Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Jenis Soal Berdasarkan Taksonomi Bloom (LOTS, MOTS, dan HOTS)

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Pembelajaran Tematik Terpadu”
Dosen Pengampu:
Uswatun Hasanah, S,Pd.I., M.Pd

Disusun Oleh
Kelompok 8 PGMI 6-D:

1. Marifatul Hasanah (12205183025/04)


2. Ikvina Zulva Fitriana (12205183032/06)
3. Azizah Nur Aini (12205183036/10)
4. Awalis Sa'dati Alina (12205183205/34)
5. Istiqomah Puji Lestari (12205183296/45)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MEI 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan serta
kelancaran dalam penyusunan makalah Pembelajaran Tematik Terpadudengan judul “Jenis
Soal Berdasarkan Taksonomi Bloom (LOTS, MOTS, dan HOTS)”.Makalah ini diajukan
guna memenuhi salah satu tugas mata kuliahPembelajaran Tematik Terpadu, Dosen
Pengampu Uswatun Hasanah, S,Pd.I., M.Pd

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah
memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menimba ilmu di IAIN
Tulungagung.

2. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Uswatun Hasanah, S,Pd.I., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran
Tematik Terpadu yang telah memberikan tugas dan pengarahan kepada penyusun.

Penyusun sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan
karena keterbatasan penyusun sebagai manusia biasa, untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan demi kesempurnaan dalam menyelesaikan tugas-tugas dimasa yang akan
datang. Dan akhirnya semoga apa yang penyusun buat ini dapat memberikan manfaat
kepada siapa saja yang membacanya.

Tulungagung, 29 Mei 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
1. Pengertian LOTS, MOTS dan HOTS...............................................................................3
2. Perbedaan LOTS, MOTS dan HOTS...............................................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................................14
A. Kesimpulan.....................................................................................................................14
B. Saran...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pandangan konsep mengajar sebagai proses mengatur lingkungan menjadi dasar
pemikiran disusunnya kurikulum 2013, yakni kurikulum yang berbasis kompetensi dan
karakter. Mulyasa menyatakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses
interaksi antara peserta didik dan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke
arah yang lebih baik. Pendidikan pada era revolusi industri 4.0 diarahkan untuk
pengembangan kompetensi abad ke-21, yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu
kompetensiberpikir, bertindak, dan hidup di dunia.1 Komponen berpikir meliputi berpikir
kritis, berpikir kreatif, dan kemampuan pemecahan masalah.
Upaya untuk melaksanakan tujuan kurikulum 2013 dilakukan pihak Madrasah
dengan melengkapi fasilitas belajar dan memberikan pelatihan kepada guru-guru untuk
memahami apa saja yang harus dilakukan dalam pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum 2013. Mustikamenyatakan bahwa paradigma pendidikan Indonesia saat ini
adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya yakni mencetak peserta didik yang tidak
saja handal secara akademik tetapi juga berkarakter seperti yang digariskan dalam
undangundang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.2
Dalam kurikulum 2013 seorang guru diharuskan untuk terampil membuat dan
mengembangkan soal-soal yang dapat melatih kemampuan berpikir siswa. Dalam
pembuatan soal yang ditujukan kepada peserta didik juga memiliki level kognitif yang
berbeda. Anderson dan Krathwahl mengklasifikasikan dimensi proses berpikir menjadi 3
level, yakni : 1) Low Order Thinking Skill (LOTS), 2) Middle Order Thinking Skill
(MOTS), dan 3) Higher Order Thinking Skill (HOTS).3

1
Mulyasa,Menjadi Kepala Sekolah Profesional; dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK,(Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 40
2
TariWirandini, dkk., Analisis Butir Soal HOTS (High Order Thinking Skill) pada Soal Ujian Sekolah
Kelas XII Mata Pelajaran Bahasa 100 Indonesia di SMK An-Nahl. Jurnal Parole Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. (Jawa Timur: Ikip Siliwangi, 2019), hlm. 986
3
I WayanWidana, Modul Penyusunan Soal High Order Thinking Skill (HOTS), (Jakarta : Direktorat
Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah serta Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017), hlm. 7

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Low Order Thinking Skill (LOTS), Middle Order Thinking
Skill (MOTS), dan Higher Order Thinking Skill (HOTS)?
2. Apakah perbedaan antaraLow Order Thinking Skill (LOTS), Middle Order Thinking
Skill (MOTS), dan Higher Order Thinking Skill (HOTS) ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari Low Order Thinking Skill (LOTS),
Middle Order Thinking Skill (MOTS), dan Higher Order Thinking Skill (HOTS).
2. Mengetahui dan memahami perbedaan antara Low Order Thinking Skill (LOTS),
Middle Order Thinking Skill (MOTS), dan Higher Order Thinking Skill (HOTS).

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian LOTS, MOTS dan HOTS


A. LOTS
Low Order Thinking Skill (LOTS) adalah berpikir pada tingkat bawah atau dasar.
Kemampuan LOTS dikenal dengan istilah level kognitif 1 (LK1), hal ini dikarenakan
kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam proses pembelajaran hanya sebatas
mengetahui saja. Dengan demikian maka daya kognisi yang dimiliki siswa hanya
sebatas mengingat kembali materi ajar yang sudah diberikan oleh guru dalam proses
pembelajaran. mendaftar, mengulang, serta menirukan kembali apa yang sudah pernah
dia dapatkan tanpa adanya kemampuan berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi.4
Kategori berfikir tingkat rendah menurut Anderson & Krathwohl yaitu berada
pada kategori mengingat/mengerti (remembering). Kategori mengingat merupakan
kategori dimana terjadi aktivitas menarik kembali pengetahuan yang relevan dari
memori jangka panjang seorang siswa. Dua proses kognitif yang berkaitan dengan
kategori ini adalah mengnali (recognizing) dan mengingat kembali (recalling).
a. Mengenali (Recognizing)
Mencakup proses kognitif untuk menarik kembali informasi yang tersimpan
dalam memori jangka panjang yang identik atau sama dengan informasi yang
baru. Istilah lain untuk mengenali adalah mengidentifikasi (identifying).
b. Mengingat (Recalling)
Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang
apabila ada petunjuk (tanda) untuk melakukan hal tersebut. Istilah lain untuk
mengingat adalah mengambil/menarik (retrieving).
Jenis pengetahuan yang relevan dengan kategori ini adalah pengetahuan faktual,
pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif, serat
kombinasi-konbinasi yang mungkin dari jenis-jenis pengetahuan tersebut.
1) Pengetahuan Faktual (Factual knowlegde)
Pengetahuan yang berupa potongan-potongan informasi yang terpisah-
pisah atau unsir dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Ada dua
macam pengetahuan faktual, yaitu:

4
Mufatihatut Taubah, Penilaian HOTS dan Penerapannya di SD/MI, Jurnal Elementary Vol. 7 No. 2 Juli-
Desember 2019, hal. 204.

3
a. Pengathuan tentang terminologi (knowlagde of terminology)
b. Pengatahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowlagde)
2) Pengetahuan Konseptual
Pengatahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur
dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi besama-sama.
Pengetahuan konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang
implic maupun eksplit. Ada tiga macam pengetahuan konseptual yaitu:
a. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori
b. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi
c. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
3) Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu, baik yang bersifat
rutin maupun yang baru. Seringkali pengetahuan prosedural berisi langkah-
langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu tertentu.
a. Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu
bidang tertentu dan pengetahuan tentang algoritme.
b. Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan dengan suatu
biodang tertentu.
c. Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan prosedur tepat untuk
digunakan.
4) Pengetahuan Metakognitif
Mencakup pengetahuan tentang kognisi secara umum dan pengetahuan
tentang diri sendiri.
a. Pengetahuan strategi.
b. Pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk didalamnya pengetahuan
tentang konteks dan kondisi yang sesuai.
c. Pengetahuan tentang diri sendiri.

B. MOTS
Middle Order Thinking Skills (MOTS) merupakan perpaduan kemampuan
berpikir pada level kognisi Taksonomi Bloom anata Low Order Thinking (LOTS) dan
High Order Thinking (HOTS). Berdasarkan level kognisi Taksonomi Bloom Middle

4
Order Thinking Skills (MOTS) mencakup kemampuan atau keterampilan dalam
mengaplikasikan dan menganalisis.5
Middle Order Thinking Skills (MOTS) adalah kemampuan berpikir siswa pada
tingkat menengah.6 Pada tingkat MOTS siswa memiliki 2 kemampuan berfikir yaitu:
1) Memahami (Understanding)
Mengontstruksi makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yng
dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah
dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang
telah ada dalam pemikiran siswa. ada tujuh proses kognitif dalam memahami,
yaitu:
a. Menafsirkan (interpreting)
b. Memberikan contoh (exemplifying)
c. Mengklasifikasikan (classifying)
d. Meringkas (summaring)
e. Menarik inferensi (Inferring)
f. Membandingkan (comparing)
g. Menjelaskan (explaning)
2) Mengaplikasi (Applying)
Mencakup penggunaan suatu proses guna menyelesaikan maslah atau
mengerjakan tugas. Menggunakan informasi pada domain berbeda, kata kerja:
menggunakan, mendemonstrasikan, mengilustrasikan, mengoperasikan. Level
Kognitif 3 (LK3). Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu:

a. Menjalankan (executing)
b. Mengimplementasikan (implementing)

C. HOTS
HOTS awalnya dikenal dari konsep Benjamin S. Bloom dkk. dalam buku
berjudul Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals
yang mengategorikan berbagai tingkat pemikiran bernama Taksonomi Bloom, mulai
dari yang terendah hingga yang tertinggi. Konsep ini merupakan tujuan-tujuan
pembelajaran yang terbagi ke dalam tiga ranah, yaitu Kognitif (keterampilan mental
5
Siti Annisa, Pemanfaatan Literasi Media dalam Membangun Middle Order Thinking Skills (MOTS)
Warga Belajar Paket B di PKBM Budi Utama Karah Jambangan Surabaya, Jurnal Pendidikan Untuk
Semua, https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpls/index, 2019, hal. 2, diakses pada tanggal 29 Mei 2021.
6
Ibid., Mufatihatut Taubah, Penilaian HOTS dan Penerapannya di SD/MI…, hal. 203-204.

5
seputar pengetahuan), Afektif (sisi emosi seputar sikap dan perasaan), dan
Psikomotorik (kemampuan fisik seperti keterampilan).
HOTS  (High Order Thinking Skills) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi
merupakan kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir
kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau bagian dari ranah
kognitif yang ada dalam Taksonomi Bloom dan bertujuan untuk mengasah
keterampilan mental seputar pengetahuan. Ranah kognitif versi Bloom ini kemudian
direvisi oleh Lorin Anderson, David Karthwohl, dkk. pada 2001. Urutannya diubah
menjadi enam, yaitu:7

1. Mengingat (remembering)
2. Memahami (understanding)
3. Mengaplikasikan (applying)
4. Menganalisis (analyzing)
5. Mengevaluasi (evaluating)
6. Mencipta (creating)
Tingkatan 1-2 sebagai kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTS), tingkat 2-3
sebagai kemampuan berpikir tingkat menengah (MOTS), sedangkan tingkat 4 sampai 6
dikategorikan sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

2. Perbedaan LOTS, MOTS dan HOTS


Melihat tabel KKO yang banyak beredar di media sosial ada beberapa
perbedaan penafsiran yaitu KKO yang sama namun berbeda ranah.
Untuk meminimalkan permasalahan tersebut, Puspendik mengklasifikasikannya
menjadi 3 level kognitif  yaitu: 1) pengetahuan dan pemahaman (level 1/level LOTS),
2) aplikasi (level 2/level MOTS), dan 3) penalaran (level 3/level HOTS).

a. Level 1 / LOTS yaitu Level Kognitif (pengetahuan dan pemahaman)


Pengetahuan dan pemahaman mencakup proses berpikir mengetahui (C1)
dan memahami (C2). Ciri-ciri soal pada level 1 adalah mengukur pengetahuan
faktual, konsep, dan prosedural. Bisa jadi soal-soal pada level 1 merupakan soal
kategori sukar, karena untuk menjawab soal tersebut peserta didik harus dapat

7
Shabrina Alfari, Apa Itu Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang Akan Ada di SBMPTN 2019?,
(Ruang guru: https://www.ruangguru.com/blog/apa-itu-higher-order-thinking-skills-hots-yang-akan-ada-
di-sbmptn-2019), 2018

6
mengingat beberapa rumus atau peristiwa, menghafal definisi, atau menyebutkan
langkah-langkah (prosedur) melakukan sesuatu. Contoh KKO yang sering
digunakan adalah: menyebutkan, menjelaskan, membedakan, menghitung,
mendaftar, menyatakan.

Contoh Soal :
Di antara eubacteria berikut yang dapat menimbulkan sakit perut (diare)
pada manusia adalah….
a. Psedomonas sp
b. Thiobaccilus ferrooksidan
c. Clostridium botulinum
d. Escerichia coli
e. Acetobacter xylinum

Penjelasan:
Level 1 karena hanya membutuhkan kemampuan mengingat atau
menghafal nama bakteri penyebab diare.

b. Level 2 / MOTS yaitu aplikasi


Soal-soal pada level kognitif aplikasi membutuhkan kemampuan yang
lebih tinggi daripada level pengetahuan dan pemahaman. Level kognitif aplikasi
mencakup dimensi proses berpikir menerapkan atau mengaplikasikan (C3).
Ciri-ciri soal pada level 2 adalah: mengukur kemampuan: a) menggunakan
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tertentu pada konsep lain
dalam mapel yang sama atau mapel lainnya; atau b) menerapkan pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural tertentu untuk menyelesaikan masalah
kontekstual (situasi lain). Bisa jadi soal-soal pada level 2 merupakan soal
kategori sedang atau sukar, karena untuk menjawab soal tersebut peserta didik
harus dapat mengingat beberapa rumus atau peristiwa, menghafal
definisi/konsep, atau menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melakukan
sesuatu. Selanjutnya pengetahuan tersebut digunakan pada konsep lain atau
untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual. 
Contoh KKO yang sering digunakan adalah: menerapkan, menggunakan,
menentukan, menghitung, membuktikan.

Contoh Soal :

7
Jumlah uang yang beredar di masyarakat sebesar Rp100 milyar, tingkat
harga umum yang berlaku Rp200.000,00 dan jumlah barang yang
diperdagangkan 5.000.000 unit, maka kecepatan uang yang beredar menurut
teori kuantitas Irving Fisher adalah …..
a. 5 kali
b. 10 kali
c. 50 kali
d. 100 kali
e. 1000 kali
Penjelasan :

Termasuk level 2 karena untuk menjawab soal tersebut, peserta didik


harus mampu mengingat teori kuantitas Irving Fisher selanjutnya digunakan
untuk menentukan kecepatan uang yang beredar.

c. Level 3 / HOTS Penalaran


Level penalaran merupakan level kemampuan berpikir tingkat tinggi
(HOTS), karena untuk menjawab soal-soal pada level 3 peserta didik harus
mampu mengingat, memahami, dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural serta memiliki logika dan penalaran yang tinggi
untuk memecahkan masalah-masalah kontekstual (situasi nyata yang tidak
rutin). Level penalaran mencakup proses berpikir menganalisis (C4),
mengevaluasi (C5), dan mengkreasi (C6). Pada dimensi proses berpikir
menganalisis (C4) menuntut kemampuan peserta didik untuk menspesifikasi
aspek-aspek/elemen, menguraikan, mengorganisir, membandingkan, dan
menemukan makna tersirat. Pada dimensi proses berpikir mengevaluasi (C5)
menuntut kemampuan peserta didik untuk menyusun hipotesis, mengkritik,
memprediksi, menilai, menguji, membenarkan atau menyalahkan. Sedangkan
pada dimensi proses berpikir mengkreasi (C6) menuntut kemampuan peserta
didik untuk merancang, membangun, merencanakan, memproduksi,
menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah,
menggubah. Soal-soal pada level penalaran tidak selalu merupakan soal-soal
sulit.
Ciri-ciri soal pada level 3 adalah menuntut kemampuan menggunakan
penalaran dan logika untuk mengambil keputusan (evaluasi), memprediksi

8
&merefleksi, serta kemampuan menyusun strategi baru untuk memecahkan
masalah kontesktual yang tidak rutin. Kemampuan menginterpretasi, mencari
hubungan antar konsep, dan kemampuan mentransfer konsep satu ke konsep
lain, merupakan kemampuan yang sangat penting untuk menyelesaiakan soal-
soal level 3 (penalaran). 
Kata kerja operasional (KKO) yang sering digunakan antara lain:
menguraikan, mengorganisir, membandingkan, menyusun hipotesis, mengkritik,
memprediksi, menilai, menguji, menyimpulkan, merancang, membangun,
merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, menyempurnakan,
memperkuat, memperindah, dan menggubah.
Contoh Soal :
Seorang pemain penyerang melakukan serangan ke gawang.Pemain yang
bertahan berupaya untuk mempertahankan daerah pertahanan dan merebut bola.
Penjaga gawang berupaya agar gawangnya tidak kemasukan bola.
Perhatikan gambar berikut!

Dalam merancang strategi pertahanan, pemain-pemain manakah yang


harus merebut bola untuk menutup ruang apabila pembawa bola menuju ke arah
pertahanan bagian kanan?
a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. 1 dan 5
d. 2 dan 4

9
e. 4 dan 5

Penjelasan :
Soal di atas termasuk level 3 (penalaran) karena untuk menjawab soal
tersebut, peserta didikharus mampu mengingat dan memahami materi faktual,
konseptual, dan prosedural tentang teknik bertahan, serta mampu
menggunakannnya dalam permainan sepak bola. Selanjutnya, dengan
melakukan analisis terhadap situasi (stimulus) yang diberikan peserta didik
mampu menentukan strategi bertahan dengan tepat menggunakan konsep teknik
bertahan dalam permainan sepak bola.

Penyusunan soal-soal dalam setiap mata pelajaran memiliki kriteria sesuai


dengan tingkat kesulitannya. Berikut ini merupakan klasifikasi pemilihan soal
berdasarkan kesulitan yang diambil dari pengklasifikasian pola berpikir anak tingkat
Sekolah Dasar.

Level Kpgnitif Definisi


Level 1 Mengingat C1 Mengambil pengetahuan yang relevan dari
Pengetahuan, (Remember) ingatan jangka panjang.
Mengerti C2 Mengambil arti/makana dari instruksi yang
Pemahaman
(Understand) diberikan, termasuk komunikasi secara
oral/;isan, tulisan dan grafik.
Level 2 Menerapkan C3 Mengikuti atau menggunakan prosedur di
Penerapan (Apply) situasi yang berbeda/tidak lazim.
Level 3 Menganalisis C4 Memisahkan bahan menjadi bagian-bagian
Penalaran (Analise) dan menentukan bagaimana tiap bagian
tersebut saling berhubungan satu sama ;lain
dan terhadap suatu struktur atau fungsi secara
keseluruhan.
Mengevaluasi C5 Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan
(Evaluate) standar.
Mengkreasi C6 Menyatukan elemen-elemen agar membentuk
(Create) sebuah kesatuan yang logis atau fungsional,
menyusun kembali elemen-elemen menjadi
sebuah pola atau struktur.

10
Puspendik mengklasifikasikan soal kedalam tiga level kognitif yaitu: (a) level
I yakni pengetahuan dan pemahaman, (b) level 2 yakni aplikasi, (c) lvel 3 yakni
penalaran. Anderson & Krathwohl mengklasifikasikan dimensi proses berpikir
sebagai berikut:

Kategori Level Kognitif Kata Kerja Operasional Karakteristik Soal


LOTS Pengetahuan - Mengingat kembali Mengukur kemampuan
- Mengingat, factual, konseptual dan
mendaftar, prosedural
mengulang,
menirukan
Pemahaman - Menjelaskan
ide/konsep
- Menjelaskan,
mengklasifikasi,
menerima,
melaporkan
MOTS Aplikasi - Menggunakan - Menggunakan
informasi pada pengetahuan faktual,
domain berbeda konsep, dan prosedural
- Menggunakan, tertentu pada konsep lain
mendemonstrasikan, dalam mapel sama aau
mengilustrasikan, mapel lainnya
mengoperasikan - Menggunakan
pengetahuan faktual,
konsep, dan prosedural
tertentu untuk
menyelesaikan masalah
kontekstual (situasi lain
unfamiliar)
HOTS Analisis - Menspesifikasikan Menggunakan penalaran dan
aspek-aspek/elemen logika untuk:
- Membandingkan, - Mengambil keputusan
memeriksa, (evaluasi)
mengkritisi, menguji - Memprediksi dan refleksi

11
- Menyusun strategi baru
untuk memecahkan
masalah
Mengevaluasi - Mengambil keputusan
sendiri
- Mengevaluasi,
menilai, menyanggah,
memutuskan,
memilih, dan
mendukung
Mengkreasi - Mengkreasi
ide/gagasan sendiri
- Mengkonstruksi,
mendisain,
mengkreasi,
mengembangkan,
menulis, dan
memformulasikan.

Tabel tersebut memuat 3 (tiga) level dalam kemampuan berpikir yang


selanjutnya akan diteruskan dengan penyusunan soal sesuai dengan kemampuan
berpikirnya yang selanjutnya akan diteruskan dengan penyusunan soal sesuai dengan
kemampuan berpikirnya. Paling dasar adalah LOTS atau Low Order Thinking Skills
(keterampilan berpikir tingkat rendah) yang meliputi aspek domain pengetahuan yang
terbatas pada aspek mengingat. Level menengah adalah MOTS atau Middle Order
Thinking Skills (Keterampilan berpikir tingkat menengah) yang berada pada domain
pemahaman dan pengaplikasian. Level tertinggi adalah HOTS High Order Thinking
Skills (Kemampuan berpikir tingkat tinggi) yang membutuhkan penalaran untuk
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Kriteria HOTS diantaranya:
1) Mengukur kemampuan tingkat tinggi dengan meminimalkan aspek ingatan atau
pengetahuan dengan ciri-ciri memaksimalkan kemampuan menemukan,
menganalisis, menciptakan metode baru, merefleksi, memprediksi beragumen,
dan mengambil keputusan yang tepat.
2) Berbasis permasalahan konstektual

12
3) Stimulus menarik
4) Tidak bersifat rutun baik pada ilustrasi atau pertanyaannya.8

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian LOTS, MOTS dan HOTS

a) LOTS

8
Siti Awaliyah, Penyusunan Soal HOTS, bagi Guru PPKn dan IPS Sekolah Menengah Pertama, Jurnal
dan Dedikasi Sosial, Vol. 1 No. 1 April 2018, hal. 47-48.

13
Low Order Thinking Skill (LOTS) adalah berpikir pada tingkat bawah atau
dasar. Kemampuan LOTS dikenal dengan istilah level kognitif 1 (LK1), hal ini
dikarenakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam proses pembelajaran
hanya sebatas mengetahui saja.
b) MOTS
Middle Order Thinking Skills (MOTS) merupakan perpaduan kemampuan
berpikir pada level kognisi Taksonomi Bloom anata Low Order Thinking (LOTS)
dan High Order Thinking (HOTS). Berdasarkan level kognisi Taksonomi Bloom
Middle Order Thinking Skills (MOTS) mencakup kemampuan atau keterampilan
dalam mengaplikasikan dan menganalisis.
c) HOTS

HOTS  (High Order Thinking Skills) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi
merupakan kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir
kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau bagian dari ranah
kognitif yang ada dalam Taksonomi Bloom dan bertujuan untuk mengasah
keterampilan mental seputar pengetahuan.

2. Perbedaan LOTS, MOTS dan HOTS


LOTS atau Low Order Thinking Skills (keterampilan berpikir tingkat rendah)
yang meliputi aspek domain pengetahuan yang terbatas pada aspek mengingat. Level
menengah adalah MOTS atau Middle Order Thinking Skills (Keterampilan berpikir
tingkat menengah) yang berada pada domain pemahaman dan pengaplikasian. Level
tertinggi adalah HOTS High Order Thinking Skills (Kemampuan berpikir tingkat
tinggi) yang membutuhkan penalaran untuk menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkreasi.

B. Saran
Dalam suatu proses pembelajaran, untuk melihat hasil dari proses belajar mengajar
maka perlu dilakukan penilaian. Penilaian ini diawali dengan proses pembuatan soal oleh
guru. Dalam membuat soal guru harus betul–betul memahami karakteristik soal–soal
HOTS dan harus bisa membedakannya dengan Lower Order Thinking Skills (LOTS)
agar bisa menerapkannya dalam penyusunan soal secara tepat. Sebagai calon pendidik
kita harus dapat menyusun soal-soal serta membuat soal yang bermutu, berbobot dan

14
memahami soal soal LOTS, MOTS dan HOTS agar siswa bisa memahami dan mampu
mengerjakannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alfari, Shabrina. 2019. Apa Itu Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang Akan Ada di
SBMPTN 2019?, (Ruang guru: https://www.ruangguru.com/blog/apa-itu-higher-order-
thinking-skills-hots-yang-akan-ada-di-sbmptn-2019)
Annisa, Siti. 2019. Pemanfaatan Literasi Media dalam Membangun Middle Order Thinking
Skills (MOTS) Warga Belajar Paket B di PKBM Budi Utama Karah Jambangan
Surabaya. Jurnal Pendidikan Untuk Semua,
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpls/index. diakses pada tanggal 29 Mei 2021.
Mulyasa. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional; dalam Konteks Menyukseskan MBS
dan KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Siti Awaliyah. 2018. Penyusunan Soal HOTS, bagi Guru PPKn dan IPS Sekolah Menengah
Pertama. Jurnal dan Dedikasi Sosial, Vol. 1 No. 1 April 2018

Taubah, Mufatihatut. 2019. Penilaian HOTS dan Penerapannya di SD/MI. Jurnal Elementary
Vol. 7 No. 2.
Widana, I Wayan. 2017. Modul Penyusunan Soal High Order Thinking Skill (HOTS).
Jakarta : Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah serta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wirandini, Tari dkk.. 2019. Analisis Butir Soal HOTS (High Order Thinking Skill) pada Soal
Ujian Sekolah Kelas XII Mata Pelajaran Bahasa 100 Indonesia di SMK An-Nahl.
Jurnal Parole Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jawa Timur: Ikip Siliwangi

16

Anda mungkin juga menyukai