PENDAHULUAN
Pembelajaran
IPA yang masih dianggap sulit dipahami bagi Siswa SDN Rowosari
01 kelas V
dikarenakan beberapa faktor seperti :
a.
Pembelajaran yang
dilakukan masih secara konvensional
b.
Metode pembelajaran
kurang bervariasi
c.
Penjelasan guru kurang
jelas
d.
Siswa kurang konsentrasi
e.
Tujuan hasil belajar
siswa pada pelajaran IPA kurang optimal
Dari faktor di atas, seharusnya guru
dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan menarik agar siswa
tertarik dan
paham tentang materi yang disampaikan. Guru juga dapat menggunakan
berbagai metode
pembelajaran yang bervariasi dan memanfaatkan media atau lingkungan
disekitar
sekolah untuk mendukung materi yang akan disampaikan kepada siswa.
I.3 Batasan masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah yang disebutkan diatas maka peneliti akan
membatasi
permasalahan agar penelitian yang dilakukan lebih spesifik dan
fokus.
Permasalahan yang hendak dikaji adalah pengaruh metode
pembelajaran Jigsaw yang
dipadukan dengan metode pembelajaran STAD dan hasil belajar
pada pelajaran ipa
pada siswa kelas V SDN Rowosari 01.
I.4 Rumusan
masalah
Masalah dalam Peneliti adalah
1. Bagaimana
cara menerapkan metode pembelajaran Jigsaw dan STAD pada siswa
kelas V?2. Apakah
pengaruh metode pembelajaran Jigsaw dan STAD dapat meningkatkan
hasil belajar
IPA?
I.5 Tujuan
penelitian
Tujuan
yang diteliti adalah
1. Menerapkan
metode pembelajaran Jigsaw dan STAD pada siswa kelas V
2. Mengetahui
pengaruh metode pembelajaran Jigsaw dan STAD untuk
meningkatkan hasil belajar
IPA
1.
Bagi Siswa
Siswa diharapkan
mendapatkan pengalaman baru dalam proses belajar dan dapat
meningkatkan
motivasi untuk aktif dalam kegiatan belajar sehingga terpacu untuk terus
berlomba-lomba menjadi yang terdepan dalam prestasi.
2.
Bagi Guru atau
Peneliti
3.
Bagi Sekolah
Penelitian ini
difokuskan kepada siswa kelas V SD dengan mata pelajaran yang diamati
adalah
mata pelajaranIPA sebagai objek dan materinya. Sehingga para
pembaca, guru, atau pihak-pihak lain yang berkepentingan diharapkan
dapat
menggunakan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan dalam aplikasi
dalam
proses pembelajarannya. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan
untuk
meningkatkan komitmen sekolah dalam meningkatkan meningkatkan
kualitas peserta
didik menjadi semakin baik lagi.
KAJIAN PUSTAKA
Model
pembelajaran kooperatif merupakan terjemahan dari istilah
cooperative learning.
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan
sesuatu secara bersama – sama dengan saling membantu sama
lainnya sebagai satu
kelompok atau satu tim (Isjoni,2009).
2.1.1
Unsur-unsur Pokok Model Pembelajaran Kooperatif
Ada
4 unsur pokok model pembelajaran kooperatif, yaitu: 1. adanya
peserta dalam
kelompok, 2. adanya aturan kelompok, 3. adanya upaya belajar
setiap anggota
kelompok, dan 4. adanya tujuan yang akan dicapai (Sanjaya, 2009:
241).
1.
Adanya Peserta dalam Kelompok
Peserta
pembelajaran kooperatif adalah para siswa yang melakukan kegiatan
belajar
secara berkelompok. Pengelompokan siswa bisa dilakukan berdasarkan
beberapa
pertimbangan, misalnya minat, bakat kemampuan akademis, dst.
Pertimbangan
apapun yang dipilih dalam mengelompokkan siswa, tujuan pembelajaran
harus yang
diutamakan.
2.
Adanya Aturan Kelompok
3.
Adanya Upaya Belajar Setiap Anggota Kelompok
4.
Adanya Tujuan yang Akan Dicapai
Aspek
tujuan dalam model pembelajaran ini dimaksudkan untuk memberikanb
arah pada
perencanaan, pelaksanaan, dan juga evaluasi. Dengan adanya tujuan yang
jelas,
setiap anggota kelompok dapat memahami sasaran setiap aktivitas
belajar.
Berdasarkan
para ahli maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif adalah
model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bekerja sama
dengan sesama dalam menyelesaikan persoalan materi yang di
berikan oleh guru
serta meningkatkan pemahaman pada suatu materi pelajaran.
2.2.2 Sintaks
metode Jigsaw
Pelaksanaan metode Jigsaw terdiri dari 6 langkah
kegiatan (Trianto, 2007) sebagai berikut.
jawabnya.
Menurut Nur Citra Utomo dan C. Novi Primiani (2009: 9), “STAD
merupakan desain untuk memotivasi siswa-siswa supaya kembali
bersemangat dan
saling menolong untuk mengembangkan keterampilan yang
diajarkan oleh guru”.
Model
pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan
temantemannya di
Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas tertentu
dipecah menjadi
kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah
heterogen, terdiri
atas laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki
kemampuan
tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar
kegiatan atau
perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi
pelajarannya dan
kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan
pelajaran melalui
diskusi dan kuis.
2.3.1 Karakteristik Metode STAD
2.4
Pengertian IPA
IPA merupakan pengetahuan dari hasil
kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-
langkah ilmiah yang
berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau
observasi yang
bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan.
Menurut
Abdullah (1998:18), IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang
diperoleh atau
disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan
melakukan observasi,
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,
observasi dan
demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan
cara yang lain”.
Dalam
pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan
objek alam serta
persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan
perubahannya,
bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya.
Carin
(Marleviandra, 2009) mendefinisikan natural science/science
sebagai suatu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di
dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Perkembangan
science tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta saja, tetapi
juga oleh
timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Pendidikan
IPA menurut Tohari (1978:3) merupakan “usaha untuk menggunakan
tingkah laku
siswa hingga siswa memahami proses-proses IPA, memiliki nilai-
nilai dan sikap
yang baik terhadap IPA serta menguasi materi IPA berupa fakta,
konsep, prinsip,
hokum dan teori IPA”.
Pendidikan
IPA menurut Sumaji (1998:46) merupakan “suatu ilmu pegetahuan
social yang
merupakan disiplin ilmu bukan bersifat teoritis melainkan gabungan
(kombinasi)
antara disiplin ilmu yang bersifat produktif”.
1. Observasi
gejala-gejala alam (yang merupakan dasar-dasar otoritas dimana
pengetahuan
ilmiah berlaku) melalui pikiran dan indra seseorang.
Berdasarkan teori dari para ahli , maka dapat disimpulkan bahwa IPA
adalahgejala-gejala alam dan kebendaan yang diperoleh dengan cara
observasi, eksperimen/penelitian, erupakan pengetahuan manusia tentang
atau uji
coba yang berdasarkan pada hasil pengamatan manusia. Pengamatan
manusia dapat
berupa fakta-fakta, aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-
teori
dan lain sebagainya.Pendidika IPA menjadi suatu bidang
ilmu yang memiliki tujuan agar setiap siswa dapat mengembangkan
potensi yang
ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat diterapkan
dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan
Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melaui
tiga kategori
ranah antara lain,
1. Kognitif,
yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri ats 6
aspek yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisisi, sintesis, dan
penilaian.
2. Afektif, yaitu berkenaan dengan siskap dan
nilai. Ranah afektif meliputi jenjang kemampuan
yaitu menerima, menjawab atau mereaksi, menilai, organisasi dan
karakterisasi dengan suatu nilai atu kompleks nilai.
3. Psikomotor, yaitu meliputi keterampilan
motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular
( menghubungkan,
mengamati ).
Berdasarkan teori dari
para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu
penilaian
akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-
ulang. Serta
akan tersimpan dalam jangka waktu yang lama bahkan tidak akan
hilang
selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk
individu yang
selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik, sehingga akan merubah
cara
berfikir serta menghasilkan perilaku
kerja yang lebih baik.
1)
hasil belajar intelektual merupakan
hasil belajar terpenting dari sistem lingsikolastik.
2) strategi kognitif yaitu mengatur cara
belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termaksuk
kemampuan
memecahkan masalah.
3) sikap dan nilai, berhubungan dengan arah
intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan
dari
kecenderungan bertingkah laku terhadap orang dan kejadian.
4) informasi verbal, pengetahuan dalam arti
informasi dan fakta.
5) keterampilan motorik yaitu kecakapan
yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta memprestasikan
konsep dan lambang.
Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan
melakukan
tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai
pengumpul data
yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar.
2.1
Penelitian
yang relevan
Beberapa hasil
penelitian yang relavan adalah :
Ho2 : Tidak
ada pengaruh antara metode pembelajaran STAD terhadap hasil
belajar
2)
Hipotesis Alternatif (Ha)
Ha1 : Ada
pengaruh antara metode pembelajaran Jigsaw terhadap hasil
belajar IPA
Ha2 : Ada
pengaruh antara metode pembelajaran STAD terhadap hasil belajar
IPA
3)
Hipotesis Total
Ho4 : Tidak
ada pengaruh metode pembelajaran Jigsaw dan pembelajaran STAD
terhadap hasil
belajar IPA
Ha4 : Ada
pengaruh metode pembelajaran Jigsaw dan pembelajaran STAD
terhadap hasil
belajar IPA
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1
Metode
Pengumpulan Data
Sesuai
dengan permasalahan penelitian sebagaimana telah dirumuskan,
Metode penelitian
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Survey.
Metode Survey
digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang
alamiah ( bukan
buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan
data.
1.2
Populasi
dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek yang mempunyai
kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,2015). Populasi dalam
penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas V SDN
Rowosari 01.
1.3
Instrumen
Penelitian
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dalam bentuk
tes.Instrumen tes yang berupa tes obyektif terdiri dari10 butir soal.
1.4
Teknik
pengumpulan data
Teknik yang digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data adalah menggunakan kuesioner
(angket). Koesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
1.5
Analisis
Instrumen
Sebelum
instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen tersebut harus
benar-benar sudah teruji kehandalannya. Validitas dan reliabilitas
merupakan
dua persyaratan pokok yang harus diuji coba peneliti terhadap
instrumennya
(Suharsimi, 2007: 167).
a. Validitas
Butir Soal
Cara untuk
menghitung validitas butir soal dapat menggunakan rumus:
b. Taraf
Kesukaran (Difficulty Index)
Taraf
kesukaran menunjukkan kemampuan butir soal untuk menyaring
banyaknya peserta
tes yang dapat mengerjakan dengan benar. Semakin banyak subjek yang
menjawab
soal dengan benar, maka taraf kesukaran soal tersebut tinggi. Jika taraf
kesukarannya tinggi maka soal tersebut tergolong mudah.
c. Daya
Beda (Discriminating Power)
E. Teknik
Pengumpulan Data
1. Teknik non tes yaitu dilakukan dengan:
a.
Wawancara
oleh observer dan peneliti yaitu untuk mengetahui minatsiswa
dalam merespon materi pembelajaran yang
mempengaruhi hasil belajaripa
b.
Dokumentasi untuk
mengumpulkan data hasil belajar ipa
c.
Angket,
diisi oleh siswauntuk mengumpulkan data kebutuhan
belajar anak.
2. Teknik tes dilakukan dengan tes tertulis yaitu untuk
mengumpulkan data kuantitatif (nilai) dari hasil belajarIPA.
F. Teknik
Analisis Data
Uji
Prasyarat
Uji
prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas
dan uji
homogenitas.
1.Uji Normalitas
Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil
berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam
penelitian
ini menggunakan metode Lilliefors. Adapun prosedur ujinya adalah
sebagai
berikut:
a.
Hipotesis
H : sampel
0
c.Statistik
Uji
Daftar Pustaka
Abidin Zainal.2004. Evaluasi Pengajaran. Padang : UNP
Maslichah
Asy’ari .(2006: 7). Definisi IPA. (Online (https://karyatulisku.com/2013/03/pengertian-
ilmu-pengetahuan-alam-ipa.html,
di akses pada 20 Juli 2015)
Sumaji,
Soehakso, Mangun Wijaya, dkk. (1998). Pendidikan Sains yang Humanistis.
Yogyakarta: Kanisus
Thohari Mustamar. (1978). Program Pengajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Yogyakarta
Udin S Winataputra
dkk.2007.Teori Belajar dan Pembelajaran,
Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Sugianto.
2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
Zaini,
Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani.