membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan relevan bagi siswa. Untuk itu, guru harus
memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka
sendiri, disamping mengajarkan siswa untuk menyadari dan sadar akan strategi belajar mereka
sendiri.
Melalui penerapan Metode Diskusi siswa dapat mendiskusikan permasalahan yang bersifat
tematik, mencari referensi yang relevan sesuai dengan masalah yang di diskusikan, menuliskan
laporan hasil diskusi, mengemukakan pendapat, bahkan dapat menyanggah pendapat yang lain.
Metode diskusi ini mendorong terhadap munculnya pola komunikasi dua arah, baik antara siswa
dengan guru maupun siswa dengan siswa, sehingga dengan penerapan metode diskusi
memungkinkan setiap individu siswa untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran
sejarah. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah (2010 : 87-88) yang menyatakan bahwa
“dalam proses diskusi ini, proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih
individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat
terjadi, juga semua aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja”.
Penggunaan metode diskusi ini menjadi alternatif solusi untuk dapat menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah. Beberapa materi sejarah akan lebih menarik
dengan menggunakan metode diskusi sehingga siswa aktif dalam berpikir dan lebih
mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk memecahkan suatu masalah. Sejalan dengan
pendapatnya Hasan (2008 : 3) yang mengemukakan bahwa mata pelajaran sejarah berpotensi
untuk :
1. Mengemukakan kemampuan berpikir;
2. Mengembangkan rasa ingin tahu;
3. Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif;
4. Sikap kepahlawanan dan kepemimpinan;
5. Membangun dan mengembangkan semangat kebangsaan; 6. Mengembangkan kepedulian
sosial;
7. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi;
Berdasarkan pada pendapat diatas maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini:
1. Penggunaan metode kerja kelompok dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata
pelajaran PKn kelas VII di SMP Negeri 22 Medan.
2. Hubungan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam penggunaan
metode kerja kelompok.
3. Menambah ilmu dan memperluas wawasan berpikir dalam ilmu pengetahuan pendidikan
terutama dalam hal pemilihan metode yang tepat dalam menumbuhkan minat belajar siswa
disekolah.
4. Sebagai bahan informasi bagi seluruh guru untuk memilih alternatif dalam model
pembelajaran yang sesuai dengan pokok pembahasan yang diajarkan serta meningkatkan
kompetensi guru dalam merangsang dan mendesain pembelajaran.
5. Sebagai bahan masukan dan menambahkan wawasan bagi penulis sebagai
H. Definisi Operasional
Sehubungan dengan keterbatasan dan kemampuan penulis, untuk memperjelas judul proposal
penelitian ini, maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut :
1. Hasil belajar adalah perubahan seseorang dari hasil proses pembelajaran yang
meliputi jenjang kognitif yaitu Pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Aplikasi
(C3) dan Analisis (C4).
4. Model pembelajaran talking stick adalah model pembelajaran dengan menggunakan tongkat
sebagai alat bantu guru, guru mengestafetkan tongkat tersebut kepada siswa secara bergiliran
dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawab pertanyaan dari guru.
a. Bab I Pendahuluan
Bab I pendahuluan merupakan bagian awal isi skripsi yang membahas mengenai latar belakang
masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kerangka pemikiran atau diagram atau skema paradigma penelitian, definisi
operasional dan struktur organisasi skripsi.
11