Anda di halaman 1dari 10

PENDEKATAN PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUAL AND

INTELLECTUAL (SAVI) BERPENGARUH TERHADAP


HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NO.1 KUTA

Ni Pt. Natih Nena L.1, I Km. Ngurah Wiyasa2, Ni Nym. Ganing3


1,2,3
Jurusan PGSD, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail : natihnenalistiana@yahoo.co.id1, komang.wiyasa@yahoo.com2,


nyoman.ganing@yahoo.co.id3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang
dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran Somatic Auditory Visual and Intellectual
(SAVI) dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional
pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Nomor 1 Kuta, Kabupaten Badung. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen semu (quasy eksperiment) dengan rancangan
penelitian yang digunakan adalah Non Equivalent Control Group Design. Populasi
penelitian ini adalah semua siswa kelas IV di SD Nomor 1 Kuta. Untuk pemilihan sampel
dalam penelitian ini digunakan Teknik pengambilan sampel Cluster Sampling. Data yang
dikumpulkan adalah nilai hasil belajar IPA di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol
dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda dengan taraf signifikansi 5 %. Data
dianalisis dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran Somatic Auditory Visual and Intellectual (SAVI) dengan siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional (thitung 7,197
> ttabel = 2,000). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran
Somatic Auditory Visual and Intellectual (SAVI) berpengaruh signifikan terhadap hasil
belajar IPA pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Nomor 1 Kuta, Kabupaten Badung
Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kata kunci: Pendekatan SAVI, IPA SD, Hasil Belajar

Abstract
This research aims to know the difference between science learning outcomes of
students who are taught with learning approach of Somatic Auditory Visual Intellectual
(SAVI) and students who are taught with conventional learning approaches on a grade IV
of elementary school No. 1 Kuta, Badung Regency. This research is experimental
research programmed (Quasy Experiment), research design used was a non equivalent
control group design. The population of this research are all grade 4 student in the
elementary school No. 1 Kuta. For the selection of the sample in this study used
techniques of sampling cluster sampling. The collected document is the value of a
science learning outcomes in the classroom experiments as well as in the control class
was collected with the use of multiple choice with 5% taraf signifikasi. The data were
analyzed by t-test. The results showed that there were significant differences of learning
outcomes for science students who are taught by using the conventional approach to
learning (thitung 7,197 > ttabel = 2,000). Thus, it can be concluded that the approach of
learning Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI) effect significantly to science learning
students in the elementary school No. 1 Kuta, Badung Regency academic year
2013/2014.

