BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan
sarat perkembangan. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, di
Indonesia pendidikan diatur dengan sistem pendidikan Nasional yang berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
Salah satu indikasi peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari adanya peningkatan
potensi akademik atau hasil belajar siswa secara keseluruhan yang meliputi tiga aspek, yaitu :
kecerdasan. Afektif, berupa pembentukan sikap termasuk didalamnya fungsi perasaan dan
tingkah laku. Dalam rangka upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan tercapainya tujuan
pendidikan nasional, ketiga aspek tersebut harus diperhatikan sehingga proses belajar mengajar
tidak hanya menekankan pada pemahaman siswa tetapi juga menerapkan atau
Salah satu masalah dalam dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir.
Proses pembelajaran di kelas di arahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi.
( Sanjaya, 2012 : 1 )
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana
belajar yang inovatif, ktreatif dan menyenangkan. Model pembelajaran diartikan sebagai
belajar. Model pembelajaran dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran yang yang menarik dan variatif akan berimplikasi pada minat maupun
motivasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Dengan adanya
tuntutan untuk mengembangkan model pembelajaran kreatif maka guru harus berani berinovasi
dan beradaptasi dengan metode pembelajaran apa saja dan tidak hanya terpaku pada metode
ceramah saja.
Guru sebagai pelaku pendidikan diharapkan agar lebih kreatif, utamanya dalam
motivasi dan minat belajar siswa yang tentunya berimplikasi langsung pada pencapaian hasil
belajar siswa. Hal ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru dikarenakan
siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, sehingga model pembelajaran yang aktif dan
Pembelajaran aktif dalam pemberian tugas yang dapat dikerjakan siswa secara mandiri
(individual) umum diterapkan dan dikembangkan guru agar siswa dapat aktif dalam proses
belajar. Pembelajaran menunjuk pada proses belajar yang menempatkan siswa sebagai guru bagi
3
teman-temannya. Siswa merasakan bahwa proses belajar yang dialaminya bukan sebuah derita
yang mendera dirinya, namun merupakan panggilan jiwa yang harus ditunaikannya.
mengoptimalkan prestasi akademik atau hasil belajar maka seorang guru harus pandai–pandai
Salah satu upaya yang dianggap dapat memecahkan masalah tersebut adalah dengan
menerapkan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) sebagai salah satu
model pembelajaran yang tepat untuk mendapatkan partisipasi siswa dikelas secara keseluruhan
dan tanggung jawab individu. Model Aptitude Treatment Interaction (ATI) yaitu merupakan
sebuah konsep yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran yang sedikit banyaknya efektif
digunakan untuk siswa tertentu sesuai dengan karakteristik kemampuannya. Didasari oleh
asumsi bahwa optimalisasi prestasi akademik dan hasil belajar dapat dicapai melalui penyesuaian
yang sama untuk semua siswa, baik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Dengan perlakuan yang sama itu, siswa yang berbeda kecepatan belajarnya belum mendapatkan
layanan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Siswa yang lambat akan
4
tetap tertinggal dari kelompok sedang, sementara siswa yang berkemampuan cepat belum
mendapatkan layanan yang optimal dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang berlangsung
di kelas cenderung belum bisa mendorong siswa untuk maju dan berkembang sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
Terlihat dari hasil awal observasi di SMA Negeri 2 Pulau Haruku maka Aptitude treatment
Interraction (ATI ) merupakan salah satu alternatif belajar yang dimana dapat dipakai untuk
(aptitude) siswa, yaitu perlakuan yang secara optimal efektif diterapkan untuk siswa yang
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul
hasil belajar fisika materi Usaha dan Energi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Pulau
Haruku””
Interaction (ATI) untuk meningkatkan hasil belajar fisika materi Energi pada siswa kelas
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian
Treatment Interaction (ATI) untuk meningkatkan hasil belajar fisika materi Energi pada
1. Bagi siswa, penelitian ini bisa menjadi masukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
2. Bagi guru, sebagai masukan dalam perbaikan metode pembelajaran yang akan diterapkan
3. Bagi peneliti, untuk melihat hasil tentang “Penerapan model pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction (ATI) untuk meningkatkan hasil belajar fisika materi Usaha dan
Energi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Pulau Haruku”sekaligus untuk
4. Bagi sekolah, sebagai bahan informasi dan masukan bagi sekolah dalam menentukan
langkah untuk mengetahui hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran fisika.
Agar tidak terjadi penyimpangan dalam pengertian istilah yang penulis gunakan, maka
penulis memberikan penjelasan istilah yang tercantum dalam judul penulisan ini sebagai
berikut :
1. Pendekatan pembelajaran ATI adalah sebuah pendekatan yang berusaha mencari dan
kemampuan siswa, yaitu perlakuan (treatment) yang secara optimal diterapkan untuk
2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima
Agar tidak melebar, masalah penelitian perlu dibatasi. Dari Rumusan Masalah di atas,
Interaction (ATI) untuk meningkatkan hasil belajar fisika materi Usaha dan Energi pada siswa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Belajar
7
Belajar tidak untuk mengubah tingka laku seseorang tetapi untuk merubah kurikulum
sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah, alangka
baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai
dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Menurut pengertian secara psikologis,
belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingka laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Bruner dalam (Slameto :
Dari pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa. Belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memeroleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
(Slameto, 2010 : 2)
pribadi seutuhnya, namun realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah
demikian. Belajar dianggapnya properti sekolah.Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-
penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti
dikatakan Reber dalam (Suprijono, 2012 : 3). Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan.
Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Guru
dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya (Suprijono, 2012 : 3).
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang
diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai.Untuk meningkatkan prestasi
8
belajar siswa, guru harus memperhatikan kondisi internal dan eksternal siswa.Kondisi internal
adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan dan
kemampuan. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa, misalnya ruang
belajar yang bersih, dan sarana dan prasarana belajar yang memadai (Hamdani, 2011 : 22).
2.1.2. Pembelajaran
pembelajaran dengan sebuah jasa. Pembelajaran adalah sebuah proses sosial dan aktif, yang
dengannya para siswa mampu mengonstruksikan ide-ide atau konsep-konsep baru berdasarkan
pada pengetahuan mutakhir mereka. Hal tersebut adalah proses berkelanjutan (Indriana, 2011 :
92 &199-200).
Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif,
bukan mekanis seperti halnya pengajaran. Pembelajaran seharusnya menjadi aktivitas bersama
(Suprijono, 2012 : 13). Proses pembelajaran yang terjadi adalah suatu proses yang dapat
28).
Menurut aliran behavioristik pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku
yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Aliran kognitif mendefinisikan
pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar
mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari. Darsono dalam (Hamdani, 2011 : 23).
9
Salah satu sasaran pembelajaran adalah membangun gagasan sainstifik setelah siswa berinteraksi
dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dari sekitarnya (Hamdani, 2011 : 23).
apresiasi dan keterampilan. Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja (Suprijono, 2012 : 5 & 7).
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi
siswa hasil belajar merupakan berakhirnya proses belajar (Dimiyati, 2010 : 3).
Hasil dari suatu interaksi dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun
psikomotor.
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan,
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif maliputi lima jenjang kemampuan yaitu
menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai
3. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda benda koordinasi euromoscular
(menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan dari pada afektif
10
dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga
Hasil belajar peserta didik akan lebih baik jika antara ranah kognitif, psikomotor
dan afektif berjalan searah. Hasil belajar yang baik akan tercapai bukan karena kemampuan
siswa untuk berpikir, tetapi bagaimana siswa bisa melihat situasi dan kondisi dalam suatu
masalah. Kemampuan seseorang utnuk melihat situasi dan kondisi bukan kerana kecerdasannya
Dipandang dari sudut pembelajaran (Teoritik), ATI approach merupakan sebuah konsep
yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran yang sedikit banyaknya efektif digunakan untuk
siswa tertentu sesuai dengan karakteristik kemampuannya. Didasari oleh asumsi bahwa
mengemukakan bahwa ATI approach adalah sebuah pendekatan yang berusaha mencari dan
kemampuan siswa, yaitu perlakuan (treatments) yang secara optimal diterapkan untuk siswa
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas, dapat diperoleh makna esensial dari ATI
1. ATI approach merupakan suatu konsep atau model yang berisikan sejumlah strategi
pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk siswa tertentu sesuai dengan
perbedaan kemampuannya.
2. Sebagai sebuah kerangka teoritik ATI approach berasumsi bahwa optimalisasi prestasi
3. Terdapat hubungan timbal balik antara prestasi akademik/hasil belajar yang dicapai siswa
dengan pengaturan kondisi pembelajaran di kelas atau dengan kata lain, prestasi
maka dapat diadaptasi beberapa langkah yang dilakukan dalam pembelajaran, yaitu:
(aptitude testing). Hal ini dilakukan guna untuk mendapatkan data yang jelas tentang
2. Membagi siswa atau mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok sesuai dengan
klasifikasi yang didapatkan dari hasil aptitude testing. Pengelompokan siswa tersebut diberi
4. Bagi kelompok siswa yang memiliki kemampuan (aptitude) tinggi, perlakuan (treatment) yang
diberikan yaitu belajar mandiri (self learning) dengan menggunakan modul atau buku-buku
yang relevan. Pemilihan belajar mandiri melalui modul didasari anggapan bahwa siswa akan
lebih baik jika dilakukan dengan cara sendiri yang terfokus langsung pada penguasaan
tujuan khusus atau seluruh tujuan. Dengan kata lain dengan menggunakan modul siswa
5. Bagi kelompok siswa yang berkemampuan sedang dan rendah diberikan pembelajaran
6. Bagi kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rendah diberikan special treatment, yaitu
berupa pembelajaran dalam bentuk re-teaching dan tutorial. Perlakuan (treatment) diberikan
ini dimaksudkan agar secara psikologis siswa berkemampuan rendah tidak merasa
perlakuan khusus untuk kelompok rendah, didasarkan pada pertimbangan bahwa mereka
lambat dan sulit dalam memahami secara menguasai bahan pelajaran. Oleh karena itu
kelompok ini harus mendapat apersiasi khusus berupa bimbingan dan bantuan belajar dalam
bentuk pengulangan pelajaran kembali melalui tambahan jam pelajaran (re-teaching) dan
tutorial (tutoring), sehingga dengan cara demikian mereka bisa menguasai pelajaran yang
diberikan. Karena seperti diketahui bahwa salah satu tujuan pembelajaran atau program
tutoring adalah untuk memberikan bantuan dalam pembelajaran kepada siswa yang lambat,
13
sulit dan gagal dalam belajar, agar dapat mencapai prestasi akademik/hasil belajar secara
optimal.
Energi merupakan salah satu konsep penting dalam sains. Dalam sistem
internasional ( SI ), energi dinyatakan dalam satuan joule. Dalam fisika terdapat berbagai
jenis energi, diantaranya energi kinetik, energi potensial, dan energi mekanik.
Energi kinetik adalah adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena
kinetik.
terhadap titik acuan. Dengan demikian, titik acuan akan menjadi tolak ukur
penentu ketinggian suatu benda. Jadi energi potensial adalah energi yang dimiliki
Energi mekanik adalah energi yang dimiliki benda karena gerak dan
kedudukannya.
BAB III
14
METODE PENELITIAN
Tipe penelitian yang dilakukan adalah tipe penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
sesuai apa adanya. Tipe penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana penerapan metode
belajar fisika materi Energi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Pulau Haruku”
3.2.1. Tempat
Lokasi dalam Penelitian ini adalah sekolah SMA Negeri 2 Pulau Haruku.
3.2.2. Waktu
3.3.1. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2
Pulau Haruku.
15
3.3.2. Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI IPA2 SMA
Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal ( Variabel X dan Y )
yaitu hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran Aptitude Treatment Interactionpada
Dalam penelitian ini instrument penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar.Untuk
mendapatkan atau memperoleh data sesuai yang diharapkan maka terdiri dari dua bagian yaitu:
1. Tes hasil belajar dengan menggunakan soal-soal besaran dan satuan yang berupa soal
2. Lembar observasi terhadap siswa yang meliputi Aspek afektif dan psikomotor,
Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian inimaka dilakukan sesuai dengan
1. Langkah Persiapan
Soal tes yang digunakan dipilih dari soal-soal materi Energi, kemudian soal tersebut
2. Langkah Pelaksanaan
1. Pemberian tes dilakukan dengan cara membagikan soal kepada siswa untuk mengetahui
2. Hasil tes yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis untuk menyimpulkan hasil
penelitian.
Untuk menganalisis data yang berkaitan dengan pernyataan, data tingkat kemampuan
siswa dianalisis secara deskriptif. Untuk mendeskriptifkan hasil belajar siswa setelah diterapkan
DAFTAR PUSTAKA
Renwarin. 2012. Pemanfaaatan buah pepaya tidak layak pakai sebagai bahan dasar pembuatan
bioetanol dengan menggunakan variasu ragi dan lama fermentasi. Skipsi fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Darusalam.Ambon.( tidak dipublikasikan )
Siregar. 2010. Pengaruh media stater antara air kelapa dan nira aren terhadap kualitas nata de