SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Agama Islam ( PAI ) Program Studi Pendidikan Agama Islam pada
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado
Oleh:
SUMIATI TANAIYO
NIM. 10.2.3.132
Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini : Sumiati
Tanaiyo, NIM. 10.2.3.132, mahasiswi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan
Agama Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado menyatakan bahwa
skripsi yang berjudul “Strategi Mengajar Guru PAI dalam pengelolaan Kelas Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Tombariri” benar adalah skripsi
karya penyusun sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat,
tiruan, apalagi tanpa izin yang mempunyai hak atau di buat orang lain secara
keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya, batal demi hukum.
Sumiati Tanaiyo
NIM. 10.2.3.132
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
DEWAN PENGUJI
Ketua : Dr.Muh.Idris. M.Ag (......................................)
Sekretaris : Drs.Ishak Talibo. M.Pd.I (.……………..………...)
Munaqisy I : Drs.Ishak Talibo. M.Pd.I (………………………..)
Munaqisy II : Dr.Hj.Nurhayati. M.Pd.I (......................................)
Pembimbing I : Mustafa ,M.Pd.I, (......................................)
Pembimbing II : Shinta Nento ,M.Pd. (......................................)
Mengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Manado
Dr.Muh.Idris,M.Ag
NIP.197105152002121002
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Rabb yang telah menciptakan manusia
dan menetapkan hukum untuk mereka. Memohon pertolongan dan memohon ampun
kepada-Nya. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang
mampu menyesatkannya dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak
ada yang mampu memberi petunjuk kepadanya. Semoga Allah memberikan rahmat,
berkah, dan keselamatan kepadaku, keluarga beserta orang-orang memperjuangkan
agama Allah. Amin Ya Rabbal Alamin.
Salam dan salawat senantiasa kukirimkan buat baginda Muhammad SAW.
Putra padang pasir yang membentangkan permadani-permadani kebenaran untuk
melawan kebatilan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat, berkah dan
keselamatan baginya, keluarga beserta sahabat beliau.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terimah kasih kepada:
1. Dr. Rukmina Gonibala, M.Si selaku Rektor IAIN Manado.
2. Dr. Yasin Jetta, selaku Wakil Rektor I bidang Administrasi.
3. Dr. Yusno Abdullah Otta, M.Ag selaku Wakil Rektor II bidang Akademik dan
Pengembangan Lembaga.
4. Dr. Evra William, M.Pd, selaku Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan
5. Dr. Muh. Idris, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
6. Drs. Ishak Talibo. M.Pd.I Selaku Ketua Jurusan dan Ibu Feby Ismail selaku
Sekertaris Jurusan, Mustafa, M.Pd.I, selaku pembimbing I dan Ibu Shinta Nento,
M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan,kritikan, dan saran
demi sempurnanya skripsi ini.serta semua dosen-dosen Fakultas Tarbiayah IAIN
Manado yang telah membantu penulis selama perkuliahan.
iii
7. Elsje J. Johannis, S.Pd sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tombariri dan
semua teman-teman guru yang ada di SMP Negeri 1 Tombariri yang telah
membantu dalam pengambilan data pada skripsi ini.
8. Para dosen yang tidak dapat disebut satu persatu oleh penulis yang telah
memberikan ilmunya selama ini dan segenap Civitas akademika IAIN Manado.
9. Kepala perpustakaan IAIN Manado beserta seluruh pegawainya,yang telah
memberikan fasilitas kepada penulis terutama literatur-literatur yang berhubungan
dengan skripsi ini.
10. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Alm. Ibrahim Tanaiyo dan Ibu Kadikem serta
Aba Hamka Naya yang tanpa pamrih telah memenuhi kebutuhan penulis sejak
penulis lahir sampai sekarang ini ketika penulis awal studi sehingga
menyelesaikan skripsi ini.
11. Adik-adikku serta semua saudara dan keluarga Jamila Tanaiyo, Asmar Tanaiyo,
Atika Naya ,Ramla Huladu ,Amalia Pua , serta keluarga yang lainnya penulis
tidak sempat sebutkan satu-persatu yang telah memberikan support sehingga
penulis tetap bersemangat menyelesaikan studi di IAIN Manado.
SUMIATI TANAIYO
NIM. 10.2.3.132
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI........................................................................ ii
PENGESAHAN SKRIPSI............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................................. ix
ABSTRAK........................................................................................................................ x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 10
C. Pengertian Judul................................................................................................. 13
D. Tujuan Penelitian................................................................................................ 13
E. Kegunaan Penelitian........................................................................................... 13
vii
3. Kendala-Kendala yang dihadapi guru PAI dalam pengelolaan Kelas ..... 55
4. Solusi-Solusi yang diberikan guru PAI dalam pengelolaan kelas............. 60
5. Implikasi Penelitian …………………………………………………….. 61
B. Pembahasan ………………………………………………………………… 62
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 63
B. Saran-Saran .................................................................................................. 65
viii
DAFTAR TABEL
ix
ABSTRAK
Skripsi ini adalah sebuah karya ilmiah dengan judul “Strategi Mengajar Guru
PAI dalam Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa di SMP
Negeri Tombariri” alasan penulis mengangkat judul ini karena penulis melihat bahwa
pengelolaan kelas yang ada di SMP Negeri Tombariri yang dilakukan oleh guru PAI
belum baik, sehingga penulis ingin lebih mengetahui seperti apa strategi yang
digunakan untuk pengelolaan kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa yang ada
di SMP Negeri Tombariri.
