Mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa mampu membuat latar belakang masalah
2. Mahasiswa mampu menjelaskan teori yang digunakan untuk menjawab masalah
3. Mahasiswa mampu membuat metodologi penelitian
1. Buatlah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah serta tujuan
dan manfaat penelitian
Jawab;
PENDAHULUAN
Meskipun kerja sama merupakan kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari, untuk
mengaktualisasikan kansep tersebut ke dalam suatu bentuk perencanaan perbelajaran atau program
satuan pelajaran bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan peran guru dan siswa yang
optimal untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang benar-benar berbasis kerjasama atau
gotong royong.
Tiga model pembelajaran kooperatif umum yang cocok untuk hamper seluruh mata pelajaran dan
tingkat kelas. Students Teems Achievement Division (STAD), Teams-Games-Tournament (TGT),
dan Jigsaw.
Teams-Games-Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menempatkan siswa dalam kelompok–kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang
siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.
Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing–masing.
Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka
seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan dibagi
dalam meja-meja turnamen,dimana setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6 orang yang
merupakan wakil dari kelompoknya masing-masing.
Dalam setiap meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang
sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi kemampuan
akademik, artinya datam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara.
Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat pre-test.
Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada lembar pencatat skor.
Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor–skor yang diperoleh anggota suatu
kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan
untuk memberikan penghargaan tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu tahap
penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games),
pertandingan (tournament), dan perhargaan kelompok team recognition).
Top Scorer 40
Low Scorer 10
Top Scorer 60
Middle Scorer 40
Low Scorer 20
Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa tahapan yang perlu
ditempuh, yaitu:
a. Mengajar (teach) Mempersentasikan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas,
atau kegtiatan yang harues dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.
b. Belajar Kelompok (team study) Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6
orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras/suku yang berbeda. Setelah
guru menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengen
menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama,
saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam
mer jawab.
c. Permainan (game tournament) Permainan diikuti oleh anggota kelompok darti masing-
masing kelompok yang berbeda. Tujuan Dari permainan ini adalah untuk mengetahui
apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan
kelompok.
d. Penghargaan kelompok (team recognition) Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan
pada rerata poin yang diperoleh oleh kelompokdari permainan. Lembar penghargaan
dicetak dalam kertas HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang
memenuhi kategorti rerata poin sebagai berikut.
1. Gaya Magnet
Ada bermacam-macam gaya, salah satunya adalah gaya magnet. Gaya magnet adalah gaya tarik
atau gaya tolak yang terdapat pada magnet. Benda, menurut sifat kemagnetannya, dapat
dikelompokkan menjadi benda magnetis dan benda nonmagnetic. Benda magnetis adalah benda
yang dapat ditarik oleh magnet. Contoh benda magnetis adalah paku besi dan gunting. Benda
nonmagnetic adalah benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Penghapus dan kaca adalah
contoh benda nonmagnetic. Magnet hanya dapat menarik benda-benda yang terbuat dari besi, baja,
nikel, dan kobalt. Benda yang terbuat dari kayu, plastic, karet dan kaca tidak dapat ditarik magnet.
Kata magnet berasal dari kata magnus atau magnesia. Magnus adalah nama orang yang pertama
kali menemukan magnet. Ia menemukan magnet yang berbentuk seperti batu hitam. Magnet
pertama itu ditemukan di suatu tempat yang bernama Magnesia. Ada berbagai macam bentuk dan
ukuran magnet. Magnet yang sering orang gunakan umumnya berbentuk batang, tapal kuda, atau
seperti huruf U. magnet memiliki bagian yang disebut kutub magnet. Ada dua jenis kutub magnet,
yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kutub-kutub magnet terletak di ujung-ujung magnet. Kutub
utara dan kutub selatan suatu magnet ditandai dengan warna-warna tertentu seperti merah dan
putih. Kutub-kutub magnet dapat juga dibedakan dengan symbol huruf dari kata dalam bahasa
Inggris. Huruf N dari kata north menunjukkan kutub utara. Huruf S dari kata south menunjukkan
kutub selatan. Bumi kita mengandung magnet. Letak kutub-kutub magnet bumi berlawanan dengan
letak kutub-kutub bumi. Kutub selatan magnet bumi terletak di sekitar kutub utara bumi. Kutub
utara magnet bumi berada di sekitar kutub selatan bumi. Akibatnya, magnet dapat menunjukkan
arah utara dan arah selatan bumi. Sifat magnet tersebut digunakan untuk membuat kompas.
