Anda di halaman 1dari 11

Penggunaan Media Diorama

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


KELAS IV A TEMA TEMPAT TINGGAKLU DI SDN MENUR PUMPUNGAN SURABAYA

Nikmatus Solikhah
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (nikmatus.tipo21@gmail.com)

M. Husni Abdullah
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Penelitian dilatarbelakangi pembelajaran yang kurang menarik sehingga berdampak pada rendahnya hasil
belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan 2 siklus bertujuan untuk mendeskripsikan
aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada Tema Tempat Tinggalku. Teknik pengumpulan
data menggunakan observasi dan tes. Hasil penelitian berupa aktivitas guru pada siklus I sebesar 79% dan
91% pada siklus II. Hasil peneltian berupa aktivitas siswa pada siklus sebesar 78% dan 90% pada siklus II.
Hasil belajar siswa terdiri dari rata-rata hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa. Rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus I sebesar 77,26 dan 90,78 pada siklus II. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I
sebesar 71,43% dan 100% pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Diorama dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV A SDN Menur Pumpungan Surabaya.
Kata Kunci: media, diorama, hasil belajar

Abstract
The research was based on passive learning which gave impact in the lack of student learning outcome.
Classroom Action Research was done by 2 cycles for describing teacher activities, student activities, and
student learning outcome on theme Tempat Tinggalku. Data collection techniques were used observation
and test. The result showed that teacher’s activities in cycle I 79% and 91% in cycle II. The result showed
that student’s activities in cycle I 78% and 90% in cycle II. Student learning outcome consisted of the
average of the student learning outcome and student learning mastery. The average of students learning
outcome in cycle I 77,26 and 90,78 in cycle II. The student learning mastery in cycle I 71,43% an 100% in
cyle II. It can be conclude that use of media Diorama can improve the student learning outcome.
Keywords: media, diorama, student learning outcome

PENDAHULUAN pembelajarannya minimal ada 2 muatan mata pelajaran


Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan yang digabung menjadi satu pembelajaran untuk
di segala bidang berlangsung sangat pesat. Di Indonesia dilaksanakan satu hari. Ada 3 aspek dalam Kurikulum
sendiri perkembangan tersebut juga terjadi. Bidang 2013, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Untuk
kesehatan, politik, ekonomi, teknologi, dan tentunya juga kegiatan pembelajarannya memiliki beberapa langkah,
pada bidang pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
sangat penting bagi kehidupan manusia dan mengkomunikasikan. Pada pelaksaan pembelajaran yang
perkembangan suatu bangsa. Pendidikan merupakan menggunakan Kurikulum 2013, proses belajar yang
usaha sadar yang dilakukan seluruh aspek dalam dialami oleh siswa dalam suatu pembelajaran sangat
kehidupan manusia baik secara formal maupun non penting.
formal dengan memperbaiki kualitas individu. Proses belajar yang monoton dan tidak adanya
Perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini ditandai aktivitas belajar yang menantang atau menyenangkan
dengan adanya perubahan kurikulum pendidikan pada akan membuat siswa bosan dan merasa belajar adalah
tahun 2013 yakni menggunakan Kurikulum 2013. suatu beban. Proses belajar yang demikian akan
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berdampak pada menurunnya hasil belajar siswa. Belajar
menggunakan pendekatan saintifik untuk pelaksanaan di sini dimaknai sebagai suatu proses dengan adanya
pembelajaranya. Pada kurikulum 2013 sudah tidak ada perubahan yang lebih baik pada diri seseorang.
mata pelajaran yang disampaikan secara sendiri-sendiri. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
Namun pembelajarannya diikat oleh suatu tema dan diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti perubahan
dibagi menjadi subtema dan pembelajaran. Di setiap pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku,

228
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016,

kecakapan, keterampilan, kemampuan, dan aspek-aspek menjadi tidak termotivasi untuk belajar. Hal itu dapat
lain pada seseorang yang telah melalui proses belajar. menyebabkan hasil belajar siswa menurun dan
Proses belajar dalam suatu pembelajaran pada dasarnya pengetahuan siswa menjadi kurang.
adalah proses berkomunikasi yang melibatkan guru dan Setelah melakukan observasi pada tanggal 21 dan
siswa. Proses ini dilaksanakan untuk mengantarkan siswa 27 November 2015 dan wawancara terhadap wali kelas
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. IV A pada tanggal 21 November 2015 dapat dilihat
Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia ada pada bahwa salah satu masalah pokok dalam pembelajaran
UU No. 2 tahun 1985, tujuan pendidikan yaitu pada kelas IV A di SDN Menur Pumpungan Surabaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan adalah masih rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini
manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan nampak pada nilai rata-rata kelas yang di bawah KKM.
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi Nilai rata-rata diambil dari nilai UAS semester I (ganjil)
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, pada muatan mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap Matematika, IPA, IPS, dan SBdP. Nilai tertinggi yang
dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan diperoleh siswa adalah 100 dan yang terendah adalah 16.
dan bangsa. Dari isi UU tentang Tujuan Pendidikan Setelah dihitung nilai rata - ratanya adalah 73,96,
Nasional Indonesia tersebut dapat disederhanakan bahwa sedangkan nilai KKMnya 75.
tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 21
berpengetahuan, berketrampilan, dan berkarakter baik. November 2015 di kelas IV A SDN Menur Pumpungan
Dengan menjadikan tujuan pendidikan tersebut sebagai Surabaya, pembelajaran sudah cukup kondusif. Sebelum
salah satu dasar kita dalam mendidik anak, diharapkan pembelajaran dimulai siswa sudah siap di tempat duduk
kita bisa mendidik mereka dengan sebaik-baiknya. masing-masing. Ketika pembelajaran berlangsung guru
Melaksanakan suatu pembelajaran sesuai dengan tujuan menerangkan materi dan mengaitannya dengan peristiwa
nasional sebaiknya dilaksanakan sedini mungkin, paling atau hal-hal di sekitar siswa. Guru juga tak lupa memberi
tidak pada saat anak pada jenjang sekolah dasar. kesempatan siswa bertanya apabila tidak mengerti
Anak sekolah dasar di Indonesia umumnya tentang materi yang disampaikan. Namun, ada beberapa
berusia 7 sampai 12 tahun, mereka berada pada tahap siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dan instruksi
operasi konkrit. Menurut Jean Piaget pada tahap operasi dari guru terutama bangku pojok dan belakang. Setelah
konkrit anak dapat mengembangkan konsep dengan itu guru melakukan tanya jawab tentang materi untuk
menggunakan benda-benda konkrit untuk menyelidiki mengetahui seberapa paham siswa dan melatih siswa
hubungan dan model-model ide abstrak. Anak sudah untuk berani mengemukakan pendapatnya. Beberapa
mulai berpikir logis sebagai akibat dari adanya kegiatan siswa dapat menjawab dengan lancar, tetapi ada juga
anak memanipulasi benda-benda konkrit yang ada di yang tidak bisa menjawab sama sekali. Setelah
sekitarnya. Adanya benda konkrit sebagai media pembelajaran selesai siswa dibiasakan merapikan tempat
membuat anak lebih mudah memahami suatu materi duduknya ke posisi semula, dan apabila ada sampah yang
pembelajaran. Anak juga menjadi termotivasi karena berserakan siswa megambil sapu dan menyapunya hingga
pembelajaran terasa lebih menarik dengan adanya media bersih. Dari keseluruhan pembelajaran yang dilakukan
tersebut. Media berupa benda konkrit juga dapat pada hari tersebut, guru sudah cukup baik dalam
membantu guru memvisualisasikan materi yang masih menyampaikan materi namun masih belum maksimal
abstrak di pikiran anak. karena guru kurang bisa menarik perhatian siswa
Seorang guru tidak hanya berkewajiban untuk sehingga beberapa siswa tidak fokus pada pembelajaran.
menyampaikan materi pembelajaran pada siswa, tetapi Sedangkan berdasarkan hasil observasi tanggal 27
juga yang menentukan keberhasilan pendidikan dan November 2015 di kelas IV A SDN Menur Pumpungan
pengajaran di satuan pendidikan. Guru harus dapat Surabaya pembelajaran yang dilakukan masih serupa
memilih media dan model atau strategi pembelajaran dengan pembelajaran pada tanggal 21 November 2015.
yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar Tetapi fokus siswa lebih baik karena guru menyuruh
siswa tidak merasa bosan atau jenuh dalam mengikuti siswa maju untuk menjawab pertanyaan satu persatu di
pembelajaran serta siswa dapat lebih aktif dan terlibat papan tulis. Namun beberapa siswa, masih ada yang
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Apabila guru belum bisa menjawab pertanyaan guru dengan benar.
tidak dapat memilih media, model ataupun strategi Dari keseluruhan pembelajaran yang dilakukan pada hari
pembelajaran yang akan digunakannya, siswa tidak akan tersebut, guru sudah cukup baik karena bisa membuat
menerima pembelajaran secara maksimal. Pembelajaran siswa lebih fokus. Tetapi, siswa masih ada yang belum
yang diterima siswa menjadi kurang bermakna dan siswa

