Anda di halaman 1dari 19

Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PENGGUNAAN METODE METODE PICTURE SQUENSE


DAN STORY TELLING DALAM PENGAJARAN
NARRATIVE TEXT
( KELAS X MAN 1 KOTA KEDIRI)

Disusun oleh:

Muhammad Ali Shohibul Hikam (932216119)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka peneliti bertujuan untuk
“Mengetahui penggunaan metode Tanya Jawab untuk meningkatkan hasil belajar
siswa SDI Ma’arif An-Nahar pada mata pelajaran PAI”

4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam membantu
siswa dalam mengatasi permasalahan pembelajaran, sehingga membantu
dalam menguasai materi pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
2. Manfaat Praktis
1) Bagi Guru
Memberikan masukan pada guru terlebih terhadap mata pelajaran PAI,
bahwa metode Tanya jawab dapat dijadikan salah satu alternative dalam
pembelajaran PAI. Selin itu juga dengan metode Tanya jawab diharapkan
guru dapat memperbaiki hasil belajar siswa dan keaktifan dalam bertanya.

2) Bagi siswa
Dengan metode tanya jawab diharapkan dapat membantu
meningkatkan kemampuan dalam hasil belajar siswa dan meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami materi yang diterima dari guru.
Karena dengan metode Tanya jawab siswa akan lebih aktif.

3) Bagi Peneliti
Bagi peneliti menambah kemampuan dalam mengembangkan cara-
cara pembelajaran yang inovatif di Sekolah Dasar serta sebagai bekal
peneliti kelak menjadi seorang pendidik yang professional.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Metode Tanya Jawab
a. Pengertian Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi
dapat pula dari siswa kepada guru. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sudirman (1987) yang mengartikan bahwa “Metode tanya jawab adalah
cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,
terutama dari guru kepada siswa tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
Lebih lanjut dijelaskan pula oleh Sudirman (1987) menyatakan bahwa
metode tanya jawab ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka
jalan bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut (dalam
rangka belajar) kepada berbagai sumber belajar seperti buku, majalah,
surat kabar, kamus ensiklopedia, laboratorium, video, masyarakat, alam
dan sebagainnya.

Sementara itu, dalam Petunjuk Teknis Kurikulum 1994 dinyatakan


bahwa “metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar atau menyajikan
materi melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan
siswamemahami materi tersebut.

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa


metode tanya jawab adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan
dengan cara pengajuan-pengajuan pertanyaan yang mengarahkan siswa
untuk memahami materi pelajaran dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.1
1 Darmadi, “Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika belajar siswa”,
(Yogyakarta: Deepublish, 2017), Hal. 200-201
Penggunaan metode tanya jawab dengan baik dan tepat, akan dapat
merangsang minat dan motivasi siswa dalam belajar. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan metode tanya jawab adalah: 1)
Materi menarik dan menantang serta memilki nilai aplikasi tinggi.

2) Pertanyaan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang


jawabannya hanya satukemungkinan) dan pertanyaan terbuka

(pertanyaan dengan banayak kemungkinan jawaban)


3) Jawaban pertanyaan itu diperoleh dari penyempurnaan
jawabanjawaban siswa.

4) Dilakukan dengan teknik bertanya yang baik (Depdikbud, 1996)

b. Manfaat Metode Tanya Jawab


Adapun manfaat penerapan metode tanya jawab dalam sebuah
pembelajaran yang produktif adalah untuk:

1) Mengecek pemahaman siswa.


2) Membangkitkan respon kepada siswa.
3) Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa.
4) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa.
5) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru.
6) Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa untuk
menyegerakan kembali pengetahuan siswa.2

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab


Dalam penerapannya, metode tanya jawab mempunyai kelebihan dan
kekurangan, berikut kelebihan dan kekurangan metode tanya jawab dapat
dilihat pada penjelasan dibawah ini:

a) Kelebihan metode tanya jawab

2 Halid Hanafi, dkk, “Ilmu Pendidikan Islam”, (Yogyakarta: IKAPI, 2018), Hal. 234-235.
Adapun kelebihan metode tanya jawab dalam penerapannya
menurut (Zainal Aqib dan Murtadlo, 2016), sebagai berikut: 1)
Melatih dan merangsang daya nalar serta daya ingatan siswa

2) Melatih keterampilan dalam menjalankan serta keberanian untuk


mengemukakan pendapat secara lisan dengan tertib dan teratur.

3) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa,


sekalipun ketika siswa sedang rebut, yang mengantuk akan
kembali segar dan akan hilang ngantuknya.

4) Metode ini dapat merangsang siswa untuk melatih dan


mengembangkan daya pikir serta daya ingat.

5) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam


menjawab dan mengemukakn pendapat.

6) Pertanyaan dapat mengurangi proses lupa.


7) Pertanyaan dapat membangkitkan hasrat untuk melakukan
penyelidikan.

8) Menimbulkan keberanian dan keterampilan.


9) Mengetahuai perbedaan pendapat yang ada.
10) Situasi kelas lebih aktif.
b) Kekurangan metode tanya jawab
Adapun kekurangan metode tanya jawab dalam penerapannya
menurut (Roestiyah, 2001), sebagai berikut:

1) Jawaban siswa belum tentu benar bahkan mungkin menyimpang


dari persoalannya.

2) Memerlukan waktu lebih lama untuk memperoleh jawaban yang


benar, terutama alabila siswa dapat menjawab pertanyaan sampai 2
orang atau 3 orang.
3) Bila guru tidak mampu mencipatakan suasana yang akrab dan tidak
tegang maka kemungkinansiswa merasa takutbertanya atau
menjawab,

4) Tidak dapat secara tepat merangkum bahan-bahan pelajaran.


5) Siswa merasa takut apabila guru kurang mampu mendorong
siswanya untuk berani menciptakan suasana santai dan bersahabat.
6) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai tingkat berfikir
siswa.

7) Terkadang tidak cukup waktu untuk memberikan pertanyaan


kapada setiap siswa. 3

Berdasarkan penjelasan-penjelasan seputar metode tanya jawab


dapat kita kemukakan suatu asumsi bahwa metode Tanya jawab adalah
penyampaian materi pelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan
dan murid menjawab atau sebaliknya. Dalam metode tanya jawab
terdapat kelebihan dan kekurangan sehingga seorang guru harus
memperhatikan kesesuaian materi pelajaran dengan metode yang akan
digunakan. 4

2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian manusia,
dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,
sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain
kemampuan.

Hasil belajar merupakan “Perwujudan kemampuan akibat perubahan


perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan, kemampuan tersebut
menyangkut domain kognitif, efektif dan psikomotorik”. Hasil belajar

3 Habibati, “ Startegi Belajar Mengajar” (Aceh: Syiah Kauala Universitiy Press, 2017), hal. 69.
4 Halid Hanafi, dkk, “Ilmu Pendidikan Islam”, (Yogyakarta: IKAPI, 2018), Hal. 234-235.
yang dimaksud yaitu hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat proses
belajar yang dilaksanakan oleh siswa. Secara sederhana, yang dimaksud
dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk meperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relative menetap.

Adapun yang menyatakan lain terkait pengertian dari Hasil belajar


adalah sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami
proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses
belajar yang dilakukan. Hasil belajar sering digunakan dalam arti yang
sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah
dicapai oleh siswa, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah,
tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung. Menurut Jihad
dan Haris (2012) merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang
cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomoterapis dari
proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Dari definisi diatas, maka dapat diambil kesimpualan bahwa hasil


belajar merupakan prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan
pementukan tingkah laku seseorang.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa


setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan
perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Bloom
dalam Sudjana (2002), berpendapat bahwa tipe hasil belajar dapat dibagi
menjadi 3, yaitu:

1) Tipe hasil belajar kognitif


Tipe hasil belajar ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual tyang
terdiri dari 6 (Enam) aspek yakni, pengetahun atau iangatan
(Knowledge), Pemahaman (Comprehensif), Penerapan (Aplikasi),
Analisisa, Sintesis, dan Evaluasi.

2) Tipe hasil belajar afektif


Tipe hasil belajar ini berkenaan dengan sikap. Ada beberapa tingakat
bidang afektif dan tipe hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai dari
tingkat dasar sampai tingkat yang kompleks.

3) Tipe hasil belajar psikomotorik


Tipe hasil belajar Psikomootorik berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan (Skill) dan kompetensi bertindak individu ada 6 (Enam)
tingaktan keteramapilan yakni: Gerakan reflek, Keterampilan pada
gerakan sadar, Keterampilan perseptual, Kemampuan dibidang fisik,
Gerakan skill, dan keompetensi yang berkenaan dengan komunikasi
non-decursive.

Ketiga tipe hasil belajar tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar,
dintaranya ketiga tipe hasil belajar itu, tipe hasil belajar kognitiflah yang
paling banyak dinilai oleh guru disekolah karena berkaitan denag
kompetensi para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

b. Faktor-Faktor Hasil Belajar


Hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, karena manusia dalam
mencapai hasil belajar tidak hanya menyangkut aktivitas fisik saja, tetapi
terutama sekali menyangkut kegiatan otak yaitu berfikir. Faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar yang dimaksud yaitu sesuatu hal yang
dapat mendorong atau menghambat terhadap peningkatan belajar siswa
bagaimna hasil akhirnya, sesuaikan dengan apa yang mereka usahakan.
Menurut M. Dalyono, yang mempengaruhi hasil belajar menyangkut
faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yang meliputi faktor fisiologi
dan faktor psikologi sedangkan dengan faktor Eksternal (faktor dari diri
luar siswa itu sendiri) meliputi faktor non sosial dan faktor sosial.
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri siswa
(intern) yang berpengaruh dalam meraih hasil belajar. Adapun faktor
intern tersebut adalah:

a) Faktor Intelegensi (Kecakapan)


Intelegensi atau kecakapan seseorang merupakan faktor
pembawaan, walaupun bisa juga diupayakan dengan latihan-
latihan tertentu. Dengan kecakapan ini siswa dapat memecahkan
masalah belajar, dan permasalahan-permasalahan lain yang terjadi
dalam kehidupan.

b) Faktor minat dan motivasi


Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan
motivasi sebagai sesuatu yang kompleks, yang akan menyebabkan
terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia.
Siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu akan senang
mempelajarinya, sehingga akan memudahkan proses pembelajaran
dan akan berdampak pada peningkatan hasil belajar. Sedangkan
motivasi merupakan dorongan untuk berbuat sesuatu. Siswa akan
mempunyai motivasi kuat dalam belajar tentu akan sangat
semangat belajar. Dan hal ini akan berpengaruh juga terhadap hasil
yang akan dicapai.

c) Faktor cara belajar


Yang dimaksud cara belajar adalah bagaimana seseorang
melaksanakan belajar.5

2) Faktor Eksternal
Selain dipengaruhi faktor dalam diri siswa, hasil belajar juga
dipengaruhi faktor eksternal. Yang termasuk faktor eksternal ini yaitu

5 Endang Sri Wahyuningsih, “ Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Peningkatan Keaktifan
dan Hasil Belajara Siswa”, (Yogyakarta: Deepublish, 2020), Hal. 69
faktor Keluarga (orang tua, suasana rumah, dan kondisi ekonomi
keluarga), Sekolah (kurikulum, hubungan sosial antar guru dengan
siswa, siswa dengan siswa alat pelajaran, pelaksanaan disiplin sekolah,
keadaan sekolah, dan sebagainnya), dan bentuk kehidupan atau
lingkungan dimasyarakat, corak hehidupan tetangga.

3. Pendidikan Agam Islam (PAI)


a. Pengertian Pendidikan Agam Islam (PAI)
Muhammad SA Ibrahimy (Banglades) mengemukakan pengertian
pendidikan agama islam sebagai system pendidikan yang memungkinkan
seseorang dapat mengarahkan kehidupan sesuai dengan cita-cita islam,
sehingga ia dapat membentuk kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.

Pendidikan Islam adalah usaha sadar yang menyiapkan peserta didik


dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk menyakini, memahami,
dan mengamalkan ajaran agama islam melalui kegiatan bimbingan,
mengajarkan atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan
yang telah dicapai.

Dengan semikian, Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat dimaknai dalam


dua pengertian:

a. Sebagai sebuah proses penanaman ajaran agama islam


b. Bebagai bahan kajian yang menjadi materi dari proses penanaman atau
pendidikan itu sendiri.

Pendidikan Agama Islam (PAI) bertujuan untuk meningkatkan


keimanan, pemahamann, penghayatan dan pengamalan peserta tentang
agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pelaksanan pelajaran
pendidikan agama islam di sekolah tidak terlepas dari fungsi pendiikan
agama islam sebagai proses transformasi ilmu dan pengetahuan.
Ramayulis mengemukakan 6 (Enam) fungsi pendidikan agama islam di
sekolah diantaranya:1) Pengembangan. 2) Penyaluran. 3) Perbaikan. 4)
Pencegahan. 5) Penyesuaian. 6) Sumber Nilai.

Dari fungsi pendidikan agama islam diatas, menggambarkan bahwa


peran pendidikan agama islam sangat penting guna membentuk karkater
peserta didik untuk menjadi pribadi muslim yang sempurna lewat
pengajaran dan kegiatan yang ada di sekeolah. 6

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah
yang diperoleh setelah mengakaji teori. Maka hipotesis tindakan dari rumusan
masalah diatas adalah:

“Pengaruh penggunaan metode tanya jawab sebagai salah satu bentuk untuk
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
di

SDI Ma’arif An-Nahar ”.

6 Nirwana,Skripsi : “ Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam Di Smp It Plus Al-Mubarak Kecamatan Maros Baru Kabupaten Maros” (Makassar:
UMM, 2020), Hal. 26-27.
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pihak-pihak yang menjadi bahan dalam
mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan dapat diperoleh dari guru dan
peserta didik. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas 5 semester 1
tahun pelajaran 2021/2022 SDI Ma’arif An-Nahar Pogar yang berjumlah 41 orang
siswa, yang terdiri dari laki-laki berjumlah 24 orang siswa dan perempuan 17
orang siswa.

2. Tindakan Penelitian
Dalam penelitian ini tindakan penelitian yang dibutuhkan oleh seorang
peneliti yaitu 2 putaran atau 2 siklus untuk mencapai hasil yang diinginkan. Selain
itu juga hasil yang didapatkan cukup memuaskan dibandingkan dengan hasil pada
siklus I.

3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan temapt yang dipilih dari seorang peneliti untuk
melakukan sebuah penelitian. Lokasi yang dilakaukan sebagai penelitian adalah
SDI Ma’arif An-Nahar Pogar yang beralamat di Jln. Pogar Raya, Dusun Pogar,

DesaTunglur, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri. SDI Ma’arif An-Nahar Pogar


dipilih sebagai lokasi dalam penelitian ini karena letaknya cukup dekat dengan
lingkungan rumah peneliti selain itu juga yang mana letak lembaga pendidikan
SDI Ma’arif An-Nahar berada dilingkungan pedesaan.

4. Waktu Penelitian
Waktu untuk melaksanakan penelitian dimulai sejak bulan Oktober sanpai
dengan bulan September tahun 2021. Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka
waktu yang cukup pendek, karena mengingat proses pelakasanaan pembelajran
yang mana dilkasanakan 4 kali pertemuan selama seminggu, selain itu juga
bentuk penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk memperbaiki proses dan
hasil belajar peserta didik. Kegiatan penelitian dilakukan dalam beberpa siklus
sehingga permasalahan yang timbul diawal dapat diatasi.
5. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang digunakan sebagai alat
untuk mengumpulkan data dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam
penelitian didalam prosedur penelitian ini. Langkah-langkah dalam PTK ini
dibagi menjadi beberapa siklus, yaitu: a. Siklus I

1) Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus pertama dimulai dengan
menetapkan masalah yang akan diteliti. Setelah itu peneliti bekerja
sama dengan guru mata pelajaran untuk menganalisis standar
kompetensi dan standar kompetensi dasar guna menentukan indikator
serta tujuan pembelajaran.

Selain itu peneliti juga menyiapkan perangkat pembelajaran


seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa,
menyiapkan media, sumber dan alat pembelajaran yang sesuai dengan
mata pelajaran. Selain itu juga peneliti membuat lembar observasi,
fasilitas, dan sarana pendukung untuk merekam dan menganalisis data
dalam proses pembelajaran.

2) Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti memulai tugasnya untuk
menerapkan metode tanya jawab dalam meningkatakan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Aagama Islam (PAI). Berikut
langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

a) Peneliti akan menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang


ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa
untuk semangat dalam belajar dengan cara memberi Yel-Yel.

b) Peneliti meminta siswa untuk membaca terlebih dahulu materi


yang akan dipelajarai.
c) Guru menjelasakan secara singkat materi pada mata pelajaran PAI
kepada siswa.
d) Menggali pengetahuan awal siswa dengan melakukan tanya jawab
apa yang diketahui siswa tentang materi yang sudah dijelaskan.

e) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.


f) Siswa yang kurang faham daiberi kesempatan untuk bertanya.
g) Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh seorang guru.
h) Memberikan penguatan atau bentuk evaluasi terkait dengan materi
yang telah diajarkan.

i) Siswa diberi pekerjaan rumah (PR) yang terdapat pada lembar


kerja siswa (LKS).

3) Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses belajar
mengajar pada mata pelajaran PAI dengan menggunakan metode tanya
jawab. Peneliti dapat menggunakan lembar observassi yang sudah
disiapkan, dengan begitu peneliti bias mengetahui apakah metode
tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak, serta
bentuk kekurangan apa yang ada dalam proses pembelajaran.

4) Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, pada tahap ini peneliti
mulai mereflesi hasil peneltitian yang diperoleh melalui kegiatan
observasi, wawancara yang telah dilakukan. Reflesi yang dimaksud
adalah berfikir ulang terhadap apayang sudah dicapai, atau belum
dicapai dan menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas prosesdan hasil dalam pembelajaran, yang akan
dilanjutkan pada siklus berikutnyayaitu Siklus 2.

b. Siklus II
1) Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus kedua merupakan tindakan
lanjutan dari siklus pertama. Pada siklus kedua, guru mata pelajaran
dan peneliti melakukan penyempurnaan pada perangkat pembelajaran
yaitu berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja
siswa, menyiapkan media, sumber dan alat pembelajaran yang sesuai
dengan mata pelajaran

2) Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti melaksanakan tugasnya untuk
menerapkan serta menyempurnakan pembelajaran dengan metode
Tanya Jawab. Berikut diantarannyatahap dalam pelaksanaan:

a) Peneliti akan menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang


ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa
untuk semangat dalam belajar dengan cara memberi Yel-Yel.

b) Peneliti meminta siswa untuk membaca terlebih dahulu materi


yang akan dipelajarai.

c) Guru menjelasakan secara singkat materi pada mata pelajaran PAI


kepada siswa.

d) Menggali pengetahuan awal siswa dengan melakukan tanya jawab


apa yang diketahui siswa tentang materi yang sudah dijelaskan.

e) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.


f) Siswa yang kurang faham daiberi kesempatan untuk bertanya.
g) Guru menunjuk secara langsung siswa utuk melontarkan
pertanyaan kepada temannya.

h) Siswa megerjakan soal tes yang diberikan oleh guru.


i) Memberikan reward atau hadiah sebagai bentuk apresisasi guru
terhadap siswa,karena dapat menjawab pertanyaan dengan cepat.

j) Gruu menyimpulakn materi yang telah disampaikan.


3) Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses belajar
mengajar pada mata pelajaran PAI dengan menggunakan metode tanya
jawab. Peneliti dapat menggunakan lembar observassi yang sudah
disiapkan, dengan begitu peneliti bias mengetahui apakah metode
tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak, serta
bentuk kekurangan apa yang ada dalam proses pembelajaran. Dalam
siklus II ini peneliti dapat membandingkan peningkatan hasil belajar,
aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran yang terjadi pada siklus
pertama hingga siklus kedua.

4) Refleksi
Pada tahap ini peneliti mulai mereflesi baik terhadap siklus I
maupun siklus II. Kemudian peneliti akan mengetahui secara jelas
bahwa metode yang telah diterapkan ternyata berhasil atau tidak dalam
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI. Bila
hasilnya meningkat dan mencapai target yang telah ditentukan artinya
metode tanya jawab itu berhasil dalam PTK yaitu dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Namun, apabila belum mencapai target yang
ditentukan maka PTK ini dilanjutkan pada sisklus III.

6. Instrument penelitian
a. Instrumen Tes
Tes adalah suatu instrument atau alat untuk mengumpulkan data
mengenai kemampuan subyek penelitian dengan cara pengukuran, yang
didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangakian tugas
yang harus dikerjakan dalam penguasanaan materi pelajaran tertentu.

Salah satu benuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes
lisan, tes ini dilakukan antara guru dengan murid, dengan memberikan
pertanyaan singkat terkait materi yang disampaikan. Penelitian ini
menggunakan tes lisan karena sesuai dengan metode yang digunakan yaitu
Tanya jawab, yang bertujuan untuk mengukur batas kemampuan peserta didik
dalam memecahkan masalah dan mengemukur kemmapuan
mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep yang telah dikemukakan.
Selain tes lisan yang merupakan inti dalam penelitian ini, peneliti juga
menerapkan tes Objektif. Tes obyektif merupakan tes yang disusun
sedemikian rupa yang mana telah disediakan alternatif jawabannya. Tes
obyektif ada beberapa bentuk, yaitu benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan
dan melengkapi atau jawaban singkat. Siklus I dan Siklus II terdiri dari 15
soal pilihan ganda. Alasan peneliti memilih hal tersebut sebagai bentuk acuan
dalam penelitian, mengingat waktu jam pelajaran yang sangat terbatas dan
mempermudah siswa dalam menemukan jawaban karena terdiri dari
bermacam alternatif jawaban. Tes tertulis ini, berupa tes yang diberikan
setelah pelajaran dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan
siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah dijelaskan.

b. Instrumen Observasi
Menurut Sanjaya Observasi ialah teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati langsung maupun tidak langsung tentang hal-hal yang diamati dan
mencatatnya pada alat Observasi (berupa form). Hal ini dilakukan sebagai
bahan penunjang dalam sebuah penelitian agar mendapatkan hasil yang
makasimal.

7. Analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih manayang penting dan
yang akan dipelajari da membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oeh diri
sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2012). Analisis data juga diperlukan agar
mendapat solusi atas permasalahan penelitian yang telah dikerjakan.

Beberapa tahapan dalam analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan tahap teknik analisis data kualitatif. Reduksi data
merupakan penyederhanaan, penggolongan dan membuang yang tidak perlu
data sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat meghasilkan informasi
yang bermakna dan memudahkan dalam penarikan kesimpulan

b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, selanjutnya pada tahap penyajian data merupakan
kegiatan saat sekumpulan data sisusun secara sistematis dan mudah dipahami,
sehingga memberikan kemungkinan menghasilkan kesimpulan. Dengan
penyajian data ini, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, berdasarkan apa yang telah dipahami.

c. Kesimpulan
Tahap terakhir dalam analisis data adalah Kesimpulan merupakan tahap akhir
dalam teknik analsisis kualitatif, tahap ini bertujuan untuk mencari makna
data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau
perbedaan untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi. (2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika


Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.

Habibati. (2017). Strategi Belajar Mengajar. Aceh: Syiah Kauala University Press.

Halid Hanafi, d. (2018). Ilmu Pendidikan Islam . Yogyakarta: IKAPI.

Nirwana. (2020). Skripsi: Penerapan Metode Tanya Jawab dalam meningkatkan


hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP IT PLUS AL-MUbarak
Kecamatan MarosBaru Kabupaten Maros. Makasar: UMM.

Wahyuningsih, E. S. (2020). Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya


peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar siswa. Yogyakarta: Deepublish.

Link YOUTUBE PRESENTASI :

https://youtu.be/1VJAGhoy-ow

Anda mungkin juga menyukai