Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL

EFEKTIFITAS PENERAPAN (LKPD) BERBASIS INKUIRI TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA DI KELAS Xl MA NW SENYIUR

AHMAD ZAMANI
190303001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2023
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………....i

DAFTAR ISI………………………………………………………………….…ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...…..iii

A. Latar Belakang ……………………………………………………...…1


B. Identitas Masalah ……………………………………………....…...…5
C. Batasan Masalah……………………………………………….……....5
D. Rumusan Masalah …………………………………………….………6
E. Tujuan Penelitian …………………………………………...………....6
F. Manfaat Penelitian ………………………………………...……......…6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………………………………………..….…..…...8

A. Hakikat Bahan Ajar ..................................................................................8


B. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)….............................................. 15
C. Model Inkuiri ...........................................................................................17
D. Penelitian Relevan ...................................................................................32
E. Kerangka Berpikir………………..……….………..……….…….......33
F. Hipotesis ………………………………………………………………34

BAB III METODE PENELITIAN…………………………..…………….….38

A. Metode Penelitian ………….................................................................40


B. Waktu dan Tempat Peneltian..............................................................40
C. Desain Penelitian ..................................................................................40
D. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................43
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................44
F. Teknik Analisis Data………….………………...…………………...49
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan segala daya upaya dan semua usaha untuk membuat
masyarakat dapat mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta
memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga Negara,
dalam pendidikan terjadi kegiatan belajar mengajar antara peserta didik dan pendidik. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pembaharuan terhadap pendidikan supaya tidak mengalami
kegagalan.Kegagalan pendidikan dapat mencerminkan kegagalan suatu negara,demikianjuga
sebaliknya keberhasilan pendidikan dapat membawa keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan
sebagai suatu usaha sadar dan terencana yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa, pendidikan akan terbentuk dengan adanya proses belajar.(Yuli Sectio Rini, 2012)

Pendidikan adalah salah satu kebutuhan dasar setiap manusia, karena dapat digunakan
untuk meningkatkan kesejateraan rakyat. Hal tersebut, sesuai dengan Suryosubroto (2010),
bahwa pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu
perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan sebagai
individu dan warga masyarakat. Kurikulum Sistem Nasional melakukan pengembangan
kurikulum 2013 yang bertujuan agar Indonesia dapat menghasilkan insan yang produktif dan
kreatif melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. kurikulum
2013 dipandang sebagai perubahan inovatif bagi pendidikan di Indonesia. (Mulyasa,
2014).

Permasalahan yang terdapat dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah masih


terbatasnya bahan ajar atau perangkat pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik
dalam memperkaya pengalaman, membangun pengetahuan keaktifan peserta didik, dan
menunjang kemampuan pemecahan masalah. Keterbatasan perangkat pembelajaran
tentunya akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran, khususnya pembelajaran biologi.
Bahan ajar atau perangkat pembelajaran yang digunakan salah satunya adalah lembar
kegiatan peserta didik (LKPD). Penggunaan LKPD dalam pembelajaran dapat memberikan
kesempatan untuk mengembangkan proses berpikir siswa. (Wati, dkk., 2017).

Proses pembelajaran adalah terjadinya komunikasi antara guru dan peserta didik
yang baik, ketika penyampaian materi pembelajaran (Suprijono, 2009).Tugas guru adalah
mengkondisikan siswa agar aktif sehingga potensi siswa (kognitif, afektif, psikomotorik)
dapat berkembang. Oleh karena itu, dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik,
maka guru membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif dengan memanfaatkan bahan ajar
sehingga mendorong peserta didik aktif dalam pembelajaran dan mengembangkan
kemampuan diri secara mandiri maupun kelompok (Putri &Wityamoko, 2013., Prastowo,
2014).

Pembelajaran biologi merupakan salah satu pelajaran dalam bidang IPA yang
menyediakan berbagai proses pengalaman belajar sains. Konsep IPA berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari dan menekankan pada tema utama secara jelas sehingga
memberikan informasi keterkaitan konsep. IPA merupakan suatu pendekatan yang
menekankan pada proses ilmiah dalam mengkaji alam sebagai pengetahuan ilmiah dan
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai sebuah pengalaman belajar.
Kegiatan pembelajaran diharapkan berorientasi pada keaktifan peserta didik di kelas dan
pembelajarannya dititik beratkan pada prosesnya, bukan pada hasil yang dicapainya. Hal
ini berkaitan dengan proses pembelajaran IPA yang dilakukan kebanyakan masih
berorientasi pada hasil dan penuntasan materi pelajaran saja tanpa melatih peserta didik
untuk lebih mengembangkan keterampilan berpikirnya. (Sukmasari & Rosana, 2017).

Bedasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan salah seorang guru
biologi di MA NW Senyiur pada hari sabtu tanggal 18 februari 2023, peserta didik hanya
menggunakan buku paket sebagai sumber belajar. Sumber belajar yang hanya
menggunakan buku paket membuat peserta didik kurang tertarik dan sulit untuk
memahami karena materi disajikan secara umum sehingga menyebabkan pembelajaran
menjadi membosankan. Selain itu metode yang digunakan selama ini lebih berpusat
kepada guru sedangkan peserta didik cenderung mendengarkan dan mencatat
pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, maka dilakukan penelitian keefektifan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Inkuiri terhadap hasil belajar siswa di Kelas
XI MA NW Senyiur.

B. Identifikasi Masalah
1. Peserta didik belum banyak menggunakan modul berbasis Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) terintegrasi literasi sains dalam proses pembelajaran
2. Peserta didik kurang mendapatkan pengalaman praktikum
3. Peserta didik kurang meminati pembelajaran Biologi karena materi yang sulit
dipahami
4. Peserta didik merasa bosan dan jenuh karena proses pembelajaran yang bersifat
monoton
5. Peserta didik kurang mendapatkan pengalaman belajar yang bersifat kontekstual
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas oleh peneliti, maka
peneliti perlu memfokuskan kepada satu pokok permasalahan, untuk menghindari
meluasnya cakupan penelitian, maka dari itu peneliti fokus kepada efektifitas
penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis inkuiri terhadap hasil belajar
siswa SMA kelas XI.
D. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kelayakan LKPD berbasis inkuiri terhadap hasil belajar siswa kelas XI
MA NW Senyiur?
2. Bagaimana keefektifan LKPD berbasis inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar ?
E. Tujuan Penelitian
Sebagaimana rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kelayakan LKPD berbasis inkuiri tehadap hasil belajar siswa kelas XI. .
2. Mengetahui efektivitas LKPD berbasis inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. SecaraTeoritis
a. Bagi Peneliti : Dapat mengembangkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dan
memberikan inovasi dalam kegiatan belajar mengajar serta sebagai acuan pengembangan
ide yang kreatif di kesempatan yang telah ada, dan juga peserta didik bisa membuat cara-
cara baru untuk melengkapi cara belajar di sekolah.
b. Bagi peserta didik : Diharapkan melalui efektifitas LKPD berbasis pendekatan ilmiah
dapat digunakan dengan baik sesuai kebutuhannya dalam proses pembelajaran dan
sebagai pedoman.
c. Bagi Sekolah : Diharapkan dapat memberikan tambahan buku sebagai referensi
perpustakaan sekolah dan juga percontohan untuk para peserta didik untuk mengubah
cara belajar.
d. Bagi Universitas: Dar i hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah masukan
berupa informasi dan dapat digunakan sebagai pendukung 7 referensi bagi perpustakaan
dan pihak (para peserta didik) yang akanmelakukan penelitian yang sejenis dan
membantu para mahapesertadidik lain.
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti : Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman di dalam
melakukan studi di universitas yang bergunauntuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar sarjana.
b. Bagi peserta didik : Dapat menambah bahan ajar yang memuat peserta didik lebih
memahami pelajaran.
c. Bagi Sekolah : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan sumber
belajar baik untuk pesereta didik maupun sekolah.
d. Bagi Universitas: Dapat menambah koleksi bagi universitas berupa pendukung
referensi bagi perpustakaan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Bahan Ajar


1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks)yang
disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan
perencanaan dan penelahaan implementasi pembelajaran. Bahan ajar juga dapat
diartikan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/infrastruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
2. Jenis-jenis Bahan Ajar
Bahan ajar dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok, antara lain sebagai berikut:
a. Buku, pamflet, atau bahan cetak yang dipublikasikan atau khusus ditulis dan
dikembangkan untuk keperluan tertentu.
b. Panduan belajar peserta didik yang sengaja dikembangkan untuk melengkapi buku
utama.
c. Bahan belajar mandiri yang sengaja dikembangkan untuk program pendidikan jarak
jauh.
d. Buku kerja guru maupun peserta didik yang sengaja dikembangkan untuk melengkapi
program-program audio, video, dan komputer.
e. Panduan praktikum.
3. Tujuan dan Manfaat Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar dikembangkan dan disusun dengan tujuan:
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik atau lingkungan sosial peserta didik.
b. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping buku-buku
teks yang terkadang sulit diperoleh.
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.Pengembangan bahan ajar
sangat bermanfaat bagi guru, manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik.
b. Tidak lagi tergantung pada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh.
c. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.
d. Menambah kasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis dan
mengembangkan bahan ajar.
e. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik
karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya. Selain bermanfaat bagi
guru, pengembangan bahan ajar juga bermanfaat bagi peserta didik. Adapun manfaat
bahan ajar bagi peserta didik adalah:
a. Kegiatan pembelajaran lebih menarik.
b. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap
kehadiran guru.
c. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya

B. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

1. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sumber belajar yang dapat
dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran bagi peserta didik yang
digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Prastowo
mengatakan LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi
materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan
oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Awalludin,
Pengembangan Buku Teks Sintaksis Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Deepublish, 2017),
Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Surabaya: Togamas, 2015), Menurut
Depdiknas (2008) LKPD atau student worksheet adalah lembaranlembaran yang berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa LKPD merupakan bagian dari bahan ajar cetak yang menjadi panduan,
pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan rencana pembelajaran yang berupa lembarlembar
kerja yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang
harus dikerjakan oleh peserta didik, termasuk kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah
melalui eksperimen.

2. Komponen Lembar Kerja Peserta Didik

Komponen LKPD menurut Majid (2015) yang dikenalkan adalah informasi/konteks


permasalahan dan pertanyaan/perintah dengan cirri-ciri sebagai berikut:

a. Informasi hendaknya “menginspirasi” peserta didik untuk menjawab/mengerjakan tugas:


tidak terlalu sedikit atau kurang jelas sehingga peserta didik “tidak berdaya” untuk
menjawab/mengerjakan tugas tetapi tidak juga terlalu banyak sehingga mengurangi ruang
kreativitas peserta didik. Informasi dapat diganti dengan gambar, teks, label, atau benda konkret.

b. Pernyataan masalah Pernyataan masalah hendaknya betul-betul menuntut peserta didik


menemukan cara/strategi untuk memecahkan masalah tersebut.

c. Pertanyaan/perintah hendaknya merangsang peserta didik untuk menyelidiki, menemukan,


memecahkan masalah, dan/atau berimajinasi/mengkreasi. Usahakan jumlah pertanyaan dibatasi,
misalnya tiga buah, sehingga LKPD tidak seperti ‘hutan belantara’ yang menjadi beban baca
bagi peserta didik. Bila guru memiliki lebih dari tiga pertanyaan bagus, pertanyaan tersebut
hendaknya disimpan dalam pikirannya dan baru diajukan secara lisan kepada peserta didik
sebagai tambahan bila diperlukan.

d. Pertanyaan dapat bersifat terbuka atau membimbing (guide)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komponen LKPD yang berupa
informasi dan pertanyaan memiliki cirri-ciri: informasi yang bersifat menginspirasi, pernyataan
masalah yang menuntut peserta didik menemukan cara untuk memecahkannya, perintah yang
dapat memicu peserta didik untuk menyelidiki, menemukan, memecahkan masalah, dan
berimajinasi, serta pertanyaan yang bersifat terbuka atau membimbing.
3. Macam-Macam Lembar Kerja Peserta Didik

Menurut Trianto LKPD dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek
kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk
panduan eksperimen atau demonstrasi. LKPD dibagi menjadi 2 macam yang dikembangkan
dalam pembelajaran sekolah, yaitu:

a.LKPD tak berstruktur dan LKPD berstruktur.

b. LKPD tak berstruktur yang dipakai

untuk mengarahkan kerja peserta didik. Sedangkan LKPD berstruktur dirancang tanpa
bimbingan dari guru. Menurut Prastowo jika dilihat dari segi tujuan disusunnya LKPD, maka

LKPD dapat dibagi menjadi lima macam bentuk yaitu:

a. LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep.

b. LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang
telah ditemukan.

c. LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar.

d. LKPD yang berfungsi sebagai penguatan.

e. LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum.

