Anda di halaman 1dari 37

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang banyak berkaitan dengan kehidupan sehari hari. Namun demikian, dalam pembelajaran fisika banyak paradigma yang kurang baik dikalanngan siswa, Karena itu proses pendidikan disekolah yang memegang peran penting untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan nalar serta membentuk sikap peserta didik haruslah mampu menciptakan kondisi yang baik bagi siswa. sebab, interaksi yang terjadi antara guru dan pesertadidik akan menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran tersebut. Dalam setiap proses pembelajaran, guru selalu mempunyai tujuan dan harapan agar siswa dapat benar-benar memahami apa yang disampaikan. namun dalam kenyataannya tidak semua siswa dapat berhasil mencapai hasil belajar yang optimal. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti diketahui bahwa: 1. Hasil belajar siswa kelas X MA. Addinulqoyyim Gunung Sari masih rendah karena sebagian besar siswa tidak belajar dengan cara yang benar. 2. Dari hasil wawancara beberapa guru dan kepala sekolah MA Addinulqoyyim Gunung Sari masih banyak siswa yang tidak tertib dalam belajar di sekolah sehingga mengakibatkan prestasi belajarnya rendah.
1

3. Kurangnya perhatian orang tua dalam mendukung siswa dalam belajar yang ditandai dengan banyaknya pelanggaran dan tingginya jumlah ketidakhadiran siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar disekolah. 4. Kurangnya pengetahuan orang tua dalam mendidik anak dalam belajar. 5. Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran fisika karena menganggap pelajaran fisika tidak berguna di akhirat Oleh karena itu seorang guru harus dapat memilih strategi dan metode yang tepat dalam proses pembelajaran, yang memungkinkan temuan-temuan awal yang diperoleh peneliti pada saat observasi dapat dihilangkan sehingga mampu menjadikan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan siswa dapat terlibat dengan aktif dalam proses pembelajaran. Metode mengajar sangat menentukan hasil belajar siswa dengan kata lain pencapaian hasil belajar siswa sangat tergantung dengan metode pembelajaran yang digunakan guru pada saat menyampaikan materi ajar. Jadi, dalam penggunaan metode pembelajaran harus benar-benar hati-hati dan metode pembelajaran yang akan digunakan itu hendaknya dikuasai oleh guru yang akan mengajar. Tanpa penguasaan yang baik maka kegiatan belajar mengajar akan kurang berhasil. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran fisika adalah metode Brainstorming. Dengan metode Brainstorming dapat menanamkan inhibisi pada pemikiran kreatif, karena ide-ide terlalu aneh dari beberapa anggota bisa menggoncangkan gairah berpikir orang lain dan dapat menciptakan suasana yang mampu membangun semangat dan gairah peserta

didik. Setiap anggota bebas menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu di bawah seorang ketua. Semua ide yang sudah masuk dicatat untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada di antara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan. Dalam metode ini semua siswa bebas mengajukan

pendapatnya, jadi siswa tidak perlu merasa takut salah. Metode brainstorming sesuai sebagai upaya untuk mengumpulkan pendapat/ide yang dikemukakan oleh seluruh anggota kelompok, baik secara individu maupun secara kelompok. Metode ini akan menghasilkan berbagai pendapat atau ide dari siswa baik yang sama (yang saling mendukung) dan ideide yang berbeda ( saling bertentangan). Kedua ide tersebut dapat memicu terjadinya perdebatan diantara siswa. Metode brainstorming merupakan salah satu teknik untuk memperkirakan sejauh mana pengetahuan (penguasaan materi) yang telah dimiliki siswa (Nurani dalam Martono: 2008:1160) Di sekolah ini belum prnah diterapkan metode Brainstorming pada pembelajaran fisika Oleh karena itu penelliti menganggap metode

Brainstorming perlu diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah ini guna meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika. Berdasarkan pernyataan di atas dapat diambil suatu masalah untuk diteliti dengan mengambil judul penerapan model pembelajaran Braimstorming dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X MA. Addinulqoyyim Gunung Sari

B. Sasaran Tindakan Adapun sasaran penelitian tindakan ini adalah 1. Siswa kelas X MA. Addinulqoyyim Gunung Sari tahun pelajaran 2011/2012 2. Penerapan model pembelajaran Brainstorming untuk Meningkatkan hasil belajar siswa fisika pada materi Dinamika kelas X MA. Addinulqoyyim C. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah Penerapan model pembelajaran Brainstorming untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MA. Addinulqoyyim Gunung Sari? 2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas X MA. Addinulqoyyim Gunung Sari setelah diterapkannya model pembelajaran Brainstorming? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah, agar suatu penelitian dapat terarah dan ada batasan-batasan tentang objek yang diteliti. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Penerapan model pembelajaran Brainstorming meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MA. Addinulqoyyim Gunung Sari.

