Anda di halaman 1dari 8

JIME, Vol. 4. No.

2 ISSN 2442-9511 Oktober 2018


Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi Gaya Menggunakan Metode Demonstrasi Pada
Siswa Kelas IV SDN Bedus Tahun Pelajaran 2017/2018

HJ. KUDISIAH
Guru kelas SDN Bedus Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya
melalui metode Demonstrasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan maret
2016 di kelas IV SDN Bedus pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018. Model penelitian
yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).
Penelitian ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang terjadi
di kelas. Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
pengamatan ( observasi ) serta refleksi tindakan. Keempat tahapan tersebut merupakan siklus yang
berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan
pada pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan mencatat hal- hal yang terjadi, dapat
disimpulkan bahwa mata pelajaran IPA khususnya materi gaya pada siklus I , nilai rata- rata yang
diperoleh sebesar 64,52 ,siswa yang tuntas belajar sebanyak 11 orang atau persentase sebesar 52,38
% dari 21 siswa kelas IV,kemudian jumlah siswa yang tidak tuntas belajar pada siklus I adalah
sebanyak 10 orang atau persentase sebesar 47,61 %.Kemudian pada siklus II mengalami
peningkatan dimana rata – rata yang diperoleh sebesar 83,33 dan 20 orang siswa yang tuntas
belajar atau sebesar 92,23 % dan siswa yang belum tuntas belajar hanya 1 orang atau sebesar 4,76
%. Dari siklus I menuju siklus II dilihat dari rata – rata yang diperoleh mengalami peningkatan
sebesar 18,81 poin,kemudian persentase ketuntasan dari siklus I menuju siklus II meningkat sebesar
39,85 poin. Dengan demikian dari hasil analisa peneliti, bahwa pembelajaran dengan menggunakan
metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA tentang gaya, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Hasil Belajar, IPA, Metode Demonstrasi

PENDAHULUAN Sehubungan dengan hal tersebut di atas


Kemajuan ilmu pengetahuan dan jelas bahwa pengajaran IPA menunjang
teknologi menuntut pengembangan kemajuan perkembangan teknologi.
kemampuan siswa Sekolah Dasar dalam Keberhasilan pengajaran IPA ditentukan oleh
bidang akademis. Selain itu kemajuan ilmu berbagai hal, antara lain, kemampuan siswa
pengetahuan dan teknologi juga sangat dan kemampuan guru itu sendiri di dalam
diperlukan untuk melanjutkan belajar ke melaksanakan proses belajar mengajar yang
sekolah yang lebih tinggi maupun untuk bermakna sesuai dengan tujuan pengajaran
mengembangkan bakat, minat, dan IPA yang terdapat pada kurikulum. Siswa
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. sebagai objek pengajaran, memiliki
Misalnya dengan mata pelajaran IPA dapat kemampuan yang berbeda-beda, ada yang
melatih keterampilan anak untuk berpikir cerdas, ada pula yang kurang. Untuk itu guru
secara kreatif dan inovatif. IPA merupakan harus pandai dalam menyampaikan materi
latihan awal bagi siswa untuk berpikir dalam kepada siswa karena keragaman yang ada
mengembangkan daya cipta dan minat siswa pada siswa.
secara dini kepada alam sekitarnya. Metode demonstrasi adalah cara
Adapun arti dari pendidikan adalah “proses penyajian pelajaran dengan memperagakan
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau mempertunjukkan kepada siswa suatu
atau sekelompok orang dalam usaha proses, situasi atau benda tertentu yang
mendewasakan manusia melalui upaya sedang dipelajari baik dalam bentuk
pengajaran dan pelatihan, (Departemen sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan,
Pendidikan Nasiona 2008;236) yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

Jurnal Ilmiah Mandala Education 195


JIME, Vol. 4. No. 2 ISSN 2442-9511 Oktober 2018
Dengan metode demontrasi, proses Gaya Menggunakan Metode Demonstrasi
penerimaan siswa terhadap pelajaran akan pada Siswa Kelas IV SDN Bedus Tahun
lebih berkesan secara mendalam, sehingga Pelajaran 2017/2018”.
membentuk pengertian dengan baik dan Rumusan Masalah
sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan Berdasarkan latar belakang tersebut
memperhatikan apa yang diperlihatkan diatas maka peneliti merumuskan masalah
selama pelajaran berlangsung. (Syaiful Bahri untuk dipecahkan yaitu; bagaimanakah
2010;90) Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Gaya
Berdasarkan hasil ulangan harian materi dengan Metode Demonstrasi pada Siswa
gaya setelah di lakukan analisis diperoleh Kelas IV SDN Bedus Tahun Pelajaran
hasil belajar siswa kelas IV SDN Bedus pada 2017/2018 ?
pembelajaran IPA di bawah KKM yang telah Tujuan Penelitian
ditetapkan sekolah yaitu 70. Dari 21 siswa Berdasarkan rumusan masalah di atas,
kelas IV SDN Bedus, 12 siswa atau 57,14% maka tujuan yang hendak dicapai dari
mendapat nilai di bawah KKM, sedangkan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan
hanya 9 siswa atau 42,85 yang mendapatkan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Menggunakan
nilai di atas KKM. Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV
Rendahnya hasil belajar IPA pada SDN Bedus Tahun Pelajaran 2017/2018.
materi gaya disebabkan karena keterlibatan Manfaat Penelitian
siswa secara langsung dalam pembelajaran Manfaat secara teoritis sebagai
sangat minim sehingga siswa tidak pengetahuan dan pengalaman baru,
memahami materi yang diajarkan. Di samping sedangan secara praktis penelitian ini
itu, siswa tidak antusias dan tertarik pada bermanfaat Sebagai refrensi bagi guru
materi karena guru menggunakan metode dalam rangka meningkatkan kualitas proses
konvensional dalam mengajar. Pembelajaran dan hasil belajar sehingga diperoleh hasil
dengan metode konvensional tak lebih dari belajar yang lebih baik dan memuaskan.
transfer ilmu guru kepada murid di dalam KAJIAN TEORI
kelas melalui komunikasi satu arah. Murid Pengertian Belajar
hanya menjadi obyek pasif yang mempunyai Belajar adalah suatu aktifitas yang
kewajiban untuk menghafal catatan yang telah dilakukan seseorang dengan sengaja dalam
diberikan guru supaya bisa menjawab soal- keadaan sadar untuk memperoleh suatu
soal yang nantinya akan diujikan. konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru
Berdasarkan masalah yang telah sehingga memungkinkan seseorang
diidentifikasi di atas dan didukung oleh terjadinya perubahan perilaku yang relatif
referensi studi dan penelitian, maka peneliti tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun
sekaligus sebagai guru kelas IV menawarkan dalam bertindak. (Ahmad Susanto 2013;4)
suatu solusi yaitu dengan menerapkan metode Menurut Slameto “belajar adalah suatu
pembelajaran demonstrasi dalam rangka proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
untuk mengantisipasi masalah tersebut, yang memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sekaligus mengurangi cara belajar yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
konvensional yang sering digunakan dalam pengalamannya sendiri dalam interaksi
belajar mengajar IPA. Besar harapan penulis dengan lingkungannya. (Slameto 2010: 2)
dalam pembelajaran tentang Gaya dengan Sedangkan menurut Pupuh
metode demonstrasi dapat menarik minat Fathurrohman dan Sobry Sutikno (2007: 6)
belajar siswa dalam pembelajaran sehingga belajar pada hakikatnya adalah “perubahan”
tujuan yang diharapkan yaitu hasil belajar yang terjadi di dalam diri seseorang setelah
IPA tentang gaya, dapat tecapai sehingga melakukan aktifitas tertentu.Walaupun pada
peneliti mengambil judul Penelitian kenyataannya tidak semua perubahan
“Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi termasuk kategori belajar. Misalnya

Jurnal Ilmiah Mandala Education 196


JIME, Vol. 4. No. 2 ISSN 2442-9511 Oktober 2018
perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya. Sesuai hakekat belajar dan yang ke-3 sesuai
Dalam belajar yang terpenting adalah proses dengan materi/bahan yang harus dipelajari
bukan hasil yang di perolehnya. Artinya, (Slameto 2010;27-28)
belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, Hasil Belajar
adapun orang lain itu hanya sebagai perantara Di dalam menyelenggarakan proses
atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar mengajar dapat di lihat dari terjadinya
belajar itu dapat berhasil dengan baik. perubahan yang di harapkan sesuai dengan
Sedangkan menurut Masitoh dan tujuan yang telah di rumuskan. Tujuan yang
Laksmi Dewi (2009: 3) “belajar adalah suatu di maksud tersebut berupa hasil belajar siswa.
proses atau kegiatan yang di lakukan sehingga Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang
membuat suatu perubahan perilaku yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
berbentuk kognitif, afektif, maupun aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
psikomotor. sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Sebagai landasan penguraian mengenai Secara sederhana, yang di maksud
apa yang di maksud dengan belajar, terlebih dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan
dahulu akan dikemukakan beberapa definisi yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan
berikut; (1) Hilgard dan Bower, belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan
mengemukakan: “Belajar berhubungan suatu proses dari seseorang yang berusaha
dengan perubahan tingkah laku seseorang untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh perilaku yang relative menetap. Untuk
pengalamannya yang berulang-ulang dalam mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai
situasi itu, di mana perubahan tingkah laku telah sesuai dengan tujuan yang di kehendaki
itu tidak dapat di jelaskan atau dasar dapat di ketahui melalui evaluasi.
kecenderungan respon pembawaan, Macam-macam Hasil Belajar
kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat Menurit Bloom macam-macam hasil
seseorang.” (2) Gagne, menyatakan bahwa: belajar meliputi (1) Pemahaman konsep, (2)
“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus Keterampilan Proses, (3) Sikap (Ahmad
bersama dengan isi ingatan mempengaruhi Susanto 2009: 5-7)
siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
berubah dari waktu sebelum ia mengalami Belajar
situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami Keberhasilan belajar sangat di pengaruh
situasi tadi.” oleh beberapa faktor.Faktor- Faktor tersebut
Ciri Khas perilaku belajar dapat di kelompokkan menjadi dua kelompok
Setiap perilaku belajar selalu ditandai yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern)
oleh ciri-ciri perubahan perilaku yang dan faktor dari luar diri siswa /ekstern (
spesifik. Diantara ciri-ciri perubahan khas Ahmad Susanto; 2009;12)
yang menjadi karakteristik perilaku belajar Kajian Tentang Metode Demonstrasi
yang terpenting adalah: (1) Perubahan Demonstrasi berarti pertunjukan atau
Intensional, (2) Perubahan Positif dan Aktif, peragaan. Dalam pembelajaran menggunakan
(33) Perubahan Efektif dan Fungsional metode demonstrasi dilakukan pertunjukan
(Muhibbin Syah 2005: 116) sesuatu proses, berkenaan dengan materi
Prinsip-Prinsip Belajar pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan baik
Prinsip-prinsip belajar dapat di susun oleh guru maupun orang luar yang diundang
oleh calon guru atau pembimbing dengan ke kelas. Proses yang didemonstrasikan
prinsip yang dapat di laksanakan dalam diambil dari obyek yang sebenarnya. (Zakiah
situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh Daradjat 1995;296)
setiap siswa secara individu. Susunan prinsip- Metode demonstrasi biasanya
prinsip belajar tersebut adalah: 1. Berdasarkan berkenaan dengan tindakan-tindakan atau
prasarat yang di perlukan untuk belajar, 2. prosedur yang dilakukan, (Masitoh 2009:

