Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas V SD. Berdasarkan hasil
observasi di lapangan bahwa banyak siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan soal Matematika yang
diberikan oleh peneliti. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatakan hasil belajar siswa
setelah menggunakan Peneliti menggunakan model Word Square. Melalui model ini siswa mampu
diarahkan untuk senantiasa berpikir kritis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan Model Kemmis Tagart. Penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus. subjek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 34 orang. Pelaksanaan penelitian terdiri
dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua tindakan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi, catatan lapangan, lembar wawancara, lembar evaluasi dan kamera.
Dari Hasil belajar yang diperoleh setiap siklus mengalami peningkatan. Rata-rata hasil belajar mulai
dari data awal 49,20%, 66,02%, 75%, 77,05% dan hingga mencapai 78,23%. Dengan demikian
peneliti menyimpulkan bahwa model word square dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas V
Sekolah Dasar.
Kata Kunci: Model pembelajaran, Word square, Hasil belajar
Yeni Dwi Kurino, dkk | Model Word Square untuk Meningkatkan Hasil Belajar
308
pengetahuan sosial sangat mereka butuhkan (student centre) yang dapat meningkatkan
untuk kehidupan mereka karena IPS bukan pengetahuan siswa dan melatih siswa lebih
hanya transfer ilmu saja tetapi siswa juga aktif dalam pembelajaran. Di dalam Word
dituntut untuk berfikir logis dan kritis, yang Square siswa diberi pengarahan oleh guru
salah satu kemampuan itu adalah kemampuan untuk membaca dan memahami materi yang
dalam memecahkan masalah (Sapriya, 2009: akan disampaikan oleh guru, siswa dibagi ke
194). Suatu masalah membutuhkan suatu dalam beberapa kelompok, guru menjelaskan
kemampuan berpikir dalam upaya materi dengan menggunakan media Word
memecahkannya. Pembelajaran IPS sangatlah Square yaitu dengan menampilkan kotak yang
penting dalam mengajarkan kemampuan berisi huruf-huruf yang di dalamnya terdapat
berpikir memecahkan masalah karena dengan kata yang berhubungan dengan materi yang
menumbuhkan kemampuan memecahkan sedang dijelaskan, siswa diarahkan untuk
masalah siswa dapat menyelesaikan masalah menemukan kata yang berhubungan dengan
dalam kehidupan sosialnya. materi, dengan bimbingan guru, setelah siswa
Hasil belajar yaitu sebagai tingkat menemukan kata kemudian siswa
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi menyampaikan apa penjelasan dari kata
pembelajaran disekolah yang dinyatakan dalam tersebut sesuai dengan pemahaman yang
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai mereka miliki setelah membaca dan memahami
sejumlah materi ajar tertentu. Nawawi materi di awal, setelah siswa menyampaikan
(Susanto, 2015: 5). Hasil belajar juga pendapatnya, maka guru bertanya kepada
merupakan perubahan tingkah laku siswa siswa tentang kata-kata yang sudah dijelaskan
setelah melalui proses pembelajaran. Semua tadi untuk melihat apakah siswa sudah
perubahan dari proses belajar merupakan suatu memahami apa yang disampaikan atau tidak
hasil belajar dan mengakibatkan manusia (penguatan).
berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. II Berdasarkan permasalahan tersebut,
sebagian besar siswa beranggapan bahwa mata rendahnya hasil belajar siswa pada
pelajaran IPS sukar karena hanya mencatat dan pembelajaran IPS disebabkan pendidik lebih
menghafal. Dalam proses pembelajarannya banyak menerapkan metode ceramah sehingga
guru kurang memanfaatkan media sebagai alat siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar
peraga dalam proses pembelajaran sehingga mengajar serta kurangnya media pembelajaran
menyebabkan hasil belajar siswa rendah. yang kongkrit. Oleh karena itu proses
Berdasarkan hasil observasi di kelas V pembelajaran belum mencapai tujuan secara
sekolah dasar negeri II yang berjumlah 34 optimal.
siswa yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan Demikian dengan adanya latar belakang
16 siswa laki-laki di temukan permasalahan masalah diatas, maka peneliti akan melakukan
dalam pembelajaran IPS yaitu rendahnya hasil suatu penelitian yang berjudul “Word Square
belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pengetahuan Sosial menunjukkan bahwa siswa Sekolah Dasar”.
yang sudah tuntas yaitu 4 siswa dan yang
belum tuntas yaitu 30 siswa. Berdasarkan Metode Penelitian
kiteria ketuntasan minimal (KKM 61), Penelitian yang dilaksanakan
peresentase siswa yang tuntas mencapai merupakan penelitian tindakan kelas
11,76% atau 4 siswa dan yang belum tuntas (classroom action research) yang mengacu
mencapai 88,24% atau 30 siswa. kepada tindakan guru ketika melaksanakan
Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu pembelajaran sebagai upaya untuk
adanya perbaikan proses pembelajaran yang memperbaiki kegiatan pembelajaran yang telah
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
mata pelajaran IPS. Peneliti akan menggunakan Arikunto (2010:61) mengungkapkan bahwa
pembelajaran Word Square. Kurniasih dan Sani tujuan Penelitian tindakan kelas antara lain
(2015:97), menyatakan Word Square “ sebagai berikut: (1) Meningkatkan mutu isi,
pembelajaran Word Square adalah yang masukan, proses, serta hasil pendidikan dan
diperkaya dan berorientasi kepada keaktifan pembelajaran di sekolah, (2) Membantu guru
siswa dalam pembelajaran”. Dimana dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi
pembelajaran ini merupakan suatu masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam
pembelajaran yang berpusat pada siswa dan luar kelas, (3) Meningkatkan sikap
Yeni Dwi Kurino, dkk | Model Word Square untuk Meningkatkan Hasil Belajar
310
Kemerdekaan. dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SDN Jatimulya II. Hal ini Pebrianti, A. (2016). Penerapan Active
dapat dilihat dari persentase keberhasilan hasil Learning Tipe Teka-Teki Silang Untuk
tes belajar siswa pada siklus I diperoleh Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
persentase sebesar 70,5%, pada siklus II Mata Pelajaran IPS di Kelas V. PGSD
diperoleh persentase sebesar 78%, Penelitian Majalengka. Tidak diterbitkan.
dikatakan berhasil apabila persentase yang
diperoleh dari hasil penelitian telah mencapai Sapriya. (2014). Pendidiakan IPS. Bandung:
ketuntasan belajar ≤ 75% seperti yang telah Rosdakarya.
dikemukakan oleh peneliti sebelumnya..
Berdasarkan peroleh tersebut maka penelitian Sudjana, N. (2016). Penilaian hasil proses
ini dikatakan berhasil. belajar mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Daftar Pustaka
Abidin, Y. (2016). Desain Sistem Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Peembelajaran Dalam Konteks Kurikulum Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
2013. Bandung: PT Refika Aditama.
Sukandheni. (2014). “Pengaruh Pembelajaran
Ahmadiyanto. (2016). Meningkatkan Aktivitas Kooperatif Tipe Word Square Berbasis
Dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Lingkungan Terhadap Hasil Belajar IPA
Media Pembelajaran Ko-Ruf-Si (Kotak Kelas V”. Jurnal Mimbar Jurusan PGSD.
Huruf Edukasi) Berbasis Word Square Vol. 2. No. 1 (hlm. 2-3).
Pada Materi Kedaulatan Rakyat Dan
Sistem Pemerintahan Di Indonesia Kelas Susanto, A. (2014). Teori Belajar dan
Viiic Smp Negeri 1 Lampihong. Jurnal Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
pendidikan kewarganegaraan. Kencana Prenadamedia Group.
Yeni Dwi Kurino, dkk | Model Word Square untuk Meningkatkan Hasil Belajar
312