Oleh
ECHA PRATIWI
11308505210037
SINGKAWANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan pendidikan, masalah-masalah yang dihadapi
dalam dunia pendidikan di Indonesia juga semakin kompleks. Masalah-masalah
tersebut bisa bersumber dari pelaksanaan pendidikan, peserta didik, pemerintah,
sarana pendidikan, media pendidikan, dan bahan pendidikan, maka sudah saatnya
pihak yang berkepentingan mengadakan perbaikan dan pengembangan sistem
pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai
tujuan yang telah diterapkan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Seiiring perkembangan zaman, dunia pendidikan juga terus
berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola piker pendidik dari pola
pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh
dalam pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut perlu ditingkatkan kualitas
sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Pengakajian
proses pembelajaran menuju kearah yang lebih efektif dan efisien tidak terlepas dari
peranan guru sebagai ujung tombak pembelajaran di sekolah
Kemudian pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa agar menjadi manusia sutuhnya berjiwa Pancasila. Disebutkan juga tentang
sistem pendidikan Nasional menyatakan ‘’Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggungjawab’’.
Berdasarkan fungsi pendidikan nasional diatas bahwa mencerdaskan kehidupan
bangsa merupakan salah satu cara untuk menjadikan suatu bangsa itu dapat
mengembangkan potensi untuk menjadi manusia yang berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Salah
satu yang berperan dalam proses pendidikan adalah seorang guru.
Kondisi saat ini, khususnya dalam proses pembelajaran terlihat guru lebih
dominan menggunakan tehnik lama, kurangnya variasiguru dalam mengajar dan
minimnya penggunaan media pembelajaran. Guru kurang menggunakan model
pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif, sehingga pembelajaran terlihat pasif,
siswa kurang termotivasi untuk belajar, pengembangansikap siswa dalam proses
pembelajaran masih kurang, siswa kurang aktif dalam bertanya dan mengeluarkan
pendapat. Demikian pula dengan sikap tanggungjawab, sikap ingin tahu dan
bekerjasama siswa dalam menyelesaikan tugas masih kurang yang diakibatkan oleh
kurangnya penggunaan metode dan media pembelajaran yang bervariasi.
Untuk menciptakan sekolah dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan,
agar hasil belajar siswa lebih baik maka dibutuhkan perubahan yang cukup mendasar
dalam sistem pendidikan. Hal ini sebuah tantangan yang harus diselesaikan oleh
seorang guru. Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Misalkan dalam pemilihan model pembelajara yang akan
digunakan dalam pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran
akan membawa dampak positif bagi siswa akan lebih baik dan sesuai dengan
indikator yang ingin dicapai/inginkan.
Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas V SDN 09 Pemangkat pada materi
Daur Hidup Hewan masih mengalami kesulitan. Hal ini terlihat pada hasil penilaian
akhir semester ganjil yang masih kurang memuaskan. Dari 22 siswa yang mendapat
nilai diatas 75 yang merupakan menjadi nilai KKM yang ditentukan ada 12 siswa
(54,5%) dan sebanyak 10 siswa (45,5%) masih harus mengikuti remedial dikarenakan
memperoleh nilai dibawah KKM. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila terdapat
80% siswa yang mendapat nilai di atas KKM.
Kemudian berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti mengupayakan
perbaikan dalam proses pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD. Siswa akan mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk
berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, lebih
bertanggungjawab dalam kelompok belajar, karena pembagian kelompok secara
heterogen maka siswa juga dapat lebih menghargai dan membantu teman anggota
kelompoknya.
Untuk memperkuat pemahaman materi pada siswa, selanjutnya guru
memberikan lembar kerja siswa 1 yang dikerjakan secara berkelompok. Pada lembar
kerja siswa 1 terdapat bacaan yang harus dibaca setiap anggota kelompok dan
beberapa pertanyaan yang harus didiskusikan untuk menjawabnya. Guru
menyampaikan kepada setiap kelompok bahwa perwakilan kelompok yang
mempresentasikan adalah siswa yang dipilih secara acak oleh guru dan mengharuskan
setiap siswa berani bertanya saat diskusi atau saling membantu memahamkan materi
anggota kelompoknya. Guru mendampingi setiap kelompok secara bergantian dan
memberikan motivasi kepada siswa yang terlihat pasif agar suasana diskusi kelompok
lebih interaktif.Semua kelompok yang diwakili oleh anggotanya mempresentasikan
hasil diskusi didepan kelas. Guru beserta anggota kelompok yang lain menyimak dan
mengomentari hasil presentasi. Siswa diingatkan kembali untuk mencatat setiap
informasi penting yang disampaikan. Dilanjutkan guru memberikan ulasan dan
tambahan penjelasan terkait presentasi yang telah disampaikan semua kelompok.
Guru mengumukan perolehan nilai kelompok selama pembelajaran berlangsung dan
memberikan hadiah kepada kelompok terbaik. Setelah itu guru mengarahkan siswa
untuk mempersiapkan mengerjakan soal tes sumatif secara individual. Guru
mengingatkan siswa agar lebih jujur ketika mengerjakan soal yang diujikan. Untuk
meningkatkan kesadaran kejujuran siswa, maka siswa yang terdapati mencontek maka
nilai yang diperoleh oleh kelompoknya akan dikurangi.
Penelitian merujuk pada tiga penelitian terdahulu yang digunakan untuk
melakukan peneltian ini, yaitu pertama penelitian oleh Fadhil (2014)yang berjudul
‘’Upaya Meningkatkan hasil belajar materi daur hidup hewan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas V MIN 3 Metro pusat dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe stad tahun pelajaran 2013-
2014’’.hasil penelitian tersebut, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dengan presentase pada siklus I sebesar 84,37% dan
pada siklus II sebesar 88%.
Kedua, penelitian oleh Sabarina (2016) dengan judul ‘’Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Materi Daur Hidup Hewan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD siswa kelas VA SDN 021 Tanjung Palas Kecamatan Dumai
Timur kota Dumai’’. Hasil penelitian tersebut sebelum dilaksanakan tindakan rata-
rata hasilbelajar siswa adalah 69,7. Setelah dilaksanakan siklus I menjadi 75,7 dan
meningkatkan lagi pada siklus II menjadi 80,9.
Ketiga, penelitian oleh Ida (2014) dengan judul ‘’Upaya Meningkatkan model
kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SDN 3 Batanghari Kabupaten Lampung
Timur Tahun Ajaran 2013/2014’’. Hasil penelitian menyebutkan terjadi peningkatan
hasil belajar siswa dengan prsentase pada siklus I sebesar 63,59% menjadi 84% pada
siklus II.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat
disimpulkan bahwa ‘’Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Daur Hidup Hewan
Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Ssiwa Kelas V.
Berdasarkan hasil analisis pada tiga penelitian terdahulu, maka kritik dan saran dapat
dijadikan pedoman dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas di SDN 09
Pemangkat. Karena penerapan Model pembelajaran Kooperatif tipe STAD terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Salah satu model pembelajaran Materi Daur Hidup Hewan adalah pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan
tanggungjawabnya masing-masing dalam menggunakan model pembelajaran ini
sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat dan
membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar.
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan suatu metode mengajar
dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternative
yang tersedia. Siswa diharapkan mampumencari jawaban dan cara penyelesaian dari
soal yang ada. Pembelajaran dalam membentuk kelompok ini akan menciptakan
suasana belajar yang asyik dalam berdiskusi, relative lebih hidup, dan menjadikan
siswa lebih aktif dalam berinteraksi dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang
dihadapinya. Pada pembelajaran kooperatif ini, siswa lebih bebas untuk bertanya
kepada teman kelompoknya, sebab biasanya siswa merasa enggan untuk bertanya
kepada guru jika ada materi yang kurang dipahaminya. Untuk meningkatkan
pemahaman pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi daur hidup
hewan, dan mempertimbangkan peserta didik yang sangat beragam perlu penerapan
metode baru dalam pembelajaran diantaranya dengan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Karena tipe STAD ini merupakan tipe pembelajaran yang paling
sederhana dan cocok digunakan pada kelas inklusif. Gagasan utama untuk
menggunakan tipe STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling
mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai yang diajarkan guru.
Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ini juga sangat relevan dengan
karakteristik siswa kelas V SDN 09 Pemangkat, dimana salah satu ciri yang dimiliki
siswa SD tersebut adalah egosentrisme yang mulai berkurang serta mulai
bertambahnya pemahaman akan suatu materi. Sehingga hal tersebut sesuai dengan
model kooperatif tipe STAD yang mengacu pada belajar kelompok. Keseuaian antara
STAD dengan karakteristik tersebut akan meniingkatkan pemahaman yang
diharapkan akan berefek pada hasil belajar mereka.
Hakikat IPA sebagai produk dalam pembelajaran yakni siswa belajar melalui
produk IPA berupa prinsip-prinsip, konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori
yang telah ditemukan para ahli. Pembelajaran yang berdasarkan hakikat IPA sebagai
sikap ilmiah yaitu siswa harus memiliki sifat ilmiah didalam dirinya. Sikap ilmiah
yang harus ditanamkan pada siswa diantaranya adalah sikap yang objektif,
kritis,bertanggungjawab, dan terbuka.
Pembentukan kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena dalam kelompok diharapkan tercipta
suatu kerja kooperatif antar siswa sebaya untuk mencapai kemampuan akademik yang
diharapkan. Di SDN 09 Pemangkat merupakan lokasi yang relevan untuk penelitian
ini. Dengan memahami konteks sekolah tersebut, peneliti dapat mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah tersebut. Berdasarkan
beberapa uraian di atas terdorong keinginan peneliti untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas dengan judul ‘’Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Daur
Hidup Hewan menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas
V SDN 09 Pemangkat’’.
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan hasil belajar siswa pada materi daur hidup hewan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas V SDN 09 Pemangkat
2. Untuk mengetahui partisipasi hasil belajar siswa pada materi daur hidup hewan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas V SDN 09 Pemangkat
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi daur hidup hewan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas V SDN 09 Pemangkat
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh peserta didik
berkat adanya usaha dan pikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek
kehidupan sehingga tampak perubahan tingkah laku pada diri individu
(Priansa,2017: 82). Pengertian serupa yang dipaparkan oleh Suprijono (Suryani,
2017: 24) hasil belajar berupa : informasi verbal yaitu kafabilitas
mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya iyalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif
dan psikomotorik (Sujana, 2009: 3). Slameto (2008: 7) ‘’ hasil belajar adalah
suatu yang diperoleh dari suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar
yang dapat diukur dengan menggunakan tes guna melihat kemajuan siswa’’.
Pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
berpengaruh kepada aspek kognitif, afektif, psikomotorik serta kecakapan dasar
baik secara lisan maupun tulisan. Hasil belajar juga dapat dijadikan patokan
guru untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan ajar atau
materi dengan melakukan evaluasi setiap akhir proses pembelajaran dan untuk
mengukur hasil belajar tersebut diperlukan tes.
b. Macam-macam hasil belajar
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebh baik bila dibandingkan pada saat belum
belajar. Benjamin S.Bloom (Sujana,2009: 22) mengidentifikasi tiga jenis hasil
belajar yakni :
1) Ranah Kognitif
Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektul yang terdiri
dari 6 aspek, yakni pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Tipe belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan
adalah pemahaman. Pemahaman dapat dibedakan dalam 3 kategori, yakni :
pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, dan pemahaman
ekstrapolasi.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Nilai hasil afektif
kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih layak menilai ranah
kognitif semata. Hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai
tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin motivasi
belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan
hubungan sosial.
3) Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (Skill)
dan kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkat keterampilan, yaitu :
gerakan reflex, keteramilan dalam gerakan dasar, kemampuan perseptual,
kemampuan dibidang fisik, gerakan-gerakan skill, kemampuan yang
berkenaan dengan komuniaksi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan
interpretative.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Suryabrata (Aritonang, 2008: 14), faktor-faltor yang
mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi 3, yaitu faktor-faktor dari
dalam, faktor dari luar, dan faktor instrumen.
1. Faktor dari dalam (Internal)
Faktor dari dalam yaitu faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang
berasal dari siswa yang sedang belajar. Faktor-faktor ini diantaranya
adalah : (a) minat individu merupakan ketertarikan individu terhadap
sesuatu. Minat belajar siswa yang timggi menyebabkan siswa lebih mudah
dan cepat (b) motivasi belajar antara siswa yang satu dan siswa yang
lainnya tidaklah sama. Motivasi belajar dipengaruhi oleh bebrapa faktor,
terlain : cita-vita siswa, kemampuan belajar siswa, kondisi siswa, kondisi
lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar, dan upaya guru dalam
membelajarkan siswa.
2. Faktor dari luar (Eksetrnal)
Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang
mempengaruhi proses hasil belajar. Faktor-faktor ini diantaranya adalah
lingkungan sosial. Yang dimaksud dengan lingkungan sosial disin yaitu
manusia atau sesame manusia,baik manusia itu hadir ataupun tidak
langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu sedang belajar, sering
menggangu aktivitas belajar.salah satu dari lingkusngan sosial tersebut
yaitu lingkungan siswa disekolah yang terdiri dari teman sebaya,teman lain
kelas,guru,kepala sekolah serta karyawan lainnya dapat juga mempengaruhi
proses dan hasil belajar individu.
3. Faktor Instrument
Faktor instrument yaitu faktor yang berhubungan dengan
perangkat pembelajaran seperti kurikulum, struktur program, sarana dan
prasarana pembelajaran (media pembelajaran), serta guru sebagai
perancang pembelajaran. Dalam penggunaan perangkat pembelajaran
tersebut harus dirancang oleh guru sesuai dengan hasil yang diharapkan.
2. Daur Hidup Hewan
Riyanto (2012: 33-37) daur hidup hewan dibagi menjadi 2 yaitu daur hidup
tanpa metamorfosis dan daur hidup dengan metamorphosis.
a. Daur Hidup tanpa metamorphosis
Sebagian besar hewan mengalami hidup tanpa metamorphosis. Seperti pada
hewan ayam dalam daur hidupnya tidak mengalami metamorphosis. Begitu juga
dengan kucing, kambing, ikan, burung, dan banyak lainnya.
1) Daur hidup ayam
Ayam menghasilkan anak dengan cara bertelur. Telur ayam perlu di
erami kira-kira 21 hari agar dapat menetas setelah pertumbuhan bakal anak
ayam didalam telur sempurna, telur menetas menjadi anak ayam. Semakin
lama anak ayam tumbuh semakin besar. Setelah dewasa, anak ayam
berkembang biak dan menghasilkan telur.
2) Daur hidup kucing
Kucing menghasilkan anak dengan cara beranak (melahirkan).
Sebelum anakny lahir, kucing dewasa mengalami masa mengandung
selama kira-kira 3 bulan. Dari lahir sampai dewasa, tubuh kucing tidak
berubah bentuk. Hanya ukuran tubuhnya saja yang bertambah. Gerakannya
pun semakin lincah. Dewasa dapat memanjat dan melompat dari tempat
yang tinggi.
4) Daur hidup kangguru
Kangguru menghasilkan anak dengan cara beranak (melahirkan).
Kangguru mengandung kira-kira hanya satu bulan. Begitu keluar dari tubuh
induknya, anak kangguru merambat perlahan kekantong induknya yang ada
didepan perut. Dikantong itulah,anak kangguru tidak menyusu sampai
berbulan-bulan. Setelah tubuhnya cukup besar,barulah anak kangguru
keluar dari kantung induknya.
b. Daur hidup dengan metemorfosis
1) Metamorfosis sempurna (lengkap)
Metamorfosis sempurna dialami hewan yang saat lahir berbeda sekali
bentuknya dengan hewan dewasa. Meta morfosis sempurna anatara lain
terjadi pada kupu-kupu, lalat, nymuk dan katak.
2) Metamorfosis tidak sempurna (tidak lengkap)
Metamorfosis tidak sempurna dialami hewan yang saat lahir tidak
terlalu berbeda bentuknya dengan hewan dewasa. Metamorfosis tidak
sempurna terjaadi pada kecoak (lipas) dan belalang.
Kondisi Motivasi
1. Guru menggunakan belajar
Awalal
pembelajaran siswa
konvensional
rendah
2. Siswa cenderung
pasif
3. Siswa menjadi tidak
tertarik mengikuti
materi daur hidup
hewan
METODE PENELITIAN
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
f
Pag = N X 100%
Keterangan :
Pag = Persentase aktivitas guru
f = Jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimal semua komponen yang dinilai
f
Pas = N X 100%
Keterangan :
Pas = Persentase aktivitas siswa
f = Jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimal semua komponen yang dinilai
n
Pkb = N X 100%
Keterangan :
Pkb = Persentase ketuntasan belajar
n = Jumlah siswa tuntas belajar
N = Jumlah skor maksimal semua komponen yang dinilai
LAMPIRAN
A. PANDUAN OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
Identitas Nama :
Jenis Kelamin :
Sekolah :
Waktu :
Petunjuk :
e Kesimpulan Umum
Berdasarkan penilaian terhadap instrumen wawancara model maka dengan ini
dinyatakan bahwa:
1. Layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V SD tanpa revisi
2. Layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V SD dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas VI SD
……………, ……………………
Validator
(_____________________)
LEMBAR VALIDASI ANGKET/KUESIONER
e. Kesimpulan Umum
Berdasarkan penilaian terhadap instrumen angket model maka dengan ini dinyatakan
bahwa:
4. Layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V SD tanpa revisi
5. Layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V SDdengan revisi sesuai saran
6. Tidak layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas VI SD
……………, ……………………
Validator
(_____________________)
LEMBAR VALIDASI TES
……………, ……………………
Validator
(_____________________)