Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Profesi Pendidikan (JPP) P-ISSN: 2829-0828

Volume 1, Number 1, Juni 2022


https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/jpp
E-ISSN: 2828-8831

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN POWER POINT


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA TEMA ORGAN GERAK
HEWAN DAN MANUSIA DI KELAS V SDN 095 BABAKANJATI

Eli Sumarni1, Uus Kuswendi2

1
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Siliwangi, Indonesia
2
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Siliwangi, Indonesia
elisumarni579@gmail.com, uus@ikipsiliwangi.ac.id

Abstrak

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada tema Organ
Gerak Hewan yang dilaksanakan dikelas V SDN 095 Babakanjati. Menggunakan metode
pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Power Point. siswa diberi kesempatan untuk
menemukan masalah dan mencari Solusi penyelesaianya sendiri. Karya ilmiah ini adalah
penelitian Tindakan kelas Proses penelitiannya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Subjek penelitian 24 siswa kelas V SDN 095 Babakanjati, yang terdiri
dari 14 siswa laki–laki dan 10 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan test dan observasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan kegiatan
sesuai dengan tahap-tahap model Problem Based Learning. Pengumpulan data menggunakan
hasil tes dan observasi. Hasil belajar siswa pada siklus I sampai siklus II. Pada siklus I terdapat
16 orang siswa (67%) mendapat nilai <71 (KKM) dan 8 orang siswa (33%) yang mendapat nilai
>71 (KKM). Pada Siklus II terdapat 2 orang siswa (8%) yang mendapapat nilai <71 (KKM) dan
22 orang siswa (92%) yang mendapat nilai >71 (KKM). Hasil ini menunjukan bahwa penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran Organ Gerak Hewan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di SDN 095 Babakanjati Bandung.
Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Hasil Belajar siswa

Abstract

This Classroom Action Research (CAR) was carried out with the aim of improving student learning
outcomes through the application of the Problem Based Learning learning model on the theme of
Animal Movement Organs which was carried out in class V of SDN 095 Babakanjati. Using the
Problem Based Learning learning method assisted by Power Point. Students are given the
opportunity to find problems and find solutions for their own solutions. This scientific work is
classroom action research. The research process consists of planning, implementing, observing,
and reflecting. The research subjects were 24 fifth grade students of SDN 095 Babakanjati,
consisting of 14 male students and 10 female students. Data collection techniques in this study
using tests and observations. This research was carried out in 2 cycles and activities according to
the stages of the Problem Based Learning model. Data collection uses test results and observations.
Student learning outcomes in cycle I to cycle II. In the first cycle there were 16 students (67%) who
scored <71 (KKM) and 8 students (33%) who scored >71 (KKM). In Cycle II there were 2 students
(8%) who scored <71 (KKM) and 22 students (92%) who scored >71 (KKM). These results indicate
that the application of the Problem Based Learning (PBL) learning model in Animal Movement
Organ learning can improve student learning outcomes at SDN 095 Babakanjati Bandung
Keywords: Problem Based Learning Model, Student Learning Outcomes
Jurnal Profesi Pendidikan (JPP) P-ISSN: 2829-0828
Volume 1, Number 1, Juni 2022
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/jpp
E-ISSN: 2828-8831

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang penting saat ini bagi setiap
orang.Pada saat ini Pendidikan berkembang pesat membuat keadaan bisa berubah
terutama dalam hal Pendidikan. Keadaan seperti ini akan berdampak
Pada kehidupan manusia.Kemajuan pada zaman sekarang ini sudah pada
canggih,seperti dengan adanya internet bisa memudahkan untuk mencari informasi dan
sumber pengetahuan.Pendidikan memegang peran penting dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Berdasarkan undang-undang No. 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
siswa secara aktif mengembangkan potensi di dalam diri untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdaan, akhak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Untuk mencapai Pendidikan tersebut siswa di perlukan kemampuan dan


keterampilan,dengan cara belajar.Proses belajar mengajar harus melibatkan siswa
secara langsung agar siswa dapat berperan secara aktif,kreatif, berkolaboratif,dinamis
dan menyenangkan. Pembelajaran yang demikian dapat menarik minat siswa mengikuti
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran
Tematik tentang Organ Gerak Hewan dan manusia yang ada di sekolah diharapkan
dapat membantu siswa berperan secara aktif, mempelajari Organ Gerak Hewan dan
manusia agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses
pembelajaran guru harus menggunakan metode yang tepat, metode yang melibatkan
siswa secara langsung agar siswa dapat berperan aktif memanfaatkan alam sekitar
sebagai sumber belajar dan siswa harus menemukan sendiri informasi tentang materi
yang sedang mereka pelari melalui bimbingan guru. Guru merupakan salah satu faktor
penting untuk menentukan berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran. Guru berperan
sebagai fasilitator harus menggunakan langkah-langkah ilmiah agar siswa dapat
memahami pembelajaran Tematik tentang Organ Gerak Hewan dan manusia dengan
benar.

Pada kenyataannya, siswa kelas 5 di SDN 095 Babakanjati, dalam proses


pembelajaran Pembelajaran Tematik tentang Organ Gerak Hewan dan manusia siswa
kurang antusias mengikuti pembelajaran karena pembelajaran kurang menarik. Hal ini
dapat dilihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan sebelum menerapkan model
Problem Based Learning (PBL). Data yang diperoleh, guru hanya mengandalkan metode
ceramah dan buku paket, kurangnya pemahaman guru cara menggunakan model
pembelajaran yang variatif. Mengakibatkan hasil belajar siswa relatif di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu Pada siklus I terdapat 16 orang siswa (67%)
mendapat nilai <71 (KKM) dan 8 orang siswa (33%) yang mendapat nilai >71 (KKM).
Pada Siklus II terdapat 2 orang siswa (8%) yang mendapapat nilai <71 (KKM) dan 22
orang siswa (92%) yang mendapat nilai >71 (KKM). Hasil ini menunjukan bahwa
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran Organ
Jurnal Profesi Pendidikan (JPP) P-ISSN: 2829-0828
Volume 1, Number 1, Juni 2022
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/jpp
E-ISSN: 2828-8831

Gerak Hewan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN 095 Babakanjati Bandung. Jadi
hasil belajar siswa kelas 5 dapat dikategorikan rendah dengan metode ceramah
konvensional karena jika siswa diminta untuk mengulang kembali materi yang telah
diajarkan oleh guru siswa mengalami kesulitan. Menghadapi kondisi tersebut penulis
tertarik untuk melakukan tindakan kelas untuk menemukan cara dan teknik
pembelajaran yang didukung oleh media pembelajaran sehingga siswa dapat
meningkatkan hasil belajarnya.
Berdasarkan permasalahan perlu diadakan perbaikan. Guru memberikan peran
penting untuk keberhasilan proses pembelajaran. Penerapan model dalam proses
pembelajaran dirasa perlu sebagai upaya memberikan perbaikan terhadap
permasalahan yang ada. Model pembelajaran berbasis masalah Problem Based
Learning (PBL) merupakan kerangka konseptual tentang proses pembelajaran yang
menggunakan masalah – masalah riil dalam kehidupan nyata (otentik), bersif
merangsang dan menantang siswa berpikir kritis untuk menemukan masalah dan
mencari Solusi penyelesaianya. Sehingga siswa menjadi aktif dan kreatif dalam
pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran menjadi meningkat. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut perlu adanya penanganan yang tepat yaitu serorang guru harus
menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif dikelas agar terciptanya kondisi belajar
yang efektif dan menyenangkan, ketika menyampaikan materi pembelajaran harus sesuai
dengan karakteristik siswa sehingga dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran
yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Yoki dkk
(2018) berpendapat bahwa Probem Based Learning (PBL) yaitu model pembelajaran berbasis
masalah. Kokom (2013: 59) berpendapat bahwa Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) berupa suatu pendekatan pembelajaran yang diterapkan sebagai perangsang
berpikir tingkat tinggi siswa pada situasi yang berorientasi terhadap masalah dunia
nyata/termasuk dalam belajar. Firmansyah dkk. (2015) mengatakan bahwa Problem Based
Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan peserta didik
menggali pengalaman autentik sehingga mendorong mereka aktif belajar, mengkonstruksi
pengetahuan, dan mengintegrasikan konteks belajar di sekolah dan kehidupan nyata secara
ilmiah. Peserta didik tidak sekedar mendengarkan, mencatat, dan menghafal materi yang
disampaikan oleh guru, tetapi diharapkan mampu berfikir, mencari, mengolah data, dan
berkomunikasi dalam proses pembelajaran

Hasil belajar merupakan penampilan (performance) kemampuan siswa setelah


mengalami perbuatan belajar dalam proses pembelajaran dari performance ini dapat
dilihat tingkat keberhasilan siswa dalam belajar, hasil belajar yang di peroleh biasanya
akan di ketahui setelah guru melakukan penilaian. Sudjana (1989:109) mengemukan
bahwa : ”Secara umum keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat ditinjau dari
dua segi yakni segi proses dan segi hasil. ” Dari segi proses, keberhhasilan proses
pembelajaran Nampak pada keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
Indikator dapat antara lain dapat dilihat pada minat, partisipasi, antusiasdan keaktifan
siswa dalam belajar. Sedangkan dari segi hasil belajar adalah hasil belajar yang di
peroleh siswa sebagai akibat dari aktifitas pada proses pembelajaran. Indikator antara
Jurnal Profesi Pendidikan (JPP) P-ISSN: 2829-0828
Volume 1, Number 1, Juni 2022
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/jpp
E-ISSN: 2828-8831

lain di tunjukan oleh pencapaian kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor pada diri
siswa.

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK
adalah kajian sistematik dalam upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh
guru atau sekelompok guru dengan melakukan tindakan dalam pembelajaran
berdasarkan refleksi (Rahayu & Setiyadi, 2018). Penelitian ini dilaksanakan selama dua
siklus di kelas V SDN 095 Babakanjati. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
yaitu tes untuk mengukur hasil belajar siswa, angket untuk mengetahui respon siswa,
observasi untuk mengukur implementasi pembelajaran dengan model, wawancara
untuk mengetahui respon teman sejawat, dan refleksi untuk mengetahui sejauhmana
keberhasilan, kendala, hambatan, dan solusi dalam pembelajaran. Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini adalah tes, angket, lembar observasi, pedoman
wawancara, dan jurnal refleksi. Adapun desain penelitian ini mengacu pada desain
penelitian yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriatmadja, 2005) yaitu
model spiral yang dimulai dengan rencana (Plan), tindakan (act), pengamatan
(observe), refleksi (reflect), dan perencanaan kembali.

Gambar 3.1
Design penelitian model spiral

Tindakan I/
Observasi

RPP
Siklus I

Refleksi
Tindakan II/
Observasi

RPP
Siklus II
Gambar 3.2
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

R1 R2

L1
L2
M1
M1 M2
Jurnal Profesi Pendidikan (JPP) P-ISSN: 2829-0828
Volume 1, Number 1, Juni 2022
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/jpp
E-ISSN: 2828-8831

Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning menurut


(Arends) dalam bukunya yang berjudul Learning to Teach, sering disebut sebagai model
Anchored Insturction dan Authentic Learning. Arends selanjutnya memaparkan bahwa
merupakan model pembelajaran yang memberikan berbagai situasi permasalaahan
kepada siswa dan dapat berfungsi sebagai batu loncatan dalam penyelidikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan tes


pratindakan untuk mengukur kemampuan siswa tentang tema organ gerak hewan dan
manusia di kelas 5 SDN 095 Babakanjati. Berdasarkan penelitian menyimpulkan bahwa
tema organ gerak hewan dan manusia siswa kelas 5 belum maksimal, sehingga perlu
diadakan suatu tindakan. Tindakan yang akan dilakukan yaitu dengan menerapkan
model Problem Based Learning (PBL). Implementasi model Problem Based Learning
(PBL). diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang tema organ gerak
hewan dan manusia. Setelah melaksanakan tindakan maka pada pertemuan berikutnya
peneliti melaksanakan penelitian melalui implementasi model Problem Based Learning
(PBL) yaitu sebagai berikut :
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 095 Babakanjati
sebanyak dua siklus dalam dua pertemuan. Langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan diturunkan dari sintaks Problem Based Learning (PBL) yang mengadopsi dari
Barret (2005 dalam Hermanis, 2021), dengan rincian fase sebagai berikut:
1. Mengorientasikan siswa terhadap masalah. Pada tahapan ini siswa diberi
penjelasan tentang tujuan pembelajaran, dijelaskan pula hal-hal yang diperlukan
dan akan dilakukan dalam pembelajaran, ditampilakan suatu video terkait
materi organ gerak hewan dan manusia. diberi motivasi oleh guru agar terlibat
aktif dalam proses pemecahan masalah. Siswa memecahkan masalah yang
disajikan guru maupun masalah yang muncul dari siswa.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar kelompok. Pada tahapan ini siswa
dengan bimbingan dan arahan guru dibagi menjadi beberapa kelompok untuk
melakukan klarifikasi terhadap masalah yang disajikan sebelumnya, lalu
mendefinisikan masalah tersebut, kemudian saling bertukar pikiran berdasar
pada pengetahuan yang mereka miliki untuk selanjutnya untuk memecahkan
masalah tersebut dengan menetapkan hal-hal yang diperlukan.
3. Membimbing Penyelidikan individual maupun kelompok. Pada tahapan ini siswa
dengan bimbingan dan arahan guru melakukan kajian terhadap masalah yang
harus diselesaikan dengan cara mencari sumber-sumber yang relevan baik dari
Jurnal Profesi Pendidikan (JPP) P-ISSN: 2829-0828
Volume 1, Number 1, Juni 2022
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/jpp
E-ISSN: 2828-8831

perpustakaan, internet, sumber personal maupun melalui observasi secara


mandiri dan independen.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahapan ini dengan bimbingan dan
arahan guru siswa saling tukar informasi dalam diskusi kelompo kuntuk
menyelesaikan masalah dan perwakilan dari kelompok melaporakan solusi/
hasil kerja mereka melalui presentasi.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan. Pada tahapan ini guru dan
siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelesaian
masalah yang telah mereka lakukan pada seluruh rangkaian kegiatan
pembelajaran. hal ini meliputi seberapa banyak pengetahuan yang sudah
didapatkan, seberapa jauh keterampilan yang sudah dikuasai atau seberapa
dalam sikap yang mereka miliki
Langkah-langkah di atas kemudian diterapakan dalam pelaksanaan tindakan
selama 2 siklus sehingga diperoleh data bahwa hasil belajar peserta didik
mengalami perbaikan pada setiap siklusnya, sebagaimana tertuang dalam Tabel 1
berikut ini.;

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa pada Setiap Siklus PTK

Hasil Belajar Siswa Siklus I Siklus II


Rata-rata nilai siswa 68,54 85,95
Persentase (%) nilai < 71
67% 8%
(belum Tuntas)
Persentase (%) nilai > 71
33% 92%
(Tuntas)
Nilai Terendah 50 70
Nilai Tertinggi 80 95

Diagram 1. Hasil Belajar Siswa pada Setiap Siklus PTK

Diagram 1
100 92 12
90
80 10
70 67
8
60
50 6
40 33
30 4
20 2
8
10
0 0
Siklus I Siklus II

Series 1 Series 2 Column1


Jurnal Profesi Pendidikan (JPP) P-ISSN: 2829-0828
Volume 1, Number 1, Juni 2022
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/jpp
E-ISSN: 2828-8831

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar ranah
kognitif yang dianalisis dari hasil belajar Siklus I dan Siklus II. Peningkatan hasil belajar
pada ranah kognitif dapat dilihat dari empat hal antara lain persentase ketuntasan, nilai
rata-rata kelas, nilai tertinggi dan terendah. Dari tabel tersebut terlihat bahwa
presentase ketuntasan pada siklus I sebesar 67 % dengan nilai rata-rata kelas 68,54
adapun nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah 50. hasil belajar peserta didik pada
siklus II mengalami persentase ketuntasan yaitu sebesar 92% dan nilai rata-rata kelas
85,95 adapun nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 70. Hasil belajar pada siklus II
menunjukan peningkatan jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya walaupun
belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yang diharapkan oleh peneliti yaitu
tuntas 100%.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diatas, hasil belajar tema organ gerak hewan dan
manusia siswa kelas V melalui Problem Based Learning (PBL) pada siklus I sebesar 67%
dengan nilai rata-rata kelas 68,54 adapun nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah
50. hasil belajar peserta didik pada siklus II mengalami persentase ketuntasan yaitu
sebesar 92% dan nilai rata-rata kelas 85,95 adapun nilai tertinggi 95 dan nilai terendah
70. Hasil belajar pada siklus II menunjukan peningkatan jika dibandingkan dengan
siklus sebelumnya walaupun belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yang
diharapkan oleh peneliti yaitu tuntas 100%.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan Langkah Problem Based Learning (PBL)
pada pembelajaran tematik organ gerak hewan dan manusia di kelas V Sekolah Dasar.
Hasil observasi terhadap langkah tiga yaitu, siswa sudah terampil dalam mengatur
waktu diskusi dan menunjukan sikap tertib dalam berdiskusi. Siswa sudah memiliki
sikap rasa percaya diri lebih baik. Siswa tidak ragu untuk mengungkapkan
pendapatnya dan ada beberapa siswa yang menanggapi pendapat teman. Hasil
observasi penelitian siklus I ditinjau dari penerapan Langkah – Langkah pembelajaran
PBL, yaitu sebagai berikut :
- Langkah 1, guru menyampaikan topik inti materi dan kompetensi yang ingin
dicapai. Hasil observasi teradap Langkah I penerapan pembelajaran PBL yaitu
guru sudah cukup baik dalam penyampaian materi organ gerak hewan,
sebaiknya guru melakukan tanya jawab untuk memancing rasa kaingin tahuan
siswa.
- Langkah 2, siswa diminta untuk berfikir tentang materi / permasalahan yang
disampaikan oleh guru secara individual. Penerapan Langkah 2 pada siklus I,
gurubelum menjelaskan kepada siswa apa saja yang harus ditemukan oleh
siswa yakni tentang penyebab dan akibat.
- Langkah 3, siswa diminta mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
tentang sistem organ gerak pada hewan.
Jurnal Profesi Pendidikan (JPP) P-ISSN: 2829-0828
Volume 1, Number 1, Juni 2022
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/jpp
E-ISSN: 2828-8831

Berdasarkan temuan hasil obeservasi pada siklus I, peneliti dapat menyimpulkan


bahwa pembelajaran PBL belum terlaksana secara maksimal sehingga berpengaruh
pada hasil belajar siswa. Dikarenakan hasil belajar yang belum maksimal maka penelita
melanjutkan ke penelitian siklus II. Hasil observasi penelitian siklus II dtinjau dari
penerapan. Siswa sudah mulai berfikir lebih kritis terkait permasalahan yang disajikan
guru dalam lembar kerja. Hal ini terlihat Ketika siswa memberi tanggapan atas gambar
– gambar permasalah yang disajikan oleh guru. Hasil observasi terhadap Langkah tiga
yaitu, siswa sudah terampil dalam mengatur waktu diskusi, selain itu siswa juga
menunjukan sikap tertib dalam berdiskusi. Siswa sudah memiliki sikap rasa percaya
diri lebih baik. Siswa tidak ragu untuk mengungkapkan pendapatnya dan ada beberapa
siswa yang menanggapi pendapat teman.
Berdasarkan hasil observasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran siklus II sudah mengalami peningkatan. Oleh sebab itu peneliti
menyudahi penelitian sampai siklus II. Selain pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar
siswa juga mengalami peningkatan yang signifikan, Shoimin (2017: 132)
mengungkapkan beberapa keunggulan model Problem Bassed Learning yaitu: (1)
mendorong siswa untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam keseharian,
(2) membangun pengetahuan siswa yang lebih baik melalui aktivitas belajar, (3)
mempelajari materi dengan konteks permasalahnnya, (4) adanya aktivitas ilmiah secara
kelompok, (5) terbentuknya kemampuan komunikasi melalui kegiatan diskusi dan
presentasi hasil pekerjaan, dan (6) mengurangi kesulitan belajar siswa melalui
pembelajaran kelompok. Dimyati dan Mujiono (1996:109) menyatakan bahawa:”hasil
belajar adalah sebuah kegiatan belajar mengajar yang menghendaki tercapainya tujuan
pengajaran hasil belajar ditandai dengan sekala nilai.”

