Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Cakrawala Pendas, Vol. 2, NO.

1 Januari 2016 ISSN: 2442-7470

PENGGUNAAN DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN


SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG BENDA-BENDA YANG
BERGERAK MENGGUNAKAN BATU BATERAI
DI KELAS I SDN KULUR I

Oleh :
Jumhati

ABSTRAK

Penelitian bertujuan meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA tentang


benda-benda yang bergerak menggunakan batu baterai. Desain penelitian ini menggunakan
model Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Dalam satu siklus meliputi
tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri Kulur I, subjek penelitian adalah kelas I berjumlah 20 orang siswa
terdiri dari 12 laki-laki dan 8 orang perempuan. Uji coba pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dilaksanakan tanggal 29 Maret 2015 dan tanggal 9 April 2015. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan metode
demonstrasi mampu meningkatkan pemahaman siswa sekaligus meningkatkan hasil belajar
pada siswa kelas I SD Negeri Kulur I Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. Hal itu
dikeranakan metode demontrasi mampu meningkatkan minat dan hasil evaluasi dalam
pembelajaran IPA. Dengan demikian, kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaaan
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, minat siswa kelas I SDN Kulur I Kecamatan Majalengka Kabupaten
Majalengka setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi
meningkat secara signifikan dan realistis. Peningkatan hasil belajar tersebut diketahui dari
hasil tindakan Siklus I dan Siklus II. Nilai rata-rata Pra Siklus sebesar 72. Pada tindakan
siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 81 dan persentase keberhasilan 70% termasuk dalam
kategori rendah. Pada tindakan siklus II nilai rata-rata yang dicapai sebesar 92 dengan
persentase keberhasilan 100% termasuk dalam katagori tinggi. Dengan melihat data
keberhasilan tersebut maka diindikasikan bahwa perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi berhasil dengan baik.

Kata Kunci : Pemahaman Siswa, Metode Demonstrasi, Pembelajaran IPA

_____________________
1
Penulis adalah Guru SD Negeri Kulur I Kecamatan Majalengka

22
Jurnal Cakrawala Pendas, Vol. 2, NO. 1 Januari 2016 ISSN: 2442-7470

PENDAHULUAN Dalam pembelajaran IPA tentang


benda-benda yang bergerak menggunakan
Secara garis besar peran guru dalam batu baterai, sangat penting dipelajari
pengelolaan kelas diklasifikasikan menjadi karena materi ini sering ditemukan dalam
tiga macam, yaitu sebagai pengajar kehidupan sehari-hari. Dari hasil penilaian
(Institusional), sebagai pendidik selama proses belajar mengajar
(Educational), dan sebagai pemimpin berlangsung maupun setelah pembelajaran
(Managerial). Sebagai pengajar, guru hasilnya kurang memuaskan. Bahkan dari
harus memiliki keahlian khusus. Oleh KKM yang diharapkan 60,50 tidak
karena itu profesi guru ini tidak dapat tercapai, rata-rata yang diajarkan dan
dipegang oleh sembarang orang yang tidak kurang memahami materi yang diajarkan.
memiliki keterampilam sebagai pengajar.
Seorang ahli ilmu tertentu belum tentu Untuk meningkatkan hal tersebut di
mampu mengajarkan dengan baik bila atas maka penulis mengadakan perbaikan
tidak menguasai seluk beluk pendidikan pembelajaran. Untuk lebih memahami
dan pengajaran. materi tersebut maka peneliti mengadakan
pembelajaran dengan menggunakan
Pada dasarnya mengajar adalah metode demosntrasi, ini dimaksudkan
membimbing siswa dalam proses belajar memberi kejelasan langsung pada siswa
mengajar. Dengan kata lain, mengajar objek yang dipelajari. Dengan metode
adalah mengorganisasikan lingkungan demonstrasi maka siswa langsung terlibat
dalam hubungannya dengan anak didik dan dalam proses belajar mengajar, sehingga
bahan pengajaran yang menimbulkan siswa tidak mengalami verbalisme.
terjadinya proses belajar. Seorang guru Diharapkan siswa lebih mudah memahami
dituntut untuk berperan sebagai organisator materi yang disampaikan guru, terutama
kegiatan belajar, mampu memanfaatkan materi tentang benda-benda yang bergerak
lingkungan, baik di dalam kelas maupun di dengan menggunakan batu baterai.
luar kelas yang menunjang terjadinya
proses belajar mengajar. Tidak semua yang dijelaskan guru
diterima oleh siswa dengan mudah. Hal ini
Banyak faktor yang menentukan disebabkan antara lain :
keberhasilan pembelajaran di kelas 1. Tingkat perkembangan berfikir yang
diantaranya faktor guru, anak, sarana, serta berbeda. Perkembangan berpikir
lingkungan yang mendukung. Salah satu dimulai dari yang bersifat kongkrit
keberhasilan pembelajaran ditunjukan oleh menuju yang abstrak. Apa yang akan
dikuasainya tujuan pembelajaran oleh dipelajari akan jelas dan mudah
siswa. Guru merupakan ujung tombak dipahami siswa dengan melihat
pembelajaran di kelas dan merupakan langsung atau melalui alat/benda tiruan
salah satu penentu dalam keberhasilan yang ditunjukan (diragakan/
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. didemonstrasikan) guru. Itu sebabnya di
kelas bawah (Kelas 1 dan 2), atau lebih
Guru harus pandai merancang banyak pengajaran melalui alat/benda.
pembalajaran yang mengarah pada siswa 2. Sifat bahan yang dipelajari tidak semua
belajar aktif. Maka untuk meningkatkan sama. Ada bahan pelajaran yang tak
penguasaan materi tentang pembelajaran menuntut diragakan atau
IPA tentang benda-benda yang bergerak dipertunjukkan, tetapi ada pula yang
menggunakan batu baterai, peneliti menuntut peragaan atau perlu
melaksanakan perbaikan pembelajaran dipertunjukan untuk lebih memperjelas.
melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Seperti hal-hal yang baru diperkenalkan

23
Jurnal Cakrawala Pendas, Vol. 2, NO. 1 Januari 2016 ISSN: 2442-7470

pada siswa, alat-alat baru, apalagi yang bahkan mungkin sudah menjadi kebiasaan
rumit. dalam menyampaikan proses pembelajaran
3. Tipe belajar individu yang berbeda. peran guru masih dominan. Hal ini
Terdapat tipe belajar sebagai berikut : mungkin disebabkan karena guru masih
a. Tipe Visual : Orang yang bertipe ini berpandangan bahwa pengetahuan adalah
lebih mudah belajar dengan melihat sebagai perangkat fakta-fakta yang harus
atau menyaksikan, baik secara dihapalkan oleh peserta didik atau siswa.
langsung maupun melalui alat/benda Dengan adanya pandangan tersebut
tiruan. Dalam hal ini metode mengakibatkan kelas masih berfokus pada
demonstrasi sebaiknya banyak guru sebagai satu-satunya sumber
digunakan. pengetahuan. Kegiatan belajar mengajar di
b. Tipe auditif : Orang yang bertipe ini kelas kurang menggali potensi siswa,
mudah belajar dengan mendengarkan metode mengajar kurang bervariasi dan
(suara), seperti mendengarkan kemudian ceramah menjadi alternative
penjelasan atau ceramah dari guru, utama dalam strategi belajarnya.
mendengarkan orang yang bertanya
jawab atau diskusi, dan Akbiat dari masih adanya pandangan
mendengarkan penjelasan melalui tersebut menyebabkan siswa pada
media elektronik seperti tape umumnya hanya menerima informasi-
recorder, radio, TV, dan video. informasi yang diberikan oleh guru,
c. Tipe motorik : orang yang bertipe ini menulis tentang informasi yang
lebih mudah belajar dengan disampaikan oleh guru, siswa bersifat
melakukan langsung. Dalam hal ini pasif atau lebih banyak mendengar, dan
metode demonstrasi, latihan atau mengerjakan latihan soal-soal. Dengan
drill sebaiknya banyak digunakan. rutinitas kegiatan tersebut menyebabkan
d. Tipe campuran: tipe belajar ini proses belajar mengajar menjadi
merupakan kombinasi atau campuran menonton, tidak menarik, bersifat
dari tipe-tipe belajar tersebut di atas. membosankan, dan membuat siswa enggan
untuk belajar karena tidak termotivasi
Pengelompokan tipe belajar tersebut sehingga pada akhirnya berdampak pada
secara teoritis saja, dan sulit secara pasti hasil belajar siswa yang rendah.
dan ekstrim memisahkan yang satu dengan
yang lainnya. Jadi, dalam hal ini dilihat Usman, U. (2002:22) berpendapat
saja kecenderungannya apakah ia termasuk bahwa: “Dalam kehidupan di sekolah
tipe visual, tipe auditif, tipe motorik, atau sering terjadi anak didik itu masih
tipe campuran. diperlakukan sebagai objek didik yang
seolah-olah dapat dibentuk sekehendak
Dari latar belakang di atas maka pendidik dan dianggap mempunyai
penulis memberikan judul pada penelitian kemampuan yang sama. Akibatnya banyak
ini adalah “Penggunaan Metode siswa yang tidak mempedulikan guru dan
Demonstrasi untuk Meningkatkan pelajarannya.”
Pemahaman Siswa pada Pembelajaran IPA
Tentang Benda-benda yang Bergerak Demikian juga halnya sikap siswa
Menggunakan Batu Baterai di Kelas I SD terhadap mata pelajaran IPA pada
Negeri Kulur I” umumnya masih menganggap bahwa mata
pelajaran IPA sebagai mata pelajaran yang
KAJIAN PUSTAKA sukar dan membosankan, sebab sebagian
besar materi terdiri dari konsep-konsep
Berdasarkan kenyataan yang terjadi yang memerlukan pembuktian. Sehingga
di lapangan, dewasa ini masih berlangsung dirasakan oleh siswa menjadi mata
24
Jurnal Cakrawala Pendas, Vol. 2, NO. 1 Januari 2016 ISSN: 2442-7470

pelajaran yang tidak disenangi, tidak Metode demontrasi adalah metode


menjemukan untuk dipelajari. yang sangat efektif dalam proses
pembelajaran yaitu membantu siswa
Tugas guru adalah memecahkan mencari jawaban terhadap pertanyaan-
permasalahan-permasalahan yang dihadapi pertanyaan seperti ini :
siswa seperti hal tersebut di atas. 1. Bagaimana cara membuatnya?
Memberikan bantuan kepada siswa dalam 2. Apa saja bahan-bahannya?
mengatasi segala kendala belajar dan 3. Bagaimana cara mengaturnya?
memecahkan masalahnya merupakan 4. Bagimana proses kerjanya?
bagian dari tugas dan tanggung jawab guru 5. Bagaiman prsoes bekerjanya?
sebagai pendidik atau pembimbing. Dalam
bidang ini, tugas guru sebagai motivator, Dari uraian di atas, maka metode
konduktor dan dinamisator serta perlu demonstrasi adalah salah satu metode yang
perlakukan ekstra. dapat digunakan dalam pembelajaran IPA.
Pembelajaran IPA sendiri adalah suatu
Banyak pendapat tentang metode pembelajaran yang bersifat materi yang
diantaranya menurut Surakhmad “Metode berupa konsep yang sangat memerlukan
merupakan cara utama yang digunakan pembuktian nyata. Untuk keberhasilan
untuk mencapai satu tujuan” (1994:151). pembelajaran IPA perlu adanya contoh-
Selanjutnya Poerwadarminta menjelaskan contoh yang kongkrit dan melibatkan
bahwa “Metode adalah cara yang teratur siswa berpikir ilmiah dan rasonal, salah
dan terpilih baik untuk mencapai suatu satunya dengan metode demontrasi
maksud” (1985:55). Dari pendapat- memberikan keuntungan di antaranya :
pendapat tadi disimpulkan metode adalah Siswa lebih terfokus pada pembelajaran
suatu cara yang dilakukan seseorang untuk yang sedang diberikan, verbalisme tentang
mencapai suatu tujuan yang telah konsep-konsep IPA dapat diatasi dengan
ditetapkan. pengamatan dan contoh kongkrit sehingga
pemahaman siswa lebih mendalam.
Menurut Sudirman, (1991:133) Dengan demikian pemahaman dan
Metode demonstrasi ialah penyajian penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran dengan meragakan atau pelajaran khususnya pelajaran Ilmu
mempertunjukan kepada siswa suatu Pengetahuan Alam (IPA).
proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun Pelaksanaan demontrasi sering
tiruan, yang sering disertai dengan diikuti oleh eksperimen. Eksperimen yakni
penjelasan lisan. percobaan tentang sesuatu. Setiap siswa
pekerjaan dan mencoba sendiri.
Dari pendapat tadi dapat diambil Pelaksanaan eksperimen sesuai dengan
kesimpulan bahwa metode demonstrasi prinsip “learning by doing” untuk lebih
sangat baik digunakan untuk memberikan memperjelas hasil belajar.
gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal
yang berhubungan dengan proses mengatur METODE PENELITIAN
sesuatu, proses membuat sesuatu, proses
bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan Metode yang digunakan dalam
atau menggunakanya, komponen- penelitian ini adalah metode penelitian
komponen yang membentuk sesuatu, tindakan kelas (Class Action Research)
membandingkan sesuatu cara dengan cara yakni suatu bentuk penelitian yang bersifat
lain, dan untuk mengetahui atau melihat reflektif dengan melakukan tindakan-
kebenaran sesuatu. tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

25
Jurnal Cakrawala Pendas, Vol. 2, NO. 1 Januari 2016 ISSN: 2442-7470

dan atau meningkatkan praktek-paraktek interpretasi serta diikuti dengan kegiatan


pembelajaran profesional. refleksi.

Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan 4. Pengamatan


di kelas I Sekolah Dasar Negeri Kulur I Pada bagian pengamatan, dilakukan
UPTD Pendidikan Kecamatan Majalengka perekaman data yang meliputi proses dan
Kabupaten Majalengka dengan jumlah hasil dari pelaksanan kegiatan. Tujuan
siswa 20 orang, yang terdiri dari 12 orang dilakukannya pengamatan adalah untuk
laki-laki dan 8 orang perempuan. mengumpulkan bukti hasil tindakan agar
dapat dievaluasi dan dijadikan landasan
Dalam penelitian ini dilakukan dalam melakukan refleksi.
beberapa perbaikan pembelajaran yang
dimulai kegiatannya dari tanggal 29 Maret 5. Refleksi
2015 sampai dengan tanggal 9 April 2015. Pada bagian refleksi dilakukan
Fokus perbaikan pembelajaran yang analisis data mengenai proses, masalah,
dilaksanakan yaitu pada mata pelajaran dan hambatan yang dijumpai dan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang dilanjutkan dengan refleksi terhadap
benda-benda yang menggunakan batu dampak pelaksanaan tindakan yang
baterai untuk dapat bergerak. dilaksanakan.

Prosedur pelaksanaan perbaikan HASIL PENELITIAN DAN


pembelajaran dengan metode penelitian PEMBAHASAN
tindakan kelas mengidentifikasi masalah
yang dihadapi dalam pembelajaran yang Dari hasil pengolahan data dan hasil
direncanakan dua siklus. Adapun temuan serta refleksi dari permasalahan
keefektifan tindakan yang dilakukan yaitu : yang dijadikan focus perbaikan
1. Perencanaan Awal pembelajaran tersebut dapat tercapai
a. Merasakan adanya masalah. karena adanya beberapa hal yang
b. Analisis masalah dilakukan sehingga menghasilkan
c. Perumusan masalah peningkatan hasil yang memuaskan,
anatara lain :
2. Perencanaan Tindakan a. Pembelajaran dilaksanakan sesuai
a. Membuat skenario pembelajaran. dengan yang direncanakan.
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana b. Menggunakan alat peraga yang kongkrit
pendukung yang diperlukan di kelas. c. Penggunaan metode demontrasi yang
c. Mempersiapkan instrumen untuk dianggap sesuai dengan materi
merekam dan menganalisis data d. Pemberian kesempatan pada siswa
mengenai proses dan hasil tindakan. seluas-luasnya serta motivasi yang terus
d. Melaksanakan simulasi pelaksanaan menerus pada siswa.
tindakan perbaikan untuk menguji e. Pemberian tes, tugas, sebagai
keterlaksanaan rancangan. pendalaman dan latihan.

3. Pelaksanaan Tindakan Akan tetapi walaupun sudah ada


Pelaksanaan tindakan yang meliputi peningkatan hasil pembelajaran siklus I,
siapa yang melakukan apa, kapan, di mana, masih terdapat siswa yang masih belum
dan bagaimana melakukannya. Skenario memahami materi pembelajaran karena
tindakan yang telah direncakanan, dalam pelaksanaan diskusi dengan teman
dilaksanakan dalam situasi yang aktual. kelompok dan juga dalam LKS masih
Pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga main-main, tidak serius melakukan
disertai dengan kegiatan observasi dan kegiatan materi yang dibahas. Oleh karena
26
Jurnal Cakrawala Pendas, Vol. 2, NO. 1 Januari 2016 ISSN: 2442-7470

itu perlu adanya perbaikan untuk siklus pemelajaran IPA tentang benda-benda
berikutnya. Untuk meningkatkan bergerak menggunakan batu bateri dengan
pemahaman siswa sekaligus meningkatkan menggunakan metode demonstrasi
hasil belajar siswa. dikatakan berhasil.

Pada siklus II, kegiatan pembelajaran Pada siklus II, pemahaman siswa
dilaksanakan dengan materi masih lebih meningkat, hal ini dapat terlihat
melanjutkan tentang benda-benda yang dalam raihan hasil tes siswa siklus II
bergerak menggunakan batu baterai, mencapai rata-rata 92 melebihi nilai KKM
dengan menggunakan metode bervariasi yang telah ditentukan. Dan persentse
dengan kegiatan demonstrasi pengamatan, keberhasilan pun lebih meningkat bahkan
penelitian dan diskusi. Pembelajaran juga mencapai 100% semua siswa mendapat
menggunakan alat peraga nyata berupa nilai di atas nilai KKM.
gambar nyata sebagai objek penelitian.
Situasi belajar semakin aktif, siswa Dari data siklus II tersebut
semakin termotivasi untuk belajar menunjukan adanya peningkatan hasil
mengganti objek pembelajaran, sehingga belajar siswa yaitu nilai tes siswa yang
siswa lebih memahamai materi yang meningkat dari rata-rata 81 menjadi 92 dan
diajarkan. Dengan peningkatan hasil tes pencapaian siswa yang nilainya di atas
pada siklus II berarti perbaikan KKM dari jumlah 16 orang sama dengan
pembelajaran yang dilakukan pada siklus 70 % menjadi 20 orang atau sama dengan
II menunjukan hasil yang optimal. 100 %.diindikasikan adanya hubungan
yang signifikan antara menggunakan
Pada siklus I, rata-rata nilai hasil tes metode demonstrasi dengan peningkatan
IPA adalah 81, ini melebihi target KKM pemahaman siswa. Dengan demikian
yang hanya 65. Walaupun rata-rata yang penggunaan metode demonstrasi dalam
dicapai siswa melebihi KKM namun pembelajaran IPA di kelas I tentang benda-
persentase keberhasilan siswa hanya 70 % benda yang bergerak menggunakan batu
di bawah criteria belajar tuntas yaitu 75 %. bateri berhasil. Artinya bahwa penggunaan
Ini berarti bahwa belum semua siswa metode demonstrasi dapat meningkatkan
mampu memahami materi pembelajaran pemahaman dan aktivitas belajar siswa.
IPA tersebut. Dari 20 orang siswa hanya
14 orang yang mendapat nilai di atas SIMPULAN DAN SARAN TINDAK
KKM, dan 6 orang siswa yang nilainya di LANJUT
bawah KKM.
Simpulan
Secara rinci siswa yang telah Berdasarkan uji coba yang dilakukan
memenuhi target KKM sebanyak 16 orang oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa,
dan yang belum mencapai target KKM materi benda-benda yang bergerak
sebanyak 6 orang. Selebihnya, 16 orang menggunakan batu baterai merupakan
siswa langsung diberikan pengayaan, bagian dari pembelajaran Ilmu
sedangkan siswa yang nilainya kurang dari Pengetahuan Alam yang harus dikuasai
KKM sebanyak 6 orang diberikan siswa. Untuk mengefektifkan pem-
perbaikan. belajaran IPA terutama tentang benda-
benda yang bergerak menggunakan batu
Dari data yang ada pada siklus I baterai, diperlukan metode yang tepat.
dapat dikatakan bahwa persentase Metode demonstrasi memiliki dampak
keberhasilan 70 % tergolong tinggi lebih baik dalam mencapai keberhasilan
menurut kriteria keberhasilan menurut pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
saadah. Maka diindikasikan bahwa
27
Jurnal Cakrawala Pendas, Vol. 2, NO. 1 Januari 2016 ISSN: 2442-7470

tentang benda-benda yang bergerak selelu menerima masukan dari siswa, dan
menggunakan batu baterai. memberikan kesempatan yang luas pada
siswanya untuk berpendapat dan berkreasi
Keberhasilan pembelajaran benda- dalam kegiatan pembelajaran.
benda yang bergerak menggunakan metode
demonstrasi disebabkan pula oleh adanya
keterlibatan siswa secara aktif dalam DAFTAR PUSATAKA
proses belajar mengajar. Dari setiap
metode pembelajaran mempunyai Ahmad Djaok. 1996. Didaktik/Metoik
kelebihan dan kekurangan, metode yang Umum. Jakarta : Depdikbud.
baik adalah metode yang tepat dalam Azhar Muhamad Lalu. 1993. Proses
penggunaannya.
Belajar Mengajar Pola CBSA.
Surabaya : PT Usaha Nasional
Saran Tindak Lanjut
Guru yang professional adalah guru Darmodiharjo, Darji. 1984. Pedoman
yang mampu mengelola kegiatan proses Metode Penyajian Pembelajaran.
belajar mengajar dengan baik dari mulai Jakarta : Depdikbud
perencanaan, pelaksanaan, juga Mudjito. 1998. Manajemen Sekolah Dasar.
pengevaluasian hendaknya dilakukan Bandung : CV Inti Buku Utama.
dengan sungguh-sungguh. Guru harus
mampu menguasai materi yang akan Muhsetyo Gatot. 2007. Pembelajaran
diajarkan, mampu memilih metode yang Matematika SD. Jakarta : Universitas
tepat, guru juga harus mampu menerapkan Terbuka
media pembelajaran yang sesuai dan Satori Djam,an. 2007. Profesi keguruan.
mampu memilih alat evaluasi yang tepat. Jakarta : Universitas Terbuka.
Jika hal tersebut dilakukan besar
kemungkinan pembelajaran akan berhasil. Suprayekti, dkk. 2007. Pembaharuan
Guru penting sekali melakukan Pembelajaran di SD. Jakarta :
inovasi pembelajaran baik dengan Universitas Terbuka.
melaksanakan berbagai perbaikan Undang Gunawan 2001. Peningkatan
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas Mutu Proses Belajar Mengajar
pembelajaran dan meningkatkan hasil Sekolah Dasar. Bandung : CV
belajar siswa sekaligus meningkatkan mutu Pembanguan Jaya.
pendidikan.
Winatraputra, Udin S. 2007. Teori Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta :
Siswa dapat menilai kurang dan
Universitas Terbuka.
lebihnya guru dalam memberikan
pelajarannya. Maka siswa mempunyai hak Wahyudin H. Din. 2007. Pengantar
untuk memberikan penilaian, sehingga Pendidikan. Jakarta : Universitas
dapat memberikan masukan terhadap Terbuka
kekurangan guru tersebut. Guru yang baik

28

Anda mungkin juga menyukai