4. Prosedur Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

Menurut Akhwan, M. (2011) Cara pengembangan LKPD dilakukan dengan menggunakan


LKPD konvensional yang diperkaya dan dikembangkan dengan nilai-nilai Islami,selanjutnya
digunakan instrumen untuk menvalidasi LKPD melalui saran dan masukan dari para pakar ahli
mengenai isi dan tampilan fisik LKPD. Berdasarkan masukan dan penilaian para pakar ahli pada
tahap pengembangan, LKPD akan direvisi seperlunya. Sebelum memasuki tahap implementasi,
LKPD terlebih dahulu diujicobakan untuk melihat tanggapan dan saran dari responden melalui
lembaran angket yang dibagikan. Data tentang tanggapan responden bertujuan untuk melihat
hasil dari penggunaan LKPD sertaTrianto Nugroho, Pengertian lembaran peserta Didik,
(Bandung : remaja rosda karya,2009), h. 222.Prastowo Hariadi, Dasar Dasar Perkembangan
Lembaran Peserta Didik, (bandung :bumi aksara. 2011), keunggulan dan kelemahan dari LKPD
tersebut. Responden pada tahap uji coba LKPD ini yaitu peserta didik pada mata pelajaran
kimia. Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non
formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam
rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar
kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat,
keinginan serta kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk menambah,
meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu, dan kemampuan
mahasiswa yang optimal serta pribadi mandiri. Ada empat langkah dalam mengembangkan
LKPD, yaitu:

a. Penentuan tujuan instruksional.

Penentuan tujuan mestinya dimulai dengan melakukan analisis peserta didik, yaitu
mengenali siapa peserta didik kita, perilaku awal dan karakteristik awal yang dimiliki peserta
didik. Berdasarkan analisis ini akan diperoleh peta tentang kompetensi yang telah dan akan
dicapai peserta didik, baik kompetensi umum maupun kompetensi khusus. Kedua kompetensi ini
jika dirumuskan kembali dengan kaidah-kaidah yang berlaku, akan menjadi tujuan pembelajaran
umum dan tujuan pembelajaran khusus. Tujuan pembelajaran ditulis untuk menunjukkan apa
yang harus mampu dilakukan oleh seorang peserta didik yang berpemahaman konsep dengan
baik, atau kompetensi yang akan dicapai peserta didik setelah melalui proses belajar yang
dilakukan. Iskandar Wiryokusumo, Dasar-dasar pengembangan kurikulum, (Jakarta : Bina
Aksara, 1988),

b. Pengumpulan materi.

Tentukan materi dan tugas yang akan dimuat dalam LKPD dan pastikan pilihan ini sejalan
dengan tujuan instruksional. Kumpulkan bahan atau materi dan membuat rincian tugas yang
harus dilaksanakan peserta didik.
c. Penyusunan elemen.

Elemen yang terdapat pada LKPD setidaknya memuat unsur materi, tugas dan latihan.

d. Cek dan penyempurnaan.

Dalam membuat lembar kerja peserta didik agar tepat dan akurat, maka harus dipenuhi syarat
dan ketentuan yang benar dalam penyusunannya.

5. Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik

Menurut Suyitno 1997 dalam Hidayat (2013) mengungkapkan manfaat yang diperoleh
dengan penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

b. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.

c. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses.

d. Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.

e. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan
belajar.

f. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui
kegiatan belajar secara sistematis.

6. Prinsip Penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik

Adapun prinsip penggunaan LKPD adalah sebagai berikut:

a. Penggunaan LKPD bukan untuk menggantikan tanggung jawab guru dalam pembelajaran,
melainkan sebagai sarana untuk mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran.

b. Penggunaan LKPD sebaiknya dapat menumbuhkan minat peserta didik terhadap pembelajaran
IPA melalui diskusi dan pelaksanaan langkah kerja.

c. Guru sebaiknya memiliki kesiapan dalam pengelolaan kelas.


7. Kelebihan Lembar Kerja Peserta Didik

Ada beberapa kelebihan dari penggunaan lembar kerja peserta didik (LKPD) dalam proses
belajar mengajar, yaitu:

1). Dapat membantu pengembangan peserta didik.

2). Dapat membangkitkan gairah belajar peserta didik.

3). Mampu mengarahkan cara belajar peserta.

4). Dapat memberikan kesempatan kepada peserta didikuntuk berkembang dan maju sesuai
dengan kemampuan masing-masing.

5). Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta didik maupun guru.

C. Model Inkuiri
1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Amadi dalam Ismawati ( 2007 : 35 ) mengatakan “bahwa inkuiri berasal dari kata
inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan, dan inkuiri
berarti penyelidikan. Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental maupun fisik”.
Materi yang disajikan guru bukan begitu saja di berikan dan diterima oleh siswa, tetapi
siswa diusahakan sedemikian rupa seingga mereka memperoleh berbagai pengalaman
dalam rangka menemukan sendiri konsep – konsep yang direncanakan oleh guru.
Dalam pembelajaran inkuiri di harapkan siswa secara maksimal terlibat langsung
dalam proses kegiatan belajar, seingga dapat meningkatkan kemampuan tersebut. Carin
dan Saud dalam Ismawati ( 2007 : 36 ) berpendapat bahwa “pembelajaran model inkuiri
mencakup inkuiri induktif terbimbing dan terbimbing, inkuiri deduktif, dan pemecaan
masalah”.Inkuiri terbimbing adalah sebagai proses pembelajaran dimana guru
menyediakan unsur – unsur asas dalam satu pelajaran dan kemudian meminta pelajar
membuat generalisasi. Menurut Sanjaya ( 2008 : 200 ) “pembelajaran inkuiri terbimbing
yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan
bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagian perencanaan di buat oleh
guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dalam pembelajaran inkuiri
terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh
siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam
melakukan kegiatan – kegiatan seingga siswa yang berfikir lambat atau siswa yang
mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan – kegiatan yang
sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai kemampuan berpikir tinggi tidak
memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus memiliki kemampuan mengelola kelas
yang bagus.
Sikap ilmiah sangat dibutukan oleh siswa ketika mengikuti proses pembelajaran
dengan menggunakan inkuiri terbimbing. Seperti di kutip dari Lestari dalam Cahyono
( 2010 : 17 ) sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki seseorang yang sesuai dengan
prinsip – prinsip ilmiah seperti :
1. Jujur terahadap data.
2. Rasa ingin tahu yang tinggi
3. Terbuka atau menerima pendapat orang lain serta mau mengubah pandangannya jika
terbukti bawa pandangannya tidak benar, ulet dan tidak cepat putus asa.
4. Kritis teradap pernyataan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa adanya dukungan
hasil observasi empiris.
5. Dapat bekerja sama dengan orang lain. Sikap ilmiah merupakan faktor psikologis yang
mempunyai pengaru besar teradap keberhasilan siswa.
Dapat dilihat dari sikap ilmia dan inkuiri terbimbing di atas mempunyai peran yang
sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Para siswa akan berperan aktif
melatih keberanian, berkomunikasi dan berusaha mendapatkan pengetauannya sendiri
untuk memcahkan masalah yang di hadapi. Tugas guru adalah mempersiapkan sekenario
pembelajaran seingga pembelajarannya dapat berjalan dengan lancar dan baik sesuai
dengan tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Dari pembelajaran inkuiri terbimbing
tersebut merupakan langkah pada inkuiri terbimbing yang mempunyai beberapa peranan
yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Para siswa akan berperan
aktif melatih keberanian, berkomunikasi dan berusaha mendapatkan pengetahuannya,
sendiri untuk memecahkan masalah yang di hadapi. Tugas guru adalah mempersiapkan
skenario pembelajaran sehingga pembelajarannya dapat berjalan dengan lancar dan baik
sesuai dengan tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
2. Langkah – Langkah Pelaksanaan Inkuiri Terbimbing meliputi :
1. Perumusan Masalah
Langkah awal adalah menentukan masalah yang ingin di dalami atau dipecahkan
dengan metode inkuiri. Persoalan dapat disiapkan atau diajukan oleh guru. Persoalan
sendiri harus jelas seingga dapat dipikirkan, didalami, oleh guru. Persoalan sendiri harus
jelas sehingga dapat dipikirkan, didalami, oleh siswa. Persoalan perlu diidentifikasi
dengan jelas tujuan dari seluruh proses pembelajaran atau penyelidikan. Bila persoalan di
tentukan oleh guru perlu diperhatikan bawa persoalan itu real, dapat dikerjakan oleh
siswa, dan sesuai dengan kemampuan siswa. Persoalan yang terlalu tinggi membuat
siswa tidak semangat, sedangkan persoalan yang mudah yang suda mereka ketaui tidak
menarik minat siswa. Sangat baik bila persoalan itu sesuai dengan tingkat hidup dan
keadaan siswa.
2. Menyusun hipotesis
Langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan jawaban sementara
tentang masalah itu. Inilah yang disebut hipotesis. Hipotesis siswa perlu dikaji apakah
jelas atau tidak. Bila belum jelas, sebaiknya guru mencoba membantu memperjelas
maksudnya lebih dulu. Guru di harapkan tidak memperbaiki hipotesis siswa yang salah,
tetapi cukup memperjelas maksudnya saja. Hipotesis yang salah, tetapi cukup
memperjelas maksudnya saja. Hipotesis yang salah nantinya akan kelihatan setelah
pengambilan data dan analisis data yang di perolh .

3. Mengumpulkan data

Langkah selanjutnya adalah siswa mencari dan mengumpulkan data sebanyak –


banyaknya untuk membuktikan apakahhipotesis mereka benar atau tidak. Dalam bidang
biologi, untuk dapat mengumpulkan data, siswa harus menyiapkan suatu peralatan untuk
pengumpulan data. Maka guru perlu membantu bagaimana siswa mencari peralatan,
merangkai peralatan, dan mengoperasikan peralatan sehingga berfungsi dengan baik.
Langkah ini adalah langkah percobaan atau eksperimen. Biasanya dilakukan di
laboratorium tetapi kadang juga dapat di luar sekolah. Setelah peralatan berfungsi, siswa
diminta untuk mengumpulkan data dan mencatatnya dalam buku catatan.
4.Menganalisis Data

Data yang suda dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat membuktikan hipotesis
apakah benar atau tidak. Untuk memudakan menganalisis data, data sebaiknya
diorganisasikan, dikelompokan, diatur sehingga dapat dibaca dan dianalisis dengan
mudah. Biasanya disusun dalam suatu tabel.
5. Menyimpulkan
Dari data yang tela di kelompokan dan dianalisis, kemudian diambil kesimpulan
dengan generalisasi. Setelah diambil kesimpulan, kemudian dicocokan dengan hipotesis
asal, apaka hipotesa kita diterima atau tidak.
D. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
Rooney dalam penelitiannya menyebutkan bahwa metode inkuiri dapat melatih peserta
didik berpikir tingkat tinggi dalam tugasnya, menciptakan nilai tanggung jawab,
akuntabilitas, inklusi, dan cinta.
Nurfidianty dalam penelitiannya yang berjudul “efektifitas Lembar Kegiatan
Peserta Didik Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Kelas XI SMA/MA” menyimpulkan
pembelajaran menggunakan LKPD berbasis inkuiri terbimbing efektif meningkatkan
hasil belajar pengetahuan, sikap, dan ketrampilan peserta didik.
Yuni Sariyanti dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh penggunaan LKPD
berbasis inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar biologi di SMA Purnama Trimurjo”
menyimpulkan bahwa LKPD berbasis inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil
belajar biologi peserta didik di SMA Purnama Trimurjo.
Hanifah Setiowati dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dilengkapi LKPD Untuk Meningkatkan Aktivitas
Dan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Kelas XI MIA SMA Negeri 1 Banyudono Tahun
Pelajaran 2014/2015” menyimpulkan bahwa peerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dilengkapi LKPD dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar peserta
didik kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Banyudono.
E. Kerangka Berfikir
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa biologi
dalam mengembangkan lembar kerja peserta didik pada mata kuliah skripsi. Setelah itu
melakukan analisis bagaimana kemampuan mahasiswa biologi dalam mengembangkan
lembar kerja peserta didik meliputi kelayakan isi lembar kerja peserta didik,
kebahasaan lembar kerja peserta didik, penyajian lembar kerja peserta didik, dan
kegrafikan lembar kerja peserta didik.
Dari informasi-informasi yang telah diperoleh maka peneliti dapat menyimpulkan
hasil analisis yang didapat Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan
dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Kajian penerapan LKPD Rendahnya peningkatan


berbasis inkuiri pada Identifikasi masalah di belajar siswa pada
pembelajaran biologi kelas XI pelajaran biologi
MA

Langkah –langkah model SOLUSI


pembelajaran berbasis inkuiri Membutuhkan LKPD ygsesuai dengan
pembelajaran biologi

 Menyajikan masalah
 Membuat hipotesis
Mengefektifitas LKPD biologi di
 Merancang percobaan kelas XI
 Melakukan percobaan
 Membuat kesimpulan

Tindakan:

Hasil akhir Model pembelajaran berbasis inkuiri

Hasil belajar siswa di kelas XI


F. Hipotesis
Hipotesis penelitian yang diperoleh dari kajian teori dan kerangka berpikir adalah
sebagai berikut : “inkuiri keefektifitas terhadap hasil belajar siswa MA nw senyiur“.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini hanya menguji
efektifitas, metode penelitian yang di gunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut. Menghasilkan produk tertentu dapat di gunakan
penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk
tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka di perlukan penelitian untuk
menguji produk tersebut.
B. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini di lakukan di MA NW senyiur di jalan pematung keruak No. 02 .
Keruak ,desa senyiur. Penelitian ini akan di laksanakan pada semester ganjil tahun
ajaran 2023 - 2024.
C. Desain Penelitian
Model inkuiri yang digunakan adalah nonrandomized control group pretest – postest
design ( pretest-postest group control tidak secara beraturan ), dimana dalam rencana ini
dilibatkan hasil belajar dari dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok control berdasarkan perbedaan antara pengukuran awal dan
pengukuran akhir dari dua kelompok
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk megumpulkan
data-data dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen pengumpulan data
yang digunakan adalah lembar validasi angket validitas produk Praktikalitas produk
efektifitas produk. Sebelum digunakan instrumen harus divalidas terlebih
dahulu.Validitas suatu instrumen merupakan tingkat kesesuaian alat ukur dengan
kriteria-kriteria tertentu. Suatu instrumen dikatakan mempunyai validitas yang tingi atau
sahih, apabila instrumen tersebut sesuai dengan kriterium.
1. Validasi Angket
Teknik pengumpulan data untuk memvalidasikan angket validitas, adalah dengan
memvalidasikan angket validitas, kepada seorang ahli/dosen. Angket validitas, angket
divalidasikan kepada ahli/dosen terlebih dahulu agar dapat digunakan sebagai alat
untuk mengumpulkan data uji coba validitas, dari LKPD Berbasis Inkuiri Terbimbing
pada MA NW Senyiur.
2. Validitas Produk
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui validitas dari LKPD berbasis inkuiri
terbimbing adalah dengan menggun akan lembar angket validator. Teknik
pengumpulan data untuk mengetahui validitas LKPD berbasis inkuiri terbimbing
adalah menyebarkan angket kepada pakar sebagai validator yang terdiri dari validator
materi, validator bahasa, validator media dan guru biologi MA NW Senyiur .
3. Praktikalitas produk
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui praktikalitas dari LKPD berbasis
inkuiri terbimbing adalah dengan menggunakan lembar angket praktikalitas guru biologi
MA NW Senyiur dan peserta didik. Teknik pengumpulan data untuk mengetahui
praktikalitas LKPD berbasis inkuiri terbimbing adalah menyebarkan angket kepada
guru biologi dan peserta didik MA NW Senyiur . Angket praktikalitas LKPD akan
disebarkan kepada, 2 orang guru biologi MA NW Senyiur , 20 orang peserta didik.
4. Efektifitas produk
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui efektifitas dari LKPD berbasis
inkuiri terbimbing adalah dengan menggunakan lembar angket respon peserta didik.
Teknik pengumpulan data untuk mengetahui efektifitas LKPD berbasis inkuiri
terbimbing adalah memberikan angket kepada 20 orang peserta didik kelas Xl IPA MA
NW Senyiur.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan merupakan cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan yang sangat
penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data
yang memiliki kredibilitas yang tinggi. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Melakukan pretest dan posttest untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta
didik.
2. Melakukan observasi terhadap hasil belajar peserta didik untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar peserta didik.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian menggunakan beberapa teknik yaitu:
1. Analisis Validitas LKPD Berbasis Inkuiri Terbimbing
Muri (2013:234) menyatakan bahwa “Suatu instrumen dikatakan valid atau
mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut benar-benar mampu mengukur dan
menilai apa yang ingin diukur atau dinilai”.
Validasi yaitu suatu konsep yang berhubungan dengan isi tes (instrumen). Validitas
ini lebih kusus berkaitan dengan penilaian terhadap instrumen penelitian. Sehingga
dengan validitas ini dapat diketahui tingkat kelayakan dari lembar kerja peserta didik
(LKPD) yang akan digunakan dalam uji coba terbatas.
Angket yang digunakan untuk analsis validitas dianalisis dengan menggunakan gain
skore. Angket disusun dengan kategori tafsiran, yakni pernyataan yang akan memperoleh
bobot tertinggi dengan rincian sebagai berikut.
Perhitungan nilai akhir hasil validasi dianalisis dalam skala (0-100) dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

N Gain = Skor posttest – skor pretest


Skor ideal – skor pretest
2. Analisis perolehan nilai N Gain LKPD Berbasis Inkuiri Terbimbing
Angket yang digunakan untuk analisis menggunaka gain skore. Skor disusun dengan
kategori tafsiran, yakni pernyataan memperoleh bobot tertinggi dengan rincian sebagai
berikut,
Tabel: 3.3. pembagian skor gain LKPD

Nilai n gain kategori


g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
Analisis perolehan nilai ditentukan melalui teknik analisis data dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

N Gain = Skor posttest – skor pretest

Skor ideal – skor pretest

3. Analisis Efektifitas LKPD Berbasis Inkuiri Terbimbing

Angket yang digunakan untuk analisis efektifitas LKPD berbasis inkuiri terbimbing adalah
dengan menggunakan gain skore. Angket disusun dengan kategori tafsiran, memperoleh bobot
tertinggi dengan rincian sebagai berikut,

Tabel: 3.5 Kategori tafsiran efektifitas LKPD

Persentase (%) Tafsiran


< 40 Tidak efektif
40 – 55 Kurang efektif
56 -75 Cukup efektif
> 76 Efektif
DAFTAR PUSTAKA

Muru Yusuh. (2015). Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Andi Prastowo. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: Diva Press.

Azuar Juliandi, Irfan, dan Saprinal Manurung. (2014). Metodologi Penelitian

Bisnis, Medan: Umsu Press.


Gagne, Brings. (2003). Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran. Jakarta: PAU
Dirjen Dikti Depdikbud.
Prastowo. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Surabaya:
Togamas .
Sa’dun Akbar. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. BAndung: PT Remaja
Rosdakarya .
Sugiyono. (2015). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sujadi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tatik Sutarti, Edi Irawan. (2017). Kiat Sukses Meraih Hibah Penelitian
Pengembangan. Yogyakarta: Deepublish.
Nur Hamidah, dkk., Efektivitas Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Inkuiri Terbimbing
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Trianto Nugroho. (2009). Pengertian lembaran peserta Didik. Bandung : remaja
rosda karya.
Trihono Kadri. (2018). Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Deepublish.
Yuli Sectio Rini. (2012). Pendidikan: Hakekat, Tujuan, dan Proses. Yogyakarta:
Bumi Aksara.
Zainal Arifin. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Fathhur Sani K. (2016). Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas dan
Eksperimental. Yogyakarta: Deepublish.
Mohan, Radha .Inquiry Models of Teaching ,artikel diakses dan
http://books.google.co.id/books?id=xCfeUdolvM4C&pg/Radha+mohant inquiry
models+of+teaching&source, pada tanggal 15 Maret 2010.

Ibrahim, Muslimin Jurnal Pembelajaran Inquiri, diakses Dan Dary

http://www.teknologipendidikan net/wp-content/Strategi-Pembelajaran- dan Pemilihannya


pdf, pada tanggal 5 april 2010.
Colburn, Alan.An Inaquiri primer , artikel diakses dari
htt://www.experientiallearning.ucdavis.edu/module2/el12-16-primer.pdf,pada tanggal 17
Maret 2010.

Anda mungkin juga menyukai