Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI DAUR HIDUP


HEWAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STAD SISWA KELAS V SDN 09 PEMANGKAT

Proposal ini Ditulis untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Penelitian Tindakan Kelas

Oleh

ECHA PRATIWI

11308505210037

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SINGKAWANG

2023
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan pendidikan, masalah-masalah yang dihadapi
dalam dunia pendidikan di Indonesia juga semakin kompleks. Masalah-masalah
tersebut bisa bersumber dari pelaksanaan pendidikan, peserta didik, pemerintah,
sarana pendidikan, media pendidikan, dan bahan pendidikan, maka sudah saatnya
pihak yang berkepentingan mengadakan perbaikan dan pengembangan sistem
pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai
tujuan yang telah diterapkan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Seiiring perkembangan zaman, dunia pendidikan juga terus
berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola piker pendidik dari pola
pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh
dalam pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut perlu ditingkatkan kualitas
sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Pengakajian
proses pembelajaran menuju kearah yang lebih efektif dan efisien tidak terlepas dari
peranan guru sebagai ujung tombak pembelajaran di sekolah
Kemudian pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa agar menjadi manusia sutuhnya berjiwa Pancasila. Disebutkan juga tentang
sistem pendidikan Nasional menyatakan ‘’Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggungjawab’’.
Berdasarkan fungsi pendidikan nasional diatas bahwa mencerdaskan kehidupan
bangsa merupakan salah satu cara untuk menjadikan suatu bangsa itu dapat
mengembangkan potensi untuk menjadi manusia yang berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Salah
satu yang berperan dalam proses pendidikan adalah seorang guru.
Kondisi saat ini, khususnya dalam proses pembelajaran terlihat guru lebih
dominan menggunakan tehnik lama, kurangnya variasiguru dalam mengajar dan
minimnya penggunaan media pembelajaran. Guru kurang menggunakan model
pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif, sehingga pembelajaran terlihat pasif,
siswa kurang termotivasi untuk belajar, pengembangansikap siswa dalam proses
pembelajaran masih kurang, siswa kurang aktif dalam bertanya dan mengeluarkan
pendapat. Demikian pula dengan sikap tanggungjawab, sikap ingin tahu dan
bekerjasama siswa dalam menyelesaikan tugas masih kurang yang diakibatkan oleh
kurangnya penggunaan metode dan media pembelajaran yang bervariasi.
Untuk menciptakan sekolah dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan,
agar hasil belajar siswa lebih baik maka dibutuhkan perubahan yang cukup mendasar
dalam sistem pendidikan. Hal ini sebuah tantangan yang harus diselesaikan oleh
seorang guru. Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam mempersiapkan pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Misalkan dalam pemilihan model pembelajara yang akan
digunakan dalam pembelajaran. Kesiapan guru dalam memanajemen pembelajaran
akan membawa dampak positif bagi siswa akan lebih baik dan sesuai dengan
indikator yang ingin dicapai/inginkan.
Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas V SDN 09 Pemangkat pada materi
Daur Hidup Hewan masih mengalami kesulitan. Hal ini terlihat pada hasil penilaian
akhir semester ganjil yang masih kurang memuaskan. Dari 22 siswa yang mendapat
nilai diatas 75 yang merupakan menjadi nilai KKM yang ditentukan ada 12 siswa
(54,5%) dan sebanyak 10 siswa (45,5%) masih harus mengikuti remedial dikarenakan
memperoleh nilai dibawah KKM. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila terdapat
80% siswa yang mendapat nilai di atas KKM.
Kemudian berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti mengupayakan
perbaikan dalam proses pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD. Siswa akan mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk
berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, lebih
bertanggungjawab dalam kelompok belajar, karena pembagian kelompok secara
heterogen maka siswa juga dapat lebih menghargai dan membantu teman anggota
kelompoknya.
Untuk memperkuat pemahaman materi pada siswa, selanjutnya guru
memberikan lembar kerja siswa 1 yang dikerjakan secara berkelompok. Pada lembar
kerja siswa 1 terdapat bacaan yang harus dibaca setiap anggota kelompok dan
beberapa pertanyaan yang harus didiskusikan untuk menjawabnya. Guru
menyampaikan kepada setiap kelompok bahwa perwakilan kelompok yang
mempresentasikan adalah siswa yang dipilih secara acak oleh guru dan mengharuskan
setiap siswa berani bertanya saat diskusi atau saling membantu memahamkan materi
anggota kelompoknya. Guru mendampingi setiap kelompok secara bergantian dan
memberikan motivasi kepada siswa yang terlihat pasif agar suasana diskusi kelompok
lebih interaktif.Semua kelompok yang diwakili oleh anggotanya mempresentasikan
hasil diskusi didepan kelas. Guru beserta anggota kelompok yang lain menyimak dan
mengomentari hasil presentasi. Siswa diingatkan kembali untuk mencatat setiap
informasi penting yang disampaikan. Dilanjutkan guru memberikan ulasan dan
tambahan penjelasan terkait presentasi yang telah disampaikan semua kelompok.
Guru mengumukan perolehan nilai kelompok selama pembelajaran berlangsung dan
memberikan hadiah kepada kelompok terbaik. Setelah itu guru mengarahkan siswa
untuk mempersiapkan mengerjakan soal tes sumatif secara individual. Guru
mengingatkan siswa agar lebih jujur ketika mengerjakan soal yang diujikan. Untuk
meningkatkan kesadaran kejujuran siswa, maka siswa yang terdapati mencontek maka
nilai yang diperoleh oleh kelompoknya akan dikurangi.
Penelitian merujuk pada tiga penelitian terdahulu yang digunakan untuk
melakukan peneltian ini, yaitu pertama penelitian oleh Fadhil (2014)yang berjudul
‘’Upaya Meningkatkan hasil belajar materi daur hidup hewan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas V MIN 3 Metro pusat dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe stad tahun pelajaran 2013-
2014’’.hasil penelitian tersebut, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dengan presentase pada siklus I sebesar 84,37% dan
pada siklus II sebesar 88%.
Kedua, penelitian oleh Sabarina (2016) dengan judul ‘’Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Materi Daur Hidup Hewan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD siswa kelas VA SDN 021 Tanjung Palas Kecamatan Dumai
Timur kota Dumai’’. Hasil penelitian tersebut sebelum dilaksanakan tindakan rata-
rata hasilbelajar siswa adalah 69,7. Setelah dilaksanakan siklus I menjadi 75,7 dan
meningkatkan lagi pada siklus II menjadi 80,9.
Ketiga, penelitian oleh Ida (2014) dengan judul ‘’Upaya Meningkatkan model
kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SDN 3 Batanghari Kabupaten Lampung
Timur Tahun Ajaran 2013/2014’’. Hasil penelitian menyebutkan terjadi peningkatan
hasil belajar siswa dengan prsentase pada siklus I sebesar 63,59% menjadi 84% pada
siklus II.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat
disimpulkan bahwa ‘’Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Daur Hidup Hewan
Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Ssiwa Kelas V.
Berdasarkan hasil analisis pada tiga penelitian terdahulu, maka kritik dan saran dapat
dijadikan pedoman dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas di SDN 09
Pemangkat. Karena penerapan Model pembelajaran Kooperatif tipe STAD terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Salah satu model pembelajaran Materi Daur Hidup Hewan adalah pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan
tanggungjawabnya masing-masing dalam menggunakan model pembelajaran ini
sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung meningkat dan
membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar.
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan suatu metode mengajar
dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternative
yang tersedia. Siswa diharapkan mampumencari jawaban dan cara penyelesaian dari
soal yang ada. Pembelajaran dalam membentuk kelompok ini akan menciptakan
suasana belajar yang asyik dalam berdiskusi, relative lebih hidup, dan menjadikan
siswa lebih aktif dalam berinteraksi dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang
dihadapinya. Pada pembelajaran kooperatif ini, siswa lebih bebas untuk bertanya
kepada teman kelompoknya, sebab biasanya siswa merasa enggan untuk bertanya
kepada guru jika ada materi yang kurang dipahaminya. Untuk meningkatkan
pemahaman pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi daur hidup
hewan, dan mempertimbangkan peserta didik yang sangat beragam perlu penerapan
metode baru dalam pembelajaran diantaranya dengan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Karena tipe STAD ini merupakan tipe pembelajaran yang paling
sederhana dan cocok digunakan pada kelas inklusif. Gagasan utama untuk
menggunakan tipe STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling
mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai yang diajarkan guru.
Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ini juga sangat relevan dengan
karakteristik siswa kelas V SDN 09 Pemangkat, dimana salah satu ciri yang dimiliki
siswa SD tersebut adalah egosentrisme yang mulai berkurang serta mulai
bertambahnya pemahaman akan suatu materi. Sehingga hal tersebut sesuai dengan
model kooperatif tipe STAD yang mengacu pada belajar kelompok. Keseuaian antara
STAD dengan karakteristik tersebut akan meniingkatkan pemahaman yang
diharapkan akan berefek pada hasil belajar mereka.
Hakikat IPA sebagai produk dalam pembelajaran yakni siswa belajar melalui
produk IPA berupa prinsip-prinsip, konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori
yang telah ditemukan para ahli. Pembelajaran yang berdasarkan hakikat IPA sebagai
sikap ilmiah yaitu siswa harus memiliki sifat ilmiah didalam dirinya. Sikap ilmiah
yang harus ditanamkan pada siswa diantaranya adalah sikap yang objektif,
kritis,bertanggungjawab, dan terbuka.
Pembentukan kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena dalam kelompok diharapkan tercipta
suatu kerja kooperatif antar siswa sebaya untuk mencapai kemampuan akademik yang
diharapkan. Di SDN 09 Pemangkat merupakan lokasi yang relevan untuk penelitian
ini. Dengan memahami konteks sekolah tersebut, peneliti dapat mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah tersebut. Berdasarkan
beberapa uraian di atas terdorong keinginan peneliti untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas dengan judul ‘’Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Daur
Hidup Hewan menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas
V SDN 09 Pemangkat’’.

