Anda di halaman 1dari 56

PROPOSAL

PENERAPAN PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB


TERHADAP KEMAMPUAN MENJAWAB PERTANYAAN GURU
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X
SMAN 19 MAKASSAR

Penelitian Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Menyusun Skripsi Pada


Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Makassar

Oleh

ANDI QUR’ATUL UYUN


17083014011

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi

individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah

menjadi kompetensi yang mencerminkan kemampuan dan keterampilan pada

peserta didik dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 2 : Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan Negara.1

Tujuan pendidikan dapat dicapai melalui proses belajar mengajar. Adapun

pada proses pembelajaran hakekatnya mengandung inti dari aktivitas belajar

mengajar yang dilaksanakan oleh siswa dan guru yang kemudian akan bermuara

pada pencapaian dari proses pembelajaran itu sendiri. Jadi, jika ingin mendapatkan

hasil pembelajaran yang ideal, maka proses pembelajaran tersebut harus

dilaksanakan secara sadar, sengaja, dan terorganisasi dengan baik.2

.Sehingga pada akhirnya dapat diperoleh interaksi edukatif dengan peran dan

fungsi masing-masing antara guru selaku pengarah, dan siswa selaku subyek
1
Qiqi Yuliati Zakiyah dan Rusdiana, “Pendidikan Nilai (Kajian Teori Dan Praktik Di
Sekolah)”, (Bandung : Pustaka Setia, 2014), h. 88.
2
Umihidayati, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas V SD
Negeri Paranggi Melalui Metode Tanya Jawab,” Jurnal Kreatif Tadulako Online 6, no. 5 (2015) : 2.
belajar yang seharusnya dibina dan diarahkan supaya meraka mau dan dapat

belajar dengan baik.

Penerapan berbagai metode dalam proses belajar mengajar banyak menuntut

kemampuan atau keterampilan berbicara. Metode tanya jawab yang merupakan

suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk

memecahkan masalah merupakan salah satu contoh dalam proses belajar

mengajar. Tanya jawab dapat dilaksanakan antara guru dengan seluruh siswa,

antara guru dengan sekelompok siswa, atau antara siswa dengan siswa dalam satu

kelas.

Penggunaan metode tanya jawab ini dapat mendorong siswa untuk belajar

lebih giat lagi, dan juga dapat mengarahkan siswa untuk mampu berfikir dan

memecahkan masalah. Dengan demikian, siswa pun seolah-olah sudah terbiasa

dan terlatih untuk memcahkan masalah sendiri, karena mereka sudah terbiasa

berperan aktif dalam proses belajar mengajar tersebut. Selain itu juga guru pun

akan memperoleh umpan baik sari siswa tentang sejauhmana tingkat

keberhasilannya dalam mengajar, dan seberapa jauh mampu menyerap materi yang

disampaikan oleh guru tersebut.

Selain itu, keberhasilan belajar yang ideal bagi siswa dipengaruhi oleh

berbagai komponen belajar mengajar misalnya seorang guru dalam menggunakan

metode mengajar.

Metode mengajar yang digunakan guru hendaknya dapat merangsang siswa

untuk belajar lebih giat agar memperoleh hasil belajar yang ideal yang diwujudkan
pada kemampuan siswa dalam memahami suatu materi yang disampaikan. Saat

mengajar, guru menggunakan beberapa macam metode dan metode yang dipilih

oleh guru salah satunya adalah metode tanya jawab.

Hal ini dikarenakan metode tanya jawab merupakan metode mengajar dalam

bentuk pertanyaan dari guru yang nantinya harus dijawab oleh siwa atau

sebaliknya baik secara lisan maupun tulisan yang bertujuan agar dapat mengasah

kemampuan dalam mengingat, berfikir kritis sehingga nantinya dapat berdampak

pada meningkatnya hasil belajarnya.

Jika metode ini digunakan dalam proses belajar mengajar secara maksimal

maka siswa akan mencapai pada pencapaian hasil belajar yang ideal dikarenakan

metode ini memungkinkan terjadinya pembelajaran yang aktif, edukatif,

menyenangkan dan tentunya dapat dijadikan sebagai suatu pendekatan terhadap

siswa guna untuk memperlancar pemahaman, memperkuat ingatan, memperluas

serta memperdalam pelajaran tersebut sehingga siswa lebih mudah dalam

menjawab soal-soal yang diberikan.3

Namun sebaliknya seorang pendidik kurang maksimal dalam penggunaan

metode tanya jawab ini maka siswa akan merasa kesulitan dalam memahami

materi yang disampaikan. Adapun keunikan metode ini yakni siswa lebih mampu

memiliki banyak pengetahuan karna siswa yang tidak tahu nantinya akan

3
Ihsana El Khuluqo, Belajar dan Pembelajaran (Konsep Dasar Metode Dan Aplikasi Nilai-
Nilai Spiritualitas Dalam Proses Pembelajaran), (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2017), h. 137.
mengadakan penelusuran lebih lanjut dalam rangka belajar kepada berbagai

sumber untuk menemukan jawabannya .

Berdasarkan latar belakang masalah, maka Penulis melakukan penelitian

dengan judul : “PENERAPAN PENGGUNAAN METODE TANYA JAWAB

TERHADAP KEMAMPUAN MENJAWAB PERTANYAAN GURU PADA

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMAN 19

MAKASSAR”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian ini sebagaimana

yang tercermin dalam pengupasan latar belakang masalah dapat dirumuskan

secara sederhana sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat kemampuan siswa menjawab pertanyaan guru pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia, siswa kelas X SMAN 19 Makassar setelah

diberikan pembelajaran menggunakan metode tanya jawab?

2. Apakah ada pengaruh penggunaan metode tanya jawab terhadap kemampuan

menjawab pertanyaan guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, siswa kelas

X SMAN 19 Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa menjawab pertanyaan guru pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia, siswa kelas X SMAN 19 Makassar setelah

diberikan pembelajaran menggunakan metode tanya jawab.


2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode tanya jawab terhadap

kemampuan menjawab pertanyaan guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,

siswa kelas X SMAN 19 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis adalah

dapat memberikan gambaran tentang pengaruh penggunaan metode tanya jawab

terhadap kemapuan menjawab pertanyaan guru pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Selain itu juga penelitianini dapat menambah pengetahuan bagi orang

lain atau penelitian ini antara lain:

1. Bagi Guru

Dengan digunakan metode pembelajaran di kelas, sedikit demi sedikit

guru akan dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang di hadapi dan

dialami oleh siswanya. Di samping itu guru juga akan terbuasa mengadakan

penelitian meskipun lewat proses belajar mengajar yang nantinya akan sangat

bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran serta karir guru itu sendiri.

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi siswa untuk mengetahui

sejauhmana mereka mampu menaggapi materi-materi pelajaran yang

disampaikan, maupun pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan oleh gurunya di

dalam kelas.

3. Bagi Sekolah
Penelitian ini nantinya akan banyak memberikan pelajaran, pengetahuan,

keterampilan motivasi, serta perbaikan dalam proses belajar mengajar, serta

mampu mengaplikasikanyya dari metode-metode mengajar yang sudah

digunakan di sekolah. Penerapan dari metode pengajaran tersebut sesuai

dengan kemampuan siswa sehingga tujuan dari proses belajar mengajar dapat

dicapai dengan optimal

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Tanya Jawab

1. Pengertian Metode Tanya Jawab

Istilah metode mengajar terdiri dari dua kata yaitu “metode” dan

“mengajar”. Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta dan hodos. Meta

berarti “melalui” dan hodos berarti“jalan atau cara”4. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, “metode” adalah cara yang terartur dan terpikir baik-baik

untuk mencapai maksud5. Maka metode dapat di artikan sebagai jalan atau cara

yang harus di lalui untuk mencapai tujuan tertentu.

Beberapa pengertian metode menurut beberapa ahli, yaitu:

1. Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya “Psikologi Pendidikan dengan

pendekatan Baru” adalah bahwa metode secara harfiah berarti cara.

Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan

sesuatu keguatan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara

sitematis6.

2. Menurut Muzayyin Arifin, “Pengertian metode adalah cara, bukan

langkah atau prosedur. Kata prosedur lebih bersifat teknis administrarive

atau taksonomis. Seolah-olah mendidik atau mengajar hanya diartikan

caramengandung implikasi mempengaruhi. Maka saling ketergantungan

4
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:2017)hal. 65
5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :Balai
Pustaka, 1995), hal. 652.
6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1995), hal. 201
antara pendidik dan anak didik di dalan proses kebersamaan menuju

kearah tujuan tertentu”7.

3. Menurut W.J.S poerwaradaminta, “metode adalah cara yang telah terarur

dan tepikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud”. Kesimpulan dari

pengertian-pengertian diatas yaitu bahwa metode secara umum adalah

cara yang tepat dan ceppat dalam melakukan sesuatu hal, seperti

menyampaikan mata pelajaran8.

4. Menurut Muhammad Thalib. “metode adalah cara yang teratur

digunakan untuk melaksanakn suatu pekerjaan agar tercapai suatu hasil

yang baik seperti yang di kehendaki9.

Merujuk dari beberapa pengertian para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

metode merupakan suatu cara atau jalan yang terarur dan gterencana yang

dipergunakan seorang pendidik dalam menyampaikan atau menyajikan materi

pelajaran kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran yang ditentukan dapat

tercapai dengan disertai perubahahan tingkah laku pada peserta didik.

Berikut ini beberapa pengertian metode tanya jawab menurut beberapa para

ahli:

1. Menurut Drs. Roestiyah N.K, metode tanya jawab adalah suatu cara

mengajar dimna guru dan siswa aktif bersama, gyry bertanya siswa

7
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung:2001)hal. 100-101
8
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986).
hal. 649
9
Muhammad Thalib, 20 Kerangka Pokok Pendidikan Islam, (Yogyakarta : MU Media, 2001)
hal. 39
memberikan jawaban, siswa mengemukakan pendapat ide baru dan

dengan ini guru bertujuan10.

2. Menurut Drs. Soetono, metode tanya jawab adalah suatu metode

dimana guru menggunakan/memberikan pertanyaan kepada siswa dan

siswa menjawab atau sebaliknya siswa bertanya pada guru dan guru

menjawab pertanyaan siswa11.

3. Menurut Syaiful B., metode tanya jawab adalah cara penyajian

pelajaran dalam brntuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama oleh

guru kepada siswa, tapi dapat pula dari siswa kepada guru12.

4. Menurut Armai Rief, metode tanya jawab adalah suatu tehnik

penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan,

atau suatu metode di dalam pendidikan dimana guru bertanyaa

sedangkan siswa menjawab tentang materi yang diperoleh13.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

tanya jawab adalah suatu tehnik penyampaian pelajaran dimana guru dan siswa

aktif, guru memberikan siswa pertanyaan dan siswa menjawab atau bisa

sebaliknya siswa yang bertanya dan guru yang menjawab. Kegiatan ini dpaar

membuat siswa lebih aktif dan dpat mendorong rasa ingin tahu siswa.

10
Roestiyah, N.K, Didaktik Metodik,(Jakarta : PT. Bina Aksara, 1986), hal 70
11
Soetomo, Dasar-dasar interaksi belajar mengajar, (Surabaya : Usaha Nasional, 1993), hal.
148
12
Syaiful Bahri djamarah, dkk.,Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:2009) hal. 107
13
10Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi(Jakarta:2004) hal. 140
Metode tanya jawab termasuk metode yang digunakan oleh guru dalam

proses pembelajaran. Bertanya memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar

mengajar. Pertanyaan yang tersusun dengan baik dan tehnik pengajuan yang

tepat akan meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiataqn belajar mengejar,

membangkitkan minta dan rasa ingin tahu siswa terhadap permaslahan yang

sedang dibicarakan, mengembangkan pola piker dan belajar aktif siswa dan

memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang di bahas.

Dalam sejarah perkembangan islam pun di kenal metode tanya jawab,

karena metode ini sering dipaki oleh para nabi SAW dan Rasul Allah dalm

mengajarkan ajaran yang di bawanya kepada umatnya. Metode ini termasuk

metode paling tua di samping metode ceramah, namun efektifitasnya lebih besar

daripda metode lain. Karena, dengan mentode tanya jawab, pengertian dan

pemahaman dapat diperoleh lebih mantab. Sehingga segala bentuk kesalahan

pahaman daya tankap terhadap pembelajaran dapat dihindari semkasimal

mungkin.14

Adapun firman Allah SWT yang berkaitan dengan metode tanya jawab

adalah

ُ َ‫م ال تَ ْعل‬
َ‫مون‬ ْ ‫ر إِنْ ُك ْن ُت‬
ِ ‫الِذ ْك‬
ِّ ‫ل‬ ْ َ‫اسأَلُوا أ‬
َ ‫ه‬ ْ ‫ف‬َ

14
Armai Arief, Pengantar Ilmu, (Yogjakarta:2006) hal. 141
“Bertanyalah kalian kepada ahlinya jika kalian tidak mengatahui” (QS. Al Nahl :
43)15

Dalam ajaran islam, orang yang berilmu apabila ditanya tentang ilmu

pengetahuan ia wajib menjawab sebatas kemampuanny, bila tidak maka Allah

mengancamnya dengan siksa pedih. Metode Tanya berbeda dengan

evaluasi.Metode Tanya jawab merupakan salah satu tehnik penyampaian

materi, sedangkan evaluasi adalah alat ukur untuk mengukur hasil belajar

siswa.16

2. Tujuan metode Tanya Jawab

Adapun tujuan penggunaan metode tanya jawab dalam kegiatan belajar

mengajar adalah untuk :

1. Menyimpulkan materi yang telah lalu. Setelah guru meguraikan

suatu persoalan, kemudian guru mengajukan beberapa

pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu dijawab oleh siswa,

sedangkan hasil jawaban yang benar/betul disusun dengan baik

sehingga merupakan ikhtisar pelajaran yang akan menjai milik

siswa .

2. Melanjutkan pelajaran yang sudah lalu. Dengan mengulang

pelajaran yang sudah diberikan dalam bentuk pertanyaan, guru

akan dapat menarik perhatian kepada pelajaran yang lalu.

15
Al-Qur’an dan terjemahnya (Saudi Arabia: Mujamma’ Al Malik Fadh Li Thiba’ At Al
Mush-haf Asy Syarif,1423 H), hal 408
16
Armai Arief, op.cit
3. Menarik perhatian siswa untuk menggunakan pengetahuan dan

pegalaman.

4. Memimpin pengalaman atau pemikiran siswa. Ketika siswa

menghadapi suatu persoalan maka pemikiran siswa dapat

dibimbing dengan mengajukan pertanyaan-pertayaan atau

seorang siswa yang tidak memperhatikan pembicaraan guru yang

dapat mengusahakan supaya perhatiannya kepada keterangan-

keterangan guru dengan mengejutkan dengan memberikan

beberapa pertanyaan.

5. Menyelangi pembicaraan untuk merangsang perhatian siswa

dalam belajar sehingga dengan demikian ada kerjasama antara

siswa dengan guru dan dapat menimbulkan semangat siswa.

6. Meneliti kemampuan siswa dalam memahami suatu bacaan yang

dibacanya atau ceramah yang sudah didengarnya.17

Adapun penggunaan metode Tanya jawab dalam pembelajaran

jangan sampai mempunyai tujuan untuk hal-hal sebagai berikut :

1. Menilai taraf kemampuan siswa mengenai pelajaran mereka.

Metode Tanya jawab hanya dapat memberikan gambaran secara

kasar saja dan hanya bisa untuk mengingat kembali apa yang

dapat memberikan gambaran secara kasar saja dan hanya bisa

17
Ramayulis, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1990), hal.
123
untuk mengingat kembali apa yang dapat dipelajarinya atau

hubungannya dengan pelajaran itu.

2. Persoalannya sangat kompleks sedangkan jawabanya dibatasi oleh

guru. Apabila pertanyaan yang diajukan guru banyak

menimbulkan jawaban, maka janganlah jawabannya dibatasi.

Tetapi berilah kesempatan untuk menjawab seluas-luasnya atau

kalau perlu laksanakan dengan metode diskusi.

3. Pertanyaan yang diajukan jangan hendaknya terbatas pada

jawaban “YA” atau “TIDAK” semata, tetapi hendak jawabannya

dapat mendorong pemikiran siswa untuk memikirkan jawaban

yang tepat.

4. Memberikan giliran hanya pada siswa-siswa tetentu saja.

Hendaknya pertanyaan harus diajukan kepada seluruh siswa,

jangan kepada siswa tertentu saja. Begitu jugadalam jawabannya

harus kepada seluruh siswa diberikan kesempatan, jangan hanya

pada yang pandai-pandai saja. Bahkan siswa yang pendiam atau

pemalulah yang lebih didorong untuk menjawabnyasupaya ia

dapat membiasakan dirinya18

3. Factor-faktor yang mempengaruhi metode Tanya jawab

18
Ramayulis,ibid hal 124
Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi

oleh faktor-faktor yang lain. Begitu juga dengan metode Tanya jawab

dipengaruhi oleh factor-faktor lain, adapun factor-faktor yang

mempengaruhinya adalah :

a. Keadaan murid-murid

Murid merupakan unsure yang harus diperhitungkan, karena

metode-metode yang hendak ditetapkan itu merupakan alat untuk

menggerakkan mereka agar dapat mencerna/mempelajari bahan

yang disajikan.Kita hanya mungkin dapat menggerakkan murid

seandainya metode itu sesuai dengan tingkat perkembangan /

kematangan murid, baik secara kelompok (kelas) maupun secara

individual.Kita tidak memaksakan murid untuk melaksanakan

atau bergerak menurut acuan metode. Pemaksaan bukan hanya

tidak akan menghasilakan gerak (aktivitas belajar) melainkan juga

akan merusak perkembangan murid-murid itu sendiri. Adi bukan

murid untuk metode, melainkan metode untuk murid, karena

metode ditangan guru bukanlah merupakan hal yang bersifat

otoratif atau dokrinatif.

b. Materi atau bahan pengajaran

Penguasaan bahan oleh guru hendaknya mengarah kepada

sifat spesialisasi (takhasus) atas ilmu atau kecakapan yag

diajarkanya mengingat isi, sifat dan luasnya, maka guru harus


mampu menguaraikan ilmu atau kecakapan dan apa –apa yang

akan diajarkannya ke dalam bidang ilmuatau kecakapan yang

bersangkutan. Penyusunan unsur-unsur aau informasi-informasi

yang baik itu bukan saja akan memudahkan murid untuk

mempelajarinya, melainkan juga memberikan gambaran yang

jelas sebagai petunjuk dalam menetapakan metode mengajar.

c. Situasi

Yang dimaksud situasi disini adalah suasana belajar atau

suasana kelas. Termasuk dalam pengertian ini ialah suasana yang

bersangkut-paut dengan keadaan murid-murid, seperti : kelelahan

dan semangat belajar, keadaan cuaca, keadaan guru, misalnya

sudah tidak segar lagi (lelah) atau tiba-tiba mendapat

"tekanan”(stress), keadaan kelas –kelas yang berdekatan yang

mungkin mengganggu atau terganggu karena penggunaan suatu

metode.

d. Fasilitas

Fasilitas ialah segala sesuatu yang dapat mempermudah

upaya ataau memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu

tujuan. Fasilitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Fasilitas yang bersifat fisik, seperti : tempat dan

perlengkapan belajar dikelas, alat-alat peraga

pengajaran, buku pelajaran dan perpustakaan, tempat


dan perlengkapan berbagai praktikum labotarium atau

keterampilan kesenian, keagamaan dan olahraga.

2) Fasilitas yang bersifat nonfisik, seperti “ruang

gerak” , waktu, kesempatan, biaya, dan berbagai

aturan serta kebijaksanaan pimpinan sekolah.

Fasilitas-fasilitas tersebut harus diperhitungkan dalam

menetapkan metode-metode, karena terdapat metode-metode yang

menuntut fasilitas yang memadai, sehingga tanpa alat-alat tertentu

metode-metode yang terahir ini tidak mungkin dapat

dilaksanakan.Disamping itu guru harus mengenal betul-betul

terhadap fasilitas-fasilitas apa saja yang terdapat disekolahnya dan

betapa pula cara-cara memperoleh dan mempergunakannya.

e. Tujuan instruksional khusus

Tujuan instruksional khusus merupakan unsure utama yang

harus dikaji dalam rangka menetapkan metode.Cara-cara atau

metode yang hendak dipergunakan itu harus disesuaikan dengan

tujuan, karena tujuan itulah yang menjadi tumpuan dan arah untuk

memperhitungkan efektivitas suatu metode. Apabila anda

perhatikan dengan seksama akan ternyata juga bahwa dalam setiap

tujuan instruksional khusus terkandung petunjuk atau criteria bagi

peetapan metode. Petunjuk-petunjuk itu adakalanya jelas tampak,


tetapi tidak jarang juga yang tersembunyi.Pengkajian tujuan

intruksional khusus dalam hubungan ini ialah menampilkan

kriteria-kriteria atau ciri-ciri yang memungkinkan anda melihat

dengan jelas cara-cara atau metode-metode yang dapat

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang bersangkutan.

f. Guru

Guru adalah pelasaksana dan pengembang progam kegiatan

belajar mengajar. Guru adalah pemilik pribadi keguruan, yang

unik, artinya tidak ada dua guru yang memiliki pribadi keguruan

yang sama. Jadi setiap guru memliki pribadi keguruannya masing-

masing yang tidak ada duanya.Pribadi keguruan harus senantiasa

diperkembangkan untuk menyempurnkan penguasaan terhadap

berbagai kompetensi dibidang keguruan yang kian terus

berkembang.Dalam hal ini kompetensi untuk menetapkan,

mengembangkan dan mempergunakan semua metode-metode

mengajar sehingga terjadilah kombinasi-kombinasi dari

variansinya yang efektif.

g. Kebaikan dan kelemahan metode-metode

Yang penting diperhitungkan guru dalam menetapkan

metode ialah mengatahui batas-batas kebaikan dan kelemahan

metode yang akan dipergunakannya, sehingga memungkinkan ia

merumuskan kesimpulan mengenai hasil penilaian / pencapaian


tujuan dari putusannya itu. Hal itu dapat diketahui dari cirri-ciri

atau sifat-sifat umum, peranan dan manfaatnya yang terdapat pada

setiap metode, yang membedakan antara metode yang satu dengan

metode yang lainnya.19

Dari penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

pemilihan sebuah metode yang tepat khususnya dalam metode Tanya jawab

factor-faktor tersebut sangat menentukan dalam pemilihan metode. Karena

ketepatan suatu metode akan mempengaruhi tujuan pembelajaran tersebut. Jika

metode pembelajaran yang digunakan sesuai maka tujuan dari pembelajaran

tersebut akan tercapai.

4. Perencanaan dan pelaksaan metode Tanya jawab

Metode tanya jawab merupakan sebuah metode pembalajaran yang

dilaksanakan dengan cara mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa dan

siswa tersebut akan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dalam

mata pelajaran fiqih seorang guru akan memberikan pertanyaan-pertanyaan

berupa materi tentang fiqih yang sesuai dengan pembahasan atau materi yang

akan disampaikan pada saat itu. Berikut ini langkah pnggunaan metode Tanya

jawab dalam pembelajaran.

1. Tujuan pelajaran harus dirumuskan terlebih dahulu dengan

sejelas-jelasnya.

19
Zakiah Daradjat,dkk.Metodologi Pengajaran Agama Islam,( Jakarta : PT Bumi Aksara,
2008), Hal. 138-143
2. Guru harus menyelidiki apakah metode tanya jawab satu-satunya

yang paling tepat digunakan dipakai,

3. Guru harus meneliti untuk apa metode ini dipakai, apakah :

 Dipakai untuk menghubungkan pelajaran lama dengan

pelajaran baru.

 Untuk mendorong siswasupaya mempergunakan

pengetahuan untuk memecahkan masalah.

 Untuk menyimpulkan uraian

 Untuk meningkatkan kembali terhadap apa yang telah

dihafalkan siswa.

 Untuk menuntun pemikirannya

 Untuk memusatkan perhatiannya

4. Kemudian guru harus meneliti pula, apakah :

 corak pertanyaan itu mengandung banyak masalah atau

tidak.

 Terbatasnya ya atau tidak.

 Hanya dijawab dengan ya atau tidak atau ada untuk

mendorong siswa berpikir untuk menjawabnya.

5. Guru memilih mana diantara jawaban-jawaban yang banyak dapat

diterima

6. Guru harus mengajarkan cara untuk mengemukakan pendapat

dengan,
 Mengemukakan suatu fakta yang dikutip dari buku,

majalah, harian dan lain sebagainya.

 Meneliti setiap jawaban dengan menggunakan sumbernya

 Dengan menjelaskan dipapan tulis dengan berbagai

argumentasi

 Mengeuji kebenarannyaterhadap orang-orang ahli

 Melaksanakan eksperimen dengan membuktikan

kebenarannya.20

Berdasarkan langkah-langkah tersebut dapat diketahui bahawasanya

agar pelaksanaan metode Tanya jawab menjadi efektif dan berjalan sesuai yang

diinginkan, guru harus membuat perencanaan atau persiapan terlebih dahulu.

Berikut ini adalah langkah-langkah perencanaan metode Tanya jawab :

1) menentukan topik atau materi

2) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (Dengan

menggunakan metode Tanya jawab)

3) menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan

topik atau tertentu

4) mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin

diajukan siswa.21

20
Ramayulis, op.cit hal. 124-135
21
Pranang Jumantoro, “Metode Pembelajaran” dalam
http://pranang.blogspot.com/2013/02/penggunaan-metode-tanya-jawab.html, diakses 20 April 2021
Dari langkah-langkah perencanaan diatas dapat diketahui pertama-tama

guru harus menentukan topik atau materi yang akan digunakan dalam

pembelajaran, setelah itu merumuskan tujuan diadakannya pembelajaran

dengan menggunakan metode tersebut. Setelah merumusakan tujuan maka

guru akan mulai menyusun pertanyaan yang akan akan digunakan dan

pertanyaan tersebut haruslah sesuai dengan topic yang telah ditentukan. Dan

yang terakhir adalah mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin

akan diajukan oleh siswa.

Dalam hal ini perlu diketahui bahwa dalam menyusun pertanyaan ada

beberapa hal yang harus diperhatikan agar tujuan diadakanya metode Tanya

jawab dapat tercapai dan dapat meningkatakan motivasi belajar fiqih

siswa.selain itu, pertanyaan dirumuskan dan digunakan dengan tepat dapat

menjadi suatu alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa.berikut ini

adalah langkah-langkah mempersiapkan pertanyaan.22

1. Kuasai materi pelajaran yang akan ditanyakan.

2. Susunlah pertanyaan-pertanyaan yang baik yang akan diajukan kepada

siswa. Berikut ini ciri- cirri pertanyaan yang baik:

a. Pertanyaan hendaknya bersifat mengajak atau merangsang

anak didik untuk berfikir.

22
Aina Mulyana, “Pendidikan Kewarganegaraan” dalam
http://ainamulyana.blogspot.co.id/2015/04/metode-tanya-jawab-dan-prinsip.html, diakses 21 April
2021
b. Kata-kata yang dipergunakan untuk menyusun pertanyaan

harus jelas. Jadi tidak ada istilah-istilah yang tidak dipahami

murid.

c. Pertanyaan hanya memungkinkan satu tafsiran.

d. Masing-masing pertanyaan hanya berisi satu problema

e. Pertanyaan harus memiliki tujuan tertentu yakni: apakah

mengharapkan suatu reproduksi dari pengetahuan siap yang

telah dimiliki atau ingin menguji kemampuan berfikir

murid.

f. Pertanyaan sesuai dengan taraf kecerdasan serta pengalaman

murid.

Berdasarkan langkah-langkah perencanaan metode Tanya jawab

diatas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan metode Tanya jawab

hal yang harus diperhatikan adalah pertanyaan yang akan diberikan

kepada siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun oleh guru harus bisa di

mengerti oleh siswa agar siswa dapat menjawab pertanyaan-perntanyaan

yang diberikan oleh guru.

Setelah perencanaan-perencanaan telah tersusun dengan baik,

maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan yang akan dilakukan di

dalam kelas. Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan metode

Tanya jawab.
1. Guru menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus

(TPK)

2. Guru mengkomunikasikan penggunaaan metode Tanya jawab

(siswa tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan

guru maupun siswa yang lain)

3. Guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi

4. Guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas. Dalam

Penyampaian pertanyaan guru bersikap dengan tenang tetapi

bersemangat dan dengan suara yang jelas.

5. Usahakan supaya tidak sering mengulang pertanyaan, agar

semua siswa selalu penuh perhatian

6. Apabila terpaksa menggunakan istilah asing yang belum

diketahui siswa dalam rangkaian suatu kalimat, jelaskanlah arti

istilah itu, tetapi bukan penjelasan yang merupakan jawaban.

7. Dalam kenyataan, pada akhir penjelasan bagian topik atau

topik tertentu, guru sering memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya. Terhadap pertanyaan siswa ini, beberapa

teknik yang dapat dilakukan guru ialah:

a. Usahakan agar guru tidak langsung menjawabnya,

maksudnya untuk merangsang berpikir siswa lainnya.

Berikanlah kesempatan siswa lainnya untuk


menanggapi atau menjawabnya, selanjutnya baru guru

menyempurnakan jawaban itu apabila diperlukan.

b. Rangsanglah agar banyak siswa yang bertanya terhadap

apa yang dibahas, agar siswa tidak berada dalam

keraguan selamanya.

8. Tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang dan

bukan dalam suasana yang tegang dan penuh pesaiangan yang

tak sehat diantara para siswa.

9. Pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh

kelas, guru perlu menggugah siswa yang pemalu atau pendiam,

sedangkan siswa yang pandai dan berani menjawab perlu

dikendalikan untuk memberi kesempatan pada yang lain.

10. Guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu

masalah saja.23

Dari langkah-langkah pelaksanaan diatas dapat diketahui bahwa dalam

proses pelaksanaan metode Tanya jawab bertujuan agar siswa lebih aktif selain

itu guru juga berperan penting karena guru yang mengendalikan pelaksanaan

tersebut agar berjalan lancer selain itu penggunaan metode Tanya jawab ini

memungkinkan proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan mampu

23
Pranang Jumantoro, “Metode Pembelajaran” dalam
http://pranang.blogspot.com/2013/02/penggunaan-metode-tanya-jawab.html, diakses 22 April 2021
meningkatkan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan oleh guru.

5. Kelebihan dan kekurangan metode tanya jawab

Dalm kegiatan pembelajaran seorang guru akan menggunakan metode

pembelajaran yang akan membantunya untuk menyampaiakn materi kepada

peserta diidk. Sehingga seorang guru harus memiliki pengetahuan secara

umum tentang sifat berbagai metode, seorang guru akan lebih mudah

menetapkan metode yang paling baik atau sesuai dalam situasi dan kondisi

pembelajaran yang khusus, dari sekian banyak metode tidak ada satupun yang

dianggap paling baik dan paling cocok untuk selalu digunakan. Karena semua

metode itu mempunyai mempunyai keunggulan dan kelemahan tersendiri.

Begitu juga dengan metode tanya jawab ini.

a. Kelebihan

Dalam pelaksanaanya sperti halnya metode yang lain, metode Tanya

jawab memiliki kelebihan misalnya kelas akan lebih hidup karena partisipasi

siswa lebih aktif dan berusaha mendengarkan pertanyaan yang diberikan oleh

guru dengan baik dan mencoba untik memmberikan jawaban yang tepat

sehingga siswa akan menerima pelajaran dengan aktif berpikir, tidak pasif

hanya mendengarkan saja. Berikut kelebihan metode Tanya jawab menuurut

beberapa ahli :

Menurut Winarno Surakhmad keunggulan atau sisi positif dari metode

Tanya jawab yaitu :


1) Metode Tanya jawab dapat memperoleh sambutan yang lebih

aktif bila dibandingkan engan metoe ceramah yang bersifat

monolog.

2) Memberi kesempatan pada siswa atau pendengar untuk

mengemukakan hal-hal, sehingga Nampak mana-mana yang

belum jelas atau belum dimengerti.

3) Mengetahui perbedaan-perbedaan yang ada, yang dapat dibawa

kearah situasi diskusi.24

Sedangkan menurut Hendayat Soetopo, keunggulan dan keuntungan dari

metode Tanya jawab yaitu, yaitu :

1) Lebih mengaktifkan siswa.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan

hal-hal yang belum jelas.

3) Dapat mengetahui perbedaan pendapat siswa, sehingga dapat

icari titik temunya.

4) Dapat mengurangi verbalisme.

5) Memberikan kesempatan pada guru untuk menjelaskan kembali

konsep yang masih kabur.25

Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan metode

Tanya jawab apabila digunakan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam

24
Winarno surakhmad, Pengantar interaksi belajar mengajar (Bandung : Tarsito, 1982), hal
101-102
25
Hendayat Soetopo, Pendidikan dan pembelajaran (Malang : UMM Press, 2005), hal. 155
proses belajar mengajar situasi dan kondisi kelas akan berubah menjadi lebih

hidup dan siswa akan aktif selain itu motivasi belajar siswa akan meningkat.

Hal ini dimaksudkan agar siswa menjadi lebih berani untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan dan siswa mampu berfikir logis dan sistematis.

b. Kelemahan

Metode Tanya jawab ini selain memiliki keunggulan juga memiliki

kelamahan.Secara umum kelemahan metode tanya jawab adalah kelancaran

jalannya pelajaran agak terhambat karena diselingi dengan tanya jawab,

jawaban siswa belum tentu tepat . Berikut kelamahan metode Tanya jawab menurut

beberapa ahli :

Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, segi kelemahan metode

Tanya jawab ini adalah :

1. Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak untuk

menyelesaikannya.

2. Kemungkinan akan terjai penyimpangan perhatian siswa , terutama

apabila terhadap jawaban-jawaban yang kebetulan yang menarik

perhatiannya, tetapi bukan sasaran yang dituju.

3. Dapat menghambat cara berpikir, apabila guru kurang pandai

dalam penyajian materi pelajaran.

4. Situasi persaiangan bias timbul, apabla guru kurang

pandai/menguasai tehnik pemakaian metode ini.26

26
Abu Ahmadi. dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka Setia, 2005) hal. 56
Dari pendapat diatas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa

kelemahanyang terdapat pada metode Tanya jawab ini tidak cukup berarti bila

dibandingkan dengan keuntungan-keuntungannya. Dengan kata lain metode ini

dapat tetap dipergunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Dan guru

harus pandai dalam mepergunakan metode ini.

B. Bahasa Indonesia

1. Sejarah Bahasa Indonesia

1) Sebelum kemerdekaan

Bahasa indonesia merupakan salah satu dialek bahasa melayu.

Sudah berabad-abad, bahasa melayu dipakai sebagai alat perhubungan

diantara penduduk Indonesia yang mempunyai bahasa yang berbeda.

2) Sesudah kemerdekaan

Sehari sesudah proklamasi kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus

ditetapkan Undang-Undang dasar 1945 yang didalamnya terdapat pasal

36, yang menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.

Dengan demikian, disamping berkedudukan sebagai bahasa nasional,

bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa Negara.

2. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah Bahasa nasional yang secara resmi

dideklarasikan pada momentum sumpah pemuda 28 oktober 1928 olehpara

pemuda indonesia. Bahasa Indonesia awalnya berasal dari bahasa melayu


yang mula-mula digunakan oleh penduduk disekitar selat malaka. Selat ini

sangat strategis sehingga sering dilalui kapal yang berlayar dari asia timur

ke asia selatan atau sebaliknya.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesiayang

tercantum dalam pasal 36 undang-undang dasar republik indonesia tahun 1945.

Di dalam UUD1945 tertulis bahwa ”bahsa negara adalah Bahasa Indonesia”.

Kata Indonesia diciptakan oleh orang Inggris George Samuel Windsor

Earl, dalam Jurnal of the Indian Arhipelago and Eastern Asia,vol IV bulan

februari 1850, halaman 17. Dalam majalah itu di sebutkan dua istilah, yaitu

indu-nesian dan melayunesians. indu-nesians berasal dari bahasa yunani indos

(india) dan nesos (pulau, kepulauan) yang berarti kepulauan india (Indian

Arhipelago), Earll dalam tulisannya lebih memilih kata melayu-nesians untuk

menunjukkan bangsa-bangsa yang tingal dipulau-pulau di indonesia karena

kata indu-nesians terlalu luas untuk penanaman sebuah bangsa27

3. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

1) Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional

Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai

lambang kebanggaan kebangsaan, lambang identitas nasional, alat

pemersatu berbagai suku bangsa, dan alat perhubungan antar daerah dan

antar budaya.

2) Bahasa Indonesia sebagai lambing kebangsaan Nasional


27
Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Hal.3
Tidak semua bangsadi dunia mempunyai sebuah bahasa nasional

yang dipakai secara luas dan dijunjung tinggi. Adanya sebuah bahasa

yang dapat menyatukan berbagai suku bangsayang berbeda merupakan

suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa

bangsa Indonesia sanggup mengatasi perbedaan yang ada.

3) Bahasa Indonesia sebagai alat lambing identitas Nasional

Identitas sebuah bangsa bisa diwujudkan diantaranya melalui

bahasanya. Dengan adanya sebuah bahasa yang mengatasi berbagai

bahasa yang berbeda, suku-suku bangsa yang berbeda dapat

mengidentikan diri sebagai suatu bangsa melalui bahasa tersebut.

4) Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu berbagai suku Bangsa

Dengan adanya BahasaIndonesia yang diakui sebagai Bahasa

Nasional oleh semua suku bangsa yang ada, perpecahan itu dapat

dihindari karena suku-suku bangsa tersebut merasa satu.

4. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia ini bertujuan agar peserta didik

mempunyai kemampuan sebagai berikut28:

28
Cahyani, Isa. Pembelajaran Bahasa Indonesia. (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia.2013). hal 40
1) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara.

2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara.

3) Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan.

4) Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual serta kematangan emosional dan social.

5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa.

6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai hazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia29

4. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia ditingkat dasar berdasarkan kurikulum

2013 menganut pendekatan komunikatif (integratif tematik). Artinya dalam

implementasinya pembelajraan Bahasa Indonesia harus lebih menekankan

pada aspek komunikasi dan aplikasi. Yang harus diajarkan adalah Bahasa

sebagai alat komunikasi. Siswa diajak belajar berbahasa secara komunikatif

untuk bekal kecakapan hidupnya sehinga Bahasa merupakan sesuatu yang

fungsional bagi kehidupan manusia. Arah pembelajaran pada kurikulum


29
Cahayani, op cit hal 234
sekarang lebih menekankan keterlibatan anak dalam belajar membuat anak

secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Pendekatan kurikulum ini

lebih mendekati apa yang dikemukakan John Dewey dengn konsep learning

by doing. Hal ini sesuai dengan paradigma pembelajaran kita yang harus

bergeser dari belajar yang berfokus pada penguasaan pengetahuan ke belajar

holistik realistis (kenyataan yang utuh ) yang lebih bermakna30

C. Kerangka Berfikir

1. Pembelajaran Matematika di SD

Pelajaran matematika di sekolah dasar merupakan proses yang sengaja

dirancang dengan tujuan menciptakan suasana lingkungan kelas maupun

sekolah yang memungkinkan anak didik melakukan kegiatan pembelajaran

matematika disekolah serta mengembangkan keterampilan dan kemampuan

peserta didik untuk berfikir logis juga kritis dalam menyelesaikan masalah

dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika memberi kesempatan

pada peserta didik agar berusaha mencari pengalaman tentang matematika agar

pembelajaran matematika tidak hanya sebagai pelajaran hafalan atau sekedar

rumus saja akan tetapi dapat mengerti pula cara mengaplikasikannya dalam

kehidupan seharihari, pembelajaran matematika juga melalui proses yang

bertahap dari konsep yang sederhana menjadi konsep yang lebih kompleks.
30
Aunurrahman. Op.cit hal 20
Peserta didik SD berada pada tahap perkembangan kognitif yang berbeda

dengan peserta didik jenjang diatasnya, dalam teori perkembangan intelektual

yang dikembangkan oleh piaget peserta didik SD sebagian besar berada pada

tahap operasi kongkret oleh karena itu pembelajaran di SD itu memungkinkan

mulanya dengan menyajikan masalah kongkret atau realistik sehingga dapat

dibayangkan oleh para peserta didik. Tujuan Pembelajaran Matematika di

Sekolah Dasar sendiri dapat dilihat dalam Kurikulum 2013, mata pelajaran

matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan tingkat tinggi

peserta didik.

b. Membentuk kemampuan anak didik dalam menyelesaikan suatu masalah

dengan cara sistematik.

c. Mendapatkan hasil belajar yang tinggi.

d. Melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis

karya ilmiah.

e. Mengembangkan karakter siswa.31

Tujuan pembelajaran matematika pada tingkat SD agar peserta didik

mengenal angka-angka sederhana, operasi hitung sederhana, pengukuran dan

bidang. Menurut Depdiknas, kompetensi atau kemampuan umum pembelajaran

matematika di sekolah dasar adalah sebagai berikut:

31
Rahmi Fuadi et all, Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis
Melalui Pendekatan Kontekstual, Jurnal Didaktika Matematika.
a. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

pembagian serta operasi campuran termasuk yang melibatkan pecahan.

b. Menentukan sifat serta unsur berbagai bangun datar dan bangun

ruangsederhana termasuk penggunaan sudut, keliling, luas dan volume.

c. Menentukan simetris kesebangunan serta sistem koordinat.

d. Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antar satuan dan penaksiran

pengukuran.

e. Menentukan juga menafsirkan data sederhana seperti ukuran tertinggi,

terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan dan menyajikannya.

f. Memecahkan masalah, melakukan penalaran dan mengkomunikasikan

gagasan secara matematika.32

Tujuan akhir pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar

peserta didik terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika

dalam kehidupan sehari-hari, namun untuk menuju tahap keterampilan

tersebut harus melalui langkah-langkah yang benar sesuai dengan

kemampuan dan lingkungan peserta didik.

5. Gaya Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu kata yang sudah tidak asing lagi kita dengar dan tak

dapat terpisahkan dari semua kegiatan dalam menuntut ilmu, kegiatan belajar

32
Ahmad Susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2016), h. 189-190
kita lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan kita tidak terbatasi oleh

ruang dan waktu. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis

belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,

berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan pengalaman.33 Definisi

ini memiliki pengertian bahwa belajar merupakan akibat adanya interaksi antara

stimulus serta respons, sesorang dapat dikatakan berhasil apabila telah belajar

sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

Konsep pembelajaran jika dilihat dari sudut pandang agama Islam tak lain

adalah upaya meletakkan manusia sebagai makhluk yang dilahirkan dalam

keadaan fitrah atau suci, Allah memberi potensi yang bersifat jasmaniah dan

rohaniah yang di dalamnya terdapat bakat unruk belajar dan mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat manusia.34

Belajar juga proses dasar dari perkembangan hidup manusia dengan

belajar, manusia melakukan peruubahan-perubahan kualitatif individu sehingga

tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia tidak

lain adalah hasil dari belajar karena seseorang yang hidup dan bekerja menurut

apa yang telah di pelajarinya. Belajar itu bukan hanya sekedar pengalaman

semata namun belajar adalah suatu proses bukan suatu hasil oleh karena itu,

33
Ma’asShobirin, Belajar&Pembelajaran di SekolahDasar, (Semarang: Fatawa Publishing,
2018), h. 12.
34
Ihsana El Khuluqo, BelajardanPembelajaranKonsepDasar, (Jakarta: PustakaPelajar, 2017), h. 2
belajar berlangsung aktif dan integratif dengan menggunakan bentuk perbuatan

untuk mencapai sebuah hasil.35

2. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, secara garis

besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal yang

meliputifisiologi dan psikologis dan faktor eksternal yang meliputi faktor sosial

dan non sosial.36

a. Faktor Internal

1) Aspek Fisiologis

Faktor keadaan jasmani atau faktor fisiologis sangat berpengaruh

terhadap proses maupun prestasi belajar anak, untuk mempertahankan

kebugaran jasmani peserta didik dianjurkan mengkonsumsi makan dan

minuman yang bergizi selain itu mereka harus mengikuti pola istirahat

dan olahraga ringan yang terjadwal. Yang termasuk dalam faktor jamani

adalah faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.

2) Aspek Psikologis
35
NurulHidayah, HubunganAntaraMotivasiBelajar Dan KemampuanMembacaPemahamanSiswaKelas
V Madrasah IbtidaiyahNegeri 2 Bandar Lampung Tahun 2016/2017. TERAMPIL, Vol 3, No.2,
Desember 2016.
36
Ma’asshobirin, Ibid
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran peserta

didik, namun diantara faktor-faktor rohaniyah peserta didik yang pada

umumnya dipandang lebih penting adalah tingkat kecerdasan atau

intelegensi, sikap, bakat dan motivasi peserta didik.37

b. Faktor Eksternal

Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari

luar peserta didik, adapun faktor eksternal yang mempengaruhi proses

belajar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:

1) Faktor keluarga

2) Faktor sekolah

3) Faktor masyarakat.38

3.Tujuan Belajar

Tujuan belajar bisa juga diartikan sebagai suatu kondisi perubahan

tingkah laku dari seseorang setelah seseorang tersebut melaksanakan proses

belajar. Melalui belajar diharapkan dapat terjadi suatu perubahan atau

peningkatan bukan hanya pada aspek kognitif saja namun pada aspek lainnya

juga, selain itu tujuan belajar lainnya adalah untuk memperoleh hasil belajar

dan pengalaman hidup.


37
Ma’asshobirin, Ibid
38
Ihsana El Khuluqo, Ibid
Tujuan belajar merupakan bagian penting dalam serangkaian proses

belajar karena tujuan menjadi sebuah rujukan dalam seluruh aktifitas belajar,

tujuan belajar seharusnya meliputi ranah kognitif, psikomotor dan efektif,

ketiga ranah ini harus berkembang atau berubah selama proses belajar

berlangsung. Sebelum dilaksanakannya proses pembelajaran maka tujuan dari

belajar harus ditetapkan terlebih dulu, menurut Sutadi kegunaan dari tujuan

belajar ialah:

a. Merupakan pedoman pendidik agar dapatmenjadi bahan pelajaran dan

metode mengajar serta memilih aktifitas yang efektif dan efisien.

b. Digunakan sebagai kriteria internal bagi peserta didik dalam menilai

keberhasilan dalam belajar, dengan adanya tujuan belajar peserta didik

mengetahui arah belajarnya.

c. Memandu pendidik menciptakan kondisi belajar yang menunjang

pencapaian tujuan belajar.

d. Membantu pendidikdalam menyusun alat evaluasi yang digunakan untuk

mengetahui apakah proses belajar dan pembelajaran sudah berhasil atau

malah gagal.39

2. Pengertian Gaya Belajar

Secara bahasa istilah gaya dalam bahasa Inggris yaitu style yang berarti

corak, mode atau gaya. Menurut Dr. Rita Dunn gaya belajar adalah cara dimana

setiap orang mulai berkonsentrasi, memproses juga menyimpan informasi yang


39
Ma’asShobirin, Ibid
baru dan sulit. Model gaya belajar Dunn dan Dunn menggabungkan beberapa

dasar pemikiran, yakni:

a. Setiap manusia memiliki kekuatan, akan tetapi tiap orang memiliki kekuatan

yang berbeda dari lainnya.

b. Cara belajar yang berbeda pada tiap masing-masing individu.

c. Apabila ada seseorang yang berada di lingkungan yang sesuai dengan ciri

serta karakternya maka dia akan memperoleh prestasi yang lebih tinggi,

sementara itu untuk score optitude test nilai yang lebih tinggi diperoleh di

matched dibanding dengan mismatched.

d. Pendidik bisa menggunakan berbagai gaya belajar sebagai pertimbangan

dalam pengajaran.

e. Banyak peserta didik dapat belajar dengan baik dengan memanfaatkan

kekuatan gaya belajar mereka.40

Jadi gaya belajar adalah suatu cara pendekatan belajar yang berbeda-beda

yang dimiliki pada tiap anak. Gaya belajar merupakan cara termudah yang

dimiliki individu dalam menyerap, mengatur, mengolah informasi yang

diterimanya, bila peserta didik sudah menemukan gaya belajar yang cocok bagi

dirinya maka itu dapat menjadi kunci keberhasilan peserta didik dalam

pembelajaran karena gaya belajar mengacu pada perilaku, keperibadian,

40
EstiIsmawati, FarazUmaya, BelajarBahasa Di KelasAwal(Yogyakarta: Anggota IKAPI, 2017), h. 183
kepercayaan yang digunakan siswa untuk membantu dalam proses belajar pada

tiap peserta didik.

3. Jenis-Jenis Gaya Belajar

Ada beberapa tipe gaya belajar yang harus dicermati oleh pendidik

diantaranya yaitu: gaya belajar visual (visual learner), gaya belajar autitif

(audiotory learner) dan gaya belajar kinestetik (tactual learner). Gaya belajar

tersebut mempunyai penekanan-penekanan masing-masing walaupun

perpaduan dari ketiganya sangat baik tetapi pada saat tertentu peserta didik

akan menggunakan salah satu dari ketiga gaya belajar tersebut.

a. Gaya Belajar Visual

Tipe ini merupakan salah satu gaya belajar yang mungkin dimiliki oleh

peserta didik, bagi seseorang yang gaya belajarnya visual yang memegang

peranan penting adalah pengelihatan (visual) dalam hal ini metode

pembelajaran yang digunakan pendidik sebaiknya lebih banyak

menitikberatkan pada tampilan media, ajak peserta didik ke objek-objek

yang berkaitan dengan pelajaran tersebut atau dengan cara menunjukkan alat

peraganya langsung pada peserta didik atau menggambarkan di papan tulis.41

41
Ihsana El Khuluqo, Ibid
Pelajar tipe ini perlu melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah guru

agar dapat memahami dengan benar isi pelajaran, biasanya mereka akan

duduk dibarisan depan agar pengelihatan mereka tidak terganggu apapun

saat pembelajaran sedang berlangsung. Peserta didik yang memiliki gaya

belajar visual lebih suka menggunakan foto, membuat gambar, bermain

warna dan peta untuk menyampaikan informasi dan berkomunikasi dengan

orang lain. Kecendrungan dalam melihat biasanya peserta didik lebih

mengharapkan guru melakukan demonstrasi saat pembelajaran sedang

berlangsung, mereka seringkali mengenali kata dengan melihatnya dari pada

mendengarnya, ingat wajah namun lupa nama dan meraka juga biasanya

memiliki imajinasi yang berkembang dengan baik. Tipe gaya belajar visual

ini biasanya bercirikan:

1) Tanggap dalam merespon terhadap penggunaan bahan seperti gambar,

bagan, peta, grafik dan sebagainya.

2) Mengilustrasikan dalam bentuk gambar sebelum ide tersebut ditulis.

3) Memberikan respon yang baik terhadap penggunaan multi media

misalnya computer, video dan film.

4) Suka menggambar apapun dikertas.

5) Menyukai tempat belajar yang tenang, jauh dari gangguan yang dapat

menimbulkan kebisingan.

6) Membaca buku bergambar.


7) Memvisualkan informasi dalam bentuk gambar agar mudah diingat.42

Jadi tipe gaya belajar visual adalah pembelajaran lebih mudah diingat

menyerap cepat ke otak dengan cara melihat dan memperhatikan objek yang

sedang dipelajarinya

b. Gaya Belajar Audiotorial

Peserta didik yang mempunyai gaya belajar audiotorial lebih

mengandalkan belajar melalui telinga, peserta didik yang memiliki gaya

belajar ini dapat belajar lebih cepat dengan cara menggunakan diskusi verbal

dan mendengarkan apa yang pendidik sampaikan. Anak audiotori dapat

mencerna makna yang disampaikan melalui suara, kecepatan berbicara dan

hal-hal yang dapat didengar lainnya. Informasi tertulis tidak begitu

bermakna kecuali kalau sudah didengarkan oleh mereka, pelajar model ini

menafsirkan makna ucapan melalui nada suara, tinggi suara, kecepatan

berbicara dan perbedaan-perbedaan kecil lainnya.

Peserta didik yang mempunyai kekuatan atau kecenderungan untuk

mendengar, mengharapkan guru memberikan intruksi secara lisan, mereka

merasa kemudahan dalam belajar apabila mendengar sesuatu. Mudah

teralihkan perhatiannya dengan adanya bunyi-bunyi yang mengganggu dan

biasanya peserta didik ini lebih menyukai tempat yang sunyi untu dapat

belajar. Tipe pembelajar audiotori ini bercirikan:

42
EstiIsmawati, FarazUmaya, Ibid
1) Ikut serta dalam diskusi atau debat dalam kelas.

2) Suka berbicara dan melakukan presentasi.

3) Menyukai membaca teks dengan cara keras-keras

4) Menciptakan lagu pendek untuk membantu daya ingat.

5) Menciptakan baris singkat sebuah syair untuk membantu daya ingatan.

6) Suka mendiskusikan ide-ide secara lisan

7) Menggunakan analogi lisan dan cerita untuk menunjukkan maksud

mereka.

8) Mereka biasanya mudah mengingat nama tetapi lupa wajah.

9) Mudah teralihkan perhatiannya dengan adanya bunyi-bunyi.

10) Menyukai tempat-tempat ang sunyi.43.

c. Gaya Belajar Kinestik

Tactual learner peserta didik belajar dengan cara melakukan,

menyentuh, merasa, bergerak dan mengalami. Anak yang mempunyai gaya

belajar kinestetik mengandalkan belajar dengan cara bergerak, menyentuh

dan melakukan tindakan. Peserta didik yang seperti ini sulit untuk duduk

diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi

sangat kuat oleh karena itu, pembelajaran yang dibutuhkan adalah

pembelajaran yan lebih bersifat kontekstual dan praktik.44

43
EstiIsmawati, Ibid
44
27Rusman, et, al, PembelajaranBerbasisTeknologiInformasi Dan
KomunikasiMengembangkanProfesionalitas Guru. (Jakarta: GrafindoPersada , 2015), h. 34
Pembelajaran tipe kinestetik dapat belajar dengan baik melalui

pendekatan secara langsung dengan praktik, melakukan kegiatan fisik seperti

olahraga dan lainnya. Peserta didik yang memiliki kecenderungan kinestetik

dapat belajar dengan baik apabila mereka terlibat langsung ataupun aktif

melalui bergerak, menyentuh dan melakukan, peserta didik sulit untuk duduk

diam lama dan mereka dapat teralihkan perhatiannya karena timbul

kebutuhan akan aktifitas gerak dan eksplorasi. Peserta didik yang memiliki

gaya belajar kinestetik dianjurkan untuk belajar melalui pengalaman dengan

menggunakan berbagai model peraga seperti bekerja di lab atau belajar di

alam sambil bermain, belajar yang mengusahakan membuat sesi

pembelajaran yang melibatkan kegiatan fisik contohnya bermain drama,

membaca puisi atau permainan sederhana lainnya. Diantara metode

pembelajaran yang bisa dipakai oleh pendidik dalam proses pembelajaran

adalah bermain peran, stimulasi dan lain-lain.Mereka juga sering membuat

gambaran atau coret-coretan untuk membantu mengingat sesuatu. Berikut ini

beberapa catatan pembelajar tipe kinestetik diantaranya adalah:

1) Melakukan istirahat apabila sedang belajar.

2) Berkeliling untuk mempelajari hal yang baru (misalnya dengan

melakukan permainan untuk belajar huruf dan angka).

3) Lebih suka belajar dengan posisi berdiri.


4) Menyukai kelas ataupun tempat kerja yang hidup misalnya dihiasi dengan

poster.

5) Membaca secara cepat dahulu (skimming) untuk mendapatkan gambaran

mengenai isi sebuah teks sebelum membacanya kembali secara lebih

seksama.45

6. Jenis Kelamin

Pengertian jenis kelamin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jenis

kelamin berarti yang memiliki ciri, sifat jasmani atau rohani yang membedakan

dua makhluk sebagai betina dan jantan atau perempuan atau laki-laki. Sedangkan

kelamin sendiri maksudnya adalah alat pada tubuh manusia, binatang dan

sebagainya untuk mengadakan keturunan, jadi jenis kelamin dapat diartikan ciri

atau sifat jasmani yang membedakan antara perempuan atau laki-laki yang dapat

memiliki keturunan. Jenis kelamin merupakan salah satu identitas yang

membedakan peran perempuan dan laki-laki. Dimana laki-laki diharapkan dapat

menunjukkan peran sebagai sosok yang tangguh, percaya diri, berorientasi pada

kesuksesan dan mengejar status, sedangkan perempuan diharapkan dapat

menunjukkan peran yang lemah lembut, sopan, patuh dan pandai mengurus rumah

tangga.46

45
EstiIsmawati, Ibid
46
RetnoPuspito Sari et al, PengungkapanDiriMahasiswaTahunPertamaUniversitasDiponegoroDitinjau
Dari JenisKelamin Dan HargaDiri, JurnalPsikologiUniversitasDiponegoro
Menurut Nasarudin Umar jenis kelamin diartikaan sebagai pembedaan yang

nampak antara pria dan wanita dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Prijono

menegaskan konsep ini merujuk pada pemahaman identitas, peran, fungsi, pola

perilaku, kegiatan dan persepsi naik tentang perempuan maupun laki-laki

ditentukan oleh masyarakat dan kebudayaan tempat mereka dilahirkan dan

dibesarkan.47 Definisi gender jika ditinjau secara biologis, pria adalah manusia

yang memiliki zakar apabila sudah dewasa memiliki jakun dan ada yang berkumis,

sedangkan wanita ialah manusia yang bisa menstruasi, hamil, melahirkan serta

menyusui. Sedangkan secara sosiologis pria dan wanita dibedakan atas peran yang

dijalani dalam lingkungan, tradisi dan budaya yang ada. Jenis kelamin

memunculkan sejumlah perbedaan dalam beberapa aspek seperti pertumbuhan

fisik, perkembangan otak dan kemampuan berbicara. Otak perempuan lebih

banyak mengandung serotonin yang membuatnya lebih bersikap tenang, selain itu

juga memiliki oksitosin yaitu zat yang mengikat manusia dengan manusia lain dua

hal tersebut mempengaruhi kecenderungan biologis otak laki-laki untuk tidak

bertindak lebih dahulu ketimbang berbicara. 48 Laki-laki dan perempuan

mempunyai perbedaan dalam menyelesaikan masalahnya, masingmasing dari

mereka memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menganalisis masalah dan

menentukan bagaimana penyelesaiannya. Perbedaan gender tentu menyebabkan


47
SitiZulaiha, UrgensiKurikulum Dan SistemPembelajaranInklusif Gender, TERAMPIL,
JurnalPendidikandanPembelajaranDasar, Vol. 4, No. 2, Oktober 2017
48
KhisnaYumniyati, “PengaruhJenisKelaminTerhadapKemampuanBerpikirKreatifSiswaKela X
PadaMateriGeometri Di KontrolDenganKemampuanSpasial Di SMA Negeri 13 Semarang
TahunPelajaran 2015/2016”. (SkripsiFakultasSainsdanTeknologi UIN Walisongo Semarang, 2016), h.
20.
perbedaan fisiologi dan juga mempengaruhi psikologis dalam belajar, sehingga

peserta didik laki-laki maupun perempuan tentu memiliki perbedaan dalam

mempelajari matematika.49

7. Kerangka Berfikir

Kemampuan pemahaman konsep merupakan kemampuan untuk memahamai

atau memperoleh makna dari suatu informasi melalui pemikiran, pemahaman

konsep merupakan proses yang terdiri dari kemampuan untuk menerangkan serta

menginterprestasikan sesuatu serta mampu memberi gambaran serta penjelasan

yang lebih luas dan memadai juga mampu memberikan uraian juga penjelasan

yang lebih kreatif. Gaya belajar peserta didik adalah kombinasi dari bagaimana

peserta didik tersebut menyerap, mengatur dan mengolah informasi yang

didapatnya, gaya belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga gaya belajar yaitu: 1)

gaya belajar visual, 2) gaya belajar aodiotorial dan 3) gaya belajar kinestetik.

Adanya pengkategorian gaya belajar tersebut tidak berarti bahwa peserta didik

hanya memiliki salah satu karakteristik gaya belajar tertentu sehingga tidak dapat

memiliki karakteristik cara belajar yang lain, pengkategorian ini merupakan

panduan bahwa peserta didik memiliki kecenderungan kepada yang paling

menonjol pada salah satu diantara gaya belajar tersebut.50

49
Zubaidah Amir MZ, Perspektif Gender DalamPembelajaranMatematika, Marwah, Vol. 12 No. 1 (Juni
2013)
50
CicihJuarsih, Dirman, KarakteristikPesertaDidik(Jakarta: RinekaCipta, 2014) h. 99
Laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan dalam memecahkan

masalahnya, masing-masing dari mereka mempunyai sudut pandang yang berbeda

dalam menganalisis masalah dan menentukan bagaimana penyelesaiannya.

Perbedaan gender juga tentu menyebabkan perbedaan fisiologi dan mempengaruhi

perbedaan psikologis dalam belajar sehingga peserta didik laki-laki dan

perempuan tentu saja memiliki banyak perbedaan dalam mempelajari matematika.

Uma Sekarang mengemukakan bahwa, kerangka berpikir merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.51 Berdasarkan dari latar

belakang masalah yang telah dijabarkan, maka kerangka berpikir dalam penelitian

ini akan menjelaskan Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Peserta Didik Kelas V Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Gaya Belajar.

Kemampuan pemahaman konsep merupakan variabel terikat (Y) sedangkan gaya

belajar dan jenis kelamin merupakan variabel bebas (X).

8. Hipotesis Penelitian

51
Sugiyono, MetodePenelitianPendidikan(Bandung: Alfabeta, 2017) h. 91.
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

H0 = Gaya belajar berpengaruh negative terhadap kemampuan pemahaman

konsep matematika peserta didik kelas V.

H1 = Gaya belajar berpengaruh positif terhadap kemampuan pemahaman

konsep matematika peserta didik kelas V.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

bersifat deskriptif dengan pendekatan survei yang bersifat kualitatif. Hal yang

dideskripsikan dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa kelas V SD 183 Marannu Kab. Wajo ditinjau dari Multiple

Intelligences menurut teori Gardner.

B. Waktu Dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD 183 Marannu Kab Wajo

C. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi

mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data

primer dan data sekunder.

1. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk memberikan data dari

pihak pertama kepada pengumpul data yang biasanya melalui wawancara.

2. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan

cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah

lineratur, buku-buku, serta dokumen. Data yang dikumpulkan dari tangan kedua

atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan oleh penulis adalah

sumber data primer dan sekunder. Dimana sumber data primer adalah data yang

diperoleh secara langsung yang dikumpulkan melalui survey langsung ke SD

melalui wawancara kepada pembina dan anak-anak yang bergabung di SD 183

Marannu Kab Wajo

D. Fokus dan Deskripsi Penelitian

Masalah pada penelitian kualitatif bertumpu pada suatu fokus. Adapun

maksud dalam merumuskan masalah penelitian dengan jalan memanfaatkan fokus

yaitu pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi; kedua, penetapan fokus

berfungsi untuk memenuhui inklusi-inklusi atau kriteria masuk-keluar (inclusion-

exlusion criteria) atau informasi baru yang diperoleh di lapangan sebagaimana

dikemukakan52

E. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya53.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.54Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan

52
Moleong (2004:93-94)
53
Yusuf (2014: 144)
54
Arikunto (2013:81)
mewakili populasi tersebut.55 Peneliti dapat menyimpulkan, sampel adalah

sebagian dari populasi yang dapat mewakilkan seluruh populasi itu sendiri.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

probability sampling di mana teknik ini memberikan peluang yang sama bagi

stiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.56 Teknik

ini meliputi simple random sampling, proportionatestaratified ramdom

sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling

(sampling menurut daerah).

Peneliti memilih menggunakan teknik simple random sampling dalam

penelitian. Simple random sampling dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatian strata yang ada dalam populasi itu. 57 Adapun prosesnya yaitu

dengan cara undian untuk memilih kelas yang akan di jadikan sampel. Setelah

dilakukan pengundian Kemudian kelas yang terpilih sebagai kelas yang akan

dijadikan sampel adalah kelas V dengan jumlah siswa 33 siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

55
Yusuf (2014: 150)
56
Sugiyono (2016: 84)
57
Sugiyono (2016: 84)
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),

studi dokumentasi dan gabungan ketiganya.58 Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Pengamatan langsung pada objek yang diteliti untuk mengetahui secara

langsung keadaan yang sebenarnya. Data atau informasi diperoleh secara

langsung sehingga pengumpulan data yang dibutuhkan dapat dipercaya

kebenarannya.

2. Wawancara (interview)

Teknik ini dilakukan untuk menjaring data-data primer yang berkaitan

dengan fokus penelitian. Wawancara akan dilakukan baik secara terstruktur

dengan menggunakan panduan wawancara (interview guide) maupun

wawancara bebas bersamaan dengan observasi.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. 59

Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum

memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap

tertentu.

58
Sugiyono (2016: 193-194)
59
Sugiyono (2008: 246)
a. Reduksi data

Merupakan proses penelitian, pemusatan penelitian pada penyederhanaan,

pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama penelitian

berlangsung. Secara teknis, pada kegiatan reduksi data ini data-data yang

dikumpulkan dari lokasi penelitian akan diorganisir ke dalam sebuah “matriks

analisis data”,

b. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Dalam penelitian

kualitatif.Pada penelitian ini, secara teknis data-data yang telah terorganisir ke

dalam matriks analisis data akan disajikan kedalam bentuk teks naratif.

c. Penarikan kesimpulan

Merupakan sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Secara

teknis proses penarikan kesimpulan dalam penelitian ini akan dilakukan dengan

cara mendiskusikan data-data empiris hasil penemuan di lapangan dengan teori-

teori yang disusun dalam bab tinjauan pustaka usul penelitian ini, ataupun teori-

teori lain yang relevan dengan permasalahan penelitian yang akan

ditemukan.Sejak awal memasuki lapangan dan selama pengumpulan data,

peneliti menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yakni
dengan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul

dan sebagainya, yang dituangkan dalam kesimpulan yang masih bersifat tentatif

dan melibatkan interpretasi sendiri.

Anda mungkin juga menyukai