Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN: 2442-7470

Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018


e-ISSN: 2579-4442

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI


PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA

Dede Salim Nahdi 1)


Devi Afriyuni Yonanda 2)
Nurul Fauziah Agustin 3)

salimnahdi15@gmail.com 1)
deviyonanda1990@gmail.com 2)
nurulfauziahagustin@gmail.com 3)

Universitas Majalengka

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep siswa


dalam pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Peneliti memberikan solusi
dengan penerapan metode demonstrasi, suatu metode pembelajaran dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran
yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Metode dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu
sebuah model penelitian yang terdiri atas empat tahap yakni perencanaa,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Ada pun desain PTK penelitian ini
mengacu pada skema yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart. Subjek
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN majalengka Kulon V
Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka tahun ajaran 2017/2018.
Jumlah seluruh siswa yang dijadikan subjek dalam penelitian adalah 36 siswa,
yang terdiri dari 18 orang siswa perempuan dan 18 orang siswa laki-laki.
Adapun Instrumen (alat pengumpul data) yang digunakan adalah butir soal dan
lembar observasi. Berdasarkan hasil penelitian terungkap adanya peningkatan
hasil evaluasi siswa pada siklus I siswa memiliki rata-rata 69,79 sedangkan
pada siklus II memiliki rata-rata 80,69 dengan persentase kenaikan dari pra-
siklus ke siklus I meningkat sebesar 18,94% sedangkan dari siklus I ke siklus
II meningkat sebesar 28,28% dan dari pra-siklus ke siklus II meningkat sebesar
47,22% maka dari itu dengan meggunakan metode demonstrasi dapat
meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat
cahaya di kelas V SDN Majalengka Kulon V Kecamatan Majalengka
Kabupaten Majalengka Tahun Ajaran 2017/2018

Kata kunci : Metode Deminstrasi, Pemahaman konsep

9
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

PENDAHULUAN siswa telah menangkap makna atau arti


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dari suatu konsep (dalam Suleman 2013:
merupakan salah satu mata pelajaran yang 5). Dari pendapat tersebut seorang siswa
berhubungan langsung dengan kehidupan yang mempunyai pemahaman ia akan
nyata siswa. Hal ini sesuai dengan mampu menjelaskan kembali materi yang
pendapat Samatoa (2011: 3) yang sudah dipelajarinya berdasarkan
mengemukakan IPA merupakan mata pemahamannya sendiri sihingga
pelajaran yang membahas tentang gejala- pembelajaran akan menjadi bermakna.
gejala alam yang disusun secara sistematis Untuk mencapai pembelajaran IPA
yang didasarkan pada hasil percobaan dan yang bermakana dan mampu
pengamatan yang dilakukan oleh manusia. mengaktifkan siswa untuk menguasai
Proses pembelajaran IPA di kelas menitik konsep-konsep materi pembelajaran IPA
beratkan pada suatu proses percobaan yang mampu diterapkan siswa dalam
untuk menghubungkan pengetahuan awal kehidupan sehari-hari maka peran guru
siswa dengan materi yang akan dipelajari. sangat berpengaruh dalam proses
Hal ini terjadi ketika pembelajaran IPA pembelajaran. Oleh karena itu seorang
mampu meningkatkan proses berpikir guru harus mampu menyajiakan
peserta didik untuk memahami suatu pembelajaran IPA yang melibatkan siswa
konsep materi sehingga peserta didik secara langsung.
mampu mengaplikasinya kedalam Namun dalam kenyataan ketika
kehidupannya sehari-hari. Pembelajaran proses pembelajaran IPA di sekolah dasar
IPA bertujuan untuk membantu siswa masih banyak pembelajaran yang
menguasai sejumlah fakta dan konsep IPA dilaksanakan secara konvensional di mana
yang dapat mengembangkan dan pembelajaran berpusat pada guru dan
menanamkan sikap ilmiah. berjalan satu arah tanpa melibatkan siswa
IPA meruapakan salah satu mata secara langsung. Pembelajaran yang
pelajaran yang diberikan pada siswa berlangsung hanya diarahkan pada
sekolah dasar. Pembelajaran IPA bertujuan kemampuan siswa untuk menghafal
untuk membantu siswa menguasai, informasi tanpa dituntut memahami
memahami sejumlah fakta dan konsep IPA informasi yang diperoleh untuk
mengenai fenomena alam serta dapat menghubungkannya dengan situasi dalam
menerapkannya dalam kehidupan sehari- kehidupan sehari-hari. kemudian guru
hari yang dapat mengembangkan dan belum sepenuhnya melaksanakan
menanamkan sikap ilmiah pada diri siswa. pembelajaran secara aktif dan kreatif
Mengingat pentingnya pemahaman konsep dalam melibatkan siswa serta belum
dalam pembelajaran IPA maka menggunakan berbagai pendekatan,
kemampuan siswa dalam memahami metode dan strategi yang sesuai dengan
konsep IPA harus lebih ditingkatkan, materi pembelajaran.
karena nilai pemahaman konsep berarti Berdasarkan hasil hasil observasi
siswa tidak hanya sebatas mengetahui dan wawancara yang dilakukan peneliti di
konsepnya saja tetapi siswa juga mampu kelas V SDN Majalengka Kulon V
menjelaskan kembali materi yang Kecamatan Majalengka pada pembelajaran
diajarkan dengan kalimat sendiri serta IPA yang dilakukan dengan Guru kelas V
dapat menerapkannya dalam kehidupan SDN Majalengka Kulon V diperoleh
sehari-hari. beberapa permasalahan diantaranya,
Pemahaman konsep adalah pemahaman konsep siswa mengenai materi
kemampuan individu untuk memahami IPA dalam pembelajaran masih rendah
suatu konsep tertentu. Seorang siswa telah atau belum dapat memahami materi
memiliki pemahaman konsep apabila dengan baik, karena setalah mengikuti

