Samsul Ependi
1968Samsul@gmail.com
SD Negeri 012 Pangkalan Baru Kecamatan Siak Hulu
ABSTRACT
The fundamental problem that is always faced in learning Indonesian in SD Negeri 012 Pangkalan Baru is the low activity and
learning achievement of students whose development is less encouraging. Therefore this research was conducted aimed at
overcoming these problems by applying the question and answer method. This research is a classroom action research
conducted in class VI of SD Negeri 012 Pangkalan Baru. The results showed that the activity and learning outcomes increased,
in cycle 1 meeting 1 student activity score was 15.38%, at meeting 2 was 22.11%, at meeting 3 it reached a score of 28.85%. In
cycle 2 meeting 2 student activity scores were 36.59%, at meeting 2 was 41.34%, and at meeting 3 was 77.88%. Based on these
results it can be concluded that the question and answer method can improve the learning achievement of Indonesian.
BSTRAK
Permasalahan mendasar yang selalu dihadapi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SDN 012 Pangkalan Baru adalah
rendahnya aktivitas dan prestasi belajar siswa yang perkembangannya kurang menggembirakan. Oleh karena itu penelitian
ini dilakukan bertujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkan metode tanya jawab. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas dilakukan pada kelas VI SD Negeri 012 Pangkalan Baru. Hasil penelitian memperlihatkan
bahwa aktivitas dan hasil belajar mengalami peningkatan, pada siklus 1 pertemuan 1 skor aktivitas siswa adalah 15,38%, pada
pertemuan 2 adalah 22,11%, pada pertemuan 3 mencapai skor 28,85 %. Pada siklus 2 pertemuan 2 skor aktivitas siswa adalah
36,59%, pada pertemuan 2 adalah 41,34%, dan pada pertemuan 3 adalah 77,88%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa metode tanya jawab dapat meningkatkan prestasi belajar bahasa Indonesia.
Primary : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 7 | Nomor 2 | Oktober 2018 | ISSN: 2303-1514 | E-ISSN: 2598-5949 |
257
pelajaran, serta mengembangkan kemampuan mengajar salah satunya melalui metode tanya
untuk menggunakan pengetahuan dan jawab. Karena melalui metode tanya jawab
pengalamannya, sehingga pengetahuannya merupakan format interaksi antara guru dan
menjadi fungsional. siswa melalui kegiatan bertanya yang dilakukan
Metode tanya jawab ini sangat berguna oleh guru sendiri. Upaya mendapatkan respon
dalam mengajarkan anak-anak, karena metode ini lisan dari siswa sehingga dapat menumbuhkan
membiasakan murid untuk mengungkapkan apa- pengetahuan baru pada siswa.
apa yang terlintas dalam pikirannya dengan Penulis melihat ada beberapa gejala-
ungkapan yang teratur dan sistematis dan berani gejala lain yang menyebabkan terjadinya hal
mengemukakan pendapatnya tanpa ada rasa tersebut, diantaranya : (a) di dalam mengajar
takut dan gemetar, mendorong mereka untuk guru terfokus pada satu metode saja; (b) di dalam
mendalami pelajaran, sehingga menambah kelas guru kurang menggunakan variasi
kecintaan mereka terhadap pelajaran serta mengajar; (c) di dalam mengajar guru jarang
membangkitkan keaktifan berpikir dari mereka. mengajukan pertanyaan- pertanyaan kepada
Djamarah (2006) rangsangan dari guru siswa; (d) di dalam mengajar guru jarang
dalam bentuk bertanya, maka tanggapan anak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
didik dalam bentuk jawaban. Sebaliknya, bertanya; (e) Guru lebih dominan menggunakan
rangsangan dari anak didik dalam bentuk metode ceramah dalam mengajar dan jarang
bertanya, maka tanggapan guru dalam bentuk menggunakan metode-metode yang lain, seperti
jawaban. Maka terjadilah interaksi dalam bentuk metode tanya jawab; (f) kurangnya keinginan
tanya jawab. siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru; (g)
Dalam kegiatan belajar seharusnya lebih banyak siswa yang tidak berani untuk bertanya
banyak didominasi oleh siswa, namun kepada guru; dan (h) banyak siswa yang tidak
pengamatan sementara penulis masih banyak mendengarkan penjelasan guru.
siswa yang kurang berperan aktif, tidak Dari uraian tersebut, penulis merasa
berinisiatif, serta kurangnya rasa percaya diri tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
sehingga kenyataan ini menjadikan aktifitas “Penerapan metode tanya jawab untuk
pembelajaran hanya didominasi oleh guru, meningkatkan prestasi belajar bahasa Indonesia
menyebabkan hasil belajar mereka memperoleh siswa kelas vi sd negeri 012 pangkalan baru
nilai yang rendah. kecamatan siak hulu.
Sebaliknya dikelas, dalam penelitian Rumusan masalah dalam penelitian ini
pendahuluan penulis melihat berbagai ulangan adalah : Apakah penggunaan metode tanya jawab
harian pada pelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan prestasi belajar bahasa
ditemukan beberapa nilai siswa antara lain yang Indonesia siswa kelas VI SD Negeri 012
di kategorikan tinggi, sedang dan rendah yaitu : Pangkalan Baru. Adapun yang menjadi tujuan
(a) 3 orang siswa dari 26 orang siswa yang penelitian ini adalah untuk mengetahui
mendapat nilai tinggi (7,8%); (b) 7 orang siswa peningkatan prestasi belajar siswa kelas VI
dari 26 orang siswa yang mendapat nilai sedang melalui metode tanya jawab pada mata pelajaran
(18,2%); dan (c) 16 orang siswa dari 26 orang bahasa Indonesia di SD Negeri 012 Pangkalan
siswa yang mendapat nilai rendah (74%). Dari Baru.
kondisi di atas, menurut pandangan sementara Manfaat yang diharapkan dalam
penulis guru dituntut untuk melakukan usaha penelitian ini adalah sebagai berikut :
perbaikan belajar yang efektif dan efisien dapat 1. Bagi siswa : melalui metode tanya jawab
tercapai apabila menggunakan strategi belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia
yang tepat. Selama ini guru mengajar dengan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
metode ceramah dan kondisi siswa sibuk sendiri. siswa dan dapat melakukan aktivitas belajar
Untuk mengaktifkan siswa dalam belajar guru dengan baik.
berupaya menggunakan berbagai metode dan 2. Bagi guru : agar kemampuan Profesional guru
variasi mengajar dengan menjadikan siswa lebih dapat ditingkatkan terutama dengan
aktif dalam belajar sehingga diharapkan terjadi menggunakan metode tanya jawab dalam
peningkatan prestasi belajar siswa. Dalam proses pembelajaran .
kondisi ini guru berupaya menggunakan variasi
Primary : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 7 | Nomor 2 | Oktober 2018 | ISSN: 2303-1514 | E-ISSN: 2598-5949 |
258
3. Bagi sekolah : dapat memotivasi guru untuk a. Tahap persiapan tanya jawab. Langkah
melakukan penelitian tindakan kelas guna persiapan ini dimaksudkan agar guru
meningkatkan prestasi belajar di SD Negeri selalu membuat daftar pertanyaan yang akan
012 Pangkalan Baru diajukan pada siswa.
b. Tahap awal tanya jawab. Pada awal yang
Djamarah (2006) metode adalah teknik menggunakan metode tanya jawab,
penyajian untuk memotivikasi anak didik agar guru diharapkan memberikan penjelasan
mampu menerapkan pengetahuan dan atau pengarahan tentang kegiatan yang
pengalamannya untuk memecahkan masalah. akan
Menurut Muhammad (1981) metode pengajaran dilaksanakan.
adalah aturan yang dilalui oleh guru di dalam c. Tahap-tahap pengembangan tanya jawab.
menyampaikan pelajarannya, agar dapat sampai Untuk dapat mengembangkan metode tanya
pengetahuan itu kepada pikiran murid dengan jawab dengan menempuh berbagai variasi
bentuk yang baik untuk mencapai tujuan dalam mengajukan pertanyaan.
