PDGK4104/PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD
Disusun Oleh :
KELOMPOK X
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Allah SWT dan karunia-Nya yang telah di limpahkan kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan data yang kami peroleh
mengenai “Modul 10 yaitu tentang Potret Pembelajaran di Sekolah Dasar dan
Pembaharuan Pembelajaran yang diterapkan di Sekolah Dasar”
Dalam penyusunan tugas ini kami menyadari bahwa belum sempurna dan masih
banyak sekali kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Kepada semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan terimakasih. Semoga dengan
selesainya pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai pembaca.
Penyusun
Kelompok X
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………………….. I
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………..II
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….....10
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN
Ada berbagai macam potret pembelajaran yang ada di sekolah dasar, entah
itu terpenuhi segala apa yang dibutuhkan oleh kegiatan pembelajaran ataukah
jauh dari kesempurnaan yang berakibat pada tingkat keberhsilan belajar.
Seperti yang telah kita ketahui bersama, selain terbatasnya tenaga guru,
kendala proses belajar belajar mengajar yang selama ini ditemukan adalah
kurang memadainya sarana-prasarana penunjang yang ada. Bagi yang kebetulan
mengajar di daerah yang secara geografis terpencil, mungkin saat ini anda
merasakan bahwa apa yang disampaikan merupakan kenyataan yang setiap hari
anda temukan. Bagi yang mengajar ditempat yang telah dilengkapi dengan
sarana dan prasarana penunjang, berikut adalah contoh yang layak untuk
direnungkan bagaimana proses pembelajaran yang semestinya dilakukan.
Contoh I :
Contoh 2 :
Dari contoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pertama letak geogafis
suatu lembaga pendidikan sehingga untuk menjangkaunya diperlukan waktu
dan alat transportasi yang memadai. Akibatnya, apa yang telah ada tidak
mampu untuk dirawat dan dipelihara karena kurangnya tenaga pendidik dan
kependidikan yang ada.
Untuk tingkat SD, selain jumlah siswa dibatasi maksimal 25 siswa. Untuk
mendukung lancarnya proses belajar-mengajar, setiap siswa memperoleh
fasilitas antar jemput dari rumah ke rumah dengan mobil yang kondisi layak
jalan tentu saja dilengkapi AC. Selain itu untuk mendukung kegiatan
berkesenian atau kegiatan besar lainnya, sekolah juga memiliki ruang siding
besar. Dengan situasi yang demikian siswa merasa nyaman dan proses belajar
berlangsug secara kondusif.
b. Metode Pembelajaran
Tidak kita pungkiri, bahwa sekarang masih banyak kita temukan mata
pelajaran sains dan matematika menjadi momok dan menakutkan bagi siswa,
bahkan banyak kita temukan para siswa akan bolos sekolah bila mata pelajaran
atau bidang study tersebut diajarkan. Apalagi diajarkan oleh guru yang berwajah
sangar dan berbadan besar, maka ketakutan dan rasa stress menghantui diri
para siswa. Kata orang bijak bahwa “ orang yang menguasai sains, berarti di
menguasai dunia”. Sains dan Matematika diajarkan mulai dari Pendidikan Dasar
(SD). Oleh sebab itu, bidang studi ini benar-benar harus diajarkan secara benar.
Salah satu persoalan dari seseorang guru ditanah air, selain kesejahteraan
adalah ketidakmerataan jumlah mereka. Perbandingan antara guru yang
mengajar di daerah terpencil dengan guru yang mengajar di daerah kota sangat
jauh, Jadi dari segi kualitas, jumlah guru sebenarnya belum memadai tetapi
tidak demikian dengan pemerataan dan kualitasnya.
Sarana belajar dan dukungan orang tua yang sangat beragam antara murid,
bahkan dalam kelas yang diajarkan oleh guru yang sama, menyebabkan praktek
belajar dari rumah sangat bervariasi. Dalam praktik pengajaran jarak jauh,
keragaman antara guru dalam hal kemampuan dalam mengajar dan metode
pengajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti akses internet. Guru-guru
di perkotaan baik di pulau jawa maupun luar pulau jawa, cendrung lebih aktif
dalam memberikan pengajaran. Guru perlu dipersiapkan untuk menyusun
pengajaran yang memperhatikan keragaman kemampuan belajar antara murid
dalam kelasnya. Hal ini penting untuk memastikan agar murid berkemampuan
rendah tidak makin tertinggal dari teman-temannya.
1. Pembelajaran Kontekstual
Contoh 1 :
Pak Marto adalah guru kelas 4 disebuah sekolah dasar yang teletak di daerah
panatai yang sangat panas. Di belakang sekolah hanya tampak hamparan
tambak udang yang rapi, dihiasi dengan kincir untuk menjaga sirkulasi oksigen
karena udang memang tergolong sensitif. Di lokasi tambak juga berdiri sebuah
pabrik pengemahasan yang dilengkapi peralatan canggih, truk-truk dengan
berpendingin udara juga berjajar rapi menunggu giliran untuk di isi hasil panen
udang yang dibudidayakan langsung di ekspor ke china dengan sistem
pengepakan yang modern sehingga udang dapat tetap segar sampai kenegara
tujuan. Suatu ketika, di semester 2, pak Marto harus menjelaskan materi IPS
tentang mengenal sumber daya alam kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabuapten/kota dan provinsi. Atas dasar kompetensi yang harus
dicapai, melalui perjanjian dengan pengelola tambak, pak Marto mengajak siswa
pergi ketempat tersebut yang letaknya memang tidak jauh dari sekolah. Siswa
diajak melihat bagaimana memilihara benur (benih udang), cara memberi pakan,
memanen, dan mengepak. Oleh pak marto, siswa diwajibkan membawa buku
catatan untuk merekam segala aktivitas yang dilakukan para pekerja.
Berdasarkan 2 contoh tersebut pembelajaran yang lebih dianggap efektif dan
bermakna bagi siswa adalah tentu pak Narto daripada bu Narti. Karena strategi
pembelajaran lebih tepat sasaran. Dan pembelajaran yang dipih oleh pak narto
adalah salah satu contoh pembelajaran konstektual.
2. Pakem
KESIMPULAN
Serta merenung dan berfikir secara jernih bahwa masih banyak materi yang belum
dapat diserap dengan baik karena kesalahan pembeljaran yang dilakukan, kita harus
berupaya untuk menjadikan siswa sebagai subjek dan bukn objek, teori pembelajaran
yang ada hanya akan menjadi hiasan pelengkap perpustakaan. Dalam era kemajuan
seperti sekarang ini kita harus merasa malu jika masih menerapkan pembelajaran satu
arah yang hanya menganggap siswa seperti batu yang hanya akan diam.
Kita tidak menutup mata bahwa masih banyak sekolah dasar yang telah berhsil
menjalankan proses pembelajaran yang baik, sarana dan prasarana yang ada sangat
memadai, serta memiliki guru-guru yang handal. Kita sebagai generasi, harus
mempunyai kepedulian dan perhatian untuk memiliki rasa kritis dan tanggungjawab
untuk menjadi guru yang tidak hanya mengajar tetapi mendidik dan peduli dengan
lingkungan pembelajaran yang ada di sekitar kita. Dengan adanya situasi yang
demikian, sedikit demi sedikit berbagai kendala yang ada akan dapat dicari jalan
keluarnya.
DAFTAR PUSTAKA