10
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

pembalajaran siswa belum dapat metode yang dapat meningkatkan


menjelaskan kembali materi yang telah pemahaman konsep siswa adalah metode
dipelajari, siswa belum mampu demonstrasi dengan metode demeonstrasi
memberikan contoh lain dari materi yang mampu mengembangkan pembelajaran
dipelajari, siswa belum mampu IPA agar lebih bermakna dan dapat
mengklasifikasikan materi dan siswa memberikan suasana baru dalam
belum dapat menyimpulkan materi yang pembelajaran.
telah dipelajari dengan kaliamatnya Menurut Djamarah (2013: 90)
sendiri. Proses pembelajaran yang masih Metode demonstrasi adalah cara penyajian
berpusat pada guru sehingga pembelajaran bahan dengan memperagakan atau
hanya berjalan satu arah kurang adanya mempertunjukkan kepada siswa suatu
komunikasi anatara guru dan siswa proses, situasi atau benda tertentu yang
sehingga motivasi dan keberanian siswa sedang dipelajari baik sebenarnya atau
untuk mengungkapkan pendapat ketika tiruan, yang disertai denga penjelasan
pembelajaran masih kurang optimal. Siswa lisan. Adapun menurut Senjaya (2012: 85)
menganggap pembelajaran IPA tidak metode demonstrasi adalah metode
menyenangkan karena dalam pelaksanaa mengajar dengan cara memperagakan
pembelajaran kurang bervariataif guru barang, kejadian, aturan dan urutan
jarang menggunakan metode, model dan melakukan suatu kegiatan, baik secara
media pembelajaran yang sesuai dengan langsung maupun melalui penggunaan
materi yang sedang dipelajari. media pengajaran yang relevan dengan
Dari beberapa permasalahan yang pokok bahasan atau materi yang sedang
dihadapi di SDN Majalengka Kulon disajikan. Menurut Huda (2014:233)
mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi bahwa ‘metode demonstrasi memiliki
rendah hal ini terlihat dari hasil tes awal beberapa kelebihan diantaranya membuat
atau pra siklus pembelajaran IPA semester pembelajaran menjadi lebih menarik,
genap tahun 2017/2018. KKM yang memberikan pengalaman langsung kepada
ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran siswa sehingga pembelajaran lebih
IPA adalah 70. Berdasarkn data siswa yang bermakna dan memudahkan dalam
mencapai KKM dari jumlah 36 siswa (18 memusatkan perhatian dan merangsang
Perempuan dan 18 Laki-laki) terdapat 16 siswa untuk aktif dalam pembelajaran’.
siswa (44,4%) siswa yang mencapai KKM Demonstrasi merupakan praktek
sedangkan sisanya 20 siswa (66,6%) yang diperagakan oleh guru kepada siswa.
belum mencapai KKM. Penerapan metode demonstrasi dapat
Untuk dapat mengatasi meningkatkan proses interaksi belajar
permasalahan pembelajaran IPA seperti itu mengajar dikelas dan siswa dapat
sebanarnya guru kelas sudah melakukan memusatkan perhatian pada pelajaran yang
beberapa tindakan perbaikan proses diberikan. Selain itu siswa dapat
pembelajaran dengan menggunakan berpatisipasi aktif dan memperoleh
baberapa cara seperti menerapkan metode pengalaman langsung serta dapat
diskusi, penugasan, dan mengulang bagian mengembangkan kecakapnnya sehingga
materi yang sulit dipahami oleh siswa dapat lebih memahami materi
kebanyakan siswa. Namun penerapan pelajaran yang diajarkan dengan baik.
beberapa metode tersebut kurang Dalam menerapkan metode
maksimal sehingga hasil belajar siswa pembelajaran demonstrasi guru harus
masih rendah. Oleh karena itu diperlukan memperhatikan beberapa langkah-langkah
suatu pembaharauan dalam pembelajaran diantaranya pada tahap persiapan sebelum
agar pembelajaran dapat efektif dan tujuan demonstrasi dilakukan guru harus
pembelajaran dapat tercapai. Salah satu menyusun tujuan, langkah-langkah

11
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

demonstrasi dan melakukan uji coba Subjek dalam penelitian ini adalah
terlebih dahulu untuk menghindari seluruh siswa kelas V SDN majalengka
kegagalan pada saat demonstrasi. Tahap Kulon V Kecamatan Majalengka
berikutnya yaitu tahap pelaksanaan dimana Kabupaten Majalengka tahun ajaran
pada tahap pelaksanaan demonstrasi guru 2017/2018. Jumlah seluruh siswa yang
mengataur tempat duduk agar ketika dijadikan subjek dalam penelitian adalah
melaksanakan demonstrasi semua siswa 36 siswa, yang terdiri dari 18 orang siswa
dapat memperhatiakan dan mengamati perempuan dan 18 orang siswa laki-laki.
proses demonstrasi, pada tahap Instrumen (alat pengumpul data)
pelaksanaan setiap siswa tugas-tugas apa berupa butir soal dan lembar observasi.
yang harus dilakukan seperti mencatat, dan Peneliti menggunakan tes soal uraian
langkah terakhir demonstrasi guru sebagai tes akhir pada satu siklus untuk
memberikan tugas berupa soal-soal yang mengetahui pemahaman konsep pada tiap
berkaitan dengan kegiatan demonstrasi siklusnya, untuk butir soal uraian dibuat
yang telah dilakukan. sesuai dengan indikator pemahaman
konsep yang telah peneliti tetapkan yaitu
METODE PENELITIAN mengklasifikasi, memberi contoh dan
Penelitian yang digunakan dalam menjelasakan. Butir soal yang digunakan
penelitian ini adalah penelitian tindakan dalam penelitian ini terlampir.
kelas yang terdiri atas empat tahap yakni Observasi ini dilakukan pada saat
perencanaa, tindakan, pengamatan dan kegiatan belajar mengajar. Lembar
refleksi. observasi terdiri dari lembar observasi
Desain penelitian dilakukan guru dan lembar observasi siswa. Alat
mengacu pada skema yang dikemukakan pengumpul data yang digunakan adalah
oleh Kemmis dan Taggart. Secara skema lembar observasi berupa checklist . Alat ini
model penelitian tindakan kelas yang berisikan serangkaian daftar kejadian yang
dimaksud sebagai berikut: diamati meliputi observasi guru dan
observasi siswa, untuk lembar observasi
kegiatan guru dan siswa yang digunakan
Perencanaan
dalam penelitian ini terlampir.

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan HASIL PENELITIAN


1. Penerapan Metode demonstrasi
Proses pembelajaran dengan
Pengamatan menerapkan metode demonstrasi yang
dilakukan peneliti mulai dari tahap
persiapan sampai tahap refleksi sudah
Perencanaan baik. Persiapan yang dilakukan guru
sebelum pembelajaran dilaksanakan yaitu
mempersiapkan segala sesuatu yang
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran
mulai dari menyusun langkah-langkah
pembelajaran yang sesuai dengan langkah-
Pengamatan langkah pembelajaran metode demonstrasi,
evaluasi, sumber belajar, media
pembelajaran dan mempersiapkan alat dan
? bahan yang digunakan dalam
melaksanakan demonstrasi.

12
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

Hasil yang diperoleh pun cukup 100


baik karena terdapat peningkatan yaitu
80
peneliti sudah mampu membimbing siswa Kegiatan
60
pada saat berdiskusi sehingga Siswa
pembelajaran berjalan sesuai dengan 40
Kegiatan
tujuan yang diharapkan dan yang telah 20 Guru
ditentukan. untuk lebih jelasnya mengenai 0
peningkatan kegiatan siswa dan kegiatan Siklus I Siklus II
guru dimulai dari siklus I dan Siklus II.
Hasil pengamatan yang dilakukan
Gambar 1
dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
Grafik Peningkatan Hasil Observasi
menggunakan metode demonstrasi yang
kegiatan siswa dan Guru Pada Setiap
telah dilakukan dengan sangat baik. Hal
Silklus
tersebut dapat diketahui dari hasil penilian
observasi kegiatan siswa di mana
Berdasarkan skor dan nilai yang
pelaksanaan pembelajaran siklus I
diperoleh pada siklus I dan siklus II, dapat
diperoleh dari nilai rata-rata nilai tindakan
disimpulkan bahwa observasi kegiatan
I dan tindakan II yang dijumlahkan,
siswa dan guru dalam pembelajaran
sehingga hasil akhir yang diperoleh pada
menggunakan metode demonstrasi
siklus I memperoleh nilai 64,5. Kemudian
mengalami peningkatan, artinya guru
pada siklus II diperoleh dari nilai rata-rata
sudah mampu menerapkan metode
nilai tindakan I dan tindakan II yang
pembelajaran demonstrasi pada mata
dijumlahkan, sehingga hasil akhir yang
pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya di
diperoleh pada siklus II memperoleh nilai
kelas V SDN Majalengka Kulon V
85,4.
Kecamatan Majalengka Kabupaten
Pelaksanaan pembelajaran IPA di
Majalengka.
kelas V SDN Majalengka Kulon V dengan
menerapkan metode pembelajaran
2. Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa
Demonstrasi yang telah dilakukan peneliti
Berdasarkan hasil evaluasi yang
berjalan dengan baik dan efektif walaupun
diperoleh pada setiap siklusnya, perolehan
sempat mengalami beberapa kendala di
nilai siswa merupakan tolak ukur bagi
awal pertemuan. Melalui kegiatan refleksi
peneliti untuk mengetahui pemahaman
yang peneliti lakukan bersama dengan
konsep siswa terhadap materi yang
guru wali kelas kendala-kendala yang
diajarkan. Selama proses penelitian
terjadi pada akhirnya bisa diperbaiki. Hal
peningkatan pemahaman konsep siswa
tersebut dapat dilihat dengan adanya
pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat
peningkatan aktivitas guru dan siswa
cahaya berdasarkan hasil pengamatan data
dalam penerapan metode demonstrasi.
penelitian di temukan adanya peningkatan
Diketahui dari hasil penilaian observasi
nilai dan hasil siswa. Adanya peningkatan
kegiatan guru terungkap pelaksanaan
nilai siswa, hal ini dibuktikan dengan
pembelajaran siklus I diperoleh dari nilai
pemahaman siswa pada kondisi awal atau
rata-rata skor 75. Kemudian pada siklus II
pra siklus dari 36 orang siswa hanya 16
diperoleh rata-rata skor 88,3. Berikut
orang siswa yang mencapai KKM dan nilai
disajikan grafik peningkatan kegiatan guru
rata-rata kelas yang diperoleh hanya 63,61
dan siswa dalam pembelajaran IPA di
dengan ketuntasan klasikal 44,44% yang
kelas V SDN Majalengka Kulon V dengan
berada pada rentang 41-60 dengan kategori
menerapkan metode Demonstrasi pada
sedang. Sedangkan pada siklus I tindakan I
setiap siklus sebagai berikut:
dari 36 orang siswa terdapat 22 orang
siswa yang mencapai KKM dengan

13
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

ketuntasan klasikal 61,11% dan nilai rata- Dengan demikian dapat dilihat
rata kelas 61,11, pada siklus I tindakan II gambar di atas hasil evaluasi pemahaman
terdapat 27 orang siswa yang mencapai konsep siswa meningkat hingga
KKM dengan ketuntasan klasikal sebesar memperoleh nilai rata-rata kelas sebesar
75,00 % dan nilai rata-rata kelas 72,91 82,66 dan persentase ketuntasan belajar
sehingga setalah hasil evaluasi pada setiap sebesar 91,66%. Dengan ini maka hasil
tindakan disiklus I direkapitulasi maka evaluasi telah memenuhi kriteria yang
nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar diinginkan yaitu secara klasikal siswa
69,79 dan dari 36 orang 23 orang siswa dianggap telah tuntas belajar apabila 80%
yang mencapai KKM dengan ketutuntasan siswa dari jumlah total siswa mampu
klasikal 63,38% yang berda pada rentang mencapai nilai minimal 70,00 maka dapat
61-80 kategori tinggi. Kemudian pada disimpulkan bahwa penerapan metode
siklus II tindakan I dari 36 orang siswa demonstrasi dapat meningkatkan
terdapat 32 orang siswa yang mencapai pemahaman konsep siswa kelas V SDN
KKM dengan ketuntasan klasikal sebesar Majalengka Kulon V Kecamatan
88,88% dan nilai rata-rata kelas sebesar Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun
79,33, pada siklus II tindakan II terdapat Ajaran 2017/2018 pada mata pelajaran IPA
34 orang yang mencapai KKM dengan materi sifat-sifat cahaya.
ketuntasan klasikal 94,44% dan nilai rata-
rata kelas sebesar 82,08 Sehingga setalah KESIMPULAN
hasil evaluasi pada setiap tindakan disiklus Hasil penelitian tindakan kelas
I direkapitulasi maka nilai rata-rata siswa yang telah dilaksanakan dengan judul
pada siklus II sebesar 80,69 dan dari 36 upaya meningkatkan pemahaman konsep
orang 33 orang siswa yang mencapai siswa melalui penerapan metode
KKM dengan ketutuntasan klasikal demonstrasi pada mata pelajaran IPA,
91,66% yang berda pada rentang 81-100 penelitian yang dilakukan di SD Negeri
kategori sangat tinggi. Perbandingan nilai Majalengka Kulon V Kecamatan
rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal hasil Majalengka dapat disimpulkan sebagai
belajar siswa dapat juga dilihat dalam berikut:
bentuk grafik berikut ini: 1. Proses pembelajaran dengan
menerapkan metode demonstrasi dapat
100 dilihat berdasarkan data hasil observasi
90 kegiatan siswa dan kegiatan guru terus
mengalami peningkatan sehingga
80
proses pembelajaran IPA dengan
70
menerapkan Metode Demonstrasi di
60 kelas V SDN Majalengka Kulon V
Nilai rata-
50 berjalan dengan sangat baik.
rata kelas
40 2. Metode demonstrasi dapat
Ketuntasan
30 Klasikal meningkatkan pemahaman siswa pada
20 pembelajaran IPA materi sifat-sifat
10 cahaya di kelas V SDN Majalengka
0
Kulon V Kecamatan Majalengka
Pra Siklus Siklus Kabupaten Majalengka Tahun Ajaran
Siklus I II 2017/2018.

Gambar 2
Grafik Nilai Rata-rata Kelas dan
Ketuntasan Klasikal Siswa
14
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

DAFTAR PUSTAKA Haryati, S. (2013). Peningkatkan kualitas


pembelajaran IPA melalui metode
Abidin, Y. (2016). Revitalisasi Penilian
Demonstrasi berbasis lingkungaan
Pembelajran dalam Konteks
pada siswa kelas IV SDN kalimakal
Pendidikan Multiriterasi Abad Ke 21.
Brebes. Skripsi Program Pendidikan
Bandung: Refika Aditama
guru sekolah dasar universitas Negeri
Semarang. (tidak diterbitkan)
Arikunto, dkk. (2015). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara
Hawa, S dkk. (2012). Meningkatkan
Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Benda
Cahyo, D. E. (2015). Pengaruh
Cair Dengan Menggunakan Metode
Penerapan Model Problem Based
Demonstrasi Pada Pembelajaran
Learning Dalam Meningkatkan
Sains Siswa Kelas IV SD Inpres 2
Pemahaman Konsep Dasar IPS Dan
Sienjo. Jurnal Kreatif Tadulako Online
Kemampuan Berfikir Kritis Siswa.
Vol. 5 No. 2 ISSN 2354-614X
Tesis pada Universitas Pendidikan
Indonesia Bandung: tidak diterbitkan
Heriawan, A. (2012). Metodologi
Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis
Cahyono, A (2013). Panduan Aplikasi
Model, pendekatan, Strategi, Metode,
Teori-teori Belajar Mengajar
dan Teknik Pembelajaran. Banten:
Teraktual dan terpopuler. Jogjakarta:
LP3G (lembaga Pembinaan dan
Diva press
pengembangan Profesi Guru)
Dahar, R W. (2011). Teori-Teori Belajar
Huda, M. (2014). Model-Model
dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga
pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Depdiknas. (2003). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
Jihad, A dan Asep, H (2012). Evaluasi
2003 Tentang Sistem Pendidikan
Pembelajaran. Yogyakarta:Multi
Nasional. Jakarta:Depdiknas.
Pressindo.
Djamarah,dkk. (2013). Strategi Belajar
Karina, E. (2016). Penerapan Metode
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Pembelajaran Demonstrasi Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep
Djamarah, dan Syaiful B. (2010). Guru
Siswa Pada Mata Pelajaran IPA.
Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Skripsi Pendidikan guru sekolah dasar
Jakarta: Rineka Cipta.
universitas Majalengka. (tidak
diterbitkn)
Fattah, N. (2013). Analisis kebijakan
pendidikan. Bandung: PT Remaja
Kunandar. (2012). Langkah Mudah
Rosdakarya.
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta.
Hamdani, D dkk. (2012). Pengaruh Model
PT Rajawali Pres.
pembelajaran Generatif Dengan
Menggunakan Alat peraga Terhadap
Kurniawan, B. (2014). Penggunaan
pemahaman Konsep Cahaya kelas
metode demonstrasi untuk
VIII Di SMP Negri 7 Kota Bengkulu
meningkatkan hasil pembelajaran IPA
10 (01), hlm 70-88
pada materi gaya magnet siswa kelas
V SDN 03 pelabai kabupaten Lebong.

15
p-ISSN: 2442-7470
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.2 Edisi Juli 2018
e-ISSN: 2579-4442

Skripsi Program Pendidikan guru


sekolah dasar jurusan ilmu pendidikan Susanto, A. (2013). Teori Belajar &
fakultas keguruan dan ilmu Pembelajaran di Sekolah Dasar.
pendidikan universitas Bengkulu. Jakarta:Kencana Prenada Media Grup
(Tidak diterbitkan)
Sujana, A. (2009). Model Pembelajaran di
Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. sekolah Dasar. Sumedang: Upi pers
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sujana. A (2012). Konsep Dasar IPA.
Majid, A. (2013). Perencanaan Bandung: Rizqi Press
Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Trianto. (2010). Model Pembelajaran
Terpadu konsep, Strategi dan
Olvin. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar implementasinya dalam kurikulum
Siswa Pada Pelajaran IPA Materi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Perpindahan Energi Panas Melalui Jakarta: PT Remaja Rosda Karya
Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN
2 Salungkaenu . Jurnal Kreatif Wisudawati, A dan Eka S. (2014).
Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN Metodologi Pembelajaran IPA.
2354-614X Jakarta: PT Bumi Aksara.

Purwanto, M N. (2011). Ilmu Pendidikan


Teoritis dan Praktis. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Rusadi, Amalia. (2016). Upaya


Meningkatkan Pemahaman Siswa
Melalui Strategi Know Want To
Learned (KWL). Skripsi Pendidikan
guru sekolah dasar universitas
Majalengka. (tidak diterbitkn)

Roestiyah. (2012). Strategi belajar


Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Samatowa, U.(2011). Pembelajran IPA di


Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks

Santi, dkk. (2013). Penerapan Metode


Demonstrasi Dapat Meningkatkan
Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas
IV SD Inpres I Sidole. Jurnal Kreatif
Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN
2354-614X

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D.
Bandung:Alfabeta

16

Anda mungkin juga menyukai