3 No 2, Agustus 2019
ISSN: 2613-9553
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran berpendekatan saintifik
berbasis Problem Based Learning (PBL) berorientasi STEM terhadap kemampuan berpikir kritis dan
literasi sains pada siswa kelas V SD di Gugus I Gusti Ketut Pudja. Penelitian ini merupakan
eksperimen semu (quasi experiment). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas V SD Gugus
I Gusti Ketut Pudja Denpasar Selatan. Sample penelitian didapatkan melalui proses random sampling.
Sample penelitian adalah siswa kelas V SD Hainan School dan siswa kelas V SD 5 Panjer. Hasil data
kemampuan berpikir kritis siswa didapat melalui tes uraian dan hasil data literasi siswa didapat melalui
tes pilihan ganda. Data dianalisis menggunakan analisis Manova berbantuan SPSS 16.00 for windows.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : 1) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran saintifik berbasis Problem Based Learning (PBL)
berorientasi STEM dengan siswa yang mengikuti pembelajaran saintifik, 2) terdapat perbedaan
literasi sains siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran saintifik berbasis
Problem Based Learning (PBL) berorientasi STEM dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
saintifik, 3) terdapat perbedaan simultan kemampuan berpikir kritis dan literasi sains antara siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran saintifik berbasis Problem Based Learning (PBL)
berorientasi STEM dengan siswa yang mengikuti pembelajaran saintifik. Dapat disimpulkan terdapat
pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berorientasi STEM.terhadap
kemampuan berpikir kritis dan literasi sains siswa.
Kata kunci : berpikir kritis, literasi sains, pembelajaran PBL, STEM.
Abstract
This research aims to determine the effect of scientific learning based with Problem Based Learning
(PBL) oriented with STEM on critical thinking skills and science literacy in fifth grade students in SD
Gugus I Gusti Ketut Pudja. This research was a quasi experiment. The population of this research
were all students of fifth grade students of Gugus I Gusti Ketut Pudja in South Denpasar. The sample
in this research determined by simple random sampling. The sample of this research was the fifth
grade students of SD Hainan School and fifth grade students of SD 5 Panjer. Critical thinking skills and
science literacy data were collected by critical thinking skills test and science literacy tests. Data were
analyzed by manova analysis assisted by SPSS 16.00 for Windows. The results of this research
showed: 1) There were significant differences in critical thinking skills between students in scientific
learning based with Problem Based Learning (PBL) oriented with STEM and students in scientific
learning, 2) There were significant difference in science literacy in scientific learning based with
Problem Based Learning (PBL) oriented with STEM with students who take scientific learning, 3)
simultaneous differences in critical thinking skills and science literacy between students in scientific
learning based with Problem Based Learning (PBL) oriented with STEM and students in scientific
learning. Conclusion for this research is Problem Based Learning (PBL) oriented with STEM was take
effect for critical thinking skills and science literacy.
Keyword : critical thinking, science literacy, PBL learning, STEM
berorientasi pada dengan Science, sehingga dapat dijadikan bekal untuk hidup
Technology, Engineering, dan Mathematics bermasyarakat dan memecahkan
(STEM). STEM merupakan kumpulan dari permasalahan yang dihadapi dalam
berbagai displin ilmu yang berkaitan erat satu kehidupan sehari-hari yang terkait dengan
sama lain. Sains memerlukan matematika bidang ilmu STEM (Mayasari, 2014).
sebagai alat dalam mengolah data, Permanasari (2016) menyatakan bahwa
sedangkan teknologi dan teknik merupakan STEM yang bersifat integratif memungkinkan
aplikasi dari sains. Melalui pembelajaran berbagai metode pembelajaran dapat
STEM, siswa memiliki literasi sains dan digunakan untuk mendukung penerapannya.
teknologi yang nampak dari membaca, Dalam STEM education terdapat unsur E dari
menulis, mengamati, serta melakukan sains STEM, yaitu berupa langkah-langkah
sehingga dapat dijadikan bekal untuk hidup engineering dalam proses pembelajaran.
bermasyarakat dan memecahkan engineering is required to address the entire
permasalahan yang dihadapi dalam process of solving ill-defined problems from
kehidupan sehari-hari yang terkait dengan understanding an ill-defined problem to
bidang ilmu STEM (Mayasari, 2014). evaluating multiple solutions (Jang, 2015).