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakuan hasil penelitian materi organ
gerak hewan dan manusia menunjukan bahwa siklus satu masih perlu dilakukan
refleksi sehingga bisa meningkatkan hasil belajar sedangkan pada siklus dua telah
terjadi peningkatan hasil belajar,sehingga pada siklus dua bisa di katakana sudah
optimal.
Dengan adanya penelitian tentang model Problem Based Learning (PBL), guru
hendaknya dapat menjadikan model tersebut sebagai salah satu alternatif proses
pembelajaran di dalam kelas. Guru harus lebih kreatif dalam merancang pembelajaran
di kelas agar aktif, efektif, dan menyenangkan. Dalam pembelajaran bagi siswa
hendaknya bisa menumbuhkan motivasi dan minat belajar, mengkontruksi
pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar tentang organ gerak hewan dan
manusia, serta meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata
pada pembelajaran . sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Sekolah hendaknya memberikan sarana dan prasarana, fasilitas serta motivasi bagi
guru yang akan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau
Jurnal Profesi Pendidikan (JPP) P-ISSN: 2829-0828
Volume 1, Number 1, Juni 2022
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/jpp
E-ISSN: 2828-8831

model pembelajaran inovatif lainnya sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan


optimal.
Jurnal Profesi Pendidikan (JPP) P-ISSN: 2829-0828
Volume 1, Number 1, Juni 2022
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/jpp
E-ISSN: 2828-8831

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang senantiasa


memberikan Kesehatan serta klancaran disetiap kegiatan. Selain itu juga saya ucapkan
terimakasih kepada Keluarga serta elemen yang berada di lingkungan sekolah yaitu
Kepala Sekolah,Guru-guru, pengawas siswa-siswi SDN 095 Babakanjati serta yang telah
memberi bantuan dan dukungan baik moril dan materil. Dan tak lupa saya ucapkan
terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan arahan dan
bimbingan setiap saat jika saya mulai merasa kebingungan.

DAFTAR PUSTAKA

Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inofatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pusaka.


Wijayanto, M. (2009). Tesis: Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning dan
Cooperative Learning terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi
Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri
Kabupaten W. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif. onogiri Tahun
Pelajaran 2008/2009. Surakarta: UNS.
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Abbidin (2011) Model Pembelajaran Based Learning.Jakarta
Dedi & Wijaya (2010) Penerapan Model Pembelajaran Based Learning untuk
meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas v SD.Skripsi.Yogyakarta.Progran
Study Guru Sekolah Dasar.Universitas Negeri Yogyakarta.DIakaes Agustus2016
Kurniasih (2015) .Model Pembelajaran Based Learning.PT.Remaja Rosdakarya:Bandung
Daryanto. (2014). Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegritas (Kurikulum 2013).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahayu, G., & Setiyadi, R. (2018). Penerapan Model Project Citizen dalam Upaya
Meningkatkan Kecerdasan Ekologis. Mimbar Sekolah Dasar, 5(1), 31-42.
doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbar-sd.v5i1.9684.
Wiriatmadja, R. (2005). Metode penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kinerja
guru dan dosen. Bandung: PT. Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai