Anda di halaman 1dari 6

METODE PEMBELAJARAN SISWA XI IPS 3 SMA 2 BATUSANGKAR

A. Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN
Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yaitu metode diskusi. Metode
diskusi merupakan salah satu dari beberapa metode pembelajaran yang umum digunakan dalam
dunia pendidikan, diskusi merupakan proses komunikasi satu dengan yang lain, saling berbagi
gagasan dan pendapat.
Metode diskusi mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat, dengan tujuan agar
siswa dapat terdorong untuk berpartisipasi secara optimal, tanpa ada aturan-aturan yang terlalu
keras, namun tetap harus mengikuti etika yang disepakati bersama. Metode diskusi adalah cara
memecahkan masalah yang dipelajari melalui curah pendapat dalam diskusi kelompok. Sejalan
dengan pendapat Mulyasa, (2011:116) yang menyebutkan bahwa “Diskusi dapat diartikan
sebagai percakapan responsif yang dijalin oleh pertanyaan-pertanyaan problematis yang
diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah”.
Pembelajaran dengan metode diskusi ini makin lebih memberi peluang pada siswa untuk terlibat
secara aktif dalam pembelajaran walaupun guru masih menjadi kendali utama. Hal ini sejalan
dengan pendapat Slavin (Baharudin, 2008: 116-117) yang menyatakan bahwa:
Dalam proses belajar mengajar siswa harus terlibat aktif dan guru menjadi pusat kegiatan belajar
dan pembelajaran di kelas. Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan menggunakan cara-cara
yang
Dinny Nurdyani Taufik, 2014
PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IS 3 SMA 2
BATUSANGKAR | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan relevan bagi siswa. Untuk itu, guru harus
memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka
sendiri, disamping mengajarkan siswa untuk menyadari dan sadar akan strategi belajar mereka
sendiri.
Melalui penerapan Metode Diskusi siswa dapat mendiskusikan permasalahan yang bersifat
tematik, mencari referensi yang relevan sesuai dengan masalah yang di diskusikan, menuliskan
laporan hasil diskusi, mengemukakan pendapat, bahkan dapat menyanggah pendapat yang lain.
Metode diskusi ini mendorong terhadap munculnya pola komunikasi dua arah, baik antara siswa
dengan guru maupun siswa dengan siswa, sehingga dengan penerapan metode diskusi
memungkinkan setiap individu siswa untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran
sejarah. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah (2010 : 87-88) yang menyatakan bahwa
“dalam proses diskusi ini, proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih
individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat
terjadi, juga semua aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja”.
Penggunaan metode diskusi ini menjadi alternatif solusi untuk dapat menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah. Beberapa materi sejarah akan lebih menarik
dengan menggunakan metode diskusi sehingga siswa aktif dalam berpikir dan lebih
mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk memecahkan suatu masalah. Sejalan dengan
pendapatnya Hasan (2008 : 3) yang mengemukakan bahwa mata pelajaran sejarah berpotensi
untuk :
1. Mengemukakan kemampuan berpikir;
2. Mengembangkan rasa ingin tahu;
3. Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif;
4. Sikap kepahlawanan dan kepemimpinan;
5. Membangun dan mengembangkan semangat kebangsaan; 6. Mengembangkan kepedulian
sosial;
7. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi;

1.2. Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah adalah salah satu aspek yang penting dalam pelaksanaan penelitian dibidang
apa saja. Arikunto (2006:35) menjelaskan bahwa “Untuk kepentingan ilmiah, satu hal yang perlu
diperhatikan adalah masalah penelitian sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas”
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Penggunaan metode kerja kelompok dalam meningkatkan minat belajar siswa.
2. Pengaruh metode kerja kelompok terhadap minat belajar siswa.
3. Hubungan interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru
dalam penerapan atau penggunaan metode kerja kelompok.
4. Bentuk-bentuk metode kerja kelompok.
5. Keunggulan dan kelemahan metode kerja kelompok.
6. Penggunaan metode kerja kelompok terhadap pembelajaran PKn.

1.3. Pembatasan Masalah


Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang masalah yang akan dibahas, penulis memberi
bahasan dan fokus masalah sesuai dengan kemampuan penulis dan waktu yang tersedia.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ali (2002 : 46) bahwa “ masalah yang menjadi pokok
penelitian harus dirumuskan serta batas-batasannya, sebab itu perlu pula memenuhi syarat
dalam perumusan yang terbatas”.

Berdasarkan pada pendapat diatas maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini:
1. Penggunaan metode kerja kelompok dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran PKn kelas VII di SMP Negeri 22 Medan.
2. Hubungan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam penggunaan
metode kerja kelompok.

1.4. Perumusan Masalah


Untuk dapat memperjelas masalah yang akan diteliti serta memberikan arah dan pedoman dalam
melaksanakan pengumpulan data maka perlu untuk memuat rumusan masalah, sebagaimana
yang dikatakan Ali ( 2002 : 39) bahwa:
Masalah yang dijadikan pokok penelitian harus dirumuskan dengan jelas dan operasioanl,
sehingga tepat ruang lingkup dan batas-batasanya perumusan masalah adalah deskriptif tentang
ruang lingkup masalah yang akan diteliti, oleh karena itu kepentingan penelitian, apabila memulai
rumusan masalah ruang lingkup masalah dan batas-batasnya terlalu luas sehingga menyulitkan,
perlu dibuat pembatasan untuk mempersempitnya.
Berdasarkan kutipan diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan metode kerja kelompok
terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas VII di SMP Negeri 22 Medan?
2. Bagaimana hubungan interaksi antara guru dengan siswa dan siswadengan siswa dalam
penggunaan metode kerja kelompok?

1.5. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian mengurangi maksud dan tujuan atau hal-hal yang ingin dicapai sesuai urutan
masalah yang diidentifikasikan. Jadi kegiatan tanpa adanya tujuan yang jelas akan menjadi kurang
terarah, sebaliknya pekerjaan atau kegiatan yang jelas akan mempermudah pelaksanaan pada
sasaran yang diharapkan.
Arikunto (2006:40) menyatakan bahwa :
“Tujuan penelitian sangat besar pengaruhnya terhadap komponen atau elemen generalisasi yang
diperoleh. Oleh karena itu diperlukan ketajaman dalam merumuskan tujuan tujuan penelitian
yang dilakukan, karena tujuan penelitian pada dasarnya titik dan tujuan yang akan dicapai
seseorang melalui kegiatan yang akan dilakukan”.
Dengan demikian adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penggunaan metode kerja kelompok dalam
meningkatkan minat belajar siswa.
2. Untuk mengetahui hubungan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa
dengan siswa dalam penggunaan metode kerja kelompok.

1.6. Manfaat Penelitian


Segala usaha penelitian selalu memberikan manfaat yang sangat berarti. Demikian juga
penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Menambah ilmu dan memperluas wawasan berpikir dalam ilmu pengetahuan pendidikan
terutama dalam hal pemilihan metode yang tepat dalam menumbuhkan minat belajar siswa
disekolah.
2. Sebagai literatur bagi pihak-pihak yang memerlukan dan sekaligus menambah koleksi
perpustakaan.

3. Menambah ilmu dan memperluas wawasan berpikir dalam ilmu pengetahuan pendidikan
terutama dalam hal pemilihan metode yang tepat dalam menumbuhkan minat belajar siswa
disekolah.
4. Sebagai bahan informasi bagi seluruh guru untuk memilih alternatif dalam model
pembelajaran yang sesuai dengan pokok pembahasan yang diajarkan serta meningkatkan
kompetensi guru dalam merangsang dan mendesain pembelajaran.
5. Sebagai bahan masukan dan menambahkan wawasan bagi penulis sebagai

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :


1. Bagi siswa yaitu siswa mendapatkan pengalaman yang baru dalam pembelajaran
di sekolah dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dan
talking stick.
2. Bagi guru yaitu dapat memberi masukkan untuk guru dalam memilih model pembelajaran
dalam proses pembelajaran.
3. Bagi peneliti yaitu sebagai pengetahuan serta sebagai pengalaman mengajar menggunakan
metode cooperative script dan talking stick.

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pengamatan di kelas, pembelajaran biologi terasa monoton dikarenakan guru


biologi di sekolah tersebut lebih banyak menyampaikan materi dengan ceramah. Selain itu, hasil
belajar siswa masih rendah bila siswa selalu belajar dengan menggunakan satu metode saja di
dalam kelas, siswa merasa jenuh ketika belajar dengan guru yang selalu menggunakan metode
yang sama. Selain itu juga, hasil belajar siswa yang masih rendah terlihat dari sebagian besar
siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Peran guru sangat penting dalam pembelajaran
siswa di kelas. Guru harus menggunakan metode, model dan strategi pembelajaran yang tepat
agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Model pembelajaran cooperative script merupakan model yang mengatur pembelajaran dengan
cara berpasangan, sehingga siswa memperoleh pengetahuan tidak melalui pemberitahuan,
sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri oleh siswa. Dalam hal ini model pembelajaran
cooperative script dapat digunakan untuk memberdayakan potensi siswa dalam
mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya.
Model pembelajaran talking stick merupakan model pembelajaran dengan cara berkelompok,
sehingga siswa memperoleh pengetahuan tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau
seluruhnya ditemukan sendiri oleh siswa secara berdiskusi dengan kelompoknya. Dalam hal ini
model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa, serta kerjasama antara
sesama murid terwujud.

G. Asumsi dan Hipotesis Penelitian atau Pertanyaan Penelitian 1. Asumsi


Asumsi pada penelitian ini adalah:
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

H. Definisi Operasional
Sehubungan dengan keterbatasan dan kemampuan penulis, untuk memperjelas judul proposal
penelitian ini, maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut :
1. Hasil belajar adalah perubahan seseorang dari hasil proses pembelajaran yang
meliputi jenjang kognitif yaitu Pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Aplikasi
(C3) dan Analisis (C4).

2. Model Pembelajaran Kooperatif


Model pembelajaran kooperatif atau disebut juga dengan pembelajaran gotong- royong
merupakan sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama
dengan sesama siswa atau teman sebayanya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang terstruktur.
Para siswa diharapkan menjadi aktif, bertanggung jawab, kooperatif dan penuh kepedulian
dengan teman kelompok.

Sehingga mereka bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keberhasilan


anggotanya guna mencapai keberhasilan kelompok.

3. Model pembelajaran cooperative script adalah model pembelajaran dimana siswa


bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang
dipelajarinya dalam ruangan kelas. Dalam model pembelajaran ini, siswa diminta guru untuk
bergiliran dalam menyampaikan materi secara lisan dibantu dengan teman pasangannya untuk
mengetahui kekurangan dari pencapaian materi tersebut.

4. Model pembelajaran talking stick adalah model pembelajaran dengan menggunakan tongkat
sebagai alat bantu guru, guru mengestafetkan tongkat tersebut kepada siswa secara bergiliran
dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawab pertanyaan dari guru.

I. Struktur Organisasi Skripsi


Struktur organisasi skripsi terdiri dari lima bagian yang diuraikan dalam bab skripsi penelitian ini
yaitu bab I pendahuluan, bab II kajian teoritis, bab III metode penelitian, bab IV hasil penelitian
dan pembahasan, dan bab V simpulan dan saran.

J. Sistematika Penulisan Skripsi 1. Bagian Pembuka Skripsi


Bagian pembuka skripsi terdiri dari halaman sampul, halaman pengesahan, halaman moto dan
persembahan, halaman pernyataan keaslian skripsi, kata pengantar, ucapan terima kasih, abstrak,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
10

2. Bagian Isi skripsi

a. Bab I Pendahuluan
Bab I pendahuluan merupakan bagian awal isi skripsi yang membahas mengenai latar belakang
masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kerangka pemikiran atau diagram atau skema paradigma penelitian, definisi
operasional dan struktur organisasi skripsi.

b. Bab II Kajian Teoritis


Bab II kajian teoritis merupakan penjelasan tentang kajian teori yang berkaitan dengan variabel
penelitian yang diteliti sebagai dasar dalam penyusunan laporan dan penjelasan materi yang akan
diteliti.

c. Bab III Metode Penelitian


Bab III metode penelitian yang berisi penjelasan tentang metode atau cara kerja dalam
penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian,
dan rancangan analisis data.

d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan


Bab IV hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan tentang deskripsi hasil dan temuan
penelitian, serta pembahasan yang membahas tentang hasil dan temuan penelitian yang hasilnya
sudah dikemukakan pada bab II.

e. Bab V Simpulan dan Saran


Bab V ini merupakan bab akhir atau bab penutup skripsi yang berisi kesimpulan dan saran dari
peneliti.

11

3. Bagian Akhir Skripsi


Bagian akhir skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup
penelitian.

Anda mungkin juga menyukai