Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Analisis Kasus-Kasus Pembelajaran di Kelas/Sekolah

Dosen Pengampu:

Dr. Surani, S.Ag., M.Ag.

Disusun Oleh:

Nur Aziza Supardi (10220220001)

Nurul Anugrahyarti (10220220024)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS AGAMA ISLAM
ii

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1-3

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4-12

A. Pengertian Masalah Belajar .................................................................. 4

B. Jenis-Jenis Masalah Dalam Pembelajaran ............................................. 5

C. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar ............................ 8

C. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran ............. 10

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 13-14

A. Kesimpulan ............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan zaman saat ini begitu sangat cepat, mulai dari perubahan-

perubahan dibidang ekonomi, sosial, teknologi sampai bidang pendidikan.

Pendidikan di Indonesia sudah mengalami kemajuan yang lebih modern

dibandingkan dengan zaman dahulu, karena proses perubahan ini didikung dari

berbagai sisi positif juga perang Guru serta Orang tua yang bekerja sama demi

mencapai tujuan yang sama.

Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan

sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap,

kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Belajar bukanlah peristiwa yang

dilakukan tanpa sadar tetapi mempunyai arah untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur

utama dalam proses belajar adalah belajar dilakukan guna mencapai suatu tujuan,

dilakukan dengan kesiapan yang baik, menimbulkan semangat yang tinggi apabila

terjadi suatu kegagalan . Kemampuan memecahkan masalah merupakan salah satu

tujuan utama proses pendidikan. Bila para siswa memecahkan suatu masalah yang

mewakili kejadian-kejadian nyata, siswa terlibat dalam kemampuan berpikir.

Gagne (Dahar, 1996:198) menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan

suatu proses bagi siswa menemukan paduan aturan yang sebelumnya telah

dipelajari, kemudian diterapkan untuk memperoleh pemecahan masalah pada

situasi yang baru. Hal ini bermanfaat bagi siswa, mengingat di kemudian hari

siswa akan berhadapan dengan permasalahan- permasalahan nyata dalam

kehidupan yang menuntut siswa untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh

1
2

karena itu, diperlukan suatu metode yang dapat membantu siswa mengembangkan

kemampuan memecahkan masalah.

Di era reformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, perbaikan kegiatan

belajar dan mengajar harus diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan

meningkat, hal ini dilakukan karena majunya pendidikan membawa implikasi

meluas terhadap pemikiran manusia dalam berbagai bidang sehingga setiap

generasi muda harus belajar banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai

dengan tuntunan zaman. Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung

bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa seorang guru dituntut
untuk teliti dalam memilih dan menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai. Akan tetapi dalam mencapai suatu tujuan yang baik

pasti ada kendala suatu masalah yang menghalangi dalam pencapaian tujuan itu,

seperti halnya dalam bidang pendidikan, pasti ada masalah-masalah dalam

pembelajaran siswa. Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar

disebabkan kurang hubungan komunikasi antara guru dan siswa serta siswa

dengan siswa yang lainnya sehingga proses interaksi menjadi vakum.


Untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa diantaranya dapat

dilakukan melalui upaya memperbaiki proses pengajaran dan juga menganalisis

kasus-kasus apa saja yang ada dikelas ataupun disekolah sehingga dalam

perbaikan proses pengajaran dan juga penganalisian kasus-kasus ini peranan guru

sangatlah penting. Selaku pengelola kegiatan siswa, guru juga diharapkan

membimbing dan membantu siswa. Oleh karena itu, pada makalah ini akan

dibahas mengenai penganalisisan kasus-kasus belajar dikelas ataupun disekolah.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut adalah


sebagai berikut:
3

1. Apa definisi masalah belajar?

2. Apa saja jenis-jenis masalah dalam pembelajaran?

3. Apa saja faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah dalam

pembelajaran di sekolah?

4. Bagaimana cara mengatasi masalah-masalah dalam pembelajaran yang

dihadapi siswa di sekolah?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah Belajar

Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada

yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang

mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan. Prayitno (1985)

mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,

menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu

dihilangkan. Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan

suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari

interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pengertian belajar dapat didefinisikan Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku

sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara

individu dengan lingkungannya” (Anita E, Wool Folk, 1995 : 196 ). Menurut

(Garry dan Kingsley, 1970 : 15 ) Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti

luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan.

Sedangkan menurut Gagne (1984: 77) bahwa Belajar adalah suatu proses

dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari

definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau

didefinisikan sebagai berikut :

4
5

“Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh

murid dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan”.

Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa

kelemahan- kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak

menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami

oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa

murid-murid yang pandai atau cerdas.

B. Jenis-Jenis Masalah Dalam Pembelajaran

Di dalam lingkungan pendidikan, pembelajaran di kelas merupakan salah

satu aspek utama yang harus diperhatikan. Namun, dalam pelaksanaannya, tidak

jarang muncul berbagai problematika yang dapat menghambat proses

pembelajaran. Ada 7 contoh problematika pembelajaran dalam kelas yang sering

dihadapi oleh para guru dan siswa yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya Minat Belajar

Salah satu masalah utama dalam pembelajaran di kelas adalah kurangnya

minat belajar dari siswa. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti

kurangnya motivasi, metode pembelajaran yang tidak menarik, atau kurangnya

relevansi materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Ketika siswa

tidak memiliki minat belajar yang kuat, proses pembelajaran menjadi lebih sulit

dan hasil yang dicapai cenderung rendah.

2. Ketidakcocokan Metode Pembelajaran

Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Beberapa siswa

lebih baik dalam pembelajaran visual, sementara yang lain lebih baik dalam

pembelajaran auditori atau kinestetik. Ketidakcocokan antara metode


6

pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan gaya belajar siswa dapat menjadi

problematika dalam pembelajaran di kelas. Jika metode pembelajaran tidak sesuai

dengan kebutuhan siswa, proses pembelajaran dapat menjadi kurang efektif dan

efisien.

3. Gangguan Disiplin

Gangguan disiplin di kelas adalah salah satu masalah yang sering dihadapi

oleh guru. Siswa yang tidak patuh terhadap peraturan kelas atau mengganggu

teman sekelas dapat mengganggu konsentrasi dan fokus pembelajaran. Gangguan


disiplin dapat mencakup perilaku yang mengganggu, seperti berbicara keras,

berkelahi, atau menggunakan perangkat elektronik selama pembelajaran. Ketika

gangguan disiplin tidak ditangani dengan baik, proses pembelajaran terganggu

dan dampaknya bisa merugikan seluruh kelas.

4. Keterbatasan Sumber Daya

Keterbatasan sumber daya, baik itu dalam bentuk buku teks, materi

pembelajaran, atau fasilitas fisik, juga dapat menjadi problematika dalam

pembelajaran di kelas. Di beberapa sekolah, terutama di daerah pedesaan atau


daerah dengan keterbatasan ekonomi, ketersediaan sumber daya pembelajaran

yang memadai mungkin terbatas. Kurangnya akses terhadap materi dan fasilitas

yang memadai dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran dan menciptakan

kesenjangan pendidikan antara siswa.

5. Tingkat Kesulitan yang Tidak Sesuai

Tingkat kesulitan materi pembelajaran yang tidak sesuai dengan

kemampuan siswa juga dapat menjadi problematika. Jika materi pembelajaran

terlalu mudah, siswa mungkin merasa bosan dan tidak tertantang. Di sisi lain, jika

materi pembelajaran terlalu sulit, siswa akan lama menyerap dan memahaminya
sehingga mengganggu proses pembelajaran.
7

6. Ketidakmampuan Memotivasi Siswa

Membangkitkan motivasi siswa dalam pembelajaran adalah tantangan lain

yang sering dihadapi oleh guru. Siswa yang kehilangan motivasi cenderung

kurang berpartisipasi aktif dalam kelas, memiliki kinerja rendah, dan sulit

menghadapi tantangan pembelajaran. Kurangnya motivasi bisa disebabkan oleh

berbagai faktor, seperti kurangnya penghargaan atau pengakuan atas usaha siswa,

kurangnya hubungan yang baik antara guru dan siswa, atau rasa tidak relevan
dengan tujuan mereka di masa depan.

7. Keterbatasan Waktu Pembelajaran

Waktu pembelajaran yang terbatas menjadi problematika lain dalam proses

pembelajaran di kelas. Kurikulum yang padat dan terbatasnya waktu yang

dialokasikan untuk setiap mata pelajaran bisa membuat guru merasa terburu-buru

dalam menyampaikan materi. Hal ini dapat mengurangi kesempatan siswa untuk

memahami konsep secara mendalam atau untuk berdiskusi dan berpartisipasi

secara aktif dalam kegiatan kelas. Keterbatasan waktu juga dapat menghambat
guru dalam memberikan bantuan individu kepada siswa yang membutuhkannya.

Dalam menghadapi problematika pembelajaran di kelas, kerjasama antara

guru, siswa, orang tua, dan pihak terkait sangat penting. Melalui upaya bersama,

kualitas pembelajaran di kelas dapat ditingkatkan, motivasi siswa dapat

meningkat, dan dampak negatif dari problematika pembelajaran dapat

diminimalkan.

Guru perlu mengadopsi pendekatan yang beragam dan responsif terhadap

kebutuhan siswa. Dengan memahami gaya belajar siswa dan menghadirkan

metode pembelajaran yang sesuai, guru dapat membuat pembelajaran menjadi


lebih menarik dan relevan. Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan
8

mendorong partisipasi aktif, diskusi, dan proyek kelompok juga akan membantu

meningkatkan motivasi dan pemahaman mereka.

Selain itu, pendekatan remedial dan penguatan harus diterapkan untuk

membantu siswa yang mengalami kesulitan. Guru dapat memberikan bantuan

individu dan waktu tambahan untuk memastikan bahwa setiap siswa dapat

mengikuti pembelajaran dengan baik. Dukungan emosional dan konseling juga

penting untuk membantu siswa mengatasi masalah pribadi yang dapat

mempengaruhi kinerja mereka di kelas.

C. Faktor-Faktor yang Menjadi Penyebab Terjadinya Masalah Belajar

Kesulitan belajar ini merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai

jenis pernyataan (manifestasi). Karena guru bertanggung jawab terhadap proses

belajar- mengajar, maka ia seharusnya memahami manifestasi gejala-gejala

kesulitan belajar. Pemahaman ini merupakan dasar dalam usaha memberikan

bantuan kepada murid yang mengalami kesulitan belajar.

Pada dasarnya dari setiap jenis-jenis masalah, khususnya dalam masalah

belajar murid di SD, cenderung bersumber dari faktor-faktor yang


melatarbelakanginya ( penyebabnya ). Seorang guru setelah mengetahui siapa

murid yang bermasalah dalam belajar serta jenis masalah apa yang dihadapinya.

Selanjutnya guru dapat melaksanakan tahap berikutnya, yaitu mencari sebab-

sebab terjadinya masalah yang dialami murid dalam belajar. Meskipun seorang

guru tidak mudah menentukan sebab-sebab terjadi masalah yang sesungguhnya,

karena masalah belajar cenderung sangat kompleks.

Secara garis besar, sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada murid dapat

dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu:

1) Faktor-faktor Internal (faktor-faktor yang berada pada diri murid itu


sendiri) yaitu antara lain:
9

a. Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ

perasaan, alat bicara, gangguan panca indera, cacat tubuh, serta

penyakit menahan ( alergi, asma, dan sebagainya ).

b. Ketidakseimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi

mental), pertimenampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf

kecerdasannya cenderung kurang.

c. Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman,kurang bisa

menyesuaikan diri (maladjustment ), tercekam rasa takut, benci,

dan antipati serta ketidakmatangan emosi.


d. Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah seperti

kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas

dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.

2) Faktor Eksternal ( faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu ),

yaitu berasal dari:

a. Sekolah, antara lain:

 Sifat kurikulum yang kurang fleksibel


 Terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar

(guru)

 Metode mengajar yang kurang memadai

 Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar

b. Keluarga (rumah), antara lain:

 Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis.

 Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan

anaknya

 Keadaan ekonomi.
10

Menurut Lindgren, (1967:55) bahwa lingkungan sekolah, terutama guru.

Guru yang akrab dengan murid, menghargai usaha-usaha murid dalam belajar dan

suka memberi petunjuk kalau murid menghadapi kesulitan, akan dapat

menimbulkan perasaan sukses dalam diri muridnya dan hal ini akan menyuburkan

keyakinan diri dalam diri murid. Melalui contoh sikap sehari-hari, guru yang

memiliki penilaian diri yang positif akan ditiru oleh muridnya, sehingga murid-

muridnya juga akan memiliki penilaian diri yang positif.

Jadi jelaslah bahwa guru yang kurang akrab dengan murid, kurang

menghargai usaha-usaha murid maka murid akan merasa kurang diperhatikan dan
akan mengakibatkan murid itu malas belajar atau kurangnya minat belajar

sehingga anak itu akan mengalami kesulitan belajar. Keberhasilan seorang murid

dipengaruhi oleh faktor- faktor yang berasal dari sekolah seperti guru yang harus

benar-benar memperhatikan peserta didiknya.

Menurut Belmon dan Morolla (1971 : 107) menyimpulkan dari hasil

penelitiannya, bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga yang banyak jumlah

anak, mempunyai keterampilan intelektual lebih rendah daripada anak-anak yang


berasal dari keluarga yang jumlah anaknya sedikit.

D. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran

Langkah-langkah yang ditempuh untuk menjamin keberhasilan belajar

adalah :

1. Identifikasi Masalah Siswa

Identifkasi masalah siswa adalah untuk menentukan siswa yang mengalami

kesulitan belajar yang sangat memerlukan bantuan. Langkah ini "sangat mendasar

sekali" dan merupakan awal kegiatan bimbingan terhadap siswa yang bermasalah,

untuk menentukan masalah yang dialaminya.


11

Dalam bimbingan belajar siswa, masalah yang terjadi dijaga

kerahasiaannya. Dikandung maksud agar siswa yang mengalami permasalahan

tidak terbebani, tidak ragu dan tanpa rasa takut mengungkapkan permasalahannya

dengan jujur. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara,

instrumen.

2. Diagnosa

Diagnosa dilakukan dalam bimbingan belajar, diartikan sebagai

rumusanrumusan masalah siswa, jenis kesulitan serta latar belakang kesulitan


dalam pelajaran, serta kesulitan belajar atau masalah yang mengganggu

aktivitasnya sehari- hari sehingga mempengaruhi belajarnya.

3. Prognosa

Prognosa merupakan kegiatan memperkirakan permasalahan, apabila siswa

yang mengalami kesulitan belajar tidak segera mendapat bantuan. Bertujuan untuk

menentukan bantuan yang dapat diberikan kepadanya.

4. Pemberian Bantuan

Bantuan yang diberikan dengan menggunakan pengarahan, motivasi,


belajar. Cara mengatasi masalah kesulitan belajar melalui latihan-latihan dan

tugas baik individu maupun kelompok, secara rutin.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa bimbingan

adalah suatu proses pemberian bantuan yang ditujukan kepada individu atau

kelompok siswa agar yang bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri, baik

kemampuan yang dimilikinya maupun kelemahannya agar selanjutnya dapat

mengambil keputusan dan dapat bertanggung jawab dalam menentukan jalan

hidupnya atau memecahkan sendiri kesulitan yang dihadapi serta dapat

memahami lingkungannya secara tepat sehingga dapat memperoleh kebahagiaan


hidupnya. Adapun Langkah-langkah bimbingan belajar:
12

a) Mengenal siswa yang mendapat kesulitan belajar dengan menggunakan

norma atau ukuran kriteria tertentu.

b) Mencari sebab-sebab siswa mendapat kesulitan.

c) Mencari usaha untuk membantu memecahkan kesulitan-kesulitan itu.

d) Mengadakan pencegahan supaya kesulitan yang dialami seseorang tidak

menular kepada yang lain (Sutijono, S, 1991 : 49).

5. Tindak Lanjut

Tindak lanjut kegiatan bimbingan belajar, untuk mengevaluasi sejauh mana


keberhasilan atau ketidakberhasilan, usaha-usaha memberikan bantuan pemecahan

masalah yang telah diberikan.

Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya

learning disorder; learning disfunction,underachiever, slow learner, dan learning

disabilities.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan

menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Secara garis besar, sebab-

sebab timbulnya masalah belajar pada murid dapat dikelompokkan ke dalam dua

kategori yaitu:

1) Faktor Internal (faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri) yaitu:

a. Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan,

alat bicara, gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahan (

alergi, asma, dan sebagainya ).

b. Ketidakseimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental),

pertimenampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasannya

cenderung kurang.

c. Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman,kurang bisa

menyesuaikan diri (maladjustment ), tercekam rasa takut, benci, dan

antipati serta ketidakmatangan emosi.

d. Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah seperti kurang

perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan

sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.

2) Faktor Eksternal ( faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu ), yaitu:

a. Sekolah, antara lain:

 Sifat kurikulum yang kurang fleksibel

 Terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru)

 Metode mengajar yang kurang memadai

13
14

 Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar

b. Keluarga (rumah), antara lain:

 Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis.

 Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya

 Keadaan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnalilmiahcitrabakti.ac.id/jil/index.php/jcp/article/download/741/356/

https://id.scribd.com/document/77507450/MASALAH-BELAJAR

https://blog.kejarcita.id/7-contoh-problematika-pembelajaran-dalam-kelas/amp/

https://osf.io/5v8rs/download

15

Anda mungkin juga menyukai