Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam pembangunan nasional , Pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan
harkat dan martabat manusia serta di tuntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang
lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan pembangunan. Pendidikan
berkualitas harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan
tenaga kependidikan lainnya. Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi tanpa mengesampingkan nilai nilai luhur sopan santun,etika
serta didukung penyediaan sarana dan praserana yang memadai, karena pendidikan
yang dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung
jawab keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah.
Dimana sekarang banyak orang mengukur keberhasilan suatu Pendidikan hanya
dilihat dari segi hasil. Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam
melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif maupun
psikomotorik, sehingga dalam pengukuran peningkatan dari hasil keberhasilannya
selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolah-
sekolah.
Mengacu dari pendapat tersebut, maka pembelajaran yang aktif ditandai adanya
rangkaian terencana yang melibatkan siswa secara langsun, kompherensif,baik fisik,
mental maupun emosi. Hal ini sering diabadikan oleh guru, karena guru lebih
mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum. Salah satu upaya guru
dalam menciptakan suasana aktif, efektif dan meneyenangkan dalam pembelajaran
yakni dengan menggunakan alat peraga. Hal ini dapat membantu guru dalam
menggerakkan gambaran ide dari suatu misteri.
Matemetika ialah mata pelajaran yam gada di sekolah dasar. Matematika
merupakan satu bidang studi yang di setiap jenjang Pendidikan, mulai dari tingkat
sekolah dasar hingga kejenjang perguruan tinggi. Matematika mempelajari tentang
angka angka, serta operasi hitung yang terdiri dari penjumlahan, perkalian,
pengurangan dan pembagian. Dalam matematika juga terdapat rumus rumus yang
digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Belajar matematika yakni belajar tentang
angka angka dan perhitungan. Matematika sangat penting untuk dibelajarkan pada
siswa, karena matematika merupakan pelajaran yang ada di setiap jenjang Pendidikan.
Proses belajar matematika sangat membutuhkan kerja sama antara siswa dengan
guru agar tecapainya suatu tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
matematika siswa harus fockus pada saat pembelajaran berlangsung. Namun
kenyataanya sekarang banyak siswa yang tidak fokus dalam proses pembelajaran
matematika.

Gambar 1.1
Sumber :
https://drive.google.com/file/d/1zcsN1CFuUxTRHK_yesF4cht9NEcHmQzP/view
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan dalam menganalisis video di GPO pada
tanggal 06 Mei 2023 dalam seri pembelajaran Matematika Di SD, judul Siswa
Kesulitan Menghafal Rumus Matematika. Dari analisis saya dalam video tersebut
ternyata masih ada kesalahan dalam kegiatan mengajar yaitu guru tidak membuat
pendahuluan pembelajaran seperti berdoa, cek kehaidran, metode yang digunakan juga
kurang tepat dan tidak menggunakan media pembelajaran sehingga siswa tidak
memahami materi yang disampaikan. Jika guru memanfaatkan media pembelajaran di
sekolah guru harus pintar merancang pembelajaran dan harus memiliki kreatifitas untuk
mengolah pembelajaran menjadi aktif. Dalam proses pembelajaran matematika guru
harus menggunakan metode bervariasi agar siswa tidak mudah merasa bosan. Keadaan
seperti ini membuat siswa beranggapan bahwa matematika merupakan pembelajaran
yang membosankan. Akibatnya siswa tidak termotivasi untuk mempelajari matematika
dengan baik sehingga keaktifan pembelajaran rendah. Oleh karena itu keadaan ini
membutuhkan solusi agar siswa bisa aktif dan hasil belajar siswa tidak menurun.
Untuk mengatasi permasalah tersebut peneliti memberikan solusi agar dalam
pembelajaran matematika khususnya materi luas bangun datar menggunakan metode
Penemuan Terbimbing. Model pembelajaran Penemuan Terbimbing adalah metode
dimana guru sebagai fasilitator dan pengarah sedangkan siswa aktif melakukan
kegiatan sesuai prosedur atau langkaah kerja untuk mengembangkan rasa ingin
tahunya. Dengan cara seperti ini dapat berpengaruh pada hasil belajar dan aktifitas
siswa dalam belajar.
Beerdasarkan uraian tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian yang
berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Luas Bangun Datar Metode
Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas IV SD N 132403 Tanjung balai, Sumatera
Utara”

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasika masalah-
masalah sebagai berikut : siswa kurang fokus saat pembelajaran, kurang
memperhatikan penjelasan guru, kurang aktif dalam proses pembelajaran dan
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khusunya materi luas
bangun datar

2. Analisis Masalah
Setelah didiskusikan dengan supervisor diketahui bahwa faktor penyebab siswa
kurang menguasai materi pembelajaran yang diajarkan adalah
a. Media dan metode yang digunakan terlalu monoton , sehingga perlu untuk
mengganti metode
b. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disajikan

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan analisis masalah diatas, Langkah selanjutnya guru merencanakan
alternatif pemecahan masalah, untuk memperbaiki proses pembelajaran maka peneliti
mengambil beberapa alternatif pemecahan masalah diantaranya:
a. Penggunaaan alat media lagu untuk meningkatkan hasil belajar siswa
b. Penggunaan model pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk meningkatkan hasil
belajar siswa
c. Memberikan motivasi siswa
d. Pengelolaan kelas yang berfokus pada belajar siswa aktif

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran
Matematika Melalui Metode Penemuan Terbimbing

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan dari peneliti ini ialah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
Penemuan Terbimbing terhadap hasil belajar materi luas bangun datar siswa kelas IV
SD N 1324003 Tanjungbalai, Sumatera utara

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Bagi siswa : untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya materi luas bangun
datar
2. Bagi guru : dapat dijadikan salah satu referensi pemilihan model pembelajaran
untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa
3. Bagi sekolah : meningkatkan mutu / kualitas hasil belajar siswa
4. Bagi peneliti : peneliti memperoleh berbagai pengalaman yang cukup untuk
dijadikan pedoman Ketika menjadi guru nanti.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran
Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi
perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu
melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya tidak
terampil menjadi terampuil. Hal tersebut dikemukakan oleh (M. Djauhar Sidiq,
2008:3)
1. B.F. skinner dalam Nabisi Lapono (2008:5) bahwa belajar akan menghasilkan
perubahan perilaku yang dapat diamati, sedangkan perilaku dan belajar diubah
oleh kondisi lingkungan
2. Nana Sudjana (1987:28) Belajar bukan menghafal da bukan pula mengingat.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat di tunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, kecakapan
dan kemampuaannya, daya reaksinya, daya penerimanya dan lain lain aspek
yang ada pada individua tau seseorang.
3. Berdasarkan pendapat diatas dapat saya simpulkan bahwa : belajar ialah
aktifitas yang disengaja oleh individu yang membawa pada perubahan
perubahan seperti : perubahan tingkah laku, pola pikir atau pengetahuan,
keterampilan serta sikap seseorang dikarenakan berinteraksi dengan
lingkungan.

B. Teori Belajar
1. Teori Belajar Behavioristik
Gage dan barliner adalah dua orang yang membuat teori belajar behavioristik.
Teori ini berisi tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman
belajar.
Belajar itu sendiri merupakan interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori
Behavioristik, dalam proses belajar mengajar yang terpenting adalah seseorang
akan dianggap telah belajar Ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku. Dari
teori ini juga dapat diartikan sebagai stimulus dan respon.
2. Teori Belajar Kognitif
Teori kognitif berbicara tentang manusia membangun kemampuannya dengan
motivasi yang dilakukan oleh dirinya sendiri terhadap lingkungannya. Inti dari
konsep teori ini adalah bagaimana skema atau rencana manusia dalam
mempersiapkan lingkungannya dalam tahapan tahapan perkembangan manusia
atau saat seseorang mendapatkan cara baru dalam memaknai informasi secara
mental. Berdasarkan teori belajar kognitif, belajar merupakan proses perubahan
persepsi dan pemahaman.
3. Teori Belajar Humanistik
Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan melihat
perkembangan pengetahuan dari sisi kepribadian manusia. Hal ini karena
humanistik itu sendiri merupakan ilmu yang melihat segala sesuatu dari sisi
kepribadian manusia. Teori belajar humanistic juga bertujuan membangun
kepribadian murid dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif. Hal ini bisa disebut
dengan para pendidik atau guru mengajar dan mendidik menggunakan pendekatan
humanistik.
4. Teori Belajar Konstruktivisme
Menurut teori ini pembentukan pengetahuan yang terjadi pada manusia berasal
dari pengalaman- pengalaman yang telah di lewatinya. Bisa dikatakan bahwa
belajar adalah suatu proses yang dilakukan murid atau peserta didik dalam
membangun pengetahuan. Konstruksi berarti membangun. Jadi teori belajar
konstruktivisme suatu usaha yang dilakukan untuk membangun tata hidup yang
berbudaya modern.
5. Berdasarkan pendapat diatas dapat saya simpulkan bahwa: teori belajar adalah teori
yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara
guru dan siswa, perancangan metode yang akan dilaksanakan di kelas maupun di
luar kelas.
C. Konsep Belajar
Terdapat 3 atribut pokok (ciri utama) belajar yaitu :
1. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan.
Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaanya aktif,. Aktivitas pikiran dan
perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh orang
yang bersangkutan. Guru tidak dapat melihat aktifas pikiran dan perasaan siswa
yang dapat diamati guru adalah manifestasinya yaitu kegiatan siswa sebagai akibat
adanya aktifitas dan perasaan pada diri siswa tersebut.
2. Perubahan Perilaku
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang
belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, keterampilannya atau
penguasaan nilai-nilai (sikap)
3. Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi didalam
individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social.
Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang memicu dan menantang
siswa belajar. Belajar dengan melalui pengalaman langsung hasilnya akan lebih
baik karena siswa akan lebih memahami, dan lebih menguasai pelajaran tersebut,
bahkan pelajaran terasa oleh siswa lebih bermakna.

D. Prinsip Belajar
Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang dijadikan pegangan di dalam
pelaksanaan kegiatan belajar. Prinsip belajar meliputi :
1. Motivasi
Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas
2. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan energi psikis (pikiran dan perasaan) terhadap objek
3. Aktifitas
Aktifitas belajar adalah kegiatan mendengarkan penjelasan guru yang mencakup
aktifitas mental dan emosional
4. Balikan
Balikan adalah kegiatan guru dan siswa untuk meningkatkan Kembali dan
menaydarkan siswa terhadap kesalahan dalam meningkatkan pemahaman siswa
terhadap pelajaran.
5. Perbedaan Individu
Perbedaan individu merupakan pribadi tersendiri yang memiliki perbedaan dari
yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai
karakteristik mereka masing-masing.

E. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kulminas dari suatu proses yang telah dilakukan. Kulminasi
akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan
suatu perubahan suatu tingkah laku atau perilaku yang baru dari siswa yang bersifat
menetap, fungsinal, positif dan disadari.

Menurut Slameto (1995) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Faktor internal siswa
Faktor internal siswa adalah faktor yang berasal dari diri siswa sendiri yang
meliputi aspek fisologis(aspek yang menyangkut tentang keberadaan siswa) dan
aspek psikologis (aspek yang meliputi tingkat kecerdasan, minat, bakat, motivasi
dan perhatian)
2. Faktor eksternal siswa
Faktor esternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi
faktor lingkungan siswa. Yang merupakan faktor keberadaan guru, staf adminstrasi
dan teman teman sejawatnya selain itu juga faktor non social yaitu keberadaan dan
penggunaan yang sesuai dengan hasil yang di harapkan

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang berpengaruh
terjadap hasil belajar diantaranya ialah kecakapan, minat, bakat, usaha, motifasi,
perhatian, kelemahan, Kesehatan serta kebiasaan siswa. Salah satu hal penting
dalam dalam kegiatan belajar yang harus ditanamkan dalam diri siswa bahwa
belajar yang dilakukannya merupakan kebutuhan dirinya. Minat belajar berkaitan
dengan seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka terhadap suatu materi
yang dipelajari siswa
2. Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar
diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik (termasuk suasana kelas dalam
belajar seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan social budaya,
lingkungan keluarga, program sekolah , guru , pelaksanaan pembelajaran, dan
teman sekolah.
3. Berdasarkan pendapat di atas menurut saya bahwa faktor internail yaitu faktor yang
ada di dalam diri individu yang sedang belajar sedangkan faktor eksternal adalah
faktor yang berasal dari lingkungan luar yang dapat mempengaruhi pembelajaran.

G. Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting dalam
kehidupan. Menurut Sembiring (dalam jurnal Novita E.I) salah satu alasan mengapa
matematika dipelajari adalak karena berguna, baik dalam kehidupan sehari hari maupun
sebagai Bahasa dan alat dalam perkembangan sains dan teknologi. Oleh sebab itu,
Matematika sering diterapkan atau digunakan dalam berbagai bidang usaha seperti
perdagangan, perkantoran, pertanian, Pendidikan dll
Matematika memiliki kegunaan serta fungsi tersendiri untuk menunjang aktivitas
manusia. Nurhadi menjelaskan fungsi matematika adalah mengembangkan
kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus
matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Peranan Pembelajaran Matematika


Peranan pembelajaran matematika merupakan bakal pengetahuan dan
pembentukan sikap serta pola piker, sebagai warga negara pada umumnya agar
dapat hidup layak, dan dapat memajukan negara serta matematika itu sendiri dalam
rangka melestarikan dan mengembangkannya.

2. Fungsi Pembelajaran Matematika


a. Sebagai media atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi
b. Sebagai alat, pola piker, dan ilmu atau pengetahuan
c. Sebagai alat untuk memeriksa masalah dalam mata pelajaran lain, dalam
kehidupan kerja, atau dalam kehidupan sehari hari.
d. Sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi
e. Sebagai alat untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-
sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi)
selanjutnya dengan abstraksi siswa dilatih untuk membuat perkiraan, tekanan
atau kecendrungan berdasarkan kepada pengalaman atau pengetahuan yang di
kembangkan melalui contoh-contoh khusus (generalisasi)

3. Tujuan Pembelajaran Matematika


a. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan misalnya melalui
kegiatan penyelidikan, eksploarasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan,
perbedaan, konsistensi, dan inkonsistensi
b. Mengembangkan aktifiats kretaif yang melibatkan imajinatif, intuinsi dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinilis, rasa ingin
tahu, membuat prediksi dugaan serta mencoba coba
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
d. Mengembangkan kemampuan informasi atau mengkomunikasi gagasan antara
lain melalu pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dan menjealskan gagasan.

4. Hakikat Pembelajaran Matematika SD


Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern yang mempunyai peran penting berbagai disiplin dan memajukan daya
piker manusia, perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi
dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika khususnya dibidang teori
bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrip. Untuk menguasai
dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang
kuat sejak dini. Untuk itu diperlukan pemahaman yang menadasar tentang fungsi
dan tujuan pembelajaran matematika khsusnya di sekolah dasar yang akan
mendasari perkembangan pemahaman anak terhadap matematika. Selanjutnya,
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) mata pelajaran matematika
perlu diajarkan keapda semua peserta didik mulai dari sekolah dasar. Hal ini
dimaksudkan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analisis, sistematis, kritik, dan kreatif, serta kemampuan memperoleh, mengolah,
dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup. Pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Selain itu, dimaksudkan pula untuk
mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan
masalah dan mengkomunikasikan ide atau agagasan dengan menggunakan symbol,
tabel, diagram, dan media lain.

H. Bangun Datar
1. Pengertian Bangun Datar
Bangun datar dapat didefenisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua
dimensi yang panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi dan tebal. Dalam
kehidupan sehari-hari mengambil contoh bangun datar tidaklah mudah. Misalkan saja
kita ambil selembar kertas HVS atau kertas koran sebagai bangun datar. Kalau benar
benar diperikasa, kertas itu selain mempunyai panjang dan lebar juga kertas itu
mempunyai tebal ataupun tinggi. Dengan alat ukur yang mempunyai ketelitian yang
tinggi tebal kertas dapat diukur. Benda-benda dilihat dengan mata telanjang terlihat
datar atau rata belum tentu memenuhi syarat untuk digolongkan sebagai bangun datar.
Dengan demikian pengertian bangun datar adalah abstrak (Daitan Tarigan,2006:63)

2. Jenis- jenis bangun datar


Pelajaran matematika materi sifat sifat bangun datar kelas 4 semester 2 tercantum
dalam kurikulum tingkat satuan (KTSP). Adapun dalam penelitian ini, peneliti memilih
materi tentang sifat-sifat bangun datar.
a. Segitiga
B

A C
Segitiga adalah bangun datar yang dibentukoleh tiga ruas yang saling bersekutu pada
satu miringnya
b. Persegi Panjang
A B

D C
Persegi panjang adalah bangun datar segi empat yang keempat sudutnya siku-siku dan
sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar

c. Bujur Sangkar
A C

D B
Bujur sangkar adalah bangun datar yang dibentuk oleh empat ruas garis yang sama
panjang dan keempat sudutnya sama besar, yaitu masing masing

d. Lingkaran

A B

Lingkaran adalah bangun datar segi banyak yang beraturan

I. Metode Pembelajaran
1. Metode Penemuan Terbimbing
Dalam teori belajar konstruktivis, belajar dipandang sebagai suatu proses aktif,
dimana anak belajar melalui pengalaman mereka. Pengalaman tersebut menjadi bahan-
bahan dalam mengkonstruksi pengetahuan dan kompetisi yang lain . prinsip itu
melahirkan suatu model pembelajaran melalui penemuan (discovery model), dimana
anak diarahkan oleh guru untuk menemukan sendiri pengetahuan, tidak dengan cara
diberi secara langsung.

Tahap-tahap pembelajaran (sintaks) dalam mpdel pembelajaran penemuan terbimbing


adalah sebagai berikut
1. Introduction and review. Guru membuka pembelajaran dengan menyajikan tujuan
dan fokus dari belajar, serta meriview pembelajaran yang sebelum nya dilakukan.
Pada aktivitas ini guru berpersn dalam menarik perhatian dan mengaktifkan prior
knowledge siswa
2. Open-ended phase. Guru memberikan contoh-contoh serta meminta siswa untuk
melakukan pengamatan dan komparasi. Pada aktivitas ini guru mengarahkan siswa
pada pengalaman yang akan membuat mereka dapat mengkonstruk pengetahuan.
Selain itu guru mendorong untuk terjadinya. Interaksi social
3. Converegent phase. Guru memandu siswa dalam mencari pola pola (konsep) pada
sesuatu yang diamati dan dikaji
4. Closure. Dengan bimbinhan guru, siswa Menyusun definisi atau deskripsi
mengenal konsep yang dipelajari
5. Aplication. Guru meminta siswa untuk menggunakan konsep yang telah dipelajari
untuk menjelaskan pristiwa nyata lain yang berkaitan
Salah satu perbedaan model ini dengan pembelajaran langsung adalah guru lebih sedikit
menjelaskan tetapi lebih banayak bertanya sebaagi bentuk bimbingan bagi siswa untuk
berpikir dan beraktivitas.

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penemuan Terbimbing


a. Kelebihan
 Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan
 Menumbuhkan, sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-
menemukan)
 Mendukung kemampuan problem solving siswa
 Memberikan wahana interkasi antar siswa, maupun siswa dan guru
 Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan
lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya

b. Kekurangan
 Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih banyak
 Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan car aini. Fakta di
lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model
ceramah
 Tidak semua topik pelajaran cocok dengan model ini. Umumnya topik topik
yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan model ini.
BAB III

PELAKSANAAN, PENELITIAN, PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Pelaksanaan perbaikan dilakukan dikelas IV SD N 132403, Tanjungbalai, Sumatera Utara
dengan jumlah siswa 21 orang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 10 0rang siswa
perempuan. Dengan materi “luas bangun datar” pada mata pelajaran matematika

Yang membantu di dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran diantaranya:


1. Bapak Miptakul Arifin,S.Pd,M.Pd sebagai supervisor 1
2. Ibu Farini Hazra, S.Pd sebagai supervisor 2
3. Ibu Hj. Erlina Yuliati,S.Pd,M.Si sebagai kepala sekolah SDN 132403
4. Ibu Herlina Nasution,S.Pd Sebagai teman sejawat
Dalam melaksanakan pembelajaran dikelas guru harus memeperhatikan karakteristik
siswa, latar belakang keluarga dan tahap perkembangan psikologisnya sehingga dalam
implementasinya pada pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna bagi siswa.

2. Tempat penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran yang penulis laksanakan adalah


disalah satu SD yang berada di jalan M.T Haryono, Tanjungbalai, Sumatera utara. Sekolah
yang digunakan penulis dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran adalah di SD N
132403. Mata pelajaran yang dilakukan dalam pelaksanaan perbaikan ini adalah mata
pelajaran matematika

3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan 2 siklus, yaitu siklus 1 dilaksanakan
pada tanggal 3 Mei 2023 dan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2023, dengan
waktu pelaksanaan yang tertera pada tabel dibawah ini:
Jadwal pelaksanaan perbaikan
Hari/Tanggal Mata Pelajaran Keterangan
Rabu 3 Mei 2023 Siklus I
Rabu 17 Mei 2023 Siklus II
Tabel 1.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran 1 Siklus 1


1. Perencanaan
Siklus I
Pada kegiatan ini penulis mengawali kegiatan perencanaan dengan membuat rancangan
kegiatan sebagai berikut:
Pendahuluan
1. Guru menyampaikan salam dan memilih salah satu siswa memimpin doa
2. Guru menyapa siswa dan menanyakan kabarnya apakah sehat atau ada yang sakit
3. Guru mengajak siswa untuk bertepuk semangat
4. Siswa Bersama sama menirukan
5. Guru menjelaskan rujuan pembelajaran pada hari ini
Kegiatan inti
6. Siswa mengamati penjelasan guru tentang materi bangun datar
7. Guru menempelkan karton yang berisi syair lagu rumus bangun datar
8. Guru menyanyikan tentang rumus bangun datar
9. Siswa diminta menyanyikan rumus rumus bangun datar tersebut
10. Guru menunjuk salah satu siswa yang brani untuk menyanyikan rumus bangun
datar tanpa melihat kertas karton yang berada di depan
11. Siswa dan guru memberi tepuk tangan kepada siswa yang telah berani maju
12. Guru menjelaskan cara mencari luas bangun datar
Penutup
13. Siswa diberikan tugas oleh guru
14. Siswa diberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya
15. Menutup pelajaran dengan bedoa

Siklus II
Pada siklus kedua ini peneliti membuat perencanaan dengan merancang kegiatan
sebagai berikut:
Pendahuluan
1. Guru menyampaikan salam dan memilih salah satu siswa memimpin doa,
siswa yang dating pertama yang memimpin doa (menghargai kedisiplinan
siswa)
2. Guru menyapa siswa dan menanyakan kabarnya apakah sehat atau ada yang
sakit
3. Guru mengajak siswa untuk bertepuk fokus
4. Siswa Bersama sama menirukan
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari ini
Kegiatan inti
6. Siswa mengamati penjelasan guru tentang materi bangun datar
7. Guru menempelkan karton yang berisi syair lagu rumus bangun datar
8. Guru menyanyikan tentang rumus bangun datar
9. Siswa diminta menyanyikan rumus rumus bangun datar tersebut
10. Guru menjelaskan cara mencari luas bangun datar
11. Siswa di ajak fokus kedepan untuk menyelesaikan contoh contoh soal yang ada
di papan tulis
12. Guru membuat siswa aktif dengan memanggil siswa
13. Guru memberi soal kepada siswa
14. Guru menyuruh siswa yang telah selesai untuk menuliskan jawaban di papan
tulis
Penutup
15. Siswa diberikan tugas oleh guru
16. Siswa diberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya
17. Menutup pelajaran dengan bedoa

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti di
sekolah di kelas IV Negeri 132403 yang beralamat di jalam MT. Haryono,
Tanjungbalai, Kecamatan Tanjungbalai Utra pada tanggal 3 Mei dan 17 Mei 2023.
Dalam hal ini peneliti memilih metode Penemuan Terbimbing.
3. Pengamatan
Pada tahap ini observasi dilakukan secara langsung dengan memakai format observasi
dan unjuk kerja yang telah disusun serta melakukan penilaian terhadap hasol tindakan
kelaas berlangsungnya pembelajaran, penilaian yang terjadi selama kegiatan baik
kepada guru maupun anak didik. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Dan membuat catatan
observasi,mengidentifikasi hasil kesimpulan dan membuat hasil pengamatan.

4. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pengembangan penelitimeninjau Kembali apa
kelemahan dan kekurangan guru dalam pelaksanaan ini.
Refleksi dilakukan persiklus.
Adapaun cara melakukan refleksi yaitu sebagai berikut:
1. Guru memberi arahan atau aturan dalam kegiatan
2. Melihat karakteristik dari setaiap masing-masing anak
3. Guru menilai apakah anak sudah berhasil melakukan kegiatan atau sebaliknya.
4. Guru membaca hasil refleksi, melakukan evaluasi, dan menindak lanjuti, dan
melaksanakan tahap berikutnya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN SIKLUS
1. Hasil Penelitian Prasiklus
Pelaksanaan kegiatan prasiklus dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data
terkait dengan strategi, metode, media yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Metode yang digunakan pada kegiatan pembelajaran prasiklus adalah metode Penemuan
Terbimbing, kendala Ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu siswa tidak termotivasi
untuk mengikuti media pembelajaran, pembelajaran membutuhkan waktu yang lama, kegiatan
pembelajaran hanya berfokus pada guru, masih banyak siswa yang tidak aktif (pasif) dalam
pembelajaran, masih banyak siswa yang tidak paham dengan aturan pembelajaran
menggunakan metode penemuan terbimbing sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar
siswa.

Berdasarkan pengamatan dapat di ketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas lebih sedikit
dibandingkan dengan siswa yang tidak tuntas. Dari 21 siswa, hanya 8 siswa (38%) yang
memperoleh nilai di atas KKM, 13 siswa (62%) belum mencapai KKM. Dengan melihat hasil
belajar pada kegiatan prasiklus tersebut, perlu adanya tindakan perbaikan dalam pembelajaran
mata pelajaran Matematika di kelas IV pada materi Luas Bangun Datar.

1. Hasil Penelitian Siklus I


a. Perencanaan
Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan pada penelitian berpedoman dengan kurikulum
yang digunakan , yaitu kurikulum 2013, memilih standar kompetensi dan kompetensi dasar
pada mata pelajaran Matematika materi Luas Bangun Datar. Selanjutnya Menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus 1.

b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1, guru menggunakan lembar
observasi yang telah di buat sebelumnya. Langkah langkah kegiatan pembelajaran pada
siklus 1 ialah:

 Kegiatan awal
Guru memberi salam pada peserta didik dan peserta didik menjawab salam
guru, guru dan peserta didik berdoa bersamayang dipimpin oleh ketua kelas,
guru menanyakan kabar peserta didik dan peserta didik menjawab pertanyaan
guru, guru mengecek kehadiran peserta didik dengan bertanya kepada ketua
keals, guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, apersepsi dan
motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran.

 Kegiatan ini
Guru dan siswa menanyikan rumus luas bangun datar kemudian guru memberi
beberapa contoh soal di papan tulis, lalu guru menjelaskan satu persatu bagian
tentang bangun datar

 Kegiatan penutup
Guru memberi kesimpulan, guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap
salam dan peserta didik menjawab salam

Berdasarkan hasil pengamatan I dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas meningkat
di bandingkan dengan kegiatan prasiklus. Dari 21 siswa ,12 siswa (57%) sudah memperoleh
siswa di atas KKM, 9 siswa (43%) belum mencapai KKM. Hal ini dikarenakan, siswa
termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode terbimbing. Dikarenakan masih
ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM, maka peneliti melanjutkan pada siklus
berikutnya.

c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil belajar pada kegiatan perbaikan pembelajaran
siklus I meningkat dibandingkan pada pembelajaran prasiklus, namun masih terdapat
beberapa hal yang perlu di perbaiki, yaitu :

1. Pebgolahan waktu belum efisien


2. Mengkondisikan kelaas yang kondusif sehingga asemua siswa dapat fokus dengan
materi

d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, guru melakukan refleksi diri dan memutuskan untuk
mengadakan perbaikan pada siklus II sebagai berikut

1. Mengelola waktu secara efisien


2. Menggunakan media
3. Mengkondisikan kelas yang kondusifsehingga semua siswa dapat fokus dengan materi
pembelajaran

2. Hasil Penelitian Siklus II

a. Perencanaan
Setelah melakukan refleksi dan analisis pada kegiatan pembelajaran siklus I, maka
kegiatan perencanaan pada siklus II dilakukan dengan membuat RPP perbaikan siklus II

Tujuan perbaikan siklus II berfokus pada

1. Pengelolaan waktu secara efisien


2. Mengkondisikan kelas kondusif agar siswa terfokus pada materi pe,belajaran

b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaaan perbaikan pembelajaran siklus II, peneliti menggunakan lembar
observasi yang telah di buat sebelumnya

Langkah – langkah kegiatan pembelajaran pada siklus II adalah :

 Kegiatan Awal
Guru memberi salam pada peserta didik dan peserta didik menjawab salam
guru, guru dan peserta didik berdoa bersamayang dipimpin oleh ketua kelas,
guru menanyakan kabar peserta didik dan peserta didik menjawab pertanyaan
guru, guru mengecek kehadiran peserta didik dengan bertanya kepada ketua
keals, guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, apersepsi dan
motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran.

 Kegiatan Inti
Guru dan siswa menanyikan rumus luas bangun datar kemudian guru memberi
beberapa contoh soal di papan tulis, lalu guru menjelaskan satu persatu bagian
tentang bangun datar, guru menyuruh siswa mengerjakan soal setiap satu soal
yang telah dijawab guru menyuruh siswa menajwab soal yang angka nya di
ubah ubah, siswa yang berhasil atau bisa menjawab akan disuruh maju kedepan
untuk menuliskan hasil jawabannya, siswa diberi guru dan teman teman tepuk
tangan ( menghargai keberanian siswa )

 Kegiatan Inti
Guru memberi kesimpulan materi pembelakaran, guru memberi salam dan doa
penutup

Dari hasil pengamatan siklus II, semua siswa sudah memperoleh nilai di atas KKM dengan
nilai rata rata kelas 81. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan perbaikan pada siklus II
menggunakan metode penemuan terbimbing pada siswa kelas IV materi Luas Bangun Datar
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut peneliti menyimpulkan
bahwa penelitian ini dihentikan pada siklus ini.

c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, hasil belajar pada kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus II meningkat secara efisien, hal ini dikarenakan tujuan perbaikan yang
menjadi fokus perbaikan pada siklus ini dapat tercapai dengan baik

d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, peneliti melakukan refleksi dan
menyimpulkan bahwa tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan peneliti sudah
berhasil.

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa dari 21 siswa pada kegiatan pembelajaran
prasiklus terdapat 8 siswa yang mencapai nilai diatas KKM dengan nilai rata rata 56. Setelah
dilakukan siklus I, hasil belajar siswa meningkat menjadi 12 siswa yang mencapai nilai KKm
dengan nilai rata rata 70. Selanjutnya pada kegiatan perbaikan siklus II, hasil belajar siswa
meningkat menajdi 21 siswa mencapai nilai KKM dengan nilai rata rata kelas 81.

Tabel pengamatan peserta didik

Chart Title
25

20

15

10

0
pra siklus siklus I siklus II

tuntas tidak tuntas

Tabel 2

Berikut uraian tentang temuan pembelajaran dalam melaksanakan simulasi yang dilakukan
oleh peneliti diantaranya :

a. Kelebihan dalam simulasi pembelajaran


1. Pada tahap simulasi perbaikan pembelajaran siklus Idan siklus II peneliti dapat memenuhi
tugas mata kuliah PKP
2. Dapat menguasai materi dan menyampaikan materi dengan jelas dalam waktu singkat
daari awal pembelajaran, inti, sampai kegiatan penutup
3. Dapat mengembangkan kreatifiats, karena melalui simulasi peneliti di beri kesempatan
untuk berperan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
b. Kelemahan dalam simulasi pembelajaran
Setelah memiliki kelebihan juga terdapat kelemahan di dalam melakukan simulaasi pembelajaran
diantaranya:

1. Pada saat kegiatan pembuatan simulasi pembelajaran peneliti mengalami kesulitan dalam
penyampaian materi, sehingga di lakukan pengulangan beberapa kali untuk mendapatkan hasil
yang baik.
2. Beberapa peserta didik mengalami rasa malu dan takut sehingga mempengaruhi peserta didik
dalam melakukan simulasi, pengalaman yang di peroleh melalui simulasi tidak selalu tepat
dengan kenyataan di lapanagan.
3. Pengelolaan yang kurang baik, seiring simulasi dijadikan sebagai alat bermain-main atau
hiburan saja, sehingga tujuan pembelajaran terjadi terabaikan.

Anda mungkin juga menyukai