Anda di halaman 1dari 18

TUGAS INOVASI PENDIDIKAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

DENGAN KUIS TEBAK KATA “APA INI APA ITU”

PADA POKOK BAHASAN SISTEM KLASIFIKASI

MAKHLUK HIDUP BAGI SISWA KELAS VII DI

SMPN 5 JANAPRIA

OLEH

DEWI ROSARIA, S.Pd

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2010
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................. 2

A. LATAR BELAKANG........................................................................... 3

B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 6

C. HASIL YANG DIHARAPKAN ........................................................... 7

D. KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................. 8

E. METODE PENGEMBANGAN INOVASI

1. Tahap Persiapan ........................................................................ 10

2. Tahap pelaksanaan .................................................................... 10

3. Tahap evaluasi ........................................................................... 13

F. JADWAL KEGIATAN ........................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

2
A. LATAR BELAKANG

Peradaban manusia selalu tumbuh dan berkembang. Pendidikan sebagai

peradaban manusia mempunyai peranan yang menentukan arah perkembangan

suatu bangsa. Pendidikan dapat menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas, oleh sebab itu, guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar yang

bertanggung jawab terhadap pendidikan, harus mampu mempersiapkan peserta

didik agar dapat bersaing terutama menghadapi era globalisasi ini.

Untuk mewujudkan harapan tersebut, pemerintah berupaya mencapai

sasaran dimaksud dengan meningkatkan mutu pendidikan melalui berbagai usaha.

Usaha-usaha itu antara lain program pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru,

penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana

dan prasarana pendidikan, serta peningkatan mutu manajemen sekolah (Nurhadi

dkk, 2004).

Usaha-usaha perbaikan mutu pendidikan juga senantiasa dilakukan

sekolah dan guru. Usaha nyata yang dilakukan guru telah kerap kali kita saksikan,

misalnya melalui penggunaan model pembelajaran yang dianggap lebih efektif

dan efisien. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi oleh guru

diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan pola aktivitas

belajar bukan berpusat pada guru (Teacher Centre) melainkan berpusat pada siswa

(Student Centre).

Banyak model mengajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar,

namun tidak ada satu modelpun yang dapat dianggap terbaik. Hal ini tergantung

3
dari materi pelajaran dan keadaan siswa. Salah satu di antara model-model

tersebut adalah model tutor sebaya.

Tutor sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki kemampuan di

atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota

dalam memahami materi ajar. Dengan menggunakan model tutor sebaya

diharapkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah

yang dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk

mempelajari materi ajar dengan baik (http://sawali.wordpress.com/2007/12

30/diskusi-kelompok-terbimbing-model-tutor-sebaya/).

Gbr 1. Diskusi Terbimbing dengan Model Tutor Sebaya

Model tutor sebaya dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan

siswa yang memiliki daya serap tinggi. Siswa tersebut mengajarkan materi/latihan

kepada teman-temannya yang belum faham. Model ini banyak sekali manfaatnya

baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa yang diajarkan

(http://www.salman_alfarisi.com/sdi/index.asp?id=5). Kelompok sebaya

4
merupakan gabungan individu anak yang rata-rata berusia hampir sama. Pengaruh

kelompok sebaya yang paling besar pada waktu anak di SMTP dan tahun pertama

SMTA (Mudyahardjo dkk, 1993).

Hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan penggunaan model mengajar

tutor sebaya menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan

prestasi belajar. Asnawati (2003) penerapan model tutor sebaya dapat

meningkatkan nilai rata-rata dari < 55 menjadi 67,61 pada pokok bahasan alkana,

alkena, dan alkuna. Muntasir (1985) membuktikan bahwa penggunaan model

tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar matematika dan bahasa

indonesia.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian mengenai model tutor sebaya dalam

berbagai mata pelajaran yang semuanya mempengaruhi prestasi belajar, maka

saya tertarik untuk mencoba menerapkan model tersebut pada siswa kelas VII

SMP pada pokok bahasan Sistem Klasifikasi makhluk hidup. Saya memilih

pokok bahasan tersebut karena materinya banyak dan menuntut kekuatan ingatan

siswa, sehingga nilai sebagian siswa kurang memuaskan. Namun disini saya

mencoba menambahkan inovasi dengan kuis tebak kata “Apa Ini Apa Itu” yang

berbentuk permainan dengan menggunakan gambar agar siswa tidak tertekan

dalam belajar dan lebih bersemangat, mengingat siswa SMP kelas VII masih

terpengaruh kebiasaan di SD yang masih senang bermain-main.

