OLEH :
TAHUN 2022
ABSTRAK
Kata Kunci : Model Make A Match, Media Roda Putar Pancasila, Kognitif
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya nilai kognitif siswa pada
pembelajaran Tema 1 Subtema 1 tentang pengamalan Nilai-Nilai Pancasila , hal
tesebut di buktikan dengan kurang efektifnya pembelajaran sebelumnya oleh peserta
didik. Hasil Pretest menunjukkan bahwa presentase klasikal pretest 70% sedangkan
pada presentase klasikal posttest 100%. Kesimpulan bahwa Penerapan model Make A
Match Berbantu Media Roda Pancasila Putar Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pada
Pembelajaran Tema 1 Subtema 1 Kelas VI UPT SD Negeri Sumberjati. Hasil rata-rata
nilai Pretest menunjukkan bahwa dari 13 peserta didik hanya 3 peserta didik yang
dinyatakan lulus KKM diatas 70, dan 10 peserta didik dinyatakan tidak lulus KKM di
bawah 70. Setelah diberikan perlakuan peserta didik mendapat nilai di atas KKM 70,
dan dari hasil post test dari 13 peserta didik ada 11 peserta didik yang dinyatakan lulus
KKM yang mendapatkan nilai tuntas diatas KKM 70. Dan dari pengujian ketuntasan
belajar klasikal hasil belajar peserta didik secara keseluruhan mencapai presentase
belajar klasikal lebih dari 70% yaitu 88%.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan saran yang dapat disampaikan
adalah agar Model Make A Match berbantu Media Roda Pancasila Putar dapat
digunakan sebagai satu alternatif guru dalam mengajar.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................i
A. Simpulan ........................................................................................ 16
B. Saran .............................................................................................. 16
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
I. Lampiran Materi
II. Lampiran Foto Media Roda Pancasila Putar
III. Lampiran Prsentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dan pengajaran adalah salah satu usaha yang bersifat sadar tujuan
yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak
1
didik. Perubahanperubahan itu menunjukkan suatu proses yang harus dilalui.
Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga
berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan
penyesuaian diri (Sardiman, 2009). Menurut Djamarah dan Zain (2010) bahwa proses
belajar mengajar adalah suatu proses yang sengaja diciptakan untuk kepentingan anak
didik. Agar anak didik senang dan bergairah belajar, guru berusaha menyediakan
lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang
ada. Di dalam kegiatan belajar mengajar guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang
bervariasi agar jalannya pembelajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian
anak didik.
Pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013 harus didesain lebih menarik dan
sedekat mungkin dengan lingkungan siswa agar tercipta suasana yang menyenangkan
sehingga dapat membangkitkan semangat siswa dalam menggali informasi dari materi
yang akan dipelajari. Pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar siswa dapat
menentukan konsep sendiri berdasarkan pengetahuan awal sehingga akan lebih
bermakna. Hal ini di dukung oleh pendapat dari Trianto (2011:26) yang menjelaskan
bahwa proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan
dapat dilakukan oleh siswa yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan
yang menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahun, memotivasi
siswa untuk berfikir, kritis, dan menemukan hal-hal baru.
Sesuai observasi awal yang saya lakukan tentang pembelajaran yang saya
lakukan dalam mata pelajaran TEMATIK, saya mendapatkan hasil observasi siswa
kelas VI UPT SD Negeri Sumberjati, berdasarkan hasil observasi saya dengan siswa
kelas VI: bahwa hasil belajar siswa rata-rata ada yang maksimal ada juga yang kurang
maksimal,dengan sistem yang diajarkan karena mungkin anak ada yang berminat dan
ada yang kurang berminat, hasil nilai siswa yang kurang memuaskan menjadi faktor
2
terhadap pembelajaran, karena mungkin model yang digunakan masih belum moderen
,proses pembelajaran tema 1 subtema 1 “Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila” dapat
disimpulkan bahwa siswa kurang aktif dan tertarik terhadap materi yang disampaikan
oleh guru,apakah hasil yang kurang memuaskan,apakah model yang digunakan guru
belum menarik peserta didik, karena guru masih menggunakan model pembelajaran
yang berpusat pada guru saja (ceramah). Hal itu di buktikan dengan siswa hanya
mendengarkan. Dan akibatnya adalah rata-rata hasil belajar tema sub tema 1 adalah
dibawah KKM . Di dalam pembelajaran tematik terdapat tiga mata pelajaran, di salah
satu mata pelajaran PPKn rata-rata dari seluruh nilai siswa yaitu 68,5 dan lebih dari
45% dari 13 siswa belum mencapai KKM yaitu 70,00.
Pada metode pembelajaran kooperatif tipe Make and Match terlebih dahulu
diajarkan belajar kelompok atau kerja kelompok. Hal ini bertujuan untuk mengenal
dan memahami karakteristik satu sama lain dalam segi individu dan kelompok. Model
pembelajaran tipe Make and Match dapat di terapkan untuk semuamata pelajaran dan
tingkatan kelas. Model ini sangat disenangi peserta didik di karenakan guru dapat
memancing kekreativitasan siswa sehingga pembelajaran bersifat aktif. Dalam model
pembelajaran make a match terdapat hal yang dapat menarik siswa agar siswa lebih
semangat dalam melakukan pembelajaran, karena model ini sangat menyenangkan
siswa akan secara langsung melakukan pembelajaran dan bermain sehingga peserta
didik tidak merasa jenuh, pembelajaran dilakukan dengan menyenangkan dan tidak
monoton dengan menggunakan model pembelajaran tipe Make A Match.
3
awal maupun tingkat mahir yang dimiliki anak didik akan terlihat dalam pembelajaran
ini, (3) lingkungan dalam pembelajaran Make A Match diusahakan demokratis, anak
didik diberi kebebasan untuk mengutarakan pendapat (Djumiati, 2010: 35). Selain
menggunakan model pembelajaran yang menarik diperlukan juga media pembelajaran
yang juga menjadi faktor pendukung keberhasilan dalam menerapkan model
pembelajaran, sehingga mampu meningkatkan gairah belajar dan meningkatkan
kemampuan viual peserta didik jika media yang digunakan menarik atau variatif.
Sehingga dalam penelitian ini penulis menggunakan bantuan media kartu bergambar
(Hazilla, 2018).
B. Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas maka penelitian ini
mengfokuskan pada “Bagaimanakah Efektifitas Model Make A Match Berbantu
Media Roda Pancasila Putar Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada
Pembelajaran Pengamalan Nilai Pancasila?”
4
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka secara umum tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan proses pembelajaran menggunakan Model Make A Match
Berbantu Media Roda Pancasila Putar Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada
Pembelajaran Pengamalan Nilai Pancasila. Dari sini dapat ditarik beberapa tujuan
khusus yaitu:
D. Manfaat
Secara umum manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah dapat menekan
biaya yang sekecil mungkin dalam melakukan penelitian dalam bidang pendidikan,
karena dengan penelitian ini tidak memerlukan sampel dalam jumlah besar, analisis
data dilakukan secara kualitatif, dan guru sebagai peneliti juga bertindak sebagai
instrument dalam pengumpul data, sehinggga diperlukan biaya yang lebih murah
dibandingkan dengan penelitian formal. (Murni, 2008)
Secara khusus penelitian dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi Guru (peneliti) Dengan dilaksanakanya penelitian maka guru sebagai peneliti
sedikit demi sedikit mengetahui model, media maupun strategi pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu guru dapat menyadari bahwa alam
penciptaan kondisi pembelajaran selain penguasaan strategi, strategi dan media
juga diperlukan kreatifitas yang tinggi sehingga apa yang diterapkan sesuai dengan
tingkat kemampuan siswa yang sedang belajar.
2. Bagi Siswa Dengan dilaksanakannya penelitian akan sangat membantu siswa yang
bermasalah atau mengalami kesulitan belajar. Dengan adanya tindakan yang baru
dari guru akan memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar
mengajar, mengembangkan daya nalar serta mampu untuk berfikir yang lebih
kreatif, sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
5
3. Bagi Sekolah hasil penelitian sangat bermanfaat dalam rangka perbaikan sistem
pembelajaran. Dan bagi guru yang lain hasil penelitian dapat digunakan sebagai
referensi dalam memilih dan menerapkan suatu strategi, strategi atau media yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran. (Murni, 2008)..
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
f. Dua orang dari masing-masing kelompok akan memasangkan soal dan
jawaban dalam waktu yang telah ditentukan
g. Setelah aba-aba dibunyikan, maka pasangan dari dua kelompok ini
berlomba adu cepat memasangkan soal dan jawaban dari 2 kotak yang
telah disediakan.
h. Pasangan soal dan jawaban yang telah ditemukan, ditempelkan pada kertas
karton yang disediakan.
i. Bila waktu telah habis peserta berhenti. Pasangan soal dan jawaban yang
ada di kotak dicocokan dan dihitung berapa pasang yang berhasil
dikumpulkan.
j. Pasangan yang betul ditulis pada papan skor/hasil. Pemenangnya
ditulis pada bagan pertandingan.
3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Make A Match
a. Kelebihan :
1) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran.
2) Kerjasama antar sesama siswa akan terwujud dengan dinamis.
3) Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa.
b. Kelemahan :
1) Diperlukan bimbingan guru untuk melakukan pembelajaran.
2) Suasana kelas menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas lain.
3) Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.
8
(b) Kekurangan
Alat roda putar ini, guru harus mempersiapkan dengan
berbagai bahan dan alat sebelum memulai penerapan pembelajaran.
setelah sesuatu itu diketahui dan diingat dengan kata lain mengetahui
9
metode- metode,prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya
menurut bagian bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan
b) Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek
rangsangan atau stimulus dari luar yang datang kepada dirinya dalam
10
c) Ranah psikomotorik
Berkenaan dengan hasil keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada
enam aspek ranah psikomotorik, yakni, gerakan reflek, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan, gerakan
keterampilan kompleks, gerakan ekpresif dan interpretative.
11
menunjukkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match lebih tinggi dibandingkan
dengan menggunakan model pembelajaran langsung. (Makmur, 2013)
12
BAB III
13
C. Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran
Data Hasil Nilai PreTest Pada Siswa Kelas VI
No Nama Nilai
1. ABDAN HILMY SYAKURAN 67
2. ADITYA EKA MUJAMA 64
3. AGISTA AYU FAJRIANI 69
4. ALMIRA SHARLIZ SAFWANA 45
5. DENIZ NAVID FEROZA 62
6. DEVA PUSPITA ANGGRAINI 84
7. EVRILDA ZIVANA PUTRI 81
8. FAHRY YOGA PRATAMA 68
9. FEDERISCHA CHIKA JOVITA 66
10. JENYTA PRISCA PUTRI 78
11. SAFA AFRILA LETICIA 65
12. SARAH APRILIA 54
13. TIARA INDRI MARSHELINA 51
14
D. Analisis Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran
15
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
1. Hendaknya para guru lebih banyak memilih metode yang akan digunakan saat
akan melakukan pelaksanaan pembelajaran. Agar pembelajaran tidak menjadi
bosan dan menghidupkan kelas dan siswa belajar dengan aktif. Salah satunya
pada pelajaran PPKn pada bahasan pengamalan nilai-nilai pancasila adalah
menggunakan Model Make A Match Berbantu Media Roda Pancasila Putar
Pada Pembelajaran PPKn kelas VI.
2. Untuk lebih mematangkan pemahaman dan penguasaan tentang model
pembelajaran Model Make A Match Berbantu Media Roda Pancasila Putar
sebaiknya pihak sekolah menyediakan referensi yang berhubungan dengan
metode Model Make A Match Berbantu Media Roda Pancasila Putar.
16
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Indeks.
17
LAMPIRAN
18
19
20
UPT SD NEGERI SUMBERJATI
01
1Untuk mendiskripsikan proses merencanakan pembelajaran menggunakan Model Make
A Match Berbantu Media Roda Pancasila Putar Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa
Pada Pembelajaran Pengamalan Nilai Pancasila.
02
Untuk mendiskripsikan proses melaksanakan pembelajaran menggunakan
Model Make A Match Berbantu Media Roda Pancasila Putar Terhadap Hasil
Belajar Kognitif Siswa Pada Pembelajaran Pengamalan Nilai Pancasila.
03
pembelajaran menggunakan Model Make A Match
Berbantu Media Roda Pancasila Putar Terhadap Hasil
Belajar Kognitif Siswa Pada Pembelajaran Pengamalan
Nilai Pancasila
MANFAAT
Bagi Guru (peneliti) Dengan dilaksanakanya penelitian maka guru sebagai peneliti sedikit demi sedikit
01 mengetahui model, media maupun strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain
itu guru dapat menyadari bahwa alam penciptaan kondisi pembelajaran selain penguasaan strategi,
strategi dan media juga diperlukan kreatifitas yang tinggi sehingga apa yang diterapkan sesuai dengan
tingkat kemampuan siswa yang sedang belajar.
Bagi Sekolah hasil penelitian sangat bermanfaat dalam rangka perbaikan sistem
03 pembelajaran. Dan bagi guru yang lain hasil penelitian dapat digunakan sebagai
referensi dalam memilih dan menerapkan suatu strategi, strategi atau media
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. (Murni, 2008)
LANDASAN TEORI
Model Make a Matc Ranah Kognitif
Teknik metode pembelajaran make a match atau
mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Berkenaan dengan hasil belajar
Curran. Salah satu keunggulan tehnik ini adalah intelektual yang terdiri dari enam aspek,
siswa mencari pasangan sambil belajar yaitu pengetahuan, pemahaman,
mengenaisuatu konsep atau topik dalam suasana aplikasi,analisis, sintesis, dan evaluasi.
yang menyenangkan. (Rusman, 2012).
Pengetahuan (Knowledge) adalah
kemampuan seseorang untuk
Roda Putar mengingatingat kembali tentangnama,
Roda adalah barang bundar (berlingkar dan
biasanya berjeruji) merupakan obyek
istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan
berbentuk lingkaran, yang bersama sebagainya tanpamengharapkan
dengansumbu, dapat menghasilkan suatu kemampuan untuk menggunakannya.
gerakan dengan gesekan kecil dengan cara
bergulir.
MENGAPA RODA PUTAR?
Saya menggunakan media pembelajaran Roda
Pancasila Putar dengan alasan :
Alat peraga Roda Putar ini merupakan media pendidikan yang termasuk baru
untuk bidang Tematik khususnya pembelajaran Pengamalan Nilai-nilai
Pancasila. Disamping itu media ini dapat menyajikan pesan atau informasi
mengenai cara pemahaman pengamalan nilai-nilai pancasila dengan
lebihpraktis dan menarik. Sehingga dengan menggunakan peraga ini, siswa
dapat tertarik dan semangat untuk mengerti pengamalan nilai-nilai pancasila
dengan lebih cepat memahaminya
Jawaban
SOAL
5 Sila Pancasila
Conto2 Pengamalan
Nilai-Nilai Pancasila
Cara Memainkan :
Siswa memutar Roda Pancasila
Biarkan roda berputar sampai berhenti pada
tanda panah kuning