Anda di halaman 1dari 11

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION


(STAD)

Makalah ini disusun untuk  memenuhi tugas mata kuliah Teori dan Model Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H.M. Djaswidi Al Hamdani, M.Pd

Disusun Oleh:
Alimudin Tohir
NPM. 19.011.819

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS JAWA BARAT
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami penjatkan ke hadirat  Allah S.W.T. atas rahmat dan hidayah-

Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Tujuan Pendidikan Islam

dengan sebaik-baiknya, meskipun masih jauh dari kata kesempurnaan. Shalawat beserta salam kami

curahkan kepada Rasulullah S.A.W.

Dalam menyelesaian makalah ini kami berusaha untuk melakukan yang terbaik.Tetapi kami

menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh

karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan makalah kami

yang akan datang.           

Dengan terselesaikannya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini yang telah memberikan dorongan, semangat dan

masukan.

Semoga apa yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan masyarakat pada

umumnya, serta mendapatkan ridha dari Allah S.W.T. Amin.

                                                                              Ciamis, April 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 3
A. Latar belakang Masalah ................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
A. Model Pembelajaran Kooperatif .................................................................... 5
B. Model kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) ............. 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 9
A. Kesimpulan .................................................................................................... 9
B. Saran .............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

 
 
 
 
 
 
 
 
 

BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar matematika efektif apabila tujuan pembelajaran matematika  dapat
dicapai dengan baik. Guru harus menguasai materi belajar dan dapat memilih metode mengajar
yang cocok, menerapkan strategi serta  menciptakan  suasana yang mendukung pada proses
belajar mengajar.
Guru harus tepat dalam memilih metode dan strategi pembelajaran. Guru yang kurang
menguasai materi tentu akan kesulitan di dalam mengajar. Hal ini dapat mengakibatkan siswa
kurang mengerti atau mamahami tentang materi yang disampaikan sehingga  siswa menjadi
malas untuk belajar dan menganggap materi tersebut sulit.
Selama ini pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah pembelajaran  secara
konvensional, pembelajaran ini cenderung bersifat searah yaitu peran guru lebih aktif dibanding
peran siswa. Sehingga dalam hal ini siswa kurang bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam
proses pembelajaran di kelas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu digunakan
metode pembelajaran yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa, dimana siswa akan lebih
mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit serta dapat saling mendiskusikan
masalah-masalah dengan temannya.
Model pembelajaran kooperatif yaitu belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang
heterogen, terdiri dari suku atau ras yang berbeda jenis kelamin yang berbeda yaitu laki-laki
dan perempuan, kemampuan tinggi, rendah dan sedang. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang,
keberhasilan dalam kelompok sangat penting dalam pembelajaran ini sehingga anak yang
lemah akan mendapat bantuan dari yang lebih pandai  dan sebaliknya, anak yang pandai akan
dapat mengembangkan kemampuannya dengan mengajarkan materi pada temannya yang
kemampuannya rendah. Dalam hal ini, model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan
tipe yang lebih sederhana dibandingkan tipe–tipe yang lain.
Interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok-kelompok akan dapat menjadikan
pembelajaran matematika lebih bermakna. Jadi materi pelajaran yang dipelajari siswa lebih
mendalam dan meningkatkan minat belajar siswa serta prestasi belajar siswa.
Fenomena yang terjadi di dalam pembelajaran matematika di sekolah saat ini adalah
banyak terdengar keluhan bahwa pelajaran matematika membosankan, tidak menarik bahkan
penuh misteri. Ilmu matematika dirasa sukar, sulit dan tidak nampak kaitannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini adalah sebuah persepsi yang negatif terhadap matematika.
Sementara itu ada juga siswa yang sangat menikmati keasyikan bermain dengan matematika,
mengagumi keindahan matematika dan tertantang untuk memecahkan setiap soal-soal
matematika. Kenyataan ini adalah sebuah persepsi yang positif terhadap matematika.
Masalahnya yang terjadi saat ini adalah persepsi negatif lebih banyak dari pada persepsi
positifnya
Dari pernyataan di atas guru hendaknya memilih dan menggunakan pendekatan yang
banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara fisik, mental maupun sosial, sehingga
proses pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna. Karena dalam pembelajaran
matematika, penggunaan model dan pendekatan yang tepat sangat diperlukan.
Bangun ruang  merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran matematika. Materi
tersebut dipilih dengan alasan bahwa konsep bangun ruang lebih khususnya limas sulit
dipahami siswa. Agar siswa ikut aktif dalam belajar matematika, maka diperlukan pendekatan
pembelajaran yaitu pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sehingga materi tersebut
dapat tersampaikan dengan baik dan dipahami oleh siswa tersebut.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif ?
2. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajran kooperatif tipe STAD ?
4. Apa saja langkah-langkah yang ada dalam tipe pembelajaran STAD ?
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Kooperatif                                         


Model Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar konstruktivitisme yang
lahir dari Piaget dan Vigosky . Berdasarkan penelitian Piaget yang pertama dikemukakan
bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak . (Ratna,1988: 181 dalam
Rusman,2011:201)
Dalam model pembelajaran kooperatif , guru yang lebih berperan sebagai fasilitator
yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi , dengan
catatan siswa sendiri . Guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa , tetapi juga
harus membangun pengetahuan dalam pikirannya . Siswa mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka , ini merupakan
kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri .
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa
dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati,2002:25dalam
Rusman,2011:203) . Dalam sistem belajar  yang kooperatif , siswa belajar bekerja sama dengan
anggota lainnya . Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab , yaitu mereka belajar
untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar . Siswa belajar
bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri .
Pembelajaran kooperatif ( cooperative learning ) merupakan bentuk pembelajaran
dengan cara siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang berisfat heterogen.
Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi
dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa
dengan guru (multi way traffic comunication).
Pada pembelajaran kooperatif di yakini bahwa keberhasilan peserta didik tercapai jika
setiap anggota kelompoknya berhasil.(Woolfolk, 1993 dalam Budiyono dkk, 2012:13)
Lima unsur esensial yang di tekankan dalam pembelajaran kooperatif yaitu, (a) saling
ketergantungan positif, (b) interaksi berhadapan (face to – face interaction), (c) tanggung jawab
individu (individual reponsibility), (d) ketrampilan sosial (social skills), (e) terjadi proses dalam
kelompok (group processing).
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan
dan menjadi perhatian serta di anjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan
berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan Slavin (1995) dinyatakan bahwa (1) penggunaan
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat
meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang
lain, (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis
memecahkan masalah dan meintegrasikan pengetahuan dan pengalaman.

B. Model kooperatif tipe student teams achievement division (STAD)


Model ini di kembangkan ole Robert Slavin dan teman – temannya di Universitas John
Hopkin.
Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam
kemampuan, jenis  kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajarn dan siswa – siswa 
di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran
tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis peseorangan tentang materi ersebut, dan pada
saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai – nilai hasil kuis siswa
diperbandingkan dengan nilai rata – rata mereka  sendiri yang diperoleh sendrinya, dan nilai –
nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa merek capai atau
seberpa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai – nilai ini kemudian di
jumlah untuk mendapat nilai kelompok, dan kelompok  yang dapat mencapai kriteria tertentu
bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah – hadiah yang lainnya.
Slavinmemaparkan bahwa: “gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa
agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang di
ajarkan guru”. Jika siswa menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka harus
membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Mereka harus mendorong
teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma – norma bahwa
belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Para siswa diberi waktu untuk bekerja sama
setelah pelajaran diberikan oleh guru, tetapi tidak saling membantu ketika menjalani kuis,
sehingga setiap siswa harus menguasai materi itu (tanggunggung jawab perseorangan ). Para
siswa mungkin bekerja berpasangan dan mungkin bertukar jawaban, mendiskusikan
ketidaksamaan, dan saling membantu satu sama lain, mereka bisa mendiskusiakan pendekatan-
pendekatan untuk memecahkan masalah itu, atau mereka bisa saling memberikan pertanyaan
tentang isi dari materi yang mereka pelajari itu.
1. Adapun langkah – langkah pembelajaran kooperatif model STAD sebagai berikut:
a. Penyampaian tujuan dan motifasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran dan motivasi
siswa untuk belajar.

b. Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4 –
5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keagamaan) kelas dalam prestasi
akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.
c. Presentase dari Guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersbut serta pentingnya pokok bahasan
tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan
kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi,
pernyataan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan
juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikusai siswa, tugas dan
pekerjaan yang harus dilakukan serta cara – cara mengerjakannya.
d. Kegiatan belajar dalam Tim (kerja tim)
Siswa belajar dalam kelompoknyang telah dibentuk. Guru menyiakan lembar kerja
sebagai pedoman bagi kerja kelompok , sehingga semua anggota menguasai dan masing
– masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan,
memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperluan. Kerja tim ini merupakan
ciri terpenting dari STAD.
e. Kuis (Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pmberian kuis tentang materi yang dipelajari 
dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok.
Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini ilakukan
untuk menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab kepada diri sendiri
dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk
setiap soal, misalnya 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.
f. Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan memberikan angka
dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok
dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
g. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing – masing kelompok satu tim memperoleh predikat, guru memberikan
hadiah atau penghargaan kepada masing – masing kelompok sesuai dengan prstsinya
(kiteria tertentu yang ditetapkan guru).
STAD merupakan suatu metode generik tentang pengaturan kelas dan bukan metode
pengajaran komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran dan
materi mereka sendiri. Lembar tugas dan kuis disediakan bagi kebanyakan subjek
sekolah untuk siswa, tetapi kebanyakan guru meggunakan materi mereka sendiri untuk
menambah atau mengganti materi – materi ini.
2. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Roestiyah
(2001:17) , yaitu:
a. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
1. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah.
2. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai suatu masalah.
3. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan
berdiskusi.
4. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif
dalam diskusi.
5. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.
b. Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
Menurut Dess (1991) Pembelajaran STAD juga mempunyai kekurangan – kekurangan :
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai
target kurikulum
2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya
guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif
3. Menuntut sifat tertentu dari siswa , misalnya sifat suka bekerja sama
 
 

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembelajaran kooperatif adalah setrategi belajar dimana siswa dapat belajar dalam
kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.
2. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam setting pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student
centered.
3. Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim
telah menguasai pelajaran tersebut.
4. Model pembelajaran tipe STAD mempunyai banyak kelebihan sehingga dapat
mendorong peningkatan mutu pendidikan.

B. Saran
1. Diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan
keterampilan proses dan keterampilan kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar
siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
2. Agar pembelajaran-pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan,
sebaiknya guru membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua
konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau
pendekatan yang akan digunakan serta ketrampilan proses yang akan dikembangkan.
3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digunakan sebagai alternatif untuk
meningkatkan prestasi dan keaktifan  siswa belajar pada pokok bahasan menghitung
permukaan limas.
4. Untuk menambah motivasi anak didik sebaiknya sehabis mengadakan kuis,
guru diharapkan memberikan penghargaan baik berupa nilai maupun barang.
 
 
 
 

DAFTAR PUSTAKA
 
Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionaisme Guru.Jakarta:Rajawali
Pers.
Budiyono,Budi Usodo &Yemi Kuswardi.2012.Model,Media dan Evaluasi Pembelajaran
Matematika.Surakarta:UNS

Pembelajaran Kooperatif  Tipe STAD . 2011 . http://www.sarjanaku.com ( 24 September 2012 )


Paul M La Bounty dkk . 2011 . International Society of Sports Nutrition position stand: meal
frequency.springer.com (20 September 2012)

IrmaPujiati2008PeningkatanMotivasidanKetuntasanBelajarMatematikaMelaluiPembelajaranKoop
eratifTipe  STAD  . Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 1

Mega Irhamna. 2009 . Cooperative Learning dengan Model STAD pada Pembelajaran Matematika
Kelas VIII SMP Negeri 2 Delitu. Jurnal Penelitian Kependidikan , Tahun  19,Nomor 2,
Oktober 2009

Nanik Pudjowati . 2009 . Implementasi Model STAD (Student Teams Achievement Divisions )
SebagaiUpayaPeningkatanApresiasi HAM PadaPesertaDidikKelas VII SMP 1.
JurnalLemlit, Volume 3, Nomer 2, Desember 2009

Anda mungkin juga menyukai