Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Taksonomo Bloom Dalam Pembelajaran Tematik


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran
Dosen Pengampu:
Uswatun Hasanah, S.Pd.I., M.Pd.

Disusun oleh
PGMI 6D:
1. Lenia Yuliarti 12205183134
2. Putri Wakhidatul Khusna 12205183266
3. Siti Nurhalimah 12205183269
4. Umi Zulifah Nur Hasanah 12205183017
5. Rodhina Putri Mawadah 12205183202

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Dengan penuh keikhlasan hati, puji dan syukur Alhamdulillah kami


hanturkan kepada Alloh SWT sang maha pencipta sumber ilmu pengetahuan.
Berkat keluasan rahmat dan nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Pembelajaran Tematik Terpadu mengenai “Taksonomi Bloom Dalam
Pembelajaran Tematik” walaupun dengan keadaan makalah yang menurut kami
masih jauh dari kata kesempurnaan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Maftukin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menuntut ilmu di IAIN
Tulungagung.
2. Ibu Uswatun Hasanah, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah
Pembelajaran Tematik Terpadu yang telah membimbing dan mengarahkan
kami dalam proses pembelajaran mata kuliah ini.
3. Teman-teman satu kelompok yang telah meluangkan waktu untuk
menyelesaiakan tugas ini.
4. Teman-teman satu kelas yang telah bersedia membantu kelompok kami
dalam menyelesaikan tugas ini agar cepat selesai, dan semoga tali
persahabatan kita tersimpul erat sampai kapan pun.
Terakhir kalinya, makalah ini masih jauh dari kata sempurna karenanya
penulis berharap atas kritk dan saran konstruktif demi kesempurnaan makalah ini,
dengan keterbatasan penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri serta bagi semua pembaca.

Tulungagung, 29 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Taksonomi Bloom................................................................................2
B. Taksonomi Bloom Dalam Pembeljaran Tematik.................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem pendidikan di Indonesia telah lama menggunakan teori
taksonomi pendidikan secara adaptif sebagai landasan pendekatan
belajar. Implikasi dari penggunaan teori tersebut yaitu, kegiatan
pembelajaran harus disusun dan dilaksanakan berdasarkan tujuan-
tujuan pendidikan yang terdiri dari ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Ketiga ranah tujuan pendidikan tersebut dikemukakan
oleh seorang ahli psikologi pendidikan yaitu Benjamin Bloom pada tahun
1956 berdasarkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang ia susun
dan dikenal sebagai taksonomi Bloom.
Saat ini, revisi dari taksonomi Bloom yang banyak digunakan
dalam sistem penilaian pendidikan di Indonesia.Penerapan taksonomi
revisi Bloom dalam sistem pendidikan terlihat dari keputusan
Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan
dasar dan menengah. Dalam peraturan tersebut, dikatakan bahwa
pengetahuan sebagai salah satu sasaran pembelajaran harus
diperolehmelalui aktivitas-aktivitas seperti mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu taksonomi bloom?
2. Bagaimana taksonomi bloom dalam pembelajaran tematik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian taksonomi bloom.
2. Untuk mengetahui peran taksonomi bloom dalam pembelajaran
tematik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Taksonomi

Kata taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Tassein” yang


artinya untuk mengklasifikasi dan “Nomos” yang berarti aturan. Taksonomi
sendiri dapat diartikan sebagai klasifikasi berhierarki dari sesuatu, atau
prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam,
tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat di
klasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. Taksonomi merupakan
suatu tipe sistem klasifikasi yang berdasarkan data penelitin ilmiah mengenai
hal–hal yang digolong – golongan dalam sistematika itu.

Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh


Benyamin S. Bloom, yang merupakan seorang psikolog bidang pendidikan.
Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan dan tujuan pendidikan, baik
tujuan kulikuler maupun tujuan instruksional. Menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar taksonomi ini
mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan menjadi tiga domain atau
ranah kawasan, yaitu :

1. Domain Kognitif

Domain ognitif merupaan proses pengetahuan yang lebih banyak


didasarkan perkembangannya dari persepsi, intropeksi atau memori
siswa. Tujuan pembelajaran kognitif yang dikembangkan oleh Bloom
dalam Taksonomi Bloom pada tahun 1956 dapat dibedakan menjadi
enam tinkatan beserta kata kerjanya, yaitu :

a. Tingkatan Pengetahuan ( Knowledge ) : Identifikasi, spesifikasi,


menyatakan.
b. Tingkatan Pemahaman ( Comprehension ) : Menerangkan,
menyatakan kembali, menerjemahkan.
c. Tingkatan Penerapan ( Application ) : Menggunakan, memecahkan.

