Anda di halaman 1dari 65

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN

METODE THE LEARNING CELL MATERI ADAB SEORANG MUSLIM


TERHADAP ORANG TUA DAN GURU KELAS VIII MTs
MUHAMMADIYAH ISIMU

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar

Sarjana (S.Pd) Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kaguruan

Oleh:

Aditia A Daud

Nim.191012117

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SULTAN AMAI GORONTALO

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakan Masalah

Salah satu maksud utama pelaksanaan kegiatan pendidikan adalah


menciptakan generasi yang memiliki kemampuan kompetitif, keunggulan,
keterampilan yang handal, dan berkontribusi dalam membentuk sumber
daya manusia berkualitas. Konsep ini juga tercermin dalam Pasal 3 dari
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 mengenai
Sistem Pendidikan Nasional, yang menegaskan bahwa Pendidikan Nasional
memiliki peran untuk: “mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” 1

Tujuan akhir dari proses pembelajaran adalah menghasilkan


perubahan dalam perilaku. Perubahan ini mencakup penguasaan terhadap
pengetahuan baru yang diajarkan atau keterampilan baru yang sedang
dipelajari. Setiap individu yang sedang belajar akan mengalami perubahan
yang bervariasi. Perubahan ini terjadi karena efek pembiasaan, latihan,
serta pengalaman yang diperoleh selama proses belajar. Agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal dan sesuai dengan harapan,
semua komponen yang terlibat dalam pendidikan perlu berperan aktif.
Siswa perlu memiliki motivasi dan dedikasi yang kuat terhadap proses
pembelajaran. Guru bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas dan peran
mereka dengan penuh kesadaran. Institusi pendidikan harus menyediakan
1
Agus Suprijono. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

1
2

fasilitas serta lingkungan yang mendukung proses pembelajaran.


Masyarakat sekitar juga memiliki peran dalam menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif. Pemerintah sebagai penyelenggara negara memiliki
tanggung jawab untuk merumuskan kebijakan pendidikan yang
berkontribusi bagi semua peserta didik.
Dalam Pasal 3 Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003,
dijelaskan bahwa di setiap tingkat pendidikan diharuskan
menyelenggarakan pendidikan agama. Tujuan dari pengajaran pendidikan
agama ini adalah membentuk individu yang memiliki kesalehan dan
mampu menghormati keyakinan agama lain. Selain itu, di lingkungan
sekolah, pengajaran pendidikan agama Islam memiliki peran sebagai
penanam nilai-nilai dan karakter yang mulia. Dari penjelasan tersebut,
terlihat bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah tidak
hanya berfokus pada aspek teoretis, tetapi juga mengimplikasikan pada
penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, adakalanya penilaian yang sempit terhadap mata pelajaran
agama Islam dan penurunan kualitas nilai-nilai pendidikan agama
seringkali dipicu oleh metode pengajaran yang kurang tepat. Sebagian
besar pendidik masih menggunakan pendekatan konvensional seperti
ceramah dan tugas latihan. Nyatanya, metode ceramah dalam proses
pembelajaran dianggap kuno dan tidak efektif oleh kalangan ahli
pendidikan. Metode ini tidak mampu mencapai hasil yang optimal dalam
proses pendidikan, bahkan dapat mengakibatkan kejenuhan pada siswa
serta penurunan konsentrasi belajar. Posisi guru dalam pengajaran masih
terlalu dominan, dengan siswa hanya terlibat pasif setelah penjelasan
selesai. Partisipasi siswa lebih merujuk pada tugas latihan yang diberikan
oleh guru, seringkali menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang bukan
hasil kreasi guru.
Pendekatan ini seharusnya diperbaharui, di mana guru berperan
sebagai fasilitator pembelajaran. Keberanian guru untuk memanfaatkan
beragam sumber belajar, termasuk potensi informasi di sekitar lingkungan
3

siswa, seharusnya diutamakan. Alternatif sumber belajar yang langsung


dapat diobservasi oleh siswa cenderung lebih melekat dan dipahami dengan
baik. Melalui pembaruan metode ini, diharapkan pembelajaran menjadi
lebih interaktif dan berdaya guna bagi perkembangan siswa. 2
Dalam tahap pembelajaran, masih ditemui banyak guru yang hanya
mengandalkan satu buku sebagai referensi utama. Mayoritas dari mereka
terpaku pada buku paket yang telah ditentukan. Upaya penggunaan sumber
belajar alternatif masih belum banyak dilakukan oleh para guru.
Penggunaan potensi informasi yang ada di sekitar lingkungan kerap
diabaikan. Ironisnya, sumber belajar yang dapat diakses secara langsung
dan dirasakan oleh siswa memiliki potensi pengaruh yang lebih kuat dan
mempermudah pemahaman siswa. Situasi ini juga tercermin pada siswa
kelas VIII MTS Muhammadiyah Isimu, dimana hanya sekitar 30% dari
mereka yang berhasil memenuhi standar minimal ketuntasan belajar yang
telah ditetapkan sekolah, yaitu 75%.
Melalui penyelidikan yang mendalam terhadap akar permasalahan
ketidakselesaian pembelajaran siswa, terungkap bahwa siswa mengalami
kesulitan memahami penjelasan yang disampaikan oleh guru. Mereka juga
sering merasakan kejenuhan dan kesulitan dalam memusatkan perhatian
saat guru menjelaskan materi. Oleh karena itu, perlu diupayakan
pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan efektivitas hasil
pembelajaran siswa. Pendekatan baru ini harus mampu mendorong
keterlibatan aktif siswa, sehingga mereka dapat mengembangkan
pemahaman terhadap mata pelajaran Agama Islam secara mandiri.

Selain itu, metode pembelajaran yang diterapkan juga perlu


memiliki kemampuan untuk memupuk semangat belajar siswa, sehingga
mereka menjadi lebih responsif dan terfokus ketika dalam proses belajar,
yang pada gilirannya akan membantu meningkatkan prestasi belajar
2
Agus Supriyono, Coopeeratif Learning, Teori Dan Aplikasi Paikem,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, Cet X), hlm. 122
4

mereka. Salah satu alternatif metode pembelajaran yang cocok dengan


karakteristik siswa adalah model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan metode The Learning Cell. Dalam model pembelajaran ini,
siswa diberdayakan untuk menggali informasi tentang materi pelajaran
secara mandiri. Selanjutnya, siswa MTS Muhammadiyah Isimu diarahkan
untuk mengukur pemahaman mereka sendiri terhadap materi yang
dipelajari melalui interaksi tanya jawab dengan teman belajar mereka
sebagai pasangan.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan yang telah diuraikan dalam konteks latar
belakang permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa
tantangan yang perlu diperhatikan, yakni:
1. Performa belajar siswa yang menunjukkan tingkat hasil yang
belum optimal, terutama dalam hal pemahaman terhadap materi
mengenai Etika dalam Interaksi Seorang Muslim dengan Orang
Tua dan Pengajar.
2. Adopsi metode pembelajaran yang telah diterapkan masih bersifat
tradisional dan kurang menghadirkan variasi yang memadai.
3. Siswa sering merasa bosan dalam belajar.

B. Pembatasan masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang
masalah dan identifikasi masalah di atas, maka Peningkatan hasil belajar
melalui metode The Learning Cell dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas
VIII MTS Muhammdiyah isimu yang berjumlah 18 siswa. Adapun materi
yang dipilih oleh peneliti adalah hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
Dalam hal ini peneliti akan melakukan tindakan/treatment dalam satu siklus
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
5

C. Pemecahan masalah

Metode pembelajaran yang di gunakan dalam penelitian ini adalah


metode pembelajaran The Learning Cell. Peneliti menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas(PTK) dengan empat langkah pada setiap siklus yaitu
Perancanaan(Planning), tindakan(acting),observasi(observing),dan Refleksi
(reflecting).

D. Rumusan Masalah

1. Apakah penerapan metode The Learning Cell pada materi Adab seorang
muslim terhadap orang tua dan guru kelas VIII MTS Muhammadiyah
Isimu dapat meningkatkan hasil belajar siswa….?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai permasalahan di atas, peneliti bertujuan untuk mengetahui
Apakah penerapan metode The Learning Cell pada materi Adab seorang
muslim terhadap orang tua dan guru kelas VIII MTS Muhammadiyah
Isimu dapat meningkatkan hasil belajar siswa

F. Manfaat penelitian

Penelitian ini di harapkan bermanfaat:

1. Bagi siswa, dapat diterapkan strategi peningkatan hasil belajar


terutama dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
dengan menerapkan metode The Learning Cell.
2. Bagi para pendidik, disarankan untuk melengkapi pendekatan
pengajaran dengan memanfaatkan metode The Learning Cell, yang
akan memberikan berbagai pendekatan dalam mengajar sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif.
6

3. Bagi institusi pendidikan, hal ini dapat berfungsi sebagai kontribusi


dalam menggambarkan alternatif pengajaran PAI kepada siswa
melalui penerapan metode pembelajaran yang efektif, sejalan dengan
tujuan instruksional yang ditetapkan.
BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar


Belajar mengacu pada transformasi perilaku yang bersifat relatif
permanen, muncul dari pengalaman masa lalu atau melalui rangkaian
pembelajaran yang diarahkan atau disengaja. Aktivitas belajar merupakan
elemen yang tak terpisahkan dalam seluruh proses pendidikan, di mana tiap
individu berupaya mencapai modifikasi perilaku dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Belajar diartikan sebagai proses yang berlangsung
secara berkelanjutan, menjadi komponen dasar dalam seluruh tahapan
pendidikan.
Wina Sanjaya menggambarkan belajar sebagai lebih dari sekadar
akumulasi pengetahuan, melainkan proses mental yang internal bagi setiap
individu. Pendekatan lainnya, seperti yang dikemukakan oleh Rusman,
menyatakan bahwa belajar merupakan hasil interaksi individu dengan berbagai
situasi di sekitarnya.
Melalui sejumlah definisi belajar di atas, dapat ditarik kesimpulan oleh
peneliti bahwa belajar mencerminkan perubahan perilaku individu yang
mengarah pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai
rangkaian langkah menuju perkembangan pribadi yang holistik.
Menurut pandangan Nana Sudjana, hasil pembelajaran adalah suatu
kemampuan atau kapabilitas yang dapat diperoleh oleh siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran yang telah disusun dan dijalankan oleh guru dalam
lingkungan sekolah dan kelas spesifik. 3
Menurut Sudjana, hasil belajar yang tercapai oleh siswa melalui proses
pembelajaran yang optimal ditandai oleh karakteristik berikut ini:

3
Teni Nurrita, “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa,” MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran, Hadist, Syari’ah dan Tarbiyah 3, no. 1 (2018): 171.

5
6

1) Terdapat rasa puas dan bangga yang mampu merangsang motivasi


belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak merasa frustrasi oleh
prestasi rendahnya; sebaliknya, ia akan bersungguh-sungguh berupaya
meningkatkan atau paling tidak mempertahankan pencapaiannya.
2) Meningkatkan keyakinan dan kemampuan dirinya, sehingga ia
mengakui potensinya sendiri dan memiliki keyakinan bahwa ia
memiliki kapabilitas yang sebanding dengan orang lain, selama ia
berusaha secara adekuat.
3) Hasil pembelajaran yang diperoleh memiliki signifikansi bagi siswa,
yakni dapat menghasilkan ingatan yang tahan lama, membentuk
perilaku, memiliki manfaat dalam memahami aspek-aspek lain,
membentuk kemauan dan kemampuan untuk belajar secara mandiri,
serta merangsang perkembangan kreativitas.
4) Capaian hasil belajar siswa mencakup seluruh aspek, melibatkan ranah
kognitif (pengetahuan dan pemahaman), ranah afektif (sikap), dan
ranah psikomotorik (ketrampilan atau tindakan nyata).
5) Kemampuan siswa untuk mengendalikan, menilai, serta mengelola
dirinya sendiri, terutama dalam menilai hasil yang dicapai serta
mengawasi proses dan upaya belajar yang dilakukan.4

Itulah sebabnya hasil pembelajaran adalah kapabilitas yang


dipresentasikan oleh siswa setelah terlibat dalam proses belajar yang mencakup
kemampuan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan
interpretasi tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar
mencerminkan evaluasi yang diberikan kepada siswa berdasarkan hasil
pengalaman pembelajaran, dengan mengukur pengetahuan, sikap, dan
keterampilan siswa serta mengamati perubahan dalam perilaku mereka.5

b. Ranah kongnitif,Afektif,dan piskomotorik


Umumnya, capaian pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga
dimensi, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik, yang secara
tegas tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Apapun jenis mata pelajarannya,

4
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 275.
5
Ibid.
7

selalu melibatkan ketiga dimensi ini meskipun dengan penekanan yang berbeda.
Dimensi kognitif cenderung menitikberatkan pada teori, dimensi psikomotorik
menekankan aspek praktik, dan kedua dimensi tersebut selalu melibatkan
dimensi afektif.