Kompas berguna sebagai penunjuk arah utara dan selatan.
4. Gaya Grafitasi
Gaya tarik yang dimiliki bumi disebut gaya grafitasi bumi. Gaya grafitasi bumi disebut juga gaya
tarik bumi. Sumber gaya grafitasi bumi adalah pusat bumi. Pusat bumi adalah bagian bumi yang
paling dalam. Makin jauh jarak dengan pusat bumi, makin kecil pengaruh gaya grafitasi bumi
terhadap benda tersebut. Setiap benda di bumi mengalami gaya grafitasi bumi yang sama besar.
Pengaruh gaya grafitasi pada suatu benda tidak berhubungan dengan berat, bentuk dan ukuran
benda tersebut. Bila dua benda jatuh dari ketinggian yang sama, maka gaya gravitasi yang dialami
kedua benda tersebut sama besar.
6. Gaya Gesek
Ketika benda berada di udara, benda bergesekan denga udara. Gaya gesek tersebut memperlambat
benda sampai di tanah. Akibat gesekan dengan tanah, benda itu berhenti bergerak. Jadi, gaya gesek
adalah gaya yang memperlambat dan akhirnya menghentikan gerak benda.
8. Pesawat sederhana
Orang sering menggunakan alat untuk memudahkan pekerjaan. Alat yang orang gunakan untuk
memudahkan pekerjaan disebut pesawat sederhana. Escalator atau tangga berjalan otomatis adalah
contoh pesawat sederhana. Escalator memudahkan orang menaiki dan menuruni
tangga.
9. Pengungkit
Kamu dapat membuat pengungkit dengan meletakkan sebuahtongkat kayu di atas balok. Salah satu
ujung kamu gunakan untuk meletakkan barang yang akan diangkat atau dipindahkan. Ujung
tongkat tersebut dinamakan titik beban. Ujung lain tongkat kamu gunakan untuk memberi gaya.
Ujung tongkat itu disebut titik kuasa. Balok berfungsi sebagai penumpu dan titik tumpu.
11. Katrol
Katrol adalah pesawat sederhana yang menggunakan roda dan tali. Tali dipasang pada roda
sehingga kedua ujung tali dapat digerakkan secara bebas. Salah satu ujung tali dihubungkan
dengan beban. Ujung tali yang lain digunakan untuk memberikan gaya. Roda pada katrol
berputar sesuai dengan pergerakan tali.
METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 01 Pulau Batu, mempunyai fasilitas
yang hampir lengkap dengan adanya Perpustakaan yang memadahi, ada Laboratorium
IPA, Tidak ada Laboratorium Komputer dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak
10 orang.
3.2 Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas V SDN 01 Pulau Batu, dengan jumlah siswa
sebanyak 13orang, yang terdiri dari 8 siswa laki – laki dan 5 siswa perempuan.
3.3 Prosedur Penelitian
Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan . Penelitian ini pada
Materi Energi dan Perubahannya diajarkan.Penelitian ini direncanakan sebanyak 2
siklus masing – masing siklus 2 kali pertemuan.
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.
1. Siklus I
Pada siklus ini membahas Materi Energi dan Perubahannya.
a. Tahap Perencanaan
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi
pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya. Pertimbangan yang dilakukan
bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :
1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70 %.
2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual
yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
2. Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam
merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I.
Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu :
a. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang kolaborator untuk
merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
menggunakan lembar observasi.
b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Instrumen yang
digunakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari:
1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh Guru.
3.5 Teknik Analisa Data
Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini :
1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan Belajar siswa
atau tingkat keberhasilan belajar pada materi Materi Energi dan Perubahannya dengan
menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu
mencapai nilai 70.
Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini jumlahnya sekitar 85%
dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung dengan rumus, menurut
Arikunto (2012: 24) sebagai berikut:
��
�� = ���� 100%
Dimana : P = Prosentase
F = frekuensi tiap aktifitas
N = Jumlah seluruh aktifitas
Tutor,
SITI NURHAYATI, S.Ag., M.Pd.