2
d. Tingkatan Analisis ( Analysis ) : Menganalisis, membandingkan,
mengkontraskan.
e. Tingkatan Sintesis ( Synthesis ) : Menrancang, mengembangkan,
merencanakan.
f. Tingkatan Evaluasi ( Evaluation ) : Menilai, mengukur,
memutuskan.

Guru dapat menggunakan dan mengembangkan kata – kata kerja


tersebut dalam menyusun tujuan instruksional, dengan memperhatikan
dan memilih kata – ata tersebut sesuai dengan tingkat materi
pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.

Dalam konteks evaluasi pembelajaran, penggunaan ata kerja ini


dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat item – item pertanyaan
sesuai dengan tingkat pengetahuan para siswa.

2. Domain Afektif

Domain afektif adalah suatu proses pengetahuan yang lebih banyak


didasarkan pada pengembangan aspek – aspek perasaan dan emosi.
Dalam pengembangannya pendidikan afektif yang semula hanya
mencakup perasaan dan emosi, telah berkembang menjadi lebih luas
yakni menyangkut moral, nilai – nilai, budaya dan keagamaan.

Guru dapat menyusun tujuan instruksional afektif dengan


memperhatikan kemudian memilih kata kerja sesuai dengan tingkat
materi pembelajaran yang henda diberikan kepada peserta didik. Kata
kerja yang berorientasi perilaku pada domai afektif, yaitu :

a. Tingkatan Menerima ( Receiving ) : Menerima, peduli, mendengar.


b. Tingkatan Menjawab ( Responding ) : Melengkapi, melibatkan,
sukarela.
c. Tingkatan Menilai ( Valiung ) : Menunjukkan lebih senang,
menghargai, menyatakan peduli.

3
d. Tingkatan Mengorganisasi ( Organization ) : Berpartisipasi,
mempertahankan, menyatukan.
e. Tingkatan Mengkarakterisasi atas dasar nilai kompleks (
Charakterization by value or value complex ) : Menunjukkan empati,
menunjukkan harapan, mengubah tingkah laku.

Dalam konteks evaluasi pembelajaran, penggunaan kata kerja pada


setiap ranah afektif, juga dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat
item – item pertanyaan tes sesuai dengan tingkatan pengetahuan peserta
didik.1

3. Doman Psikomotor

Domain psikomotorik merupakan proses pengetahuan yang lebih


banyak didasarkan dari pengembangan proses mental melalui aspek –
aspek otot dan membentuk keterampilan peserta didik. Dalam
pengembangannya, pendidikan psikomotorik selain mencakup proses
yang menggerakkan otot, juga telah dikembangkan dengan pengetahuan
yang berkaitan dengan keterampilan hidup. Ata kerja yang berorientasi
perilaku pada setiap domain, yaitu :

a. Tingkatan Persepsi ( Perception ) : Membedakan, mengidentifikasi,


memilih.
b. Tingkatan Penetapan ( Set ) : Mengasumsikan posisi,
mendemonstrasikan, menunjukkan.
c. Tingkatan Reaksi atas dasar arahan ( Guided Response ) :
Mengusahakan, meniru, mencoba.
d. Tingkatan Meanisme ( Mechanism ) : Membiasakan,
mempraktikkan, mengulang.
e. Tingkatan Reaksi terbuka dengan kesulitan kompleks ( Complex
Overt Response ) : Menghasilkan, mengoperasikan, menampilkan.

1
Ina Magdalena, Evaluasi Pembelajaran SD (Teori dan Praktik), ( Sukabumi : CV Jejak, 2020 )
hal. 37 – 44.

4
f. Tingkatan Adaptasi ( Adaptation ) : Mengadaptasi, mengubah,
merevisi.
g. Tingkatan Asli ( Origination ) : Menciptakan ( Create ) desain,
membuat asli ( Originate ).

Dalam konteks evaluasi pembelajaran, penggunaan kata kerja pada


setiap ranah psikomotorik, juga dapat digunakan sebagai acuan dalam
membuat item–item pertanyaan tes yang berkaitan erat dengan domain
psikomotor sesuai dengan tingkatan pengetahuan peserta didik.

B. Taksonomi Bloom Dalam Pembelajaran Tematik

1. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran dengan pendekatan tematik adalah pembelajaran yang


pendekatan pengembangannya dimulai dengan menentu kan tema
tertentu.2 Sedangkan pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan
dalam memadukan beberapa Kompetensi Dasar (KD) dan indikator dari
Standar Isi dari beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk
dikemas dalam satu tema.3 Dengan adanya kaitan tersebut maka siswa
akan dapat memahami konsep-konsep yang saling terkait dari beberapa
mapel yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Hal ini
sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, yaitu Pembelajaran
berpusat pada peserta didik.
1. Memberikan pengalaman langsung kepada anak.
2. Pemisahan mapel tidak kelihatan atau antar mapel menyatu.

3. Menyajikan konsep dari berbagai mapel dalam suatu proses


pembelajaran sehingga bermakna.4
Dalam melaksanakan pembelajaran tematik ada beberapa
rambu-rambu yang perlu diperhatikan:
a). Tidak semua mapel dapat dipadukan atau dikaitkan.
2
Trianto, Mengenbangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), hlm.
3
Sukayati Dan Sri Wulandari, Modul Matematika SD Program BERMUTU. Pusat Pembelajaran
Tematik di SD, (Yogyakarta: Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Tenaga
Kependidikan Matematika, 2009), hlm. 13
4
Ibid, hlm. 14

5
b). KD yang tidak dapat dipadukan atau diinte- grasikan jangan
dipaksakan untuk dipadukan.
c). KD yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap
diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara
mandiri
d). Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik
siswa, minat, lingkungan, daerah setempat.

2. Langkah-langkah dalam menyiapkan pembelajaran tematik sebagai


berikut:

a). Memetakan KD
Langkah pertama adalah menjabarkan SK dan KD ke dalam
indikator. Kemudian identifikasi dan analisis untuk setiap SK, KD,
dan indikator yang cocok untuk suatu tema sehingga semua SK, KD,
dan indikator terbagi habis. Namun jangan memaksakan diri, jika ada
KD yang tidak mungkin digabungkan, karena bila dipaksakan akan
sulit mencapai tujuan kompetensi yang diharapkan. KD dari setiap
mapel yang tidak bisa dikaitkan dalam satu tema bisa diajar- kan secara
mandiri, di luar tema.
b). Menentukan tema
Tentukan satu tema yang dapat memper- satukan KD dan
indikator dari beberapa mapel. Tema yang dipilih sebaiknya tidak
asing bagi kehidupan peserta didik baik di rumah maupun di sekolah.
Dalam menen- tukan tema ini ada dua cara yang bisa digunakan:

a) Cara Pertama, mempelajari SK dan KD yang terdapat dalam tiap


mapel, kamudian baru dilanjutkan dengan menen- tukan tema
yang sesuai.

b) Cara Kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat


keterpaduan, baru kemudian dipilih KD dan indikator yang bisa
dikaitkan dengan tema tersebut.
c). Menyusun jaringan tema

6
Menyusun jaringan tema berarti mema- dukan beberapa KD dari
mapel-mapel yang sesuai dengan tema yang dipilih. Dengan adanya
jaringan tema ini akan terlihat kaitan antara tema yang dipilih dengan
KD dari beberapa mapel yang disatukan.
Bidang Bidang

T
Bidang
Bidang

Setelah jaringan tema tersusun, guru bisa mulai melanjutkan dengan


membuat sketsa pembelajaran. Namun, tidak sedikit praktisi pendidikan
yang masih mengalami kesulitan dalam menyelaraskan antara rumusan
tujuan, kegiatan pembelajaran dan penilaian. Guru dapat menyusun sketsa
pembelajaran tematik dengan bantuan tabel taksonomi. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah yang telah diterangkan pada
bagian sebelum nya. Pada persiapan pembelajaran tematik dipadukan
dengan penggunaan tabel taksonomi, maka kedua langkah (persiapan
pembelajaran tematik dan penggunaan tabel taksonomi) harus
dikolaborasikan. Kali ini cara yang digunakan adalah cara kedua, yakni
menentukan tema terlebih dulu.
Pada contoh penggunaan tabel taksonomi ini, materi yang digunakan
adalah materi kelas 2 SD :
1) Menentukan Tema

Dalam menentukan tema, guru sebelumnya bisa mendiskusikan


dengan siswa atau rekan sesama guru. Tema yang ditentukan pada
contoh ini adalah “tumbuhan”.
2) Memilih Kompetensi Dasar
Setelah menentukan tema, guru menganalisis kompetensi dasar-
kompetensi dasar yang sekiranya berkaitan dengan tema tersebut.
Sehubungan dengan tema “tumbuhan” kom- petensi dasar yang
dipilih sebagai berikut:
IPA: mengenal bagian utama tumbuhan di sekitar rumah dan

7
sekolah melalui pengamatan.
Bhs Indonesia: mendeskripsikan tumbuhan di sekitar sesuai ciri-
cirinya dengan kalimat yang mudah dipahami orang lain.
SBK: membuat cat pewarna dari bahan buatan yang aman.

3) Menyusun Jaring Tema


Gambarkan ketiga KD yang dipilih dalam sebuah jaring-
jaring dengan tujuan untuk melihat/memperjelas kaitan KD tiap
mapel dengan tema yang ditentukan. IPA

KD :

SBK Bhs. Indonesia

KD :

4) Merumuskan Tujuan Pembelajaran dan Meletakkannya pada Tabel


Taksonomi.
Bisa dikatakan tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang
mendeskripsikan hasil akhir yang diharapkan dari proses pembe-
lajaran. Jika membicarakan mengenai tujuan pembelajaran maka
erat kaitannya dengan pertanyaan “Apa yang akan siswa pelajari
dari aktivitas pembelajaran ini?” Sebelum merumuskan tujuan
pembelajaran, guru hendaknya menentukan aspek dimensi proses
kognitif yang akan ditekankan untuk dikuasai siswa. Apakah akan
menekankan pada penguasaan pemahaman siswa, ke- mampuan
analisis siswa, kemampuan mengevaluasi siswa, atau pada tingkat
yang lainnya. Pada pembelajaran dengan tema “tumbuhan” ini akan
ditekankan pada penguasaan ingatan faktual terhadap struk- tur
bagian utama tumbuhan, kemampuan mengklasifikasikan, serta
kemampuan mencipta siswa. Sehingga bila dituliskan pada data
taksonomi.

8
Pembelajaran Tematik dengan Tabel Taksonomi Bloom

Pesiapan Pembelajaran Penggunaan Tabel Pembelajaran Tematik +


Tematik Taksonomi Tabel Taksonomi
a) Menentukan Tema a. Merumuskan tujuan a) Menentukan tema
pembelajaran b) Memilih KD /
indikator yang sesuai.
b. Memilih Indikator b. Letakkan tujuan c) Menyusun jaringan
pembelajaran pada tema
tabel taksonomi d) Merumuskan tujuan
sesuai dengan pembelajaran dengan
kategorinya. meletakkannya pada
tabel taksonomi.
c. Menyusun jaringan c. Rumuskan kegiatan e) Menuliskan kegiatan
tema pembelajaran yang pembelajaran pada
akan dilakukan tabel taksonomi
untuk mencapai f) Menuliskan penilaian /
tujuan pembelajaran. asesmen pada tabel
taksonomi

d. Membuat Rancangan d. Rumuskan asesmen g) Menyusun rancangan


Pembelajaran yang selaras dengan pembelajaran yang
tujuan pembelajaran. lengkap.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Taksonomi sendiri dapat diartikan sebagai klasifikasi berhierarki dari
sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang
bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada
kemampuan berpikir dapat di klasifikasikan menurut beberapa
skema taksonomi. Taksonomi merupakan suatu tipe sistem
klasifikasi yang berdasarkan data penelitin ilmiah mengenai hal–hal
yang digolong–golongkan dalam sistematika itu.
2. Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam
memadukan beberapa Kompetensi Dasar (KD) dan indikator dari
Standar Isi dari beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk
dikemas dalam satu tema. Pada persiapan pembelajaran tematik
dipadukan dengan penggunaan tabel taksonomi, maka kedua langkah
(persiapan pembelajaran tematik dan penggunaan tabel taksonomi)
harus dikolaborasikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Magdalena, Ina. 2020. Evaluasi Pembelajaran SD (Teori dan Praktik).


Sukabumi : CV Jejak

Trianto. 2010. Mengenbangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi


Pustaka

Wulandari, Sri Dan Suyakti Modul Matematika SD Program BERMUTU. Pusat


Pembelajaran Tematik di SD. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Dan
Pemberdayaan Pendidik Tenaga Kependidikan Matematika

11

Anda mungkin juga menyukai