1) Rana kongnitif
Ranah kognitif merujuk pada wilayah kegiatan mental (berpusat pada
otak), seperti kemampuan berpikir, memahami, menghafal, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan kemampuan dalam mengevaluasi. Sesuai
dengan klasifikasi taksonomi Bloom, segala usaha yang menggambarkan
aktivitas otak termasuk dalam cakupan ranah kognitif. Di dalam ranah kognitif
terdiri dari enam tingkatan proses berpikir, bervariasi dari level paling dasar
hingga puncaknya. Jenis tingkatan ini melibatkan: pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis),
sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Prestasi belajar dalam ranah
kognitif menggambarkan perubahan perilaku yang terjadi dalam wilayah
kognisi; hasil pembelajaran kognitif ini bukanlah sekadar kemampuan sendiri,
melainkan perubahan perilaku yang memengaruhi ranah kognitif dalam
berbagai tingkatan.
Menurut Zakiah Daradjat, pencapaian hasil pembelajaran ini terdiri
dari enam tingkat yang disusun secara hirarkis dari yang terendah hingga yang
tertinggi. Pencapaian ini dapat dibagi menjadi dua segmen:
a) Bagian pertama berfokus pada penguasaan dengan mengingat kembali
informasi yang telah diberikan dan dianggap sebagai dasar untuk membangun
pemahaman yang lebih kompleks.
b) Bagian kedua menitikberatkan pada kemampuan-kemampuan intelektual
yang menuntut proses mental untuk merangkai dan mengatur ulang materi yang
ada. Berbagai tingkatan pencapaian dalam aspek kognitif mencakup
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.6

2) Rana Afektif
Menurut David R. Krathwohl, ranah afektif merujuk pada wilayah yang
terkait dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli telah mengemukakan bahwa
6
Zakiah Daradjat, Metodik, 197
8

perubahan dalam sikap individu dapat diperkirakan ketika individu sudah


memiliki penguasaan kognitif yang lebih mendalam. Manifestasi dari
pencapaian belajar dalam ranah afektif dapat dilihat melalui perilaku siswa
seperti: ketertarikan pada subjek pelajaran, kedisiplinan dalam mengikuti
proses pembelajaran, motivasi dalam belajar, penghargaan atau rasa hormat
terhadap guru, dan sebagainya. Krathwohl dkk. mengklasifikasikan ranah
afektif ini menjadi lima tingkat yang meliputi:
a) menerima atau memperhatikan (receiving)
b) menanggapi (responding)
c) menailai atau menghargai (valuing)
d) mengatur atau mengorganisasikan (organization)
e) karakterisasi dengan suatu nilai atau kelompok nilai (characterization)7

3) Rana Pisikomotorik
Ranah psikomotor merupakan wilayah yang terkait dengan
kecakapan atau kapabilitas beraksi setelah individu memperoleh suatu
pengalaman pembelajaran khusus. Sesuai dengan pandangan Singer, mata
pelajaran yang masuk dalam kategori mata pelajaran psikomotor adalah
yang lebih berfokus pada pergerakan dan memberikan penekanan pada
tanggapan-tanggapan fisik. Sementara menurut Ryan, penilaian prestasi
belajar dalam ranah psikomotor bisa dilakukan melalui tiga metode,
yakni:
a) melalui pengamatan langsung selama proses belajar-mengajar
(persiapan)
b) setelah proses belajar (proses)
c) beberapa waktu setelah selesai proses belajar mengajar (produk)8

Aspek psikomotor melibatkan keterampilan yang lebih bersifat


konkret. Berikut adalah bentuk-bentuk hasil pembelajaran yang
dihasilkan:

7
Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013, Hal 88 – 93
8
Iin Nurbudiyani, Pelaksanaan Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor Pada
Mata Pelajaran memperbaiki
9

a) Keterampilan menunjukkan proses kesadaran setelah rangsangan


visual, auditif, atau sensorik lainnya.
b) Kesiapan atau persiapan, mencakup kesiapan secara mental, fisik,
dan emosional untuk bertindak.
c) Respon terarah, tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang
kompleks.
d) Mekanisme, merujuk pada keterampilan yang telah terinternalisasi,
namun tidak seperti gerakan mesin; dilaksanakan dengan
keyakinan, ketegasan, tata tertib, kesopanan, kesungguhan, dan
kesempurnaan.
e) Respon yang rumit, terkait dengan demonstrasi keterampilan yang
sangat terampil. Keahlian ditunjukkan dengan kecepatan,
kelancaran, dan ketepatan.9
Ketiga dimensi ini perlu diintegrasikan kepada para siswa
secara komprehensif dan sebaiknya disajikan dengan keseimbangan
yang tepat. Karena ketiganya bersatu dalam kesatuan yang utuh, jika
salah satu dimensi diberikan perhatian lebih dan mengabaikan dimensi-
dimensi lainnya, maka sasaran pendidikan agama Islam tidak akan
tercapai. Tujuan tersebut hanya bisa terealisasi melalui penggabungan
ketiganya, sehingga siswa mampu membangun keyakinan,
pemahaman, kedalaman penghayatan, dan penerapan ajaran Islam
dalam konteks kehidupan sehari-hari.
2. Metode The Learning Cell

a. Pengertian The Learning Cell


Istilah "learning cell" terdiri dari dua kata, yakni "learning" dan "cell".
Dalam Bahasa Inggris, "learning" merujuk pada proses pembelajaran, sementara
"cell" mengacu pada unit ruang kecil. Konsep "learning cell" umumnya disebut
sebagai "sel pembelajaran". Learning cell merupakan model pembelajaran
berkelompok kecil di mana siswa saling berinteraksi dengan bertanya dan
menjawab secara bergantian, berdasarkan materi yang telah ditetapkan dan
merujuk pada bacaan yang sama. Pendekatan the learning cell pertama kali
dirumuskan oleh Goldschmid dari Swiss Federal Institute of Technology di

9
Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2012), 30
10

Lausanne. Konsep learning cell menggambarkan pendekatan pembelajaran


kooperatif dalam bentuk pasangan, di mana siswa berpasangan untuk saling
bertanya dan menjawab pertanyaan, merujuk pada bahan bacaan yang sama.
"The learning cell" merupakan salah satu bentuk pembelajaran kelompok,
khususnya dalam kelompok kecil. Dalam pendekatan ini, siswa dikelompokkan
berpasangan, di mana salah satu anggota memainkan peran sebagai tutor,
fasilitator, atau konsultan bagi pasangan yang lain. Individu kedua berfungsi
sebagai peserta pembelajaran atau individu yang memerlukan bimbingan. Setelah
sesi tertentu, peran kedua peserta akan berbalik, di mana yang sebelumnya menjadi
tutor atau fasilitator akan menjadi peserta dan sebaliknya.
Teknik kolaboratif ini bertujuan untuk mendorong keterlibatan aktif siswa
dalam merenungkan konten pembelajaran, dengan tujuan memicu timbulnya
pertanyaan-pertanyaan yang mendorong pemahaman mendalam. Membentuk
pertanyaan seputar materi tugas memaksa siswa untuk berpikir lebih dalam
daripada hanya sekadar mencatat informasi. Pendekatan ini memberikan
kesempatan bagi siswa untuk menganalisis materi secara lebih mendalam,
merumuskan ulang dengan kata-kata mereka sendiri, dan mulai menggunakan
terminologi yang sesuai dalam disiplin tersebut. Menanggapi pertanyaan dari rekan
mereka dapat menjadi dasar untuk diskusi yang bergantung pada tingkat
pemahaman siswa. Pertukaran jawaban dan pertanyaan antar teman sekelas dapat
memotivasi siswa, mendorong mereka untuk mencapai pemikiran yang lebih
mendalam.
Di samping memperkuat penguasaan materi, teknik ini juga mendorong siswa
untuk mengasah keterampilan interpersonal seperti memberikan umpan balik
dengan cara yang membangun, menjaga fokus kelompok, dan mengembangkan
serta menjaga kelancaran kerjasama. Dengan pendekatan ini, siswa belajar untuk
mengajukan pertanyaan, menjelaskan pemahaman, mengakui kebingungan, dan
memperbaiki kesalahpahaman, hal-hal yang cenderung mereka lakukan lebih
nyaman dengan teman sekelas daripada dengan pengajar. Pasangan yang efektif
dalam pendekatan ini dapat menjadi contoh peran dalam strategi pembelajaran
yang sangat berharga.10

10
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2012), h.122
11

b. Langkah-langkah metode pembelajaran learning cell


Langkah-langkah pembelajaran metode The Learning Cell yaitu:
1) Awalnya, siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil, dengan setiap
kelompok terdiri dari empat murid.
2) Selanjutnya, tugas diberikan kepada siswa untuk membaca suatu teks,
kemudian mereka diminta untuk merumuskan dan menuliskan pertanyaan
yang terkait dengan inti permasalahan yang muncul dari teks atau materi
yang sedang dipelajari.
3) Setelah pertanyaan-pertanyaan terbentuk, langkah berikutnya adalah sesi
tanya jawab yang dimulai oleh siswa A yang akan menyampaikan
pertanyaan pertama, diikuti dengan jawaban dari siswa B. Setelah
jawaban diberikan, yang kemungkinan telah dikoreksi atau diperbaiki,
giliran siswa B untuk mengajukan pertanyaan yang nantinya akan dijawab
oleh siswa A.
4) Setelah siswa A menyelesaikan satu pertanyaan dan mendapat jawaban
dari siswa B, peran bertanya akan beralih kepada siswa B, dan pola ini
berlanjut.
5) Dalam seluruh proses tanya jawab, guru berpindah dari satu pasangan ke
pasangan lainnya, memberikan masukan atau penjelasan melalui
pertanyaan-pertanyaan atau jawaban-jawaban yang diberikan.11

c. Tujuan Strategi The Learning Cell The


Tujuan dari pendekatan "The Learning Cell" adalah untuk mempromosikan
interaksi dan komunikasi yang positif dalam konteks pembelajaran kelompok
berpasangan di antara siswa. Elizabeth E. Barkey mengemukakan bahwa strategi
learning cell memiliki beberapa tujuan, di antaranya:
1) Mendorong partisipasi aktif siswa dalam memproses konten pembelajaran
selama proses belajar berlangsung.
2) Merangsang kemampuan siswa dalam merumuskan pertanyaan dan
mencari jawaban terhadapnya.
3) Membantu siswa mengembangkan keterampilan menyampaikan
pandangan dan pendapat mereka.