Jurnal Ilmiah Mandala Education 197


JIME, Vol. 4. No. 2 ISSN 2442-9511 Oktober 2018
162). Metode demonstrasi merupakan metode Walaupun dalam proses demonstrasi peran
mengajar yang menyajikan bahan pelajaran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan
dengan mempertunjukkan secara langsung tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan
objek atau cara melakukan sesuatu sehingga pelajaran lebih konkret. Dalam strategi
dapat mempelajarinya secara proses. Melalui pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan
metode demonstrasi guru memperlihatkan untuk mendukung keberhasilan strategi
suatu proses, peristiwa, atau cara kerja suatu pembelajaran ekspositori dan inkuiri. (Wina
alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat Sanjaya 2010; 152).
dilakukan dengan berbagai cara, dari yang Dari definisi-definisi di atas, peneliti
sekedar memberikan pengetahuan yang sudah dapat menyimpulkan bahwa metode
di terima begitu saja oleh peserta didik, demonstrasi adalah cara-cara guru dalam
sampai pada cara agar peserta didik dapat mengajar dengan memperagakan dan
memecahkan suatu masalah. mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,
Metode Demonstrasi ialah metode situasi, kejadian, urutan melakukan suatu
mengajar dengan menggunakan peragaan kegiatan atau benda tertentu yang sedang
untuk memperjelas suatu pengertian atau dipelajari baik dalam bentuk yang sebenarnya
untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya maupun tiruan melalui penggunaan berbagai
suatu proses pembentukan tertentu pada macam media yang relevan dengan pokok
siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut bahasan untuk memudahkan siswa agar
dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru kreatif dalam memahami materi.
atau anak didik itu sendiri. Peran penggunaan Kelebihan dan kelemahan Metode
metode demonstrasi mampu Demonstrasi
mengkomunikasikan sesuatu yang ingin Kelebihan metode demonstrasi
disampaikan oleh pemberi kepada penerima. diantaranya; (a) Melalui metode demonstrasi
Oleh karena itu dalam merancang proses terjadinya verbalisme akan dapat dihindari,
belajar hendaknya dipilih metode yang benar- sebab siswa disuruh langsung memerhatikan
benar efektif dan efisien atau merancang bahan pelajaran yang dijelaskan, (b) Proses
metode sendiri sehingga dapat menyampaikan pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa
pesan pembelajaran, yang akhirnya terbentuk tak hanya mendengar, tetapi juga melihat
kompetensi tertentu dari siswa. peristiwa yang terjadi, (c) Dengan cara
Metode yang di maksud dalam mengamati secara langsung siswa akan
penelitian ini adalah metode demonstrasi. memiliki kesempatan untuk membandingkan
Metode demonstrasi mempunyai kemampuan anatara teori dan kenyataan. Dengan demikian
atau potensi mengatasi kekurangan- siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
kekurangan guru, metode demonstrasi mampu pembelajaran.
menyampaikan meteri secara jelas dan mudah Kelemahan metode demonstrasi
di pahami siswa.Dengan demikian penggunan diantaranya; (a) Metode demonstrasi
metode demonstrasi dapat menyalurkan pesan memerlukan persiapan yang lebih matang,
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan sebab tanpa persiapan yang memadai
kemauan. Dari hal tersebut maka proses demonstrasi yang memadai demonstrasi bisa
belajar akan efektif dan prestasi belajar siswa gagal sehingga dapat menyebabkan metode
akan meningkat. ini tidak efektif lagi, (b) Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan
penyajian pelajaran dengan memperagakan tempat yang memadai yang berarti
dan mempertujukan kepada siswa tentang penggunaan metode ini memerlukan
suatu proses,situasi atau benda tertentu,baik pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. dengan ceramah, (c) Demonstrasi
Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak memerlukan kemampuan dan keterampilan
terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. guru yang khusus, sehingga guru dituntut

Jurnal Ilmiah Mandala Education 198


JIME, Vol. 4. No. 2 ISSN 2442-9511 Oktober 2018
untuk bekerja lebih professional( Wina Ketiga, ilmu pengetahuan sebagai sikap.
Sanjaya 2010: 152-153) Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan
IPA adalah pengetahuan khusus yaitu sikap yang harus di miliki oleh seorang
dengan melakukan observasi, eksperimen, ilmuwan dalam melakukan penelitian dan
penyimpulan, penyusunan teori dan demikian mengkomunikasikan hasil penelitiannya.
seterusnya kait mengkait antara cara yang (Ahmad Susanto 165-169)
satu dengan cara yang lain. IPA berhubungan Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI
dengan mencari tahu tentang alam secara Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan
sistematis, sehingga IPA bukan hanya agar siswa: (1) Mengembangkan rasa ingin
penguasaan kumpulan sistematis, sehingga tahu dan suatu sikap positif terhadap saint,
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan yang teknologi, dan masyarakat. Mengembangkan
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau keterampilan proses untuk menyelidiki alam
prinsip prinsip saja, tetapi juga merupakan sekitar, memecahkan masalah dan membuat
suatu proses penemuan pada prinsipnya keputusan, (2) Mengembangkan pengetahuan
mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan pemahaman konsep-konsep saint yang
dan cara mengerjakan atau melakukan dan akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
membantu siswa untuk memahami siswa kehidupan sehari-hari.
untuk memahami alam Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di
sekitar secara mendalam SD/MI
(http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/10/h Ruang lingkup pembelajaran IPA di
akekat-pembelajaran-ipa-di-sd.html (diunduh SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
24/2/2016) Sains atau IPA adalah usaha (1) Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa
manusia dalam memahami alam semesta gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan
melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, ukuran (2) Mendeskripsikan hasil pengamatan
serta menggunakan prosedur, dan di jelaskan tentang pengaruh energi panas, gerak, getaran
dengan penalaran sehingga mendapatkan dalam kehidupan sehari-hari, (3)
suatu kesimpulan. Hakikat pembelajaran sains Mengidentifikasi sumber energi dan
yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam kegunaannya
yang dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Pengertian Gaya
ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan Gaya sering diartikan sebagai dorongan
menjadi tiga bagian, yaitu : ilmu pengetahuan atau tarikan. Bila kita menarik atau
alam sebagai produk, proses, dan sikap mendorong suatu benda, maka berarti kita
(Ahmad Susanto;165) memberikan gaya pada benda tersebut. Untuk
Pertama, ilmu pengetahuan alam melakukan suatu gaya, diperlukan tenaga.
sebagai produk, yaitu kumpulan sebagai Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya
produk, yaitu kumpulin hasil penelitian yang dapat dirasakan. Gaya ada yang kuat dan ada
telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk yang lemah. Makin besar gaya dilakukan,
konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan makin besar pula tenaga yang diperlukan.
empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA Besar gaya dapat diukur dengan alat yang
sebagai produk, antara lain: fakta-fakta, disebut dinamometer. Satuan gaya dinyatakan
prinsip, hukum, dan teori-teori IPA. dalm Newton (N). Gaya dapat mempengaruhi
Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai gerak dan bentuk benda.
proses, yaitu untuk menggali dan memahami Macam – macam Gaya
pengetahuan tentang alam. Karena IPA Macam-macam gaya diantaranya: (1)
merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka Gaya otot, (2) Gaya Magnet, (3) Gaya Gesek,
IPA membutuhkan proses dan menemukan (4) Gaya Pegas, (5) Gaya Gravitasi
fakta dan teori yang akan digeneralisasi oleh METODE PENELITIAN
ilmuwan. Tempat dan Waktu Penelitian

Jurnal Ilmiah Mandala Education 199


JIME, Vol. 4. No. 2 ISSN 2442-9511 Oktober 2018
Penelitian ini dilakukan di Kelas IV bahwa kemampuan IPA khususnya materi
SDN Bedus yang beralamat di Kecamatan gaya siswa kelas tersebut masih rendah.
Pujut Alasan penulis mengadakan penelitian Data dan Sumber Data
di lembaga tersebut karena penulis bertugas Data dalam penelitian ini ada dua
ditempat itu. Adapun Waktu penelitian macam, yaitu (1) data kualitatif Data kualitatif
dilaksanakan pada bulan Januari sampai adalah data yang berupa kalimat atau
Maret 2018. pernyataan bukan berupa angka, dan data
Metode Penelitian dan Rancangan Siklus kuantitatif adalah data yang berupa angka-
Penelitian angka.
Metode yang digunakan dalam Instrumen Pengumpulan Data.
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Instrumen yang digunakan untuk
Kelas (PTK), Penelitian tindakan kelas mengumpulkan data dalam penelitian ini
merupakan suatu penelitian yang mengangkat terdiri atas dua jenis, yaitu:Test untuk
masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh mengukur tingkat hasil belajar siswa
guru di lapangan. digunakan test akhir siklus I berupa post tes
Wibawa dan Arikunto mengartikan dalam bentuk pihan ganda, isian dan essai.
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan Test ini bertujuan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar untuk menganalisa peningkatan hasil
berupa sebuah tindakan, yang sengaja belajar siswa pada materi gaya yang telah
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas disampaikan pada proses pembelajaran
secara bersama. Penelitian yang dilakukan selama siklus.
terdiri dari empat tahapan, yaitu: (a) Teknik Pengumpulan Data
Perencanaan (Planning), (b) Tindakan Pengumpulan data dilakukan pada
(Action), (c) Pengamatan (Observasi) , (d) setiap aktivitas, situasi atau kejadian yang
Refleksi berkaitan dengan tindakan penelitian yang
Desain Penelitian Analisis Data dan Interpretasi Data
Desain penelitian tindakan kelas ini Proses analisis data terdiri atas analisis
selanjutnya secara sistematis disajikan dalam data pada saat di lapangan yaitu pada
alur diagram sebagaimana terlihat dibawah pelaksanaan kegiatan penelitian. Data yang
ini. sudah terkumpul berupa hasil kerja LKS, hasil
observasi, catatan lapangan dan hasil belajar
siswa.Semua data dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif. Adapun
peneliti menggunakan indikator keberhasilan
penelitian untuk menentukan apakah siklus
akan dilanjutkan atau dihentikan. Indikator
keberhasilan tersebut adalah:
1.
ata hasil observasi disajikan dalam
bentuk tabel kemudian dianalisis
menggunakan nilai persentase. Rumus
persentase yang digunakan adalah:
Rumus mean atau rerata nilai
Subjek Penelitian (Suharsimi Arikunto, 2007: 284-285):
Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IV dengan jumlah 21 orang yang
terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa Keterangan:
Perempuan. Pertimbangan dipilihnya kelas P = Angka persentase rata-rata kelas
tersebut didasarkan pada temuan masalah (mean)

Jurnal Ilmiah Mandala Education 200


JIME, Vol. 4. No. 2 ISSN 2442-9511 Oktober 2018
∑s = jumlah skor (nilai siswa) sehingga penelitian ini di hentikan sampai
N = banyaknya siswa siklus II. .
2. Pembahasan S
edangkan rumus untuk menghitung Pada pelaksanaannya penelitian ini
persentase siswa yang lulus adalah dilakukan dalam dua siklus mulai dari tanggal
sebagai berikut : 4 Januari 2018 sampai tanggal 9 maret 2018.
Dari kedua siklus yang telah dilaksanakan
terlihat adanya peningkatan hasil belajar
siswa dengan penerapan metode demonstrasi.
Keterangan : Hal tersebut diperkuat juga dengan
P = Angka persentase peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus
F = Frekuensi yang sedang dicari ke siklus,
persentasinya (dalam hal ini adalah Hasil belajar siswa pada siklus I yang
jumlah siswa yang mencapai nilai ≥ dilaksanakan pada tanggal 4 Januari
KKM) diperoleh data bahwa siswa memperoleh
N = Jumlah frekuensi atau banyaknya rata-rata nilai 64,52 dan siswa tuntas belajar
individu dalam subjek penelitian Menurut sebanyak 11 orang atau Persentase ketuntasan
HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 52,38 %dari nilai KKM yang
Siklus I ditetapkan yaitu 70. Dan siswa yang tidak
Siklus I dilaksanakan pada hari kamis tuntas belajar sebanyak 10 orang atau sebesar
tanggal 4 Januari 2018 , dengan alokasi waktu 47,61 %.Hal ini memberikan gambaran
2 x 35 menit untuk setiap pertemuan, dan bahwa hasil belajar siswa tentang Materi
ditambah 1 kali pertemuan untuk tes. Gaya pada siklus I masih jauh dari
Berdasarkan pengolahan nilai hasil tes siswa ketuntasan klasikal yang ditetapkan ,maka
rata-rata nilai 64,52 dan siswa tuntas belajar penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus II.
sebanyak 11 orang atau Persentase ketuntasan Kemudian pada siklus II diperoleh data
sebesar 52,38 % dari 21 siswa dengan nilai sebagai berikut siswa memperoleh rata-rata
KKM yang ditetapkan yaitu 70. Dan siswa sebesar 83,33 dan siswa tuntas belajar
yang tidak tuntas belajar sebanyak 10 orang sebanyak 20 orang atau Persentase ketuntasan
atau sebesar 47,61 %.Hal ini memberikan sebesar 92,23 % dari nilai KKM yang
gambaran bahwa hasil belajar siswa tentang ditetapkan yaitu 70. Dan siswa yang tidak
Materi Gaya pada siklus I masih jauh dari tuntas belajar sebanyak 1 orang atau sebesar
ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaiti ≥ 85 4,76 %.Hal ini memberikan gambaran bahwa
%, Berdasarkan hal tersebut diats maka hasil belajar siswa tentang Materi Gaya pada
penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus II. siklus II Menunjukkan hasil yang sangat
Siklus II signifikan sehingga penelitian ini di hentikan
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu sampai siklus II.
24 Januari 2018 dengan alokasi waktu 2 x 35 Dari data yang di peroleh pada siklus I
menit, dan ditambah 1 kali pertemuan untuk rata – rata hasil belajar siswa pada siklus I
tes.Adapun hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 64,52 meningkat pada siklus II
adala perolehan nilai rata-rata nilai sebesar sebesar 83,3 meningkat sebesar 18,78
83,33 dan siswa tuntas belajar sebanyak 20 poin.kemudian persentase ketuntasan pada
orang atau Persentase ketuntasan sebesar siklus I sebesar 52,38 meningkat pada siklus
92,23 % dari nilai KKM yang ditetapkan II sebesar 92,23 % meningkat sebesar 39,85
yaitu 70. Dan siswa yang tidak tuntas belajar poin maka dengan demikian ketuntasan
sebanyak 1 orang atau sebesar 4,76 %.Hal ini belajar secara klasikal sudah tercapai.
memberikan gambaran bahwa hasil belajar Kesimpulan
siswa tentang Materi Gaya pada siklus II Berdasarkan hasil analisis data dan
Menunjukkan hasil yang sangat signifikan pembahasan pada Bab IV dapat disimpulkan

Jurnal Ilmiah Mandala Education 201


JIME, Vol. 4. No. 2 ISSN 2442-9511 Oktober 2018
bahwa: Nilai rata-rata hasil belajar Ilmu Strategi Belajar Mengajar, Bandung:
Pengetahuan Alam materi gaya siswa di Kelas PT Refika Aditama, 2007
IV SDN Bedus pada siklus I sebesar 64, 52 Hardini, Isriani dan Dewi Puspitasari,
dan pada siklus II sebesar 83,30 sehingga Strategi Pembelajaran Terpadu, cetakan
dapat diketahui terdapat kenaikan atau pertama, Yogyakarta: Familia, 2012.
peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke Jumali, dkk, Kreatif Ilmu Pengatahuan
siklus II, meningkat sebesar 18, 78 poin. Alam kelas 4 untuk Sekolah Dasar,
Persentase ketuntasan belajar siswa pada Jakarta, Duta, 2013.
siklus I menunjukkan angka sebesar 52,38% Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi
atau sebanyak 11 orang dari 21 siswa dan Pembelajaran, Direktorat Jenderal
pada siklus II meningkat menjadi 92,23 % Pendidikan Islam Departemen Agama
atau sebanyak 20 orang dari 21 siswa. Dengan RI, 2009.
demikian terdapat peningkatan persentase Ngalim, M. Purwanto, Psikologi
ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus Pendidikan, cetakan keduapuluhlima,
II. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
Berdasarkan data hasil belajar tersebut Sanjaya,Wina, Strategi Pembeljaran
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Berorientasi Standar Proses
dengan menggunakan metode demonstrasi Pendidikan, Jakarta, Kencana, 2010.
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam Setyawan, Budi,
mata pelajaran IPA pada materi gaya di kelas http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/
IV SDN Bedus Kecamatan Pujut. 10/hakekat pembelajaran-ipa-di-
DAFTAR PUSTAKA sd.html diunduh 24/2/2016
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang
Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Jakarta:PT Bumi Aksara, 2008. Cipta, 2010
Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Sudijono, Anas, Pengantar Statistik
Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Bumi Aksara, 1995. Persada, 2008.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Susanto, Ahmad, Teori Belajar dan
Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, : Kencana, 2013.
2008. Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta:
Djamarah, Bahri Syaiful dan Aswan Zain, Raja Grafindo Persada, 2006.
Strategi Belajar Mengajar, cetakan Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan
keempat, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Fathurrahman, Pupuh dan Sobry Sutikno, PT. Remaja Rosdakarya, 2005.

Jurnal Ilmiah Mandala Education 202

Anda mungkin juga menyukai