Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

Meningkatkan Keaktifan Serta Hasil Belajar Siswa Melalui Model Discovery Learning di SDN
Jegog Pada Muatan Pembelajaran IPA
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Penngampu : Najiullah, S.pd, M.pd

Disusun Oleh :
Sekar Maharani (210264)
Ra.B/ 5

Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Primagraha
2024
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber
daya manusia (siswa) dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar siswa.
Sekolah dasar merupakan salah satu jenjang dalam pendidikan yang harus dilalui oleh anak
berumur tujuh sampai dengan dua belas tahun.
Model pembelajaran yang diterapkan pada kurikulum 2013 yang sesuai dengan
karateristik siswa salah satunya yaitu model discovery learning. Discovery learning
merupakan komponen dari suatu praktek pengajaran, yaitu suatu proses pembelajaran yang
meliputi metode-metode yang dirancang untuk meningkatkan keaktifan siswa lebih besar,
berorientasi kepada proses, mengarahkan pada diri sendiri, mencari sendiri dan merefleksi
yang sering muncul sebagai kegiatan belajar. Discovery learning adalah proses mental dimana
proses mental yang dimaksud adalah mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-
golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, dan membuat kesimpulan (Patandung, 2017).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SDN Jegog dan wawancara terhadap
guru kelas 4 diketahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih di bawah KKM
(70). Penggunaan metode yang selalu monoton seperti ceramah, tanya jawab, dan pemberian
tugas yang selalu disajikan di dalam kelas masih kurang efektif dalam pembelajaran IPA
karena siswa tidak terlibat langsung dengan sumber pembelajaran secara maksimal dan masih
berorientasi pada buku tanpa memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, padahal mata
pelajaran IPA tidak terlepas dari kondisi lingkungan sekitar dan juga dalam pelaksaannya
guru tidak menggunakan model pembelajaran.
Berdasarkan keterangan guru wali kelas 4 SDN Jegog, sebagian besar siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena dalam
proses pembelajaran, guru lebih sering menjelaskan materi melalui ceramah dimana siswa
cenderung pasif, malu bertanya dan aktivitasnya hanya mencatat dan menyalin materi yang
diberikan. Sehingga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut
Berdasarkan masalah tersebut peneliti berpendapat perlunya dilakukan perbaikan
proses pembelajaran pada siswa kelas 4. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat
ikut berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung siswa saling bertukar pendapat
dalam memahami konsep himpunan serta mampu menyelesaikan soal himpunan secara
berdiskusi dalam kelompok maka diperlukannya model pembelajaran yang dapat
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pembelajaran IPA di sekolah dasar menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Sesuai dengan uraian diatas, peneliti mengadakan penelitian dengan judul
“Meningkatkan Keaktifan Serta Hasil Belajar Siswa Melalui Model Discovery Learning Di
Sdn Jegog Pada Muatan Pembelajaran IPA” Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah pembelajaran dengan menerapkan model discovery learning dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar pada materi bagian- tumbuhan serta fungsinya

B. Identifikasi Masalah
Dalam proses pembelajaran IPA sebagian siswa kelas 4 SDN Jegog mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan beberapa soal yang diberikan guru. Siswa masih lemah
dalam pemahaman materi yang di sampaikan oleh guru. Hal tersebut berdampak pada hasil
belajar siswa. Dalam pembelajaran siswa masih malu bertanya dan mengeluarkan pendapat
sehingga keaktifan siswa belum terlihat. Hal itu dikarenakan pembelajaran IPA di kelas 4
masih berpusat pada guru. Interaksi dan komunikasi antara siswa dengan siswa maupun guru
dengan siswa masih belum terjalin selama proses pembelajaran karena diskusi kelompok
jarang dilakukan. Dalam proses belajar mengajar seharusnya siswa aktif agar proses belajar
menjadi bermakna. Oleh karena itu guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang
mengajak siswa untuk belajar dalam kelompok sehingga siswa akan terbiasa aktif bertanya
dan berpendapat. Salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong keaktifan dan
meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
discovery learning.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas penelitian ini akan membahas masalah upaya
dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui penerapan model
pembelajaran discovery learning. Dalam penelitian ini indikator meningkatnya keaktifan
siswa dilihat dari proses pembelajaran selama KBM dan meningkatkan hasil belajar siswa
yang dilihat dari hasil tes siswa tersebut berupa beberapa soal IPA.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah yang diajukan dalam peniliitian tindakan kelas
adalah :
1. Apakah dalam penerapan model pembelajaran Discovery Learning mampu
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada materi bagian- bagian tumbuhan serta
fungsinya dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning di kelas 4
SDN Jegog?
2. Apakah dalam penerapan model pembelajaran Discovery Learning mampu
meningkatkan Hasil belajar siswa pada materi bagian- bagian tumbuhan serta
fungsinya dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning di kelas 4
SDN Jegog?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di paparkan, tujuan dari penelitian tindakan kelas
ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan keaktifan belajar siswa pada materi bagian- bagian tumbuhan serta
fungsinya dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning di kelas 4
SDN Jegog?
2. Meningkatkan hasil belaajar siswa pada materi bagian- bagian tumbuhan serta
fungsinya dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning di kelas 4
SDN Jegog?
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :
1. Bagi Guru
Sebagai pertimbangan guru dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang akan disampaikan. Sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa SD.

2. Bagi Siswa
Bagi peserta didik diharapak dapat lebih memperhatikan materi yang disampaikan oleh
pendidik, lebih berkonsentrasi dan fokus saat dalam proses pembelajaran, senantiasa
aktif dan kritis agar proses belajar dan pembelajaran menjadi kondusi dan bermakna
sesuai dengan tujuajn pembelajaran yang inin di capai.

3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan dalam pengembangan pengetahuan tentang penelitian dalam
pembelajaran IPA
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian belajar
Dalam konteks pendidikan, hampir semua aktivitas yang dilakukan adalah aktivitas
belajar. Sumadi Suryabrata (2003:5) menjelaskan pengertian belajar dengan
menidentifikasikan ciri-ciri yang disebut belajar, yaitu belajar adalah aktivitas yang
menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik aktual maupun
potensial, perubahan itu pada pokoknya adalah diperolehnya kemampuan baru, yang
berlaku dala waktu relatif lama, perubahan itu terjadi karena usaha. Belajar merupakan
komponen dari ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan tujuan menambah dan
mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan. Sudirman (2004:380) menyatakan belajar
adalah mencari makna, makna diciptakanoleh peserta didik dari apa yang mereka lihat,
mereka dengar dan dari yang dirasakan dan alami, jadi belajar sangat dipengaruhi oleh
pengalaman objek dengan dunia fisik dan lingkungannya. Slameto (2003:2) belajar
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh sesorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut peneliti, belajar merupakan suatu kegiatan dalam diri atau proses yang
harus dilalui agar tercapainyaa perubahan pada diri seseorang menjadi lebih baik,
sehingga terciptanya manusia yang berkualitas.
2. Teori Belajar
Dapat digolongkan kedalam aliran yang dianggap besar dan sangat dominan dalam
memenuhi praktek pembelajaran yaitu, behavioristik, kognitifistik, humanistik,
konstruktivistik, dancybernetic.
a. Teori Behavioristik Belajar menurut pandangan Teori Behavioristik pada hakikatnya
adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindra dengan
kecendrungan untuk bertindak atau bubungan antara stimulus dan respon.
b. Teori Kognitifistik Teori belajar kognitif lebih menekankan pada proses belajar yang
dilakukan individu. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang
tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.
c. Teori belajar Humanistik cenderung bersifat eklektif dalam arti memanfaatkan teknik
belajar apapun, asal tujuan belajar siswa tercapai. Dalam prakteknya prosesa belajar
dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungan dan dirinya sendiri.
d. Teori Cybernetiame Memandang otak manusia aktif memproses informasi seperti
halnya teknologi informasi atau komputer, namun manusia aktif mencari bukan
hanya pasif menerima.

