Anda di halaman 1dari 14

INSTRUMEN SKALA PENILAIAN SIKAP

MINAT BACA SISWA DAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA

Hubungan antara Minat Baca dan Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi


Siswa SMAN 8 Malang
Rumusan Masalah
Rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini yaitu bagaimana hubungan minat
baca siswa terhadap kemampuan menulis paragraf argumentasi.

A. Teori Minat Baca dan Menulis


Minat merupakan salah satu faktor psikis yang menyebabkan siswa membaca. Minat
dapat beruda dorongan individu dalam memberi stimulus suatu kegiatan yang dilaksanakan
untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai. Minat timbul apabila individu tertarik
kepada sesuatu yang mereka anggap sesuatu yang bagi dirinya dan dapat memenuhi
kebutuhan yang mereka inginkan. Menurut Slamet, (2003:180) menyatakan bahwa minat
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh.
Selanjutnya, Sabri (2007:84) minat (interest) adalah suatu kecenderungan untuk selalu
memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Sedangkan, menurut Doyles
Fryer dalam Nurkancana dan Sumartana (1986:229) menyatakan bahwa minat (interest)
adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan
senang pada individu.
Saleh, (2008:261) bahwa “minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan
hati yang tinggi, gairah atau keinginan seseorang terhadap sesuatu.jika siswa melihat sesuatu
yang akan memberikan manfaat, mereka akan memperoleh kepuasaan dan siswa akan
berminat pada hal tersebut.
Crow dan Crow dalam Ramayulis (1994:175) mengatakan bahwa minat itu diartikan
sebagai kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian kepada
seseorang, sesuatu, atau kepada aktivitas – aktivitas tertentu.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Kemampuan
menulis merupakanperwujudan bentuk komunikasi secara tidak langsung, tidak langsung
bertatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan
(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya (Suparno dan Yunus,
2008: 1.3).
Sementara Menurut Byrne dalam Slamet (2007: 141) mengungkapkan bahwa
keterampilan menulis pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol
grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata dapat disusun menjadi kalimat menurut
peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah
pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap,
dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan
berhasil.
DePorter dan Hernacki (2003: 179) menjelaskan bahwa menulis adalah aktivitas
seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri
(logika). Dalam hal ini yang merupakan bagian logika adalah perencanaan, outline, tata
bahasa, penyuntingan, penulisan kembali, penelitian, dan tanda baca. Sementara itu yang
termasuk bagian emosional ialah semangat, spontanitas, emosi, warna, imajinasi, gairah, ada
unsur baru, dan kegembiraan.
Dalam kegiatan menulis, diperlukan adanya kompleksitas kegiatan untuk menyusun
karangan secara baik yang meliputi: 1) keterampilan gramatikal, 2) penuangan isi, 3)
keterampilan stilistika, 4) keterampilan mekanis, dan 5) keterampilan memutuskan (Heaton
dalam Slamet, 2007: 142). Sejalan dengan hal tersebut kemampuan menulis menurut
Akhadiah (1994: 2) merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah
pengetahuan dan keterampilan. Sehubungan dengan kompleksnya kegiatan yang diperlukan
untuk kegiatan menulis, maka menulis harus dipelajari atau diperoleh melalui proses belajar
dan berlatih dengan sungguh-sungguh.
Dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan serangkaian kegiatan untuk
menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan dengan melalui tahapan – tahapan menulis yang
berfungsi untuk menyampaikan gagasan.
Faktor yang mempengaruhi minat baca siswa menurut Crow dan Crow (dalam Shaleh
dan Wahab, 2004: 264 – 265) yaitu (1) dorongan dari dalam individu, (2) motif sosial, dan
(3) emosional. Doongan dari dalam individu diwujudkan dengan rasa ingin tahu siswa yang
membangkitkan minat baca siswa dalam membaca. Motif sosial diwujudkan dengan aktivitas
yang di dukung oleh lingingan sekitar siswa. Emosional diwujudkan dengan perasaan siswa
ketika membaca.
Crow dan Crow (dalam Shaleh dan Wahab, 2004: 264 – 265) menyebutkan indikator
minat baca meliputi (1) perasaan senang,(2) pemusatan perhatian, (3) penggunaan waktu, (4)
motivasi untuk membaca, (5) emosi dalam membaca, dan (6) usaha untuk membaca.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan minat baca adalah kecenderungan sikap
yang ditunjukkan dengan melakukan aktivitas membaca dilakukan dengan perasaan senang
dan dianggap penting dan berguna. Indikator minat baca meliputi (1) pemusatan perhatian,
(2) penggunaan waktu, (3) motivasi untuk membaca, (4) emosi dalam membaca, dan (5)
usaha untuk membaca.

B. Referensi
Akhadiah, Sabarti dkk. 1994. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga
DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 2003. Quantum Learning. Jakarta: Kaifa.
Nurkancana, Wayan dan Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha
Nasional
Sabri, Alisuf. 2007. Psikologi Pendidikan . Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya
Shaleh, Abdul Rahman. 2008. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta
: Kencana
Slamet. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta
Slamet, St.Y. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret Press.
Ramayulis. 1994. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia

C. Definisi Konseptual
Minat baca adalah kecenderungan sikap yang ditunjukkan dengan melakukan
aktivitas membaca dilakukan dengan perasaan senang dan dianggap penting dan berguna.
Sedangkan Menulis adalah serangkaian kegiatan untuk menuangkan ide ke dalam bentuk
tulisan dengan melalui tahapan – tahapan menulis yang berfungsi untuk menyampaikan
gagasan.
D. Definisi Operasional
Minat baca adalah kecenderungan sikap yang ditunjukkan dengan
melakukan aktivitas membaca dilakukan dengan perasaan senang dan dianggap penting dan
berguna. Indikator minat baca meliputi (1) perasaan senang,(2) pemusatan perhatian, (3)
penggunaan waktu, (4) motivasi untuk membaca, (5) emosi dalam membaca, dan (6) usaha
untuk membaca. Menulis adalah serangkaian kegiatan untuk menuangkan ide ke dalam
bentuk tulisan dengan melalui tahapan – tahapan menulis yang berfungsi untuk
menyampaikan gagasan.

E. Kisi – Kisi Instrumen


1. Minat Baca
1.1 Kisi – Kisi Instrumen Minat Baca

Pernyataan Jumlah
No. Komponen Indikator
Positif Negatif Butir
1. Pemusatan Mampu melaksanakan 1,2,3 4,5 5
perhatian kegiatan membaca secara
fokus
Mampu melaksanakan 6,7,8 9,10 5
kegiatan secara aktif di
kelas
2. Penggunaan Mampu menggunakan 11, 12, 13 14, 15 5
Waktu waktu secara efektif
3. Motivasi Mampu mengatasi 16, 17, 18 19, 20 5
Membaca hambatan membaca
Mampu mengutamakan 21, 22, 23 24, 25 5
membaca dari pekerjaan
lain
Mampu menunjukkan 26, 27, 28 29, 30 5
prestasi belajar
4. Emosi dalam Mampu menyimpulkan 31, 32, 33 34, 35 5
membaca hasil dari membaca
Mampu memberikan 36, 37, 38 39, 40 5
tanggapan terhadap buku
yang dibaca
Mampu melaksanakan 41. 42, 43 44, 45 5
kegiatan dengan rasa
senang tanpa
keterpakasaan
5. Usaha untuk Mampu memiliki buku 46, 47, 48 49, 50 5
membaca bacaan
Mampu meminjam buku 51, 52 53, 54 4
bacaan
Jumlah Butir 33 21 54

Petunjuk Penggunaan Instrumen Minat Baca


Petunjuk :
Pembakuan instrumen dalam penelitian ini dilengkapi dengan petunjuk
penggunaan angket minat baca. Secara rinci, petunjuk penggunaan angket minat baca
mencakup (1) petunjuk umum, (2) petunjuk penyekoran, dan (3) petunjuk penggunaan.
1) Petunjuk Umum
Beberapa petunjuk pengunaan instrumen angket minat baca diuraikan sebagai
berikut :
a) Karakteristik siswa sasaran adalah siswa SMA.
b) Angket diberikan dengan diawali petunjuk bahwa tidak ada hubungan pengisian minat
baca ini dengan nilai sehingga perlu dijawab jujur sesuai dengan kondisi yang dimiliki.
c) Siswa mengerjakan sesuai waktu yang ditentukan yaitu selama 1 jam pelajaran (45
menit).
2) Petunjuk Penyekoran Instrumen Minat Baca
Instrumen minat baca sebagai hasil penyempurnaan sejumlah 54 butir. Penyekoran
dilakukan sesuai tabel berikut :
Tabel Acuan Penyekoran Instumen Ketahanmalangan
Pernyataan Sangat Setuju Kurang Tidak
Setuju Setuju Setuju
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk pernyataan positif (melakukan) selalu
skornya 4, setuju skornya 3, kurang setuju skornya 2, dan tidak setuju skornya 4. Skor untuk
pernyataan negatif (tidak melakukan) sangat setuju skornya 1, setuju skornya 2, kurang setuju
skornya 3, dan tidak setuju skornya 4. Dengan jumlah 55 butir, instrumen minat baca
mencapai skor maksimum 216.