B. Diagnosis Permasalahan Kelas


Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dikemukakan , terdapat beberapa
masalah :
1. Siswa atau peserta didik lebih tertarik menggunakan model pembelajaran seperti
kelompok kecil dibandingkan sendiri (pribadi).
2. Kurangnya inovasi dalam proses pembelajaran guru kurang menggunakan model
pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif, sehingga pembelajaran siswa pasif
sehingga membuat peserta didik cenderung bosan dan kurang bersemangat dalam
belajar.
3. Rendahnya hasil belajar siswa sehingga nilai KKM kurang memuaskan.

C. Rencana Tindakan Kelas


a. Perencanaan tindakan
Dalam tahap perencanaan ini peneliti menyiapkan segala keperluan dalam
pelaksanaan penelitin tindakan kelas, mulai dari materi, siabus, RPP, tes Evaluasi,
LKS, kartu soal-jawaban, lembar pengamatan siswa dan lembar pengamatan
guru.
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan adalah
melaksanakan proses pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD berdasarkan RPP yang telah disusun. Berikut adalah
langkah-langkah pelaksanaan tindakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
a. Pendahuluan
1) Guru mengondisikan siswa agar tertib dengan mengatur tempat duduk
siswa
2) Guru mengucapkan salam
3) Guru dan siswa berdoa bersama
4) Guru menanyakan kabar siswa dan mengabsen kehadiran siswa
5) Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi yang akan di pelajari
dengan pengalaman sehari-hari siswa.
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti
1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing masing kelompok
berjumlah 5 anak
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru terkait materi pembelajaran yang
akan didiskusikan
3) Setiap kelompok menerima bahan bacaan dan lembar kerja
4) Setiap kelompok diminta untuk membaca sekilas atau cepat untuk
menentukan ide (Preview)
5) Setiap siswa dalam kelompok diminta untuk membuat pertanyaan dari ide
yang ditemukan dengan menggunakan kata apa, siapa, dimana, mengapa
dan bagaimana (Question)
6) Semua kelompok membaca kembali dan menanggapi atau menjawab
pertanyaan yang telah dibuatnya sebelumnya (Read) #
7) Setiap kelompok diminta tidak hanya sekedar menghafalkan isi akan tetapi
juga memahami bacaan tersebut (Reflect)
8) Siswa diminta untuk mengemukakan hal penting dari teks yang telah dibaca
(Recite)
9) Siswa menyampaikan inti sari dari teks yang dibaca (Review)
10) Guru memberikan penguatan tentang hasil diskusi siswa
11) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya seputar materi yang belum
dipahami siswa.
c. Kegiatan Penutup
1) Siswa diberi tugas sebagai tes evaluasi
2) Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3) Guru mengingatkan siswa untuk belajar materi selanjutnya
4) Guru dan siswa berdoa bersama
5) Guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan hasil belajar siswa pada materi daur hidup hewan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas V SDN 09 Pemangkat
2. Bagaimana partisipasi hasil belajar siswa pada materi daur hidup hewan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas V SDN 09 Pemangkat
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi daur hidup hewan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas V SDN 09 Pemangkat

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan hasil belajar siswa pada materi daur hidup hewan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas V SDN 09 Pemangkat
2. Untuk mengetahui partisipasi hasil belajar siswa pada materi daur hidup hewan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas V SDN 09 Pemangkat
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi daur hidup hewan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas V SDN 09 Pemangkat

F. Manfaat Hasil Penelitian


1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan atau referensi dalam
pengembangan model secara lebih lanjut. Selain itu juga menjadi sebuah nilai
tambah khasanah pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaan bagi berbegai pihak yaitu:
a. Siswa
Proses pembelajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai
materi Daur Hidup Hewan, meningkatkan keaktifan dan rasa ingin tau siswa
dalam pembelajaran tersebut serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Guru
Meningkatkan keterampilan guru kelas V SDN 09 Pemangkat dalam
penggunaan model pembelajaran, serta menambah wawasan guru untuk
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi Daur
Hidup Hewan maupun pada materi lainnya yang dianggap sesuai dengan
model pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Sekolah
Penelitian ini dapat memberi sumbangan yang baik pada sekolah dalam
rangka memberikan sebuah inovasi dalam proses pembelajaran, sehingga
dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh peserta didik
berkat adanya usaha dan pikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek
kehidupan sehingga tampak perubahan tingkah laku pada diri individu
(Priansa,2017: 82). Pengertian serupa yang dipaparkan oleh Suprijono (Suryani,
2017: 24) hasil belajar berupa : informasi verbal yaitu kafabilitas
mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya iyalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif
dan psikomotorik (Sujana, 2009: 3). Slameto (2008: 7) ‘’ hasil belajar adalah
suatu yang diperoleh dari suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar
yang dapat diukur dengan menggunakan tes guna melihat kemajuan siswa’’.
Pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
berpengaruh kepada aspek kognitif, afektif, psikomotorik serta kecakapan dasar
baik secara lisan maupun tulisan. Hasil belajar juga dapat dijadikan patokan
guru untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan ajar atau
materi dengan melakukan evaluasi setiap akhir proses pembelajaran dan untuk
mengukur hasil belajar tersebut diperlukan tes.
b. Macam-macam hasil belajar
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebh baik bila dibandingkan pada saat belum
belajar. Benjamin S.Bloom (Sujana,2009: 22) mengidentifikasi tiga jenis hasil
belajar yakni :
1) Ranah Kognitif
Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektul yang terdiri
dari 6 aspek, yakni pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Tipe belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan
adalah pemahaman. Pemahaman dapat dibedakan dalam 3 kategori, yakni :
pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, dan pemahaman
ekstrapolasi.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Nilai hasil afektif
kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih layak menilai ranah
kognitif semata. Hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai
tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin motivasi
belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan
hubungan sosial.
3) Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (Skill)
dan kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkat keterampilan, yaitu :
gerakan reflex, keteramilan dalam gerakan dasar, kemampuan perseptual,
kemampuan dibidang fisik, gerakan-gerakan skill, kemampuan yang
berkenaan dengan komuniaksi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan
interpretative.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Suryabrata (Aritonang, 2008: 14), faktor-faltor yang
mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi 3, yaitu faktor-faktor dari
dalam, faktor dari luar, dan faktor instrumen.
1. Faktor dari dalam (Internal)
Faktor dari dalam yaitu faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang
berasal dari siswa yang sedang belajar. Faktor-faktor ini diantaranya
adalah : (a) minat individu merupakan ketertarikan individu terhadap
sesuatu. Minat belajar siswa yang timggi menyebabkan siswa lebih mudah
dan cepat (b) motivasi belajar antara siswa yang satu dan siswa yang
lainnya tidaklah sama. Motivasi belajar dipengaruhi oleh bebrapa faktor,
terlain : cita-vita siswa, kemampuan belajar siswa, kondisi siswa, kondisi
lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar, dan upaya guru dalam
membelajarkan siswa.
2. Faktor dari luar (Eksetrnal)
Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang
mempengaruhi proses hasil belajar. Faktor-faktor ini diantaranya adalah
lingkungan sosial. Yang dimaksud dengan lingkungan sosial disin yaitu
manusia atau sesame manusia,baik manusia itu hadir ataupun tidak
langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu sedang belajar, sering
menggangu aktivitas belajar.salah satu dari lingkusngan sosial tersebut
yaitu lingkungan siswa disekolah yang terdiri dari teman sebaya,teman lain
kelas,guru,kepala sekolah serta karyawan lainnya dapat juga mempengaruhi
proses dan hasil belajar individu.
3. Faktor Instrument
Faktor instrument yaitu faktor yang berhubungan dengan
perangkat pembelajaran seperti kurikulum, struktur program, sarana dan
prasarana pembelajaran (media pembelajaran), serta guru sebagai
perancang pembelajaran. Dalam penggunaan perangkat pembelajaran
tersebut harus dirancang oleh guru sesuai dengan hasil yang diharapkan.
2. Daur Hidup Hewan
Riyanto (2012: 33-37) daur hidup hewan dibagi menjadi 2 yaitu daur hidup
tanpa metamorfosis dan daur hidup dengan metamorphosis.
a. Daur Hidup tanpa metamorphosis
Sebagian besar hewan mengalami hidup tanpa metamorphosis. Seperti pada
hewan ayam dalam daur hidupnya tidak mengalami metamorphosis. Begitu juga
dengan kucing, kambing, ikan, burung, dan banyak lainnya.
1) Daur hidup ayam
Ayam menghasilkan anak dengan cara bertelur. Telur ayam perlu di
erami kira-kira 21 hari agar dapat menetas setelah pertumbuhan bakal anak
ayam didalam telur sempurna, telur menetas menjadi anak ayam. Semakin
lama anak ayam tumbuh semakin besar. Setelah dewasa, anak ayam
berkembang biak dan menghasilkan telur.
2) Daur hidup kucing
Kucing menghasilkan anak dengan cara beranak (melahirkan).
Sebelum anakny lahir, kucing dewasa mengalami masa mengandung
selama kira-kira 3 bulan. Dari lahir sampai dewasa, tubuh kucing tidak
berubah bentuk. Hanya ukuran tubuhnya saja yang bertambah. Gerakannya
pun semakin lincah. Dewasa dapat memanjat dan melompat dari tempat
yang tinggi.
4) Daur hidup kangguru
Kangguru menghasilkan anak dengan cara beranak (melahirkan).
Kangguru mengandung kira-kira hanya satu bulan. Begitu keluar dari tubuh
induknya, anak kangguru merambat perlahan kekantong induknya yang ada
didepan perut. Dikantong itulah,anak kangguru tidak menyusu sampai
berbulan-bulan. Setelah tubuhnya cukup besar,barulah anak kangguru
keluar dari kantung induknya.
b. Daur hidup dengan metemorfosis
1) Metamorfosis sempurna (lengkap)
Metamorfosis sempurna dialami hewan yang saat lahir berbeda sekali
bentuknya dengan hewan dewasa. Meta morfosis sempurna anatara lain
terjadi pada kupu-kupu, lalat, nymuk dan katak.
2) Metamorfosis tidak sempurna (tidak lengkap)
Metamorfosis tidak sempurna dialami hewan yang saat lahir tidak
terlalu berbeda bentuknya dengan hewan dewasa. Metamorfosis tidak
sempurna terjaadi pada kecoak (lipas) dan belalang.

Berikut daur hidup hewan yang mengalami metamorfosis, baik


metamorfosis sempurna maupun metemorfosis tidak sempurna
a) Daur hidup kupu-kupu
Daur hidup kupu-kupu dimulai dari telur. Telur kupu-kupu biasanya
berada dipermukaan daun. Telur menetas menjadi ulat. Ulat
mempertahankan hidupnya dengan memakan deaunan. Selama berhari-hari
ulat makan, akan tetapi, lama-kelamaan ulat makan semakin sedikit.
Akhirnya ulat berhenti memakan dan tampak tidak bergerak, tetapi ulat itu
tidak mati.
Ulat segera membuat sangkar dari air liurnya, air liurnya mengeras
membentuk bahan seperti benang sutra. Benang-benang itu melekat pada
daun atau batang. Akhirnya benang-benang itu menutup seluruh tubuh ulat.
Kemudian ulat yang terbungkus dalam sarang disebut kepompong (pupa).
Selama masa kepompong, ulat berubah menjadi kupu-kupu. Kupu-kupu
dewasa berkembang biak dengan bertelur. Dari telur inilah, daur hidup
kupu-kupu yang baru dimulai lagi.
b) Daur hidup nyamuk
Daur hidup nyamuk dimulai dari telur. Telur nyamuk berada di air.
Telur menetas menjadi jentik-jentik (tempoyak). Kemudian, jentik-jentik
tumbuh dan berubah menjadi pupa. Selanjutnya, pupa berubah menjadi
nyamuk. Nyamuk terbang keudara. Nyamuk dewasa akan kembali ke air
untuk bertelur.
c) Daur hidup lalat
Daur hidup lalat dimulai dari telur. Telur lalat biasanya di tempat-
tempat yang kotor, misalnya di atas timbunan sampahdan kotoran. Selain
itu, lalat juga meletakan telurnya di atas makanan yang terbuka. Telur yang
baru menetas memerlukan bahan makanan untuk pertumbuhannya. Telur
yang menetas menjadi belatung. Kemudian belatung berubah menjadi pupa.
Pupa tidak bergerak. Pupa menempel ditempat kotor. Setelah beberapa hari,
pupa berubah menjadi lalat. Lalat terbang dan mencari makn di tempat
kotor. Lalat dewasa bertelur di tempat itu juga. Dari telur ini, daur hidup
lalat yang baru dimulai lagi.
d) Daur hidup kecoa
Daur hidup kecoa (lipas) dimulai dari telur. Telur kecoak menetas
menjadi lipas muda. Bentuk kecoak muda mirip dengan kecoak dewasa.
Bedanya, kecoak muda tidak bersayap. Kecoak muda tumbuh dan berubah
menjadi kecoak dewasa. Kecoak tidak melalui tahap pupa. Kecoak dewasa
memiliki sayap, kecoak dapat terbang.
e) Daur hidup katak
Daur hidup katak dimulai dari telur. Telur katak berada di air, telur
menetas menjadi kecebong (berudu). Bentuk kecebong seperti ikan teri,
kecebung hidup dan tumbuh dalam air. Kecebong bernafas dengan ingsang.
Semakin lama, ekor katak semakin mengerut, katak berekor tumbuh dan
berubah menjadi katak muda Katak muda menjadi katak dewasa yang tidak
berekor. Katak dewasa bernafas dengan paru-paru dan kulit. Katak dewasa
hidup di air dan di darat. Katak dewasa bertelur di air.
4. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pengertian model pembelajaran menurut Depdiknas (2003 : 5)
“Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi
pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Menurut
Panintz (dalam Agus Suprijono, 2010 : 54) mendefinisikan bahwa model
pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis
kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru.
Menurut Slavin dalam (Isjoni, 2011 : 15) “In cooperative learning
methods, students work together in four member teams to master material
initially presented by the teacher”. Ini berarti bahwa cooperative learning atau
pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem
belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara
kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam
belajar. Dari beberapa pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok
kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan’’.
b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Division) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin (Slavin, 2005) merupakan pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok
digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
STAD (Student Team Achievement Divisions) adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim
belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat
kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa
bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah
menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang
materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan
Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengajukan informasi akademik
baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Dalam setiap model pembelajaran terdapat langkah-langkah pembelajaran
yang diterapkan dari awal sampai akhir. Adapun langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe STAD disusun oleh (Lubis, 2012) sebagai berikut:
1) Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
2) Fase 2 Menyajikan informasi,
Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bacaan.
3) Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu mereka agar melakukan transisi secara efisien.
4) Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar,
Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
5) Evaluasi,
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masingmasing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.
6) Fase 6 Memberikan penghargaan,
Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok.
d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tipe STAD
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Menurut Roestiyah (2001) menyatakan kelebihan dari pembelajaran
kooperatif tipe STAD adalah
1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah,
2) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif
mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah,
3) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampilan berdikusi,
4) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai
individu dan kebutuhan belajarnya,
5) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka
lebih aktif dalam berdiskusi,
6) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkanrasa
menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai
pendapatorang lain.
Selain memiliki kelebihan pembelajaran kooperatif tipe STAD
jugamemiliki kekurangan. Menurut Yurisa (2010) kekurangan dari
pembelajaran kooperatif tipe STAD :

1) Siswa tidak terbiasa dengan penggunaanpembelajaran kooperatif tipe


STAD,
2) Alokasi waktu kurang mencukupi,
3) Guru mengalami kesulitan dalam menciptakan situasi belajar kooperatif
4) Siswa kurang dapat bekerjasama dengan orang yang tidak akrab,
5) Adanya dominasi dari siswa yang pandai.

Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran


kooperatif tipe STAD, maka diperlukan suatu persiapan dan perencanaan yang
matang sebelum model pembelajaran tersebut dilaksanakan di kelas.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan


Suatu penelitian yang akan dibuat, perlu memperhatikan penelitian lain yang
digunakan sebagai bahan kajian yang relevan. Adapun penelitian-penelitian yang
berkaitan dengan variable penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Penelitian Nur Laili Aprilia yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan
hasil belajar Materi daur hidup hewan Kelas V MIN Pandansari Ngunut
Tulungagung”
Penelitian ini membahas mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar
materi daur hidup hewan kelas V MIN Pandansari Ngunut Tulungagung. Dari hasil
penelitian dapat diketahui bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada materi daur hidup hewan
ternyata hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Ini terbukti dari hasil belajar
peserta didik pada siklus 1 nilai rata-rata 71,5 dengan presentase ketuntasan 62,5%
dan pada siklus 2 nilai rata-rata 85 dengan presentase ketuntasan 87,5%.
Persamaan antara penelitian Nur Laili Aprilia Fitriana dengan penelitian ini
yakni sama-sama menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) di kelas V. Perbedaan antara penelitian Nur Laili
Aprilia Fitriana dengan penelitian ini adalah jika penelitian Nur Laili Aprilia Fitriana
fokus pada mata pelajaran Pkn dalam meningkatkan minat belajar peserta didik
sedangkan penelitian ini fokus pada mata pelajaran IPA dalam meningkatkan hasil
belajar. Lokasi sekolah yang dijadikan penelitian di sini juga mempunyai perbedaan
yaitu penelitian ini bertempat di MI Al-Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan
Tulungagungsedangkan penelitian Nur Laili Aprilia Fitriana mengambil tempat
penelitian di MIN Pandansari Ngunut Tulungagung.
Penelitian Khoirul Roisah yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran
Kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD) Untuk meningkatkan
Hasil Belajar materidaur hidup hewan Siswa Kelas V MIN Ngepoh Ranggunggunung
Tulungagung Tahun Ajaran 2012/2013
Penelitian ini membahas mengenai penerapan strategi pembelajaran kooperatif
model Student Team Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan hasil
belajar materi daur hidup hewan siswa kelas V MIN Ngepoh Tanggunggunung
Tulungagung Tahun Ajaran 2012/2013. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa
dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif model Student Team
Achievement Division (STAD) pada materi daur hidup hewan ternyata hasil belajar
peserta didik dapat meningkat. Ini terbukti dari hasil belajar peserta didik pada siklus
1 dengan nilai rata-rata 66 dengan presentase ketuntasan 50% dan pada siklus 2
dengan nilai rata-rata 88,23 dengan presentase ketuntasan 94,1%.
Persamaan antara penelitian Khoirul Roisah dengan penelitian ini yakni sama-
sama menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student TeamAchievement Division
(STAD) untuk meningkatkan hasil belajar. Perbedaan antara penelitian Khoirul
Roisah dengan penelitian ini adalah jika penelitian Khoirul Roisah fokus pada materi
daur hidup hewan sedangkan penelitian ini fokus pada mata pelajaran IPA. Kelas dan
lokasi sekolah yang dijadikan penelitian di sini juga mempunyai perbedaan yaitu
penelitian ini bertempat di kelas V MI Al-Wathoniyah Tegalrejo Rejotangan
Tulungagung sedangkan penelitian Khoirul Roisah mengambil kelas V MIN Ngepoh
Tanggunggunung Tulungagung.
Penelitian Ria Irawati yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Untuk meningkatkan
Hasil Belajar materi daur hidup hewan V MIN Rejotangan Tulungagung Tahun
Ajaran 2012/2013”
Penelitian ini membahas mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar
Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2012/2013. Dari hasil penelitian dapat
diketahui bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Team Achievement Division (STAD) pada materi daur hidup hewan ternyata hasil
belajar peserta didik dapat meningkat. Ini terbukti dari hasil belajar peserta didik pada
tes awal (pre test) 58,8 setelah mendapat perlakuan pada siklus 1 nilai rata-rata peserta
didik meningkat menjadi 70. Pada siklus 2 nilai rata-rata peserta didik.
Dari analisis data disimpulkan bahwa model Tipe STAD sangat efektif
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 09 Pemangkat.

C. Kerangka Pikir (Rancangan Pemecahan Masalah)


Pembelajaran adalah proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,
pembelajaran juga dapat diartikan sebagai dialog interaktif antara pesera didik dengan
guru. Dengan menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan akan
menumbuhkan minat dan antusias peserta didik untuk dapat aktif dan mengikuti
proses pembelajaran dengan baik. Aktif disini dimaksudkan peserta didik tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi pelajaran, tetapi peserta didik
berani untuk menjawab pertanyaan dari guru dan berani untuk bertanya kalau ada
yang belum dimengerti. Maka di dalam proses pembelajaran harus dilakukan secara
menyenangkan dengan adanya pendekatanpendekatan dengan model pembelajaran
kooperatif.
Didalam proses pembelajaran di SDN 09 Pemangkat siswa kelas V,
pembelajaran masih dilakukan secara klasikal, guru biasanyan dalam pembelajaran
hanya menggunakan model ceramah yaitu guru menjelaskan dan peserta didik hanya
duduk dan mendengarkan. Setelah itu, peserta didik hanya disuruh untuk
menghafalkan apa yang sudah dijelaskan oleh guru.

Kondisi Motivasi
1. Guru menggunakan belajar
Awalal
pembelajaran siswa
konvensional
rendah
2. Siswa cenderung
pasif
3. Siswa menjadi tidak
tertarik mengikuti
materi daur hidup
hewan

Penerapan Model Pembelajaran Tipe


Tindakanl
STAD

Motivasi belajar siswa


meningkatl

Pemantapan penerapan model


pembelajaran Tipe STAD

Kondisi Motivasi belajar materi daur hidup


Akhirl hewan siswa lebih meningkat

Gambar 2.1 Diagram alur kerangka pikir


D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan masalah, landasan teori dan kerangka pikir diatas dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran Tipe STAD diduga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi daur hidup hewan siswa kelas V SDN 09 Pemangkat
Tahun pelajaran 2022/2023
2. Penerapan langkah-langkah model pembelajaran Tipe STAD diduga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi daur hidup hewan siswa kelas V
SDN 09 Pemangkat Tahun pelajaran 2022/2023
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian Kelas


Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas atau (Classroom
Action Research). Suharsimi Arikunto dkk (2007: 3) menjelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Penelitian tindakan kelas menurut Sutama (2010: 15-21) merupakan upaya untuk
memperbaiki praktik pembelajaran agar menjadi efektif. Oleh karena itu peneliti
memilih penelitian tindakan kelas dengan alasan bahwa melalui pendekatan scientific
dengan strategi Numbered Heads Together pada pembelajaran matematika dalam
siklus penelitian pada akhirnya dapat mencapai tujuan yang direncanakan.
Penelitian ini adalah jenis kolaboratif dengan guru kelas dan peneliti, dengan ciri
utamanya adalah tindakan yang berulang dengan metode utamanya adalah refleksi diri
yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Werang (2017:35) mengungkapkan
bahwa model PTK pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, konsep
inti PT yang di kembangkan oleh Lewin adalah bahwa dalam suatu siklus terdiri dari
4 langkah, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Berikut adalah siklus PTK model Kurt Lewin dapat dilihat pada gambar

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Sumber: Arikunto, Sunanto 2009)


B. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan September
sampai dengan November 2023. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus
masing-masing siklus 1 kali pertemuan.
1. Siklus I
Pada siklus ini membahas materi daur hidup hewan.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan-persiapan untuk melakukan
perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar
observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi
berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan :
1. Guru menjelaskan materi daur hidup hewan secara kalasikal
2. Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk kelompok masing-
masing kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa, kemudian LKS dan siswa
diminta untuk mempelajari LKS
3. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan
sesuai dengan langkah-langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi
kelompok, dan menjawab soal-soal. Dalam bekerja kelompok siswa
saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggungjawab
terhadap kelompoknya.
c. Tahap Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang
diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran
menggunakan lembar observasi aktifitas dan respon siswa serta guru.
Sedangkan upaya meningkatkan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil
belajar siswa.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus 1 dan
menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya. Pertimbangan
yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi,
sebagai berikut :
1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 60 %
2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85 % dari seluruh siswa mencapai ketuntasan
individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
2. Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam
merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada
siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti tahap siklus I.
C. Deskripsi Tempat Penelitian
Tempat Penelitian yang dilaksanakan di SDN 09 Gg Gerambang Desa Gugah
Sejahtera Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Sambas, Kecamatan Pemangkat.
Alasan memilih sekolah tersebut dikarenakan kesesuaian dengan topik yang dipilih,
lebih dekat dengan tempat tinggal, lalu mudah dijangkau dan memudahkan untuk
memperoleh data yang lebih mendalam.

D. Subjek dan Karakteristiknya


Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 09 Pemangkat yang
berjumlah 22 siswa Tahun Ajaran 2023. Karakteristiknya seperti siswa belajar dalam
kelompok kecil, siswa memiliki rasa saling ketergantungan, siswa belajar berinteraksi
secara kerja sama, siswa dilatih untuk bertanggung jawab terhadap tugas.
E. Skenario Tindakan
Penenlitian ini dilakukan dengan menggunakan tahapan sesuai yang dirumuskan oleh
Kemmis & Mc Taggart. Tahap-tahap yang dilakukan di dalam
penelitian ini meliputi tahap pra tindakan, tahap perencanaan tindakan, tahap
pelaksanaan dan observasi, serta tahap refleksi.
1. Tahap Pra Tindakan Penelitian
a. Meminta izin kepada Kepala SDN 09 Pemangkat untuk melakukan observasi.
b. Melakukan observasi di kelas V SDN 09 Pemangkat
c. Merumuskan masalah yang ada di dalam kelas bersama guru kelas V SDN 09
Pemangkat
d. Menemukan solusi alternatif terhadap permasalahan yang ada bersama guru
kelas V SDN 09 Pemangkat
e. Melakukan pra tindakan pembelajaran guna mendapatkan nilai awal hasil
belajar dan kondisi tanggung jawab awal siswa.
2. Tahap Perencanaan Tindakan
a. Melakukan perumusan rancangan tindakan penelitian.
b. Menyiapkan rancangan pembelajaran yang dilaksanakan selama penelitian.
c. Mendiskusikan rencana pembelajaran yang digunakan untuk penelitian
dengan guru kelas V SDN 09 Pemangkat
d. Menyiapkan perlengkapan yang digunakan di dalam penelitian.
e. Menyusun rancangan pengolahan data hasil penelitian baik data kuantitatif
maupun data kualitatif.
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Guru kelas melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kesepakatan
yang telah dicapai antara pihak peneliti maupun dari guru kelas V SDN 09
Pemangkat. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Selanjutnya, kegiatan observasi dilaksanakan
guna mengamati bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran, perilaku siswa
selama pembelajaran, serta mencari tahu kendala-kendala apa saja yang muncul
selama pembelajaran. Data diperoleh dengan melakukan pengamatan sesuai
dengan lembar pengamatan (rating scale).
4. Tahap Refleksi
Peneliti melakukan evaluasi dan refleksi pada tahapan ini. Evaluasi dilakukan
setelah memperoleh data pelaksanaan pembelajaran yang kemudian digunakan
sebagai bahan refleksi. Peneliti bersama guru melakukan analisis data serta
menjelaskan segala sesuatu yang terjadi selama kegiatan pembelajaran kemudian
menyimpulkannya. Kesimpulan yang diperoleh digunakan sebagai acuan untuk
merumuskan tindakan selanjutnya.

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Ada beberapa teknik pengumpulan data :
a. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang kolaborator untuk
merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran
berlangsung menggunakan lembar observasi.
b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Instrumen yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini terdiri dari :
1. Lembar tes/ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa
2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa
3. Lembar observasi guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru.
1) Teknik
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
yaitu :
1) Tes hasil belajar
Tes hasil belajar yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan tes tertulis
terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal esay yang berkaitan dengan daur
hidup hewan.
2) Observasi
Obsevasi ini dilaksanakan dengan cara mengajar untuk memantau proses
dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah
perbaikan agar lebih efektif dan efisien.
3) Dokumentasi
4) Menurut Sugiyono (2012: 240), mengemukakan bahwa dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya karya monumental dari seseorang. Dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini berbentuk gambar, guna untuk mengetahui
apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah berjalan
sesuai dengan tujuan.
2) Instrumen
Sedangkan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas yaitu:
a. lembar tes
Tes dipakai untuk memperoleh data yang terkait mengenai hasil belajar
siswa. Tes hasil belajar dalam penelitian ini berupa soal esay dan pilihan
ganda pada setiap akhir siklus yang berpedoman pada SK, KD, dan indikator
yang telah ditentukan.
b. Lembar obsevasi
Lembar observasi digunakan untuk mengumpul data terkait dengan
proses pembelajaran atau penerapan model pembelajaran. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar obsevasi guru dan siswa.
c. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk
melakuakan kegiatan penyelidikkan atau pemecahan masalah (Trianto, 2010:
11). Lembar kerja siswa (LKS) berupa lembaran-lembaran yang berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik.

G. Kriteria Keberhasilan Tindakan


Penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika, penetapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dilakukan berhasil mencapai target KKM yang telah ditetapkan
yaitu 70, dan akan diberhentikan jika siswa yang tuntas mencapai ≥ 85%.

H. Teknik Analisis Data


Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara deskriptif, seperti berikut ini :
Data tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa atau
tingkat keberhasilan belajar pada materi daur hidup hewan dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) secara
individu siswa tersebut mampu mencapai nilai 70. Ketuntasan klasikal jika siswa yang
memperoleh nilai 60 ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan
masing-masing dihitung dengan rumus, menurut Arikunto (2012: 24) sebagai berikut :

f
Pag = N X 100%
Keterangan :
Pag = Persentase aktivitas guru
f = Jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimal semua komponen yang dinilai

Analisis persentase data hasil observasi aktivitas siswa menggunakan rumus :

f
Pas = N X 100%
Keterangan :
Pas = Persentase aktivitas siswa
f = Jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor maksimal semua komponen yang dinilai

Analisis persentase ketuntasan belajar siswa diperoleh menggunakan rumus :

n
Pkb = N X 100%
Keterangan :
Pkb = Persentase ketuntasan belajar
n = Jumlah siswa tuntas belajar
N = Jumlah skor maksimal semua komponen yang dinilai
LAMPIRAN
A. PANDUAN OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

Identitas Nama :

Jenis Kelamin :

Sekolah :

Waktu :

Petunjuk :

Penilaian berpedoman pada standar nilai : 1= Tidak Pernah, 2 = Jarang, 3 = Kadang-


kadang, 4 = Sering, 5 = Selalu

No Kegiatan Pembelajaran Skor


1 2 3 4 5
A. Kegiatan Pendahuluan
B. Kegiatan Inti
Mengamati
1 Siswa mengamati objek yang akan diamati
2 Siswa melakukan identifikasi hasil pengamatan
3 Siswa mencatat hasil pengamatan
Menanya
4 Siswa mengajukan pertanyaan terkait aktivitas
awal
5 Siswa diarahkan dan dibimbing agar
pertanyaannya terarah
Mengumpulkan informasi
6 Siswa berdiskusi untuk mengumpulkan data dan
informasi untuk menjawab pertanyaan
7 Mengumpulkan informasi mendalam tentang
materi yang dipelajari
Mengasosiasi
8 Siswa menganalisis hasil pembelajaran
9 Siswa berdiskusi untuk mengambil kesimpulan
10 Siswa merumuskan hasil analisis terhadap
pembelajaran
Mengomunikasikan
11 Siswa mempresentasikan hasil pembelajaran di
depan kelompok
12 Siswa memberi tanggapan
13 Siswa dan guru mengambil kesimpulan
C. Kegiatan Penutup
14 Guru memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya
15 Guru memberikan penjelasan terhadap pertanyaan
siswa
16 Guru meminta siswa untuk melakukan refleksi

B. PANDUAN WAWANCARA GURU DAN SISWA


Identitas Guru
Jenis Kelamin :
Sekolah :
Guru Mapel :
Pertanyaan: Guru
1. Bagaimana cara dalam menyampaikan materi daur hidup hewan kepada siswa?
…………………………………………………………………………………
2. Bagaimana hasil belajar siswa di kelas pada materi daur hidup hewan?
…………………………………………………………………………………
3. Apakah ada mengalami kesulitan saat melaksanakan kegiatan pembelajaran
dikelas mengenai materi daur hidup hewan?
…………………………………………………………………………………
4. Bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran mengenai materi daur
hidup hewan selama ini?
…………………………………………………………………………………
5. Bagaimana pembelajaran di kelas selama ini terutama pada materi daur hidup
hewan?
…………………………………………………………………………………
Identitas Siswa
Jenis Kelamin :
Sekolah :
Kelas :
Pertanyaan: Siswa
1. Bagaimana cara guru anda dalam menyampaikan materi daur hidup hewan?
……………………………………………………………………………….
2. Bagaimana hasil belajar anda di kelas pada materi daur hidup hewan?
………………………………………………………………………………
3. Apakah anda ada mengalami kesulitan saat melaksanakan kegiatan pembelajaran
dikelas mengenai materi daur hidup hewan?
………………………………………………………………………………
4. Bagaimana keaktifan anda dalam mengikuti pembelajaran mengenai materi daur
hidup hewan selama ini?
……………………………………………………………………………….
5. Bagaimana pembelajaran di kelas selama ini terutama pada materi daur hidup
hewan?
………………………………………………………………………………..
ANGKET UNTUK GURU
No PERNYATAAN SKOR
Analisis Kurikulum Ya Tidak
1 Apakah Bapak/Ibu melakukan analisis terhadap
kompetensi dalam kurikulum IPA
2 Apakah Bapak/Ibu melakukan pemetaan terhadap
materi daur hidup hewan dalam kurikulum
pembelajaran IPA
3 Apakah Bapak/Ibu mengajarkan materi daur hidup
hewan dalam pembelajaran IPA
RPP
4 Apakah Bapak/Ibu memahami setiap aspek dalam
komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
materi daur hidup hewan pada mata pelajaran IPA
5 Apakah Bapak/Ibu menyusun RPP yang dapat
mengembangkan kemampuan hasil belajar siswa pada
materi dau hidup hewan
6 Apakah skenario pembelajaran yang disusun, dapat
melatih hasil belajar siswa
Materi
7 Apakah Bapak/Ibu mendesain sendiri materi
pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa
8 Jenis bahan ajar apakah yang Bapak/Ibu gunakan
untuk mengajarkan materi daur hidup hewan dalam
pembelajaran IPA
9 Apakah Bapak/Ibu sudah mengembangkan aspek
keterampilan pada materi daur hidup hewan dalam
pembelajaran IPA
ANGKET UNTUK SISWA
a Identitas Diri
Jenis kelamin : …………………………
Sekolah : …………………………
Kelas : …………………………
SKOR
No Pernyataan/Pengetahuan
YA TIDAK
1 Pada saat akan memulai pelajaran materi daur
hidup hewan dalam pembelajaran IPA guru
terlebih dahulu memberikan penjelasan terkait
dengan tujuan pembelajaran
2 Agar mudah memahami materi, guru
menjelaskan terlebih dahulu beberapa
pengertian sesuai materi yang akan
disampaikan.
3 Guru memberikan kesempatan bertanya pada
siswa
4 Guru selama pelajaran memberikan contoh
daur hidup hewan
5 Guru menggunakan gambar-gambar, foto
untuk memperjelas materi daur hidup hewan
dalam pembelajaran IPA.
6 Untuk membuat materi daur hidup hewan
dalam pembelajaran IPA lebih menarik guru
mendiskusikan bagaimana cara daur hidup
hewan
9 Pada saat pelajaran IPA guru memberikan
tugas kepada siswa untuk memberikan cara
daur hidup hewan
LEMBAR VALIDASI PANDUAN WAWANCARA
Komponen : Wawancara Model
Sasaran : Siswa SD Kelas V
Peneliti : Echa Pratiwi
Judul Penelitian : Model Kooperatif Tipe STAD materi daur hidup hewan
a Tujuan
Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat ahli tentang validasi
Instrumen Wawancara Model yang dikembangkan.
b Petunjuk Penilaian
Mohon kesediaan ahli untuk menilai instrumen wawancara model dengan cara
memberikan tanda centang (√) pada kolom yang ada dengan kriteria berikut:
4: Sangat Setuju
3: Setuju
2: Kurang Setuju
1: Tidak Setuju
c Penilaian
Aspek Aspek Penilaian
Substansi Isi 1. Tujuan wawancara terlihat
dengan jelas
2. Pertanyaan disampaikan secara
sistematis
3. Butir pertanyaan
menggambarkan arah tujuan
yang diinginkan peneliti
4. Butir pertanyaan
menggambarkan arah tujuan
yang dilakukan peneliti
5. Butir pertanyaan mendorong
responden untuk memberikan
jawaban tanpa paksaan
6. Butir pertanyaan tidak
mendorong atau mengarahkan
responden pada suatu
kesimpulan
Bahasa dan 1. Butir pertanyaan menggunakan
Penulisan kalimat yang mudah dipahami
2. Butir pertanyaan tidak bermakna
ganda
3. Butir pertanyaan sesuai dengan
EYD
4. Butir pertanyaan sesuai dengan
tingkat kebahasaan responden
d Komentar Secara Umum
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
________________

e Kesimpulan Umum
Berdasarkan penilaian terhadap instrumen wawancara model maka dengan ini
dinyatakan bahwa:
1. Layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V SD tanpa revisi
2. Layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V SD dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas VI SD

……………, ……………………
Validator

(_____________________)
LEMBAR VALIDASI ANGKET/KUESIONER

Komponen : Validasi Angket


Sasaran : Siswa SD Kelas V
Peneliti : Echa Pratiwi
Judul Penelitian : Model Kooperatif Tipe STAD materi daur hidup hewan
a. Tujuan
Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat ahli tentang validasi
instrumen angket model yang dikembangkan.
b. Petunjuk Penilaian
Mohon kesediaan ahli untuk menilai instrumen angket model dengan cara memberikan
tanda centang (√) pada kolom yang ada dengan kriteria berikut:
V Valid
:
C Cukup Valid
V
:
K Kurang Valid
V
:
T Tidak Valid
V c. Penilaian
:
Aspek Aspek Penilaian

Substansi Isi Kesesuain isi dengan tujuan untu


mendapatkan tanggapan mengenai
keterlaksanaan model
Kemunginan pertanyaan dapat
dijawab
Kejelasan maksud pertanyaan
Kejelasan petunjuk dalam menjawab
angket
Bahasa dan Rumusan kalimat pertanyaan
Penulisan menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar
Kalimat pertanyaan tidak
mengandung arti ganda
Kejelasan maksud pertanyaan
Kejelasan petunjuk dalam menjawab
angket
d. Komentar Secara Umum
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
____________

e. Kesimpulan Umum
Berdasarkan penilaian terhadap instrumen angket model maka dengan ini dinyatakan
bahwa:
4. Layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V SD tanpa revisi
5. Layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V SDdengan revisi sesuai saran
6. Tidak layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas VI SD

……………, ……………………
Validator

(_____________________)
LEMBAR VALIDASI TES

Komponen : Validasi Tes


Sasaran : Siswa SD Kelas V
Peneliti : Echa Pratiwi
Judul Penelitian : Model Kooperatif Tipe STAD materi daur hidup hewan
a. Tujuan
Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat ahli tentang validasi Instrumen
Tes Model yang dikembangkan.
b. Petunjuk Penilaian
Mohon kesediaan ahli untuk menilai instrumen tes model dengan cara memberikan tanda
centang (√) pada kolom yang ada dengan kriteria berikut:
V: Valid
CV : Cukup Valid
KV : Kurang Valid
TV : Tidak Valid
c. Penilaian
Kriteria
Aspek Aspek Penilaian V C K TV
V V
Substansi Kesesuaian soal dengan tujuan
Isi pembelajaran dengan indikator dan
pencapaian hasil belajar
Kemungkinan soal dapat diselesaikan
Kejelasan maksud soal
Kejelasan petunjuk pengerjaan soal
Bahasa dan Rumusan kalimat soal menggunakan
Penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Kalimat soal tidak mengandung arti
ganda
Kejelasan maksud soal
Menggunakan Bahasa yang dikenali
siswa

d. Komentar Secara Umum


_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________
e. Kesimpulan Umum
Berdasarkan penilaian terhadap instrumen tes model maka dengan ini dinyatakan
bahwa:
1. Layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V SD tanpa revisi
2. Layak digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V SD dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak digunakan dalam pembelajaran IPS kelas VI SD

……………, ……………………
Validator

(_____________________)

Anda mungkin juga menyukai