B. Hasil Belajar
Hamalik (2001:30) menyatakan bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti. Perubahan perilaku tersebut mencakup
tiga ranah, yaitu kognitif, efektif, dan psikomotor.
Hasil Belajar berupa : a. Informasi verbal yaitu mengungkapkan pengetahuan dalam
bentukbahasa, baik lisan maupun tertulis. b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan
mempresentasikan konsep dan lambang. c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan
dan mengarahkanaktivitas kognitifnya sendiri. d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan
melakukan serangkaian gerakjasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani. e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut
- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor
internal dan eksternal. kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar
individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. Berikut ini adalah penjelasan dari
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar :
a. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri seseoang dan dapat mempengaruhi
terhadap belajarnya. faktor- faktor internal ini meliputi faktor fisiologi dan psikologi.
b. Faktor Eksternal, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan luar, pada
umumnya berasal dari faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
- Aktifitas Belajar
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam
mendorong terjadinya belajar. Sadirman (2003:95) prinsip belajar adalah berbuat sesuatu
untuk merubah tingkah laku atau melakukan kegiatan untuk merubah tingkah laku. Tidak
ada belajar kalau tidak ada aktifitas, sebab aktifitas merupakan prinsip atau asas yangs
angat penting didalam interaksi belajar mengajar. Aktifitas belajar juga bersifat fisik
maupun mental dan saling terkait. Nasution (2003:85) mengatakan bahwa aktifitas
belajar adalah segala tingkah laku atau usaha manusia atau apa saja yang dikerjakan,
diamati, oleh seseorang yang mencakup kerja pikiran dan badan. Hal ini menunjukkan
bahwa semua yang dipikirkan dan dilakukan oleh siswa dalam proses belajar merupakan
aktifitas
- Kreatifitas siswa
Aktif menurut kamus besar bahasa indonesia (2002: 19) berarti giat (bekerja atau
berusaha), sedangkan keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat
aktif. Keaktifan siswa dalam belajar matematika tampak dalam kegiatan berbuat sesuatui
C. Model Pembelajaran Discovery Learning
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Hal ini
senada dengan pendapat dari Kemp, Diki and Carey (1995) juga menyebutkan bahwa
setrategi pembelajaran itu adalah suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar yang pada peserta
didik (Rusman, 2018:134).
Model pembelajaran juga bisa di artikan dengan suatu kegiatan pembelajaran yang
dirangkai dengan sedemikian rupa supaya pembelajaran menjadi lebih menarik dan
membuat peserta didik menyukai materi yang tadinya tidak disukai bahkan di hindari
karena peroses pembelajarannya atau saat mengajarnya kurang tapi dengan setrategi atau
model peserta didik lebih semangat dalam belajarnya.
b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Discovery Learning
Kaitannya dengan pendidikan, Hamalik (Takdir,2012:29) memyatakan bahwa
discovery “proses pembelajaran yang menitik beratkan pada mentalintelektual pada anak
didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi. “Model discovery learning
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan
pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Ide dasar
Bruner, pendapat dari Piagent (Ismaul Husnah,2017:15) Discovery Learning merupakan
suatu pembelajaran dimana siswa harus berperan aktif dalam suatu pembelajaran
sehingga pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa siswa dapat menemukan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri, dan siswa mampu
mengetahui sendiri informasi yang sudah mereka miliki. Discovery learning adalah suatu
model untuk mengambanfgkan cara belajar siswa aktif dengan menenemukan sendiri,
menyelediki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan. Menurut
Syah (2004:224) dalam mengaplikasikan discovery learning di kelas, ada beberapa
prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai
berikut :

