Anda di halaman 1dari 106

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dalam arti yang luas

bertujuan untuk mengembangkan kepribadian siswa, sehingga

dapat melangkah kejalur profesi y a n g d i m i n a t i . P e l a k s a n a a n

pembelajaran IPA untuk ini yaitu

p e n e r a p a n  pembelajaran yang memperhatikan model-model inovasi yang

mendorong siswa berfikir mandiri dan lebih berpusat pada siswa (Student

centered learning). Untuk kepentingan tersebut diatas guru lebih berperan

sebagai fasilitator, atau pemandu  belajar, bertugas membimbing dan

pengarahkan siswa dalam belajar.

IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep prinsip saja, tetapi juga

merupakan satuan proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitarnya serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar memahami

alam sekitar secara ilmiah.


2

Untuk itu perlu diupayakan model pembelajaran yang dapat

meningkatkan aktivitas dan pemahaman siswa. Salah satu model pembelajaran

tersebut adalah model pembelajaran Kooperatif. Karena dalam pembelajaran

Kooperatif siswa dapat bekerja sama memecahkan kesulitan dalam belajar

baik dengan teman maupun guru. Selain itu dengan kooperatif siswa dapat

mengenal tugas dan tanggung jawab tiap anggota kelompok karena pada

pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok tergantung pada tiap anggota

kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif, dikenal adanya beberapa macam

tipe Student Team Achivement Division (STAD), Team Games Tournament

(TGT), Team Assisted Individualization (TAI), Cooperative Integrated and

Composition (CIRG), Group Investigation, dan Belajar Bersama (Learning

Together).

Salah satu upaya meningkatkan pembelajaran IPA adalah dengan model

pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation. Group Investigation

merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang

menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi

(informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia.

Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

berkomunikasi maupun dalam keterampilan kelompok. Model Group

Investigation dapat melatih siswa utnuk menumbuhkan kemampuan berfikir

mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama

sampai tahap akhir pembelajaran.


3

Adapun materi pokok yang dipilih dalam penelitian ini adalah Zat

Aditif Makanan, dengan alasan bahwa materi pokok ini berupa konsep dan

dapat dibagi sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan dan sangat

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga akan lebih mudah dipahami

oleh siswa. Siswa dapat belajar tidak hanya dengan membaca buku, tetapi

mereka dapat belajar berdasarkan pengalaman di lingkungan sendiri. Zat

Aditif Makanan baik pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa baik yang

alami maupun buatan serta pengaruhnya bagi kesehatan. Materi pokok Zat

Aditif Makanan sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga akan

lebih mudah dipahami siswa. Siswa dapat belajar tidak hanya dengan

membaca buku pelajaran, tetapi mereka dapat belajar berdasarkan pengalaman

yang mereka temui di lingkungan mereka sendiri. Pemahaman konsep tentang

Zat Aditif Makanan di harapkan siswa dapat memecahkan setiap

permasalahan tentang Zat Aditif Makanan baik pewarna, pemanis, pengawet,

penyedap rasa baik yang alami maupun buatan serta pengaruhnya bagi

kesehatan.

Pembelajaran materi zat aditif makanan pada siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas, banyak mengalami

permasalahan yang timbul dalam pembelajaran dengan hasil pembelajaran

siswa yang kurang dari nilai rata-rata dibawah nilai KKM 75 yang telah

ditentukan guru. Beberapa faktor yang menyebabkan tidak tercapainya kriteria

ketuntasan minimal (KKM) adalah pembelajaran yang monoton, kurangnya

pengembangan pembelajaran, tingkat pemahaman siswa yang rendah,


4

kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran IPA, banyak siswa enggan

melaksanakan kegiatan yang diberikan oleh guru karena kebanyakan siswa

mempunyai pandangan bahwa IPA adalah pelajaran yang sulit.

Hambatan-hambatan diatas menjadi permasalahan guru dalam

melaksanakan pembelajaran terutama pada materi Zat Aditif Makanan.

Faktor terpenting dalam pembelajaran IPA adalah metode pembelajaran

menarik bagi siswa sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan dalam

mengikuti pembelajaran. Sehingga guru harus menerapkan pendekatan

pembelajaran yang dikemas dengan model pembelajaran yang menarik agar

siswa merasa senang dan antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

pembelajaran Zat aditif makanan, dengan harapan pembelajaran zat aditif

makanan dapat disenangi oleh siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran

yang diharapkan.

Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar

Siswa Kelas VIII A SMPN 1 Palmatak Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Materi Zat Aditif

Makanan Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas peneliti merumuskan masalah yaitu Apakah

penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Palmatak pada

materi Zat Aditif Makanan Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018?


5

B. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe

Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A

SMP Negeri 1 Palmatak pada materi Zat Aditif Makanan Semester 1 Tahun

Pelajaran 2017/2018.

C. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan di atas diharapkan hasil penelitian ini

dapat bermanfaat baik bagi guru, siswa maupun sekolah. Beberapa manfaat

tersebut antara lain:

1. Bagi Guru

a. Untuk meningkatkan kreatifitas mengajar melalui penerapan

model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation sebagai

inovasi baru dalam proses pembelajaran.

b. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya

secara profesional.

2. Bagi Siswa:

Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan

serta meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran

IPA dan dapat meningkatkan motivasi belajar sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa .


6

3. Bagi Sekolah:

Hasil penelitian ini dapat membantu memperbaiki pembelajaran

IPA dan sebagai masukan pembelajaran lain di sekolah.

E. Pembatasan Masalah

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terhindar dari berbagai

interpretasi, maka sesuai dengan judul dan latar belakang masalah di atas

diberikan batasan sebagai berikut:

a. Model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation Group

Investigation merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa

diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas

(task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi

kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan

akademik.

b. Penelitian dilakukan hanya pada siswa kelas VIII A semester 1 SMP

Negeri 1 Palmatak Kecamatan Palmatak tahun ajaran 2017/2018.

c. Materi pelajaran yang digunakan hanya Zat aditif makanan.


7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Belajar Mengajar

Menurut teori belajar perilaku, belajar merupakan perubahan

perilaku yang dapat diamati dan terjadi melalui terkaitnya stimulus-

stimulus dan respon-respon menurut prinsip-prinsip mekanistik. Dari

beberapa teori tentang belajar di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa

belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku yang dapat diamati dan

terjadi melalui berkaitnya stimulus dan respon, baik perubahan

pemahaman (insight), pandangan-pandangan (out look), harapan-harapan

atau pola-pola berpikir yang diakibatkan oleh pengalaman.

Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya

merupakan suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasikan

lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat mendorong dan

menumbuhkan anak didik dalam melakukan kegiatan belajar. Mengajar

atau pembelajaran merupakan suatu upaya untuk membelajarkan anak

didik yang di dalamnya perlu adanya penetapan dan penerapan suatu

strategi atau metode pembelajaran dengan optimal. Hal ini dimaksudkan

untuk memudahkan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Menurut Hamalik (2001: 57) pembelajaran merupakan

suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam

upaya mencapai tujuan pembelajaran.


8

Dari uraian di atas, menunjukkan kaitan yang erat antara belajar dan

mengajar, baik belajar maupun mengajar keduanya merupakan suatu

proses yang ditandai dengan adaya kegiatan pembelajaran. Kedua proses

tersebut dapat berlangsung dengan baik, jika antara guru sebagai pengajar

atau pendidik dan siswa sebagai pebelajar atau peserta didik terjadi

interaksi dalam proses pembelajaran.

B. Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar menurut Winkel dalam Sunarto (2009) yang

menyatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar

atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai

dengan bobot yang dicapainya.

Pengertian hasil belajar menurut Catharina, T.A (2004:4) merupakan

perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas

belajar.

Pengertian hasil belajar menurut Sukmadinata (2005), prestasi atau hasil

belajar (achievement) merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan

potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dapat

dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah, hasil

belajar atau prestasi belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata

pelajaran yang telah ditempuhnya. Alat untuk mengukur prestasi/hasil


9

belajar disebut tes prestasi belajar atau achievement test yang disusun oleh

guru atau dosen yang mengajar mata kuliah yang bersangkutan.

Pengertian hasil belajar menurut Nasution dalam Sunarto (2005)

mendefinisikan prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai

seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan

sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif (pengetahuan),

afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan), sebaliknya dikatakan prestasi

kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam

ketiga kriteria tersebut.

Pengertian hasil belajar menurut Nawawi (1981: 100) : Keberhasilan

murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan

dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran

tertentu.

Menurut Nawawi (1981: 127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar

dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecakapan di

dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya

keterampilan menggunakan alat.

2. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan

tentang apa yang dikerjakan.

3. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.


10

Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi

verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan.

Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan

kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu :

kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana, 1990:22).

C. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana

siswa yang bekerja dalam kelompok kecil, dibentuk dari siswa yang memiliki

tingkat kemampuan ras/ suku, budaya yang berbeda untuk saling membantu

dalam belajar (Nur, dkk: 2000). belum menguasai bahan pelajaran, maka

belajar belum selesai.Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota

dalam kelompok saling bekerja sama dan saling membantu. Jika salah satu

teman dalam kelompok

Dalam pembelajaran kooperatif, tujuan dibentuk kelompok kecil

adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang terllibat secara aktif

dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Menurut Nur, dkk (2000 : 6)

pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1 Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi

yang dipelajarinya.

2 Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan

rendah.

3 Bila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin

yang berbeda-beda.
11

4 Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.

Agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan secara kooperatif yang perlu

ditanamkan adalah sebagai berikut (Nur, dkk. 2000 : 6)

1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “ sehidup

sepenanggungan bersama”.

2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti

milik mereka sendiri.

3. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya

memiliki tujuan yang sama.

4. Siswa haruslah membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya

diantara para anggota kelompoknya.

5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/ penghargaan yang juga

akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan ketrampilan untuk

belajar bersama untuk proses belajarnya.

7. Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang

ditangani dalam kelompok kooperatif.

Pembelajaran kooperatif ini dikembangkan setidaknya mempunyai tiga

indikator hasil belajar penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan

terhadap keragaman dan pengembangan ketrampilan sosial.

Adapun langkah-langkah utama atau tahapan dalam pembelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif terlihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1
12

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan semua indikator

memotivasi siswa hasil belajar yang ingin dicapai pada

pembelajaran tersebut dan memotivasi

siswa belajar

Fase 2

Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi pada siswa

dengan jalan demonstrasi atau lewat

bahan bacaan

Fase 3

Mengorganisasikan siswa Guru menjelaskan pada siswa bagaimana

kedalam kelompok-kelompok caranya membentuk kelompok belajar

belajar dan membantu setiap kelompok agar

melakukan transisi secara efisien

Fase 4

Membimbing siswa bekerja Guru membimbing kelompok-kelompok

dan belajar belajar pada saat mengerjakan tugas

mereka

Fase 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang


13

materi yang telah dipelajari atau masing-

masing kelompok mempresentasikan

Fase 6 hasil kerjanya

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun hasil

belajar individu dan kelompok

Dalam pembelajaran kooperatif, dikenal adanya beberapa macam tipe

Student Team Achivement Division (STAD), Team Games Tournament (TGT),

Team Assisted Individualization (TAI), Cooperative Integrated and

Composition (CIRG), Group Investigation, dan Belajar Bersama (Learning

Together).

D. Teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif

1. Teori Konstruktivisme

Pembelajaran Kooperatif merupakan penerapan pendekatan

konstruktivis dalam pembelajaran, berdasarkan teori bahwa siswa lebih

mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka

saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya (Nur,1998).

Secara garis besar prinsip-prinsip konstruktivis yang diambil dalam

pembelajaran adalah sebagai berikut:


14

a. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif.

b. Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa.

c. Mengajar adalah membantu siswa belajar.

d. Tekanan dalam proses belajar mengajar lebih pada proses bukan pada

hasil akhir.

e. Kurikulum lebih menekankan partisipasi siswa

f. Guru adalah fasilitator

(Suparno, 1997: 73).

2. Teori Motivasi

Menurut teori motivasi, motivasi siswa pada pembelajaran kooperatif

terutama terletak pada bagaimana bentuk hadiah atau struktur pencapaian

tujuan saat siswa melakukan kegiatan belajar. Terdapat tiga macam

struktur pencapaian tujuan sebagai berikut:

a. Kooperatif, dimana upaya-upaya berorientasi tujuan tiap individu

menyumbang pencapaian tujuan individu lainnya. Siswa yakin bahwa

tujuan mereka tercapai jika dan hanya jika siswa lain juga akan

mencapai tujuan tersebut.

b. Kompetitif, dimana upaya-upaya berorientasi tujuan tiap individu

membuat frustasi pencapaian tujuan individu lain. Siswa yakin mereka

akan mencapai tujuan jika dan hanya jika siswa lain tidak mencapai

tujuan tersebut.
15

c. Individualistik, dimana upaya-upaya berorientasi tujuan tiap individu

tidak memiliki konsekuensi terhadap pencapaian tujuan individu lain.

Siswa yakin upaya mereka sendiri untuk mencapai tujuan tidak ada

hubungannya dengan upaya siswa lain dalam mencapai tujuan

tersebut.

Menurut pandangan teori motivasi struktur tujuan kooperatif

menciptakan suatu situasi dimana satu-satunya cara agar anggota

kelompok dapat mencapai tujuan pribadi mereka sendiri hanya apabila

kelompok itu berhasil. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pribadi

mereka, anggota kelompok harus membantu teman kelompoknya

dengan cara melakukan apasaja yang dapat membantu kelompok itu

berhasil, yang lebih penting lagi adalah mendorong teman

kelompoknya untuk melakukan upaya maksimum. Dengan kata lain,

memberikan penghargaan kepada kelompok menciptakan struktur

penghargaan antar perorangan di dalam suatu kelompok sehingga

anggota-anggota kelompok akan saling memberikan penguatan sosial

sebagai respon terhadap upaya berorientasi tugas teman kelompoknya.

E. Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

Dalam model Group Investigation terdapat tiga konsep utama ,

yaitu penelitian atau inquiri, pengetahuan atau knowledge dan dinamika

kelompok atau dynamic of the learning group (Udin S. Winaputra,

2001:75). Penelitian disini adalah proses dinamika siswa memberikan

respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan


16

adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung

maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan

suasana yang menggambarkan sekelompok yang saling berinteraksi yang

melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman

melalui proses saling beragumentasi.

Menurut David Nurdin (2009:1) Group Investigation merupakan

salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)

pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. Tipe ini

menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

berkomunikasi maupun dalam keterampilan kelompok. Model Group

Investigation dapat melatih sis wa untuk menumbuhkan kemampuan

berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari

tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Langkah-langkah model Group Investigation oleh Kiranawati

(2007)dikemukakan sebagai berikut:

1. Seleksi topik

Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah

masalah umum Para siswa memilih berbagai subtopik dalam wilayah

masalah umum yang biasanya digambarkan umum terlebih dahulu

oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-

kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang

beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik


17

dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.

2. Merencanakan kerjasama

Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana

yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa dan bagaimana

mereka memprentasikan proyek mereka didalam kelas.

3. Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada

langkah sebelumnya. Pembelajaran harus melibatkan berbagai

aktivitas da keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong

para siswauntk menggunakan berbagai sumber bik yang terdapat

didalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus

mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika

diperlukan.

4. Analisis dan Sintesis

Para siswa menganalisis dan mensintesi informasi yang diperoleh

pada langkah sebelumnyadan merencanakan agar dapat diringkaskan

dalam suatu penyajian yang menarik didepan kelas.

5. Penyajian hasil akhir

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik

didepan dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa

dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas

mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

6. Evaluasi
18

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi setiap

kelompok terhadap pekerjaan kelas secara keseluruhan. Evaluasi dapat

mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

Berdasarkan tata cara pelaksanaan di atas, maka langkah-langkah

pembelajaran kooperatif Group Investigation pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Guru menuliskan topik pembelajaran

2. Guru menyampaikan indikator pembelajaran yang harus dicapai

oleh peserta didik

3. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang

beranggotakan 3-4 siswa

4. Dalam kelompok masing-masing anggota diberi tanggungjawab

untuk menggali dan memahami informasi dari materi yang

berbeda

5. Guru berkeliling dan memperhatikan proses pembelajaran yang

sedang berlangsung.

6. Setelah diskusi maka anggota satu kelompok saling bertukar

informasi tentang materi yang dipahami dan mengerjakan LKS

7. Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya melalui diskusi kelas

8. Guru memberikan penilaian terhadap apa-apa yang menjadi

penilaian dalam proses pembelajaran.

9. Guru dan peserta didik membuat kesimpulan


19

10. Siswa mengerjakan tes akhir siklus untuk mengetahui hasil

belajar IPA siswa

F. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )

Seringkali kita mendengar kata penelitian, yang merupakan terjemahan

dari bahasa Inggris : research, yang berarti kegiatan pencaharian atau

ekspolrasi untuk menemukan jawaban dari masalah yang menjadi bidang

kajian. Adapun yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

classroom action research, yaitu satu action research yang dilakukan di kelas.

Dari segi semantik (arti kata) action research diterjemahkan menjadi penelitian

tindakan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut Tim Pelatih Proyek PGSM,

PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan

yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan

mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap

tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana

praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000:3).

G. Materi Zat aditif Makanan

Zat aditif adalah zat yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman.

Tujuan penambahan zat aditif adalah untuk membuat makana dan minuman

menjadi lebih menarik. Fungsi zat aditif antara lain sebagai pengawet,

penambah rasa dan aroma makanan, mempermudah proses pembuatan

makanan atau minuman. Zat aditif makanan mencakupa pewarna, pemanis,

pengawet dan penyedap rasa baik yang alami maupun buatan.


20

a. Pewarna

Ada dua jenis pewarna yaitu pewarna alami dan buatan. Pewarna

alami adalah pewarna yang dapat diperoleh dari alam, misalnya dari

tumbuhan dan hewan. Keunggulan pewarna alami adalah lebih sehat

dikonsumsi daripada pewarna buatan. Namun pewarna alami mempunyai

kekurangan, yaitu cenderung memberikan aroma khas yang tidak

dikehendaki, warna mudah rusak oleh pemanasan, warna kurang kuat

(pucat), dan pilihan warna alami terbatas.

Pewarna buatan adalah zat warna yang terbuat dari bahan kimia.

Pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan pewarna

alami yaitu memiliki pilihan warna yang lebih babnyak, mudah disimpan

dan lebih tahan lama. Pewarna buatan untuk makanan diperoleh melalui

proses sintesis kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau

dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui ektraksi secara

kimiawi.

b. Pemanis

Pemanis makanan ada dua yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.

Pemanis lamai adalah bahan yang memberikan rasa manis yang diperoleh

dari bahan-bahan alami. Pemanis alami dibedakan menjadi dua yaitu

pemanis nutitif dan pemanis non nutritive. Pemanis nutritive adalah

pemanis yang menghasilkan kalori. Contohnya fruktosa, sukrosa dan

madu. Sedangkan pemanis non nutritive adalah pemanis alami yang tidak

menghasilkan kalori. Contohnya steviosida, miralin dan monellin.


21

Pemanis buatan adalah senyawa pemanis yang berasal dari bahan

sintetis yang memberikan rasa manis pada makanan. Pemanis buatan

umumnya kurang mempunyai nilai gizi disbanding pemanis alami.

c. Pengawet

Pengawet adalah zat yang dengan sengaja ditambahkan dalam

makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar,

baud an rasanya tidak berubah atau melindungi makanan dari kerusakan

akibat membusuk atau terkena bakteri atau jamur. Zat pengawet

dikelompokkan menjadi zat pengawet alami dan zat pengawet buatan.

Pengawet alami contohnya, gula tebu, gula merah, garam, kunyit, kulit

kayu manis dan cengkih. Sedangkan zat pengawet buatan contohnya, asam

asetat, benzoate, sulfit, propel galat, propionate, garam nitrit dan sorbat.

d. Penyedap Rasa

Penyedap rasa adalah bahan yang digunakan untuk menambah cita

rasa makanan. Bahan penyedap juga memberikan aroma yang khas. Bahan

penyedap dapat digolongkan menjadi dua yaitu bahan penyedap alami dan

bahan penyedap buatan. Penyedap alami selalu terdapat di dalam setiap

makanan. Bahan penyedap alami biasanya dicampurkan sebagai bumbu.

Sedangkan bahan penyedap buatan yang paling umum digunakan dalam

makanan adalah vetsin atau monosodium glutamate atau sering juga

disebut micin. MSG tidak berbau dan rasanya merupakan campuran rasa

manis dan asin yang gurih. Mengkonsumsi MSG berlebihan dapat


22

mengakibatkan gejala seperti pusing, sesak nafas, wajah berkeringat,

kesemutan, pada bagian leher, rahang dan punggung.

e. Pengaruh Penggunaan Zat Aditif Bagi Kesehatan

Penggunaan zat aditif buatan secara berlebihan dan berkepanjangan

dapat berpengaruh pada kesehatan. Contohnya penyakit kanker, gangguan

syaraf, penyakit jantung bahkan kematian. Untuk itu kita harus

menggunakan zat aditif buatan sesuai dengan standar makanan yang

ditetapkan oleh pemerintah. Dan menggunakan zat aditif buatan sesuai

yang disarankan oleh pemerintah.

H. Penelitian Yang Relevan

a. Ririn Purwandari (2003) yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif

tipe Group Investigation Pada Pokok bahasan Pencemaran Lingkungan

kelas II semester 2 SMUN 2 Pamekasan menyimpulkan bahwa

pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan

prestasi, aktivitas dan pemahaman siswa terhadap konsep.

b. Reni Lestari (2005) yang berjudul Pembelajaran Materi Pokok Bahan Kimia

Di Rumah Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation Di Kelas VII A SMP Khadijah Surabaya menyimpulkan

bahwa pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat

meningkatkan aktivitas guru dan siswa serta dapat mencapai ketuntasan

hasil belajar.

c. Desi Handayani (2012) yang berjudul Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil

Belajar IPA Siswa Kelas X SMKN1 Bunguran Timur Melalui Model


23

Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Tahun Ajaran 2011/2012

menyimpulkan bahwa dapat mempermudah dalam menemukan dan

memahami konsep-konsep sulit.


24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan

bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang

diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8)

mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru

bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan

terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti,

penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama

dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas

dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi.

A. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat

di SMPN 1 Palmatak Kecamatan Palmatak Kelas VIII A semester 1 tahun

pelajaran 2017/2018.
25

B. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober

– November 2017.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VIII A SMPN 1 Palmatak

Kecamatan Palamatak sebanyak 32 orang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki

dan 18 orang siswa perempuan.

D. Rancangan Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu

ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus dilaksanakan dalam dua pertemuan

yang meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation

(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah

perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum

masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi

permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat

dilihat pada gambar berikut.


26

SIKLUS I

REFLEKSI RENCANA AWAL


/RANCANGAN

TINDAKAN/
SIKLUS 2
OBSERVASI

REFLEKSI RENCANA YANG


DIREVISI

TINDAKAN/

OBSERVASI

Gambar 1

Siklus PTK

( Arikunto, 42:2015)

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model discovery .


27

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang

diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus

berikutnya.

Observasi dibagi dalam dua siklus, yaitu siklus 1 dan 2 dimana masing

siklus 2 kali pertemuan dan masing-masing pertemuan dikenai perlakuan

yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan

yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga

putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah

dilaksanakan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk

memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan,

sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di

kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu

ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada

siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan,


28

pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan

pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

Penelitian tindakan (action research) adalah suatu bentuk penelitian

yang dilakukan oleh guru untuk meneliti sendiri praktek pembelajaran yang

dilakukan dikelas.dalam penelitian tindakan kelas, guru dan peneliti secara

kolaboratif juga dapat melakukan penelitian terhadap proses atau produk

pembelajaran secara reflektif di kelas.

Penelitian tindakan juga menjembatani kesenjangan antara teori dan

praktik pendidikan. Hal ini terjadi karena setelah penliti kegiatanya sendiri,

yakni didalam kelas dengan melibatkan siswanya dengan melalui tindakan

tindakan yang direncanakan.

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan cara kolaborasi yaitu

penelitian yang melibatkan orang lain disamping peneliti yaitu sebagai

observer. Peneliti ini menggunakan alur tahapan (perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi disajikan dalam dua siklus). Setelah terlebih dahulu

diperoleh permasalahan utama tentang bagaimana meningkatkan pemahaman

konsep pengelompokkan mahluk hidup dengan pendekatan konstektual.

Penelitian ini dilakukan 2 (dua) siklus pada satu sekolah, kelas dan guru yang

sama.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Lembar Kegiatan Siswa


29

Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses

pengumpulan data hasil eksperimen.( lampiran 4,5,6,7 ).

2. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran Group Investigation,

untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

(lampiran 12.

b. Lembar observasi aktivitas siswa, untuk mengamati aktivitas siswa

selama proses pembelajaran (lampiran 11).

3. Tes Hasil Belajar

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes

Hasil Belajar ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang

diberikan adalah isian singkat (objektif) (lampiran 8,9,10).

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan metode pengumpulan data akan

dilakukan melalui metode tes dan metode observasi. Metode pengumpulan data

dengan menggunakan observasi dilakukan terhadap guru untuk mengetahui

aktivitas guru serta kemampuan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation.

1. Metode Tes

Tes merupakan suatu cara untuk mendapatkan data tentang hasil

belajar siswa, tes yang digunakan berbentuk uraian yang diberikan pada

akhir pembelajaran.

2. Metode Observasi
30

Metode pengumpulan data dengan menggunakan observasi

dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa serta kemampuan guru

dalam melaksanakan tahap-tahap pembelajaran Kooperatif tipe Group

Investigation. Pengisian lembar observasi pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung.

G. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh terdiri dari data kualitatif dan

kuantitatif. Data yang diperoleh tersebut selanjutnya dianalisis secara

deskriptif, yaitu:

1. Analisis Data Tes Hasil Belajar

Pada tahap ini dilakukan analisis tes hasil belajar yang bertujuan

untuk mengetahui hasil belajar siswa ditinjau dari ketuntasan belajar siswa.

Analisis dilakukan dengan cara menghitung nilai tes dan di ubah dalam

persentase ketuntasan belajar siswa dengan perhitungan:

B
Nilai Siswa= X 100
N

(Depdiknas, 2003:13)

Keterangan:

B = Banyaknya butir tes yang dijawab

N = Banyaknya tes

Seorang siswa telah tuntas belajar bila memperoleh skor ¿ 75 dan

secara klasikal dapat dikatakan tuntas apabila 85% dari jumlah siswa
31

mendapat skor minimal 75. Rumus yang digunakan dalam ketuntasan belajar

siswa secara individu adalah:

Jumlah nilai perolehan siswa


Ketuntasan individu= X 100 %
Jumlah nilai Maksimum

Sedangkan ketuntasan klasikal dengan rumus:

T
Ketuntasan klasikal= X 100 %
n

Keterangan:

B = Jumlah skor benar

S = Jumlah skor seluruhnya

T = Jumlah siswa yang tuntas

n = Jumlah siswa seluruhnya

Adapun analisis data kuantitatif dilakukan dengan rumus sederhana berikut:

M 1−M 0
P= X 100 %
M0

( Arikunto, 2001: 141 )

Keterangan

P = Persentase Peningkatan

M1 = Mean Akhir

M0 = Mean Awal

Apabila P > 0% maka dinyatakan telah terjadi peningkatan hasil dan apabila

P > 20% maka peningkatan dapat dikatakan signifikan (Arikunto, 2001:

142).

2. Analisis Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa


32

Pada tahap ini dilakukan analisis aktivitas guru dan siswa yang

disesuaikan dengan tahap-tahap pada model pembelajaran Kooperati tipe

Group Investigation. Analisis dilakukan dengan menghitung persentase

aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran Kooperatif tipe Group

Investigation.

a. Analisis Data Observasi Aktivitas Guru

Jumlah nilai perolehan


Persentase = X 100%
Jumlah nilai maksimum
b. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa

Jumlah nilai perolehan


Persentase = X 100%
Jumlah nilai maksimum
Kriteria persentase aktivitas:

0% - 20% = Kurang sekali

21%- 40% = Kurang

41% - 60% = Cukup

61%- 80% = Baik

81%- 100% = Sangat baik (Riduwan, 2003:15)


33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh antara lain adalah data observasi berupa

pengamatan pengelolaan pembelajaran kontekstual dan pengamatan aktivitas

siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap

siklus.

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data

pengamatan pengelolaan metode pembelajaran kontekstual model pengajaran

berbasis masalah yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode

pembelajaran kontekstual model pengajaran berbasis masalah dalam

meningkatkan hasil belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru.

Data tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

setelah diterapkan metode pembelajaran kontekstual model pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation.

A. Analisis Data Penelitian Persiklus

1. Pra Siklus

Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mengadakan observasi awal yang

dilakukan pada hari Rabu tanggal 29 September 2017. Tujuannya untuk

mengetahui lebih mendalam kondisi kelas yang akan mendapat perlakuan.

Kondisi tersebut mencakup kondisi fisik kelas, kondisi siswa, guru, proses

pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar dikelas serta sarana dan prasarana

pendidikan yang terdapat di kelas maupun di sekolah. Pada observasi awal,

kegiatan pembelajaran terdiri dari 3 tahapan, 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan Inti,


34

dan 3) Penutup. Pada kegiatan awal yang berupa apersepsi, siswa diajak tanya

jawab tentang materi yang akan dibahas, yang akhirnya mengaitkan dengan materi

inti; Sedangkan pada kegiatan inti dalam pembelajaran banyak menggunakan

metode ceramah tanpa menggunakan media hanya buku pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam( IPA ) digunakan sebagai sumber belajar. Guru lebih banyak

menerangkan dengan menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan konsep

sehingga terkesan siswa hanya mendapatkan konsep yang abstrak dan kegiatan

belajar mengajar terfokus kepada guru. Selain itu, keterlibatan siswa masih

tampak kurang optimal, ini terlihat dari kepasifan dan kebingungan siswa dalam

mengikuti dan memahami pelajaran yang disampaikan guru. Adapun kegiatan

penutup siswa diberi tugas mengerjakan soal atau evaluasi.

Tabel 4.1

Berikut data hasil belajar pra siklus:

No. Nama Siswa Nilai

1. Aditia Putri 70

2. Aisyah Risa Putri. B 60

3. Amy Febrilian 50

4. Andre Andika 80

5. Arkan 60

6. Dela Adeliya 70

7. Edi Saputra 60
35

8. Farziandi 80

9. Guslizan 70

10. Gustia Pratiwi 70

11. Ikal Rezeki Samudra 70

12. Imelia 70

13. Imran 70

14. Marcellia Andrima 80

15. Mhalla Surya Gayatri 80

16. Muhammad Al Hafizh 60

17. Muhammad Rozal 80

18. Muhammad Syahrul 70

19. Muhammad Syaiful 70

20. Nirmala 60

21. Nurgea Safitri 70

22. Rara Andini 80

23. Reyval Ismeth 60

24. Rio Suria Andika 70

25. Ririn Meylisa 60

26. Rosa Erlinda 80

27. Septi Lestari 70

28. Supia 60

29. Tara Mustika 70

30. Tasya Agustria 80


36

31. Vonny Junia Rizky 70

32. Widia Rantidhan 60

Jumlah 2.210

Rata-rata 69,06

Keterangan:

Rata-rata Hasil Belajar : 69,06

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes hasil belajar 1 dan alat-alat

pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 20 dan 27 Oktober 2017 dengan jumlah 32 siswa.

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar

mengajar pada akhir proses belajar mengajar pertemuan I dan Pertemuan II

siswa diberi tes hasil belajar I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Pada penelitian ini Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang digunakan


37

sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SMPN 1 Palmatak yakni KKM

untuk mata pelajajaran IPA sebesar 75 dan KKM Klasikal adalah 85 atau

85% dari jumlah siswa. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.2.

Nilai Tes Hasil Belajar Pada Siklus I

Nilai
No
Nama Siswa Pra Siklus I Keterangan
.
Siklus

1. Aditia Putri 70 70 80 Meningkat

2. Aisyah Risa Putri. B 60 60 70 Meningkat

3. Amy Febrilian 50 50 60 Meningkat

4. Andre Andika 80 80 90 Meningkat

5. Arkan 60 60 70 Meningkat

6. Dela Adeliya 70 70 80 Meningkat

7. Edi Saputra 60 60 60 Tidak Meningkat

8. Farziandi 80 80 90 Meningkat

9. Guslizan 70 70 80 Meningkat

10. Gustia Pratiwi 70 70 80 Meningkat

11. Ikal Rezeki Samudra 70 70 80 Meningkat

12. Imelia 70 70 70 Tidak Meningkat

13. Imran 70 70 80 Meningkat

14. Marcellia Andrima 80 80 80 Tidak Meningkat


38

15. Mhalla Surya Gayatri 70 70 70 Tidak Meningkat

16. Muhammad Al Hafizh 60 60 70 Meningkat

17. Muhammad Rozal 80 80 90 Meningkat

18. Muhammad Syahrul 70 70 70 Tidak Meningkat

19. Muhammad Syaiful 70 70 80 Meningkat

20. Nirmala 60 60 60 Tidak Meningkat

21. Nurgea Safitri 70 70 80 Meningkat

22. Rara Andini 80 80 90 Meningkat

23. Reyval Ismeth 60 60 60 Tidak Meningkat

24. Rio Suria Andika 70 80 80 Meningkat

25. Ririn Meylisa 60 60 60 Tidak Meningkat

26. Rosa Erlinda 80 80 90 Meningkat

27. Septi Lestari 70 70 80 Meningkat

28. Supia 60 60 70 Meningkat

29. Tara Mustika 70 70 70 Tidak Meningkat

30. Tasya Agustria 80 80 90 Meningkat

31. Vonny Junia Rizky 70 70 70 Tidak Meningkat

32. Widia Rantidhan 60 70 80 Meningkat

Jumlah 2.210 4.660

Rata-rata 69,06 75,94

Keterangan:

Rata-rata hasil belajar siklus I = 75,94

Jumlah siswa dengan nilai meningkat = 22


39

Jumlah siswa dengan nilai tidak meningkat = 10

Dari data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode

pembelajaran Group Investigation pada siklus I pertemuan I dan II

diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 75,94 mengalami

peningkatan dari hasil belajar pra siklus yang hanya sebesar 69,06 atau

meningkat sebesar 9,96 % dari rata-rata nilai pra siklus.

C. Refleksi

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara

klasikal terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 9,96 % dari nilai pra

siklus. Namun masih terdapat 10 siswa yang tidak mengalami peningkatan

hasil belajar, hal ini disebabkan karena sebagian siswa masih bermain

sendiri dan kurang tertarik pada pelaksanaan kerja kelompok sehingga

perlu diperbaiki di siklus berikutnya. Meskipun sebagian siswa masih

bermain sendiri tetapi model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes Hasil belajar II dan alat-alat

pengajaran yang mendukung.


40

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada

tanggal 17 dan 24 November 2017 di Kelas VIII A dengan jumlah 32

siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran

dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau

kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan

(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar pertemuan I dan pertemuan II siswa

diberi tes hasil belajar II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar II.. Adapun data hasil

penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3.

Nilai Tes Hasil Belajar Pada Siklus II

Nilai
No. Nama Siswa Keterangan
Siklus I Siklus II

1. Aditia Putri 70 80 80 90 Meningkat

2. Aisyah Risa Putri. B 60 70 70 80 Meningkat

3. Amy Febrilian 50 60 60 70 Meningkat

4. Andre Andika 80 90 90 100 Meningkat

5. Arkan 60 70 70 80 Meningkat

6. Dela Adeliya 70 80 80 90 Meningkat


41

7. Edi Saputra 60 60 60 70 Meningkat

8. Farziandi 80 90 90 100 Meningkat

9. Guslizan 70 80 80 90 Meningkat

10. Gustia Pratiwi 70 80 80 90 Meningkat

11. Ikal Rezeki Samudra 70 80 80 90 Meningkat

12. Imelia 70 70 70 80 Meningkat

13. Imran 70 80 80 90 Meningkat

14. Marcellia Andrima 80 80 80 90 Meningkat

15. Mhalla Surya Gayatri 70 70 70 90 Meningkat

16. Muhammad Al Hafizh 60 70 70 80 Meningkat

17. Muhammad Rozal 80 90 90 100 Meningkat

18. Muhammad Syahrul 70 70 70 80 Meningkat

19. Muhammad Syaiful 70 80 80 90 Meningkat

20. Nirmala 60 60 60 80 Meningkat

21. Nurgea Safitri 70 80 80 90 Meningkat

22. Rara Andini 80 90 90 100 Meningkat

23. Reyval Ismeth 60 60 60 80 Meningkat

24. Rio Suria Andika 80 80 80 90 Meningkat

25. Ririn Meylisa 60 60 60 80 Meningkat

26. Rosa Erlinda 80 90 90 100 Meningkat

27. Septi Lestari 70 80 80 90 Meningkat

28. Supia 60 70 70 90 Meningkat

29. Tara Mustika 70 70 70 80 Meningkat


42

30. Tasya Agustria 80 90 90 100 Meningkat

31. Vonny Junia Rizky 70 70 70 90 Meningkat

32. Widia Rantidhan 70 80 80 90 Meningkat

Jumlah 4.860 5.620

Rata-rata 75,94 87,81

Keterangan:

Rata-rata hasil belajar siklus II = 87,81

Jumlah siswa dengan nilai meningkat = 32

Jumlah siswa dengan nilai tidak meningkat = 0

Dari data tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada

siklus II adalah 87,81 mengalami peningkatan dari hasil belajar pada siklus I

yang sebesar 75,94 atau meningkat sebesar 27,15% jika dibanding dengan

hasil belajar pra siklus dan meningkat 15,63% jika dibangding hasil belajar

Siklus I.

c. Refleksi

Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II terdapat peningkatan sebesar

27,15% jika dibanding dengan hasil belajar pra siklus dan meningkat

15,63% jika dibangding hasil belajar Siklus I. Adanya peningkatan hasil

belajar siswa ini karena siswa sudah mulai akrab dan menemukan keasyikan

dengan pembelajaran dengan metode Group Investigation. Disamping itu

kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar dalam metode

ini juga semakin meningkat sehingga proses belajar-mengajar semakin


43

efektif. Karena siklus II tujuan penelitian sudah tercapai maka tidak perlu

dilakukan siklus berikutnya atau siklus III.

4.2 Pembahasan

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPA dengan

metode Group Investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan

hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman

dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama

ini. Pada siklus II hasil belajar yang diperoleh siswa sebesar 87,81 atau

meningkat sebesar 15,63 % jika dibanding dengan hasil belajar pada siklus I.

Hal ini disebabkan oleh keberhasilan pelaksanaan KBM dengan

menggunakan metode pembelajaran Group Investigation. Lebih jelasnya

dipaparkan

dalam tabel dan diagram di bawah ini.

Tabel 4.4

Peningkatan Hasil Belajar Tiap Siklus

SIKLUS NILAI RATA-RATA PENINGKATAN

Pra Siklus 69,06 0%

Siklus 1 75,94 9,96 %

Siklus 2 87,81 15,63 %

Hasil belajar yang dicapai pada siklus II merupakan hasil yang paling baik

jika dibanding dengan hasil belajar pada siklus I dan Pra siklus hal ini

disebabkan siklus II dirancang dari hasil refleksi pada pelaksanaan siklus

sebelumnya sehingga pada siklus II dihasilkan model pembelajaran dengan


44

metode Group Investigation yang handal dalam meningkatkan hasil belajar

siswa. Terbukti pada siklus II semua siswa mengalami peningkatan hasil

belajar.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Group

Investigation perlu memperhatikan beberapa aspek yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Aspek-aspek tersebut antara lain:

(1) Pemilihan materi yang sesuai untuk diterapkannya metode Group

Investigation ini karena tidak semua materi dapat dilaksanakan dengan

menggunakan metode ini.

(2) Persiapan yang baik oleh guru, baik berupa perencanaan pembelajaran

(RPP), media yang digunakan dan stimulus yang tepat untuk

memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

(3) Pemberian rambu-rambu pelaksanaan diskusi kelompok ahli ataupun

kelompok asal agar kondisi kelas yang kondusif dan mendukung

suasana Pembelajaran dapat terjaga dengan baik.

Proses pembelajaran dengan upaya peningkatkan hasil belajar siswa kelas

VIII A SMP Negeri 1 Palmatak melalui penerapan model pembelajaran

Kooperatif tipe Group Investigation pada mata pelajaran IPA.

1. Data Aktivitas Siswa

a. Data aktivitas siswa di kelas

Data aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation diperoleh dari

pengamatan aktivitas siswa. Pengamatan suatu kelas dimulai dari


45

pendahuluan sampai dengan penutup. Data aktivitas siswa disajikan

dalam tabel 4.5 untuk dua kali pelaksanaan siklus per siklus 2

pertemuan. Data presentasi aktivitas siswa terdapat pada lampiran 27.

Tabel 4.5

Persentase Aktivitas Siswa di Kelas pada Dua Kali siklus

Persentase
N
Fase Aktivitas Siswa Siklus Siklus Rata-
O
I II rata
. Menyampaikan 1. Mengamati beberapa kemasan
tujuan dan produk kimia pembersih,
memotivasi siswa pemutih, pewangi dan pembasmi
serangga yang ditunjukkan oleh 79,17 79,17 79,17
guru.
2. Menebak judul materi yang akan
dipelajari.
2. Menyajikan 1. Mendengarkan penjelasan dari
informasi guru. 79,17 83,33 81,25
2. Mencatat informasi dari guru.
3. Mengorganisasika 1. Siswa membentuk kelompok (3-4
n siswa kedalam orang) secara heterogen
79,17 83,33 81,25
kelompok-
kelopok belajar
46

4. Membimbing 1. Siswa berdiskusi dalam


siswa bekerja dan kelompok, mmasing-masing
belajar anggota diberi tanggungjawab
untuk menggali dan memahami
informasi dari materi yang
berbeda
2. Setelah berdiskusi maka anggota
satu kelompok saling bertukar 75,00 83,33 79,17
informasi tentang materi yang
dipahami dan mengerjakan LKS.
3. Siswa bertanya pada guru jika
mengalami kesulitan
4. Siswa menyajikan hasil diskusi
kelompoknya melalui diskusi
kelas
5. EVALUASI 1. Siswa membuat kesimpulan
2. Siswa menjawab pertanyaan dari 79,17 87,50 83,34
guru
6. Memberikan Siswa memperoleh penghargaan
66,67 66,67 66,67
penghargaan atas hasil pembelajaran

Aktivitas siswa di kelas pada lampiran 27 adalah perilaku yang

muncul saat pembelajaran berlangsung. Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation pada materi pokok bahan kimia di

rumah dapat membuat siswa lebih aktif selama pembelajaran

berlangsung. Aktivitas-aktivitas seperti mendengarkan/memperhatikan

penjelasan guru, mendiskusikan tugas, menjawab pertanyaan,

mengemukakan pendapat/menanggapi jawaban teman, dan mengajukan


47

pertanyaan mencerminkan terjadinya pembelajaran yang berpusat pada

siswa. Pada saat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka

konstruksi kognitif akan terjadi pada otak siswa sehingga meningkatkan

hasil belajar siswa.

2. Data Pengamatan Aktivitas Guru

Data pengamatan aktivitas guru selama proses belajar mengajar

berlangsung pada materi pokok bahan kimia di rumah disajikan dalam tabel

4.6. Data pengamatan aktivitas guru terdapat pada lampiran 26.

Tabel 4.6

Data Aktivitas guru pada Dua Kali Siklus

Penilaian
No
Aspek yang di amati Siklus Siklus
. Rt
1 2

1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 75,00 83,25 79,13

2. Menyajikan informasi 79,13 83,25 81,19

3. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok- 75,00 83,25 79,13

kelompok belajar

4. Membimbing siswa bekerja dan belajar 83,25 83,25 83,25

5. Evaluasi 66,60 83,25 74.93

6. Memberikan penghargaan 100,00 100,00 100,00

Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada lampiran 26

dilakukan selama proses pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation


48

dinyatakan dalam persentase. Hasil pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa

aktivitas guru yang dominan adalah memberi petunjuk/membimbing

kegiatan. Dalam hal ini guru banyak memberikan petunjuk/membimbing

kegiatan saat siswa berpindah dari kelompok asal ke kelompok ahli dan

sebaliknya, memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami

kesulitan serta membimbing siswa mengerjakan LKS dan menyajikan hasil

diskusi. Hal ini sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif

yaitu mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok bekerja dan

belajar (Nur, dkk. 2000). Aktivitas guru ini juga sesuai dengan prinsip-

prinsip konstruktivis yaitu mengajar adalah membantu siswa belajar

(Suparno, 1997).

Perancangan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation untuk materi pokok bahan kimia di rumah tidak efektif jika

tidak dilaksanakan oleh guru dengan baik. Aktivitas guru yang baik adalah

bila guru mendorong siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Dengan aktivitas guru yang baik dan sangat baik diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam mengatasi kesulitan belajarnya.


49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dapat dituliskan kesimpulan

bahwa Upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII A SMPN 1 Palmatak

melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

pada Materi Zat Aditif Makanan, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation dapat meningkat dan membuat pembelajaran lebih

menarik. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar pada akhir pertemuan tiap

siklus.

2. Aktivitas siswa dalam kelompok mencerminkan terjadinya pembelajaran

yang sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat dalam pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation.

3. Aktivitas guru selama proses pembelajaran melalui model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation sudah sesuai dengan langkah-langkah

yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation dan dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam

pembelajaran IPA terutama materi bahan kimia di rumah tangga, guru

benar-benar melaksanakan langkah-langkah dari model pembelajaran yang

diterapkan.
50

B. Saran

Dari hasil Penelitian ini, disarankan kepada guru dan peneliti yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

beberapa hal berikut ini:

1. Siswa perlu dimotivasi tentang pentingnya bekerja kooperatif dengan

menggunakan ketrampilan kooperatif untuk memecahkan permasalahan

yang ada sehingga masalah tersebut lebih mudah teratasi jika mereka

bekerja sama.

2. Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat digunakan sebagai

alternatif dalam proses pembelajaran IPA dan pembelajaran lain untuk

meningkatkan prestasi, aktivitas dan pemahaman siswa terhadap konsep.

3. Untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation,

menuntut kesungguhan dan kreatifitas guru dalam merancang kegiatan

siswa pada proses pembelajaran serta memerlukan keterampilan guru

dalam pengelolaan kelas yang lebih terencana dan kreatif.

4. Perlunya dilakukan penelitian lanjutan, mengingat bahwa belum tentu

semua masalah dipecahkan secara tuntas dalam penelitian sekarang atau

setelah penelitian sekarang timbul masalah yang terkait kesesuaian antara

model pembelajaran yang digunakan dengan materi yang dipilih.

DAFTAR PUSTAKA
51

Arikunto, Suharsimi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Rineka


Cipta.

Depdiknas. 2004. Pelajaran Pengetahuan Alam SMP Kelas VII semester 1 edisi 2.
Jakarta. Depdiknas.

Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Hasil


Belajar Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama. Jakarta.
Depdiknas.

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains Sekolah Menengah


Pertama dan Tsanawiyah. Jakarta. Depdiknas.

Hadari, Nawawi. 1981. Metode-metode mengajar. Jakarta. Pustaka Belajar.

Hamalik, O. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.

Handayani, Desi. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKN
Bunguran Timur melalui model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation Tahun Ajaran 2011/2012.Ranai. Perpustakaan SMKN 1
Ranai.

Johnson, S. 2004. Sains Kimia SMP Untuk Kelas VII. Jakarta. Erlangga.

Kiranawati. 2007. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation).

http://gurupkn.wordpress.com/2011/11/13/metode-investigasi-kelompok-

group-investigation.

Lestari, Reni. 2005. Pembelajaran Materi Pokok Bahan Kimia Di Rumah

Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Di Kelas VII A SMP Khadijah Surabaya. Skripsi Pada Jurusan Kimia

FMIPA UNESA (tidak diterbitkan).

Lutfi. 2004. Sains Kimia SMP untuk Kelas VII. Jakarta. ESIS.

Masriyah. 1999. Validitas dan Reliabilitas (Buku Ajar Mahasiswa). Surabaya.


Institut Keguruan dan Ilmu Kependidikan Surabaya.
52

Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia


Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban

Mulyasa. 2004. Kurikulum berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan


implementasi. Bandung. Rosda.

Muslikah. 2010. Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan kelas.

Yogyakarta : Interprebook.

Nur, Mohamad,Dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. UNESA. University Press.

Nur, Mohamad, dan Prima Retno Wikandari. 1999. Pengajaran Berpusat Kepada
Siswa dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya.
University Press.

Nurdin, David. 2009. Manajemen Implementasi Kurikulum. Jakarta. Balai


Pustaka.

Purba, Michael. 2005. Kimia SMP untuk Kelas VII. Jakarta:Erlangga

Purwandari, Ririn. 2003. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pada

Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Kelas II Semester 2 SMUN 2

Pamekasan. Skripsi Pada Jurusan Kimia FMIPA UNESA (tidak

diterbitkan).

Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung. Alfa


Beta.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta.

Rineka Cipta.

Sudjana, 1990. Stategi Pembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka.

Sugiarti, Titik. 1997. Penelitian dan Pengembangan Teknologi. UMM PRES,

Malang.
53

Sukmadinata, 2005. Pengertian Hasil Belajar. Tersedia pada

http://pengertianhasilbelajar.google.comdiakses pada 12 mei 2013.

Sunarto, 2009. Pengertian Hasil Belajar dan Pembelajaran. Tersedia pada

http://sunarto.wordpress.com. diakses pada 12 mei 2013.

Sudarsono, Joko. 2003. Menumbuhkan Minat Belajar untuk Mencapai Sukses

dalam Studi. Dalam Majalah Remaja Gen 2000. No 04. Th.II. Triwulan

IV 2003. Hal 28 dan 29.

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung.

Remaja Rosda Karya.

Suparno. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta.


Kanisius.

Sutresna, Nana. 2004. Sains Kimia untuk SMP kelas 1 (kelas VII). Jakarta.
Grafindo Media Pratama.

TA, Catharina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang. UNESS Press.

Winaputra, Udin S: 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Universitas


Terbuka.

Waldjinah dan Apriana Widyaningsih. 2005. Ilmu Pengetahuan Alam Kimia


Untuk SMP Kelas VII. Jakarta. PT. Intan Pariwara.
54
55

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1

( RPP )

Jenjang Sekolah : SMP N 4 PUTIK

Mata Pelajaran : IPA Terpadu

Kelas/Semester : VIII / 1

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit


56

A. Standar Kompetensi
Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan

B. Kompetensi Dasar
Mendeskri-psikan bahan kimia alami dan bahan kimia buatan dalam kemasan
yang terdapat dalam bahan makanan
C. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan bahan-bahan kimia alami dan bahan-bahan kimia buatan yang
dapat digunakan sebagai bahan pewarna yang terdapat dalam bahan
makanan kemasan.
2. Menjelaskan bahan-bahan kimia alami dan bahan-bahan kimia buatan yang
dapat digunakan sebagai bahan pewarna yang terdapat dalam bahan
makanan kemasan.
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )

Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility )

Ketelitian ( carefulness)

D. Materi Pembelajaran
Zat aditif adalah zat yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman.
Tujuan penambahan zat aditif adalah untuk membuat makana dan minuman
menjadi lebih menarik. Fungsi zat aditif antara lain sebagai pengawet,
penambah rasa dan aroma makanan, mempermudah proses pembuatan
makanan atau minuman. Zat aditif makanan mencakupa pewarna, pemanis,
pengawet dan penyedap rasa baik yang alami maupun buatan.
a. Pewarna
Ada dua jenis pewarna yaitu pewarna alami dan buatan. Pewarna alami adalah
pewarna yang dapat diperoleh dari alam, misalnya dari tumbuhan dan
57

hewan. Keunggulan pewarna alami adalah lebih sehat dikonsumsi daripada


pewarna buatan. Namun pewarna alami mempunyai kekurangan, yaitu
cenderung memberikan aroma khas yang tidak dikehendaki, warna mudah
rusak oleh pemanasan, warna kurang kuat (pucat), dan pilihan warna alami
terbatas.
Pewarna buatan adalah zat warna yang terbuat dari bahan kimia.
Pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan pewarna
alami yaitu memiliki pilihan warna yang lebih babnyak, mudah disimpan
dan lebih tahan lama. Pewarna buatan untuk makanan diperoleh melalui
proses sintesis kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau
dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui ektraksi secara
kimiawi.
b. Pemanis
Pemanis makanan ada dua yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.
Pemanis lamai adalah bahan yang memberikan rasa manis yang diperoleh
dari bahan-bahan alami. Pemanis alami dibedakan menjadi dua yaitu
pemanis nutitif dan pemanis non nutritive. Pemanis nutritive adalah
pemanis yang menghasilkan kalori. Contohnya fruktosa, sukrosa dan
madu. Sedangkan pemanis non nutritive adalah pemanis alami yang tidak
menghasilkan kalori. Contohnya steviosida, miralin dan monellin.
Pemanis buatan adalah senyawa pemanis yang berasal dari bahan
sintetis yang memberikan rasa manis pada makanan. Pemanis buatan
umumnya kurang mempunyai nilai gizi disbanding pemanis alami.
c. Pengawet
Pengawet adalah zat yang dengan sengaja ditambahkan dalam
makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar,
baud an rasanya tidak berubah atau melindungi makanan dari kerusakan
akibat membusuk atau terkena bakteri atau jamur. Zat pengawet
dikelompokkan menjadi zat pengawet alami dan zat pengawet buatan.
Pengawet alami contohnya, gula tebu, gula merah, garam, kunyit, kulit
58

kayu manis dan cengkih. Sedangkan zat pengawet buatan contohnya, asam
asetat, benzoate, sulfit, propel galat, propionate, garam nitrit dan sorbat.
d. Penyedap Rasa
Penyedap rasa adalah bahan yang digunakan untuk menambah cita
rasa makanan. Bahan penyedap juga memberikan aroma yang khas. Bahan
penyedap dapat digolongkan menjadi dua yaitu bahan penyedap alami dan
bahan penyedap buatan. Penyedap alami selalu terdapat di dalam setiap
makanan. Bahan penyedap alami biasanya dicampurkan sebagai bumbu.
Sedangkan bahan penyedap buatan yang paling umum digunakan dalam
makanan adalah vetsin atau monosodium glutamate atau sering juga
disebut micin. MSG tidak berbau dan rasanya merupakan campuran rasa
manis dan asin yang gurih. Mengkonsumsi MSG berlebihan dapat
mengakibatkan gejala seperti pusing, sesak nafas, wajah berkeringat,
kesemutan, pada bagian leher, rahang dan punggung.
e. Pengaruh Penggunaan Zat Aditif Bagi Kesehatan
Penggunaan zat aditif buatan secara berlebihan dan berkepanjangan
dapat berpengaruh pada kesehatan. Contohnya penyakit kanker, gangguan
syaraf, penyakit jantung bahkan kematian. Untuk itu kita harus
menggunakan zat aditif buatan sesuai dengan standar makanan yang
ditetapkan oleh pemerintah. Dan menggunakan zat aditif buatan sesuai
yang disarankan oleh pemerintah.
f. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan : Pendekatan kontekstual
b. Metode : Diskusi-informasi
c. Metode Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation
g. Langkah-langkah Pembelajaran
(Pertemuan 1)
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Motivasi
 Guru menyampaikan indikator hasil belajar.
59

 Guru memotivasi siswa dengan memberi contoh pengaruh bahan-


bahan yang mengandung zat aditif makanan yang sering digunakan
di rumah sebagai pewarna dan pemanis.
 Guru menjelaskan model yang akan diterapkan yaitu pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dan mengingatkan keterampilan
kooperatif yang dilatihkan.
b. Pengetahuan Prasarat
Bahan kimia yang terdapat di dapur

2. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Fase 1: Menyampaikan informasi
1. Guru menjelaskan sedikit tentang materi pokok Zat Aditif Makanan
meliputi Pengaruh penggunaan bahan kimia yang digunakan
sebagai pewarna dan pemanis.
2. Guru membagikan LKS
Fase 2: Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar
3. Guru membagi kelas siswa ke dalam kelompok-kelompok,
masing-masing terdiri dari 3-4 siswa dan menjelaskan ketrampilan
Kooperatif tipe Group Investigation.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
4. Dalam kelompok, masing-masing anggota diberi tanggungjawab
untuk menggali dan memahami informasi dari materi yang
berbeda.
5. Guru membimbing kelompok untuk berdiskusi mempelajari
materinya masing-masing.
6. Setelah diskusi maka anggota kelompok mengerjakan LKS.
60

7. Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi


kelompoknya melalui diskusi kelas.
8. Guru memberikan penilaian terhadap apa-apa yang menjadi
penilaian dalam proses pembelajaran.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Fase 5: Evaluasi
9. Guru meminta siswa dalam kelompoknya untuk menjawab
pertanyaan yang sudah diberikan (LKS).
10. Guru memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapi
jawaban pertanyaan yang ada dalam LKS.
C. Penutup
11. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
12. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling
aktif.
(Pertemuan 2)
1 Kegiatan Pendahuluan
a. Motivasi
 Guru menyampaikan indikator hasil belajar.
 Guru memotivasi siswa dengan memberi contoh pengaruh bahan-
bahan yang mengandung zat aditif makanan yang sering digunakan
di rumah sebagai pengawet dan penyedap.
 Guru menjelaskan model yang akan diterapkan yaitu pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dan mengingatkan keterampilan
kooperatif yang dilatihkan.

b. Pengetahuan Prasarat
Bahan kimia yang terdapat di dapur

3. Kegiatan Inti
61

 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Fase 1: Menyampaikan informasi
1. Guru menjelaskan sedikit tentang materi pokok Zat Aditif Makanan
meliputi Pengaruh penggunaan bahan kimia yang digunakan
sebagai pengawet dan penyedap.
2. Guru membagikan LKS
Fase 2: Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar
3. Guru membagi kelas siswa ke dalam kelompok-kelompok,
masing-masing terdiri dari 3-4 siswa dan menjelaskan ketrampilan
Kooperatif tipe Group Investigation.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
4. Dalam kelompok, masing-masing anggota diberi tanggungjawab
untuk menggali dan memahami informasi dari materi yang
berbeda.
5. Guru membimbing kelompok untuk berdiskusi mempelajari
materinya masing-masing.
6. Setelah diskusi maka anggota kelompok mengerjakan LKS.
7. Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya melalui diskusi kelas.
8. Guru memberikan penilaian terhadap apa-apa yang menjadi
penilaian dalam proses pembelajaran.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Fase 5: Evaluasi
9. Guru meminta siswa dalam kelompoknya untuk menjawab
pertanyaan yang sudah diberikan (LKS).
10. Guru memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapi
jawaban pertanyaan yang ada dalam LKS.
62

11. Guru memberikan soal untuk dikerjakan masing-masing siswa.


C. Penutup
12. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
13. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling
aktif.
h. Sumber Belajar
 Buku paket diterbitkan oleh Grafindo Media Pratama karangan Nana
Sutresna
 LKS (Lembar Kegiatan Siswa)

Mengetahui, Palmatak, September 2017


Kepala SMPN 1 PALMATAK Guru Mapel IPA TERPADU

APRIZAL, S.Pd.I Wan Asmawati, S.Pt


NIP. 19790311 200604 1 016 NIP. 19820930 201101 2 003
563
Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2

( RPP )

Jenjang Sekolah : SMP N 4 PUTIK

Mata Pelajaran : IPA Terpadu

Kelas/Semester : VIII / 1

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

E. Standar Kompetensi
Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan

F. Kompetensi Dasar
Mendeskri-psikan bahan kimia alami dan bahan kimia buatan dalam kemasan
yang terdapat dalam bahan makanan
G. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan pengaruh penggunaan bahan kimia alami dan buatan yang
dapat digunakan sebagai bahan pewarna dan pemanis yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Menjelaskan pengaruh penggunaan bahan kimia alami dan buatan yang
dapat digunakan sebagai bahan pengawet dan penyedap yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari.
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )

Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility )

Ketelitian ( carefulness)

H. Materi Pembelajaran
Zat aditif adalah zat yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman.
Tujuan penambahan zat aditif adalah untuk membuat makana dan minuman
564

menjadi lebih menarik. Fungsi zat aditif antara lain sebagai pengawet, penambah
rasa dan aroma makanan, mempermudah proses pembuatan makanan atau
minuman. Zat aditif makanan mencakupa pewarna, pemanis, pengawet dan
penyedap rasa baik yang alami maupun buatan.
a. Pewarna
Ada dua jenis pewarna yaitu pewarna alami dan buatan. Pewarna alami
adalah pewarna yang dapat diperoleh dari alam, misalnya dari tumbuhan
dan hewan. Keunggulan pewarna alami adalah lebih sehat dikonsumsi
daripada pewarna buatan. Namun pewarna alami mempunyai kekurangan,
yaitu cenderung memberikan aroma khas yang tidak dikehendaki, warna
mudah rusak oleh pemanasan, warna kurang kuat (pucat), dan pilihan warna
alami terbatas.
Pewarna buatan adalah zat warna yang terbuat dari bahan kimia.
Pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan pewarna alami
yaitu memiliki pilihan warna yang lebih babnyak, mudah disimpan dan
lebih tahan lama. Pewarna buatan untuk makanan diperoleh melalui proses
sintesis kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari
bahan yang mengandung pewarna alami melalui ektraksi secara kimiawi.
b. Pemanis
Pemanis makanan ada dua yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.
Pemanis lamai adalah bahan yang memberikan rasa manis yang diperoleh
dari bahan-bahan alami. Pemanis alami dibedakan menjadi dua yaitu
pemanis nutitif dan pemanis non nutritive. Pemanis nutritive adalah
pemanis yang menghasilkan kalori. Contohnya fruktosa, sukrosa dan madu.
Sedangkan pemanis non nutritive adalah pemanis alami yang tidak
menghasilkan kalori. Contohnya steviosida, miralin dan monellin.
Pemanis buatan adalah senyawa pemanis yang berasal dari bahan
sintetis yang memberikan rasa manis pada makanan. Pemanis buatan
umumnya kurang mempunyai nilai gizi disbanding pemanis alami.
565

c. Pengawet
Pengawet adalah zat yang dengan sengaja ditambahkan dalam
makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar,
baud an rasanya tidak berubah atau melindungi makanan dari kerusakan
akibat membusuk atau terkena bakteri atau jamur. Zat pengawet
dikelompokkan menjadi zat pengawet alami dan zat pengawet buatan.
Pengawet alami contohnya, gula tebu, gula merah, garam, kunyit, kulit kayu
manis dan cengkih. Sedangkan zat pengawet buatan contohnya, asam
asetat, benzoate, sulfit, propel galat, propionate, garam nitrit dan sorbat.
d. Penyedap Rasa
Penyedap rasa adalah bahan yang digunakan untuk menambah cita
rasa makanan. Bahan penyedap juga memberikan aroma yang khas. Bahan
penyedap dapat digolongkan menjadi dua yaitu bahan penyedap alami dan
bahan penyedap buatan. Penyedap alami selalu terdapat di dalam setiap
makanan. Bahan penyedap alami biasanya dicampurkan sebagai bumbu.
Sedangkan bahan penyedap buatan yang paling umum digunakan dalam
makanan adalah vetsin atau monosodium glutamate atau sering juga disebut
micin. MSG tidak berbau dan rasanya merupakan campuran rasa manis dan
asin yang gurih. Mengkonsumsi MSG berlebihan dapat mengakibatkan
gejala seperti pusing, sesak nafas, wajah berkeringat, kesemutan, pada
bagian leher, rahang dan punggung.
e. Pengaruh Penggunaan Zat Aditif Bagi Kesehatan
Penggunaan zat aditif buatan secara berlebihan dan berkepanjangan
dapat berpengaruh pada kesehatan. Contohnya penyakit kanker, gangguan
syaraf, penyakit jantung bahkan kematian. Untuk itu kita harus
menggunakan zat aditif buatan sesuai dengan standar makanan yang
ditetapkan oleh pemerintah. Dan menggunakan zat aditif buatan sesuai yang
disarankan oleh pemerintah.
i.Metode Pembelajaran
a. Pendekatan : Pendekatan kontekstual
b. Metode : Diskusi-informasi
566

c. Metode Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Tipe Group


Investigation
j. Langkah-langkah Pembelajaran
(Pertemuan 1)
1 Kegiatan Pendahuluan
a. Motivasi
 Guru menyampaikan indikator hasil belajar.
 Guru memotivasi siswa dengan memberi contoh bahan-bahan yang
mengandung zat aditif makanan yang sering digunakan di rumah
sebagai pewarna dan pemanis.
 Guru menjelaskan model yang akan diterapkan yaitu pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dan mengingatkan keterampilan
kooperatif yang dilatihkan.
b. Pengetahuan Prasarat
Bahan kimia yang terdapat di dapur

2 Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Fase 1: Menyampaikan informasi
1. Guru menjelaskan sedikit tentang materi pokok Zat Aditif Makanan
meliputi bahan kimia yang digunakan sebagai pewarna dan pemanis.
2. Guru membagikan LKS
Fase 2: Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar
3. Guru membagi kelas siswa ke dalam kelompok-kelompok, masing-
masing terdiri dari 3-4 siswa dan menjelaskan ketrampilan
Kooperatif tipe Group Investigation.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
567

4. Dalam kelompok, masing-masing anggota diberi tanggungjawab


untuk menggali dan memahami informasi dari materi yang
berbeda.
5. Guru membimbing kelompok untuk berdiskusi mempelajari
materinya masing-masing.
6. Setelah diskusi maka anggota kelompok mengerjakan LKS.
7. Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya melalui diskusi kelas.
8. Guru memberikan penilaian terhadap apa-apa yang menjadi penilaian
dalam proses pembelajaran.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Fase 5: Evaluasi
9. Guru meminta siswa dalam kelompoknya untuk menjawab
pertanyaan yang sudah diberikan (LKS).
10. Guru memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapi
jawaban pertanyaan yang ada dalam LKS.
C. Penutup
14. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
15. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling aktif.
(Pertemuan 2)
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Motivasi
 Guru menyampaikan indikator hasil belajar.
 Guru memotivasi siswa dengan memberi contoh bahan-bahan yang
mengandung zat aditif makanan yang sering digunakan di rumah
sebagai pewarna dan pemanis.
 Guru menjelaskan model yang akan diterapkan yaitu pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dan mengingatkan keterampilan
kooperatif yang dilatihkan.
a. Pengetahuan Prasarat
568

Bahan kimia yang terdapat di dapur

3. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Fase 1: Menyampaikan informasi
1. Guru menjelaskan sedikit tentang materi pokok Zat Aditif Makanan
meliputi bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet dan
penyedap.
2. Guru membagikan LKS
Fase 2: Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar
3. Guru membagi kelas siswa ke dalam kelompok-kelompok, masing-
masing terdiri dari 3-4 siswa dan menjelaskan ketrampilan
Kooperatif tipe Group Investigation.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
4. Dalam kelompok, masing-masing anggota diberi tanggungjawab
untuk menggali dan memahami informasi dari materi yang
berbeda.
5. Guru membimbing kelompok untuk berdiskusi mempelajari
materinya masing-masing.
6. Setelah diskusi maka anggota satu kelompok mengerjakan LKS.
7. Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya melalui diskusi kelas.
8. Guru memberikan penilaian terhadap apa-apa yang menjadi penilaian
dalam proses pembelajaran.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Fase 5: Evaluasi
9. Guru meminta siswa dalam kelompoknya untuk menjawab
pertanyaan yang sudah diberikan (LKS).
569

10. Guru memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapi


jawaban pertanyaan yang ada dalam LKS.
11. Guru memberikan soal untuk dikerjakan masing-masing siswa.
C. Penutup
12. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
13. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling aktif.
I. Sumber Belajar
 Buku paket diterbitkan oleh Grafindo Media Pratama karangan Nana
Sutresna
 LKS (Lembar Kegiatan Siswa)

Mengetahui, Palmatak, Oktober 2017


Kepala SMPN 1 PALMATAK Guru Mapel IPA TERPADU

APRIZAL, S.Pd.I Wan Asmawati, S.Pt


NIP. 19790311 200604 1 016 NIP. 19820930 201101 2 003
570

Lampiran 4

LKS 1

1. Amatilah produk yang mengandung bahan kimia yang kalian bawa dan
kelompokkan berdasarkan penggunaannya

No Pewarna Pemanis
Produk Zat kimia Produk Zat Kimia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Jawablah pertanyaan di bawah ini!


1. Apa nama pengawet yang dilarang digunakan untuk mengawetkan
makanan? Mengapa?
2. Sebutkan penyedap rasa alami!
571
Lampiran 5

LKS 2

1. Amatilah produk yang mengandung bahan kimia yang kalian bawa dan
kelompokkan berdasarkan penggunaannya

No Pengawet Penyedap
Produk Zat kimia Produk Zat Kimia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Apa nama pengawet yang dilarang digunakan untuk mengawetkan


makanan? Mengapa?

2. Sebutkan penyedap rasa alami!


572
Lampiran 6

LKS 3

Carilah informasi melalui buku tentang data dibawah ini!

No Pemanis Pewarna

keuntunga kerugian Efek samping keuntungan kerugian Efek samping

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.
573

Lampiran 7

LKS 4

Carilah informasi melalui buku tentang data dibawah ini!

No Pengawet Penyedap

keuntunga kerugian Efek samping keuntungan kerugian Efek samping

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.
574

Lampiran 8

SOAL

PRA SIKLUS

1. Zat aditif berikut yang dapat menambah kualitas gizi makanan, yaitu… .

a. Garam c. Vitamin
b. Gula d. Cuka

2. Berikut ini yang merupakan zat aditif buatan ialah… .

a. Sakarin c. Cuka
b. Garam d. Daun suji

3. Produk makanan kemasan yang akan didistribusikan ke tempat yang jauh


membutuhkan zat aditif berupa… .

a. Bahan pengental c. Bahan penyedap


b. Bahan pewarna d. Bahan pengawet

4. Zat aditif berikut dapat ditambahkan pada permen yaitu… .


a. Pemanis buatan
b. Penyedap
c. Pengental
d. Pewarna dan penambah cita rasa
5. Zat aditif ditambahkan dalam makanan dengan tujuan… .
a. Menambah massa penyimpanan makanan
b. Menambah aktivitas bakteri pembusuk
c. Mengurangi warna dan cita rasa
d. Memperbaiki penampilan makanan
6. Berikut yang merupakan kelebihan pewarna buatan dibandingkan pewarna
alami adalah… .
1. Dapat melindungi vitamin dalam makanan
2. Lebih aman dikonsumsi
3. Warna yang dihasilkan lembut
4. Aroma yang dihasilkan karakterist
7. Penyedap yang dapat mengakibatkan gejala Chinesse Restaurant Syndrome
adalah… .
a. Merica c. Cabai
b. MSG d. Terasi
8. Efek samping penggunaan zat aditif buatan adalah… .
575

a. Anemia
b. Kanker
c. Sakit kulit
d. Sakit kepala

9. Rodamin B tidak di sarankan untuk makanan, karena… .


a. Menimbulkan keracunan pada paru-paru
b. Menimbulkan sakit mata
c. Menimbulkan sakit gigi
d. Menimbulkan sakit kulit
10. Zat aditif yang memberikan efek negative dapat menimbulkan gejala
karsinogenik adalah… .
a. Sakarin c. BHA
b. MSG d. BHT
576

Lampiran 9

Soal Tes Hasil Belajar

Siklus I

1. Larutan Cuka dalam pembuatan acar dipakai sebagai… .

a. Penyedap c. Pengawet
b. Penambah cita rasa d. Pewarna

2. Bahan pengawet yang dilarang digunakan oleh pemerintah adalah… .

a. Garam c. Cuka
b. Gula d. Formalin

3. Bahan pemanis buatan yang rendah kalori baik dikonsumsi oleh… .

a. Balita c. Olahragawan
b. Anak-anak d. Penderita Diabetes

4. MSG merupakan zat aditif makanan yang berfungsi sebagai…

a. Penyedap rasa c. Pemanis buatan


b. Penambah aroma d. Pengawet

5. Asam benzoate merupakan zat aditif buatan yang berfungsi sebagai… ,.

a. Pewarna c. Pengawet
b. Pemanis d. Penyedap

6. Zat aditif berikut yang dapat menambah kualitas gizi makanan, yaitu… .

a. Garam c. Vitamin
b. Gula d. Cuka

7. Berikut ini yang merupakan zat aditif buatan ialah… .

a. Sakarin c. Cuka
b. Garam d. Daun suji

8. Produk makanan kemasan yang akan didistribusikan ke tempat yang


jauh membutuhkan zat aditif berupa… .
577

a. Bahan pengental c. Bahan penyedap


b. Bahan pewarna d. Bahan pengawet

9. Zat aditif berikut dapat ditambahkan pada permen yaitu… .


a. Pemanis buatan
b. Penyedap
c. Pengental
d. Pewarna dan penambah cita rasa
10. Zat aditif ditambahkan dalam makanan dengan tujuan… .
a. Menambah massa penyimpanan makanan
b. Menambah aktivitas bakteri pembusuk
c. Mengurangi warna dan cita rasa
Lampiran 10
d. Memperbaiki penampilan makanan

Soal Tes Hasil Belajar

Siklus II

1. Berikut yang merupakan kelebihan pewarna buatan dibandingkan pewarna


alami adalah… .

a. Dapat melindungi vitamin dalam makanan


b. Lebih aman dikonsumsi
c. Warna yang dihasilkan lembut
d. Aroma yang dihasilkan karakteristi

2. Penyedap yang dapat mengakibatkan gejala Chinesse Restaurant Syndrome


adalah… .

a. Merica c. Cabai
b. MSG d. Terasi

3. Efek samping penggunaan zat aditif buatan adalah… .

a. Anemia c. Sakit kulit


b. Kanker d. Sakit kepala

4. Rodamin B tidak di sarankan untuk makanan, karena… .

a. Menimbulkan keracunan pada paru-paru


b. Menimbulkan sakit mata
c. Menimbulkan sakit gigi
d. Menimbulkan sakit kulit
578

5. Zat aditif yang memberikan efek negative dapat menimbulkan gejala


karsinogenik adalah… .

a. Sakarin c. BHA
b. MSG d. BHT

6. Berikut ini zat aditif yang bersifat sebagai pengawet makanan adalah…

a. Oktil asetat c. Etil Butirat


b. Natrium Benzoate d. Natrium Siklamat

7. Yang merupakan bahan kimia di rumah tangga yang bukan makanan


adalah… .

a. Mentega c. Asam askorbat


b. Natrium Klorida d. Minyak Goreng

8. Bahan-bahan berikut ini tergolong pewarna alami, kecuali… .

a. Kunyit c. Caramel
b. Daun Suji d. Tartazin

9. Zat aditif yang digunakan untuk sirup adalah… .

a. Pengawet
b. Penyedap
c. Pewarna
d. Anti oksidan
10. Penggunaan zat aditif makanan dimaksudkan untuk hal-hal berikut,
kecuali… .

a. Menambah cita rasa tertentu


b. Memperpanjang masa simpan makanan
c. Menambah nilai gizi
d. Menurunkan nilai jual
579

LEMBAR OBSERVASI KUALITAS AKTIVITAS SISWA


MELAKUKAN TAHAP-TAHAP DALAM MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Nama Kelompok :
Nama Sekolah :
Kelas/Semester :
Mata Pelajaran :
Materi Pokok :
Pertemuan/Siklus :
Petunjuk: Berikut ini diberikan daftar penilaian aktivitas siswa dalam Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Palmatak melalui
580

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation pada Materi


Zat Aditf makanan
Berikan penilaian sesuai dengan pendapat anda pada kolom nilai:
Kriteria Penilaian
NO Fase Aktivitas Siswa Nilai
4 3 2 1
1. Menyampaikan 1. Mengamati beberapa kemasan
tujuan dan produk kimia Pewarna, Pemanis.
memotivasi Pengawet dan penyedap yang di
siswa bawa dari rumah
1. Menebak judul materi yang akan
dipelajari.
2. Menyajikan 3. Mendengarkan penjelasan dari
informasi guru.
4. Mencatat informasi dari guru.
3. Mengorganisasi 1. Siswa membentuk kelompok 3-4
kan siswa orang secara heterogen
kedalam 2. Siswa mencatat nama-nama
kelompok- kelompok
kelopok belajar
4. Membimbing 1. Siswa berdiskusi dengan kelompok
siswa bekerja mengerjakan LKS.
dan belajar 2. Siswa bertanya pada guru jika
mengalami kesulitan
3. Siswa menyajikan hasil diskusi
kelompok
5. E V A L U A S 1. Siswa membuat kesimpulan
I 2. Siswa menjawab pertanyaan dari
guru
6. Memberikan Siswa memperoleh penghargaan atas
penghargaan hasil pembelajaran

Kriteria Penilaian:
581

1 : Kurang baik
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat baik
Palmatak, November 2017
Pengamat

(………………………..)

Lampiran 12

LEMBAR OBSERVASI KUALITAS AKTIVITAS GURU MELAKUKAN


TAHAP-TAHAP DALAM MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION

Nama Sekolah :………………. Pertemuan/ Siklus ke :……………


Nama Guru :………………. Materi pokok :……………………
Nama Observer :………………. Kelas/Semester:……………………
Petunjuk:
582

Berikut ini diberikan daftar penilaian aktivitas siswa dalam menerapkan model
kooperatif tipe Group Investigation pada materi pokok Zat aditif makanan sesuai
dengan sintak-sintaknya.
Berikan penilaian yang sesuai dengan pendapat Anda pada kolom nilai!
Kriteria Penilaian
NO Fase Aktivitas Siswa Nilai
4 3 2 1
1. Menyampaikan 1. Mengamati beberapa kemasan
tujuan dan produk kimia Pewarna, Pemanis.
memotivasi Pengawet dan penyedap yang di
siswa bawa dari rumah
2. Menebak judul materi yang akan
dipelajari.
2. Menyajikan 2. Mendengarkan penjelasan dari
informasi guru.
3. Mencatat informasi dari guru.
3. Mengorganisasi 1. Siswa membentuk kelompok (4
kan siswa orang) secara heterogen
kedalam 2. Siswa mencatat nama-nama
kelompok- kelompok
kelopok belajar
4. Membimbing 1. Siswa berdiskusi dengan kelompok
siswa bekerja ahli mengerjakan LKS sesuai
dan belajar dengan keahlian
2. Siswa bertanya pada guru jika
mengalami kesulitan
3. Siswa menyajikan hasil diskusi
kelompok
5. E V A L U A S 1. Siswa membuat kesimpulan
I 2. Siswa menjawab pertanyaan dari
guru
6. Memberikan Siswa memperoleh penghargaan atas
penghargaan hasil pembelajaran
583

Kriteria Penilaian:
1 : Kurang baik
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat baik
Palmatak, November 2017
Pengamat

(………………………..)

Lampiran 13

FOTO
SIKLUS I
584
585

FOTO
586
Lampiran 14

SIKLUS II
587
Lampiran 15
588

Palmatak, 5 November 2018

Nomor : 63.a/422/11.18 Kepada

Lampiran :- Yth: 1. Kepala Sekolah

Perihal : Undangan Seminar PTK 2. 2(dua) orang guru

Di_

Tempat

Dengan hormat,
Dengan ini kami bermaksud mengundang Bapak/ Ibu Pada Seminar Publikasi
Ilmiah yang akan dilaksanakan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 6 November 2018
Waktu : 08.00 s/d selesai
Tempat : Gedung SMPN 1 Palmatak
Besar Harapan kami Bapak/ Ibu dapat hadir pada kegiatan tersebut. Demikian surat
undangan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan
terima kasih.

Kepala SMPN 1 Palmatak

A P R I Z A L, S.Pd.I
NIP. 19790311 200604 1 017
Tembusan:

1. Dinas Dikpora Kabupaten Kep. Anambas


2. Korwil Dinas Dikpora
Lampiran Undangan Seminar
589

DAFTAR PESERTA SEMINAR PTK

No. Nama Sekolah Kuota Jumlah Peserta


1. SMPN 1 PALMATAK 1 Kepsek 3 Orang
2 Guru
2. SMPN 2 PALMATAK 1 Kepsek 3 Orang
2 Guru
3. SMPN 3 PIABUNG 1 Kepsek 3 Orang
2 Guru
4. SMPN 4 PUTIK 1 Kepsek 3 Orang
2 Guru
5. SMPN 2 AIR NANGAK 1 Kepsek 3 Orang
2 Guru
6. SMPN 2 AIR ASUK 1 Kepsek 3 Orang
2 Guru
7. MTs NURUL HUDA 1 Kepsek 3 Orang
2 Guru
JUMLAH PESERTA 21 Orang

Kepala SMPN 1 Palmatak

A P R I Z A L, S.Pd.I
NIP. 19790311 200604 1 017
Lampiran 16 590

DAFTAR HADIR PESERTA


SEMINAR PTK
JUDUL : Upaya Peningkatan Hasil Belajar lari Siswa Kelas VIII A SMPN
1 Palmatak melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Group Investigation Pada Materi Zat Aditif Makanan
Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018
Hari/ Tanggal : Selasa/ 6 November 2018
591

Kepala SMPN 1 Palmatak

A P R I Z A L, S.Pd.I
NIP. 19790311 200604 1 017
592
Lampiran 17

NOTULEN SEMINAR

Judul : Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A


SMPN 1 Palmatak melalui Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Materi Zat
Aditif Makanan Semester I tahun Pelajaran 2017/2018.

Hasil Karya : Wan Asmawati, S.Pt

NIP : 198209302011012003

Pangkat/ Golongan :Penata Muda Tk. 1/ IIIb

Instansi : SMPN 1 Palmatak

Pada Hari Tanggal : Selasa, 06 November 2018

Jalannya acara seminar:

1. Pembukaan
Oleh Moderator
2. Sambutan Ketua Panitia Seminar
Oleh ibu Nurhayati, S.Si, M.Si
3. Paparan singkat hasil penelitian oleh penyaji /penulis laporan
4. Tanggapan, pertanyaan, kritik/saran, masukan dari peserta seminar dan
tanggapan dari penguji adlah sebagai berikut:

No Nama Asal Isi Pertanyaan, Tanggapan penyaji


Instansi kritik/saran dan masukan
1. Amin Subroto, SMPN 4 Apa yang menjadi Yang menjadi kendala
S.Pd.I PUTIK kendala pelaksanaan model pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan adalah
593

Kooperatif tipe Group waktu yang digunakan


Investigation? untuk menjelaskan tata
cara dalam
pembelajaran karena
siswa masih sibuk
sendiri.
2. Nurul SMPN 3 Apakah materi Zat aditif Iya sangat cocok,
Jumardiana, Piabung makanan cocok di ajarkan karena materi zat aditif
S.Pd menggunakan model makanan terdiri dari
pembelajaran kooperatif sub-sub materi
tipe Group Investigation? sehingga sangat mudah
untuk belajar
kelompok
3. Syahrizal, S.Pd Mts. Apakah kegiatan Dalam proses
Fatahillah pembelajaran Kooperatif pembelajaran zat aditif
tipe Group Investigation makanan peneliti
dilaksanakan di dalam melaksanakan
kelas? pembelajaran di dalam
kelas.

5. Penutup

Oleh moderator.

Palmatak, 06 November 2018


Mengetahui,
Kepala SMPN 1 Palmatak Peneliti

A P R I Z A L, S.Pd.I Wan Asmawati, S.Pt


NIP. 19790311 200604 1 017 NIP. 19820930 2011101 2 003
Lampiran 18 594

BERITA ACARA

Pada hari ini Selasa tanggal Enam Bulan November 2018 bertempat di SMP
Negeri 1 Palmatak telah dilaksanakan Seminar Penelitian Tindakan Kelas.

Nama : WAN ASMAWATI, S.Pt

NIP : 198209302011012003

Asal Sekolah : SMP Negeri 1 Palmatak

Judul : Upaya Peningkatan Hasil Belajar lari Siswa Kelas VIII A


SMPN 1 Palmatak melalui penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Materi Zat Aditif
Makanan Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018

Yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala SMPN 1 Palmatak Nomor :


65.a/42.11/2018

Dengan susunan panitia sebagai berikut :

1. Ketua Panitia : Nurhayati, S.Si, M.Si


2. Sekretaris : Sepci Anora, S.Pd
3. Anggota : Sugianto, S.Pd
4. Anggota : Rahmi Sari, S.Ag
Selasa, 6 November 2018
Kepala SMPN 1 Palmatak

A P R I Z A L, S.Pd.I
NIP. 19790311 200604 1 017
Lampiran 19 595

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : WAN ASMAWATI,S.Pt

NIP : 198209302011012003

Pangkat / Gol : Penata Muda Tk.I /III.b

Jabatan : Guru

Unit Kerja : SMP Negeri 1 Palmatak

Menyatakan dengan sebenarnya dan sungguh – sungguh bahwa

PTK yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan

merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui

sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan PTK ini

hasil jiplakan atau ada pihak yang mengajukan gugatan, maka saya bersedia

menerima seluruh sanksi atas perbuatan tersebut, termasuk pembatalan

penilaian PTK.

Palmatak, 6 September 2018

Yang Membuat Pernyataan

WAN ASMAWATI, S.Pt


NIP. 19820930 201101 2 003
596

Lampiran 20

Palmatak , 5 Agustus 2017

Perihal : Permohonan Penelitian KepadaYth :

Kepala SMP N 1 Palmatak

di-

Ladan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : WAN ASMAWATI, S.Pt

NIP : 198209302011012003

Pangkat / Gol : Penata Muda Tk.I /III.b

Jabatan : Guru

Unit Kerja : SMP N 1 Palmatak

Mengajukan permohonan untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas ( PTK )


dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A SMPN 1
Palmatak melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation Pada Materi Zat Aditif Makanan Semester 1 Tahun Pelajaran
2017/2018”.

Atas segala bantuan dan perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

Hormat Saya

WAN ASMAWATI, S.Pt


NIP. 19820930 201101 2 003
Lampiran 21 597

SURAT KETERANGAN

Nomor : 116/422.11/2017

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMP Negeri 1 Palmatak


menerangkan dengan sebenarnya bahwa :

Nama : WAN ASMAWATI, S.Pt

NIP : 198209302011012003

Pangkat / Gol : Penata Muda Tk.I /III.b

Jabatan : Guru

Unit Kerja : SMP Negeri 1 Palmatak

Telah mengadakan penelitian pada kelas VIII A pada bulan


Oktober-November 2017 dalam rangka untuk penulisan penelitian tindakan
kelas yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A
SMPN 1 Palmatak Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation Pada materi Zat Aditif Makanan Semester I Tahun
Pelajaran 2017/2018”.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat digunakan


seperlunya.

Palmatak, 30 November 2017

Kepala Sekolah
598

Lampiran 22 A P R I Z A L, S.Pd.I
NIP. 19790311 200604 1 017

DAFTAR HADIR SISWA


SIKLUS I

No. Nama Siswa


SIKLUS I
Pertemuan I Pertemuan II
1. Aditia Putri

2. Aisyah Risa Putri. B

3. Amy Febrilian

4. Andre Andika

5. Arkan

6. Dela Adeliya

7. Edi Saputra

8. Farziandi

9. Guslizan

10. Gustia Pratiwi

11. Ikal Rezeki Samudra

12. Imelia

13. Imran

14. Marcellia Andrima

15. Mhalla Surya Gayatri

16. Muhammad Al Hafizh


599

17. Muhammad Rozal

18. Muhammad Syahrul

19. Muhammad Syaiful

20. Nirmala

21. Nurgea Safitri

22. Rara Andini

23. Reyval Ismeth

24. Rio Suria Andika

25. Ririn Meylisa

26. Rosa Erlinda

27. Septi Lestari

28. Supia

29. Tara Mustika

30. Tasya Agustria

31. Vonny Junia Rizky

32. Widia Rantidhan


5100

Lampiran 23

DAFTAR HADIR SISWA


SIKLUS II

No. Nama Siswa


SIKLUS II
Pertemuan I Pertemuan II
1. Aditia Putri

2. Aisyah Risa Putri. B

3. Amy Febrilian

4. Andre Andika

5. Arkan

6. Dela Adeliya

7. Edi Saputra

8. Farziandi

9. Guslizan

10. Gustia Pratiwi

11. Ikal Rezeki Samudra

12. Imelia

13. Imran

14. Marcellia Andrima


5101

15. Mhalla Surya Gayatri

16. Muhammad Al Hafizh

17. Muhammad Rozal

18. Muhammad Syahrul

19. Muhammad Syaiful

20. Nirmala

21. Nurgea Safitri

22. Rara Andini

23. Reyval Ismeth

24. Rio Suria Andika

25. Ririn Meylisa

26. Rosa Erlinda

27. Septi Lestari

28. Supia

29. Tara Mustika

30. Tasya Agustria

31. Vonny Junia Rizky

32. Widia Rantidhan


5102

Lampiran 24

SURAT PERNYATAAN KEPALA PERPUSTAKAAN


SMPN 1 PALMATAK

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : SITI KAMILAH, S.Sn
NIP : -
Jabatan : Kepala Perpustakaam SMP 1 Palmatak
Menyatakan bahwa PTK dengan judul “ Upaya Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Kelas VIII A SMPN 1 Palmatak Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Pada
Materi Zat Aditif Makanan Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018”
adalah benar-benar telah diarsip/disimoan untuk dokumen pada
perpustakaan SMPN 1 Palmatak.
Demikian Surat pernyataan saya buat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Kepala Perpustakaan
SMPN 1 Palmatak

SITI KAMILAH, S.SN


5103

Lampiran 25
5104

Lampiran 26
5105

Lampiran 27
5106

Anda mungkin juga menyukai