B. RUMUSAN MASALAH

5
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalalahan dalam

rancangan ini adalah:

1. Bagaimana menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan di

dalam kelas?

2. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan

antusiasme selama mengikuti pelajaran?

3. Apakah ada peningkatan prestasi belajar dengan penerapan model

pembelajaran tutor sebaya dengan kuis tebak kata “ Apa Ini Apa Itu” pada

pokok bahasan Sistem Klasifikasi makhluk hidup bagi siswa kelas VIII di

SMPN 5 Janapria?

C. HASIL YANG DI HARAPKAN

6
Hasil yang diharapkan dari penerapan model pembelajaran tutor sebaya

dengan kuis tebak kata “Apa Ini Apa Itu” adalah:

1. Terciptanya suasana yang menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar

di dalam kelas.

2. Meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA Biologi.

3. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan

peningkatan nilai pada pokok bahasan sistem Klasifikasi makhluk hidup.

4. Dapat memberikan gambaran tentang model pembelajaran yang dianggap

efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

5. Dapat memberikan masukan kepada guru mata pelajaran biologi

mengenai variasi penggunaan model tutor sebaya dalam proses

pembelajaran.

D. KERANGKA KONSEPTUAL

7
Prestasi belajar tidak akan pernah dihasilkan bila seseorang tidak

melakukan suatu kegiatan belajar, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi

kegiatan belajar juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Salah

satu faktor tersebut adalah faktor intern terutama dalam hal kondisi emosi.

Kondisi emosi erat kaitannya dengan kecemasan yang dapat menimbulkan rasa

takut dan malu sehingga siswa menjadi pasif dan merasa tertekan. Hal ini dapat

berdampak pada sulitnya siswa memehami materi yang disampaikan oleh guru

dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga rasa ingin tahu yang besar tidak

mampu diungkapkan oleh siswa tersebut. Dalam kondisi demikian, guru dapat

menggunakan model tutor sebaya. Namun model ini dirasa akan lebih

menyenangkan bila ditambahkan dengan permainan berupa kuis tebak kata “Apa

Ini Apa Itu” sehingga siswa diharapkan lebih termotivasi untuk belajar.

Menurut Arikunto (1988), penerapan kegiatan tutoring mempunyai

beberapa manfaat, antara lain :

1. Adakalanya hasilnya lebih baik bagi anak atau siswa yang mempunyai

perasaan tertekan, malu atau takut kepada guru.

2. Bagi tutor kesempatan untuk diri memegang tanggung jawab dalam

mengemban tugas dan melatih kesabaran.

3. Keterbukaan siswa kepada tutor, membantu guru menganalisis kesulitan

materi pelajaran yang dihadapi siswa, sehingga guru dapat menggunakan

metode mengajar yang tepat untuk materi yang dianggap sulit.

8
4. Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal

perasaan sosial.

Model tutor sebaya adalah suatu alat, cara atau teknik-teknik penyampaian

materi pelajaran. Dalam hal ini, kemampuan yang harus dimiliki guru adalah

kemampuan dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar.

Kemampuan tersebut membekali diri dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya sebagai pengajar.

Pada model tutor sebaya, siswa tidak memiliki rasa enggan, takut atau

malu untuk mengungkapkan kesulitannya kepada teman-temannya dibandingkan

dengan bertanya langsung kepada gurunya. Ditambah lagi dengan penerapan

inovasi belajar dengan kuis tebak kata “Apa Ini Apa Itu” siswa diharapkan lebih

santai dalam belajar, lebih tertantang dalam menjawab pertanyaan sehingga

diduga dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga siswa tersebut tuntas

dalam belajarnya.

Dengan memperhatikan uraian di atas dapat diduga bahwa penerapan

model tutor sebaya dengan inovasi kuis tebak kata “Apa Ini Apa Itu” dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Sistem Klasifikasi

Makhluk Hidup bagi siswa kelas VII di SMPN 5 Janapria.

9
E. METODE PENGEMBANGAN INOVASI

1. Tahap Persiapan

Tahap ini diawali dengan sampling kelas yang akan digunakan

untuk menerapkan rancangan model pembelajaran. Karena di SMPN 5

Janapria jumlah kelas VII hanya 2 kelas, maka sampling dilakukan untuk

menentukan kelas tempat penerapan model pembelajaran dan kelas

pembanding yang tidak menggunakan model pembelajaran (metode

ceramah). Intake siswa di SMP 5 janapria adalah ‘sedang’, hal ini

diketahui dari ujian masuk saat penerimaan siswa baru, sehingga

kemampuan rata-rata siswa kelas VII sampai kelas IX relatif sama.

Selanjutnya yaitu penyusunan perangkat pembelajaran seperti RPP dan

pembuatan media pembelajaran berupa kartu berukuran 10X10 cm yang

berisi ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah)

pada kartu yang ingin ditebak. Dan kartu berukuran 5X2 cm untuk

menulis kata-kata atau istilah yang akan ditebak (kartu ini nanti dilipat dan

ditempel pada dahi atau diselipkan di telinga siswa yang akan menebak).

2. Tahap Pelaksanaan

Beberapa hari sebelum pelajaran IPA biologi, guru mengadakan

pertemuan dengan siswa yang ditunjuk sebagai tutor sebaya untuk

menjelaskan prosedur pembelajaran dan materi pelajaran yang akan

disampaikan saat pelajaran IPA Biologi termasuk aturan kuis tebak kata,

tetapi tutor tidak diberitahu isi kartu karena mereka juga akan menjadi

peserta kuis. Pemilihan tutor dilakukan oleh guru mata pelajaran dengan

10
meminta bantuan dari wali kelas yang lebih mengenal karakteristik dan

kemampuan siswa.

Adapun langkah-langkah saat kegiatan pembelajaran menggunakan

model tutor sebaya dengan kuis tebak kata “ Apa Ini Apa Itu” adalah

sebagai berikut:

1) Guru membentuk kelompok yang anggotanya berjumlah 3 orang

secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku,

dan lain-lain) kemudian meminta tutor sebaya yang sudah ditunjuk

sebelumnya untuk bergabung dengan kelompok-kelompok tersebut

sehingga setiap kelompok berjumlah 4 orang.

2) Tutor sebaya kemudian menjelaskan materi pelajaran saat itu

beserta aturan permainan kuis tebak kata “Apa Ini Apa Itu” selama

35 menit. Selama proses tersebut berlangsung, guru memantau

siswa yang tidak serius atau tidak memperhatikan tutor mereka.

3) Guru meminta siswa berpasangan di depan kelas

4) Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti

dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi

kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca

(dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.

5) Siswa yang membawa kartu berukuran 10×10 cm membacakan

kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya

menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. Jawaban

tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau

telinga.

11
6) Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka

pasangan itu boleh duduk. Setiap kartu soal terdiri dari 3

pernyataan. Bila siswa dapat menebak saat pernyataan pertama

selesai dibacakan maka skornya 100, bila setelah selesai dua

pernyataan skornya 50, setelah selesai pernyataan ketiga skornya

25, dan bila tidak bisa menjawab skornya 0. Pasangan yang tidak

bisa menebak diberi kesempatan yaitu boleh mengarahkan dengan

kata-kata sendiri, dan jika pasangannya bisa menebak diberi skor

50.

7) Dan seterusnya hingga semua siswa tampil di depan kelas. Jika

semua siswa sudah tampil, maka 3 pasangan dengan skor tertinggi

masuk ke final dan menjawab pertanyaan secara berebutan di

depan kelas, layaknya peserta dalam kuis. Pertanyaan pada bagian

ini dibacakan oleh guru.

8) Pada akhir pelajaran, guru memberikan penghargaan pada

kelompok terbaik saat kegiatan tutorial dan kepada pasangan yang

memenangkan kuis tebak kata.

12
CONTOH KARTU

Gbr. 2 Kartu berukuran 10x10 cm.

 Aku tidak dapat berpindah tempat

 Selku mempunyai dinding

 Aku dapat melakukan fotosintesis

Nah.... Kingdom Apakah aku?

Gbr.3 Kartu jawaban berukuran 5x5 cm

KINGDOM PLANTAE
(TUMBUHAN)

Sementara itu di kelas pembanding, siswa diajarkan dengan

metode konvensional yaitu ceramah yang diselingi dengan tanya jawab.

Pada minggu kedua setelah diterapkannya model tersebut, diadakan

ulangan harian materi sistem klasifikasi makhluk hidup di kedua kelas.

3. Tahap Evaluasi

Pada tahap ini dilakukan analisis dan pengolahan data yang telah

diperoleh kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.

13
F. JADWAL KEGIATAN

Jadwal rencana penerapan rancangan model pembelajaran di SMPN 5

Janapria disesuaikan dengan kalender pendidikan SMPN 5 janapria.

Gbr. 4 Kalender Pendidikan SMPN 5 Janapria

Untuk mata pelajaran IPA biologi kelas VII, saya mengajar di SMPN 5

Janapria setiap hari senin, sehingga berdasarkan kalender pendidikan, dapat

disusun alokasi jam pelajaran IPA Biologi dan jadwal penerapan model

pembelajaran sebagai berikut:

14
Tabel 1. Alokasi Jam Pelajaran IPA Biologi

S
Hari/Tanggal
m Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Waktu
Pelaksanaan
t
5.Memahami gejala- 5.1 Melaksanakan pengamatan

gejala alam melalui objek secara terencana dan


19/07/2010 dan
pengamatan sistematik untuk memperoleh 4X40’
26/07/2010
informasi gejala alam biotik

dan abiotik
5.3 Menggunakan miproskop

dan peralatan pendukung 02/08/2010 dan


4X40’
lainnya untuk mengamati 23/08/2010

gejala-gejala kehidupan
5.4 Menerapkan keselamatan

kerja dalam melakukan 20/09/2010 dan


4X40’
1
pengamatan gejala-gejala 27/09/2010

alam
6. Memahami 6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri 18/10/2010 dan
4X40’
keanekaragaman makhluk hidup 25/10/2010
6.2 Mengklasifikasikan
makhluk hidup 01/11/2010 dan
makhluk hidup berdasarkan 4X40’
08/11/2010
ciri-ciri yang dimiliki
6.3 Mendeskripsikan

keragaman pada sistem


15/11/2010, 22/22/2010,
organisasi kehidupan mulai 6X40’
dan 29/11/2010
dari tingkat sel sampai

organisme
Jumlah Jam 26X40’

Keterangan:

1. 09/08/2010 = Libur awal puasa

15
2. 16/08/2010 = Kegiatan Imtaq

3. 30/08/2010 - 18/09/2010 = Libur Lebaran

4. 04/10/2010 – 16/10/2010 = Ujian tengah semester dan Class meeting

5. KD 6.2. merupakan KD dari pokok bahasan sistem klasifikasi makhluk

hidup.

Tabel 2. Jadwal Penerapan Model Pembelajaran

No Kegiatan Hari/Tanggal
1 Tahap Persiapan 25/10/2010 – 31/10/2010
2 Tahap Pelaksanaan 01/11 dan 08/11/2010
3 Tahap Evaluasi 15/11/2010 – 20/11/2010

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1988. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah pendekatan

Evaluatif. Jakarta : CV Rajawali.

16
Asnawati. 2003. Pengaruh Tutor Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Pokok

Bahasan Alkana, Alkena dan Alkuna Pada Siswa Kelas 1 Pringgabaya,

Lombok Timur. Skripsi. Universitas Mataram.

http://sawali.wordpress.com/2007/12/30/diskusi-kelompok-terbimbing-model-

tutor-sebaya/. kamis 12 agustus 2010, jam 11.00 – 12.30 wita

http ://www.salman_alfarisi.com/sdi/index.asp?id=5.rabu 7 februari 2007 jam

09.12-12.05 wita.

Mudyahardjo, R dkk. 1993. Dasar – dasar Kependidikan. Jakarta : Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan.

Muntasir, Saleh. 1985. Pengajaran Terprogram Teknologi Pendidikan Dengsgan

Pengandalan Tutor. Jakarta, CV Rajawali.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual Dan Penerapannya Dalam KBK.

Malang : Universitas Negeri Malang.

17
18

Anda mungkin juga menyukai