11
Agus Supriyono, Coopeeratif, hlm. 122
12

4) Mendorong siswa untuk menghasilkan pertanyaan dan tanggapan sebagai


bagian dari interaksi belajar.12

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari


pendekatan "The Learning Cell" adalah merangsang partisipasi lebih aktif dari
siswa dalam menyuarakan pandangan, merumuskan pertanyaan, mengambil
tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan, serta memajukan
kemampuan berpikir, yang pada gilirannya akan berdampak pada peningkatan
pencapaian hasil belajar peserta didik.

d. Adapun Faktor yang medukung penerapan model pembelajaran the learning cell

Dukungan faktor-faktor untuk penerapan model pembelajaran "The Learning


Cell" melibatkan sikap penuh keramahan dan kebaikan dari seorang guru, yang
pada gilirannya menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi
para peserta didik. Pembagian kelompok-kelompok dalam pelaksanaan
pembelajaran berperan dalam merangsang kolaborasi di antara peserta didik,
yang pada gilirannya mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan. Selanjutnya, inisiatif peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan pendekatan "The Learning Cell" menjadi penanda vital, di mana mereka
aktif dalam berpikir dan mengemukakan gagasan melalui jawaban mereka
terhadap pertanyaan-pertanyaan. Hal ini memberikan suasana yang dinamis di
dalam kelas, mendukung perkembangan keterampilan berbicara peserta didik
secara terstruktur. Dalam kerangka perbedaan pandangan di antara peserta didik,
suasana kelas mengalami transformasi menjadi diskusi yang menarik. Secara
umum, peserta didik menjadi lebih berhati-hati dan terlibat sepenuhnya dalam
pembelajaran, terlatih untuk mengutarakan pandangan mereka dengan percaya
diri dan sungguh-sungguh.

e. Adapun Faktor yang menghambat penerapan model pembelajaran the learning


cell
Terbatasnya waktu dalam menerapkan pembelajaran menggunakan
pendekatan "The Learning Cell" menghadirkan beberapa tantangan, di mana
beberapa peserta didik mungkin mengalami keterbatasan perhatian selama
12
Linda Dwi Astuti, “Implementasi Metode The Learning Cell Untuk Meningkatkan
KeaktifanDan Prestasi Belajar Ips Siswa Kelas VIII D SMPN 3 Kalasan”, (Universitas Negeri
Yogyakarta: 2015), h.14
13

proses pembelajaran, serta situasi di luar kelas yang mungkin tidak


mendukung. Selain itu, perbedaan latar belakang siswa juga menjadi salah satu
hambatan yang dihadapi. Model "The Learning Cell" juga dapat menghadapi
hambatan tambahan saat diterapkan dalam kelas yang besar, terkait dengan
kesulitan mendistribusikan pertanyaan kepada seluruh peserta didik.
Akibatnya, kesempatan peserta didik untuk menjawab pertanyaan menjadi
tidak merata, dan ada kemungkinan peserta didik yang menjadi kurang aktif
sehingga kurang fokus pada proses pembelajaran. Terdapat berbagai faktor
penghambat dalam penerapan "The Learning Cell" yang telah disebutkan di
atas, dan semuanya atau sebagian dapat diatasi melalui perencanaan yang
matang sebelum melaksanakan model pembelajaran ini.13
f. Kekurangan Strategi The Learning Cell
1) Meskipun literatur terbatas, upaya dapat dilakukan dengan mengarahkan
peserta didik untuk mengeksplorasi buku-buku atau sumber-sumber lain
yang relevan.
2) Ketika peserta didik menunjukkan kurangnya inisiatif dalam
mengumpulkan informasi, pembelajaran mungkin menjadi kurang efektif.
Situasi ini dapat diatasi dengan memberikan dorongan dan pengakuan
kepada peserta didik yang berhasil menggali lebih banyak informasi terkait
materi pelajaran.

g. Kelebihan Strategi The Learning Cell


1) Peserta didik menunjukkan peningkatan rasa percaya diri selama pelaksanaan
pembelajaran karena penerapan metode pembelajaran melalui interaksi
dengan rekan sebaya.
2) Kualitas relasi sosial di antara peserta didik semakin meningkat, baik antara
sesama peserta didik maupun antara guru dan peserta didik. Semua aspek
dalam proses pembelajaran terfokus pada kemajuan peserta didik.
3) Peran kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran sangat
signifikan, dengan tuntutan bagi mereka untuk aktif dalam seluruh rangkaian
kegiatan pembelajaran. Peserta didik diharapkan mengakses informasi

13
Amelia Risanti, M. Fathoni Jurnal Pendidikan Islam Nusantara Fakultas Agama Islam
Universitas Nurul HudaVolume 01Nomor 012022
14

sebelum dan setelah pembelajaran, lalu menyampaikan kembali materi


tersebut selama proses pembelajaran berlangsung.14

3. Adab seorang muslim terhadap orang tua dan guru

a. Pengertian adab

Konsep "adab" menurut bahasa merujuk pada etika, keramahan, perilaku


bermartabat, atau juga bisa diartikan sebagai sopan santun. Dalam konteks bahasa
Arab, istilah "adab" berasal dari akar kata "tashrifan" (adaba ya'dubu), yang
mengandung makna mengundang atau mengajak.15 Disebut sebagai "adab" karena
ia mengajak manusia untuk berbuat yang baik dan mencegah manusia dari
perilaku buruk dan tidak terpuji. Dalam konteks terminologi, "adab" merujuk pada
standar atau norma perilaku sopan kepada sesama, terutama kepada individu yang
lebih tua, dengan tujuan menjaga dan mengamankan harmoni dalam interaksi
manusia yang didasarkan pada prinsip-prinsip agama, terutama dalam Islam.
Orang tua memiliki peran penting sebagai mereka yang melahirkan, merawat,
16
membimbing, dan mendidik kita sejak dalam kandungan hingga kedewasaan.
Guru, sebagai figur kedua yang berperan dalam mendidik, telah memberikan
kontribusi penting dalam membimbing melalui jalur institusi pendidikan, baik
yang bersifat formal maupun nonformal. 17 Karenanya, menghormati orang tua dan
guru mencakup berperilaku dengan sopan dan menghormati mereka sesuai dengan
ketentuan agama, serta menjaga agar tidak ada pelanggaran terhadap nilai-nilai
yang berlaku dalam lingkungan masyarakat.

b. Posisi perintah menghormati orang tua dan guru dalam Islam menandai
keutamaan agama ini yang memiliki dasar-dasar pemikiran untuk setiap
ajarannya. Termasuk dalam hal ini adalah pendidikan etika anak terhadap kedua
orang tua dan guru. Fakta yang meneguhkan pentingnya penghormatan terhadap
14
0Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif,
(Yogyakarta: Nuansa Aksara Grafika, 2016), h. 90-91
15
Umam B. Karyanto, “MAKNA DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Semantik) | Forum
Tarbiyah” 9, no. 2 (2012): 155–58.
16
Wirawan, Yahya Reka. "Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Ekonomi Dan Perilaku Konsumsi Siswa." Jurnal Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan 3.2
(2017): 147-167.
17
4Idi Warsah and Muhamad Uyun, “Kepribadian Pendidik: Telaah Psikologi Islami,” Psikis:
Jurnal Psikologi Islami 5, no. 1 (2019): 62–73.
15

orang tua sebagai salah satu nilai Islam yang sangat penting setelah iman kepada
Allah Swt. tergambar dalam ayat-ayat Al-Qur'an serta dalam Hadis Rasulullah,
yang berperan sebagai landasan utama dalam ajaran Islam. Ketegasan kewajiban
ini tercermin dari pengulangan Allah dalam menyampaikan pesan berbakti kepada
orang tua, sebagai kelanjutan dari perintah beribadah kepada-Nya, dalam beberapa
ayat Al-Qur'an dan juga dalam Hadis.

1.) Q.S Al-Isra Ayat 23-24

‫۞َو َقَض ٰى َر ُّبَك َأاَّل َتۡع ُبُد ٓو ْا ِإٓاَّل ِإَّياُه َو ِبٱۡل َٰو ِلَد ۡي ِن ِإۡح َٰس ًنۚا ِإَّم ا َيۡب ُلَغَّن ِع نَدَك ٱۡل ِكَبَر َأَح ُدُهَم ٓا َأۡو ِكاَل ُهَم ا َفاَل َتُقل‬
‫َّلُهَم ٓا ُأّٖف َو اَل َتۡن َهۡر ُهَم ا َو ُقل َّلُهَم ا َقۡو اٗل َك ِر يٗم ا َو ٱۡخ ِفۡض َلُهَم ا َج َناَح ٱلُّذ ِّل ِم َن ٱلَّر ۡح َم ِة َو ُقل َّرِّب ٱۡر َح ۡم ُهَم ا‬
‫َك َم ا َر َّبَياِني َص ِغ يٗر ا‬

Artinya:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah


selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh


kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

Dalam ayat tersebut, Allah menegaskan perintah bagi hamba-hamba-


Nya untuk menyembah-Nya dengan eksklusif, tanpa ada asosiasi apapun. Isi
ayat ini juga menunjukkan tingkat keunggulan komunitas Muslim dalam
perbandingan dengan mereka yang menyekutukan Allah Swt. Ayat tersebut
juga menguraikan prinsip ihsan (bakti) terhadap orang tua yang diinstruksikan
oleh agama Islam, yakni berinteraksi dengan kedua orang tua dengan sikap
yang hormat. Larangan keras ditetapkan terhadap perilaku kasar terhadap
orang tua, bahkan menggunakan ungkapan "ah" saja dikecam. Oleh karena itu,
Allah mendorong agar manusia berbicara dan bertindak dengan kata-kata dan
perbuatan yang bermartabat terhadap orang tua, sesuai dengan budaya dan
16

norma sosial, dengan tujuan memberikan kebahagiaan kepada mereka dan


memenuhi kebutuhan yang sah serta wajar sesuai dengan kapasitas masing-
masing anak.18

2.) Q.S. An-Nahl Ayat 43

‫َو َم ٓا َأۡر َس ۡل َنا ِم ن َقۡب ِلَك ِإاَّل ِر َج ااٗل ُّنوِح ٓي ِإَلۡي ِهۖۡم َفَٔ‍ۡسُلٓو ْا َأۡه َل ٱلِّذ ۡك ِر ِإن ُك نُتۡم اَل َتۡع َلُم وَن‬

:Artinya

“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang


lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”
Pada ayat tersebut, terdapat penjabaran mengenai peran guru, yang
mengindikasikan bahwa guru merupakan individu yang berperan
dalam memberikan pengetahuan. Guru diartikan sebagai sosok yang
memiliki pengetahuan yang sesuai dengan bidang keahlian masing-
masing.19 Guru merupakan seseorang yang menjadi rujukan bagi
individu yang memerlukan pemahaman lebih lanjut tentang suatu
bidang pengetahuan yang belum mereka ketahui. Dengan demikian,
penting untuk menghormati dan memberi nilai yang tinggi pada peran
guru.

3.) Q.S. Al-Baqarah ayat 83

‫َو ِإۡذ َأَخ ۡذ َنا ِم يَٰث َق َبِنٓي ِإۡس َٰٓر ِء يَل اَل َتۡع ُبُد وَن ِإاَّل ٱَهَّلل َو ِبٱۡل َٰو ِلَد ۡي ِن ِإۡح َس اٗن ا َو ِذ ي ٱۡل ُقۡر َبٰى َو ٱۡل َيَٰت َم ٰى‬
‫َو ٱۡل َم َٰس ِكيِن َو ُقوُلوْا ِللَّناِس ُح ۡس ٗن ا َو َأِقيُم وْا ٱلَّص َلٰو َة َو َء اُتوْا ٱلَّز َكٰو َة ُثَّم َتَو َّلۡي ُتۡم ِإاَّل َقِلياٗل ِّم نُك ۡم‬
‫َو َأنُتم ُّم ۡع ِرُضوَن‬

Artinya :
18
5Nufus, Fika Pijaki, et al. "Konsep Pendidikan Birrul Walidain Dalam QS. Luqman (31): 14
DAN QS. AL ISRA (17): 23-24." Jurnal Ilmiah Didaktika: Media Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran
18.1 (2017): 16-31.
19
Rahma Diani, “Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbantukan LKS Terhadap Hasil Belajar
Fisika Peserta Didik Kelas XI SMA Perintis 1 Bandar Lampung,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-
Biruni 5, no. 1 (April 27, 2016): 83–93, https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v5i1.108
17

“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil


(yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat
kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan
orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu
tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan
kamu selalu berpaling.”
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa tugas ibadah hanya
dipersembahkan kepada Allah Swt., yang diikuti oleh kewajiban berbakti
kepada orang tua. Meskipun demikian, mengabdi kepada Allah Swt.
seharusnya menjadi prioritas utama, mengingat Dia adalah pencipta dan
penyedia segala hal dalam kehidupan manusia. Setelah kewajiban itu
terpenuhi, barulah dilanjutkan dengan kewajiban berbakti kepada orang tua
yang memiliki peran penting dalam membimbing dan mendukung individu
hingga ia dapat mandiri.20 Dari penafsiran ayat tersebut, terlihat dengan jelas
bahwa kewajiban untuk berperilaku baik kepada orang tua ditandai dengan
ketaatan kepada Allah Swt. Namun, tindakan kebaikan tidak hanya terbatas
pada orang tua, tetapi juga melibatkan kerabat, anak yatim, dan orang yang
kurang mampu.

4.) Q.S. Luqman ayat 14-15

‫َو َو َّص ۡي َنا ٱِإۡل نَٰس َن ِبَٰو ِلَد ۡي ِه َح َم َلۡت ُه ُأُّم ۥُه َو ۡه ًنا َع َلٰى َو ۡه ٖن َو ِفَٰص ُل ۥُه ِفي َعاَم ۡي ِن َأِن ٱۡش ُكۡر ِلي‬
‫م َفاَل ُتِط ۡع ُهَم ۖا‬ٞ ‫َو ِلَٰو ِلَد ۡي َك ِإَلَّي ٱۡل َم ِص يُر َو ِإن َٰج َهَداَك َع َلٰٓى َأن ُتۡش َك ِبي َم ا َلۡي َس َلَك ِبِهۦ ِع ۡل‬
‫ِر‬
‫َو َص اِح ۡب ُهَم ا ِفي ٱلُّد ۡن َيا َم ۡع ُر وٗف ۖا َو ٱَّتِبۡع َس ِبيَل َم ۡن َأَناَب ِإَلَّۚي ُثَّم ِإَلَّي َم ۡر ِج ُع ُك ۡم َفُأَنِّبُئُك م ِبَم ا‬
‫ُك نُتۡم َتۡع َم ُلوَن‬

Artinya:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)


kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya
20
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an (Jakarta:
Lentera Hati, 2006), 247
18

dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan


menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.”
“Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan.”

Dalam ayat di atas disebutkan (dan Kami telah memerintahkan), yang


mengindikasikan perintah yang kuat kepada semua manusia tentang kewajiban
terhadap kedua orang tua mereka. Pesan ini disampaikan dengan tekad
mengingat bahwa ibu telah mengandung anak dalam kondisi rentan di atas
segala keterbatasan, bahkan kelemahan ini datang dalam bentuk berlipat-lipat.
Kemudian, proses melahirkan dilalui dengan kesulitan yang besar, dan setelah
kelahiran, perawatan dan pemberian ASI dilakukan sepanjang waktu, bahkan
pada tengah malam ketika orang lain mungkin tidur nyenyak.21

Ayat-ayat yang telah disebutkan menghubungkan tindakan beribadah


kepada Allah dengan tanggung jawab berbakti kepada orang tua. Dari
perspektif struktur kalimat, perintah untuk menyembah Allah dan berbakti
kepada orang tua saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Karenanya,
berbakti kepada orang tua menjadi ukuran terhadap sejauh mana seseorang
mengabdikan diri kepada Allah. Ketika seseorang patuh terhadap perintah
orang tua, itu juga mencerminkan ketaatan terhadap perintah Allah.
Penting untuk mencatat bahwa terdapat beberapa hadis yang menjadi dasar
pentingnya perilaku sopan terhadap orang tua dan guru, di antaranya:

21
Shihab, Tafsir Al-Misbah:…, 129
19

1.) H.R. Bukhari dan muslim

‫َح َّد َثَنا َأُبو اْلَو ِليِد َح َّد َثَنا ُش ْع َبُة َقاَل اْلَو ِليُد ْبُن َع ْيَز اٍر َأْخ َبَرِني َقاَل َسِم ْع ُت َأَبا َع ْم ٍرو‬
‫الَّش ْيَباِنَّي َيُقوُل َأْخ َبَر َنا َص اِح ُب َهِذِه الَّد اِر َو َأْو َم َأ ِبَيِدِه ِإَلى َداِر َع ْبِد ِهَّللا َقاَل َس َأْلُت‬
‫اْلَع َمِل َأَح ُّب ِإَلى ِهَّللا َقاَل الَّص اَل ُة َع َلى َو ْقِتَها َقاَل ُثَّم‬ ‫الَّنِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َأُّي‬
‫َقاَل اْلِج َهاُد ِفي َس ِبيِل ِهَّللا َقاَل َح َّد َثِني ِبِهَّن َو َلْو‬ ‫َأٌّي َقاَل ِبُّر اْلَو اِلَد ْيِن َقاَل ُثَّم َأٌّي‬
‫اْسَتَز ْد ُتُه َلَز اَد ِني‬

Artinya:

“Dari Al Walid bin ‘Aizar, dia berkata aku mendengar


Abu Amr Asy Syaibani berkata pemilik rumah ini seraya
menunjuk dengan tangannya rumah Abdullah mengabarkan
kepada kami, dia berkata “aku pernah bertanya pada Nabi Saw,
apa perbuatan yang dicintai Allah, maka beliau bersabda,
“shalat pada waktunya.” “aku bertanya, “kemudian apa?”
beliau bersabda, “berbakti kepada orang tua.” Aku bertanya
lagi “kemudian apa?,”beliau bersabda, “berjihad dijalan Allah.”
Abdullah berkata, “beliau menceritakan hal-hal itu padaku.
Kalau aku meminta tambahan kepada beliau, niscaya beliau
akan menambahkan kepadaku”. (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Penelitian yang Relevan

Penulis menelaah beberapa hasil penelitian dalam bentuk skripsi yang


berkaitan dengan masalah yang diangkat penulis. Dengan melihat penelitian-
penelitian tersebut nantinya dapat menghindarkan kesamaan dengan penelitian yang
sedang dilakukan atau menghadirkan pembahasan yang berbeda meski memiliki
objek penelitian yang sama.
a. Sebuah skripsi yang di tulis oleh Emilia sentika “Penerapan Metode Pembelajaran
the Learning Cell dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI di SMPN
14 Seluma.”
Temuan dari penelitian ini mengindikasikan bahwa: Proses analisis data dalam
penelitian tindakan kelas telah dijalankan sepanjang dua siklus yang berkaitan
20

dengan penerapan metode pembelajaran "the learning cell" untuk meningkatkan


kemampuan pemahaman membaca pada siswa kelas VIII A di SMPN 14 Seluma.
Hasil pengamatan terhadap kemampuan pemahaman membaca melalui metode "the
learning cell" pada siklus pertama dan kedua menunjukkan adanya peningkatan
yang signifikan. Implementasi metode "the learning cell" pada kedua siklus
penelitian membuktikan bahwa pendekatan ini merupakan strategi yang efektif
untuk memahami teks-teks yang memiliki informasi mendalam dan memerlukan
pemahaman yang komprehensif. Melalui penerapan metode "the learning cell,"
diharapkan bahwa kita dapat mengoptimalkan waktu yang digunakan untuk
membaca dan memperoleh manfaat maksimal dari proses membaca tersebut.

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Emilia Sentika dan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti adalah penggunaan metode "the learning cell." Dalam
penelitian ini, peneliti menerapkan metode ini pada materi yang berkaitan dengan
aqiqah dan kepedulian kurban, dengan tujuan untuk membangkitkan rasa peduli
dalam masyarakat. Pendekatan ini bertujuan untuk menghadirkan variasi dalam
proses pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih beragam dan melibatkan
partisipasi aktif serta membantu meningkatkan rasa percaya diri siswa. Di sisi lain,
kesamaannya dengan skripsi ini adalah penggunaan metode "the learning cell" yang
mampu meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.22

b. Sebuah skripsi yang di tulis oleh Devi Selvia “Pengaruh Strategi The Learning Cell
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih dikelas VII MTsN 1
Tanggamus”.
Hasil dari penelitian tersebut menunjuhkan Bahwa: Hasil pembelajaran
pada mata pelajaran Fiqih menggunakan Strategi Pembelajaran The Learning Cell
menunjukkan pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran
sebelum penerapan Strategi Pembelajaran The Learning Cell. Temuan ini sesuai
dengan hasil perhitungan yang diperoleh dari analisis uji T. Data perhitungan
menunjukkan bahwa nilai sig = 0.000 atau t-table 1.66901 < thitung 11.260,
mengindikasikan bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒. Dengan demikian,
hipotesis Ho ditolak dan Hipotesis Ha diterima, yang mengonfirmasi adanya

22
Emilia Sentika 2019,Skripsi: penerapan metode pembelajaran The Learning Cell dalam
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI di SMPN 14 Seluma.(Link:
http://repository.iainbengkulu.ac.id/3754/ di akses pada 14 mei 2023 jam 11:47)
21

Pengaruh Strategi The Learning Cell Terhadap Hasil Belajar Fiqih Siswa di
MTsN 1 Tanggamus.
Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Devi Selvia dan
skripsi yang disusun oleh Aditia A Daud adalah fokusnya. Skripsi Devi Selvia
lebih berfokus pada dampak Strategi The Learning Cell terhadap hasil belajar
siswa. Penelitian ini memiliki pendekatan kuantitatif untuk mengukur pengaruh
Strategi The Learning Cell secara lebih rinci. Di sisi lain, skripsi Aditia A Daud
lebih menitikberatkan pada pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.23

5. Kerangka Berfikir

Kondisi saat ini Tindakan Tujuan/Hasil


23
Devi Selvia 2018, Skripsi: Pengaruh Strategi The Learning Cell Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih dikelas VII MTsN 1 Tanggamus (Link:
http://repository.radenintan.ac.id/5492/1/SKRIPSI%20FULL_DEVI%20SELVIA_NPM
%201411010046.pdf di akses pada 14 mei 2023 jam 11:47)
22

 Penjelasan  Guru mampu


penerapan melaksanakan
 Pembelajaran metode The Pembelajaran
Monoton Learning Cell menggunakan
 Belum di  Pelatihan metode The
temukan Pembelajaran Learning cell
strategi menggunakan
pembelajaran
metode The  Kualitas
yang tepat
Learning cell KBM,baik
 Metode yang
 Melaksanakan proses
digunakan
Pembelajaran maupun
konvensioanl
menggunakan hasil
 Rendanya hasil meningkat
belajar siswa metode The
Learning cell di
kelas

Diskusi penerapan
pemecahan metode The
masalah Learning Cell

Evaluasi awal
Evaluasi Efek Evaluasi Akhir

Permasalahan umum yang sering terjadi di kelas yaitu rendahnya hasil belajar
siswa,pembelajaran terasa monoton, menggunakan metode pembelajaran konvesional.
Penerapan metode pembelaran The Learning cell di harapkan dapat memecahkan masalah ini.
Caranya dengan melatih guru PAI,kemudian mengaplikasikan secara kolaboratif dengan
peneliti. Hasilnya,di harapkan proses pembelajaran di kelas tidak lagi monoton serta prestasi
belajar siswa juga akan meningkat.
23

6. Hipotesis Tindakan

Hipotesis Tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi


sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang
dipilih untuk diteliti melalui PTK. Dalam penelitian ini penulis mengambil kesimpulan
sementara sebagai berikut: “Dengan meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan
metode The Learning Cell materi hormat dan patuh kepada orang tua dan guru kelas VIII
MTS Muhammadiyah isimu.”

Adapun tingkat keberhasilan dalam metode the learning cell untuk meningkatkan
kemampuan hasil belajar siswa adalah lebih dari 70% keberhasilan siswa itu dikatakan
katagori baik/skor siswa dari 65-80 skor
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu proses penelitian yang berfokus
pada lingkungan kelas, dimaksudkan untuk mengatasi tantangan pembelajaran yang
dihadapi oleh para pendidik. Tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan hasil
pembelajaran, serta mencoba pendekatan-pendekatan baru dalam upaya peningkatan mutu
dan hasil pembelajaran. PTK bisa dijalankan secara individu atau kolaboratif. PTK
individu merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh satu guru dalam kelasnya sendiri
atau dalam kelas guru lain. Sementara itu, PTK kolaboratif adalah bentuk penelitian di
mana beberapa guru berkolaborasi untuk menyelenggarakan penelitian di kelas masing-
masing, sambil anggota lainnya mengunjungi kelas untuk melakukan pengamatan.24
Kurt Lewin dikenal sebagai tokoh yang pertama kali mengenalkan konsep
penelitian tindakan. Model PTK yang dikemukakan oleh Kurt Lewin terdiri dari empat
elemen utama, yakni perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting). Keempat komponen ini dihubungkan dalam suatu
siklus yang berkesinambungan. Desain konsep Kurt Lewin dapat diperinci dalam gambar
berikut: ACTING
Tindakan

PLANNING OBSERVING
Perencanaan Pengamatan

REFLECTING
Refleksi

Ani Widayati, “Penelitian Tindakan Kelas,” JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI


24

INDONESIA Vol. VI No. 1 – Tahun 2008 Hal. 87 - 93 PENELITIAN VI, no. 1 (2008): 87–93.

18
19

B. Setting penelitian

1. Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan dijalankan di kelas VIII di MTS
Muhammadiyah Isimu. Alasan pemilihan sekolah ini adalah untuk meningkatkan
pencapaian hasil belajar siswa menggunakan pendekatan The Learning Cell dalam
materi Pendidikan Agama Islam, khususnya topik Adab Seorang Muslim Terhadap
Orang Tua dan Guru.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dalam periode tahun ajaran
2022/2023.

C. Subjek penelitian

Subyek penelitian memiliki peran penting dalam memperoleh data dan informasi yang
diinginkan dalam rangka penelitian. Dalam konteks penelitian ini, subjek penelitian yang
diteliti adalah siswa yang berada di kelas MTS Muhammadiyah Isimu. Penelitian ini
difokuskan pada kelas VIII B pada tahun ajaran 2022/2023. Kelas ini terdiri dari 18
siswa, dengan komposisi 4 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

D. Tekhik pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data penelitian, teknik yang digunakan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Tes
Tes digunakan sebagai alat untuk menghimpun informasi mengenai prestasi belajar
siswa, termasuk melalui pengujian lisan, tulisan, dan observasi tindakan.. 25 Sebagai
instrumen evaluasi, tes berfungsi sebagai sarana pengukuran yang menghasilkan data
berbentuk nilai atau skor, sehingga peneliti dapat mengevaluasi kemampuan siswa
secara kuantitatif. Pelaksanaan tes ini dilakukan pada akhir setiap siklus.
2. Observasi
Observasi digunakan sebagai metode untuk menghimpun data mengenai aktivitas
belajar siswa dalam proses pembelajaran. Pengumpulan data melalui observasi
Endra Murti Sagoro, “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Berbasis Gamifikasi Akuntansi
25

Pada Mahasiswa Non-Akuntansi,” Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 14, no. 2 (2017).
20

dilakukan dengan cara partisipatif, di mana pengamat turut serta dalam kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh subjek yang sedang diamati. Dalam konteks
penelitian ini, pengamatan bertujuan untuk memperoleh informasi tentang interaksi
antara siswa dan guru selama proses belajar mengajar.26

3. Dokumentasi
Dokumentasi memiliki peran penting dalam mencatat kegiatan yang terjadi antara
siswa dan guru selama proses pembelajaran, yang dapat berupa foto dan video.
Penggunaan video dalam dokumentasi tidak hanya mendukung pengumpulan data
yang lebih mendalam, tetapi juga memberikan dukungan dalam analisis dan
peningkatan proses pembelajaran melalui tinjauan ulang rekaman video. Hal ini
memungkinkan untuk mengidentifikasi area perbaikan dan merencanakan langkah-
langkah untuk siklus pembelajaran berikutnya guna mencapai peningkatan hasil
belajar yang lebih baik.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian, yang juga dikenal sebagai alat ukur, memiliki peranan sentral
dalam suatu studi ilmiah. Tahap penyusunan instrumen menjadi aspek krusial dalam
proses metodologi penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat yang memfasilitasi
pengumpulan data yang esensial. Sugiyono mengungkapkan bahwa instrumen
penelitian adalah“suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati”.27

Maka dalam hal ini instrument yang di gunakan oleh peneliti antara lain:

1. Soal tes
a. Tes Uraian
Tes uraian merupakan jenis evaluasi di mana siswa diminta untuk merespons
pertanyaan yang telah disusun dengan cara menyusun jawaban secara terstruktur.
Dalam format ini, siswa mengorganisasikan gagasan mereka sendiri untuk setiap
pertanyaan yang diberikan. Penggunaan tes uraian memiliki nilai yang signifikan

26
Febrian Widya Kusuma and Mimin Nur Aisyah, “Implementasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi
Ips 1 Sma Negeri 2 Wonosari Tahun Ajaran 2011/2012,” Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 10,
no. 2 (2012): 43–63.
27
Sugiyono, 2013, hlm. 148
21

dalam memajukan kemampuan siswa dalam menyampaikan pemahaman dan


pandangan mereka dengan bahasa sendiri28
Dalam pandangan Subino, tes bentuk uraian memungkinkan variasi dalam tingkat
kebebasan dalam menjawab pertanyaan. Oleh karena itu, butir-butir soal dalam tes
uraian dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu butir soal dengan jawaban
terikat dan butir soal dengan jawaban bebas. Pada jenis pertama, jawaban lebih
dibatasi baik dalam isi maupun bentuknya, sementara pada jenis kedua, jawaban lebih
terbuka dan tidak dibatasi dalam bentuknya.29 Lembar tes evaluasi diimplementasikan
sebagai bagian dari akhir setiap siklus penelitian. Tujuan dari tes ini adalah untuk
mengukur apakah terjadi peningkatan pemahaman siswa terhadap materi mengenai
akikah dan kurban serta meningkatkan kepedulian mereka terhadap umat setelah
penerapan metode the learning cell.
Berikut ini kisi kisi soal evaluasi siklus 1:

Tabel 3.1
Kisi kisi soal evaluasi

NO Standar Kompetensi Indikator NO


Kompetensi Dasar Soal
1. Menghargai dan Menghayati Mendeskripsikan 1, 2,3,4
menghayati ajaran agama ajaran berbuat pengertian
yang dianutnya baik,hormat,dan hormat dan
patuh kepada patuh kepada
orang tua dan orang tua dan
guru adalah guru dengan
perintah agama. benar
Memamahami 4,5,6,7,8
perilaku hormat
patuh kepada
orang tua guru
dengan benar

Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel. (Bandung: Alfabeta). 30


28

Subino. 1987. Kontruksi dan Analisis Tes Suatu Pengantar kepada Teori Tes dan
29

Pengukuran. (Jakarta: Depdikbud). Hal 79


22

2. Menunjukkan perilaku Menerapkan Mendeskripsikan 9,10,11,12


jujur, disiplin, tanggung adab berbuat hormat dan
jawab, peduli (toleransi, baik,hormat dan patuh kepada
gotong royong), santun, patuh kepada orang tua dan
percaya diri dalam orang tua dan guru dengan
berinteraksi secara efektif guru. benar
dengan lingkungan sosial Menjelaskan 13,14,15
dan alam dalam hormat dan
jangkauan pergaulan dan patuh kepada
keberadaannya orang tua dan
guru dengan
benar

2. Lembar Observasi Rating Scale


Lembar observasi dengan skala penilaian digunakan untuk mengawasi proses
pembelajaran yang menerapkan metode the learning cell pada setiap pertemuan. Dalam
hal ini, dua jenis lembar observasi disiapkan: satu untuk guru dan satu lagi untuk
siswa. Bentuk lembar observasi yang dipilih adalah rating scale, yang melibatkan
respons skor 1, 2, 3, dan 4. Dalam penelitian ini, nilai 1 mewakili rendah, nilai 2
mewakili cukup, nilai 3 mewakili baik, dan nilai 4 mewakili sangat baik. Pemilihan
rating scale didasarkan pada kelebihannya dalam memberikan jawaban yang lebih
presisi dan rinci. Data yang terkumpul berupa angka yang kemudian diinterpretasikan
dalam bentuk verbal.

Dalam penelitian ini, digunakan dua jenis lembar observasi. Pertama, lembar observasi
yang dirancang untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja guru dalam proses
pembelajaran. Kedua, lembar observasi yang difokuskan untuk menilai tingkat
partisipasi siswa dalam lingkungan pembelajaran. Rincian lebih lanjut terkait ciri-ciri
khusus dari masing-masing jenis lembar observasi ini dijelaskan di bawah ini:
a. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi mengenai partisipasi siswa digunakan dengan tujuan untuk
mengumpulkan informasi yang menggambarkan kinerja individu siswa selama
23

pelaksanaan pembelajaran. Data yang diperoleh dari lembar observasi ini


kemudian dianalisis dan direpresentasikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1
Lembar Observasi Siswa

Pengamat
NO Indikator/Aspek Yang Diamati Skor Penilaian Skor
1 2 3 4
1. Siswa merespon Apresepsi/Motivasi.
2. Siswa mendengarkan saat tujuan
pembelajaran di sampaikan.
3. Siswa memusatkan perhatian pada
materi pembelajaran.
4. Siswa antusias ketika diperkenalkan
dan dijelaskan pengertian hormat dan
patuh kepada orang tua dan guru
dengan benar.
5. Siswa Mendeskripsikan pengertian
hormat dan patuh kepada orang tua
dan guru dengan benar.
6. Siswa bertanya jawab dengan teman
sebangku tentang materi hormat dan
patuh kepada orang tua dan guru
7. Siswa memberi tanggapan saat guru
mengecek pemahaman.
8. Siswa mengerjakan dengan tertip saat
dilaksanakan tes evaluasi tertulis
perorangan oleh guru.
9. Siswa merespon kesimpulan materi
pembelajaran yang disampaikan
guru.
10. Menyimpulkan hasil
24

Skor perolehan

Presentase = x 100 = …………………


Skor maksimal
b. Lembar Observasi
Lembar observasi mengenai kinerja guru digunakan untuk mengumpulkan
informasi yang menggambarkan aktivitas guru selama pelaksanaan pembelajaran.
Aspek-aspek yang diobservasi dalam penelitian ini didasarkan pada lembar
observasi yang dirinci ke dalam beberapa tahapan. Rincian tahapan-tahapan
tersebut dapat ditemukan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2.
Lembar Observasi Guru

No Aspek yang di amati Dilakukan


Ya Tidak
1 Kegiatan awal
.  Membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran ( RPP)
Guru mengucap salam dan meminta
ketua kelas untuk memimpin doa
Guru menanyakan kabar siswa.
Guru mengabsen kehadiran siswa
Apersepsi atau mengaitkan materi
sebelumnya yaitu tentang menghindari
akhlaq tercela dengan materi yang akan
disampaikan.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran

Motivasi
2 Kegiatan inti
 Menguasai kelas
 Melaksanakan pembelajaran sesuai
25

dengan kompetensi (tujuan) yang ingin


dicapai
 Menunjukan penguasan materi pelajaran
 Melaksanakan pembelajaran sesuai
alokasi waktu
 Menumbuhkan partisipasi peserta
didik dalam kelas
 Menunjukan sikap terbuka kepada
responden anak
 Menumbuhkan kecerian dan antusiame
dalam belajar
 Menggunakan Bahasa lisan dan tertulis
secara jelas baik dan benar
 Peserta didik dibagi dalam beberapa
kelompok dan diberikan tugas untuk
berdiskusi tentang hormat dan patuh
kepada orang tua dan guru Secara
bergantian masing-masing kelompok
mempresentasikan hasilnya dan
kelompok lainnya
memperhatikan/menyimak dan
memberikan tanggapan.
 Peserta didik melaksanakan kegiatan
yang ada di kolom “Aktivitas Siswa 2”
mencermati materi tentang hormat dan
patuh kepada orang tua dan guru
 Secara bergantian masing-masing
kelompok mempresentasikan hasilnya
dan kelompok lainnya
memperhatikan/menyimak dan
memberikan tanggapan.
 Guru memberikan penjelasan tambahan
dan penguatan yang dikemukakan
peserta didik tentang materi tersebut
26

 Peserta didik melaksanakan kegiatan


yang ada di kolom “Aktivitas Siswa 3“
Mencermati materi tentang hormat dan
patuh kepada orang tua dan guru
dilanjutkan mendiskusikan materi
tersebut.
 Secara bergantian masing-masing
kelompok mempresentasikan hasilnya
dan kelompok lainnya
memperhatikan/menyimak dan
memberikan tanggapan.
 Guru memberikan penjelasan tambahan
dan penguatan yang dikemukakan
peserta didik tentang materi tersebut
3 Kegiatan Akhir
 Guru dan Siswa menyimpulkan
pembelajaran dan Refleksi dengan
tanya jawab
 Guru memberikan penugasan sebagai
evaluasi
 Guru melakukan penilayaan (tes) akhir
sesuai dengan kompetensi(tujuan)
 Menyampaikan hasil penilayaan (tes)
kepada siswa
 Memberikan penghargaan
 Guru menyampaikan materi
pembelajaran selanjutnya
 Guru memotivasi siswa untuk lebih
giat belajar
 Memberikan tugas pr sesuai pelajaran
yang di pelajari
 Guru menutup pelajaran dengan doa
dan salam
27

Jumlah poin KBM yang di lakukan

Dengan merujuk kepada lembar observasi yang disajikan di atas, maka lembar
observasi mengamati aktivitas guru dapat dilihat pada rumus sebagai berikut:
F
𝑃= X 100%...................................................
N
Keterangannya, P adalah prosentase yang akan dicari, sedangkan F merupakan skor
yang diperoleh dari hasil observasi, N adalah jumlah skor ideal (jumlah aspek yang
diobservasi, yakni 18 aspek dikalikan 4), dan 100 adalah bilangan tetap.

F. Indikator kinerja

Dibawah ini adalah indicator-indikator yang menjadi petunjuk prestasi tercapai dalam
meningkatkan pencapaian hasil belajar yang dapat dikenali oleh siswa saat terlibat dalam
proses pembelajaran:

1. Adanya peningkatan hasil belajara siswa setelah selesai pelajaran.


2. Adanya perhatian dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3. Rasa senang siswa terhadap guru dan materi.
4. Keterlibatan siswa dalam belajar.

G.Prosedur tindakan

Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
yang melibatkan serangkaian siklus yang disesuaikan dengan kebutuhan. Tiap siklus
terdiri dari empat (4) tahapan yang dilakukan secara berurutan, yaitu:
1. perencanaan,
2. Pelaksanaan,
3. pengamatan,
4. refleksi.

Secara lengkap tahapan-tahapan di dalam penelitian tindakan kelas yaitu :

1. Siklus 1
28

a. Perencanaan
Sebelum melakukan tindakan peneliti merencanakan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada materi aqiqah dan kepedulian kurban
menumbuhkan kepedulian umat kelas VIII
b. Pelaksanaan
Pada pertemuan awal, peneliti melaksanakan aktivitas sesuai dengan rencana
pembelajaran yang melibatkan empat indikator yang harus dicapai oleh siswa. Tahap-
tahap kegiatan terdiri dari pendahuluan, inti, dan penutup. Pada siklus I, pada
pertemuan kedua, guru melanjutkan kegiatan yang telah dimulai sebelumnya dengan
fokus pada tiga indikator yang mencakup tahapan pendahuluan, inti, dan penutup.
Setelah tahapan siklus I, dilakukan evaluasi melalui tes hasil belajar untuk mengukur
tingkat pencapaian siswa setelah pelaksanaan tindakan tersebut.

c. Observasi
Pada tahap pengamatan atau observasi, peneliti melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran yang dijalankan oleh siswa.

d. refleksi,
Pada tahap ini, evaluasi dilakukan terhadap data yang telah terkumpul, baik yang
diperoleh dari peneliti maupun dari guru, untuk mengidentifikasi kelebihan yang perlu
dipertahankan serta kekurangan yang perlu diatasi. Siswa juga diminta memberikan
pendapat mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung. Data-data ini
menjadi acuan dalam perencanaan siklus berikutnya. Jika belum terdapat perbaikan
yang signifikan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, maka proses dapat
dilanjutkan ke siklus berikutnya.

H. tekhnik analisi data


Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana sebagai berikut:
1. Menghitung nilai siswa melalui
penilaian tugas dan tes melibatkan pengumpulan nilai-nilai yang diperoleh oleh setiap
siswa. Kemudian, nilai-nilai tersebut dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah siswa di
kelas VIII B. Hasil perhitungan ini akan menghasilkan nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini
dihitung menggunakan formula:
29

Χ = ΣΧ
ΣN

Keterangan:
χ = nilai rata-rata
ΣΧ = jumlah semua nilai siswa
ΣN = jumlah siswa
2. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar Kategori ketuntasan belajar yang digunakan
yaitu secara perorangan dan secara klasikal.
30

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi setting penelitian


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di MTs Muhammadiyah Isimu.
Subjek penelitian melibatkan siswa dari kelas VIII B yang berjumlah 18 individu,
terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengatasi beberapa permasalahan, yakni rendahnya prestasi belajar siswa,
terutama pada materi Adab terhadap orang tua dan guru, serta kurangnya variasi
dalam metode pembelajaran yang sejauh ini lebih bersifat tradisional. Selain itu,
adanya kecenderungan siswa merasa bosan selama proses belajar juga menjadi
perhatian dalam penelitian ini.

B. Hasil penelitian
Tindakan kelas siklus I pertemuan ke-1 (2x35 menit)

1. Persiapan
Pada tahap pertama pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I, telah
disiapkan rangkaian perangkat pembelajaran sebagai berikut:

a. Penyusunan Rencana Pembelajaran (RPP) untuk mata pelajaran PAI


dengan fokus pada kompetensi dasar melaksanakan shalat dengan
keterampilan yang baik dan lancar.
Tujuan Pembelajaran:
1) menjelaskan pengertian adab kepada orang tua dan guru
2) mengidentifikasi contoh perilaku adab kepada orang tua dan guru
3) menjelaskan hikma menerapkan adab kepada orang tua dan guru

b. Membuat lembaran kerja siswa (LKS)

c. membuat lembar observasi guna mengukur proses pembelajaran dan


partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).
31

2. Kegiatan belajar mengajar

a. Kegiatan awal

1) Guru memberi salam dan memulai pembelajaran dengan membaca


do’a
2) Mengabsen siswa
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikembangkan
4) Guru melakukan appersepsi untuk mengingatkan kembali pengetahuan
prasarat bagi siswa dengan metode Tanya jawab dan pemberian tugas
5)
b. Kegiatan inti

1) Guru menjelaskan konsep pentingnya hormat kepada orang tua dan


guru dalam islam
2) Guru menyampaikan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis yang
menekankanpentingya hormat kepada orang tua dan guru
3) Guru menyajikan contoh-contoh kongret dari kehidupan sehari-hari
yang menujukan sikap hormat-menghormati dan sopan santun
terhadap orang tua dan guru.
4) Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk membahas materi tersebut.
5) Guru memberikan umpan balik dan pemahaman yang tepat kepada
siswa

c. Kegiatan akhir

1) Guru mengajak siswa untuk merenungkan dan menyimpulkan


pelajaran hari ini
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
berdiskusi terkait pembelajaran.
32

3) Guru memberikan tugas refleksi kepada siswa, yaitu menuliskan tiga


komitmen dalam menjalankan sikap hormat-menghormati dan sopan
santun terhadap orang tua dan guru
4) Siswa mempersentasikan tugas refleksi mereka di depan kelas.
5) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan hamdala.
6) Guru mengucapkan salam.

Tindakan kelas siklus I pertemuan ke-1

1. 1. Pengamatan terhadap guru dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar


Mengajar (KBM) Observasi yang dilakukan oleh sesama rekan guru
dalam KBM yang telah diatur (lihat instrumen terlampir) pada awal siklus
pertama ini dapat ditemukan dalam tabel di bawah ini:

Tabel: 4.1
Lembar Observasi Guru

No Aspek yang di amati Dilakukan


Ya Tidak
1 Kegiatan awal
.  Membuat rencana pelaksanaan 
pembelajaran ( RPP)
Guru mengucap salam dan meminta
ketua kelas untuk memimpin doa 
Guru menanyakan kabar siswa.
Guru mengabsen kehadiran siswa
Apersepsi atau mengaitkan materi
sebelumnya yaitu tentang menghindari 
akhlaq tercela dengan materi yang akan
disampaikan. 
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
33

Motivasi


2 Kegiatan inti
 Menguasai kelas 
 Melaksanakan pembelajaran sesuai 
dengan kompetensi (tujuan) yang ingin
dicapai
 Menunjukan penguasan materi pelajaran
 Melaksanakan pembelajaran sesuai
alokasi waktu 
 Menumbuhkan partisipasi peserta
didik dalam kelas
 Menunjukan sikap terbuka kepada 
responden anak

 Menumbuhkan kecerian dan antusiame
dalam belajar
 Menggunakan Bahasa lisan dan tertulis

secara jelas baik dan benar
 Peserta didik dibagi dalam beberapa
kelompok dan diberikan tugas untuk

berdiskusi tentang hormat dan patuh
kepada orang tua dan guru Secara
bergantian masing-masing kelompok

mempresentasikan hasilnya dan
kelompok lainnya
memperhatikan/menyimak dan

memberikan tanggapan.
 Peserta didik melaksanakan kegiatan
yang ada di kolom “Aktivitas Siswa 2”
mencermati materi tentang hormat dan
patuh kepada orang tua dan guru
34

 Secara bergantian masing-masing


kelompok mempresentasikan hasilnya
dan kelompok lainnya
memperhatikan/menyimak dan
memberikan tanggapan. 

 Guru memberikan penjelasan tambahan


dan penguatan yang dikemukakan
peserta didik tentang materi tersebut
 Peserta didik melaksanakan kegiatan
yang ada di kolom “Aktivitas Siswa 3“ 

Mencermati materi tentang hormat dan


patuh kepada orang tua dan guru
dilanjutkan mendiskusikan materi
tersebut.

 Secara bergantian masing-masing
kelompok mempresentasikan hasilnya
dan kelompok lainnya
memperhatikan/menyimak dan

memberikan tanggapan.
 Guru memberikan penjelasan tambahan
dan penguatan yang dikemukakan
peserta didik tentang materi tersebut


35

3 Kegiatan Akhir
 Guru dan Siswa menyimpulkan 
pembelajaran dan Refleksi dengan
tanya jawab
 Guru memberikan penugasan sebagai 

evaluasi
 Guru melakukan penilayaan (tes) akhir 

sesuai dengan kompetensi(tujuan)


 Menyampaikan hasil penilayaan (tes) 

kepada siswa
 Memberikan penghargaan 

 Guru menyampaikan materi 

pembelajaran selanjutnya

 Guru memotivasi siswa untuk lebih
giat belajar

 Memberikan tugas pr sesuai pelajaran
yang di pelajari

 Guru menutup pelajaran dengan doa
dan salam
Jumlah poin KBM yang di lakukan 28 2

Berdasarkan data observasi tersebut di atas


di presentasikan

Sebagai berikut:
Presentasi 28 x 100% = 93,33%
30

Dari presentasi yang telah dijelaskan di atas, dapat ditarik kesimpulan


bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar oleh guru telah mengikuti
rencana yang telah disusun sebelumnya. Walaupun masih terdapat beberapa
36

aspek yang belum sepenuhnya terlaksana, seperti adanya penyesuaian waktu


yang terkadang mengalami pergeseran dari tahapan yang sudah direncanakan
sebelumnya dan pengintegrasian materi dengan pengetahuan yang relevan.

Meskipun begitu, data hasil observasi yang tercatat dalam tabel secara
keseluruhan mencerminkan bahwa proses pembelajaran berjalan dengan baik,
lingkungan kondusif, dan tujuan pembelajaran tercapai. Ini menunjukkan
adanya perkembangan dalam kemampuan guru dalam mengelola kelas.

2. Observasi aktivitas siswa dalam KBM


Akhtifitas siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari

tabel berikut:

Tabel: 4.2

Lembar observasi siswa

Pengamat
NO Indikator/Aspek Yang Diamati Skor Penilaian Skor
1 2 3 4 5
1. Siswa merespon Apresepsi/Motivasi. 4
2. Siswa mendengarkan saat tujuan 3
pembelajaran di sampaikan.
3. Siswa memusatkan perhatian pada 3
materi pembelajaran.
4. Siswa antusias ketika diperkenalkan 5
dan dijelaskan pengertian hormat dan
patuh kepada orang tua dan guru
dengan benar.
5. Siswa Mendeskripsikan pengertian 3
hormat dan patuh kepada orang tua
dan guru dengan benar.
6. Siswa bertanya jawab dengan teman 3
sebangku tentang materi hormat dan
37

patuh kepada orang tua dan guru


7. Siswa memberi tanggapan saat guru 4
mengecek pemahaman.
8. Siswa mengerjakan dengan tertip saat 3
dilaksanakan tes evaluasi tertulis
perorangan oleh guru.
9. Siswa merespon kesimpulan materi 3
pembelajaran yang disampaikan
guru.
10. Menyimpulkan hasil 4
Total 35
Berdasarkan data observasi tersebut di atas di persentasikan
akhtivitas siswa dalam KBM sebagai berikut:

Presentasi 35 x 100% = 70%


50

Berdasarkan paparan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa


keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar menunjukkan tingkat
aktivitas yang memadai. Walaupun terdapat beberapa aspek yang belum
mencapai tingkat optimal, contohnya seperti interaksi antara siswa dalam
bertanya dan menjawab pertanyaan dengan teman sebangku mengenai materi
tentang menghormati dan patuh kepada orang tua dan guru, serta tanggapan
siswa terhadap simpulan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Adanya
perbedaan ini mungkin disebabkan oleh relatifnya familiaritas guru dan siswa
dengan metode the learning cell yang masih tergolong baru bagi mereka.

3. Tes hasil belajar siswa


Tes hasil belajar siswa dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 :
Tes hasil belajar siswa materi adab seoarang muslim terhadap
guru dan orang tua
38

NO Nama Kolom tes


Pengertian adab Dalil tentang Contoh
adab perilaku
adab
1. Nuryuni makarawo 70 65 75
2. Siti saras wininda ulaq 65 60 70
3. Nurjia halida 70 65 75
4. Sagina usman 70 60 70
5. Putri F usman 70 65 70
6. Mesgi moso 70 65 70
7. Anggriani ismail 70 60 70
8. Dwi fatmawaty S talib 70 65 70
9. Nasya arif 75 70 75
10. Desi riyanti abas 70 65 75
11. Nur fadila harun 75 70 70
12. Dea kaharu 75 65 70
13. Maggfira R badu 70 65 75
14. Ramla adam 75 70 70
15. Amelia kai 75 65 75
16. Billy rifai 80 75 80
17. Mohammad J adam 70 65 75
18. Mohammad ikram 70 65 70
lasandou
Jumlah 1290 1155 1305
Rata – rata 71,66 65,27 73,5
Jumlah Rata-rata 70%

Dari informasi yang tertera dalam tabel di atas, dapat diamati bahwa
rata-rata nilai dari hasil tes formatif siswa mencapai 70%, yang
mengindikasikan bahwa nilai tersebut berada di bawah standar ketuntasan
39

belajar yang ditetapkan. Karena hal ini, perlu adanya tindakan lanjutan
pada pertemuan kedua dalam siklus I untuk mengatasi situasi tersebut.

4. Refleksi tindakan kelas siklus 1 pertemuan pertama


Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran yang
melibatkan demonstrasi media gambar dan juga berdasarkan hasil tes
belajar pada tindakan kelas siklus I, beberapa refleksi dapat diambil
sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode
the learning cell dinilai memiliki efek yang memadai, meskipun
belum mencapai pencapaian yang optimal.
b. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan pendekatan the
learning cell dinilai mendukung dan berpartisipasi secara aktif, hal
ini tercermin dalam:
1) Hasil tes siswa pada siklus 1 rata-rata 70%
2) Dari hasil temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode the learning
cell belum sepenuhnya berhasil dan akan diteruskan pada
pertemuan kedua dalam siklus I.

Tindakan kelas siklus 1 pertemuan ke-2 (2x35 menit)

1. Persiapan
Dalam pertemuan awal dari siklus I tindakan kelas, telah disusun perangkat
pembelajaran yang terdiri dari hal-hal berikut:
a. Penyusunan rencana pembelajaran (RPP) untuk mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) dengan kompetensi dasar pelaksanaan shalat dengan
keterampilan yang baik dan lancar.
Tujuan pembelajaran:
1) menjelaskan pengertian adab kepada orang tua dan guru
2) mengidentifikasi contoh perilaku adab kepada orang tua dan guru
40

3) menjelaskan hikma menerapkan adab kepada orang tua dan guru

b. Membuat lembaran kerja siswa (LKS)

c. membuat format observasi yang akan digunakan untuk mengukur


efektivitas pembelajaran serta partisipasi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.

Kegiatan belajar mengajar

a. Kegiatan awal
1) Guru memberi salam dan memulai pembelajaran dengan membaca
do’a
2) Mengabsen siswa
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikembangkan
4) Guru melakukan appersepsi untuk mengingatkan kembali pengetahuan
prasarat bagi siswa dengan metode Tanya jawab dan pemberian tugas
b. Kegiatan inti
1) Guru menjelaskan konsep pentingnya hormat kepada orang tua dan
guru dalam islam
2) Guru menyampaikan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis yang
menekankanpentingya hormat kepada orang tua dan guru
3) Guru menyajikan contoh-contoh kongret dari kehidupan sehari-hari
yang menujukan sikap hormat-menghormati dan sopan santun
terhadap orang tua dan guru.
4) Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk membahas materi tersebut.
5) Guru memberikan umpan balik dan pemahaman yang tepat kepada
siswa
c. Kegiatan akhir
1) Guru mengajak siswa untuk merenungkan dan menyimpulkan
pelajaran hari ini
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
berdiskusi terkait pembelajaran.
3) Guru memberikan tugas refleksi kepada siswa, yaitu menuliskan tiga
komitmen dalam menjalankan sikap hormat-menghormati dan sopan
santun terhadap orang tua dan guru
41

4) Siswa mempersentasikan tugas refleksi mereka di depan kelas.


5) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan hamdala.
6) Guru mengucapkan salam.

Tindakan kelas siklus 1 pertemuan ke-2

1. Pengamatan terhadap jalannya kegiatan pembelajaran yang telah


direncanakan sebelumnya dalam KBM, yang dilakukan oleh rekan sejawat
pada siklus 1 pertemuan kedua, yang dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini:

Tabel 4.4
Lembar observasi guru

No Aspek yang di amati Dilakukan


Ya Tidak
1 Kegiatan awal
 Membuat rencana pelaksanaan 
pembelajaran ( RPP)
Guru mengucap salam dan meminta
ketua kelas untuk memimpin doa
Guru menanyakan kabar siswa. 
Guru mengabsen kehadiran siswa
Apersepsi atau mengaitkan materi
sebelumnya yaitu tentang menghindari
akhlaq tercela dengan materi yang akan
disampaikan. 
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran

42

Motivasi


2 Kegiatan inti
 Menguasai kelas 
 Melaksanakan pembelajaran sesuai 
dengan kompetensi (tujuan) yang ingin
dicapai 

 Menunjukan penguasan materi


pelajaran
 Melaksanakan pembelajaran sesuai
alokasi waktu
 Menumbuhkan partisipasi peserta 

didik dalam kelas


 Menunjukan sikap terbuka kepada

responden anak
 Menumbuhkan kecerian dan antusiame
dalam belajar

 Menggunakan Bahasa lisan dan tertulis
secara jelas baik dan benar
 Peserta didik dibagi dalam beberapa

kelompok dan diberikan tugas untuk
berdiskusi tentang hormat dan patuh
kepada orang tua dan guru Secara

bergantian masing-masing kelompok
mempresentasikan hasilnya dan
kelompok lainnya

memperhatikan/menyimak dan
memberikan tanggapan.
43

 Peserta didik melaksanakan kegiatan


yang ada di kolom “Aktivitas Siswa 2”
mencermati materi tentang hormat dan
patuh kepada orang tua dan guru
 Secara bergantian masing-masing
kelompok mempresentasikan hasilnya
dan kelompok lainnya
memperhatikan/menyimak dan 

memberikan tanggapan.
 Guru memberikan penjelasan
tambahan dan penguatan yang
dikemukakan peserta didik tentang

materi tersebut
 Peserta didik melaksanakan kegiatan
yang ada di kolom “Aktivitas Siswa 3“
Mencermati materi tentang hormat dan
patuh kepada orang tua dan guru

dilanjutkan mendiskusikan materi
tersebut.
 Secara bergantian masing-masing
kelompok mempresentasikan hasilnya

dan kelompok lainnya
memperhatikan/menyimak dan
memberikan tanggapan.
 Guru memberikan penjelasan
tambahan dan penguatan yang
dikemukakan peserta didik tentang 
materi tersebut


44

3 Kegiatan Akhir
 Guru dan Siswa menyimpulkan 
pembelajaran dan Refleksi dengan
tanya jawab
 Guru memberikan penugasan sebagai 

evaluasi
 Guru melakukan penilayaan (tes) 

akhir sesuai dengan


kompetensi(tujuan) 

 Menyampaikan hasil penilayaan (tes)


kepada siswa 

 Memberikan penghargaan 

 Guru menyampaikan materi



pembelajaran selanjutnya
 Guru memotivasi siswa untuk lebih

giat belajar
 Memberikan tugas pr sesuai pelajaran

yang di pelajari
 Guru menutup pelajaran dengan doa
dan salam
Jumlah poin KBM yang di lakukan 30

Berdasarkan data observasi tersebut di


atas di presentasikan

Sebagai berikut:
Presentasi 30 x 100% = 100%
30

Berdasarkan presentasi yang telah disajikan, dapat diambil kesimpulan


bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar oleh guru berjalan dengan
sangat baik dan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Ini
mencerminkan bahwa proses pembelajaran berjalan dengan lancar, kondusif,
dan tujuan pembelajaran berhasil dicapai.
45

2. Observasi aktivitas siswa dalam KBM


Akhtifitas siswa dalam pembelajaran m dapat dilihat dari

tabel berikut:

Tabel : 4.5

Lembar observasi siswa

Pengamat
NO Indikator/Aspek Yang Diamati Skor Penilaian Skor
1 2 3 4 5
1. Siswa merespon Apresepsi/Motivasi. 4
2. Siswa mendengarkan saat tujuan 3
pembelajaran di sampaikan.
3. Siswa memusatkan perhatian pada 5
materi pembelajaran.
4. Siswa antusias ketika diperkenalkan 5
dan dijelaskan pengertian hormat dan
patuh kepada orang tua dan guru
dengan benar.
5. Siswa Mendeskripsikan pengertian 5
hormat dan patuh kepada orang tua
dan guru dengan benar.
6. Siswa bertanya jawab dengan teman 3
sebangku tentang materi hormat dan
patuh kepada orang tua dan guru
7. Siswa memberi tanggapan saat guru 4
mengecek pemahaman.
8. Siswa mengerjakan dengan tertip saat 4
dilaksanakan tes evaluasi tertulis
perorangan oleh guru.
9. Siswa merespon kesimpulan materi 3
pembelajaran yang disampaikan
guru.
10. Menyimpulkan hasil 4
46

Total 40
Berdasarkan data observasi tersebut di atas di persentasikan
akhtivitas siswa dalam KBM sebagai berikut:

Presentasi 40 x 100% = 80%


50

Berdasarkan presentasi yang telah dijelaskan, dapat ditarik


kesimpulan bahwa partisipasi siswa dalam proses pembelajaran telah
meningkat di siklus II pertemuan pertama, walaupun masih ada beberapa
aspek yang perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, langkah selanjutnya akan
dilanjutkan pada siklus berikutnya.

3. Tes hasil belajar siswa


Tes hasil belajar siswa dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel : 4.6
Tes hasil belajar siswa materi adab seoarang muslim terhadap
guru dan orang tua

Nama Kolom tes


Pengertian Dalil Contoh
NO adab tentang perilaku
adab adab
1. Nuryuni makarawo 85 80 85
2. Siti saras wininda 90 80 85
ulaq
3. Nurjia halida 90 80 85
4. Sagina usman 80 80 85
5. Putri F usman 90 80 85
6. Mesgi moso 85 80 80
7. Anggriani ismail 80 80 90
8. Dwi fatmawaty S 85 80 90
talib
47

9. Nasya arif 85 80 90
10. Desi riyanti abas 90 80 85
11. Nur fadila harun 90 80 90
12. Dea kaharu 90 85 90
13. Maggfira R badu 85 80 85
14. Ramla adam 90 80 85
15. Amelia kai 85 80 85
16. Billy rifai 100 90 90
17. Mohammad J adam 85 80 85
18. Mohammad ikram 85 80 85
lasandou
Jumlah 1500 1385 1450
Rata – rata 87,5 81,11 86,38
Jumlah Rata-rata 85%

Dari data yang tertera pada tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata nilai
hasil tes formatif siswa mencapai 85%, yang menunjukkan peningkatan dan
sudah melebihi standar yang ditetapkan. Namun, meskipun demikian, masih
ada ruang untuk lebih meningkatkan nilai ini guna mencapai hasil yang lebih
baik.

4. Refleksi tindakan kelas siklus I pertemuan ke-2

Dari hasil pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran, observasi


terhadap aktivitas siswa dalam konteks KBM, dan evaluasi hasil tes belajar
pada tindakan kelas siklus I pertemuan ke-2, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:

1) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode The


Learning Cell dinilai sangat efektif, sehingga berhasil mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.

2) Keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan


metode The Learning Cell memiliki peran yang signifikan dalam
meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa. Hal ini juga berdampak
48

positif pada peningkatan partisipasi dan interaksi siswa dalam proses belajar
mengajar, seperti dapat diamati pada:

a) Hasil tes siswa pada siklus ke I pertemuan ke-2 nilai rata-rata 85%

b) Berdasarkan temuan tersebut, maka kegaiatan pembelajaran dengan metode


demonstrasi dan media gambar dinyatakan berhasil karena berada di indikator
tujuan yang ingin dicapai.

C. Pembahasan

Berdasarkan temuan yang dihasilkan dari proses pembelajaran selama satu


siklus dengan dua pertemuan, melalui observasi terhadap kegiatan pembelajaran
dan aktivitas siswa dalam KBM, serta penilaian formatif, dapat disimpulkan
bahwa penerapan metode The Learning Cell sangat berhasil dalam
mengembangkan keterampilan siswa dalam materi adab terhadap guru dan orang
tua. Efektivitas metode ini terlihat dari.
1. Pelaksanaan proses belajar-mengajar dengan menggunakan metode The
Learning Cell pada materi adab seorang muslim terhadap orang tua dan guru
di kelas VIII MTs Muhammadiyah berlangsung sesuai dengan rencana yang
telah disusun oleh guru sebelumnya. Hal ini tercermin dalam hasil observasi
yang dilakukan oleh teman sejawat pada siklus I pertemuan pertama sebesar
70%, serta pada siklus I pertemuan kedua mencapai 85%. Rata-rata nilai dari
kedua pertemuan siklus I mencapai 80,46%.
2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dari siklus I pertemuan pertama
hingga siklus I pertemuan kedua menunjukkan peningkatan. Observasi
terhadap aktivitas siswa dalam belajar-mengajar menghasilkan persentase
yang signifikan, yaitu 70% pada siklus I pertemuan pertama dan 80% pada
siklus I pertemuan kedua. Penggunaan metode The Learning Cell membantu
meningkatkan hasil belajar siswa.
49

3. Implementasi tindakan kelas dengan penerapan metode The Learning Cell


dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi adab seorang muslim
terhadap orang tua dan guru di kelas VIII MTs Muhammadiyah isimu
membawa keberhasilan. Tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai,
sebagaimana yang dibuktikan oleh hasil siklus I pertemuan pertama yang
menunjukkan kemajuan yang signifikan, dengan skor tes mencapai 70%, dan
peningkatan pada siklus I pertemuan kedua mencapai 85%. Hal ini
mencerminkan adanya peningkatan rata-rata nilai tes formatif antara siklus I
pertemuan pertama dan siklus I pertemuan kedua, meskipun masih
memerlukan peningkatan lebih lanjut.

Tabel
Hasil KBM Siklus dalam PTK

Siklus Observasi Observasi Tes hasil


kegiatan kegiatan dalam belajar siswa
pembelajaran KBM
1 pertemuan 93,33% 70% 70%
pertama
1 pertemuan 100% 80% 85%
kedua

Keberhasilan dalam memanfaatkan metode demonstrasi dan media


gambar dalam proses pembelajaran dapat tercapai berkat kemampuan guru
dalam mengembangkan kreativitasnya. Hal ini secara signifikan berkontribusi
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran serta penerapan metode yang
diimplementasikan dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, semangat dan
antusiasme siswa untuk mengikuti mata pelajaran meningkat secara positif.
50
51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan evaluasi atas pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I, termasuk
pertemuan pertama dan kedua, dapat diambil kesimpulan berikut ini: Melalui
pendekatan pembelajaran dengan metode the learning cell, terjadi peningkatan yang
signifikan dalam kemampuan belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Dari sisi peran guru, aktivitas guru dalam proses pembelajaran memiliki hasil yang
positif dengan persentase rata-rata siklus I pertemuan pertama mencapai 93,33%
dan siklus I pertemuan kedua mencapai 100%.
2. Dari sisi siswa, tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran menunjukkan
keaktifan dan antusiasme yang cukup tinggi. Aktivitas siswa secara keseluruhan
mengalami peningkatan, dimana pada siklus I pertemuan pertama mencapai 70%,
dan pada siklus I pertemuan kedua meningkat menjadi 80%.
3. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yang berdampak pada materi
adab seorang muslim terhadap orang tua dan guru. Hal ini terlihat dari hasil tes
belajar siswa, dimana pada siklus I pertemuan pertama, hasil belajar masih sekitar
70%, namun meningkat pada siklus I pertemuan kedua dengan rata-rata nilai 85%,
yang melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan.

B. Saran

Gunamencapai peningkatan dalam keterampilan dan pemahaman siswa terhadap


materi, terutama dalam hal adab terhadap orang tua dan guru, diperlukan penggunaan
pendekatan pembelajaran yang beragam dan sesuai dengan kompetensi dasar yang
akan ditekankan. Oleh karena itu, rekomendasi berikut dapat diambil menjadi
pertimbangan:
1. Guru perlu mempersiapkan diri dengan baik, termasuk materi, alat, dan metode
pembelajaran, sebelum memulai pelajaran.
52

2. Siswa perlu mengikuti tahapan kerja yang sistematis dalam menyelesaikan tugas-
tugas, sehingga setiap langkah mencerminkan pemahaman mereka.
3. Model pembelajaran The Learning Cell menjadi alternatif yang efektif terutama
dalam mengajarkan materi adab terhadap orang tua dan guru. Model ini dapat
mempercepat pemahaman siswa terhadap materi dan berpotensi meningkatkan
hasil belajar siswa.
4. Pihak sekolah dan para pendidik perlu memberikan dukungan dalam hal fasilitas
pembelajaran dan memberikan kebebasan bagi guru dalam mengelola proses
pembelajaran..
DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Agus Supriyono, Coopeeratif Learning, Teori Dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013, Cet X), hlm. 122

Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013, Hal 88 – 93

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2012), h.122

Agus Supriyono, Coopeeratif, hlm. 122

Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 275.

Ani Widayati, “Penelitian Tindakan Kelas,” JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI


INDONESIA Vol. VI No. 1 – Tahun 2008 Hal. 87 - 93 PENELITIAN VI, no. 1
(2008): 87–93.

Amelia Risanti, M. Fathoni Jurnal Pendidikan Islam Nusantara Fakultas Agama Islam
Universitas Nurul HudaVolume 01Nomor 012022

aIdi Warsah and Muhamad Uyun, “Kepribadian Pendidik: Telaah Psikologi Islami,” Psikis:
Jurnal Psikologi Islami 5, no. 1 (2019): 62–73.

Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2012), 30

Devi Selvia 2018, Skripsi: Pengaruh Strategi The Learning Cell Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih dikelas VII MTsN 1 Tanggamus (Link:
http://repository.radenintan.ac.id/5492/1/SKRIPSI%20FULL_DEVI
%20SELVIA_NPM%201411010046.pdf di akses pada 14 mei 2023 jam 11:47)

51
52

Emilia Sentika 2019,Skripsi: penerapan metode pembelajaran The Learning Cell dalam
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PAI di SMPN 14 Seluma.(Link:
http://repository.iainbengkulu.ac.id/3754/ di akses pada 14 mei 2023 jam 11:47)

Endra Murti Sagoro, “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Berbasis Gamifikasi Akuntansi


Pada Mahasiswa Non-Akuntansi,” Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 14, no. 2
(2017)

Endra Murti Sagoro, “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Berbasis Gamifikasi Akuntansi


Pada Mahasiswa Non-Akuntansi,” Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 14, no. 2
(2017).

Febrian Widya Kusuma and Mimin Nur Aisyah, “Implementasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi
Siswa Kelas Xi Ips 1 Sma Negeri 2 Wonosari Tahun Ajaran 2011/2012,” Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia 10, no. 2 (2012): 43–63.

HR. Ahmad 20722, at-Turmudzi 1605, dan dishahihkan al-Albani di akses di internet pada 11
mei 2023 pukul 16:13 WITA. Link https://konsultasisyariah.com/23725-makna-
anak-tergadaikan-dengan-aqiqahnya.html

HR.Imam Ahmad dan Ashhabu sunan dan disahehkan oleh At- Trimidzi di akses di internet
pada 11 mei 2023 pukul 16:13 WITA. Link https://brainly.co.id/tugas/20318734

HR.Al-Baihaqiy di akses di internet pada 11 mei 2023 pukul 16:13 WITA. Link
https://pantiyatim.or.id/aqiqah-waktu-yang-tepat-untuk-melaksanakan-
kewajiban-aqiqah/

Iin Nurbudiyani, Pelaksanaan Pengukuran Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor Pada
Mata Pelajaran Memperbaiki

Linda Dwi Astuti, “Implementasi Metode The Learning Cell Untuk Meningkatkan
KeaktifanDan Prestasi Belajar Ips Siswa Kelas VIII D SMPN 3 Kalasan”,
(Universitas Negeri Yogyakarta: 2015), h.14
53

Masrun, dkk, 2013: 92

Masrun, dkk, 2013: 93

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an (Jakarta:
Lentera Hati, 2006),

Nufus, Fika Pijaki, et al. "Konsep Pendidikan Birrul Walidain Dalam QS. Luqman (31): 14
DAN QS. AL ISRA (17): 23-24." Jurnal Ilmiah Didaktika: Media Ilmiah Pendidikan
dan Pengajaran 18.1 (2017): 16-31

OHisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif,
(Yogyakarta: Nuansa Aksara Grafika, 2016), h. 90-91

Quran word

Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel. (Bandung: Alfabeta). 30

Rahma Diani, “Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbantukan LKS Terhadap Hasil Belajar
Fisika Peserta Didik Kelas XI SMA Perintis 1 Bandar Lampung,” Jurnal Ilmiah
Pendidikan Fisika Al-Biruni 5, no. 1 (April 27, 2016): 83–93,
https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v5i1.108

Sugiyono, 2013, hlm. 148

Subino. 1987. Kontruksi dan Analisis Tes Suatu Pengantar kepada Teori Tes dan
Pengukuran. (Jakarta: Depdikbud). Hal 79

Shihab, Tafsir Al-Misbah:…, 129

Umam B. Karyanto, “MAKNA DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Semantik) | Forum


Tarbiyah” 9, no. 2 (2012): 155–58.
54

Zakiah Daradjat, Metodik, 197

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai