Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu yang harus ditempuh oleh semua orang untuk

memiliki pengetahuan yang baru dalam kehidupannya dalam masyarakat. Fungsi

pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.1

Dunia pendidikan memang telah mengalami banyak perkembangan dalam proses

pejalanannya. Mulai dari kurikulum awal sampai dengan kurikulum 2013 yang telah

direvisi, maka hal tersebut sangatlah menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia

mengalami perkembangan dan peningkatan yang cukup signifikan.

Melihat perkembangan yang ada, maka sudah pasti metode dan strategi mengajar

yang digunakan untuk mengembangkan kualitas penyampaian dan penerimaan pelajaran di

dalam interaksi kelas mengalami perkembangan. Bahkan sampai dengan saat ini, sudah

sangat banyak metode dan strategi yang dikembangkan untuk mendukung pelaksanaan

proses pembelajaran di dalam kelas, khususnya untuk mengembangkan minat dan

keaktifan belajar siswa.

Seseorang yang memiliki minat terhadap kegiatan tertentu cenderung memberikan

perhatian yang besar terhadap kegiatan tersebut. 2 Ketika siswa memiliki minat dalam satu

mata pelajaran tertentu, maka tanpa disuruh siswa tersebut akan memusatkan perhatian
1
F. Thomas Edison, Pendidikan Nilai-nilai Kristiani: Menabur Norma Menuai Nilai (Bandung:
Kalam Hidup, 2018), 15.
2
Roida Eva Flora Siagian, “Pengaruh Minat Dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Matematika,” Jurnal Formatif 2 (2): 133, https://journal/lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/
article/download/93/90.

1
2

kepada setiap materi yang disampaikan. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa minat

adalah hal yang penting dalam kegiatan belajar mengajar.

Selain minat, keaktifan siswa juga merupakan salah satu faktor penting dalam

kegiatan belajar. Keaktifan Siswa merupakan kegiatan atau aktivitas oleh siswa yang dapat

membawa perubahan ke arah yang lebih baik pada diri siswa karena adanya interaksi

antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan. 3 Dari keaktifan siswa,

guru dapat melihat sejauh mana materi yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan

baik. Ketika siswa mau untuk terlibat aktif dalam kelas, hal tersebut memperlihatkan

bahwa minat dalam diri siswa terhadap pelajaran tersebut muncul. Maka guru perlu

mencari cara untuk meningkatkan keaktifan siswa; keaktifan merupakan motor dalam

kegiatan belajar.4

Guru merupakan salah satu oknum yang berperan penting dalam membangkitkan

minat dan keaktifan belajar siswa, dalam mata pelajaran apapun. Maka kreativitas guru

dalam menyajikan materi bagi murid di dalam ranah pendidikan memiliki peranan yang

sangat penting dalam proses belajar mengajar. Selain itu, kreativitas guru dalam memilih

metode yang digunakan atau dipilih juga harus mampu meningkatkan minat dan keaktifan

belajar siswa selama proses belajar berlangsung.

Begitu pula halnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen, kreativitas

guru juga dibutuhkan untuk menyajikan materi. Ketika guru paham mengenai cara

menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa, maka Pendidikan Agama Kristen akan

dapat dengan mudah dipahami dan diterapkan oleh para siswa dalam kehidupan masa kini.

Faktor media pembelajaran merupakan faktor utama, yang memengaruhi hasil belajar

3
Yolanda Dian Nur Megawati, Annisa Ratna Sari, “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Assisted Individualization (TAI) dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa
Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Banjarnegara Tahun Ajaran 2011/2012,” Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia X, No. 1 (2012): 163, https://journal.uny.ac.id/indx.php/jpakun/article/view/927.
4
Sinar, Metode Active Learning: Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa.
(Yogyakarta: Deepublish, 2018), 9.
3

siswa.5 Pendidik mengatur atau merencanakan metode agar peserta didik banyak terlibat

dalam proses pembelajaran.6 Maka dari itu, guru Pendidikan Agama Kristen pun juga harus

mengeksplorasi diri demi pencapaian prestasi peserta didik.

Sayangnya, masih cukup banyak guru yang belum memahami bagaimana

mengeksplorasi metode dalam mengajar – khususnya dalam pelajaran Pendidikan Agama

Kristen. Banyak guru Kristen yang masih terpola dengan metode-metode pembelajaran

yang lama, yang akhirnya membuat minat dan keaktifan siswa dalam belajar menjadi

menurun. Meski hanya guru yang mengempu satu mata pelajaran, guru Pendidikan Agama

Kristen juga harus memiliki professionalitas dalam bekerja.

Kepada murid-murid-Nya Tuhan Yesus memberikan talenta (karunia, bakat) untuk


dikembangan. Roh Kudus sendirilah yang mengerjakan perkara itu dalam kehidupan
mereka. Selanjutnya, tugas setiap murid Yesus adalah mengembangkan talenta itu
untuk menjadi berkat bagi orang lain dan sebagai hormat dan kemuliaannya kepada
Allah serta dalam rangka menanti kedatangan-Nya yang kedua kali.7

Sebagai guru Pendidikan Agama Kristen, mengembangkan talenta yang telah

dianugerahkan merupakan suatu keharusan untuk dapat menjadi berkat bagi siswa yang di

ajar. Hal ini menandakan bahwa kreativitas guru dalam mengeksplorasi metode-metode

untuk membangkitkan minat dan keaktifan siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama

Kristen menjadi suatu hal yang tidak dapat dianggap sepele. Seorang guru yang mau untuk

mengembangkan kreativitas merupakan perwujudan pengembangan talenta yang

dianugerahkan Tuhan sebagai seorang pendidik.

Pada masa praktik, penulis melihat adanya masalah dalam kurangnya minat dan

keaktifan belajar pada siswa kelas 5 SD GKLB 1 Luwuk pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Kristen. Hal ini nampak pada saat pembelajaran dibawakan oleh guru mata

5
Supardi U. S., Leonard, dkk, “Pengaruh Media Pembelajaran Dan Minat Belajar Terhadap Hasil
Belajar Fisika,” Jurnal Formatif 2(1): 71-81, 72), https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/
article/view/86/84.
6
Edison, 127.
7
Binsen S. Sidjabat, Pendidikan Kristen Konteks Sekolah (Bandung: Kalam Hidup, 2018), 61.
4

pelajaran, banyak murid yang kabur dari kelas dan tidak kembali, bahkan ada yang tetap di

kelas tetapi hanya bermain dan sama sekali tidak mendengarkan penjelasan. Setelah

penulis melaksanakan kegiatan Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) selama 6 bulan di

sekolah tersebut, penulis melihat bahwa hal tersebut diakibatkan oleh metode yang

digunakan pada saat pembelajaran PAK monoton dan membuat siswa bosan, sehingga

kurang meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa – khususnya kelas 5.

Melihat permasalahan tersebut, penulis selama masa praktek menerapkan metode

pembelajaran aktif dengan strategi reconnecting, salah satu metode yang dapat digunakan

untuk mengajar Pendidikan Agama Kristen ketika penulis dipercayakan untuk mengajar

kelas 5. Dalam metode pembelajaran aktif, ada banyak strategi yang dapat digunakan agar

siswa mampu menangkap pelajaran dengan baik dan menambah minat dan keaktifan dalam

proses pelaksanaannya. Dalam strategi pembelajaran ini, dituntut keaktifan siswa yang

lebih dominan di dalam kegiatan kelas.

Strategi Pembelajaran Aktif Reconnecting merupakan salah satu strategi dari

beberapa macam strategi pembelajaran yang dapat diterapkan melalui metode

pembelajaran aktif. Strategi ini selain mengedepankan siswa untuk dapat mereview

kembali setiap pembelajaran yang telah dipelajari di kelas, juga dapat membuat siswa lebih

aktif menggali infomasi dan mengembangkan opini pribadi. Sri Maryanti dalam skripsinya

menjelaskan bahwa

Pembelajaran aktif dengan strategi reconnecting adalah model pembelajaran yang


membuat siswa aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja
kelompok dan membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran, reconnecting
digunakan untuk mengembalikan perhatian anak didik setelah beberapa saat tidak
melakukan aktivitas tersebut8

8
Sri Maryanti. “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Aktif
Dengan Strategi Reconnecting Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Padang Mutung Kecamatan
Kampar Kabupaten Kampar,” (Skripsi S.Pd,: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2011), 1,
http://repository.uin-suska.ac.id/1035/.
5

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa salah satu keunggulan dari strategi

pembelajaran reconnecting adalah membuat siswa mengingat kembali materi yang telah

diajarkan. Hal ini akan membuat siswa lebih memahami pelajaran yang sudah lewat,

sehingga materi yang guru ajarkan tidak berlalu begitu saja. Dengan menggunakan strategi

ini, minat dan keaktifan siswa terhadap pelajaran PAK pun dapat bertambah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Endah Tri Winarsih, dapat dilihat

reconnecting mampu meningkatkan minat dan keaktifan siswa dalam proses belajar

mengajar. Kesimpulan penelitian Endah adalah bahwa penerapan strategi pembelajaran

reconnecting dapat meningkatkan respon dan keaktifan siswa belajar matematika. 9

Peningkatan respons dan keaktifan siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran aktif

reconnecting menandakan bahwa strategi ini merupakan salah satu strategi yang dapat

diterapkan juga dalam Pendidikan Agama Kristen. Minat belajar siswa harus juga

ditumbuhkan dalam mata pelajaran ini, dan keaktifan siswa dapat mendukung terjadinya

keberhasilan dalam interaksi kelas.

Tujuan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar adalah untuk mengkonstruksi

pengetahuan secara mandiri, mampu membangun pemahaman atas persoalan yang

dihadapi dalam kegiatan belajar.10 Ketika siswa aktif, maka muncul rasa kepercayaan diri

di dalam siswa untuk mengemukakan pendapat. Siswa yang aktif akan membuat guru

mudah dalam memberikan penilaian terhadap kemajuannya.

Dalam proses pengajaran Pendidikan Agama Kristen, tidak luput dari

ketergantungan dengan strategi pembelajaran. Melihat dari permasalahan yang ada, maka

9
Endah Tri Winarsih, “Peningkatan Respon dan Keaktifan Siswa pada Pembelajaran Matematika
melalui Strategi Pembelajaran Reconnecting (PTK Bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap di MTs Negeri
Karanggede Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011),” (Skripsi S.Pd, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2011), 1, http://eprints.ums.ac.id/13811.
10
Esy Widyastuti, Sri Adi Widodo, “Hubungan Antara Minat Belajar Matematika Keaktifan Siswa
dan Fasilitas Belajar di Sekolah dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa kelas X SMK Se-Kecamatan
Umbulharjo,” Prosiding Seminar Nasional Etomatnesia, (Yogyakarta: 2018), 876, http://jurnal/ustjogja.ac.id/
index/php/etnomatnesia/article/view/2431.
6

penulis mengangkat judul “PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF

RECONNECTING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN

BELAJAR PAK SISWA KELAS 5 SD GKLB 1 LUWUK” untuk memberikan salah

satu jalan keluar atau alternatif pandangan bagi pembaca yang menghadapi permasalahan

dalam bidang peningkatan minat dan keaktifan belajar siswa.

Pokok Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi pokok masalah

yang di bahas dalam tulisan ini adalah: sejauh manakah strategi pembelajaran aktif

reconnecting meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa kelas 5 SD GKLB 1 Luwuk?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

strategi pembelajaran aktif reconnecting meeningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa

kelas 5 SD GKLB 1 Luwuk.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian karya ilmiah ini sebagaimana yang diharapkan oleh

penulis adalah sebagai berikut:

Pertama, untuk menambah wawasan penulis tentang penerapan strategi

pembelajaran aktif reconnecting untuk meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa.

Kedua, melalui karya ilmiah ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi guru-guru

untuk dapat menerapkan dan memilih strategi yang tepat demi meningkatkan minat dan

keaktifan belajar siswa.

Metode Penelitian

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

Kelas, dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:


7

Pertama, mengadakan observasi lapangan dengan menganalisis secara langsung

masalah yang ada di dalam kelas. Dan juga menerapkan atau mempraktikkan metode

secara langsung di dalam kelas untuk menangani masalah.

Kedua, kajian perpustakaan yaitu dengan menggunakan buku-buku dan internet

yang berkaitan dengan strategi pembelajaran reconnecting untuk peningkatan minat dan

keaktifan siswa dalam kegiatan belajar.

Ketiga, membagikan angket pre-test dan post-test untuk mendapatkan hasil persepsi

siswa mengenai minat dan keaktifan belajar PAK di dalam kelas.

Batasan Penelitian

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis hanya berfokus kepada siswa kelas 5 SD

GKLB 1 Luwuk Banggai, sehubungan dengan penerapan strategi pembelajaran

reconnecting untuk meningkatkan minat dan keaktifan belajar PAK siswa di kelas tersebut.

Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan karya ilmiah ini terdiri atas lima bab, yang akan

diklasifikasikan sebagai berikut:

Bab pertama, bagian ini membahas latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan

penelitian, metode penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua, membahas tentang tinjauan pustaka, yang membahas strategi

pembelajaran, metode dan strategi mengajar, strategi pembelajaran aktif, strategi

pembelajaran aktif reconnecting, kelebihan strategi pembelajaran aktif reconnecting,

kekurangan strategi pembelajaran aktif reconnecting, langkah penerapan strategi

pembelajaran aktif reconnecting, minat dan keaktifan belajar, pengertian minat, indikator

minat, pengertian keaktifan, indikator keaktifan, pengertian belajar, pengaruh minat dan
8

keaktifan dalam belajar, pengaruh strategi pembelajaran reconnecting terhadap minat dan

keaktifan.

Bab ketiga, membahas tentang Metodologi Penelitian, gambaran umum lokasi

penelitian, visi dan misi SD GKLB 1 Luwuk, jenis penelitian, populasi, sampel, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data.

Bab keempat, analisis hasil penelitian, analisis hasil penelitian dan pembahasan,

kesimpulan analisis.

Bab kelima, berisi kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai