Anda di halaman 1dari 43

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1

B. Identifikasi Masalah......................................................................................8

C. Batasan Masalah...........................................................................................8

D. Rumusan Masalah.........................................................................................8

E. Tujuan Penelitian..........................................................................................8

F. Manfaat Penelitian........................................................................................9

BAB II KERANGKA TEORI.............................................................................10

A. Kajian Teori................................................................................................10

B. Penelitian Relevan.......................................................................................19

C. Kerangka Konseptual..................................................................................21

D. Hipotesis Penelitian.....................................................................................21

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................11

A. Jenis Penelitian............................................................................................11

B. Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................12

C. Definisi Operasional...................................................................................12

D. Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................13

E. Variabel dan Data Penelitian.......................................................................14

F. Teknik pengumpulan data...........................................................................14

G. Prosedur Penelitian.....................................................................................15

H. Instrumen Penelitian...................................................................................17

I. Teknik Analisis Data...................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25

LAMPIRAN..........................................................................................................27
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran memiliki karakteristik untuk mendukung pengetahuan peserta

didik. Pembelajaran biologi yang membahas berbagai teori yang terkait dengan

fenomena makhluk hidup yang berinteraksi dengan faktor lingkungan.

Pembelajaran biologi yang diharapkan mampu menuntun peserta didik dalam

menguasai berbagai konsep dan prinsip untuk mengembangkan sikap dan

pengetahuan serta keterampilan sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari (Krisnawan, 2017). Pada saat pembelajaran, penguasaan konsep pada

materi sangat diperlukan untuk merangsang aktivitas peserta didik. Peserta didik

yang dituntut untuk mampu berkomunikasi sehingga dapat meningkatkan dan

mengembangkan kemampuan dalam memahami materi dengan model

pembelajaran biologi.

Pembelajaran merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman

peserta didik dengan cara pemberian materi oleh guru dengan menarik perhatian

peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan yang

dipaparkan oleh Subudi (2021), melalui pembelajaran ini diharapkan guru dapat

memotivasi peserta didik untuk aktif berinteraksi dalam proses pembelajaran

sehingga mampu memahami materi yang diajarkan. Menurut Ikmal dan Sukaeni

(2021), guru yang menggunakan model pembelajaran yang berbeda-beda dapat

membantu peserta didik dalam mencapai pemahaman materi yang lebih

maksimal.

1
2

Model pembelajaran yang digunakan sangatlah mempengaruhi

perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran

yang biasa digunakan seperti model pembelajaran konvensional dengan metode

ceramah yang berfokus kepada penjelasan satu arah dari guru. Jika model

pembelajaran secara konvensional terus menerus diterapkan dapat menimbulkan

kejenuhan pada peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga aktivitas dan

daya tangkap peserta didik akan menurun (Yulaikh, 2013). Sejalan dengan hasil

wawancara dengan guru mata pelajaran biologi SMAN 6 Padang yaitu ibu

Deswita, S.Pd yang menjelaskan bahwa di SMAN 6 Padang masih menggunakan

kurikulum 2013 dengan model pembelajaran konvensional yang masih sering

menggunakan metode ceramah, sehingga proses pembelajaran belum berjalan

dengan optimal. Sesuai dengan pendapat Lufri (2020), bahwa dengan adanya

model pembelajaran yang sesuai maka akan terbentu hasil belajar yang optimal

serta terbentuknya respon peserta didik yang lebih baik.

Hal ini didukung dengan pernyataan dari ibu Deswita, S.Pd bahwasa peserta

didik kurang aktif dan jarang bertanya apabila ada diskusi secara langsung dalam

proses pembelajaran biologi. Sehingga hasil belajar peserta didik belum mencapai

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 78 hal ini diperkuat dengan hasil ujian

tengah semester ganjil kelas XI Tahun Ajaran 2022/2023.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diimplementasikan untuk

mengatasi permasalahan diatas adalah dengan menggunakan Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E. Model pembelajaran Learning Cycle 7E merupakan salah satu

model pembelajaran yang bersifat membangun (konstruktif) dalam proses


3

pembelajaran. Model pembelajaran Learning Cycle 7E yang berpusat kepada

peserta didik yang diharapkan aktif guna mencapai tujuan pembelajaran. Model

pembelajaran Learning Cycle 7E yang berpusat kepada peserta didik dengan sifat

membangun (konstruktif) yang berarti pengetahuan pada peserta didik dibangun

secara bertahap dalam proses pembelajaran. Peserta didik secara aktif membangun

pengetahuan dengan cara aktif dalam proses pembelajaran yang bertahap dan

mempersiapkan diri untuk materi pelajaran yang akan dipelajari, dengan kata lain

Model Pembelajaran Learning Cycle 7E yang bersifat konstruktif yang dapat

dikatakan sebagai teori perkembangan kognitif dengan berpusat kepada peserta

didik dengan menekankan peran aktif peserta didik dalam upaya memahami

materi pada proses pembelajaran (Ngalimun, 2012).

Hasil belajar merupakan suatu tingkatan dari perkembangan diri seseorang

menjadi lebih baik, apabila dibandingkan pada saat belum belajar. Tingkatan

perkembangan yang ada pada diri seseorang tersebut dimaksudkan dengan jenis

hasil belajar yaitu berubahnya pola pikir. Hasil belajar juga merupakan suatu hasil

yang didapat apabila seseorang telah mengikuti proses pembelajaran. Seseorang

yang telah mengikuti proses pembelajaran akan mengalami perubahan tingkah

laku, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak mengerti

pada satu materi menjadi mengerti akan materi tersebut (Audie, 2019).

Materi yang dapat digunakan dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E

adalah materi yang berkaitan atau berhubungan dengan permasalahan nyata dan

sering ditemui pada kehidupan sehari-hari, hal ini sejalan dengan pernyataan

Khashan (2016), bahwa Model Pembelajaran Learning Cycle 7E dimulai dengan


4

suatu masalah yang berhubungan dengan dunia nyata ataupun kegiatan sehari-hari

sehingga peserta didik memiliki kemampuan untuk menyeleseikan permasalahan

tersebut dan akan mencapai hasil belajar yang diharapkan. Sehingga peneliti dapat

memilih materi psikotropika karena pada materi ini berkaitan dengan

permasalahan pada kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil observasi peneliti tanggal 12 September 2022, pada Kelas

XI MIPA SMAN 6 Padang diketahui bahwa, pembelajaran yang berlangsung

masih dilaksanakan secara konvensional yang berarti pembelajaran masih

menjadikan guru sebagai pusat perhatian (teacher centered) dengan metode

pembelajaran ceramah dan model pembelajaran konvensional yang dapat

menyebabkan kurang aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut.

Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan guru sehingga pembelajaran terlihat

monoton dan kaku. Berdasarkan hasil studi pendahuluan berupa angket peserta

didik ditemukan bahwa peserta didik beranggapan pembelajaran biologi yang

bersifat hafalan. Peserta didik menghafal konsep dan teori, akan tetapi tidak

memaknai dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil wawancara dengan guru biologi Ibu Deswita, S.Pd, yang mengajar

biologi pada kelas X1 di SMAN 6 Padang mengungkapkan (Lampiran 1), bahwa

selain kompetensi kognitif peserta didik juga terdapat permasalahan pada

kompetensi sikap peserta didik dalam proses pembelajaran biologi disekolah.

Permasalahan pada kompetensi sikap terlihat saat proses pembelajaran, dimana

peserta didik yang kurang aktif, tidak mau bertanya, tidak dapat menyampaikan

pendapat, dan kurangnya tanggung jawab dalam pengerjaan tugas yang telah
5

diberikan oleh guru mata pelajaran. Guru dalam proses pembelajaran

menggunakan metode ceramah dan belum pernah menggunakan model

pembelajaran Learning Cycle 7E. Hasil wawancara tersebut juga mengungkapkan

bahwa salah satu materi biologi yang memiliki kompetensi belajar rendah yaitu

materi psikotropika. Materi psikotropika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-

hari sehingga peserta didik dituntut untuk memahami materi komponen-

komponen penyusun psikotropika dalam kehidupan sehari-hari. Rendahnya

kompetensi belajar yang dicapai oleh peserta didik pada aspek pengetahuan dapat

dilihat pada Tabel 1:

Tabel 1. Rata-rata Ujian Tengah Semester Ganjil Mata Pelajaran Biologi


Kelas XI SMAN 6 Padang
No Kelas Rata-rata KKM
1. XI MIPA 1 63,72
2. XI MIPA 2 67,97
3. XI MIPA 3 61,55 78
4. XI MIPA 4 57
5. XI MIPA 5 50,42
Sumber : Guru Biologi Kelas XI SMAN 6 Padang

Data tersebut mengungkapkan bahwa kompetensi pengetahuan peserta didik

masih banyak yang belum mencapai KKM yaitu 78. Data tersebut

mengindikasikan bahwa pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran

biologi sangat rendah. Rendahnya aspek pengetahuan yang dapat disebabkan oleh

penggunaan model pembelajaran yang kurang efektif. Peserta didik yang kurang

tertarik dengan pembelajaran yang monoton dapat mengakibatkan peserta didik

tertidur, ribut dan keluar masuk saat pembelajaran berlangsung. Peserta didik

yang dapat dilihat dari kejujurannya dapat dikatakan masih rendah. Peserta didik

yang datang terlambat dan sering mencontek pada saat mengerjakan tugas. Peserta
6

didik tidak mau bertanya dan menyampaikan pendapat, serta kurangnya tanggung

jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Berkaitan dengan hal itu

kompetensi keterampilan peserta didik tergolong masih rendah, yang ditandai

dengan peserta didik tidak melakukan keterampilan yang sesuai dengan prosedur

yang benar.

Data yang diambil dari hasil observasi dan wawancara mengungkapkan

permasalahan yang terjadi di sekolah sehingga dibutuhkan penyelesaian

permasalahan tersebut. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan penerapkan

model pembelajaran Learning Cycle 7E pada pembelajaran biologi. Penerapan

model tersebut diharapkan dapat meningkatkan kompetensi belajar peserta didik

karena model Learning Cycle 7E mempunyai tujuan yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk membangun pengetahuan dan pengalaman

mereka sendiri dengan terlibat secara aktif mempelajari materi biologi dengan

bekerja sebagai individu maupun dalam kelompok diskusi, sehingga peserta didik

dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran

biologi.

Model pembelajaran Learning Cycle 7E yang bepusat pada peserta didik

(Student centered) dengan memulai pembelajaran bersama peserta didik yang

diharapkan mampu membangun pengetahuan sendiri selama proses pembelajaran

berlangsung sesuai dengan fakta kejadian dalam sains biologi. Model

Pembelajaran Learning Cycle 7E merupakan salah satu model pembelajaran

dengan pendekatan konstruktif yang terdiri dari 7 tahapan yaitu : 1. Memberi

pengetahuan awal (Elicit), 2. Melibatkan (engage), 3. Menyelidiki (Explore), 4.


7

Menjelaskan (Explain), 5. Menerapkan (Elaborate), 6. Menilai (Evaluaion), 7.

Memperluas (Extend). Pengetahuan dan keterampilan dapat menjadi bagian dari

kompetensi atau kecakapan intelektual dari seseorang. Pengetahuan yang harus

diulangi dan dilatih dari berbagai konteks untuk dapat memasuki tahap elicit,

engage, explain, explore, elaborate, evaluate, dan extend pada Model

Pembelajaran Learning Cycle 7E dapat memfasilitasi peserta didik untuk melatih

pengetahuan peserta didik dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada

dalam proses pembelajaran (Zikrullah, 2016).

Model pembelajaran Learning Cycle 7E merupakan salah satu model

pembelajaran yang dapat di implementasikan pada materi pembelajaran biologi.

Tahap-tahapan Learning Cycle 7E yang dapat menjadikan proses pembelajaran

menjadi lebih bermakna dan peserta didik lebih aktif dengan mengutamakan

pengalaman, pemecahan masalah, menelaah materi pembelajaran dan penjelasan

masalah, sehingga diharapkan dapat terciptalah pembelajaran yang berbasis

student centered yang dapat terwujud dengan menggunakan model pembelajaran

Learning Cycle 7E sehingga menjadi alasan untuk melakukan penelitian tentang

pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E sehingga menjadi

alasan untuk melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan model

pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap kompetensi belajar peserta didik kelas

XI SMAN 6 Padang.
8

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang masalah yang telah

dikemukakan adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan proses pembelajaran yang pada umumnya masih terpusat kepada guru

(teacher centered)

2. Rendahnya kompetensi kognitif peserta didik dalam mengikuti proses

pembelajaran pada mata pelajaran biologi dilihat dari hasi ulangan harian

mereka.

3. Guru belum menerapkan model pembelajaran learning cycle 7E pada materi

psikotropika.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah berdasarkan identifikasi masalah. Pada masalah nomor 3

yaitu, belum diterapkan model pembelajaran learning cycle 7E pada materi

psikotropika.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat pengaruh

penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E pada materi psikotropika

terhadap hasil belajar peserta didik.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar belajar peserta didik.


9

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu:

1. Bagi peneliti, sebagai sarana dan mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki

serta menambah wawasan dan pengalaman.

2. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai acuan memilih model pembelajaran

bervariasi.

3. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik dalam proses pembelajaran.

4. Bagi penelitian lain, dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.


BAB II
KERANGKA TEORI

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Biologi

Pembelajaran adalah suatu proses yang ditandai dengan dengan adanya

perubahan pada diri seseorang. Perubahan yang dapat dilihat dari aspek

pengetahuan dan sikap peserta didik yang menjadi lebih baik. Pembelajaran yang

juga merupakan suatu strategi dalam meningkatkan kemampuan peserta didik

dengan model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran guna

mencapai tujuan pembelajaran agar peserta didik dapat meningkatkan kemampuan

maupun potensi yang ada pada diri peserta didik tersebut (Andran, 2014).

Pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai informasi yang berupa materi

pelajaran yang diberikan oleh guru dan dapat dipahami oleh peserta didik karena

hakikat proses pembelajaran mengajar adalah adanya interaksi tanya jawab yang

dilaukan oleh guru dan peserta didik. Materi yang disampaikan oleh guru yang

berupa pembelajaran yang dituangkan kedalam pembicaraan ataupun diskusi

antara guru dan peserta didik melalui kalimat maupun melalui tulisan, selama

proses interaksi terkadang terjadi hambatan yang artinya pada saat proses

pembelajaran tentu mengalami beberapa hambatan dan guru mempunyai cara

untuk mengatasi hal tersebut dengan membenuk kelompok diskusi yang berguna

untuk memudahkan peserta didik berinteraksi dalam proses pembelajaran

(Yogica, 2014).

Pembelajaran biologi merupakan pembelajaran yang membutuhkan proses

yang dimana pembelajaran biologi merupakan pembelajaran yang banyak

10
11

mengandung konsep dan kata-kata ilmiah yang sulit dipahami, sehingga

peserta didik mendapatkan tantangan sendiri dalam pembelajaran biologi.

Pembelajaran biologi yang mengandung kata-kata ilmiah merupakan penyebutan

bahasa latin/ilmiah dari salah satu spesies yang ada pada materi pelajaran biologi

yang menjadikan peserta didik kesulitan dalam proses pembelajaran dan

cenderung hanya mengingat atau menghafalnya. Pembelajaran biologi yang

efektif akan tercipta jika memperhatikan beberapa model pembelajaran yang

diterapkan dalam pembelajaran seperti pembelajaran yang berpusat kepada

peserta didik (Nurina 2012).

Pembelajaran biologi merupakan suatu proses pembelajaran yang dapat

diidentifikasikan melalui objek alam. Pembelajaran biologi yang mengarah

kepada objek alam, seperti persoalan atau gejala yang ditunjukkan oleh alam

termasuk flora dan fauna. Pembelajaran biologi yang efektif akan tercipta apabila

memperhatikan beberapa prinsip yang diterapkan dalam pembelajaran seperti

proses pembelajaran yang lebih berpusat kepada peserta didik, belajar dengan

menggunakan sesuatu, pembelajaran yang bernilai biologi pada pemecahan

masalah dalam kehidupan sehari-hari (Imroh, 2013).

2. Model Pembelajaran Learning Cycle 7 E

a. Pengertian model Learning Cycle 7 E


12

Secara umum Model Pembelajaran Learning Cycle 7E merupakan salah satu

model pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, sehingga peserta didik

diharapkan dapat berperan aktif selama proses pembelajaran. Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E yang memiliki tujuh siklus dalam proses pembelajaran yang

dimana peserta didik akan dapat menguasai sejumlah kompetensi yang harus

dicapai. Model Pembelajaran Learning Cycle 7E yang sebelumnya hanya mimiliki

tiga siklus dalam proses pembelajarannya.

Pada pertengahan tahun 1980an, Biological Stence Curryculum Study

(BSCS) mengembangkan Model Learning Cycle menjadi lima fase yaitu terdiri

dari fase Engage, Explore, Explain, Elaborate dan Evaluate. Perkembangan yang

dilakukan dengan menambahkan beberapa fase seperti Engage diawal

pembelajaran yang diharapkan dapat menggali pengetahuan awal peserta didik

dan fase Evaluate ditambahkan pada akhir pembelajaran yang diharapkan untuk

menilai pemahaman peserta didik, sedangkan fase pemahaman konsep dan

aplikasi konsep diganti dengan istilah baru yaitu Explain dan Elaborate

(Ngalimun, 2012). Perkembangan yang terjadi pada Model Pembelajaran

Learning Cycle yang sudah memiliki tujuh fase dalam perkembangannya,

sehingga sekarang dikenal dengan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E.

Perubahan yang terjadi pada tahap Model Pembelajaran Learning cycle 5E

menjadi 7E adalah adanya penambahan fase Engage menjadi dua yaitu Elicit dan

Engage, sedangkan pada fase Elaborate dan Evaluate menjadi tiga tahapan yaitu

Elaborate, Evaluate dan Extend.


13

Model Learning Cycle merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang

memiliki tahap-tahap (fase) yang dirancang untuk dapat menguasai komponen-

komponen yang ada pada Model Pembelajaran Learning Cycle 7E yang harus

dicapai dalam pembelajaran dengan berpusat kepada keaktifan peserta didik

(Ngalimun, 2012). Model Learning Cycle merupakan model pembelajaran yang

bersifat konstruktif, dimana pengetahuan yang bersifat membangun dalam pikiran

peserta didik itu sendiri. Peserta didik yang dituntut untuk lebih aktif membangun

pengetahuan dengan cara terus menerus menyaring dan menyediakan informasi

baru terkait materi yang akan dipelajari, dengan kata lain konstruktivitas adalah

teori perkembangan kognitif yang menekankan peran aktif peserta didik dalam

membangun pemahaman terkait materi pelajaran biologi.

b. Sintak Model Pembelajaran Learning Cycle 7

Model pembelajaran Learning Cycle 7E merupakan serangkaian tahap-tahap

dan fase yang sudah disusun sehingga pembelajaran dapat menguasai kompetensi

yang harus dicapai dalam proses pembelajaran dengan peserta didik yang

berperan aktif (Ngalimun, 2012). Pada saat peroses pembelajaran berlangsung,

adapun beberapa aktifitas belajar peserta didik dengan metode yang dapat

dilakukan dalam tiap fase Learning Cycle 7 E terdapat dalam tabel 2.

Tabel 2. Aktivitas Belajar dalam Tiap Fase Learning Cycle 7 E


Fase Aktivitas Belajar
Elicit: Membentuk kelompok 1. Guru membentuk kelompok kecil yang
diskusi awal peserta didik yang terdiri dari 4-5 orang peserta didik.
beranggotakan 4-5 orang. 2. Guru menjelaskan materi sebelumnya guna
memancing pemikiran peserta didik untuk
pembelajaran.
3. Guru mengajukan beberapa pertanyaan
terkait materi sebelumnya.
Enggaement: Menyiapkan 1. Demostrasi oleh guru atau peserta didik.
14

Fase Aktivitas Belajar


(mengakomodasi) peserta didik 2. Tanya jawab dalam rangka mengeksplorasi
yang kemungkinan mengetahui pengetahuan awal, pengalaman, dan ide-ide
adanya miskonsepsi, peserta didik.
membangkitkan minat dan 3. Peserta didik diajak membuat materi
keinginan belajar pada peserta pembelajaran yang akan dipelajari.
didik.
Exploration : Peserta didik bekerja 1. Demostrasi.
sama dalam kelompok-kelompok 2. Praktikum.
kecil dan menguji hasil yang 3. Mengerjakan LKPD.
didapat.
Explanation : Peserta didik 1. Mengkaji literatur
menjelaskan konsep dengan kalimat 2. Diskusi kelas
mereka sendiri, guru meminta bukti
berupa klarifikasi dari penjelasan
peserta didik dan mengarahkan
jalannya kelompok diskusi
Elaboration: Peserta didik 1. Demonstrasi lanjutan
menerapkan konsep dan 2. Praktikum lanjutan
keterampilan yang sudah dipelajari 3. Problem solving
Evaluate: Evaluasi yang dilakukan 1. Refleksi pelaksanaan pembelajaran
pada efektifitas pembelajaran pada 2. Tes tulis
fase-fase sebelumnya dengan tujuan
untuk memperbaiki dan mendorong
peserta didik untuk meningkatkan
kemampuan dalam proses
pembelajaran
Extend: Peserta didik diarahkan 1. Diskusi kelompok
untuk menerap hasil diskusi yang 2. Tes tertulis
telah didapat untuk mengaitkan
materi yang telah dipelajari dan
dihubungkan pada materi
selanjutnya.

Sumber: Ngalimun (2012).

3. Tahap-Tahapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7 E

Menurut Eisenkraft (2003) tahap-tahapan model pembelajaran Learning

Cycle 7E dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Elicit (Mendatangkan pengetahuan awal peserta didik)

Pada fase Elicit, guru diharapkan mampu memberikan pemahaman awal

kepada peserta didik. Pemahaman awal yang merupakan salah satu komponen

penting dalam proses pembelajaran. Pada fase elicit guru dapat memberikan
15

pemahaman awal kepada peserta didik dengan cara memberikan pertanyaan pada

peserta didik mengenai salah satu materi pelajaran biologi yang akan di pelajari.

Namun pada fase ini, guru tidak langsung memberikan jawaban yng benar dari

pertanyaan yang telah di berikan. Pada fase ini guru hanya memancing rasa ingin

tahu peserta didik akan materi pelajaran yang akan dipelajari, sehingga peserta

didik akan lebih termotivasi untuk belajar yang diharapkan dapat mengetahui

jawaban sebenarnya dari pertanyaan tersebut.

b. Engage (Melibatkan)

Fase Engage dapat digunakan untuk memusatkan perhatian peserta didik.

Peserta didik yang perhatian yang telah terpusat akan lebih mudah untuk

membangkitkan kemampuan berfikir serta minat dan motivasi peserta didik

terhadap konsep mata pelajaran yang akan diajarkan. Pada fase ini eserta didik

diharapkan dapat dilibat dalam kegiatan demostrasi, diskusi dan eksperimen. Pada

fase Engage ini peserta didik diajarkan untuk menarik dugaan atau hipotesis

dengan cara menyusun jawaban sementara dari masalah yang akan mereka

diskusikan atau yang nantinya akan dipraktikan. Selain itu, menonton beberapa

video pembelajaran juga dapat menarik potensi tinggi agar peserta didik dapat

termotivasi dan meningkatkan minat belajar peserta didik.

c. Explore (Menyelidiki)

Pada fase explore peserta didik sudah memperoleh pengetahuan dengan

pengalaman yang didapat secara langsung yang memiliki hubungan dengan

konsep yang dipelajari. Peserta didik yang diberi kesempatan untuk bekerja sama

secara mandiri dalam suatu kelompok-kelomok kecil. Pada fase ini peserta didik
16

diberikan kesempatan untuk mengamati, mendengarkan dan merancang serta

memaparkan hasil dari mata pelajaran yang sedang dipelajari. Pada fase ini guru

brtugas untuk merangkai pertanyaan, memberi masukkan dan menilai pemahaman

dari peserta didik.

d. Explain (Menjelaskan)

Pada fase Explain peserta didik diperkenalkan pada konsep dan teori baru.

Peserta didik yang diharapkan dapat menyimpulkan dan mengemukakan hasil dari

pelajaran sebelumnya pada fase Explore. Pada fase ini guru bertugas mengenalkan

peserta ddik pada beberapa kosa kata ilmiah dan memberikan pertanyaan untuk

merangsang peserta didik agar menggunakan istilah-istilah ilmiah yang pada

umumnya ada pada mata pelajaran biologi dan menjelaskannya.

e. Elaborate (Menerapkan)

Pada fase Elaborate peserta didik diberi kesempatan untuk menerapkan

pengetahuannya pada situasi baru. Pada fase ini guru bertugas untuk memberikan

permasalahan yang terkait dengan materi yang telah diajarkan untuk dipecahkan

oleh peserta didik.

f. Evaluate (Menilai)

Pada fase Evaluate model pembelajaran learning cycle 7E terdiri dari

evaluasi yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran (formatif) dan evaluasi

pengambilan keputusan yang diambil pada akhir pembelajaran dan berfokus pada

hasil belajar. Pada fase ini guru bertugas menilai semua kegiatan peserta didik.

Apabila dalam proses pembelajaran yang dilakukan praktikum maka pengujian


17

yang termasuk pertanyaan berkaitan dengan kegiatan praktikum. Selaiin itu guru

juga memberikan pertanyaan yang bertujuan untuk merangsang hasil peserta didik

dan dapat memperbaiki strategi pengajaran mereka untuk pelajaran berikutnya.

g. Extend (Memperluas)

Pada fase Extend guru bertugas mengarahkan peserta didik untuk

menerapkan pengetahuan yang telah didapat pada konteks baru. Pada fase ini

dapat dilakukan dengan cara mengaitkan materi yang telah dipejari dan dihubungi

pada materi selanjutnya.

4. Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran Learning Cycle 7E

Kelebihan Model Pembelajaran Learning Cycle 7 antara lain untuk

meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dikarenakan peserta didik yang

dipancing agar aktif dalam proses pembelajaran, membantu mengembangkan cara

berpikir ilmiah peserta didik yang sesuai dengan penerapan Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E yang memusatkan pembelajaran kepada peserta didik. Peserta

didik yang aktif dalam pembelajaran dan menemukan konsep-konsep yang sudah

dipelajari dan dapat ditemukan melalui kelompok diskusi. Adapun kelebihan

Model Pembelajaran Learning cycle 7E sebagai berikut:

1. Merangsang peserta didik untuk mengingat materi pelajaran yang telah

didapatkan oleh peserta didik sebelumnya

2. Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menjadi lebih aktif dan

menambah rasa keingintahuan pada peserta didik


18

3. Melatih peserta didik agar belajar dan menerapkan konsep melalui kegiatan

eksperimen

4. Melatih peserta didik untuk menyampaikan lisan konsep yang telah mereka

pelajari

5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, mencari dan

menemukan serta menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

6. Guru dan peserta didik yang menjalankan tahap-tahapan pembelajaran

diharpkan agar saling mengisi satu sama lainnya

7. Guru yang diharapkan dapat menerapkan Model Pembelajaran Learning Cycle

7E dengan motode yang berbeda-beda.

Kelemahan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E adalah :

1. Efektivitas pembelajaran rendah jikalau guru kurang menguasai materi dan

langkah-langkah pembelajaran.

2. Menuntut kesungguhan dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran

3. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana

dan melaksanakan pembelajaran.

4. Kompetensi belajar biologi

Menurut Zakir (2012), Kompetensi belajar adalah bagian dari pengetahuan,

keterampilan dan sikap serta nilai-nilai dasar yang tercermin dalam kebiasaan

dalam berpikir dan berprilaku. Kompetensi juga berarti sebuah kemampuan dalam

mengerjakan tugas yang didapatkan dari guru dalam proses pembelajaran yang

berbentuk latihan serta keberhasilan dalam kegiatan pengembangan serta dapat

menyusun uraian tugas. Maka diambil kesimpulan bahwasannya kompetensi


19

belajar ialah suatu pencapaian yang harus dicapai oleh peserta didik dan faktor

penentu arah pembelajaran.

Kompetensi aspek pengetahuan merupakan suatu aspek yang berkaitan

dengan kemampuan individu peserta didik berupa fakta, konsep, prosedur dan

metakognisi. Pada tingkat penilaian pengetahuan terdiri dari mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi. Guru sebagai peserta

didik harus dapat melakukan penilaian untuk menentukan kelengkapan

kompetensi pengetahuan yang ada pada peserta didik (Alimudin, 2014).

Kompetensi sikap adalah suatu penilaian terhadap kecenderungan suatu

perilaku dari peserta didik atau sikap peserta didik sebagaimana hasil proses

pembelajaran mereka dalam pendidikan. Penilaian sikap dilakukan baik didalam

maupun diluar kelas, hasil yang dapat pada penilaian sikap dapat ditunjukan

dalam bentuk predikat sangat baik, baik, cukup ataupun kurang dengan deskripsi

yang menggambarkan perilaku peserta didik pada saat proses pembelajaran

(Muhammad, 2017). Menurut Audina, dkk (2019), penilaian sikap terdiri dari dua

jenis yaitu sikap spritual, yaitu evaluasi berupa pemahaman dan pengalaman

ajaran agama yang dianut, serta sikap sosial seperti kejujuran, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, bertoleransi dan damai), santun,

responsif dan proaktif seperti yang tercantum dalam K1-1 dan K1-2.
20

B. Penelitian Relevan

Adapun beberapa penelitian relevan dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Penelitian oleh Ella Azzani (2020) tentang Pembelajaran Learning Cycle 5E

terhadap kompetensi belajar peserta didik tentang materi sistem gerak kelas XI

MIPA SMA Pertiwi 1 Padang. Pada penelitian ini, model pembelajaran

learning cycle 7E diujikan pada materi sistem gerak. Tujuan penelitian ini

adalah unutk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E

terhadap kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa model Pembelajaran Learning Cycle 5E memiliki efek

positif terhadap materi sistem gerak. Sedangkan penelitian yang akan

dilakukan pada penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap

hasil belajar peserta didik pada pembelajaran biologi.

2. Penelitian oleh Izzah Imaniyah (2015), tentang Pengaruh Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E Terhadap Hasil Belajar Fisika SMA.Hasil penelitian ini

adalah terdapatnya hasil belajar peserta didik kelas XI SMA pada taraf

signifikasi 5% sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah pnerapan

Model Pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar peserta didik

pada pembelajaran biologi.

3. Penelitian oleh Qulud (2015), tentang Penerapan Model Pembelajaran

Learning Cycle 7E untuk meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik

pada konsep sistem reproduksi kelas XI DI SMA Negeri 1 Arjawinagun. Hasil

penelitian ini menunjukkan peningkatkan kemampuan literasi sains yang


21

signifikan antara kelas yang menerapkan Model Pembelajaran Learning Cycle

7E dengan yang tidak menerapkan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

yang dapat dilihat pada tes, makalah dan poster. Penelitian ini meneliti

tingkatan literasi peserta didik yang menunjukkan literasi yang kuat

berdasarkan hasil angket respon peserta didik.

C. Kerangka Konseptual

Pembelajaran Biologi

Nilai peserta didik belum memenuhi kriteria ketuntasan


minimal (KKM)

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Pretest

Model Pembelajaran Learning Cycle Model Pembelajaran Langsung


7E (Konvensional)

Posttest Posttest

Kompetensi Kognitif Kompetensi Kognitif

Gambar 2. Kerangka Konseptual


22

D. Hipotesis Penelitian

H0: Model Pembelajaran Learning Cycle 7E tidak berpengaruh terhadap hasil belajar

peserta didik kelas XI di SMA Negeri 6 Padang

H1: Model Pembelajaran Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap hasil belajar peserta

didik kelas XI di SMA Negeri 6 Padamg


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dan termasuk ke dalam

penelitian experimental semu (Quasi Experimental Research). Pada rancangan

penelitian ini peserta didik yang dibagi atas dua kelas sampel yaitu kelas XI

MIPA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA 3 sebagai kelas kontrol.

Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan Model Pembelajaran Learning

cycle 7E, sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan dengan Model

Pembelajaran Konvensional (pembelajaran langsung). Peserta didik yang terbagi

atas 2 kelas yaitu satu sebagai kelas eksperimen dan satu kelas kontrol, dimana

pada akhir penelitian diberi test yang berguna untuk melihat perbedaan

kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran biologi dari kedua kelas

tersebut.

Desain Penelitian ini yaitu Control Group Posttest Design untuk mengamati

dan melihat hasil belajar peserta didik pada aspek pengetahuan. Desain penelitian

ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rancangan penelitian Control Group Posttest Design


Kelompok Perlakuan (treatment) Posttest
Eksperimen X O1
Kontrol - O1
Sumber: Lufri (2015: 70).

Keterangan :

O1 : Posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol

Y : Treatment (perlakuan) pada kelas eskperimen dengan memberikan model

11
pembelajaran Learning Cycle 7E

12
12

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada bulan September 2022 di Kelas XI MIPA 2,

XI MIPA 3 dan XI MIPA 4 SMAN 6 Padang.


13

C. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

Model pembelajaran Learning Cycle 7E adalah model pembelajaran yang

lebih memusatkan pembelajaran pada peserta didik (student centered) dimana

pembelajaran yang berpusat pada peserta didik diharapkan dapat meningkatkan

hasil belajar serta aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran. Model

pembelajaran Learning Cycle 7E yang memiliki 7 langkah dalam proses

pembelajaran dengan mengkonstruksi atau membangun pemahaman peserta

didik, dengan cara menerapkan 7 fase belajar yaitu Elicit (mendatangkan

pemahaman awal), Eengage (melibatkan), Explore (menyelidiki), Explain

(menjelaskan), Elaborate (menerapkan), Evaluasi (menilai), Extend

(memperluas).

2. Kompetensi Belajar

Kompetensi belajar yang merupakan bagian dari aspek pengetahuan,

keterampilan dan sikap serta nilai-nilai dasar yang tercermin dalam kebiasaan

dalam berpikir dan berprilaku. Kompetensi juga berarti sebuah kemampuan

dalam mengerjakan tugas yang didapatkan dari guru dalam proses pembelajaran

yang berbentuk latihan serta keberhasilan dalam kegiatan pengembangan serta

dapat menyusun uraian tugas. Maka diambil kesimpulan bahwasannya kompetensi

belajar ialah suatu pencapaian yang harus dicapai oleh peserta didik dan faktor

penentu arah pembelajaran.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi
14

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik Kelas XI MIPA SMAN

6 Padang Tahun Pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 177 terkelompok dalam 5

kelas seperti Tabel 4.

Tabel 4. Populasi Penelitian


No. Kelas Jumlah Peserta Didik Rata-rata ulangan
1. XI MIPA 1 36 63,72
2. XI MIPA 2 35 67,97
3. XI MIPA 3 35 61,55
4. XI MIPA 4 35 57
5. XI MIPA 5 36 50,42

2. Sampel

Teknik purposive sampling merupakan cara pengambilan sampel yang

dilakukan pada penelitian ini. Teknik purposive sampling merupakan teknik

pengambilan sampel dengan cara pemilihan berdasarkan karakteristik tertentu

pada peserta didik yang diperlukan dalam penelitian. Kriteria pada pemilihan

sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling adalah nilai rata-rata

Ujian Tengah Semester Ganjil Mata Pelajaran Biologi Kelas XI (Tabel 1) dimana

peserta didik yang rentangnya paling dekat yaitu kelas XI MIPA 3 dan XI MIPA

4. Pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dilakukan dengan cara

melihat keaktifan dan hasil belajar sehingga terpilih kelas XI MIPA 4 sebagai

Kelas eksperimen dan kelas XI MIPA 3 sebagai kelas kontrol.

E. Variabel dan Data Penelitian

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu :

a. Variabel bebas yaitu model pembelajaran Learning Cycle 7E.

b. Variabel terikat yaitu hasil belajar peserta didik kelas XI SMAN 6

Padang.
15

2. Data Penelitian

a. Jenis Data

Jenis data penelitian model pembelajaran Learning cycle 7E merupakan data

primer yang dimana data tersebut diperoleh langsung dari sampel penelitian.

b. Sumber Data

Sumber data penelitian yaitu model pembelajaran Learning cycle 7E adalah

peserta didik Kelas XI MIPA SMAN 6 yang terdaftar pada tahun

pelajaran 2020/2021 yang dijadikan sebagai sampel penelitian.

F. Teknik pengumpulan data

1) Aspek Pengetahuan

Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian adalah tes. Tes dibuat

berdasarkan materi yang diteliti berdasarkan RPP.

2) Aspek Sikap

Penilaian dilakukan dengan cara observasi oleh peneliti. Penelitian sikap

yang difokuskan pada peserta didik yang mengarah pada sikap sosial.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini menggunakan tiga tahapan yaitu, tahap persiapan,

pelaksanaan dan tahap penyelesaian.

1. Tahap persiapan

a. Menentukan jadwal penelitian dan melakukan observasi ke sekolah

sebagai tempat penelitian.


16

b. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan

teknik purposive sampling.

c. Menentukan materi pokok yang akan diteliti dengan menggunakan model

pembelajaran Learning Cycle 7E di Kelas XI MIPA sesuai dengan

kurikulum.

d. Merancang dan mempersiapkan perangkat pembelajaran.

e. Mempersiapkan instrumen pengumpulan data yang berupa soal tes

hasil belajar berupa pilihan ganda.

f. Memvalidasi perangkat pembelajaran yang nantinya akan digunakan

pada validator.

g. Melakukan uji coba soal-soal tes akhir.

h. Menganalisis soal-soal yang diuji cobakan dengan mencari validitas,

relabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda.

i. Memilih tingkat kesukaran soal yang sesuai sebagai alat ukur yang

digunakan untuk tes akhir pada kedua kelas

j. Mengurus surat izin penelitian

2. Tahap pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan 2 kelas uji coba, yaitu satu

kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Pada kelas eksperimen digunakan model

pembelajaran Learning Cycle 7E sedangkan pada kelas kontrol menggunakan

model pembelajaran konvensional. Adapun perbandingan tahapan pelaksanaan

pada kedua kelas sampel tersebut terdapat pada tabel 5.


17

Tabel 5. Tahap Pelaksanaan Penelitian


Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pendahuluan (20 menit)
1. Guru mengucapkan salam kepada peserta 1. Guru mengucapkan salam kepada peserta
didik ketika membuka pembelajaran. diik ketika membuka pembelajaran.
2. Guru meminta kepada ketua kelas untuk 2. Guru meminta kepada ketua kelas untuk
memimpin do’a belajar. memandu do’a belajar.
3. Guru memeriksa kondisi peserta didik 3. Guru memeriksa kondisi peserta didik dan
dan kondisi ruangan kelas. kondisi ruangan kelas.
4. Guru memberikan apersepsi dan 4. Guru memberikan apersepsi dan. motivasi.
motivasi. 5. Guru menyampaikan KD dan tujuan
5. Guru menyapaikan KD dan tujuan pembelajaran.
pembelajaran. 6. Guru menyampaikan teknik penilaian
6. Guru menyampaikan teknik penilaian kompetensi.
kompetensi. 7. Guru menyampaikan pokok materi yang
7. Peserta didik diminta untuk mengamati dipelajari oleh peserta didik.
gambar yamg diberikan.
8. Guru menampung jawaban peserta didik
dan menjelaskan jawabannya.
Kegiatan Inti (100 menit)
1. Guru membagi peserta didik dalam 1. Guru menjelaskan materi pembelajaran
beberapa kelompok dimana setiap dengan metode ceramah.
kelompok terdiri atas 4-5 orang. 2. Peserta didik memperhatikan dan
2. Peserta didik dalam kelompok mencatat materi yang disampaikan guru.
merumuskan pertanyaan. 3. Guru membagi peserta didik menjadi
3. Peserta didik mengeksplorasikan jawaban beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5
dari setiap pertanyaan tersebut orang
(Exploration). 4. Guru memberikan latihan kepada masing-
4. Guru memilih acak kelompok yang akan masing kelompok.
mempresentasikan hasil diskusinya sesuai 5. Peserta didik dalam kelompok berdiskusi
dengan kalimat dan pemikirannya sendiri tentang latihan yang telah diberikan
dan kelompok yang menanggapi 6. Guru membimbing peserta didik dalam
(Explanation). kelompok diskusi
5. Guru memberikan penguatan atas jawaban 7. Guru menentukan secara acak kelompok
dari pertanyaan peserta didik. untuk menjelaskan hasil diskusi dikelas.
6. Guru meminta peserta didik 8. Guru membimbing kelompok dalam
mengaplikasikan konsep yang telah menanggapi jawaban dari kelompok lain
mereka pahami dengan membuat contoh
interaksi komponen
Kelas Eksperimen Kelas Konntrol
Guru memberikan contoh komponen materi Guru mengecek pemahaman peserta didik
psikotropika pada zat-zat adiktif yang dapat dengan memberikan pertanyaan kepada
menyebabkan kecanduan dalam kehidupan peserta didik secara acak.
sehari-hari (Elaboration).
Guru mengevaluasi pembelajaran dengan
memberikan pertanyaan secara langsung
kepada beberapa orang peserta didik
mengenai materi yang sudah di pelajari
(Evaluation).
18

Penutup (15 menit)


1. Guru memberikan simpulan materi 1. Guru memberikan simpulan materi
pembelajaran kepada peserta didik. pembelajaran kepada peserta didik.
2. Guru memberikan apresiasi kepada 2. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang tampil baik dan aktif peserta didik yang aktif selama
selama pembelajaran. pembelajaran.
3. Guru memberikan penjelasan singkat 3. Guru memberikan penjelasan singkat
untuk pertemuan selanjutnya. tentang materi dan pelaksanaan
4. Guru menutup pembelajaran dengan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
berdoa dan mengucap hamdallah serta 4. Guru menutup pembelajaran dengan
salam pada akhir proses pembelajaran. berdo’a mengucap hamdallah dan salam.

3. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian dilakukan melalui beberapa tahapan berikut:

a. Mengolah data kompetensi belajar peserta didik dari kedua kelompok

sampel menggunakan teknik analisis data berupa uji homogenitas,

normalitas dan hipotesis.

b. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil dari penelitia nyang didapat sesuai

teknik analisis data yang digunakan.

H. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Aspek Pengetahuan

Untuk hasil kompetensi belajar peserta didik pada aspek pengetahuan

digunakan istrumen berupa soal posttest berupa tes pilihan ganda dengan lima

opsi pilihan jawaban. Untuk menentukan soal yang layak digunakan, dilakukan

analisis soal dengan melakukan uji validitas tes, reliabilistas, daya pembeda dan

kesukaran soal. Analisis tes yang dilakukan menggunakan Anates ver. 4.0.2

a. Validitas tes

Validitas merupakan suatu pengukuran yang digunakan untuk melihat

ketepatan instrumen (alat ukur) yang dapat melihat instrumen tersebut dapat

digunakan secara layak untuk mengukur sesuatu yang akan diukur. Validitas yang
19

merupakan suatu alat pengukur yang dapat menunjukkan tingkat ketepatan

(valid) suatu instrumen yang berupa soal dari tes yang digunakan dalam suatu

penelitian. Pada penelitian ini, validitas yang diukur adalah validitas isi dan

validitas empiris. Validitas isi yang didapat dari isi tes itu sendiri yang berguna

sebagai alat ukur dari hasil belajar pada peserta didik dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan analisis validitas yang menggunakan Anates Ver 4.0 2 diperoleh soal

yang valid, soal yang berjumlah 30 soal yang valid dapatdilihat pada lampiran 7

dan 11.

b. Reliabillitas tes

Suatu tes yang dapat dikatakan mempuanyai kepercayaan yang tinggi jika

apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Penafisiran nilai dari

reliabilitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kriteria Tingkat Realibilitas Tes.


Tingkat reliabilitas Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
Sumber : Suniarti (2014: 99)

Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan Anates Ver 4.0.2 dapat diperoleh

nilai realibilitas 0,76 dengan kriteria tinggi dan dapat dilihat pada Lampiran 8.

c. Daya pembeda soal

Daya pembeda soal merupakan uji untuk menentukan apakah tes hasil

belajar yang dibuat dapat membedakan peserta didik berkemampuan tinggi

dengan peserta didik berkemampuan rendah. Butir soal yang baik adalah butir-
20

butir soal yang dapat memenuhi indeks minimal 0,4 sampai 0,7 dengan kriteria

daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kriteria Daya Pembeda Soal


Indek daya pembeda Kriteria
0,71 – 1,00 Baik sekali
0,41 – 0,70 Baik
0,21 – 0,40 Cukup
0,00 – 0,20 Jelek
Sumber : Arikunto (2015: 232)

Berdasarkan tabel 5 maka soal yang digunakan oleh peneliti adalah soal

yang memiliki tingkat daya beda 0,21 – 1,00 dengan kriteria daya pembeda cukup

hingga baik sekali dengan memaki jumlah 25 soal yang dapat dilihat pada

lampiran 9.

d. Tingkat kesukaran soal

Butir soal yang dapat dikategorikan baik adalah soal yang memiliki tingkat

kesukaran sedang dengan kata lain tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.

Kriteria indeks kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Kriteria Indeks Kesukaran Soal


Indeks kesukaran Kriteria
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Sumber : Daryanto (2012: 14)

Berdasarkan kriteria indeks kesukaran soal pada tabel 8, dapat dikatakan

kesukaran soal dapat digunakan oleh peneliti adalah soal yang memiliki tingkat

kesukaran soal 0,31 – 0,70 dengan kriteria sedang sebanyak 20 soal yang dapat

dilihat pada lampiran 9.

Setelah dilakukan analisis uji pada soal yang diperoleh sebanyak 20 soal

yang dikatakan sudah memenuhi kriteria validitas tes, reliabilitas, daya beda dan
21

tingkat kesukaran. Soal yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan analisis butir

soal oleh Validator yang dimana peneliti mengajukan izin kepada dosen biologi

sehingga diperoleh soal yang akan dijadikan tes akhir yang dapat dilihat pada

lampiran 9.

2. Instrumen Aspek Sikap

Alat pengumpulan data pada aspek sikap beruapa lembar observasi aktivitas

peserta didik dalam proses pembelajaran. Lembar observasi berupa alat ukur

nontes jenis scoring. Indikator penilaian sikap yang dapat dilihat pada panduan

penilaian oleh Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2017.

Format penilaian aspek sikap yang dapat dilihat pada tabel 9 dan Tabel 10.

Tabel 9. Lembar Observasi Penilaian Sikap Sosial Peserta didik


Skor Indikator Sikap Sosial
Nama Peserta
No Percaya Tanggung
Didik Disiplin Jujur Total Skor
diri jawab
1.
2.
Dst.

Tabel 10. Indikator Penilaian Sikap Sosial Peserta Didik


Aspek yang dinilai Kriteria
1. Datang tepat waktu
2. Patuh pada tata tertib
Disiplin
3. Mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu
yang ditentukan oleh guru
1. Tidak mencontek ketika dalam mengerjakan
ujian/ulangan harian
Jujur 2. Tidak meniru tugas teman sekelas
3. Mengakui kesalahan apabila melakukan sebuah
kesalahan
1. Mengerjakan tugas individu/kelompok dengan
Tanggung Jawab baik dan benar
22

2. Mengerjakan apa yang diarahkan oleh guru


3. Berani bertanggung jawab atas apa yang sudah
dilakukan
Keterangan :

Skor 3 jika kriteria terpenuhi

Skor 2 jika 2 kriteria terpenuhi

Skor 1 jika 1 kriteria terpenuhi

Skor 0 jika tidak ada kriteria yang terpenuhi

Tabel 11. Rubrik Penilaian Sikap


Skor (banyak indikator yang
Indikator
terpenuhi)
Disiplin 1–3
Jujur 1–3
Percaya diri 1–3
Tanggung Jawab 1 –3
Sumber : Direktorat PSMP (2017)

I. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu metode untuk mengolah data yang bertujuan

untuk menjawab hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian.

1. Aspek Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan

a. Uji normalitas data

Uji normalitas data merupakan sebuah metode dapam pengujian yang

berguna untuk menentukan data pada penelitian apakah normal atau tidak dengan

menggunakan uji Lilliefors. Tahap – tahap uji normalitas data yaitu :

1) Mengurutkan data dari data yang terkecil hingga data yang terbesar (X 1,

X2, X3,........, Xn)

2) Data (X1, X2, X3,........, Xn) yang dijadikan bilangan baku seperti, Z1, Z2,,

Z3,....., Zn dengan menggunakan rumus :


23

Rumus:

dengan

Keterangan:

Zi : Bilangan baku

Xi : Skor yang diperoleh siswa ke-i

: Skor rata-rata

S : Simpangan baku

3) Dengan menggunakan daftar distribusi normal, kemudian dihitung peluang

F(Zi) = P(Zi).

4) Dengan menggunakan proporsi Z1, Z2, Z3, …, Zn yang lebih kecil atau

sama dengan S(Zi), maka:

5) Menghitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

6) Mengambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut, disebut L0.

7) Membandingkan nilai L0 dengan kritis L yang terdapat dalam tabel pada

taraf nyata α = 0,05, kriterianya hipotesis yaitu populasi berdistribusi

normal, JikaL0 < Ltabel, maka data terdistribusi normal (hopotesis

diterima)
24

b. Uji homogenitas data

1) Mencari varian masing-masing kelompok data kemudian menghitung

harga F dengan rumus:

2) Jika harga Fhitung sudah diterapkan maka dibandingkan Fhitung tersebut

dengan harga Ftabel yang terdapat di dalam distribusi F dengan taraf

signifikansi 0,05 dan dkpembilang = n1-1 dan dkpenyebut = n2-1, bila harga Fhitung

≤ Ftabel berarti kelompok data memiliki varians yang homogen, namunbila

Fhitung > Ftabel berarti kelompok data memiliki varians yang tidak homogen,

c. Uji hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan ketentuan jika hasil uji normalitas dan

homogenitas data menunjukkan data normal dan homogen, maka

dilakukan uji t dengan rumus,

dengan

Keterangan:

X1 : Nilai rata-rata kelas eksperimen I

X2 : Nilai rata-rata kelas eksperimen II


25

S : Standar deviasi gabungan

S1 : Standar deviasi kelas eksperimen I

S2 : Standar deviasi kelas eksperimen II

n1 : Jumlah peserta didik kelas eksperimen I

n2 : Jumlah peserta didik kelas eksperimen II

Kriteria pengujian yaitu jika thitung < ttebal berarti hipotesis diterima dengan

derajat kebebasan (dk) = (n1-1);(n2-2).

2. Aspek Kompetensi Sikap

Pada aspek kompetensi sikap digunakan rumus Percentage Correction.

Menurut Purwanto (2012:32) dengan menggunakan rumus,

Keterangan:

NA : Nilai aktivitas peserta didik

R : Skor total peserta didik

SM : Skor maksimum

DAFTAR PUSTAKA

Alimudin. 2014. Penilaian Dalam Kurikulum 2013. Seminar Nasional Pendidikan


Karakter. 1(1). 23-23.

Audie, N. Peran Media Pembelajaran Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik.


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP. Univer
26

sitas Sultan Ageng Tirtayasa 2(1), 586-595.

Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Audina, I.,Sutetyo, S., dan Arifin, M. 2019. Penilaian Sikap Siswa dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia oleh Guru Kelas VII di SMP Negeri 1 Kota
Bengkulu. Jurnal Ilmiah Korpus, 2(2), 167-173.

Daryanto, Husnul. 2012. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Eisenkraft, A. (2003). Expanding The 5E Model : A Proposed 7E Model


Emphaisizes ’Transfer Of Learning” and The Importance Of Eliciting Prior
Understanding, The Science Teacher, 70 (6), hlm. 57-59.

Imroh, Syah. (2013). Pemanfaatan Laboratorium untuk Pembelajaran Biologi di


MA Al-Asror Gunung Pati Semarang. Skripsi. Semarang : Jurusan Biologi
UNNES.

Khashan, K. (2016) The Effectiveness of using the 7E’s Learning Cycle on the
immediate and delayed mathematics achievement and the longitudinal impact
of learning among preparatory year students at King Saud University. 7(36)

Krisnawan. (2017). Upaya peningkatan Presentasi Belajar Biologi dengan


Menggunakan Strategi Pembelajaran Card Sort dan Kuis Interaktif pada
Siswa Kelas X-6 Semester 2 di SMA Negeri Gondangrezo Tahun Pelajaran
2016-2017. Jurnal Pendidikan Konveergensi. Edisi April : 62.

Lufri, Ardi. (2015). Metodologi Penelitian. Padang: UNP.

Muhammad, hamid. 2017. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidik
dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta. Direktorat
Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar Menengah

Nismalasari, dkk. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle


Terhadap Keterampilan Prosess Sains dan Hasil Belajar Siswa pada Pokok
Bahasan Getaran Harmonis. Edusains, 4(2)

Ngalimun. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja


Pressindo.

Suniarti, Rahmawati, Selly. 2014. Penilaian Dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta : Andi.

Yogica, Relsas. (2014). Efektivitas Modul Bergambar Disertai Lks Berorientasi


Konstruktivistik Terhadap Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Biologi SMA. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 5, No. 5
27

Zakir, S. (2012). Strategi Pengembangan Kompetensi Siswa dengan Manajemen


Berbasis Sekolah. Jurnal Analisis, 9 (1), 1-4

Zikrullah, Muhammad., Wildan dan Yayuk Andayani. (2016). Pengembangan


Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Model Learning Cycle 5E. Jurnal Penelitian
Pendidikan IPA. 2(2), 12-222.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Wawancara guru

Lampiran 2. Obaservasi peserta didik

Lampiran 3. Rpp kelas eksperimen

Lampiran 4. Rpp kelas kontrol


28

Lampiran 5. Kisi² soal posttest aspek pengetahuan

Lampiran 6. Soal posttest aspek pengetahuan

Lampiran 7. Rubrik posttest aspek pengetahuan

Lampiran 8. Lembar validasi rpp kelas eksperimen

Lampiran 9. Lembar validasi rpp kelas kontrol

Anda mungkin juga menyukai