DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. D Rumahlatu, M. Pd
DI SUSUN OLEH :
EDY RUPILELE
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................7
C. Tujuan Penelitian........................................................................................7
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................7
F. Penjelasan Istilah.........................................................................................8
A. Kerangka Berpikir.....................................................................................10
B. Hipotesis Penelitian...................................................................................10
A. Tipe Penelitian..........................................................................................11
D. Variabel Penelitian....................................................................................12
F. Rancangan Penelitian................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perilaku mereka.Hal ini dapat diperoleh dari proses belajar mengajar. Lufri dkk.
(2018) menyatakan bahwa tingkat kualitas pendidikan dapat dilihat melalui proses
Salah satu faktor yang menyebabkannya adalah guru masih kurang kreatif dalam
Di era modern ini di abad ke-21, globalisasi telah menjadi tantangan nyata
para siswa dengan kemampuan belajar dan kemampuan belajar hidup, termasuk
807). Berpikir kritis secara khusus telah menjadi keterampilan yang cukup penting
(2008: 559) negara yang berpikir kritis dapat diajarkan dengan memberikan
1
2
konvergen, yang terbatas pada penalaran verbal, dan berpikir logis sehingga jika
yang tidak biasa (keluar dari kotak), kualitas tinggi, dan menurut logika.
Studi ini menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis dan kreatif sangat
penting bagi siswa untuk menguasai. Dua kemampuan berpikir ini bisa menjadi
rezeki bagi mereka dalam kehidupan sosial di masyarakat. Namun, peran sekolah
yang mengajarkan kemampuan berpikir kritis sangat kecil (Jacqueline dan Brooks
di Santrock, 2010: 360). Bahkan kemampuan berpikir kreatif dimiliki oleh lulusan
sekolah dasar untuk pendidikan tingkat rendah masih relatif rendah. Keterampilan
berpikir kritis rendah dan kreatif karena aspek pemikiran ini yang belum ditangani
melalui pembelajaran yang berbasis masalah (Yew & Goh, 2016: 78) dan
Discovery (Druckman & Ebner, 2017: 21). Jerome Bruner adalah sosok yang
peserta didik untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan pada bidang ilmu
tertentu dengan prestasi akademik yang baik. Akan tetapi, sebagai sebuah
2013), proses kegiatan belajar mengajar di kelas adalah proses kegiatan yang
kompleks karena ada beragam entitas yang terintegrasi secara sistematis dalam
guru, materi ajar, metode pembelajaran, siswa, fasilitas sekolah, dan entitas
beragam entitas tersebut, guru, materi ajar dan siswa menjadi tiga
tersebut.
merupakan sebuah konsep (Abidin, 2014) yang menjadi landasan (Alma, 2009)
dan pedoman (Wahab, 2007) dalam merancang dan melaksanakan setiap langkah
dalam sistem pendidikan nasional, terdapatnya banyak siswa yang tidak bisa
mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan, dan
karakteristik bidang ilmu yang diajarkan dan juga sesuai dengan karakteristik
yang diadopsi dalam kurikulum 2013, adalah Discovery Learning (DL) dan
suatu metode yang memungkinkan para anak didik terlibat langsung dalam
untuk menemukan suatu konsep atau teori yang sedang dipelajari (Illahi, 2012),
pembelajaran yang menuntut adanya aktivitas siswa secara penuh dalam rangka
Kejuruan di kota Bandung, seorang guru telah menggunakan model PBL untuk
proses menghafal suatu konsep tetapi juga adanya interaksi dengan lingkungan
serta pengalaman yang telah dimilikinya. Pembelajaran dengan model PBL dan
5
yang dituntut pada abad ke-21. Berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui cara
berpikir tentang ide atau gagasan yang behubungan dengan konsep yang
diberikan atau masalah yang dipaparkan. Berpikir kritis juga dapat dipahami
sebagai kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik,
berpikir kritis sangat penting dimiliki setiap orang, karena berpikir kritis
merupakan kemampuan yang sangat esensial, dan berfungsi efektif dalam semua
aspek kehidupan. Berpikir kritis sangat diperlukan bagi setiap manusia khususnya
bagi siswa. Berikut adalah penjelasan mengapa berpikir kritis itu penting bagi
asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari peryataan orang lain. 2) Dengan
pertanyaan inovatif, dan merancang solusi orisinal (Johnson, 2009). Sekarang ini
tersebut yaitu dari kurikulum 2006 atau KTSP menjadi kurikulum 2013, dan juga
6
satunya ialah sekolah yang peneliti pilih, yaitu SMA Negeri 1 Nirunmas
kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft-skill) dan manusia yang
memiliki kecakapan serta pengetahuan untuk hidup secara layak dari peserta didik
pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis ini menjadi
sangat penting sifatnya dan harus ditanamkan sejak dini baik di sekolah, di rumah
hasil yang optimal dibutuhkan berpikir secara aktif. Hal ini berarti proses
Maka dari itu, berpikir kritis sangat penting dalam proses kegiatan pembelajaran.
karena biologi memiliki struktur dan kajian yang lengkap serta berhubungan
kritis siswa dapat dilihat dari keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal
dengan lengkap dan sistematis. Biologi merupakan salah satu ilmu yang memiliki
sehari-hari
7
Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas X Sma Negeri 1 Nirunmas Kabupaten
Kepulauan Tanimbar”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
“untuk mengetahui pengaruh dari model Problem Based Learning dan discovery
D. Manfaat Penelitian
praktis, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Guru
diajarkan
adalah:
Tanimbar
F. Penjelasan Istilah
siswa secara aktif untuk mencari dan menyelidiki dengan cara siswa
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Berpikir
dapat merangsang peserta didik untuk aktif dan kreatif dalam berpikir dan
B. Hipotesis Penelitian
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
a. Lokasi
b. Waktu Penelitian
a. Populasi
11
12
b. Sampel
c. Teknik Sampling
D. Variabel Penelitian
(X1) dan Discovery Learning (X2). Sedangkan variabel Y atau variable terikat
pada penelitian ini yaitu keterampilan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negei 1
Nirunmas.
Untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan, maka diperlukan alat dan
F. Rancangan Penelitian
a. Jenis Penelitian
b. Desain Penelitian
Eksperimen O1 T1 O1 T1
Kontrol O2 T0 O2 T0
a. Tes
pada mata pelajaran Biologi untuk klas Kontrol dan Eksperimen. Masing-
setiap jawaban benar akan mendapat skor 1 dan setiap jawaban salah akan
mendapat skor 0.
ANCOVA adalah jika probabilitas atau signifikansi < 0,05 (p < 0,05), maka dapat
dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat
secara parsial, tetapi jika signifikansi > 0,05 (p > 0,05), maka dapat dikatakan
dilakukan uji prasyarat yakni uji normalitas dan homogenitas data. Selanjutnya,
Agus Huda, Luthfiyah Nurlaela, Sukma Perdana Prasetya, Fajar Arianto. Problem
Based Learning Compared To Discovery Learning In Effectiveness
Of Mathematics Learning Outcomes. State University of Surabaya,
INDONESIA.
Bella Anandya Yovita Oktaviani, Mawardi & Suhandi Astuti. “Perbedaan Model
Problem Based Learning dan Discovery Learning Ditinjau Dari
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD”.
Diah Ayuningrum & Sri Mulyani Endang Susilowati. “ Pengaruh Model Problem
Based Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sma
Pada Materi Protista. Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri
Semarang, Indonesia.
Mira Wabula, Pamella Mercy Papilaya & Dominggus Rumahlatu. “ Pengaruh
model pembelajaran discovery learning berbantuan video dan
16
17