Anda di halaman 1dari 77

STRATEGI MENGAJAR GURU PAI DALAM PENGELOLAAN

KELAS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR

SISWA DI SMP NEGERI 1 TOMBARIRI

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Agama Islam ( PAI ) Program Studi Pendidikan Agama Islam pada
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado

Oleh:
SUMIATI TANAIYO
NIM. 10.2.3.132

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) MANADO
2015
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini : Sumiati
Tanaiyo, NIM. 10.2.3.132, mahasiswi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan
Agama Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado menyatakan bahwa
skripsi yang berjudul “Strategi Mengajar Guru PAI dalam pengelolaan Kelas Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Tombariri” benar adalah skripsi
karya penyusun sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat,
tiruan, apalagi tanpa izin yang mempunyai hak atau di buat orang lain secara
keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya, batal demi hukum.

Manado, 18 Juni 2015


penulis

Sumiati Tanaiyo
NIM. 10.2.3.132

ii
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “(Strategi Mengajar Guru PAI Dalam Pengelolaan


Kelas Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa di SMP Negeri 1
Tombariri)”,yang disusun oleh Sumiati Tanaiyo, NIM: 10.2.3.132 mahasiswi
Program studi Pendidikan Agama Islam ( PAI) Fakultas Tarbiyah IAIN Manado,
telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan
pada hari Kamis, 15 Oktober 2015, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S.Pd.i, Fakultas Tarbiyah Program
Studi Pendidikan Agama Islam ( PAI ), dengan beberapa perbaikan.

Manado, 17 Nov 2015


02 Muharram 1437 H

DEWAN PENGUJI
Ketua : Dr.Muh.Idris. M.Ag (......................................)
Sekretaris : Drs.Ishak Talibo. M.Pd.I (.……………..………...)
Munaqisy I : Drs.Ishak Talibo. M.Pd.I (………………………..)
Munaqisy II : Dr.Hj.Nurhayati. M.Pd.I (......................................)
Pembimbing I : Mustafa ,M.Pd.I, (......................................)
Pembimbing II : Shinta Nento ,M.Pd. (......................................)

Mengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Manado

Dr.Muh.Idris,M.Ag
NIP.197105152002121002

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Rabb yang telah menciptakan manusia
dan menetapkan hukum untuk mereka. Memohon pertolongan dan memohon ampun
kepada-Nya. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang
mampu menyesatkannya dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak
ada yang mampu memberi petunjuk kepadanya. Semoga Allah memberikan rahmat,
berkah, dan keselamatan kepadaku, keluarga beserta orang-orang memperjuangkan
agama Allah. Amin Ya Rabbal Alamin.
Salam dan salawat senantiasa kukirimkan buat baginda Muhammad SAW.
Putra padang pasir yang membentangkan permadani-permadani kebenaran untuk
melawan kebatilan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat, berkah dan
keselamatan baginya, keluarga beserta sahabat beliau.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terimah kasih kepada:
1. Dr. Rukmina Gonibala, M.Si selaku Rektor IAIN Manado.
2. Dr. Yasin Jetta, selaku Wakil Rektor I bidang Administrasi.
3. Dr. Yusno Abdullah Otta, M.Ag selaku Wakil Rektor II bidang Akademik dan
Pengembangan Lembaga.
4. Dr. Evra William, M.Pd, selaku Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan
5. Dr. Muh. Idris, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
6. Drs. Ishak Talibo. M.Pd.I Selaku Ketua Jurusan dan Ibu Feby Ismail selaku
Sekertaris Jurusan, Mustafa, M.Pd.I, selaku pembimbing I dan Ibu Shinta Nento,
M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan,kritikan, dan saran
demi sempurnanya skripsi ini.serta semua dosen-dosen Fakultas Tarbiayah IAIN
Manado yang telah membantu penulis selama perkuliahan.

iii
7. Elsje J. Johannis, S.Pd sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tombariri dan
semua teman-teman guru yang ada di SMP Negeri 1 Tombariri yang telah
membantu dalam pengambilan data pada skripsi ini.
8. Para dosen yang tidak dapat disebut satu persatu oleh penulis yang telah
memberikan ilmunya selama ini dan segenap Civitas akademika IAIN Manado.
9. Kepala perpustakaan IAIN Manado beserta seluruh pegawainya,yang telah
memberikan fasilitas kepada penulis terutama literatur-literatur yang berhubungan
dengan skripsi ini.
10. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Alm. Ibrahim Tanaiyo dan Ibu Kadikem serta
Aba Hamka Naya yang tanpa pamrih telah memenuhi kebutuhan penulis sejak
penulis lahir sampai sekarang ini ketika penulis awal studi sehingga
menyelesaikan skripsi ini.
11. Adik-adikku serta semua saudara dan keluarga Jamila Tanaiyo, Asmar Tanaiyo,
Atika Naya ,Ramla Huladu ,Amalia Pua , serta keluarga yang lainnya penulis
tidak sempat sebutkan satu-persatu yang telah memberikan support sehingga
penulis tetap bersemangat menyelesaikan studi di IAIN Manado.

Akhirnya penulis hanya bisa mendoakan semoga Allah membalas amal


kebaikan semuanya dengan pahala yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca pada umumnya, Amin Ya Rabbal
Alamin.

Manado, 18 Juni 2015


Penulis

SUMIATI TANAIYO
NIM. 10.2.3.132

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI........................................................................ ii
PENGESAHAN SKRIPSI............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................................. ix
ABSTRAK........................................................................................................................ x

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 10
C. Pengertian Judul................................................................................................. 13
D. Tujuan Penelitian................................................................................................ 13
E. Kegunaan Penelitian........................................................................................... 13

BAB II : KERANGKA TEORITIS


A. Pengertian Strategi Pembelajaran..................................................................... 14
B. Strategi Guru dalam Pembelajaran .................................................................. 20
C. Komponen Strategi Pembelajaran.................................................................... 26
D. Pengelolaan Kelas............................................................................................. 33
E. Pendekatan dan Prinsip Pengelolaan kelas....................................................... 35
1. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas....................................................... 35
2. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas .......................................................... 37
F. Minat Belajar Siswa………………………………………………………….. 43

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian.................................................................................................. 44
B. Lokasi Penelitian............................................................................................... 44
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 45
D. Sumber Data .................................................................................................... 46
E. Pengecekan Keabsahan data............................................................... ............ 47
F. Teknik Analisis Data......................................................................................... 48
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ......................................................... 49
2. Strategi Guru PAI dalam pengelolaan Kelas ........................................... 53

vii
3. Kendala-Kendala yang dihadapi guru PAI dalam pengelolaan Kelas ..... 55
4. Solusi-Solusi yang diberikan guru PAI dalam pengelolaan kelas............. 60
5. Implikasi Penelitian …………………………………………………….. 61
B. Pembahasan ………………………………………………………………… 62

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 63
B. Saran-Saran .................................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 68


LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

viii
DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

Tabel 1.4 Keadaan Sarana/Prasarana 45


Tabel 2.4 Keadaan Ruang Menurut Jenis dan Kondisi 45
Tabel 3.4 Laporan Keadaan Siswa 46
Tabel 4.4 Laporan Keadaan Guru 47

ix
ABSTRAK

NAMA : SUMIATI TANAIYO


NIM : 10.2.3.0
JURUSAN : TARBIYAH
PRODI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JUDUL : STRATEGI MENGAJAR GURU PAI DALAM
PENGELOLAAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN
MINAT BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 TOMBARIRI

Skripsi ini adalah sebuah karya ilmiah dengan judul “Strategi Mengajar Guru
PAI dalam Pengelolaan Kelas Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa di SMP
Negeri Tombariri” alasan penulis mengangkat judul ini karena penulis melihat bahwa
pengelolaan kelas yang ada di SMP Negeri Tombariri yang dilakukan oleh guru PAI
belum baik, sehingga penulis ingin lebih mengetahui seperti apa strategi yang
digunakan untuk pengelolaan kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa yang ada
di SMP Negeri Tombariri.
Untuk menjawab rumusan masalah tersebut maka penulis menggunakan
metode penelitian lapangan yang bertitik tolak pada metode deskriptif kualitatif, di
mana penulis berusaha melukiskan fenomena yang terjadi berdasarkan
fakta/kenyataan yang ada berupa kata-kata dan bukan angka. Penggunaan strategi
dalam menunjang dalam pengelolaan kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa
adalah menggunakan sesuai dengan materi dan penggunaan strategi pembelajaran
yaitu konstektual yang meliputi tujuh strategi yaitu: contructivisme (guru
memberikan motivasi untuk membangun minat siswa dalam proses pembelajaran,
inkuiri (siswa diberikan motivasi oleh guru supaya dapat menemukan sendiri
materi/bahan pelajaran yang dimaksud, Questioning atau bertanya (siswa diwajibkan
untuk bertanya setelah pelajaran telah selesai dijelaskan oleh guru), Learning
Comunity atau masyarakat belajar (dengan belajar berkelompok dapat tercipta
kooperatif dan dapat mengaplikasikan hasil belajar kepada teman, Autentik yaitu
memberikan penilaian untuk menguji materi pelajaran yang sudah diajarkan, Refleksi
yaitu siswa dapat merefleksi materi yang sudah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari dan Modeling atau pemodalan (melalui pembelajaran siswa dapat menjadi model
yang boleh merangsang siswa lain ataupun masyarakat baik keterampilan ataupun
tingkah laku
Dalam melakukan pengelolaan kelas tentu seorang guru selalu memiliki
kendala dan solusi yang diberikan kepada siswa agar proses belajar berjalan dengan
baik. Sehingga dengan adanya solusi yang tepat, yang dilakukan guru PAI seperti
yang sudah dijelaskan di atas, menjadikan proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung di dalam kelas berjalan dengan baik dan kondusif seperti yang
diharapkan oleh guru dan siswa pun akan merasa nyaman dalam belajar.

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu pembelajaran Guru di tuntut akan kaya ilmu mendidikan dan

kaya akan strategi dalam belajar mengajar agar dalam proses pembelajaran dapat

dilaksanakan dengan baik. Pendidikan disekolah merupakan lanjutan dari

pendidikan yang terdapat dalam rumah tangga. Peserta didik sebelum masuk

sekolah banyak pengalaman yang di terimah di rumah dari orang tua dan

saudarahnya serta seluruh anggota keluarga.Karenanya, anak datang ke sekolah

itu bermacam-macam.Merek mempunyai pembawaan sendiri-sendiri, mempunyai

tingkah laku yang berbeda-beda, kondisi fisik yang berbeda-beda kemampuan

berfikir yang berbeda-beda, dan mempunyai keluarga berbeda-beda.1

Dalam kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah sama.

Dalam menghadapi perbedaan tersebut, strategi pengajaran yang tepat sangat

dibutuhkan. Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan

siswa dalam kegiatan mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Metode

pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan

oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian tujuan

pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang efektif

dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran.

1
H. Mappanganro, Pemilikan Kompetensi Guru, (Makasar: Alaudin Press, 2010), h. 9

1
2

Maka dalam kegiatan pembelajaran di samping guru di tuntut kaya akan

strategi yang akan di gunakan, guru harus juga memiliki kemampuan dasar (basic

ability). Kemampuan dasar merupakan kemampuan yang dipilih sesuai dengan

minat masing-masing tenaga kependidikan. Kemampuan tersebut adalah sebagai

berikut:2

1. Memahami dan mampu mengidentifikasi anak luar biasa.

2. Memahami konsep dan mampu mengembangkan alat asesmen serta

melakukan asesmen anak berkelainan.

3. Mampu merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran bagi

anak berkelainan.

4. Mampu merancang, melaksanakan dan mengevaluasi program

bimbingan dan konseling anak berkelainan.

5. Mampu mengembangkan kurikulum.

6. Memiliki pengetahuan tentang aspek-aspek medis dan implikasinya.

7. Memiliki pengetahuan tentang aspek-aspek psikologi dan implikasinya.

8. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan.

9. Memiliki sikap dan perilaku empati terhadap anak berkelainan.

10. Memiliki sikap profesional.

Dari kemampuan dasar yang disebutkan di atas, kiranya sangatlah penting

dimiliki oleh setiap guru yang ingin mengemban amanah sebagai pendidik juga

2
Lif Khairu Ahmadi dan Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar
Nasional danInternasional, (Cet. I; Jakarta: PT Prestasi Pustaka, , 2010), h. 53
3

sebagai orang tua bagi peserta didik yang nantinya bahkan mengayomi terutama

dalam masalah pembelajaran disekolah.

Untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana disebutkan di atas,

diperlukan dukungan metode pendidikan yang tepat, diharapkan dapat

memperlancar keberhasilan kegiatan belajar mengajar sehingga guru memerlukan

beberapa tujuan untuk mencapainya, maka ia perlu mengenal dan menguasai

dengan baik sifat-sifat dari setiap metode penyajian sehingga ia mampu pula

mengkombinasikan penggunaan beberapa metode penyajian tersebut, sekaligus

untuk mencapai beberapa tujuan yang telah dirumuskannya itu, dan tidak terasa

kalau antara perubahan dari metode yang satu ke metode yang lain.3

Di dalam suatu proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah pendidik

selalu dituntut untuk belajar dan membaca, seperti firman Allah dalam Q.S. Al-

Falaq/96: 1-5, yang berbunyi:

Terjemahannya:

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptkan, dialah telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah
yang maha pemurah yang mengajar dengan kalam. Dia mengajar manusia
sesuatu yang tidak diketahui.4

Dalam hal ini maka kelas adalah tempat anak didik belajar, sebagian besar

waktu belajar formal dari anak berlangsung di dalam kelas.Agar kegiatan belajar

berlangsung efektif dan efisien, maka kelas harus dikelola secara baik oleh guru.

Dengan demikian, maka tugas guru yang paling utama adalah menciptakan

3
Roestivah N.K., Strategi BelajarMengajar, (Jakarta: Rineka Cipta. 1991), h. 3.
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2006), h.
345
4

suasana kelas yang menunjang terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif

dan efisien, tanpa kemampuan dan keterampilan guru mengelola kelas, maka

kegiatan pengajaran tidak akan berlangsung baik dan mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

Kondisi belajar yang optimal hanya mungkin dicapai jika kedisiplinan

belajar mengajar terlaksana dengan baik serta mampu mengatur siswa, sarana

pengajaran, dan mengendalikan sarana itu dalam suasana yang menyenangkan

untuk berlangsungnya kegiatan-kegiatan instruksional. Kondisi belajar yang

menyenangkan akan memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal

pula. Dengan kata lain, kondisi belajar yang optimal merupakan syarat mutlak

untuk berlangsungnya kegiatan belajar optimal untuk mencapai tujuan

instruksional yang telah ditentukan.

Sebagaimana diketahui bahwa disiplin merupakan hukuman, pengawasan

dan latihan untuk membenarkan dan menguatkan tingkah laku.Namun dalam

implikasinya pengertian disiplin itu bertujuan untuk menciptakan disiplin diri

sendiri dan membuat setiap individu untuk dapat melakukan sendiri pengontrolan

dan pengarahan diri sendiri.

Disamping guru memiliki kemampuan dasar yang di sebutkan di atas,

dalam pembelajaran maka yang harus dimiliki oleh guru ialah kemampuan khusus

yang mengarah tercapainya suasana yang kondusif di dalam kelas.Kemampuan

khusus merupakan kemampuan keahlian yang dipilih sesuai dengan minat


5

masing-masing guru memiliki kemampuan khusus.Kemampuan adalah sebagai

berikut.5

1. Mampu melakukan modifikasi perilaku.

2. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang

mengalami gangguan/kelainan penglihatan.

3. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang

mengalami gangguan /kelainan pendengaran.

4. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang

mengalami gangguan/kelainan intelektual.

5. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang

mengalami gangguan/kelainan anggota tubuh dan gerakan.

6. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang

mengalami gangguan/perilaku dan sosial.

7. Menguasai konsep dan keterampilan pembelajaran bagi anak yang

mengalami gangguan/kelainan kesulitan belajar.

Dari beberapa kemampuan khusus yang sudah disebutkan di atas, maka

sebagai penulis kiranya sangatlah penting harus memiliki semua guru yang

nantinya akan menjadi panutan bagi siswa tersebut bukan hanya di dalam sekolah

saja tapi bagaimana berdampak di luar pergaulan anak dalam hal ini di lingkungan

sosialnya. Itulah guru yang berhasil karna sampai di luar sekolah dirinya tetap di

senangi karna perangainya dengan siswa sangat baik.

5
Ibid, h. 54
6

Penilain kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil

belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik

untuk perbaikan proses pembelajaran, dan menentukan kenaikan kelas. Banyak

resep untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, dimana para peserta didik

dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas belajarnya secara optimal, sesuai

dengan kemampuannya masing-masing.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia

menerima pengalaman pembelajaran. Sejumlah pengalaman yang diperoleh

peserta didik mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar

mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran karena akan memberikan

sebuah informasi kepada guru tentang kemajuan peserta didik dalam upaya

mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui proses kegiatan belajar mengajar yang

selanjutnya setelah mendapat informasi tersebut guru dapat menyusun dan

membina kegiatan-kegiatan peserta didik lebih lanjut baik untuk individu maupun

kelompok belajar.6

Setiap proses belajar mengajar yang dilaksanakan senantiasa diarahkan

untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Kalau guru sudah

berusaha seoptimal mungkin menciptakan kondisi baik untuk belajar, tetapi hasil

belajar yang diperoleh masih belum maksimal, hal itu disebabkan oleh proses itu

6
E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),
h. 103
7

sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor yang otomatis berpengaruh pula terhadap

aktivitas belajar siswa. 7

Agar fungsi pendidik sebagai motivator, inspirator dan fasilatator dapat

dilakukan dengan baik, maka pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi proses dan hasil belajar subjek didik.8

Sedangkan dalam penggunaan suatu metode pembelajaran harus

memperhatikan beberapa hal berikut :

1. Metode yang digunakan dapat membangkitkan motif, minat atau gairah

belajar murid.

2. Metode yang digunakan dapat menjamin perkembangan kegiatan

kepribadian murid.

3. Metode yang digunakan dapat memberikan kesempatan kepada murid

untuk mewujudkan hasil karya.

4. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar

lebih lanjut melakukan eksplorasi dan inovasi.

5. Metode yang digunakan dapat mendidik murid dalam teknik belajar

sendiri dan cara memperoleh ilmu pengetahuan melalui usaha pribadi.

6. Metode yang digunakan dapat meniadakan penyajian yang bersifat

verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata

dan bertujuan.

7
htt://id.shvoong.com/social-sciences/education/2249026-ciri-metode-pembelajaran-
diakses pada tanggal 10 Februari pkl 09 wita tahun 2014

8
Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 1995), h. 29
8

7. Metode yang digunakan dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-

nilai serta sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara

bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.9

Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu metode

yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar bisa dikatakan baik jika

metode itu bisa mengembangkam potensi peserta didik.

Salah satu tempat paling istimewa bagi seseorang untuk belajar tentang

ilmu pengetahuan adalah sekolah, oleh sebab itu sekolah sering disebut sebagai

tempat menimbah ilmu.Sekolah suatu kesatuan sistem organisasi yang terdiri dari

beberapa kelas. Pengembangan sekolah sebagai suatu kesatuan organisasi sangat

tergantung dari penyelenggaraan dan pengelolaan kelas. Di kelas, segala

penyelenggaraan dan pengelolaan kelas terpadu dan berproses demi mencapai

pendidikan yang maksimal terhadap peserta didik. Hal ini menjelaskan bahwa

apabila pengelolaan kelas tidak terkelolah dengan baik maka peserta didik akan

memiliki prestasi yang kurang baik pula, akan tetapi, bila sekolah atau kelas

terkelolah dengan baik maka akan membawakan hasil yang baik pula.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah

strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk mencapai

tujuan pembelajaran dalam mengelola kelas itu sendiri.Banyak strategi yang bisa

di gunakan oleh guru dalam masalah pembelajaran demi kelanggungan

pembelajaran.

9
http/www//strategi-guru-mengajar.com di akses pada 11 febuari pkl 13.00 wita tahun
2014
9

Guru sadar tanpa mengelola kelas dengan baik, maka akan menghambat

kegiatan belajar mengajarnya. Itu sama saja membiarkan jalannya pengajaran

tanpa membawa hasil, yaitu mengantarkan anak didik dari tidak tahu menjadi tau,

dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak berilmu menjadi berilmu.

Tentu tidak diragukan bahwa setiap kali masuk kelas guru selalu melaksanakan

untuk menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas

yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya.

Kemudian, dengan pengelolaan kelas produknya harus sesuai dengan tujuan-

tujuan yang hendak dicapai.

Setiap guru masuk kelas, maka pada saat itu pula guru menghadapi dua

masalah pokok, yaitu masalah pengajaran dan masalah manajemen.Masalah

pengajaran adalah usaha membantu anak didik dalam mencapai tujuan khusus

pengajaran secara langsung, misalnya membuat satuan pelajaran, penyajian

informasi, mengajukan pertanyaan dan evaluasi. Sedangkan masalah manajemen

adalah usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa

sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efesien.

Misalnya, memberi penguatan, mengembangkan hubungan guru dan siswa,

membuat aturan kelompok yang produktif. Masalah pengajaran harus diatasi

dengan cara pengajaran dengan melalui pengelolaan dalam kelas.


10

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah dan

membatasinya, rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi mengajar guru PAI dalam melakukan pengelolaan

kelas di SMP Negeri 1 Tombariri?

2. Bagaimana strategi guru PAI dalam meningkatkan minat belajar siswa di

SMP Negeri I Tombariri?

3. Apa saja hambatan dan solusi strategi mengajar guru PAI dalam

pengelolaan kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa di SMP Negeri

I Tombariri?

C. Pengertian Judul

Pengertian judul digunakan penulis, agar para pembaca tidak keliru juga

dapat memahami secara jelas makna yang terkandung dalam variabel penelitian

skripsi yang berjudul “Strategi Mengajar Guru PAI Dalam Pengelolaan Kelas

Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Di SMP Negeri 1 Tombariri” untuk itu

penulisan berupaya menjelaskan beberapa istilah, pengertian kata terminologi, dan

pengertian berdasarkan definisi tokoh dan pakar pendidikan.10

1. Strategi adalah cara yang di gunakan oleh seseorang mencapai hasil yang

di inginkan. Strategi belajar adalah metode yang di pakai oleh seorang

10
S. Nasution, Metode Research: penelitian Ilmiah, (cet.II; Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
h.39.
11

guru dalam proses pembelajaran dengan memahami segala tingkah-laku

peserta didik.11

2. Guru Agama Islam merupakan aparat fungsional yang secara langsung

melaksanakan tugas mengajar mata pelajaran pendidikan agama islam di

sekolah umum sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis

yang telah di tetapkan.12

3. Guru adalah pendidik profesional yang bertugas untuk mengembangkan

kepribadian siswa atau sekarang lebih dikenal dengan karakter siswa.

Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang guru akan

sangat membantu upaya pengembangan karakter siswa. Dengan

menampilkan sebagai sosok yang bisa di-gugu (dipercaya) dan ditiru,

secara psikologis anak cenderung akan merasa yakin dengan apa yang

sedang dibelajarkan gurunya. Misalkan, ketika guru hendak

membelajarkan tentang kasih sayang kepada siswanya, tetapi di sisi lain

secara disadari atau biasanya tanpa disadari, gurunya sendiri malah

cenderung bersikap senonoh, mudah marah dan sering bertindak kasar,

maka yang akan melekat pada siswanya bukanlah sikap kasih sayang,

melainkan sikap tidak senonoh itulah yang lebih berkesan dan tertanam

dalam sistem pikiran dan keyakinan siswanya.

11
Ivor K Davis, pengelolaan belajar, (Jakarta: PT. CV Rajawali, 1991), h. 291

12
Hardija Paraba, Wawasan Tugas Tenaga Guru dan pembina pendidikan Agama Islam,
(Cet II; PT. Friska Agung Insani, 1999), h. 84.
12

4. Pengelolaan kelas adalah aktivitas yang dilakukan oleh guru yang dibekali

beragam-ragam strategi yang digunakan untuk mendukung kegiatan

belajar-mengajar pada sekolah tertentu atau instansi yang di abdinya.

5. Minat Belajar :adalah .kecenderungan jiwa kepada sesuatu, karena kita

merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada umumnya disertai

dengan perasaan senang akan sesuatu itu.13

6. Siswa :Siswa adalah murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan

menengah14 atau orang atau sekelompok orang yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaan pada jalur

pendidikan formal maupun nonformal pada jenjang pendidikan dan jenis

pendidikan tertentu.

Dari pengertian di atas maka penulis dapat mendefinisikan bahwa strategi

mengajar guru pai dalam pengelolaan kelas untuk meningkatkan minat belajar

siswa merupakan interaksi atau kontak antara individu. Di mana adanya interaksi

ini sehinggah proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan denga lancar dan

selalu tidak kehabisan strategi demi motivasi anak didik agar semangat dan dapat

memahami pelajaran yang di sajika oleh guru itu sendiri dan suatu interaksi positif

yang terjadi pada setiap guru yang nantinya akan di sebut guru profesional, karna

mampu mengelola kelas dengan baik.

13
http://nandangzulfikar9d.blogspot.com/p/pengertian-siswa.html, di akses pada
hari/tanggal, Kamis, 13 Februari 2014 pada jam 18.25.

14
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Cet. VIII; Jakarta: Balai
Pustaka, 1992), h. 352.
13

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam melaksanakan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi guru PAI dalam pengelolaan kelas di SMP

Negeri I Tombariri.

2. Untuk mengetahui strategi guru PAI dalam meningkatkan minat belajar

siswa.

3. Untuk mengetahui kendala dan solusi yang dialami guru PAI dalam

melakukan pengelolaan kelas di SMP Negeri I Tombariri.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dalam melaksanakan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan ilmiah yaitu dapat menjadi konstribusi bagi penelitian lanjutan

yang ingin mengembangkan penelitian secara komprehensif.

2. Kegunaan praktisnya yaitu dapat membantu guru dalam menentukan

strategi yang diterapkan dalam pengelolaan kelas di SMP Negeri I

Tombariri.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Strategi, Metode dan Pendekatan dalam Pembelajaran

Sebelum lebih lanjut membahas tentang strategi pembelajaran maka

terlebih dahulu penulis menjelaskan tentang, startegi, metode dan pendekatan

dalam pembelajaran. Strategi berasal dari kata Yunani, strategia, yaitu ilmu

perang atau panglima perang.Berdasarkan arti kata tersebut, strategi adalah suatu

keterampilan mengatur kejadian atau peristiwa atau kemampuan internal

seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.1

Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan maksud

yang tidak selalu sama. Strategi dapat diartikan sebagai segala cara dan daya

untuk menghadapi sasaran tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil

secara maksimal.Strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak

dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.2

Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang

sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

1
Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep
dan Implementasi), (Cet. I: Yogyakarta: Familia, 2012), h. 11

2
Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Cet. I; Jakarta: Kencana,
2009), h. 206.

14
15

optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan

yang menunjuk pada suatu perencanaan untuk mencapai sesuatu pembelajaran.3

Setiap guru harus mempersiapkan metode yang tepat sebelum

melaksanakan proses pembelajaran karena tidak semua metode cocok digunakan

dalam kegiatan belajar mengajar. Karena setiap siswa memiliki karakteristik yang

berbeda-beda.

Sedangkan pendekatan adalah Pendekatan (approach) memiliki

pengetahuan yang berbeda dengan strategi. Pendekatan bersifat filosofis

paradikmatik, yang mendasari aplikasi strategi dan metode.Pendekatan adalah

pola/cara atau dasar pandangan terhadap sesuatu.

Pendekatan dapat dioptimalisasikan dalam sejumlah strategi.Sedangkan,

strategi adalah pola umum pembuatan guru-siswa di dalam perwujudan kegiatan

belajar mengajar.Strategi dapat diimplementasikan dalam beberapa metode.4

Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses

pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta

didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran. Sedangkan strategi sendiri

merupakan pola umum perbuatan guru peserta didik di dalam perwujudan

kegiatan pembelajaran.

Pendekatan merupakan dasar penentuan strategi yang akan diwujudkan

dengan penentuan metode sedangkan metode merupakan alat yang digunakan

3
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, Cet. I (Jakarta: Kencana,
2013), h. 205.
4
http://zaifbio.wordpress.com/pendekatan-pembelajaran/diakses pada tanggal 10
November 2014.
16

dalam pelaksanaan strategi pembelajaran. Jadi, pendekatan lebih luas cakupannya

dibandingkan strategi.

Kegiatan belajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja

diciptakan.Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan siswa.Guru yang

mengajar dan siswa yang belajar dan menerima pelajaran dari guru.

Sedangkan istilah pembelajaran, dalam khazanah ilmu pendidikan, sering

disebut juga dengan pengajaran atau proses belajar mengajar. Dalam bahasa

inggris disebut dengan teaching atau teaching dan learning.5 Maka di bawah ini

beberapa pengertian pembelajaran manurut para ahli, yaitu:

1. Manurut Syaiful Sagala, pembelajaran adalah membelajarkan siswa


dengan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu
utama keberhasilan pendidikan dan merupakan komunikasi dua arah
yaitu mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan
belajar dilakukan oleh pesera didik.

2. Menurut Corey, pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan


seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta
dalam tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon
terhadap situasi tertentu.

3. Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang


tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai
tujuan pembelajaran.6

Dengan demikianpembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru

dan siswa yang berisi berbagai kegiatan yang bertujuan agar terjadi proses belajar

5
Zainal Arifin Ahmad, Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampai Implementasi
(Cet. I; Yogyakarta: PT. Pustaka Insani Madani, 2012), h. 7

6
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 239
17

(perubahan tingkah laku) pada diri siswa yang mengikuti proses pembelajaran di

dalam kelas yang diberikan oleh guru.

Strategi pembelajaran adalah rencana tindakan (rangkaian kegiatan)

termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau

kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Ada beberapa pengertian dari strategi pembelajaran menurut pendapat ahli, yaitu:

a. Menurut Kemp; strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan


pembelajaran yang harus dikerjakan dan peserta didik agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.

b. Menurut Kozma; startegi pembelajaran adalah setiap kegiatan yang


dipilih, yaitu dapat memberikan fasilitas dan bantuan kepada peserta
didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

c. Menurut Gerlach dan Ely; startegi pembelajaran merupakan cara-cara


yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu.

d. Menurut Dick dan Caret; strategi pembelajaran merupakan seluruh


komponen materi dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang
digunakan guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.7

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

merupakan rangkaian kegiatan yang didesain oleh guru termasuk di dalamnya

pemilihan metode, materi, dan pemanfaatan berbagai sumber daya/media dalam

pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

7
Zainal Arifin dan Adhie Setiyawan, Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan ICT
(Cet. I; Yogyakarta: Skripta Media Creative, 2012), h. 56
18

Ada empat strategi dasar dalam pembelajaran yang meliputi hal-hal

berikut:

1. Mengidentifikasi serta menerapkan spesifikasi dan kualifikasi

perubahan tingkah laku dan kepribadian siswa sebagaimana yang

diharapkan.

2. Memilih sistem pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan

pandangan hidup masyarakat.

3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar

mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat

dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan

mengajarnya.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria

serta standar keberhasilam sehingga dapat dijadikan pedoman oleh

guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang

selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem

instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.8

Strategi belajar digambarkan sebagai sifat, tingkah laku yang tidak

teramati, atau langkah nyata yang dapat diamati karena strategi merupakan suatu

rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu tujuan dalam proses pembelajaran.

Pemahaman dan penguasaan tentang strategi pembelajaran penting bagi

guru karena sangat membantu dalam melaksanakan tugasnya.Kegiatan

8
Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Cet. I; Jakarta: Rineke Cipta,
2010), h. 5-6.
19

pembelajaran yang dilakukan tanpa strategi, berarti melakukan kegiatan tanpa

pedoman dan arah yang jelas, yang dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan-

penyimpangan yang pada gilirannya tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Dalam konteks pembelajaran, maka strategi pembelajaran dapat diartikan

sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan siswa dalam mewujudkan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Ahmad Sabri

mengemukakan, bahwa dalam konteks pembelajaran, strategi diartikan sebagai

upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan belajar yang

memungkinkan terjadinya proses pembelajaran, agar tujuan pembelajaran yang

telah dirumuskan dapat tercapai dan efektif.9

Seorang guru hendaknya memahami bahwa mengajar adalah tugas atau

pekerjaan yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis,

dan didaktis secara bersamaan sehingga tidak dapat dilakukan dengan baik oleh

siapapun guru tanpa persiapan sekalipun telah perpengalaman bertahun-

bertahun.Salah satu diantara persiapan yang dimaksud itu adalah menentukan

strategi yang digunakan dalam pelaksanakan pembelajaran.

Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada

berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan

dihadapinya. Guru diharapkan mengembangkan atau mencari strategi lain yang

dipandang lebih tepat. Sebab, pada dasarnya tidak ada strategi yang paling ideal.

Masing-masing strategi mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri.Hal ini

sangat bergantung pada tujuan yang hendak dicapai.

9
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching (Cet. I; Jakarta: Ciputat
Press, 2005), h. 1.
20

Mengingat belajar adalah proses bagi siswa dalam membangun gagasan

atau pemahaman sendiri, maka kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal itu secara lancar dan termotivasi.

Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif yaitu

mengamati, bertanya dan menjelaskan.

B. Strategi Guru dalam Pembelajaran

Di dalam konteks belajar-mengajar strategi pembelajaran sebagai suatu

garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Strategi pada intinya adalah langkah-langkah terencana dan bermakna

luas dan mendalam yang dihasilkan dari sebuah proses pemikiran dan perenungan

yang mendalam berdasrkan pada teori dan pengalaman tertentu.

Kriteria atau bentuk strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 5

yaitu: Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction), Strategi Pembelajaran

Tidak Langsung (inderect instruction), Strategi Pembelajaran Interaktif

(interactive instruction), Strategi Pembelajaran Melalui Pengalaman (experiental

learning), Strategi Pembelajaran Mandiri (inpendent learning).10 Oleh karena itu,

guru dapat memilih strategi pembelajaran antara lain sebagai berikut:

10
http://zaifbio.wordpress.com/konsep dasar-strategi pembelajaran, diakses pada
hari/tanggal, Rabu, 18 Maret 2015.
21

1. Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction)

Startegi pembelajaran langsung merupakan strategi yang berpusat pada

gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan.Pada strategi ini termasuk di

dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran ekspilit,

praktik dan latihan, serta demonstrasi.Strategi pembelajaran langsung efektif

digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan

langkah demi langkah.Disini tampak kegiatan pembelajaran didominasi oleh

guru.Peserta didik lebih banyak menyimak, memperhatikan aktifitas guru.11

Strategi pembelajaran langsung ini dirancang untuk mengenalkan siswa

terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu,

dan merangsang mereka berpikir. Strategi pembelajaran langsung merupakan

pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru.Strategi ini efektif untuk

menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap.

Strategi pembelajaran langsung melalui berbagai pendekatan secara aktif

merupakan cara untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang akan

diajarkan. Guru dapat menggunakannya untuk menilai tingkat pengetahuan siswa

sambil melakukan kegiatan pembentukan tim.12

Kelebihan strategi pembelajaran langsung adalah mudah untuk

direncanakan dan digunakan, sedangkan kelemahan utamanya dalam

mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap yang

11
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam
Kelas (Cet. I; Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 39.
12
Suryanti, dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif (Cet. I; Surabaya: Unesa, 2008), h.
35.
22

diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan interpersonal serta belajar

kelompok. Agar siswa dapat mengembangkan sikap dan pemikiran kritis, startegi

pembelajaran langsung perlu dikombinasikan dengan strategi pembelajaran yang

lain.

2. Strategi Pembelajaran tidak Langsung (inderect instruction)

Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah

menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resource person). Guru

merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan peserta didik untuk

terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada siswa ketika

mereka melakukan inkuiri. Strategi pembelajaran tidak langsung mensyaratkan

digunakannya bahan-bahan cetak, non-cetak, dan sumber-sumber manusia.Di sini

siswa tampak lebih aktif dan lebih komunikatif.

Kelebihan dari strategi ini antara lain: (a) mendorong ketertarikan dan

keingintahuan peserta didik, (b) menciptakan alternatif dan menyelesaikan

masalah, (c) mendorong kreativitas dan pengembangan keterampilan interpersonal

dan kemampuan yang lain, (d) pemahan yang lebih baik, (e) mengekspresikan

pemahaman. Sedangkan kekurangan dari pembelajaran ini adalah memerlukan

waktu panjang dan tidak cocok apabila siswa perlu mengingat materi dengan

cepat.13

13
http://zaifbio.wordpress.com/konsep dasar-strategi pembelajaran, diakses pada
hari/tanggal, Rabu, 18 Maret 2015.
23

Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan tinggi

siswa dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi

berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis.

3. Strategi Pembelajaran Interaktif

Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan saling

berbagi diantara siswa. Diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman,

pandangan dan pengetahuan guru atau kelompok, serta mencoba mencari

alternatif dan berpikir. Strategi pembelajaran interaktif melibatkan proses

pembelajaran antara guru dan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan

lingkungan sekitar. Guru harus mampu membangun suasana kelas dari berbagai

arah yang meningkatkan minat siswa untuk terlibat aktif dalam proses

pembelajaran.14

Dalam pembelajaran interaktif guru mengarahkan siswa untuk selalu aktif.

Guru dituntut tidak hanya menguasai secara mendalam materi pembelajaran, tapi

juga harus mengikuti perkembangan informasi agar pada saat proses pembelajaran

berlangsung ketika ada siswa bertanya guru mampu menjawabnya dengan

jawaban yang dapat dimengerti siswa.

Kelebihan strategi ini antara lain: (a) siswa dapat belajar dari temannya

dan guru untuk membangun keterampilan sosial dan kemampuan-kemampuan, (b)

mengorganisasikan pemikiran dan membangun argumen yang rasional.

14
Rudi Hartono, Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid (Cet.I;
Yogyakarta: Diva Press, 2013), h. 28
24

Sedangkan kekurangannya adalah sangat bergantung pada kecakapan guru dalam

menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok.15

Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang

pengelompokkan dan metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat bentuk-

bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok,

dan kerjasama siswa secara perpasangan.

4. Strategi Pembelajaran Melalui Pengalaman

Strategi pembelajaran melalui pengalaman menggunakan bentuk induktif

yang berpusat pada siswa, dan beriorentasi pada aktivitas. Penekanan dalam

strategi pembelajaran ini melalui pengalaman adalah proses belajar, dan bukan

hasil belajar. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi perencanaan

menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritis dalam

pembelajaran empirik dan efektif.16

Kelebihan dari strategi ini antara lain: (a) meningkatkan partisipasi peserta

didik, (b) meningkatkan sifat kritis peserta didik, (c) meningkatkan analisis

peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran pada situasi yang lain. Sedangkan

kekurangan dari strategi ini adalah penekanan hanya pada proses bukan pada

hasil, keamanan siswa, biaya yang mahal, dan memerlukan waktu yang panjang.17

15
Ibid, h. 29.
16
Kasful Anwar dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran: Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Cet. II (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 117.

17
Ibid,118
25

Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas maupun di luar

kelas. Sebagai contoh, di dalam kelas dapat digunakan metode simulasi,

sedangkan di luar kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk memperoleh

gambaran pendapat umum.

5. Strategi Pembelajaran Mandiri

Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk

membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri.Strategi

pembelajaran mandiri merujuk kepada penggunaan metode-metode

pembelajaran yang tujuannya adalah mempercepat pengembangan inisiatif

individu siswa, percaya diri, dan perbaikan diri.Fokus strategi belajar mandiri ini

adalah merencanakan belajar mandiri siswa di bawah bimbingan atau supervisi

guru.Belajar mandiri menuntut peserta didik untuk bertanggungjawab dalam

merencanakan dan menetukan kecepatan belajarnya.

Kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang

mandiri dan bertanggungjawab. Sedangkan kekurangnnya adalah peserta dalam

proses belajar dalam hal ini adalah siswa yang belum dewasa, sehingga sulit

menggunakan pembelajaran mandiri.18

Pembelajaran mandiri pada siswa sangat membantu guru dalam proses

pembelajaran yang berlangsung dalam kelas karena dengan adanya materi yang

diberikan atau tugas siswa bisa mengerjakannya tepat waktu karena sifat mandiri

dimilikinya.

18
http://zaifbio.wordpress.com/konsep dasar-strategi pembelajaran, diakses pada
hari/tanggal, Rabu, 18 Maret 2015.
26

C. Komponen Strategi Pembelajaran

Ciri utama dari pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi yang

terjadi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik itu guru, teman, alat,

media pembelajaran, dan sumber-sumber belajar yang lain. Sebagai suatu

sistem, masing-masing komponen tersebut membentuk sebuah integritas atau

satu kesatuan yang utuh.Masing-masing komponen saling berinteraksi yaitu

saling berhubungan secara aktif dan saling mempengaruhi.19

Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengaju pada

seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai

tujuan. Selaku suatu sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain :

guru, peserta didik, tujuan, bahan, metode, situasi dan evaluasi.20Dari

keseluruhan komponen strategi pembelajaran di atas seorang guru tidak boleh

hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode, bahan

dan evaluasi saja, tetapi guru harus mempertimbangkan komponen secara

keseluruhan. Maka komponen-komponen strategi pembelajaran akan dijelaskan

satu persatu di bawah ini, yaitu:

19
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21, Cet. II (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 118.

20
Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan Sistem
Pembelajaran,Cet. I (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2013), h. 31.
27

1. Guru

Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar atau memberikan

pelajaran di sekolah atau di dalam kelas yang bertanggung jawab dalam

membantu anak didik mencapai kedewasaan masing-masing.21

Guru bukan hanya sekedar orang berdiri di depan kelas untuk

menyampaikan materi pengetahuan (mata pelajaran) tertentu, akan tetapi guru

adalah anggota masyarakat yang harus ikut dan berjiwa bebas serta kreatif dalam

mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat

sebagai orang dewasa.

2. Peserta didik

Peserta didik merupakan raw material (bahan mentah) di dalam proses

transformasi yang disebut pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan

tertentu dan merupakan orang yang berada pada fase pertumbuhan dan

perkembangan fisik maupun psikis yang merupakan ciri dari seseorang peserta

didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik.22 Peserta didik adalah

komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk mengembangkan potensi

kemampuan menjadi nyata untuk mencapai tujuan belajar. Komponen peserta ini

dapat dimodifikasi oleh guru.23

21
Ahmad Barizi, Menjadi Guru Unggul, Cet. I (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2009), h.
142-143.

22
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 77.

23
Muhammad Rahman dan Sofan Amri, op. cit., h. 31.
28

Dalam suatu pendidikan komponen yang paling penting adalah peserta

didik. Tanpa peserta didik maka seorang guru tidak akan bisa menyampaikan

materi pelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran di

butuhkan peserta didik.

3. Tujuan

Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan

strategi, materi, media dan evaluasi pembelajaran.Untuk itu, dalam strategi

pembelajaran, penentuan tujuan merupakan komponen yang pertama kali harus

dipilih oleh seorang guru, karena tujuan pembelajaran merupakan target yang

ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.

Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan

pembelajaran dengan sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik

sehingga dengan nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap

dan berbuat dalam lingkungan sosial, baik di sekolah maupun di luar sekolah.24

Dalam mencapai tujuan, maka kita harus benar-benar memperhatiakn

kesinambungan setiap jenjang pendidikan dan pengajarnya. Oleh karena itu, guru

dalam melakukan pengajaran, sekalipun hanya berupa beberapa materi bahan ajar,

tidak boleh terlepas dari konteks tujuan yang akan di capai.

24
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, op. cit., h. 13.
29

4. Bahan

Bahan merupakan sesuatu yang memiliki pesan untuk tujuan pengajaran

yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan alat penampilan, seperti

buku paket, audio-tape, peta, bola dunia dan grafik.25

Dalam proses pembelajaran seorang guru harus menyiapkan bahan

pelajaran sebelum memulai materi pembelajaran di dalam kelas agar proses

belajar mengajar berjalan dengan baik.

5. Metode

Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang

sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan

yang menunjuk pada suatu perencanaan untuk mencapai sesuatu pembelajaran.26

Setiap guru harus mempersiapkan metode yang tepat sebelum

melaksanakan proses pembelajaran karena tidak semua metode cocok digunakan

dalam kegiatan belajar mengajar. Karena setiap siswa memiliki karakteristik yang

berbeda-beda.

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu tindakan atau proses menentukan nilai-nilai dari

suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam

25
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Cet. II (Jakarta:
Kencana, 2009), h. 297.

26
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, Cet. I (Jakarta: Kencana,
2013), h. 205.
30

dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia

pendidikan.27

Komponen evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk

mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga

bisa berfungsi sebagai umpan balik untuk perbaikan strategi yang telah ditetapkan.

7. Media pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan

belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara

efesien dan efektif.28

Media pengajaran dapat membantu proses interaksi guru dengan siswa dan

interaksi siswa dengan lingkungan belajar dan sebagai alat bantu bagi guru untuk

menunjang penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Komponen-komponen pembelajaran adalah penentu dari keberhasilan

proses pembelajaran. Komponen-komponen tersebut merupakan suatu sistem

yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran

Komponen-komponen strategi pembelajaran tersebut akan mempengaruhi

jalannya pembelajaran, untuk itu semua komponen strategi pembelajaran

merupakan faktor yang berpengaruh terhadap strategi pembelajaran. Untuk lebih

mempermudah menganalisa faktor yang berpengaruh terhadap strategi

27
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami (Cet. I; Jakarta: Refika Aditama, 2009), h. 17.

28
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, Cet. I (Jakarta:
Referensi, 2013), h. 7-8.
31

pembelajaran, komponen startegi pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi

tiga, yaitu : peserta didik sebagai raw input, entering behavior peserta didik, dan

instrumental input atau sasaran. Maka akan dijelaskan satu-persatu di bawah ini :

a. Peserta didik sebagai raw input

Strategi pembelajaran digunakan dalam rangka membelajarkan peserta

didik.Untuk itu dalam pembelajaran seorang guru harus memperhatikan siapa

yang dihadapi. Peserta didik pada tingkat sekolah yang sama cenderung memiliki

umur yang sama, sehingga perkembangan intelektual pada umumnya adalah sama.

Di pandang dari kesamaan ini, maka seorang guru dapat menggunakan metode

atau teknik yang sama dalam membelajarkan peserta didik. Namun demikian di

samping persamaan tersebut, peserta masih mempunyai perbedaan-perbedaan

walaupun pada umur yang relatif sama.29

Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-berbeda dilihat dari sisi

pendengaran, penglihatan, kondisi fisik, bakat, minat, motivasi yang bisa

mempengaruhi proses belajar siswa. sehingga diharapkan seorang guru dapat

mempertimbangkan strategi yang akan digunakan sebelum memulai proses belajar

mengajar.

b. Entering behavior peserta didik

Seorang pendidik untuk dapat menentukan strategi pembelajaran yang

sesuai terlebih dahulu harus mengetahui perubahan perilaku, baik secara material,

subtansial, struktural-fungsional, maupun secara behavior peserta didik. Guru

29
Muhammad Rohman dan Sofan Amri, op. cit., h. 33.
32

harus mengetahui tentang karakteristik perilaku peserta didik saat mereka mau

masuk sekolah dan saat kegiatan belajar mengajar dilangsungkan, tingkat dan

jenis karakteristik perilaku peserta didik yang dimilikinya ketika mau mengikuti

kegiatan belajar-mengajar.30

Penerimaan materi oleh siswa yang disampaikan oleh seorang guru

tidaklah mudah, karena dilihat dari segi karakteristik yang berbeda-beda dalam

menerima pelajaran. Terkadang ada siswa yang begitu cepat menangkap materi

yang diberikan akan tetapi, ada juga yang susah untuk menangkap materi yang

diberikan oleh seorang guru.

c. Instrumen Input atau sasaran

Instrumental input menunjukkan kualifikasi serta kelengkapan sarana dan

prasarana yang diperlukan untuk berlangsungnya proses pembelajaran. yang

selanjutnya termasuk dalam instrumental input antara lain guru, kurikulum,

bahan/sumber, metode dan media.31

Strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru akan selalu bergantung

pada sasaran atau tujuan dan berhasilnya suatu proses pembelajaran oleh guru dan

peserta didik itu sendiri.

30
Ibid., h. 34.

31
Ibid., h. 38.
33

D. Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah

ditinggalkan. Guru selalu mengelola kelas ketika dia melaksanakan tugasnya.

Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang

kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan

efesien. Ketika kelas terganggu, guru berusaha mengembalikannya agar tidak

menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar.

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan

memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi

gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, ialah kegiatan-

kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi

terjadi proses belajar mengajar. Yang termasuk dalam hal ini adalah, penghentian

tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian hadiah

bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa atau penetapan norma

kelompok yang produktif.32

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu

mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam

suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran.

32
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar (Cet. IV; Jakarta:
Rineke Cipta, 2010), H. 173
34

Ada beberapa pengertian pengelolaan kelas menurut para ahli, yaitu:

1. Menurut Suharsimi Arikunto; pengelolaan kelas adalah


pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan.33

2. Menurut Oemar Hamilik, pengelolaan kelas adalah suatu kelompok orang


yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari
guru.34

3. Menurut Sudirman; pengelolan kelas adalah upaya mendayagunakan


potensi kelas.35

4. Menurut Hadari Nawawi; pengelolaan kelas adalah kemampuan guru atau


wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian
kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan
kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan
perkembangan murid.36
Dari uraian tersebut dapatlah dipahami bahwa pengelolaan kelas adalah

suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran dan

merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran dan

mempertahankan ketertiban kelas. Dalam hal ini guru menciptakan,

mempertahankan dan memelihara sistem/organisasi kelas.Sehingga individu siswa

dapat memanfaatkan kemampuannya, bakat dan energinya pada tugas-tugas

individual.

33
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif (Cet.
II; Jakarta: Rajawali Press, 2000), h. 2

34
Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar-Mengajar Berdasarkan CBSA (Cet.
I; Bandung: Sinar Baru, 1991), h. 311

35
Sudirman N, dkk, Ilmu Pendidikan (Cet. V; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.
310.
36
Hadar Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas (Cet. III; Jakarta:
Masagung, 1989), h. 115.
35

Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan.Karena tujuan

itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang kelelahan fisik

maupun pikiran dirasakan.Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah

tergantung dalam tujuan pendidikan.Secara umum tujuan pengelolaan kelas

adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam

lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas.Fasilitas yang

disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana

sosial yang memberikan kepuasaan, suasana disiplin, perkembangan intelektual,

emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa.37

Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap siswa di kelas dapat bekerja

dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan

efesien.Setiap siswa terus bekerja artinya tidak ada siswa yang terhenti karena

tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang

diberikan kepadanya. Sehingga seorang guru sangat diharapkan dalam membantu

proses belajar siswanya di dalam kelas.

E. Pendekatan dan Prinsi-Prinsip Pengelolaan Kelas

1. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait

dengan berbagai faktor. Permasalahan siswa adalah faktor utama yang terkait

langsung, karena pengelolaan kelas yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk

meningkatkan kegairahan belajar siswa baik secara berkelompok maupun secara

37
Sudirman N, dkk, Op. Cit, h. 311.
36

individual. Kaharmonisan hubungan guru dengan siswa, tingginya kerja sama

diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal

tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka

pengelolaan kelas.38 Berbagai pendekatan tersebut adalah seperti dalam uraian

berikut:

a. Pendekatan Kekuasaan; pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu

proses untuk mengontrol tingkah laku siswa. Peran guru disini adalah

menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.

b. Pendekatan Ancaman; pengelolaan kelas adalah suatu proses untuk

mengontrol tingkah laku siswa. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku

siswa dilakukan dengan cara memberikan ancaman, misalnya,

melarang, ejekan, sindiran dan memaksa.

c. Pendekatan Kebebasan; pengelolaan kelas diartikan suatu proses untuk

membantu siswa agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan

saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal

mungkin kebebasan siswa.

d. Pendekatan Pengajaran; pendekatan ini menganjurkan tingkah laku

guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku

siswa yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan

mengimplementasikan pelajaran yang baik.

e. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku; pendekatan ini menekankan

pada peruban tingkah laku siswa. Peranan guru adalah

38
Hadar Nawawi, Op. Cit, h. 115.
37

mengembangkan tingkah laku siswa yang baik, dan mencegah tingkah

laku yang kurang baik.

f. Pendekatan Proses Kelompok; pengelolaan kelas diartikan sebagai

proses untuk menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial, dimana

proses kelompok merupakan yang paling utama. Peran guru adalah

mengusahakan agar perkembangan dan pelaksanaan proses kelompok

itu efektif.39

Dari pendekatan di atas seorang guru dapat memilih dan menggabungkan

secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud

dan penggunaannya untuk pengelolaan kelas sehingga kegiatan guru untuk

menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan

proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efesien.

2. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas

Masalah pengelolaan kelas bukanlah merupakan tugas yang

ringan.Berbagai faktorlah yang menyebabkan kerumitan itu.Secara umum faktor-

faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu,

faktor intern dan faktor ekstrn.Faktor intern siwa berhubungan dengan masalah

emosi, pikiran dan perilaku.Kepribadian siswa dengan ciri-ciri khasnya masing-

masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya secara

individual.Sedangkan faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana

39
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op. Cit, h. 178-183.
38

lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokkan siswa dan jumlah siswa

di kelas.

Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas,

prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat digunakan. Maka adalah penting bagi guru

untuk mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang akan

diuraikan sebagai berikut:

a. Hangat dan Antusias; guru yang hangat dan akrab dengan siswa selalu

menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktiviatsnya akan

berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.

b. Tantangan; penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-

bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar

sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang

menyimpang.

c. Bervariasi; penggunaan alat bantu atau media, gaya mengajar guru

yang bervariasi merupakan pola interaksi antara guru dan siswa akan

mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa

sehingga pengelolaan kelas dapat berjalan dengan efektif dan

menghindari kejenuhan.

d. Keluwesan; keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi

mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan

siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.

e. Penanaman Disiplin Diri; tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah

anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu,


39

guru sebaiknya selalu mendorong siswa untuk melaksnakan disiplin

diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai

pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.40

Dari prinsip-prinsip di atas diharapkan seorang bisa menggunakannya

dengan baik apabila mengalami kesulitan dalam pengelolaan kelas. Guru harus

disiplin dalam segala hal sehingga siswa dapat menirunya. Sehingga masalah-

masalah yang terjadi dalam kelas bisa teratasi dengan baik sesuai harapan guru.

Keharmonisan hubungan guru dengan siswa mempunyai efek terhadap

pengelolaan kelas.Guru yang apatis terhadap siswa membuat siswa

menjauhinya.Siswa lebih banyak menolak kehadiran guru.Rasa benci yang

tertanam di dalam diri siswa menyebabkan bahan pelajaran sukar diterima dengan

baik.Kecenderungan sikap siswa yang negatif lebih dominan.

Lain halnya dengan guru yang selalu memperhatikan siswa, selalu terbuka,

selalu tanggap terhadap keluhan siswa, selalu mau mendengarkan saran dan

kritikan dari siswa adalah guru yang disenangi oleh siswa. Siswa rindu akan

kehadirannya, siswa senang mendengarkan nasihatnya, siswa merasa aman

disisinya, siswa senang belajar bersamanya dan siswa merasakan bahwa dirinya

adalah bagian dari diri guru tersebut. Figur seorang guru yang baik akan kurang

menemui dalam mengelola kelas.

Bila begitu pengelolaan kelas yang efektif, maka itu berarti tugas yang

berat guru adalah berusaha menghilangkan atau memperkecil permasalahan-

permasalahan yang terkait dengan semua problem pengelolaan kelas, seperti

40
Ibid, h. 185-186.
40

kurangnya kesatuan, tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, moral

rendah dan kekeliruan yang sering terjadi antar sesama siswa. Sehingga

dibutuhkan kerja keras dari seorang guru agar bisa menciptakan suasana kelas bisa

menjadi kondusif.

F. Minat Belajar Siswa

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan

akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat

atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.41

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat

pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas.Siswa yang

memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian

yang lebih besar subjek tertentu.

Penelitian ini menyangkut masalah minat remaja.Ekspresi dari pada minat

adalah munculnya sikap perilaku seseoranng.Dalam hal minat belajar, berarti

sikap atau perilaku seseorang terhadap belajar, apakah perilaku individu itu positif

dalam artian mau belajar, atau sebaliknya perilaku individu itu negative dalam

artian tidak mau atau tidak tertarik belajar.

Pada bagian ini penelitian akan mengemukakan beberapa pengertian minat

yang telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan dan ahli psikologi, antara lain:

41
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi (Cet. VI; Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h. 180.
41

Ahmad D. Marimba, dalam bukunya yang berjudul “ Filsafat Pendidikan Islam”

mengemukakan, bahwa “minat adalah kecenderungan jiwa kepada sesuatu, kita

merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, pada umumnya disertai perasaan

senang akan sesuatu itu”42

H.C Witherington dalam bukunya Psychologi Pendidikan mengemukakan

bahwa “Minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek atau suatu situasi

mengandung atau tersangkut paut dengan dirinya”.43

A. Mursel H. M. Tahir mengemukakan bahwa “Minat adalah perhatian

yang mengandung unsur-unsur perasaan”.44

Dimyati Mahmud, salah seorang dosen FIP IKIP Yokyakarta, perpendapat

bahwa minat dapat ditafsirkan kepada dua alternatif yaitu:

1. Minat sebagai sebab, yakni kekuatan pendorong yang memaksa seseorang


menaruh perhatian-perhatian pada seseorang, situasi atau aktivitas
tertentu dan bukan pada yang lain, atau
2. Minat sebagai akibat, yaitu pengalaman yang efektif yang stimulus oleh
hadirnya seseorang atau suatu objek atau karena berpartisipasi dalam
suatu aktivitas.45

Memperhatikan beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa minat itu merupakan suatu proses kejiwaan seseorang

secara sadar dan aktif yang mendorong timbulnya sikap untuk melakukan suatu

tindakan atau untuk tujuan-tujuan tertentu.

42
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Cet. IV; Bandung: PT. Al-
Ma’rif, 1980), h.88

43
H. C. Witherington, Psychologi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1978), h. 124.
44
Murshel H. M Tahir, Kamus Ilmu Jiwa Pendidikan, (Jakarta; CV. Majelis Indah, 1977),
h. 88.

45
Ibid.
42

Minat pada dasarnya merupakan suatu kemampuan psikhis manusia,

sehinggah Plato seperti dikutip oleh A. Murshel H.M Tahir, menyelidiki

kemampuan pshikis manusia membagi 3 kemampuan yang lazim disebut

“Trichotomi”, yaitu; (1) Pikiran (logos) yang berkedudukan di kepala, (2)

kemampuan (thumos) yang berkedudukan di dada, dan (3) hasrat (ethumid) yang

berkedudukan diperut.46

Hal tersebut sejalan dengan trichotomi yang dikemukakan oleh seorang

ahli ilmu jiwa social Inggeris, Mac. Douglas yang dikutip oleh Sumardi

Soeryabrata, mengatakan bahwa: “ manusia memiliki tiga kemampuan psikkhis

yaitu, kognisi ( pengamatan), konasi (kehendak),dan emosi (perasan).47

Ketiga unsur tersebut diatas harus merupakan kesatuan yang utuh, karena

apabila satu diantaranya diabaikan, maka minat akan sulit dibentuk. Kemudian

minat baru dapat terbentuk apabila di dalam obyek yang diamati terdapat

kepentingan-kepentingan yang jelas hubungannya dengan diri.Obyek-obyek yang

demikian perlu disajikan dalam setiap kesempatan, agar minat senantiasa dapat

terbentuk secara utuh dan baik.

Minat siswa menempati posisi yang sangat penting dalam setiap aktivitas

pembelajaran, karena tanpa adanya minat untuk melakukan aktivitas belajar maka

sudah dapat dipastikan bahwa hasil yang direncanakan tidak akan berhasil

sepenuhnya, sedangkan minat itu sendiri berfungsi sebagai pendorong bagi

seseorang untuk berbuat, di mana dorongan itu bertujuan memenuhi dan mencapai

46
Ibid.
47
Soemadi Soeryabrata, Pcyhcologi Kepribadian, jilid I; (Yokyakarta: Rake Press, 1966),
h. 70.
43

tujuan yang diinginkan. Kalau minat ada, maka guru cukup menyajikan dan

menyediakan bahan pelajaran dan siswalah yang mengolah dan mencerna sendiri

sesuai kemampuan dan kemauannya sendiri.

Dalam proses belajar mengajar rasa optimis perlu dimiliki terutama dalam

usaha untuk membangkitkan minat belajar sebagai motivasi untuk dapat menyerap

dan memetik sesuatu yang bermanfaat yang terkandung dalam pelajaran. Oleh

karena itu, bukan suatu pekerjaan yang mudah, tetapi harus melalui usaha yang

maksimal sehingga tujuan yang telah ditetapkan bisa terwujud dengan baik.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi.1

Sedangkan pemilihan jenis penelitian dan pendekatannya bersifat kualitatif

yang dilakukan penulis dalam menelusuri data-data di lapangan yang

dimaksudkan untuk mengemukakan keadaan nyata, yang sebenarnya, yang

alamiah dari objek dan subjek yang diteliti.mengumpulkan data berupa kata-kata,

gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan

metode kualitatif.

B. Lokasi Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian salah satu faktor yang sangat diperlukan

adalah tempat penelitian.Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti sekaligus

pelaksanaan penelitian yang makin terarah pada sasaran yang ingin dicapai.

Adapun lokasi penelitian bertempat di SMP Negeri I Tombariri, disebabkan

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Cet. XX; Bandung :
Alfabeta, 2014), h. 147.

44
45

perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat menjadi skripsi ini

terdapat di tempat tersebut.

Adapun lamanya penelitian yang penulis akan lakukan adalah enam bulan

yaitu: Berawal dari bulan April sampai pada bulan Juni 2015.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data di

sebagai berikut :

1. Observasi

Yaitu suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan

pengamatan secara langsung dan sistematis.2 Di mana penulis melakukan

pengamatan langsung pada lokasi penelitian yaitu pada SMP Negeri I Tombariri,

menyangkut kegiatan pengelolaan kelas dan sebagainya.

2. Interview (wawancara)

Adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang

digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. 3 Penulis

melakukan wawancara dengan beberapa informan yang dapat memberikan data,

seperti kepala sekolah SMP Negeri I Tombariri, beberapa orang guru dan

beberapa orang siswa.

2
Tukiran Taniredja dan Hidayati Mustafidah, Penelitian Kuntitatif (Sebuah Pengantar),
(Cet. I; Bandung : Alfabeta, 2011), h. 47.

3
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Cet. V; Bandung :
Alfabeta, 2013), h. 130.
46

3. Dokumentasi(pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan

informasi dibidang pengetahuan)4 atau suatu metode pengumpulan data

dengan cara melihat data-data sekunder yang ada di SMP Negeri I

Tombariri. Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari dokumen-

dokumen yang terkait dengan judul tersebut. Dokumen tersebut di

antaranya buku-buku yang berhubungan dengan Strategi Guru PAI dalam

Pengelolaan Kelas SMP Negeri I Tombariri, dan dokumen-dokumen lain

yang dianggap relevan dengan pokok permasalahan.

D. Sumber Data

Jenis data yang akan dikumpulkan oleh penulis dalam penelitian ini terbagi

dalam dua jenis, yaitu :

1. Data kepustakaan, yaitu : data yang diperoleh dari literatur seperti buku,

majalah, dan lain sebagainya. Karakteristik data kepustakaan yang

dikumpulkan dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :

a. Data primer, yaitu: literatur yang membahas tentang Strategi Guru PAI

dalam Pengelolaan Kelas di SMP Negeri I Tombariri.

b. Data sekunder, yaitu : literatur lain yang mendukung penelitian ini

seperti kamus-kamus, buku-buku yang membahas tentang dalam

Strategi Guru PAI dalam Pengelolaan Kelas di SMP Negeri I

Tombariri.

4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Cet. III; Jakarta :
Balai Pustaka, 2003), h. 272.
47

2. Data lapangan, yaitu: data yang diperoleh dari hasil penelitian penulis di

lokasi penelitian. Karakteristik data lapangan yang dikumpulkan dapat di

kategorisasikan dalam dua jenis, yaitu :

a. Data primer, yaitu : data lapangan yang mengungkapkan tentang

Strategi Guru PAI dalam Pengelolaan Kelas di SMP Negeri I

Tombariri, terutama yang diperoleh dari informan, yaitu satu orang

Pimpinan atau kepala sekolah, 1 orang guru, dan beberapa orang siswa.

b. Data Sekunder, yaitu: data lapangan lain yang mendukung penelitian

ini seperti gambaran umum mengenai SMP Negeri I Tombariri,

keadaan sarana dan prasarana, dan lain sebagainya.

E. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dimaksudkan disini adalah untuk menjamin

validitas data yang dikumpulkan, sehingga hasil penelitian ini dapat

dipertanggung jawabkan secara objektif dan ilmiah.Dalam penelitian kualitatif,

keabsahan atau validitas data tidak diuji dengan metode statistik, melainkan

dengan analisis kritis kualitatif.

Adapun tehnik pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah melaluiatau cek silang antar data, baik dari sumber yang

sejenis maupun dari jenis sumber lain. maka data yang bersumber dari hasil

wawancara dengan seorang informan, misalnya dikronfontasikan dengan data dari

informan lain. Ini yang dimaksud dengan cek silang antar data dari sumber yang

sejenis.
48

Sedangkan cek silang antar data dari sumber yang tidak sejenis, misalnya

data dari seorang informan dikonfrontasikan dengan data hasil observasi, atau data

yang bersumber dari dokumentasi.Dengan demikian, validitas sebuah data sangat

ditentukan oleh dukungan data lain, terutama dari sumber data primer dan atau

paling tidak didukung oleh data sekunder.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah langkah yang sangat urgen dan menentukan karena

melalui analisis yang optimal dengan interprestasi yang tepat akan diperoleh hasil

penelitian yang bermakna.5Analisis data dalam penelitian kualitatif tidak terpisah

dari proses pengumpulan data. Sebelum penulisan laporan dimulai, maka terlebih

dahulu dilakukan analisis data yang meliputi tiga tahap, yaitu sebagai berikut :

1. Reduksi Data, yaitu melakukan pemilihan, pemusatan, penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dan catatan di

lapangan.

2. Penyiapan Data, yaitu menelusuri informasi yang memungkinkan

dilakukannya penarikan kesimpulan penelitian.

3. Menarik Kesimpulan, yaitu penulis merumuskan kesimpulan penelitian

yang berkaitan dengan permasalahan pokok penelitian.

5
Ibid, h. 199.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Strategi Guru PAI dalam Pengelolaan Kelas di SMP Tombariri

Mengelola kelas itu merupakan pembuatan keputusan-keputusan yang

direncanakan bukan keputusan-keputusan spontan yang diambil dalam keadaan

darurat jika seorang guru, dalam keadaan marah dan prustasi menyuruh terhadap

siswa kepada kepala sekolah dan disitu ditegur, mungkin si guru telah tenang

kembali merasa bahwa hukuman tersebut terlalu berat apabila telah terjadi lagi

pelanggaran serupa oleh siswa lain haruskah guru berbuat seperti itu lagi? Jika

demikian, ia bertindak tidak adil tetapi tidak bertindak demikian ,ia tidak

konsisten biasanya antisipasi terhadap timbulnya masalah-masalah dikelas akan

menolong guru dari dilema seperti itu. Dasar dari pendekatanya itu bahwa

perilaku yang baik dikelas sebagian dapat dibentuk dengan cara memberikan

ganjaran atau tidak.

Pengelolaan kelas merupakan salah satu keterampilan penting yang harus

dikuasai guru. Pengelolaan kelas berbeda dengan pengelolaan pembelajaran.

Pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran. Sedangkan

pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan

mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan

rapport, penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian

49
50

kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat

waktu, penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya mencakup

pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas.

Sehingga dalam pengelolaan kelas yang dilakukan guru PAI tentunya

harus mempunyai strategi yang dapat mendukung pengelolaan kelas. Seperti yang

dikatakan ibu Jamila Tanaiyo selaku guru PAI bahwa:

Strategi yang kami lakukan dalam pengelolaan kelas adalah harus mampu
mengola kelas dengan pengaturan ruang pembelajaran seperti alat-alat
pengajaran dan penataan keindahan, pengaturan tempat duduk dan
pengaturan cahaya dalam proses pembelajaran serta dengan melihat
tingkah laku siswa dengan cara melakukan pendekatan, teguran dan
bersikap terbuka terhadap siswa.1

Dan lebih lanjut ditambahkan seorang guru IPA, bahwa:

Strategi yang dilakukan dalam pengelolaan kelas adalah sebelum memulai


kegiatan terlebih dahulu guru mengajak siswa-siswanya bermain sejenak,
dalam hal ini bermain yang dimaksud adalah bermain agar siswa-siswa
bersemangat dalam belajar nanti. Seperti menerangkan materi dibarengi
dengan cerita-cerita lucu atau contoh-contoh yang berkaitan dengan materi
yang diajarkan agar siswa-siswa tidak cepat bosan dalam menerima
pelajaran yang sedang berlangsung.2

Strategi pengelolaan kelas merupakan usaha atau cara mengatur,

menggunakan, memaksimalkan fungsi kelas, agar bisa efektif ketika pembelajaran

berlangsung, suasana belajar kondusif, dan bisa menciptakan suasana belajar yang

nyaman dan menyenangkan siswa dalam belajar, sehingga siswa dapat aktif di

1
Wawancara dengan Jamila Tanaiyo, Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I
Tombariri, pada hari/tanggal, Senin, 13 April 2015.

2
Wawancara dengan,Rumiati Mohamad, Guru IPA di SMP Negeri I Tombariri, pada
hari/tanggal, Senin, 13 April 2015.
51

kelas dan mencapai prestasi yang diinginkan sesuai dengan minat siswa dalam

menerima materi pelajaran.

Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian

besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan

kondisi belajar yang optimal. Yang berhubungan dengan minat, kehendak,

percakapan, kegiatan-kegiatan mereka sekaligus berhubungan dengan sarana dan

prasarana pengajaran yang digunakandalamproses belajar mengajar.

Strategi yang digunakan guru PAI dalam pengelolan kelas sangat

membantu siswa untuk bisa menerima materi pelajaran dengan baik, karena

berhasilnya suatu pembelajaran tergantung dari strategi yang digunakan guru

dalan kelas. Hal ini senada dikatakan oleh salah seorang siswa bahwa:

Dengan adanya strategi dari guru dalam proses pembelajaran yang sedang
berlangsung, kami bisa menjadi lebih aktif, tidak tegang dan tidak cepat
bosan sehingga apa yang diberikan guru PAI kami bisa lebih cepat paham
dan mengerti dengan apa yang dijelaskan, guru PAI juga selalu
memberikan kami dorongan motivasi dikala kami kurang paham dan
kurang mengerti dengan materi yang diajarkan.3

Berhasilnya suatu pembembelajaran tentu harus ada kerjasama antara guru

dan siswa agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan terencana sesuai apa

yang telah diinginkan dan seorang guru harus mempunyai metode dalam

penyampaian materi. Seperti yang dikatakan guru PAI bahwa:

3
Wawancara dengan Fajria Kaowan, Siswa SMP Negeri I Tombariri, Pada hari/tanggal,
Senin, 13 April 2015.
52

Dalam menjalin kerjasama dengan siswa, strategi yang diterapkan oleh


guru SMP adalah sebagai berikut: menjalin hubungan baik dengan siswa,
berusaha memahami latar belakang siswa, penguasaan materi dan cara
penyajiannya menarik, penggunaan model mengajar yang bervariasi dan
memberi pembinaan khusus bagi siswa bermasalah dan metode yang
digunakan guru adalah metode cerama dan diskusi.4

Pengembangan sekolah memiliki arti tersendiri bagi sekolah , sehingga

sekolah tidak hanya menjalin kerjasama dengan siswa saja, tetapi sekolah juga

menjalin kerjasama dengan orang tua/wali. Adapun bentuk kerjasamanya adalah

sebagai berikut: pengadaan sarana dan fasilitas sekolah, rekrutmen calon

mahasiswa, penyaluran bakat dan minat siswa melalui kegiatan ektrakurikuler dan

pengadaan pembina ekstra kurikuler. Kerjasama dalam hal ini, tidak hanya

dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di kelas saja, melainkan melalui

kegiatan sekolah secara keseluruhan yang mengarah pada upaya peningkatan

prestasi belajar siswa.

Strategi pengelolaan kelas adalah pola/siasat, yang menggambarkan

langkah-langkah yang digunakan guru dalam menciptakan dan mempertahankan

kondisi kelas agar tetap kondusif, sehingga siswa dapat belajar optimal, aktif, dan

menyenangkan dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Strategi pengelolaan kelas merupakan usaha yang dilakukan guru dalam

hal bagaimana caranya kelas itu menjadi baik, yang mana layak untuk digunakan

sebagai sarana tempat belajar dan penciptaan hingga pemulihan suasana belajar

yang kondusif dan menyenangkan. Sehingga siswa dapat belajar secara maksimal

4
Wawancara dengan Jamila Tanaiyo, Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I
Tombariri, pada hari/tanggal, Rabu, 29 April 2015.
53

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang nantinya berimbas pada pencapaian

kualitas prestasi belajar siswa.

2. Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Minat sebagai suatu potensi kejiwaan manusia. Minat untuk melaksanakan

kegiatan sifatnya cenderung pasang surut. Pada kegiatan proses pembelajaranpun

tidak semua siswa punya minat tetap karena minat itu muncul dengan sendirinya

dan disertai dengan rasa senang. Siswa yang berminat dalam pembelajaran PAI

harus diikuti dengan perasaan senang baik itu terhadap mata pelajararannya atau

terhadap guru yang bersangkutan.

Dengan adanya perasaan senang terhadap suatu pelajaran, maka dengan

sendirinya akan timbul minat untuk lebih mengetahui tentang sesuatu itu, karena

minat merupakan hasil proses kejiwaan seseorang dan minat dapat mempengaruhi

aktivitas menusia itu sendiri. Seperti yang diungkapkan salah seorang guru

bahwa:

Seorang guru harus bisa melihat potensi peserta didik dengan memberikan
motivasi dan arahan apabila siswa tersebut kesulitan dalam menerima
pelajaran . Dengan adanya motivasi tersebut diharapkan siswa bisa
menerima pelajaran dengan baik. Selaku guru kami juga mengajar sesuai
dengan kurikulum yang ada, belajar dengan menyenangkan tanpa ada
beban dan melakukan pendekatan kepada siswa. Menentukan tujuan yang
ingin dicapai, Menentukan materi yang disampaikan, Menentukan metode
yang ingin digunakan, Memberikan tugas kepada siswa, Memberikan
dorongan kepada siswa agar belajar dengan sungguh-sungguh dan Selalu
memberikan nasehat kepada siswa.5

5
Wawancara dengan Jamila Tanaiyo, Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I
Tombariri, pada hari/tanggal, Senin, 07 September 2015.
54

Lebih lanjut ditambahkan seorang kepala sekolah bahwa:

Penggunaan strategi dalam menunjang minat belajar siswa adalah


menggunakan sesuai dengan materi dan penggunaan strategi pembelajaran
yaitu konstektual yang meliputi tujuh strategi yaitu: contructivisme (guru
memberikan motivasi untuk membangun minat siswa dalam proses
pembelajaran, inkuiri (siswa diberikan motivasi oleh guru supaya dapat
menemukan sendiri materi/bahan pelajaran yang dimaksud, Questioning
atau bertanya (siswa diwajibkan untuk bertanya setelah pelajaran telah
selesai dijelaskan oleh guru), Learning Comunity atau masyarakat belajar
(dengan belajar berkelompok dapat tercipta kooperatif dan dapat
mengaplikasikan hasil belajar kepada teman, Autentik yaitu memberikan
penilaian untuk menguji materi pelajaran yang sudah diajarkan, Refleksi
yaitu siswa dapat merefleksi materi yang sudah diajarkan dalam kehidupan
sehari-hari dan Modeling atau pemodalan (melalui pembelajaran siswa
dapat menjadi model yang boleh merangsang siswa lain ataupun
masyarakat baik keterampilan ataupun tingkah laku.6

Minat merupakan suatu potensi yang timbul dari dalam diri siswa.

Sehingga dalam memberikan suatu materi haruslah menarik siswa agar proses

belajar mengajar dalam kelas dapat berlangsung dengn baik dan kondusif. Tentu

hal ini tidak terlepas dari tanggung jawab yang dilakukan oleh seorang guru. Guru

tentu harus menggunakan metode yang tepat dalam meningkatkan minat belajar

siswa. Seperti yang diungkapkan oleh seorang guru, bahwa:

Metode yang digunakan dalam pengelolaan kelas dalam meningkatkan


minat belajar siswa adalah dengan melakukan pendekatan diskusi, tanya
jawab, ceramah, sapaan terhadap siswa sehingga interkasi yang terjadi
dalam kelas antara siswa dan guru dapat berjalan dengan baik dan
pendekatan tersebut sangat baik dalam mengelola kelas, sehingga proses
belajar mengajar antara guru dan siswa dapat terlaksana sesuai dengan
harapan.7

6
Wawancara dengan Elsje J. Johannis, Kepala Sekolah SMP Negeri I Tombariri, pada
hari/tanggal, Senin, 07 September 2015.

7
Wawancara dengan Muchamad Muslim, Guru TIK SMP Negeri I Tombariri, pada
hari/tanggal, Rabu, 16 September 2015.
55

Pendekatan yang digunakan guru diharapkan dapat menjadikan suasana

kelas menjadi hidup dan menarik. Dalam suatu pengelolaan kelas guru memegang

peranan yang sangat penting, sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung

para siswa tidak merasa jenuh dan bosan.

Seorang siswa juga menambahkan bahwa:

Penggunaan strategi yang digunakan guru dalam proses mengajar sudah


baik, sehingga mudah dan dapat dimengerti karena penerangan dari guru
selalu kami perhatikan dan apa yang dijelaskan cukup mudah dengan
memberikan contoh-contoh keadaan yang terjadi.8

Dengan adanya strategi yang dilakukan guru dalam pengelolaan kelas

untuk meningkatkan minat belajar siswa diharapkan dapat meningkatkan minat

siswa untuk dapat mengikuti pelajaran yang diberikan guru di sekolah, sehingga

apa yang di dapatkan siswa disekolah dapat dimengerti dengan mudah.

3. Kendala dan Solusi Yang dilakukan Guru PAI dalam Pengelolaan


Kelas Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa di SMP Tombariri

Mengelola kelas dengan baik bukanlah pekerjaan mudah. Kesulitan

mengelola kelas bukan hanya dirasakan oleh guru baru. Guru yang sudah

berpengalaman sekian tahun mengajar pun tak luput dari permasalahan ini.

Segudang teori pengelolaan kelas yang sudah didapat guru kadang-kadang tidak

mampu ketika mempraktikkannya di depan kelas. Banyak sekali kendala yang

ditemui saat guru berhadapan dengan siswa.

Dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung dalam kelas tidak

selamanya akan berjalan dengan baik tentu selalu ada masalah yang timbul atau

8
Wawancara dengan Idham Ningko, Siswa SMP Negeri I Tombariri, pada/hari, Senin, 07
September 2015.
56

gangguan tingkah laku yang tidak diinginkan dari siswa seperti mengganggu

teman, ribut pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Sehingga guru harus

pandai-pandai mengatasi dan meminimalisasi gangguan yang timbul. Seperti yang

diungkapkan oleh Jamila Tanaiyo, bahwa:

Kendala yang sering dijumpai adalah ketika sedang menjelaskan ada saja
diantara siswa-siswa yang lain senang berbicara atau mengganggu teman
sebangku atau teman yang berada disamping, sehingga timbul kegaduhan
yang menyebabkan siswa tidak fokus ketika menerima materi yang telah
dijelaskan oleh guru di depan kelas, di samping itu ada juga siswa yang
senang izin keluar sehingga siswa-siswa yang lain merasa terganggu.9

Lebih lanjut disampaikan oleh salah seorang guru, bahwa:

Kendala yang kami alami dalam meningkatkan minat belajar siswa adalah,
siswa masih ada yang nakal, tidak perhatian dalam kelas, lebih banyak
bermain daripada belajar, jarang mengerjakan tugas sekolah maupun
rumah dan kurangnya pahamnya dengan materi yang diberikan.10

Seni mengelola kelas meliputi cara dan gaya guru berbicara saat mengajar.

Termasuk didalamnya gerak-gerikan anggota tubuh yang akan menarik perhatian

siswa saat menerima pelajaran. Intonasi dan nada sewaktu berbicara sangat

menentukan kejelasan materi yang disampaikan guru.Memang, pembelajaran itu

sudah dirancang sebelumnya. Rancangan itu berupa persiapan tertulis sebagai

panduan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru sudah

memperkirakan segala kemungkinan yang terjadiselamapembelajaranberlangsung.

9
Wawancara dengan Jamila Tanaiyo, Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I
Tombariri, pada hari/tanggal, Rabu, 29 April 2015.

10
Wawancara dengan Lieke T. Pandeleke, Guru SMP Negeri I Tombariri, pada
hari/tanggal, Senin, 21 September 2015.
57

Kendala dalam pengelolaan kelas bukan hanya dialami seorang guru saja

akan tetapi juga terjadi pada siswa dalam hal menerima pelajaran. Seperti yang

diungkapkan salah seorang siswa, bahwa:

Kendala yang kami alami adalah kurang mengerti dengan materi yang
disampaikan dikarenakan kami merasa materi itu terlalu sulit untuk
dipahami. Sehingga kami selalu meminta bantuan kepada guru yang
bersangkutan untuk bisa lebih menjelaskan lebih rinci lagi tentang materi
yang telah di sampaikan.11

Lebih lanjut ditambahkan oleh seorang siswa bahwa:

Kendala yang kami alami untuk meningkatkan minat belajar adalah malas
dalam menerima materi, lelah, mengantuk dan kurang menariknya guru
dalam menyampaikan materi, sehingga apa yang disampaikan guru hilang
begitu saja tanpa kami pahami dan mengerti.12

Waktu pembelajaran sesuai dengan scenario pembelajaran dari menit awal

sampai menit akhir. Kemungkinan gangguan dari prilaku siswa yang menyimpang

sudah diantisipasi oleh guru sehingga waktu tidak habis untuk memarahi dan

menegur siswa.

Guru sebagai pelaksana pembelajaran perlu memusatkan segenap

perhatiannya kepada proses pembelajaran agar terjadi pembelajaran yang efektif

dan efisien. Salah satu bentuk perhatian guru adalah persiapan pembelajaran yang

matang, baik secara administrative maupun sikap mental guru.

Tugas utama guru adalah menciptakan suasana didalam kelas agar

terjadiinteraksibelajarmengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan

11
Wawancara dengan, Syarif Ka’ani Siswa SMP Negeri I Tombariri, pada hari/tanggal,
Selasa, 12 Mei 2015.

12
Wawancara dengan Rekkah Kamah, Siswa SMP Negeri I Tombariri, pada/hari, Rabu,
16 September 2015.
58

baik dan bersungguh-sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal

yang turut menentukan berhasil tidaknya pengajaran, dalam arti tercapainya

tujuan-tujuan intruksional, sangat bergantung kepada kemampuan mengatur kelas.

Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar,

meningkatkan prestasi belajar siswa,dan lebih memungkinkan guru memberikan

bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar,diperlukan pengorganisasian

kelas yang memadai.Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru

untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.

Dalam suatu kendalan yang dialami seorang guru tentu selalu ada solusi

untuk bisa mengatasi masalah-masalah yang ada, seperti yang diungkapkan oleh

guru PAI, adalah:

Dengan memberikan sanksi, sedikit memarahi siswa yang suka bercerita


atau dengan menyuruh siswa untuk menjelaskan kembali materi yang
sudah dijelaskan guru sebelumnya, sehingga siswa-siswa yang lain tidak
akan bercerita atau menggangu temannya yang lain yang sedang belajar
dan selalu memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa yang kurang
mengerti dalam materi yang telah disampaikan serta memberikan hadiah
dalam bentuk nilai atau pont plus.13

Sedangkan solusi dalam mengatasi masalah yang terjadi di atas, seorang

siswa menambahkan, adalah:

Dengan memperhatikan dan bertanya kepada guru tentang materi yang


kami belum mengerti atau belum kami pahami. Sehingga dengan adanya

13
Wawancara dengan Jamila Tanaiyo, Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I
Tombariri, pada hari/tanggal, Kamis, 28 Mei 2015.
59

interkasi antara siswa dan guru dapat mempermudah kami menerima


pelajaran dengan baik.14

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur

manusiawi adalah suatu proses dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam

mencapai tujuan pengajaran maka diperlukan interaksi antara pendidik dengan

anak didiknya. Pendidik berusaha mengatur lingkungan belajar bagi anak didik

Untuk itu bagi pendidik diperlukan pemilihan strategi dan metode mengajar yang

tepat sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien dalam proses

belajar mengajar.

Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik,guru harus menekankan

padahal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pad hal-hal yang

negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan

guru terhadap tingkah laku siswa yang positif dari pada mengomeli tingkah laku

yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan

yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat

mengganggu jalannya proses belajar mengajar.

Dalam meningkatkan minat belajar siswa tentu harus ada dorongan dari

guru dan orangtua agar siswa dapat belajar lebih giat baik di sekolah maupun

dirumah. Hal senada dengan yang disampaikan oleh siswa bahwa:

Dalam meningkatkan minat belajar yaitu dengan cara belajar dengan giat,
lebih mengurangi saat bermain, lebih banyak memperhatikan penjelasan
guru, bertanya kepada guru dengan materi yang telah disampiakan,

14
Wawancara dengan Fania Gagu, Siswa SMP Negeri I Tombariri, pada hari/tanggal,
Kamis, 28 Mei 2015.
60

membaca buku yang berkaitan dengan materi dan terus belajar dengan
kerja keras.15

Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar

mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk

mencapai kemampuan pengetahuan,sikap dan ketrampilan yang diharapkan.

Karenap ada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses

pendidikan secara keseluruhan,di antaranya guru merupakan salah satu faktor

yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam

kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan

kompetensinya,guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan

belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil

belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.

Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat

mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan

mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi,guru harus disiplin

dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.

Pengelolaan kelas sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam

mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas,

menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga

keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya

proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.

15
Wawancara dengan Idham Ningko, Siswa SMP Negeri I Tombariri , pada hari/tanggal,
Senin, 21 September 2015.
61

4. Implikasi Penelitian

Dalam suatu pendidikan penggunaan startegi sangat diperlukan dalam

proses pembelajaran agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik.

Sehingga dengan menggunakan strategi dalam belajar maka diharapkan siswa

mampu untuk menerima pelajaran dengan baik. Penggunaan strtaegi bukan hanya

digunakan dalam proses pembelajaran saja akan tetapi penggunaan strtegi dapat

digunakan dalam pengelolaan kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan kondusif

dan nyaman tanpa merasa terbebani dengan hal-hal yang ada di dalam kelas,

seperti ruangan kurang rapid an bersih.

Dalam pengelolaan kelas guru harus mampu mempunyai strategi yang

benar-benar matang agar apa yang dilakukan tidaklah terbuang dengan sia-sia.

Memang penggunaan strategi dalam pengelolaan kelas sedikit agak sulit

dilakukan oleh seorang guru, akan tetapi dengan adanya kerja keras antara sesame

guru maka pengelolaan kelas dalam meningkatkan minat belajar siswa akan

berjalan dengan baik, sesuai dengan harapan bersama.

B. Pembahasan

Strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan maksud yang

tidak selalu sama. Strategi dapat diartikan sebagai segala cara dan daya untuk

menghadapi sasaran tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil secara

maksimal.Strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam

usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.


62

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan

memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi

gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, ialah kegiatan-

kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi

terjadi proses belajar mengajar. Yang termasuk dalam hal ini adalah, penghentian

tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian hadiah

bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa atau penetapan norma

kelompok yang produktif.

Dalam proses pembelajaran minat siswa menempati posisi yang sangat

penting dalam setiap aktivitas pembelajaran, karena tanpa adanya minat untuk

melakukan aktivitas belajar maka sudah dapat dipastikan bahwa hasil yang

direncanakan tidak akan berhasil sepenuhnya, sedangkan minat itu sendiri

berfungsi sebagai pendorong bagi seseorang untuk berbuat, di mana dorongan itu

bertujuan memenuhi dan mencapai tujuan yang diinginkan. Kalau minat ada,

maka guru cukup menyajikan dan menyediakan bahan pelajaran dan siswalah

yang mengolah dan mencerna sendiri sesuai kemampuan dan kemauannya sendiri.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan

memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila

terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar sedangkan strategi yang

digunakan guru PAI dalam pengelolaan kelas adalah harus mampu

mengola kelas dengan pengaturan ruang pembelajaran seperti alat-alat

pengajaran dan penataan keindahan, pengaturan tempat duduk dan

pengaturan cahaya dalam proses pembelajaran serta dengan melihat

tingkah laku siswa dengan cara melakukan pendekatan, teguran dan

bersikap terbuka terhadap siswa.

2. Penggunaan strategi dalam menunjang minat belajar siswa adalah

menggunakan sesuai dengan materi dan penggunaan strategi pembelajaran

yaitu konstektual yang meliputi tujuh strategi yaitu: contructivisme (guru

memberikan motivasi untuk membangun minat siswa dalam proses

pembelajaran, inkuiri (siswa diberikan motivasi oleh guru supaya dapat

menemukan sendiri materi/bahan pelajaran yang dimaksud, Questioning

atau bertanya (siswa diwajibkan untuk bertanya setelah pelajaran telah

selesai dijelaskan oleh guru), Learning Comunity atau masyarakat belajar

(dengan belajar berkelompok dapat tercipta kooperatif dan dapat

mengaplikasikan hasil belajar kepada teman, Autentik yaitu memberikan

63
penilaian untuk menguji materi pelajaran yang sudah diajarkan, Refleksi

yaitu siswa dapat merefleksi materi yang sudah diajarkan dalam kehidupan

sehari-hari dan Modeling atau pemodalan (melalui pembelajaran siswa

dapat menjadi model yang boleh merangsang siswa lain ataupun

masyarakat baik keterampilan ataupun tingkah laku

3. Kendala yang dialami guru PAI dalam pengelolaan kelas adalah ketika

sedang menjelaskan ada saja diantara siswa-siswa yang lain senang

berbicara atau mengganggu teman sebangku atau teman yang berada

disamping, sehingga timbul kegaduhan yang menyebabkan siswa tidak

fokus ketika menerima materi yang telah dijelaskan oleh guru di depan

kelas, di samping itu ada juga siswa yang senang izin keluar sehingga

siswa-siswa yang lain merasa terganggu. Sedangkan solusi yang

digunakan guru PAI dalam pengelolaan kelas adalah dengan memberikan

sanksi, sedikit memarahi siswa yang suka bercerita atau dengan menyuruh

siswa untuk menjelaskan kembali materi yang sudah dijelaskan guru

sebelumnya, sehingga siswa-siswa yang lain tidak akan bercerita atau

menggangu temannya yang lain yang sedang belajar dan selalu

memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa yang kurang mengerti

dalam materi yang telah disampaikan serta memberikan hadiah dalam

bentuk nilai atau pont plus.

64
B. Saran

1. Untuk siswa diharapkan lebih meningkatkan lagi proses belajar mengajar

dengan baik.

2. Untuk guru diharapkan dapat menggunakan strategi pengelolaan kelas

yang tepat kepada siswa agar pembelajaran yang berlangsung dalam kelas

dapat berjalan dengan baik.

65
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, ZainalArifin, Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampai


Implementasi, Cet. I; Yogyakarta: PT. PustakaInsaniMadani, 2012

Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif,


Cet. II; Jakarta: Rajawali Press, 2000

Barizi, Ahmad, Menjadi Guru Unggul, Cet. I, Jogjakarta :Ar-Ruzz Media, 2009

Djam’an dan Aan Komariah, metodologipenelitianKualitatif, Bandung: Alfabeta,


2011

Djamarahdan AswanZain, StrategiBelajarMengajar, Cet. I; Jakarta: RinekeCipta,


2010

Hamalik, Oemar, Pendekatan Baru Strategi Belajar-Mengajar Berdasarkan


CBSA , Cet. I; Bandung: SinarBaru, 1991

Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori,


Konsep dan Implementasi),Cet. I: Yogyakarta: Familia, 2012

Ivor K Davis, Pengelolaan Belajar, Jakarta: PT. CV Rajawali, 1991

Lif Khairu Ahmadi dan Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar
Nasionaldan Internasional, Cet. I; Jakarta: PT PrestasiPustaka, 2010

Mappanganro, H., PemilikanKompetensi Guru, Makasar: Alaudin Press, 2010

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: PT


BumiAksara, 1999

Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Cet. IV; Bandung:
PT. Al-Ma’rif, 1980

Mudjijo, Tes Hasil Belajar, Jakarta:PT. BumiAksara, 1995

Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strateg idan Desain Pengembangan Sistem
Pembelajaran,Cet. I , Jakarta: PrestasiPustaka Publisher, 2013

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. RemajaRosdakarya,


2005

62
63

Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran: Sebuah PendekatanBaru, Cet. I, Jakarta:


Referensi, 2013

Nata, Abudin, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Cet. I; Jakarta:


Kencana, 2009

Nawawi, Hadar, Organisasi Sekolahdan Pengelolaan Kelas, Cet. III; Jakarta:


Masagung, 1989

Paraba, Hardija, Wawasan Tugas Tenaga Guru dan Pembinaan Pendidikan


Agama Islam, Cet II; PT. FriskaAgungInsani, 1999

Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui


Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami , Cet. I; Jakarta: Refika
Aditama 2009

Poerwadarminta, J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet.


VIII; Jakarta: Balai Pustaka, 1992

Ramayulis, H, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: KalamMulia, 2002

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan


Profesionalisme Guru Abad 21, Cet. II, Bandung: Alfabeta, 2013

S. Nasution, Metode Research: penelitianIlmiah, Cet.II; Jakarta: BumiAksara,


1996

Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Cet. I; Jakarta:
Ciputat Press, 2005

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Cet. VI; Jakarta:


Rineka Cipta, 2013

Soeryabrata, Soemadi Pcyhcologi Kepribadian, jilid I; Yokyakarta: Rake Press,


1966

Sudirman N, dkk, IlmuPendidikan, Cet. V; Bandung: RemajaRosdakarya, 2001

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswin Zain,Strategi Belajar Mengajar , Cet. IV;
Jakarta: RinekeCipta, 2010

Tahir, Murshel H. M, Kamus Ilmu Jiwa Pendidikan, Jakarta; CV. Majelis Indah,
1977

Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan


konseling, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2012
63

Witherington, H. C., Psychologi Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru, 1978

Yaumi, Muhammad, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, Cet. I, Jakarta:


Kencana, 2013

Yousda Ine Amirman dan ArifinZ ainal, penelitian dan Statistik Penelitian, Cet. I;
Jakarta: Bumi Aksara,1993

Zainal Arifin dan Adhie Setiyawan, Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan


ICT , Cet. I; Yogyakarta: Skripta Media Creative, 2012

htt://id.shvoong.com/social-sciences/education/2249026-ciri-metode-
pembelajaran-diaksespadatanggal 10 Februaripkl 09 witatahun 2014

http/www//strategi-guru-mengajar.com di aksespada 11 febuaripkl 13.00


witatahun 2014

http://zaifbio.wordpress.com/konsepdasar-strategipembelajaran,
diaksespadahari/tanggal, Rabu, 18 Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai