkait (Fogarti, 1991: Hesty, 2008). Tema adalah pokok pikirkan atau

gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan . Selanjutnya menurut

Kunanda, tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan berbagai

konsep kepada anak didik secara utuh.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa

dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga

siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat

menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui

pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka

pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah

dipahaminya.

Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt,

termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna

dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pembelajaran

tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil

melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu

mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi

kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan

32
unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.

Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk

skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan

pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah

dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap

perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu

keutuhan (holistik).

b. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik


1) Menentukan Tema, Tema dapat ditetapkan oleh pengambil kebijakan

guru atau ditetapkan bersama dengan peserta didik.

2) Mengintegrasikan tema dengan kurikulum pada tahap ini guru harus

mampu mendesain tema pembelajaran dengan cara terintegrasi sejalan

dengan tuntutan kurikulum, dengan mengedepankan dimensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

3) Mendesain rencana pembelajaran tahapan ini mencangkup

pengorganisasian sumber belajar, bahan belajar, media belajar,

teramsuk kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk menunjukkan

suatu tema pembelajaran terjadi dalam kehidupan nyata.

c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik

1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah digunakan

untuk memadukan bidang studi

2) Tema harus bermakna, artinya tema yang dipilih harus memberikan

33
bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya

3) Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar

minat siswa

4) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis

anak

5) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa yang

aktual dalam kehidupan siswa

6) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang

berlaku serta harapan masyarakat

7) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan ketersediaan

sumber belajar.

d. Manfaat Pembelajaran Tematik

Dengan menerapkan pembelajaran tematik, peserta didik dan guru

mendapatkan banyak manfaat, diantara manfaat tersebut adalah.

1) Pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman konseptual

peserta didik terhadap realitas sesuai dengan tingkat

perkembangan intelektualitasnya. Pasalnya, anak-anak

membentuk konsep melalui pengalaman langsung.

2) Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik mampu

mengekplorasi pengetahuan melalui serangkaian proses kegiatan

pembelajaran. Melalui tema, menghubungkan informasi yang

terpisah- pisah menjadi satu kesatuan yang utuh.

3) Pembelajaran tematik mampu meningkatkan eratan antara

34
hubungan antar peserta didik. Tema-tema pembelajaran yang erat

hubungannya dengan pola kehidupan sosial, sangat membantu

peserta didik agar mampu beradaptasi dan berganti peran dalam

melakukan pekerjaan yang berbeda.

4) Pembelajaran tematik membantu guru dalam meningkatkan

keprofesionalismenya. Pembelajaran tematik membutuhkan

kecermatan dan keseriusan guru, baik dalam menemukan tema

yang kontekstual, merancang rencana pembelajaran, menyiapkan

metode yang tepat, merumuskan tujuan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran secara konsisten dengan tema

pembelajaran, sampai menyusun instrumen penilaian (evaluasi)

yang relevan dengan kegiatan pembelajaran

e. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah,

pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student contered), hal

ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih

bnyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-

kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

2) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung

35
kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung

ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai

dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3) Pemisahan pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran

menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada

pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan

kehidupan siswa.

4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai

mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan

demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara

utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan

sehari-hari.

5) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata

pelajaran yang lainnya. Bahkan mengaitkannya dengan kehidupan

siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang

dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

36
7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar

PAIKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan

Menyenangkan. (Majid, 2014, hal. 89-90).

4. Pandemi Covid dan Pelaksanaan Pendidikan

a. Defenisi Pandemi Covid-19

Pandemi adalah wabah penyakit yang menjangkit secara serempak

dimana-mana, meliputi daerah geografis yang luas. Pandemi merupakan

epidemi yang menyebar hampir ke seluruh negara atau pun benua dan

biasanya mengenai banyak orang.

Masa pandemi merupakan kondisi dimana kejadian wabah penyakit

sudah menyebar secara global. Menurut WHO (World Health

Organisation) sesuatu itu dikatakan pandemic manakala terjadinya

penyakit sudah menyebar keseluruh dunia melampaui batas. Pemerintah

dalam hal ini menteri pendidikan telah menetapkan kebijakan pendidikan

di tengah pandemic dengan mengeluarkan surat edaran Nomor 15 tahun

2020 tentang pedoman penyelenggaraan belajar dari rumah (BDR) dalam

masa darurat penyebaran Corona Virus Disease (Covid 19).

Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru

yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia, tanda dan

37
gelaja umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan

akut seperti demam, batuk, dan sesak napas (Dewi, 2020:22).

Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kedaruratan covid-

19 pada dunia. Pada tanggal 20 Maret 2020 Indonesia mengkonfirmasi

sebanyak 2 kasus covid- 19. Kasus covid-19 di Indonesia semakin

bertambah dari hari ke hari. Covid-19 mengakibatkan pendemi global yang

berlangsung hingga saat ini. Pandemi Covid-19 sangat meresahkan seluruh

masyarakat yang ada di Dunia.

Dampak tersebut dirasakan pada bidang sosial, ekonomi, pendidikan

dan dan pariwisata. Salah satu dampak covid-19 yaitu hampir diseluruh

Dunia memutuskan untuk menutup sekolah baik dari tingkat dasar sampai

dengan Perguruan Tinggi. Indonesia juga mengambil keputusan untuk

menutup sekolah dari tingkat dasar hingga Perguruan Tinggi dan

mengalihkan seluruh kegiatan pembelajaran pada sistem daring. Kebijakan

yang diberikan oleh pemerintah ini guna untuk memutus rantai penyebaran

virus covid-19.

Penutupan sekolah yang dilakukan oleh pemerintah juga terjadi pada

siswa dan juga guru. Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nadim

Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 3 tahun 2020 dan

Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam

Masa Pandemi Covid-19 kegiatan pembelajaran di sekolah dilakukan

38
secara daring guna memutus rantai penyebaran virus covid-19

(kemendikbud,2020:2).

Menurut (Aji,2020:397) dampak covid-19 pada siswa yaitu ujian

yangseharusnya dilakukan dalam kondisi normal maka ujian menjadi

dibatalkanataupun ditunda. Sehingga skill ataupun keahlian murid yang

seharusnya mendapatkan penilaian menjadi mengalami penundaan.

Dalam rangka pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan

layanan pendidikan selama darurat penyebaran virus corona, maka

penyelenggaraan pendidikan dilakukan melalui program pembelajaran

jarak jauh (Winata, 2020).

Peningkatan angka penyakit diatas normal yang biasanya terjadi,

penyakit ini pun terjadi secara tiba-tiba pada populasi suatu area geografis

tertentu. Coronavirus Disease (Covid-19) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan dan dikenal sebagai

sindrom pernafasan akut atau parah virus corona 2 (SARS-CoV-2).

Coronavirus Disease ialah jenis penyakit yang belum teridentifikasi

sebelumnya oleh manusia, virus ini dapat menular dari manusia ke

manusia melalui kontak erat yang sering terjadi, orang yang memiliki

resiko tinggi tertular penyakit ini ialah orang yang melakukan kontak erat

dengan pesien Covid-19 yakni dokter dan perawat.

Pandemi covid-19 yaitu wabah penyakit menular yang disebabkan

oleh virus corona yang menerang pada saluran pernafasan manusia dan

39
dapat menyebebkan kematian, penyakit tersebut dapat menyerang siapa

saja dan sekarang sudah terjadi dimana-mana. Penyakit tersebut berasal

dari daerah Wuhan China, dan penyakit tersebut sekarang sudah menyebar

kebanyak Negara termasuk negara Indonesia.

b. Defenisi Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses

mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik

sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan

proses belajar Pembelajaran merupakan proses pengaturan lingkungan

yang diarahkan untuk mengubah perilaku siswa kearah positif dan lebih

baik sesuai potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa. Pane (2017)

Pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran

adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran akan berjalan dengan baik

jika komponen dalam pembelajaran saling mendukung, seperti guru

sebagai fasilitator dan siswa sebagai subjek pembelajaran. Mutu

pembelajaran perlu ditingkatkan guna dapat menciptakan pembelajaran

yang aktif,efektif, dan menyenangkan. Pembelajaran yang baik yaitu

pembelajaran yang memiliki tujuan pembelajaran yang ideal agar murid

mampu mewujudkan perilaku yang efektif

40
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses ataupun usaha yang

dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam proses belajar sehingga

mempermudah siswa mendapatkan pemahaman ataupun kemampuan baru

dalam hidup. Melakukan pembelajaran sebagai seorang guru harus

memperhatikan komponen pembelajaran guna mencapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Kesiapan guru untuk dapat mengenal

karakteristik masing-masing siswa dalam pembelajaran merupakan modal

utama penyampaian bahan ajar serta mempermudah tercapainya tujuan

pembelajaran. Guru pada tingkat sekolah dasar dituntut kreatif dalam

melaksanakan pembelajaran agar siswa tidak mudah bosan dan dapat

dengan mudah memahami materi pembelajaran. Pemahaman siswa juga

dapat sebagai patokan tercapainya tujuan dalam suatu pembelajaran.

Tercapainya tujuan pembelajaran tersebut merupakan keberhasilan dalam

suatu pembelajaran.

c. Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berlangsung di

dalam jaringan dimana pengajar dan yang diajar tidak bertatap muka

secara langsung (Pohan,2020:2). Pembelajaran daring dapat dipahami

sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah yang siswa

dan gurunya berada dilokasi terpisah sehingga memerlukan sistem

telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai

sumber daya yang diperlukan didalamnya (Sobron,dkk,2019).

41
Pembelajaran daring merupakan bentuk penyampaian pembelajaran

konvensional yang dituangkan pada format digital melalui internet.

Berdasarkan pernyataan Kementrian Pendidikan dan KebudayaanRepublik

Indonesia, pembelajaran daring dibagi menjadi 2 yaitu pembelajaran

sinkronus dan pembelajaran daring asinkronus.

Pembelajaran daring sinkron adalah pembelajaran daring yang

dijadwalkan bertemu dengan waktu yang sama antara guru dan seluruh

siswa dalam jaringan internet . Sebelum adanya pengembangan teknologi

interaktif berbasis internet yang luas, pembelajaran sinkronus lebih sering

disebut pendidikan jarak jauh atau pembelajaran jarak jauh - dan istilah ini

masih digunakan sampai sekarang.

Pembelajaran daring sinkronus yaitu pembelajaran dilakukan dengan

tatap maya seperti melalu zoom, google meet, dan aplikasi lainnya yang

dilakukan secara tatap maya. Pembelajaran daring secara sinkronus

cenderung membuat siswa menjadi mudah bosan, dikarenakan

pembelajaran sinkronus dilakukan secara tatap maya dengan waktu yang

cukup lama.

Perangkat pembelajaran daring sinkronus menghubungkan seseorang

pada satu titik waktu bersamaan (Sudarsana,dkk:2020:14). Kelebihan dari

perangkat sinkronus yaitu dapat menghubungkan seseorang secara instan

pada waktu yang sama, sedangkan kelemahan yaitu cenderung mahal

42
dikarenakan memerlukan waktu bandwitcyang signifikan agar efisien dan

dapat berjalan dengan lancar (Sudarsana,dkk:2020:14).

Pembelajaran daring asinkronus merupakan pembelajaran yang

dilakukan tidak dengan saat yang bersamaan, siswa dapat

menyelekasaikan pembelajaran kapan dan dimana mereka mereka berada

(Sudarsana,dkk:2020:14). Guru dapat menggunakan teknologi asinkronus

untuk memposting materi pembelajaran pada web yang dapat dilihat oleh

peserta didik kapan saja.

Pada pembelajaran asinkronus sebaiknya guru tidak hanya

memberikan materi yang berupa teks saja , akan tetapi dapat juga beru[a

materi video agar siswa tidak mudah bosan dan dapat dengan mudah

memahami materi terseubut. Dalam pembelajaran asinkronus guru dapat

memanfaatkan google classroom, google form, web dan masih banyak

lainnya.

Perangkat-perangkat asinkronus dapat berguna untuk pembelajaran

dalam jangka waktu tertentu dan dapat diakses sewaktu-waktu. Kelebihan

perangkat asinkronus yaitu pembelajaran yang digunakan dapat diakses

sewaktu-waktu , sedangkan kelemahan perangkat asinkronus yaitu

memerlukan kedisiplinan karena siswa harus mempunyai inisiatif untuk

bergabung dan membaca materi yang telah diberikan oleh guru

(Sudarsana,dkk:2020:14).

43
Berdasarkan pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan jaringan

internet dimana guru dan peserta didik tidak melakukan tatap muka secara

langsung dan harus didukung oleh jaringan internet yang memadai. Proses

pembelajaran daring sepenuhnya disampaikan melalui jaringan internet ,

dari perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi. Pembelajaran daring dapat

dibedakan menjadi dua yaitu pembelajaran daring sinkronus dan

pembelajaran daring asinkronus.

Pembelajaran daring sinkronus yaitu pembelajaran yang dilakukan

dalam waktu yang bersamaan secara tatap maya. Pembelalajaran daring

sinkronus dapat melalui zoom, google meet dan beberapa aplikasi lainnya.

Pembelajaran daring asinkronus yaitu pembelajaran yang dilakukan tidak

dalam waktu yang bersamaan dan dapat diakses sewaktu-waktu.

Pembelajaran asinkronus dapat melalui google classroom, google form,

web dan masih banyak perangkat lain.

d. Prinsip Pembelajaran Daring

Menurut (Kemendikbud,2015:3) prinsip pembelajaran daring

merupakan seperangkat landasan dasar yang secara intrinsik menjadi

persyaratan untuk keberlangsungan proses pembelajaran daring.

Kemendikbud dalam Surat Edaran Nomor 15 tahun 2020 mengemukakan

prinsip Belajar Dari Rumah (BDR) yang biasa disebut pembelajaran

daring sebagai berikut :

44
1) Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik,

kepala satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan

menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan BDR

2) Kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman

belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan

menuntaskan seluruh capaian kurikulum

3) BDR dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara

lain mengenai pandemi COVID-19

4) Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan

jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan

peserta didik

5) Aktivitas dan penugasan selama BDR dapat bervariasi antar

daerah, satuan pendidikan dan Peserta Didik sesuai minat dan

kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan

akses terhadap fasilitas BDR

6) Hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang

bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi

skor/nilai kuantitatif

7) Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara

guru dengan orang tua/wali.

Prinsip pembelajaran daring juga dapat diartikan sebagai

terselenggaranya pembelajaran yang bermakna, yaitu proses pembelajaran

45
yang berorientasi pada interaksi dan kegiatan pembelajaran

(Pohan:2020:8).

Menurut (Munawar,2013:34) perancangan sistem pembelajaran

daring harus mengacu 3 prinsip yaitu :

1) Sistem pembelajaran harus sederhana sehingga mudah untuk

dipelajari.

2) Sistem pembelajaran harus dibuat personal sehingga pemakai

sistem tidak saling tergantung.

3) Sistem harus cepat dalam proses pencarian materi atau menjawab

soal dari hasil perancangan sistem yang digunakan.

Berdasarkan uraian beberapa prinsip pembelajaran daring diatas

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring harus dikemas sekreatif

mungkin agar mudah dipelajari oleh peserta didik. Selain itu perancangan

pembelajaran daring harus sederhana sehingga tidak membebankan kepada

peserta didik.

e. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan

tersendiri. Kelebihan pembelajaran daring secara umum yaitu

pembelajaran daring tidak terikat oleh ruang dan waktu , sehingga waktu

pembelajaran daring dapat digunkan dengan leluasa (Yuliana, dkk:

2020 :22).

Pembelajaran daring selain memiliki kelebihan juga memiliki

kekurangan. Kekurangan pembelajaran daring yaitu tidak adanya

46
pembelajaran secara langsung ataupun tatap muka sehingga membuat

siswa cenderung lebih bebas karena tidak adanya pengawasan ketat dari

guru seperti pembelajaran tatap muka langsung (Yuliana,dkk:2020:22).

Berikut kelebihan pembelajaran daring secara rinci :

1). Menurut (Amesti,dkk,2020:45) kelebihan pembelajaran daring yaitu

pembelajaran yang bersifat mandiri dan interaktivitas tinggi,

sehingga mampu meningkatkan tingkat ingatan, memberikan lebih

banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, video, dan animasi

yang semuanya digunakan untuk menyampaikan informasi, dan

juga memberikan kemudahan dalam menyampaikan materi, dan

juga dapat menggunakan video conference dalam berkomunikasi

langsung (Yuliana,dkk:2020:23).

2). Menurut (Widhiyana,2020:26) kelebihan pada pembelajaran daring

adalah meningkatkan interaksi antara siswa dan guru, pembelajaran

dapat dilakukan dimana dan kapan saja, menjangkau siswa dalam

cakupan yang luas, dan mempermudah penyempurnaan dan

penyimpanan materi pembelajaran (Yuliana,dkk:2020:23).

Pembelajaran daring juga memberikan keuntungan bagi siswa dan

guru (Yuliana,dkk:2020:25). diantaranya :

1). Bagi Guru , Kelebihan yang diarasakan oleh para guru pada saat

pembelajaran daring diantaranya yaitu tidak menyita banyak waktu,

tidak terfokus pada satu tempat, dapat ,mengerjakan 2 kegiatan

47
sekaligus, dan guru lebih memiliki waktu yang banyak. Guru juga

mendapatkan wawasan dan ilmu, dan guru akan lebih melek

teknologi dan terbiasa dalam penggunaannya. Hal tersebut dapat

mendorong guru menciptakan pembelajaran yang kreatif dan

inovatif

2). Bagi siswa, Beberapa keuntungan yang didapatkan oleh siswa pada

saat pembelajaran daring yaitu :

a). Siswa lebih mahir dalam ilmu IT

b). Siswa dapat mengulamg materi yang belum di pahami

c). Tidak terpaku pada satu tempat

d). Menghemat biaya transportasi bagi yang rumahnya jauh

e). Tanya jawab bersifat fleksibel

f). Melatih kemandirian dan tanggung jawab siswa

g). Penggunaan hp/gadged akan lebih bermanfaat

h). Pengalaman belajar bagi siswa

Pembelajaran daring juga memiliki kekurangan. Menurut Jamaludin

(2020:7) kelemahan pembelajaran daring yaitu terbatasnya kuota, jaringan

internet yang tidak stabil, dan juga tugas siswa semakin menumpuk.

Berikut kelemahan pembelajaran daring secara rinci

(Yuliana,dkk:2020:29) :

48
1. Bagi Guru, Pada pembelajaran daring guru dituntut untuk bisa

menggunakan aplikasi dalam pembelajaran daring. Pada

kenyataannya tidak semua guru mampu mengaplikasikan teknologi

dalam pembelajaran daring. Beberapa faktor kekurangan guru

dalam pelaksanaan pembelajaran daring :

a). Masih banyak guru yang tidak menguasai teknologi

b). Guru tidak memiliki fasilitas atau media pendukung

c). Kesulitan dalam memberikan penilaian

d). Harus membuat perencanaan baru dalam pengajaran

2. Bagi Siswa, Kekurangan pembelajarn daring bagi siswa yaitu salah

satunya yaitu siswa harus melakukan penyesuaian akademik.

Beberapa factor kekurangan siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran daring :

a). Tidak semua siswa langsung menggunakan IT

b). Jaringan internet yang kurang stabil

c). Keterbatasan ekonomi

d). Tidak memiliki media (Gadged/Laptop)

e). Kurangnya interaksi langsung dengan guru

f). Siswa merasa dibebani oleh banyak tugas

g). Mudah bosan dan jenuh

49
h). Kurangnya komunikasi yang aktif

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelaran daring memiliki

kekurangan dan kelebihan bagi guru dan siswa. Kelebihan pembelajaran daring

yang dirasakan oleh guru yaitu pembelajaran tidak terikat oleh waktu sehingga

guru dapat mengerjakan dua kegiatan sekaligus pada saat proses pembelajaran

daring berlangsung. Bagi siswa pembelajaran daring memiliki kelebihan yaitu

memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa, dan melatih kemandirian serta

tanggung jawab siswa. Pembelajaran daring juga memiliki kekurangan.

Kekurangan yang dirasakan oleh guru yaitu beberapa guru mengalami kesulitan

dalam pengoperasian aplikasi oembelajaran daring. Kekurangan pembelajaran

daring bagi siswa yaitu kurangnya interaksi langsung antara siswa

50
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi tempat penelitian adalah Madrasah

Ibtidaiyah Negeri 01 Ogan Ilir yang terletak di jalan Lanang Kuaso No. 80 Km 67

Payaraman Kabupaten Ogan Ilir Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Secara harfiah, sesuai dengan namanya, penelitian kualitatif adalah jenis

penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur kuantifikasi,

perhitungan statistic, atau bentuk cara-cara lainnya yang menggunakan ukuran

angka. Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau

makna yang terdapat dibalik fakta, kualitas, nilai atau makna hanya dapat

diungkapkan melalui linguistic, bahasa, atau kata-kata.

Adapun penelitian kualitatif menurut Bogdan & Taylor adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan berprilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan

individu secara holistik (utuh).

Lebih lanjut, Creswell mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif adalah

pendekatan untuk membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif-

kontruktif (misalnya, makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu,

nilai-nilai sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola

pengetahuan tertentu), atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya:

51
orientasi terhadap politik, isu, kolaborasi, atau perubahan).

Berdasarkan definisi tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatakan pemahaman yang

mendalam tentang masalah-masalah manusia dan social, bukan mendeskripsikan

bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif

dengan positivismenya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena dalam melakukan

tindakan kepada subyek penelitian yang sangat diutamakan adalah

mengungkapkan makna, yakni makna dan proses pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan motivasi, kegairahan, dan prestasi belajar melalui tindakan yang

dilakukan. Pendekatan ini juga digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan pada makna dari pada generelisasi.

Metode yang digunakan oleh peneliti adalah Metode studi kasus, Metode

studi kasus adalah meneliti suatu kasus atau fonemena tertentu yang ada dalam

Masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar belakang,

keadaan, interaksi yang terjadi. Studi kasus dilakukan pada suatu kesatuan sistem

yang bisa berupa program, kegiatan, pristiwa, atau sekelompok individu yang ada

pada keadaan atau kondisi tertentu.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

52
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sesuai dengan

tujuan peneliti lakukan dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan

kelengkapan data yang ingin diteliti, maka di perlukan dua jenis data yaitu

primer dan sekunder, data tersebut yang meliputi:

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

diamati dan dicatat untuk pertama kalinya, penelitian berhubungan

langsung dengan penelitian yang bersangkutan. Data primer yang

diperoleh oleh peneliti adalah:

1) Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, tentang faktor

penghambat dan pendukung Upaya meningkatkan aktivitas belajar

Pada pembelajaran Tematik masa pandemi COVID-19 Madrasah

Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir .

2) Hasil wawancara dengan guru pengajar pada pembelajaran tematik di

Kelas V, Tentang Upaya Guru dalam meningkatkan aktivitas belajar

Pada pembelajaran Tematik masa pandemi COVID-19 Madrasah

Ibtidaiyah 1 Ogan ilir.

3) Hasil wawancara dengan siswa pada pembelajaran tematik di Kelas

V, Tentang aktivitas belajar Pada pembelajaran Tematik masa

pandemi COVID- 19 Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir.

2) Data sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti tetapi data yang sudah jadi dituangkan

53
dalam lapangan penelitian. Misalnya data dari biro satatistik, majalah,

Koran, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya.

2. Sumber Data

Yang di maksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek

penelitian darimana data di peroleh. Sedangkan menurut Suharsini Arikunto

yang di maksud dengan sumber data adalah subjek darimana data-data di

peroleh. Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang

didapat melalui wawancara sumber data peristiwa (situasi) yang didapat

melalui observasi. Dan sumber data dari dokumen di dapat dari instansi

terkait. “Menurut LOfland sumber data utama dalam penelitian kualitatatif

adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain.

Sumber data disini merupakan subjek dari mana data yang diperoleh

yaitu :

1) Sumber data berupa manusia, yakni Kepala Sekolah, Guru dan

Siswa.

2) Sumber data berupa suasana dan kondisi proses pelaksanaan

pembelajaran tematik.

3) Sumber data berupa dokumnetasi, berupa foto kegiatan, arsip

dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan sekolah

baik jumlah siswa dan sistem pembelajaran di Sekolah.

D. Teknik Pengumpulan Data

54
Penelitian ini peneliti menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data

yaitu:

1. Observasi (observation)

Dalam observasi ini ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian. Yamin (2009) menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif

peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang

mereka ucapkan, dan berpatisipasi aktif dalam aktifivitas mereka” (hal.79).

penelitian partisipatif ini kemudian dikhususkan lagi menjadi partisipasi

pasif (passive participation) artinya peneliti datang ke tempat kegiatan

orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung

terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati

kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran

tematik Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir. Observasi yang

dilakukan penulis dalam skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman

observasi yang disusun sebagai berikut:

1) Mencatatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku,

cara berfikir.

2) Tindakan saat dalam proses belajar mengajar.

3) Tindakan ketika menyelesaikan tugas.

4) Tindakan ketika diskusi.

5) Tindakan ketika presentasi belajar.

55
6) Social dan tempat lingkungan.

7) Ekspresi saat wawancara.

2. Wawancara

Umar menyatakan wawancara adalah pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. Wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur

(semistructure interview) dimana pelaksanaannya lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu

bila peneliti atau pengumpul dan telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh . Dalam skripsi ini, penulis

menggunakan metode wawancara yang dilakukan kepada subyek dengan

menggunakan dokumentasi catatan lapangan.

Adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai berikut:

a) Latar belakang, lingkungan dan aktivitas belajar pada masa

pandemi COVID-19 siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan

Ilir.

b) Berlangsungnya proses pembelajaran Tematik pada masa

pandemi COVID-19 siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan

Ilir.

c) Faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan aktivitas

belajar siswa dalam pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah 1

Ogan Ilir.

56
3. Dokumentasi (Dokumentation)

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang

bersumber dari arsip dan dokumen baik yang yang berada di Madrasah

Ibtidaiyah 1 Ogan ilir, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut.

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau

mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai

dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui

dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang diteliti. Adapun di

dalam skripsi ini penulis mengumpulkan : sejarah sekolah, profil sekolah,

jumlah seluruh siswa, struktur organisasi, Visi dan misi., tujuan, keadaan

personil sekolah, dan data siswa kelas V. Foto atau gambar, penggunaan

foto dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang tidak dapat

ditemukan secara tertulis sekaligus menjadi pelengkap serta bukti

penelitian. Foto yang digunakan adalah foto yang dihasilkan oleh peneliti

di Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis merupakan cara untuk mengolah

57
data agar diperoleh kesimpulan yang digunakan peneliti untuk menguraikan dan

mengolah data pada objek yang diteliti.

1. Analisis Sebelum di lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti

memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi

pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan

fokus penelitian. Namun, fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan

akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.

1. Analisis data di lapangan

Peneliti ini menggunakan teknik analisis data deskriftif kualitatif

yaitu menguraikan, menggambarkan, dan menjelaskan data yang didapat

dari hasil penelitian kemudian di ambil kesimpulan sebagai hasil dari

analisis.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan

analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Jika jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti

akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data

yang dianggap kredibel. Sugiyono, mengemukakan bahwa aktivitas dalam

anlisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas

dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

58
drawing/verification. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Saiful Annur

sebagai berikut:

a. Reduksi Data (Pengkodean data), Reduksi data adalah suatu proses

pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyerdahanaan,

pengabtrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari

catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan

suatu bentuk analisis yang menajamkan, menghilangkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan

data dengan cara yang sedemikian rupa hingga kesimpulan akhir

dapat ditarik.

b. Penyajian Data (pentabelan). Penyajian data adalah sekumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. Verifikasi (menarik kesimpulan), Verifikasi adalah suatu tinjauan

ulang catatan-catatan lapangan, atau peninjauan kembali data yang

ada. Dari data tersebut harus diuji kebenarannya, dan kecocokannya

yang merupakan validitas setelah itu baru di tarik suatu kesimpulan-

kesimpulan.

F. Teknik Keabsahan Data


Keabsahan temuan merupakan konsep penting yang diperbarui dari konsep

keshahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut vesri “passitivisme”

dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigmanya sendiri.

59
Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri

atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantunagn dan

kepastian.

Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan sendiri-

sendiri. Kriteria derajat kepercayaan. Pemeriksaan datanya dilakukan dengan:

1. Ketekunan pengamatan, bermaksud menemukna ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

dicari dan kemudian memusaatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

2. Triangulasi, adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

perbandingan terhadap data itu. Teknik triangulasi yang bnyak digunakan

ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya kepada orang lain

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

G. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji validitas internal,

validitas eksternal, reliabilitas, dan obyektivitas. (Sugiyono, 2017 :270). Pada penelitian

ini peneliti menggunakan uji kredibilitas untuk menguji keabsahan data. Uji kredibilitas

data dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Terdapat tiga triangulasi dalam

keabsahan data, yakni triangulasi sumber, triangulasi pengumpulan data dan triangulasi

waktu (Sugiyono 2017:73). Pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber.

Menurut Sugiyono (2017) triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dapat

60
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Dalam penelitian ini data dari subjek akan saling dicek melalui triangulasi sumber untuk

memperoleh data yang kredibel.

61
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


1. Sejarah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman berdiri diatas tanah yang seluas

11.738,75 m2. Tanah ini merupakan tanah hibah dari Depati H.A.Anwar.

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman terletak di jalan Lanang Kuaso No.

01 KM 67 Payaraman Kabupaten Ogan Ilir. Pada awalnya merupakan

Madrasah Ibtidaiyah Swasta yaitu Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hilal yang

dikekola oleh Organisasi Keagamaan yang ada di Payaraman.

Sejalan berjalannya waktu Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hilal kemudian

pada tahun 1967 dinegerikan dengan program penegrian dengan SK

Kakanwil Depag Nomor :078/1967 tanggal 20 juni 1967. Adapun tokoh

perintis penegrian ini adalah K.H. Syahri Denin, K.H. M. Nun Husin dan

didukung oleh guru beserta masyarakat Payaraman.

Adapun bangunan awal Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman

dibangun gedung terdiri atas 3 lokal belajar pada tahun 1977 kemudian

dialokasikalagi dan 3 lokal belajar pada tahun 1978.

Selanjutnya pada tahun 1994 bertambah lagi 1 unit gedung belajar 3

lokal. Dan pada tahun 2006 juga mendapatkan 1 unit gedung belajar (2 lokal).

Seiring bertambahnya siswa dari tahun ke tahun maka sekarang sudah

dibangun lagi 1 unit gedung perpustakaan tahun 2009 dan unit gedung lokal

62
belajar tahun 2008 dan 1 unit gedung ( 4 lokal ) tahun 2015. Kemudian

dibangun lagi 1 unit kantor guru yang dibangun tahun 2016.

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor.

676 Tahun 2016, tanggal 17 Nopember 2016, bahwa MIN Payaraman

berubah nama menjadi MIN 1 OGAN ILIR.

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 OganIlir pada saat ini memiliki 22 orang

guru PNS, 2 orang TU dan 6 orang tenaga pendidik lainnya dan 399 orang

siswa pada tahun ajaran 2020/2021, yang terdiri dari 18 kelas.

Adapun kepala Madrasah yang pernah memimpin Madrasah Ibtidaiyah

Negeri Payaraman sampai sekarang sebagai berikut

Tabel 4 1 Daftar Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman

No Nama Masa Jabatan


1 K.H. Nun Husin 1967-1982
2 Zakuan Nurhasan 1982-1987
3 K.H. Abuhasan Asyari. B.A 1987-1995
4 A. Muis Kosim, S.Pd.I 1995-2007
5 Drs.Wankir Ani, M.M 2007-2014
6 Drs.Sarjana 2014-2017
7 Drs. Sri Gani,MM 2017 - Sekarang
Sumber : Dokumentasi MIN Payaraman Tahun Ajaran 2020/2021

2. Keadaan Guru MIN 1 Ogan Ilir


Pada dasarnya untuk mencapai suksesnya pelaksanaan pendidikan dan

pengajaran di sekolah tergantung pada guru, karena guru merupakan salah

satu syarat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tidak mudah menjadi guru

63
yang baik karena mutu pendidikan dan pengajaran pada dasarnya tergantung

kepada mutu guru. Guru adalah semua orang yang berwenang dan

bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual

ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Guru adalah contoh yang baik bagi anak-anak disekolah, selain

mempertinggi tingkat intelegensi juga mempertinggi moral mental anak-anak

sisiknya, mengingat guru adalah sebagai pembimbing, Pembina, dan pemberi

motivasi pada anak untuk mencapai proses kegiatan belajar megajar yang

baik.

Untuk kelancaran dan keberhasilan roda pendidikan, maka pendidik

yang bertugas melaksanakannya harus berkualitas karena pendidik

merupakan pelaku utama dalam setiap aktivitas pendidikan. Disamping itu

juga harus didukung pula oleh manajemen yang baik dengan penempatan

pegawai sesuai dengan latar belakang kemampuan dan pendidikannya.

Berdasarkan studi dokumentasi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Payaraman, diketahui bahwa jumlah guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Payaraman adalah 29 orang termasuk pegawai dan staf karyawan lainnya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4 2 Keadaan Guru dan Pegawai Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman

No Nama Gol Jabatan


1 Drs. Sri gani,MM IV/a Kepala Madrasah
2 Dra. Hj. Aminatul Hasanah IV/a Guru
3 Hazairin Djailani, S.Pd.I III/d Guru
4 Rusidah, S.Pd.I III/d Guru
5 Musdakifah, S.Pd.I III/d Guru
6 Mardilah, S.Ag III/c Guru
7 Ridwan, S.Pd.I III/c Guru

64
No Nama Gol Jabatan
8 Sumiarni, S.Pd III/c Guru
9 Rika Indriyani, S.Pd.I III/b Guru
10 Siti Wasilah, S.Pd.I III/b Guru
11 Mulyadi, A,Ma III/a Guru
12 Rosyidah, S.Pd.I III/b Guru
13 Faidol Azmi, S.Pd.I III/b Guru
14 Hoirul Anwar, S.Pd.I III/a Guru
15 Risdatul Isnaini, S.Pd.I III/b Guru
16 Maimuri, S.Pd.SD III/a Guru
17 M. Hakim, S.Ag III/a Guru
18 Budi Hutami, S.Pd.I II/a Guru
19 Hermanto, A.Ma.Pd.OR II/a Guru
20 Ahliah, S.Pd.I - Guru
21 Zulkaidah, S.Pd.I - Guru
22 Husnul Aini, S.Pd.I - Guru
23 Zulhabi III/b Pegawai
24 Haryanto Wijaya, A.Md - Operator
25 Hendri - Perpustakaan
26 Solihin, S.Pd.I - -
27 Ferlianti, SH - Staf TU
28 Arista Boi Alibi - Satpam
29 Riki Dozan - Petugas Kebersihan
Sumber : Dokumentasi MIN Payaraman Tahun Ajaran 2020/2021

Dari hasil data keadaan guru tersebut dapat diketahui bahwa guru yang

berdasarkan pendidikan terahir S.1 adalah sebanyak 19 orang dan guru yang

berpendidikan terahir D.2 adalah sebanyak 3 Orang. Berdasarkan dari

penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru MIN Payaraman

berperdidikan terahir S.1 dan D.2.

Adapun dari semua guru yang tercantum pada tabel diatas sudah

memenuhi syarat untuk mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman,

karena guru yang masih berpendidikan D.2 sekarang sedang melanjutkan

65
kuliah S.1. Dengan demikian mereka mengajar sesuai dengan pendidikan

mereka itu sendiri.

3. Keadaan Siswa MIN Payaraman


Siswa merupakan unsur terpenting dalam proses pendidikan karena

proses belajar mengajar, siswa adalah sebagai subjek karena siswa

menentukan hasil belajar dan sebagai objek karena siswa yang menerima

pelajaran. Siswa sering disebut juga sebagai bahan mentah yang harus di olah

oleh guru menjadi bahan jadi yang siap menembus pasaran. Untuk itu siswa

selayaknya tidak dijadikan sebagai ekperimen dari suatu proses, namun harus

lebih pada penciptaan dan pembentukan karakter dan tingkah laku yang

sesuai dengan tujuan pendidikan yang harus dicapai.

Secara keseluruhan jumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Payaraman pada awal tahun ajaran 2020/2021 yaitu berjumlah 399 orang.

Untuk lebih jelasnya keadaan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Payaraman dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 4 3 Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman Tahun Ajaran


2020/2021

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah


1 I/A 15 13 28
2 I/B 14 15 29
Kls.1 29 28 57
4 II/A 13 13 26
5 II/B 11 14 25
6 II/C 10 14 24
Kls.2 34 41 75
7 III/A 11 11 22
8 III/B 13 9 22
9 III/C 12 9 21
Kls.3 36 28 64

66
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
11 IV/A 13 10 23
12 IV/B 13 9 22
IV/C 13 9 22
Kls. 4 39 28 67
13 V/A 14 13 27
14 V/B 15 12 27
V/C 14 13 27
Kls.5 43 38 81
15 VI/A 15 12 27
16 VI/B 14 13 27
Kls. 6 29 25 54
Total 210 189 399
Sumber : Dokumentasi Min Payaraman Tahun Ajaran 2020/2021

4. Struktur Organisasi Min Payaraman

Struktur organisasi yang baik adalah merupakan hal yang penting di

dalam sekolah, dengan adanya struktur organsasi yang baik maka tugas dan

tanggung jawab didalam suatu sekolah dapat terlihat dengan jelas. Agar

tujuan sekolah dapat tercapai dan terlaksana dengan maksimal, maka setiap

kegiatan harus dilakukan bersama-sama. Bentuk kerjasama itu tercermin

dalam struktur organisasi sekolah.

Dalam kegiatannya proses pendidikan dan pengajaran pada Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Payaraman dipimpin oleh seorang kepalah madrasah, wakil

kepala, dewan guru, dan tegana administrasi serta tata usaha. Kepala sekolah

sebagai pemimpin harus bertanggung jawab penuh terhadap semua unsur

organisasi.

Adapun struktur organisasi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman

dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

67
Kepala Madrasah

Drs Srigani MM

Komite Waka Kurikulum Tata Usaha

Aladdin Hawas Hazairin, S.Pd.I Zulhabi

Unit Perpustakaan Waka Kesiswaan Bendahara

Hendri Faidol Azmi, S.Pd Zulhabi

Jabatan

Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas
Ia Siti Wasila IIa. Musdalifah IIIa. Zulkaidah, IVa. Rika Va. Maimuri VIa. Hoirul
Ib. Sumarni IIb. Rosyidah IIIb. Aminatul
IVb. Mardilah Vb. Ridwan VIb. Hakim
IIc. Ahliah IIIc. Faidol Azmi
IVc. Risdatul V.c. Rusidah

Guru Mata Pelajaran

Siswa

Gambar 4 1 Struktur Organisasi MIN Payaraman Tahun Ajaran 2021/2022

5. Keadaan sarana dan prasarana MIN Payaraman

68
Dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang baik perlu

didukung oleh sarana dan prasarana yang baik pula. Diantaranya adalah

tempat belajar yang baik dan nyaman. Secara fisik Madrasah Ibtidaiyah

Negeri Payaraman mempunyai sarana dan prasarana dapat dikatakan cukup,

akan tetapi masih perlu ditingkatkan terus menerus demi tercapainya tujuan

pendidikan secara optimal. Adapun sarana dan prasarana itu adalah sebagai

berikut :

Tabel 4 4 Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman

No Jenis sarana Jumlah Keterangan


1 Gedung sekolah 7 Baik
2 Kelas 16 Baik
3 Ruang guru 1 Baik
4 Ruang kepala sekolah 1 Baik
5 Ruang tata usaha 1 Baik
6 Perumahan penjaga sekolah 1 Baik
7 Ruang perpustakaan 1 Baik
8 Ruang uks 1 Baik
9 Mushollah 1 Baik
10 Ruang sanggar seni 1 Baik
11 Dapur sekolah 1 Baik
12 WC guru 4 Baik
13 WC murid 16 Baik
14 Tempat parkir kendaraan 1 Baik
15 Gudang 1 Baik
16 Pos penjaga pintu 1 Baik
Sumber : Dokumentasi MIN Payaraman Tahun Ajaran 2020/2021

6. Kurikulum Pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman sama seperti Madrasah

Ibtidaiyah lainnya, dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan

mangacu pada KTSP tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Secara terperinci

69
kurikulum dimaksud tercermin dari jumlah dan jenis mata pelajaran terdiri

dari bidang pendidikan agama dan umum sebagai berikut :

a. Bidang Studi Agama

1) Fiqih

2) Aqidah Akhlaq

3) Al-Quran Hadist

4) Sejarah Kebudayaan Islam

b. Bidang Studi Umum

1) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

2) Bahasa Indonesia

3) Matematika

4) Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu (IPS Terpadu)

5) Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu (IPA Terpadu)

6) Kerajinan Tangan dan Kesenian

7) Pendidikan Jasmani dan Rohani

8) Pengenalan Bahasa Inggris

7. Tujuan Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman


a. Peningkatan Iman dan Takwa Dikembangkan dari sasaran

b. Peningkatan Mutu Akademik

c. Peningkatan dibidang Non Akademik / Ektrakurikuler

d. Peningkatan di Bidang Kebersihan dan di Bidang Penghijauan

e. Peningkatan di Bidang Usaha Kesehatan Sekolah

70
8. Visi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman
”Menjadi madrasah terpercaya di masyarakat untuk mempersiapkan

insan yang bertaqwa dan berakhlak mulia”

a. Misi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Payaraman

1) Membentuk sumber daya manusia yang memiliki Potensi dibidang Imtek

dan Imtaq sesuai dengan perkembangan zaman.

2) Membangun citra Madrasah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.

1) Membangun Sarana dan Prasarana Pendidikan yang relevan dan

berwawasan Lingkungan.

2) Menciptakan manjemen madrasah yang transparan dan akuntabel

B. Temuan Khusus (Pembahasan)


1. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Pembelajaran
Tematik Siswa di Masa Pandemi COVID-19 Kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Negeri 1 Ogan Ilir
Dalam proses pembelajaran, sebelum sekolah memutuskan untuk

melaksanakan proses belajar daring (online), pihak sekolah terlebih dahulu

telah melaksanakan rapat bersama orang tua/ wali murid guna memperjelas

apa itu pembelajaran daring (online) dan bagaimana pula teknis

pelaksanaannya. Sebelum memulai proses pembelajaran seorang pendidik

tentunya berkewajiban mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) dimana RPP tersebut tersusun secara sistematis dengan baik

agar berjalan seefektif mungkin. Persiapan ini berupa persiapan tertulis

71
maupun mental pendidik pada saat sebelum memulai pembelajaran. RPP ini

juga menurut guru ada perubahan sedikit disesuaikan dengan kebutuhan

pengajaran dan pembelajaran yang di sesuaikan dengan keadaan sekolah dan

siswa pada saat belajar.

Gambar 4 2 Wawancara dengan Kepala Sekolah Drs. Srigani MM

Upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan aktivitas siswa

ketika proses pembelajaran berlangsung tentunya terdiri dari beragam usaha

ataupun kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi para siswanya. Upaya

yang dilakukan guru harus bisa membangkitkan aktivitas siswa baik secara

fisik (jasmani) maupun mental (rohani). Upaya guru dalam meningkatkan

aktivitas siswa meliputi usaha-dengan menyarankan siswa untuk menambah

belajar dirumah, lebih banyak membaca buku tematik yang di adakan oleh

sekolah. Selain guru untuk dapat memahami karakter setiap siswa ketika

belajar dan berdasarkan pemahaman itu pula guru bisa menciptakan

72
pembelajaran yang mampu mendorong siswa befikir serta bertindak secara

aktif dan kreatif.

Dari hasi wawancara dengan Guru bahwa usaha yang dilakukan guru

untuk meningkatkan pembelajaran yaitu dengan melaksanakan pengawasan,

meningkatkan sarana dna prasarana serta meningkatkan lingkungan kerja di

seolah dan kerjasa dengan orang tua murid. Berikut wawancara

“ faktor pendukung para guru kelas dalam mengajar khusus dalam


pembelajaran tematik dimasa pandemi covid-19 ini adalah
melaksakan supervise dan pengawasan, peningkatan sarana dan
prasarana, meningkatkan lingkungan kerja dan kerjasama dengan
orang tua murid”

Aktivitas belajar siswa mencakup dua aspek yang tidak dapat

dipisahkan, yakni aktivitas mental (emosional-intelektual-sosial) dan

aktivitas motorik gerak fisik). Kedua aspek tersebut saling berkaitan satu

sama lain, saling mengisi dan menentukan.

Ahmad Rohani mengemukakan bahwa aktivitas mental adalah jika daya

jiwanya bekerja secara aktif, seperti mendengarkan, mengamati, menyelidiki,

mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan yang

lainnya dan sebagainya. Aktivitas motorik adalah siswa giat, aktif anggota

badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja seperti melakukan percobaan,

mencatat dan sebagainya.

Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengar dan mencatat seperti

yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul. B Diedrich yang

73
dikutip oleh Sardiman, bahwa aktivitas atau kegiatan jasmani dan rohani yang

dapat dilakukan oleh siswa di sekolah meliputi:

1) Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya, memberi,

membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan

pekerjaan orang lain.

2) Oral Activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

interupsi.

3) Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyali.

5) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

6) Motor Activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model mereparansi, bermain, berkebun, beternak.

7) Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan

soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Emosional Activities, menaruh minat, merasa bosan,

gembira,bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

ada dua faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa, yaitu faktor

internal (di dalam diri siswa) dan faktor eksternal (di luar diri siswa). Pertama

Faktor Fisiologis, yang berhubungan dengan kondisi fisik siswa.Kondisi

74
fisik berpengaruh terhadap aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat

akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar siswa.

Sebaliknyakondisi fisik siswa yang lemah atau sakit akan menghambat

tercapainya hasil belajar yang maksimal.

Faktor Psikologis, yang meliputi: Intelegensi/kecerdasan siswa,

Intelegensi diartikan sebagai kemampuan Psiko-fisik dalam rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkugan melalui cara yang tepat. Intelegensi

merupakan faktor yang penting dalam faktor belajar siswa yang akan

menentukan kualitas belajarnya.

Motivasi, Motivasi adalah proses di dalam individu yang aktif,

mendorong, memberikan arah dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi

sangat diperlukan dalam belajar karena motivasi merupakan salah satu penentu

hasil belajar.

Minat, Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seseorang yang tidak berminat untuk

belajar tidak akan bersemangat dalam proses pembelajaran dan bahkan tidak

mau belajar.

Sikap. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relative tetap

terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun

negatif.

Bakat, Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu

komponen yang diperlukan dalam proses belajar. Kemampuan baru akan

75
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata setelah belajar atau berlatih

Sementara Faktor Eksternal, terdiri dari: Faktor Keluarga, meliputi: Cara

orang tua mendidik , Relasi antara anggota keluarga Keadaan ekonomi

keluarga Latar belakang budaya Pengertian orang tua). Faktor Sekolah, yang

meliputi:

Metode mengajar, Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang

harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan

mempengaruhi belajar yang tidak baik pula. Agar siswa dapat belajar dengan

baik, maka metode harus tepat, efektif dan efisien.

Kurikulum, Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan agar

siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.

Alat Pelajaran, Alat pelajaran yang baik dan lengkap sangat diperlukan,

agar guru dapat mengajar dengan baik dan siswa dapat menerima pelajaran

dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.

Relasi siswa dengan baik, Relasi guru yang baik terhadap siswa,

menyebabkan siswa menyukai gurunya, mata pelajaran yang diberikan

sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya.

Relasi siswa dengan siswa, Menciptakan relasi yang baik antar siswa

adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar

siswa. Keadaan Gedung, Variasi karakteristik siswa, menuntut keadaan

gedung yang memadai dalam setiap kelas. iswa tidak akan bisa belajar dengan

nyaman kalau kelas tidak memadai.

76
Waktu sekolah. Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar

mengajar di sekolah baik pagi, siang, sore atau malam hari. Metode belajar,

Hasil belajar siswa akan meningkat bila cara belajar siswa tepat dan cukup

istirahat.

Gambar 4 3 Wawancara dengan Guru kelas V Bapak Ridwan

Pihak sekolah dalam hal ini juga melakukan supervise atau pengawasan dan

pemantauan terhadap aktivitas guru mengajar kepada siswa dalam proses

pembelajaran daring agar materi yang disampaikan kepada murid/siswa dapat

diterima dengan baik. Pembelajaran tematik menurut guru sudah dapat berjalan

lancar sesuai dengan yang diharapkan semua pihak.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh bapak Ridwan selaku selaku guru

kelas V yang mengajar pembelajaran tematik siswa kelas v beliau mengatakan

bahwa cara meningkatkan aktivitas belajar siswa yang aktif itu tergantung dari

cara mengajar , guru harus bisa melihat kondisi siswa nya, ibarat ya ketika

seorang pengajar menjelaskan dikelas daring/online hanya itu-itu saja tidak bisa

77
berkembang siswanya , tetapi jika gurunya aktif malah lebih bagus pemahaman

yang didapat oleh siswanya. Sebelum kepembelajaran saya pastinya membuat

RPP yang di modifikasi agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah agar

mempermudah pembelajaran yang ingin ajarkan dan menentukan metode dan

media yang tepat dan cocok pada pembelajaran yang akan di ajarkan, karena

metode seta media menentukan berhasil tidaknya suatu proses dalam aktivitas

belajar atau dalam kegaiatan belajar mengajar. Oleh karena itulah siswa/i dituntut

lebih aktif saat mengikuti pembelajaran di dalam kelas daring

Metode yang di gunakan bervariasi tergantung pada kondisi dan suasana

peserta didik dalam kelas daring. Jadi kesimpulan dari bapak sendiri mengenai

pembelajaran tematik siswa/i di masa pandemi covid-19 saya harus mengajarkan

mereka dengan cara yang kreatif supaya siswa/i tertarik karena di masa pandemi

covid-19 ini kegitan kami dalam belajar mengajar nya di persingkat waktunya jadi

harus menyampaikan sekreatif mungkin suapaya siswa paham dan tidak kesulitan

dalam mengerjakan tugas-tugasnya yang diberikan.

Dapat disimpulkan bahwa Upaya guru dalam meningkatkan aktivitas belajar

siswa dapat dilakukan dengan memperhatikan cara atau metode mengajar secara

tepat, efisien dan efektif. Sebagaimana dikatakan oleh slameto agar siswa dapat

menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran maka guru harus bisa

memilih cara yang tepat yang perlu direncanakan dengan baik sebelum memulai

proses pembelajaran. Selain itu penggunaan media pembelajaran juga dapat di

maksimalkan dengan berbagai media seperti alat peraga , dan materi dari internet

lainnya.

78
Hal ini dikarenakan cara atau metode tersebut merupakan salah satu upaya

yang dapat dilakukan guru untuk mempengaruhi aktivitas belajar siswa, yang

nantinya dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan motivasi belajar

siswa.

Gambar 4 4 Wawancara dengan Juwita siswi kelas V


Harapannya upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan aktivitas

belajar siswa benar-benar dapat membantu para siswa dalam memahami materi

pelajaran tanpa ada rasa jenuh dan bosan serta bertindak aktif dalam proses

pembelajaran tersebut. (Slameto,2003, hal. 65).

Adapun saran dari peneliti supaya dapat meningkatkan aktivitas belajar pada

pembelajaran tematik siswa harus :

a. Bertanya

Pada proses pembelajaran, kegiatan bertanya menunjukkan adanya

interaksi yang dinamis antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.

Kegiatan bertanya akan lebih efektif pertanyaan yang diajukan cukup berbobot,

79
mudah dimengerti atau relevan dengan topic yang dibicarakan. Keaktifan

peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan

mengembangkan bakat yang dimilikinya. Peserta didik juga dapat berlatih untuk

berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam

proses pembelajaran.

b. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Keterlibatan langsung siswa di dalam proses pembelajaran memiliki

intensitas keaktifan yang lebih tinggi. Maksudnya, siswa tidak hanya aktif

mendengar, mengamati, dan mengikuti, akan tetapi terlibat langsung dalam

suatu proses pembelajaran seperti melaksanakan suatu percobaan, peragaan atau

mendemonstrasikan sesuatu. Dengan keterlibatan langsung ini berarti siswa aktif

mengalami dan melakukan proses belajar sendiri.

c. Bekerja sama dengan anggota kelompok dalam mengerjakan lembar kerja

siswa.

Interaksi siswa dengan guru meliputi keaktifan bertanya kepada guru,

menjawab pertanyaan guru, memanfaatkan guru sebagai narasumber dan

memanfaatkan guru sebagai fasilitator. Kerjasama kelompok meliputi keaktifan

membantu teman dalam kelompok yang menjumpai masalah, meminta bantuan

kepada teman jika mengalami masalah, mencocokan jawaban/ konsepsinya

dalam satu kelompok dan pembagian tugas dalam kelompok. Keaktifan siswa

dalam kelompok meliputi keaktifan mengemukakan pendapatnya, menanggapi

pertanyaan/ pendapat teman dalam kelompoknya, mengerjakan tugas kelompok

dan menjelaskan pendapat/pekerjaannya.

80
d. Mencatat kegiatan pembelajaran

Mencatat merupakan salah satu bagian dari menulis, mencatat adalah

bahwa mencatat meningkatkan daya ingat Memori otak manusia mampu

menyimpan hal apa saja yang sengaja atau tidak sengaja didengar, dilihat, dan

dirasakan. Akan tetapi, manusia sering lupa dengan apa yang sudah dialami.

Oleh karena itu, diperlukan suatu hal yang bisa membantu mengingat apa yang

sudah tersimpan di dalam memori otak kita, yaitu mencatat.

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan di atas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa dari Keaktifan siswa sangat dibutuhkan pada proses belajar

mengajar. Siswa yang aktif akan memiliki kepribadian yang mandiri dan percaya

diri. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam

proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat

memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri

berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.

Bertanya diskusi
Upaya guru dalam
meningkatkan
aktivitas belajar Menjawab
Mencatat
pertanyaan

Gambar 4 5 upaya yang dilakukan

2. Faktor Pendukung dan penghambat guru Dalam Meningkatkan Aktivitas


Belajar Pada Pembelajaran Tematik Siswa di Masa Pandemi COVID-19
Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Ogan Ilir

81
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran tanpa tatap muka secara

langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan secara online. Sebagaimana yang

telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembelajaran tematik selama masa pandemi

covid-19 yang dilakukan seara daring (online) melalui media komunikasi online

yaitu whatsapp. Dalam proses pembelajaran daring tentunya mengalami

permasalahan atau problematika baik dari guru maupun siswa. Pada pembelajaran

tematik daring (online) di kelas V juga terdapat beberapa problematika atau

permasalahan.

Dengan adanya cara atau teknik yang dilakukan oleh guru tentunya ada

beberapa faktor yang mendukung dan penghambat dalam mencapai pelaksanaan

tersebut. Adapun faktor-faktor penghambat tersebut diantaranya jaringan listrik

dan jaringan internet. Kondisi di daerah kecamatan Payaraman terkendala dengan

jaringan listrik yang sering mati. Hal ini sering menganggu proses belajar

mengajar siswa ketika pembelajaran daring. Listrik yang sering hidup dan mati

pada saat jam belajar membuat aktivitas siswa menjadi lumpuh dalam proses

belajar mengajar daring.

Kemudian hal lain yang menghambat adalah sinyal internet yang belum

stabil dan sering lemot , hal ini mungkin karena kurangnya BTS atau pemancar di

kawasan kecamatan Payaraman kabupaten Ogan Ilir. Sinyal yang sering lemot

membuat aktivitas menjadi terganggu sehingga materi pelajaran yang

disampaikan menjadi kurang lengkap kepada siswa.

Karena keterbatasan fasilitas dan penguasaan teknologi yang dimiliki guru

dan juga siswa menyebabkan pembelajaran daring (online) hanya mampu

82
dilaksanakan melalui aplikasi whatsapp. Yang hanya melalui proses pemberian

tugas tertulis melalui foto dan terkadang juga praktek melalui video. Dengan

adanya sistem seperti ini membuat siswa terkadang kurang memahami materi

pelajaran karena keterbatasan komunikasi dengan guru. Karena biasanya siswa

melakukan pembelajaran dengan tatap muka secara langsung.

Hal lainnya adalah ketidakmampuan secara ekonomi masyarakat untuk

membeli kuota internet yang menurut pendapat orang tua murid sangat

membebani dalam proses belajar anak mereka. Tingkat kehidupan masyarakat di

kecamatan Payaraman sebagian besar adalah petani dan produksi hasil pertanian

tidak sebaik seperti di daerah lain yang bisa panen 3 kali setahun. Kondisi alam

dan keadaan geografis daerah yang tidak mendukung para petani menanam padi

lebih dari 1 kali dalam setahun.

Kemandirian siswa selama belajar dirumah tidak dapat sepenuhnya

terlaksana dengan baik. Tidak adanya tatap muka antara siswa dan guru

menyebabkan siswa harus merasa bosan dan jenuh selain itu harus mandiri dalam

memahami materi dan mengerjakan tugas yang ada. Kemudian,, menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh guru termasuk juga melaporkannya. Hal ini tidak

menutup kemungkinan terjadinya ketidakpahaman materi. Apalagi jika materi

tersebut membutuhkan penjelasan detail.

Upaya yang dilakukan oleh guru di MAN 1 Ogan Ilir adalah dengan

membuat media pembelajaran yang berguna untuk melakukan transformasi ilmu

kepada murid. Media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan untuk

membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara

83
pendidik dan peserta didik. Khususnya pada pembelajaran tematik, sangat

dibutuhkan penggunaan media yang tepat dan sesuai dengan kondisi anak dikelas

daring. Dalam ketidak jelasan ataupun kerumitan pada bahan ajar bisa dibantu

dengan adanya media sebagai perantara, tetapi tidak semua pembelajaran

menggunakan media. Media yang nyata dapat mendukung hasil belajar agar

peserta didik dapat memahami dan menyerap materi dengan mudah.

Berikut hasil wawancara dengan guru mengenai permasalahan selama kelas

daring bahwa

“upaya yang lakukan untuk mengatasi problematika selama kelas


daring (online) berlangsung dengan Membuat media pembelajaran,
kemudian dengan komunikasi dengan wali murid agar efektif”
Pihak sekolah juga berusaha meningkatkan sarana dan prasarana di sekolah

seperti kebutuhan jaringan internet sekolah, kuota guru serta handphone dan

komputer laptop agar memudahkan proses pembelajaran di sekolah.

Kemudian guru berusaha berkomunikasi dengan orang tua wali murid agar

siswa dan siwi bisa didampingi ketika belajar daring dan juga mencari alternative

cara agar pembelajaran daring menjadi lebih efektif. Diharapkan dengan selalu

berkomunikasi dengan orang tua tujuan pembelajaran yang diinginkan secara

daring bisa lebih berhasil untuk anak didik.

Guru menyarankan agar siswa dan siswi selalu mengulang pelajaran di

rumah agar materi yang disampaikan menjadi lebih faham dan di ingat oleh

murid. Dengan mengulang-ulang pelajaran maka materi yang disampaikan akan

membuat siswa lebih ingat di memori mereka.

84
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang diperoleh,

peneliti dapat menyimpulan bahwa problematika yang dihadapi guru dalam

proses pembelajaran daring (online). Pertama, penyampaian materi hanya melalui

aplikasi whatsapp karena keterbatasan fasilitas dan pengetahuan mengenai

teknologi. Kedua tidak semua siswa mempunyai smartphone karena rata-rata

ekonomi siswa adalah menengah kebawah. Ketiga, karena orang tua siswa

kebanyakan bekerja sebagai petani menyebabkan orangtua tidak bisa

mendampingi pada saat proses pembelajaran berlangsung hal ini berimbas pada

kurangnya disiplin siswa pada saat pelaksanaan kelas daring (online).. Kemudian

adalah mesalah jaringan internet yang tidak stabil. Dan terakhir adalah jaringan

PLN yang belum sepenuhnya stabil sehingga kadang menganggu prose

pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dapat diperoleh

kesimpulan bahwa upaya kepala sekolah dalam mengatasi problematika guru

dalam pelaksanaan kelas daring (online) pada pembelajaran tematik untuk guru

yaitu dengan aktif melakukan komunikasi antara guru dan wali murid agar siswa

termotivasi untuk belajar dan menganjurkan kepada orang tua agar selalu

mendampingi anak-anak selama proses pembelajaran daring (online) berlangsung

agar anak tidak merasa kesepian dan tidak bersemangat dalam belajar.

Selain itu kepala sekolah juga melakukan pengawasan terhadap guru-guru

dalam melakukan pembelajaran daring agar materi yang disampaikan kepada

siswa diterima dengan maksimal.

85
Sedangkan upaya guru sendiri untuk mengatasi problematika selama

pembelajaran daring (online) yaitu dengan cara memotivasi siswa untuk semangat

belajar dan juga menjalin komunikasi dan kerja sama dengan orang tua siswa

mengenai pembelajaran dan juga meminta orang tua siswa untuk mendampingi

ketika pembelajaran sedang berlangsung agar siswa merasa semangat dan tidak

bosan serta mengantuk selama proses pembelajaran berlangsung. Dan juga selama

belajar dirumah orang tua bersama siswa juga diminta mengulang-ulang kembali

pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya agar siswa tidak cepat lupa.

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT GURU DALAM


MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK
SISWA DI MASA PANDEMI COVID-19 KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH
NEGERI 1 OGAN ILIR

g. LISTRIK YANG TIDAK STABIL a. MEMBUAT MEDIA


h. JARINGAN INTERNET LEMOT PEMBELAJARAN
i. PENGUASAAN TEKNOLOGI b. MENINGKATKAN SARANA
YANG TERBATAS DAN PRASARANA
j. KETIDAKMAMPUAN c. BERKOMUNIKASI AKTIF
EKONOMI MASYARAKAT DENGAN WALI MURID
k. MEMBUAT MEDIA d. MENGULANG ULANG
PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN DI RUMAH
l. MENINGKATKAN SARANA e. MERANCANG RPP YANG
DAN PRASARANA DISESUAIKAN DENGAN
KONDISI
f. MEMOTIVASI SISWA UNTUK

Gambar 4 6 faktor yang mepengaruhi

86
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai upaya Upaya Guru Dalam

Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Pembelajaran Tematik Siswa di Masa

Pandemi COVID-19 Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Ogan Ilir dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Upaya Upaya Guru Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada

Pembelajaran Tematik Siswa di Masa Pandemi COVID-19 Kelas V

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Ogan Ilir dengan menyarankan siswa untuk

menambah belajar dirumah, lebih banyak membaca buku tematik yang di

adakan oleh sekolah. Kemudian Pihak sekolah dalam hal ini juga melakukan

supervise atau pengawasan dan pemantauan terhadap aktivitas guru mengajar

kepada siswa dalam proses pembelajaran daring agar materi yang

disampaikan kepada murid/siswa dapat diterima dengan baik. Selain itu

dengan membuat RPP yang di modifikasi agar sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi sekolah agar mempermudah pembelajaran yang ingin ajarkan dan

menentukan metode dan media yang tepat dan cocok pada pembelajaran yang

akan di ajarkan.

Sementara dari pihak sekolah dengan meningkatkan sarana dan prasarana

untuk pembelajaran daring dengan mengadakan jaringan internet di sekolah,

membeli kuota untuk guru dan meningkatkan komputer dan laptop di sekolah.

87
2. Kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam proses pembelajaran daring adalah

Listrik yang sering hidup dan mati pada saat jam belajar membuat aktivitas

siswa menjadi lumpuh dalam proses belajar mengajar daring. Kemudian

sinyal internet yang belum stabil dan sering lemot , hal ini mungkin karena

kurangnya BTS atau pemancar di kawasan kecamatan Payaraman kabupaten

Ogan Ilir. Lalu keterbatasan fasilitas dan penguasaan teknologi yang dimiliki

guru dan juga siswa menyebabkan pembelajaran daring (online) hanya

mampu dilaksanakan melalui aplikasi whatsapp. Hal lainnya adalah

ketidakmampuan secara ekonomi masyarakat untuk membeli kuota internet

yang menurut pendapat orang tua murid sangat membebani dalam proses

belajar anak mereka

3. Faktor pendukung yang membantu guru dalam Upaya Guru Dalam

Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Pembelajaran Tematik Siswa di Masa

Pandemi COVID-19 Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Ogan Ilir adalah ,

dengan membuat media pembelajaran , berkomunikadi aktif dengan wali

murid, siswa dirapkan selalu mengulang pelajarannya, dan merancang RPP

yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa.

B. SARAN
Dari uraian diatas peneliti mencoba memberikan saran-saran kepada pihak

sekolah dengan cara

1. Bagi kepala sekolah diharapkan lebih memaksimalkan lagi dalam

mengadakan pelatihan-pelatihan kepada guru-gurunya misal pelatihan

membuat media pembelajaran dan tentunya dalam pembelajaran tematik

88
walaupun disini guru di tuntut untuk mandiri dalam mengadakan

pembelajaran yang bervariasi. Supaya dari para guru dapat

membandingkan cara mengajar dalam meningkatkan aktivitas

pembelajaran tematik dimasa pandemi covid-19 ini.

2. Bagi Guru diharapkan mencari dan menggali sendiri secar akreatif

bagaimana media pembelajaran yang cocok untuk di buat guna proses

pembelajaran di jaman covid 19 serta mengikuti pelatihan-pelatihan yang

diberikan kepala sekolah agar nantinya dapat memaksimalkan dan

membantu dalam mengatasi proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan

pemebalajran yang diharapkan.

3. Bagi Murid diharapkan untuk terus menerus belajar dan mampu meningkat

hasil belajar dengan nilai yang maksimal walaupun di keadaan masa

pandemi covid-19 ini. kemudian mampu memahami dan mengembangkan

pembelajaran yang telah di ajarkan oleh gurunya dalam kegiatan belajar

mengajar disekolahnya. Meskipun dalam masa pandemi covid-19 banyak

sekali batasan mereka dalam kegaiatan belajar tapi mereka tetap dituntut

untuk aktif dan berperan dalam kegiatan belajar mengajar dikelas daring.

89
60

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya
Abdul Majid. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ahmad Tafsir. (2012) Ilmu pendidikan dalam perspektif Islam, Bandung: Remaja
Rosda Karya
Ahmad Zaenudin.(2017). Pengembangan Kreativitas Peserta Didik Dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas IV MIN Bener Purworejo.
JawaTengah
Ali, M. & Asrori, M.(2011). Psikologi Remaja,Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Ali, Muhammad. 2002. Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar
Baru Algesindo
Amri, Sofan. (2015). Implementasi Pembelajaran aktif dalam kurikulum Jakarta:
Prestasi Pustaka Jakarta.
Aunurrahman. (2016). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta (dalam
KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain (2016), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006
Donni Juni Priansa.(2015). Manajemen Peserta didik dan
model pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Erwinestri Hanidar Nurafifi (2022) Upaya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas
Belajar pada Pembelajaran Tematik Siswa di Masa Pandemi
Covid-19 Kelas V SD Ies Al-Ghuroba Kabupaten Sorong , Misool: Jurnal
Pendidikan Dasar Vol.3, No.2, Desember 2021, h. 89~93
Gunawan, Imam. 2015. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik.
Jakarta:Bumi Aksara.
Malawi, Kadarwati. (2017). Pembelajaran Tematik (Konsep dan Aplikasi). Jawa
Tengah
Muchith, M. Saekhan. (2008). Pembelajaran Kontekstual. Semarang:
Mulyasa. (2006). Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT Rosda KaryaPT Raja
Grafindo Persada.
Sobron A. N, Bayu, Rani & Meidawati S. (2019). Pengaruh Daring Learning
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar. Prosiding Seminar
Nasional Sains Dan Entrepreneurship VI Tahun 2019, Semalam 1-5
Sudarsana, i Ketut. (2020). COVID-19 Perspektif Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta

60
61

Pane, Aprida. & Dasopang, M. Darwis. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Fitrah:
Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman
Pohan, A. F. (2020). Konsep pembelajaran daring berbasis pendekatan
ilmiah.CV. Sarnu Untung.. Jakarta
Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Pemula, Bandung: Alfabeta.
Rohani, Ahmad. (2013). Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Rosadi, Imron. 2009. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Studi Kasus di Kelas II
SDN Mergosono I Kota Malang. Skripsi, Program Studi S1 PGSD Jurusan
KSDP Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.. http://karya-
Sanaky Ah, Hujair. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta : Safiria Insania
Press.
Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali
Press.
Suryana, Sukmawati, Suryani (2018) Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Tematik Di Kelas I Sekolah DASAR Universitas Tanjung
Pura
Suwarno, Wiji,. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media.Timur: CV. AE Media Grafika.
Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu (konsep, strategi dan implementasi
Semarang
Umar. (2011). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi II. Jakata:

61
62

LAMPIRAN
Hasil Wawancara
1. Kepala Sekolah

Rekaman pembicaraan Peneliti dengan kepala sekolah Drs. Sri Gani MM

Sindi : Assalamualaikum wrwb perkenalkan nama saya Sindi Setyarini, sya


ingin bertanya kepada bapak, kepala sekolah tetntang pertanyaan
tetantang sekolah tentang Sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah 1
Ogan Ilir

Kepala sekolah : Madrasah ini Dulu dikelola yayasan yang bernama Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Hilal Payaraman kecamatan Tajung Batu kabupaten
Ogan Ilir. Krmudian setelah itu perkembangan zaman karena usulan
masyarakat pada tanggal 20 juli 1967 Madrasah ditingkatkan dari
yayasan menjadi MAN Payaraman, Sesuai perkembangan nama
diganti MAN Negeri 1 Ogan Ilir

Sindi : Bagaimana Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir

Kepala sekolah : Menjadi anak didik menjadi insan yang berguna bagi bangsa
dan Negara

Sindi : Keadaan staf dan tenaga pengajar/ pendidik Madrasah Ibtidaiyah 1


Ogan Ilir.
Kepala sekolah : Seluruh nya adalah mulai dari kep madraash sebanyak 40
orang ASN, 19, honorer 21 termasuk guru dan staf.

Sindi : Bagaimana Kondisi Lingkungan Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir


Kepala sekolah : Alhamdulillah baik, artinya tertata dengan baik dan hubungan
dengan masyarakat sekitar juga baik.

2. Guru
Sindi : Assalamualaikum wrwb perkenalkan nama saya Sindi Setyarini, sya
ingin bertanya kepada bapak
Sindi : Kurikulum apa yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir?
Guru : Kurikulum yang digunakan mengacu pada Kurikulum 2013,

62
63

Sindi : Bagaimana penerapan pembelajaran tematik Madrasah Ibtidaiyah 1


Ogan Ilir ?
Guru : Penerapan pembelajaran tematik Madrasah Ibtidaiyah 1 Ogan Ilir
dilaksanakan pembelajaran terpadu, terpadu antar muatan pelajaran
memakai tema seperti garis lingkaran terpadu.

Sindi : Bagaimana proses pelaksanaan kelas daring (online) khususnya pada


pelajaran tematik selama masa pandemic covid-19
Guru : Alhamdulilah proses pelaksanaan kelas daring (online) khususnya
pada pelajaran tematik selama masa pandemic covid-19 pemelajaran
lancar tanpa ada hambatan
Sindi : apakah sudah berjalan sesuai tujuan pembelajaran dalam belajar
mengajar?
Guru : pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam
belajar mengajar dan yang diharapkan
Sindi : Apasaja faktor penghambat para guru kelas dalam mengajar khusus
dalam pembelajaran tematik di masa pandemi covid-19?
Guru : faktor penghambat para guru kelas dalam mengajar khusus dalam
pembelajaran tematik di masa pandemi covid-19 pada saat listrik mati,
sinyal hilang, keterbatasan ekonomi orangtua untuk beli paket dan biaya
lainnya.
Sindi : Apasaja faktor pendukung para guru kelas dalam mengajar khusus
dalam pembelajaran tematik dimasa pandemi covid-19 ini ?
Guru : faktor pendukung para guru kelas dalam mengajar khusus dalam
pembelajaran tematik dimasa pandemi covid-19 ini adalah melaksakan
supervise dan pengawasan, peningkatan sarana dan prasarana,
meningkatkan lingkungan kerja dan kerjasama dengan orang tua murid
Sindi : Apakah selama pembelajaran online ibu membuat RPP sendiri ?
Guru : RPP buat sendiri sesuai dengan materi
Sindi : Apakah pada selama belajar online masa pandemi ini ada perubahan
pada komponen RPP
Guru : Sedikti ada perubahan, sesuai kebutuahn dengan pembelajaran, dan
diadaptasi sesuai dengan keadaan
Sindi : Bagaimana cara sekolah memantau kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan siswa selama masa pandemic covid-19

63
64

Guru : cara sekolah memantau kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh


guru dan siswa selama masa pandemic covid-19 adalah Melaksanaan
supervise kelas, pengawasan terhadap para guru
Sindi : Apa saja problematika selama pembelajaran daring (online)
berlangsung
Guru : Pengunaan perangkat media, tidak sesuai dengan hal diinginkan,
Sindi : Bagaimana upaya yang ibu / bapak lakukan untuk mengatasi
problematika selama kelas daring (online) berlangsung
Guru : upaya yang lakukan untuk mengatasi problematika selama kelas daring
(online) berlangsung dengan Membuat media pembelajaran, kemudian
dengan komunikasi dengan wali murid agar efektif
Sindi : Bagaimana respon siswa/i saat pembelajaran tematik khususnya dimasa
pandemic
Guru : Respon siswa menerima dengan baik pembelajran tematik
Sindi : Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar tematik siswa/i dimasa
pandemic covid-19 ?
Guru : cara meningkatkan aktivitas belajar tematik siswa/i dimasa pandemic
covid-19 ? dengan menyarankan rajin belajar dirumah, baca buku tematik
yang diadakan oleh madrasah,

3. Siswa

Rekaman pembicaraan Peneliti dengan siswa Juwita


Sindi : Apakah pembelajaran tematik itu menyenangkan ?
Murid : Menyenangkan
Sindi : Apa perbedaan yang siswa rasakan selama belajar dengan metode
daring Siswa
Murid : (online) Tidak senang karena belajar sendirian
Sindi : Apakah siswa memahami materi yang diampaikan secara online ?
Murid : Kurang memahami
Sindi : Bagaimana proses pengerjaan tugas siswa selama masa belajar online ?
Murid : dikerjakan dan dikumpulkan pada saat sekolah

64
65

Sindi : Apa kesulitan yang dialami siswa selama pelaksanaan pembelajaran


tematikk melalui kelas daring (online)
Murid : terkendala sinyal sehingga pembelajaran tidak mudah dipahami
Sindi : Apakah adik menyukai pembelajaran tematik?
Murid : suka
Sindi : Pada saat pembelajaran tematik pernah tidak adik bertanya, diskusi
kelompok dan maju peresentasi hasil pembelajaran tematik ?
Murid : pernah presentasi ke depan kelas
Sindi : Pernahkah adik belajar dengan menggunakan media pembelajaran atau
alat praga saat pembelajaran tematik di masa pandemi covid-19 ?
Murid : pernah media gambar
Sindi : Bagaimana menurut adik lebih mengasikkan yang mana pembelajaran
tematik dimasa new normal dulu dengan masa pandemi covid-19
sekarang ini?
Murid : Masa new normal
Sindi : Pernah tidak dimasa pandemi covid-19 adik tidak mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru ?
Murid : pernah

65
1

Anda mungkin juga menyukai