Pendekatan STEM dalam pembelajaran Langkah-langkah dari engineering tidak jauh
diharapkan dapat menghasilkan berbeda dengan langkah-langkah
pembelajaran yang bermakna bagi siswa pemecahan masalah dalam pembelajaran
melalui integrasi pengetahuan, konsep, dan berbasis masalah. Langkah-langkah dari
keterampilan secara sistematis. STEM pembelajaran tersebut yaitu mengemukan
education can link scientific inquiry, by dan menentukan masalah, menentukan
formulating questions answered through pengerjaan proyek secara individu atau tim,
investigation to inform the student before mengembangkan desain pemecahan
they engage in the engineering design masalah, membangun, menguji coba, dan
process to solve problems (Kennedy, 2014). mengevaluasi produk, serta
National Research Council (2011) mengomunikasikan produk tersebut
menyatakan bahwa dalam pembelajaran (Chandrasekaran dalam Farmawati, 2017).
STEM siswa memiliki kesempatan untuk Problem solving that addresses ill-defined
belajar sains, matematika, dan teknik dengan problems and demands the evaluation of
mengatasi masalah yang memiliki aplikasi di multiple solution paths should be more
dunia nyata. encouraged in STEM education programs
(Jang, 2015). Berdasarkan hal tersebut,
PBL berorientasi STEM menjadi sangat memungkinkan STEM di orientasikan
salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam pendekatan pembelajaran Problem
menghadapi permasalahan - permasalahan Based Learning. Melalui penerapan PBL
yang sudah dijelaskan sebelumnya. PBL berorientasi STEM diharapkan mampu
merupakan pembelajaran yang berdasarkan mengakomodasi kemampuan berpikir kritis
pada permasalahan. Nugraha (2017) dan literasi sains siswa.
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
kemampuan berpikir kritis melalui model PBL Berdasarkan uraian yang telah
dengan outdoor learning. Toharudin dalam peneliti sampaikan maka peniliti tertarik untuk
Abidin dkk (2017) mengemukakan bahwa melakukan penelitian yang berjudul
salah satu model atau pendekatan “Pengaruh Problem Based Learning (PBL)
pembelajaran yang dapat membangun Berorientasi STEM terhadap Kemampuan
literasi sains adalah pembelajaran berbasis Berpikir Kritis dan Literasi Sains Siswa pada
masalah. STEM merupakan kumpulan dari Kelas V SD di Gugus I Gusti I Gusti Ketut
berbagai displin ilmu yang berkaitan erat satu Pudja”. Adapun hipotesis dalam penlitian ini
sama lain. Keempat disiplin ilmu tersebut yaitu: (1) terdapat perbedaan kemampuan
yaitu Science, Technology, Engineering, dan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti
Mathematics (STEM). Melalui pembelajaran pembelajaran dengan pembelajaran saintifik
STEM, siswa memiliki literasi sains dan berbasis Problem Based Learning (PBL)
teknologi yang nampak dari membaca, berorientasi STEM dengan siswa yang
menulis, mengamati, serta melakukan sains mengikuti pembelajaran saintifik, (2) terdapat
perbedaan literasi sains antara siswa yang Pudja. Sample penelitian ini adalah siswa
mengikuti pembelajaran dengan kelas V SD Hainan School dan siswa kelas V
pembelajaran saintifik berbasis Problem SD 5 Panjer.
Based Learning (PBL) berorientasi STEM
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran Hasil data kemampuan berpikir kritis
saintifik (3) terdapat perbedaan simultan siswa didapat melalui tes uraian dan hasil
kemampuan berpikir kritis dan literasi sains data literasi siswa didapat melalui tes pilihan
antara siswa yang mengikuti pembelajaran ganda. Tes uraian untuk kemampuan berpikir
dengan pembelajaran saintifik berbasis kritis terdiri dari 5 pertanyaan, apabila siswa
Problem Based Learning (PBL) berorientasi menjawab benar dan sesuai kriteria
STEM dengan siswa yang mengikuti kemampuan berpikir kritis maka memperoleh
pembelajaran saintifik. skor 5 dan apabila tidak menjawab
berdasarkan kriteria kemampuan berpikir
kritis memperoleh skor 0. Tes pilihan ganda
untuk literasi sains siswa terdiri dari 20
METODE pertanyaan, apabila siswa menjawab benar
maka memperoleh skor 1 dan apabila salah
Penelitian ini merupakan eksperimen memperoleh skor 0. Hasil kemampuan
semu (quasi experiment). Rancangan berpikir kritis kemudian dianalisis
analisis penelitian adalah rancangan single menggunakan analisis Manova berbantuan
factor independent group design. Populasi SPSS 16.00 for windows.
penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas V
SD Gugus I Gusti Ketut Pudja Denpasar
Selatan. Pengambilan sample penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN
didapatkan melalui proses random sampling.
Sebelum dilakukan pengambilan sampling,
terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan Hasil penelitian tentang kemampuan
terhadap nilai ulangan umum semester ganjil
berpikir kritis dan literasi sains siswa
siswa pada mata pelajaran IPA tahun ajaran
2018/2019 kelas V SD di Gugus I Gusti Ketut disajikan pada tabel berikut :
Modus (Mo) 76 44 75 65
Median (Md) 73 60 75 65
Maks 92 85 95 85
Min 40 40 50 40
Keterangan :
A1Y1 = Data kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti model pembelajaran PBL
berorientasi STEM
A2Y1 = Data kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran saintifik
A2Y1 = Data literasi sains siswa yang mengikuti model pembelajaran PBL berorientasi
STEM
Dari hasil kemampuan berpikir kritis STEM pada kelas eksperimen secara rata-
siswa yang mengikuti model pembelajaran rata mengalami peningkatan daripada
PBL berorientasi STEM, nilai rata-rata siswa pembelajaran saintifik. Kelompok siswa yang
adalah 70,53. sebanyak 6 siswa (17,60 %) mengikuti pembelajaran Problem Based
berada pada kelompok rata-rata, 12 siswa Learning (PBL) berorientasi STEM
(35,30 %) berada di bawah kelompok rata- menampilkan kemampuan berpikir kritis lebih
rata, dan 16 siswa (47,10 %) berada di atas tinggi dibandingkan kelompok siswa yang
kelompok rata-rata. Hal ini menunjukkan, mengikuti pembelajaran saintifik. Hasil
bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang kemampuan berpikir kritis siswa pada
mengikuti model pembelajaran PBL kelompok eksperimen adalah 70,53
berorientasi STEM memperoleh nilai rata- sedangkan pada kelompok kontrol adalah
rata ideal ke atas sebanyak 22 siswa (64,70 60,33. Berdasarkan hasil analisis hipotesis
%). Hasil kemampuan berpikir kritis siswa pertama dengan bantuan SPSS 16 for
yang mengikuti model pembelajaran saintifik windows di atas tampak bahwa nilai Fhitung
didapatkan rata-rata 60,33. Sebanyak 7 adalah 11,09 dan memiliki nilai signifikansi
siswa (19,44 %) berada pada kelompok rata- sebesar 0,001 kurang dari 0,05. Hipotesis
rata, 12 siswa (34,33 %) berada di bawah pertama yaitu terdapat perbedaan
kelompok rata-rata, dan 17 siswa (47,22 %) kemampuan berpikir kritis yang mengikuti
berada di atas kelompok rata-rata. Hal ini pembelajaran dengan Problem Based
menunjukkan, bahwa kemampuan berpikir Learning (PBL) berorientasi STEM dengan
kritis siswa yang mengikuti model siswa yang mengikuti pembelajaran saintifik.
pembelajaran saintifik memperoleh nilai rata- Dengan demikian, hipotesis H0 di tolak. Hal
rata ideal ke atas sebanyak 24 siswa ini berarti bahwa ada perbedaan kemampuan
(76,66%). berpikir kritis antara siswa yang mengikuti
Hasil literasi sains siswa yang pembelajaran dengan Problem Based
mengikuti model pembelajaran PBL Learning (PBL) berorientasi STEM dengan
berorientasi STEM, rata-rata siswa adalah siswa yang mengikuti pembelajaran saintifik.
71,54. sebanyak 4 siswa (11,76 %) berada Hasil diatas sesuai dengan penelitian
pada kelompok rata-rata, 12 siswa (35,30 %) yang dilakukan Maqbullah,dkk (2018)
berada di bawah kelompok rata-rata, dan 18 menunjukan bahwa model PBL dapat
siswa (52,94 %) berada di atas kelompok meningkatkan keterampilan berpikir kritis
rata-rata. Hal ini menunjukkan, bahwa literasi peserta didik. Berdasarkan penelitian
sains siswa yang mengikuti model tersebut, pada awalnya hasil tes kemampuan
pembelajaran PBL berorientasi STEM berpikir kritis siswa setelah dibelajarkan
memperoleh nilai rata-rata ideal ke atas dengan model PBL adalah 67.88 kemudian
sebanyak 21 siswa (74,70 %). Hasil literasi terus meningkat menjadi 88,85 setelah
sains siswa yang mengikuti pembelajaran dibelajarkan model tersebut. Selain itu,
saintifik, rata-rata siswa adalah 62,78. penelitian Santriani (2017) menyatakan
Sebanyak 6 siswa (16,67 %) berada pada model pembelajaran berbasis masalah untuk
kelompok rata-rata, 11 siswa (30,55 %) meningkatkan berpikir kritis dan berpikir kritis
berada di bawah kelompok rata-rata, dan 19 dalam pembelajaran STEM dapat
siswa (52,78 %) berada di atas kelompok memberikan (1) penjelasan secara
rata-rata. Hal ini menunjukkan, bahwa literasi sederhana, (2) Membangun keterampilan
sains siswa yang mengikuti model dasar, (3) Menyimpulkan, (4) Memberikan
pembelajaran saintifik memperoleh nilai rata- penjelasan lanjut, (5) Mengatur strategi dan
rata ideal ke atas sebanyak 25 siswa (79,33 taktik.
%). Dalam pembelajaran Problem Based
Setelah pelaksaaan pembelajaran Learning (PBL) berorientasi STEM terdapat
Problem Based Learning (PBL) berorientasi proses mengidentifikasi, dimana siswa
(PBL) berorientasi STEM dengan Mayasari, T., Kadorahman, A., & Rusdiana,
siswa yang mengikuti D. 2014. Pengaruh Pembelajaran
pembelajaran saintifik. Terintegrasi Science, Technology,
c) nilai F = 6,335 dengan signifikansi Engineering, And Mathemathics
= 0,003 kurang dari 0,05. Hal ini (STEM) pada Hasil Belajar Peserta
Didik: Studi Meta Analisis. Prosiding
berarti bahwa terdapat perbedaan Semnas Pensa VI “Peran Literasi
simultan kemampuan berpikir kritis Sains” (p.371-377).
dan literasi sains antara siswa Mundzir, M.F., dkk. 2017. Problem-Based
yang mengikuti pembelajaran Learning Untuk Meningkatkan
dengan Problem Based Learning Kemampuan Literasi Sains Siswa
(PBL) berorientasi STEM dengan SD. Jurnal Pena Ilmiah: Vol 2, No 1.
siswa yang mengikuti Nava, T.H.N & Prasetyo, Z.K. 2018.
pembelajaran saintifik. Pengaruh Pendekatan Socio-
Dengan demikian, dapat disimpulkan Scientific Issues Berbasis Stem
bahwa pembelajaran dengan Problem Terhadap Literasi Sains Siswa. E-
Based Learning (PBL) berorientasi STEM Journal Pendidikan IPA: Volume 7
No 5.
berpengaruh terhadap kemampuan NRC. 2011. A Framework for K-12 Science
berpikir kritis dan literasi sains Education: Practices, Crosscutting
Concepts, and Core Ideas.
DAFTAR RUJUKAN Washington DC: The National
Academies Press
Afriana, J. 2016. Penerapan Project Based
Nugraha, A. J., dkk. 2017. Analisis
Learning Terintegrasi STEM untuk
Kemampuan Berpikir Kritis Ditinjau
Meningkatkan Literasi Sains Siswa
dari Keterampilan Proses Sains dan
Ditinjau dari Gender. Jurnal Inovasi
Motivasi Belajar melalui Model PBL.
Pendidikan IPA, 2(2), 202-212.
Journal of Primary Education, 6(1).
Arends R.I. 2012. Learning To Teach, Nine
OECD. 2013. PISA 2012 Assessment and
Edition. New York: McGraw-Hill.
Analytical Framework: Mathematics,
Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian
Reading, Science, Problem Solving
Kebijakan Kurikulum Mata
and Financial Literacy. OECD
Pelajaran IPA. Jakarta: Pusat
Publishing.
Kurikulum Badan Penelitian dan
_____. 2018. PISA 2015 Result in focus.
Pengembangan Depdiknas.
Permanasari, A. 2016. STEM Education:
Farmawati, dkk. 2017. Integrasi Problem
Inovasi dalam Pembelajaran Sains.
Based Learning dalam STEM
Seminar Nasional Pendidikan Sains.
Education Berorientasi pada
Purwani, L.D. 2018. Analysis of Student’s
Aktualisasi Literasi Lingkungan dan
Scientific Literacy Skills Through
Kreativitas. Prosiding Seminar
Socioscientific Issue’s Test on
Nasional Pendidikan IPA 2017.
Biodiversity Topics. Journal of
Fischer, A. 2001. Chritical Thinking An
Physics: Conf. Series 1013.
Introduction. Cambridge :
Rahayu, E.S., dkk. 2017. Student’s Science
Cambridge University Press.
Literacy In The Aspect Of Content
Jang, H. 2015. Identifying 21st Century
Science ?. Jurnal Pendidikan IPA
STEM Competencies Using
Indonesia, 6(1), 81-87.
Workplace Data. Journal of Science
Rahayuni, G. 2016. Hubungan Keterampilan
Education and Technology.
Berpikir Kritis Dan Literasi Sains
Maqbullah, S., dkk. 2018. Penerapan Model
Pada Pembelajaran Ipa Terpadu
Problem Based Learning untuk
Dengan Model PBM Dan STM.
Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran
Kritis pada Pembelajaran IPA di
IPA, Vol. 2, No. 2, 131-146.
Sekolah Dasar. Metodik Didaktik:
Santos, L. F. 2017. The Role of Critical
Vol. 13 No. 2.
Thinking in Science Education.