DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya.
Penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian proposal ini dengan baik dan tepat pada
waktunya .
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 5
A. Kajian Teori.................................................................................... 7
B. Kerangka Berpikir.......................................................................... 21
C. Hipotesis......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang yang telah terurai di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kejenuhan
belajar daring dengan hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas X SMA Negeri 1
Sojol.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini secara garis besar dapat berguna bagi peneliti,
siswa, sekolah dan guru:
a. Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan sebagai calon guru di masa depan, tidak hanya
teori belaka karena peneliti terjun langsung ke lapangan dalam menganalisa masalah
kejenuhan yang terjadi dalam diri siswa demi kemajuan pendidikan.
b. Bagi siswa
d. Bagi guru
Untuk hasil penelitian ini dapat menjadi pengetahuan guru untuk mengenal
murid lebih jauh akan berbagai macam penyebab kejenuhan, sehingga dapat
membantu siswa memperoleh strategi pribadi untuk menghadapi berbagai tekanan,
yang mana guru mampu membimbing dengan porsir yang pas dan sesuai dengan
keadaan siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kejenuhan Belajar
a. Pengertian
Kejenuhan asal katanya adalah jenuh, kejenuhan bisa bermakna penuh atau
padat sehingga tidak bisa lagi menampung apa pun, jenuh juga bisa berarti jemu
atau bosan. Kejenuhan belajar adalah proses pembelajaran yang berlangsung terus
menerus dengan kegiatan yang monoton tanpa adanya perubahan terhadap sistem
yang dijalankan. Di dalam kegiatan pembelajaran, disamping siswa kerap kali
mengalami kelupaaan, siswa juga sering terkadang mengalami peristiwa negatif
lainnya yang dikenal dengan kejenuhan belajar dimana didalam ilmu psikologi
disebut dengan learning plateau.
Kejenuhan adalah kondisi akhir dari stres yang dapat berbentuk kelelahan
fisik, kelelahan mental, kelelahan emosional, depersonalisasi, dan berkurangnya
penghargaan terhadap diri sendiri sebagai akibat dari keterlibatan jangka panjang
pada situasi interpersonal yang menuntut (Rahman 2007). (Nelliani, 2020)
Kejenuhan belajar ini memang sering kali mendera siswa sehingga mereka merasa
tidak ada kemajuan yang mereka alami baik dari segi ilmu pengetahuan ataupun
keterampilan. Kejenuhan belajar ini tidak berlangsung selama siswa menempuh
pendidikan tetapi terjadi pada saat tertentu saja. Seseorang yang sedang mengalami
kejenuhan belajar pikiranya tidak dapat bekerja sesuai dengan apa yang
diharapakan dalam mengolah dan memproses butir-butir berita atau ilmu
pengetahuan baru sehingga progres belajarnya seakan-akan jalan ditempat.
Kejenuhan belajar yang dialami oleh siswa terjadi pada periode dimana
semangat belajar mereka mulai berkurang. Hal bisa kita ibaratkan degan sebuah
mesin kendaraan. Dimana mesin kendaraan yang terus menerus di pacu lama
kelamaan mesin itu akan menjadi panas dan perlu didinginkan untuk beberapa saat
sampai suhunya kembali menjadi normal. Hal serupa juga bisa terjadi didalam
proses pembelajaran, suatu waktu siswa akan merasa sangat bersemangat ketika
mempelajari sesuatu, saking semangatnya mereka melupakan banyak hal, namun
masa-masa mereka semangat belajar itu tidak akan berlangsung terus menerus atau
tidak akan bertahan lama. Suatu ketika perasaan malas datang menghampiri
mereka, mereka mulai jenuh, bosan, serta malas-malasan. Ini masa dimana
ketekunana itu mencapai titik jenuh. Saat itu perasaan jenuh mendominasi diri
mereka, namun setelah beberapa masa kejenuhan itu berlagsung, tak lama
kemudian muncul kembali kegairan untuk menekuni kesibukan seperti semula,
demikian seterusnya, perasaan jenuh dan semangat silih bergati datang
menghampiri dan dalam proses pembelajaran siklusnya akan terus berlansung
seperti itu, suatu waktu semangat belajar mereka akan membara lalu dilain
kesempatan semangat itu akan redup kembali dan digantikan dengan kejenuhan
belajar yang menguasai diri.
Hakim T (2010:63) faktor kejenuhan belajar yakni a) cara atau metode yang
tidak bervariasi, b) belajar hanya ditempat tertentu c) suasana belajar yang tidak
berubah-ubah d) kurang aktivitas rekreasi atau hiburan e) adanya ketegangan mental
yang kuat dan berlarut-larut pada saat belajar.
b. Kelelahan fisik: gejala yang terjadi pada kelelahan fisik adalah seperti sakit kepala,
mual, pusing, gelisah, otot-otot sakit, gangguan tidur, penurunan berat badan,
kurangnya nafsu makan, sesak napas, siklus menstruasi yang tidak normal, kelelahan
fisik, kelelahan kronis, kelemahan tubuh, tekanan darah tinggi
c. Kelelahan kognitif: Ketidakberdayaan, kehilangan harapan dan makna hidup,
ketakutan dirinya menjadi “gila”, perasaan tidak berdaya dan dirinya tidak mampu
untuk melakukan sesuatu, perasaan gagal yang selalu menghantui, pengahargaan diri
yang rendah, munculnya ide bunuh diri, ketidak mampuan untuk berkonsentrasi, lupa,
tidak dapat mengerjakan tugas-tugas yang kompleks, kesepian, penurunan daya tahan
dalam menghadapi frustasi yang dirasakan.
2. Pembelajaran Daring
3. Hasil Belajar
a. Pengertian
Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti
program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang diterapkan meliputi
aspek kognitif, efektif, dan psikomotor (Rahayu 2011).
Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut
mengerjakan tes yang diberikan oleh guru dan selanjutnya dibuktikan dengan nilai
hasil evaluasi (Ahmad 2019).
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah pemahaman yang diperoleh siswa melalui proses pembelajaran dimana hasil
yang diperoleh ditentukan berdasarkan nilai evaluasi dalam berbentuk skor terhadap
sejumlah materi.
1. Pemahaman Konsep
2. Keterampilan Proses
3. Sikap
Menurut Purwanto dalam (Rijal and Bachtiar 2015) Sikap senantiasa
mempunyai hubungan tertentu dengan objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan suatu objek tertentu yang dapat
dirumuskan dengan jelas. 25 Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata,
melainkan mencakup pula aspek respon fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan
antara mental dan fisik secara serempak.Jika mental saja yang dimunculkan, maka
belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya.
Menurut Azwar dalam (Rijal and Bachtiar 2015) terdapat dua faktor yang
mempengaruhi sikap, yaitu faktor internal individu dan faktor eksternal individu.
a. Faktor Internal
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal individu terdiri dari:
1. Instuisi atau lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai salah suatu
sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan
keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dari diri individu.
2. Kebudayaan, kebudayaan dimana kita hidup dan didasarakan mempunyai
pengaruh yang besar terhadap sikap.
3. Lingkungan, lingkungan yang kondusif dimana masyarakatnya sangat
terbuka dan mudah menenrima hal-hal baru akan membuat seseorang akan
mengambil sikap positif yang tepat sesuai yang diinginkan.
4. Media massa, sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa
seperti Televisi, Radio, Surat Kabar, Majalah,dan lain-lain mempunyai
pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa
pula pesan-peesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang.
5. Orang lain yang dianggap penting, orang lain disekitar kita merupakan salah
satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita.
Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan
persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seseorang yang
tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusu untuk kita
(significant others), akan lebih bnayak mempengaruhi pembentukan sikap
kita terhadap sesuatu. Seseorang individu pada umumnya cendrung untuk
memiliki sikap orang yang dianggap penting.
6. Situasi, dua orang yang sedang menghadapi masalah yang sama tetapi dalam
situasi yang berbeda maka sikap yang diambil tidak akan sama.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor intenal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang
sedangkan faktor ekternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Kedua
faktor tersebut bisa saja menjadi penghambat atau pendukung belajar siswa (Budi
Kurniawan, ono wiharna 2017).
1.Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik,
yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor 27 internal ini meliputi: minat dan
motivasi belajar. Hasil belajar dapat menjadi baik apabila siswa memiliki perhatian
terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian
siswa, maka akan timbul kebosanan, sehingga siswa tidak mau lagi belajar (Budi
Kurniawan, ono wiharna 2017).
Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang dan dapat timbul
karena adanya pengaruh dari luar. Minat membuat seseorang cendrung tetap
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang biasanya diminati
seseorang diperhatiakn terus-menerus dan selalu disertai rasa senang sehingga
seseorang akan meraih kepuasan (Budi Kurniawan, ono wiharna 2017).
2. Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar.
Metode mengajar, media , interaksi siswa dan lingkungan sosial. Metode mengajar
mempengaruhi proses belajar. Jika metode guru cendrung membosankan maka akan
membuat siswa kesulitan dalam proses belajar. Kesulitan dalam belajar ini dapat
berdampak terhadap hasil belajar pada mata pelajaran tersebut. Guru harus mampu
menggunakan metode mengajar yang tepat, efisien dan efektif bagi siswa agar
perhatian dalam kelas tertuju pada pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan alat bantu atau benda yang digunakan pada
kegiatan belajar mengajar dengan tujuan untuk menyampaikan informasi
pembelajaran dari guru kepada siswanya. Media pembelajaran memiliki hubungan
yang erat dengan cara belajar siswa, karena media yang digunakan oleh guru
digunakan juga oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan (Budi Kurniawan,
ono wiharna 2017).
Interaksi siswa dengan lingkungan sosial sekolah akan terjadi selama proses
belajar. Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa yang dipengaruhi
oleh relasi antar keduanya. Cara belajar siswa juga dapat dipengaruhi oleh relasinya
dengan guru. Relasi antar siswa pun perlu tercipta, karena hal tersebut dapat
memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar (Budi Kurniawan, ono wiharna
2017).
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi belajar adalah orang tua
dan keluarga siswa (Budi Kurniawan, ono wiharna 2017). Sifat orang tua,
pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan letak rumah dapat memberikan
dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang
sangat penting di sekolah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia sudah di ajarkan mulai
jenjang pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah
Atas, hingga Perguruan Tinggi. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan
analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan
penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang
lain, selain itu, pembelajaran mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi
dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta
menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Untuk
menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran dengan baik, maka peran guru
sangatlah penting.
B. Kerangka Berpikir
Kejenuhan Belajar
Pengaruh Kendala
1.Fsikis (ditandai dengan : 1.Susahnya sinyal internet bagi
pusing,mual,susah siswa yang tinggal di pedalaman
tidur,kurangnya nafsu makan) 2.Penyampaian materi yang
2.Mental ( ditandai dengan : singkat karena durasi waktu hanya
cemas, stress,frustasi,bosan,putus 30 menit
asa, suka marah,tertekan,mudah
3.Suasana pembelajaran yang
tersinggung, gelisah)
monoton
Tempat Penelitian
SMA Negeri 1 Sojol
Metode Penelitian
Kuantitatif
C. Hipotesis
METODE PENELITIAN
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek,
organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2012).
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :
2. Variabel terikat (Dependent variabel) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2013). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar disebut dengan variabel (Y).
C. Desain Penelitian
a. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data
yang berbentuk angka ( Sugiyono 2012). Dalam bentuk angka ini maka data
kuantitatif dapat di proses menggunakan rumus matematika atau dapat juga dianalisis
dengan sistem statistik.
b. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara
empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung dengan objek penelitian,
data tersebut kemudian dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti (Sugiyono
2012). Dalam penelitian ini yang akan menjadi sumber data primer adalah seluruh
data yang diperoleh dari angket yang akan disebarkan kepada responden yaitu siswa
kelas X MIA Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sojol yang menjadi partisipan dalam
penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak berhubungan langsung dengan masalah
penelitian tetapi data ini mendukung untuk memperoleh data (Sugiyono 2012). Data
skunder dalam penelitian ini yaitu hasil belajar yang akan diperoleh dari guru bidang
studi bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sojol.
a. Populasi penelitian
1. Teknik Sampling
2.Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono 2012). Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi. Sampel adalah suatu proporsi kecil dari populasi yang seharusnya diteliti,
yaitu dipilih atau ditetapkan untuk keperluan analisis. Dengan meneliti sampel saja
peneliti berharap akan dapat menarik kesimpulan tertentu yang akan dikenakan
terhadap populasinya. Sampel adalah bagian-bagian dari populasi yang menjadi objek
penelitian. Adapun sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X MIA A yang
berjumlah 30 siswa, 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
a. Kuesioner
Kisi-kisi instrumen
Admin. (2020, Mei 25). "Pembelajaran Bahasa Indonesia". Retrieved September 22,
2021, from Smpn234.sch.id: https://smpn234.sch.id/blog/pembelajaran-bahasa-
indonesia
Wirdaus, I., Arief, Z. A., & Syafri, U. A. (2014). “Hubungan Antara Persepsi Siswa
Tentang Penggunaan Media Pembelajaran Power Point dan Minat Belajar Siswa
Dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia”. Jurnal Teknologi Pendidikan, 3(2).