3) Petunjuk Penilaian dan Penafsiran Instrumen Minat Baca


Setelah mendapatkan skor mentah, pengguna instrumen perlu melihat tabel penilaian
yang berisi transformasi dari skor mentah menjadi nilai standar seperti dipaparkan berikut:
Tabel Panduan Transformasi Skor Mentah ke Dalam Skala 5 Instrumen Minat Baca
No. Interval Persentase Tingkat Skor Mentah Nilai
Pengusaan Literasi
1 85 % - 100 % 146,75 - 216 A
2 75 % - 84 % 131,25 - <146,75 B
3 60 % - 74 % 105 - <131,25 C
4 40 % - 59 % 70 - <105 D
5 0 % - 39 % 0 - <70 E

Tabel tersebut sebagai penentu acuan kriteria dan skala A, B, C, D, dan E sebagai
level penafsiran hasil minat baca siswa. Level A berarti minat baca siswa kategori sangat
tinggi, level B berarti minat baca siswa kategori tinggi, level C berarti minat baca siswa
kategori cukup, level D berarti minat baca siswa kategori rendah, dan level E berarti minat
baca siswa kategori sangat rendah.
2. Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi
2.1 Kisi – Kisi Penilaian Kemampuan Menulis Paragraf Argumentasi
Aspek Sub Aspek Deskriptor
Isi Karangan Kesatuan Isi Argumen memiliki kesatuan isi yang
Argumentasi baik jika keseluruhan isi argumen
harus membentuk satu kesatuan utuh.
Semua pernyataan dalam argumen
mengacu pada gagasan poko
Kelengkapan Isi Mengandung grounds, claim,
warrant, supprot, dan modal qualifier
Teknik Definisi Argumen diwujudkan dengan
pengembangan menggunakan wujud barang atau
argumen klasifikasi dan ditandai dengan
preposisi merupakan, iadalah,
adalah
Genus Argumen diwujudkan dengan
menggunakan perposisi contohnya,
seperti, misalnya
Sebab akibat Argumen menggunakan preposisi
oleh karena itu, sehingga
Keadaan Memberikan situasi yang serba
terpaksa membenarkan tindakannya
Persamaan Argumen menyatakan kesamaan
antara dua barang atau hal
Perbandingan Argumen berisi satu dari hal yang
dibandingkan
Pertentangan Argumen mengandung dua unsur
situasi yang bertentangan
Kesaksian dan Argumen didasarkan pendapat atau
autoritas ucapan seseorang
Gaya Klimaks Argumen mengandung urutan
pengungkapan pikiran – pikiran yang setiap kali
argumen meningkat kepentingan dari gagasan
– gagasan sebemunya
Antiklimaks Argumen yang dikemukakan dari
gagasan yang terpenting ke gagasan
yang kurang penting
Pararelisme Argumen yang dikemukakan
menggunakan kata atau frasa yang
menduduki fungsi yang sama dalam
bentuk gramatikal yang sama
Antitesis Argumen mengandung gagasan –
gagasan yang berentangan, ditandai
dengan penggunaan kata – kata atau
kelompok kata yang berlawanan
Repetisi Argumen menggunakan perulangan
bunyi, suku kata, kata atau bagian
kalimat yang dianggap penting
Majas Argumen yang dikemukakan
menggunakan majas

ANGKET MINAT BACA

Identitas Responden
Nama :
Kelas :

Petunjuk
1. Berilah tanda (√) pada salah satu pilihan yang kamu anggap sesuai dengan keadaanmu
yang sebenarnya.
2. Apapun jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai pelajaran kamu di sekolah.

Keterangan
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju

JAWABAN
No PERNYATAAN
SS S KS TS
1. Saya selalu membaca secara seksama.
2. Jika ada buku-buku sastra baru, saya akan
segera membacanya.
3. Saya suka jika dimintai pendapat teman
ketika saya membaca.
4. Saya tidak suka jika teman saya
mengganggu ketika saya membaca.
5. Saya terkadang tidak mengetahui sesuatu
hal yang penting dari bacaan tersebut.
6. Saya bersedia membacakan teks di depan
kelas tanpa di suruh.
7. Guru selalu menyuruh teman lain ketika
membaca.
8. Saya selalu memberikan pendapat tentang
buku yang saya baca.
9. Saya kurang bersemangat ketika guru
menyuruh saya membaca di depan kelas.
10. Saya kurang bersedia jika guru meminta
saya untuk menceritakan buku yang saya
baca.
11. Dalam sehari paling tidak saya bisa
membaca minimal satu buku.
12. Di waktu luang lebih baik membaca buku
daripada bermain.
13. Di waktu liburan saya tetap membaca
buku.
14. Ketika membaca saya lupa bersosialisasi
dengan teman.
15. Pada saat membaca, saya cenderung
mengabaikan kegiatan lain.
16. Saya dapat mengatasi gangguan di sekitar
saya ketika saya membaca.
17. Saya dapat berkonsentrasi dengan baik
dalam lingkungan yang bising.
18. Saya dapat melakukan hal lain meskipun
saya membaca.
19. Saya tidak dapat berkonsentrasi jika
suasana ramai.
20. Saya tidak dapat membaca jika pikiran
saya tidak tenang.
21. Saya lebih suka membaca daripada
mengerjakan tugas.
22. Saya lebih suka membaca daripada
bermain dengan teman.
23. Jika ada tugas sekolah yang berhubungan
dengan membaca akan saya selesaikan
lebih dahulu daripada tugas-tugas lain.
24. Mengikuti ekstrakurikuler itu lebih
menyenangkan daripada membaca.
25. Saya bosan dengan genre buku yang saya
baca.
26. Saya selalu mendapat nilai yang baik
ketika tes membaca.
27. Saya selalu ditunjuk guru untuk menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan isi
bacaan.
28. Saya dapat membantu teman ketika
menemukan kesulitan.
29. Saya tidak pernah memikirkan peringkat
berapa di kelas dalam hal membaca.

30. Saya tidak pernah iri jika teman saya


mendapat nilai yang lebih baik.
31. Saya dapat menjawab dengan tepat
pertanyaan yang terkait dengan isi bacaan.
32. Saya dapat menyampaikan kembali isi
bacaan.
33. Saya dapat menyimpulkan bacaan.
34. Saya sulit untuk mengingat kembali
bacaan yang telah dibaca.
35. Saya kurang bisa menyimpulkan isi bacaan
dengan tepat.
36. Saya dapat menyampaikan struktur isi
bacaan.
37. Saya dapat menyampaikan kekurangan isi
buku.
38. Saya dapat menyampaikan kelebihan buku
tersebut.
39. Saya tidak dapat memberikan komentar
yang tepat tentang isi buku.
40. Saya tidak dapat memberikan perimbangan
tentang baik buruknya isi buku.
41. Saya merasa senang ketika membaca buku
42. Ada kepuasaan tersendiri ketika saya
membaca buku.
43. Banyak pengalaman baru yang saya
peroleh ketika membaca.
44. Saya tidak pernah merasa bosan membaca.
45. Saya hanya tertarik dengan buku-buku
tertentu.
46. Saya memiliki banyak koleksi buku di
rumah.
47. Buku-buku yang saya suka saja yang saya
miliki.
48. Genre buku yang saya miliki beragam.
49. Saya lebih suka membeli barang-barang
yang lebih penting daripada buku.
50. Saya tidak terlalu suka membeli buku yang
tidak menarik.
51. Apabila ada teman yang memiliki buku
baru, saya akan meminjamnya.

52. Jika tidak dapat membeli buku sendiri,


saya akan meminjam di perpustakaan.
53. Jika teman memiliki buku baru, saya tidak
memiliki keinginan meminjam buku.
54. Jika teman-teman tidak memiliki genre
buku kesukaan saya, saya tidak berusaha
untuk membelinya.

Rubrik Penilaian Kemampuan Menulis

Nama Siswa :
Judul :

No Aspek yang Sub Aspek Deskriptor Skor


dinilai 1 2 3
1. Isi karangan Kesatuan isi a. Tepat jika pernyataan
argumentasi memuat gagasan pokok
b. Kurang tepat jika
pernyataan hanya lebih dari
50% memuat gagasan
pokok
c. Tidak tepat jika peryataan
hanya memuat kurang dari
50%
Kelengkapan a. Tepat jika mengandung
isi grounds, claim, warrant,
support, dan modal
qualifier
b. Kurang tepat jika hanya
mengandung 3 unsur
c. Tidak tepat jika hanya
mengandung 2 unsur
2. Teknik Definisi a. Tepat jika menggunakan
pengembangan presposisi merupakan,
argumen ialah, adalah
b. Kurang tepat jika
menggunakan preposisi
hanya dua unsur
c. Tidak tepat jika
menggunakan hanya satu
unsur
Genus a. Tepat jika menggunakan
preposisi contohnya,seperti,
misalnya
b. Kurang tepat jika hanya
menggunakan dua unsur
preposisi
c. Tidak tepat jika hanya
menggunakan satu unsur
preposisi
Sebab akibat a. Tepat jika menggunakan
preposisi oleh karena itu,
sehingga
b. Kurang tepat jika hanya
menggunakan dua unsur
preposisi
c. Tidak tepat jika hanya
menggunakan satu unsur
preposisi
Keadaan a. Tepat jika memberikan
situasi yang serba terpaksa
untuk membenarkan
keadaan
b. Kurang tepat jika
memberikan situasi serba
terpaksa tapi kurang
membenarkan keadaan
c. Tidak tepat jika hanya
memberikan situasi saja
Persamaan a. Tepat jika menyatakan
kesamaan antara dua hal
b. Kurang tepat jika hanya
menyatakan kesamaan lebih
dari 50%
c. Tidak tepat jika hanya
menyatakan kesamaan
kurang dari 50%
Perbandingan a. Tepat jika membandingkan
satu hal lebih kuat
b. Kurang tepat jika
perbandingannya 50%
berbeda
c. Tidak tepat jika
perbandingannya kurang
dari 50%
Pertentangan a. Tepat jika mengandung dua
unsur perbandingan
b. Kurang tepat jika
menganduing dua unsur
pebandingan 50%
c. Tidak tepat jika
mengandung unsut kurang
dari 50%
Kesaksian dan a. Tepat jika didasarkan pada
autoritas ucapan seseorang
b. Kurang tepat jika
didasarkan pada ucapan
seseorang 50%
c. Tidak tepat jika didasarkan
kurang pendapat seseorang
kurang dari 50%
3. Gaya Klimaks a. Tepat jika mengadung
pengungkapan urutan – urutan pikiran
argumen yang semakin meningkat
kepentingannya
b. Kurang tepat jika
mengandung urutan pikiran
tetapi kurang meningkat
kepentingannya
c. Tidak tepat jika
mengandung urutan pikiran
tetapi tidak meningkat
kepentingannya
antiklimaks a. Tepat jika gagasan ditulis
dari yang terpenting ke
kurang penting
b. Kurang tepat jika gagasan
ditulis dari yang terpenting
ke kurang penting (sedikit
gradasi
c. Tidak tepat jika gagasan
ditulis dari yang terpenting
ke kurang penting (tidak
menunjukkan gradasi
pararelisme a. Tepat jika menggunakan
kata atau frasa yang
menduduki fungsi sama
b. Kurang tepat jika
menggunakan kata atau
frasa yang menduduki
fungsi sama 50%
c. Tidak tepat jika
menggunakan kata atau
frasa yang menduduki
fungsi sama 50%
antitesis a. Tepat jika mengandung
gagasan yang bertentangan
b. Kurang tepat jika jika
mengandung gagasan yang
bertentangan 50%
c. Tidak tepat jika jika
mengandung gagasan yang
bertentangan kurang dari
50%

Repetisi a. Tepat jika mengandung


perulangan bunyi, suku
kata, kata atau bagian
kalimat yang dianggap
penting
b. Kurang tepat jika
mengandung hanya 50%
perulangan bunyi, suku
kata, kata atau bagian
kalimat yang dianggap
penting
c. Tidak tepat jika
mengandung kurang dati
50%perulangan bunyi, suku
kata, kata atau bagian
kalimat yang dianggap
penting
Majas a. Tepat jika mengandung
berbagai macam majas
sesuai konteks
b. Kurang tepat jika berbagai
macam majas kurang sesuai
konteks
c. Tidak tepat jika
menggunakan berbagai
macam majas tidak sesuai
konteks

Keterangan :
Skor 1 : tidak tepat
Skor 2 : kurang tepat
Skor 3 : tepat

Skor akhir kemampuan menulis : (Jumlah skor + 4) × 100


100

Anda mungkin juga menyukai