pendidikan. d. Tahap akhir tanya jawab. Pada tahap akhir
Djamarah (2006) metode tanya jawab pemakaian metode tanya jawab, guru
adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk bersama para siswa membuat ringkasan isi
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari pelajaran yang telah disajikan selama tanya
guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa jawab.
kepada guru. Metode tanya jawab adalah metode
yang dilakukan dengan mengadakan tanya Djamarah (2006) mengatakan kelebihan
jawab yang bermaksud untuk mengetahui metode tanya jawab sebagai berikut :
apakah ingatan anak-anak menguasai bahan 1. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan
pelajaran yang telah dikenal. perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa
Muhammad (1981) metode tanya jawab sedang rebut, yang mengantuk kembali tegar
ialah metode yang membiasakan murid untuk dan hilang kantuknya.
mengungkap apa-apa yang terlintas dalam 2. Merangsang siswa untuk melatih dan
pikirannya dengan ungkapan yang teratur dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya
sistematis dan berani mengemukakan ingatan.
pendapatnya tanpa ada rasa takut dan gemetar, 3. Mengembangkan keberanian dan
mendorong mereka untuk mendalami pelajaran, keterampilan siswa dalam menjawab dan
sehingga menambah kecintaan mereka ( terhadap mengemukakan pendapat.
pelajaran ) serta membangkitkan keaktifan Sedangkan kekurangan metode tanya
berpikir dari mereka dan spontanitas berpikir. jawab adalah:
Djamrah (2006) manfaat metode tanya 1. Siswa merasa takut, apabila guru kurang
jawab adalah : dapat mendorong untuk berani,
a. Mengecek pemahaman para siswa sebagai menciptakan suasana yang tidak tegang,
dasar perbaikan proses belajar mengajar. melainkan akrab.
b. Membimbing usaha para siswa untuk 2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang
memperoleh suatu keterampilan kognitif sesuai dengan tingkat pikiran dan mudah
maupun soial. dipahami siswa.
c. Memberikan rasa aman pada siswa, melalui 3. Waktu sering terbuang, terutama apabila
pertanyaan kepada seorang siswa yang dapat siswa tidak dapat menjawab pertanyaan
dipastikan bisa menjawab pertanyaan. sampai dua atau tiga orang.
d. Mendorong siswa untuk melakukan penemuan 4. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak
(inquiri) dalam rangka memperjelaskan suatu mungkin cukup waktu untuk memberikan
masalah, dan pertanyaan kepada siswa
e. Membimbing dan mengarahkan jalannya
diskusi kelas. Menurut Syah (2002) belajar diartikan
Jamarah (2006) mengatakan bahwa sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku
langkah-langkah metode tanya jawab adalah individu yang relative menetap sebagai hasil
sebagai berikut: pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
Primary : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 7 | Nomor 2 | Oktober 2018 | ISSN: 2303-1514 | E-ISSN: 2598-5949 |
259
yang melibatkan proses kognitif. Abdurrahman Penelitian ini dilakukan selama dua
(2003) menyatakan bahwa hasil belajar adalah siklus yang mana masing-masing siklus
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui dilaksanakan dengan empat tahapan, yaitu:
kegiatan belajar. Hasil belajar tersebut perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari anak refleksi.
dan faktor yang berasal dari lingkungan.
Djamarah (2006) hasil belajar adalah untuk
memberikan umpan balik kepada guru dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan Siklus I
melaksanakan program remedial bagi siswa yang Perbaikan proses pembelajaran dengan
belum berhasil. menerapkan metode tanya jawab dalam siklus
Hasil belajar merupakan penentuan akhir pertama dikelola berdasarkan rencana
dalam menentukan serangkaian hasil belajar. pelaksanaan pembelajaran (RPP), proses
Hasil belajar merupakan segala sesuatu subjek pembelajaran diawali dengan memperkenalkan
peserta didik akibat kegiatan belajar yang tujuan pembelajaran dan tahapan pembelajaran
dilaksanakan. Hasil belajar merupakan penugasan yang harus dilakukan siswa.
yang dicapai oleh peserta didik dalam rangka Mengawali kegiatan pendahuluan, guru
mengikuti program belajar mengajar sesuai memotivasi siswa dengan menjelaskan
dengan tujuan yang diinginkan. keterkaitan materi yang dipelajari dengan hal-hal
yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran selanjutnya adalah memberi
METODE PENELITIAN penjelasan materi pembelajaran secara ringkas
Penelitian yang peneliti lakukan ini oleh guru. Selanjutnya mengajukan pertanyaan-
berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK). pertanyaan sesuai dengan materi yang diajarkan.
Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan dengan
kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para jelas dan pengarahan bagaimana cara menjawab
pelaku pendidikan, dengan tujuan pertanyaan yang benar.
untukmemperbaiki kinerjanya sebagai guru 1. Data Aktivitas Guru
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat ( Adapun perolehan data aktivitas guru pada siklus
Kunandar, 2008). Penelitian ini dilakukan di I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Kelas VI SD Negeri 012 Pangkalan Baru dengan
subjek penelitian berjumlah 26 siswa.
Primary : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 7 | Nomor 2 | Oktober 2018 | ISSN: 2303-1514 | E-ISSN: 2598-5949 |
260
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa soalan yang terlalu tinggi tidak sesuai dengan
pada siklus I pertemuan pertama baru mencapai kemampuan siswa. Guru melakukan perbaikan
sejumlah skor 12 atau 37,5 % dalam kategori dengan solusi meluruskan kembali sesuai dengan
tidak sempurna guru melakukan perbaikan- petunjuk-petunjuk yang terdapat pada langkah-
perbaikan terhadap setiap komponen indikator langkah metode tanya jawab. Pada pertemuan
pertemuan pertama dengan menguasai langkah ketiga siklus I mendapat skor 19 atau 59,37 %
aktivitas guru yang sesuai dengan metode tanya dalam kategori kurang sempurna.
jawab. Untuk pertemuan selanjutnya pada
pertemuan kedua siklus I mendapatkan skor 14 2. Data Aktivitas Siswa
atau 43,75 % dalam kategori kurang sempurna. Aktivitas belajar siswa dalam proses
Hal ini disebabkan oleh guru memberikan pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dengan ini.
Primary : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 7 | Nomor 2 | Oktober 2018 | ISSN: 2303-1514 | E-ISSN: 2598-5949 |
261
atau belum ada siswa yang melakukan aktivitas pertanyaan mendapat skor 6 atau 46,15 %. Pada
komponen indikator tiga dan empat tersebut. komponen indikator tujuh yaitu mengumpulkan
Solusi perbaikan yang dilakukan guru untuk hasil pekerjaan mendapat skor 6 atau 46,15 %.
pertemuan berikutnya agar aktivitas siswa lebih Pada komponen indikator delapan yaitu mencatat
meningkat lagi dan tidak terjadi penurunan pada hasil kesimpulan mendapat skor 8 atau 61,54 %.
aktivitas siswa, guru lebih menganjurkan lagi Pada pertemuan ketiga sudah ada peningkatan
kepada siswa agar memperhatikan lagi pada aktivitas siswa bila dibandingkan dengan
pengarahan-pengarahan dan penjelasan- pertemuan kedua. Tetapi pada komponen
penjelasan yang disampaikan oleh guru serta indikator tiga dan empat masih belum ada
memberikan motivasi kepada siswa agar siswa peningkatan. Solusi perbaikan yang dilakukan
lebih giat lagi belajar. guru untuk pertemuan berikutnya agar aktivitas
Pada pertemuan ketiga siklus I jumlah siswa lebih baik lagi guru menganjurkan kepada
skor keseluruhan adalah 30 atau 28,85 % dalam siswa agar lebih memperhatikan lagi pengarahan-
kategori tingkat sedang. Pada indikator satu yaitu pengarahan dan penjelasan-penjelasan yang
siswa menyimak pengarahan dari guru mendapat disampaikan oleh guru dan guru memberikan
skor 3 atau 23,07 %. Pada komponen indikator penjelasan tentang indikator tiga dan empat agar
dua yaitu memperhatikan penjelasan guru pada pertemuan berikutnya ada peningkatan.
mendapat skor 2 atau 15,38 %. Pada komponen Kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus
indicator tiga yaitu menjawab pertanyaan guru I dilakukan perbaikan-perbaikan untuk
dan komponen indikator empat yaitu menjawab pertemuan berikutnya.
pertanyaan teman mendapat skor 0 atau 0 %.
Pada komponen indikator lima yaitu mengerjakan 3. Data Prestasi Belajar
perintah guru mendapat skor 5 atau 38,46 %. Adapaun data tentang ketentuan belajar
Pada komponen indikator enam yaitu membuat siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari evaluasi hasil belajar siswa pada diharapkan mencapai hasil yang maksimal
siklus I belum mendapat hasil yang khusus untuk aktivitas guru pada indicator
menggembirakan disebabkan siswa yang tuntas memberikan penjelasan kepada siswa yang
belajar hanya 23,07 % atau 3 orang dari jumlah memerlukan bantuan. Hal ini disebabkan oleh
siswa 13 orang dan yang tidak tuntas 76,93 % guru masih belum optimal dalam membuat
atau 10 orang dari jumlah siswa. Hal ini pertanyaan kepada siswa secara tertulis setelah
menunjukkan bahwa persentase siswa yang melakukan perbaikan terhadap aktivitas guru
belum tuntas hasil belajarnya masih tinggi jika menunjukkan peningkatan.
dilihat dari persentase maka masih terdapat Belajar siswa pada setiap komponen
permasalahan belajar siswa, oleh sebab itu perlu siklus I masih belum mendapatkan hasil yang
diadakan evaluasi belajar pada siklus II. diharapkan untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa perlu ada perbaikan-perbaikan. Perbaikan
Siklus II tersebut dapat dilaksanakan pada siklus II setelah
Dalam perbaikan proses pembelajaran melakukan perbaikan maka peningkatan aktivitas
dengan metode tanya jawab pada siklus II ini belajar siswa sebagai berikut.
dikelola berdasarkan RPP pada pelaksanaan 1. Data Aktivitas Guru
siklus prosedur kerja siswa mengikuti alur pada Adapun data tentang data aktivitas guru
siklus I. Pada siklus II ini upaya untuk pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah
memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I ini.
baik aktivitas guru dan siswa sehingga
Primary : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 7 | Nomor 2 | Oktober 2018 | ISSN: 2303-1514 | E-ISSN: 2598-5949 |
262
Pada siklus II pertemuan pertama baru 28 atau 87,5 % dalam kategori sangat sempurna.
mencapai skor 23 atau 71,87 % dalam kategori Hal ini disebabkan guru pada siklus II ini berupa
sempurna. Guru melakukan perbaikan-perbaikan berupaya untuk memperbaiki kelemahan-
terhadap setiap komponen indikator pertama kelemahan pada siklus I baik aktivitas guru
dengan menguasai langkah aktivitas guru yang sehingga diharapkan mencapai hasil yang
sesuai dengan metode tanya jawab. Selanjutnya maksimal khusus untuk aktivitas guru untuk
pada pertemuan kedua siklus II mendapat skor 25 indikator mengerjakan perintah guru.
atau 78,12 % dalam kategori sempurna. Hal ini
disebabkan oleh guru sudah mengadakan 2. Data Aktivitas Siswa
penjelasan secara rinci dan sudah dapat dikuasai Adapun data aktivitas siswa dapat dilihat
anak. Guru meluruskan langkah-langkah metode pada tabel di bawah ini.
tanya jawab pada pertemuan ketiga siklus II skor
Pada siklus II pertemuan pertama menyimak pengarahan dari guru mendapat skor 6
mencapai skor 38 atau 36,59 % dalam kategori atau 46,15 %. Pada komponen indikator dua
tingkat sedang. Pada indikator satu yaitu siswa yaitu memperhatikan penjelasan guru mendapat
Primary : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 7 | Nomor 2 | Oktober 2018 | ISSN: 2303-1514 | E-ISSN: 2598-5949 |
263
skor 6 atau 46,15 %. Pada komponen indikator Pada komponen indikator delapan yaitu mencatat
tiga yaitu menjawab pertanyaan guru mendapat hasil kesimpulan mendapat skor 7 atau 53,84 %.
skor 2 atau 15,38 % dan komponen indikator Pada pertemuan kedua siklus II mengalami
empat yaitu menjawab pertanyaan teman peningkatan pada aktivitas siswa meskipun
mendapat skor 0 atau 0 %. Pada komponen belum mencapai kriteria keberhasilan yang
indikator lima yaitu mengerjakan perintah guru ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 76 %.
mendapat skor 6 atau 46,15 %. Pada komponen Pada pertemuan ketiga siklus II jumlah
indikator enam yaitu membuat pertanyaan skor keseluruhan adalah 81 atau 77,88 % dalam
mendapat skor 6 atau 46,15 %. Pada komponen kategori tingkat sangat tinggi. Pada indikator satu
indikator tujuh yaitu mengumpulkan hasil yaitu siswa menyimak pengarahan dari guru
pekerjaan mendapat skor 6 atau 46,15 %. Pada mendapat skor 12 atau 92,31 %. Pada komponen
komponen indikator delapan yaitu mencatat hasil indikator dua yaitu memperhatikan penjelasan
kesimpulan mendapat skor 6 atau 46,15 %. Pada guru mendapat skor 12 atau 92,31 %. Pada
komponen indikator tiga yaitu menjawab komponen indicator tiga yaitu menjawab
pertanyaan guru mengalami peningkatan bila pertanyaan guru mendapat skor 6 atau 46,15 %.
dibandingkan pada siklus I. Pada komponen indikator empat yaitu menjawab
Pada pertemuan kedua jumlah skor pertanyaan teman mendapat skor 6 atau 46,15 %.
keseluruhan mencapai 81 atau 77,88 % dalam Pada komponen indikator lima yaitu mengerjakan
kategori tingkat sangat tinggi. Pada indikator satu perintah guru mendapat skor 12 atau 92,31 %.
yaitu siswa menyimak pengarahan dari guru Pada komponen indikator enam yaitu membuat
mendapat skor 6 atau 46,15 %. Pada komponen pertanyaan mendapat skor 11 atau 84,61 %. Pada
indikator dua yaitu memperhatikan penjelasan komponen indikator tujuh yaitu mengumpulkan
guru mendapat skor 6 atau 46,15 %. Pada hasil pekerjaan mendapat skor 11 atau 84,61 %.
komponen indikator tiga yaitu menjawab Pada komponen indikator delapan yaitu mencatat
pertanyaan guru mendapat skor 3 atau 23,07 %. hasil kesimpulan mendapat skor 11 atau 84,61 %.
Pada komponen indikator empat yaitu menjawab Dari hasil observasi aktivitas belajar siswa yang
pertanyaan teman mendapat skor 1 atau 7,69 %. dilakukan observer pada siklus II sudah mencapai
Pada komponen indikator lima yaitu mengerjakan indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 76
perintah guru mendapat skor 6 atau 46,15 %. %.
Pada komponen indikator enam yaitu membuat
pertanyaan mendapat skor 7 atau 53,84 %. Pada 3. Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II
komponen indikator tujuh yaitu mengumpulkan Ketuntasan belajar siswa dapat di lihat
hasil pekerjaan mendapat skor 7 atau 53,84 %. pada tabel di bawah ini :
Dari tabel di atas dapat dilihat hasil mencapai 76 % dari jumlah siswa yang
belajar siswa pada siklus II mengalami memperoleh nilai ≥ 7,5.
peningkatan bila dibandingkan dengan hasil
belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siklus II SIMPULAN DAN REKOMENDASI
adalah 84,61 % atau 11 orang dari 13 orang siswa Berdasarkan pembahasan di atas, dapat
yang dinyatakan tuntas karena telah mendapat disimpulkan bahwa:
nilai ≥ 7,5 dan 15,39 % atau 2 orang siswa yang 1. Data aktivitas guru mengalami peningkatan
belum tuntas karena memperoleh nilai ≤ 7,5. pada siklus I pertemuan pertama skor aktivitas
Klasikal terhadap hasil belajar siswa adalah 84,61 guru adalah 37,5 % dalam kategori Tidak
% siswa yang tuntas dan telah memenuhi target Tuntas, pada pertemuan kedua skor aktivitas
ketuntasan belajar yang ditetapkan apabila guru adalah 43,75 % dalam kategori Kurang
Tuntas, dan pada pertemuan ketiga mencapai
Primary : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 7 | Nomor 2 | Oktober 2018 | ISSN: 2303-1514 | E-ISSN: 2598-5949 |
264
skor 59,37 % dalam kategori Kurang 2. Bagi Siswa. Diharapkan agar siswa lebih
Sempurna. Pada Siklus II aktivitas guru memperhatikan lagi penjelasan-penjelasan
mengalami peningkatan bila dibandingkan yang diberikan guru dan siswa meningkatkan
dengan siklus I. Pada siklus II pertemuan lagi prestasi belajarnya.
pertama skor aktivitas guru adalah 71,78 % 3. Bagi Sekolah. Diharapkan sekolah
dalam kategori Sempurna, pada peretmuan bekerjasama dengan orang tua siswa dalam
kedua skor aktivitas guru adalah 78,12 % meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam kategori Sempurna, dan pada khususnya pada mata pelajaran bahasa
pertemuan ketiga skor aktivitas guru adalah Indonesia.
87,5 % dalam kategori Sangat Sempurna. Dari
kedua siklus tersebut dapat disimpulkan
bahwa aktivitas guru meningkat, karena DAFTAR KEPUSTAKAAN
sudah mencapai criteria yang penulis tetapkan Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi
yaitu aktivitas guru meningkat 76 %. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
2. Data aktivitas siswa mengalami peningkatan Rineka Cipta
pada siklus I pertemuan pertama skor aktivitas Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar
siswa adalah 15,38 % dalam kategori Rendah, Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
pada pertemuan kedua skor aktivitas siswa Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
adalah 22,11 % dalam kategori Sedang, dan Jakarta: Rajawali Pers
pada pertemuan ketiga mencapai skor 28,85 Muhammad, Abu Bakar. 1981. Pedoman
% dalam Sedang. Pada siklus II pertemuan Pendidikan dan Pengajaran. Surabaya:
pertama skor aktivitas siswa adalah 36,59 % Usaha Nasional,
dalam kategori Sedang, pada pertemuan kedua Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar.
skor aktivitas siswa adalah 41,34 % dalam Jakarta: Rajawali Pers
kategori Sedang, dan pada pertemuan ketiga
skor aktivitas siswa adalah 77,88 % dalam
kategori Sangat Tinggi. Dari kedua siklus
tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas
belajar siswa sudah meningkat, karena sudah
mencapai criteria yang penulis tetapkan yaitu
aktivitas belajar siswa meningkat 76 %.
3. Prestasi Belajar Siswa mengalami
peningkatan skor prestasi belajar siswa pada
siklus I adalah 23,07 % siswa yang Tuntas
dan 76,93 % siswa yang Tidak Tuntas. Pada
siklus II skor prestasi belajar siswa adalah
84,61 % siswa yang Tuntas dan 15,39 %
siswa yang tidak Tuntas. Dari kedua siklus
tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar siswa sudah meningkat, karena sudah
mencapai criteria yang penulis tetapkan yaitu
76 % siswa yang tuntas.
Berdasarkan beberapa kenyataan dan
gejala-gejala dalam pendahuluan maupun dalam
pembahasan, maka dalam penelitian ini penulis
memberikan beberapa saran. Adapun saran-saran
tersebut ditujukan kepada :
1. Guru bahasa Indonesia. Guru dapat
menyesuaikan metode mengajar dengan
materi pelajaran yang akan diajarkan.
Primary : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
| Volume 7 | Nomor 2 | Oktober 2018 | ISSN: 2303-1514 | E-ISSN: 2598-5949 |