Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori dan Model Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H.M. Djaswidi Al Hamdani, M.Pd
Disusun Oleh:
Alimudin Tohir
NPM. 19.011.819
Segala puji dan syukur kami penjatkan ke hadirat Allah S.W.T. atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Tujuan Pendidikan Islam
dengan sebaik-baiknya, meskipun masih jauh dari kata kesempurnaan. Shalawat beserta salam kami
Dalam menyelesaian makalah ini kami berusaha untuk melakukan yang terbaik.Tetapi kami
menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan makalah kami
Dengan terselesaikannya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini yang telah memberikan dorongan, semangat dan
masukan.
Semoga apa yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan masyarakat pada
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar matematika efektif apabila tujuan pembelajaran matematika dapat
dicapai dengan baik. Guru harus menguasai materi belajar dan dapat memilih metode mengajar
yang cocok, menerapkan strategi serta menciptakan suasana yang mendukung pada proses
belajar mengajar.
Guru harus tepat dalam memilih metode dan strategi pembelajaran. Guru yang kurang
menguasai materi tentu akan kesulitan di dalam mengajar. Hal ini dapat mengakibatkan siswa
kurang mengerti atau mamahami tentang materi yang disampaikan sehingga siswa menjadi
malas untuk belajar dan menganggap materi tersebut sulit.
Selama ini pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah pembelajaran secara
konvensional, pembelajaran ini cenderung bersifat searah yaitu peran guru lebih aktif dibanding
peran siswa. Sehingga dalam hal ini siswa kurang bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam
proses pembelajaran di kelas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu digunakan
metode pembelajaran yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa, dimana siswa akan lebih
mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit serta dapat saling mendiskusikan
masalah-masalah dengan temannya.
Model pembelajaran kooperatif yaitu belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang
heterogen, terdiri dari suku atau ras yang berbeda jenis kelamin yang berbeda yaitu laki-laki
dan perempuan, kemampuan tinggi, rendah dan sedang. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang,
keberhasilan dalam kelompok sangat penting dalam pembelajaran ini sehingga anak yang
lemah akan mendapat bantuan dari yang lebih pandai dan sebaliknya, anak yang pandai akan
dapat mengembangkan kemampuannya dengan mengajarkan materi pada temannya yang
kemampuannya rendah. Dalam hal ini, model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan
tipe yang lebih sederhana dibandingkan tipe–tipe yang lain.
Interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok-kelompok akan dapat menjadikan
pembelajaran matematika lebih bermakna. Jadi materi pelajaran yang dipelajari siswa lebih
mendalam dan meningkatkan minat belajar siswa serta prestasi belajar siswa.
Fenomena yang terjadi di dalam pembelajaran matematika di sekolah saat ini adalah
banyak terdengar keluhan bahwa pelajaran matematika membosankan, tidak menarik bahkan
penuh misteri. Ilmu matematika dirasa sukar, sulit dan tidak nampak kaitannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini adalah sebuah persepsi yang negatif terhadap matematika.
Sementara itu ada juga siswa yang sangat menikmati keasyikan bermain dengan matematika,
mengagumi keindahan matematika dan tertantang untuk memecahkan setiap soal-soal
matematika. Kenyataan ini adalah sebuah persepsi yang positif terhadap matematika.
Masalahnya yang terjadi saat ini adalah persepsi negatif lebih banyak dari pada persepsi
positifnya
Dari pernyataan di atas guru hendaknya memilih dan menggunakan pendekatan yang
banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara fisik, mental maupun sosial, sehingga
proses pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna. Karena dalam pembelajaran
matematika, penggunaan model dan pendekatan yang tepat sangat diperlukan.
Bangun ruang merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran matematika. Materi
tersebut dipilih dengan alasan bahwa konsep bangun ruang lebih khususnya limas sulit
dipahami siswa. Agar siswa ikut aktif dalam belajar matematika, maka diperlukan pendekatan
pembelajaran yaitu pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sehingga materi tersebut
dapat tersampaikan dengan baik dan dipahami oleh siswa tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif ?
2. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajran kooperatif tipe STAD ?
4. Apa saja langkah-langkah yang ada dalam tipe pembelajaran STAD ?
BAB II
PEMBAHASAN
b. Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4 –
5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keagamaan) kelas dalam prestasi
akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.
c. Presentase dari Guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersbut serta pentingnya pokok bahasan
tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan
kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi,
pernyataan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan
juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikusai siswa, tugas dan
pekerjaan yang harus dilakukan serta cara – cara mengerjakannya.
d. Kegiatan belajar dalam Tim (kerja tim)
Siswa belajar dalam kelompoknyang telah dibentuk. Guru menyiakan lembar kerja
sebagai pedoman bagi kerja kelompok , sehingga semua anggota menguasai dan masing
– masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan,
memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperluan. Kerja tim ini merupakan
ciri terpenting dari STAD.
e. Kuis (Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pmberian kuis tentang materi yang dipelajari
dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok.
Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini ilakukan
untuk menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab kepada diri sendiri
dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk
setiap soal, misalnya 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.
f. Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan memberikan angka
dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok
dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
g. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing – masing kelompok satu tim memperoleh predikat, guru memberikan
hadiah atau penghargaan kepada masing – masing kelompok sesuai dengan prstsinya
(kiteria tertentu yang ditetapkan guru).
STAD merupakan suatu metode generik tentang pengaturan kelas dan bukan metode
pengajaran komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran dan
materi mereka sendiri. Lembar tugas dan kuis disediakan bagi kebanyakan subjek
sekolah untuk siswa, tetapi kebanyakan guru meggunakan materi mereka sendiri untuk
menambah atau mengganti materi – materi ini.
2. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Roestiyah
(2001:17) , yaitu:
a. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
1. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah.
2. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai suatu masalah.
3. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
berdiskusi.
4. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif
dalam diskusi.
5. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.
b. Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
Menurut Dess (1991) Pembelajaran STAD juga mempunyai kekurangan – kekurangan :
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai
target kurikulum
2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya
guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif
3. Menuntut sifat tertentu dari siswa , misalnya sifat suka bekerja sama
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembelajaran kooperatif adalah setrategi belajar dimana siswa dapat belajar dalam
kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.
2. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam setting pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student
centered.
3. Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim
telah menguasai pelajaran tersebut.
4. Model pembelajaran tipe STAD mempunyai banyak kelebihan sehingga dapat
mendorong peningkatan mutu pendidikan.
B. Saran
1. Diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan
keterampilan proses dan keterampilan kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar
siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
2. Agar pembelajaran-pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan,
sebaiknya guru membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua
konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau
pendekatan yang akan digunakan serta ketrampilan proses yang akan dikembangkan.
3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digunakan sebagai alternatif untuk
meningkatkan prestasi dan keaktifan siswa belajar pada pokok bahasan menghitung
permukaan limas.
4. Untuk menambah motivasi anak didik sebaiknya sehabis mengadakan kuis,
guru diharapkan memberikan penghargaan baik berupa nilai maupun barang.
DAFTAR PUSTAKA
Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionaisme Guru.Jakarta:Rajawali
Pers.
Budiyono,Budi Usodo &Yemi Kuswardi.2012.Model,Media dan Evaluasi Pembelajaran
Matematika.Surakarta:UNS
IrmaPujiati2008PeningkatanMotivasidanKetuntasanBelajarMatematikaMelaluiPembelajaranKoop
eratifTipe STAD . Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 1
Mega Irhamna. 2009 . Cooperative Learning dengan Model STAD pada Pembelajaran Matematika
Kelas VIII SMP Negeri 2 Delitu. Jurnal Penelitian Kependidikan , Tahun 19,Nomor 2,
Oktober 2009
Nanik Pudjowati . 2009 . Implementasi Model STAD (Student Teams Achievement Divisions )
SebagaiUpayaPeningkatanApresiasi HAM PadaPesertaDidikKelas VII SMP 1.
JurnalLemlit, Volume 3, Nomer 2, Desember 2009