PENDAHULUAN
Gambar 1.1
Sumber :
https://drive.google.com/file/d/1zcsN1CFuUxTRHK_yesF4cht9NEcHmQzP/view
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan dalam menganalisis video di GPO pada
tanggal 06 Mei 2023 dalam seri pembelajaran Matematika Di SD, judul Siswa
Kesulitan Menghafal Rumus Matematika. Dari analisis saya dalam video tersebut
ternyata masih ada kesalahan dalam kegiatan mengajar yaitu guru tidak membuat
pendahuluan pembelajaran seperti berdoa, cek kehaidran, metode yang digunakan juga
kurang tepat dan tidak menggunakan media pembelajaran sehingga siswa tidak
memahami materi yang disampaikan. Jika guru memanfaatkan media pembelajaran di
sekolah guru harus pintar merancang pembelajaran dan harus memiliki kreatifitas untuk
mengolah pembelajaran menjadi aktif. Dalam proses pembelajaran matematika guru
harus menggunakan metode bervariasi agar siswa tidak mudah merasa bosan. Keadaan
seperti ini membuat siswa beranggapan bahwa matematika merupakan pembelajaran
yang membosankan. Akibatnya siswa tidak termotivasi untuk mempelajari matematika
dengan baik sehingga keaktifan pembelajaran rendah. Oleh karena itu keadaan ini
membutuhkan solusi agar siswa bisa aktif dan hasil belajar siswa tidak menurun.
Untuk mengatasi permasalah tersebut peneliti memberikan solusi agar dalam
pembelajaran matematika khususnya materi luas bangun datar menggunakan metode
Penemuan Terbimbing. Model pembelajaran Penemuan Terbimbing adalah metode
dimana guru sebagai fasilitator dan pengarah sedangkan siswa aktif melakukan
kegiatan sesuai prosedur atau langkaah kerja untuk mengembangkan rasa ingin
tahunya. Dengan cara seperti ini dapat berpengaruh pada hasil belajar dan aktifitas
siswa dalam belajar.
Beerdasarkan uraian tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian yang
berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Luas Bangun Datar Metode
Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas IV SD N 132403 Tanjung balai, Sumatera
Utara”
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasika masalah-
masalah sebagai berikut : siswa kurang fokus saat pembelajaran, kurang
memperhatikan penjelasan guru, kurang aktif dalam proses pembelajaran dan
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khusunya materi luas
bangun datar
2. Analisis Masalah
Setelah didiskusikan dengan supervisor diketahui bahwa faktor penyebab siswa
kurang menguasai materi pembelajaran yang diajarkan adalah
a. Media dan metode yang digunakan terlalu monoton , sehingga perlu untuk
mengganti metode
b. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disajikan
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran
Matematika Melalui Metode Penemuan Terbimbing
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran
Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi
perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu
melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya tidak
terampil menjadi terampuil. Hal tersebut dikemukakan oleh (M. Djauhar Sidiq,
2008:3)
1. B.F. skinner dalam Nabisi Lapono (2008:5) bahwa belajar akan menghasilkan
perubahan perilaku yang dapat diamati, sedangkan perilaku dan belajar diubah
oleh kondisi lingkungan
2. Nana Sudjana (1987:28) Belajar bukan menghafal da bukan pula mengingat.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat di tunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, kecakapan
dan kemampuaannya, daya reaksinya, daya penerimanya dan lain lain aspek
yang ada pada individua tau seseorang.
3. Berdasarkan pendapat diatas dapat saya simpulkan bahwa : belajar ialah
aktifitas yang disengaja oleh individu yang membawa pada perubahan
perubahan seperti : perubahan tingkah laku, pola pikir atau pengetahuan,
keterampilan serta sikap seseorang dikarenakan berinteraksi dengan
lingkungan.
B. Teori Belajar
1. Teori Belajar Behavioristik
Gage dan barliner adalah dua orang yang membuat teori belajar behavioristik.
Teori ini berisi tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman
belajar.
Belajar itu sendiri merupakan interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori
Behavioristik, dalam proses belajar mengajar yang terpenting adalah seseorang
akan dianggap telah belajar Ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku. Dari
teori ini juga dapat diartikan sebagai stimulus dan respon.
2. Teori Belajar Kognitif
Teori kognitif berbicara tentang manusia membangun kemampuannya dengan
motivasi yang dilakukan oleh dirinya sendiri terhadap lingkungannya. Inti dari
konsep teori ini adalah bagaimana skema atau rencana manusia dalam
mempersiapkan lingkungannya dalam tahapan tahapan perkembangan manusia
atau saat seseorang mendapatkan cara baru dalam memaknai informasi secara
mental. Berdasarkan teori belajar kognitif, belajar merupakan proses perubahan
persepsi dan pemahaman.
3. Teori Belajar Humanistik
Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan melihat
perkembangan pengetahuan dari sisi kepribadian manusia. Hal ini karena
humanistik itu sendiri merupakan ilmu yang melihat segala sesuatu dari sisi
kepribadian manusia. Teori belajar humanistic juga bertujuan membangun
kepribadian murid dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif. Hal ini bisa disebut
dengan para pendidik atau guru mengajar dan mendidik menggunakan pendekatan
humanistik.
4. Teori Belajar Konstruktivisme
Menurut teori ini pembentukan pengetahuan yang terjadi pada manusia berasal
dari pengalaman- pengalaman yang telah di lewatinya. Bisa dikatakan bahwa
belajar adalah suatu proses yang dilakukan murid atau peserta didik dalam
membangun pengetahuan. Konstruksi berarti membangun. Jadi teori belajar
konstruktivisme suatu usaha yang dilakukan untuk membangun tata hidup yang
berbudaya modern.
5. Berdasarkan pendapat diatas dapat saya simpulkan bahwa: teori belajar adalah teori
yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara
guru dan siswa, perancangan metode yang akan dilaksanakan di kelas maupun di
luar kelas.
C. Konsep Belajar
Terdapat 3 atribut pokok (ciri utama) belajar yaitu :
1. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan.
Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaanya aktif,. Aktivitas pikiran dan
perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh orang
yang bersangkutan. Guru tidak dapat melihat aktifas pikiran dan perasaan siswa
yang dapat diamati guru adalah manifestasinya yaitu kegiatan siswa sebagai akibat
adanya aktifitas dan perasaan pada diri siswa tersebut.
2. Perubahan Perilaku
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang
belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, keterampilannya atau
penguasaan nilai-nilai (sikap)
3. Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi didalam
individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social.
Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang memicu dan menantang
siswa belajar. Belajar dengan melalui pengalaman langsung hasilnya akan lebih
baik karena siswa akan lebih memahami, dan lebih menguasai pelajaran tersebut,
bahkan pelajaran terasa oleh siswa lebih bermakna.
D. Prinsip Belajar
Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang dijadikan pegangan di dalam
pelaksanaan kegiatan belajar. Prinsip belajar meliputi :
1. Motivasi
Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas
2. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan energi psikis (pikiran dan perasaan) terhadap objek
3. Aktifitas
Aktifitas belajar adalah kegiatan mendengarkan penjelasan guru yang mencakup
aktifitas mental dan emosional
4. Balikan
Balikan adalah kegiatan guru dan siswa untuk meningkatkan Kembali dan
menaydarkan siswa terhadap kesalahan dalam meningkatkan pemahaman siswa
terhadap pelajaran.
5. Perbedaan Individu
Perbedaan individu merupakan pribadi tersendiri yang memiliki perbedaan dari
yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai
karakteristik mereka masing-masing.
E. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kulminas dari suatu proses yang telah dilakukan. Kulminasi
akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan
suatu perubahan suatu tingkah laku atau perilaku yang baru dari siswa yang bersifat
menetap, fungsinal, positif dan disadari.
Menurut Slameto (1995) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Faktor internal siswa
Faktor internal siswa adalah faktor yang berasal dari diri siswa sendiri yang
meliputi aspek fisologis(aspek yang menyangkut tentang keberadaan siswa) dan
aspek psikologis (aspek yang meliputi tingkat kecerdasan, minat, bakat, motivasi
dan perhatian)
2. Faktor eksternal siswa
Faktor esternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi
faktor lingkungan siswa. Yang merupakan faktor keberadaan guru, staf adminstrasi
dan teman teman sejawatnya selain itu juga faktor non social yaitu keberadaan dan
penggunaan yang sesuai dengan hasil yang di harapkan
G. Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting dalam
kehidupan. Menurut Sembiring (dalam jurnal Novita E.I) salah satu alasan mengapa
matematika dipelajari adalak karena berguna, baik dalam kehidupan sehari hari maupun
sebagai Bahasa dan alat dalam perkembangan sains dan teknologi. Oleh sebab itu,
Matematika sering diterapkan atau digunakan dalam berbagai bidang usaha seperti
perdagangan, perkantoran, pertanian, Pendidikan dll
Matematika memiliki kegunaan serta fungsi tersendiri untuk menunjang aktivitas
manusia. Nurhadi menjelaskan fungsi matematika adalah mengembangkan
kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus
matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
H. Bangun Datar
1. Pengertian Bangun Datar
Bangun datar dapat didefenisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua
dimensi yang panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi dan tebal. Dalam
kehidupan sehari-hari mengambil contoh bangun datar tidaklah mudah. Misalkan saja
kita ambil selembar kertas HVS atau kertas koran sebagai bangun datar. Kalau benar
benar diperikasa, kertas itu selain mempunyai panjang dan lebar juga kertas itu
mempunyai tebal ataupun tinggi. Dengan alat ukur yang mempunyai ketelitian yang
tinggi tebal kertas dapat diukur. Benda-benda dilihat dengan mata telanjang terlihat
datar atau rata belum tentu memenuhi syarat untuk digolongkan sebagai bangun datar.
Dengan demikian pengertian bangun datar adalah abstrak (Daitan Tarigan,2006:63)
A C
Segitiga adalah bangun datar yang dibentukoleh tiga ruas yang saling bersekutu pada
satu miringnya
b. Persegi Panjang
A B
D C
Persegi panjang adalah bangun datar segi empat yang keempat sudutnya siku-siku dan
sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar
c. Bujur Sangkar
A C
D B
Bujur sangkar adalah bangun datar yang dibentuk oleh empat ruas garis yang sama
panjang dan keempat sudutnya sama besar, yaitu masing masing
d. Lingkaran
A B
I. Metode Pembelajaran
1. Metode Penemuan Terbimbing
Dalam teori belajar konstruktivis, belajar dipandang sebagai suatu proses aktif,
dimana anak belajar melalui pengalaman mereka. Pengalaman tersebut menjadi bahan-
bahan dalam mengkonstruksi pengetahuan dan kompetisi yang lain . prinsip itu
melahirkan suatu model pembelajaran melalui penemuan (discovery model), dimana
anak diarahkan oleh guru untuk menemukan sendiri pengetahuan, tidak dengan cara
diberi secara langsung.
b. Kekurangan
Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih banyak
Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan car aini. Fakta di
lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model
ceramah
Tidak semua topik pelajaran cocok dengan model ini. Umumnya topik topik
yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan model ini.
BAB III
2. Tempat penelitian
3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan 2 siklus, yaitu siklus 1 dilaksanakan
pada tanggal 3 Mei 2023 dan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2023, dengan
waktu pelaksanaan yang tertera pada tabel dibawah ini:
Jadwal pelaksanaan perbaikan
Hari/Tanggal Mata Pelajaran Keterangan
Rabu 3 Mei 2023 Siklus I
Rabu 17 Mei 2023 Siklus II
Tabel 1.
Siklus II
Pada siklus kedua ini peneliti membuat perencanaan dengan merancang kegiatan
sebagai berikut:
Pendahuluan
1. Guru menyampaikan salam dan memilih salah satu siswa memimpin doa,
siswa yang dating pertama yang memimpin doa (menghargai kedisiplinan
siswa)
2. Guru menyapa siswa dan menanyakan kabarnya apakah sehat atau ada yang
sakit
3. Guru mengajak siswa untuk bertepuk fokus
4. Siswa Bersama sama menirukan
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari ini
Kegiatan inti
6. Siswa mengamati penjelasan guru tentang materi bangun datar
7. Guru menempelkan karton yang berisi syair lagu rumus bangun datar
8. Guru menyanyikan tentang rumus bangun datar
9. Siswa diminta menyanyikan rumus rumus bangun datar tersebut
10. Guru menjelaskan cara mencari luas bangun datar
11. Siswa di ajak fokus kedepan untuk menyelesaikan contoh contoh soal yang ada
di papan tulis
12. Guru membuat siswa aktif dengan memanggil siswa
13. Guru memberi soal kepada siswa
14. Guru menyuruh siswa yang telah selesai untuk menuliskan jawaban di papan
tulis
Penutup
15. Siswa diberikan tugas oleh guru
16. Siswa diberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya
17. Menutup pelajaran dengan bedoa
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti di
sekolah di kelas IV Negeri 132403 yang beralamat di jalam MT. Haryono,
Tanjungbalai, Kecamatan Tanjungbalai Utra pada tanggal 3 Mei dan 17 Mei 2023.
Dalam hal ini peneliti memilih metode Penemuan Terbimbing.
3. Pengamatan
Pada tahap ini observasi dilakukan secara langsung dengan memakai format observasi
dan unjuk kerja yang telah disusun serta melakukan penilaian terhadap hasol tindakan
kelaas berlangsungnya pembelajaran, penilaian yang terjadi selama kegiatan baik
kepada guru maupun anak didik. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Dan membuat catatan
observasi,mengidentifikasi hasil kesimpulan dan membuat hasil pengamatan.
4. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pengembangan penelitimeninjau Kembali apa
kelemahan dan kekurangan guru dalam pelaksanaan ini.
Refleksi dilakukan persiklus.
Adapaun cara melakukan refleksi yaitu sebagai berikut:
1. Guru memberi arahan atau aturan dalam kegiatan
2. Melihat karakteristik dari setaiap masing-masing anak
3. Guru menilai apakah anak sudah berhasil melakukan kegiatan atau sebaliknya.
4. Guru membaca hasil refleksi, melakukan evaluasi, dan menindak lanjuti, dan
melaksanakan tahap berikutnya.
BAB IV
A. PELAKSANAAN SIKLUS
1. Hasil Penelitian Prasiklus
Pelaksanaan kegiatan prasiklus dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data
terkait dengan strategi, metode, media yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Metode yang digunakan pada kegiatan pembelajaran prasiklus adalah metode Penemuan
Terbimbing, kendala Ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu siswa tidak termotivasi
untuk mengikuti media pembelajaran, pembelajaran membutuhkan waktu yang lama, kegiatan
pembelajaran hanya berfokus pada guru, masih banyak siswa yang tidak aktif (pasif) dalam
pembelajaran, masih banyak siswa yang tidak paham dengan aturan pembelajaran
menggunakan metode penemuan terbimbing sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar
siswa.
Berdasarkan pengamatan dapat di ketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas lebih sedikit
dibandingkan dengan siswa yang tidak tuntas. Dari 21 siswa, hanya 8 siswa (38%) yang
memperoleh nilai di atas KKM, 13 siswa (62%) belum mencapai KKM. Dengan melihat hasil
belajar pada kegiatan prasiklus tersebut, perlu adanya tindakan perbaikan dalam pembelajaran
mata pelajaran Matematika di kelas IV pada materi Luas Bangun Datar.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1, guru menggunakan lembar
observasi yang telah di buat sebelumnya. Langkah langkah kegiatan pembelajaran pada
siklus 1 ialah:
Kegiatan awal
Guru memberi salam pada peserta didik dan peserta didik menjawab salam
guru, guru dan peserta didik berdoa bersamayang dipimpin oleh ketua kelas,
guru menanyakan kabar peserta didik dan peserta didik menjawab pertanyaan
guru, guru mengecek kehadiran peserta didik dengan bertanya kepada ketua
keals, guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, apersepsi dan
motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan ini
Guru dan siswa menanyikan rumus luas bangun datar kemudian guru memberi
beberapa contoh soal di papan tulis, lalu guru menjelaskan satu persatu bagian
tentang bangun datar
Kegiatan penutup
Guru memberi kesimpulan, guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap
salam dan peserta didik menjawab salam
Berdasarkan hasil pengamatan I dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas meningkat
di bandingkan dengan kegiatan prasiklus. Dari 21 siswa ,12 siswa (57%) sudah memperoleh
siswa di atas KKM, 9 siswa (43%) belum mencapai KKM. Hal ini dikarenakan, siswa
termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode terbimbing. Dikarenakan masih
ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM, maka peneliti melanjutkan pada siklus
berikutnya.
c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil belajar pada kegiatan perbaikan pembelajaran
siklus I meningkat dibandingkan pada pembelajaran prasiklus, namun masih terdapat
beberapa hal yang perlu di perbaiki, yaitu :
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, guru melakukan refleksi diri dan memutuskan untuk
mengadakan perbaikan pada siklus II sebagai berikut
a. Perencanaan
Setelah melakukan refleksi dan analisis pada kegiatan pembelajaran siklus I, maka
kegiatan perencanaan pada siklus II dilakukan dengan membuat RPP perbaikan siklus II
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaaan perbaikan pembelajaran siklus II, peneliti menggunakan lembar
observasi yang telah di buat sebelumnya
Kegiatan Awal
Guru memberi salam pada peserta didik dan peserta didik menjawab salam
guru, guru dan peserta didik berdoa bersamayang dipimpin oleh ketua kelas,
guru menanyakan kabar peserta didik dan peserta didik menjawab pertanyaan
guru, guru mengecek kehadiran peserta didik dengan bertanya kepada ketua
keals, guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, apersepsi dan
motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
Guru dan siswa menanyikan rumus luas bangun datar kemudian guru memberi
beberapa contoh soal di papan tulis, lalu guru menjelaskan satu persatu bagian
tentang bangun datar, guru menyuruh siswa mengerjakan soal setiap satu soal
yang telah dijawab guru menyuruh siswa menajwab soal yang angka nya di
ubah ubah, siswa yang berhasil atau bisa menjawab akan disuruh maju kedepan
untuk menuliskan hasil jawabannya, siswa diberi guru dan teman teman tepuk
tangan ( menghargai keberanian siswa )
Kegiatan Inti
Guru memberi kesimpulan materi pembelakaran, guru memberi salam dan doa
penutup
Dari hasil pengamatan siklus II, semua siswa sudah memperoleh nilai di atas KKM dengan
nilai rata rata kelas 81. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan perbaikan pada siklus II
menggunakan metode penemuan terbimbing pada siswa kelas IV materi Luas Bangun Datar
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut peneliti menyimpulkan
bahwa penelitian ini dihentikan pada siklus ini.
c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, hasil belajar pada kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus II meningkat secara efisien, hal ini dikarenakan tujuan perbaikan yang
menjadi fokus perbaikan pada siklus ini dapat tercapai dengan baik
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, peneliti melakukan refleksi dan
menyimpulkan bahwa tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan peneliti sudah
berhasil.
Chart Title
25
20
15
10
0
pra siklus siklus I siklus II
Tabel 2
Berikut uraian tentang temuan pembelajaran dalam melaksanakan simulasi yang dilakukan
oleh peneliti diantaranya :
1. Pada saat kegiatan pembuatan simulasi pembelajaran peneliti mengalami kesulitan dalam
penyampaian materi, sehingga di lakukan pengulangan beberapa kali untuk mendapatkan hasil
yang baik.
2. Beberapa peserta didik mengalami rasa malu dan takut sehingga mempengaruhi peserta didik
dalam melakukan simulasi, pengalaman yang di peroleh melalui simulasi tidak selalu tepat
dengan kenyataan di lapanagan.
3. Pengelolaan yang kurang baik, seiring simulasi dijadikan sebagai alat bermain-main atau
hiburan saja, sehingga tujuan pembelajaran terjadi terabaikan.