2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa kelas X MA. Addinulqoyyim Gunung Sari setelah diterapkannya model pembelajaran Brainstorming. E. Manfaat Penlitian 1. Manfaat Teoritis Semoga hasil penelitian ini dapat membantu dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam rangka penyelenggaraan proses pembelajaran efektif yang menekankan pada partisipasi aktif siswa sebagai warga belajar yang dilakukan dengan perencanaan matang, kelengkapan alat, bahan dan media pembelajaran yang digunakan, serta sarana dan prasarana belajar yang memadai. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa 1) Siswa sebagai subyek belajar dapat belajar secara aktif, kreatif, dan menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajarnya. 2) Siswa mampu mencapai KKM, tuntas secara klasikal. b. Bagi Guru Mengembangkan profesionalismenya dalam pelaksanaan proses

pembelajaran yang efektif, yaitu dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat dan berbartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur pengambilan kebijakan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru sehingga tujuan penyelenggaraan pendidikan di MA. Addinulqoyyim gunung sari dapat dicapai secara optimal. d. Bagi Peneliti 1) Sebagai kontribusi nyata peneliti terhadap

peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas. 2) Guru memiliki pengalaman dalam mengungkap masalah dan upaya mengatasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran secara efektif, dan 3) Guru mampu menerapkan suatu metode dengan media inovatif guna meningkatkan hasil belajar siswa. F. Definisi Operasional 1. Metode Brainstorming Metode Brainstorming adalah suatu teknik mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. yaitu dengan melontarkan suatu

masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai suatu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2008: 73). Metode sumbang saran (brainstorming) adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama. Metode ini digunakan untuk menguras habis apa yang dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarkan guru di kelas tersebut. Metode brainstorming merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu di bawah seorang ketua. Semua ide yang sudah masuk dicatat untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada di antara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan. Dalam metode ini semua siswa bebas mengajukan pendapatnya, jadi siswa tidak perlu merasa takut salah.

Hal ini akan melatih siswa untuk berani mengajukan pendapat dalam berdiskusi. Siswa yang awalnya kurang berani berbicara sedikit demi sedikit akan berani untuk mengajukan pendapat atau idenya dalam diskusif 2. Hasil belajar Hasil belajar dapat diartikan Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertiab hasil (product) menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau suatu proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input-proses hasil belajar, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengat input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah prilakunya dibanding sebelumnya. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan prilaku pada individu yang belajar. Perubahan prilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencangkup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Wingkel dalam Purwanto 2008 : 45) Menurut Sudjana dalam Purwanto (2004 : 45) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan pengalaman belajarnya. yang dimiliki siswa setelah menerima

Gronlund dalam Purwanto (2008:45) membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat

mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Brainstorming Metode Brainstorming adalah suatu teknik mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satiu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001: 73). Menurut Bahtiar (2010:165) Metode sumbang saran (brainstorming) adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama. Menurut Suparman dalam Bahtiar (2010:165) metode curah pendapat pada dasarnya merupakan metode untuk mencari pemecahahan masalah (problem solving),meskipun dapat digunakan untuk tujuan penyusunan program, manual kerja, dan sebagainya. 1. Keunggulan Metode Brainstorming (Rostiyah 2001: 74) a. Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat. b. Melatih siswa untuk berfikir secara tepat dan logis. c. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan

oleh guru. d. Terjadi tersaingan yang hebat. e. Anak merasa bebas dan gembira. f. Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan. 2. Kelemahan Metode Brainstorming a. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berfikir dengan baik. b. Anak yang kurang aktif selalu ketinggalan. c. Kadang-kadang pembicaraan selalu dimonopoli oleh anak yang pandai saja. d. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan. e. Siswa tidak pernah tahu apakah pendapatnya itu betul atau salah. f. Tidak menjamin pemecahan masalah. g. Masalah bisa berkembang kearah yang tidak diharapkan. 3. Langkah Langkah Brainstorming. a. Pemberian informasi dan motivasi
11

Guru menjelaskan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya dan mengajak peserta didik aktif untuk menyumbangkan pemikirannya. b. Identifikasi Pada tahap ini peserta didik diundang untuk memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran yang masuk ditampung, ditulis dan tidak dikritik. Pimpinan kelompok dan peserta hanya boleh bertanya untuk meminta penjelasan. Hal ini agar kreativitas peserta didik tidak terhambat. c. Klasifikasi Semua saran dan masukan peserta ditulis. Langkah selanjutnya mengklasifikasikan berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa berdasarkan struktur/ faktor-faktor lain. d. Verifikasi Kelompok secara bersama melihat kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahannya. Apabila terdapat sumbang saran yang sama diambil salah satunya dan sumbang saran yang tidak relevan bisa dicoret. Kepada pemberi sumbang saran bisa diminta argumentasinnya. e. Konklusi (Penyepakatan) Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba

menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat. B. Hasil Belajar 1. Hasil Belajar Menurut Winkel dalam Purwanto (2009: 45) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah laku. Menurut Gagne dalam Purwanto (2009: 42) mengatakan bahwa Hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara katagori-katagori. Soedijarto dalam Bahtiar (2010: 24) mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Sementara itu, Bloom dalam Bahtiar (2010: 24) membagi hasil

belajar ke dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan dengan tujuan-tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, mengetahui dan memecahkan

13

masalah. Ranah afektif berkaitan dengan tujuan-tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, nilai, dan sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Sedangkan ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan motorik, manipulasi bahan atau objek. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses balajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Manusia mempunyai potensi prilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah perilakunya yang meliputi domain kognitif, efektif, dan spikomotorik. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal 1) Faktor biologis (jasmaniah) Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar.

Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur. 2) Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi.Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar

seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang. b. Faktor Eksternal 1) Faktor lingkungan keluarga Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan

keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang

15

cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan

mempengaruhi keberhasilan belajarnya. 2) Faktor lingkungan sekolah Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. 3) Faktor lingkungan masyarakat Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar.

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar

diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain. Dengan meperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.

C. Pembelajaran Fisika Pembelajaran fisika merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam upaya menumbuh kembangkan

pengetahuan keterampilan fisika dan sikap yang dimiliki siswa agar berkembang secara optimal D. Materi Pokok Bahasan 1. Gaya dan Interaksinya Gaya (force) dalam bahasa sehari-hari berarti dorongan atau tarikan. Konsep gaya memberikan gambaran kuantitatif tentang interaksi antara dua benda atau antara benda dengan lingkungannya. Tarikan atau dorongan tersebut dapat melalui suatu kontak langsung (gaya kontak/ contact force) atau melalui suatu jarak tertentu (gaya jarak jauh/long-range force). Ketika kita mendorong meja, menarik balok dengan tali, dan gaya gesek yang dikerahkan oleh tanah pada kaki kita merupakan beberapa contoh gaya kontak. Sedangkan besi yang tertarik oleh magnet atau apel yang jatuh ke permukaan tanah merupakan contoh gaya jarak jauh. Pasangan dua benda titik sistem, pasangan satelit-bumi : Gaya garavitasi. Benda di dekat permukaan bumi : Gaya berat. Benda diikat dengan tali : Tegangan tali . Benda bersentuhan dengan lantai: gaya kontak, gaya normal, gaya gesekan.

17

2. Hukum Pertama Newton Sebuah balok yang berada dalam keadaan diam, jika dibiarkan begitu saja (tidak diberi pengaruh luar) maka balok tersebut akan tetap diam. Balok dapat mengalami perubahan keadaan geraknya jika kepada balok tersebut bekerja suatu pengaruh luar yang disebut dengan gaya. Pada dasarnya setiap benda memiliki sifat inert (lembam), artinya bila tidak ada ganguan dari luar benda cenderung mempertahankan keadaan geraknya. Newton mengartikan keadaan gerak ini sebagai kecepatan benda. Bila resultan pengaruh luar sama dengan nol, maka kecepatan benda tetap dan benda bergerak lurus beraturan atau diam jika awalnya memang diam. Karena kecepatan adalah besaran relatif, artinya kecepatan bergantung kepada kerangka acuan yang dipakai, maka pernyataan bahwa kecepatan benda tidak berubah juga bergantung kepada kerangka acuan. Kerangka acuan di mana penalaran Newton di atas berlaku disebut kerangka acuan inersial, yaitu suatu kerangka acuan yang benar-benar diam atau benar-benar bergerak dengan kecepatan tetap. Hukum pertama Newton dirumuskan sebagai berikut: Dalam kerangka inersial, setiap benda akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali jika ia terpaksa mengubah keadaan tersebut oleh gayagaya dari lingkungan tempat benda berada. Dengan kata lain kecepatannya tidak akan berubah baik besar maupun arah. Ketahanan sebuah benda untuk merubah gerakan disebut inersia.

Hukum pertama Newton ekivalen dengan mengatakan sebuah benda mempunyai inersia. 3. Hukum Kedua Newton Hukum Kedua Newton menyatakan hubungan antara gaya dan perubahan keadaan gerak secara kuantitatif. Newton menyebutkan bahwa: kecepatan perubahan kuantitas gerak suatu partikel sama dengan resultan gaya yang bekerja pada partikel tersebut. Dalam bahasa kita sekarang kuantitas gerak yang dimaksudkan oleh Newton diartikan sebagai momentum p yang didefinisikan sebagai: p = m.v dengan m adalah massa partikel dan v adalah kecepatannya. Dalam mekanika klasik pada umumnya massa partikel adalah tetap. Hukum Kedua Newton dituliskan sbb: F = dp/dt = d(mv)/dt = m.dv/dt F = m.a 4. Hukum Ketiga Newton Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan sebagai akibat saling tindak antara dua benda. Bila benda A dikenai gaya oleh gaya B, maka benda B akan dikenai gaya oleh benda A. Pasangan gaya ini dikenal sebagai pasangan aksi-reaksi. Menurut hukum Ketiga Newton: Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan, yang satu disebut aksi dan yang lain disebut reaksi, sedemikian rupa sehingga aksi = -reaksi. F aksi =-Freaksi Sifat pasangan gaya aksi-reaksi adalah sebagai berikut (1) sama besar, (2) arahnya berlawanan, dan (3) bekerja pada benda yang berlainan (satu bekerja pada benda A, yang lain bekerja pada benda B. Pasangan aksi-reaksi yang
19

memenuhi ketiga sifat ini disebut memenuhi bentuk lemah hukum Ketiga Newton. Banyak pula pasangan aksi-reaksi yang memenuhi sifat tambahan yaitu (4) mereka terletak dalam satu garis lurus . Pasangan ini juga memenuhi sifat terakhir disebut memenuhi bentuk kuat hukum Ketiga Newton. 5. Beberapa Jenis Gaya a. Gaya Berat Semua benda yang berada dekat dengan permukaan bumi akan memperoleh suatu percepatan yang sama menuju pusat bumi. Percepatan seperti ini dinamakan sebagai percepatan gravitasi bumi. Dengan demikian, mengingat benda memiliki suatu massa tertentu, maka pada benda yang berada dekat dengan permukaan bumi bekerja suatu gaya (F = m.a ). Gaya semacam ini disebut sebagai gaya berat, dirumuskan: w = m.g dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9,8 m/s2. b. Gaya Pegas Sebuah pegas ideal bila diregangkan atau ditekan akan memberikan gaya yang sebanding dengan besar perubahan panjang pegas namun arahnya berlawanan dengan arah perubahan panjang. Artinya, jika tangan kita menarik ke arah kiri suatu pegas, maka pegas akan menarik kita ke arah kanan. Jadi gaya yang diberikan oleh pegas adalah: F=-kx x adalah vektor besar perubahan panjang pegas dan tanda negatif pada persamaan

di atas menunjukkan arah gayanya yang berlawanan dengan arah perubahan panjang pegas. Konstanta kesebandingan k disebut juga sebagai konstanta pegas. Kebanyakan pegas real akan mengikuti persamaan di atas untuk nilai x yang cukup kecil. c. Gaya Normal/Gaya Kontak Antara dua permukaan benda yang saling bersentuhan akan ada gaya dari permukaan benda yang satu ke permukaan benda yang kedua, dan sebaliknya. Arah gaya normal tegak lurus terhadap permukaan dan membentuk pasangan aksi-reaksi. Besar gaya normal dapat diketahui dari persamaan-persamaan hukum Newton, bila besar gaya-gaya yang lain diketahui. E. Penelitian Yang Relefan Dari referensi yang peneliti temukan sudah ada yang meneliti model pembelajaran brainstorming dalam pembelajaran bahasa arab, sosiologi pendidikan dan pada pelajaran PPKn. Dibawah ini hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh: 1. Fajar Rohmanudin Hujjatul Islam (2009) pada pelajaran bahasa arab, dengan judul peningkatan kemampuan bahasa arab menggunakan teknik brainstorming. Kesimpulan yang diberikan adalah berdasarkan perhitungan data tiap siklus dan hasil
21

perhitungan bahwa menunjukkan adanya peningkatan dalam pembelajaran berbicara dengan menggunakan brainstorming. 2. Kardino meneliti tentang implementasi metode Brainstorming untuk meningkatkan keberanian berpendapat dan penguasaan materi PPKn siswa kelas IX SMPN 4 Sidayu yang menyimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa metode brainstorming pada pembelajaran materi PPKn dapat meningkatkan keberanian siswa mengutarakan pendapat, meningkatkan keterampilan berpendapat dalam forum diskusi, dan meningkatkan penguasaan materi esensial PKn. F. Kerangka Berfikir Pada saat ini masih banyak guru yang menerapkan pembelajaran konvensional, dimana definisi, rumus-rumus dan contoh soal diberikan dan dikerjakan oleh guru. Siswa hanya sekedar menirukan atau mengikuti apa yang guru berikan untuk menyelesaikan apa yang dikerjakan guru. Metode belajar akan lebih efektif jika disertai dengan pendekatan pembelajaran karena metode dan pendekatan pembelajaran memiliki peran yang penting dalam proses belajar mengajar.

Metode brainstorming sesuai sebagai upaya untuk mengumpulkan pendapat/ide yang dikemukakan oleh seluruh anggota kelompok, baik secara individu maupun secara kelompok. Metode ini akan menghasilkan berbagai pendapat atau ide dari siswa baik yang sama (yang saling mendukung) dan ideide yang berbeda ( saling bertentangan). Kedua ide tersebut dapat memicu terjadinya perdebatan diantara siswa. Metode brainstorming merupakan salah satu teknik untuk memperkirakan sejauh mana pengetahuan (penguasaan materi) yang telah dimiliki siswa (Nurani dalam Martono: 2008:1160) G. Hipotesis Tindakan Dari hasil analisis tindakan, peneliti membuat hipotesis tindakan bahwa, jika guru mengunakan model pembelajaran Brainstorming pada pokok bahasan Dinamika, maka hasil belajar fisika siswa kelas X MA. Addinul Qoyyim Gunug Sari akan meningkat.

23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi

dalam sebuah kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran dikelas secara berkesinambungan. 2006:12). Adapun manfaat dari penelitian tindakan kelas sebagai berikut : 1. Inovasi penbelajaran 2. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas 3. Peningkatan professional guru (Zainal Aqib, 2006: 18) B. Desain Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) diawali dengan perencanaan tindakan (Zainal Aqib

(planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan), sebagaimana digambarkan sebagai berikut:

Siklus I Prencanaan tindakan observasi refleksi

Siklus II 1. Tahap Siklus Pertama Pelaksaan tindakan kelas dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Rincian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Tahapan ini berupa menyusun tindakan yang menjelaskan tentang

25

apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Pada tahap perencanaan peneliti menentukan focus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam hal ini, hal-hal yang dilakukan peneliti adalah : b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) c. Menyusun LKS d. Menyiapka instrument penelitian yaitu alat evaluasi dan merencanakan analisis hasil tes. e. Tindakan (action)mengajar Pada tahap ini, rancangan strategi dan scenario penerapan pembelajaranyang diterapkan. Sebelum diterapkan pada subyek

penelitian maka dilakukan uji coba. Setelah uji coba dilakukan, perangkat pembelajaran diterapkan dengan metode tes. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan selama tiga siklus, pada setiap siklus akan diimplentasikan satu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dengan demikian, dalam pelaksanaan tindakan akan menerapkan tiga buah RPP.

f. Pengamatan (Observasi) Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. P[engumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penelitian yang telah disusun, termasuk juga

pengamatan secara cermat terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, praktikum, nilai tugas, dan lain-lain g. Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian berikutnya. Menurut Arikunto refleksi dalam tindakan kelas mencakup analisis, sintesis dan penilaian hasil pengamatan atas tindakkan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melaluai siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang, sehingga permasalahan dapat teratasi. 2. Tahap Siklus Kedua Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan

27

tindakan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama. Pertemuan siklus II guru lebih menguasai materi dan memahami metode yang akan diajarkan, mengkoordinir kelompok siswa dalam mengerjakan LKS, member penguatan atas jawaban siswa, membimbing siswa agar dapat membuat kesimpulan ke dalam bahasanya sendiri, memberi umpan balik pada siswa untuk memperkuat daya ingat siswa dan guru lebih aktif serta sabar dalam membimbing kelompok yang kurang aktif berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Siklus II dilaksanakan apabila siklus I tidak mencapai ketuntasan secara klasikal. Apabila pada pel;aksanaan siklus II ini mencapai ketuntasan klasikal maka penelitian ini diakhiri. C. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif untuk mengolah data hasil belajar. D. Tempat Dan Waktu Penelitian Waktu :Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober Tempat :Penelitian ini akan dilaksanakan di MA.Addinunlqoyim Gunung

Sari tahun pelajaran 2011/2012 E. Variabel Penelitian Variable adalah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variable dapat dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut : 1. Variable bebas (Independent Variable) yaitu variable yang mempengaruhi atau yang mengakibatkan variabel yang lainnya berubah. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran brainstorming. 2. Variabel terikat (Dependent Variable) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam pokok bahasan Dinamika. F. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan melakukan observasi (pengamatan) disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek atau subjek sasaran. 1. Data observasi Di dalam penelitian ini, data observasi yang dipakai memuat bebrapa kegiatan pembelajaran untuk setiap konsep yang dikaji, yang berisi lembar RPP (Rencana Pelaksanaan Pembalajaran) dan lembar aktivitas siswa. Dalam lembar RPP memuat tentang rencana pembelajaran yang disusun oleh

29

guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. 2. Data hasil observasi Adapun data hasil belajar siswa yang diperoleh dengan cara memberikan Tes Hasil Belajar (THB) yang disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran yang diberikan pada akhir materi dan dilakukan pada setiap akhir siklus, tujuannya yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dan mengukur seberapa jauh ketercapaian-ketercapaian tujuan belajar yang telah dirumuskan. G. Instrument Penelitian Instrument penelitian adalah semua alat pengambilan data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik penentuan kualitas instrument (validitas dan reliabilitasnya). Sebelum instrumen tersebut digunakan, dalam penelitian terlebih dahulu diuji coba untuk mengetahui kelayakan instrumen dalam penelitian. Adapun instrumen yang diuji cobakan adalah tes kognitif siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Lembar Observasi Pada lembaran observasi, disini kita menggunakan RPP. Dimana lembar observasi ini memuat kegiatan pembelajaran untuk setiap konsep yang dikaji berisi lembar RPP.

2. Lembar Tes Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan instrumen berupa tes. Jenis tes yang digunakan adalah pilihan ganda yang terdiri dari 25 soal. Soal yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari soal yang telah terstandar (beberapa buku paket). Instrumen ini disusun oleh peneliti yang disetujui guru dengan pedoman pada kurikulum dan buku paket. Soal tes sebelumnya dilakukan uji coba terhadap validitas dan reliabilitas. Adapun rumusnya yaitu : a). tingkat kevaliditan ini dapat dihitung dengan korelasi product moment:

rxy =

N XY ( X )( Y ) {N X 2 ( X ) 2 }{ N Y 2 ( Y ) 2 }

(3. 1)

Keterangan:
rxy

= koefisien korelasi product moment

= jumlah skor butir soal

= jumlah skor total = jumlah responden

31

X 2 = jumlah kuadrat skor butir soal Y 2 = jumlah kuadrat skor total soal
XY = jumlah hasil kali skor butir soal

Harga rrx yang diperoleh dikonsultasikan seharga kritik rtab product moment pada taraf signifikan 5%. Jika harga rrx kritik product moment maka tes tersebut valid. Suharsimi Arikunto (2006: 274). b). Reliabilitas Alat Tes Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus KR 20 menggunakan varians butir selanjutnya dianalisis menggunakan varians total. Adapun rumusnya yaitu sebagai berikut: k S 2 pq r11 = S2 (k 1 Keterangan: r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item k = Banyaknya item

(3.2)

pq = Jumlah hasil perkalian p dan q

p q S

= Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar = Proporsi subjek yang menjawab item yang salah = Standar deviasi dari tes.

Harga rhitung (nilai varians butir/varians total) yang diperoleh dikonsultasikan ke table harga kritik r Product Moment. Pada taraf signifikan 5 %. Jika harga rhitung > rtabel harga kritikProduct Moment, maka harga rhitung (nilai varians butir/varians total) tersebut reliabel

H. Teknik Ananlisis Data 1. Data hasil Observasi Keterlaksanan RPP, dianalisis dengan menggunakan persentase (%) yaitu:

% PBM =

x 100%

Menurut Arikunto kriteria keterlaksanaan proses belajar mengajar yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria keterlaksanaan proses belajar mengajar Nilai kriteria keterlaksanaan proses belajar mengajar 5 (lima) Baik Sekali Keterangan Jika mencapai 81-100%

33

4 (empat) Baik 3 (tiga) Cukup 2 (dua) Kurang 1 (satu) Kurang Sekali

Jika mencapai 61-80% Jika mencapai 41-60% Jika mencapai 21-40% Jika mencapai kurang 21%

Data aktivitas siswa, dianalisis dengan menggunakan persentase (%), yaitu: Hasil observasi aktivitas belajar siswa akan dianalisis dengan

Keterangan: = Skor rata-rata aktivitas belajar.

= Skor masing-masing in = Banyaknya indikator 2. Data Hasil Tes (Hasil Belajar) Sebelum dianalisis, terlebih dahulu dicari ketuntasan belajar siswa, kemudian dianalisis secara kuantitatif. a). Ketuntasan Individu Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dinyatakan tuntas secara individu apabila siswa mampu memperoleh nilai 60 sebagai standar ketuntasan belajar minimal yang diterapkan oleh sekolah tempat penelitian diadakan.

b). Ketuntasan Klasikal Indikator keberhasilan penelitian ini adalah ketuntasan belajar dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: KK = Ketuntasan belajar P = Banyaknya siswa yang memperoleh nilai 60

N = Banyaknya siswa Ketuntasan belajar tercapai jika KK 85% siswa yang mencapai nilai 60. 3. Indikator Kerja Adapun yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan ketentuan sebagai berikut: a). Keberhasilan penelitian ini dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan pada teknik analisa data, maka dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan ketuntasan belajar dalam penelitian ini didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu nilai tes/hasil belajar siswa 60 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 85%.

35

b). Keberhasilan penelitian ini dilihat dari motivasi belajar siswa. Penelitian dikatakan berhasil apabila motivasi belajar siswa secara klasikal minimal berkategori aktif dan guru berkategori baik selama proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk: Guru. Bandung: CV. Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bahtiar. 2010. Modul Strategi Belajar Mengajar Sains (IPA) Fisika. Modul, tidak diterbitkan. Mataram: Universitas Muhammadiyah Mataram. Dalam HYPERLINK "http://tarmizi.wordpress.com" Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wingkel W.S. 2009. PSIKOLOGI PENGAJARAN. Yoyakarta: Media Abadi Martono, Nanang. 2008. Upaya peningkatan partisipasi mahasiswa dalam proses pembelajaran mata kuliah Sosiologi pendidikan melalui metode peer teaching dan brainstorming. Jurnal tidak diterbitkan. Universitas Jenderal Sudirman Nurohmah, Sabar. 2009. ditrbitkan. Rostiyah. 2001 Kuliah Fisika Dasar_Dinamika Partikel. Jurnal tidak

37

Anda mungkin juga menyukai