229
Penggunaan Media Diorama

memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh Media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai
guru. alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja
Wawancara dilakukan kepada wali kelas IV A digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam
SDN Menur Pumpungan Surabaya tanggal 21 November memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan
2015. Dari hasil wawancara dapat dikatakan bahwa guru efisien (Musfiqon, 2012:28). Degeng dalam Al-Tabany
merasa pembelajaran tematik masih sulit untuk (2015:227) mengemukakan bahwa media pembelajaran
diterapkan secara sempurna. Pembelajaran yang terlalu adalah komponen strategi penyampaian yang dapat
banyak kadang tidak cukup melaksanakannya dalam dimuati pesan yang akan disampaikan kepada si belajar,
sehari. Kadang juga 1 subtema tidak habis dalam 1 apakah itu orang, alat, atau bahan. Sedangkan Munadi
minggu. Sehingga kadang guru menjadikan PR sisa (2012:7-8) menjelaskan bahwa media pembelajaran
pembelajaran yang belum sempat dilaksanakan. Siswa adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan
terkadang mengeluh kepada guru apabila banyak menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
pembelajaran yang belum terselesaikan di sekolah dan sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di
harus di kerjakan sebagai PR tanpa dijelaskan terlebih mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara
dahulu. Guru juga masih jarang menggunakan media efisien dan efektif. Dari tiga pengertian media
dalam penyampaian pembelajarannya. Dari beberapa pembelajaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa
jenis media pembelajaran yang bisa menjadi pilihan, guru media pembelajaran adalah suatu cara, strategi ataupun
biasanya hanya memakai gambar dan lingkungan sekitar alat yang digunakan sebagai perantara untuk memperjelas
sebagai alat bantu dalam pembelajaran. makna suatu informasi pembelajaran kepada siswa.
Untuk membantu guru dalam menjelaskan materi Media diorama termasuk dalam media visual
pembelajaran, media pembelajaran jelas dibutuhkan. berupa model yang berbentuk tiga dimensi. Munadi
Manfaat media dalam proses pembelajaran adalah (2012:109) memasukkan diorama dalam jenis modified
pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga real things yang berarti benda asli yang telah
dapat menumbuhkan motivasi dan kreativitas siswa serta dimodifikasi. Pemilihan media jenis modified real things
kemudahan dalam memahami materi pembelajaran. biasanya berdasarkan pertimbangan tempat dan faktor
Dengan demikian hasil belajar siswa akan meningkat ekonomi, maka ia dibuat atau disediakan dalam bentuk
karena siswa sudah memahami materi pembelajaran. Dari yang mini (kecil); atau mungkin diperbesar untuk
sekian banyak jenis dan macam media pembelajaran, menunjang pembelajaran yang lebih jelas.
peneliti memilih jenis media tiga dimensi berupa diorama Menurut Sudjana (2010: 170) diorama adalah
sebagai media pembelajaran yang akan digunakan dalam pemandangan tiga dimensi mini yang bertujuan untuk
memecahkan masalah di atas. Untuk itu peneliti menggambarkan pemandangan sebenarnya dan biasanya
mengangkat judul penelitian yang berjudul terdiri atas bentuk-bentuk sosok atau objek-objek yang
“PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK ditempatkan di pentas yang berlatar lukisan yang
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS disesuaikan dengan penyajian. Menurut Prastowo
IV A TEMA TEMPAT TINGGALKU DI SDN MENUR (2014:291-292) Diorama merupakan suatu model yang
PUMPUNGAN SURABAYA”. berupa sebuah pemandangan tiga dimensi mini bertujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya.
mendeskripsikan aktivitas guru dalam penggunaan media Sedangkan menurut Munadi (2012:109) Diorama adalah
Diorama yang digunakan oleh guru pada siswa kelas IV pemandangan (scene) tiga dimensi dalam ukuran kecil
A Tema Tempat Tinggalku Subtema 1 Lingkungan untuk memperagakan atau menjelaskan suatu keadaan
Tempat Tinggalku Pembelajaran 2 dan 3 di SDN Menur atau fenomena yang menunjukkan aktivitas. Dari tiga
Pumpungan Surabaya. Untuk mendeskripsikan aktivitas pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diorama
siswa dalam penggunaan media Diorama yang digunakan adalah pemandangan tiga dimensi dalam ukuran kecil
oleh guru pada siswa kelas IV A Tema Tempat Tinggalku (mini) yang menjelaskan suatu keadaan atau peristiwa.
Subtema 1 Lingkungan Tempat Tinggalku Pembelajaran Diorama dapat menjelaskan suatu keadaan atau
2 dan 3 di SDN Menur Pumpungan Surabaya. Untuk peristiwa yang terbatasi indera, ruang dan waktu. Ada
mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam beberapa jenis diorama yang dijelaskan oleh Prastowo
penggunaan media Diorama yang digunakan oleh guru (2014:292), yaitu: Diorama tentang peristiwa bersejarah,
pada siswa kelas IV A Tema Tempat Tinggalku Subtema semisal ditemukannya beberapa negara maju, ilmu
1 Lingkungan Tempat Tinggalku Pembelajaran 2 dan 3 di kedokteran dan ilmu pengetahuan, pertempuran besar,
SDN Menur Pumpungan Surabaya. peristiwa politik yang penting dan peristiwa kehidupan
para sastrawan, artis, dan pemusik. Diorama tentang ilmu

230
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016,

bumi, semisal interior pada gua, pemandangan suatu Sedangkan meurut Jihad (2013:14) belajar merupakan
padang pasir, hutan belantara dengan binatang, tiruan dari suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
sebuah pemandangan dengan hutan, dan pemandangan memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
sebuah desa pegunungan. Diorama tentang ilmu produksi menetap.
dan perindustrian, semisal roda baja, penggergajian, Dalam dunia pendidikan, proses belajar yang
pabrik gelas, penyaringan minyak, pabrik kaleng, dan dilakukan oleh guru harus terencana dan terorganisir
industri pembuatan mobil. Diorama tentang adegan secara sistematis. Hal itu dikarenakan proses belajar
cerita, semisal peristiwa pokok dari suatu cerita atau diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa, dapat
sandiwara yang menggambarkan urutan kejadian dari menanamkan konsep yang benar kepada siswa, dan dapat
cerita bisa digambarkan dalam suatu rangkaian diorama. membentuk sikap atau kepribadian siswa secara baik.
Untuk itu, kita dapat menyiapkan dan menyediakan Menurut Musfiqon (2012:8) tujuan belajar adalah untuk
benda-benda mini untuk menciptakan berbagai adegan menemukan makna, pengetahuan, keterampilan dan sikap
orang-orang penghuni perkampungan Minangkabau, melalui pesan yang diberikan pengajar, sumber belajar
Kutub Utara, suku Badui, dan suku Asmat. dan pengalaman hidup. Dengan harapan terjadi
Menurut Prastowo (2014:294-296) kelebihan perubahan positif pada diri anak sebagai hasil belajar
diorama adalah mempermudah siswa dalam belajar, tersebut.
membantu pendidik dalam memeberikan penjelasan Menurut Winkel dalam Purwanto (2014:45) hasil
tentang suatu objek atau benda yang rumit dan/atau asing belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia
bagi siswa, Diorama sangat cocok untuk pengajaran mata berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Menurut
pelajaran ilmu fisika, biologi, sejarah dan berbagai Purwanto (2014:49) hasil belajar adalah perwujudan
macam mata pelajaran lainnya. kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan
Bagi siswa model berguna agar mereka bisa oleh usaha pendidikan. Kemampuan menyangkut domain
belajar dengan mudah. Mereka dapat mengamati objek kognitif, afektif dan prsikomotorik. Menurut Sudjana
atau benda secara langsung. Penjelasan secara oral yang (2011:22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
disampaikan guru dapat dicerna secara langsung oleh yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
siswa dengan membandingkan dengan model yang belajarnya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas,
mereka amati atau buat. Hal-hal yang bersifat abstrak maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
menjadi konret ketika model ada di depan mereka. kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
Pendidik terbantu dalam menjelaskan objek yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar.
rumit dan/ asing bagi siswa. Objek yang rumit dan /atau Dalam sistem pemdidikan nasional rumusan
asing memberikan pengetahuan yang masih abstrak. tujuan pendidikan, baik tujuan k urikuker maupun
Dengan adanya model dapat membantu pengetahuan tujuan instruksional. Menggunakan klasifikasi hasil
yang abstrak menjadi lebih konkret. Proses pembelajaran belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
menjadi bermakna dan berkesan karena disajikan dengan membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif,
menarik dan inovatif. Pendidik mendapat tantangan untuk ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Sudjana,
menjadi kretif dalam pembelajaran. 2011:22). Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
Mata pelajaran tersebut membutuhkan suatu intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni
gambaran yang lebih konkret agar siswa menjadi lebih pengetahuan ataupun ingatan, pemahaman, aplikasi,
paham. Diorama dapat memberikan gambaran situasi analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan
(kondisi) objek seperti senyatanya sehingga siswa mudah dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
dalam menghayatinya. Misalnya dalam pembelajaran IPS penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi,
tentang kenampakan alam, diorama dapat dibuat secara dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan
tiga dimensi menyerupai pemandangan alam. hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.
Pemandangan tersebut berupa sungai, gunung, dataran Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan
rendah, sawah, dll. refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
Menurut Winkel dalam Purwanto (2014:38-39) perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan
belajar merupakan proses dalam diri individu yang keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan interpretatif.
perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran
mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif termasuk salah satu tipe/ jenis daripada model
dengan lingkungan yang menghasilkan perbahan- pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada
perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang

231
Penggunaan Media Diorama

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan,
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman terjadi dalam waktu yang sama (Ekawarna, 2013:19).
bermakna kepada siswa (Depdiknas dalam Al-Tabany, Penelitian ini dilaksanakan di SDN Menur
2015:147). Pumpungan Surabaya yang terletak di Jl. Menur
Menurut Al-Tabany (2015:154) pembelajaran Pumpungan 28 Surabaya. Subjek penelitian ini adalah
tematik/terpadu merupakan suatu model pembelajaran guru dan siswa kelas IV A SDN Menur Pumpungan
yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari Surabaya. Siswa kelas IV berjumlah 28 siswa.
berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari Studi pendahuluan berupa observasi dan
satu atau beberapa mata pelajaran. Menurut Ahmadi dan wawancara terhadap wali kelas IV SDN Menur
Amri (2014:94) pembelajaran tematik integratif adalah Pumpungan Surabaya dilakukan pada 21 dan 27
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk November 2015. Sedangkan untuk penelitian dilakukan
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat pada tanggal 29 dan 30 Maret 2016.
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
Sedangkan menurut Prastowo (2014:56) model penelitian ini adalah teknik observasi dan tes. Instrumen
pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran pengumpulan data yang digunakan adalah Lembar
yang menggunakan pendekatan tematik dengan Observasi Aktivitas Guru untuk mencari data tentang
menekankan keterlibatan siswa secara aktif dan aktivitas guru selama pembelajaran, Lembar Observasi
menyenangkan, yakni tidak semata-mata mendorong Aktivitas Siswa untuk mencari data tentang aktivitas
peserta didik untuk mengetahui, tetapi juga belajar untuk siswa selama pembelajaran, Catatan Lapangan sebagai
melakukan, belajar untuk menjadi, dan belajar untuk catatan observasi, Lembar Penilaian untuk mendapatkan
hidup bersama, sehingga aktivitas pembeljaaran relevan data hasil belajar siswa, dan Lembar Kerja Siswa untuk
dan penuh makna bagi siswa. Dari beberapa pendapat di mendapatkan data hasil belajar siswa juga.
atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa
adalah model pembelajaran terpadu yang memadukan diperoleh dari lembar observasi yang telah diisi oleh
beberapa mata pelajaran dan mengikatnya menggunakan pengamat selama proses pembelajaran tematik yang
suatu tema tertentu serta menekankan keterlibatan siswa menggunakan media diorama berlangsung. Data diolah
secara aktif dalam pembelajarannya. dan disajikan dalam bentuk persentase (%). Untuk
menghitungnya menggunakan rumus:
METODE P = f x 100 %
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian N
Tindakan Kelas (PTK). Dipilihnya penelitian tindakan Keterangan:
kelas dalam penelitian ini karena tujuan penelitian ini P= persentase frekuensi kejadian yang muncul
sesuai tujuan PTK, yaitu untuk memecahkan suatu f= banyaknya aktivitas guru yang muncul
permasalahan dalam kelas. Pemecahan permasalahan N= jumlah aktivitas keseluruhan
yang dilakukan adalah dengan menggunakan Media (Indarti, 2008:76)
Diorama sebagai salah satu media Tiga Dimensi yang Kriteria:
dapat digunakan dalam pembelajaran tematik. >80% : Sangat Baik
Menurut Suhardjono (2009:11) menyatakan 60% - 79% : Baik
bahwa PTK adalah tindakan untuk memperbaiki mutu 40% - 59% : Cukup
praktik pembelajaran di kelasnya, sehingga berfokus pada 20% - 39% : Kurang
proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas. Metode <20% : Sangat Kurang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode (Aqib, 2011:41)
Kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja Analisis data hasil belajar siswa terdiri dari
bersifat kuantitatif (Ekawarna, 2013:6). analisis rata-rata hasil belajar dan analisis ketuntasan
Desain penelitian ini mengikuti model Penelitian belajar. Data hasil belajar diperoleh dari hasil belajar
Tindakan Kelas (PTK) yang dikemukakan Kemmis & siswa melalui lembar penilaian. Untuk menghitung rata-
Taggart. Pada desain penelitian ini terdapat empat rata digunakan rumus:
komponen penelitian tindakan yaitu perencanaan
(planning), pelaksanaan (acting), observasi/ pengamatan x = ∑X
(observing) dan refleksi (reflecting). Pada model Kemmis ∑N
& Taggart komponen pelaksanaan (acting) dan observasi/ Keterangan :
pengamatan (observing) dijadikan satu kesatuan karena x : nilai rata-rata

232
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016,

∑X : jumlah nilai seluruh siswa dalam satu kelas pembelajaran. Penelitian dimulai pukul 11.10 WIB
∑N : jumlah siswa dalam satu kelas sampai pukul 14.45 WIB. Pada pelaksanaan penelitian ini
(Aqib, 2011:40) peneliti menjadi guru yang melaksanakan pembelajaran
Dengan kriteria: di kelas. Sedangkan observasi/ pengamatan dilakukan
<75 : Di bawah KKM oleh dua observer yaitu guru kelas IV A dan teman
75 : KKM sejawat.
>75 : Di atas KKM Hasil penelitian yang akan dipaparkan meliputi
Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa tiga aspek, yaitu aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil
digunakan rumus: belajar siswa. Untuk hasil belajar siswa sendiri terdiri
p = ∑ siswa yang tuntas belajar x 100% dari tiga ranah, yaitu ranah afektif, ranah kognitif, dan
∑ siswa ranah psikomotorik. Apabila dari ketiga aspek tersebut
(Aqib, 2011:41) telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang
Kriteria : ditentukan dalam indikator keberhasilan, maka penelitian
>80% : Sangat Tinggi ini dikatakan berhasil.
60% - 79% : Tinggi Aspek pertama yang akan dibahas adalah
40% - 59% : Sedang mengenai aktivitas guru selama siklus I sampai dengan
20% - 39% : Rendah siklus II. Data aktivitas guru selama penelitian disajikan
<20% : Sangat Rendah sebagai berikut:
(Aqib, 2011:41)
KKM SDN Menur Pumpungan Surabaya untuk Tabel 1. Data Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II
pembelajaran tematik adalah 75. Oleh karena itu peneliti Persentase
N
menyusun indikator keberhasilan sebagai berikut: Aktivitas yang diamati Siklu Siklu
o.
Penelitian dikatakan berhasil jika aktivitas guru dalam sI s II
kegiatan pembelajaran sama dengan atau lebih dari 80% 1. Guru menyiapkan siswa di
70% 80%
, Penelitian dikatakan berhasil jika aktivitas siswa dalam dalam kelas
kegiatan pembelajaran sama dengan atau lebih dari 80% 2. Guru memberikan apersepsi 70% 90%
, Penelitian dikatakan berhasil jika rata-rata hasil belajar 3. Guru menyampaikan Tema,
siswa sama dengan atau lebih dari 75 sesuai KKM dan Subtema, Pembelajaran dan 80% 80%
ketuntasan belajarnya sama dengan atau lebih dari 80% Tujuan Pembelajaran
4. Guru menampilkan Media
HASIL DAN PEMBAHASAN Diorama dan menjelaskan apa
100% 100%
Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan itu Media Diorama di depan
terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus dilaksanakan kelas
dalam satu pembelajaran selama satu hari. Data yang 5. Guru menjelaskan materi
dikumpulkan dalam penelitian ini ada tiga jenis, yaitu pembelajaran dengan bantuan 90% 100%
data tentang aktivitas guru, data tentang aktivitas siswa, Media Diorama
dan data tentang hasil belajar siswa. Untuk data hasil 6. Guru melakukan tanya jawab 80% 90%
belajar siswa terdiri dari hasil belajar ranah afektif, ranah 7. Guru membimbing siswa
kognitif, dan ranah psikomotorik. 80% 90%
dalam mengerjakan LKS
Pada siklus I diawali dengan terlebih dahulu 8. Guru membimbing siswa
peneliti melakukan observasi awal untuk 80% 100%
melaksanakan presentasi
mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam 9. Guru meminta siswa
pembelajaran di kelas IV A SDN Menur Pumpungan mengerjakan Lembar
Surabaya. Kegiatan selanjutnya adalah peneliti 70% 100%
Penilaian dengan waktu yang
melakukan perencanaan penelitian. ditentukan
Pelaksanaan penelitian pada Siklus I dilaksanakan 10 Guru bersama siswa
pada Selasa 29 Maret 2016 di kelas IV SDN menur . menyimpulkan materi yang 70% 80%
Pumpungan Surabaya. Penelitian dilaksanakan satu telah dipelajari
pertemuan dengan alokasi waktu 5 x 35 menit. Penelitian Jumlah 79% 91%
siklus I dilaksanakan pada Tema Tempat Tinggalku, Pada siklus I diperoleh persentase aktivitas guru
subtema Lingkungan Tempat Tinggalku, Pembelajaran 2 sebesar 79%. Ini menunjukkan bahwa aktivitas guru
dengan menggunakan media Diorama sebegai media selama proses pembelajaran sudah baik namun belum

233
Penggunaan Media Diorama

mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu mengemas materi pembelajaran ke dalam suatu media
sama dengan atau lebih dari 80%. Pada siklus II berupa Diorama sehingga kenampakan alam yang rumit
diperoleh persentase aktivitas guru sebesar 91%. Hasil bisa menjadi lebih sederhana dan mudah disampaikan
presentase tersebut meningkat daripada siklus I kepada siswa. Aktivitas guru selama pembelajaran sudah
dikarenakan guru sudah melaksanakan pembelajaran sangat baik dengan mampunya guru dalam mengatur
dengan perbaikan yang telah direncanakan berdasarkan pembelajaran secara keseluruhan dan juga mampu dalam
hasil refleksi siklus I. menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang telah
Hampir semua aktivitas dalam aktivitas guru disusun dalam RPP dengan penggunaan media Diorama
mengalami peningkatan, kecuali pada aktivitas guru sebagai media pembelajarannya.
menyampaikan tema, subtema, pembelajaran dan tujuan Adanya peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke
pembelajaran dengan persentase pada siklus I dan siklus siklus II membuktikan bahwa guru dengan cepat dapat
II tetap yaitu 80%. Selain itu aktivitas guru tidak belajar dan memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang
mengalami peningkatan pada aktivitas guru menampilkan dilakukan pada siklus I. Pada siklus II aktivitas guru
media diorama dan menjelaskan apa itu media diorama di menjadi lebih baik daripada saat siklus I. Guru sangat
depan kelas dengan persentase pada siklus I dan siklus II berusaha agar pembelajaran yang disampaikannya
tetap yaitu 100%. menjadi pembelajaran yang berkualitas dan bermakna
Peningkatan aktivitas guru dalam penelitian ini bagi siswa.
dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini: Aspek kedua yang akan dibahas adalah mengenai
aktivitas siswa selama siklus I sampai dengan siklus II.
Data aktivitas siswa selama penelitian disajikan sebagai
berikut:

Tabel 2. Data Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II


Persentase
No. Aktivitas yang diamati Siklu Siklu
sI s II
1. Siswa bersiap di dalam kelas 70% 80%
2. Siswa memperhatikan
80% 90%
apersepsi guru
Diagram 1. Data Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II
3. Siswa mengetahui Tema,
Berdasarkan diagram 1 dapat dilihat bahwa Subtema, Pembelajaran dan 90% 90%
persentase aktivitas guru mengalami peningkatan yang Tujuan Pembelajaran
sangat baik pada siklus II. Aktivitas guru pada siklus I 4. Siswa memperhatikan guru
adalah 79% dan pada siklus II adalah 91%. Ada dalam menampilkan Media
peningkatan persentase sebanyak 12%. Aktivitas guru Diorama dan memperhatikan
100% 100%
pada siklus I dengan persentase 79% masih belum penjelasan guru tentang apa
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. itu Media Diorama di depan
Sedangkan aktivitas guru pada siklus II dengan kelas
persentase 91% sudah mencapai bahkan melampaui 5. Siswa memperhatikan
indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu sama penjelasan guru tentang materi
90% 100%
dengan atau lebih dari 80% dan dapat dikatakan aktivitas pembelajaran dengan bantuan
guru sudah berhasil. Media Diorama
Selama pembelajaran, guru sudah mampu dalam 6. Siswa melakukan tanya jawab
70% 90%
menggunakan media Diorama dengan baik. Guru sudah dengan guru
mampu menjadikan media Diorama yang dipakainya 7. Siswa mengikuti bimbingan
80% 90%
tidak hanya sebagai alat bantu untuk menjelaskan materi guru dalam mengerjakan LKS
pembelajaran tetapi juga sebagai alat bantu untuk 8. Siswa melaksanakan
60% 80%
memotivasi siswa agar lebih berani dan percaya diri presentasi
dalam bertanya jawab serta melaksanakan presentasi. 9. Siswa mengerjakan Lembar
Dengan guru dapat menggunakan media secara Penilaian dengan waktu yang 70% 100%
maksimal, maka siswa lebih mudah dalam belajar materi ditentukan
yang sedang dipelajari. Selain itu, guru mampu 10. Siswa mengikuti bimbingan 70% 80%

234
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016,

guru dalam menyimpulkan membuat siswa lebih mudah dalam belajar materi yang
materi yang telah dipelajari sedang dipelajari. Selain itu, siswa mampu memahami
Jumlah 78% 90% materi dengan sederhana. Aktivitas siswa selama
Pada siklus I diperoleh persentase aktivitas siswa pembelajaran sudah sangat baik dengan mampunya siswa
sebesar 78%. Ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran secara keseluruhan.
selama proses pembelajaran sudah baik namun belum Adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus I
mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu ke siklus II membuktikan bahwa siswa dengan cepat
sama dengan atau lebih dari 80%. Pada siklus II dapat belajar dan beradaptasi dengan kondisi
diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 90%. Hasil pembelajaran yang dilakukan dari siklus I. Pada siklus II
persentase tersebut meningkat daripada siklus I aktivitas siswa menjadi lebih baik daripada saat siklus I.
dikarenakan guru sudah melaksanakan pembelajaran Siswa sangat berusaha agar menjadi lebih baik pada
dengan perbaikan yang telah direncanakan berdasarkan setiap pembelajaran.
hasil refleksi siklus I. Aspek ketiga yang akan dibahas adalah mengenai
Hampir semua aktivitas dalam aktivitas siswa hasil belajar siswa selama siklus I sampai dengan siklus
mengalami peningkatan, kecuali pada aktivitas siswa II. Data hasil belajar siswa selama penelitian disajikan
memperhatikan guru dalam menampilkan media diorama sebagai berikut:
dan memperhatikan penjelasan guru tentang apa itu
media diorama di depan kelas dengan persentase pada Tabel 3. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I dan
siklus I dan siklus II tetap yaitu 100%. Siklus II
Peningkatan aktivitas siswa dalam penelitian ini Siklus I Siklus II
N
dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini: Re H Ketu Re H Ketu
o Nama Ni Ni
rat ur ntas rat ur ntas
. lai lai
a uf an a uf an
1 AEM 77 92
3, Tunt 3, Tunt
. B ,8 A- ,3
11 as 69 as
1 1
2 AA 73 Tida
2, 3, Tunt
. B ,7 kTu A- 88
99 52 as
5 ntas
3 AIM 82 96
3, B Tunt 3, Tunt
. ,3 A ,8
29 + as 88 as
Diagram 2. Data Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II 1 8
4 ASD 3, B 85 Tunt 3, 99 Tunt
A
Berdasarkan diagram 2, dapat dilihat bahwa . 42 + ,5 as 98 ,5 as
persentase aktivitas siswa mengalami peningkatan yang 5 ASHS Tida
73 84
. 2, k 3, B Tunt
sangat baik pada siklus II. Aktivitas siswa pada siklus I B ,8 ,0
95 Tunt 36 + as
adalah 78% dan pada siklus II adalah 90%. Ada 1 6
as
peningkatan persentase sebanyak 12%. Aktivitas siswa
6 BK 68 Tida 81
pada siklus I dengan persentase 78% masih belum 2, 3, B Tunt
. B- ,4 kTu ,4
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. 74 26 + as
4 ntas 4
Sedangkan aktivitas siswa pada siklus II dengan 7 CRS 79 94
3, Tunt 3, Tunt
persentase 90% sudah mencapai bahkan melampaui . B ,1 A- ,6
17 as 79 as
indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu sama 9 9
dengan atau lebih dari 80% dan dapat dikatakan aktivitas 8 DH‘A 77 92
3, Tunt 3, Tunt
siswa sudah berhasil. . R B ,6 A- ,6
11 as 71 as
9 3
Selama pembelajaran, siswa sudah mampu
9 DF 70 Tida 85
mengikuti pembelajaran yang menggunakan media 2, 3, B Tunt
. B- ,6 kTu ,5
Diorama sebagai media pembelajarannya. Siswa 83 42 + as
3 ntas 6
menunjukkan ketertarikan atau antusiasme yang tinggi 1 DP 72 Tida 83
terhadap media Diorama yang dibawa oleh guru. Dengan 2, 3, B Tunt
0 B ,5 kTu ,3
9 33 + as
adanya ketertarikan dari siswa, maka rasa ingin tahu . 6 ntas 1
siswa meningkat dan dapat membuat siswa lebih aktif 1 DCP 91
3, Tunt 3, Tunt
dalam pembelajaran. Dengan adanya media Diorama 1 B 79 A- ,1
16 as 65 as
untuk menjelaskan materi tentang kenampakan alam . 9

235
Penggunaan Media Diorama

1 EMS 76 92 6 8
3, Tunt 3, Tunt
2 B ,4 A- ,1 Jumlah Tuntas 20 Tuntas 28
06 as 69 as
. 4 3 Ketuntasa
Tidak Tuntas 8 Tidak Tuntas 0
1 EJ 82 93 n
3, B Tunt 3, Tunt
3 ,6 A- ,2 71,4 100
31 + as 73 as Persentase Tuntas Tuntas
. 9 5 3% %
Ketuntasa
1 FAD 89 28,5
3, 76 Tunt 3, Tunt n Tidak Tuntas Tidak Tuntas 0%
4 B A- ,9 7%
06 ,5 as 60 as
. 4 Predikat B (Baik) A (Sangat Baik)
1 IAS 86 Berdasarkan tabel 3, hasil belajar siswa pada
3, B Tunt 10 Tunt
5 ,6 4 A siklus I menunjukkan bahwa setelah mengikuti
47 + as 0 as
. 9
pembelajaran dengan menggunakan media diorama,
1 MN 73 Tida 87
2, B 3, Tunt siswa memperoleh rata-rata hasil belajar 77,26 dan
6 ,7 kTu A- ,9
95 + 52 as ketuntasan belajar secara klasikal 71,43%. Hasil belajar
. 5 ntas 4
1 NRA 91 tersebut termasuk predikat baik tetapi belum mencapai
3, Tunt 3, Tunt indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu rata-
7 R B 79 A- ,1
16 as 65 as rata hasil belajar siswa sama dengan atau lebih dari 75
. 9
1 NFPM Tida 84 sesuai KKM dan ketuntasan belajarnya sama dengan atau
2, 68 3, B Tunt
8 B- kTu ,0 lebih dari 80%.
74 ,5 36 + as
. ntas 6 Pada siklus II, hasil belajar siswa menunjukkan
1 NR 75 90 peningkatan yang sangat baik. Hasil belajar yang
3, Tunt 3, Tunt
9 B ,8 A- ,4 diperoleh siswa pada siklus II yaitu rata-rata hasil belajar
03 as 62 as
. 1 4
90,78 dan ketuntasan belajar 100%. Hasil belajar
2 NZP 74 Tida 89
2, 3, Tunt tersebut termasuk kategori sangat baik. Hasil belajar pada
0 B ,2 kTu A- ,3
97 58 as siklus ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang
. 5 ntas 8
2 PAN 76 93 telah ditentukan yaitu rata-rata hasil belajar siswa sama
3, Tunt 3, Tunt dengan atau lebih dari 75 sesuai KKM dan ketuntasan
1 B ,1 A- ,3
05 as 74 as
. 9 8 belajarnya sama dengan atau lebih dari 80%. Baik rata-
2 RTA 78 95 rata hasil belajar siswa maupun ketuntasan belajar siswa
3, Tunt 3, Tunt
2 B ,6 A- ,4 sudah mencapai bahkan melampaui indikator
15 as 82 as
. 3 4 keberhasilan yang ditentukan dan dapat dikatakan hasil
2 RSAR 75 86 belajar siswa sudah berhasil.
3, Tunt 3, B Tunt
3 B ,9 ,2
04 as 45 + as Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang
. 4 5
signifikan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut
2 SMA 79 88
3, Tunt 3, Tunt terjadi pada rata-rata hasil belajar siswa yaitu pada siklus
4 B ,0 A- ,6
16 as 55 as I 77,26 meningkat menjadi 90,78 di siklus II.
. 6 3
2 SJ 95 Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui diagram
3, B Tunt 3, Tunt
5 83 A- ,6 batang di bawah ini:
32 + as 83 as
. 3
2 SAK 75 90
3, Tunt 3, Tunt
6 B ,9 A- ,7
04 as 63 as
. 4 5
2 TAF 79 90
3, Tunt 3, Tunt
7 B ,3 A- ,3
17 as 62 as
. 1 8
2 ZAA 80 93
3, Tunt 3, Tunt
8 B ,8 A- ,4
24 as 74 as
. 8 4
21 25
86 10
63 41
Jumlah ,5 1,
,2 ,7
3 67
5 5 Diagram 3. Data Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Rata-rata 3, B 77 3, A- 90 (Rata-rata Hasil Belajar)
09 ,2 63 ,7

236
JPGSD. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016,

Sedangkan hasil belajar siswa berupa ketuntasan Surabaya dengan menggunakan media Diorama
belajarnya pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan
diagram lingkaran di bawah ini: dengan persentase pada siklus I sebesar 79% dan siklus II
sebesar 91%. Aktivitas siswa kelas IV A selama
penelitian pada Tema Tempat Tinggalku Subtema 1
Lingkungan Tempat Tinggalku Pembelajaran 2 dan 3 di
SDN Menur Pumpungan Surabaya dengan menggunakan
media Diorama menunjukkan adanya peningkatan yang
signifikan dengan persentase pada siklus I sebesar 78%
dan siklus II sebesar 90%. Hasil belajar siswa kelas IV A
selama penelitian pada Tema Tempat Tinggalku Subtema
1 Lingkungan Tempat Tinggalku Pembelajaran 2 dan 3 di
SDN Menur Pumpungan Surabaya dengan menggunakan
media Diorama menunjukkan adanya peningkatan yang
signifikan dengan rata-rata hasil belajar siswa sebesar
77,26 pada siklus I dan 90,78 pada siklus II, dan
persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 71,43% pada
siklus I dan 100% pada siklus II.

Saran
Diagram 4. Data Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil penelitian yang mencakup hasil
(Ketuntasan Belajar) observasi aktivitas guru, hasil observasi aktivitas siswa,
dan hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan
Digunakannya suatu media dalam pembelajaran media Diorama, maka guru hendaknya memberikan
pasti akan menimbulkan suatu dampak bagi pembelajaran variasi media pembelajaran kepada siswa. Dengan
tersebut. Media Diorama yang digunakan dalam adanya kreativitas dan inovasi guru dalam pembelajaran
pembelajaran di siklus I dan siklus II mampu berupa penggunaan media yang menarik dan tepat sesuai
meningkatkan hasil belajar siswa. Media Diorama materi yang akan disampaikan, maka siswa akan lebih
membantu siswa dalam memahami materi kenampakan mudah memahami materi pembelajaran. Contohnya pada
alam yang sedang dipelajari. Media Diorama pembelajaran tentang kenampakan alam, guru
menyuguhkan pemandangan dari beberapa kenampakan menggunakan media pembelajaran berupa Diorama.
alam baik yang berupa daratan maupun perairan. Dari Maka siswa akan dengan mudah memahami materi yang
awal pembelajaran pada siklus I, media Diorama sudah diberikan karena siswa bisa melihat tiruan dari
mampu menarik perhatian siswa. Kemudian saat pemandangan kenampakan alam yang sedang mereka
penjelasan materi, siswa dengan mudah memahami pelajari sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa
materi karena di dalam media sudah jelas bagaimana menjadi lebih konkret. Siswa hendaknya menyadari
bentuk dan ciri-ciri kenampakan alam yang dijelaskan pentingnya keaktifan dalam mengikuti proses
oleh guru. Dan di akhir pembelajaran media digunakan pembelajaran. Keatifan itu sendiri bisa berupa keberanian
untuk membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dan kepercayaan diri siswa dalam berkomunikasi
pembelajaran. bersama guru dalam pembelajaran di kelas. Dengan
media yang disediakan guru, siswa bisa lebih mudah
memahami materi pembelajaran dan juga media dapat
PENUTUP menjadi bahan komunikasi bagi guru dan siswa seperti
Simpulan bertanya jawab. Bagi peneliti yang lain bisa
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menggunakan media Diorama sebagai media dalam
yang telah dideskripsikan pada Bab IV, diperoleh pembelajaran pada Tema, Subtema, dan Pembelajaran
simpulan bahwa media Diorama dapat meningkatkan lainnya. Media Diorama tidak hanya cocok untuk materi
hasil belajar siswa kelas IV A SDN Menur Pumpungan tentang kenampakan alam tetapi bisa juga untuk materi
Surabaya, hal ini dibuktikan dengan aktivitas guru selama IPS seperti detik-detik proklamasi, materi IPA tentang
penelitian pada siswa kelas IV A Tema Tempat ekosistem, dll.
Tinggalku Subtema 1 Lingkungan Tempat Tinggalku
Pembelajaran 2 dan 3 di SDN Menur Pumpungan DAFTAR PUSTAKA

237
Penggunaan Media Diorama

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2015. Desain


Pengembangan Pembelajaran Tematik. Cetakan ke-3.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Arsyad, Azhar. 2015. Media Pembelajaran. Cetakan ke-
18. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: YramaWidya.
Ekawarna. 2013. Penelitian Tindakan Kelas (Edisi
Revisi). Jakarta: REFERENSI (GP Press Group).
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual
dalam Pembelajaran Abad 21. Bogo: Ghalia
Indonesia.
Indarti, Titik. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dan Penulisan Ilmiah. Surabaya: Lembaga Penerbit
FBS Unesa.
Munadi, Yudhi. 2012. Media Pembelajaran. Cetakan Ke-
4. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.
Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media dan Sumber
Pembelajaran. Cetakan ke-1. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakarya.
Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar
Tematik. Cetakan Ke-1. Jakarta: Kencana.
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Cetakan Ke-6.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sofiyanti, Ai, dkk. 2015. Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2015. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar. Cetakan Ke-15. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media
Pengajaran. Cetakan Ke-11. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Suhardjono. 2009. Penelitian Tindakan Kelas &
Penelitian Tindakan Sekolah. Malang: Lembaga
Cakrawala Indonesia (LCI) bekerjasama dengan
Lembaga Pengembangan pendidikan dan
Pembelajaran Universitas Negeri Malang (LP3 UM).
Trianto. 2012. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action research) Teori & Praktik.
Cetakan ke-3. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

238

Anda mungkin juga menyukai