Untuk menjawab rumusan masalah tersebut maka penulis menggunakan
metode penelitian lapangan yang bertitik tolak pada metode deskriptif kualitatif, di
mana penulis berusaha melukiskan fenomena yang terjadi berdasarkan
fakta/kenyataan yang ada berupa kata-kata dan bukan angka. Penggunaan strategi
dalam menunjang dalam pengelolaan kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa
adalah menggunakan sesuai dengan materi dan penggunaan strategi pembelajaran
yaitu konstektual yang meliputi tujuh strategi yaitu: contructivisme (guru
memberikan motivasi untuk membangun minat siswa dalam proses pembelajaran,
inkuiri (siswa diberikan motivasi oleh guru supaya dapat menemukan sendiri
materi/bahan pelajaran yang dimaksud, Questioning atau bertanya (siswa diwajibkan
untuk bertanya setelah pelajaran telah selesai dijelaskan oleh guru), Learning
Comunity atau masyarakat belajar (dengan belajar berkelompok dapat tercipta
kooperatif dan dapat mengaplikasikan hasil belajar kepada teman, Autentik yaitu
memberikan penilaian untuk menguji materi pelajaran yang sudah diajarkan, Refleksi
yaitu siswa dapat merefleksi materi yang sudah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari dan Modeling atau pemodalan (melalui pembelajaran siswa dapat menjadi model
yang boleh merangsang siswa lain ataupun masyarakat baik keterampilan ataupun
tingkah laku
Dalam melakukan pengelolaan kelas tentu seorang guru selalu memiliki
kendala dan solusi yang diberikan kepada siswa agar proses belajar berjalan dengan
baik. Sehingga dengan adanya solusi yang tepat, yang dilakukan guru PAI seperti
yang sudah dijelaskan di atas, menjadikan proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung di dalam kelas berjalan dengan baik dan kondusif seperti yang
diharapkan oleh guru dan siswa pun akan merasa nyaman dalam belajar.
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu pembelajaran Guru di tuntut akan kaya ilmu mendidikan dan
kaya akan strategi dalam belajar mengajar agar dalam proses pembelajaran dapat
pendidikan yang terdapat dalam rumah tangga. Peserta didik sebelum masuk
sekolah banyak pengalaman yang di terimah di rumah dari orang tua dan
Dalam kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah sama.
dibutuhkan. Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan
pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang efektif
1
H. Mappanganro, Pemilikan Kompetensi Guru, (Makasar: Alaudin Press, 2010), h. 9
1
2
strategi yang akan di gunakan, guru harus juga memiliki kemampuan dasar (basic
berikut:2
anak berkelainan.
dimiliki oleh setiap guru yang ingin mengemban amanah sebagai pendidik juga
2
Lif Khairu Ahmadi dan Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar
Nasional danInternasional, (Cet. I; Jakarta: PT Prestasi Pustaka, , 2010), h. 53
3
sebagai orang tua bagi peserta didik yang nantinya bahkan mengayomi terutama
dengan baik sifat-sifat dari setiap metode penyajian sehingga ia mampu pula
untuk mencapai beberapa tujuan yang telah dirumuskannya itu, dan tidak terasa
kalau antara perubahan dari metode yang satu ke metode yang lain.3
selalu dituntut untuk belajar dan membaca, seperti firman Allah dalam Q.S. Al-
Terjemahannya:
Dalam hal ini maka kelas adalah tempat anak didik belajar, sebagian besar
waktu belajar formal dari anak berlangsung di dalam kelas.Agar kegiatan belajar
berlangsung efektif dan efisien, maka kelas harus dikelola secara baik oleh guru.
Dengan demikian, maka tugas guru yang paling utama adalah menciptakan
3
Roestivah N.K., Strategi BelajarMengajar, (Jakarta: Rineka Cipta. 1991), h. 3.
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2006), h.
345
4
suasana kelas yang menunjang terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif
dan efisien, tanpa kemampuan dan keterampilan guru mengelola kelas, maka
kegiatan pengajaran tidak akan berlangsung baik dan mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
belajar mengajar terlaksana dengan baik serta mampu mengatur siswa, sarana
pula. Dengan kata lain, kondisi belajar yang optimal merupakan syarat mutlak
sendiri dan membuat setiap individu untuk dapat melakukan sendiri pengontrolan
dalam pembelajaran maka yang harus dimiliki oleh guru ialah kemampuan khusus
berikut.5
sebagai penulis kiranya sangatlah penting harus memiliki semua guru yang
nantinya akan menjadi panutan bagi siswa tersebut bukan hanya di dalam sekolah
saja tapi bagaimana berdampak di luar pergaulan anak dalam hal ini di lingkungan
sosialnya. Itulah guru yang berhasil karna sampai di luar sekolah dirinya tetap di
5
Ibid, h. 54
6
Penilain kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil
resep untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, dimana para peserta didik
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia
peserta didik mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar
sebuah informasi kepada guru tentang kemajuan peserta didik dalam upaya
membina kegiatan-kegiatan peserta didik lebih lanjut baik untuk individu maupun
kelompok belajar.6
untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Kalau guru sudah
berusaha seoptimal mungkin menciptakan kondisi baik untuk belajar, tetapi hasil
belajar yang diperoleh masih belum maksimal, hal itu disebabkan oleh proses itu
6
E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),
h. 103
7
sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor yang otomatis berpengaruh pula terhadap
dilakukan dengan baik, maka pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat
belajar murid.
kepribadian murid.
dan bertujuan.
7
htt://id.shvoong.com/social-sciences/education/2249026-ciri-metode-pembelajaran-
diakses pada tanggal 10 Februari pkl 09 wita tahun 2014
8
Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 1995), h. 29
8
Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu metode
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar bisa dikatakan baik jika
Salah satu tempat paling istimewa bagi seseorang untuk belajar tentang
ilmu pengetahuan adalah sekolah, oleh sebab itu sekolah sering disebut sebagai
tempat menimbah ilmu.Sekolah suatu kesatuan sistem organisasi yang terdiri dari
pendidikan yang maksimal terhadap peserta didik. Hal ini menjelaskan bahwa
apabila pengelolaan kelas tidak terkelolah dengan baik maka peserta didik akan
memiliki prestasi yang kurang baik pula, akan tetapi, bila sekolah atau kelas
terkelolah dengan baik maka akan membawakan hasil yang baik pula.
strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk mencapai
tujuan pembelajaran dalam mengelola kelas itu sendiri.Banyak strategi yang bisa
pembelajaran.
9
http/www//strategi-guru-mengajar.com di akses pada 11 febuari pkl 13.00 wita tahun
2014
9
Guru sadar tanpa mengelola kelas dengan baik, maka akan menghambat
tanpa membawa hasil, yaitu mengantarkan anak didik dari tidak tahu menjadi tau,
dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak berilmu menjadi berilmu.
Tentu tidak diragukan bahwa setiap kali masuk kelas guru selalu melaksanakan
untuk menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas
Setiap guru masuk kelas, maka pada saat itu pula guru menghadapi dua
pengajaran adalah usaha membantu anak didik dalam mencapai tujuan khusus
sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efesien.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah dan
3. Apa saja hambatan dan solusi strategi mengajar guru PAI dalam
I Tombariri?
C. Pengertian Judul
Pengertian judul digunakan penulis, agar para pembaca tidak keliru juga
dapat memahami secara jelas makna yang terkandung dalam variabel penelitian
skripsi yang berjudul “Strategi Mengajar Guru PAI Dalam Pengelolaan Kelas
Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Di SMP Negeri 1 Tombariri” untuk itu
1. Strategi adalah cara yang di gunakan oleh seseorang mencapai hasil yang
10
S. Nasution, Metode Research: penelitian Ilmiah, (cet.II; Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
h.39.
11
peserta didik.11
secara psikologis anak cenderung akan merasa yakin dengan apa yang
maka yang akan melekat pada siswanya bukanlah sikap kasih sayang,
melainkan sikap tidak senonoh itulah yang lebih berkesan dan tertanam
11
Ivor K Davis, pengelolaan belajar, (Jakarta: PT. CV Rajawali, 1991), h. 291
12
Hardija Paraba, Wawasan Tugas Tenaga Guru dan pembina pendidikan Agama Islam,
(Cet II; PT. Friska Agung Insani, 1999), h. 84.
12
4. Pengelolaan kelas adalah aktivitas yang dilakukan oleh guru yang dibekali
6. Siswa :Siswa adalah murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan
pendidikan tertentu.
mengajar guru pai dalam pengelolaan kelas untuk meningkatkan minat belajar
siswa merupakan interaksi atau kontak antara individu. Di mana adanya interaksi
ini sehinggah proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan denga lancar dan
selalu tidak kehabisan strategi demi motivasi anak didik agar semangat dan dapat
memahami pelajaran yang di sajika oleh guru itu sendiri dan suatu interaksi positif
yang terjadi pada setiap guru yang nantinya akan di sebut guru profesional, karna
13
http://nandangzulfikar9d.blogspot.com/p/pengertian-siswa.html, di akses pada
hari/tanggal, Kamis, 13 Februari 2014 pada jam 18.25.
14
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Cet. VIII; Jakarta: Balai
Pustaka, 1992), h. 352.
13
D. Tujuan Penelitian
Negeri I Tombariri.
siswa.
3. Untuk mengetahui kendala dan solusi yang dialami guru PAI dalam
E. Kegunaan Penelitian
Tombariri.
BAB II
KAJIAN TEORI
dalam pembelajaran. Strategi berasal dari kata Yunani, strategia, yaitu ilmu
perang atau panglima perang.Berdasarkan arti kata tersebut, strategi adalah suatu
yang tidak selalu sama. Strategi dapat diartikan sebagai segala cara dan daya
untuk menghadapi sasaran tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
1
Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep
dan Implementasi), (Cet. I: Yogyakarta: Familia, 2012), h. 11
2
Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Cet. I; Jakarta: Kencana,
2009), h. 206.
14
15
dalam kegiatan belajar mengajar. Karena setiap siswa memiliki karakteristik yang
berbeda-beda.
pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta
kegiatan pembelajaran.
3
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, Cet. I (Jakarta: Kencana,
2013), h. 205.
4
http://zaifbio.wordpress.com/pendekatan-pembelajaran/diakses pada tanggal 10
November 2014.
16
dibandingkan strategi.
mengajar dan siswa yang belajar dan menerima pelajaran dari guru.
disebut juga dengan pengajaran atau proses belajar mengajar. Dalam bahasa
inggris disebut dengan teaching atau teaching dan learning.5 Maka di bawah ini
dan siswa yang berisi berbagai kegiatan yang bertujuan agar terjadi proses belajar
5
Zainal Arifin Ahmad, Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampai Implementasi
(Cet. I; Yogyakarta: PT. Pustaka Insani Madani, 2012), h. 7
6
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 239
17
(perubahan tingkah laku) pada diri siswa yang mengikuti proses pembelajaran di
Ada beberapa pengertian dari strategi pembelajaran menurut pendapat ahli, yaitu:
7
Zainal Arifin dan Adhie Setiyawan, Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT
(Cet. I; Yogyakarta: Skripta Media Creative, 2012), h. 56
18
berikut:
diharapkan.
mengajarnya.
teramati, atau langkah nyata yang dapat diamati karena strategi merupakan suatu
8
Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Cet. I; Jakarta: Rineke Cipta,
2010), h. 5-6.
19
pedoman dan arah yang jelas, yang dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan-
sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan siswa dalam mewujudkan kegiatan
dan didaktis secara bersamaan sehingga tidak dapat dilakukan dengan baik oleh
berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan
dipandang lebih tepat. Sebab, pada dasarnya tidak ada strategi yang paling ideal.
9
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching (Cet. I; Jakarta: Ciputat
Press, 2005), h. 1.
20
kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal itu secara lancar dan termotivasi.
Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif yaitu
garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai tujuan yang telah
luas dan mendalam yang dihasilkan dari sebuah proses pemikiran dan perenungan
10
http://zaifbio.wordpress.com/konsep dasar-strategi pembelajaran, diakses pada
hari/tanggal, Rabu, 18 Maret 2015.
21
gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan.Pada strategi ini termasuk di
terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu,
merupakan cara untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang akan
11
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam
Kelas (Cet. I; Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 39.
12
Suryanti, dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif (Cet. I; Surabaya: Unesa, 2008), h.
35.
22
kelompok. Agar siswa dapat mengembangkan sikap dan pemikiran kritis, startegi
lain.
terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika
Kelebihan dari strategi ini antara lain: (a) mendorong ketertarikan dan
dan kemampuan yang lain, (d) pemahan yang lebih baik, (e) mengekspresikan
waktu panjang dan tidak cocok apabila siswa perlu mengingat materi dengan
cepat.13
13
http://zaifbio.wordpress.com/konsep dasar-strategi pembelajaran, diakses pada
hari/tanggal, Rabu, 18 Maret 2015.
23
berbagi diantara siswa. Diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan
pembelajaran antara guru dan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan
lingkungan sekitar. Guru harus mampu membangun suasana kelas dari berbagai
arah yang meningkatkan minat siswa untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.14
Guru dituntut tidak hanya menguasai secara mendalam materi pembelajaran, tapi
juga harus mengikuti perkembangan informasi agar pada saat proses pembelajaran
Kelebihan strategi ini antara lain: (a) siswa dapat belajar dari temannya
14
Rudi Hartono, Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid (Cet.I;
Yogyakarta: Diva Press, 2013), h. 28
24
bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok,
yang berpusat pada siswa, dan beriorentasi pada aktivitas. Penekanan dalam
strategi pembelajaran ini melalui pengalaman adalah proses belajar, dan bukan
menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritis dalam
Kelebihan dari strategi ini antara lain: (a) meningkatkan partisipasi peserta
didik, (b) meningkatkan sifat kritis peserta didik, (c) meningkatkan analisis
peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran pada situasi yang lain. Sedangkan
kekurangan dari strategi ini adalah penekanan hanya pada proses bukan pada
hasil, keamanan siswa, biaya yang mahal, dan memerlukan waktu yang panjang.17
15
Ibid, h. 29.
16
Kasful Anwar dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran: Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Cet. II (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 117.
17
Ibid,118
25
Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas maupun di luar
individu siswa, percaya diri, dan perbaikan diri.Fokus strategi belajar mandiri ini
proses belajar dalam hal ini adalah siswa yang belum dewasa, sehingga sulit
pembelajaran yang berlangsung dalam kelas karena dengan adanya materi yang
diberikan atau tugas siswa bisa mengerjakannya tepat waktu karena sifat mandiri
dimilikinya.
18
http://zaifbio.wordpress.com/konsep dasar-strategi pembelajaran, diakses pada
hari/tanggal, Rabu, 18 Maret 2015.
26
terjadi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik itu guru, teman, alat,
seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai
tujuan. Selaku suatu sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain :
19
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21, Cet. II (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 118.
20
Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan Sistem
Pembelajaran,Cet. I (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2013), h. 31.
27
1. Guru
adalah anggota masyarakat yang harus ikut dan berjiwa bebas serta kreatif dalam
2. Peserta didik
transformasi yang disebut pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan
tertentu dan merupakan orang yang berada pada fase pertumbuhan dan
perkembangan fisik maupun psikis yang merupakan ciri dari seseorang peserta
didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik.22 Peserta didik adalah
kemampuan menjadi nyata untuk mencapai tujuan belajar. Komponen peserta ini
21
Ahmad Barizi, Menjadi Guru Unggul, Cet. I (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2009), h.
142-143.
22
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 77.
23
Muhammad Rahman dan Sofan Amri, op. cit., h. 31.
28
didik. Tanpa peserta didik maka seorang guru tidak akan bisa menyampaikan
materi pelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran di
3. Tujuan
dipilih oleh seorang guru, karena tujuan pembelajaran merupakan target yang
pembelajaran dengan sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik
sehingga dengan nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap
dan berbuat dalam lingkungan sosial, baik di sekolah maupun di luar sekolah.24
kesinambungan setiap jenjang pendidikan dan pengajarnya. Oleh karena itu, guru
dalam melakukan pengajaran, sekalipun hanya berupa beberapa materi bahan ajar,
24
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, op. cit., h. 13.
29
4. Bahan
5. Metode
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
dalam kegiatan belajar mengajar. Karena setiap siswa memiliki karakteristik yang
berbeda-beda.
6. Evaluasi
suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam
25
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Cet. II (Jakarta:
Kencana, 2009), h. 297.
26
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, Cet. I (Jakarta: Kencana,
2013), h. 205.
30
dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia
pendidikan.27
mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga
bisa berfungsi sebagai umpan balik untuk perbaikan strategi yang telah ditetapkan.
7. Media pembelajaran
belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara
Media pengajaran dapat membantu proses interaksi guru dengan siswa dan
interaksi siswa dengan lingkungan belajar dan sebagai alat bantu bagi guru untuk
27
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami (Cet. I; Jakarta: Refika Aditama, 2009), h. 17.
28
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, Cet. I (Jakarta:
Referensi, 2013), h. 7-8.
31
tiga, yaitu : peserta didik sebagai raw input, entering behavior peserta didik, dan
instrumental input atau sasaran. Maka akan dijelaskan satu-persatu di bawah ini :
yang dihadapi. Peserta didik pada tingkat sekolah yang sama cenderung memiliki
umur yang sama, sehingga perkembangan intelektual pada umumnya adalah sama.
Di pandang dari kesamaan ini, maka seorang guru dapat menggunakan metode
atau teknik yang sama dalam membelajarkan peserta didik. Namun demikian di
mengajar.
sesuai terlebih dahulu harus mengetahui perubahan perilaku, baik secara material,
29
Muhammad Rohman dan Sofan Amri, op. cit., h. 33.
32
harus mengetahui tentang karakteristik perilaku peserta didik saat mereka mau
masuk sekolah dan saat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan, tingkat dan
jenis karakteristik perilaku peserta didik yang dimilikinya ketika mau mengikuti
kegiatan belajar-mengajar.30
tidaklah mudah, karena dilihat dari segi karakteristik yang berbeda-beda dalam
menerima pelajaran. Terkadang ada siswa yang begitu cepat menangkap materi
yang diberikan akan tetapi, ada juga yang susah untuk menangkap materi yang
pada sasaran atau tujuan dan berhasilnya suatu proses pembelajaran oleh guru dan
30
Ibid., h. 34.
31
Ibid., h. 38.
33
D. Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah
kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, ialah kegiatan-
terjadi proses belajar mengajar. Yang termasuk dalam hal ini adalah, penghentian
tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian hadiah
bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa atau penetapan norma
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu
32
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar (Cet. IV; Jakarta:
Rineke Cipta, 2010), H. 173
34
suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran dan
individual.
33
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif (Cet.
II; Jakarta: Rajawali Press, 2000), h. 2
34
Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar-Mengajar Berdasarkan CBSA (Cet.
I; Bandung: Sinar Baru, 1991), h. 311
35
Sudirman N, dkk, Ilmu Pendidikan (Cet. V; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.
310.
36
Hadar Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas (Cet. III; Jakarta:
Masagung, 1989), h. 115.
35
itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang kelelahan fisik
Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap siswa di kelas dapat bekerja
dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan
efesien.Setiap siswa terus bekerja artinya tidak ada siswa yang terhenti karena
tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang
dengan berbagai faktor. Permasalahan siswa adalah faktor utama yang terkait
langsung, karena pengelolaan kelas yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk
37
Sudirman N, dkk, Op. Cit, h. 311.
36
diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal
tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka
berikut:
proses untuk mengontrol tingkah laku siswa. Peran guru disini adalah
38
Hadar Nawawi, Op. Cit, h. 115.
37
itu efektif.39
secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud
faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu,
faktor intern dan faktor ekstrn.Faktor intern siwa berhubungan dengan masalah
39
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op. Cit, h. 178-183.
38
di kelas.
prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat digunakan. Maka adalah penting bagi guru
a. Hangat dan Antusias; guru yang hangat dan akrab dengan siswa selalu
menyimpang.
yang bervariasi merupakan pola interaksi antara guru dan siswa akan
menghindari kejenuhan.
dengan baik apabila mengalami kesulitan dalam pengelolaan kelas. Guru harus
disiplin dalam segala hal sehingga siswa dapat menirunya. Sehingga masalah-
masalah yang terjadi dalam kelas bisa teratasi dengan baik sesuai harapan guru.
tertanam di dalam diri siswa menyebabkan bahan pelajaran sukar diterima dengan
Lain halnya dengan guru yang selalu memperhatikan siswa, selalu terbuka,
selalu tanggap terhadap keluhan siswa, selalu mau mendengarkan saran dan
kritikan dari siswa adalah guru yang disenangi oleh siswa. Siswa rindu akan
disisinya, siswa senang belajar bersamanya dan siswa merasakan bahwa dirinya
adalah bagian dari diri guru tersebut. Figur seorang guru yang baik akan kurang
Bila begitu pengelolaan kelas yang efektif, maka itu berarti tugas yang
40
Ibid, h. 185-186.
40
kurangnya kesatuan, tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, moral
rendah dan kekeliruan yang sering terjadi antar sesama siswa. Sehingga
dibutuhkan kerja keras dari seorang guru agar bisa menciptakan suasana kelas bisa
menjadi kondusif.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat
menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat
sikap atau perilaku seseorang terhadap belajar, apakah perilaku individu itu positif
dalam artian mau belajar, atau sebaliknya perilaku individu itu negative dalam
yang telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan dan ahli psikologi, antara lain:
41
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Cet. VI; Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h. 180.
41
merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada umumnya disertai perasaan
bahwa “Minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek atau suatu situasi
ditarik kesimpulan bahwa minat itu merupakan suatu proses kejiwaan seseorang
secara sadar dan aktif yang mendorong timbulnya sikap untuk melakukan suatu
42
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Cet. IV; Bandung: PT. Al-
Ma’rif, 1980), h.88
43
H. C. Witherington, Psychologi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1978), h. 124.
44
Murshel H. M Tahir, Kamus Ilmu Jiwa Pendidikan, (Jakarta; CV. Majelis Indah, 1977),
h. 88.
45
Ibid.
42
kemampuan (thumos) yang berkedudukan di dada, dan (3) hasrat (ethumid) yang
berkedudukan diperut.46
ahli ilmu jiwa social Inggeris, Mac. Douglas yang dikutip oleh Sumardi
Ketiga unsur tersebut diatas harus merupakan kesatuan yang utuh, karena
apabila satu diantaranya diabaikan, maka minat akan sulit dibentuk. Kemudian
minat baru dapat terbentuk apabila di dalam obyek yang diamati terdapat
demikian perlu disajikan dalam setiap kesempatan, agar minat senantiasa dapat
Minat siswa menempati posisi yang sangat penting dalam setiap aktivitas
pembelajaran, karena tanpa adanya minat untuk melakukan aktivitas belajar maka
sudah dapat dipastikan bahwa hasil yang direncanakan tidak akan berhasil
seseorang untuk berbuat, di mana dorongan itu bertujuan memenuhi dan mencapai
46
Ibid.
47
Soemadi Soeryabrata, Pcyhcologi Kepribadian, jilid I; (Yokyakarta: Rake Press, 1966),
h. 70.
43
tujuan yang diinginkan. Kalau minat ada, maka guru cukup menyajikan dan
menyediakan bahan pelajaran dan siswalah yang mengolah dan mencerna sendiri
Dalam proses belajar mengajar rasa optimis perlu dimiliki terutama dalam
usaha untuk membangkitkan minat belajar sebagai motivasi untuk dapat menyerap
dan memetik sesuatu yang bermanfaat yang terkandung dalam pelajaran. Oleh
karena itu, bukan suatu pekerjaan yang mudah, tetapi harus melalui usaha yang
maksimal sehingga tujuan yang telah ditetapkan bisa terwujud dengan baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.1
alamiah dari objek dan subjek yang diteliti.mengumpulkan data berupa kata-kata,
gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan
metode kualitatif.
B. Lokasi Penelitian
pelaksanaan penelitian yang makin terarah pada sasaran yang ingin dicapai.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Cet. XX; Bandung :
Alfabeta, 2014), h. 147.
44
45
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat menjadi skripsi ini
Adapun lamanya penelitian yang penulis akan lakukan adalah enam bulan
yaitu: Berawal dari bulan April sampai pada bulan Juni 2015.
sebagai berikut :
1. Observasi
pengamatan langsung pada lokasi penelitian yaitu pada SMP Negeri I Tombariri,
2. Interview (wawancara)
digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. 3 Penulis
seperti kepala sekolah SMP Negeri I Tombariri, beberapa orang guru dan
2
Tukiran Taniredja dan Hidayati Mustafidah, Penelitian Kuntitatif (Sebuah Pengantar),
(Cet. I; Bandung : Alfabeta, 2011), h. 47.
3
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Cet. V; Bandung :
Alfabeta, 2013), h. 130.
46
D. Sumber Data
Jenis data yang akan dikumpulkan oleh penulis dalam penelitian ini terbagi
1. Data kepustakaan, yaitu : data yang diperoleh dari literatur seperti buku,
a. Data primer, yaitu: literatur yang membahas tentang Strategi Guru PAI
Tombariri.
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Cet. III; Jakarta :
Balai Pustaka, 2003), h. 272.
47
2. Data lapangan, yaitu: data yang diperoleh dari hasil penelitian penulis di
Pimpinan atau kepala sekolah, 1 orang guru, dan beberapa orang siswa.
keabsahan atau validitas data tidak diuji dengan metode statistik, melainkan
penelitian ini adalah melaluiatau cek silang antar data, baik dari sumber yang
sejenis maupun dari jenis sumber lain. maka data yang bersumber dari hasil
informan lain. Ini yang dimaksud dengan cek silang antar data dari sumber yang
sejenis.
48
Sedangkan cek silang antar data dari sumber yang tidak sejenis, misalnya
data dari seorang informan dikonfrontasikan dengan data hasil observasi, atau data
ditentukan oleh dukungan data lain, terutama dari sumber data primer dan atau
Analisis data adalah langkah yang sangat urgen dan menentukan karena
melalui analisis yang optimal dengan interprestasi yang tepat akan diperoleh hasil
dari proses pengumpulan data. Sebelum penulisan laporan dimulai, maka terlebih
dahulu dilakukan analisis data yang meliputi tiga tahap, yaitu sebagai berikut :
lapangan.
5
Ibid, h. 199.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
darurat jika seorang guru, dalam keadaan marah dan prustasi menyuruh terhadap
siswa kepada kepala sekolah dan disitu ditegur, mungkin si guru telah tenang
kembali merasa bahwa hukuman tersebut terlalu berat apabila telah terjadi lagi
pelanggaran serupa oleh siswa lain haruskah guru berbuat seperti itu lagi? Jika
demikian, ia bertindak tidak adil tetapi tidak bertindak demikian ,ia tidak
menolong guru dari dilema seperti itu. Dasar dari pendekatanya itu bahwa
perilaku yang baik dikelas sebagian dapat dibentuk dengan cara memberikan
49
50
kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat
harus mempunyai strategi yang dapat mendukung pengelolaan kelas. Seperti yang
Strategi yang kami lakukan dalam pengelolaan kelas adalah harus mampu
mengola kelas dengan pengaturan ruang pembelajaran seperti alat-alat
pengajaran dan penataan keindahan, pengaturan tempat duduk dan
pengaturan cahaya dalam proses pembelajaran serta dengan melihat
tingkah laku siswa dengan cara melakukan pendekatan, teguran dan
bersikap terbuka terhadap siswa.1
berlangsung, suasana belajar kondusif, dan bisa menciptakan suasana belajar yang
nyaman dan menyenangkan siswa dalam belajar, sehingga siswa dapat aktif di
1
Wawancara dengan Jamila Tanaiyo, Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I
Tombariri, pada hari/tanggal, Senin, 13 April 2015.
2
Wawancara dengan,Rumiati Mohamad, Guru IPA di SMP Negeri I Tombariri, pada
hari/tanggal, Senin, 13 April 2015.
51
kelas dan mencapai prestasi yang diinginkan sesuai dengan minat siswa dalam
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian
membantu siswa untuk bisa menerima materi pelajaran dengan baik, karena
dalan kelas. Hal ini senada dikatakan oleh salah seorang siswa bahwa:
Dengan adanya strategi dari guru dalam proses pembelajaran yang sedang
berlangsung, kami bisa menjadi lebih aktif, tidak tegang dan tidak cepat
bosan sehingga apa yang diberikan guru PAI kami bisa lebih cepat paham
dan mengerti dengan apa yang dijelaskan, guru PAI juga selalu
memberikan kami dorongan motivasi dikala kami kurang paham dan
kurang mengerti dengan materi yang diajarkan.3
dan siswa agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan terencana sesuai apa
yang telah diinginkan dan seorang guru harus mempunyai metode dalam
3
Wawancara dengan Fajria Kaowan, Siswa SMP Negeri I Tombariri, Pada hari/tanggal,
Senin, 13 April 2015.
52
sekolah tidak hanya menjalin kerjasama dengan siswa saja, tetapi sekolah juga
mahasiswa, penyaluran bakat dan minat siswa melalui kegiatan ektrakurikuler dan
pengadaan pembina ekstra kurikuler. Kerjasama dalam hal ini, tidak hanya
kondisi kelas agar tetap kondusif, sehingga siswa dapat belajar optimal, aktif, dan
hal bagaimana caranya kelas itu menjadi baik, yang mana layak untuk digunakan
sebagai sarana tempat belajar dan penciptaan hingga pemulihan suasana belajar
yang kondusif dan menyenangkan. Sehingga siswa dapat belajar secara maksimal
4
Wawancara dengan Jamila Tanaiyo, Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I
Tombariri, pada hari/tanggal, Rabu, 29 April 2015.
53
tidak semua siswa punya minat tetap karena minat itu muncul dengan sendirinya
dan disertai dengan rasa senang. Siswa yang berminat dalam pembelajaran PAI
harus diikuti dengan perasaan senang baik itu terhadap mata pelajararannya atau
sendirinya akan timbul minat untuk lebih mengetahui tentang sesuatu itu, karena
minat merupakan hasil proses kejiwaan seseorang dan minat dapat mempengaruhi
aktivitas menusia itu sendiri. Seperti yang diungkapkan salah seorang guru
bahwa:
Seorang guru harus bisa melihat potensi peserta didik dengan memberikan
motivasi dan arahan apabila siswa tersebut kesulitan dalam menerima
pelajaran . Dengan adanya motivasi tersebut diharapkan siswa bisa
menerima pelajaran dengan baik. Selaku guru kami juga mengajar sesuai
dengan kurikulum yang ada, belajar dengan menyenangkan tanpa ada
beban dan melakukan pendekatan kepada siswa. Menentukan tujuan yang
ingin dicapai, Menentukan materi yang disampaikan, Menentukan metode
yang ingin digunakan, Memberikan tugas kepada siswa, Memberikan
dorongan kepada siswa agar belajar dengan sungguh-sungguh dan Selalu
memberikan nasehat kepada siswa.5
5
Wawancara dengan Jamila Tanaiyo, Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I
Tombariri, pada hari/tanggal, Senin, 07 September 2015.
54
Minat merupakan suatu potensi yang timbul dari dalam diri siswa.
Sehingga dalam memberikan suatu materi haruslah menarik siswa agar proses
belajar mengajar dalam kelas dapat berlangsung dengn baik dan kondusif. Tentu
hal ini tidak terlepas dari tanggung jawab yang dilakukan oleh seorang guru. Guru
tentu harus menggunakan metode yang tepat dalam meningkatkan minat belajar
6
Wawancara dengan Elsje J. Johannis, Kepala Sekolah SMP Negeri I Tombariri, pada
hari/tanggal, Senin, 07 September 2015.
7
Wawancara dengan Muchamad Muslim, Guru TIK SMP Negeri I Tombariri, pada
hari/tanggal, Rabu, 16 September 2015.
55
kelas menjadi hidup dan menarik. Dalam suatu pengelolaan kelas guru memegang
peranan yang sangat penting, sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung
siswa untuk dapat mengikuti pelajaran yang diberikan guru di sekolah, sehingga
mengelola kelas bukan hanya dirasakan oleh guru baru. Guru yang sudah
berpengalaman sekian tahun mengajar pun tak luput dari permasalahan ini.
Segudang teori pengelolaan kelas yang sudah didapat guru kadang-kadang tidak
selamanya akan berjalan dengan baik tentu selalu ada masalah yang timbul atau
8
Wawancara dengan Idham Ningko, Siswa SMP Negeri I Tombariri, pada/hari, Senin, 07
September 2015.
56
gangguan tingkah laku yang tidak diinginkan dari siswa seperti mengganggu
teman, ribut pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Sehingga guru harus
Kendala yang sering dijumpai adalah ketika sedang menjelaskan ada saja
diantara siswa-siswa yang lain senang berbicara atau mengganggu teman
sebangku atau teman yang berada disamping, sehingga timbul kegaduhan
yang menyebabkan siswa tidak fokus ketika menerima materi yang telah
dijelaskan oleh guru di depan kelas, di samping itu ada juga siswa yang
senang izin keluar sehingga siswa-siswa yang lain merasa terganggu.9
Kendala yang kami alami dalam meningkatkan minat belajar siswa adalah,
siswa masih ada yang nakal, tidak perhatian dalam kelas, lebih banyak
bermain daripada belajar, jarang mengerjakan tugas sekolah maupun
rumah dan kurangnya pahamnya dengan materi yang diberikan.10
Seni mengelola kelas meliputi cara dan gaya guru berbicara saat mengajar.
siswa saat menerima pelajaran. Intonasi dan nada sewaktu berbicara sangat
9
Wawancara dengan Jamila Tanaiyo, Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I
Tombariri, pada hari/tanggal, Rabu, 29 April 2015.
10
Wawancara dengan Lieke T. Pandeleke, Guru SMP Negeri I Tombariri, pada
hari/tanggal, Senin, 21 September 2015.
57
Kendala dalam pengelolaan kelas bukan hanya dialami seorang guru saja
akan tetapi juga terjadi pada siswa dalam hal menerima pelajaran. Seperti yang
Kendala yang kami alami adalah kurang mengerti dengan materi yang
disampaikan dikarenakan kami merasa materi itu terlalu sulit untuk
dipahami. Sehingga kami selalu meminta bantuan kepada guru yang
bersangkutan untuk bisa lebih menjelaskan lebih rinci lagi tentang materi
yang telah di sampaikan.11
Kendala yang kami alami untuk meningkatkan minat belajar adalah malas
dalam menerima materi, lelah, mengantuk dan kurang menariknya guru
dalam menyampaikan materi, sehingga apa yang disampaikan guru hilang
begitu saja tanpa kami pahami dan mengerti.12
sampai menit akhir. Kemungkinan gangguan dari prilaku siswa yang menyimpang
sudah diantisipasi oleh guru sehingga waktu tidak habis untuk memarahi dan
menegur siswa.
dan efisien. Salah satu bentuk perhatian guru adalah persiapan pembelajaran yang
11
Wawancara dengan, Syarif Ka’ani Siswa SMP Negeri I Tombariri, pada hari/tanggal,
Selasa, 12 Mei 2015.
12
Wawancara dengan Rekkah Kamah, Siswa SMP Negeri I Tombariri, pada/hari, Rabu,
16 September 2015.
58
baik dan bersungguh-sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal
Dalam suatu kendalan yang dialami seorang guru tentu selalu ada solusi
untuk bisa mengatasi masalah-masalah yang ada, seperti yang diungkapkan oleh
13
Wawancara dengan Jamila Tanaiyo, Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I
Tombariri, pada hari/tanggal, Kamis, 28 Mei 2015.
59
anak didiknya. Pendidik berusaha mengatur lingkungan belajar bagi anak didik
Untuk itu bagi pendidik diperlukan pemilihan strategi dan metode mengajar yang
tepat sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien dalam proses
belajar mengajar.
padahal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pad hal-hal yang
negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan
guru terhadap tingkah laku siswa yang positif dari pada mengomeli tingkah laku
yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat
Dalam meningkatkan minat belajar siswa tentu harus ada dorongan dari
guru dan orangtua agar siswa dapat belajar lebih giat baik di sekolah maupun
Dalam meningkatkan minat belajar yaitu dengan cara belajar dengan giat,
lebih mengurangi saat bermain, lebih banyak memperhatikan penjelasan
guru, bertanya kepada guru dengan materi yang telah disampiakan,
14
Wawancara dengan Fania Gagu, Siswa SMP Negeri I Tombariri, pada hari/tanggal,
Kamis, 28 Mei 2015.
60
membaca buku yang berkaitan dengan materi dan terus belajar dengan
kerja keras.15
Karenap ada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses
kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan
belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil
mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan
dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas,
15
Wawancara dengan Idham Ningko, Siswa SMP Negeri I Tombariri , pada hari/tanggal,
Senin, 21 September 2015.
61
4. Implikasi Penelitian
proses pembelajaran agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik.
mampu untuk menerima pelajaran dengan baik. Penggunaan strtaegi bukan hanya
digunakan dalam proses pembelajaran saja akan tetapi penggunaan strtegi dapat
digunakan dalam pengelolaan kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan kondusif
dan nyaman tanpa merasa terbebani dengan hal-hal yang ada di dalam kelas,
benar-benar matang agar apa yang dilakukan tidaklah terbuang dengan sia-sia.
dilakukan oleh seorang guru, akan tetapi dengan adanya kerja keras antara sesame
guru maka pengelolaan kelas dalam meningkatkan minat belajar siswa akan
B. Pembahasan
tidak selalu sama. Strategi dapat diartikan sebagai segala cara dan daya untuk
menghadapi sasaran tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil secara
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, ialah kegiatan-
terjadi proses belajar mengajar. Yang termasuk dalam hal ini adalah, penghentian
tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian hadiah
bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa atau penetapan norma
penting dalam setiap aktivitas pembelajaran, karena tanpa adanya minat untuk
melakukan aktivitas belajar maka sudah dapat dipastikan bahwa hasil yang
berfungsi sebagai pendorong bagi seseorang untuk berbuat, di mana dorongan itu
bertujuan memenuhi dan mencapai tujuan yang diinginkan. Kalau minat ada,
maka guru cukup menyajikan dan menyediakan bahan pelajaran dan siswalah
yang mengolah dan mencerna sendiri sesuai kemampuan dan kemauannya sendiri.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
63
penilaian untuk menguji materi pelajaran yang sudah diajarkan, Refleksi
yaitu siswa dapat merefleksi materi yang sudah diajarkan dalam kehidupan
3. Kendala yang dialami guru PAI dalam pengelolaan kelas adalah ketika
fokus ketika menerima materi yang telah dijelaskan oleh guru di depan
kelas, di samping itu ada juga siswa yang senang izin keluar sehingga
sanksi, sedikit memarahi siswa yang suka bercerita atau dengan menyuruh
64
B. Saran
dengan baik.
yang tepat kepada siswa agar pembelajaran yang berlangsung dalam kelas
65
DAFTAR PUSTAKA
Barizi, Ahmad, Menjadi Guru Unggul, Cet. I, Jogjakarta :Ar-Ruzz Media, 2009
Lif Khairu Ahmadi dan Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar
Nasionaldan Internasional, Cet. I; Jakarta: PT PrestasiPustaka, 2010
Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Cet. IV; Bandung:
PT. Al-Ma’rif, 1980
Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strateg idan Desain Pengembangan Sistem
Pembelajaran,Cet. I , Jakarta: PrestasiPustaka Publisher, 2013
62
63
Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Cet. I; Jakarta:
Ciputat Press, 2005
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswin Zain,Strategi Belajar Mengajar , Cet. IV;
Jakarta: RinekeCipta, 2010
Tahir, Murshel H. M, Kamus Ilmu Jiwa Pendidikan, Jakarta; CV. Majelis Indah,
1977
Yousda Ine Amirman dan ArifinZ ainal, penelitian dan Statistik Penelitian, Cet. I;
Jakarta: Bumi Aksara,1993
htt://id.shvoong.com/social-sciences/education/2249026-ciri-metode-
pembelajaran-diaksespadatanggal 10 Februaripkl 09 witatahun 2014
http://zaifbio.wordpress.com/konsepdasar-strategipembelajaran,
diaksespadahari/tanggal, Rabu, 18 Maret 2015