Key words: SAVI Approach, the elementary school science learning, the results of learning
PENDAHULUAN untuk siswa dan memberikan evaluasi
Pendidikan sangat penting dan terhadap proses dan hasil pembelajaran.
menduduki posisi sentral dalam Guru memegang peranan penting
pembangunan karena berorientasi pada dalam proses pembelajaran karena
peningkatan kualitas sumber daya manusia. merupakan tenaga pendidik yang
Pendidikan merupakan suatu proses mempunyai kesempatan paling besar
transformasi nilai-nilai budaya sebagai untuk mempengaruhi siswa, baik pengaruh
kegiatan pewarisan budaya dari satu yang positif maupun negatif, karena
generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai sebagian besar waktu dalam kehidupan
kebudayaan tersebut mengalami proses siswa di sekolah bersama guru. Guru
transformasi dari generasi terdahulu sampai membutuhkan persiapan yang sangat
pada generasi sekarang dan ke depan. matang baik dari persiapan teknis dan
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun persiapan non teknis. Beberapa persiapan
2003, Pasal 3 Ayat (6) bahwa pendidikan yang harus disiapkan ialah pendekatan
diselenggarakan sebagai suatu proses dalam proses pembelajaran, model
pembudayaan dan pemberdayaan peserta pembelajaran, media pembelajaran, tujuan
didik yang berlangsung sepanjang hayat. pembelajaran, materi pembelajaran, dan
Dalam proses tersebut harus ada pendidik terakhir evaluasi pembelajaran.
yang memberikan keteladanan dan mampu Pendidikan IPA di Sekolah Dasar
membangun kemauan, serta khususnya di kelas IV memiliki cakupan
mengembangkan potensi dan kreativitas materi dan sub-materi yang cukup padat
peserta didik (Peraturan Pemerintah Nomor dibandingkan dengan mata pelajaran
19 Tahun 2005). Makna pendidikan lainnya, karena pada tingkatan kelas IV
terletak pada bagaimana kualitas sumber kurikulum KTSP materi pelajaran sudah
daya manusia senantiasa melestarikan dipilah-pilah kedalam mata pelajaran
nilai-nilai luhur sosial dan budaya yang masing-masing. Materi pelajaran
telah memberikan bukti sebagai perjalanan pendidikan IPA di kelas IV mempelajari
suatu sejarah bangsa. Pendidikan juga tentang berbagai hal yang terdekat dengan
diharapkan dapat menumbuhkan kehidupan siswa, terdapat di lingkungan
kemampuan untuk menghadapi tuntutan sekitar siswa dan bahkan banyak
pada kenyataan masa kini dan masa depan memberikan kesempatan siswa untuk
baik perubahan dari dalam maupun dari terilbat langsung mengasah keterampilan
pengaruh luar. Perubahan dari dalam IPA, namun jika guru tidak memiliki strategi
ditimbulkan oleh perubahan sistem, nilai- khusus yang dapat diterapkan untuk
nilai, norma-norma dan perilaku dalam memudahkan pemahaman siswadalam
suatu organisasi lembaga pendidikan. kegiatan pembelajaran IPA, maka
Secara lebih spesifiknya perubahan dari pembelajaran yang berlangsung akan
dalam berkenaan dengan kualitas kegiatan terkesan kurang menarik bahkan kurang
di sekolah, adanya tuntutan perubahan visi, bermakna karena siswa tidak dapat
misi, tujuan dan lebih jauh terjadi mengingat dan memahami materi IPA yang
perubahan dengan adanya penambahan dibelajarkan secara maksimal dalam jangka
peralatan baru, perubahan pengembangan waktu yang panjang. Sehingga
kegiatan, perubahan dalam tingkat pembelajaran terkesan hanya mencapai
pengetahuan, perubahan keterampilan, ketuntasan dan terselesaikan saja. Ilmu
sikap dan perilaku para guru. Sedangkan Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang
pengaruh dari luar diakibatkan oleh adanya terdapat di alam sekitar yang diperoleh
interaksi antara guru dan siswa, dengan cara alamiah dan terkontrol. Ilmu
penggunaan pendekatan pembelajaran, alam mengajarkan kita untuk lebih
penggunaan sumber belajar yang menyadari bahwa potensi yang ada di
mendukung perkembangan IPTEK, proses sekitar kita bisa dijadikan alat pengetahuan.
berlangsungnya kegiatan pembelajaran, Ilmu Pengetahuan Alam dirangkum melalui
waktu memberikan bimbingan dari guru proses-proses penelitian dengan
menggunakan teori-teori yang telah diuji.
Melalui penelitian ini peneliti hendak untuk angkat sebagai bahan dalam
melalukan eksperimen dalam mata penelitian mengenai mata pelajaran IPA
pelajaran IPA di kelas IV dengan yang diterapkan dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran SAVI. Agar pendekatan SAVI. Untuk memperoleh
Pembelajaran IPA di kelas IV dapat jawaban apakah pendekatan pembelajaran
berlangsung dengan mewujudkan suasana SAVI mampu memberikan pengaruh yang
pembelajaran yang kondusif, aktif, positif terhadap hasil belajar IPA siswa
bermakna dan memberikan kesempatan kelas IV di SD No. 1 Kuta.
memperoleh pengalaman langsung.
Pendekatan dan Model pembelajaranlah METODE
yang menjadi satu kesatuan yang memiliki Pada dasarnya penelitian ini
peran penting agar siswa dapat merespon bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang
pelajaran dengan baik. Guru perlu signifikan hasil belajar IPA siswa kelas IV
merenungkan kembali hakikat proses yang mengikuti pendekatan pembelajaran
pembelajaran dan mengupayakan SAVI di SD No. 1 Kuta, Kabupaten Badung.
penerapan pendekatani pembelajaran yang Dengan memanipulasi variabel bebas yaitu
tepat untuk diterapkan kepada siswa. pendekatan pembelajaran SAVI, dan
Dengan demikian diharapkan proses variabel terikat yaitu hasil belajar IPA yang
pembelajaran dapat mencapai tujuan yang tidak dapat dikontrol secara ketat sehingga
diharapkan. jenis penelitian yang digunakan dalam
Pendekatan Pembelajaran SAVI penelitian ini adalah eksperimen semu
adalah pembelajaran yang menekankan (quasi experiment). Rancangan penelitian
bahwa belajar harus memanfaatkan semua yang digunakan adalah Non Equivalent
alat indera yang dimiliki peserta didik. Control Group Design.
Dalam pendekatan pembelajaran SAVI Dalam penelitian ini populasi yang
terdapat 4 komponen sebagai ciri khas dari digunakan adalah seluruh siswa kelas IV di
pendekatan pembelajaran ini yaitu Somatic, SD No. 1 Kuta, Kabupaten Badung, Tahun
Auditory, Visual dan Intelektual. Somatic Pelajaran 2013/2014. Untuk pengambilan
adalah gerakan tubuh, yang berarti bahwa sampel menggunakan teknik non-
belajar harus dengan mengalami dan probabiliyty. Teknik menunjuk langsung
melakukan. Auditory adalah pendengaran, kelas eksperimen dan kelas control yang
yang berarti bahwa indra telinga digunakan akan digunakan, karena pada populasi
dalam proses pembelajaran dengan cara keseluruhan sampel sudah diuji normalitas
mendengarkan, menyimak, berbicara, dan uji homogenitas memperoleh hasil
presentasi, argumentasi, mengemukakan yang berdistribusi normal dan homogen dari
pendapat, dan menanggapi. Visual adalah ketiga kelas yang menjadi populasi
penglihatan, yang berarti bahwa belajar penelitian.. Penelitian eksperimental
harus menggunakan mata melalui tentang pengaruh metode mengajar
mengamati, menggambar, melukis, biasanya menggunakan kelas-kelas atau
mendemonstrasikan media pembelajaran kelompok-kelompok, dan tidak mungkin kita
dan alat peraga. Intelectual adalah berpikir, mengambil secara acak setiap individual
yang berarti bahwa kemampuan berpikir anak dari setiap kelas.
harus dilatih melalui bernalar, mencipta, Teknik pengambilan sampel Cluster
memecahkan masalah, mengkontruksi, dan Sampling yang dikenal juga dengan teknik
menerapkan. (Suyatno, 2010:65). penarikan sampel berkelompok. Didapatkan
Melalui pengamatan peneliti selama kelas IV A yang berjumlah 33 orang siswa
mengajar di kelas IV pada mata pelajaran sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV
IPA yang masih menggunakan pendekatan C yang berjumlah 31 orang sebagai
pembelajaran konvensional hasil belajar kelompok kontrol.
yang diperoleh siswa masih kurang Untuk pengumpulan data digunakan
memuaskan dengan kata lain tidak semua metode tes. Tes yang digunakan untuk
siswa dapat melampaui KKM yang telah menilai hasil belajar IPA dalam ranah
ditetapkan bersama Tim Pengembang kognitif siswa adalah tes objektif. Untuk
Sekolah. Maka menarik untuk peneliti metode tes dalam pengumpulan datanya
menggunakan tes objektif dalam bentuk belajar IPA untuk kelompok kontrol melalui
pilihan ganda biasa dengan empat pilihan pembelajaran konvensional adalah 77,03
jawaban (a, b, c atau d) yang berjumlah 50 dengan varians sebesar 21,49 dan standar
butir soal. Setiap item jawaban yang benar deviasi 4,63.
aksn diberi nilai atau skor 1, dab bila salah Dari data tersebut menunjukkan
diberi skor 0. Skor setiap jawaban bahwa kelompok eksperimen melalui
kemudian dijumlahkan, dan jumlah tersebut pendekatan pembelajaran SAVI memiliki
merupakan skor variabel. Rentangan skor rata-rata akhir hasil belajar IPA yang lebih
tersebut adalah 0-100. Skor nol (0) tinggi dibandingkan dengan kelompok
merupakan skor minimal dan skor seratus kontrol melalui pembelajaran konvensional.
(100) merupakan skor maksimal. Dari 50 Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih
soal pilihan ganda yang diujicobakan hanya dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang
39 soal yang memenuhi validitas butir meliputi uji normalitas sebaran data dan uji
secara empirik. Dari 39 soal yang homogenitas varians.
dinyatakan valid dilakukan analisis daya Uji normalitas data dilakukan pada
pembeda, terdapat 1 butir soal dengan dua kelompok, meliputi data kelompok
kriteria sangat baik, 19 butir soal dengan eksperimen melalui pendekatan
kriteria baik, 13 butir soal dengan kriteria pembelajaran SAVI dan data kelompok
cukup baik dan 6 butir soal dengan kriteria kontrol melalui pembelajaran konvensional.
kurang baik. Peneliti putuskan untuk Uji ini dilakukan untuk mengetahui sebaran
membuang 6 soal yang kurang baik data nilai akhir hasil belajar IPA dengan
sehingga jumlah soal hasil analisis daya nilai Post Test. Yang digunakan dalam
pembeda yaitu 33 butir soal. Dari analisis penguji hipotesis. Uji normalitas dianalisis
tingkat kesukaran yang dilakukan terdapat dengan chi-kuadrat. (X2) pada taraf
6 butir soal yang termasuk kriteria sukar, 23 signifikansi 5% dan derajat kebebasan db =
butir soal yang termasuk dalam kriteria k-1. Untuk Iangkah-Iangkah uji Chi-Kuadrat
sedang dan 4 butir soal dengan kriteria (X2) kelompok eksperimen yang
mudah. Untuk memudahkan penilaian dan dibelajarkan dengan menggunakan
pembulatan jumlah soal maka peneliti pendekatan pembelajaran SAVI diuraikan
buang 3 soal dengan kriteria sedang seperti berikut ini: terlihat bahwa untuk x2
sehingga soal yang diujikan dalam post test dengan taraf signifikansi 5% diperoleh (α =
dibulatkan menjadi 30 butir soal. Tahap 0,95) dan derajat kebebasan (db) = 5
terakhir dilakukan uji reliabilitas diperoleh diperoleh x2tabel = x2 (0,95,5) = 11,07,
hasil r11 = 0,71 > rtabel = 0,195, artinya soal sedangkan x2hitung dari tabel kerja diperoleh
tes pilihan ganda pada penelitian ini x2 hitung = 7,50 karena x2tabel > x2 hitung berarti
tergolong reliabel. sebaran data nilai akhir hasil belajar IPA
Data nilai hasil belajar IPA kelompok eksperimen yang dibelajarkan
merupakan 100% nilai dari kognitif (post dengan menggunakan pendekatan
test). Untuk uji prasyarat analisis pembelajaran SAVI berdistribusi normal.
menggunakan uji normalitas sebaran data Untuk kelas yang dibelajarkan dengan
dengan uji Chi-Kuadrat, uji homogenitas pembelajaran konvensional terlihat x2
varians menggunakan uji F, dan uji dengan taraf signifikansi 5% diperoleh (α =
hipotesis menggunakan uji-t polled varians. 0,95) dan derajat kebebasan (db) = 5
Dalam proses analisis data menggunakan diperoleh x2tabel = x2 (0,95,5) = 11,07,
bantuan Microsoft Office Excel 2007. sedangkan x2 hitung dari tabel kerja diperoleh
x2hitung = 11,00 karena x2tabel > x2hitung berarti
HASIL DAN PEMBAHASAN sebaran data nilai akhir hasil belajar IPA
Hasil kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan
Hasil setelah perhitungan diperoleh menggunakan pembelajaran konvensional
rata-rata nilai akhir hasil belajar IPA untuk berdistribusi normal.
kelompok eksperimen melalui pendekatan Uji homogenitas varians ini
pembelajaran SAVI adalah 86,27 dengan dilakukan berdasarkan data nilai akhir hasil
varians sebesar 30,89 dan standar deviasi belajar IPA yang meliputi data kelompok
5,55. Sedangkan rata-rata nilai akhir hasil eksperimen yang dibelajarkan dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran IPA antara siswa yang mengikuti
SAVI dan data kelompok kontrol yang pembelajaran SAVI dengan siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan mengikuti pembelajaran konvensional di SD
pembelajaran konvensional. Jumlah No. 1 Kuta, Kabupaten Badung. Ho: Tidak
kelompok analisis kelompok eksperimen ada perbedaan yang signifikan hasil belajar
adalah 33 dan jumlah analisis kelompok IPA antara siswa yang mengikuti
kontrol adalah 31. Uji homogenitas varians pembelajaran SAVI dengan siswa yang
menggunakan uji F. Kriteria pengujian mengikuti pembelajaran konvensional di SD
untuk mengetahui data yang mempunyai No. 1 Kuta, Kabupaten Badung.
varians yang homogeny yaitu: jika Fhitung < Uji statistik yang digunakan dalam
Ftabel maka sampel homogen. Pengujian penelitian ini adalah uji beda mean (uji t)
dilakukan pada taraf signifikansi 5% dengan polled varians, dengan kriteria pengujian
derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 adalah dengan kriteria pengujian adalah H0
(33-1=32) dan derajat kebebasan untuk ditolak jika t hitung  t (1 ) , di mana t (1 ) di
penyebut n2 – 1 (31-1=30). Hasil uji
dapat dari tabel distribusi t pada taraf
homogenitas varians menunjukkan hasil
signifikan (  ) 5% dengan derajat
bahwa Fhitung < Ftabel. lni berarti bahwa
kebebasan dk = (n1 + n2 - 2) dan Ha ditolak
varians antar kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol adalah homogen. jika t hitung  t (1 ) .Adapun hasil uji hipotesis
Hipotesis penelitian yang diuji adalah Ha: disajikan pada Tabel 1.
Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar

Tabel 1. Tabel Uji Hipotesis


Kelas Varians N Db t h itung t ta bel Kesimpulan

Kelas 30,89 33 62 7,197 2,000 Ha diterima


Eksperimen
21,49 31
Kelas Kontrol

Berdasarkan Tabel 1, terlihat thitung Pembahasan


lebih dari ttabel yaitu 7,197 > 2,000. D e n g a n Pembahasan hasil penelitian dan
hasil tersebut maka d a p at pengujian hipotesis terkait dengan Hasil
disimpulkan Ho yang berbunyi "Tidak Ada Belajar IPA Siswa kelas IV Semester 1 di
perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA SD No. 1 Kuta, Kabupaten Badung
antara siswa yang dibelajarkan dengan khususnya pada materi struktur tumbuhan
menerapakan pendekatan pembelajaran dan fungsinya yang mengikuti pendekatan
SAVI dengan siswa yang dibelajarkan pembelajaran SAVI maupun siswa yang
dengan menerapkan pendekatan mengikuti pembelajaran konvensional.
pembelajaran konvensional pada siswa Pendekatan pembelajaran SAVI dan
kelas IV SD No. 1 Kuta, Kabupaten pembelajaran konvensional yang
Badung", ditolak dan Ha yang menyatakan diterapkan dalam penelitian ini
"Ada perbedaan yang signifikan hasil menunjukkan adanya perbedaan hasil
belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan belajar dalam mata pelajaran IPA. Secara
dengan menerapakan pendekatan desktiptif kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran SAVI dengan siswa yang pendekatan pembelajaran SAVI memiliki
dibelajarkan dengan menerapkan nilai akhir yang lebih tinggi dibandingkan
pendekatan pembelajaran konvensional dengan kelompok siswa yang mengikuti
pada siswa kelas IV SD No. 1 Kuta, pembelajaran konvensional. Berdasarkan
Kabupaten Badung.", diterima. uji hipotesis yang ditunjukkan pada tabel 1
terlihat thitung 7, 197 > ttabel 2,000. Secara
statistik hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kelompok siswa yang mengikuti
pendekatan pembelajaran SAVI dengan dalam pembelajaran siswa hendaknya
kelompok siswa yang mengikuti mengajak siswa membicarakan apa yang
pembelajaran konvensional pada materi sedang mereka pelajari, menerjemahkan
struktur tumbuhan dan fungsinya pengalaman siswa dengan suara.
menunjukkan perbedaan yang signifikan Mengajak mereka berbicara saat
pada hasil belajar yang diperoleh siswa memecahkan masalah, membuat model,
dengan taraf signifikansi 5%. mengumpulkan informasi, atau
Berdasarkan uraian tersebut menciptakan makna-makna pribadi bagi diri
bahawa penerapan pendekatan mereka sendiri. 3) Visual adalah Belajar
pembelajaran SAVI dapat meningkatakan dengan mengamati dan menggambarkan.
hasil belajar siswa, siswa menjadi lebih Dalam otak kita terdapat lebih banyak
antusias dan aktif, siswa mampu perangkat untuk memproses informasi
menaplikasikan seluruh keterampilan IPA visual daripada semua indera yang lain.
dengan memanfaatan se,uruh panca indra Setiap siswa yang menggunakan visualnya
saat kegiatan pembelajaran berlangsung lebih mudah belajar jika dapat melihat apa
serta memperoleh pengetahuan yang real yang sedang dibicarakan seorang
dan bermakna bagi individu anak masing- penceramah atau sebuah buku atau
masing. program komputer. Secara khususnya
Hal ini didukung oleh temuan pembelajar visual yang baik jika mereka
selama proses kegiatan pembelajaran dapat melihat contoh dari dunia nyata,
berlangsung dengan penerapan diagram, peta gagasan, ikon dan
pendekatan pembelajaran SAVI, siswa sebagainya ketika belajar. 4) Intektual
terlihat lebih aktif, siswa tertarik untuk adalah Belajar dengan memecahkan
mengetahui dan melakukan kegiatan dari masalah dan merenung. Tindakan
sarana pendukung yang disiapkan dalam pembelajar yang melakukan sesuatu
pembelajaran SAVI seperti belajar diluar dengan pikiran mereka secara internal
ruang kelas untuk melihat langsung ketika menggunakan kecerdasan untuk
tumbuhan yang diamati, melihat tayangan merenungkan suatu pengalaman dan
pada CD pembelajaran dan kegiatan menciptakan hubungan, makna, rencana,
pembelajaran yang disisipkan permainan dan nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini
untuk membangkitkan rasa kompetisi positif diperkuat dengan makna intelektual adalah
terhadap siswa. Karena yang peneliti bagian diri yang merenung, mencipta, dan
terapkan adalah berupa pendekatan memecahkan masalah. Tahapan – tahapan
pembelajaran sehingga tidak ada sintaks Pendekatan pembelajaran SAVI. Tahapan
khusus dalam kegiatan pembelajarnya yang perlu ditempuh dalam SAVI adalah
namun ada empat (4) komponen yang persiapan, penyampaian, pelatihan, dan
harus ada dalam setiap kegiatan penampilan hasil. Kreasi apapun, guru
pembelajaran yaitu : 1) Somatic adalah perlu dengan matang, dalam keempat
pembelajaran dilakukan bergerak dan tahap tersebut (Suyatno, 2007: 34): (a)
berbuat. Sehingga pembelajaran somatic tahap persiapan (kegiatan pendahuluan)
adalah pembelajaran yang memanfaatkan Pada tahap ini guru membangkitkan minat
dan melibatkan tubuh. Sangat diperlukan siswa, memberikan perasaan positif
sekali keterlibatan gerak dan perbuatan mengenai pengalaman belajar yang akan
saat siswa mempelajari IPA karena dalam datang, dan menempatkan mereka dalam
keterampilan IPA siswa diharapkan dapat situasi optimal untuk belajar. Secara
melakukan percobaan dan penemuan. 2) spesifik meliputi hal: memberikan sugesti
Auditori adalah Belajar dengan berbicara positif, memberikan pernyataan yang
dan mendengar. Pikiran kita lebih kuat memberi manfaat kepada siswa,
daripada yang kita sadari, telinga kita terus memberikan tujuan yang jelas dan
menerus menangkap dan menyimpan bermakna, membangkitkan rasa ingin tahu,
informasi bahkan tanpa kita sadari. Ketika menciptakan lingkungan fisik yang positif,
kita membuat suara sendiri dengan menciptakan lingkungan emosional yang
berbicara beberapa area penting di otak positif, menciptakan lingkungan social yang
kita menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan positif, menenangkan rasa takut,
menyingkirkan hambatan-hambatan Pembelajaran SAVI adalah
belajar, banyak bertanya dan pembelajaran yang menekankan bahwa
mengemukakan berbagai masalah, belajar haruslah memanfaatkan semua alat
merangsang rasa ingin tahu siswa, indera yang dimiliki peserta didik. Teori
mengajak pembelajar terlibat penuh sejak yang mendukung pembelajaran SAVI
awal, (b) tahap penyampaian (kegiatan adalah Accelerated Learning, teori otak
inti). Pada tahap ini guru hendaknya kanan/kiri, pilihan modalitas (visual,
membantu siswa menemukan materi auditorial dan kinestetik), teori kecerdasan
belajar yang baru dengan cara melibatkan ganda, pendidikan (holistic) menyeluruh,
panca indera, dan cocok untuk semua gaya belajar berdasarkan pengalaman, belajar
belajar. Hal-hal yang dapat dilakukan guru: dengan simbol. Pembelajaran SAVI
uji coba kolaboratif dan berbagai menganut aliran ilmu kognitif modern yang
pengetahuan, pengamatan fenomena dunia menyatakan belajar yang paling baik
nyata, pelibatan seluruh otak, seluruh adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh,
tubuh, presentasi interaktif, grafik dan semua indera, dan segenap kedalaman
sarana yang presetasi berwarna-warni, serta keluasan pribadi, menghormati gaya
aneka macam cara untuk disesuaikan belajar individu lain dengan menyadari
dengan seluruh gaya belajar, proyek bahwa orang belajar dengan cara-cara
belajar berdasar kemitraan dan berdasar yang berbeda. Mengkaitkan sesuatu
tim, latihan menemukan (sendiri, dengan hakikat realitas yang nonlinear,
berpasangan, berkelompok), pengalaman nonmekanis, kreatif dan hidup. Adapun
belajar di dunia nyata yang kontekstual, Unsur-unsur SAVI dalam (Dave Meier,
pelatihan memecahkan masalah, (c) tahap 2000:91-92) antara lain: (a) somatis belajar
pelatihan (kegiatan inti). Pada tahap ini dengan bergerak dan berbuat, (b) auditori,
guru hendaknya membantu siswa belajar dengan berbicara dan mendengar,
mengintegrasikan dan menyerap (c) visual , Belajar dengan mengamati
pengetahuan dan keterampilan baru (d) Intelektual, belajar dengan
dengan berbagai cara. Secara spesifik memecahkan masalah dan berfikir.
yang dilakukan guru yaitu: aktivitas Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran
pemrosesan siswa, usaha aktif atau umpan yang menekankan bahwa belajar haruslah
balik atau renungan atau usaha kembali, memanfaatkan semua alat indera yang
simulasi dunia-nyata, permainan dalam dimiliki peserta didik. Istilah SAVI sendiri
belajar, pelatihan aksi pembelajaran, adalah kepnedekan dari; Somatic yang
aktivitas pemecahan masalah, refleksi dan bermakna gerakan tubuh (hands on,
artikulasi individu, dialog berpasangan atau aktivitas fisik) dimana cara belajar dengan
berkelompok, pengajaran dan tinjauan mengalami dan melakukan; Auditory yang
kolaboratif, aktivitas praktis membangun bermakna belajar haruslah dengan melalui
keterampilan, mengajar balik, (d) tahap mendengarkan, menyimak, berbicara,
penampilan hasil (tahap penutup). Pada presentasi, argumentasi, mengemukakan
tahap ini hendaknya membantu siswa pendapat, dan menaggapi; Visualisation
menerapkan dan memperluas pengetahuan yang bermakna belajar haruslah
atau keterampilan baru mereka pada menggunakan indera mata melalui
pekerjaan sehingga hasil belajar akan mengamati, demonstrasi, membaca,
melekat dan penampilan hasil akan terus menggunakan media dan alat peraga; dan
meningkat. Hal-hal yang dapat dilakukan Intelectually yang bermakna bahwa belajar
adalah: penerapan dunia nyata dalam haruslah dengan menggunakan
waktu yang segera, penciptaan dan kemampuan berfikir (minds-on), belajar
pelaksanaan rencana aksi, aktivitas haruslah dengan konsentrasi pikiran
penguatan penerapan, materi penguatan berlatih menggunakannya melalui bernalar,
persepsi, pelatihan terus menerus, umpan menyelidiki, identifikasi, menemukan,
balik dan evaluasi kinerja, aktivitas duk mencipta, mengkonstruksi, memecahkan
ungan kawan, perubahan organisasi dan masalah, dan menerapkan (Suyatno,
lingkungan yang mendukung. 2010: 65). Model Pembelajaran SAVI
dalam belajar memunculkan sebuah
konsep belajar yang disebut Belajar Karena tujuan utama pengajaran
Berdasar Aktivitas (BBA). Belajar Berdasar konvensinal aalah pengembangan daya
Aktivitas (BBA) berarti bergerak aktif secara intelektual siswa, maka pengajaran
fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan berpusat pada usaha penyampaian
indera sebanyak mungkin, dan membuat pengetahuan. Tugas guru adalah
seluruh tubuh dan pikiran terlibat dalam menyampaikan semua bahan pengajaran
proses belajar. Pelatihan konvensional yang baru, (b) mengajar berpusat pada
cenderung membuat orang tidak aktif guru. Menurut konsep pengajaran
secara fisik dalam jangka waktu yang lama. konvensional, mengajar yang baik dinilai
Terjadilah kelumpuhan otak dan belajar dari sudut guru yaitu berdasarkan apa yang
pun melambat layaknya merayap atau dilakukannya dan bukan apa yang terjadi
bahkan berhenti sama sekali. Mengajak pada siswa. Pembelajaran konvensional,
orang untuk bangkit dan bergerak secara Menurut Djamara (2006: 103), “identik
berkala akan menyegarkan tubuh, dengan metode ceramah, tanya jawab dan
meningkatkan peredaran darah ke otak, pemberian tugas”. Sebabnya pembelajaran
dan dapat berpengaruh positif pada belajar konvensional secara langsung menjadikan
(Dave Meier, 2000: 90). siswa pasif dalam pembelajaran.
Berbeda dengan siswa yang Hal ini didukung penelitian yang
mengikuti pembelajaran IPA dengan dilakukan oleh Wuri Rahayu Ningsih (2012)
menerapkan pembelajaran konvensional melalui penelitian yang berjudul “Pengaruh
terlihat siswa menjadi kurang aktif, kurang Penerapan Model Pembelajaran SAVI
antusias mengikuti kegiatan pembelajaran terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA
dan rasa ingin tahu mereka lebih sedikit Siswa Kelas IV SDN Sendangbumen 01
dibandingkan dengan siswa pada kelas Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk”
eksperimen, karena dalam kegiatan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
pembelajarannya guru memiliki peranan model pembelajaran SAVI terhadap
utama didalam proses pembelajaran. aktivitas siswa dan berpengaruh positif
Pembelajaran konvensional adalah terhadap hasil belajar IPA kelas IV di SDN
pembelajaran yang berpusat pada guru Sedangbumen 01. Kedua penelitian dari
dimana guru kurang melibatkan peserta Riski Sari Utami melalui judul penelitian
didik dalam kegiatan pembelajaran “Pengaruh Penggunaan Pendekatan
sehingga menjadikan siswa lebih banyak Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI)
menunggu sajian guru dari pada mencari terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di
dan menemukan siswa lebih banyak SDN PLUIT 05 Pagi Jakarta Utara” dalam
menunggu sajian guru dari pada mencari penelitian tersebut dijelaskan bahwa
dan menemukan sendiri pengetahuan yang terdapat pengaruh pendekatan SAVI
mereka butuhkan. Selain itu menjadikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di
siswa berperan pasif ketika proses belajar SDN PLUIT 05 Pagi Jakarta Utara.
mengajar berlangsung dan siswa
cenderung menerima keputusan guru PENUTUP
dalam pengajaran yang diberikan oleh Dari perhitungan uji-t, diperoleh
guru. guru menyampaikan informasi thitung sebesar 7, 197 dan ttabel sebesar
dengan menggunakan metode ceramah 2,000. Kedua nilai ini dibandingkan maka
dan siswa mendengarkan informasi dari diperoleh thitung > ttabel (7, 197 > 2,000). Dari
guru, sehingga sangat jarang siswa dapat perbandingan ini maka hipotesis observasi
menuangkan pengetahuan dan ditolak dan hipotesis alternatif diterima,
keterampilan yang mereka miliki karena yang artinya terdapat perbedaan yang
sebagai penerimarespon yang pasif signifikan hasil belajar IPA antara siswa
akibatnya kegiatan pembelajaran menjadi yang dibelajarkan menggunakan
kurang menyenangkan dan kurang pendekatan pembelajaran SAVI dengan
bermakna bagi siswa. Menurut Sudjana siswa yang dibelajarkan menggunakan
(2009:45), adapun ciri-ciri pengajaran pendekatan pembelajaran Konvensional
konvensional adalah sebagai berikut: (a) pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Nomor
mengajar berpusat pada bahan pelajaran. 1 Kuta, Kabupaten Badung Tahun
Pelajaran 2013/2014. Jadi, hal tersebut DAFTAR RUJUKAN
menyatakan bahwa terdapat pengaruh Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur
pendekatan pembelajaran Somatic Auditory Penelitian Suatu Pendekatan
Visual Intellectual (SAVI) terhadap hasil Praktik. Jakarta:Bumi Aksara.
belajar IPA siswa kelas IV di SD No. 1 Kuta
Kabuaten Badung Tahun Pelajaran Dave Meier.2000.The Accelerated Learning
2013/2014. HandBook: Panduan Kreatif dan
Adapun saran yang dapat Efektif Merancang Program
disampaikan setelah melaksanakan dan Pendidkan dan Pelatihan
memperoleh hasil penelitian ini yaitu: a) (Penerjemah Rahmani
bagi siswa, dengan adanya penelitian ini, Astuti).Bandung: Kaifa.
diharapkan siswa menjadi lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga Djarwanto.2007.Mengenal Beberapa Uji
proses pembelajaran di kelas dapat Statistik Dalam Penelitian.
berlangsung efktif, efesien dan inovatif. Surakarta Liberty Yogyakarta.
Serta dapat memperoleh hasil belajar yang
memenuhi KKM bahkan melampaui KKM, Djamarah, Syaiful Bahri., dan Aswan Zain.,
b) bagi guru, dengan adanya penelitian ini, 2006. Strategi Belajar Mengajar.
diharapkan guru dapat membelajarkan Jakarta: Asdi Mahasatya.
siswa, melibatkan seluruh kemampuan
siswa dengan sumber belajar yang Hamzah & Satria Koni.2012.Assessment
beragam disertai pendekatan pembelajaran Pembelajaran.Jakarta:Bumi Aksara
yang inovatif & Kreatif seperti pendekatan
pembelajaran SAVI, sehingga aktivitas Herdian, Model Pembelajaran SAVI, di
siswa lebih aktif dalam pembelajaran. akses 02 Januari 2012, dari
Pengalaman yang diperoleh bisa dijadikan http://herdy07.wordpress.com/2009/
bekal dalam mempelajari materi bahasan 04/22/
berikutnya. Serta guru diharapkan
memahami karakteristik, tingkat Iyas,. 2010. model Pembelajaran
kemampuan siswa dan dapat Konvensional.
memanfaatkan siswa sebagai tutor teman http:\\iyasphunkalfreth.
sebaya. c) bagi sekolah, dengan adanya blogspot.com/2010/06/perbandinga
penelitian ini, diharapkan dapat n-metoe-pembelajaran.html.
menyediakan fasilitas pembelajaran yang (Diakses 2 Januari 2013)
lengkap dan memadai, agar guru memiliki
fasilitas untuk menunjang kegiatan siswa Koyan, I Wayan.2011. Statistik Pendidikan
dalam penerapan pendekata pembelajaran Teknik Analisis Data Kuantitatif.
inovatif dan kreatif seperti pendekatan Singaraja: Undiksha Pres
pembelajaran SAVI. Tidak hanya
menekankan nilai atau skor yang tinggi Koyan, I Wayan.2012. Statistik Pendidikan
namun lebih menekankan pada proses Teknik Analisis Data Kuantitatif.
belajar yang berkualitas terhadap Singaraja: Undiksha Pres
siswanya, d) bagi peneliti, dengan
diadakannya penelitian ini, diharapkan Punaji Setyosari.2010.Metode Penelitian
peneliti tidak hanya menerapkan Pendidikan dan Pengembangan
pendekatan pembelajaran SAVI pada (edisi kedua).Jakarta:Kencana
tingkat kelas IV saja namun diterapkan Prenada Media Group
pada tingkat kelas yang lainnya. Serta
dapat menerapkan berbagai model-model Riyanto.2009.Paradigma Baru
pembelajaran inovatif, aktif dan kreatif Pembelajaran.Jakarta:Kencana
lainnya. Prenada Media Group
Sudijono Anas. 2012. Pengantar Statistik
Pendidikan. Cet. Ke 24. Jakarta :
Rajawali Pers.

Sudjana, Nana., 2009. Penilaian Hasil


Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Sugiyono.2010.Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
F.Bandung:Alfabeta

Suharsimi.2010.Prosedur penelitian Satu


Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka
Cipta

Sukmadinata, Nana, Saodih.2009. Metode


Penelitian Pendidikan.Bandung:
Rosdakarya

Supranata, Sumarna.2004.Analisi,
Validitas, Reabilitas, dan Interplasi
Hasil Tes. Bandung : Remaja
Rodaskarya.

Sutama, dkk.2009.Pedoman Penulisan


Skripsi dan Tugas Akhir.
Singaraja:Universitas Pendidikan
Ganesha

Suyatno.2007.Aneka Model Pembelajaran


Bahasa Indonesia.Surabaya:
Unesa.

Suyatno.2010. Menjelajah Pembelajaran


Inovatif. Surabaya : Unesa.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran


Terpadu dalam Teori dan Praktek.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Vinta A. Tiarani.2009.Pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar.Jakarta:Universitas
Terbuka

Winarsunu, Tulus. 2004. Statistik dalam


Penelitian Psikologi dan Pendidikan.
Malang: Universitas Muhamaddijah.

Anda mungkin juga menyukai