Gambar bagan model discovery learning


1. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
2. Pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan tanda
3. tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan
untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai PBM dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah ada
persiapan pemecahan masalah.
4. (Pernyataan/Identitas Masalah). Setelah dilakukan stimulasi, langkah selanjutnya
adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah), Syah (2004:244)
5. Data Collection (Pengumpulan Data), Ketika eksplorasi berlangsung, guru juga
memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis, Syah
(2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis. Dengan demikian siswa iberi kesempatan untuk
mengumpulkan (collection)berbagai informasi yang relevan, membaca literatur.
6. Data Processing (Pengolahan Data), Semua informasi hasil bacaan diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta
ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Data processingdisebut juga dengan
pengkodean/kategorisasi yang berfungsi pada pembentukan konsep dan generalisasi.
7. Verification (Pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara
cermat untuk membuktikaan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan data hasil processing, Syah (2004:244).
Verificationmenurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik
dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
8. Generalisation (Menarik Kesimpulan/Generalisasi) Tahap generalisasi/menarik
kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan verifikasi, Syah (2004:244). Setelah menarik kesimpulan siswa harus
memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran
atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman
seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-
pengalaman itu.
c. Kelemahan dan Kekurangan
a. Discoveri learning memiliki keuntungan :
1) Teknik ini mampu membantu peserta didik untuk mengembangkan,
memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses
kognitif/pengenalan peserta didik. 2) Peserta didik memperoleh pengetahuan yang
bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam
jiwa peserta didik tersebut. Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para
peserta didik.
3) Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berkembang dan maju sesuai dengan kernampuannya masing-masing.
4) Mampu mengarahkan cara peserta didik belajar, sehingga lebih memiliki motivasi
yang kuat untuk belajar lebih giat.
5) Membantu peserta didik untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri
sendiri dengan proses penemuan sendiri.

b. Masih ada pula kelemahan yang perlu di perhatikan :

1) Pada peserta didik harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar
ini. Peserta didik harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya
dengan baik.

2) Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.

3) Bagi pendidik dan peserta didik yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran tradisonal mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik
penemuan.

4) Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa prose mental ini ada yang
berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses mental ini ada yang
brpendapat bahwa proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan/pembentukan sikap dan keterangan bagi peserta didik.

5) Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif

D. Kerangka Berfikir

Upaya yang diperlukan unntuk mendorong keaktifan siswa dalam kegiatan belajar
di kelas yang selalu bergantung pada guru. Keaktifan siswa masih belum berkembang
selama proses pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah dalam
mempelajari materi IPA . Hal ini menjadi indikator perlunya upaya untuk membantu
siswaa agar dapat mempelajari materi ipa dengan lebih baik sesuai dengan tujuan
pembelajaran
Penerapan model pembelajaran discovery learning dalam prosesnya menggunakan
kegiatan dan pengalaman langsung sehingga akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa pada mata pelajaran IPA Di kelas 4 SDN Jegog
2. Penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA di kelas 4 SDN Jegog
E. Indikaor Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalaah meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa
kelas 4 SDN Jegog. Peningkatan keaktifan belajar siswa dilihat ketika proses pembelajaran
berlangsung. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes siswa ketikaa
menerapkan model pembelajaran discovery learning berdasarkaan KKM yang telah
ditentukan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Jegog pada tanggal 04 bulan januari 2024. Dengan
menyesuaikan jam pelajaran IPA kelas 4 SD Negeri Jegog, kecamatan Cikeusal.

B. Subyek dan Obyek Penelitian


Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN Jegog, yaitu yang terdiri dari 36 siswa,
dimana terdapat 21 siswa perempuan dan 15 siswa laki- laki. Dan obyek penelitian pada
kali ini yaitu penerapan model Discovery Learning

C. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif.
Dalam penelitian ini, yang melakukan tindakan kelas adalah gurunya sendiri sedangkan ya
dimintai melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses kbm adalah peneliti
(sunarsimi arikunto, 2002:17). Ada beberapa tahapan dalam penelitian ini diantaranya
1. perencanaan
2. Pelaksanaan
3. pengamatan
4. refleksi

D. Tahapan Penelitian
1. Tahapan penelitian siklus 1
a. Perencanaan
pada tahap ini, peneliti mempersiapkan silabus, RPP, LKPD, Lembar Observasi,
Angket, Lembar wawancara
b. Tindakan
Pelaksaan tindakan dilakukan dengan menerapkan model Discovery Learning dan
dilakukan sesuai jadwal mata pelajaran IPA. Tindakan yang dilakukan pada setiap
siklus meliputi: pendahuluan, inti, dan penutup.
c. Observasi
Dilakukann selama poses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disiapkan dan mencatat setiap kejadian yang tidak terdapat di lembar
observasi. Hal tersebut diamati ketika proses KBM Berlangsung.
d. Refleksi
Pada kegiatan ini, guru bersama peneliti melakukan evaluasi dari pelaksanaan
tindakan siklus 1 yang digunakan sebagai pertimbangan untuk siklus selanjutnya.
2. Tahapan penelitian siklus 2 & 3
Rencana tindakan siklus II dimaksud sebagai hasil refleksi dan perbaikan terhadap
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I . sedangkan kegiatan pada siklus III dimaksud
sebagai hasil refleksi dan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.
Tahapan tindakan siklus II dan III mengikuti tahapan tindakan siklus I.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi :
1. Observasi
Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi yang meliputi
2. Angket
3. Wawancara
4. Tes

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, pedoman wawancara, catatan
lapangan dan format penilaian tes hasil belajar. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan
data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung, segala sesuatu
yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut. Wawancara dilakukan terhadap guru yang
bersangkutan. Pedoman wawancara ini berupa pertanyaan-pertanyaan kepada guru
mengenai kegiatan belajar mengajar, mengenai kesulitan-kesulitan mengajar yang dialami
oleh guru tersebut. Catatan lapangan digunakan selama proses pembelajaran, dan berfungsi
untuk mencatat apa saja yang terjadi ketika model discovery learning ini diterapkan. Dan
bentuk tes tertulis ini yaitu berupa tes essay atau uraian. Tes ini terdiri dari sejumlah
pertanyaan dalam bentuk uraian yang harus dijawab dalam bentuk uraian tertulis atau berupa
kalimat-kalimat bebas yang disusun sendiri. Tes tertulis berfungsi untuk mengukur
kemampuan tentang suatu konsep atau kinerja.

G. Teknik Analisis Data


analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu bersifat induktif berdasarkan fakta-
fakta yang ditemukan dan kemudian dapat dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori.
Pengertian metode penelitian kualitatif adalah metode yang dilakukan pada saat kondisi
terjadi secara alamiah (tanpa rekayasa), peneliti memiliki peran utama, teknik pengumpulan
data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat indukti, hasil penelitiannya pun lebih
menekankan pada makna daripada secara keseluruhan (Sugiyono, 2005)
DAFTAR PUSTAKA

PURBA, K. K. B. (2019). MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN


METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN BENDA
DAN SIFATNYA DI KELAS IV SD NEGERI 040538 SAMPUN TAHUN PELAJARAN
2018/2019 (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS QUALITY).

Hania, P., Setyawan, A., & Citrawati, T. (2020). Pemanfaatan Alat Peraga IPS
Menggunakan Metode Discovery untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV
SDN Mlajah 1 Bangkalan. Prosiding Nasional Pendidikan: LPPM IKIP PGRI
Bojonegoro, 1(1).

Priyadi, R., Yuliani, D. R., & Kurniawan, A. M. (2021). Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Peserta Didik Menggunakan Model Discovery Learning pada Materi Tumbuhan Kelas IV
SD Negeri Surusunda 01 Karangpucung. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
(JURDIKBUD), 1(3), 122-137.

Suharsimi Arikunto. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Rosarina, G., Sudin, A., & Sujana, A. (2016). Penerapan model Discovery Learning untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perubahan bentuk benda. Jurnal Pena Ilmiah , 1 (1).

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai